BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · Menurut Thamrin (2015:107), pada dasarnya rekrutmen...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · Menurut Thamrin (2015:107), pada dasarnya rekrutmen...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Prosedur
Kata prosedur biasanya di identifikasikan sebagai rangkaian aktivitas, tugas-
tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-
proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu
tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya
mengakibatkan sebuah perubahan.
Menurut Cole yang diterjemahkan oleh Badriwan (2003) menerangkan
bahwa :
Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan-pekerjaan kerani
(clerical) biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih
disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam transaksi-transaksi
perusahaan yang sering terjadi. (Wijaya & Irawan, 2018)
Menurut Ardiyose (2013:734) menyatakan bahwa:
“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan
yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang
ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat
terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara beragam”.
Menurut Mulyadi (2013:5) menyatakan bahwa: "Prosedur adalah suatu
urutan kegiatan krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departement atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang".
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan yang
dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk
8
menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap
yang telah ditentukan yang menghasilkan suatu tujuan tertentu.
2.2. Rekrutmen
2.2.1. Pengertian Rekrutmen
Rekrutmen merupakan suatu keputusan perencanaan manajemen sumber
daya manusia mengenai jumlah karyawan yang dibutuhkan, kapan diperlukan, serta
kriteria apa saja yang diperlukan dalam suatu organisasi. Rekrutmen pada dasarnya
merupakan usaha untuk mengisi jabatan atau pekerjaan yang kosong dilingkungan
suatu organisasi atau perusahaan, untuk itu terdapat dua sumber sumber tenaga
kerja yakni sumber dari luar (eksternal) organisasi atau dari dalam (internal)
organisasi. Penarikan (rekrutmen) pegawai merupakan suatu proses atau tindakan
yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui
beberapa tahapan mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan
tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi, penempatan, dan
orientasi tenaga kerja. (Potale, Lengkong, & Moniharapon, 2016)
Banyak pengertian dan definisi mengenai rekrutmen, tetapi pada dasarnya
mempunyai pengertian sama. Rekrutmen merupakan suatu proses mencari,
mengandalkan, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam
suatu organisasi.
Menurut Singodimedjo (2000) dalam Sutrinsno Edy (2017:45),
mengatakan rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para
pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi.
9
Menurut Sutrisno Edy (2017:46) proses rekrutmen sumber daya manusia
tidak boleh diabaikan, hal ini disebabkan untuk menjaga supaya tidak terjadi
ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan dan apa yang didapat. Artinya,
organisasi tersebut tidak memperoleh karyawan yang tepat, dalam arti baik kualitas
maupun kuantitasnya. Apabila tidak terjadi sesuai yang diharapkan oleh organisasi
tersebut dapat dikatakan kemungkinan aktivitas kerja kurang efektif dan efisien,
maka organisasi tersebut akan mengalami kegagalan. Agar dapat memperoleh
sumber daya manusia yang berkualitas dan dengan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan, dibutuhkan suatu metode rekrutmen yang dapat digunakan dalam proses
penarikan dengan dilandasi suatu perencanaan yang benar-benar matang.
2.2.2 Tujuan Rekrutmen
Tujuan utama rekrutmen adalah untuk menemukan seseorang pelamar yang
berkualitas. Tujuan pasca pengangkatan perlu dipikirkan, proses rekrutmen harus
menghasilkan karyawan yang merupakan pelaksanaan yang baik dan akan tetap
bersama perusahaan sampai jangan waktu yang ditetapkan atau sesuai perjanjian.
(Hartoko, 2016)
Menurut Thamrin (2015:107), pada dasarnya rekrutmen SDM memiliki
beberapa tujuan yaitu:
1. Memikat pelamar yang berbobot dan berminat dalam menerima tawaran
pekerjaan.
2. Tujuan setelah pengangkatan: menghasilkan karyawan yang baik dan loyal
kepada perusahaan.
3. Tujuan lain: penarikan memberikan efek lain yaitu citra umum perusahaan.
10
2.2.3. Metode Rekrutmen
Menurut Kasmir (2016:94) dalam jurnal (Potale et al., 2016),
mengemukakan beberapa cara atau metode yang digunakan untuk menerik minat
pelamar agar datang melamar, yaitu:
1. Informasi yang disajikan benar-benar memberikan informasi yang jelas tentang
nama perusahaan, bidang usaha, posisi yang ditawarkan, kompensasi yang
diberikan, jenjang karier dan fasilitas menarik lainnya yang ditawarkan.
2. Format lamaran dibuat menarik dan menunjukkan kesan perusahaan bonafit.
Kesan ini penting, karena banyak pelamar yang memperhatikan hal ini sebelum
mengirim surat lamaran.
3. Pemilihan media untuk membuat lowongan kerja, sesuai dengan segmentasi
media yang bersangkutan. Pemilihan media ini juga akan memberikan kesan
bonafitas perusahaan. Pelamar yang berkualitas biasanya hanya melamar di
media yang dianggap bonafit.
4. Menempelkan brosur di perguruan tinggi dan lembaga pelatihan yang memiliki
kualitas dan reputasi tinggi. Hal ini penting karena biasanya perguruan tinggi
yang memiliki reputasi tinggi akan menghasilkan lulusan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
5. Waktu yang diberikan jangan terlalu singkat, sehingga mampu
memaksimalkan jumlah pelamar. Misalnya 1 minggu atau 10 hari.
2.2.4. Sumber Perekrutan
Menurut Bernardin dan Russel (1997) dalam Efri Arisman dan Eti Arini
(2015:88), mengatakan bahwa merekrut melalui sumber internal merujuk kepada
usaha perekrutan terhadap sesuatu posisi kerja dari para pekerja (SDM) yang ada
11
di dalam perusahaan. Dengan kata lain bahwa sumber perekrutan internal memakai
karyawan di dalam perusahaan itu sendiri. Banyak perusahaan baru lebih suka
memenuhi posisi kosong dengan calon internal tersebut. Ada beberapa kelebihan
yang ada ketika merekrut melalui sumber internal, yaitu:
1. Menggunakan biaya yang murah dibandingkan jika dilakukan secara eksternal.
2. Keterampilan dan kemampuan pelamar kerja lebih dikenal dibandingkan
pelamar dari sumber eksternal.
3. Kebijakan perusahaan yang memberi peluang kenaikan pangkat akan
memberikan motivasi, moral karyawan, komitmen mereka dan juga kepuasan
kerja.
Tetapi perekrutan internal ini juga mempunya beberapa kelemahan, yaitu:
1. Pendekatan tidak inovatif karena mempertahankan cara kerja lama dalam
melakukan sesuatu.
2. Keragaman ide dan pemikiran baru tidak ada akibat penggunaan SDM internal
saja.
3. Politik internal mungkin akan memberi efek yang besar dalam proses
perekrutan dan juga proses pemilihan apabila melalui sumber internal.
Menurut Bernardin dan Russel (1997) dalam Efri Arisman dan Eti Arini
(2015:88), mengemukakan bahwa perekrutan eksternal merujuk kepada merekrut
untuk sesuatu posisi kerja dari sumber luar dari perusahaan. Beberapa perusahaan
lebih suka mengambil karyawan baru dari luar perusahaan karena akan
mendapatkan ide dan inovasi dari karyawan baru yang berasal dari luar perusahaan.
Keuntungan menggunakan perekrutan melalui sumber eksternal ini adalah
memberikan pikiran inovatif dan juga ide-ide baru dalam proses membuat
12
keputusan terkait kegiatan pekerjaan. Sedangkan kelemahan-kelemahan yang
mungkin ada pula adalah:
1. Perekrutan karyawan baru dari luar perusahaan mungkin berdampak negatif
terhadap moral dan keakraban anggota kelompok kerja yang ada dalam
perusahaan tersebut.
2. Pekerja dari luar perusahaan sering mengambil waktu yang lebih lama untuk
mempelajari mengenai aspek kerja.
3. Perekrutan dari luar juga membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan
penggunaan sumber internal.
Ada beberapa metode perekrutan melalui sumber eksternal, yaitu:
1. Wawancara terbuka (walks-in) pendekatan yang murah dan selalu digunakan
yaitu melalui aplikasi secara terus dimana pencari kerja menyerahkan bahan-
bahan (seperti resume) tanpa diminta atau memberitahu secara langsung
kepada pihak terkait bahwa ia ingin melamar untuk bekerja di perusahaan
tersebut.
2. Referensi (referrals) referensi atau rekomendasi dari karyawan dalam
perusahaan sendiri
3. Periklanan (advertising) mengacu pada hubungan yang dibuat untuk
mempromosikan sesuatu hal seperti barang, jasa dan sebagainya. Media-massa
utama untuk membuat iklan pekerjaan adalah koran.
4. Agen pencari kerja selalu digunakan oleh banyak perusahaan dalam
mengidentifikasi calon karyawan yang potensial. Ada dua kategori lembaga
yaitu lembaga naungan pemerintah dan juga lembaga swasta.
13
5. Wawancara dalam kampus sumber utama merekrut untuk posisi manajemen
dan profesional adalah melalui wawancara dalam kampus. Kebanyakan
perusahaan besar mencari calon karyawan potensial untuk posisi kelas
eksekutif dari bakal lulusan universitas dan perguruan tinggi.
2.2.5. Kendala Rekrutmen
Kendala-kendala yang sering dihadapi dalam proses penarikan bersumber
dari organisasi, pelaksana dan lingkungan eksternal menurut handoko (1999) dalam
Thamrin (2015:108) adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan organisasi
Kebijaksanaan ini berusaha mencapai keseragaman, manfaat hubungan
masyarakat, ekonomis dan sasaran lain yang tidak berhubungan dengan
penarikan. Kebijakan organisasi yang mempengaruhi penarikan adalah:
a. Kebijaksanaan promosi
Merupakan kebijaksanaan untuk memberikan kesempatan kepada
karyawan yang telah bekerja dalam perusahaan untuk mengisi lowongan
pekerjaan. Hal ini akan meningkatkan moral dan partisipasi karyawan, dan
membantu upaya pemeliharaan karyawan.
b. Kebijakan kompensasi
Kebijaksanaan untuk penggajian yang rendah akan mengurangi minat
pelamar.
c. Kebijaksanaan status karyawan
Banyak perusahaan mempunyai kebijaksanaan penerimaan karyawan
honorer, kontrak atau musiman. Hal ini akan mengurangi minat pelamar
berkualitas yang menginginkan kerja full time.
14
d. Kebijaksanaan penerimaan tenaga lokal
Kebijaksanaan ini bertujuan menjalin hubungan baik dengan masyarakat
sekitar perusahaan.
2. Rencana SDM
Perencanaan SDM membantu proses penarikan terutama dalam menganalisis
kebutuhan di masa yang akan datang. Disamping itu dapat diketahui kebutuhan
SDM yang dapat dipenuhi dari dalam perusahaan.
3. Kondisi pasar tenaga kerja
Apabila supply dalam wilayah geografis tertentu terbatas, penarikan harus
diperluas dan membutuhkan biaya yang lebih besar. Sebaliknya bila supply
karyawan yang berkualitas relatif tinggi dalam pasar tenaga kerja lokal, maka
harga tenaga kerja cenderung akan rendah.
4. Kondisi lingkungan
Kerja seperti tingkat pengangguran, kondisi dan tingkat perekonomian, hukum
tenaga kerjaan, kelangkaan tenaga kerja, penarikn tenaga kerja pesaing
berpengaruh terhadap penarikan perusahaan.
5. Persyaratan-persyaratan jabatan
Departemen SDM harus mempelajari permintaan-permintaan jabatan dari
informasi analisis jabatan untuk memperoleh karyawan yang berkualitas sesuai
kebutuhan yang diharapkan.
6. Kebijaksanaan pelaksana penarikan
Kebiasaan masa lalu dalam penarikan perlu dipertimbangkan segi positif dan
negatifnya agar perusahaan benar-benar memperoleh karyawan yang
berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan.
15
2.3. Seleksi
2.3.1. Pengertian Seleksi
Pandangan Suhariadi (2013:83), terhadap seleksi yaitu proses memilih
diantara kelompok pelamar yang paling sesuai posisi tertentu. Secara garis besar,
sistem seleksi dapat dibedakan dalam 2 pendekatan yang berbeda, yaitu:
pendekatan implicit dan pendekatan eksplisit (ilmiah). (Marcella & Setiawan, 2016)
Menurut Thamrin (2015:113), seleksi adalah kegiatan dalam manajemen
SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini
berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk
kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam
suatu perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan dengan seleksi,
proses seleksi sebagai sarana yang digunakan dalam memutuskan pelamar
mana yang akan diterima. Prosesnya dimulai ketika pelamar melamar kerja
dan diakhiri dengan keputusan penerimaan. Berdasarkan pengertian itu
maka kegiatan seleksi mempunyai arti yang sangat strategis dan penting
bagi perusahaan.
Menurut Wahjono (2015), seleksi dimulai setelah proses perekrutan
menghasilkan beberapa pelamar yang ditentukan oleh persyaratan jabatan. Akhir
dari proses seleksi adalah keputusan penerimaan karyawan. Proses seleksi adalah
pusat kegiatan MSDM.
Bila seleksi berjalan dengan baik dan dihasilkan tenaga kerja yang baik yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam hal jumlah, mutu dan waktu, bisa
diharapkan perusahaan akan dapat menjalankan kegiatan-kegiatannya dengan baik.
Seleksi adalah kunci sukses MSDM organisasi. (Marcella & Setiawan, 2016)
16
2.3.2. Tujuan Pelaksanaan Seleksi
Tujuan pelaksanaan seleksi setiap perusahaan umumnya sama, yaitu
mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Hasibuan
(2002:49) dalam jurnal (Ibrahim, Hakam, & Ruhana, 2014) menjelaskan, seleksi
karyawan bertujuan untuk mendapatkan hal-hal berikut:
1. Karyawan yang qualifed dan potensial.
2. Karyawan yang jujur dan disiplin.
3. Karyawan yang cakap dengan penempatannya yang tepat.
4. Karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja.
5. Karyawan yang memenuhi persyaratan undang-undang perburuhan.
6. Karyawan yang dapat bekerja sama secara vertikal maupun horizontal.
7. Karyawan yang dinamis dan kreatif.
8. Karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab sepenuhnya.
9. Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi.
10. Mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan.
11. Karyawan yang mudah dikembangkan pada masa depan.
12. Karyawan yang dapat bekerja secara mandiri.
2.3.3. Langkah-Langkah Seleksi Karyawan
Setiap perusahaan untuk mendapatkan karyawan terbaik akan melalui
langkah-langkah seleksi. Langkah-langkah seleksi merupakan tahap-tahap yang
harus dilalui seseorang dalam proses penarikan karyawan suatu perusahaan.
Perusahaan telah menetapkan alat-alat yang digunakan dalam proses seleksi,
dimana setiap tahapan seleksi menggunakan alat yang berbeda sesuai
17
kebutuhannya. Setiap perusahaan berbeda dalam menentukan langkah-langkah
yang digunakan dalam kegiatan seleksi. Walaupun tidak ada standar dalam
menentukan langkah-langkah seleksi, tetapi secara umum adalah sama. Bangun
(2012:94) dalam jurnal (Ibrahim et al., 2014), mengatakan bahwa langkah langkah
seleksi adalah sebagai berikut: (1). Menerima lamaran kerja, (2). Wawancara
pendahuluan, (3). Tes psikologi, (4). Pemeriksaan referensi, (5). Wawancara
seleksi, (6). Persetujuan atasan langsung, (7). Pemeriksaan kesehatan, (8). Induksi
atau orientasi.
2.3.4. Proses dan Tahapan Seleksi
Menurut Thamrin (2015:114), proses seleksi adalah langkah-langkah yang
harus dilalui oleh para pelamar sampai akhirnya memperoleh keputusan ia
diterima atau ditolak sebagai karyawan baru. Proses ini berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainya. Proses tersebut pada umumnya
meliputi evaluasi persyaratan, testing, wawancara, ujian fisik. Dalam proses
seleksi itu dipakai berbagai macam jenis dalam mengevaluasi persyaratan
dan terutama untuk testing.
Menurut Thamrin (2015:114), ada dua konsep penting yang harus
diperhatikan untuk peralatan seleksi ini, yaitu reabilitas dan validitas. Reabilitas
(dapat dipercaya) berhubungan dengan konsistensi pengukuran yang digunakan
sepanjang waktu dan juga pertimbangan ukuran berapa banyak kesalahan yang
terlihat dalam pengukuran yang terjadi sekarang, Ada banyak sumber kesalahan
dalam pengukuran pada waktu wawancara misalnya karena terlalu membandingkan
dengan kandidat lainya yang sangat superior, tekanan waktu atau terpesona pada
kemampuan pelamar menciptakan impresi manajemen yang positif tetapi pada
akhirnya tidak seusai dengan kenyataan dalam pelaksanaan pekerjaan. Yang
dimaksud dengan validitas adalah skor yang diberikan pada waktu tes atau
wawancara sesuai dengan kinerja pekerjaan yang nyata. Hasil tes seorang karyawan
18
dikatakan valid, bila skornya tinggi dan kenyataan di lapangan memang sesuai.
Metode seleksi mungkin saja dapat dipercaya tetapi tidak valid, namun metode
seleksi yang tidak dapat dipercaya tentu saja tidak akan valid.
Beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam seleksi yaitu: (1). Surat-
surat rekomendasi, (2). Borang lamaran, (3). Tes kemampuan (Tes Potensi
Akademik = TPA), (4). Tes kepribadian, (5). Tes psikologi, (6). Wawancara, (7).
Assesment centre, (8). Drug test, (9). Honesty test, (10). Handwriting analysis.
19