BAB II LANDASAN TEORI - Bina Sarana Informatika€¦ · fungsi manajemen yang membantu menciptakan...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - Bina Sarana Informatika€¦ · fungsi manajemen yang membantu menciptakan...
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Umum
2.1.1. Pengertian Public Relations
Bila mengacu pada beberapa definisi para pakar mengenai Public Relations
maka definisi tersebut akan berbeda satu sama lainnya, sebab masing-masing para
pakar mempunyai dasar pandangan yang berbeda-beda.
Seitel mengemukakan tentang Public Relations yaitu:
“Public Relations is a distinctive management function which help
establish and maintain mutual lines of communications, understanding,
acceptance, and cooperation between and organization and its publics;
involves the management of problems or issues; help management to keep
informed on and responsive to public opinion; defines emphasizes
responsibility of management keep abreast of and effectively utileze
change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and
uses research and sound and ethical communication techniques as its
principal tool’s”. Definisi tersebut berarti Public Relations merupakan
fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara
alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerja sama suatu
organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani
masalah-masalah atau isu-isu manajemen. Public Relations membantu
manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggapan terhadap opini
publik. Public Relations secara efektif membantu manajemen memantau
berbagai perubahan. (Ardianto, 2014)
Sedangkan menurut Reck, Public Relations adalah:
pertama, lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan
tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar
individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill (itikad
baik)) dari publik. Kedua, pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan tindakan
untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan menyeluruh”. (Ardianto,
2014)
14
2.1.2. Ruang Lingkup Public Relations
Menurut Kriyantono, secara sederhana ruang lingkup pekerjaan yang biasa
dilakukan Public Relations dapat disingkat menjadi PENCILS, yaitu:
1. Publications&Publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan kepada publik.
Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media.
2. Events, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra.
3. News, seorang Public Relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis
sehingga dapat menghasilkan produk-produk tulisan (Public Relations Writing),
seperti press release, newsletter, berita dan lain-lain.
4. Community Involvement, Public Relations mesti membuat program-program yang
ditunjukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya.
5. Identity-Media, merupakan pekerjaan Public Relations dalam membina hubungan
dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh publisitas media. Media
adalah mitra kerja abadi Public Relations sebagai sumber berita dan Public
Relations butuh media sebagai sarana penyebar informasi serta pembentuk opini
publik.
6. Lobbying, Public Relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan negosiasi
dengan berbagai pihak. Keahlian ini tampak dibutuhkan, misalnya pada saat
terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat diantara pihak yang
bertikai.
7. Social Investment, pekerjaan Public Relations untuk membuat program-program
yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial. (Kriyantono, 2016)
15
Menurut Ruslan, Peran Public Relations/Humas diharapkan dapat menjadi
“mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” top manajemen dalam organisasi/lembaga.
Adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi lembaga atara lain meliputi
aktivitas sebagai berikut:
a. Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari
unit/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu
mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di
dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
b. Membina hubungan ke luar (publik eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyakarat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap
lembaga yang diwakilinya. (Trisnawati & Syarah, 2017)
2.1.3. Peran Public Relations
Adapun peran Public Relatios menurut Nova, sebagai berikut:
1. Penasehat ahli (Expert Precriber)
Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki
kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian
masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi
pakar PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan
pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau
mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR (expert
16
prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public
Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
2. Fasilitator komunikasi (Communication Facilitator)
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk
membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut mampu
mejelaskan kembali keinginanm kebijakan dan harapan organsisasi kepada pihak
publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta
saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik
dari kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini
merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan
eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi
secara rasional dan professional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis yang
terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli PR dengan
melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk
membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau
mengatasi persoalan krisis tertentu.
4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Berbeda dengan tiga peranan praktisi Public Relations profesional
sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen
17
organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai
journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau
dikenal dengan methode of communication in organization. Sistem komunikasi
dalam organisasi tergantung dari teknis komunikasi, baik atau tingkatan, yaitu
secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang
dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan
ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi
antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan
lainnya (employee relations and communication media model. (Trisnawati &
Syarah, 2017)
2.1.4. Tugas Public Relations
Cutlip, Center & Broom membuat kategori berisi ringkasan yang dilakukan
spesialis Public Relations di tempat kerja, yaitu :
1. Menulis dan mengedit
Menyusun rilis berita dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature, newsletter
untuk karyawan dan stakeholder eksternal, korespondensi, pesan website dan
pesan media online lainnya, laporan tahunan dan shareholder, pidato, brosur, film
dan script slide show, artikel perdagangan, iklan institusional, materi-materi
pendukung teknis lainnya.
2. Hubungan media dan penempatan media
Mengontak media koran, majalah, suplemen mingguan, penulis freelance, dan
publikasi perdangan agar mereka memublikasikan atau menyiarkan berita dan
feature tentang organisasi itu sendiri atau oleh orang lain. Merespons permintaan
18
informasi oleh media, memverifikasi berita, dan membuka akses ke sumber
otoritas.
3. Riset
Mengumpulkan informasi tentang opini publik, tren, isu yang muncul, iklim
politik dan peraturan perundangan, liputan media, opini kelompok kepentingan
dan pandangan-pandangan lain berkenaan dengan stakeholder organisasi.
Mencari database di internet, jasa online, dan data pemerintah elektronik.
Mendesain program riset, survei, dan menyewa perusahaan riset.
4. Manajemen dan administrasi
Pemograman dan perencanaan dengan bekerja sama dengan manajer lain,
menentukan kebutuhan, menentukan prioritas, mendefinisikan publik, setting dan
tujuan, strategi dan taktik, menata personel, anggaran, dan jadwal program.
5. Konseling
Memberi saran kepada manajemen tentang masalah sosial, politik, dan peraturan.
Berkonsultasi dengan manajemen tentang cara mengatasi krisis, bekerja sama
dengan pengambil keputusan untuk menyusun strategi mengelola isu-isu sensitif
dan kritis.
6. Acara special
Mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba-lomba, konvensi, open house,
pemotongan pita dan grand opening, ulang tahun, pengumpulan dana,
mengunjungi tokoh terkemuka, program penghargaan, dan lain-lain.
7. Pidato
Tampil di depan kelompok, melatih orang untuk berpidato, mengelola juru bicara.
19
8. Produksi
Membuat saluran komunikasi seperti multimedia, seni, tipografi, fotografi, tata
letak, computer desktop publishing, perekaman audio visual.
9. Training
Mengadakan pelatihan untuk publik internal maupun eksternal.
10. Kontak
Sebagai penghubung (liaison) dan mediator antara perusahaan dengan publiknya
dan sebaliknya. (Kriyantono, 2016)
2.1.5. Fungsi Public Relations
Menurut Kriyantono, secara garis besar fungsi Public Relations adalah:
1. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya
(maintain good communication).
2. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest).
3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good
mirals & manners). (Kriyantono, 2016)
Sedangkan Menurut Cutlip et. al. tentang fungsi Public Relations sebagai
berikut:
1. Penelitian (Research)
Ini adalah tahap penelitian dalam PR, baik dalam memperoleh data primer dan
sekunder, maupun penelitian bersifat opinion research, secara kualitatif dan
kuantitatif. Kegiatan ini bersifat motivation research, yaitu penelitian yang tertuju
pada jiwa manusia yang berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan (needs &
wants) yang paling mendasar.
20
2. Perencanaan (Planning)
Penyusunan suatu program secara (event) atau agenda setting dan program kerja
Humas. Penyusunan tersebut berdasarkan data dan fakta di lapangan, kebijakan,
prosedur, tema dan kemampuan dana serta dukungan dari pihak terkait.
3. Pengoordinasian (Coordinating)
Maksudnya adalah mengoordinir satu tim kerja dengan menentukan kerja sama
dan keterlibatan dari instansi atau personil lainnya ke dalam suatu koordinasi tim
yang solid sebagai upaya pencapaian tujuan lembaga organisasi.
4. Administrasi (Administration)
Menyangkut masalah administrasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dokumentasi, sistem pengarsipan dan pencatatan keluar atau yang masuknya
uang, dan sekaligus merupakan salah satu bukti tertulis/tercatat dalam sistem
administrasi yang baik.
5. Produksi (Production)
Hal ini merupakan bentuk produk publikasi dan promosi yang dikelola oleh
Humas, dalam upaya mendukung perluasan/pemasaran produk atau nama dan
pengaruh pada sebuah organisasi dan lain sebagainya. Merencanakan media plan,
publication-publicity, audio visual, special events & regulars events untuk tujuan
berkampanye.
6. Partisipasi Komunitas (Community Participation)
Maksudnya adalah partisipasi Humas dalam melakukan suatu komunikasi timbal
balik dengan komunitas masyarakat/publik lingkungan tertentu untuk mencapai
saling pengertian dan citra positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Misalnya,
21
kegiatan peduli bidang social marketing dan social care (kepedulian PR terhadap
aspek kepentingan sosial).
7. Nasihat (Advisory)
Memberikan sumbang saran kepada manajemen dan pimpinan perusahaan
berkenaan dengan kebijakan organisasi tentang penyesuaian berdasarkan
kepentingan publik internal/eksternal, maupun berdasarkan hasil
pengidentifikasian keinginan dan reaksi opini publik terhadap tinjauan
perusahaan. (Ruslan, 2014)
2.1.6. Tujuan Public Relations
Tujuan Public Relations menurut Ruslan adalah sebagai berikut:
1. Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk public eksternal atau
masyarakat dan konsumen.
2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik perusahaan dengan
perusahaan.
3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations.
4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
5. Mendukung bauran pemasaran. (Maudi & Susilowati, 2018)
Kriyantono menjelaskan, dalam realita praktik Public Relations di perusahaan,
tujuan Public Relations antara lain:
1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan
publiknya.
Tujuan kegiatan Public Relations pertama kali adalah berupaya menciptakan
saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi
22
diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-informed) antara
perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk
mencegah kesalahan persepsi. Kesalahpahaman akibat salah persepsi atau
kekurangan informasi merupakan kesalahan mendasar dalam kegiatan komunikasi
(primary-breakdown of communication).
2. Membangun citra korporat (corporate image)
Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang
perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut
pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau
perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. Pada akhirnya persepsi
akan memengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral, memusuhi. Citra
perusahaan (corporate image) bukan hanya dilakukan seorang Public Relations
sendirian, tetapi perilaku seluruh unsur perusahaan (karyawan, manajer, dan
lainnya) ikut andil dalam pembentukan citra ini, baik disadari atau tidak. Perilaku
itu berkaitan dengan tugas pelayanan atau tidak. Dengan kata lain, citra korporat
(corporate image) adalah citra keseluruhan yang dibangun dari semua komponen
(tubuh) perusahaan, seperti kualitas produk, keberhasilan ekspor, kesehatan
keuangan, perilaku karyawan, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan atau
pengalaman konsumen yang menyenangkan atau meyedihkan tentang pelayanan
perusahaan.
3. Citra Korporat melalui Program CSR
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah program Public Relations untuk
melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan sosial di lingkungannya. World
23
Business Council for Sustainable Development mendefinisikan sebagai komitmen
berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan
pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja
dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan, CSR
adalah pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup
ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan
para stakeholder-nya. Setiap perusahaan seharusnya bertanggung jawab
memberikan kontribusi positif dengan cara ikut serta meningkatkan kesejahteraan
sosial. CSR (ada yang menyebut sebagai Community Development atau
Filantropi/keikhlasan berbagi) adalah investasi sosial perusahaan yang bersifat
jangka panjang. Secara berangsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan
sosial yang dilakukan. Beberapa kegiatan bisa menjadi trade mark perusahaan
yang berpengaruh dalam memperkuat merek produk.
4. Membentuk opini publik yang favourable
Sikap publik terhadap perusahaan bila diekspresikan disebut opini publik. Jadi,
opini publik ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan sikapnya
terhadap perusahaan. Ada tiga jenis opini, yaitu opini positif (mendukung atau
favourable), negatif (menentang) dan netral.
5. Membentuk goodwill dan kerja sama
Pada tahap ini Public Relations sudah pada tahap tindakan nyata. Artinya sudah
tercipta jalinan kerja sama dalam bentuk perilaku tertentu yang mendukung
keberhasilan perusahaan. Dalam tahap ini diharapkan publik secara nyata
mendukung program-program perusahaan. Misalnya publik turut serta
24
menyukseskan program perusahaan. Misalnya publik turut serta menyukseskan
kampanye Public Relations atau tetap lotal mengonsumsi produk perusahaan.
Goodwill dan kerja sama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan
berulang-ulang oleh Public Relations perusahaan untuk menanamkan saling
pengertian dan kepercayaan kepada publiknya, kemudian diikuti tindakan nyata
perusahaan untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik. Tujuan
menciptakan kerja sama berarti membantu perusahaan dan publik untuk saling
beradaptasi satu sama lain. Public Relations adalah upaya-upaya perusahaan untuk
mencipatakan kerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat.
(Kriyantono, 2016)
2.2. Studi Literatur
2.2.1. Humas Pemerintah
1. Pengertian Humas Pemerintah
Suprawoto menjelaskan:
berdasarkan keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
371/KEP/M.KOMINFO/8/2007 tentang kode etik Hubungan Masyarakat
Pemerintahan, yang dimaksud humas pemerintah adalah aktivitas lembaga dan
atau individu yang melaksanakan fungsi manajemen dalam bidang komunikasi
dan informasi kepada publik pemangku kepentingan (stakeholder) dan
sebaliknya. (Suprawoto, 2018)
Lebih lanjut Suprawoto, menambahkan:
dalam Keputusan Menteri tersebut juga dibedakan antara humas pemerintah
dan humas pemerintahan, dalam Pasal 1 (6) dinyatakan bahwa yang dimaksud
dengan humas pemerintahan adalah segenap tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh suatu instansi/perusahaan dalam usaha membina hubungan yang harmonis
dengan khalayak internal dan eksternal dan membina martabat
instansi/perusahaan dalam pandangan khalayak internal dan eksternal guna
memperoleh pengertian, kepercayaan, kerja sama dan dukungan dari khalayak
25
internal dan eksternal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
(Suprawoto, 2018)
2. Tugas Humas Pemerintah
Menurut Dimock dan Koenig, pada umumnya tugas-tugas dari pihak Humas
instansi atau lembaga pemerintah, yaitu sebagai berikut.
1) Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang
pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh
pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.
2) Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak
masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program
pembangunan di berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik, serta menjaga
stabilitas dan keamanan nasional.
3) Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang
bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta
kewajibannya masing-masing. (Ruslan, 2014)
Menurut Ardianto, mengenai tugas humas pemerintah:
seorang Humas/PR di dunia pemerintahan bertugas menjalankan kebijakan
publik dan pelayanan publik. Salah satu kegiatan PR pemerintah dalam bidang
kebijakan publik adalah memberikan berbagai berbagai informasi tentang
kebijakan pemerintahan yang mengikat rakyat atau masyarakat. Sedangkan
untuk pelayanan publik adalah memberikan pelayanan terbaik, dengan
birokrasi yang tidak berbelit-belit untuk memberikan kepuasan kepada rakyat
atau masyarakat sehingga dunia pemerintahan memperoleh citra positif dari
rakyat atau publik. Esensi tujuan PR di dunia pemerintahan adalah membuat
berbagai program pemerintahan yang dapat membentuk, meningkatkan dan
memelihara citra positif dan reputasi baik agar dapar memperoleh opini publik
yang menguntungkan, serta dukungan dan simpati masyarakat. Citra sengaja
diciptakan oleh PR dalam dunia pemerintahan dalam bentuk events (kegiatan-
kegiatan), campaigns (kampanye-kampanye), dan programs (program-program
jangka panjang). (Ardianto, 2014)
26
3. Fungsi Humas Pemerintah
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata
Kelola Kehumasan Dalam Peraturan Menpan dan RP tersebut menyebutkan fungsi
humas pemerintah adalah:
1) Membentuk, meningkatkan, serta memelihara citra dan reputasi positif instansi
pemerintah dengan menyediakan informasi tentang kebijakan, program, dan
kegiatan instansi.
2) Menciptakan iklim hubungan internal dan eksternal yang kondusif dan dinamis.
Ini sangat penting dilakukan, karena yang sering terjadi humas pemerintah selalu
lebih mementingkan eksternal dan melupakan internal.
3) Menjadi penghubung instansi dengan publiknya. Tentunya setiap unit dalam
organisasi memiliki tugas dan fungsi masing. Demkian juga dengan humas
pemerintah, harus mampu menjadi penghubung instansi dengan masyarakatnya.
Dengan demikian, unit lain yang dapat bekerja dengan tenang tanpa mendapat
beban permintaan informasi dan berkomunikasi dengan masyarakat yang
memerlukan.
4) Melaksanakan fungsi manajemen komunikasi, yang meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaanm pengendalian dan pemberian masukan dalam
mengelola informasi. Sudah barang tentu dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya humas pemerintah melaksanakan fungsi manajemen agar semua
programnya bisa berjalan dengan baik. (Suprawoto, 2018)
27
Betty Sari menjelaskan:
Humas Pemerintah memiliki posisi yang sangat strategis dalam melakukan
kegiatan komunikasi, koordinasi dan menyebarluaskan berbagai data dan
informasi publik yang dibutuhkan oleh para stakeholder. Humas juga berperan
penting dalam melakukan diseminasi dan sosialisasi berbagai peraturan
perundang – undangan, visi – misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi,
program dan rencana tindakan yang terkait dengan informasi pembangunan
yang telah atau sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah saat ini.
Penyampaian data dan informasi tersebut harus dilakukan dengan citra dan
itikad yang baik, saling menghargai dan toleransi. (Susilowati, 2017)
Tabel II.1.
PERBEDAAN HUMAS DENGAN HUMAS PEMERINTAH
No. Humas Humas Pemerintah
1. Berada di luar pemerintahan
Di dalam lingkup penyelenggaraan negara
(dalam arti luas meliputi eksekutif, legislatif,
yudikatif, dan lembaga negara yang lainnya). Di
dalam penyelenggaraan pemerintah atau arti
sempit humas pemerintah hanya di lingkup
eksekutif saja.
2. Yang menjadi fokus perhatian
publik dan stakeholder.
Yang menjadi fokus perhatian tidak hanya
publik, stakeholder namun juga seluruh warga
negara atau masyarakat.
3.
Operasional humas merupakan
upaya untuk membentuk citra
perusahaan.
Operasional humas selain upaya membentuk
citra organisasi, pelayanan juga memenuhi hak
masyarakat untuk mendapatkan akses informasi
dan berkomunikasi
4. Ada sebuah produk yang
diperjualbelikan. Tidak ada yang diperjualbelikan.
Sumber: (Suprawoto, 2018)
2.2.2. Strategi Public Relations
Menurut Quinn “Strategi diartikan sebagai pola atau rencana yang
mengintegrasikan tujuan pokok, kebijakan, dan rangkaian tindakan sebuah organisasi
ke dalam satu kesatuan yang kohesif”. (Yusmawati, 2017)
28
Sedangkan Menurut Adnaputra, mengatakan bahwa arti Strategi Public
Relations adalah “alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai
tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations (Public
Relations plan)”. (Trisnawati & Syarah, 2017)
1. Strategi
Adnanputra menjelaskan arti strategi adalah “bagian terpadu dari suatu
rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan
(planning) , yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari
proses manajemen”. (Ruslan, 2014)
Adnanputra menambahkan, batasan pengertian tentang strategi Public
Relations adalah “ alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai
tujuan Public Relations dalam kerangka suatu Public Relations (Public Relations
plan).” (Yusmawati, 2017)
Ruslan menjelaskan tentang tahapan kegiatan strategi Public Relations:
pertama, komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholders dan publik
yang mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut secara
struktural dan formal yang dipersempit melalui upaya segmentasi yang
dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama (common
opinion), potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi,
lembaga, nama perusahaan dan produk yang menjadi sasaran khusus”.
Maksud sasaran khusus disini adalah yang disebut publik sasaran (target
public). (Ruslan, 2014)
2. Program Startegi PR
Landasan umum dalam proses penyusunan strategi Public Relations, menurut
Adnanputra yang berkaitan dengan fungsi-fungsi PR/Humas secara integral melekat
pada manajemen suatu perusahaan atau lembaga, yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.
29
2. Identifikasi unit-unit sasaran.
3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya.
4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran.
5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi Public Relations.
6. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan
pemerintahan dan sebagainya.
7. Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi Public Relations dan taktik atau
cara menerapkan langkah-langkah program yang telah direncanakan,
dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian atau evaluasi hasil kerja.
(Ruslan, 2014)
2.2.3. Publisitas
Baus mendefinisikan tentang publisitas yaitu:
pesan yang direncanakan, dieksekusi dan didistribusikan melalui media
tertentu untuk memenuhi kepentingan publik tanpa membayar pada media (a
message purposefully planned, executed and distributed throught selected
media to further the particular interest of the client-individual or
organization, public or private−without specific payment to media).
(Kriyantono, 2016)
Sedangkan Menurut Ardianto, mengenai publisitas:
Publisitas merupakan kegiatan paling awal dari Public Relations. Fungsi dan
tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi berbagai media tentang kegiatan instansi, yang
seharusnya diketahui oleh publik. PR juga berfungsi dan bertugas
menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif dari publik atau
masyarakat. Dalam hal ini, fungsi dan tugas PR adalah membuat berita untuk
mencari publisitas melalui kerjasama dengan media, wartawan atau reporter
untuk membentuk, meningkatkan dan memelihara citra positif dan reputasi
baik organisasi/perusahaan. Publisitas ini bisa melalui event, campaigns, dan
programs. (Ardianto, 2014)
Ardianto menyatakan, publisitas dilakukan pada media massa dan nonmedia
massa. Berikut ini beberapa definisi mengenai publisitas:
30
1. Suatu teknik bercerita mengenai seseorang, suatu badan, suatu hal.
2. Teknik untuk mengerahkan perhatian dan kemauan baik dari publik
terhadap seseorang atau suatu badan.
3. Berita mengenai kejadian-kejadian yang direncanakan.
4. Teknik penyiaran suatu berita mengenai peristiwa yang direncanakan
terlebih dahulu dalam media massa tanpa membayar untuk kepentingan
seseorang, suatu badan atau suatu hal.
5. Publicity is planned news.
6. Publicity is good news, not bad news. (Ardianto, 2014)
Hachigan mengemukakan publisitas bertujuan memperoleh perhatian publik
melalui penyebaran di media cetak, dan elektronik, mencakup surat kabar, majalah,
tv, radio, talk show dan acara-acara lain, publisitas online, kelompok-kelompok dan
website. (Ardianto, 2014)
Menurut Lesly tentang Publisitas:
hampir segala sesuatu yang disajikan media adalah publisitas seseorang,
sesuatu atau lembaga. Pekerjaan seorang publisis (publisis dibagian PR)
adalah mengemas dan menyebarkan berita dan informasi, ide-ide yang
menarik dalam organisasi untuk dimuat atau ditayangkan di media massa
tradisional atau konvensional (surat kabar, majalah, radio dan televisi) dan
media kontemporer (news paper online, magazine online, radio digital,
televisi digital) atau penyebaran dalam bentuk lain, seperti poster, spanduk,
baliho, billboard. (Ardianto, 2014)
2.2.4. Media Informasi
Cangara menyatakan bahwa definisi media adalah:
alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada khalayaknya. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam
komunikasi antara manusia, maka media yang paling dominan dalam
berkomunikasi adalah pancaindra manusia selanjutnya diproses dalam pikiran
manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu,
sebelum dinyatakan dalam tindakan. (Mayasari & Angguntiara, 2018)
31
Soemirat dan Ardianto, menyatakan bahwa informasi adalah “Suatu
komunikasi yang berlangsung antara top manajemen dengan karyawan atau
perusahaan dengan publiknya tidak hanya terjadi secara tatap muka. Agar lebih
efesien dalam penyebaran informasi dan pembentukan citra dan opini publik, Public
Relations memerlukan media komunikasi”. (Mayasari & Angguntiara, 2018)
Menurut Sutabri, informasi yaitu “data yang telah diklasifikasikan atau diolah
atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem
pengolah informasi akan mengolah data menjadi informasi atau mengolah data dari
bentuk tidak berguna menjadi beruguna bagi yang menerimanya”. (Mayasari &
Angguntiara, 2018)
2.2.4. House Journal
Ardianto mengungkapkan, media yang dibuat PR adalah media untuk
kalangan terbatas, bukan untuk umum seperti media massa umum dan seringkali
disebut dengan istilah private publications (publikasi dibuat sendiri) seperti house
journal (majalah atau surat kabar perusahaan). (Ardianto, 2014)
Ardianto mendifinisikan tentang House Journal adalah:
media korporat atau media perusahaan yang diterbitkan untuk kalangan
terbatas dan tidak diperjualbelikan, seperti halnya media massa. Perhumas
(Public Relations Association of Indonesia) menamakan istilah house journal
ini adalah Majalah Inggriya (dalam Bahasa Jawa, Inggirya berarti rumah
sendiri). House Jurnal merupakan media komunikasi PR yang paling tua.
House Jurnal memiliki berbagai nama lain seperti house organs (penerbitan
internal), employee newspaper (surat kabar karyawan), dan company
newspaper (surat kabar perusahaan). Selain itu, nama lainnya seperti inhouse
magazine (majalah internal), di Indonesia disebut majalah intern. (Ardianto,
2014)
32
Ardianto menambahkan, seiring dengan perkembangan house journal, juga
semakin pesatnya di bidang ekonomomi dan industri, termasuk meningkatnya
penduduk yang melek huruf latin dan semakin tingginya pendidik manusia Indonesia,
house jurnal di Indonesia dianggap sebagai media alternatif dalam melakukan
komunikasi dialogis antara lembaga, perusahaan atau organisasi dengan publiknya.
Terdapat lima bentuk utama house jurnal, yakni:
1. The Salles Bulletin: sebuah buletin yang berfungsi sebagai media komunikasi
regular antara seorang sales manajer dengan salesman-nya di lapangan. Dicetak
dalam lembaran kertas ukuran broadsheet, kuarto atau plano.
2. The Magazine: dengan format majalah dan biasanya berukuran A4 (297x110
mm). Isinya kebanyakan feature/tuturan/karangan khas dan ilustrasi. house jurnal
ini bisa dicetak dengan menggunakan teknik lithografi atau photogravure.
3. The Newspaper: mirip dengan Koran tabloid, tapi isinya terdiri dari berita yang
disisipi dengan feature/tuturan/karangan khas, artikel dan gambar, foto.
Diterbitkan setiap bulan atau triwulan. Dicetak dalam lembaran ukuran kertas
kuarto atau folio, dijilid dalam bentuk buku. Proses percetakannya biasanya lebih
canggih, yakni secara offset-litho, sedangkan di Inggris kebanyakan memakai
proses web-offset-litho.
4. The Newsletter: jumlah halamannya biasanya sedikit, yakni 2 hingga 8 halaman,
dan biasanya berukuran A4. Sebagian besar isinya berupa tulisan-tulisan singkat
dengan atau tanpa gambar, juga berisi pokok-pokok berita yang diperuntukkan
bagi pembaca yang sibuk. Percetakannya menggunakan teknik lithografi atau
dapat diproduksi pada mesin fotokopi kantor.
33
5. The Wall Newspaper: bentuk komunikasi staf/karyawan di lokasi pabrik atau
perusahaan, atau pasar swalayan. Di Indonesia dikenal dengan surat
kabar/majalah dinding. (Ardianto, 2014)
Ardianto menjelaskan:
keberadaan house journal dilihat dari sudut kepentingan lembaga, komunikasi
internal diharapkan bersifat fungsional dalam membangun sistem internal
didalam lembaga. Jadi, komunikasi internal dilakukan untuk membangun
human relationship antara lembaga dan setiap individu dalam lembaga, serta
antara individu dalam lembaga. Tiap langkah lembaga mendapat pemahaman
serta dukungan secara internal. Begitu yang juga terjadi manakala
dikehendaki terbentuk hubungan, baik antara organisasi dan anggota, maupun
antara sesama anggota organisasi. Human relationship didalam lembaga atau
organisasi hanya dapat terbentuk secara baik apabila didukung oleh
komunikasi internal yang baik pula. (Ardianto, 2014)
2.2.5. Stakeholder
Suprawoto menyatakan, Humas pemerintah pasti sering sekali membaca
bahkan mengucapkan dalam setiap perbincangan tentang stakeholder, baik di dalam
diskusi maupun dalam kelas pelatihan. Namun sering juga pemahaman tentang
stakeholder kurang lengkap. Padahal stakeholder merupakan kelompok sasaran dari
kegiatan humas pemerintah. (Suprawoto, 2018)
Menurut Renald Kasali, stakeholder adalah “setiap kelompok yang berada di
luar maupun di dalam perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan
keberhasilan perusahaan. Stakeholder bisa berarti setiap orang yang mempertaruhkan
hidupnya pada perusahaan”. (Suprawoto, 2018)
Dalam konteks perusahaan, dikenal istilah stakeholder internal dan eksternal:
1. Stakeholder internal adalah para pemegang saham, manajer/top eksekutif,
karyawan, keluarga karyawan.
34
2. Stakeholder eksternal adalah konsumen, pemasok, penyalur, pesaing,
konsumen, bank, pemerintah, pers, dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
(Suprawoto, 2018)
Rachmat Kriyantono memberi batasan yang lebih lengkap tentang stakeholder
yaitu “sekumpulan orang yang memiliki perhatian yang sama (karena itu mereka
sudah pada tahap menyadari) terhadap suatu isu dan memungkinkan merespons
dengan perilaku tertentu, verbal maupun nonverbal”. (Suprawoto, 2018)
Lebih lanjut, Kriyantono menjelaskan tentu banyak batasan stakeholder dari
berbagai ahli. Namun, dari berbagai batasan tersebut menurutnya stakeholder
setidaknya mempunyai arti sebagai berikut:
1. Stakeholder kelompok yang lebih luas daripada publik. Jika seseorang atau
kelompok dimungkinkan mempunyai pengaruh (efek) terhadap organisasi atau
kemungkinan dapat terpengaruh (terdampak) oleh aktivitas organisasi, maka
disebut stakeholder. Kehadiran stakeholder ini bisa disadari atau tidak, dikenal
atau tidak, oleh organisasi.
2. Publik laten merupakan kategori stakeholder, karena belum menyadari jika
dirinya sebenarnya terpengaruh oleh aktivitas organisasi.
3. Bisa jadi, stakeholder dan publik terdiri dari orang atau kelompok yang sama,
bersifat cair dan dinamis.
4. Stakeholder (demikian juga publik) bukan mass population.
5. Stakeholder muncul karena konsekuensi atau akibat akivitas organisasi.
(Suprawoto, 2018)