BAB II LANDASAN TEORI A.eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2996/3/BAB I1.pdf · 2018. 7. 24. · 10...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A.eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2996/3/BAB I1.pdf · 2018. 7. 24. · 10...
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Koperasi
Menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), secara umum koperasi dipahami
sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk
berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui
pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis.
B. Pengertian Kredit
Menurut Kuncoro, DA. (2011), Kredit merupakan kemampuan untuk
melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan
suatu janji pembayaran yang akan dilakukan ditangguhkan pada suatu
jangka waktu yang telah disepakati.
C. Fungsi Kredit
Menurut Kuncoro, DA. (2011), kredit dalam kehidupan perekonomian
sekarang dan juga dalam perdagangan, mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya guna uang.
2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
3. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang
4. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi
5. Meningkatkan kegairahan berusaha
6. Meningkatkan pemerataan pendapatan
7. Meningkatkan hubungan internasional.
9
D. Prinsip-Prinsip Perkreditan
Menurut Kuncoro, DA. (2011), dalam proses pemberian kredit yang
sehat, biasanya dikenal prinsip 5C atau ada juga yang mengenalnya dengan
6C. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
1. Character
Dasar dari pemberian kredit adalah rasa kepercayaan, jadi yang
mendasari suatu kepercayaan adalah keyakinan dari pihak bank bahwa
si peminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang
positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik
dalam kehidupan pribadi sebagi manusia, kehidupan sebagi anggota
masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.
2. Capacity
Capacity merupakan suatu penilaian kepada calon debitur
mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajiban dari kegiatan
usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank.
Jadi dapat dikatakan capacity bertujuan untuk menilai kemampuan
debitur untuk melunasi pinjaman yang diberikan dari hasil usaha yang
diperolehnya tersebut sesuai perjanjian yang telah disepakati.
3. Capital
Merupakan jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon
debitur. Semakin besar modal yang dimiliki calon debitur maka
semakin dipercaya untuk memperoleh kredit. Hal ini dengan
pertimbangan jika usaha debitur mengalami kemunduran atau pasar
10
sedang lesu, setidaknya modal yang ada pada usaha debitur masih dapat
menjamin pengembalian pinjaman yang telah diambil sebelumnya.
4. Collateral
Collateral dapat diartikan sebagai barang jaminan. Pengertian
collateral ini adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh
peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
Collateral bermanfaat sebagai alat pengaman apabila usaha yang
dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana
debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang
normal. Untuk penilaian terhadap collateral dapat ditinjau dari dua
sudut yaitu sudut ekonomis atau nilai ekonomis barang yang akan
dijaminkan, serta nilai yuridisnya apakah barang-barang jaminan
tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai barang
jaminan.
5. Condition of Economy
Condition of Economy yaitu situasi dan kondisi politik, sosial,
ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan
perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu
tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran
usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. Ini dimaksudkan untuk
mengetahui sampai sejauh mana kondisi-kondisi yang mempengaruhi
perekonomian suatu negara atau daerah akan berdampak positif atau
negatif terhadap perusahaan yang memperoleh kredit tersebut.
11
6. Constraint Constraint
Merupakan suatu batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang
tidak memungkinkan seseorang melakukan usaha di suatu tempat. Bank
perlu mempertimbangkan hal ini karena ada kemungkinan kredit yang
diberikan tidak akan dapat digunakan untuk membiayai usaha debitur.
E. Unsur-Unsur Kredit
Menurut Kuncoro, DA. (2011), kredit yang diberikan suatu lembaga
kredit didasarkan atas kepercayaan pada peminjam. Dengan demikian,
dalam kredit terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi
yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan
diterima kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang.
2. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
3. Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai
akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
4. Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,
tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa.
12
F. Pengertian Sistem Pemberian Kredit
Menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), sistem akuntansi pemberian
kredit adalah serangkaian prosedur dalam proses pemberian kredit kepada
peminjam mulai dari prosedur permohonan kredit hingga prosedur
pencairan kredit yang membentuk suatu sistem yang berurutan serta
berkaitan dalam proses pemberian kredit.
G. Unsur-Unsur Dalam Sistem Pemberian Kredit
1. Fungsi yang Terkait
Menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), pemberian kredit perlu
adanya fungsi-fungsi yang berguna menangani dan mempermudah
dalam proses pemberian kredit, fungsi-fungsi tersebut memegang
peran serta dalam menjalankan tugasnya masing-masing agar dalam
pelaksanaannya fungsi ini saling berhubungan sehingga dapat
memperlancar pemberian kredit, fungsi yang terkait adalah :
a. Fungsi Sekertariat
Fungsi ini bertanggung jawab dalam menerima permohonan
kredit dan surat pemberitahuan.
b. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab melakukan penagihan piutang
langsung kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang akan
ditagih.
13
c. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran
uang.
d. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan dan
pengeluaran kas, serta menyelenggarakan laporan keuangan.
e. Fungsi Pemerikasa Intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengecek ketelitian
catatan kas yang telah diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.
2. Dokumen yang Digunakan
Menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), dokumen adalah formulir-
formulir yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.
Dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit antara lain :
a. Formulir Permohonan Kredit
Formulir ini berisi kesanggupan tertulis dari peminjam dan tanda
tangan dari pengurus sebagai bukti penyerahan bahwa permohonan
kredit sesuai dengan permintaan dan kondisi kerjanya.
b. Kwitansi
Kwitansi dibuat rangkap tiga oleh bendahara simpan pinjam
sebagai bukti telah mengeluarkan uang.
c. Bukti Pengeluaran Kas
Dibuat sebagai bukti pengeluaran kas dari bank setelah pencairan
kredit.
14
d. Bukti Penerimaan Kas
Sebagai bukti penerimaan kas dari debitur ketika membayar
angsuran kredit.
e. Kartu Pinjaman
Kartu pinjaman digunakan untuk mencatat angsuran pinjaman
setiap bulan.
3. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), catatan akuntansi adalah
semua catatan yang berhubungan dengan semua transaksi akuntansi
seperti jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan keuangan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit
antara lain :
a. Jurnal Umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak lagi dapat
ditagih.
b. Jurnal Pengeluaran Kas
Digunakan untuk mencatat pemberian kredit dan transaksi
pengeluaran kas.
c. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat penerimaan
kas dan pengembalian kredit.
15
d. Kartu Piutang
Untuk mencatat saldo piutang kepada setiap debitur.
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Menurut Kuncoro, DA. (2011), prosedur pemberian kredit dibagi
menjadi tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Permohonan Kredit
Permohonan fasilitas kredit baru untuk mencakup permohonan
baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit, permohonan
tambahan suatu kredit yang sedang berjalan, permohonan
perpanjangan untuk kredit yang telah berakhir jangka waktunya,
permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat
fasilitas kredit yang sedang berjalan.
Berkas-berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari
surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara
lengkap dan sah, daftar isian yang disediakan oleh bank yang
secara sebenarnya lengkap diisi oleh nasabah, serta daftar lampiran
lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit. Setiap surat
permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register
khusus yang disediakan.
b. Penyidikan dan Analisis Kredit
Yang dimaksud dengan penyidikan (investasi) kredit adalah
pekerjaan yang meliputi:
1) Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.
16
2) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan
kredit yang diajukan.
3) Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban
mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi
lainnya yang diperoleh.
4) Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan
yang telah dilaksanakan. Sedangkan analisis kredit adalah
pekerjaan yang meliputi:
a) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala
aspek, baik keuangan maupun nonkeuangan untuk
mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat
dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
b) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi
penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-
alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah.
c) Pekerjaan penyidikan dilakukan oleh petugas yang
berfungsi sebagai penyidik kredit, sedangkan pekerjaan
analis dilakukan oleh kredit analisis. Pembagian kerja
tersebut apabila organisasi bagian kredit
memungkinkannya. Apabila bank tidak mempunyai petugas
khusus, penyidikan dan analisis dilakukan oleh pejabat
tinggi pada bank yang dianggap cakap.
17
c. Keputusan Atas Permohonan Kredit
Pengertian keputusan kredit adalah setiap tindakan pejabat
berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa
menolak, menyetujui, dan atau mengkhususkan permohonan
fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi.
d. Penolakan Permohonan Kredit
1) Oleh Bagian Kredit atau Cabang
Penolakan ini adalah untuk permohonan kredit yang nyata-
nyata dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi
persyaratan. Langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah:
a) Semua keputusan penolakan harus disampaikan secara
tertulis kepada nasabah dengan disertai alasan
penolakannya.
b) Surat penolakan permohonan dibuat minimal dalam
rangkap tiga, untuk pemohon, arsip direksi, dan arsip
kantor cabang.
c) Dalam hal penolakan permohonan baru jika di minta arsip
permohonan dapat dikembalikan, untuk penolakan
permohonan perpanjangan berarti jangka waktu kredit tidak
diperpanjang, dalam hal penolakan tambahan kredit maka
harus ditegaskan nasabah hanya menikmati limit kredit
yang telah disetujui semula.
18
2) Keputusan Penolakan Direksi
Langkah-langkah yang diambil sama dengan penolakan
yang diuraikan pada penolakan oleh bagian kredit/cabang
dengan memperhatikan alasan-alasan penolakannya yang
disampaikan oleh direksi.
e. Persetujuan Permohonan Kredit
Yang dimaksud persetujuan permohonan kredit adalah
keputusan bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh
permohonan kredit dari calon debitur. Langkah-langkah yang harus
diambil antara lain:
1) Surat penegasan persetujuan permohonan kredit kepada
pemohon.
2) Pengikatan jaminan.
3) Penandatanganan perjanjian kredit dan surat askep
4) Informasi untuk bagian lain
5) Pembayaran bea meterai kredit
6) Pembayaran provisi kredit
7) Asuransi barang jaminan dan asuransi kredit
f. Pencairan Fasilitas Kredit
Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan
menggunakan kredit yang telah disetujui oleh bank. Alat-alat
pencairan kredit seperti cek, kuitansi, nota pemindahbukuan, dan
dokumen-dokumen lainnya tersebut akan menjadi alat bukti
19
pembukuan. Apabila diperlukan alat bukti tersebut untuk berkas
perkreditan, maka dapat dibuatkan duplikat atau foto kopinya.
g. Pelunasan Fasilitas Kredit Pelunasan kredit adalah dipenuhinya
semua kewajiban utang nasabah terhadap bank yang berakibat
hapusnya ikatan perjanjian kredit. Hal-hal yang harus diperhatikan
antara lain:
1) Perhitungan semua kewajiban utang nasabah harus segera
diselesaikan sampai dengan tanggal pelunasan.
2) Nasabah diharuskan mengembalikan sisa lembar/blanko cek
dan giro bilyet yang belum dipergunakan jika ada.
3) Penyerahan kembali dokumen jaminan kepada nasabah,
setelah nyata-nyata nasabah menyelesaikan semua
kewajibannya. Penyerahan dokumen jaminan tersebut harus
dengan surat tanda terima dan ditandatangani oleh yang berhak.
Surat tanda terima harus disimpan pada berkas jaminan.
4) Beri tahukan kepada bagian kas bahwa setelah seluruh jumlah
utang dilunasi, rekening pinjaman atas nama nasabah yang
bersangkutan ditutup.
5) Buatlah surat penegasan pelunasan yang antara lain berisi
pernyataan terima kasih atas terjalinnya hubungan baik antara
nasabah dengan bank pada waktu-waktu yang lalu.
6) Catatlah pelunasan kredit tersebut pada kartu informasi intern
untuk menjaga agar informasi tetap mutakhir.
20
Gambar 2.1. Alur prosedur pengajuan hingga pencairan pemberian kredit
Mengisi formulir
pemberian kredit dan
berkas yang
bersangkutan(telah
diotorisasi pihak terkait)
Menganalisa formulir
pemberian kredit dan
berkas yang
bersangkutan
Proses
Hasil
Telephone
atau sms
Terima konfirmasi dari
pengurus koperasi
Hasil Pencairan Dana SELESAI
Penolakan
Ditolak
Disetujui
Disetujui
Tidak Disetujui
Kwintansi diotorisasi
pihak-pihak terkait
Nasabah/Anggota Pengurus Koperasi Proses
Konfirmasi
Sumber: Diolah sendiri
H. Pengertian Sistem dan Prosedur
Menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), sistem pada dasarnya adalah
sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang
berfugsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Prosedur menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), merupakan serangkaian
langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas,
sehingga tercapai tujuan yang diharapkan serta dapat dengan mudah
menyelesaikan suatu masalah yang terperinci menurut waktu yang
ditentukan.
21
Menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), sistem adalah suatu jarigan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan prosedur adalah urutan kegiatan
klirekal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau
lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri
atas jaringan prosedur-prosedur yang saling berkaitan. Prosedur
merupakan urutan dari pekerjaan klirekal, yang dibuat atas semua
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
I. Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Kuncoro, DA. (2011), sistem akuntansi adalah formulir-
formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan
untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan
tujuan untuk menghasilakn umpan balik dalam bentuk laporan-laporan
yang diperlukan manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-
pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kredit, dan
lembega-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.
Sedangkan menurut Kuncoro, DA. (2011), Sistem Akuntansi
merupakan organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan
oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Masing-
22
masing unsur dari sistem akuntansi dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,
karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi
direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data
lainnya. Sumber informasi pencatatan dalam jurnal adalah formulir.
Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan
menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan.
c. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang
digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat
sebelumnya dalam jurnal.
d. Buku Pembantu
Buku pembantu (subsidiary ledger) terdiri dari rekening-rekening
pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening
tertentu dalam buku besar.
23
e. Laporan
Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi.
Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar
monitor komputer.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah sistem yang
digunakan untuk menangani perencanaan dan penetapan prosedur-
prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan data keuangan.
J. Sistem Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2016:159), sistem penjualan kredit yaitu penjualan
yang pembayaranya dilakukan setelah penyerahan barang dengan jangka
waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam transaksi
penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan
pengiriman barang atau penyerahaan jasa, untuk jangka waktu tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. kegiatan penjualan
kredit memungkinkan perusahaan menambah volume penjualan dengan
memberi kesempatan kepada para pembeli membelanjakan penghasilan
yang akan diterima mereka pada masa yang akan datang. Penjualan kredit
dapat dilakukan melalui dua sistem yaitu: penjualan kredit dengan kartu
kredit perusahaan dan sistem penjualan kredit biasa.
1. Penjualan Kredit dengan Kartu Kredit Perusahaan
Sistem penjualan dengan menggunakan kartu kredit ini biasanya
digunakan oleh toko pengecer (retailer). Kartu kredit perusahaan
24
(company credit cards) ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk
para pelanggannya. Pelanggan akan diberi kartu kredit perusahaan
setelah melalui seleksi berdasarkankemampuan membayar kredit dan
karakternya. Pelanggan daat menggunakan kartu kredit ini untuk
membeli barang hanya pada perusahaan yang menerbitkan kartu kredit
tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu perusahaan
menagih jumlah barang yang dibeli oleh pemegang kartu kredit selama
jangka waktu tertentu yang telah lewat.
a. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penjulan Kredit dengan
Kartu Kredit Perusahaan
1) Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab atas pemberian kartu kepada
pelanggan yang terpilih. Fungsi kredit melakukan pengumpulan
informasi tentang kemampuan keuangan calon anggota dengan
meminta fotocopy rekening koran bank, keterangan gaji atau
pendapatan calon anggota dari perusahaan tempat ia bekerja.
2) Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertangung jawab melayani kebutuhan barang
pelanggan. Fungsi penjualan mengisi faktur penjualan kredit
untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman
melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan.
25
3) Fungsi Gudang
Fungsi ini menyediakan barang yang diperlukan oleh
pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur
penjualan kartu kredit yang diteriam dari fungsi penjualan.
4) Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang
yang kuantitas, mutu, dan spesifikasinya sesuai denganyang
tercantum dalam tembusan faktur penjualan kartu kredit yang
diterima dari fungsi penjualan. Fungsi ini juga bertanggung
jawab untuk memperoleh tanda tangan dari pelanggan di atas
faktur penjualan kredit sebagai bukti telah diterimanya barang
yang dibeli oleh pelanggan.
5) Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transakasi
bertambahnya piutang kepada pelanggan ke dalam kartu piutang
berdasarkan faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari
fungsi pengiriman.
6) Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertangung jawab untuk membuat surat tagihan
secara periodik kepada pemegang kartu kredit.
26
b. Dokumen yang Digunakan untuk melaksanakan Sistem
Penjualan Kredit dengan Sistem Kartu Kredit Perusahaan
1) Faktur penjualan kartu kredit
Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi penjualan
kredit.
2) Surat tagihan
Surat tagihan ini merupakan turnaround dokument yang
isinya dibagi menjadi dua bagian: bagian atas merupakan
dokumen yang harus disobek dan dikembalikan bersama cek
oleh pelanggan ke perusahaan, sedangkan bagian bawah berisi
rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan dalam
periode waktu tertentu
c. Catatan Akuntansi yang Digunakan
1) Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi
penjualan, baik secara tunai maupun kredit.
2) Kartu Piutang
Catatan akuntansi merupakan buku pembantu yang berisi
rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3) Kartu Gudang
Catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam penggolongan
catatan akuntansi. Catatan ini deiselenggarakan oleh fungsi
27
gudang dan hanya berisi data kuantitas barang yang disimpan di
gudang beserta mutasinya.
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan dengan
Kartu Kredit
1) Prosedur Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order
dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat faktur
penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada berbagi
fungsi yang lain untu memungkinkan fungsi tersebut
memberikan kontribusinya dalam melayani order dari pembeli.
2) Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang
kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam
faktur penjualan kartu kredit yang diteriam dari fungsi gudang.
3) Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan
faktur penjualan kartu kredit kedalam kartu piutang
4) Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur
penjualan kartu kredit dan mengarsipkannya menurut abjad.
Secara periodik fungsi penagihan membuat surat tagihan dan
28
mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan,
dilampiri dengan faktur penjualan kredit.
5) Prosedur Pencatatan Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tansaksi
penjualan kartu kredit kedalam jurnal penjualan.
2. Sistem Penjualan Kredit Biasa
Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli
tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan
kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan
analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit.
Umumnya perusahaan manufaktur melakukan penjualan produknya
dengan sistem penjualan kredit ini.
a. Dokumen yang Digunakan
1) Surat Order Pengiriman dan Tembusannya
Dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada
pelanggan.
a) Tembusan Kredit (Credit Copy)
b) Surat pengakuan (Acknowledgement Copy)
c) Surat Muat (Bill of loading)
d) Slip Pembungkus
e) Tembusan Gudang (Warehouse Copy)
29
f) Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow Up
Copy)
g) Arsip Index Silang (Cross Index File Copy)
2) Faktur dan Tembusanya
a) Faktur Penjualan
b) Tembusan Piutang (Account Receivable Copy)
c) Tembusan Jurnal Penjualan (Sales JournalCopy)
d) Tembusan Analisis (Analisys Copy)
e) Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy)
3) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokuman
pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok
produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
4) Bukti Memorial
Bukti memorial merupakan dokuman sumber untuk dasar
pencatatan kedalam jurnal umum.
b. Catatan Akuntansi Digunakan
1) Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi
penjualan baik penjualan tunai maupun kredit.
2) Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi
mutasi piutang perusahaan kepada tiap debiturnya.
30
3) Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi
rincian mutasi setiap jenis persediaan.
4) Kartu Gudang
Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang
untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang ada di
gudang.
5) Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk
yang dijual selama periode tertentu.
c. Fungsi yang Terkait
1) Fungsi Kredit / Bagian Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit
pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada
pelanggan.
2) Fungsi Gudang / Bagian Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan
barang yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang
ke bagian pengiriman.
3) Fungsi Pengiriman / Bagian Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang
atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi
penjualan.
31
4) Fungsi Penagihan / Bagian Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada pelanggan.
5) Fungsi Akuntansi / Bagian Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang dari
transaksi penjualan kredit, membuat serta mengirimkan
pernyataan piutang kepada debitur, dan membuat laporan
penjualan, serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual
kedalam kartu persediaan.
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
1) Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order
dari pembeli.
2) Prosedur Persetujuan Kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan
penjualan kredit kepada pembeli dari fungsi kredit.
3) Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang
kepada pembeli sesuai dengan informasi dalam surat order
pengiriman.
32
4) Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur
penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.
5) Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan
faktur penjualan ke dalam kartu piutang.
6) Prosedur Distribusi Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data
penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
7) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara
periodik total harga pokokproduk yang dijual dalam periode
tertentu.
K. Sistem Akuntansi Piutang
1. Prosedur Pencatatan Utang
Menurut Mulyadi (2016:207), prosedur pencatatan piutang
bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap
debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit,
penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dam penghapusan
piutang.
2. Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan
kedalam kartu piutang adalah:
33
a. Faktur Penjualan
Dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan timbulnya
piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini
dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order
pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi
penjualan kredit.
b. Bukti Kas Masuk
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang dari
transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
c. Memo Kredit
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur
penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan.
d. Bukti Memorial (Journal Voucher)
Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar
pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen
inidigunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang.
Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan
otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.
b. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
menyangkut piutang adalah:
34
a. Jurnal Penjualan
Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
dari transaksi penjualan kredit.
b. Jurnal Retur Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi retur penjualan.
c. Jurnal Penerimaan Kas
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
d. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo
piutang kepada debitur.
L. Sistem Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi (2016:243), sistem akuntansi pembelian
digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan
perusahaan.Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua:
pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, kemudian
ada pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.
1. Fungsi yang Terkait
a. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung
jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan
35
posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang
yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
b. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang
dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian
kepada pemasok yang dipilih.
c. Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung
jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan
kualitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat
atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Dan juga
bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang
berasal dari transaksi retur penjualan.
d. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah
fungsi pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang bertanggung
jawab untuk mencatat transaksi pembelian kedalam register bukti
kas keluar. Dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas
keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar
yang berfungsi sebagai catatan utang. Sedangkan fungsi persediaan
bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang
yang dibeli kedalam kartu persediaan.
36
2. Dokumen yang Digunakan
a. Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang
untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang
dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat
permintaan pembelian.
b. Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi
barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi, yang
menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
c. Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada
pemasok yang telah dipilih.
d. Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan
bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,
spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat
order pembelian.
e. Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order
pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut
dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang,
spesifikasi, penggantian atau hal lain yang bersangkutan dengan
37
perubahan bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan
kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat
perubahan order pembelian.
f. Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar
pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi
sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada
pemasok.
3. Catatan-Catatan Akuntansi yang Digunakan
a. Register bukti kas keluar, Adalah suatu jurnal untuk mencatat utang
yang timbul dari pembelian.
b. Jurnal pembelian, Jika dalam pencatatan utang perusahaan
menggunakan account payable procedure, jurnal yang digunakan
untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
c. Kartu utang, Jika dalam catatan utang perusahaan menggunakan
account payable procedure buku pembantu yang digunakan untuk
mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang.
d. Kartu persediaan, Dalam sistem akuntansi pembelian. Kartu
persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan
yang dibeli.
38
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian
a. Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan
pembelian dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada
fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya
untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang
mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian
dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
b. Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat
permintaan penawaran harga kepada petnasok untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian
yang lai, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan
ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.
c. Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order
pembetian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan
kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order
pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
d. Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan
mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari
39
pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk
menyatakan peneriinaan barang dari pemasok tersebut.
e. Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memriksa dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan
menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen
sumber sebagai catatan utang.
f. Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari
transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan
manajemen.
M. Sistem Akuntansi Utang
Menurut Mulyadi (2016:275), prosedur pencatatan utang ada 2
metode: Account payble procedure dan voucher payble procedure. Dalam
account payble procedure, catatan utang adalah berupa kartu utang yang
diselenggarakan untuk tiap kreditur, yang memperlihatkan catatan
mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah
pembayaran, dan saldo utang. Dalam voucher payble procedure, tidak
diselenggarakan kartu utang, namun digunakan arsip voucher (bukti kas
keluar) yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal
jatuh temponya.
1. Account payble procedure
a. Dokumen yang Digunakan
40
1) Faktur dari pemasok
2) Kuintansi tanda terima uang yang ditandangani oleh pemasok
atau tembusan surat pemberitahuan yang dikirim ke pemasok,
yang berisi keterangan untuk apa pembayaran tersebut
dilakukan.
b. Catatan Akuntansi yang Digunakan
1) Kartu Utang
Digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada
tiap kreditur.
2) Jurnal Pembelian
Digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
3) Jurnal Pengeluaran Kas
Digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan
pengeluaran kas yang lain
2. Voucher Payble Procedure
a. Dokumen yang Digunakan
1) Bukti Kas Keluar
b. Catatan yang Digunakan
1) Register bukti kas keluar
2) Register cek
41
N. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan
Menurut Mulyadi. (2016:309), sistem akuntansi penggajian dan
pengupahan dalam perusahaan manufaktur melibatkan fungsi kepegawaian,
fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi.
1. Dokumen-Dokumen yang Digunakan
a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah, umumnya
dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan
yang bersangkutan dengan karyawan. Misalnya surat keputusan
pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif
upah, dll.
b. Kartu jam hadir, dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu
untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan
jam hadir karyawan berupa daftar hadir biaya, dapat pula berbentuk
kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu.
c. Kartu jam kerja, dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu
yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna
mengerjakan pesanan tertentu.
d. Daftar gaji dan daftar upah, dokumen ini berisi gaji dan upah bruto
setiap karyawan dikurangi potongan-potongan berupa Pph pasal 21,
utang karyawan, dan sebagainya.
e. Rekap daftar gai dan rekap daftar upah, dokumen ini merupakan
ringkasan gaji dan upah per departemennya, yang dibuat
berdasarkan daftar gaji dan upah.
42
f. Surat pernyataan Gaji dan Upah, dokumen ini dibuat oleh fungsi
pembuat daftar gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar
gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan
daftar gai atau upah.
g. Amplop gaji dan upah, uang gaji dan upah karyawan diserahkan
setiap karyawan dalam, amplop gaji dan upah.
h. Bukti kas keluar, dokumen ini merupakan perintah pengeluaran
uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan,
berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima
dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
2. Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Penggajian
a. Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru,
memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan
tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan standar gaji, mutasi
karyawan, dan pemberhentian karyawan.
b. Fungsi pencatat waktu
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan
waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan.
c. Fungsi pembuat daftar gaji
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuata daftar gaji yang
berisi penghasilan bruto yang menjadi hak berbagai potongan yang
menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran
43
gaji. Daftar gaji diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji kepada
fungsi akuntansi guna pembuatab bukti kas keluar yang dipakai
sebagai dasar untuk pembayaran gaji kepada karyawan.
d. Fungsi akuntansi
Bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul
dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan (misalnya
utang gaji, utang pajak, utang dana pensiun). Fungsi akuntansi yang
menangani sistem penggajian dana pengupahan berada di
tangan: (1) bagian utang, yaitu bagian yang bertanggung jawab
untuk memproses pembayaran gaji dan upah seperti yang tercantum
dalam daftar gaji dan upah, (2) bagian kartu biaya, yaitu bagian
yang bertanggung jawab untuk mencatat pokok produk dan kartu
biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu kerja, (3)
bagian jurnal, yaitu bagian yang bertanggung jawab untuk mencatat
biaya gaji dan upah dalam jurnal umum.
e. Fungsi keuangan
Fungsi ini bertangggung jawab untuk mengisi cek guna
pembayaran gaji dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang
tunai tersebut kemudian dimasukkan kedalam amplop gaji setiap
karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang
berhak.
44
O. Sistem Akuntansi Biaya
Menurut Mulyadi. (2016:345), sistem akuntansi biaya adalah
jaringan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyajikan
laporan biaya.
1. Dokumen yang Digunakan
a. Surat order produksi
b. Daftar kebutuhan bahan
c. Daftar kegiatan produksi
d. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang
e. Bukti pengembalian barang gudang
f. Kartu jam kerja
g. Laporan produk selsai
h. Bukti memorial
i. Bukti kas keluar
2. Catatan Akuntansi yang Digunakan
a. Jurnal pemakaian bahan baku
b. Jurnal umum
c. Register bukti kas keluar
d. Kartu harga pokok produk
e. Kartu biaya
3. Fungsi yang Terkait
a. Fungsi penjualan
b. Fungsi Produksi
45
c. Fungsi Perencanaan dan pengawasan produksi
d. Fungsi Gudang
e. Fungsi Akuntansi biaya
P. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
1. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi. (2016:379), penjualan tunai dilaksanakan
oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan
oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh
perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan
transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahan.
a. Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi
tiga (3) prosedur, yaitu:
1) Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang keperusahaan,
melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli,
melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima
barang yang dibeli. dalam Over-the Counter Sale ini,
perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (Personal
Check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit
card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli.
46
2) Penerimaan Kas dari COD Sale
Cash on delivery sales (COD sales) adalah transaksi
penjualan tunai yang melibatkan kantor pos, perusahaan
angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan
penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan
sarana untuk barang bagi pembeli dan Jaminan penerimaan kas
bagi perusahaan penjual. COD sales melalui pos belum
merupakan sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia.
3) Penerimaan Kas dari Credit Card Sale
Credit card sale adalah transaksi penjualan tunai ( yang
merupakan bentuk lain Over the Counter sale) yang pembeli
melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit.
b. Fungsi yang Terkait
i. Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,
fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan
faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran
harga barang ke fungsi kas.
ii. Fungsi Kas
Dalam transaksi penerimaan kas daripenjualan tunai,
fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari
pembeli.
47
iii. Fungsi Gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,
fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang
dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke
fungsi pengiriman.
iv. Fungsi Pengiriman
Dalam transaksi penerimaan kas adari penerimaan kas dari
penjuakan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk
membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah
dibayar hargannya kepada pembeli.
v. Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,
fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi
penjualan, penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
c. Dokumen yang Digunakan
1) Bill of lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang bagi
perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan
umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam
penjualan COD yang menyerahkan barangnya dilakukan oleh
perusahaan angkutan umum.
48
2) Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada
pelanggan melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos,
atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda tangan
penerima barang dari pelanggan sebagai bukti telah
diterimannya barang oleh pelanggan. Tembusan faktur
penjualan COD digunakan oleh perusahaan untuk menagih kas
yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan
barang yang dipesan oleh pelanggan.
3) Bukti setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti
penyetoran kas ke bank. Bukti setoran dibuat 3 lembar dan
diserahkan oleh fungsi kas ke Bank, bersamaan dengan
penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke Bank. Dua lembar
tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani
dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi
akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen
sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari
penjulan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.
49
4) Rekapitulasi harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu
periode. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai
dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual.
d. Catatan Akuntansi yang digunakan
1) Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan
menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan
informasi pejualan setiap jenis produk yang dijualnya selama
jangka waktu tertentu.
2) Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di
antaranya dari penjualan tunai.
3) Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,
jurnal digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga
pokok produk yang dijual.
50
4) Kartu Persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu
persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu
persediaan ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk
mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di
gudang.
5) Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi
karena hanya berisi data kuantitas yang disimpan di gudang.
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mutasi
dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Dalam
transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk
mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
2. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang
Penerimaan kas dari piutang yang dilakukan melalui penagihan
perusahaan, melalui pos dan melalui lock-box collection plan.
Diantara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas
dari piutang seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran
dengan meggunakan cek atas nama, yang secara jelas mencantumkan
nama perusahaan yang berhak menerima kas dari debitur , sehingga
lecil kemungkinan orang yang tidak berhak dapat menguangkan cek
yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.
51
a. Fungsi yang Terkait
1) Fungsi Sekertariat
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi
sekertariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan
surat pemberitahuan melalui pos dari para debitur
perusahaan. Fungsi sekertariat bertugas untuk membuat
daftar pemberitahuan atas dasar surat oemberitahuan yang
diterima bersama cek dari para debitur.
2) Fungsi Penagihan
Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung
kepada debitur melalui penagihan perusahaan, fungsi
penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan
kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang
yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
3) Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari
fungsi sekertariat (jika penerimaan kas dari piutang
dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika
penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagihan
perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk
menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut
segera ke bank dalam jumlah penuh.
52
4) Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan
penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas
dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. Fungsi
akuntansi berada ditangan bagian jurnal dan bagian piutang.
5) Fungsi Pemeriksa Intern
Dalam sistem penerimaan kas dan piutang, fungsi
pemeriksaan intern bertanggung jawab dalam melaksanakan
perhitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara
periodik. Di samping itu, fungsi pemeriksa intrn bertanggung
jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek
ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi.
b. Dokumen yang Digunakan
1) Surat Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu
maksud pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuan
biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh
debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh
debitur melalui penagihan perusahaan atau pos. Bagi
perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat
pemberitahuan ini digunakan sebagai dokumen sumber dalam
pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang.
53
Karena surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti
kas keluar.
2) Daftar Surat Pemberitahuan
Daftar surat pemberitahuan ,erupakam rekapitulasi
penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekertariat atau
fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang
perusahaan dilaksanakan melalui pos, fungsi sekertariat
bertugas membuka amplop surat memisahkan surat
pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat
pemberitahuan yang diterima setiap hari. Jika penerimaan kas
dari piutang dilaksanakan melalui penagihan perusahaan,
pembuatan daftar surat pemberitahuan dilakukan oleh fungsi
penagihan.daftar surat penagihan dikirimkan ke fungsi kas
untuk dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen
pendukung bukti setor bank dalam pencatatan penerimaan
kas ke dalam jurnal penerimaan kas.
3) Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti
penyetoran kas yang diterima dari piutang ke Bank. Bukti setor
dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke Bank,
bersaamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke Bank. Dua
lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah
ditandatangani dan dicap oleh Bank sebagai bukti penyetoran
54
kas ke Bank. Bukti setoran Bank diserahkan oleh fungsi kas
kepada fungsi akuntansi, dan dipakai pleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi
penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas.
4) Kwitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat
oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan
pembayaran utang mereka. Kuitansi sebagai tanda penerimaan
kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak
mengembalikan cancelled check kepada check issuer. Jika
cancelled check dikembaliakn kepada check issuer kuitansi
sebagi tanda penerimaan kas digantikan fungsinya oleh
chancelled check.
Q. Sistem Pengeluaran Kas
Menurut Mulyadi (2016:425) :
1. Dokumen yang Digunakan
a. Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas
kepada Bagian Kasa sebesar yang mencantumkan dalam dokumen
tersebut.
b. Cek
Dari sudut sistem informasi akuntansi, cek merupakan
dokumen yang digunakan untuk memerintah bank melakukan
55
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang
namanya tercantum pada cek.
c. Permintaan cek (chek request).
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang
memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk
membuat kas keluar.
2. Fungsi yang terkait
a. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas. Jika suatu memerlukan
pengeluaran kas (misalnya untuk pembeli jasa dan untuk biaya
perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan
permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang).
b. Fungsi kas. Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek,
fungsi ini berfungsi bertanggungjawab dalam mengisi cek,
meminta otorisasi atas cek dan mengirimkan cek kepada kreditur
via pos atau pembayaran langsung kepada kreditur.
c. Fungsi akuntansi. Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan
cek, fungsi akuntansi bertanggungjawab atas :
i. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan
persediaan.
ii. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal
pengeluaran kas atau register cek.
56
iii. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi
kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang
tercantum dalam dokumen tersebut.
d. Fungsi Pemeriksaan Intern. Dalam sistem akuntansi pengeluaran
kas dan cek, fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan
penghitungan kas (Cash Count) secara periodik dan mencocokan
hasil penghitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi
(rekening kas dalam buku besar)
3. Catatan Yang Digunakan
1) Jurnal pengeluaran kas
2) Register cek
3) Jurnal pengeluaran dana kecil
R. Sistem Akuntansi Persediaan
Menurut Mulyadi. (2016:463) :
1. Dokumen Yang Digunakan
d. Laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk
selesai digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan
kuantitas produk jadi balam kartu gudang. Buki memorial
digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok
persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan digunakan
57
sebagai dokumen sumber dalam mencatat transaksi selesainya
produk jadi dalam jurnal umum.
e. Surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order
pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order
penjualan. Setelah bagian gudang mengisi surat order pengiriman
tersebut dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada
bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman tersebut
bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian
pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok produk jadi yang
dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan
atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari
bagian penagihan.
f. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan
pengeluaran barang gudang adalah bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang.
g. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan
membukukan hasil perhitungan fisik persediaan adalah kartu
perhitungan fisik (inventory tag) yang digunakan untuk merekam
hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil perhitungan fisik
(inventory summary) yang digunakan untuk meringkas data yang
telah direkam dalam hasil kartu perhitungan fisik persediaan, dan
bukti memorial digunakan untuk membukukan adjustment rekening
58
persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik ke dalam
jurnal umum.
3. Catatan akuntansi
a. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
kuantitas dan harga pokok barang yang di simpan di gudang yang
tercantum dalam kartu persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan,
berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
b. Kartu Gudang, kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang
yang disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan
sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang yang tercantum
dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian gudang,
berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
c. Jurnal Umum, dalam sistem penghitungan fisik persediaan jurnal
umum digunakan untuk mencatat jurnal adjustment rekening
persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat
dalam rekening persediaan dengan saldo menurut penghitung
fisik.
S. Sistem Aktiva Tetap
Menurut Mulyadi (2016:497), aktiva tetap adalah kekayaan
perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih
dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
59
1. Catatan Akuntansi
a. Kartu aktiva tetap
b. Jurnal umum
c. Register bukti kas keluar
2. Fungsi Terkait
a. Fungsi pemakai
b. Fungsi riset dan pengembangan
c. Direktur yang bersangkutan
d. Direktur utama
T. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), Pengertian sistem pengendalian
intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
b. Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control).
Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem
pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan
organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
60
c. Pengendalian intern administratif Pengendalian intern administratif
meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:
a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional
secara Tegas.
Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian
tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada
prinsip-prinsip berikut ini:
1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi.
Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Setiap kegiatan dalam perusahaan
memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki
wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi
penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi
yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan
perusahaan.
61
2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
b. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan
Perlindungan yang Cukup Terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan,
dan Biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat
sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi. Formulir merupakan media yang
digunakan untuk merekam penggunaan wewenang untuk memberikan
otorisasi terlaksananya transaksi dalam organisasi. Oleh karena itu,
penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi
pelaksanaan otorisasi. Di lain pihak, formulir merupakan dokumen
yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan
akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang
direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat
ketelitian dan keandalannya (reliability) yang tinggi. Dengan
demikian, sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen
pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan
yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi.
62
c. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi setiap Unit
Organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana
dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik
yang sehat dalam pelaksanaannya. Cara yang dapat ditempuh untuk
menciptakan praktik yang sehat antara lain:
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakiannya
dapat dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang
akan diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.
3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa adanya campur
tangan orang atau unit organisasi yang lain.
4) Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang rutin
dapat menjaga independensi pejabat yang bersangkutan dalam
melaksanakan tugasnya, selain juga untuk menghindari
persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.
5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya.
63
7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.
d. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya.
Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern
yang paling penting. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang
menjadi tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan tugasnya
dengan efektif dan efisien, meskipun hanya sedikit unsur sistem
pengendalian intern yang mendukungnya. Untuk mendapatkan
karyawan yang berkompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara
berikut ini dapat ditempuh:
1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya. Manajemen perlu melakukan analisis jabatan yang
ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi
oleh calon karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut.
Program yang baik dalam seleksi calon karyawan akan menjamin
diperolehnya karyawan yang memiliki kompetensi seperti yang
dituntut oleh jabatan yang akan didudukinya.
2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Menurut Yuliana, EW. Hesti. (2015), sistem pegendalian intern
mempunyai 2 pengertian, dalam arti sempit istilah tersebut sama dengan
Internal Check yang merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk
memerikasa data-data administrasi, sedangkan dalam arti luas sistem
64
pengendalian intern meliputi struktur/susunan organisasi serta semua
metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi. Metode dan
ketentuan tersebut adalah ketentuan yang dianut dalam perusahaan untuk
melindungi harta kekayaan, memeriksa kecermatan, dan seberapa jauh
data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisisensi usaha dan
mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Unsur-
unsur yang termasuk dalam pengendalian intern dapat dikemukakan dalam
hal-hal berikut :
a. Struktur/susunan organisasi
b. Metode dan ketentuan-ketentuan melundungi harta milik koperasi
c. Kebiasaan-kebiasaan atau praktik sehat
d. Personalia
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian
intern merupakan proses kebijaksanaan atau prosedur yang dijalankan
manajemen perusahaan yang dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap
hokum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi serta
untuk menjaga aktivitas perusahaan.
65
U. Penelitian Terdahulu
1. Berdasarkan penelitian yang disusun Eka Winda Yuliana, Hesti
Widianti (2015) “Sistem Pemberian Kredit Pada Unit Simpan Pinjam
KUD Karya Mina Kota Tegal”. Hasil penelitian sistem pemberian
kredit pada Unit Simpan Pnjam KUD Karya Mina Kota Tegal sudah
berjalan cukup baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,
tetapi kinerja koperasi masih kurang cepat dalam memberikan
pinjaman kepada debitur yang baru mengajukan permohonan kredit.
Penilaian terhadap pemberian kredit meliputi 5 prosedur yaitu prosedur
permohonan kredit, prosedur verifikasi, prosedur pemprosesan
persetujuan, prosedur pencairan kredit, dan prosedur pembukuan.
2. Berdasarkan penelitian yang disusun Linda Erlina (2011) “Evaluasi
Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada SWAMITRA KSU
Bahtera Abadi”. Hasil penelitian di swamitra ksu bahtera abadi,
prosedur yang digunakan dalam permohonan pemberian kredit telah
dilaksankan dengan baik dan dapat otorisasi dari pihak yang
berwenang dalam proses kredit. Kemudian sistem pengendalian intern
berjalan dengan baik walaupun masih terdapat beberapa kelemahan
yaitu dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar sebagai syarat
kredit seperti surat permohonan kredit dan surat perjanjian kredit tidak
dibuat rangkap.
66
3. Berdasarkan penelitian Dwi Aris Kuncoro (2011) “Evaluasi Sistem
Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada PD. BKK MOJOSONGO
Boyolali”. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, penulis
menemukan kelebihan dan kelemahan dalam sistem pengendalian
intern pemberian kredit pada PD. BKK Mojosongo Boyolali.
Kelebihannya antara lain sudah terdapat pemisahan fungsi yang tegas,
dokumen bernomor urut tercetak dan pemanfaatan tembusan,
pencatatan dan otorisasi setiap transaksi oleh beberapa bagian,
pemeriksaan mendadak, serta cuti wajib bagi karyawan. Sedangkan
kelemahannya yaitu adanya perangkapan fungsi kredit dan analis
kredit, adanya dokumen yang belum bernomor urut tercetak, surat
perjanjian kredit hanya dibuat satu lembar, sikap kurang teliti dalam
menganalisis kredit, serta masih adanya karyawan dengan latar
pendidikan belum sesuai. Dari temuan tersebut maka dapat
disimpulkan sistem pengendalian intern pemberian kredit pada PD.
BKK Mojosongo Boyolali sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari
kelebihan yang ada. Sedangkan rekomendasi yang diberikan antara
lain pemisahan fungsi analisis kredit dan pelayanan kredit, penggunaan
dokumen bernomor urut tercetak, surat perjanjian kredit dibuat
rangkap, dan lebih teliti dalam melakukan analisis kredit pegawai,
serta pemberian tanggung jawab karyawan sesuai dengan latar
belakang pendidikannya agar sistem pengendalian intern dapat lebih
efisien lagi.
67
4. Berdasarkan penelitian yang disusun Ni Komang Nilawati (2016)
“Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sistem
pemberian kredit yang dilaksanakan sudah memadai dan unsur-unsur
pengendalian intern pemberian kredit sudah sepenuhnya dilaksanakan
secara memadai, (2) masalah yang dihadapi yaitu Sumber daya
manusia tidak memadai dan adanya karyawan yang memiliki tugas
rangkap, (3) solusi yang dapat diambil yaitu dengan cara menempatkan
karyawan sesuai dengan bidang keahlian dan tingkat pendidikannya,
menyediakan sarana dan prasarana , terus meningkatkan kualitas dan
kemampuan pegawai.
5. Berdasarkan penelitian yang disusun Harya Adi Kurniawan (2011)
“Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Dalam Sistem Pemberian Kredit
Pada KSU Citra Cemerlang”. Hasil penelitian menunjukan sistem
pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit pada prosedur yang
digunakan pada proses permohonan kredit telah dilakukan dengan
baik, yaitu terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dalam proses
pemberian kredit. Kemudian sistem pengendalian intern dalam sistem
pemberian kredit telah memadai dan membuktikkan bahwa KSU Citra
Cemerlang mempunyai kredibilitas.