BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1...

28
16 BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1. Pengertian Tata Tertib Tata tertib berasal dari dua kata yaitu “tata” dan “tertib”. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata tata dan tertib digabungkan, dan memiliki pengertian peraturan-peraturan yang harus ditaati/dilaksanakan atau disiplin. 1 Menurut Ali Qaimi tata tertib merupakan medium bagi proses pendidikan, sekaligus penyebab tumbuhnya kedisiplinan dalam berprilaku. 2 Menurut Instruksi Menteri pendidikan dan kebudayaan Tanggal: 1 Mei 1974, No. 14/U/1974, sebagaimana yang dikutif oleh Suryo Subroto tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sangsi bagi orang yang melanggarnya. Yang didalamnya terdapat tata tertib murid, tata tertib guru dan tata tertib tenaga administrasi. 3 Sedangkan pengertian sekolah adalah “sebagai pusat pendidikan formal merupakan seperangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan. Perangkat ini ditata dikelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti dan diperlakukan 1 Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai pustaka, Jakarta, cet. IV, 1989, hal. 908 2 Ali Qaimi Pengantar Dasar-dasar Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 2002, hal 236 3 Suryo Subroto Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 2004,hal.81

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peranan Tata Tertib Pondok

1. Pengertian Tata Tertib

Tata tertib berasal dari dua kata yaitu “tata” dan “tertib”. Dalam

kamus Bahasa Indonesia kata tata dan tertib digabungkan, dan memiliki

pengertian peraturan-peraturan yang harus ditaati/dilaksanakan atau

disiplin.1

Menurut Ali Qaimi tata tertib merupakan medium bagi proses

pendidikan, sekaligus penyebab tumbuhnya kedisiplinan dalam

berprilaku.2 Menurut Instruksi Menteri pendidikan dan kebudayaan

Tanggal: 1 Mei 1974, No. 14/U/1974, sebagaimana yang dikutif oleh

Suryo Subroto tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur

kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sangsi bagi orang yang

melanggarnya. Yang didalamnya terdapat tata tertib murid, tata tertib guru

dan tata tertib tenaga administrasi.3 Sedangkan pengertian sekolah adalah

“sebagai pusat pendidikan formal merupakan seperangkat masyarakat

yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan. Perangkat ini ditata

dikelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti dan diperlakukan

1Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Balai pustaka, Jakarta, cet. IV, 1989, hal. 908

2 Ali Qaimi Pengantar Dasar-dasar Pendidikan, Usaha Nasional,

Surabaya, 2002, hal 236

3Suryo Subroto Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru,

Bandung, 2004,hal.81

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

17

dimasyarakat yang bersangkutan hal tersebut tercermin dalam falasafah

dan tujuan, penjagaan, kurikulum pengadiministrasian serta

pengelolaannya” .4

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Tata Tertib dalam

ruang lingkup pendidikan, merupakan haluan bagi segenap guru, tenaga

administrasi dan siswa dalam menjalankan program-program pendidikan

yang telah direncanakan.

2. Tujuan Tata Tertib

Tujuan tata tertib sekolah sangat penting. Secara umum dibuatnya

tata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah

mengetahui apa tugas, hak dan kewajiban serta melaksanakan dengan baik

sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Prinsip tata tertib

sekolah adalah diharuskan, dianjurkan dan ada yang tidak boleh dilakukan

dalam pergaulan di lingkungan sekolah. Tata tertib sekolah harus ada

sanksi atau hukuman bagi yang melanggarnya. Menjatuhkan hukuman

sebagai jalan keluar terakhir, harus dipertimbangkan perkembangan siswa.

Sehingga perkembangan jiwa siswa tidak dan jangan sampai dirugikan.

sebelum membahas tentang tujuan tata tertib yang lebih luas, akan penulis

uraikan terlebih dahulu tujuan dari peraturan. Menurut Hurlock,

yaitu: “peraturan bertujuan untuk membekali anak dengan pedoman

4 Madyo Ekosusilo dan RB kasihadi, Psikologi Remaja, Gunung

Mulia, Jakarta, 1985:25-26.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

18

berperilaku yang disetujui dalam situasi tertentu”.5 Misalnya dalam

peraturan sekolah, peraturan ini memuat apa yang harus dilakukan dan apa

yang tidak boleh dilakukan oleh siswa, sewaktu berada di lingkungan

sekolah. Tujuan tata tertib adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang

menunjang terhadap kelancaran, ketertiban dan suasana yang damai dalam

pembelajaran. Dalam informasi tentang Wawasan Wiyatamandala

disebutkan bahwa “ketertiban adalah suatu kondisi dinamis yang

menimbulkan keserasian dan keseimbangan tata kehidupan bersama

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa”. 6

Kondisi di atas mencerminkan keteraturan dalam pergaulan,

penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dan dalam mengatur

hubungan dengan masyarakat serta lingkungan. Menurut Kusmiati, bahwa

tujuan diadakannya tata tertib salah satunya sesuai dengan yang tercantum

dalam setiap butir tujuan tata tertib, yaitu

a. Tujuan peraturan keamanan adalah untuk mewujudkan rasa aman

dan tentram serta bebas dari rasa takut baik lahir maupun batin

yang dirasakan oleh seluruh warga, sebab jika antar individu tidak

saling menggangu maka akan melahirkan perasaan tenang dalam diri

setiap individu dan siap untuk mengikuti kegiatan sehari-hari

5Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan; suatu pendekatan

sepanjang rentang kehidupan. Erlangga. Jakarta:. 1990,Hal 85

6Wawasan Wiyatamandala. Disiplin Murid SMTA di Lingkungan

Formal Pada Beberapa Propinsi di Indonesia. Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan ,Jakarta: 1993,hal, 21

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

19

b. Tujuan peraturan kebersihan adalah terciptanya suasana bersih

dan sehat yang terasa dan nampak pada seluruh warga.

c. Tujuan peraturan ketertiban adalah menciptakan kondisi yang

teratur yang mencerminkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan

pada tata ruang, tata kerja, tata pergaulan bahkan cara berpakaian.

d. Tujuan peraturan keindahan adalah untuk menciptakan lingkungan

yang baik sehingga menimbulkan rasa keindahan bagi yang melihat

dan menggunakannya.7

3. Macam-Macam Tata Tertib

Siswa yang baik adalah siswa yang selalu bertanggung jawab di

dalam memahami serta melaksanakan disiplin dan tata tertib yang ada di

sekolah. Tata Tertib yang ada di sekolah dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Peraturan di lingkungan sekolah, seperti disiplin dalam mengikuti

pelajaran, menjaga kebersihan di lingkungan sekolah, dan

menunjukkan tingkah laku yang baik di masyarakat.

2. Peraturan di luar lingkungan sekolah, seperti menjaga nama baik

sekolah, menjaga kualitas atau mutu sekolah, dan menunjukkan

tingkah laku yang baik di masyarakat.

3. Peraturan di dalam kelas, seperti menjaga kebersihan kelas,

melaksanakan tugas piket, menjaga meja dan kursi agar tetap bersih,

memperindah ruangan kelas agar tetap menarik, melengkapi dinding

7Kusmiati,Dasar Dasar Kependidikan. PT Rineka Cipta Jakarta:,

2004,hal 22

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

20

kelas dengan menempel jadwal piket, struktur organisasi kelas,

kalender, presiden dan wakil, jadwal pelajaran, tata tertib kelas, dan

lain-lainnya. 8

Beberapa macam tata tertib tersebut dapat berbentuk tulisan dan

non tulisan. Tata tertib yang tertulis dibuat dan disepakati bersama oleh

warga sekolah. Biasanya tata tertib tertulis bersifat mengikat bagi warga

sekolah dan mengandung unsur sangsi bagi yang melanggarnya. Sangsi

dapat berupa teguran, hukuman, atau skorsing tergantung dari tingkat

pelanggaran yang dilakukan. Contoh tata tertib guru, tata tertib siswa, tata

tertib di kelas, tata tertib di laboratorium, dan tata tertib di perpustakaan.9

4. Indikator Ketaatan siswa terhadap tata tertib sekolah

Kewajiban mentaati tata tertib sekolah adalah hal yang penting

sebab bagian dari sistem persekolahan dan bukan bagian sistem

kelengkapan sekolah.10

. Konsekwensi diadakannya sebuah peraturan harus

dilaksanakan bukan dijadikan pajangan saja. Bertapaun bagusnya sebuah

aturan tanpa didukung dengan adanya hukuman atau sangsi bagai orang

yang melanggar dan penghargaan bagi orang yang melaksanakannnya,

siswa tidak termotivasi untuk melaksanakan sebuah aturan yang dibuat.

8 Dokumen KTSP MA Nurul Ulum Pungging Tahun pelajaran

2014/2015.

9 Dokumen Tata Tertib Waka Kesiswaan MA Nurul Ulum

Pungging Tahun Pelajaran 2014/2015.

10

Saryosubroto, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan, Usaha

Nasional, Surabaya, 2004,hal,82

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

21

“Selanjutnya Suryosubroto menjelaskan :”dalam prakteknya, aturan tata

tertib yang bersumber dari Mentri pendidikaan dan Kebudayaan perlu

dijabarkan atau diperinci sejelas-jelasnya dan disesuaikan dengan kondisi

sekolah agar mudah dipahami murid”. 11

Mengacu pada instruksi menteri pendidikan dan kebudayaan di

atas maka berikut ini, berupa peraturan tata tertib yang berasa dari MA

Nurul Ulum Pungging Mojokerto, sekaligus sebagai indikator tata tertib

siswa disekolah sebagai berrikut:

a. Setiap akan dimulai jam pelajaran pertama dan mengakhiri jam

pelajaran didahului dengan do’a, kepada Allah SWT; Berdoa

merupakan suatu kegiatan yang baik yang dianjurkan oleh Allah SWT

dan rasulullah SAW, bahkan dikatakan bahrwa doa adalah silatul

mu’minin jam pelajaran pertama dimulai dari jam 7.30 dan berakhir

jam 13.00.

b. Siswa wajib datang 10 menit sebelum pelajaran dimulai; Artinya siswa

wajib datang jam 7.20 keculai hari senin jam 7.00. maka yang tidak

datang pada jam itu akan dikenakan sangsi.

c. Siswa yang terlambat harus minta izin masuk yang ditandatangani oleh

guru piket; Artinya siswa yang terlambat datang sesudah jam pelajaran

dimulai yakni jam 7.30.

11

Ibid, hal 83

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

22

d. Sepeda motor ditempatkan ditempat yang telah disediakan; Artinya

apabila ada siswa yang membawa sepeda motor, menyimpannya

ditempat yang telah disediakan yaitu di samping sekolah.

e. Pada waktu jam kosong siswa harus tenang, di dalam kelas tidak boleh

gaduh; artinya tatkala pelajaran kosong, maka siswa dilarang untuk

keluar kelas, apalagi sampai ribut, bisa mengganggu kelas yang lainnya

yang sedang belajar.

f. Siswa harus berpakaian seragam yang rapi dan sopan; Siswa berpakaian

seragam yang rapi dan sopan. Bagi siswa dalam pelaksanaan kegiatan

belajarnya memiliki hak dan kewajiban yang harus menjadi pegangan

dalam berpakaian. Diantara salah satu kewajibannya yang harus

senantiasa diperhatikan oleh siswa dan dikerjakan adalah memakai

pakaian atau seragam sesuai dengan yang ditetapkan, yaitu; hari senin

dan selasa memakai seragam abu-abu, rabu dan kamis memakai batik,

dan jum’at dan sabtu memakai baju pramuka.

g. Berpakaian dengan menutup aurat adalah bagian dari kewajiban agama.

Hikmahnya adalah bahwa menutup aurat adalah hakekatnya bagi kaum

muslim adalah suatu keharusan sebab fungsi dari pakaian adalah untuk

menutup aurat. Sedangkan batasan aurat adalah sebagaimana yang di

ungkapkan oleh Cahyadi Takariawan adalah: “Aurat perempuan adalah

seluruh bagian tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan dan laki-laki

adalah dari pusar sampai lutut. Namun bukan berarti laki-laki harus

pakai celana saja dengan tidak menggunakan baju. Kalau atauran laki-

laki harus pakai baju dan celana maka itu yang harus diikuti dan ditaati.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

23

Siswa dilarang memakai sandal di sekolah; Artinya ketika siswa datang

ke sekolah untuk belajar harus pakai sepatu dan memakai kaos kaki.12

h. Pada waktu istirahat di larang keluar dari lingkungan sekolah; Waktu

istirahat ditentukan jam 10.00 sampai jam 10.20 menit, dengan

demikian waktu istirahat selama 20 menit, dalam waktu 20 menit ini

siswa dilarang keluar dari lingkungan sekolah.

i. Siswa dilarang merokok di sekolah. Merokok merupakan kegiatan yang

sangat merugikan bagi kesehatan, dan rokok harus dibeli dengan harga

yang tinggi, apalagi dengan situasi seorang siswa yang dalam posisi

keuangannya masih dari orangtuanya, belum bisa mencari sendiri. oleh

karena itu merokok dilarang pada sekolah ini.

j. Siswa yang sengaja berkelahi di sekolah dapat dikeluarkan dari sekolah;

Berkelahi merupakan kegiatan yang tidak sesuai dengan akhlak islami,

sebab dari berkelahi akan menimbulkan permusuhan, antara sesama

siswa. Serta akan menimbulkan situasi yang tidak kondusif ketika siswa

mengikuti kegiatan belajar mengajarnya.

k. Siswa tidak boleh berambut gondrong; Rambut merupakan mahkota,

bagi kaum laki-laki tetapi kalau rambut bagi serorang siswa panjang

maka, situasi seperti itu akan menimbulkan kesan yang kurang positif.

Dan dari sisi kerapian tidak rapi bagi orang yang berambut gondrong.

l. Siswa dilarang masuk ruang kantor tanpa kerperluan. Ruang kantor

merupakan tempat bekerjanya bagaian administrasi yang didalamnya

12

Cahyadi Takariawan Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara,

Jakarta,2005, hal.158

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

24

ada ruang guru, ruang kepala sekolah. Diruang ini, guru mengadakan

persiapan atau penilaian ketika akan mengajar dan setelah mengajar.

m. Siswa wajib mengikuti upacara yang telah ditentukan; Upacara yang

rutin dilakukan setiap satu minggu sekali adalah upacara hari senin

yang harus diikuti oleh para siswa, serta upacara hari besar nasional.

n. peraturan yang belum tertulis dalam tata tertib akan diumumkan pada

pengumuman kelas; Peraturan yang tidak ditulis dalam peraturan ini

antara lain seperti peraturan kelas, atau peraturan lainnya yang sesuai

dengan nilai-nilai islami dan atauran yang berlaku di masyarakat.

o. Siswa yang melanggar tata tertib ini akan dikenakan sangsi; Bagi siswa

yang melanggar aturan atau tata tertib yang berlaku ini maka akan,

dikenakan sangsi, yang sesuai dengan yang dilanggar

5. Faktor Yang Mempengaruhi Ketaatan

Pernah diriwayatkan bahwa, Imam Abu Hanifah memberi petuah

pada muridnya yang bernama Ya’kuf: taatilah dan muliakan para penguasa

dan janganlah berkata dusta dihadapannya”13

, dalam kaitannya dengan

kondisi siswa disekolah yang menjadi seorang pemimpin atau penguasa

disekolah adalah kepala sekolah, guru dan pekerja administrasi, yang telah

merumuskan sebuah tata tertib yang berlaku bagi siswa untuk ditaati dan

dilaksanakan dengan disiplin, karena disiplin merupakan salah satu alat

13

Rizal Ibrahim, Interakasi dan Motivasi Belajar Mengajar,CV.

Rajawali,Jakarta : 2005:200

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

25

untuk mencapai tujuan pendidikan.14

Sebelum menjelaskan tentang faktor

yang mempengaruhi ketaatan terlebih dahulu penulis paparkan tentang

pengertian disiplin yang di ungkapkan oleh Soegeng Priodarminto bahwa

disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, dan keteraturan. 15

Disiplin siswa diharapkan menjadikan taat terhadap tata tertib

sekolah. Sebab siswa yang berdisiplin berarti siswa tersebut sudah taat

terhadap tata tertib sekolah. Dengan disiplin akan membuat dirinya bisa

membedakan hal-hal yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan,

yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan karena merupakan

hal-hal yang dilarang.16

Soegeng Prijodarminto, lebih jauh menjelaskan

bahwa disiplin terdiri dari tiga aspek yaitu:

a. Sikap mental (mental attitide), yang merupakan sikap taat dan tertib

sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengnendalian watak.

b. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku norma,

kriteria, dan standar yang demikian rupa, sehingga pemahaman

tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran,

bahwa ketaatan akan aturan, norma, kriteria dan standar tadi

merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan.

14

Cece Wijaya, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan

Belajar.Tarsito , Bandung : 1991:18.

15

Soegeng Priodarminto Psikologi Belajar Mengajar, Sinar ZBaru

Algesindo, 1992:23

16

Ibid hal

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

26

c. Sikap kelakukan yang secara wajar menujukan kesungguhan hati,

untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.

Dalam hal ini Oemar Halik berpendapat: “Terjadinya disiplin itu

karena dua unsur dari dalam diri siswa (intern) dan dan unsur dari luar diri

siswa atau dari lingkungan sosial (ekstern). Unsur sari dalam siswa

berkaitan dengan tujuan belajar (ekstern). Unsur dari dalam berkaitam erat

dengan tujuan, minat, kesiapan, dan kelelahan. Dan unsur dari luar diri

siswa menyangkut lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan alamiah seperti aspek-aspek objektif dari lingkungan yang

meliputi faktor psikologis, faktor desain asitektural, faktor temporal dan

tekpnologis”.17

Untuk lebih jelasnya diuraikan masing faktor yang mempengaruhi

ketaatan terhadap tata tertib, yaitu:

a. Faktor Intern

1. Tujuan tata tertib

Tujuan adalah target yang terikat waktu, keinginan keinginan

mencapai hasil pada waktu tertentu atau sesuiatu yang hendak kita

kerjakan menurut perencanaan waktu kita untuk mencapai sasaran.18

Dalam kaitan dengan tujuan diadakannya tata tertib di sekolah adalah

siswa diharap dapat menyelesaikan belajarnya sesuai dengan waktu

yang ditentukan atau lebih cepat dan memepunyai prestasi yang tinggi.

Sedangkan belajar merupakan sustu prtoses terarah kepada

pencapaiuan tujuan tertentu. Dalam hal ini Rustana Ardi Winata

menyatakan bahwa tujuan mengandung dua arti yakni arah dan titik

17

Oemar Halik Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-

kesulitan Belajar.Tarsito,Bandung : 1980:210

18

Mark Douglas, Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan

Belajar,ErlanggaJakarta :. 2005: 6

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

27

akhir. Seorang siswa harus mempunyai titik tolak, arah bergerak dan

tempat berhenti sesuai dengan norma yang diyakini kebenarannya. 19

Ungkapan tersebut mengandung makna tujuan memegang

peranan yang sangat penting karena akan memberikan arah pada proses

pendidikan, sehingga tujuan dalam belajar harus dimiliki siswa.

Mengenai hal ini, Tabrani Rusyan dkk bahwa tujuan belajar merupakan

rumusan tentang perubahan tingkah laku apa yang diperoleh setelah

proses belajar mengajar berlangsung. Bila siswa memiliki motivasi

untuk mentaati dan melaksanakan maka tujuan di adakannya suatu

kegiatan dapat diketahui. 20

Oleh karena itu dalam merumuskan sebuah

tata tertib sesuai dengan keadaan siswa serta dilibatkan sebab

bagaimanapun siswalah yang akan melaksanakannya. Tata tertib yang

tidak jelas tujuannya siswa cenderung untuk melanggarnya.

2. Minat

Menurut Slameto minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu aktifias tanpa ada yang menyuruh. 21

Dalam hal ini,

Usman Efendi menyatakan bahwa minat timbul apabila individu sudah

tertarik pada sesuatu, karena sesuai dengan kebutuhannya. Namun minat

19

Rustana Ardi Winata Dasar dan Teori Pendidikan Dunia, Usaha

Nasional ,Surabaya, ,1979, hal:31

20

Tabrani Rusyan dkk. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, Usaha

Nasional, Surabaya,1994, hal:84

21

Slameto,Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,

Rineka Cipta,Jakarta,. 1995, hal, 180

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

28

tanpa adanya suatu usaha yang baik untuk melaksanakan sebuah aturan

sulit terealisasi. 22

Dari pernyataan diatas, dapat dipahami bahwa minat juga

berpengaruh terhadap ketaatan siswa terhadap tata tertib, sehingga siswa

yang diminta untuk melaksanakan sebuah tata tertib sekolah dapat

melaksanakannya secara teratur, mengikuti tata tertib dan aturannya-

aturannya.

3. Kemampuan siswa

Sebuah aturan atau tata tertib harus berdasarkan dengan

kemampunnya, logisnya siswa dalam melaksanakan tata tertib sesuai

dengan kemampuannya artinya siswa yang tidak dapat melaksanakan

sebuah tata tertib, baik secara fisik maupun non fisik, baik secara materi

maupun non materi, dia harus menerima keadaan itu dan akan menerima

balasan sesuai dengan apa-apa yang diperbuatnya.

4. Kelelahan

Kelelahan bisa dipengaruhi ketaatan mengikuti tata tertib yang

dibuat seseorang, siswa yang baik haruslah menghindari jangan sampai

terjadi kelelahan dalam mengikuti sebuah tata tertib sekolah. Mengenai

kelelahan sebagaimana dijelaskan Slameto yaitu:“ Kelelahan pada

seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi

22

Usman Efendi ,Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya,

(1993:122)

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

29

dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbulnya

kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi

karena kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh, sehingga

darah kurang lancar bagian-bagian tertentu”. 23

“Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan ssesuati

hilang. Kelelahan ini, sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-

pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan

daya untuk bekerja dan kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus

memikirkan masalah yang di anggap berat tanpa intirahat. Menghadapi

hal-hal yang selalu sama tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu

karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya”.

Dengan demikian, orang badannya mudah lelah, lesu dan kerap merasa

lemah tidak akan memiliki ketaatan yang kuat terhadap tata tertib sekolah

atau terganggu oleh keadaan dirinya yang lelah, demikian juga kelelahan

pada seseorang yang disebabkan karena terlalu banyak bekerja. Semuanya

itu mengakibatkan menurunnya kadar disiplin seseorang.

b. Faktor Ektern

Selain faktor intern siswa, terdapat beberapa faktor ektern yang secara

langsung ataupun tidak langsung berpengaruh kepada ketaatan terhadap

tata tertib sekolah siswa. Faktor ektern tersebut yaitu:

23

Slameto op.cit. 1995 hal : 59

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

30

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga dilihat dari sudut pendidikan, merupakan lembaga

pertama kali anak mengenal berbagai hal. Dikatakan uatama, karena

pada asalnya, tugas dan tanggung jawab mendidik anak terlatak pada

orang tuanya.Berdasarkan kenyataan ini, keluarga mempunyai peranan

yang sangat penting dalam membina ketaatan terhadap tatatertib

sekolah anak. Menurut Sutari Imam Barnadib24

posisi keluarga dalam

hal ini yaitu: “Keluarga adalah tempat belajar berbicara dan berbuat

baik kepada orang lain. Didalam keluargalah orang belajar sabar dan

saling mengharagai didalam keluarga yang baik tiap-tiap anggota

keluarga mempunyai tugas sendiri-sendiri. Masing-masing tanggung

jawab atas tugasnya. Jadi didalam keluarga terdapat latihan memupuk

rasa tanggung jawab. Didalam keluarga pula tempat mengerjakan

kebiasan-kebiasan yang baik tentang kesehatan, makan dan tingkah

laku yang baik. Jadi pendidikan didalam lingkungan keluarga itu

merupakan “dasar” bagi segala pendidikan selanjutnya”. Dengan

demikian dapatlah dikatakan bahwa kebiasan-kebiasan didalam

keluarga, dari berbagai segi turut mempengaruhi pada sikap ketaatan

siswa terhadap tata tertib sekolah dalam belajar di sekolah.

2. Lingkungan Sekolah

Sekolah sebagai lembaga formal yang didalamnya melibatkan

sebagai unsur yang dapat dipengaruhi ketaatan siswa terhadap tata tertib

24

Sutari Imam Barnadib Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis,

Andi Ofset, Yogyakarta,1993, hal. 121

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

31

sekolah. Unsur- unsur tersebut diantaranya aturan atau tata tertib yang

dibuat oleh kepala sekolah dan guru beserta masyarakat yang berperan

dalam pendidikan, materi pelajaran dan metode mengajarnya.

Guru dalam proses belajar mengajar dikelas memiliki peran sebagai

pengajar pimpinan kelas, pembimbing, pengatur setting, pertisipan,

ekspeditor, perencana, supervisor, motivator dan konselor.25

Dengan

peranannya tersebut, guru mengaharapkan proses belajar mengajar

berlangsung secara tertib, teratur dan efektif, untuk mencapai tujuan.

Tetapi apabila gaya, sikap dan pribadi guru kurang baik, materi yang

disampaikan atau bila metode yang digunakan bertentangan dengan

keinginan siswa yang bertingkah laku tidak disiplin akan menentang

peraturan. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan materi, metode dan

juga yang lainya yang ada di sekolah turut mempengaruhi disiplin

belajar siswa.

3. Lingkungan Masyarakat

Dalam belajar, kerap kali timbul keadan tertentu yang tidak

menjadi tanggung jawab siswa dan guru, tetapi berkaitan erat dengan

corak kehidupan.26

Lingkungan tempat siswa tinggal, memberikan

corak tertentu pada dirinya. Jika lingkungan itu terbiasa memilihara

sikap ketaatan, maka diharapkan siswa yang tinggal dilingkungan

25

Uzear Usman, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional,

Surabaya: 1990,hal 7

26

Wingkel, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah,

Usaha Nasional. Surabaya :1991,hal : 135

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

32

tersebut akan bersikap taat dalam melaksanakan tata tertib sekolah pula

dalam belajarnya. Dalam lingkungan masyarakat juga terjadi interaksi

sosial, disana seorang individu bergaul dengan individu lainnya yang

memberi kemungkinan-kemungkinan berkembang, sebagai mana

Gerungan menyatakan: “Justru dalam interaksi sosisal itu manusia

dapat merealisasikan kehidupannya secara individual, sebab tanpa

timbal balik interaksi sosial itu, ia tidak dapat merealisasikan

kemungkinan-kemungkinan dan potensi-potensinya sebagai individu,

yang baru memperoleh perangsangnya dan asuhannya didalam

kehidupan berkelompok dengan manusia”. 27

Dari keterangan diatas, dapat dipahami di lingkungan

masyarakat yang didalamnya terjadi interaksi sosial jika dikaitkan

dengan masalah ketaatan siswa dalam mengikuti tata tertib sekolah

ketika proses belajar mengajar berlangsung, belajar berlangsung baik

diluar kelas maupun dirumahnya masing-masing. Hal ini dilakukan

untuk menghindari kelupaan bahkan dalam rangka membiasakan anak

untuk taat terhadap sebuah aturan baik yang berlangsung berhubungan

dengan negara agama dan kehidupan sosial.

6. Cara-cara Menanggulangi Pelanggaran Tata Tertib

Kehidupan manusia diatur oleh macam-macam aturan agar tidak

timbul kekacauan dan kesewenangan tingkah laku. Perilaku-perilaku yang

27

Gerunga Teori Konseling Umum dan Agama, Golden Terayon

Pressn,Jakarta :1991,hal : 25

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

33

diperlihatkan seseorang dibatasi oleh macam-macam tata cara agar dapat

harmonis dengan lingkungan dan tidak menimbulkan masalah baik pada

dirinya maupun pada lingkungan kehidupannya. Tata cara kehidupan

mengandung inti bahwa tingkah laku seseorang diatur oleh keharusan-

keharusan untuk memperlihatkan tingkah laku dan batas-batas yang

memberi petunjuk apa yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. Apalagi

dalam suatu lembaga pendidikan. Jadi setiap individu diharapkan

mengetahui dan dapat memperlihatkan perilaku yang sesuai dengan

keharusan dan batas-batas yang digariskan dalam lingkungan hidupnya.

Karena pelanggaran atas tata tertib tersebut berarti juga akan merugikan

dirinya sendiri dan orang lain.

Schwart (dalam Nursisto) memberikan empat pedoman untuk

menanggulangi/menangkal pelanggaran disiplin dan tata tertib sekolah,

antara lain sebagai berikut:

1. Pelajari kemunduran untuk menempuh jalan ke arah kebersihan.

2. Jangan sekali-kali menyalahkan nasib buruk.

3. Gabungkan ketekunan dan eksperimen-eksperimen baru.

4. Ingat, bahwa dalam setiap situasi selalu ada segi baik dan positif.

Temukan segi positif itu dan buang keputusasaan. 28

Keempat pedoman di atas dapat kita pakai untuk menindak lanjuti

jika terjadi pelanggaran terhadap disiplin dan tata tertib sekolah. Nursisto

Menjabarkan jenis-jenis pelanggaran yang sering dilakukan oleh peserta

28

Nursisto,Gerakan Disiplin NasionalC.V. Jaya Abadi,. Jakarta :

2002,hal :133

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

34

didik, misalnya aksi corat-coret, membawa alat main atau bacaan/gambar

porno, merokok atau terlibat narkoba, dan perkelahian antarsekolah atau

tawuran. Terhadap beberapa pelanggaran disiplin sekolah dan tata tertib

sekolah tersebut perlu dicari jalan keluarnya. 29

B. Kepribadian Siswa

1. Pengertian Kepribadian

Kepribadian atau personality bearasal dari kata Person yang

berarti topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri. Bagi

bangsa romawi persona berarti “bagaimana seseorang tampak pada orang

lain”, jadi bukan diri yang sebenarnya. Adapun pribadi yang merupakan

terjemahan dari bahasa Inggris person, atau persona dalam bahasa Latin

yang berarti manusia sebgai perseorangan, diri manusia atau diri sendiri.30

Kata kepribadian dalam kehidupan sehari- hari digunakan untuk

mengambarkan: (1) identitas diri, jati diri seseorang, (2) kesan umum

seseorang tentang diri anda atau orang lain, (3) fungsi-fungsi kepribadian

yang sehat atau bermasalah, seperti: “Dia baik” atau ‘Dia pendendam”.31

Disamping itu, kepribadian juga sering diartikan atau dihubungkan dengan

ciri-ciri seorang individu secara keseluruhan yang tampak pada dirinya.

Untuk memperoleh pemahaman tentang kepribadian ini, berikut

29

Ibid, hal:134

30

Djali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2007),hlm.2

31

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.3

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

35

dikemukakan beberapa pengertian dari para ahli, kepribadian dapat

diartikan sebagai: ketrampilan sosial atau kecakapan sosial, dan kesan

yang paling menonjol, yang ditunjukan seseorang terhadap orang lain.

Gordon AllPort mendefinisikan kepribadian sebagai berikut:

“personality is the dynamic organization within the individual of those

psychophysical systems that determine his unique adjustmen to his

environment”. (Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dalam diri

individu tentang sistem psikofisik yang menentukan penyesuaiannya yang

unik terhadap lingkungannya). 32

Hasan Langgulung Mengartikan kepribadian sebagai sifat hakiki

yang tercermin pada sikap seseorang atau bangsa yang membedakan

dirinya dari orang lain.33

Dengan memperhatikan beberapa definisi diatas,

dapat disimpulkan bahwa dalam kepribadian memiliki beberapa unsur

sebagaimana yang ditemukan oleh Alek Sobur sebagai berikut:

a. Kepribadian merupakan organisasi dinamis. Dengan kata lain dia

tidak statis, tetapi senantiasa berubah setiap saat.

b. Organisasi tersebut terdapat dalam individu. Jadi tidak meliputi

hal-hal yang berada diluar individu.

c. Organisasi itu berdiri atas sistem psikhis yang menurut Allport

meliputi antara lain sifat dan bakat, serta sistem fisik (anggota dan

organ-organ tubuh) yang saling terkait.

32

Ricard G.W., Personal Awareness a Psychology of Adjustment,

(Boston: Houghtin Mifflin Company, 1983), page 79.

33

Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta:

Pustaka Al-Husni, 1998), hlm. 270.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

36

d. Organisasi itu menentukan corak penyesuaian diri yang unik dari

tiap individu terhadap lingkungan.

Berdasarkan pengertian kepribadian diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa kepribadian adalah suatu kesatuan yang dinamis antara

fisik, psikis atau jiwa dalam individu yang membentuk suatu karakternya

atau ciri khasnya yang unik yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku,

baik dalam bentuk lahiriyah maupun sikap batin sebagai bentuk

penyesuaian terhadap lingkungan.

2. Faktor- Faktor yang Membentuk Kepribadian

Untuk memahami kepribadian manusia secara teliti dan mendalam,

maka terlebih dahulu harus mengkaji faktor-faktor yang mempunyai peran.

Para ahli berpendapat bahwa yang sangat berpengaruh dalam

pembentukan kepribadian adalah faktor keturunan dan faktor lingkungan.

a. Faktor keturunan (Pembawaan)

Setiap manusia di muka bumi ini membawa pembawaan sendiri-sendiri

yang mempengaruhi tingkah laku dan kepribadian manusia, dengan

kondisi dan situasi dimana ia tinggal. Firman Allah SWT dalam surat

al-Israa’ ayat 84:

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

37

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-

masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar

jalannya " (QS. al-Israa’: 84).34

Pembawaan ini bersifat turun temurun dibawa sejak lahir baik

bersifat kejiwaan maupun bersifat kebutuhan. Manusia memiliki dua

pembawaan yaitu cenderung positif (baik) dan cenderung negative

(jelek). Sebenarnya faktor pembawaan dan keturunan itu memiliki

pengaruh terhadap pembentukan kepribadian, yang mana faktor

pembawaan tersebut ada sejak masih dalam kandungan ibu, untuk itu

seorang ibu yang sedang mengandung sebaiknya bertingkah laku yang

baik, baik pada lahiriyah maupun pada batiniyah. Hal ini diperkuat oleh

pendapat Zakiyah Daradjat yaitu, seyogyanya agama masuk dalam

pribadi anak bersamaan dengan pertumbuhan pribadinya, yaitu sejak

lahir bahkan lebih dari itu sejak dalam kandungan, karena dam

pengamatan ahli jiwa tampak bahwa dalam keadaan dan sikap orang tua

ketika sejak dalam kandungan telah mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan jiwa anak di kemudian hari.35

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yaitu faktor yang timbul dari lingkungan

sosial, budaya. Hasil studi pola perkembangan kepribadian telah

mengemukakan adanya tiga faktor yang menentukan kepribadian yaitu:

34

Departemen Agama RI, AlQur'an dan Terjemahnya,

(Bandung: Diponegoro, 2005), hlm. 115.

35

Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang,

1993), hlm.54.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

38

pembawaan, pengalaman awal, dan lingkungan keluarga dan

pengalaman dalam kehidupan selanjutnya.36

1). Lingkungan Keluarga

Dalam pembentukan kepribadian individu, keluarga

merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan pendidiknya

adalah kedua orang tua. Oleh karena itu Zakiyah Daradjat,

menegaskan bahwa orang tua adalah pembina pribadi pertama

hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka

merupkan unsur-unsur pendidikan tidak langsung yang dengan

sendirinya akan masuk dalam kepribadian anak yang sedang

tumbuh itu.37

Dari keluarga sang anak akan memperoleh nilai-nilai

agama untuk mengfilter dampak pengaruh dari luar yang beraneka

ragam bentuk dan coraknya, dan dapat mengacaukan pribadi anak.

2). Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah

keluarga, kehidupan di sekolah adalah sebagai jembatan bagi anak

untuk menghubungkan kehidupan keluarga dengan kehidupan

kelak dalam masyarakat,38

semua apa yang ada di dalam

lingkungan sekolah baik bersifat fisik maupun nan fisik ini akan

mempengaruhi kepribadian anak, oleh karena itu sekolah bukan

36

Elizabeth B. Hurlok, Perkembangan Anak, (Jakarta:

Erlangga, 1999), hlm.238.

37

Zakiyah Djarajat, Op.Cit,hlm.56.

38

M.Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:

UIN Jakarta Prest, 2005), hlm.30.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

39

sekedar menuangkan ilmu pengetahuan ke otak anak didik, tetapi

juga harus dapat membina kepribadian anak.

3). Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan lapangan pendidikan ketiga,

masyarakat yang mampu membentuk kepribadian manusia

hanyalah masyarakat Islam, adapun yang dimaksud sebagai

lingkungan disini bukan dari segi kumpulan orang-orangnya, akan

tetapi dari segi karya manusia, budayanya, sistem serta pemimpin

masyarakat baik yang formal maupun pemimpin informal.39

3. Kedisiplinan Siswa

Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat di berbagai

instansi pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja,

disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain.

Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini hanya difokuskaan

mengenai disiplin belajar. Disiplin yang dimaksud dalam hal ini adalah

disiplin yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya baik di

rumah maupun di sekolah. Untuk lebih memahami tentang disiplin belajar

terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian disiplin menurut beberapa

ahli.

Secara etimologi kedisiplinan dari kata disiplin yang berasal dari

bahasa latin discere yang berarti belajar, dari kata ini timbul kata

39

Abdurrahman Shaleh, Pendidikan Agama dan pembangunan

Watak Bangsa, (Jakarta: ), hlm.271.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

40

disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.40

Sedangkan secara

terminologi yang pertama, kedisiplinan adalah kepatuhan terhadap

peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Kedua,

kedisiplinan adalah latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat

berperilaku tertib. Didalam Kamus Bahasa Indonesia, kedisiplinan adalah

ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib).41

Hamzah mengistilahkan belajar adalah perubahan tingkah laku

secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari

praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan

tertentu.42

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan. Kedisiplinan siswa adalah

sikap siswa yang penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma

yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya

terhadap pendidikan di sekolah.

C. Tinjauan Tentang Peranan Tata Tertib Pondok Pesantren Terhadap

Kepribadian siswa Kelas X MA Nurul Ulum Pungging Mojokerto

Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan pada hakekatnya

adalah sebagai usaha menyiapkan anak didik untuk menghadapi lingkungan

40

Buchari Alma, Studi Sosial. (Bandung: Alfabeta,2010), hlm. 125.

41

Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Surabaya: Karya

Agung, 2005), hlm. 135.

42

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya. Ed-1. Cet-7,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 23.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

41

hidup yang senantiasa mengalami perubahan, dan pendidikan itu pada

dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan pribadi

dan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha dasar untuk mengembangkan

kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Berbagai

usaha untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional telah dilakukan antara

lain :

1. Pemantapan pemutakhiran kurikulum

2. Peningkatan jumlah prasarana pendidikan dalam rangka usaha pelayanan

yang lebih merata

3. Peningkatan jumlah tenaga guru dalam rangka peningkatan dan

pemerataan pelayanan pendidikan

4. Peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidikan.43

Berdasarkan uraian diatas, timbullah berbagai pemikiran dan usaha-

usaha yang dilakukan para ahli pendidikan melalui pembaharuan-

pembaharuan yang sekarang telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun

lembaga-lembaga pendidikan non pemerintah. Salah satu faktor penunjang

keberhasilan pemerintah dalam bidang pendidikan adalah guru. Tugas guru

bukan hanya sebagai pengajar tapi sebagai pendidik, yang tidak dibatasi oleh

ruang dan waktu. Tugas pendidik tidak akan lepas dari kewajiban seorang

guru sesuai dengan pandangan sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk

manusia pembangunan yang ber-Pancasila.

43

Dardji Darmodiharjo, Padagonik, jilid I, Angkasa, Bandung, 1978,

hal : 84

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

42

2. Guru berusaha mensukseskan pendidikan yang serasi (jasmani dan rohani )

bagi anak didiknya.

3. Guru dengan sungguh-sunguh mengintensifkan pendidikan Pancasila.

4. Guru membantu sekolah dalam usaha menanamkan pengetahuan

keterampilan pada anak didik .

5. Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harus ditaati

dan dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang

sadar akan hukum dan aturan.44

Upaya membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah serta berakhlak mulia, ternyata tidak bisa hanya mengandalkan

pelajaran pendidikan agama yang hanya dua jam pelajaran, tetapi perlu

adanya pelaksanaan kegiatan keagamaan secara terus menerus dan

berkelanjutan di luar jam pelajaran pendidikan agama, baik dalam kelas

maupun diluar kelas bahkan diperlukan pula kerjasama yang harmonis

interaktif diantara warga sekolah dan para tenaga kependidikan yang ada

di dalamnya.

Pembentukan kepribadian berlangsung secara berangsur-angsur

bukanlah hal yang sekali jadi, melainkan sesuatu yang berkembang, oleh

karena itu pembentukan kepribadian merupakan suatu proses,45

semua

pengalaman yang dilalui orang sejak lahir merupakan unsur-unsur dalam

pribadinya. Kedua orang tua diharapkan dapat memberikan contoh yang

44

Moh.Surya, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah,

Usaha Nasional,Surabaya : 1981, hal:32

45

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,

Bandung: Al-Ma`arif, 1981, cet-v, hlm. 75.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Peranan Tata Tertib Pondok 1 ...repository.stitradenwijaya.ac.id/340/3/bab2.pdftata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui

43

positif kepada anak baik dari segi sosial, maupun rohani, karena orang tua

merupakan pusat kehidupan rohani anak dan sebagai penyeimbang

perkenalannya dengan alam luar.46

Pembinaan guru di sekolah merupakan bagian integral dari upaya

pembinaan kesadaran hukum atau aturan-aturan yang dibuat oleh

pemerintah. Pembinaan terhadap tata tertib sekolah merupakan salah satu

bentuk kegiatan guru di sekolah dalam rangka pembinaan generasi muda

dan pembentukan manusia disiplin dan terdidik . Masalah yang dihadapi

dalam pembangunan pendidikan adalah bagaimana meningkatkan mutu

pendidikan, baik yang bersifat pengetahuan maupun sikap. Usaha pertama

yang dilakukan oleh sekolah dalam pembinaan sikap yaitu melalui tata

tertib sekolah. Sebagaimana diketahui dewasa ini banyak sekali siswa

sekolah yang terlibat dalam kenakalan remaja, pergaulan bebas,

penggunaan narkoba, tawuran antar sekolah serta penggunaan etika yang

salah dalam kehidupan.

46

Zakiyah Daradjat, Op.Cit, hlm. 47.