BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI...

25
BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI IPPI Para pemuda pelajar melakukan sesuatu untuk kepentingan tanah air, bangsanya dan bersemangat menjadi pelopor dalam gerakan kemerdekaan, sehingga para pelajar Sekolah Dokter Jawa dipimpin oleh Sutomo, Gunawan, Gumbreg dan lain-lainnya mempunyai prakarsa mendirikan organisasi modern, bernama Boedi Oetomo. Gerakan yang bertujuan menuju ke kemajuan bangsa Jawa, kemudian muncul berbagai organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Celebes dan lain-lain. Kesadaran pemuda yang memegang peranan penting dalam semangat yang revolusioner dalam mengutamakan persatuan dan kesatuan menjadikan mereka tetap berada dalam satu barisan, mempersiapkan penyusunan tenaga dalam revolusi yang terus berputar dan berusaha mengorganisir diri mereka untuk mencapai harapan bangsa. Ini dapat dibuktikan dengan adanya peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemuda-Pemudi atau Kongres Pemuda I tahun 1926 dan disusul oleh Kongres Pemuda ke II. 1 1 Keith Foulcher., Sumpah Pemuda Makna Dan Proses Penciptaan Atas Sebuah Simbol Kebangsaan Indonesia, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2002), hlm. 55. 17

Transcript of BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI...

Page 1: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

17

BAB II

LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI IPPI

Para pemuda pelajar melakukan sesuatu untuk kepentingan tanah air,

bangsanya dan bersemangat menjadi pelopor dalam gerakan kemerdekaan, sehingga

para pelajar Sekolah Dokter Jawa dipimpin oleh Sutomo, Gunawan, Gumbreg dan

lain-lainnya mempunyai prakarsa mendirikan organisasi modern, bernama Boedi

Oetomo. Gerakan yang bertujuan menuju ke kemajuan bangsa Jawa, kemudian

muncul berbagai organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong

Sumatra, Jong Ambon, Jong Celebes dan lain-lain. Kesadaran pemuda yang

memegang peranan penting dalam semangat yang revolusioner dalam mengutamakan

persatuan dan kesatuan menjadikan mereka tetap berada dalam satu barisan,

mempersiapkan penyusunan tenaga dalam revolusi yang terus berputar dan berusaha

mengorganisir diri mereka untuk mencapai harapan bangsa. Ini dapat dibuktikan

dengan adanya peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan

suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air,

satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober

1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemuda-Pemudi atau Kongres Pemuda I tahun

1926 dan disusul oleh Kongres Pemuda ke II.1

1 Keith Foulcher., Sumpah Pemuda Makna Dan Proses Penciptaan Atas

Sebuah Simbol Kebangsaan Indonesia, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2002), hlm. 55.

17

Page 2: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

18

Para pemuda pelajar yang menuntut ilmu di Luar Negeri pun menyadari

kegunaan persatuan seperti di Nederland Pada tahun 1922 De Indische Vereeniging

yaitu perkumpulan mahasiswa yang datang dari “Tanah Hindia” di negeri Belanda

mengubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Dengan ini maka sifat organisasi

itupun mengalami perubahan yang cukup drastis, dari hanya sekedar perkumpulan

sosial kemahasiswaan menjadi organisasi yang memperlihatkan kecenderungan

politik. Perubahan nama itupun menunjukkan bahwa keanggotaan perkumpulan yang

semula bersifat inklusif menjadi eksklusif. Pada tahun 1923 sifat eksklusif inipun

semakin kental karena De Indische Vereeniging diterjemahkan menjadi

Perhimpoenan Indonesia (P.I.) dan menampilkan kekuatan nasionalisme Indonesia.2

Perhimpoenan Indonesia (P.I.) menekankan ide kesatuan dan demokrasi. Tanpa

mengambil posisi terhadap penjajah, maka bangsa Indonesia perlu menentukan nasib

sendiri di masa depan serta menentukan bentuk pemerintahan yang dapat diterima

oleh rakyat. Dari unsur-unsur yang berasal dari berbagai gerakan pemuda pelajar

kemudian lahir tokoh-tokoh yang memimpin bangsa Indonesia dalam menghadapi

penjajah Belanda dan menuju kemerdekaan.

Selama masa kependudukan Jepang, bangsa Indonesia dilarang membentuk

organisasi sendiri sehingga pemuda pelajar sulit untuk bergerak dan harus pandai-

pandai menyesuaikan diri dengan situasi serta keadaan. Meskipun demikian, bukan

berarti bahwa kaum pemuda pelajar senantiasa tunduk dan takluk kepada kehendak

2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah

Pergerakan Nasional, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1990), hlm. 11.

Page 3: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

19

Jepang. Pembangkangan para mahasiswa Ika Dai Gaku atau Sekolah Tinggi

Kedokteran di Jakarta, karena tidak mau di gundul kepalanya merupakan salah satu

pembangkangan yang dilakukan pemuda pelajar tersebut.3 Pada masa kependudukan

Jepang bukan anak-anak muda diluar sekolah dibina dan digiring pihak Jepang untuk

masuk barisan seinendan, keibondan tetapi para pemuda pelajar dihimpun dalam

Barisan Pelajar. Mereka mendapatkan latihan semi-militer ala Jepang, baris berbaris

gerak badan seperti serdadu Jepang dan melakukan latihan perang. Hal ini

dimanfaatkan Jepang sebab Jepang memerluhkan tenaga kaum muda untuk

menghadapi serbuan sekutu. Dari segala kegiatan yang dilakukan oleh kaum muda ini

tanpa disadari timbul disiplin pada diri masing-masing. Bukan saja latihan fisik dan

jasmaniah yang mereka terima, sebab tanpa terasa tumbuh pula perasaan cinta tanah

air, semangat patriotisme, serta kesediaan berkorban untuk bumi Pertiwi dan timbul

perasaan bertanggung jawab atas nasib tanah air dan bangsa tercinta. Karena itu tidak

mengherankan bahwa setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya

para pemuda pelajar bangkit serentak di barisan paling terdepan menyusun organisasi

guna mempertahankan kemerdekaan.

A. Organisasi Pasca Kemerdekaan

Sesudah penyerahan tanpa syarat dari Pemerintahan Hindia Belanda pada

tanggal 8 Maret 1942, maka sejak itu Indonesia memasuki periode pemerintahan

3 Rosihan Anwar., Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia, (Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara, 2009), hlm.14.

Page 4: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

20

pendudukan Jepang. Berkuasanya pemerintahan militer Jepang di Indonesia telah

membawa perubahan. Pada zaman Pemerintahan Jepang semua organisasi itu

dilarang, tetapi tokoh-tokoh politik dan tokoh agama dimasukkan dalam organisasi

massa dengan tujuan turut bekerja dengan sekuat tenaga dalam pekerjaan

pembangunan masyarakat baru untuk mencapai kemakmuran bersama di lingkungan

Asia Raya di bawah Dai Nippon.4 Bangsa Indonesia sebagian besar adalah muslim

dan Islam telah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan mereka. Jepang yang

memperhitungkan besarnya jumlah muslim di Indonesia dan mengetahui posisi dan

peranan ulama memberikan kelonggaran dengan mengijinkan berdirinya MIAI.

Organisasi ini bertujuan menggabungkan segala perhimpunan umat Islam Indonesia

untuk bekerja bersama-sama dan berusaha mengadakan perdamaian apabila ada

timbul pertikaian golongan umat Islam. Karena perkembangan semakin mendapat

simpati luar biasa dari kalangan umatnya mengakibatkan pihak Jepang waspada

terhadap pertumbuhan organisasi tersebut dan pada bulan Oktober 1943 MIAI

dibubarkan oleh Jepang. Pembubaran MIAI digantikan dengan organisasi Majelis

Syuro Muslimin Indonesia atau Masyumi pada tanggal 22 November 1943 dengan

tujuan mengendalikan dan merapatkan hubungan perserikatan-perserikatan Islam di

Jawa dan Madura serta memimpin dan memelihara pekerjaan perserikatan agar dapat

menyumbangkan tenaga untuk membantu membentuk lingkungan kemakmuran

4 Sartono Kartodirdjo dan Sukarto Karto Atmodjo., Negara Dan Nasionalisme

Indonesia Integrasi, Disintegrasi Dan Suksesi, (Jakarta : PT Grasindo, 1995), hlm.68.

Page 5: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

21

bersama di Asia Timur Raya di bawah pimpinan Jepang.5 Setelah Jepang menyerah

kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, pemerintah Republik Indonesia

mengeluarkan Maklumat Pemerintah 3 November 1945 tentang anjuran pembentukan

partai-partai politik, kesempatan baik ini di manfaatkan oleh pemimpin Masyumi

untuk membawa perubahan yang semula merupakan federasi dari organisasi Islam

dan akhirnya berubah menjadi partai politik pada tanggal 7 November 1945 melalui

Kongres Islam Indonesia di Yogyakarta. Selain organisasi Islam, muncul Partai

Komunis Indonesia (PKI) yang didirikan kembali oleh Mr. Mohammad Jusuf sebagai

ketua di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1945. Dilanjutkan dengan munculnya Partai

Sosialis Indonesia didirikan di Cirebon pada 20 November 1945 dengan dewan

pimpinannya antara lain: Sutan Sjahrir, Mr. Amir Sjarifuddin dan Oei Gee Hwat. PSI

berlandaskan sosialisme yang menjunjung tinggi derajat kemanusiaan dengan

mengakui dan menjunjung persamaan derajat setiap manusia yang menghargai

pribadi seseorang dalam pikiran serta dalam pelaksanaan sosialisme.

Kemudian pada tanggal 19 November 1945 berdiri Partai Kristen Indonesia

(PARKINDO) di Jakarta. Awal berdirinya PARKINDO dari serentetan pertemuan

yang diadakan oleh para tokoh Kristen (Protestan dan Katolik) di Jakarta untuk

merencanakan pembentukan sebuah partai bagi seluruh umat Kristen Indonesia. Pada

tanggal 9 November 1945, para tokoh Protestan dan Katolik kembali mengadakan

pertemuan dan akhirnya pertemuan malam itu, sepakat membentuk sebuah partai

5 Mansur., Mendjelaskan Kedoedoekan Masjoemi, dalam Soeara Moeslim

Indonesia, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1985), hlm.15.

Page 6: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

22

untuk umat Kristen Protestan dengan nama Partai Kristen Nasional Indonesia dan

pada tanggal 10 November 1945, para tokoh Kristen Protestan dan Katolik itu

mendeklarasikan berdirinya Partai Kristen Nasional (PARKINDO).

Disusul kemudian Partai Katolik Republik Indonesia (PKRI) didirikan di

Surakarta pada 8 Desember 1945 dan diketuai I.J Kasimo. PKRI berpendapat bahwa

Negara Indonesia hanya bisa maju dan tegak berdiri bila seluruh rakyat bersatu. PKRI

pun terlibat dalam pembentukan Persatuan Pertahanan Rakyat dan Program Nasional

disertai komitmen perjuangan yang memerhatikan pada usaha untuk memajukan

penghidupan rakyat. Di bidang pendidikan PKRI bekerja sama dengan AMKRI

(Angkatan Muda Katolik Republik Indonesia) dengan mendirikan sekolah di

Yogyakarta dan Solo. Pada bulan yang sama, lahir Partai Serikat Indonesia

(SERINDO) didirikan pada 11 Desember 1945 di Jakarta dan partai ini kemudian

bersatu dengan partai-partai nasional lain lalu berganti nama menjadi Partai Nasional

Indonesia yang diperkenalkan sebagai kelahiran kembali atau penerus PNI 1927.6

B. Terbentuknya Organisasi Ikatan Pelajar Indonesia

Pusat dan Daerah

Proklamasi Kemerdekaan memiliki makna yang besar bagi bangsa Indonesia

karena menjadi bangsa yang merdeka bebas dari penjajahan dan merdeka untuk

membangun negaranya sendiri. Lahirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada

tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik perjuangan dari bangsa Indonesia meski

6 Hassan Shadily., Ensklopedia Umum, (Yogyakarta : Kanisius, 1973), hlm. 981.

Page 7: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

23

segala sesuatunya masih belum tersedia, pemuda-pemuda sebagian besar tidak

memiliki senjata api dan yang mereka gunakan hanya senjata tradisional yaitu bambu

runcing atau takeyari, pedang, clurit dan lain-lain, selain itu terjadi bentrokan-

bentrokan antara pemuda dengan pihak Jepang, ini membuat kedudukannya terjepit

dan tidak ada jalan lain kecuali menyerahkan kekuasaan serta peralatan senjatanya

kepada pihak Indonesia.

Dengan situasi yang demikian, gagasan dari partai-partai politik dan kaum

pemuda pelajar untuk mengadakan kongres pada tanggal 25-27 September 1945 di

Yogyakarta dan mengundang perwakilan gabungan sekolah-sekolah menengah yang

ada di Jawa. Kongres diketuai oleh Sukardi ketua Gasemma dan melahirkan

organisasi Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) suatu wadah yang menghimpun para pelajar

sekolah tingkat menengah berasaskan kebaktian dan tujuan utamanya ialah

menyediakan tenaga, jiwa dan raga guna kepentingan bangsa dan Negara dan dalam

kongres ini dicetuskan pula suatu “Hari Ikrar Pelajar Indonesia”.7

Adapun keputusan-keputusan lainnya mengenai:

a. Pokok Sikap;

b. Pendidikan Nasional;

c. Perhubungan Guru Dengan Murid;

d. Organisasi;

e. Anjuran;

f. Mosi;

Adapun Mosi yang diambil bunyinya begini :

Mengingat:

a. Kedudukan Negara Indonesia Pada Masa Sekarang;

b. Bahwa Kemerdekaan Indonesia Harus Dipertahankan Oleh Segala

Lapisan Masyarakat Indonesia;

7 Hardjito., Risalah Gerakan Pemuda, (Jakarta: Pustaka Antara, 1952), hlm. 35.

Page 8: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

24

c. Bahwa Pelajar-Pelajar Sekolah Lanjutan Merupakan Satu Lapisan

Besar Dalam Masyarakat Indonesia;

Menimbang

Bahwa pelajar-pelajar sekolah-sekolah lanjutan sebagai muda

Indonesia berkewajiban berjuang bersama-sama dengan segala lapisan

masyarakat untuk mempertahankan Kemerdekaan Bangsa dan Negara

Indonesia.

Memutuskan :

1. Kami Adalah Pelajar Negara Repubik Indonesia;

2. Menolak Menjadi Pelajar Pemerintah Lain Dari Pada Pemerintah

Republik Indonesia;

3. Menyediakan Tenaga, Jiwa Dan Raga Untuk Kepentingan

Kemerdekaan Bangsa Dan Negara Indonesia

Dan Keputusan inilah yang kemudian hari diangkat menjadi “Ikrar Pelajar

Republik Indonesia”, yang sangat menarik dari Kongres pertama Ikatan Pelajar

Indonesia itu adalah bahwa segala sesuatunya diselenggarakan oleh pemuda pelajar,

mereka adalah pelajar dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Atas. Sedangkan

usia mereka rata-rata antara 15-21 tahun dan apabila terdapat pemuda pelajar

perguruan tinggi maka jumlahnya relatif sangat sedikit sekali.

Gambar 1.

Kantor Ikatan Pelajar Indonesia Tugu Kulon 70 di Yogyakarta

Sumber: Perpustakaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Page 9: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

25

Diskusi, pembahasan makalah dan debat yang diadakan semuanya

berlangsung bebas, tidak ada tekanan dari siapapun juga. Tiap anggota berhak

mengutarakan pendapat meskipun terkadang debat berlangsung dengan sengit dan

panas, selain itu semua anggota, ketua umum sampai anggota pengurus lainnya

dipilih secara demokratis dalam arti yang seluas-luasnya secara langsung, bebas dan

rahasia tidak ada campur tangan pihak luar. Kongres pertama Ikatan Pelajar Indonesia

merupakan gerakan nyata pelaksanaan demokrasi sejati.

Di lain pihak Belanda masih menganggap mempunyai hak atas wilayah yang

dinamakan Hindia Belanda, Belanda mengira bahwa kemerdekaan yang di

proklamasikan bangsa Indonesia adalah kemauan para pemimpinnya dan rakyat

sesungguhnya masih menyukai tuannya yang lama. Kedatangannya kembali ke

Indonesia terutama di Jawa dan di Sumatra akan terjadi apabila dengan membawa

pasukan sekutu (Inggris). Bangsa Indonesia bersedia menerima kehadiran pasukan

Inggris untuk mengangkut para tawanan perang serta melucuti pasukan Jepang, tetapi

tidak menerima kedatangan pasukan Belanda yang hendak kembali ke Indonesia.

Gambar 2.

Staf Pengurus Besar IPI, dari kiri belakang: Zakaria Idris, Soebagijo I.N., A.T.

Effendy. Dan dari kiri depan: M. Yusuf dan Koesnadi Hardjasoemantri

Sumber: Perpustakaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Page 10: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

26

Dengan situasi yang demikian, para pemuda Indonesia mengadakan suatu

kongres pertama setelah kemerdekaan yang diadakan di Yogyakarta pada tanggal 10-

11 November 1945 ditempat bekas kamar Belanda Sociteit Mataram.8 Seluruh pelajar

Indonesia dengan tidak membedakan jenis dan macam sekolah masing-masing baik

pemerintah, swasta, umum, agama, kejuruan dan dari segala pelosok terutama dari

Jawa, Madura, Sumatera menghadiri kongres.

Kongres tersebut merupakan tekad pemuda Indonesia menggalang persatuan

dalam menghadapi penjajah Belanda yang hendak menjajah kembali. Sebagai salah

satu keputusan kongres ialah dibentuknya suatu wadah bernama Badan Kongres

Pemuda Republik Indonesia atau BKOPRI dengan Dewan Pimpinan Pusatnya yang

terdiri dari Chaerul Saleh sebagai Ketua, Supardo sebagai Wakil Ketua lalu Moelyo

sebagai penulis. DPP BKOPRI didampingi oleh sejumlah pembantu terdiri dari

wakil-wakil organisasi yang menjadi anggotanya. Meskipun terbilang baru, IPI telah

dikenal oleh masyarakat mulai dalam urusan sosial yang bekerja dibelakang garis

peperangan sampai ke medan pertempuran. Sebab pemuda sekarang bukan menjadi

pelajar untuk di didik menjadi pegawai saja seperti yang telah terjadi pada masa

penjajahan dulu, tetapi juga menjadi pelajar yang sanggup mempertaruhkan jiwa

raganya untuk mempertahankan Kemerdekaan Tanah Air. Pada awal revolusi gerakan

pemuda pelajar memang sangat menonjol dimana terlihat kegiatan mereka di dalam

bidang sosial seperti mengikuti kegiatan PMI (Palang Merah Indonesia). Pada saat itu

8 Hasil-Hasil Catatan Resolusi Kongres Pemuda I Di Yogyakarta 9-11

November 1945 Bertempat Di Mataram. Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia,

Arsip Kongres IPI. No. 17.

Page 11: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

27

kondisi bangsa bertambah genting ketika NICA-Belanda bertambah kuat

kedudukannya dan dengan demikian bertambah kejam, ini membuat Pemerintah

Pusat mengambil keputusan untuk memindahkan Ibukota selama sementara di

Yogyakarta tahun 1946.9 Pada minggu pertama Kepala Negara dan Wakil Kepala

Negara beserta keluarga masing-masing pindah ke Yogyakarta, lalu sejumlah

Kementerian secara bertahap juga pindah ke daerah pedalaman. Demikian pula KNIP

atau Komite Nasional Indonesia Pusat yang merupakan Dewan Perwakilan Rakyat

ikut berpindah ke Yogyakarta.

Ikatan Pelajar Indonesia yang semula berkedudukan di Jakarta juga mengikuti

gerak Pemerintah Pusat untuk berpindah ke Yogyakarta dan berkantor di Tugu Kulon

70 dan menjadi satu dengan IPI Yogya. Sejak saat itu semua kegiatan pemuda pelajar

dari berbagai perguruan baik yang dari Yogyakarta maupun dari daerah lain datang

berkonsultasi membawa persoalan yang dihadapi di kota dan daerah masing-masing.

Melihat perkembangan IPI yang demikian pesatnya dalam menghadapi berbagai

persoalan, akhirnya Pengurus Besar mengadakan Kongres ke II di Madiun dan

diadakan pada tanggal 1-5 Januari 1946 di Hotel Merdeka Madiun yang diikuti oleh

Kementerian Pengajaran, Kementerian Penerangan, Kementerian Dalam Negeri dan

semua anggota PB IPI dengan diterima oleh Residen Madiun, Mr. Susanto

Tirtoprodjo.

9 Baskara T. Wardaya., Mencari Supriyadi Kesaksian Pembantu Utama Bung

Karno, (Yogyakarta: GalangPress, 2008), hlm. 165.

Page 12: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

28

Keputusan-keputusan yang diambil adalah :

Mengenai Pendidikan

1. Mengusulkan kepada pemerintah daerah supaya :

a. Sedapat-dapatnya kita tidak mempergunakan gedung sekolah kalau

tidak perlu betul-betul, supaya tidak merusak harmoni dalam

masyarakat.

b. Mengadakan Panti-Pengetahuan Umum sebanyak-banyaknya.

c. Mengadakan noodonderwijs-organisasi (Pendidikan Darurat), kalau di

daerah pemerintahannya cukup pelajar pengungsi.

2. Mengusulkan kepada Departemen Pengajaran supaya:

a. Co-education disempurnakan menurut kebijaksanaan Pemerintah.

b. Memberi subsidi yang cukup kepada sekolah-sekolah partikelir dan

supaya derajat dan penghargaan kepada sekolah-sekolah partikelir itu

disamakan dengan sekolah pemerintah.

c. Di dalam membicarakan rencana pendidikan dan pelajaran pelajar-

pelajar turut bersuara.

d. Menentukan kedudukan pelajar-pelajar yang sekarang ada dalam

medan perjuangan dan tidak masuk sekolah, pada akhir tahun

pelajaran nanti.

3. Mohon perhatian Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia

seumumnya untuk para guru yang meninggalkan lapangan perguruan,

padahal kita sangat perlu akan tenaga atau kepandaian mereka.

Page 13: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

29

Mengenai Pertahanan

1. Mengusulkan kepada Pemerintah, MTTRI (Markas Tertinggi Tentara

Republik Indonesia) dan Kementerian Pertahanan untuk mengadakan tentara-

cadangan (reserve-corps) di dalam Tentara Repubik Indonesia.

2. Mengusulkan kepada Pemerintah supaya mendirikan badan untuk mengatur

rasionalisasi tenaga-tenaga, teristimewa tenaga-tenaga pelajar.

Selain itu juga diambil resolusi mengenai pemberantasan buta huruf dan

mendirikan perpustakaan, dan menyediakan buku-buku yang mudah dibaca dan

dimengerti dan menyediakan koran-koran. Mengadakan ceramah tentang hal-hal yang

dibutuhkan sehari-hari agar dicatat oleh kaum buta-huruf dan dibaca oleh seorang

dari mereka sendiri.10

Tentang Pers dan Penyiaran, diusulkan kepada Pusat Pemerintah supaya :

a. Mendirikan Sekolah Jurnalis

b. Mengirimkan Wartawan Ke Luar Negeri

Resolusi itu disampaikan kepada :

1. Pemerintah Republik Indonesia

2. Rakyat Indonesia.11

Sementara itu susunan Pengurus Besarnya pun mengalami sedikit perubahan.

Begini :

10 Resolusi-Resolusi Yang Telah Dicapai Dalam Kongres Pemuda Ke II Di

Yogyakarta. Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia, Arsip Kongres IPI. No.33. 11 Api Merdeka, No.6 Th. Ke-I, 1 Februari 1946, Koleksi Arsip Monumen Pers

Indonesia.

Page 14: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

30

Penasehat : 1. Ki Hadjar Dewantoro, 2. Anto

Soelaiman

Pucuk Pimpinan

Ketua : Tatang Mahmoed

Wakil Ketua : Soekardi

Wakil Ketua : Warisni Srihartati

Penulis : Boesono

Bendahara : Soefa’at

Sekretariat Umum : Ketua : Boesono

Keuangan : Ketua : Soefa’at

Pertahanan : Ketua : Soejitno

Fonds Pelajar Indonesia : Ketua : Sasmito

Penerangan : Ketua : Iljas

Pers : Ketua : Soedarsono

Presidium D.P.P.P.I : 1.Tatang Mahmoed,

2. Soekardi

Dengan banyaknya kegiatan pemuda pelajar dalam mengupayakan pertahanan

bangsa, tidak terasa IPI telah berusia satu tahun, dan untuk memperingati ulang tahun

IPI yang pertama, Ketua PB IPI mengucapkan pidatonya didepan corong RRI Pusat,

Yogyakarta.12 Pidato ditujukan kepada seluruh pelajar Indonesia yang berada

diwilayah manapun dan isi pidatonya adalah :

Orang-orang terkemuka serta pemimpin-pemimpin negara kita dewasa ini,

kebanyakan memulai perjuangan sejak duduk dalam bangku sekolah, tetapi persatuan

yang buat di antara segala golongan dan lapisan pelajar memang baru sekarang kita

dapati. Sejak tanggal 17 Agustus 1945 kita sudah menjadi bangsa yang merdeka,

diakui atau tidak oleh dunia internasional! Kita tidak lagi menuntut atau meminta,

12 Pramoedya Ananta Toer., Kronik Revolusi Indonesia, (Jakarta: Kepustakaan

Populer Gramedia,2001), hlm. 8.

Page 15: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

31

melainkan mempertahankan kemerdekaan kita terhadap nafsu penjajah yang bukan

saja memakai tipu muslihat yang licin-licin, tetapi juga mempergunakan kekuatan

senjata yang semodern-modernnya untuk memperbudak kembali. Dengan hal yang

demikian itu, maka dengan sendirinya mau atau tidak mau kita harus membulatkan

segala tenaga lahir dan batin yang ada pada bangsa kita, jika benar-benar tidak ingin

kita kembali menjadi hak milik bangsa lain. Sesungguhnyalah kita hidup dalam suatu

masa yang belum pernah dijalani oleh pelajar-pelajar yang sebaya dengan kita pada

zaman yang telah silam!. Pada waktu yang biasa kewajiban kita golongan pelajar

sudah bercabang dua, yaitu:

1. Menuntut Ilmu Pengetahuan di sekolah;

2. Menjaga diri terhadap bermacam-macam nafsu muda yang kerap kali benar

mengajak arah kepada kerusakan jasad dan rohani.

Sekarang kewajiban kita bertambah satu, ialah turut mempertahankan dan

menegakkan Negara kita dengan perbuatan-perbuatan yang nyata. Memang berat

sungguh kewajiban kita!. Kongres pelajar sekolah lanjutan yang pertama menjelma

menjadi Ikatan Pelajar Indonesia, kumpulan kita yang sekarang ini yang berharap :

1. Memberi saluran yang tentu kepada tenaga dinamis yang mengalir di dalam

jiwa serta tubuh pemuda pelajar, supaya tidak menempuh jalan yang sesat.

2. Mempersatukan pelajar di dalam satu ikatan yang tentu azas serta tujuannya

agar supaya tidak mudah terombang-ambing kian kemari oleh gelora zaman.

3. Mengatur tenaga pelajar secara rasional dan efektif.

Page 16: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

32

Dari pidato Tatang Mahmud terlihat bagaimana pendirian pelajar Indonesia

pada saat itu dalam kondisi revolusi sedang bergejolak dengan hebatnya, musuh

dengan segala peralatan perangnya yang serba modern untuk menjajah Indonesia

namun para pelajar sudah siap-siap pula untuk membangun Negara.

Tetapi usaha untuk tetap bersatu dibawah naungan IPI tidaklah muda dan

akhirnya ada juga sebagian dari teman-teman pelajar yang memisahkan diri karena

merasa tidak dapat menyalurkan aspirasi melalui IPI dan akhirnya memisahkan diri

mendirikan organisasi pelajar baru yaitu Pelajar Islam Indonesia (PII) pada tanggal 4

Mei 1947.13 Sebelumnya pada April 1946 mahasiswa seluruh Jawa mengadakan

pertemuan dan mendirikan perhimpunan baru untuk para mahasiswa dengan nama

Sarekat Mahasiswa Indonesia (Societas Studisorum Indonesiensis). Dasar organisasi

adalah Kewarganegaraan Indonesia dan memiliki tujuan menuju kesempurnaan

susunan masyarakat Indonesia dan kesempurnaan sebagai anggota masyarakat dunia.

Konferensi pertamanya diadakan di Solo pada 2-3 April 1946 dan menghasilkan

beberapa keputusan antara lain mendesak kepada pemerintah supaya mengambil

tindakan yang tepat dan tegas terhadap adanya Universitas NICA di Jakarta dan

mendesak kepada pemerintah untuk mendirikan Staatsuniversiteit (Universitas

Negara) dengan disertai bantuan pemerintah serta usaha mahasiswa Indonesia untuk

memperlengkap perpustakaan pada tiap-tiap fakultas. SMI Komisariat Yogyakarta

13 Slamet Muljana., Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai

Kemerdekaan, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2008), hlm. 295.

Page 17: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

33

mengeluarkan surat terbuka dan ditujukan kepada para anggota IPI yang di

tandatangani oleh Ketuanya Soegiman Iman Suhardjo dan surat tersebut berisikan :

“Dengan lahirnya Sarekat Mahasiswa” ini, niscaya kekuatan dan tenaga kami

akan lebih bermanfaat bagi masyarakat dari pada masa yang lampau. Dengan

berdirinya perhimpunan ini, para mahasiswa yang pada hakekatnya pelajar juga,

sekali-kali tidak menjauhkan diri atau mengasingkan diri dari Ikatan Pelajar

Indonesia (IPI) dan “Sarekat Mahasiswa Indonesia”, dapat saya umpamakan sebagai

lingkaran-lingkaran yang sepusat. Asas dan tujuan kedua perhimpunan memang

berbeda tetapi tidak bertentangan, memiliki tujuan bersama-sama berbakti kepada

tanah air.

C. Berfusinya Ikatan Pelajar Indonesia Dengan Serikat Mahasiswa

Indonesia Menjadi Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia

Lahirnya Sarekat Mahasiswa Indonesia membawa perkembangan yang pesat

bagi kehidupan mahasiswa Indonesia, hal ini membuat munculnya gagasan untuk

menggabungkan SMI dengan IPI ini dikarenakan IPI berhasil menghimpun sejumlah

tenaga pemuda pelajar sekolah lanjutan, sedangkan SMI beranggotakan mahasiswa

yang dianggap lebih senior dan lebih berwawasan daripada para siswa sekolah

lanjutan. Gagasan ini muncul setelah berlangsungnya Kongres ke III di Malang pada

Juni 1947, kongres ke III sendiri menghasilkan pembentukan Komisariat Ikatan

Pelajar Indonesia dengan nama Komisariat Susun Kasuma yaitu perwakilan dari

Page 18: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

34

Sumatera, Sunda Kecil, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Pengurus IPI Komisariat

Susun Kasuma terdiri dari :

1. Moh. Riza sebagai Ketua mewakili Sulawesi

2. Bakhtiar Yahya sebagai Wakil Ketua mewakili Sumatra

3. Frans Seda sebagai Sekretaris mewakili Sunda Kecil

4. Nanlohy sebagai Sekretaris II mewakili Kalimantan

Gambar 3.

Ketua PB IPI berpidato di Kongres IPI di Malang pada Juni 1947 dan di hadiri oleh

Presiden RI, Ir. Soekarno

Sumber: Perpustakaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Pengurus Besar Komisariat IPI Susun Kasuma ini berhasil membantu

Pengurus Besar Ikatan Pelajar Indonesia untuk mengkoordinasikan organisasi pelajar

seberang baik yang tergabung dalam kesatuan-kesatuan perjuangan maupun yang

sedang belajar tetapi terlantar akibat putus hubungan dengan orang tua di seberang.

Selain itu, Susun Kasuma membantu mempercepat terciptanya satu gabungan antara

Page 19: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

35

Ikatan Pelajar Indonesia dengan Serikat Mahasiswa Indonesia dan menyelenggarakan

Kongres fusi pada tanggal 2 Februari 1948 di Yogyakarta dengan kesepakatan bahwa

IPI dan SMI melebur atau berfusi menjadi Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia yang

berazaskan kemasyarakatan dan Saudara Tatang Machmud terpilih menjadi ketua.14

Penyatuan ini dimaksudkan untuk menghimpun pengalaman dan kekuatan para

pelajar dan mahasiswa dalam sebuah wadah perjuangan yang ikut aktif serta dalam

perang menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh sebab itu segala sikap,

tindakan dan usaha-usaha yang diadakan oleh IPPI haruslah dijiwai oleh semangat

perjuangan dan pembangunan, dengan kebaktian, tulus ikhlas, dengan penuh

keberanian yang telah dipedomankan oleh pahlawan-pahlawan pelajar yang telah

tewas terlebih dahulu.

Wujud perjuangan IPPI haruslah terus-menerus disesuaikan dengan tuntutan

dan kemajuan zaman sebagai layaknya sebuah organisasi pelopor perjuangan dari

pemuda pelajar. IPPI menghancurkan sikap dan jiwa yang apatis dari pemuda pelajar

dan IPPI haruslah terus-menerus mempelopori usaha-usaha kemajuan dan

memberantas kebodohan dalam segala bentuknya sesuai dengan azas, maksud dan

tujuan IPPI. Selain itu, IPPI tidak boleh melupakan tugas dan kedudukannya sebagai

organisasi pemuda pelajar yang harus bergerak dalam dua lapangan, yaitu:

14 Surat Seruan Umum 1960. Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia, Arsip

Tugas PB IPPI, No. 331.

Page 20: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

36

1. Kebutuhan dan kepentingan pelajar yang langsung, soal-soal pendidikan,

pengajaran, kebudayaan, olahraga, kesehatan, kesejahterahan dan lain-

lain.

2. Soal-soal kemasyarakatan, kebutuhan dan kepentingan rakyat, bangsa dan

Negara seperti kekurangan tenaga-tenaga pengajar, kekurangan sekolah-

sekolah, kesejahterahaan, kewaspadaan Nasional, pemberantasan korupsi

dan demoralisasi, usaha-usaha kemajuan dalam segala lapangan industri

dan pertanian.

Dalam hubungan ini memang tidaklah mudah untuk menetapkan tentang

apakah hal yang paling mendesak, harus didahulukan untuk dilaksanakan oleh IPPI

dalam suatu wadah tertentu, hingga kebutuhan dan kepentingan pemuda pelajar yang

langsung terpenuhi sedangkan kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara tidak

terlalaikan.15 Pengalaman-pengalaman dan pekerjaan serta usaha-usaha IPPI sejak

1945 membuktikan bahwa IPPI telah melaksanakan tugasnya dalam kedua lapangan

tersebut dengan baik dan memuaskan.

Pada tanggal 6-8 Maret 1950, IPPI mengadakan kongres ke II di Yogyakarta,

kongres ini mengambil beberapa keputusan antara lain pemilihan susunan Pengurus

Besar yang baru dan terpilih Suyono Atmo sebagai Ketua dan Mulyo sebagai

Sekretaris. Selain itu kongres juga mendesak kepada pemerintah supaya PP Republik

No.32 mengenai penghargaan jasa-jasa pelajar pejuang menjadi Undang-Undang

15 Sedikit Pedoman Bagi Pelaksanaan Tugas Badan Pekerja PB IPPI 1948.

Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia, Arsip Tugas PB IPPI, No. 463.

Page 21: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

37

RIS, menurut pengembalian gedung-gedung sekolah dan pencabutan pembatasan

hak-hak demokrasi dan penghapusan Negara-negara bagian dan dileburnya dalam RI.

IPPI juga mengadakan program mengambil bagian dalam usaha pendidikan

masyarakat, menggiatkan pendirian asrama-asrama bagi pelajar pejuang dan

mengambil bagian dalam kampanye penerangan mengenai pemilihan umum yang

akan datang.

Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia yang aktif pada tahun 1950 setelah berfusi

menjadi anggota IUS (Internaatinonak Union of Students) yang berpusat di Praha.

IUS merupakan persatuan pelajar Internasional didirikan sejak tahun 1945 dan

beranggotakan tidak kurang dari satu setengah juta pelajar atau mahasiswa di 38

Negara. Sejarah IUS didirikan dengan bercita–cita luhur dan mulia, melambangkan

kebangkitan para pelajar dan mahasiwa terhadap gerakan kaum Nazi, tetapi dalam

perkembangannya sebagaimana kebanyakan organisasi pelajar dan pemuda dan

organisasi lainnya lalu disusupi oleh agen–agen atau kader–kader komunis, untuk

seterusnya memainkan peranan dalam drama yang didalangi Moskow. Agustus 1950,

Tatang Mahmud menghadiri Kongres IUS yang diadakan di Praha dalam acara

pengumpulan tanda tangan perdamaian seluruh dunia. Gerakan pengumpul tanda

tangan ini dikendalikan oleh Stockhom oleh sebuah organisasi yang menamakan diri

Gerakan Perdamaian Dunia, yang pada hakekatnya merupakan organisasi mantol dari

gerakan komunis sedunia.

Di dalam Kongres IPPI ke III yang diadakan di Solo akhir Oktober 1951,

membahas kehadiran tentang Tatang Mahmud dalam Kongres IUS tersebut dan ada

Page 22: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

38

beberapa pihak yang sangat tidak mendukung bahkan berusaha dengan sekuat tenaga

untuk menjadikan sebagai bagian dari gerakan nasional IPPI, dan ada pula golongan

yang sangat menentang apabila gerakan Perdamaian Dunia menjadi program nasional

IPPI. Kongres III tidah hanya membahas kasus Gerakan Perdamaian Dunia ini, tetapi

membahas pula diadakannya pemilihan Pengurus Besar yang baru. Sujono Atmo dan

Hardjito, masing–masing sebagai Ketua dan Sekjen PB IPPI hasil Kongres ke II

berusaha mempertahankan kedudukannya, tetapi sebagian peserta Kongres yang

sadar betapa arah IPPI hendak memihak kepada suatu partai tertentu yaitu Partai

Komunis Indonesia. Dan Kongres III di Solo itu memilih tiga orang masing–masing

dari golongan komunis dan dua orang dari golongan non–komunis. Mereka adalah

Soedirdja Sastradipura yang menjadi Ketua Umum, Nini Karim sebagai Wakil Ketua

Umum dan Sujono Atmo Sebagai Sekretaris.16 Pada masa kepemimpinan Soedirdja

terjadi pertentangan antara anggota pengurus IPPI Daerah Jakarta Raya, hal ini terjadi

karena pengurus IPPI Daerah Jakarta Raya menginginkan agar IPPI aktif berpolitik

secara komunis dan pengurus IPPI daerah Yogyakarta menentang dan menginginkan

IPPI pasif berpolitik. Karena pertentangan yang terdapat dalam kalangan pengurus

IPPI Daerah Jakarta Raya, maka oleh pengurus Besar IPPI di Yogyakarta

memutuskan membekukan IPPI daerah Jakarta Raya dan dibawah pengawasan

Makkateru Sjamsuddin yang menjadi mandataris Pengurus Besar IPPI di Jakarta.

Pada tanggal 23 Februari 1953 diadakan konferensi IPPI Daerah Jakarta Raya untuk

16 Susunan Lengkap Pengurus Besar IPPI Periode 1951-1954, Koleksi Arsip

Nasional Republik Indonesia, Arsip Susunan PB IPPI, No. 45.

Page 23: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

39

menyelesaikan masalah pembekukan IPPI daerah Jakarta Raya, setelah masing-

masing golongan memberikan pendapatnya, maka telah memutuskan untuk

membubarkan pengurus IPPI Daerah Jakarta Raya, dan kepengurusan IPPI Daerah

Jakarta Raya yang dipimpin oleh Eddy Abdurrahman menyerahkan segala kekuasaan

kepada pengurus besar IPPI.

Gambar 4.

Pengurus Besar IPPI periode Soedirdja, Februari 1954. Di rumah makan Oen, Tugu

Kidul Yogyakarta.

Sumber: Perpustakaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Setelah Kongres ke III terlewati, pada tanggal 21 Februari 1954 IPPI

mengadakan Kongres ke IV di Yogyakarta yang di ketuai oleh Boestaman dan

Sekertaris Iijas Fathoni.17 Kongres ini lebih menunjukkan identitasnya sebagai

organisasi pelajar yang lebih mengutamakan kepentingan nasional, hal ini dinyatakan

dalam “Pernyataan Bersama” yang lengkap dan berisi :

17 Susunan Lengkap Pengurus Besar IPPI Periode 1954-1961, Koleksi Arsip

Nasional Republik Indonesia, Arsip Susunan PB IPPI, No. 50.

Page 24: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

40

Demi Kepentingan :

1. Persatuan segenap pelajar dari golongan apapun juga;

2. Kebulatan organisasi IPPI seluruhnya;

3. Kebaktian kita terhadap Negara dan Masyarakat pada umumnya, maka

dengan ini kami, wakil-wakil IPPI dari daerah-daerah yang tersebut di

bawah ini mengeluarkan pernyataan bersama sebagai berikut :

I. IPPI harus bersifat umum, dalam arti :

a. IPPI adalah tempat persemaian bagi segenap pelajar dari golongan

apapun juga.

b. IPPI menghargai tiap-tiap keyakinan dan kepercayaan anggota-

anggotanya.

c. IPPI sebagai suatu kesatuan organisasi tidak menganut sesuatu

ideologi politik tertentu.

d. IPPI menolak usaha-usaha golongan-golongan apapun juga yang akan

membawa organisasi untuk mengikuti sesuatu aliran politik tertentu.

II. IPPI sebagai suatu kesatuan organisasi tidak mengikuti sesuatu gerakan

perdamaian dunia.

III. IPPI harus menjadi suatu organisasi yang berdaulat penuh baik ke dalam

maupun ke luar, dengan catatan bahwa organisasi IPPI akan bekerja sama

dengan organisasi-organisasi massa lainnya yang bersamaan

kepentingannya.

Page 25: BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511024_bab1.pdf · 2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan

41

Gambar 5.

Anggota Pengurus Besar IPPI pimpinan Boestaman beserta staf di Yogyakarta

Sumber: Perpustakaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Sebagai penutup, Ketua Umum PB IPPI Boestaman mengajak seluruh

anggota IPPI pada hari Peringatan Kemerdekaan Indonesia yang ke-9 berjanji

memperkokoh persatuan dan maju ke depan dengan keyakinan yang teguh

mewujudkan tujuan perjuangan kemerdekaan Indonesia agar penderitaan dan

gugurnya pejuang-pejuang kemerdekaan kita tidak sia-sia belaka.18 Pada masa

pemerintahan Orde Baru IPPI mengalami kemunduran depolitisasi politik yang

dilakukan pemerintahan membuat IPPI kehilangan aktivitas sosial dan politik,

kebebasan untuk berpendapat dan sikap kritis tidak lagi dimiliki oleh IPPI,

pemerintah Orde Baru juga membatasi ruang gerak organisasi-organisasi pelajar dan

mahasiswa dengan tujuan agar tetap mendukung kekuasaannya. Keadaan yang tidak

kondusif ini membuat IPPI membubarkan diri.

18 Boestaman berasal dari Sumatra Barat, pernah menjadi anggota TRIP

(Tentara Republik Indonesia Pelajar) sektor kandang macan Bukit Tinggi dan

pengurus IPPI Sumatra Barat. Boestaman mendapatkan pendidikan agama islam

sejak kecil dan berasal dari keluarga pedagang.