BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori...

12
5 BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam penelitian ini, yaitu pembelajaran berbasis proyek, hasil belajar, dan matematika. 2.1.1 Pengertian Matematika Hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat tentang apa itu matematika. Para ahli matematika memiliki pendapat masing-masing tentang definisi matematika. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak. Fathani (2009) mengutip pendapat Plato yang mengatakan matematika sebagai pemelajaran yang identik dengan filsafat untuk ahli pikir. Plato berpendapat bahwa objek matematika memang terdapat di dunia nyata, tetapi objek tersebut terpisah dari akal. Plato membuat perbedaan antara teori aritmetika (teori bilangan) dan teknik logistik (teknik berhitung). Hal tersebut mengembangkan matematika menjadi aktivitas yang berfous pada objek-objek yang ada di dunia nyata, tetapi objek tersebut mempunyai representasi yang bermakna melalui proses berfikir abstrak. Fathani (2009) juga mengutip pendapat Aristoteles yang memandang bahwa matematika merupakan salah satu ilmu dari tiga ilmu pengetahuan dasar yaitu ilmu pengetahuan fisik, ilmu pengetahuan teologi, dan ilmu pengetahuan matematika. Aristoteles berpendapat bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada kejadian yang dialami, pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen, observasi, dan abstraksi. (Fathani, 2009).

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

5

BAB II

LANDASAN TEORI PENELITIAN

2.1 Kajian Teori

Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam penelitian ini, yaitu

pembelajaran berbasis proyek, hasil belajar, dan matematika.

2.1.1 Pengertian Matematika

Hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat tentang apa itu

matematika. Para ahli matematika memiliki pendapat masing-masing tentang

definisi matematika. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak.

Fathani (2009) mengutip pendapat Plato yang mengatakan matematika

sebagai pemelajaran yang identik dengan filsafat untuk ahli pikir. Plato

berpendapat bahwa objek matematika memang terdapat di dunia nyata, tetapi

objek tersebut terpisah dari akal.

Plato membuat perbedaan antara teori aritmetika (teori bilangan) dan teknik

logistik (teknik berhitung). Hal tersebut mengembangkan matematika menjadi

aktivitas yang berfous pada objek-objek yang ada di dunia nyata, tetapi objek

tersebut mempunyai representasi yang bermakna melalui proses berfikir abstrak.

Fathani (2009) juga mengutip pendapat Aristoteles yang memandang bahwa

matematika merupakan salah satu ilmu dari tiga ilmu pengetahuan dasar yaitu

ilmu pengetahuan fisik, ilmu pengetahuan teologi, dan ilmu pengetahuan

matematika.

Aristoteles berpendapat bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan

yang didasarkan pada kejadian yang dialami, pengetahuan yang diperoleh dari

eksperimen, observasi, dan abstraksi. (Fathani, 2009).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

6

Gie (1999) mengutip pendapat ahli matematika bernama Charles Edwar

Jeanneret yang mengatakan “Mathematics is the majestic structure by man to

grant him comprehension of the universe” yang berarti bahwa matematika adalah

struktur besar yang dibangun oleh manusia untuk memberikan pemahaman

mengenai jagat raya.

Guru disekolah sudah berupaya untuk mengembangkan pembelajaran yang

tepat dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dalam belajar matematika

didalam kelas. Pembelajaran yang sesuai dapat membantu siswa untuk mencapai

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut peneliti menyimpulkan

matematika adalah ilmu yang membantu manusia memahami dan mengatasi

persoalan sosial, ekonomi, dan alam. Matematika berkembang melalui proses

berpikir dari kejadian yang dialami, dan logika adalah dasar terbentuknya

matematika.

2.1.2 Tujuan Pembelajaran Matematika

Tujuan mata pelajaran matematika menurut Depdiknas (2006) adalah agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

7

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) 2006 ruang

lingkup mata pelajaran matematika untuk SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai

berikut.

1. Bilangan

2. Geometri dan pengukuran

3. Pengolahan data

2.1.3 Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Cord dkk menyebutkan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek adalah suatu

model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar

kontekstual melalui kegiatan – kegiatan yang kompleks(Wena, 2010:145). Model

pembelajaran ini adalah model yang menekankan pada pengadaan proyek atau

kegiatan penelitian kecil dalam pembelajaran (Fathurrohman, 2015:117).

Terry et al. juga menyebutkan “Project Based Learning is a model for a

classroom activity that shifts away from the usual classroom practices of short,

isolated, teacher centered lessons and instead emphasizes learning activities that

are long-term, interdisciplinary and student centered” yaitu pembelajaran

berbasis proyek adalah model kegiatan dikelas yang berbeda dari pembelajaran

lainnya. Kegiatan pembelajaran ini adalah kegiatan yang memerlukan jangka

waktu panjang, antar disiplin berpusat pada siswa (Fathurrohman, 2015:118). Bell

mengemukakan bahwa “project beased learning is curriculum fueled and

standards based” dimana model pembelajaran ini menghendaki adanya standar isi

dalam kurikulumnya.

Dengan menerapkan model pembeljaaran berbasis proyek, proses inkuiri

dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing peserta

didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek

(materi) dalam kurikulum (Fathurrohman,2015:119).

Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebuah pembelajaran inovatif, yang

menekankan pada pembelajaran kontekstual melalui kegiatan-kegiatan kompleks

yang pembelajarannya yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

8

dari suatu disiplin ilmu yang melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan

masalah dan kegiatan tugas-tugas yang bermakna. Dalam pembelajaran berbasis

proyek ini, siswa mempunyai peran sebagai seseorang yang memecahkan

masalah, sebagai peneliti, sebagai pengambil keputusan dan penelitian. Dalam

pembelajaran berbasis proyek, siswa mengkonstruk pengetahuannya sendiri

melalui perannya sebagai pemecah masalah dan pengambil keputusan hingga

menghasilkan suatu karya atau produk dari proyek yang dikerjakan.

Model pembelajaran berbasis proyek juga telah menjadi bagian dari

kurikulum sekolah, yang mempunyai ciri khas melibatkan siswa dalam desain

proyek, penyelidikan masalah, atau pengalaman pembelajaran yang memberikan

siswa kesempatan untuk bekerja secara otonomi (Fathurrohman, 2015:127).

Dalam bidang sains, dukungan guru dan penemuan proyek dapat

menyediakan pengalaman pribadi dalam proses pemahaman peserta didik, dimana

peserta didik tidak hanya menguatakan filosofi ilmu pengetahuan tetapi juga

membantu siswa membangun koneksi antar pengalaman kelas, lingkungan dan

minta mereka.

Guru sebagai pengajar dan fasilitator berperan aktif membantu siswa

dengan mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi dengan dunia nyata

sehingga materi akan lebih mudah untuk dipahami siswa. Guru tidak memberikan

pengetahuan kepada siswa dengan menuliskan di papan tulis atau siswa

mendengarkan secara lisan, melainkan guru membimbing siswa melalui proyek –

proyek hingga menghasilkan karya untuk menemukan sendiri pengetahuan

tersebut.

Dari beberapa definisi diatas, dapat dipahami bahwa Pembelajaran

Berbasis Proyek adalah model pembeljaaran yang menggunakan proyek sebagai

sarana pembelajaran untuk mencpai kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Model pembelajaran yang menekankan pada kativitas memecahkan

masalah melalui penelitian,analisis, mengerjakan proyek sampai

mempresentasikan produk pembeljaaran berdasarkan pengalaman nyata.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

9

2.1.2.1 Langkah – langkah Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek

Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, siswa diberikan proyek yang akan

membimbing siswa menjadi aktif, kreatif, analitis untuk menyelesaikan proyek

dan menghasilkan karya. Pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah

atau sintaks sebagai berikut.

Menurut The George Lucas Educational Foundation (Instructional Module

Project Based Learning, 2005) langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek

adalah sebagai berikut.

a. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the essential question).

Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan pertanyaan yang dapat

memberi penugasan kepada siswa untuk melakukan suatu aktivitas.

Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk membuktikan

berapa simetri lipat yang dimiliki oleh satu bangun datar. Peserta didik

diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

bentuk bangun datar(alat peraga) sesuai keinginannya dengan catatan

hal tersebut tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.

b. Mendesain perencanaan proyek (Design a plan for the project). Pada

tahap ini peserta didik akan merancang langkah-langkah kegiatan

penyelesaian proyek dari awal sampai akhir. Perencanaan dilakukan

secara kolaboratif antara guru dan peserta didik sehingga dengan

demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek

tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas

yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan

cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta

mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu

menyelesaikan proek. Di tahap ini dibutuhkan kerjasama antar peserta

didik dalam membentuk, menggunting, dan melipat.

c. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek (Create a schedule). Pada

tahap ini peserta didik dibawah dampingan guru melakukan

penjadwalan kegiatan yang telah dirancangnya. Guru dan peserta didik

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

10

menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas

pada tahap ini antara lain.

1. Membuat alokasi waktu untuk menyelesaikan proyek

2. Membuat batas waktu akhir penyelesaian proyek

3. Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru

4. Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek

5. Meminta peserta didik membuat penjelasan (alasan) tentang

pemilihan suatu cara

d. Penyelesaian Proyek dengan Fasilitasi dan Monitoring Guru (Monitor

the students and the progress of the project). Pada tahap ini guru

bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam

mengerjakan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi

siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi

mentor bagi aktivitas siswa. Dari proses hingga penyelesaian proyek

guru harus memastikan bahwa peserta didik berperan aktif dalam

proyek.

e. Penyusunan Laporan dan Presentasi Hasil Proyek (Assess the

outcome). Pada tahap ini hasil proyek dalam bentuk produk

dipresentasikan kepada guru dan peserta didik lain. Hal ini dilakukan

untuk membantu guru dalam ketercapaian standar, berperan dalam

mengevaluasi kemajuan masing-masing pesera didik, memberi umpan

balik tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu

guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Evaluasi Proses dan Hasil Proyek (Evaluate the experience). Pada

akhir pembelajaran guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap

aktivitas dan hasil tugas proyek. Pada tahap evaluasi in, peserta didik

diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama proyek

berlangsung sampai proyek selesai.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

11

2.1.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Moursund (1997) sebagaimana dikutip Made Wena menyebutkan

bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa kelebihan yang sangat

bermanfaat dalam pembelajaran sebagai berikut:

a. Increased Motivation.Pembelajaran Berbasis Proyek meningkatkan

motivasi bagi peserta didik, dimana peserta didik tekun dan berusaha

keras mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih

menyenangkan.

b. Increased problem-solving ability. Beberapa sumber mendefinisikan

bahwa model pembelajaran ini mampu meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah dan membuat siswa menjadi lebih aktif dan

berhasil menyelesaikan masalah - masalah yang kompleks.

c. Increased collaboration. peningkatan kolaborasi, kerja kelompok

membantu peserta didik mengembangkan dan mempraktikan

ketrampilan berkomunikasi. Teori kognitif yang baru dan

konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial,

dan bahwa siswa akan belajar lebih didalam lingkungan kolaboratif.

d. Increased resource-management skills.Meningkatkan ketrampilan

mengelola sumber, bila diimplementasikan secara baik maka siswa

akan belajar dan praktek dalam mengorganisasi proyek, membuat

alokasi waktu dan sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan proyek.

e. Improved library research skills.Model Pembelajaran berbasis Proyek

mempersyaratkan peserta didik harus mampu secara cepat

memperoleh informasi melalui sumber – sumber informasi, maka

keterampilan peserta didik dalam mencari dan menemukan informasi

akan meningkat.

Kelemahan dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

a. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran ini memerlukan banyak waktu

untuk menyelesaikan masalah.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

12

b. Membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menyediakan

sumber/bahan dan alat pembelajaran.

c. Pembelajaran ini mengharuskan penyediaan peralatan yang banyak.

d. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan

pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan dalam mengikuti

proses pembelajaran.

e. Didalam pelaksanaannya, akan terdapat beberapa kemungkinan

peserta didik yang tidak berperan aktif dalam pembelajaran.

2.1.3 Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang telah diperoleh siswa berdasarkan

pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan yang di ikuti selama pembelajaran

yang berupa keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik „‟(Selvia Rosalina

dalam Dimyati, 2006:201).

Proses penilaian hasil belajar dapat memberi informasi kepada guru

tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya melalui kegiatan

belajarnya. Untuk selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan

membina kegiatan pembelajaran yang efektif. Baik untuk semua siswa maupun

individu.

“Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan” (Suprijono, 2012:5). Suprijono

menekankan bahwa hasil belajar didapat dari tingkah laku, nilai-nilai pelajaran,

penguasaan pelajaran, sikap selama di sekolahan, sopan santu, respon positif yang

dilakukan indivisu dan keterampilan siswa yang dimiliki.

Menurut Oemar Hamalik (2006) hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran

atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

13

apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah

laku yang lebih baik lagi.

Dari beberapa teori dapat disimpulkan,hasil belajar merupakan hasil

yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar, yang kemudian dapat memberikan

informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya,

sehingga guru dapat melakukan evaluasi mengenai pembelajaran yang telah

dilakukan.

2.2 Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terlebih dahulu yang meneliti tentang

pembelajaran berbasis proyek, yaitu.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Gigin Ginanjar (2010) yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” menunjukkan bahwa

adanya peningkatan proses pembelajaran dari hasil pelaksanaan tindakan,

aktivitas siswa dengan model pembelajaran Project Based Learning

meningkat dari kategori hampir setengahnya menjadi setengahnya. Selain

itu, tes formatif pada setiap siklus terjadi peningkatan dari hasil pre test

dibandingkan hasil post test dengan rata-rata angka kenaikan yaitu 3.98.

Pada siklus 1 nilai rata-rata pre test 4,08 mengalami peningkatan menjadi

7,94 pada nilai rata-rata post test siswa, siklus 2 dengan nilai rata-rata pre

test 3,28 meningkat menjadi nilai rata-rata post test sebesar 7,28, sama

halnya dengan siklus 3 terjadi peningkatan dari nilai rata-rata pre test 4,40

menjadi nilai rata-rata post test sebesar 8,37. Hal ini menunjukan bahwa

tindakan yang dilakukan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada

aspek kognitif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Kade Sastrika yang berjudul

pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap pemahaman konsep

kimia dan keterampilan berpikir kritis. Hasil analisis data maka dapat

disimpulkan (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan

berpikir kritis siswa antara siswa yang mengikuti MPBP dan siswa yang

mengikuti MPK (Fhitung = 13,921> Ftabel = 3,91). (2) terdapat perbedaan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

14

pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti MPBP dan siswa yang

mengikuti MPK (Fhitung = 9,263 > Ftabel = 3,91). (3) terdapat perbedaan

keterampilan bepikir kritis antara siswa yang mengikuti MPBP dan siswa

yang mengikuti MPK (Fhitung = 20,714 > Ftabel = 3,91) e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume

3 Tahun 2013).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Jannatu Na‟imah (2015) yang berjudul

Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan E-Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa

ketercapaian indicator psikomotorik dan afektif menurut analisis deskriptif

rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Menurut

analisis koefisien determinasi diperoleh hasil bahwa penelitian ini

berkontribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 12,60%.

Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa

penerapanpembelajaran berbasis proyek berbantuan e-learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9,

No. 2, 2015, hlm 1566 – 1574.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut Ayu Mustika Parwita Dewi, yang

berjudul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas

Viii E Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Smp

Negeri 3 Singaraja Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil analisis

data menunjukkan:1)penerapan model pembelajaran berbasisproyek

meningkatkan nilai rata-rata hasil belajar siswa, yaitu dari 76,05 dengan

ketuntasan klasikal 72,73% pada siklus I menjadi 82,42 dengan ketuntasan

klasikal 100% pada siklus II, 2) penerapan model pembelajaran berbasis

proyek meningkatkan nilai rata-rata motivasi belajar TIK siswa, yaitu dari

75,39 dengan standar deviasi 11,10 yang berada pada kategori tinggi pada

siklus I menjadi 83,58 tandar deviasi 9,65 dengan kategori juga tinggi pada

siklus II, 3) tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran

berbasis proyek sebesar 42.58 dengan kategori positif. ISSN 2252-9063

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

15

Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI)

Volume 1, Nomor 4, Agustus 2012 992.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Gigin Ginanjar, Ida Ayu Kade

Sastrika, Nur Jannatu Na‟imah dan Ni Ketut Ayu Mustika Parwita Dewi dapat

terlihat adanya perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan.

Persamaan yang terdapat pada dua penelitian diatas dengan peneliti yaitu

penggunaan model pembelajaran berbasis proyek. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian diatas terletak pada waktu penelitian, subjek penelitian, tempat

penelitian, mata pelajaran yang diambil, produk atau karya yang dihasilkan.

2.3 Kerangka Berpikir

Keberhasilan dalam proses pembelajaran juga didukung dengan penggunaan

model pembelajaran yang tepat, dan tentunya harus sesuai dengan mata pelajaran

dan kemampuan siswa. Salah satu model pembelajaran yang menekankan

keaktifan belajar peserta didik adalah pembelajaran berbasis proyek. Hasil belajar

siswa merupakan penentu keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.

Pembelajaran berbasis proyek (PBP) merupakan model pembelajaran yang

menggunakan proyek sebagai media. Pembelajaran ini memberikan kesempatan

peserta didik untuk melakukan eksplorasi, penilaian, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Kerangka berpikir disusun untuk merancang alur proses pembelajaran

yang telah dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/2/T1_292012582_BA… · diberi kesempatan untuk membentuk, menggunting, dan melipat

16

Gambar 2.1. Alur Penelitian Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian dinyatakan dalam pernyataan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas 5

SDN Kutowinangun 04 Salatiga pada mata pelajaran matematika.