BAB II MANAJEMEN PROYEK.pdf

12
II-1 BAB II MANAJEMEN PROYEK 2.1 TINJAUAN UMUM Manajemen merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari serapan bahasa inggris yaitu management. Kata management sendiri berasal dari kata to manage dimana diartikan mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola. Sedangkan manajemen dalam KBBI diartikan sebagai proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran. Dalam pengertian lain manajemen diartikan sebagai pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan, diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan kerja tertentu. Dalam kaitannya dengan proyek, maka manajemen ini sangat diperlukan untuk memastikan hal yang telah direncanakan dapat tercapai dengan baik. Sumber daya dan faktor-faktor yang perlu dikelola di dalam proyek adalah biaya (cost), waktu (time), peralatan (machine), bahan (material), dan tenaga kerja (labour). Usaha yang dilakukan dalam kaitannya dengan manajemen konstruksi adalah sebagai berikut : 1. Planning (Perencanaan) Planning merupakan tahapan pertama yang harus dilakukan. Dimana dalam tahapan ini ditentukan strategi, kebijakan, prosedur, metode dan standar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Hal ini dimaksudkan agar usaha dalam mencapai tujuan dapat terarah dan terkendali dalam setiap pekerjaannya. 2. Organizing Organizing merupakan kegiatan pengelompokan wewenang dan lingkup pekerjaan dalam suatu proyek agar suatu proyek mudah dalam pengkoordinasian.

Transcript of BAB II MANAJEMEN PROYEK.pdf

  • II-1

    BAB II

    MANAJEMEN PROYEK

    2.1 TINJAUAN UMUM

    Manajemen merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari serapan bahasa

    inggris yaitu management. Kata management sendiri berasal dari kata to manage

    dimana diartikan mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola. Sedangkan

    manajemen dalam KBBI diartikan sebagai proses penggunaan sumberdaya secara

    efektif untuk mencapai sasaran. Dalam pengertian lain manajemen diartikan

    sebagai pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya,

    yang menurut suatu perencanaan, diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan

    suatu tujuan kerja tertentu.

    Dalam kaitannya dengan proyek, maka manajemen ini sangat diperlukan

    untuk memastikan hal yang telah direncanakan dapat tercapai dengan baik. Sumber

    daya dan faktor-faktor yang perlu dikelola di dalam proyek adalah biaya (cost),

    waktu (time), peralatan (machine), bahan (material), dan tenaga kerja (labour).

    Usaha yang dilakukan dalam kaitannya dengan manajemen konstruksi

    adalah sebagai berikut :

    1. Planning (Perencanaan)

    Planning merupakan tahapan pertama yang harus dilakukan.

    Dimana dalam tahapan ini ditentukan strategi, kebijakan, prosedur, metode

    dan standar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah

    ditentukan dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Hal ini

    dimaksudkan agar usaha dalam mencapai tujuan dapat terarah dan

    terkendali dalam setiap pekerjaannya.

    2. Organizing

    Organizing merupakan kegiatan pengelompokan wewenang dan lingkup

    pekerjaan dalam suatu proyek agar suatu proyek mudah dalam

    pengkoordinasian.

  • II-2

    3. Actuating (Pelaksanaan)

    Actuating merupakan tahapan pelaksanaan proyek sebagai tahapan untuk

    mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Dalam tahapan peaksanaan

    diperlukan pengkordinasian yang baik antar pelaksana kegiatan agar tujuan

    proyek dapat tercapai.

    4. Controlling (Pengawasan)

    Controlling merupakan kegiatan pengawasan terhadap segala tahapan

    kegiatan pelaksanaan proyek sebagai perbandingan dan evaluasi kerja agar

    proyek berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini dilakukan untuk

    menghindari penyimpangan ataupun mengidentifikasi lebih awal jika terjadi

    penyimpangan dari segi kualitas, kuantitas, biaya dan waktu.

    5. Evaluating (Evaluasi)

    Evaluating merupakan kegiatan yang bertujuan mengevaluasi setiap

    kegiatan pelaksanaan yang telah dilaksanakan untuk diambil suatu

    kesimpulan sehingga dapat menjadi acuan perbaikan pada kegiatan

    selanjutnya.

    Dengan melakukan berbagai tahapan manajemen konstruksi di atas,

    diharapkan tercapai sasaran akhir berupa :

    Biaya pelaksanaan relatif lebih murah

    Kualitas bangunan yang baik

    Waktu pelaksanaan yang sesuai rencana

    Tercapainya zero accident

    Demi tercapainya tujuan proyek tersebut maka dibentuklah unsur-unsur

    pengelola proyek yang masing-masing memiliki bagian kerjanya masing-masing.

    Setiap bagian tersebut memiliki hubungan kerja baik hubungan perintah ataupun

    kordinasi. Setiap bagian dari pengelola proyek bukan untuk saling menghambat

    kinerja masing-masing melainkan mencapai tujuan yang diinginkan yaitu tepat

    mutu, tepat waktu dan tepat biaya.

    2.2 UNSUR-UNSUR PENGELOLA PROYEK

    Unsur-unsur organisasi proyek memegang peranan penting demi

    terwujudnya tujuan proyek yang sudah direncanakan. Masing-masing unsur

  • II-3

    memegang peranannya dan saling mengontrol satu sama lain sebagai bentuk check

    and balance. Unsur-unsur dalam proyek Pembangunan Gedung Mahkamah Agung

    RI adalah sebagai berikut :

    1. Pemilik Proyek (Owner)

    Pemilik proyek (owner) adalah pihak yang memiliki ide, saran dan sarana

    untuk realisasinya. Dalam proyek pembangunan kantor Mahkamah Agung

    RI ini bertindak sebagai owner adalah Mahkamah Agung.

    2. Konsultan Perencana

    Konsultasn perencana adalah badan usaha swasta atau perseorangan yang

    ditunjuk oleh owner untuk merencanakan tujuan dari proyek tersebut.

    Dalam proyek ini owner menunjuk PT. Arkonin Jakarta sebagai konsultan

    perencana.

    3. Konsultan Manajemen Konstruksi

    Konsultan manajemen konstruksi adalah badan usaha swasta atau seorang

    yang menerima tugas dari pemilik proyek (owner) untuk melihat dan

    mengawasi jalannya proyek agar sesuai dengan yang direncanakan. Dalam

    proyek pembangunan kantor Mahkamah Agung RI ini owner memberi tugas

    kepada PT. Mitraplan Kons Jakarta sebagai konsultan manajemen

    konstruksi.

    4. Kontraktor Pelaksana

    Kontraktor pelaksana adalah pihak yang mewujudkan perencanaan

    berdasarkan gambar dan perhitungannya secara fisik. Kontraktor pelaksana

    bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi. Dalam proyek ini

    kontraktor pelaksana adalah PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.

    2.3 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

    Struktur organisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama

    yang melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek. Struktur organisasi proyek

    menggambarkan fungsi, tugas dan wewenang dan masing-masing bagian proyek.

    Penjabaran struktur organisasi proyek sangat penting untuk menghindari tumpang

    tindih fungsi, tugas dan wewenang antar bagian. Sehingga masing-masing bagian

    memiliki ranah kerja yang spesifik.

  • II-4

    Penerapan sistem organisasi proyek dapat berbeda-beda setiap perusahan.

    Hal-hal yang mempengaruhi bentuk organisasi proyek antara lain : besar kecilnya

    perusahaan, luas sempitnya jaringan usaha, jumlah karyawan, tujuan perusahaan

    dan sebagainya.

    Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya akan menggunakan

    struktur organisasi sebagai wadah segala kegiatannya. Namun demikian, untuk

    penerapan sistem struktur organisasinya tergantung kondisi perusahaan yang

    bersangkutan. Perlu waktu yang cukup untuk menganalisis bagi setiap perusahaan

    menentukan sistem organisasi mana yang cocok untuk kondisi perusahaannya.

    Analisis ini juga memperhatikan beberapa hal yang menentukan sistem organisasi

    di atas.

    2.4 HUBUNGAN KERJA ANTAR UNSUR ORGANISASI

    Unsur dalam setiap proyek memilliki hubungan kerja agar tujuan proyek

    dapat terlaksana dengan baik. Hubungan kerja ini menggambarkan tugas dan

    wewenang dari satu unsur ke unsur lainnya. Hubungan kerja tersebut dapat bersifat

    ikatan kontrak, garis koordinasi maupun perintah (Gambar 2.1).

    Garis Perintah

    Garis Koordinasi

    Gambar 2.1 Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek

    OWNER

    MAHKAMAH AGUNG

    KONTRAKTOR

    PT. WASKITA KARYA

    KONSULTAN MK

    MITRAPLAN

    KONS

    KONSULTAN

    PERENCANA

    PT. ARKONIN

  • II-5

    Dari skema di atas dapat digambarkan bahwa pemilik proyek memiliki

    kekuasaan penuh atas unsur-unsur pengelola proyek yang lain, yaitu : konsultan

    perencana, konsultan MK dan kontraktor pelaksana. Dalam melakukan tugas,

    kontraktor pelaksana harus berkoordinasi dengan konsultan MK dan owner. Untuk

    itu dibuatlah SOP (Standar Operational Procedure) dari setiap kegiatan dalam

    bagian pelaksanaan proyek.

    2.5 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PROYEK

    Struktur organisasi pelaksana proyek dibuat sedemikian rupa sehingga tidak

    terjadi tumpang tindih antara tugas dan tanggung jawab. Struktur kontraktor

    pelakasana digambar pada gambar 2.2.

    Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

    1. Kepala Proyek

    Kepala proyek adalah seorang yang memimpin keberjalanan suatu proyek.

    Kepala proyek mewakili perusahaan dalam semua urusan yang berkaitan

    dengan pelaksanaan proyek. Otoritas tertinggi dalam setiap keputusan proyek

    dimiliki oleh kepala proyek. Bertindak sebagai kepada proyek dalam proyek

    Pembangunan Gedung Mahkamah Agung RI adalah bapak M. Nugerahanto.

  • II-6

    Tugas Kepala Proyek antara lain :

    Merencanakan, menyusun dan membuat struktur organisasi proyek

    sesuai dengan kebutuhan proyek.

    Memimpin pelaksanaan pekerjaan dan memberikan tugas pekerjaan

    kepada staff sesuai bidang keahlian masing-masing.

    Memimpin dan menghadiri rapat-rapat koordinasi di lapangan dan

    perusahaan.

    Memotivasi dan memastikan semua staff menjalankan tugasnya sesuai

    dengan job description.

    Mempertanggungjawabkan seluruh pekaksanaan pekerjaan di lapangan

    Mengambil tindakan dan memberi penyelesaian terhadap permasalahan

    kegiatan pekerjaan yang muncul.

    2. Kepala Lapangan

    Kepala lapangan adalah seorang yang memimpin kegiatan pelaksanaan

    pekerjaan di lapangan. Ia memiliki wewenang dan tanggung jawab atas

    masalah-masalah teknis di lapangan. Bertindak sebagai kepala lapangan adalah

    bapak Haryanto.

    Tugas kepala lapangan antara lain :

    Mengkordinasikan para pelaksana di lapangan dan membuat laporan

    prestasi pekerjaan.

    Memastikan metode pelaksanaan di lapangan berjalan dengan baik

    untuk menghindari kesalahan pelaksanaan.

    Bertanggung jawab kepada kepala teknik terhadap mutu dan kualitas

    dari pekerjaan di lapangan.

    3. Pelaksana

    Pelaksana memiliki tugas untuk mengawasi setiap pekerjaan di lapangan

    agar sesuai dengan rencana mutu yang sudah dibuat. Pelaksana juga

    memastikan agar setiap pelaksanaan berjalan sesuai dengan waktunya. Demi

    tercapainya targetan yang telah dibuat, pelaksana langsung berkoordinasi

    dengan subkontraktor dan mandor. Dalam proyek Pembangunan Gedung

    Mahkamah Agung RI, pelaksana dibagi berdasarkan sub pekerjaannya, yaitu

    struktur, arsitektur, dan MEP (mekanikal, elektrikal dan plumbing).

  • II-7

    Tugas pelaksana antara lain :

    Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan quality plan yang sudah

    direncanakan.

    Mengarahkan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan shop drawing yang

    diterima dari Teknik.

    Berkordinasi dengan subkontraktor dan mandor untuk memastikan

    pekerjaan tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya.

    Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan.

    Membuat laporan progress pekerjaan lapangan.

    4. Surveyor

    Tugas surveyor antara lain :

    Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan pengukuran tempat-tempat

    lokasi yang akan dikerjakan dengan menggunakan alat theodolite dan

    waterpass.

    Mengevaluasi hasil pengukuran yang dilakukan untuk mencegah

    diambil tindakan pencegahan dan koreksi.

    Melaporkan dan bertanggung jawab kepada kepala proyek.

    5. Teknik

    Bertugas memimpin operasi di lapangan. Teknik berwenang dalam

    mengelola pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Ia berkoordinasi dengan kepala

    lapangan dalam mengontrol pekerjaan dengan mandor dan subkontraktor.

    Bertindak sebagai Kepala Teknik dalam proyek Pembangunan Gedung

    Mahkamah Agung RI adalah bapak Mahardhika Agit.

    Tugas Kepala Teknik antara lain :

    Membuat laporan-laporan proyek (mingguan dan bulanan).

    Membuat perencanaan operasional yang meliputi : quality plan, metode

    pelaksanaan dan scheduling.

    Membuat shop drawing sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan di

    lapangan yang dibantu oleh drafter.

    Mempertanggunngjawabkan seluruh pekerjaan di lapangan.

    Melaksanakan pengawasan dan pengendalian proyek, seperti : mutu,

    biaya, progress fisik, pendatangan material dan alat kerja.

    Menyiapkan job list sesuai dengan tahap pekerjaan lapangan.

  • II-8

    6. Drafter

    Drafter adalah orang bertugas membuat gambar guna pelaksanaan pekerjaan

    di lapangan berdasarkan acuan yang diberikan oleh Teknik. Dalam struktur

    organisasi, drafter berada di bawah Teknik.

    Tugas drafter antara lain :

    Membuat shop drawing dengan dasar gambar DED yang diberikan oleh

    konsultan perencana, baik perubahan desain maupun penambahan detail

    gambar.

    Membuat gambar lainnya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan

    pekerjaan di lapangan.

    7. Quality Control

    Quality control adalah sebuah tim yang diberi kewenangan untuk menjaga

    mutu pekerjaan baik sebelum dan sesudah pekerjaan serta material yang

    digunakan. Quality control bersama konsultan manajemen konstruksi

    memastikan tahapan-tahapan pekerjaan sesuai dengan quality plan yang telah

    ditentukan.

    Tugas quality control :

    Melakukan checklist pekerjaan.

    Melakukan pengujian material beton readymix dan baja sesuai

    spesifikasi.

    Berkoordinasi dengan konsultan manajemen konstruksi dalam

    menjamin mutu pekerjaan.

    Membuat laporan hasil pekerjaan dan cacat pekerjaan.

    Berkordinasi dengan Teknik untuk melakukan tindakan lanjut atas cacat

    pekerjaan yang terjadi.

    8. Adkont (Administrasi Konstruksi)

    Bertugas mengelola urusan keuangan dan akuntansi yang berhubungan

    dengan proyek. Dokumen dan surat menyurat proyek diurus oleh bagian

    Adkont. Bertindak sebagai kepala Adkont adalah bapak M. Affandi. Secara

    umum pembagian tugas dari adkon yaitu cost control dan quantity surveyor.

  • II-9

    Tugas cost control antara lain :

    Melakukan verifikasi volume, harga satuan dan posting upah, biaya

    umum, sisa bahan, alat yang telah disetujui.

    Membuat evaluasi dan laporan biaya per periode yang meliputi over,

    evaluasi bahan, laba rugi dan pencapaian sales.

    Tugas quantity surveyor antara lain :

    Melakukan pengendalian tagihan mandor dan subkontraktor.

    Melakukan pengendalian tagihan ke owner tepat waktu sesuai dengan

    yang tercantum dalam kontrak.

    Membuat proposal pekerjaan tambah kurang ke owner berdasarkan RAP

    dan RAB.

    9. Loglat (Logistik dan Peralatan)

    Loglat memiliki wewenang dalam pengadaan material proyek dan

    peralatan-peralatan yang digunakan. Loglat yang berhubungan langsung dengan

    supplier penyedia material maupun peralatan proyek. Selain itu melakukan

    penjadwalan pengadaan dan pemakaian bahan dan peralatan. Bertindak sebagai

    kepala logistik dan peralatan dalam proyek Pembangunan Gedung Mahkamah

    Agung RI ini adalah bapak Rugito.

    Tugas Logistik dan Peralatan antara lain :

    Melaksanakan survei material dan alat sesuai spesifikasi yang

    dibutuhkan proyek.

    Melaksanakan pengadaan material dan alat sesuai dengan waktu dan

    jumlah yang dibutuhkan.

    Melaksanakan administrasi pengadaan material dan peralatan.

    Melaksanakan perawatan peralatan yang digunakan di proyek.

    Menyediakan gudang atau tempat yang dapat melindungi material dari

    penurunan mutu atau rusaknya material.

    Membuat laporan kondisi peralatan di proyek.

    Berkoordinasi dengan teknik dan pelaksana mengenai kuantitas dan

    waktu pengirimin material sesuai kebutuhan di lapangan.

  • II-10

    10. KSDM (Keuangan dan SDM)

    KSDM memiliki dua fungsi utama yaitu mengurusi keuangan kantor proyek

    dan pengelolaan sumber daya manusia. Bertindak sebagai kepala KSDM pada

    proyek Pembangunan Gedung Mahkamah Agung RI ini adalah ibu Aulia

    Dharwati.

    Tugas KSDM antara lain :

    Menyusun dan mengendalikan BUA proyek.

    Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan dan

    perpajakan proyek.

    Menyelenggarakan tata usaha surat menyurat dan tata usaha kepala

    proyek.

    Inventarisasi, pemeliharaan dan pengawasan peralatan kantor proyek.

    Membuat laporan keuangan.

    Melakukan pembinaan sumber daya manusia.

    11. K3LMP (Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan Pengamanan)

    K3LMP merupakan bagian khusus di dalam proyek yang langsung dibawahi

    oleh kepala proyek. Untuk membantu tugas K3LMP, kepala proyek dibantu

    sekretaris K3LMP. K3LMP bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan

    kerja, lingkungan, mutu dan pengamanan berjalan dengan baik.

    Tugas K3LMP antara lain :

    Mewakili ketua unit K3LMP proyek dalam berhubungan dengan pihak

    ekstern khususnya yang berkaitan dengan K3LMP.

    Melakukan pengadaan peralatan yang menunjang terlaksananya

    K3LMP.

    Melakukan sosialisasi K3LMP kepada seluruh tingkatan kerja di proyek.

    Melakukan pemeriksaan peralatan K3LMP proyek.

    Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan di lapangan demi

    tercapainya zero accident.

    Melaksanakan peningkatan penerapan K3LMP di proyek yang

    berkesinambungan.

  • II-11

    2.6 STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

    Mahkamah Agung RI sebagai owner menunjuk sebuah lembaga sebagai

    konsultan manajamen konstruksi yang mengawasi setiap proses pekerjaan proyek.

    Dalam proyek ini ditunjuk sebagai konsultan manajemen konstruksi adalah PT.

    Mitraplan Kons. Susunan organisasi konsultan MK digambarkan pada gambar 2.3.

    Gambar 2.3 Struktur Organisasi Konsultan Manajemen Konstruksi

    1. Project Manager

    Project manager bertanggung jawab dalam memimpin segala kegiatan

    pengawasan pekerjaan. Otoritas tertinggi dalam setiap pengambilan keputusan

    konsultan berada di project manager. Bertindak sebagai project manager

    adalah bapak Nur Wachid.

    2. Site Manager

    Site manager bertanggung jawab melakukan koordinasi pelaksaanaan

    pengawasan pekerjaan di lapangan. Bertindak sebagai site manager adalah ibu

    Iryanti Suryaningrum E.

    3. Pengawas Arsitektur

    Bertugas melakukan pengawasan dan pengoreksian terhadap seluruh pekerjaan

    arsitektur, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja, syarat-syarat dan gambar

    kerja.

  • II-12

    4. Pengawas Struktur

    Bertugas melakukan pengawasan dan pengoreksian terhadap seluruh pekerjaan

    struktur, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja, syarat-syarat dan gambar

    kerja.

    5. Pengawas Interior

    Bertugas melakukan pengawasan dan pengoreksian terhadap seluruh pekerjaan

    interior, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja, syarat-syarat dan gambar

    kerja.

    6. Pengawas Mekanikal

    Bertugas melakukan pengawasan dan pengoreksian terhadap seluruh pekerjaan

    mekanikal, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja, syarat-syarat dan gambar

    kerja.

    7. Pengawas Elektrikal

    Bertugas melakukan pengawasan dan pengoreksian terhadap seluruh pekerjaan

    elektrikal, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja, syarat-syarat dan gambar

    kerja.

    8. Pengawas Lansekap

    Bertugas melakukan pengawasan dan pengoreksian terhadap seluruh pekerjaan

    lansekap, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja, syarat-syarat dan gambar

    kerja.

    9. Estimasi Biaya

    Bertugas melakukan estimasi biaya terhadap seluruh pekerjaan.