BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat...

26
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan Barang 2.1.1. Pengertian Pengadaan Barang Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014:246) “pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. Menurut Edquist et.al dalam Dimyati dan Nurjaman (2014:46) “ pada prinsipnya, pengadaan publik (public procurement) adalah proses akuisi yang dilakukan oleh pemerintah dan institusi publik untuk mendapatkan barang (goods), dan jasa (services) secara transparan ,efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunannya. Menurut Siahaya (2016:15) Prinsip-prinsip pengadaan meliputi : a. Prinsip Pengadaan Prinsip pengadaan (Procurement princile) diterapkan dalam penyelenggaraan pengadaan, sejak perencanaan sampai dengan penyelesaian kegiatan pengadaan. 1. Efisien, menggunakan dana, daya dan fasilitas yang terbatas untuk mencapai target kualitas dan waktu yang ditetapkan melalui penyederhanaan dan percepatan proses pengadaan.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengadaan Barang

2.1.1. Pengertian Pengadaan Barang

Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014:246) “pengadaan adalah kegiatan

untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif, dan efisien sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya.

Menurut Edquist et.al dalam Dimyati dan Nurjaman (2014:46) “ pada

prinsipnya, pengadaan publik (public procurement) adalah proses akuisi yang

dilakukan oleh pemerintah dan institusi publik untuk mendapatkan barang

(goods), dan jasa (services) secara transparan ,efektif dan efisien sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan penggunannya.

Menurut Siahaya (2016:15) Prinsip-prinsip pengadaan meliputi :

a. Prinsip Pengadaan

Prinsip pengadaan (Procurement princile) diterapkan dalam

penyelenggaraan pengadaan, sejak perencanaan sampai dengan penyelesaian

kegiatan pengadaan.

1. Efisien, menggunakan dana, daya dan fasilitas yang terbatas untuk mencapai

target kualitas dan waktu yang ditetapkan melalui penyederhanaan dan

percepatan proses pengadaan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

8

2. Efektif, penyelenggaraan pengadaan berdasarkan kebutuhan nyata, kinerja

yang optimal dan memberikan hasil yang berkualitas serta manfaat yang

sebesar-besarnya.

3. Adil, memberikan perlakuan dan kesempatan yang sama dan tidak

diskriminatif serta tidak mengarah dan memberi keuntungan kepada pihak

tertentu.

4. Transparan, keterbukaan dalam memberikan layanan informasi menyangkut

ketentuan dan proses pengadaan kepada semua pihak terkait termasuk

masyarakat.

5. Bersaing, memberikan kesempatan kepada para penyedia yang setara dan

memenuhi persyaratan untuk berkoompetisi secara sehat serta tanpa

intervensi dari pihak manapun.

6. Akuntabel, pertanggung jawaban pelaksaaan pengadaan sesuai target dan

manfaat kepada pihak yang berkepentingan sesuai ketentuan dan peraturan

yang berlaku, berdasarkan prinsip, kebijakan, norma dan etika pengadaan.

7. Berwawasan Lingkungan, upaya untuk menjamin penyelenggaraan

pengadaan dan layanan aliran barang serta pelaksanaan perkerjaan tidak

berdampak negatif dan berisiko terhadap lingkungan dan kesehatan

manusia.

b. Tujuan Pengadaan

Tujuan pengadaan (Procurement Goal) penyelenggaraan kegiatan

pengadaan untuk mencapai target:

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

9

1. Mewujudkan keterpaduan untuk memperoleh barang dan jasa yang

berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal

untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat.

2. Mewujudkan sistem pengadaan yang bermanfaat bagi masyaraka

tmengutamakan kepentingan nasional dan mampu mengembangkan potensi

nasional serta meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.

3. Mewujudkan sistem pengadaan strategis yang berorentansi pada

optimalisasi hasil dan manfaat, persaingan usaha sehat dan kontrak jangka

panjang.

4. Memberikan akses keterbukaan bagi masyarakat untuk berpatisipasi

memberikan informasi dalam proses pengadaan untuk memperoleh tata

kelola pengadaan yang baik, sesuai prinsip dan aturan.

5. Memberikan jaminan, perlindungan dan kepastian hukum serta kepastian

berusaha bagi para pihak dalam kegiatan pengadaan.

2.1.2. Perencanaan Pengadaan

Perencanaan pengadaan adalah proses perumusan langkah dan kegiatan

yang meliputi penyusunan perencanaan umum pengadaan dalam persiapan

pelaksanaan pengadaan. Perencanaan pengadaan dilakukan secara sistematis,

terpadu, terarah dan berkelanjutan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

10

Menurut Siahaya (2016:31) Perencanaan pengadaan meliputi:

1. Perencanaan Pengadaan

a. Perencanaan pengadaan memperhatikan:

1. Rencana jangka panjang dan jangka menengah.

2. Anggaran pendapatan dan belanja lembaga.

3. Program kerja lembaga.

4. Peluang untuk membangun kemampuan dan potensi nasional.

b. Perencanaan Pengadaan

Tujuan perencanaan pengadaan adalah sebagai pedoman strategis

pelaksanaan kegiatan pengadaan untuk mencapai target dan tujuan

pengadaan serta bermanfaat bagi lembaga dan masyarakat.

c. Penyusunan Perencanaan Pengadaan, meliputi :

1. Kebutuhan barang dan jasa yang disiapkan berdasarkan indefikasi

kebuutuhan dan indefikasi ketersediaan barang dan jasa dipasaran

melalui database.

2. Target yang akan dicapai, sesuai rencana kerja yang meliputi kapan

barang harus tiba dan siap dipakai atau pekerjaan harus diselesaikan.

3. Anggaran dan biaya pengadaan yang disusun sesuai jumlah dan jenis

mata anggaran yang telah disetujuhi.

4. Analisis pasar untuk mengetahui secara pasti apakah barang yang

dibutuhkan tersedia di pasaran dan ketersedian menjamin kontinuitas.

5. Sumber pengadaan untuk mengetahui apakah barang yang dibutuhkan

sudah diproduksi didalam negeri atau masih harus diimpor dari luar

negeri.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

11

6. Proses pengadaan sesuai prinsip dan ketentuan yang berlaku.

7. Transportasi, pengapalan,importasi dan jenis proses, kepabeanan.

8. Pengawasan dan inspeksi mutu untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang

berkualitas sesuai dengan kebutuhan.

9. Hubungan kementrian dan penyedia.

10. Peningkatan penggunan produk dalam negeri untuk menumbuh-

kembangkan kemampuan nasional dalam rangka memajukan ekonomi

bnagsa.

11. Penyerahan dan serah terima pekerjaan tepat waktu sesuai rencana.

d. Perencanaan pengadaan dilaksanakan dalam bentuk rencana umum

pengadaan (RUP), yang memuat:

1. Analisis kebutuhan nyata pengadaan selaras dengan program kerja

lembaga.

2. Pemaketan perkerjaan.

3. Spesifikasi dan kerangka acuan kerja (KAK).

4. Prioritas pengadaan.

5. Penetapan target dan kinerja pengadaan.

6. Waktu dan jadwal pelaksanaan.

7. Estimasi biaya dan penyimpanan anggaran.

8. Perencanaan proses pengadaan.

e. Penyusunan rencana umum pengadaan (RUP) meliputi kegiatan:

1. Indentifikasi kebutuhan barang dan jasa.

2. Penyusunan dan penetapan rencana kerja dan sumber penganggaran.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

12

3. Penetapan kebijakan tentang pemaketan.

4. Penetapan kebijakan umum tentang proses pengadaan, yang meliputi

pengadaan melalui penyedia dan pengadaan secara swakelola.

5. Penetapan kebijakan dalam pelaksanaan dan pengorganisasian

pengadaan.

6. Peyusunan kerangka acuan kerja (KAK)

7. Penyusunan jadwal kegiatan pengadaan.

8. Pengumuman rencana umum pengadaan untuk diketahui oleh masyarakat

luas.

A. Penyelenggaraan Pengadaan

Penyelenggaraan pengadaan adalah seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan

pengadaan sejak perencanaan sampai dengan selesai kegiatan. Penyelenggaraan

pengadaan dilaksanakan berdasarkan prinsip, tujuan, strategi, kebijakan dan target

pengadaan, untuk memperoleh hasil dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

lembaga, peningkatan ekonomi dan kesejateraan masyarakat.

1. Menurut Siahaya (2016:38) tahapan penyelenggaraan , meliputi :

a. Perencanaan

b. Penganggaran

c. Proses pengadaan

d. Pengelolaan kontrak

e. Penyelesaian sengketa

f. Serah terima jabatan

g. Pembayaran

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

13

2. Proses pengadaan meliputi :

a. Pengadaan melalui penyediaan

b. Pengadaan secara Swakelola

3. Penyelengaraan pengadaan dalam rangka :

a. Implementasi program dan pengembangan.

b. Implementasi hasil dan manfaat.

c. Meningkatakan kualitas pelayanan dan kinerja.

d. Memperoleh dan meningkatakan pendapatan.

e. Meningkatan kegiatan perekonomian.

f. Meningkatan penyerapan anggaran belanja.

4. Penyelenggaraan pengadaan, bertujuan :

a. Memperoleh kesempatan berusaha.

b. Menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat dan bertanggung jawab.

c. Meningkatk an potensi dan kapasitas nasional serta daya saing industri

dalam negeri.

d. Meningkatkan produk dalam negeri.

B. Dokumen Pengadaan

Dokumen pengadaan meliputi semua dokumen dan arsip yang digunakan

dalam penyelenggaraan kegiatan pengadaan baik berbentuk kertas (hard copy)

maupun perangkat lunak (soft copy).

1. Dokumen pengadaan, mencakup :

a. Permintaan untuk pengadaan.

b. Undangan dan pengumanan tender.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

14

c. Instruksi kepada perserta.

d. Dokumen penawaran.

e. Spesifikasi teknis dan KAK.

f. Daftar kuantitas dan harga.

g. Berita acara prebid-meeting.

h. Hasil Evaluasi.

i. Penatapan pemenang tender.

j. Keputusan pemenang tender.

k. Dokumen sanggah.

l. Pengumuman pemenang tender.

m. Pakta integritas.

n. Surat perintah kerja, kontrak dan PO

o. Surat jaminan.

2. Pengarsipan Dokumen Pengadaan, bertujuan:

a. Keperluan audit.

b. Monitoring.

c. Evaluasi.

d. Akuntabilitas.

e. Pengukuran kinerja lembaga.

2.1.3. Proses Pengadaan

1. Menurut Siahaya (2016:61) Proses Pengadaan, meliputi kegiatan :

a. Penetapan target, strategi dan perencanaan pengadaan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

15

b.Penentuan sumber pengadaan dan evaluasi kondisi pasar (market

evaluation).

c. Penetuan metoda pemilihan penyedia.

d. Penetuan harga perkiraan sendiri.

e. Penetuan jenis dan cara evaluasi penawaran.

f. Penentuan jenis kontrak.

g. Pembuatan kontrak

h. Monitoring dan engawasan pekerjaan

i. Serah terima hasil pekerjaan

j. Evaluasi kinerja

2. Proses pengadaan, memenuhi ketentuan meliputi:

a. Dilakukan secara strategis dan komprehensif untuk menjamin

tercapainya tujuan pengadaan.

b. Dilakukan berdasarkan kebutuhan nyata (rill),bukan berdasarkan

keinginan pihak tertentu.

c. Memenuhi spesifikasi teknis dan standar kualitas.

d. Sesuai biaya dan harga yang optimal, dan bersaing atau kompetitif.

e. Barang dan jasa yang standar dilakukan dengan menggunakan e-katalog.

f. Pekerjaan pemeliharaan rutin dilakukan melalui kontrak berbasis kinerja

dan berjangka panjang.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

16

g. Proses pengadaan, wajib menggunakan produk dalam negeri dan

dilalarang impor, apabila:

1. Barang yang dimaksud telah diproduksi didalam negeri.

2. Spesifikasi sesuai kebutuhan dan persyaratan teknis minimum.

3. Jumlah produksi dalam negeri memenuhi kebutuhan.

h. Proses pengadaan tetap dilaksanakan apabila diyakini dan dibuktikan

bahwa bahwa sumber pengadaan sesuai spesifikasi kebutuhan barang dan

jasa hanya ada satu.

2.1.4. Perkembangan Pengadaan Barang dan Jasa

Menurut Adrian ( 2016 : 1 )

dimulai dari adanya teransaksi pembelian / penjualan barang di pasar secara

langsung ( tunai ). Kemudian berkembang kearah berjangka waktu

pembayaran, dengan membuat documen pertanggung jawaban ( pembeli dan

penjual ), dan pada akhirnya dimulai pengadaan dan peroses pelelangan.

Dalam perosesnya, pengadaan barang dan jasa melibatkan beberapa terkait,

sehingga perlu ada etika, norma, dan perinsif pengadaan barang dan jasa,

untuk dapat mengatur atau yang dijadikan dasar penetapan kebijakan

pengadaan barang dan jasa.

Pengadaan barang dimulai sejak adanya pasar di mana orang dapat membeli

dan atau menjual barang. Cara atau metode yang di gunakan dalam jual beli

barang di pasar adalah dengan cara tawar menawar secara langsung antara pihak

pembeli ( pengguna ) dengan pihak penjual ( penyedia barang ). Apa bila dalam

peroses tawar menawar telah mencapai kesepakatan harga, maka dilanjutkan

dengan teransaksi jual beli, yaitu pihak penyesia barang menyerahkan barang

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

17

kepada pihak pengguna dan pihak pengguna membayar berdasarkan harga yang

telah disepakati kepada pihak penyedia barang. Proses tawar menawar dan proses

transaksi jual beli dilakukan secara tampa didukung dengan documen pembelian

maupun documen pembayaran dan penerimaan barang

Banyaknya jumlah dan jenis barang yang akan di beli tettunya akan

membutuhkan waktu lama bila harus dilakukan tawar menawar, biasanya

pengguna akan menbuat daftar jumlah dan jenis barang yang akan dibeli secara

tertulis, yang selanjutnya diserahkan kepada penyedia barang agar mengajukan

secara tertulis pula. Daftar barang yang di susun secara tertulis tersebut

melupakan asal-usul documen pembelian, sedangkan penawaran barang yang

dibuat secara tertulis merupakan asal usul documen penawaran.

Pada perkembangan selanjutnya. Pihak pengguna menyampaikan daftar

barang yang akan di beli tidak hanya kepada satu tetapi kepada beberapa penyedia

barang. Dengan meminta penawaran kepada beberapa penyedia barang, pengguna

dapat memilih harga penawaran yang paling murah dan setiap jenis barang yang

akan di beli. Cara yang demikian merupakan cikal-bakal pengadaan barang

dengan cara lelang.

Namun demikian, pembelian barang tidak terbatas pada pembelian barang

yang telah ada di pasar saja, tetapi juga pembelian barang yang belum tersedia di

pasar. Pembelian barang yang belum ada di pasar dilakukan dengan cara

pemesanan. Agar barang yang di pesan dapat di buat seperti yang di inginkan,

maka pihak pemesan ( pengguna ) menyusun nama, jenis, jumlah barang yang di

pesan beserta spesifikasinya secara tertulis dan menyerahkan kepada pihak

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

18

penyedia barang. Dokumen ini selanjutnya disebut dokumen pemesanan barang

yang menjadi cikal-bakal dokumen lelang.

Menurut adrian ( 2016 : 3 )

Hakikat pengadaan barang dan jasa atau dalam istilah asing disebut sebagai

procurement munculnya karena kebutuhan akan suatu barang atau jasa,

mulai dari pensil seprei, aspirin untuk kebutuhan bahan bakar kendaraan

milik pemerintah. Peremajaan mobil dan truk, peralatan sekolah dan rumah

sakit, perlengkapan perang untuk intansi militer, perangkat ringan atau berat

untuk perundingan pembangunan. Untuk jasa konsultasi secara kebutuhan

jasa lainnya seperti pembangunan stasiun pembangkit listrik atau jalan tol

hingga menyewa jasa konsultan bidang teknik, ke uangan, hukum atau

pungsi konsultasi lainnya.

Menurut Adrian ( 2016 : 6 )

Pola hubungan para pihak dalam pengadaan barang dan jasa melibatkan

beberapa pihak, pihak pembeli atau pengguna dan pihak penjual atau

penyedia barang dan jasa. Pembeli atau pengguna barang dan jasa adalah

pihak yg membutuhkan barang dan jasa . dalam pelaksanan pengadaan,

pihak pengguna adalah yang meminta atau memberi tugas kepada pihak

penyedia untuk memasok atau membuat barang atau melaksanakan

pekerjaan tertentu. Penggunaan barang dan jasa dapat merupakan suatu

lembaga / organisasi dan dapat pula orang atau perseorangan. Yang

tergolong lembaga atau organisasi antara lain: instansi pemerintah,

(pemerintah pusat), badan usaha ( BUMN, BUMD, Swasta ), dan

organisasi dan masyarakat sedangkan yang tergolong orang perseorangan

adalah individu atau orang yang membutuhkan barang dan jasa.

A. Latar belakang lahirnya perpres No. 54 tahun 2010 tentang pengadaaan

barang atau jasa pada masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

Perpres tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah sebagai

pengganti Keppres No. 80 tahun 2003 yang di nilai tidak memadai lagi.

Perpres No. 54 tahun 2010 dilatar belakangi oleh cita-cita tata pemerintahan

yang baik dan bersih ( good governance and clean go-vernment ). Good

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

19

governcance and clean government adalah seluruh aspek yang terkait dengan

control dan pengawasan terhadap kekuasaan yang dimiliki pemerintah dalam

menjalankan fungsinya melalui institusi formal dan informal. Untuk

melaksanakan prinsip good governace and clean government, maka pemerintah

harus melaksanakan prinsip-prinsip akun tabilitas dan pengelolahan sumber daya

secara efesien, serta mewujudkan dengan tidakan dan peraturan yang baik dan

tidak berpihak

( independen ), serta menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan sosial antara

pihak terkait ( stakebolders ) secara adil, transparan, profesional, dan akuntabel.

Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui penyelenggaran pemerintah

yang baik dan bersih, perlu didukung dengan pengelolaan keuangan yang efektif,

efesien, transparan, dan akuntebel. Untuk meningkatkan efesien dan efektifitas

penggunaan keuangan negara yang dibelanjakan melalui proses pengadaan

barang/jasa pemerintah, diperlukan upaya untuk menciptakan keterbukaan,

transparasi, akuntabelitas serta prinsip persaingan-kompetisi yang sehat dalam

proses pengadaan barang-/jasa pemerintah yang dibiaya dengan APBN/APBD,

sehingga diperoleh barang/jasa yang terjangkau dan berkualitas dapat

dipertanggung-jawabkan baik dari segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi

kelancaran tugas pemerintahaan dan pelayanan masyarakat. Sehubungan dengan

hal tersebut, peraturan presiden tentang pengadaan barang/jasa pemerintah ini

dimaksudkan untuk memberikan pedoman pengaturan mengenai tata cara

pengadaan barang/jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai dengan tata

kelolah yang baik.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

20

Pengaturan mengenai tata cara pengadaan barang/jasa pemerintahan dalam

peraturan presiden ini diharapkan dapat meningkatkan iklim invetasi yang

kondusif, efesien belanja negara, dan percepatan perintah yang berpedoman pada

peraturan presiden ini diarahkan untu meningkatkan ownership pemerintah daerah

terdapat proyek/kegiatan yang pelaksnaanya dilakukan melalui skema pembiayaan

bersama (cofinancing) antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kebijakan

umum pengadaan barang/jasa pemerintah bertujuan untuk mensinergikan kentuan

pengadaan barang-jasa dengan kebijakan-kebijakan disektor lainya. Langkah-

langkah kebijakan yang akan ditempuh pemerintah dalam pengadaan barang/jasa

sebagaimana diatur dalam peraturan presiden tentang pengadaan/jasa pemerintah

ini, meliputi:

1. Peningkatan penggunaan produksi barang/jasa dalam negeri yang

sasarannya untuk memperluas kesempatan kerja dan basis industri dalam

negeri dalam rangka meningkatan ketahanan ekonomi dan daya saing

nasional.

2. Kemandirian industri pertahanan,industri alat utama sistem senjata

(Alutsista) dan industri alat material khusus (Almatsus) dalam negeri.

2.2. Pengertian BOS (Bantuan Oprasional Sekolah)

2.2.1. Pengertian Dana BOS

Menurut Juknis (2015:2) “BOS adalah program pemerintah yang pada

dasarnya adalah untuk penyedian pendanaan biaya oprasi non personalia bagi

satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana progam wajib belajar.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

21

Menurut peraturan pemerintah No. 48 Tahun 2008

tentang pendanaan pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk

bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa

daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana , uang

lembur, transportasi, komsumsi, pajak dll. Namun demikian, ada beberapa

jenis pembiayaan iventasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai

dengan dana BOS. Secara detail jenis kegiatan yang boleh dibiayai dari

dana BOS.

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2011b:296) “ Bantuan

operasional sekolah (BOS) Bantuan operasional sekolah (BOS) adalah program

pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan

pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar. Namun demikian dana BOS

dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam

biaya personalia dan biaya investasi”.

a. Biaya personalia dan nonpersonalia

1. Biaya personalia terdiri dari gaji pendidik dan tegana kependidikan serta

tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji.

2. Biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan

habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air /jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain-lain.

Menurut peraturan mendiknas nomor 69 Tahun 2009, standar biaya operasi

nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan

operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana

pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara

teratur dan berkelanjutan sesuai standar nasional pendidikan.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

22

b. Apa tujuan program BOS

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyrakat

terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib berlajar 9 (sembilan)

tahun yang bermutu.

Secara khusus program BOS bertujuan untuk:

1. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/M1 negeri dan SMP/MTs

negeri terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan sekolah

bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI):

2. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan

dalam bentuk apapun, baik disekolah negeri maupun swasta;

3. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa disekolah swasta.

2.2.2. Siapa Sasaran Program dan Berapa Besar Dana BOS

Sasaran program BOS adalah semua SD/M1 dan SMP/MTs, termasuk

sekolah menengah terbuka (SMPT) dan tempat kegiatan belajar mandiri (TKBM)

yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta diseluruh

provinsi di indonesia. Program kejar paket A dan paket B tidak termasuk sasaran

dari program BOS ini.

a. Sasaran

SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang diselenggarakan

oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau masyarakat yang telah

terdata dalam dapodik dan memenuhi syarat sebagai penerima BOS

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

23

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh kementerian pendidikan dan

kebudayaan. SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang

diselenggarakan oleh masyarakat dapat menolak BOS yang telah

dialokasikan setelah memperoleh persetujuan orang tua peserta didik

melalui komite sekolah dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan

peserta didik yang orang tua / walinya tidak mampu di

SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang bersangkutan.

b. Satuan Biaya

BOS yang diterima oleh SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK

dihitung berdasarkan jumlah peserta didik pada sekolah yang bersangkutan.

Satuan biaya BOS bisa dilihat ditabel. I (satu) dibawah ini.

Tabel. II.1

Biaya Satuan BOS

Sumber : Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS Tahun 2017

No Jenis Sekolah Nominal

1. SD/SDLB

Rp 800.000,-/peserta didik/tahun

2. SMP/SMPLB RP 1.000.000,-/peserta didik/tahun

3. SMA/SMALB dan SMK

Rp 1.400.000,-/peserta didik/tahun

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

24

c. Waktu penyaluran

Penyaluran BOS dilakukan setiap 3 (tiga) bulan (triwulan), yaitu Januari –

Maret , April – Juni – September, dan Oktober- Desember. Bagi wilayah

yang secara geografis sangat sulit dijangkau sehingga proses pengambilan

BOS mengalami hambatan atau memerlukan biaya pengambilan yang

mahal, maka atas usulan pemerintah daerah dan persetujuan kementerian

pendidikan dan kebudayaan untuk penyaluran BOS dilakukan setiap 6

(enam) bulan (semester), yaitu Januari – Juni dan Juli – Desember.

2.2.3. Penatausahaan Dana BOS

1. Prosedur penatausahaan Dana BOS

Syarat penyaluran dana BOS adalah sebagai berikut: (Panduan Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) : 2010)

a. Bagi sekolah yang belum memiliki rekening rutin, harus membuka nomor

rekening atas nama sekolah (tidak boleh atas nama pribadi).

b. Sekolah mengirimkan nomor rekening tersebut kepada Tim Manajemen

BOS Kabupaten atau Kota.

c. Tim Manajemen BOS Kabupaten atau Kota melakukan verifikasi dan

mengkomplikasi nomor rekening sekolah dan selanjutnya dikirim kepada

Tim Manajemen BOS Provinsi.

Penyaluran dana BOS adalah sebagai berikut:

1. Penyaluran dana periode Januari-Desember 2011 dilakukan secara bertahap

dengan ketentuan:

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

25

a. Dana BOS disalurkan setiap periode tiga bulan.

b. Dana BOS diharapkan disalurkan di bulan pertama dari setiap periode

tiga bulan, kecuali periode Januari-Maret paling lambat bulan Febuari.

c. Khusus penyaluran dana periode Juli-September, apabila data jumlah

siswa tiap Sekolah pada tahun ajaran baru diperkiran terlambat, agar

jumlah dana BOS periode ini didasarkan pada periode April-Juni.

Selanjutnya, jumlah dana BOS periode Oktober-Desember disesuaikan

dengan jumlah yang telah disalurkan periode Juli-Desember sesuai

dengan yang semestinya diterima sekolah.

2. Penyaluran dana dilaksanakan oleh Tim Manajemen BOS Provinsi melalui

Bank Pemerintahan atau Pos, dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tim Manajemen BOS Provinsi mengajukan Surat Permohonan

Pembayaran Langsung (SPP-LS) dana BOS sesuai dengan kebutuhan.

b. Unit terkait di Dinas Pendidikan Provinsi melakukan verifikasi atas SPP-

LS dimaksud, kemudian menerbitkan Surat Perintah Membayar

Langsung (SPM-LS).

c. Dinas Pendidikan Provinsi selanjutnya mengirimkan SPMLS dimaksud

KPPN Provinsi.

d. KPPN Provinsi melakukan verifikasi terhadap SPM-LS untuk selanjutnya

menerbitkan SP2D yang dibebankan kepada rekening Kas Negara.

e. Dana BOS yang telah dicairkan dari KPPN ditampung ke rekening

penampung Tim Manajemen BOS Provinsi yang selanjutnya dana

disalurkan ke sekolah penerima BOS mulai kantor Bank Pemerintahan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

26

atau Pos yang ditunjuk sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara Dinas

Pendidikan Provinsi dan Lembaga Penyalur (Bank/Pos).

3. Pengambilan Dana.

a. Tim Manajemen BOS Provinsi menyerahkan data rekening sekolah

penerima BOS dan besar dana yang harus disalurkan lembaga penyalur

dana.

b. Selanjutnya lembaga penyalur dana yang ditunjuk menstranfer dana

sekaligus kesetiap rekening sekolah.

c. Pengambilan dana BOS dilakukan oleh Kepala Sekolah (atau

bendahara BOS sekolah) dengan diketahui oleh Ketua Komite Sekolah

dan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dengan

menyisakan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku.

d. Dana BOS harus diterima secara utuh sesuai dengan SK alokasi yang

dibuat Tim Manajemen BOS Kabupaten atau Kota, dan tidak

diperkenankan adanya pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan

alasan apapun dan oleh pihak manapun.

e. Penyaluran dana BOS secara bertahap (tiga bulanan) bukan berarti dana

dihabiskan dalam periode tersebut. Besar penggunaan dana tiap bulan

disesuaikan dengan kebutuhan sekolah sebagaimana tertuang dalam

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) atau Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

27

2.2.4. Prosedur Pelaksanaan BOS dan Proses Pendataan Pendidikan Dasar

Tahapan pendataan data pokok pendidikan (Dapodik) merupakan

langkah awal penting untuk proses pengalokasian dana BOS dan penyaluran

dana BOS. Untuk menjamin agar Dapodik akurat dan selalu ter-update,

maka diperlukan penunjukan penanggung jawab Dapodik oleh Kepala

Sekolah dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1. Penanggung jawab Dapodik dapat seorang guru atau pegawai tata

usaha yang sudah ada di sekolah atau pegawai yang selama ini telah

direkrut untuk membantu pengelolaan dana BOS (untuk SD).

2. Penanggung jawab Dapodik yang dipilih memiliki kompetensi dapat

mengoperasikan minimal windows, word dan excel.

3. Penanggung jawab Dapodik bertanggung jawab terhadap pemasukan

data, validasi, verifikasi dan pengiriman data pokok pendidikan

melalui sistem online Dapodik.

4. Tidak ada pengangkatan pegawai honorer tetap yang khusus untuk

menangani Dapodik, sehingga dapat membebankan anggaran honor

rutin sekolah. Biaya yang diperlukan untuk menggandaan formulir,

pemasukan data, verifikasi, updating dan pengiriman data dapat

menggunakan dana BOS.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

28

A. Tahapan proses pendataan Dapodik adalah sebagai berikut:

1. Sekolah menggandakan (fotocopy) formulir data pokok pendidikan

(BOS-01A, BOS-01B dan BOS-01C) sesuai dengan kebutuhan. Biaya

fotocopy formulir dapat dibayarkan dari dana BOS;

2. Sekolah melakukan sosialisasi ke seluruh peserta didik, pendidik dan

tenaga kependidikan tentang cara pengisian formulir pendataan;

3. Sekolah membagi formulir kepada individu yang bersangkutan untuk

diisi secara manual dan mengumpulkan formulir yang telah diisi;

4. Sekolah memverifikasi kelengkapan dan kebenaran/kewajaran data

individu peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan;

5. Kepala Sekolah menunjuk operator pendataan dengan menerbitkan surat

tugas sebagai penanggung jawab di tingkat sekolah;

6. Tenaga operator sekolah memasukkan/meng-update data ke dalam

aplikasi pendataaan yang telah disiapkan oleh Kemdikbud kemudian

mengirimke server Kemdikbud secara online;

7. Sekolah harus mem-backup secara lokal data yang telah di-entri.

8. Formulir yang telah diisi secara manual oleh peserta didik/pendidik/

tenaga kependidikan/sekolah harus disimpan di sekolah masingmasing

untuk keperluan monitoring dan audit;

9. Melakukan update data secara reguler ketika ada perubahan data,

minimal satu kali dalam 1 (satu) semester;

10. Data yang dikirim oleh sekolah akan dijadikan sebagai dasar kebijakan

pemerintah/pemerintah daerah untuk berbagai jenis program, misalnya

alokasi BOS, tunjangan PTK, Kartu Indonesia Pintar, Rehab, dll;

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

29

11. Sekolah dapat berkonsultasi dengan dinas pendidikan setempat

mengenai operasional penggunaan aplikasi pendataan dan memastikan

data yang di-input sudah masuk kedalam server Kemdikbud;

12. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap

proses pendataan bagi sekolah yang memiliki keterbatasan sarana dan

sumber daya manusia yang tidak memungkinkan melakukan pendataan

sendiri.

B. Proses Penetapan Alokasi Dana BOS

Penepatan alokasi BOS di tiap provinsi untuk keperluan anggaran dan

alokasi BOS di tiap sekolah untuk keperluan pencairan dan penyaluran dana

adalah sebagai berikut:

1. Sebagai langkah awal, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota melakukan

kontrol/verifikasi terhadap data jumlah peserta didik tiap sekolah yang

ada di Dapodik berdasarkan data yang ada. Apabila terdapat perbedaan,

maka Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota harus mengonfirmasi

perbedaan tersebut kepada sekolah, agar data yang ada pada Dapodik

sesuai dengan data riil yang ada di sekolah;

2. Pada setiap awal tahun pelajaran baru, Tim Manajemen BOS

Kabupaten/Kota bersama Tim Manajemen BOS Provinsi dan Tim

Manajemen BOS Pusat melakukan rekonsiliasi dan verifikasi data jumlah

peserta didik tiap sekolah yang ada pada Dapodik sebagai persiapan

pengambilan data untuk penetapan alokasi BOS tahun anggaran

mendatang;

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

30

3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pengambilan data

jumlah peserta didik pada Dapodik untuk membuat usulan alokasi dana

BOS tiap Provinsi yang akan dikirim ke Kementerian Keuangan;

4. Alokasi BOS tiap provinsi tersebut dihitung sebagai hasil rekapitulasi

dari data jumlah peserta didik di tiap sekolah yang ada di Dapodik pada

tahun pelajaran yang sedang berjalan ditambah dengan perkiraan

pertambahan jumlah peserta didik tahun pelajaran baru;

5. Kementerian Keuangan menetapkan alokasi BOS tiap provinsi melalui

Peraturan Presiden sesuai dengan usulan dari Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan mengenai jumlah peserta didik dan alokasi dana BOS di

tiap provinsi;

6. Untuk penetapan alokasi BOS di tiap sekolah, Kemdikbud mendasarkan

perhitungan pada data jumlah peserta didik di tiap sekolah yang ada pada

Dapodik. Oleh karena itu, sekolah yang tidak mengisi Dapodik (tidak

tercantum dalam data base sistem Dapodik) secara otomatis tidak

mendapat alokasi dana BOS;

7. Untuk menghindari kejadian tersebut, sekolah yang belum terdaftar

dalam Dapodik harus segera berkoordinasi dengan Tim Manajemen BOS

Kabupaten/Kota, Tim Dapodik Kabupaten/Kota dan Tim Dapodik Pusat.

8. Alokasi dana BOS tiap sekolah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, dalam dalam hal ini ditetapkan melalui Surat

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar atas nama Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan;

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

31

9. Alokasi dana BOS tiap sekolah untuk periode Januari-Juni 2016

didasarkan jumlah peserta didik tahun pelajaran 2016, sedangkan periode

Juli-Desember 2016 didasarkan pada data tahun pelajaran 2016-2016.

10. Alokasi dana BOS tiap sekolah untuk penyaluran dana BOS tiap

triwulan didasarkan data Dapodik dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Triwulan 1 (Januari-Maret) didasarkan pada Dapodik tanggal 30

Nopember 2016;

b. Triwulan 2 (April-Juni) didasarkan pada Dapodik tanggal 15

Februari 2016;

c. Triwulan 3 (Juli-September) didasarkan pada Dapodik tanggal 15

Mei 2016;

d. Triwulan 4 (Oktober-Desember) didasarkan pada Dapodik tanggal

21 September 2016;

11. Ketentuan penetapan alokasi BOS tiap sekolah untuk penyaluran dana

BOS tiap triwulan adalah sebagai berikut:

a. .Sekolah yang mendapatkan alokasi BOS adalah sekolah yang sudah

tercantum dalam data base Dapodik saat pengambilan data sebelum

penyaluran dana BOS di awal triwulan. Besar dana BOS sekolah

sesuai dengan data jumlah peserta didik yang ada pada Dapodik saat

pengambilan data (tergantung pula pada kebijakan alokasi yang

berlaku terkait jumlah peserta didik di sekolah);

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · berkualitas, kuantitas, sumber, waktu dan tempat dengan biaya yang optimal untuk memenuhi kebutuhan lembaga dalam masyarakat. 2. Mewujudkan

32

Sumber: Petunjuk Teknis Bantuan Oprasional sekolah 2017

Gambar II.1.

Tahap Pendataan Untuk Pencairan Dana BOS

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

ST - 1 D - 1 B T - 1 ST - 2 D - 2 BT - 2 ST - 3 D - 3 ST - 4 D - 4 B - 3 / 4

dari Dapodik bulan Nopember tahun sebelumnya

untuk pencairan triw - 1 tahun berikutnya

Jan