BAB II LANDASAN TEORI A. KOMPETENSI PEDAGOGIK 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/559/7/11. BAB...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. KOMPETENSI PEDAGOGIK 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/559/7/11. BAB...
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KOMPETENSI PEDAGOGIK
1. Pengertian Kompetensi Pedagogik
Kompetensi berasal dari dua kata majemuk yaitu kompetensi dan
pedagogik. Kompetensi adalah (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan
suatu hal.1 Sedangkan pedagogik berasal dari kata pedagogi yang artinya
ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran.2
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kompetensi berarti
(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.
Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau
kecakapan.3
Secara harfiah kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan
dengan memiliki kompetensi yang memadai seseorang, khususnya guru
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.4 Kompetensi guru dapat
dipahami sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas sebagai agen pembelajar.5
1 W. J. S Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm.
518 2 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 324
3 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit.,(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 45
4 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009 ), hlm. 56 5 Masnur Mulich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik, (Jakarta: Bumi Aksa, 2007),
hlm. 12
16
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan
dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.6
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.7
Dari uraian diatas nampak bahwa kompetensi mengacu pada
kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan.
Kompetensi guru menunjuk kepada penampilan dan tindakan yang
mempunyai arah dan tujuan untuk memenuhi spesifikasi tertentu didalam
melaksanakan tugas-tugas pendidikan.
Dengan demikian tampak bahwa kemampuan pedagogik bagi guru
bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru haruslah diatas rata-rata.
Kualitas ini dapat dilihat dari aspek intelektual meliputi :8
1) Logika sebagai pengembangan kognitif mencakup kemampuan
intelektual mengenal lingkungan terdiri atas enam macam yang disususn
6Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1
7 Dr. E. Mulyasa, M. Pd., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 75 8 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta,2009), hlm. 32-33
17
secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks yaitu sebagai
berikut:
a. Pengetahuan (Kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah
dipelajari).
b. Pemahaman (Kemampuan menagkap makna atau arti sesuatu hal).
c. Penerapan (Kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah
dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata).
d. Analysis (Kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian
sehingga struktur organisasinya dapat dipahami).
e. Sintesis (Kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu
keseluruhan yang berarti).
f. Penilaian (Kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkan
kriteria interen, kelompok, eksteren, atau yang telah ditetapkan
terlebih dahulu).
2) Etika sebagai pengembangan efektif mencakup kemampuan emosional
dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam
kemampuan emosional disusun secara hierarkis:
a. Kesadaran (Kemampuan untuk ingin memperhatikan sesuatu hal).
b. Partisipasi (Kemapuan untuk turut serta atau terlibat dalam sesuatu
hal).
c. Penghayatan nilai (Kemampuan untuk menerima nilai dan terikat
kepadanya).
18
d. Pengorganisasian nilai (Kemampuan untuk memiliki sistem nilai
dalam dirinya).
e. Karakterisasi diri (Kemampuan untuk memiliki pola hidup dimana
sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah
lakunya).
3) Estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan motorik
mengingatkan dan mengkoordinasikan gerakan. Yaitu terdiri dari:
a. Gerak refleks (Kemampuan melakukan tindakan-tindakan yang
terjadi secara tak sengaja menjawab sesuatu perangsang).
b. Gerak dasar (Kemampuan melakukan pola-pola gerakan bersifat
pembawaan, terbentuk dari kombinasi gerakan-gerakan refleks).
c. Kemampuan perseptual (Kemampuan menterjemahkan yang diterima
melalui alat indera menjadi gerakan-gerakan yang tepat).
d. Kemampuan jasmani (Kemampuan dan gerakan-gerakan dasar
merupakan inti perkembangan gerakan-gerakan terlatih).
e. Gerakan terlatih (Kemampuan melakukan gerakan-gerakan canggih
dan rumit dengan tingkat efisiensi tertentu).
f. Komunikasi nondiskursif (Kemampuan melakukan komunikasi
dengan isyarat gerakan badan).
19
2. Ruang lingkup Kompetensi Pedagogik
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan ini berkaitan
dengan pengertian, dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan. Untuk
memahami tentang wawasan atau landasan kependidikan ini bagi seorang
guru dibutuhkan pengalaman belajar, yang meliputi tinjauan sosiologis,
fisiologis, historis dan psikologis serta mengenai fungsi sekolah sebagai
lembaga yang berpotensi memajukan masyarakat.9
Pemahaman wawasan atau landasan oleh guru sebagai jabatan
profesi. Apabila seorang guru tidak memahami maka guru tersebut akan
kesulitan dalam melaksanakan jabatan profesinya sebagai guru.
b. Pemahaman peserta didik
Peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, oleh
karena itu seorang guru harus memahami karakteristik peserta didik yang
berbeda tersebut. Tujuan memahami karakteristik peserta didik adalah
untuk mengukur apakah peserta didik akan mampu mencapai tujuan
pembelajaran atau tidak, sampai dimana minat peserta didik terhadap
pelajaran yang dipelajari.10
Jadi guru harus mengembangkan sistem
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik agar proses
belajar dapat diikuti peserta didik dengan penuh tanggung jawab.
c. Perencanaan pengajaran
9 Zahar Idris dan Lisma Jahal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Gramedia, 1995), hlm. 58
10Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 146
20
Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada
pelaksanaan pembelajaran.
Kaufman mengatakan “perencanaan pengajaran adalah suatu
proyek tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan
abstrak dan bernilai, didalamnya mencakup elemen-elemen:
1. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan.
2. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan.
3. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang
diprioritaskan.
4. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.
5. Sekuensi hasi yang diperlukan untuk mencapai kebutuhan yang
dirasakan.
6. Identifikasi strategi alternative yang mungkin dan alat
atau tool untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap
kebutuhan, termasuk didalamnya merinci keuntungan dan kerugian
tiap strategi dan alat yang dipakai.11
Dalam pembelajaran elemen-elemen tersebut dimasukkan kedalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan untuk
panduan pembelajaran.
d. Pelaksanaan pembelajaran
11
Harjanto, perencanaan pengajaran. (Jakarta: Rineka cipta, 2008), Hlm.2
21
Pembelajaran hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah
yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas utama guru adalah
mengkondisikan lingkungan belajar agar menunjang terjadinya
perubahan tingkah laku dan pembentukan potensi peserta didik.
Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu:
1) Apersepsi, yang berfungsi untuk mengetahui sejauh mana kesiapan
peserta didik dalam proses belajar mengajar.
2) Kegiatan inti, dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan
pembelajaran dan pembentukan potensi peserta didik.
3) Kegiatan akhir, pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri
dengan post test. Yang berguna untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi peserta didik yang telah ditentukan.
e. Evaluasi pembelajaran
Tujuan utama evaluasi adalah untuk melihat tingkat keberhasilan,
efektifitas, dan efisiensi dalam proses pembelajaran.12
Selain itu digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku dan
pembentukan kompetensi peserta didik yang dapat dilakukan melalui:
1) Penilaian kelas, dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil
belajar peserta didik, mendiaknosa kesulitan belajar, memberikan
umpan balik, memperbaiki proses pembelajaran dan pembentukan
kompeteni pesertadidik, serta mentukan kenaikan kelas.
12
E. mulyasa, op. cit., hlm. 108-111
22
2) Tes kemampuan dasar, dilakukan untuk mengetahui kemampuan
membaca, menulis, dan berhitung, yang diperlukan dalam rangka
memperbaiki program pembelajaran.
3) Penilaian akhir, pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran
diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran
secara menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam
satuan waktu tertentu.
4) Benchmarking, merupakan standar untuk mengukur kinerja yang
sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan
yang memuaskan. Penilaian keunggulan dapat ditentukan di tingkat
sekolah, daerah atau Nasional. Penilaian dilaksanakan secara
berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai satuan
tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
usahanya.
5) Penilaian program, dilakukan untuk mengetahui kesesuaian krikulum
dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaian
dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.13
B. GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN
1. Pengertian Guru
Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik. Dalam Kamus Besar Bahasa
13
E. Mulyasa, op.Cit., hlm. 109-111
23
Indonesia, “Guru adalah orang yang pekerjaannya(mata penjahariannya,
profesinya) mengajar.14
Menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya yang berjudul Ilmu
Pendidikan Dalam Perspektif Islam menyebutkan bahwa Guru adalah orang
yang mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik baik itu
potensi psikomotorik, kognitif maupun afektif.15
Sedangkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1) Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.16
Dalam lembaga atau instansi, guru merupakan jabatan atau profesi
yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Profesi ini tidak biasa
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlianuntuk melakukan
kegiatan pekerjaan sebagai guru.17
Menurut Saiful Bahri Djamaroh dan Aswan Zain dalam buku yang
berjudul “Strategi Belajar Mengajar” mengemukakan bahwa guru adalah
tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak
didik di sekolah. Dengan kata lain guru adalah orang yang berpengalaman
14
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit., hlm. 584 15
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 74 16
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, hlm. 2 17
Moh. Uzer Usman, op.cit., hlm. 5
24
dalam bidang profesinya. Dengan ilmu yang dimilikinya, ia dapat
menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.18
2. Syarat Menjadi Guru
Dalam perspektif agama, syarat menjadi guru yang ideal
sebagaimana disampaikan oleh KH. Moh. Hasyim Asy‟ari dalam buku
yang berjudul Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inofatifada 20
macam yaitu sebagai berikut19
:
1) Selalu istiqomah dalam muraqobah kepada Allah Swt.
Muraqobah adalah melihat Allah Swt dengan mata hati dan
menghubungkannya dengan perbuatan yang dilakukan selama ini,
kemudian mengambil hikmah atau jalan yang terbaik bagi dirinya
dengan merasakan adanya pemantauan Allah Swt.
2) Senantiasa berlaku khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan
dan tindakan.
Guru adalah orang yang dipercaya untuk menjaga amanat, baik itu
berupa ilmu, hikmah, dan perasaan takut kepada Allah. Sedangkan
kebalikan dari hal tersebut disebut khianat.
3) Senantiasa bersifat tenang
Dalam hal ini guru harus bersifat tenanga dalam mengajar, atau
memutuskan sesuatu. Dalam memutuskannya guru harus
menggunakan nalarnya untuk menentukan sesuatu. 18
Syaiful Bahri Djamaroh, Setrategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 126-127 19
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjagi Guru Inspiratif Kreatif dan Inovatif, (Yogyakarta: Qirtas, 2003), hlm. 69-90.
25
4) Senantiasa bersifat wara‟
Menurut Ibrahim bin Adnan, Wara‟ adalah meninggalkan perkara
suyubhat dan perkara yang tidak bermanfaat. Sedangkan menurut
Yusuf bin Abid, wara‟ adalah keluar dari setiap perkara syubhat dan
mengoreksi diri daram setiap keadaan.
5) Selalu bersifat tawadhuk
Syekh Junaidi menyatakan bahwa tawadhuk adalah merendahkan diri
dan melembutkan diri terhadap makhluk, atau patuh kepada kebenaran
dan tidak berpaling dari hikmah, hukum, dan kebijaksanaan.
6) Selalu bersifat khusyuk kepada Allah Swt
Dalam sebuah surat yang ditulis oleh Imam Malik kepada Harun ar-
Rasyid terungkap “Apabila engkau mengerti suatu ilmu, maka engkau
akan melihat pengaruh ilmu tersebut, berwibawa, tenang, dan
dermawan, karena Rasulullah bersabda „para ulama adalah pewaris
Nabi”.
7) Allah Swt sebagai tempat meminta
Dalam hal ini Allah Swt sebagai tempat meminta pertolongan dalam
segala keadaan yang dihadapi.
8) Tidak menjadikan ilmu sebagai tangga duniawi
Tidak menjadikan ilmu sebagai tangga mencapai keuntungan duniawi,
baik jabatan, harta, popularitas, atau agar lebih maju di banding
temannya yang lain.
9) Tidak diskriminatif terhadap murid
26
Dalam kegiata belajar mengajar, guru dituntut untuk berlaku adil atau
tidak diskriminatif terhadap seluruh murid. Dengan ungkapan lain
tidak ada murid yang diistimewakan. Perhatian dan sikap guru
terhadap seluruh murid harus sama.
10) Bersikap zuhud dalam urusan dunia
Zuhud adalah menolak kesenangan atau kecintaan. Menurut Abu
Sulaiman ad-Darani, zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang
memalingkan diri dari Tuhan.
11) Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang rendah dan hina
Tidak berkunjung ke tempat-tempat rendah dan hina menurut
manusia, serta menjauhkan diri hal-hal yang dibenci oleh syariat atau
adat setempat.
12) Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor atau maksiat
Walaupun jauh dari keramaian tempat kotor dan maksiat tetaplah
tidak boleh dikunjungi. Jangan melakukan sesuatu yang bisa
mengurangi sifat muru‟ah (menjaga diri dari perbuatan yang tidak
terpuji).
13) Selalu menjaga syiar-syiar islam dan zhahir-zhahir hukum
Perbuatan itu seperti shalat berjamaah di masjid, menyebarkan salam,
amar ma‟ruf nahyi munkar, serta senantiasa sabar terhadap musibah
yang menimpanya. Selalu berpegang pada kebenaran serta
memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah Swt.
27
14) Menegakkan sunah-sunah dan menghapus segala hal yang
mengandung unsur bid‟ah.
Yaitu menjalankan sunah-sunah serta mengikis hal-hal yang
mengandung bid‟ah dalam masyarakat agar sedikit demi sedikit
kebiasaan itu bisa hilang.
15) Membiasakan diri melakukan sunah yang bersifat syariat
Seperti membiasakan diri membaca ayat-ayat suci al-Qur‟an baik
dihati atau dilisan, berdoa dan berdzikir baik siang atau malam,
melakukan shalat, puasa, haji apabila sudah mampu, membaca
shalawat kepada nabi Saw, mencintai, mengagungkan, dan
memuliakannya.
16) Bergaul dengan akhlak yang baik
Seperti menampakkan wajah berseri, banyak mengucapkan dan
menyebaarluaskan salam, memberikan makanan, menekan rasa
amarah dalam jiwa, tidak menyakiti orang lain, bersabar menerima
cobaan dari orang lain, mendahulukan orang lain namun jangan
meminta didahulukan, membantu tetapi jangan minta dibantu, selalu
mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Allah Swt, bersikap
tenang dan mantap dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
mempertaruhkan kedudukan demi menolong orang lain, welas asih
kepada orang miskin, mengasihi tetangga, kerabat, murid, dan mau
menolong mereka.
28
17) Membersihkan hati
Membersihkan hati dari tindakan dan akhlak yang jelek dan
dilanjutkan dengan perbuatan yang baik. Termasuk akhlak jelek
adalah berprasangka jelek kepada orang lain, iri, dengki, marah bukan
karena Allah, menipu, sombong, riya, ujub (bangga diri), pamer,
bakhil angkuh, tamak, dn lain sebagainya.
18) Bersemangat
Senantiasa bersemangat dalam mengembangkan ilmu dan
bersungguh-sungguh dalam setiap aktivitas ibadah, seperti membaca,
menelaah, menghafal, sehingga tidak ada waktu yang terbuang
kecuaali untuk mencari ilmu dan mengamalkan ilmu.
19) Tidak boleh berbeda-beda
Tidak boleh berbeda-beda status, nasab, dan usia dalam mengambil
hikmah dari semua orang. Bahkan, seorang guru harus selalu mencari
faedah dimanapun ia berada.
20) Membiasakan diri untuk menyusun dan merangkum pengetahuan
Karena, hal itu akan memperdalam keilmuan dan juga memperbanyak
pembahasan dan rujukan.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa syarat menjadi
seorang guru ideal harus mempunyai landasankeagamaan yang kokoh dan
disiplin, memahami visi dan misi pendidikan secara holistik dan integral,
mempunyai kemampuan intelektual yang memadai, menguasai teknik
pembelajaran yang kreatif.
29
3. Fungsi dan Tugas Guru
Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang
dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain:
1. Educator (pendidik)
Tugas utama guru adalah mendidik murid-muridsesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang educator,
ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti
informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang
peningkatan kualitas ilmu guru.
2. Leader (pemimpin)
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa
menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya
tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin, guru
harus terbuka, demokratis, egaliter, dan menghindari cara-cara
kekerasan.
Sebagai seorang pemimpin, guru juga harus pandai membaca
potensi anak didiknya yang beragam, dan mampu menggunakan multi
pendekatan dalam mengajar demi menyesuaikan potensi dan spesifikasi
yang beragam dari murid-muridnya. Ia harus memberikan sanksi kepada
muridnya yang melanggar aturan dengan tegas, adil dan bijaksana. Ia
tidak boleh pilih kasih dalam menegakkan aturan. Ia juga harus
senantiasa memberikan teladan yang baik kepada murid-muridnya.
3. Fasilitator
30
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitsi murid untuk
menemukan dan mengebangkan bakatnya secara pesat. Menemukan
bakat anak didik bukan persoalan mudah, ia membutuhkan
eksperimentasi maksimal, latihan terus-menerus, dan evaluasi rutin.20
Menurut E. Mulyasa, guru sebagai fasilitator sedikitnya harus
memiliki tujuh sikap seperti yang diidentifikasikan Rogers sebagai
berikut21
:
1) Tidak berlebihan mempertahankan pendapatdan keyakinannya atau
kurang terbuka.
2) Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi
dan perasaannya.
3) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovativ, dan
kreatif, bahkan yang sulit sekalipun.
4) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan
peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.
5) Dapat menerima komentar baik (feedback), baik yang bersifat positif
maupun negatif, dan menerimanya sebagai pendapat yang
konstruktif terhadap diri dan perilakunya.
6) Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama
proses pembelajaran.
7) Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah
tahu prestasi yang dicapainya.
20
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif,op.cit.,hlm. 39-42. 21
E. Mulyasa, op. Cit., hlm. 55
31
4. Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik
bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam
masa lalunya, dan bagaimanapun berat tantangannya. Tidak ada kata
menyerah sampai titik darah penghabisan. Allah selalu menyayangi
hamba-Nya yang bersungguh-sungguh di jalan-Nya dan berjanji
memberikan jalan kesuksesan. Allah tidak akan mengubah nasib
seseorang sebelum orang itu berusaha keras mengubah nasibnya sendiri.
5. Administrator
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam
dirinya, dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan
bukti surat keputusan yayasan, surat instruksi kepala sekolah, dan lain-
lain. Urusan yang ada di lingkungan pendidikan formal biasanya
memakai prosedur administrasi yang rapi dan tertib.
6. Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang
perlu dibenahi dan disempurnakan. Di sinilah pentingnya evaluasi
seorang guru. Dalam evaluasi ini, guru biasa memakai banyak cara,
dengan merenungkan sendiri proses belajar yang diterapkan, meneliti
kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang objektif, meminta
32
pendapat dari orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan
murid-muridnya.22
4. Tanggung Jawab Guru
Setiap guru profesional harus memenuhi persyaratan sebagai
manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, tetapi dipihak
lain dia juga mengemban sejumlah tanggung jawab dalam bidang
pendidikan. Guru selaku pendidik bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai
dan norma-norma kepada generasi muda sehingga terjadi proses konservasi
nilai, bahkan melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai
baru.23
Berdasarkan peranan profesional guru modern maka tanggung jawab
guru menjadi lebih besar. Tanggung jawab itu adalah sebagai berikut24
:
1) Guru harus menuntun murid-muridnya belajar
Tanggung jawab guru yang terpenting adalah
merencanakan dan menuntut muridmurid melakukan kegiatan-
kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
diinginkan. Guru harus membimbing murid agar mereka
memperolehketerampilan-keterampilan, pemahaman, perkembangan
berbagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan
perkembangan sikap yang serasi.
22
Jamal Ma’ruf Asmani, op.Cit., hlm. 53-54 23
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, (Jakarta: PT. Bumi Aksa, 2009), hlm. 39. 24
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksa, 2013), hlm. 127-133
33
2) Turut serta membina kurikulum sekolah
Untuk merubah kurikulum itu tentu tak mungkin, akan
tetapi dalam rangka membuat atau memperbaiki, proyek-proyek
pelaksanaan kurikulum, yang berhubungan dengan tugas dan
tanggung jawabnya, tentu sangat diperlukan. Paling tidak dia memberi
saran-saran yang berguna demi menyempurnakan kurikulum kepada
pihak yang berwenang. Dalam hubungan ini guru dapat melakukan
banyak hal, antara lain: Menyarankan ukuran-ukuran yang mungkin
dapat digunakan dalam memilih bahan-bahan kurikulum, berusaha
menemukan minat, kebutuhan dan kesanggupan murid, berusaha
menemukan cara-cara yang tepat agar antar sekolah dan masyarakat
terjalin hubungan kerja sama yang seimbang, mempelajari isi dan
bahan pelajaran pada setiap kelas dan meninjaunya dalam hubungan
dengan prakter sehari-hari.
3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, dan
jasmani)
Memompakan pengetahuan kepada murid kiranya bukan
hal yang sulit. Tetapi membina siswa agar menjadi manusia yang
berwatak (berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah.
Mengebangkan watak dan kepribadiannya, sehingga mereka memiliki
kebiasaan, sikap, cita-cita, berpikir dan berbuat, berani dan
bertanggung jawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar
nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggung jawab guru.
34
4) Memberikan bimbingan kepada murid
Bimbingan kepada murid agar mereka mampu mengenal
dirinya sendiri, memecahkan masalah sendiri, mampu menghadapi
kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik, sangat
diperlukan. Oleh karena itu guru harus memahami benar tentang
masalah bimbingan belajar, bimbingan pendidikan, bimbingan
pribadi, dan terampil dalam memberikan penyuluhan dengan tepat.
5) Melakukan diaknosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan
penilaian atas kemajuan belajar
Guru bertanggung jawab menyesuaikan semua situasi
belajar dengan minat latar belakang dan kematangan siswa. Juga
bertanggung jawab mengadakan evaluasi hasil belajar dan kemajuan
belajar serta melakukan diaknosis dengan cermat terhadap kesulitan
dan kebutuhan siswa.
6) Menyelenggarakan peneletian
Sebagai seorang yang bergerak dibidang keilmuan
(scientits) bidang pendidikan maka ia harus memperbaiki cara
bekerjanya. Tidak cukup hanya melaksanakan pekerjaan rutin saja,
melainkan harus juga berusaha menghimpun banyak data melalui
penelitian yang kontinu dan intensif. Bagi seorang guru, keahlian
dalam pekerjaan penelitian merupakan tanggung jawab profesional
sebagaimana halnya para dokter, insinyor dan sebagainya. Keahlian
35
ini harus dimiliki sama baiknya seperti keahlian para pekerja peneliti
yang telah terlatih (trained investigator).
7) Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif
Guru tak mungkin melaksanakan pekerjaannya secara
efektif, jikalau ia tidak mengenal masyarakat seutuhnya dan secara
lengkap. Haru dipahami dengan baik tentang pola kehidupan,
kebudayaan, minat, aspirasi banyak sangat banyak dipengaruhi oleh
masyarakat sekitarnya.
Guru sebaiknya turut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
ada dalam masyarakat. Apabila hal ini dikerjakan maka guru
mendapatkan peluang baik untuk menjelaskan tentang keadaan
sekolah kepada masyarakat itu, sehingga mendorong masyarakat
untuk turut memikirkan kemajuan pendidikan anak-anak mereka.
8) Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang
mendasari semua sendi-sendi hidup dan kehidupan nasional, baik
individu maupun masyarakat kecil sampai dengan kelompok manusia
besar seperti sekolah. Pendidikan bertujuan untung membentuk
manusia pancasila sejati, yang berarti melalui pendidikan diantaranya
sekolah, kita berusaha semaksimal mungkin agar tujuan itu tercapai.
Untuk manusia seperti yang kita itu maka sudah barang tentu suasana
belajar diorganisasi sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa
mengembangkan sikap, watak, moral, dan perilaku yang pancasila.
36
9) Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan
perdamaian dunia
Guru bertanggung jawab untuk mempersiapkan siswa
menjadi warga negara yang aik. Pengertian yang baik adalah antara
lain memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Perasaan
demikian dapat tercipta apabila para siswa didik saling menghargai,
mengenal daerah, masyarakat, adat-istiadat, seni budaya, sikap,
hubungan-hubungan sosial, keyakinan, kepercayaan, peninggalan-
peninggalan historis setempat, keinginan, dan minat dari daerah-
daerah lain diseluruh Nusantara. Dengan pengenalan dan pemahaman
yang cermat maka akan tumbuh rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
10) Turut menyukseskan pembangunan
Pembangunan adalah cara yang paling tepat guna
membawa masyarakat kearah kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
Pada garis besarnya, pembangunan itu meliputi pembangunan dalam
bidang mental spiritual dan bidang fisik materiil. Turut serta dalam
kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung di dalam masyarakat
termasuk tanggung jawab guru yang efektif.
11) Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru
Bertitik tolak dari tanggung jawab guru, maka dengan
demikian guru sangat perlu meningkatkan peran dan kemampuan
profesionalnya. Tanpa ada kecakapan yang maksimal yang dimiliki
guru maka kiranya sulit bagi guru tersebut mengemban dan
37
melaksanakan tanggung jawabnya dengan dengan baik. Peningkatan
kemampuan itu meliputi kemampuan untuk melaksanakan tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya di dalam sekolah dan
kemampuan yang diperlukan untuk merealisasikan tanggung
jawabnya di sekolah.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPETENSI
PEDAGOGIK
Dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi guru, khususnya
meningkatkan kompetensi pedagogik dalam proses belajar mengajar, maka
faktor-faktor yang mempengaruhi sekaligus sebagai kendala yang dihadapi,
antara lain sebagai berikut:25
1) Latar belakang pendidikan guru
Guru yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan telah mendapatkan
bekal pengetahuan tentang pengelolaan kelas, proses belajar mengajar dan
lain sebagainya, sedangkan guru yang belum mengambil pendidikan
keguruan, dia akan merasa kesulitan untuk dapat meningkatkan kualitas
keguruannya.
2) Pengalaman guru dalam mengajar
Bagi guru yang pengalaman mengajarnya baru beberapa tahun atau belum
berpengalaman sama sekali, akan berbeda dengan guru yang berpengalaman
mengajarnya telah bertahun-tahun.
25
ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/download/3735/2970/diakses pada sabtu 31 Oktober 2015.
38
3). Kesehatan guru
Guru yang sehat akan dapat mengerjakan tugas-tugas sebagai guru dengan
baik, karena tugas-tugas itu menuntut energi yang cukup banyak.
Terganggunya kesehatan guru akan mempengaruhi kegiatan proses belajar
mengajar, terutama dalam meningkatkan kompetensinya. Jasmani yang
sehat harus didukung rohani yang sehat pula, dengan mental dan jiwa yang
sehat maka guru dapat menjaga keseimbangan kebutuhan jasmani dan
rohani.
4). Penghasilan guru
Perbaikan kesejahteraan ekonomi akan menumbuhkan semangat kerja guru,
sebaliknya ketika penghasilan atau gaji tidak mencukupi maka guru akan
berupaya mencari tambahan penghasilan lain.
5) Sarana pendidikan
Tersedianya sarana yang memadai akan mempermudah pencapain tujuan
pembelajaran.
6) Disiplin dalam bekerja
Disiplin dalam lingkungan sekolah tidak hanya berlaku bagi siswa saja
akan tetapi perlu diterapkan bagi kepala sekolah dan pegawai juga.
Demikian juga disiplin kerja bagi guru sebagai salah satu pelaku pendidikan
disekolah.
7). Pengawasan kepala sekolah
Pengawasan kepala sekolah bertujuan untuk pembinaan dan peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan para guru dan bersikap fleksibel
39
dengan memberi kesempatan kepada guru mengemukakan masalah yang
dihadapinya serta diberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan ide
demi perbaikan dan peningkatan hasil pendidikan.
Demikianlah landasan teori yang sudah dijabarkan di atas
kesimpulanya yaitu bahwa seorang guru harus memahami landasan
kependidikan, pemahaman peserta didik, perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi. Tidak hanya itu saja, guru juga
harus memiliki syarat atau kriteria yang baik untuk menjadi guru yang
berkompetensi baik.