BAB II PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER …eprints.walisongo.ac.id/1698/3/093911054_Bab2.pdf ·...
Transcript of BAB II PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER …eprints.walisongo.ac.id/1698/3/093911054_Bab2.pdf ·...
BAB II
PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DAN
MATERI KETENTUAN QURBAN
A. Deskripsi Teori
1. Efektifitas Pembelajaran
Berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya
(pengaruhnya, akibatnya, kesannya).3 Efektifitas diartikan adanya
kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran
yang akan dicapai. Suatu usaha dikatakan efektif apabila usaha itu
mencapai tujuannya. Sedangkan efektifitas menunjukkan taraf
tercapainya suatu tujuan.4
Efektifitas Pembelajaran dalam penelitian ini yang
diharapkan adalah keberhasilan pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together dalam pembelajaran Fikih materi
pokok ketentuan Qurban efektif terhadap hasil belajar peserta
didik kelas V Madrasah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamongansari
Semarang yang dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik setelah
proses pembelajaran.
3 W. J. S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 284.
4 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, Dan
Implementasi, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 82.
2. Strategi Pembelajaran
Strategi adalah perencanaan dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan, tetapi untuk mencapai suatu tujuan
tersebut strategi berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah, melainkan harus mampu menunjukan
bagaimana taktik operasional. 5
Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan.6 Jadi strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
3. Model Pembelajaran
Secara kaffah model dinamakan sebagai suatu objek atau
konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal.7
Model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan
berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Joyce dan Weil
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
5 Pawit M.Yusup, komunikasi Pendidikan dan Komunikasi
Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 73.
6 Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-
Menyenangkan, (Yogyakrta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009),
hlm. 1.
7Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hlm.
21.
pembelajaran), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.8
Sedangkan maksud dari model pembelajaran itu sendiri
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sitematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan para pelajaran dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.9
Jadi model pembelajaran pada intinya yaitu bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir guna untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman pembelajaran bagi para perancang atau pendidik,
Model pembelajaran yang sering digunakan guru dalam
mengajar di antaranya: presentasi, pengajaran langsung,
pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran
berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Arends dan pakar model
pembelajaran lainnya berpendapat, bahwa tidak ada suatu model
pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya, karena
masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik apabila
telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu.10
8Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.133.
9Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-
Menyenangkan, hlm. 5.
10Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hlm.
25.
4. Metode Pembelajaran dan Teknik Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yaitu terdiri
dari kata metha artinya melalui dan hodos artinya jalan atau cara,
maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan. Sedangkan bila dari segi terminologis atau
(istilah), metode dapat dimaknai sebagai “jalan yang ditempuh
oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam
lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu
pengetahuan dan lainnya.11
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.12
Jadi penjelasan di atas bisa dikatakan bahwa dalam dunia
pendidikan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang
ditempuh yang sesuai untuk menyajikan suatu hal sehingga akan
tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai
yang diharapkan. Metode pembelajaran sebagai salah satu
komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar-mengajar, untuk
menerapkan suatu metode harus menggunakan teknik.
11
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis
PAIKEM. (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 7-8.
12 Udin Syaefudin Sa’ud, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas
Pembelajaran di Abad Global, (Malang: UIN Maliki Press, 2012), hlm. 16.
Teknik adalah cara yang dilakukan orang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode.13
Jadi dalam hal ini bahwa
teknik pembelajaran harus dilakukan agar metode yang
dilaksanakan berjalan efektif dan efesien guna untuk tercapainya
suatu metode dalam kegiatan pembelajaran.
5. Pembelajaran Kooperatif
a. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Dilihat dari landasan psikologi belajar,
pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh psikologi
belajar kognitif holistik yang menekankan bahwa belajar pada
dasarnya adalah proses berfikir.14
Pembelajaran kooperatif
sendiri bernaung dalam teori konstruktivistik yang muncul
dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi
dengan temannya.15
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran yang menerapkan pengelompokan/tim kecil,
13
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-
Menyenangkan, hlm. 7.
14Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-
Menyenangkan, hlm. 5-6.
15Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hlm.
56.
yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku
yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan
terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan
prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota
kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.
Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan
memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok
dan ketrampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.
Setiap individu akan saling membantu, mereka akan
mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga
setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk
memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.16
Menurut Marlow Ediger dan Digumarti Bhaskara
Rao, “By cooperative learning pupil are to share ideas as well
as engage in small group work, rather than in individual
endeavours.17
Yaitu dengan pembelajaran kooperatife peserta
didik lebih dapat berbagi ide serta terlibat dengan kegiatan
kerja kelompok kecil dari pada dalam upaya individu.
Jadi pembelajaran kooperatif intinya adalah suatu
kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam
16
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-
Menyenangkan, hlm. 162.
17Marlow Ediger & Digumarti Bhaskara Rao, Essay on Teaching
and Learning, (India: Discovery Publishing House Pvt. Ltd, 2011), hlm. 29.
kelompok-kelompok kecil pada suatu kelas yang tidak
membeda-bedakan latar belakang kemampuan ataupun jenis
kelamin.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas kerja bersama menyelesaikan tugas-tugas
akademik, siswa kelompok atas akan menjadi tutor sebaya
bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus
dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang
sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan
meningkat akan meningkat kemampuan akademiknya karena
memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran
lebih dalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam
materi tertentu.
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif
adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja
sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting dimiliki
di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa
sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang bergantung
satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin
beragam.18
18
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, hlm. 209-210.
Tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah
memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi
akademik dan pemahaman baik secara individu maupun
secara kelompok.19
Pembelajaran kooperatif bertujuan agar peserta didik
bisa bekerja sama satu sama lain jika dalam satu kelompok
ada peserta didik yang kurang memahami suatu materi peserta
didik yang lain membatu menerangkan atau menjelaskan
materi tersebut, selain itu pembelajaran kooperatif juga
melatih kekompakan dalam suatu kelompok.
c. Unsur-unsur Penting Pembelajaran Kooperatif
1) Siswa dan kelompoknya haruslah beranggapan bahwa
mereka sehidup sepenanggungan bersama
2) Siswa bertangungjawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya, seperti milik mereka sendiri
3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama di antara anggota kelompoknya
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan
hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk
semua anggota kelompok
19
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hlm.
57.
6) Siswa berbagai kepemimpinan dan mereka membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar
7) Siswa diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok
kooperatif.20
Unsur-unsur penting pembelajaran kooperatif selain
belajar bertanggungjawab atas kelompoknya peserta didik
juga harus kompak dan siap jadi pemimipin dari masing-
masing individu.
d. Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif
1) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika
kelompok mencapai kriteria yang ditentukan
2) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya
tergantung pada belajar individual semua anggota
kelompok
3) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa
siswa telah membantu kelompok dengan cara mereka
sendiri.
20
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, hlm. 208.
e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Fase Tingkah laku guru
Fase 1
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar
Fase 2
Menyajikan
informasi
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi
atau lewat bahan bacaan21
Fase 3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok
kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
Fase 4
Membimbing
kelompok bekerja
dan belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6
Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan
kelompok.22
Dalam penelitian ini, pembelajaran kooperatif yang
dimaksud adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered
21
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, hlm. 211.
22 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hlm.
67.
Head Together yang diharapkan dapat memperbaiki sistem
pembelajaran di MI Infarul Ghoy Plamongansari Semarang
khususnya pada mata pelajaran Fikih materi pokok ketentuan
Qurban, sehingga dapat memaksimalkan belajar peserta didik
untuk meningkatkan prestasi akademik baik secara individu
maupun secara kelompok.
6. Numbered Head Together
Numbered Head Together merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola pikir peserta
didik sekaligus sebagai alternatif terhadap pembelajaran
konvensional.
Numbered berarti penomoran, head together berarti
berpikir bersama. Pada dasarnya, Numbered Head Together
merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaannya
hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama, guru
meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-
masing anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil
nomor (baca; anggota) untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru tidak memberitahukan nomor berapa yang akan
berpresentasi selanjutnya. Begitu seterusnya hingga semua nomor
terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua
siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut.23
23
Miftahul Huda, Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur,
dan Model Terapan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 138.
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru
menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:
a. Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa kedalam kelompok 5-6
kelompok dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor
antara 1-5.
b. Fase 2: Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.
Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik
dan dalam bentuk kalimat tanya.
c. Fase 3: Berpikir Bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan
itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui
jawaban tim.
d. Fase 4: Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.24
Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat
mengembangkan diskusi lebih dalam, sehingga peserta didik dapat
menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang
utuh.
24
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,
(Jakarta: Prenada Media, 2009), hlm. 82-83.
7. Belajar dan Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.
Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh peserta didik sebagai anak
didik.25
Belajar merupakan proses manusia untuk
mencapai berbagai macam kompetisi, keterampilan, dan
sikap. Belajar dimulai dari manusia lahir sampai akhir
hayat. Belajar, sebagai karakteristik yang membedakan
manusia dengan mahluk lain, merupakan aktivitas yang
selalu dilakukan sepanjang hayat manusia. Belajar
merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-
pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
Belajar adalah suatu proses perubahan, yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.26
25
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,
(Jakarta : Rineka Cipta, 1995 ), hlm.1.
26Slameto,
Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 2.
Hakikat belajar merupakan proses manusia untuk
mencapai berbagai macam kompetisi, keterampilan, dan
sikap. Belajar dimulai dari manusia lahir sampai akhir
hayat. Belajar, sebagai karakteristik yang membedakan
manusia dengan mahluk lain, merupakan aktivitas yang
selalu dilakukan sepanjang hayat manusia. Belajar
merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-
pelatihan atau pengalaman-pengalaman.27
Perubahan dan kemampuan untuk berubah
merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam
belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah oleh
belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh
dari makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia tebebas dari
kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka
bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui
belajar itu pula manusia dapat secara bebas
mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-
keputusan penting dalam kehidupan.28
Selain itu manusia juga sangat dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian di dalam lingkungannya, yang akan
memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya.
27
Baharudin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta, Ar –
Ruzz Media, 2010), hlm. 11.
28Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 59-60.
Seperti yang dikatakan oleh Wittig Arno F. Dalam
bukunya Psychology Of Learning, “ Learning can be
defined as any relatively permanent change in an
organism’s behavioral repertoire that occurs as a result
of experience”.29
Yaitu belajar di sini merupakan
perubahan tingkah laku yang terjadi karena didahului oleh
pengalaman. Ini berdasarkan paradigma S-R (stimulus-
respons), yaitu suatu proses yang memberikan respons
tertentu terhadap yang datang dari luar.
Secara umum belajar dapat didefinisikan “as a
change in behavior which occurs as a result of
experience”.30
Yaitu bentuk kebiasaan yang merupakan
hasil dari pengalaman.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian belajar yaitu suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan yang
diperlihatkan dari peningkatan kecakapan pengetahuan,
sikap, tingkah laku, pemahaman, keterampilan, daya pikir,
dan kemampuan lain sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
29
Wittig, Arno F., Psychology Of Learning, (Amerika: McGraw-
Hill, 1981), hlm.2
30 Hiram E. Fitzgerald & Ellen Strommen, Programmed Learning
Developmental Psychology, (Ontario: Canadian distribution, 1972), hlm.47
2) Ciri-ciri Belajar
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:
a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah
laku.
b) Perubahan perilaku.
c) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat
diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung,
perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
d) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi
penguatan.
3) Prinsip-prinsip Belajar
Beberapa prinsip umum belajar sebagai berikut:
a) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus
belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang
harus bertindak aktif.
b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat
kemampuanya.
c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat
penguatan langsung pada setiap langkah yang
dilakukan selama proses belajar.
d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang
dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih
berarti.
e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila
ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas
belajarnya.31
Sebagai pendidik harus benar-benar
memperhatikan apa yang menjadi prinsip-prinsip dalam
pembelajaran
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek
perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran
yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow.32
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif,
dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge
(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan
baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
valuing (nilai), organization (organisasi), charactirization
(karakterisasi). Domain Psikomotor mencakup keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
31
Baharudin, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 15-16.
32 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), hlm. 45.
Sementara menurut Lindgren hasil kecakapan meliputi
kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.
Yang harus diingat hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang
dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana
tersebut di atas tidak dilihat secara terpisah, melainkan
komprehensif.33
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor,
secara garis besar faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.34
1) Faktor intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri peserta didik. Faktor intern dikelompokkan
menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan.
a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat
tubuh
b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
33
Agus Suprijono, Kooperatif Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM, hlm. 5-7.
34 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm.
54.
c) Faktor kelelahan
Dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan
jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah
lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya
kelesuan dan kebosanan.35
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga
Faktor keluarga ini meliputi cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar
ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.36
35
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm.
55-59.
36 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm.
60-69.
c) Faktor masyarakat
Pengaruh masyarakat ini terkait dengan
keberadaan siswa dengan masyarakat. Pengaruh
masyarakat ini terkait dengan keberadaan peserta
didik dengan masyarakat. Lingkungan masyarakat
dimana siswa berada juga berpengaruh terhadap
semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan
masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga
pendidikan dan sumber-sumber belajar yang cukup,
terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-
sumber belajar di dalamnya akan memberikan
pengaruh positif terhadap semangat dan
perkembangan belajar generasi mudanya.37
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal dari individu.
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri
peserta didik. baik kondisi jasmani maupun rohani peserta
didik., sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang timbul
dari luar diri peserta didik.
37
Nana syaodih sukmadinata, Landasan Psikologi Proses
Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.162-165
8. Tinjauan Materi Ketentuan Qurban
Materi pokok ketentuan Qurban merupakan materi yang
akan dilakukan pada kelas V Madrasah Ibtidaiyah Infarul Ghoy
Plamongansari Semarang. Adapun standar kompetensi dasarnya
sebagai berikut:
Standar Kompetensi: Mengenal ketentuan Qurban
Kompetensi Dasar: Menjelaskan ketentuan Qurban.
Indikator:
a. Menjelaskan pengertian Qurban
b. Menjelaskan hukum dan waktu Qurban
c. Menyebutkan syarat hewan Qurban
Materi:
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam
yang mampu adalah melaksanakan ibadah Qurban, pelaksanaan
Qurban tersebut sebagai penghormatan kepada Nabi Ibrahim a.s.
yang telah rela mengorbankan putra kesayangan beliau yaitu Nabi
Ismail a.s.
Nabi muhammad SAW telah mensyariatkan kepada
umatnya untuk melaksanakan ibadah Qurban, selain sebagai rasa
syukur kita kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmatnya kepada kita, ibadah Qurban dimaksudkan untuk
menghormati pengorbanan yang besar dari Nabi Ibrahim a.s. dan
Nabi Ismail a.s., dengan ketaatan, kepasrahan dan keikhlasan yang
luar biasa yang ditunjukkan kepada Tuhannya, Nabi Ibrahim a.s.
merelakan putra tercintannya kepada Allah SWT.
a. Pengertian Qurban
Qurban menurut bahasa berasal dari kata:
ق ر با نا – ي قر ب –ق ر ب
yang artinya dekat, mendekat. Menurut istilah artinya
menyembelih ternak pada hari raya haji (Qurban) dan hari-
hari tasyriq untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Berqurban merupakan salah satu syariat Islam yang
penting. Sebab berqurban merupakan salah satu bakti tanda
rasa cinta hamba-Nya kepada Allah SWT. Karena itu
berqurban hukumnya sunnat muakad bagi setiap muslim
baligh dan mampu.
Firman Allah SWT:
ناك الكوث ر ﴿ ﴾2﴾ فصل لربك وانر ﴿1إنا أعطي
Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu
(Muhammad) nikmat yang banyak. Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah. (Q. S. AL-
Alkautsar: 1-2).38
Yang dimaksud berqurban di sini ialah menyembelih
hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah. Begitu
pentingnya masalah Qurban ini. Bahkan Rasulullah SAW.
Mengingatkan kepada orang yang sudah mampu berqurban
38
Departemen Agama RI, Al- Qur’an, (Bandung: PT. Sygma
Examedia Arkaleema, 2009), hlm. 602
tetapi tidak mau melaksanakannya maka jangan mendekati
tempat shalatnya.39
b. Hukum Qurban
Qurban hukumnya sunnat muakad untuk orang-orang
yang mempunyai kesanggupan, orang yang mampu berqurban
tapi tidak berqurban, hukumnya makruh.
c. Ketentuan Qurban
Ketentuan dalam Qurban ada beberapa syarat, seperti:
penyembelihan, waktu menyembelih dan binatang yang
hendak disembelih. Binatang yang disembelih lembu dan
suku-sukunya, kambing dan suku-sukunya (dan serumpun
dengan kambing dan lembu), seperti: unta, kerbau, biri-biri,
kambing dan lain-lain. Binatang-binatang tersebut sudah
sampai usia remaja (baligh), kira-kira umur satu tahun untuk
kambing dan dua tahun untuk unta (lembu). Jenis kambing
untuk satu orang dan jenis lembu boleh sampai untuk tujuh
orang.
d. Syarat binatang Qurban
Syarat binatang Qurban, binatang Qurban harus sehat,
titak berpenyakit dan tidak cacat. Maka binatang-binatang
yang pincang, sakit, kurus, buta (meskipun sebelah), telinga
putus, lidah putus yang kekurangan tersebut tampak jelas
tidak boleh untuk Qurban.
39
R. Muhammad Fadilah, Fikih Madrasah Ibtidaiyah untuk Kelas V
Semester 1 dan 2, (Jakarta: Armico, 2005), hlm. 34-36.
Sudah dapat dimaklumi bahwa Qurban bertujuan
mendekatkan diri kepada Allah, maka jalan untuk tujuan
tersebut harus ditempuh yang baik tidak sembarang binatang.
e. Waktu penyembelihan binatang Qurban
Waktu menyembelih sejak tanggal 10 Zulhijjah (hari
raya Qurban) setelah terbit matahari (setelah cukup untuk
shalat Id dan membaca dua khotbah) sampai terbenamnya
matahari pada tanggal 13 Zulhijjah (hari tasyriq yang akhir).
Demikian pendapat Ar-Rafi’i, dengan Alasan:
Sabda Nabi SAW:
من عن أنس بن مالك رضي الله عنه، قال: قال النب صلى اهلل عليه وسلم:
ا ذبح لن فسه ومن ذبح ب عد الصلة ف قد ت نسكه وأصاب ذبح ق بل الصلة فإن40. )اه البخارى رو ( .سنة المسلمي
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: Barangsiapa
yang menyembelih (Qurban) sebelum shalat (‘Id),
maka ia menyembelih untuk dirinya, dan barangsiapa
menyembelih sesudah shalat, maka ia telah
menyempurnakan tata caranya dan memenuhi sunah
orang-orang Islam. (H. R. Bukhari).41
Dari penjelasan hadist di atas sudah jelas bahwa
menyembelih hewan Qurban harus sesudah melakukan ibadah
shalat ‘id, karena jika melaksanakan sebelum sholat ‘Id
hukumnya tidah sah.
40
Imam Abi’abdillah Muhammad, Shohih Buchori Juz 5, (Beirud:
Darul Kitab Al’Alimah, 1992) hlm. 590.
41 Moh. Rifa’i, dkk, Tejemah Khulashah Kifayatul Akhyar, hlm. 425
f. Sunnah-sunah ketika menyembelih hewan Qurban
Ketika menyembelih binatang Qurban disunahkan
lima perkara:
1) Membaca basmalah
2) Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
3) Menghadapkan binatang Qurban ke kiblat
4) Membaca takbir
5) Membaca do’a.42
Jadi dalam melaksakan dalam penyembelihan hewan
Qurban disunahkan untuk membaca basmalah, shalawat Nabi,
menghadapkan bintang Qurban ke kiblat, membaca takbir dan
membaca do’a.
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penulusuran pustaka hasil
penelitian atau yang dijadikan penulis sebagai rujukan atau
perbandingan terhadap penelitian yang penulis laksanakan.
Adapun kajian pustaka tersebut di antaranya:
1. Skripsi yang disusun oleh Muliatunniam (NIM : 063811016)
pada tahun 2011, mahasiswa program studi Biologi Fakultas
Tarbiyah IAIN, dengan judul Efektifitas Pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) Terhadap Keaktifan Dan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok Modern
Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah
Manusia. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa
42
Moh. Rifa’i, dkk, Tejemah Khulashah Kifayatul Akhyar, hlm. 426
pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) di kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal,
secara umum bisa dikatakan baik. Hal ini dibuktikan dengan
diperolehnya hasil analisis data yang menunjukkan bahwa
metode pembelajaran NHT ini dapat meningkatkan aktivitas
siswa pada setiap aspek yang diamati yakni kelas eksperimen
70,09 sedangkan kelas kontrol 60,46.
2. Muhammad Irfan Hadiyanto (4101403548) dalam skripsinya
berjudul “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Pada Sub Pokok
Bahasan segi empat peserta didik kelas VII SMP Negeri 19
semarang tahun pelajaran 2006/2007”, lulus tahun 2007,
isinya memaparkan bagaimana daya serap peserta didik yang
dikenai pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap
pemahaman konsep pada sub pokok segi empat. Berdasarkan
penelitian, ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) berpengaruh pada tingkat
kreativitas belajar siswa.
Dari kajian pustaka di atas bahwa penelitian yang
dilakukan hampir sama yaitu sama-sama menggunakan
pembelajaran Numbered Head Together. Dan perbedaanya adalah
penerapan pada mata pelajaran yaitu peneliti menerapkan
pembelajaran Numbered Head Together pada mata pelajaran Fikih
materi pokok ketentuan Qurban. Meskipun berbeda pada mata
pelajaran dengan penelitian di atas, hasil penelitian tersebut
membantu sebagai sumber rujukan peneliti.
C. Rumusan Hipotesis
Berkaitan dengan hipotesis penelitian, perlu dicatat bahwa
keberadaan hipotesis adalah sebagai kesimpulan sementara
tentang masalah yang merupakan perkiraan tentang keterkaiatan
variabel-variabel yang diteliti.
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan
mungkin salah, dan akan diterima jika ada fakta-fakta yang
membenarkannya.43
Hipotesis merupakan jawaban bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.44
Adapun rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah: Kelas yang diberi perlakuan pembelajaran Numbered
Head Together dengan kelas yang tidak diberi perlakuan terdapat
perbedaan hasil pembelajaran dalam meningkatkan keberhasilan
belajar pada materi ketentuan Qurban kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamongansari Semarang.
43
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi UII,1993), hlm. 63.
44Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 110