BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan...

33
5 BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 1 butir (1) disebutkan pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahan mineral atau batu bara yang meliputi: penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pertambangan bahan-bahan galian dibedakan menjadi 8 macam yaitu sebagai berikut. a. Penyelidikan umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi. b. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. c. Operasi produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan. d. Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan. e. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan atau batubara dan mineral pengikutnya. f. Pengolahan dan pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan atau batu bara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.

Transcript of BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan...

Page 1: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

5

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjuan Pustaka

1. Pertambangan

Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara Pasal 1 butir (1) disebutkan pertambangan adalah sebagian

atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan

pengusahan mineral atau batu bara yang meliputi: penyelidikan umum, eksplorasi,

studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pertambangan

bahan-bahan galian dibedakan menjadi 8 macam yaitu sebagai berikut.

a. Penyelidikan umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui

kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.

b. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh

informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,

kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian serta informasi mengenai

lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

c. Operasi produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi

konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan

penjualan serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil

studi kelayakan.

d. Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan

seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

e. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi

mineral dan atau batubara dan mineral pengikutnya.

f. Pengolahan dan pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk

meningkatkan mutu mineral dan atau batu bara serta untuk memanfaatkan dan

memperoleh mineral ikutan.

Page 2: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

6

g. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral

dan atau batubara dari daerah tambang dan atau tempat pengolahan dan

pemurnian sampai tempat penyerahan.

h. Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil

pertambangan mineral atau batubara.

Usaha pertambangan ini dikelompokkan sebagai berikut.

a. Pertambangan mineral

Mineral adalah senyawa anorganik ynag terbentuk di alam, yang

memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau

gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.

Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa

bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.

Pertambangan mineral digolongkan sebagai berikut:

1) Pertambangan mineral radio aktif,

2) Pertambangan mineral logam,

3) Pertambangan mineral bukan logam,

4) Pertambangan batuan.

b. Pertambangan batubara

Batubara adalah endapan senyawa organik karbon yang terbentuk secara

alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan. Pertambangan batubara adalah

pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen

padat, gambut, dan batuan aspal.

2. Konsep Pengelolaan Pertambangan

Menurut Sudrajat (2010), cap atau kesan buruk bahwa pertambangan

merupakan kegiatan usaha yang bersifat zero value sebagai akibat dari kenyataan

berkembangnya kegiatan penambangan yang tidak memenuhi kriteria dan kaidah-

kaidah teknis yang baik dan benar adalah anggapan yang segera harus diakhiri.

Caranya yaitu dengan melakukan penataan konsep pengelolaan usaha

pertambangan yang baik dan benar. Menyadari bahwa industri pertambangan

adalah industri yang akan terus berlangsung sejalan dengan semakin meningkatnya

peradaban manusia, maka yang harus menjadi perhatian semua pihak adalah

bagaimana mendorong industri pertambangan sebagai industri yang dapat

Page 3: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

7

memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin

melalui konsep pengelolaan usaha pertambangan berwawasan jangka panjang.

Munculnya sejumlah persoalan yang mengiringi kegiatan usaha pertambangan

diantaranya berikut ini.

a. Terkorbankannya pemilik lahan

Kegiatan usaha pertambangan adalah kegiatan yang cenderung

mengorbankan kepentingan pemegang hak atas lahan. Hal ini sering terjadi

lantaran selain kurang bagusnya administrasi pertanahan di tingkat bawah, juga

karena faktor budaya dan adat setempat. Kebiasaan masyarakat adat di beberapa

tempat dalam hal penguasaan hak atas tanah biasanya cukup dengan adanya

pengaturan intern mereka, yaitu saling mengetahui dan menghormati antara

batas-batas tanah. Keadaan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh sekelompok

orang dengan cara membuat surat tanah dari desa setempat.

b. Kerusakan lingkungan

Kegiatan usaha pertambangan merupakan kegiatan yang sudah pasti akan

menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan adalah fakta yang tidak

dapat dibantah. Untuk mengambil bahan galian tertentu, dilakukan dengan

melaksanakan penggalian. Artinya akan terjadi perombakan atau perubahan

permukaan bumi, sesuai karakteristik pembentukan dan keberadaan bahan

galian, yang secara geologis dalam pembentukannya harus memenuhi kondisi

geologi tertentu.

c. Ketimpangan sosial

Kebanyakan kegiatan usaha pertambangan di daerah terpencil dimana

keberadaan masyarakatnya masih hidup dengan sangat sederhana, tingkat

pendidikan umumnya hanya tamatan SD dan kondisi sosial ekonomi umumnya

masih berada di bawah garis kemiskinan. Di lain pihak, kegiatan usaha

pertambangan membawa pendatang dengan tingkat pendidikan cukup,

menerapkan teknologi menengah sampai tinggi dengan budaya dan kebiasaan

yang terkadang bertolak belakang dengan masyarakat setempat. Kondisi ini

menyebabkan munculnya kesenjangan sosial antara lingkungan pertambangan

dengan masyarakat di sekitar usaha pertambangan berlangsung.

Page 4: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

8

Dalam menjalankan pengelolaan dan pengusahaan bahan galian harus

dilakukan dengan cara yang baik dan benar yaitu sebagai berikut.

a. Penetapan wilayah pertambangan

b. Penghormatan terhadap pemegang hak atas tanah

c. Aspek perizinan

d. Teknis penambangan

e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

f. Lingkungan

g. Keterkaitan hulu/hilir/konservasi/nilai tambah

h. Pengembangan masyarakat/wilayah di sekitar lokasi kegiatan

i. Rencana penutupan pasca tambang

j. Standarisasi

3. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan berkemanusiaan. Ketersediaan

sumberdaya alam dalam meningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak

merata, sedangkan permintaan sumberdaya alam terus meningkat, akibat

peningkatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

Prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan memadukan

kemampuan lingkungan, sumber daya alam, dan teknologi ke dalam proses

pembangunan untuk menjamin generasi masa kini dan generasi masa mendatang.

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2010 tentang

reklamasi dan pasca tambang prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup pertambangan sebagai berikut.

a. Perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanah serta

udara berdasarkan standar baku mutu atau kriteria baku kerusakan lingkungan

hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. Perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati

c. Penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam

tailing, lahan bekas tambang, dan struktur batuan lainnya

d. Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya

e. Memperlihatkan nilai-nilai sosial dan budaya setempat

Page 5: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

9

f. Perlindungan terhadap kuantitas air tanah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Kebijakan lingkungan berlandaskan pada manajemen lingkungan dan

tergantung pada tinggi rendahnya orientasi. Orientasi kebijakan lingkungan yang

umum dikenal adalah orientasi kebijakan memenuhi peraturan lingkungan dan yang

berusaha melebihi standar peraturan tersebut. Para pemangku kepentingan dalam

kegiatan penambangan mineral bukan logam adalah para pengambil kebijakan yang

sudah seharusnya memprioritaskan pengelolaan lingkungan pada level tertinggi.

Kebijakan yang berorientasi pada pemenuhan peraturan perundang-

undangan merupakan awal pemikiran manajemen lingkungan. Perusahaan berusaha

semaksimal mungkin untuk menghindari denda lingkungan, klaim masyarakat

sekitar, dan lain-lain. Kebijakan ini menggunakan metode reaktif, ad-hoc, dan

pendekatan end of pipe (menanggulangi masalah polusi dan limbah pada hasil

akhirnya seperti lewat penyaring udara, teknologi pengolah air limbah) (Purwanto,

2002).

Kebijakan yang berorientasi setelah pemenuhan berangkat dari cara

tradisional dalam menangani isu lingkungan karena cara reaktif, ad-hoc, dan

pendekatan end of pipe terbukti tidak efektif. Seiring kompetisi yang semakin

meningkat dalam pasar global yang semakin berkembang, hukum lingkungan, dan

peraturan menerapkan standar baru bagi sektor bisnis di seluruh bagian dunia

(Purwanto, 2002).

Pengelolaan lingkungan ditujukan kepada perilaku dan perbuatan yang

ramah lingkungan dalam semua sektor tindakan. Istilah lingkungan tidak boleh

diobral sehingga maknanya menjadi kabur atau bahkan hilang artinya. Teknologi

harus ramah lingkungan, jadi tidak perlu lagi ada teknologi lingkungan karena

teknologi memang sudah harus ramah lingkungan. Perilaku ekonomi juga harus

ramah lingkungan, demikian pula dengan kesehatan lingkungan. Perilaku ekonomi

harus ramah lingkungan artinya hemat sumber daya (tenaga, pikiran, materi, dan

waktu dengan hasil kegiatan yang optimal).

Page 6: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

10

4. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor

1453.K/29/MEM/2002 membagi pendekatan pengelolaan lingkungan ke dalam 3

jenis berikut.

a. Pendekatan Teknologi

Memuat semua cara/teknik pengelolaan lingkungan fisik maupun biologi

yang direncanakan/diperlukan untuk mencegah/mengurangi/menanggulangi

dampak kegiatan pertambangan sehingga kelestarian lingkungan lebih lanjut

dapat dipertahankan dan bahkan untuk memperbaiki/meningkatkan daya

dukungnya seperti:

1) Pencegahan erosi, longsoran, dan sedimentasi dengan penghijauan dan

terasering.

2) Penggunaan lahan secara terencana dengan memperhatikan konservasi lahan

3) Mengurangi terjadinya pencemaran pantai laut, apabila lokasi kegiatan

terletak di tepi pantai

4) Membangun kolam pengendapan di sekitar daerah kegiatan untuk menahan

lumpur oleh aliran permukaan

5) Membuat cek dam dan turap

6) Penimbunan kembali lubang-lubang bekas tambang

7) Penataan lahan

b. Pendekatan Ekonomi Sosial dan Budaya

Pada pendekatan ini peran pemerintah memberikan batuan dan kerjasama

untuk menanggulangi dampak-dampak lingkungan kegiatan pertambangan

ditinjau dari segi biaya, kemudahan, sosial, ekonomi misalnya:

1) Bantuan biaya dan kemudahan untuk operasi pengelolaan lingkungan

a) Kemudahan/keringanan bea masuk pengadaan peralatan

b) Keringanan syarat pinjaman/kredit bank

c) Kebijaksanaan dan penyelenggaraan penyaluran penduduk yang tergusur

dari lahan tempat tinggalnya atau lahan mata pencahariannya

2) Penanggulangan masalah sosial, ekonomi dan sosial budaya

a) Pelaksanaan ganti rugi ditempuh dengan cara-cara yang tepat

Page 7: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

11

b) Kebijaksanaan dan penyelenggaraan penyaluran penduduk yang tergusur

dari lahan tempat tinggalnya atau lahan mata pencahariannya

c) Pendidikan dan pelatihan bagi penduduk yang mengalami perubahan pola

kehidupan dan sumber penghidupan

d) Penggunaan tenaga kerja setempat yang bila perlu didahului dengan

latihan keterampilan

e) Penyelamatan benda bersejarah dan tempat yang dikeramatkan masyarakat

c. Pendekatan Institusi

Kegiatan setiap instansi/badan/lembaga lain yang terlibat perlu dilibatkan

dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan kegiatan penanggulangan dampak

rencana kegiatan pertambangan umum ditinjau dari segi kewenangan, tanggung

jawab, dan keterkaitan antar instansi/badan/lembaga, misalnya:

1) Pengembangan mekanisme kerjasama/koordinasi antar instansi Peraturan

perundang-undangan yang menunjang pengelolaan lingkungan

2) Pengawasan baik intern maupun ekstern yang meliputi pengawasan oleh

aparat pemerintah dan masyarakat

3) Perencanaan prasarana dan sarana umum, baik relokasi maupun baru.

5. Rehabilitas Lahan

Reklamasi lahan pasca penambangan adalah suatu upaya pemanfaatan lahan

pasca penambangan melalui perbaikan lingkungan fisik terutama pada bentang

lahan yang telah dirusak. Upaya ini dilakukan untuk mengembalikan secara

ekologis atau difungsikan menurut rencana peruntukannya dengan melihat konsep

tata ruang dan kewilayahan secara ekologis. Kewajiban reklamasi lahan bisa

dilakukan oleh pengusaha secara langsung mereklamasi lahan atau memberikan

sejumlah uang sebagai jaminan akan melakukan reklamasi.

Kewajiban pasca tambang yang bersifat fisik mempunyai dimensi ekonomi

dan sosial yang sangat tinggi dan berpotensi menimbulkan konflik pada masyarakat

dengan pemerintah dan juga usaha pertambangan. Oleh karena itu pengelolaan

pasca tambang bukan merupakan masalah fisik, tetapi merupakan political will

pemerintah untuk meregulasi secara benar dengan memperhatikan kaidah

lingkungan. Kemudian mengimplementasikannya dengan mengedepankan

Page 8: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

12

kepentingan masyarakat lokal dan mengacu kepada falsafah ekonomi dan sosial

serta akuntabilitas yang dapat dipercaya.

6. Pertambangan di Wonogiri

Melihat kondisi geologinya, Kabupaten Wonogiri banyak memiliki potensi

di bidang pertambangan terutama bahan galian non logam (golongan C) yaitu batu

gamping, kalsit, batuan andesit, tras, pasir kuarsa, pasir batu, batu bentonit,

lempung atau tanah liat, damar, kaolin, fosfat, oker, dan batu setengah permata.

Bahan galian batu gamping banyak terdapat di wilayah Kabupaten Wonogiri

bagian selatan dan barat. Sumberdayanya diperkirakan sekitar 3.599 juta m3 dengan

luas sebaran mencapai 4.130 ha. Potensi batu gamping yang begitu besar ini belum

dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Wonogiri

terus membuka peluang kepada para investor besar untuk mendirikan industri

semen di Wonogiri. Potensi bahan baku untuk industri semen diperkirakan

mencapai 100 tahun.

Bahan galian batu andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah

sebagai hasil bentukan lelehan magma diorite. Nama andesit sendiri diambil

berdasarkan tempat ditemukan yaitu di daerah Pegunungan Andes, Amerika

Selatan. Peranan bahan galian ini penting sekali di sektor konstruksi, terutama

dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, gedung, jembatan, saluran

irigasi dan lainnya. Dalam pemanfaatanya dapat berbentuk batu belah, split dan abu

batu. Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia membutuhkan bahan

galian ini yang terus setiap tahun.

Jenis magma diorite merupakan salah satu magma terpenting dalam

golongan kapur alkali sebagai sumber terbentuknya andesit. Lelehan magma

tersebut merupakan kumpulan mineral silikat yang kemudian menghablur akibat

pendinginan magma pada temperatur antara 1500°-2500°C membentuk andesit

berkomposisi mineral feldspar plagioklas jenis kalium feldspar natrium plagioklas,

kuarsa, feldspatoid serta mineral tambahan berupa hornblende, biotit dan piroksen.

Mineral yang ada dalam andesit ini berupa kalium feldspar dengan jumlah

kurang 10% dari kandungan feldspar total, natrium plagioklas, kuarsa kurang dari

10% , feldspatoid kurang dari 10%, hornblende, biotit dan piroksen. Penamaan

Page 9: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

13

andesit berdasarkan kepada kandungan mineral tambahannya yaitu andesit

hornblende, andesit biotit dan andesit piroksen.

Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur, silikat,

alumunium, besi, kalsium, magnesium, natrium, kalium, titanium, mangan, fosfor

dan air. Prosentasi kandungan unsur-unsur tersebut sangat berbeda di beberapa

tempat.

Andesit berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan warna dalam keadaan

lapuk berwarna abu-abu kecoklatan. Berbutir halus sampai kasar, andesit

mempunyai kuat tekan berkisar antara 600 – 2400 kg/cm2 dan berat jenis antara 2,3

– 2,7, bertekstur porfiritik, keras dan kompak.

Potensi andesit di Indonesia sangat besar dan tersebar di setiap propinsi.

Hasil inventarisasi dan eksplorasi oleh Direktorat Sumberdaya Mineral pada awal

1997, cadangan andesit tercatat sekitar 2,1 juta ton.

Kegiatan eksplorasi andesit dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu

sebagai berikut.

1. Penelitian geologi

Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas penyebaran

secara lateral, termasuk mengumpulkan segala informaasi geologi dan pemetaan

topografi. Peta topografi pada tahap ini berskala 1:500.

2. Penelitian geofisika

Penelitian yang umum dilakukan berupa pendugaan geolistrik yaitu

penelitian berdasarkan sifat tahanan jenis batuan.

Kegiatan ini diselaraskan dengan data geologi permukaan ataupun bawah

permukaan. Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk penampang geologi yang

didasarkan kepada hasil pengolahan data pengukuran geolistrik dengan

menghubungkan setiap titik duga satu dengan yang lainnya. Keadaan geologi ini

akan memperlihatkan penyebaran, baik secara vertikal maupun lateral pada suatu

penampang. Pendugaan geolistrik secara umum akan menyajikan data lapisan tanah

pucuk dan lapisan andesit.

Metode penambangan yang biasa diterapkan terhadap andesit adalah

tambang terbuka (quarry). Bentuk topografi bahan galian umumnya berbentuk

bukit, dan penambangan dimulai dari puncak bukit (top hill type) ke arah bawah

Page 10: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

14

(top down) secara bertahap membentuk jenjang (bench). Secara garis besar tahapan

kegiatan penambangan dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Persiapan (development)

Meliputi pembangunan sarana dan prasarana tambang antara lain jalan,

perkantoran, tempat penumpukan (stockpile), mobilisasi peralatan, sarana air,

work-shop, listrik (genset), serta poliklinik;

2. Pembersihan permukaan (land clearing)

Perbersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan semak

belukar dengan alat konvensional atau buldoser;

3. Pengupasan lapisan penutup (stripping overburden)

Mengupas tanah penutup dilakukan dengan buldoser atau back hoe. Tanah

penutup didorong dan dibuang ke arah lembah (disposal area) yang terdekat, namun

bila tumpukan hasil pengupasan ini jauh dari disposal area pembuangannya dapat

dibantu dengan dump truck.

4. Pembongkaran (lossening).

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan induknya

sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Untuk

melaksanakan pekerjaan ini dilakukan dengan cara pemboran dan peledakan.

Dalam kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang tembak yang meliputi

berden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi. Peralatan yang digunakan

untuk kegiatan pemboran adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor.

Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak ANFO/

damotin. Dalam kegiatan peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran produk yang

diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi lubang ledak; makin rapat ukuran

semakin kecil ukuran produknya.

5. Pemuatan (loading).

Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk

memuat hasil kegiatan pembongkaran ke dalam alat angkut yaitu truk;

6. Pengangkutan (transporting)

Bongkahan andesit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan dump

truck.

Page 11: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

15

Adapun kegunaan batu andesit banyak digunakan untuk sektor konstruksi,

terutama infrastruktur seperti sarana jalan raya, jembatan, gedung-gedung, irigasi,

bendungan dan perumahan, landasan terbang, pelabuhan dan lain-lain.

Untuk menguji kualitas batuan dapat dilakukan dengan uji kuat tarik, kuat

tekan, kuat geser, densitas, berat jenis dan lain-lain. Hasil dari uji itu akan diperoleh

sifat-sifat elastisitas dari batuan. Sifat ini berperan penting sehubungan dengan

pemanfaatan batuan itu sendiri.

Batuan andesit di Kabupaten Wonogiri terdapat di sebelah barat dan timur,

terutama di Desa Keloran, Kepatihan, dan Pare Kecamatan Selogiri yang jumlah

cadangannya mencapai sekitar 205.865.625 m3. Sedangkan yang terdapat di

Kecamatan Ngadirojo, Jatiroto, Manyaran, dan Giriwoyo sumberdayanya mencapai

1.379.3000.000 m3.

Bahan galian kalsit banyak terdapat di Kecamatan Eromoko, Giriwoyo,

Pracimantoro, dan Giritontro. Kalsit biasa digunakan untuk bahan pemutih, industri

kaca, pakan ternak, dan bahan dasar cat.

Tanah liat atau lempung yang banyak digunakan sebagai bahan pembuatan

batu bata, genteng, dan gerabah, diperkirakan memiliki luas sebaran 18.392 ha.

Usaha industri batu bata, genteng, dan gerabah, terdapat hampir di tiap Kecamatan,

utamanya di Kecamatan Tirtomoyo, Kismantoro, Batuwarno.

Batu setengah permata yang terdapat di Kabupaten Wonogiri adalah jenis

kalsedon, onyx, fosil kayu, agate, jasper, dan ametis. Bahan ini digunakan sebagai

bahan baku perhiasan cincin, kalung, serta aneka kerajinan. Batu setengah permata

banyak terdapat di Kecamatan Giriwoyo dan Karangtengah dengan luas sebaran

kurang lebih 3 ha dan memiliki sumberdaya lebih kurang 1.800 m3.

Bahan galian logam atau golongan B yang terdapat di Kabupaten Wonogiri

antara lain emas, tembaga, mangan, dan galena. Pertambangan jenis ini masih

dikelola secara tradisional dan baru satu perusahaan yang mendirikan pabrik

pengolahan bahan galena yaitu di Kecamatan Tirtomoyo.

Bahan galian logam emas terdapat di Desa Jendi dan Keloran Kecamatan

Selogiri dengan sebaran seluas 100 ha. Sumberdayanya diperkirakan sebesar

20.000 ton bijih emas. Selain itu juga terdapat di Desa Boto Kecamatan Jatiroto.

Page 12: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

16

Bahan galian logam tembaga terdapat di Kecamatan Tirtomoyo dan

Jatisrono. Tambang tembaga yang beroperasi sekarang ini pernah diusahakan pada

saat pendudukan Belanda dan Jepang. Sedangkan logam mangan terdapat di

Kecamatan Eromoko. Terakhir adalah bahan galian Galena atau timbal sulfida

terdapat di Kecamatan Purwantoro.

7. Dampak Pertambangan

Setiap kegiatan penambangan sebagai kegiatan industri pasti akan

menghasilkan dampak. Dampak penambangan dapat diibaratkan sebagai tekanan

negatif terhadap lingkungan sekitarnya dan tekanan lingkungan ini akan

memberikan efek pada manusia sebagai bagian dari lingkungan tersebut (Hidayat et

al., 2012). Adapun dampak pertambangan dibagi menjadi 2 yaitu dampak positif

dan dampak negatif. Dampak positif dari kegiatan pertambangan antara lain

menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, hasil produksi tambang dapat

digunakan untuk memenuhi permintaan pasar domestik sehingga hasil penjualan

tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan

dapat mengurangi angka kriminalitas. Sedangkan dampak negatif dari kegiatan

pertambangan antara lain sebagai berikut.

a. Menimbulkan kerusakan lahan bekas tambang,

b. Pencemaran baik tanah, air dan udara misalnya debu, gas beracun, suara

c. Kerusakan tambak dan terumbu karang di daerah pesisir,

d. Banjir, longsor, lenyapnya keanekaragaman hayati,

e. Air tambang asam yang beracun yang jika dialirkan ke sungai yang akhirnya ke

laut akan merusak ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut,

f. Menyebabkan penyakit dan mengganggu kesehatan,

g. Sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan rusak berat.

h. Degradasi lahan

Degradasi lahan adalah proses dimana kondisi lingkungan biofisik

berubah akibat aktivitas manusia terhadap suatu lahan. Perubahan kondisi

lingkungan tersebut cenderung merusak dan tidak diinginkan. Sedangkan

menurut Oldeman (1992), mengatakan bahwa degradasi adalah suatu proses

dimana terjadi penurunan kapasitas baik saat ini maupun masa mendatang dalam

memberikan hasil (product). Penebangan hutan semena-mena merupakan

Page 13: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

17

degradasi lahan. Selain itu tidak terkendali dan tidak terencananya penebangan

hutan secara baik merupakan bahaya ekologis yang paling besar. Kerusakan

lahan atau tanah akan berpengaruh terhadap habitat semua makhluk hidup yang

ada di dalamnya dan kerusakan habitat sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan makhluk hidup yang disangganya.

Menurut Angelsen (2010), degradasi adalah perubahan di dalam hutan

yang merugikan susunan atau fungsi tegakan hutan atau kawasan hutan sehingga

menurunkan kemampuannya untuk menyediakan berbagai barang atau jasa.

Terdapat dua faktor penyebab terjadinya degradasi hutan, pertama penyebab

yang bersifat tidak langsung dan kedua penyebab yang bersifat langsung. Faktor

penyebab tidak langsung merupakan penyebab yang sangat dominan terhadap

kerusakan lingkungan, sedangkan yang bersifat langsung, terbatas pada ulah

penduduk setempat yang terpaksa mengeksploitasi hutan secara berlebihan

karena desakan kebutuhan (Tryono, 2010). Faktor penyebab bersifat tidak

langsung antara lain sebagai berikut.

a. Pertambahan penduduk

b. Kebijakan pemerintah yang berdampak negatif terhadap lingkungan

c. Dampak industrialisasi perkayuan, perumahan, dan industri kertas

d. Reboisasi dan reklamasi yang gagal

e. Meningkatnya penduduk miskin di pedesaan

f. Lemahnya penegakan hukum dalam sektor kehutanan dan lingkungan

g. Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap pentingnya pelestarian

hutan.

Usaha pertambangan sering dilakukan di atas lahan yang subur atau

hutan permanen. Dampak negatif pertambangan dapat berupa rusaknya

permukaan bekas penambangan yang tidak teratur, hilangnya lapisan tanah yang

subur, dan sisa ekstraksi (tailing) yang akan berpengaruh pada reaksi tanah dan

komposisi tanah. Sisa ekstraksi ini bisa bereaksi sangat asam atau sangat basa,

sehingga akan berpengaruh pada degradasi kesuburan tanah.

Semakin meningkatnya kebutuhan akan bahan bangunan terutama batu

bata dan genteng, akan menyebabkan kebutuhan tanah galian juga semakin

banyak (galian C). Tanah untuk pembuatan batu bata dan genteng lebih cocok

Page 14: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

18

pada tanah-tanah yang subur yang produktif. Dengan dipicu dari rendahnya

tingkat keuntungan berusaha tani dan besarnya resiko kegagalan, menyebabkan

lahan-lahan pertanian banyak digunakan untuk pembuatan batu bata, genteng,

dan tembikar. Penggalian tanah sawah untuk galian C disamping akan merusak

tata air pengairan (irigasi dan drainase) juga akan terjadi kehilangan lapisan

tanah bagian atas (top soil) yang relatif subur dan meninggalkan lapisan tanah

bawahan (sub soil) yang kurang subur, sehingga lahan sawah akan menjadi tidak

produktif.

8. Analisis Dampak

Pada saat ini telah banyak dikembangkan orang berbagai metode analisis

dampak lingkungan. Soeratmo (1982) menyatakan bahwa pada saat ini macam

metode Analisis Dampak Lingkungan yang dapat diketemukan mencapai lebih dari

50 buah. Seluruh metode itu berhubungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

mengidentifikasi dampak, memprediksi dampak, menginterpretasi atau menafsir

dampak, mengadakan evaluasi dampak dan juga meliputi prosedur-prosedur

penilaian dan pengawasannya. Munn (1979) menyebutkan langkah-langkah dalam

penyusunan analisis dampak lingkungan meliputi identifikasi pengaruh, prediksi,

interpretasi dan evaluasi dampak serta prosedur penilaian. Setiap langkah dalam

analisis dampak lingkungan tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan survey

lapangan, pemantauan, pemodelan menggunakan pedoman, studi literatur,

workshop, interview dengan para ahli dan dengan pendapat masyarakat. Metode

ANDAL telah dikembangkan dari yang paling sederhana hingga yang paling

sempurna. Newkirk (1979) mengelompokkan metode ANDAL atas dasar beberapa

kelompok yaitu sebagai berikut.

a. Metode Adhok dengan suatu tim para ahli berbagai bidang

b. Metode Checklist (daftar uji)

c. Metode Benefit-Cost Analysis (BCA)

d. Metode Input-Output Analysis

e. Metode Overlay atau Penampalan Peta

f. Metode Sistem Informasi

g. Metode Analisis Matematis

Page 15: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

19

Sementara itu Canter (1983) telah mengelompokkan metode ANDAL atas

dasar 4 kelompok yaitu: metode Checklist, metode Matriks, metode Network atau

Flow Chart dan metode Sistem Diagram Energi. Munn (1979) mengemukakan

pada dasarnya identifikasi pengaruh dan dampak lingkungan terbagi atas 4 metode

yaitu sebagai berikut.

a. Metode Checklist

b. Metode Matrik

c. Metode Flow Chart

d. Metode Overlay

Adapun terdapat berbagai metoda analisis dampak lingkungan yang banyak

digunakan yaitu sebagai berikut.

a. Metode Adhok

Metode Adhok merupakan metode yang sangat sederhana dan tidak

menunjukkan keistimewaan. Para ahli dari berbagai bidang diminta untuk

membuat identifikasi dan prediksi dampak dari suatu kegiatan pembangunan.

Caranya adalah dengan mengadakan konsesus atau sering disebut dengan cara

Delphi. Metode ini tidak mempunyai pegangan atau pedoman tertentu, sehingga

tidak konsisten antara satu penelitian dengan penelitian lainnya.

Komponen-komponen lingkungan tidak dibagi secara rinci tetapi

lingkungan dibagi ke dalam bidang yang lebih luas; misalnya atas dasar

ekosistemnya seperti danau, hutan dan pertanian, pemukiman. Dapat pula

dilakukan pembagian atas dasar komponen lingkungan seperti flora, tanah, air

dan sebagainya. Apabila komponen lingkungan dirinci, maka sebaliknya tidak

demikian untuk aktivitas kegiatan proyek. Seluruh aktivitas yang ada pada

proyek tersebut diidentifikasi dan diprediksi dalam sekali proses penilaian.

Setiap komponen lingkungan ini diidentifikasi dampaknya dengan menyusun

suatu evaluasi dampak, setiap komponen diduga dampaknya baik dampak positif

maupun dampak negatif. Sementara itu keterangan lain tentang dampak, di

samping sifatnya yang positif atau negatif, juga diberikan. Keterangan yang

dimaksud meliputi lama berlangsungnya dampak, berbalik tidaknya dampak dan

juga apakah terjadinya dampak tersebut menimbulkan masalah. Bagi dampak

positif juga diberikan keterangan terhadap kegunaan dampak.

Page 16: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

20

b. Metode Checklist

Metode checklist merupakan metode yang lebih baik dibanding dengan

metode Analisis Adhok. Pada metode ini dengan mudah dapat dilakukan

identifikasi dan prediksi dampak karena telah ada susunan aktivitas kegiatan dan

komponen lingkungan. Daftar susunan komponen-komponen lingkungan yang

harus diidentifikasi dan diperkirakan terkena dampak dipersiapkan terlebih

dahulu. Di samping daftar komponen lingkungan juga dipersiapkan susunan

macam aktivitas yang akan dilakukan dalam pembangunan itu yang diduga akan

menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan. Biasanya susunan

komponen lingkungan dan aktivitas yang akan terjadi saat pembangunan,

dipersiapkan oleh tim atau badan yang dibentuk oleh pemerintah. Penyusunan

dapat pula didasarkan pada pedoman penyusunan ANDAL yang telah

dikeluarkan oleh pemerintah baik oleh menteri yang bertanggungjawab terhadap

lingkungan hidup maupun oleh menteri-menteri yang bertanggungjawab

terhadap suatu kegiatan pembangunan. Susunan komponen lingkungan dan

aktivitas ini berbeda-beda antara satu proyek dengan proyek lainnya. Biasanya

ciri antara satu departemen dengan lainnya terletak pada macam aktivitas.

Di dalam perkembangannya metode ini telah disempurnakan berkali-kali

oleh para ahli AMDAL. Metode checklist telah berkembang dari yang paling

sederhana hingga yang paling sempurna. Apabila dikelompokkan maka metode

checklist dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu sebagai berikut.

1) Metode Checklist sederhana

2) Metode Checklist dengan uraian

3) Metode Checklist berskala

4) Metode Checklist berskala dengan pembobotan

c. Metode Matrik

Ada beberapa metode matriks yang sangat terkenal antara lain adalah

metode matriks interaksi Leopold, Fisher and Davies, Moore, Philip and

Defillipi, Welch and Lewis dan Lohani and Thank. Ketiga metode pertama

adalah metode yang banyak digunakan dalam Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan.

Page 17: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

21

1) Metode Matrik Interaksi Leopold

Metode ini dirancang untuk menganalisis dampak lingkungan pada

berbagai proyek konstruksi yang berada di suatu wilayah yang relatif masih

alami. Metode ini sangat baik untuk memberi informasi hubungan sebab dan

pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan, di samping itu juga dapat

menunjukkan hasil secara kuantitatif dan juga baik untuk mengkonsumsikan

hasil. Metode matriks Leopold membagi atau memerinci sebanyak 100

macam aktivitas dari suatu proyek dan membagi 88 komponen lingkungan.

Dampak lingkungan dari proyek diidentifikasi dengan membuat interaksi

antara aktivitas dan komponen lingkungan.

2) Metode Matrik Leopold yang dimodifikasi

Pada saat ini banyak orang mengembangkan metode matriks Leopold

dengan nama metode modifikasi dari metode Leopold atau matriks Leopold

yang dimodifikasi. Modifikasi metode Leopold ini terutama menyangkut

beberapa hal adalah sebagai berikut.

a) Banyaknya komponen lingkungan tidak pasti harus 88 buah, melainkan

dapat dikurangi atau lebih sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.

b) Banyaknya aktivitas proyek tidak harus 100 buah, melainkan dapat

dikurangi tetapi ditentukan dan dipilih aktivitas-aktivitas yang paling

menonjol memberi dampak.

c) Besaran dampak diganti menjadi besaran skala kualitas lingkungan. Hal ini

ditentukan atas dasar standar baku mutu kualitas lingkungan. Dalam hal ini

banyak tim penyusun AMDAL untuk komponen geofisik menggunakan

standar Pedoman Baku Mutu Keputusan Menteri Negara Kependudukan

dan Lingkungan Hidup Nomor 02/1988 atau SK Gubernur atau Perda

tentang standar baku mutu lingkungan pada propinsi tempat proyek

tersebut dibangun. Untuk beberapa komponen fisik dan biotik ada pula

yang menggunakan standar baku mutu yang lain selain yang tersebut di

atas, misalnya standar dari WHO, standar yang dipergunakan oleh salah

satu negara ASEAN atau negara industri. Demikian pula untuk komponen

biotik dan sosial-ekonomi-budaya-kesehatan masyarakat maka tim

Page 18: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

22

AMDAL harus menyusun standar baku mutu yang didasarkan atas

beberapa sumber sebagai pedoman.

d) Skala besaran dan pentingnya dampak lingkungan diganti dengan besaran

kepentingan komponen lingkungan terhadap proyek, sektor dan wilayah.

Seringkali tidak digunakan skala satu sampai sepuluh, tetapi sering hanya

dibagi menjadi tiga skala yaitu Kecil (Minor), Besar (Mayor) dan Sedang

(Intermediate) atau menggunakan skala 1,2,3,4 dan 5 yaitu kepentingan

komponen lingkungan masing-masing sangat kecil, kecil, sedang, penting

dan sangat penting. Untuk skala kepentingan ini sebaiknya juga dibuatkan

standar yang dapat dipergunakan sebagai pedoman.

3) Metode Matrik Fisher & Davies

Metode ini dapat dipergunakan untuk melaksanakan prediksi,

interpretasi dan evaluasi dampak. Fisher & Davies telah mengembangkan

metode ini untuk mengidentifikasi memprediksi dan mengevaluasi dampak

suatu pembangunan pada suatu wilayah yang kondisinya berubah sangat

cepat. Oleh sebab itu metode ini sangat cocok untuk dipergunakan dalam

mengadakan AMDAL pada suatu wilayah yang telah banyak terdapat

kegiatan pembangunan.

Seperti halnya metode matriks yang lain dalam memperkirakan

dampak, metode Fisher & Davies juga melakukan interaksi antara kegiatan

pembangunan dan parameter komponen lingkungan. Baik komponen kegiatan

yang diduga menimbulkan dampak maupun parameter lingkungan yang

diduga terkena dampak diperoleh dari skoping.

4) Metode Moore

Metode Moore dalam menganalisis dampak lingkungan mempunyai

keistimewaan yaitu dampak lingkungan dapat diperhitungkan sebagai berikut.

a) Untuk kelompok-kelompok daerah yang sudah atau sedang dimanfaatkan

manusia

b) Berbagai proyek pembangunan yang telah ada dan telah mempengaruhi

lingkungan.

Dasar filosofi metode Moore adalah membuat analisis terhadap

penyebab atau pembuat dampak yang seharusnya terjadi dengan didasarkan

Page 19: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

23

pada pengenalan dampak langsung dan tidak langsung pada sumber daya

alam yang sedang dimanfaatkan oleh manusia. Beberapa kategori dalam

matriks interaksi Moore adalah sebagai berikut.

a) Kategori I

Aktivitas proyek pembangunan adalah seluruh aktivitas yang

menimbulkan dampak dan aktivitas lainnya yang masih berhubungan

dengan kegiatan pembangunan tersebut. Aktivitas ini dibagi ke dalam

beberapa tahapan misalnya pra konstruksi, konstruksi dam pasca

konstruksi. Akan lebih sempurna bila setiap tahapan dirinci aktivitasnya.

Untuk mendapatkan aktivitas yang menimbulkan dampak dilakukan

dengan cara membuat pelingkupan.

b) Kategori II

Potensi perubahan komponen lingkungan. Komponen lingkungan

ini dapat dirinci lagi ke dalam parameter lingkungan. Agar mempermudah

penyusunan maka komponen lingkungan tersebut dibagi ke dalam 3

kelompok yaitu abiotic, biotik dan sosial ekonomi budaya. Setiap

parameter atau komponen lingkungan diidentifikasi potensi perubahannya.

Potensi perubahan komponen lingkungan ini mempergunakan kriteria 4

skala yaitu 1,2,3, dan 4 masing-masing ditafsirkan sebagai dapat

diabaikan, rendah, sedang dan tinggi. Penentuan kriteria bagi setiap

parameter dilakukan dengancara diskusi, brainstorming dan Delphi untuk

membuat musyawarah dan mufakat antar anggota penyusun AMDAL.

c) Potensi kerusakan lingkungan pada setiap region atau sub region yang

disebabkan oleh aktivitas pembangunan, merupakan kategori III, yang diisi

dengan skala dengan kriteria 1,2,3 dan 4 masing-masing dapat diabaikan,

rendah, sedang dan tinggi. Tingkat potensi kerusakan setiap parameter

lingkungan pada setiap region ditentukan dengan cara diskusi diskusi,

brainstorming dan Delphi untuk membuat musyawarah dan mufakat antar

anggota penyusun AMDAL.

d) Adanya selisih potensi perubahan dan potensi perubahan dan potensi

kerusakan lingkungan pada hakekatnya berpotensi mengurangi peluang

penduduk untuk memanfaatkan lingkungan yang ada pada daerah atau

Page 20: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

24

subregion yang telah ditetapkan. Hilangnya peluang manusia untuk

memanfaatkan lingkungan ini merupakan kategori IV.

e) Pengaruh yang menonjol dari aktivitas pembangunan terhadap komponen

lingkungan, pada dasarnya adalah timbulnya dampak penting dari aktivitas

dampak tersebut pada komponen atau parameter lingkungan. Dampak

terhadap komponen lingkungan dapat diperkirakan dengan memberikan

skala 1 atau 2 atau 3 dan 4 atau 5 masing-masing dengan interpretasi

dampak sangat kecil, kecil, sedang, besar dan sangat besar. Hal ini termuat

dalam kategori V.

f) Pengaruh atau dampak aktivitas pembangunan (yang merupakan upaya

pemanfaatan lingkungan) dapat diperoleh dengan menginteraksikan

kategori IV dengan kategori V. Hasil perhitungan ini dimasukkan ke

dalam kategori VI.

d. Metode Network atau Flow Chart

Metode Network atau Flow Chart merupakan metode yang digunakan

untuk melakukan identifikasi dampak lingkungan dan dikembangkan oleh

Sorenson, sehingga disebut dengan nama metode Sorenson. Metode Sorenson

pertama kali diperkenalkan pada tahun 1971 yang dikembangkan untuk

“Analisis Network” guna melakukan identifikasi dampak pada proyek

penggalian (dredging) di perairan pantai.

Suatu proyek penggalian pada dasarnya merupakan suatu usaha

pemindahan bahan atau material dari lapisan tanah bagian bawah ke atas atau

dipindahkan ke tempat lain. Usaha tersebut akan menghasilkan bahan galian

yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi komponen-komponen

lingkungan. Analisis networks di dalamnya mengidentifikasi berbagai hubungan

timbal balik atau sebab akibat antara faktor-faktor penyebab dan akibat yang

ditimbulkannya.

Metode “Flow Chart” Sorenson sangat baik untuk dapat menggambarkan

secara jelas alur pengaruh dan dampak dari suatu aktivitas pembangunan.

Seringkali di dalamnya menggambarkan adanya dampak lingkungan dipisahkan

antara dampak orde 1, 2, 3, dan seterusnya. Dengan demikian akan dapat

menggambarkan terjadinya dampak secara langsung ataupun tidak langsung.

Page 21: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

25

Pada umumnya dalam studi AMDAL diketahui adanya beberapa aliran

pengaruh dan dampak dengan berbagai alternatif sebagai berikut.

1) Aktivitas manusia mempengaruhi komponen fisik, terus mempengaruhi

komponen biotis dan baru kemudian berdampak pada manusia.

2) Aktivitas manusia mempengaruhi komponen biotis terus mempengaruhi

komponen fisik dan baru kemudian berdampak pada manusia.

3) Aktivitas manusia mempengaruhi komponen fisik dan biotis dan baru

kemudian berdampak pada manusia.

4) Aktivitas manusia berdampak langsung pada manusia.

5) Aktivitas manusia berdampak pada manusia, kemudian mempengaruhi

komponen fisik dan berdampak pada manusia.

Di dalam suatu kegiatan pembangunan yang memiliki beberapa aktivitas

seringkali beberapa aktivitas akan mempengaruhi sesuatu komponen tertentu

yang sama. Dengan demikian maka suatu komponen terkena dampak secara

akumulatif dari beberapa aktivitas dari suatu kegiatan pembangunan yang

dilaksanakan.

e. Metode Overlay

Daerah yang akan dianalisis dibagi ke dalam beberapa satuan. Satuan

tersebut dapat disusun berdasarkan fisiografi atau bentuk lahan atau dasar-dasar

lainnya, kemudian tiap satuan lahan (land unit) dikumpulkan keterangan

mengenai keadaan lingkungannya dengan berbagai cara baik dengan survei

lapangan (wawancara, pengamatan, pengukuran, dan observasi) maupun dengan

interpretasi foto udara atau dengan peta tematik yang telah ada. Langkah

selanjutnya adalah melakukan identifikasi dampak yang diduga akan terjadi pada

berbagai komponen lingkungan dari setiap unit lahan. Setiap dampak

digambarkan dengan warna yang berbeda-beda pada peta dasar yang sama.

Masing-masing peta yang menggambarkan dampak ini digambarkan dalam peta

transparan. Peta-peta transparan dari berbagai dampak yang telah tergambar

saling ditampalkan (skala peta harus sama) maka dapat dilihat daerah-daerah

yang akan terkena berbagai macam dampak.

Page 22: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

26

f. Metode Benefit Cost Analysis

Metode ini merupakan metode yang cukup penting dalam analisis

dampak lingkungan. Komponen-komponen yang penting dalam analisis yaitu

berbagai besaran angka biaya dan berbagai besaran angka pendapatan, termasuk

pula komponen aktivitas-aktivitas pembangunan yang harus dibiayai.

Metode analisis B-C rasio sangat cocok untuk memperhitungkan

pendapatan Nasional Brutto (Gross National Income) terutama untuk proyek

berskala regional. Dengan demikian metode ini merupakan alat yang sangat

memadai untuk tingkat makro dalam mengambil kebijaksanaan dalam

perencanaan. Kelemahan dari metode ini adalah aspek yang lebih detail terutama

komponen lingkungan sosial budaya tidak dapat teridentifikasi.

g. Metode Analisis Unit Lahan

Metode ini dipergunakan untuk mengadakan studi aspek lingkungan. Tim

yang terdiri dari berbagai disiplin akan melakukan inventarisasi secara rinci

terhadap suatu komunitas tanaman, habitat hewan, tempat rekreasi, dan tempat

bersejarah untuk menentukan tata guna lahan. Penelitian terutama ditujukan

terhadap aspek topografi, geologi, dan tipe bentang darat (lanskap) yang ada.

Dari data ini kemudian disusun unit-unit lahan atas dasar satuan-satuan

landskap. Pada satuan unit lahan ini dimasukkan data-data tentang komunitas

tanaman dan habitat hewan. Dengan demikian dua komponen biologis (termasuk

unsur sosial) dapat diidentifikasi dan dimasukkan dalam peta. Metode ini lebih

cepat memperlihatkan hasil nyata dibandingkan dengan metode yang lain, akan

tetapi tidak begitu popular dibandingkan dengan metode matrik. Hal tersebut

karena metode matrik dapat memberi informasi dan interpretasi yang memadai,

sementara itu metode unit lahan perlu banyak studi lapangan.

h. Metode Analisis Masukan-Keluaran (Input-Output)

Metode Analisis Masukan-Keluaran (Input-Output) diharapkan dapat

menjawab berbagai fenomena ekonomi makro. Di dalam kegiatan industri maka

maskan dirinci menjadi berbagai komponen seperti: bahan mentah, pola

penggunaannya, dan hasilnya yang dibuat daftar dan ditabulasi untuk dibuatkan

matrik. Pada tahun 1965 Miernyk telah mencoba menggunakan metode ini

dengan membuat tabulasi untuk masukan, keluaran, dan bagaimana hubungan

Page 23: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

27

antara keduanya. Bila pengembangan industri dilakukan, maka komponen

masukan dan keluaran dikaji keduanya. Untuk menganalisis dampak lingkungan

maka komponen lingkungan dimasukkan dalam analisis masukan dan keluaran,

bahkan perhitungan-perhitungan social cost juga dibuat dan dimasukkan dalam

analisis.

i. Metode Analisis Sistem Informasi

Analisis sistem informasi merupakan kombinasi antara fotogrametri dan

interpretasi foto udara. Komputer kemudian dipergunakan untuk menyimpan,

menganalisis, dan mempresentasikan data. Metode ini merupakan metode

transisi antara metode katografi manual yang dikembangkan oleh Mc Harg

dengan metode yang lebih maju dengan menggunakan computer sebagai alat

untuk menyimpan dan menganalisis data.

j. Metode Diagram Sistem Energi

Metode ini menunjukkan diagram aliran energi di dalam suatu sistem,

termasuk aliran yang keluar dan yang masuk. Aliran energi ini dapat diwujudkan

dalam komponen-komponen antara lain: tanaman, hewan, sumber plasma

nuftah, jalan, informasi, dan aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan

sistem. AMDAL dalam penggunaan metode aliran sistem energi baru,

mempertimbangkan hubungan antara dan perubahan yang terjadi pada

lingkungan alam (ekosistem) dan lingkungan sosial (sosiosistem). Kesulitan

yang dihadapi dalam metode ini adalah: banyak proses yang harus dibuat dan

harus diduga seberapa besar proses perubahan dari masing-masing subsistem,

metode ini perlu ditunjang oleh fasilitas yang memadai seperti komputer

(Canter, 1983). Pada mulanya metode ini digunakan dengan jalan menilai energi

yang ada dalam sub sistem masing-masing. Kemudian seluruh nilai dalam sistem

ditentukan dan dikomparasi antara nilai sistem itu sebelum dan sesudah ada

proyek.

9. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) adalah sistem

berbasis komputer yang dapat digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan

menganalisis informasi geografis yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang

Page 24: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

28

berkepentingan dalam bentuk informasi tulisan, data, dan gambar atau peta lengkap

dengan posisi geografisnya. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan

menganalisis obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan

karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Aronoff (1989) menyatakan

bahwa SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam

menangani data yang bereferensi geografi, yaitu: a. masukan, b. manajemen data

(penyimpanan dan pemanggilan data), c. analisis dan manipulasi data, d. keluaran

(Rangkuti dkk., 2014).

SIG dapat merepresentasikan realworld (dunia nyata) di atas monitor

komputer sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas

kertas. Namun SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran

peta kertas. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata, objek-objek yang

direpresentasikan di atas peta disebut unsur peta atau map features (contohnya

adalah sungai, kebun, jalan, dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-

unsur berdasarkan lokasi-lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan

hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya.

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-

atribut di dalam basis data. Kemudian SIG membentuk dan menyimpannya di

dalam tabel-tabel (relasional), setelah itu SIG menghubungkan unsur-unsur di atas

dengan tabel-tabel yang bersangkutan. Dengan demikian, atribut-atribut ini dapat

diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta, dan sebaliknya unsur-unsur peta

juga dapat diakses melalui atribut-atributnya. Karena itu, unsur-unsur tersebut dapat

dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.

SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-

atributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Contoh-contoh layer seperti:

bangunan, sungai, jalan, batas-batas administrasi, perkebunan, dan hutan.

Kumpulan-kumpulan dari layer-layer ini akan membentuk basis data SIG.

Perancangan basis data merupakan hal yang esensial di dalam SIG. Rancangan

basis data akan menentukan efektifitas dan efisiensi proses-proses masukan,

pengelolaan, dan keluaran SIG (Prahasta, 2002).

SIG mempunyai kemampuan untuk melakukaan fungsi-fungsi analisis.

Secara umum terdapat dua jenis fungsi analisis, yaitu: fungsi analisis spasial dan

Page 25: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

29

fungsi analisis atribut. Fungsi analisis spasial terdiri dari reclassify, overlay, dan

buffering. Fungsi analisis atribut terdiri dari operasi dasar basisdata yang mencakup

create database, drop database, create table, drop table, record dan insert, field,

seek, find, search, retrieve, edit, update, delete, zap, pack, membuat indeks untuk

setiap tabel basis data, dan perluasan operasi basis data yang mencakup export dan

import, structured query language, dan operasi-operasi atau fungsi analisis lain

yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basis data (Prahasta, 2002).

Kekuatan SIG yang sebenarnya terletak pada kemampuannya dalam

melakukan analisis walaupun produk SIG paling sering disajikan dalam bentuk

peta. SIG dapat mengolah dan mengelola data dengan volume yang besar. Dengan

demikian, pengetahuan mengenai bagaimana cara mengekstrak data tersebut dan

bagaimana menggunakannya merupakan kunci analisis di dalam SIG. Salah satu

fungsi tools SIG yang paling powerful dan mendasar adalah integrasi data dengan

cara baru. Salah satu contohnya adalah overlay, yang memadukan layers data yang

berbeda. SIG juga dapat mengintegrasikan data secara matematis dengan

melakukan operasi-operasi terhadap atribut-atribut tertentu dari datanya (Prahasta,

2002).

Sistem informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini

merupakan salah satu elemen yang sangat penting, karena berfungsi sebagai

pondasi dalam melaksanakan dan mendukung berbagai macam aplikasi. Upaya

inventarisasi, pemetaan, dan eksplorasi kekayaan tambang dengan memanfaatkan

teknologi yang tepat perlu ditingkatkan agar diperoleh manfaat yang optimal

(Rangkuti dkk., 2014). Menurut Prahasta (2001), ada beberapa alasan mengapa

perlu menggunakan SIG, diantaranya adalah: a. SIG menggunakan data spasial

maupun atribut secara terintegrasi, b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu

interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep

lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan

bumi, c. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data, d. SIG

memiliki kemampuan menguraikan unsur- unsur yang ada dipermukaan bumi

kedalam beberapa layer atau coverage data spasial, e. SIG memiliki kemampuan

yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya, f. semua

operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif, g. SIG dengan mudah menghasilkan

Page 26: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

30

peta-peta tematik, h. semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan

perintah-perintah dalam bahasa script, i. perangkat lunak SIG menyediakan fasilitas

untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain, j. SIG sangat membantu

pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.

10. Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, Weaknes,Opportunity, Threat) merupakan

identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi (Rangkuti,

2005). Analisis SWOT berfungsi untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah

kegiatan secara sistematik berdasarkan faktor-faktor kekuatan (Strength) dan

kelemahan (Weakness) yang merupakan faktor internal serta peluang/kesempatan

(Opportunity) dan ancaman (Threat) yang merupakan faktor eksternal yang

dihadapi. Strategi yang efektif diasumsikan dapat tercapai dengan memaksimalkan

kekuatan yang dimiliki dan kesempatan yang ada serta meminimalkan kelemahan

yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi. Analisa data secara kualitatif yang

dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dan secara kuantitatif

melalui pembobotan dan pemberian rating.

Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi matrik 4 kuadran, yaitu

kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman

(threat). Selanjutnya dari keempat kuadran matrik akan dilakukan identifikasi

alternatif-alternatif strategi pengelolaan yang bisa dikembangkan. Tahap

selanjutnya dilakukan pemilihan strategi alternatif berdasarkan skala prioritas yang

diperoleh. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strength) dan peluang (opportunity) di satu sisi, di sisi lain secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Kerangka kerja

analisis strategi pengelolaan dan pengembangan tersebut disajikan dalam bentuk

matrik strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi eksisting, potensi,

permasalahan dan skala prioritasnya. Tahapan analisis SWOT secara terperinci

sebagai berikut.

a. Identifikasi faktor internal dan eksternal

Internal Factor Evaluation (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan mendaftarkan semua kekuatan

dan kelemahan. Alat yang digunakan untuk menganalisa faktor internal yaitu

Page 27: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

31

.......................( 1 )

matriks Internal Factor Evaluation yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan

dan kelemahan utama juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut (David (2006) dalam Nancy,

2007). Eksternal factor Evaluation (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana

ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua ancaman

dan peluang. Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor eksternal, yang

merangkum dan mengevaluasi hal-hal yang mempengaruhi yang berasal dari

luar. Hasil dari identifikasi kedua faktor-faktor tersebut selanjutnya akan

diberikan bobot dan peringkat (rating).

b. Penentuan bobot setiap variabel

Pemberian nilai/bobot dan rating dilakukan secara subjektif kepada

setiap unsur SWOT dengan kisaran. Metode tersebut digunakan untuk

memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan

eksternal. Bobot setiap faktor internal dan eksternal ditentukan dengan metode

Paired Comparison (Kinnear (1991) dalam Pudjiwaskito, 2005), yaitu sama

dengan 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan indikator

faktor vertikal, 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dibandingkan

indikator faktor vertikal, 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting

dibandingkan indikator faktor vertikal, dan 4 jika indikator faktor horizontal

sangat penting dibandingkan indikator faktor vertikal.

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variable terhadap

jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan persamaan (Kinnear

(1991) dalam Pudjiwaskito, 2005):

Keterangan:

= bobot faktor ke-i

= nilai faktor ke-i

= 1,2,3,….

= jumlah faktor

Page 28: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

32

c. Penentuan peringkat (rating).

Peringkat (rating) ditentukan untuk mengukur pengaruh masing-masing

variabel terhadap masing-masing faktor strategis yang dimiliki objek dengan

skala nilai 1-5. Skala peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Internal

Factor Evaluation (IFE) yaitu:

1) Faktor kekuatan

1 = kekuatan yang sangat kecil

2 = kekuatan yang kecil,

3 = kekuatan yang sedang,

4 = kekuatan yang besar,

5 = kekuatan yang sangat besar

2) Faktor kelemahan

1 = kelemahan yang tidak berarti,

2 = kelemahan yang kurang berarti,

3 = kelemahan yang sedang,

4 = kelemahan yang berarti,

5 = kelemahan yang sangat berarti tidak berarti

Skala peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Eksternal Factor

Evaluation (EFE) yaitu:

1) Faktor Peluang

1 = Peluang sangat rendah (respon sangat kurang),

2 = Peluang rendah (respon kurang),

3 = Peluang sedang (respon rata-rata),

4 = Peluang tinggi (respon di atas rata-rata),

5 = Peluang sangat tinggi ( respon superor)

2) Faktor Ancaman

1 = Ancaman yang sangat rendah,

2 = Ancaman yang rendah,

3 = Ancaman sedang,

4 = Ancaman besar,

5 = Ancaman sangat besar

Page 29: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

33

Langkah selanjutnya peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan bobot

masing-masing kemudian hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk

memperoleh nilai total pembobotan seperti yang tercantum pada matriks

IFE/EFE.

d. Menyusun analisis strategi dengan menggunakan matriks (Matriks SWOT).

Alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana faktor

eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi dipadukan dengan faktor

internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki adalah melalui pembentukan

matriks SWOT (Tabel 1). Dengan menggunakan matriks ini dapat dihasilkan

empat golongan alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan

suatu kegiatan seperti berikut (Rangkuti 2005).

1) Pada Kuadran I yaitu SO (strength-opportunity), dengan menggunakan

kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada.

2) Pada Kuadran II yaitu ST (strength-threat), dengan menggunakan peluang

yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.

3) Pada Kuadran III yaitu WO (weakness-opportunity), dengan berusaha

mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan mengatasi

kelemahan yang dimiliki.

4) Pada Kuadran IV yaitu WT (weakness-threat), dengan berusaha

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.

Tabel 1. Matriks SWOT

Faktor

Internal

Faktor

Eksternal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang

(O)

Strategi SO

Menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Strategi WO

Memanfaatkan peluang untuk

mengatasi kelemahan yang ada

Ancaman

(T)

Strategi ST Strategi WT

Menggunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman

Strategi WT

Meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

(Sumber: Rangkuti, 2005)

e. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi.

Penentuan prioritas strategi pengelolaan dilakukan dengan

memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Rangking prioritas strategi

Page 30: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

34

ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua

strategi yang ada.

f. Penentuan posisi strategi yang akan dijalankan.

Penentuan posisi strategi yang akan dijalankan dapat dilakukan melalui dua

langkah, yaitu berikut.

1) Penentuan nilai P diperoleh dari total nilai kekuatan dikurangi nilai

kelemahan (S-W).

2) Penentuan nilai Q diperoleh dari total nilai peluang dikurangi nilai ancaman

(O-T).

3) Koordinat P sebagai absis dan Q sebagai ordinat menentukan posisi titik

(P,Q) sebagai acuan strategi yang akan dijalankan (Gambar 1).

Gambar 1. Diagram Posisi Analisis SWOT untuk Strategi Pengelolaan

(Rangkuti,2005)

11. Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Strategi pengelolaan lingkungan hidup haruslah diterapkan dengan baik agar

perubahan lingkungan hidup dapat di tahan selama mungkin dan tentunya hal ini

harus dilakukan dengan disiplin yang tinggi juga. Jika dilakukan dengan penuh

kesadaran dan juga disiplin, maka bukan tidak mungkin lingkungan akan pulih

secara perlahan-lahan. Pada prinsipnya, terdapat empat jenis strategi pengelolaan

lingkungan yang dapat digunakan demi lestarinya lingkungan hidup. Keempat

strategi ini dapat digunakan di mana saja dan tentunya lebih cepat dan disiplin

dalam menerapkan strategi ini maka akan lebih baik.

a. Strategi pertama adalah pengelolaan lingkungan secara rutin. Di sini maksudnya

adalah pengelolaan lingkungan yang telah direncanakan haruslah dilaksanakan

Page 31: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

35

sesuai dengan rencana. Selain itu, pengelolaan ini juga haruslah dilakukan secara

terus menerus dan tidak terputus ditengah jalan. Rasanya memang mudah untuk

dilakukan, namun kenyataannya hal ini cukup sulit untuk dilakukan terutama

jika akan dilakukan pada skala yang cukup besar dan melibatkan berbagai

lapisan masyarakat. Membiasakan diri dengan program pelestarian lingkungan

secara rutin dapat dimulai dari masing-masing individu.

b. Strategi kedua adalah perencanaan yang lebih awal dan lebih cepat didalam

mengelola satu lingkungan. Di dalam mengelola lingkungan, terdapat begitu

banyak individu yang melihat adanya masalah dengan lingkungan mereka.

Namun sayangnya, mereka ini kurang tanggap di dalam mengatasi masalah yang

telah terbentang di depan mata. Banyak invdividu yang tidak dengan cepat

mengajukan program pengelolaan lingkungan yang berakibat pada rusaknya satu

lingkungan. Mencegah akan lebih baik daripada mengobati, maka dari itu,

perencanaan dini akan lebih baik di dalam menanggulangi masalah lingkungan.

c. Strategi ketiga adalah pengelolaan lingkungan dengan memperhitungkan

dampak yang akan terjadi. Ini merupakan langkah penting yang harus diambil

oleh berbagai individu yang ingin membangun satu bangunan baru yang

misalnya digunakan untuk pabrik. Perencanaan akan sangat diperlukan

mengingat setiap bangunan yang digunakan oleh berbagai individu akan

memiliki sejumlah limbah yang tidak baik bagi lingkungan terutama jika tidak

dikelola dengan baik. Perencanaan tentunya ditikberatkan kepada pengelolaan

limbah dan memperkecil besarnya dampak pada lingkungan.

d. Strategi keempat adalah pengelolaan lingkungan untuk perbaikan. Hal ini

dilakukan karena alasan yang jelas yaitu lingkungan yang telah menjadi rusak

akibat tangan-tangan manusia yang kurang bertanggung jawab ataupun karena

satu kerusakan alami yang disebabkan oleh bencana alam. Di dalam memulai

rencana ini, akan ada beberapa hal yang perlu untuk dipikirkan lebih lanjut

sebelum dimulainya proses pemulihan.

B. Kerangka Berpikir

Kabupaten Wonogiri banyak memiliki potensi di bidang pertambangan terutama

bahan galian non logam (golongan C) yaitu: batu gamping, kalsit, batuan andesit, tras,

Page 32: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

36

pasir kuarsa, pasir batu, batu bentonit, lempung atau tanah liat, damar, kaolin, fosfat,

oker, dan batu setengah permata. Potensi tambang di Wonogiri yang melimpah

menjadikan pertambangan sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat di

Kabupaten Wonogiri. Hampir di setiap Kecamatan terdapat kegiatan pertambangan,

baik pertambangan rakyat maupun pertambangan oleh perusahaan swasta. Sifat kegiatan

dalam usaha pertambangan pada dasarnya selalu menimbulkan perubahan pada alam

lingkungannya (BPLHD Jabar, 2005).

Perubahan yang terjadi dapat berdampak positif dan juga negatif. Dampak

positifnya adalah mendatangkan lapangan pekerjaan atau mata pencaharian masyarakat.

Dampak negatifnya menimbulkan beberapa masalah antara lain: berkurangnya tutupan

lahan, pada saat musim penghujan air menggenangi lokasi pertambangan, ada yang

meluap sampai ke jalan sehingga mengganggu pengguna jalan dan dapat merusak aspal

jalan, dan semakin lama bukit tersebut akan hilang apabila dilakukan eksploitasi yang

terus menerus. Selain itu di lokasi pertambangan yang besar, eksploitasi dilakukan

dengan menggunakan bahan peledak, sehingga menimbulkan polusi suara. Akan tetapi

penduduk sekitar bersikap menutup mata dan telinga dikarenakan kegiatan

pertambangan tersebut adalah mata pencaharian penambang.

Dampak kerusakan lingkungan dapat dianalisis dengan metode analisis dampak

lingkungan. Metode yang digunakan untuk mengkaji analisis dampak pertambangan

terhadap kerusakan lingkungan dalam penelitian ini adalah metode Overlay. Metode

Overlay sering disebut dengan metode penampalan peta yang telah terbukti sangat

bagus bila dipergunakan untuk mengadakan kajian dampak dalam proyek

pengembangan pertanian atau proyek yang daerah persebaran dampaknya sangat luas,

proyek kegiatan terpadu, proyek kawasan, dan proyek regional. Dalam

perkembangannya, metode penampalan peta, dikombinasikan dengan cara pemberian

skor dan perhitungan statistik sehingga dapat dipergunakan untuk menentukan

penggunaan lahan yang paling optimal dari berbagai alternatif penggunaan lahan.

Metode Fisher & Davis digunakan untuk menganalisa dampak penambangan di lokasi

penelitian. Kemudian untuk mendapatkan strategi pengelolaan pertambangan di lokasi

penelitian dilakukan dengan analisa SWOT. Penggunaan metode tersebut diharapkan

dapat mengidentifikasi, memprediksi, menginterpretasi atau menafsir dampak, dan

mengadakan evaluasi dampak yang terjadi dari kegiatan penambangan.

Page 33: BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Pertambangan · memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin ... Perlindungan terhadap kualitas air permukaan,

37

Gambar 2. Kerangka Berpikir