BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata....

19
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul “Jenis Perubahan Makna dan Faktor – Faktor Perubahan Makna Nama Julukan Klub Sepakbola di Liga Super Indonesia dan Divisi Utama Liga Indonesia Musim Kompetisi 2013-2014” karya Priyanto Pada penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan jenis perubahan makna dan faktor faktor perubahan makna nama julukan klub sepakbola di Liga Super Indonesia dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014. Data yang digunakan adalah nama - nama julukan klub sepakbola di Liga Super Indonesia dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014. Sumber data penelitian tersebut adalah nama-nama julukan klub sepakbola di Liga Super Indonesia dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014. Jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. Tahap analisis data meliputi, mengklasifikasikan data nama - nama julukan Klub Sepakbola di Liga Super Indonesia dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014, menganalisis data sesuai dengan jenis perubahan makna dan faktor perubahan maknanya. 2. Penelitian dengan Judul “Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Jawa Dalam Bahasa Indonesia pada Surat Kabar Harian Banyumas Edisi Oktober- Desember 2014” karya Nani Herliyati Pada penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan jenis perubahan makna dan faktor perubahan makna kata serapan bahasa Jawa dalam Bahasa Indonesia pada surat kabar Harian Banyumas edisi Oktober-Desember 2014. Jenis penelitian tersebut deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah perubahan makna 9 Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata....

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian dengan judul “Jenis Perubahan Makna dan Faktor – Faktor

Perubahan Makna Nama Julukan Klub Sepakbola di Liga Super Indonesia

dan Divisi Utama Liga Indonesia Musim Kompetisi 2013-2014” karya

Priyanto

Pada penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan jenis perubahan

makna dan faktor – faktor perubahan makna nama julukan klub sepakbola di Liga

Super Indonesia dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014. Data

yang digunakan adalah nama - nama julukan klub sepakbola di Liga Super Indonesia

dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014. Sumber data

penelitian tersebut adalah nama-nama julukan klub sepakbola di Liga Super Indonesia

dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014. Jenis penelitiannya

adalah deskriptif kualitatif. Tahap analisis data meliputi, mengklasifikasikan data

nama - nama julukan Klub Sepakbola di Liga Super Indonesia dan Divisi Utama Liga

Indonesia musim kompetisi 2013-2014, menganalisis data sesuai dengan jenis

perubahan makna dan faktor perubahan maknanya.

2. Penelitian dengan Judul “Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Jawa

Dalam Bahasa Indonesia pada Surat Kabar Harian Banyumas Edisi Oktober-

Desember 2014” karya Nani Herliyati

Pada penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan jenis perubahan

makna dan faktor perubahan makna kata serapan bahasa Jawa dalam Bahasa

Indonesia pada surat kabar Harian Banyumas edisi Oktober-Desember 2014. Jenis

penelitian tersebut deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah perubahan makna

9

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

10

kata bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Harian Banyumas edisi

Oktober-Desember 2014. Sumber data penelitian tersebut adalah surat kabar Harian

Banyumas edisi Oktober-Desember 2014. Tahap analisis data meliputi, penyediaan

data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data.

Dari kedua teori relevan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua

penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan

dikaji oleh peneliti. Persmaannya ialah sama-sama menggunakan kajian semantik

dalam mengolah data, sedangkan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian

yang telah dilakukan adalah data yang akan dianalisis. Pada penelitian yang sudah

dilakukan oleh Priyanto, data yang digunakan berupa nama-nama julukan klub

sepakbola di Liga Super Indonesia dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi

2013-2014 dan penelitian Nani Herliyanti yang menggunakan data kata serapan

bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Harian Banyumas edisi

Oktober-Desember 2014. Data yang digunakan oleh peneliti kali ini adalah istilah

politik pada rubrik “Nasional” dalam majalah Tempo. Penelitian mengenai analisis

sebab dan perubahan makna istilah politik pada rubrik “Nasional” dalam majalah

Tempo edisi bulan Maret – April 2016. Penelitian ini belum pernah dilakukan oleh

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Mahasiswa

Universitas lainnya, menjadikan perlu dilakukan sebuah penelitian menggunakan

kajian semantik.

Pada penelitian ini, peneliti lebih fokus menggunakan kajian semantik karena

menurut pendapat Verhaar, (2010:13) semantik adalah cabang ilmu linguistik yang

membahas arti atau makna. Semantik mengkaji bahasa yang ada di masyarakat dari

bahasa lisan, bahasa nonlisan dan tulis. Bahasa memiliki banyak makna dalam

penggunakaannya. Konteks kalimat dan kata mempengaruhi arti dari bahasa yang

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

11

digunakan. Seperti pada istilah bidang ilmu politik pada rubril “Nasional” dalam

majalah Tempo. Memiliki makna istilah yang sering digunalkan dalam bidang ilmu

politik.

B. Bahasa

Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa merupakan

cara yang paling efektif untuk menyampaikan maksud tuturan pembicara. Bahasa

(language) merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh suatu

masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri

(Kridalaksana, 2009: 24). Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu

dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan

(Chaer dan Agustina, 2004: 11). Bahasa menjadikan manusia dapat berinteraksi untuk

mengutarakan kehendaknya.

Tidak hanya itu, Chaer (2007: 58) juga berpendapat bahwa bahasa adalah

bersifat manusiawi, bisa diartikan hanya dimiliki manusia dan hanya dapat digunakan

oleh manusia. Berbeda dengan mahluk lain seperti binatang, ada beberapa binatang

menggunakan gelombang udara untuk berkomunikasi atau bunyi-bunyian tertentu

tetapi itu tidak bisa disebut dengan bahasa. Karena sesungguhnya bahasa memiliki

sistem tertentu agar dapat dipahami oleh lawan komunikasinya seperti ucapan atau

tuturan. Tujuan manusia berbahasa yaitu alat yang digunakan untuk berinteraksi atau

alat untuk berkomunikasi untuk menyampaikan gagasan, pikiran, konsep dan juga

perasaan. Terbentuknya bahasa seperti sekarang ini tentunya memiliki sejarah yang

panjang.

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

12

C. Semantik

Semantik berasal dari bahasa Yunani sema kata benda yang berarti „tanda‟

atau „lambang‟. Kata kerjanya yaitu semaino yang berarti „menandai‟ atau

„melambangkan‟ (Saussure dalam Chaer 2013:02). Kemudian semantik disepakati

sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan

antar tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan istilah lain,

bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa.

Menjadikan kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang

arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatikal, dan

semantik (Chaer 2013:02).

Sedangkan menurut Verhaar (2001: 385), semantik adalah cabang ilmu

linguistik yang meneliti arti dan makna. Makna atau arti hadir dalam tata bahasa

(morfologi dan sintaksis) maupun leksikon. Jadi semantik dapat dibagi atas semantik

gramatikal dan semantik leksikal. Semantik gramatikal merupakan bahasa yang

mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna. Misal

menyatakan makna jamak bahasa Indonesia menggunakan proses reduplikasi seperti

kata buku yang bermakna „sebuah buku‟ menjadi „buku-buku‟ atau „banyak buku‟.

Dalam bahasa Inggris untuk menyatakan jamak menggunakan penambahan morfem

(s) atau menggunakan bentuk khusus, misal books yang berarti „banyak buku‟. Sedang

semantik leksikal adalah bidang yang meneliti leksikal menurut asas-asasnya dinamai

„leksikologi‟. Tugas yang paling praktis yaitu menyusun kamus, di kenal sebagai

„leksikografi‟ atau leksikologi terapan.

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

13

D. Kosakata

Kosakata menurut Usman dkk. (1979), Soedjito (1988), dan Notosudirjo

(1990) umumnya mendeskripsikan konsep atau pengertian tentang kosakata itu dari

Adiwimarta (1978), yang juga tidak jauh dari pengertian leksikon pada kamus (dalam

Chaer, 2007: 6). Dari keempat sumber itu, dapat menarik pengertian bahwa kosakata

adalah: (a) Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa. (b) Kata yang dikuasi oleh

seseorang atau kelompok dari lingkungan yang sama. (c) Kata-kata atau istilah yang

digunakan dalam satu bidang kegitan atau ilmu pengetahuan. (d) Sejumlah kata dari

suatu bahasa yang disusun secara alfabetis bersama dengan sejumlah penjelasan

maknanya, layaknya sebuah kamus. (e) Semua morfem yang ada dalam suatu bahasa.

Kosakata bahasa Indonesia semakin berkembang sejalan dengan

perkembangan sosial masyarakat. Ilmu pengetahuan dan ruang lingkup beserta

kepentingan yang kompleks serta semakin pesat kemajuan masyarakat. Didukung olah

sumber daya manusia yang ada, maka kosakata pun berkembang. Kemudian baik

jumlah kosakata asli dan bahasa serapan yang disesuaikan pelafalan dan penulisan

dalam bahasa Indonesia. Komponen ini yang membuat kosakata bahasa Indonesia

semakin kaya.

E. Makna Istilah

1. Pengertian Makna

Menurut Wijana (2015:24) hubungan antara kata dan objek yang ditunjukan

disebut dengan makna atau hubungan antara kata dengan sesuatu yang ditunjukan itu

yang disebut makna. Ada yang perlu diperhatikan dalam pemahaman makna yang

dimiliki seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Kata bunga, ada berbagai

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

14

macam bunga di dunia ini. Bunga yang dimaksud apakah bunga mawar, bunga

kamboja, bunga matahari, bunga anggrek, bunga bank, bunga hiasan atau bunga tahu

yang menyatakan nama makanan atau seperti apa. Manusia mampu menggunakan

semua ini dalam komunikasi.

Perlu diperhatikan bahwa makna tidak selamanya dihubungkan dengan benda

berbentuk fisik saja, namun masih ada kata fungsional yang digunakan berkomunikasi

oleh manusia. Seperti, dan, oleh, tetapi, namun, yang, dan sebagainya. Ini tidak dapat

dihubungkan dengan benda berbentuk fisik, karena sifatnya yang nonreferensial.

Begitu pula dengan satuan semantik yang bukan hanya leksikal, tetapi juga satuan

gramatikal yang lebih kecil seperti morfem dan satuan yang lebih besar seperti frasa,

klausa, dan kalimat. Maka dari itu, makna tidak hanya bersangkutan dengan makna

denotatif saja tetapi juga konotatif.

2. Pengertian Istilah

Istilah merupakan istilah atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang

dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat

yang khas dalam bidang tertentu (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

2007:55). Menurut Fitriany (2015: 296) dalam pembentukan istilah, perlu

diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan kosakata bahasa Indonesia sebagai

berikut, (a) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk

mengungkapkan konsep termaksud dan tidak menyimpang dari makna itu. (b) Istilah

yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat diantara pilihan yang tersedia

yang mempunyai rujukan sama. (c) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang

dinilai rasa (konotasi) baik. (d) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

15

didengar (eufonik). (e) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya

adalah sesuai kaidah bahasa Indonesia.

3. Pengertian Makna Istilah

Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti, bisa berdiri sendiri tanpa

bantuan kalimat atau terikat konteks kalimat. Menurut Chaer (2013: 71) makna istilah

dibuat setepat mungkin untuk menghindari kesalahpahaman dalam bidang ilmu atau

kegiatan tertentu. Makna istilah terbagi menjadi makna istilah khusus dan makna

istilah umum. Menurut Pateda (2010: 106) makna khusus yaitu makna atau istilah

yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu. Misalkan pada kalimat Dokter

memeriksa tangan dan lengan pasien kecelakaan tadi siang. Kata tangan dan lengan

digunakan sebagai istilah untuk pengertian yang berbeda. Tangan adalah pergelangan

sampai ke jari-jari. Sedangkan lengan dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.

Sedangkan dalam bahasa umum tangan dan lengan dianggap bersinonim. Begitu juga

dengan kata kaki dengan tungkai serta telinga dengan kuping, dalam dalam istilah

kedokteran maknanya akan berbeda.

F. Sebab-Sebab Perubahan Makna

Banyak sebab yang mempengaruhi perubahan makna sebuah istilah. Menurut

Chaer (2013: 131) sebab-sebab perubahan makna yaitu perkembangan ilmu dan

teknologi, perkembangan sosial budaya, perbedaan bidang pemakaian, adanya

asosiasi, pertukaran tanggapan indra, pertukaran tanggapan indra, perbedaan

tanggapan, adanya penyingistilahn, proses gramatikal, dan pengembangan istilah.

Sebab perubahan makna ini akan mempengaruhi perkembangan bahasa dalam

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

16

masyarakat. Masyarakat sendiri yang akan memilah bahasa sesuai kebutuhan mereka.

Penjelasan selengkapnya tentang sebab perubahan makna sebagai berikut:

1. Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Perkembangan dalam ilmu dan kemajuan dalam bidang teknologi dapat

menyebabkan terjadinya perubahan makna sebuah kata. Kata yang tadinya

mengandung konsep makna mengenai sesuatu yang sederhana, tetap digunakan

walaupun konsep makna yang terkandung telah berubah sebagai akibat dari

pandangan baru, atau teori baru dalam satu bidang ilmu atau sebagai akibat dalam

perkembangan teknologi. Perubahan makna sastra dan makna „tulisan‟ sampai pada

makna „karya imajinatif‟ adalah salah satu contoh perkembangan makna bidang

keilmuan. Pandangan atau teori baru yang menyebabkan kata sastra itu berubah. Dari

sastra yang berarti buku yang isinya baik bahasanya menjadi berarti karya yang

bersifat imajinatif kreatif. Begitu pula dengan contoh yang lain seperti kata kereta api.

Sejak dulu hingga sekarang masih menggunakan kata kereta api meskipun kereta kini

sudah memakai mesin disel. Satu contoh lagi adalah manuskrip pada mulanya berarti

„tulisan tangan‟. Kini kata tersebut masih digunakan untuk menyebut naskah yang

akan dicetak, walaupun hampir tidak ada lagi naskah yang ditulis tangan karena sudah

ada komputer.

2. Perkembangan Sosial dan Budaya

Perkembangan dalam bidang sosial kemasyarakatan dapat menyebabkan

terjadi perubahan makna. Di sini sama dengan yang terjadi sebagai akibat

perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi. Sebuah istilah yang mulanya

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

17

bermakna „A‟, lalu berubah menjadi bermakna „B‟ atau „C‟. Jadi, bentuk katanya tetap

sama tetapi konsep makna yang terkandung berubah. Misalnya, kata saudara dalam

bahasa Sangsekerta berarti „seperut atau sekandung‟. Kini kata saudara walaupun

masih juga digunakan dalam arti orang yang lahir dalam kandungan yang sama, tetapi

digunakan juga untuk menyebut atau menyapa siapa saja yang dianggap sederajat atau

setatus sosial yang sama. Misalnya dalam kalimat “Surat saudara sudah saya terima”,

atau kalimat “Di mana dilahirkan?”

3. Perbedaan Bidang Pemakaian

Dalam setiap bidang kehidupan atau kegiatan memiliki kosakata tersendiri

yang hanya dikenal dan digunakan dengan makna tertentu dalam bidang tertentu. Kata

yang menjadi kosakata dalam bidang tertentu dalam kehidupan dan pemakaian sehari-

hari dapat terbantu dari bidangnya, dan digunakan dalam bidang lain atau menjadi

kosakata umum. Oleh karena itu, kata-kata tersebut menjadi memiliki makna baru

atau makna lain di samping makna aslinya (makna yang terkandung di dalam

bidangnya). Misalkan kata menggarap yang berasal dari bidang pertanian dengan

segala macam derivasinya, seperti tampak dalam frasa menggarap sawah, tanah

garapan, dan petani penggarap. Kata menggarap kini banyak juga digunakan dalam

bidang lain dengan makna mengerjakan seperti tampak digunakan dalam frasa

menggarap skripsi, menggarap naskah drama, menggarap laporan paraktikum,

menggarap tugas rumah atau yang lainnya. Kemudian kata mambajak dalam bidang

pertanian memiliki arti mengolah tanah dengan alat bajak. Kata mambajak juga

digunakan dalam bidang lain namun dalam bentuk negatif seperti pembajak, diartikan

orang yang melakukan pembajakan (dalam kapal atau pesawat).

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

18

4. Adanya Asosiasi

Masih ada hubungan atau pertautan maknanya dengan makna yang digunakan

pada bidang asalnya. Misalkan kata mencatut yang berasal dari lingkungan

perbengkelan dan pertukangan mempunyai makna bekerja dengan menggunakan

catut. Kemudian, kata amplop yang berasal dari bidang administrasi atau surat

menyurat, makna asalnya adalah sampul surat. Dari kata amplop itu selain dapat

dimasuki surat juga dapat dimasuki benda lain seperti uang. Oleh karena itu, dalam

kalimat Beri saja amplop maka urusan pasti beres. Kata amplop dalam kalimat

tersebut bermakna uang karena yang dimaksud bukan berisi surat atau tidak berisi

apa-apa melainkan berisi uang. Uang ini bisa bermaksud sebagai sogokan untuk

melancarkan suatu tujuan tertentu. Asosiasi antara amplop dengan uang ini adalah

berkenaan dengan wadah. Jadi, menyebut wadahnya yaitu amplop tetapi yang

dimaksud adalah isinya, yaitu uang.

5. Pertukaran Tanggapan Indra

Alat indra kita sebenarnya sudah mempunyai tugas tertentu untuk menangkap

segala yang terjadi di dunia ini. Misalkan rasa pahit, getir dan manis harus ditangkap

oleh indra perasa atau lidah. Begitu pula dengan fungsi alat indra lain. Pada

penggunaan bahasa banyak sekali terjadi kasus pertukaran tanggapan antara indra

yang satu dengan indra yang lain. Kata manis misalnya, kata manis seharusnya

digunakan oleh indra perasa, seperti dalam kalimat Pepaya itu rasanya manis. Namun

bisa digunakan dengan indara penglihatan, seperti dalam kalimat Wajahnya manis

dipandang. Pertukaran alat indra penanggap, biasa disebut dengan kata sinestesia.

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

19

Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu sun artinya sama dan aisthetikas artinya

tampak.

6. Perbedaan Tanggapan

Setiap unsur leksikal atau kata sebenarnya secara sinkronis telah mempunyai

makna leksikal yang tetap. Namun karena pandangan hidup dan ukuran dalam norma

kehidupan di dalam masyarakat banyak kata yang menjadi memiliki yang rendah

kurang menyenangkan. Di samping itu ada juga yang menjadi memiliki nilai rasa

tinggi atau yang menyenangkan. Kata yang nilainya merosot ini disebut peyoratif,

sedang yang nilainya naik menjadi tinggi disebut amelioratif. Misal, kata bini akhir-

akhir ini dianggap peyoratif, sedang kata istri disebut amelioratif.

Nilai rasa tersebut hanya bersifat sinkronik. Secara diakronik kemungkinan

bisa berubah. Perkembangan pandangan hidup yang biasanya sejalan dengan

perkambangan budaya dan kemasyarakatan dapat memungkinkan bisa terjadi

perubahan nilai rasa peyoratif atau amelioratif. Misal kata jamban dahulu mempunyai

nilai peyoratif, oleh karena itu orang tidak menggunakannya. Kata tersebut kehilangan

nilai peyoratifnya karena pemerintah DKI secara resmi menggunakan lagi istilah

tersebut sebagai istilah baku seperti dalam frasa jamban keluarga.

7. Adanya Penyingkatan

Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata atau ungkapan yang karena sering

digunakan maka kemudian tanpa diucapkan atau dituliskan secara keseluruhan orang

sudah mengerti maksudnya. Olah karena itu maka kemudian orang lebih banyak

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

20

menggunakan penyingkatan saja dari pada menggunakan bentuk utuhnya. Misalnya

Pergi ke Surabaya dengan Garuda, arti kalimat ini adalah Pergi ke Surabaya dengan

pesawat perusahaan Garuda. Sebetulnya dalam bentuk penyingkatan ini bukanlah

peristiwa perubahan makna yang terjadi sebab makna atau konsep itu tetap, yang

terjadi adalah perubahan bentuk kata. Kata yang semula berbentuk utuh (panjang)

menjadi lebih pendek (singkat). Seperti kata „perpustakaan‟ yang disingkat menjadi

perpus. Begitu juga istilah lab yang menggantikan kata „laboratorium‟, let pada kata

„letnan‟, dok pada kata „dokter‟. Bentuk yang disebut akronim seperti tilang berarti

„bukti pelanggaran‟, satpam untuk „satuan pengamanan‟. Berlaku juga pada „Rumah

Sakit‟ yang disingkat menjadi RS, „Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan‟ yang

disingkat menjadi kemendikbud.

8. Proses Gramatikal

Proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi akan

meyebabkan pula terjadinya perubahan makna. Namun yang terjadi sebenarnya bukan

perubahan makna. Melainkan sebab bentuk kata itu sudah berubah sebagai hasil

proses gramatikal. Bentuk berubah maka maknapun akan berubah atau berbeda. Jadi,

tidaklah dapat dikatakan kalau dalam hal ini telah menjadi perubahan makna. Sebab

yang terjadi adalah proses gramatikal dan proses itu telah melahirkan makna

gramatikal.

9. Pengembangan Istilah

Salah satu upaya dalam pengembangan atau pembentukan kata baru adalah

dengan memanfaatkan kosakata bahasa Indonesia yang ada dengan jalan memberi

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

21

makna baru, entah dengan menyempitkan atau meluaskan. Kata papan yang semula

berarti „lempengan kayu tipis‟. Diangkat menjadi istilah untuk makna „rumah atau

tempat tinggal‟. Kemudian sandang kini diangkat menjadi istilah untuk makna

„pakaian‟ dan „teras‟ yang semula bermakna „inti kayu‟ atau „saripati kayu‟, kini

diangkat menjadi unsur pembentuk istilah untuk makna „utana‟ atau „pimpinan‟.

Contoh lain, perubahan makna sebagai akibat usaha dalam membentuk istilah seperti

istilah canggih, gaya, tapak, paket, dan menyangkal.

G. Jenis Perubahan Makna

Setelah membahas tentang sebab-sebab perubahan makna, selanjutnya akan

dijelaskan tentang jenis perubahan makna. Menurut Chaer (2013: 140) jenis

perubahan makna meliputi maluas, menyempit, perubahan total, penghalus dan

pengasaran. Banyaknya kegiatan yang dilakukan masyarakat menjadikan makna

dalam sebuah bahasa berkembang. Jenis perubahan mkana meluas kerap dijumpai

dalam berbahasa. Tidak menutup kemungkinan pada jenis perubahan makna lain

justru lebih banyak mengalami perubahan makna. Penjelasan selengkapnya sebagai

berikut:

1. Jenis Perubahan Makna Meluas

Yang dimaksud dengan perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi

pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah „makna‟,

tapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain. Misalkan

kata baju pada mulanya hanya berarti „pakaian sebelah atas dan pinggang sampai ke

bahu‟ seperti pada frasa baju batik, baju safari, baju lengan panjang, baju seragam,

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

22

baju kebaya, baju pengantin. Contohnya pada kalimat Murid-murid memakai baju

sergam pada upacara peringatan hari kemerdekaan. Kata baju dapat dimaknai

„pakaian, topi, celana, dasi dan atribut lainnya yang menyatakan pakaian sekolah‟.

Begitu juga dengan baju olahraga, baju dinas,dan baju militer. Perlu diperhatikan

bahwa makna lain yang terjadi sebagai hasil perluasan itu masih berada dalam

lingkungan polisemi. Jadi, makna-makna itu masih ada hubungannya dengan makna

aslinya.

2. Jenis Perubahan Makna Menyempit

Yang dimaksud dengan perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada

sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian

berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Misalnya, kata sarjana yang

pada mulanya berarti orang pandai atau cendikiawan, kemudian hanya berarti orang

yang lulus dari perguruan tinggi, seperti sarjana pendidikan, sarjana ekonomi,

sarjana teknik, sarjana hukum, sarjana sosial, dan sarjana sastra, sarjana pertanian,

sarjana keperawatan dan lainnya. Sepandainya–pandainya seseorang mungkin

sebagai hasil belajar sendiri, jika bukan tamatan dari perguruan tinggi tidak bisa

disebut sarjana. Sebaliknya, seberapa rendah IPK seseorang jika ia sudah lulus maka

ia akan disebut sarjana, karena sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Begitu juga dengan kata pendeta, makna sesungguhnya berarti orang yang berilmu.

Dalam bahasa Malaysia masih ada sisanya, yaitu Za‟ba merupakan salah satu tokoh

bahasa Melayu yang sering disebut sebagai pendeta bahasa. Dalam bahasa Indonesia

kata pendeta sudah menyempit maknanya karena bermakna guru agama Kristen.

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

23

3. Jenis Perubahan Makna Perubahan Total

Perubahan total adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dan makna

asalnya. Memang ada kemungkinan makna yang dimiliki sekarang masih ada sangkut

pautnya dengan makna asal, tetapi sangkut pautnya nampaknya sudah jauh sekali.

Misalnya, kata ceramah pada mulanya berarti „cerewet‟ atau „banyak cakap‟ tetapi ini

berarti „pidato atau uraian‟ mengenai sesuatu hal yang disampaikan di depan orang

banyak. Contoh lain, kata seni selalu dihubungkan dengan „air seni atau kencing‟.

Kata seni kini digunakan sepadan dengan makna kata Belanda kunst atau dalam

bahasa Inggris art, yaitu untuk mengartikan „karya atau ciptaan yang bernilai halus‟.

Misal digunakan dalam seni lukis, seni tari, seni suara dan lainnya. Sedang orang

yang berkecimpung di dunia seni disebuat seniman untuk laki-laki dan seniwati untuk

perempuan.

4. Jenis Perubahan Makna Penghalusan (Eufemia)

Dalam pembicaraan mengenai penghalusan. Kita berhadapan dengan gejala

ditampilkannya kata-kata atau bentuk-bentuk yang dianggap memiliki makna kata

yang lebih halus atau lebih sopan daripada yang akan digantikan. Kecenderungan

untuk menghaluskan makna kata tanpaknya merupakan gejala umum dalam

masyarakat bahasa Indonesia. Gejala penghalusan makna ini bukan barang baru dalam

masyarakat Indonesia. Orang-orang dulu yang karena kepercayaan atau sebab-sebab

lainnya akan mengganti kata buaya atau harimau dengan kata nenek; mengganti kata

ular dengan kata akar atau oyod. Kemudian kata penjara atau bui diganti dengan kata

atau ungkapan yang lebih halus yaitu lembaga pemasyarakatan; dipenjara atau dibui

diganti menjadi dimasukan di lembaga pemasyarakatan.

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

24

5. Jenis Perubahan Makna Pengasaran

Perubahan pengasaran adalah usaha untuk mengganti kata yang maknanya

halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar. Usaha atau gejala

pengasaran ini biasanya dilakukan orang dalam situasi yang tidak ramah atau untuk

menunjukkan kejengkelan. Namun, banyak juga kata yang sebenarnaya bernilai kasar

tetapi sengaja digunakan untuk lebih memberi tekakanan tetapi tanpa terasa

kekasarannya. Misal kata menggondol biasa dipakai oleh binatang seperti anjing.

Misalkan dalam kalimat Anjing menggondol tulang, tetapi juga bisa digunakan pada

Akhirnya regu bulu tangkis kita berhasil menggondol pulang piala Thomas Cup. Kata

yang digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda menjadikan maknanya berbeda

pula.

H. Politik

Definisi secara umum politik dikatakan sebagai usaha untuk menentukan

peraturan-peraturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar warga,

untuk membawa masyarakat kearah kehidupan yang harmonis (Budiardjo, 2008: 15).

Karena menuju kehidupan yang lebih baik, yang itu berkaitan dengan peraturan

pemerintah dan segala macam tentang perilaku pelaku politikus. Sedangkan menurut

Kaelola (2009:257) ada beberapa pengertian kata politik, diantaranya (1) berasal dari

bahasa Yunani polisteia. polis berarti „kota/negara‟. Kota yaitu kesatuan masyarakat

yang mengurus dirinya sendiri artinya urusan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan

urusan yang menyangkut dari kepentingan sekelompok masyarakat atau negara, (2)

usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan mewujudkan kehidupan

bersama, (3) segala hal yang berkaitan dengan negara dan pemerintahan, (4) segala

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

25

kegiatan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan, (5) segala kegiatan

untuk merumuskan dan melakukan kebijakan publik atau masyarakat umum, (6) suatu

konflik dalam rangka mencari dan mempertahankan dari sumber-sumber yang

penting., (7) kegiatan yang berkaitan dengan massalah siapa mendapat apa, kapan, dan

bagaimana, (8) kegiatan manusia yang berkenaan dengan pengambilan dan

pelaksanakan keputusan-keputusan. Tidak ada satu ungkapan yang dapat menangkap

sejumlah makna yang terkandung dalam kata politik.

Politik mengandung makna kegiatan atau proses, sebaliknya sistem politik

secara tidak langsung menunjukan eksistensi tatanan atau pola hubungan. Dalam

lingkungan praktis, politik disebut sebagai seni untuk melakukan sesuatu yang

mungkin, seni memerintah, dan studi tentang siapa mendapat apa, kapan dan

bagaimana. Politik biasanya disamakan dengan penggunaan pengaruh, perjuangan

kekuasaan, dan persaingan di antara para individu atau kelompok atas alokasi ganjaran

atau nilai dalam masyarakat. Politik juga mencakup proses pengendalian sosial,

termasuk lingkungan dan pencapaian tujuan bersama. Berbagai wajah politik dengan

gampang terlihat pada setiap kelompok sosial seperti pengambilan keputuksan,

pencarian kekuasaan, pengalokasian nilai, cakupan tujuan, pengendalian sosial,

pencaroan kekuasaan, persaingan kepentingan, kegiatan yang menggunakan pengaruh.

Dalam kebanyakan percakapan, politik lebih mengacu pada kebijakan umum dan

alokasi dari pada proses intern organisasi swasta.

I. Majalah Tempo

Terbit setiap minggu menjadikan majalah mempunyai pembahasan lebih

tentang suatu isu atau permasalahan yang berkembang di masyarakat. Dalam majalah

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

26

Tempo juga terdapat rubrik untuk membedakan konteks berita. Misalkan majalah

Tempo yang banyak mengusung berita politik sehingga rubrik yang dipakai juga akan

menyajikan berita seputar perkembangan politik. Oleh karena itu akan sedikit

informasi selain politik dalam terbitan majalah tersebut. Pembahasan lebih lanjut

tentang majalah dan rubrik adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Majalah

Majalah merupakan media cetak yang dipergunakan untuk meyampaikan

informasi atau berita kepada pembacanya. Sama seperti surat kabar, majalah

memberikan informasi berupa berita dalam bentuk teks. Berbeda dengan surat kabar,

majalah mempunyai frekuensi terbitan lebih lama. Majalah harus fokus pada advance

story untuk mempertahankan kredibilitas, vitalitas dan ketepatan waktu yang

diperlukan untuk medium ini. Menurut Rolnicki (2008: 305), fokus utama majalah

berita adalah pada feature atau berita feature yang tidak terlalu menekankan ketepatan

waktu dan sudut pandang kapan, tetapi lebih menekankan pada elemen berita lain

seperti konsekuensi, kedekatan, human interest dan sudut pandang mengapa dan

bagaimana dari satu peristiwa. Majalah dalam terbitannya akan membahas satu tema

saja. Maka dari itu, majalah mempunyai kategori dalam terbitannya dan lebih banyak

pembahasannya.

Menurut Santana (2005: 96), majalah terdiri dari beberapa kategori. Terdapat

pada kategori meliputi: (a) majalah umum, (b) majalah-majalah berkualitas, (c)

majalah penerbangan, (d) majalah berita, (e) divisi majalah dalam koran, (f) majalah

kota, (g) majalah religius, (h) majalah pria, (i) majalah wanita, (j) shelter magazine,

(k) majalah pertanian, (l) majalah olahraga, (m) majalah perdagangan, (n) majalah

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id/1171/3/BAB II.pdfKata. Serapan Bahasa Jawa . ... Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk

27

perusahaan, (o) majalah fraternal, (p) majalah opini, (q) majalah alternatif, (r) majalah

khusus lainnya. Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan majalah Tempo

sebagai sumber data dalam penelitian. Majalah Tempo merupakan majalah nasional

dengan kategori berita dan politik. Jika dalam kategori yang disebutkan oleh Santana,

majalah Tempo termasuk dalam kategori majalah berita.

2. Rubrik “Nasional” dalam Majalah Tempo

Rubrik merupakan sebuah ruang untuk karangan tim redaksi dalam surat

majalah. Rubrik “Nasional” adalah salah satu rubrik yang ada dalam majalah Tempo.

Rubrik ini dibuat oleh redaksi dengan mengangkat topik-topik permasalahan yang

sedang aktual dan menjadi sorotan masyarakat. Rubrik mengangkat berbagai isu yang

beraneka ragam. Isu yang berkembang dimasyarakat seperti ekonomi, sosial, bidaya

hingga politik. Rubrik “Nasional” dalam majalah Tempo memuat berita politik

nasional terkini menjadikan rubrik ini sebagai media penelitian untuk menganalisis

istilah politik.

Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017