BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB...

19
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia Bahasa dalam bahasa Inggris disebut dengan language, yang memiliki pengertian suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Hakikat bahasa dilihat dari aspek bunyi atau syarat, simbol (huruf atau gambar), dan makna, dapat didefinisikan sebagai suatu bunyi ujaran atau isyarat yang dapat disimbolkan melalui huruf atau gambar yang berbeda-beda, dan setiap bunyi, isyarat atau simbol tersebut memiliki makna yang berbeda-beda (Mulyati, 2015: 2). Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Santosa, dkk, 2008: 1.3). Lebih lanjut, Santosa mengemukakan bahwa bahasa memiliki fungsi khusus dan fungsi sebagai alat komunikasi. Fungsi khusus Bahasa Indonesia yaitu: 1. Alat untuk menjalankan administrasi negara yang terlihat dalam surat-surat resmi kenegaraan. 2. Alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda. 3. Wadah penampung kebudayaan (semua ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam dengan mempergunakan Bahasa Indonesia sebagai medianya). Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai berikut: Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa dalam bahasa Inggris disebut dengan language, yang memiliki

pengertian suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Hakikat bahasa

dilihat dari aspek bunyi atau syarat, simbol (huruf atau gambar), dan makna, dapat

didefinisikan sebagai suatu bunyi ujaran atau isyarat yang dapat disimbolkan

melalui huruf atau gambar yang berbeda-beda, dan setiap bunyi, isyarat atau

simbol tersebut memiliki makna yang berbeda-beda (Mulyati, 2015: 2). Bahasa

merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi

ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Santosa, dkk, 2008: 1.3).

Lebih lanjut, Santosa mengemukakan bahwa bahasa memiliki fungsi

khusus dan fungsi sebagai alat komunikasi. Fungsi khusus Bahasa Indonesia

yaitu:

1. Alat untuk menjalankan administrasi negara yang terlihat dalam surat-surat

resmi kenegaraan.

2. Alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan

bahasa yang berbeda-beda.

3. Wadah penampung kebudayaan (semua ilmu pengetahuan dan kebudayaan

harus diajarkan dan diperdalam dengan mempergunakan Bahasa Indonesia

sebagai medianya).

Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai

berikut:

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

6

1. Fungsi informasi, yaitu fungsi untuk menyampaikan informasi timbal balik

antaranggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat. Berita

pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa

ataupun elektronik merupakan wujud fungsi bahasa sebagai fungsi informasi.

2. Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan,

emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara. Bahasa sebagai alat

mengekspresikan diri ini dapat menjadi media untuk menyatakan eksistensi

(keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan emosi dan untuk menarik

perhatian orang.

3. Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan

diri dengan anggota masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial perlu untuk

berintegrasi dengan manusia di sekelilingnya dan dengan bahasa manusia

dapat saling bertukar pengalaman dan menjadi bagian dari pengalaman

tersebut serta memanfaatkannya untuk kehidupannya.

4. Fungsi kontrol sosial, yaitu bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan

pendapat orang lain dan apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka semua

kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik pula.

Berdasarkan uraian mengenai berbagai fungsi bahasa, dapat disimpulkan

bahwa bahasa berperan penting dalam segala aspek kehidupan. Bahasa dapat

membantu manusia dalam menjalankan berbagai tugas dan membuka gerbang

ilmu pengetahuan. Bahasa dapat membantu manusia untuk bersosialisasi dan

saling memahami satu sama lain serta menyatukan berbagai latar belakang

manusia yang berbeda-beda baik secara regional maupun internasional. Salah

satunya adalah Bahasa Indonesia yang digunakan oleh bangsa Indonesia.

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

7

Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara atau bahasa nasional yang

telah dinyatakan saat Sumpah Pemuda, yaitu tanggal 28 Oktober 1928 yang

berbunyi „Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,

Bahasa Indonesia‟ (Alwi, dkk, 2010: 1). Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai

bahasa negara menurut Mulyati (2015: 17-18) dan Alwi, dkk (2010: 2) adalah

sebagai berikut:

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia sebagai bahasa

negara yaitu dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam naskah Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia 1945. Sejak diproklamasikan kemerdekaan

Indonesia, Bahasa Indonesia mulai dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan

kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan.

2. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan

Peranan Bahasa Indonesia sebagai sarana ilmu seni sastra dan pengungkap

budaya menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia telah benar-benar menjadi satu-

satunya wahana dalam penyampaian ilmu pengetahuan serta media untuk

mengungkapkan seni sastra dan budaya bagi semua warga Indonesia dengan latar

belakang budaya serta bahasa daerah yang berbeda-beda. Kedudukan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa negara yaitu dengan pemakaian Bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak sampai

perguruan tinggi, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus

berbahasa Indonesia. Cara tersebut akan sangat membantu dalam meningkatkan

perkembangan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

8

3. Bahasa Indonesia sebagai penghubung tingkat nasional untuk berbagai

kepentingan

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan

digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antarbadan pemerintah dan

penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Penyeragaman sistem administrasi

dan mutu media komunikasi massa bertujuan agar isi atau pesan yang

disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

4. Bahasa Indonesia sebagai pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan

teknologi.

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan

penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran,

buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah, maupun media cetak lainnya.

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang lebih dibandingkan dengan

bahasa-bahasa lainnya yang ada di Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa

nasional yang digunakan untuk berkomunikasi secara nasional dan formal di

Indonesia baik dalam aktivitas pendidikan hingga kenegaraan. Bahasa Indonesia

menyatukan seluruh warga Indonesia dan mempermudah komunikasi satu sama

lain karena perbedaan bahasa dari setiap daerah. Bahasa Indonesia memiliki

kedudukan yang penting pula dalam dunia ilmu pengetahuan karena di Indonesia

sebagian besar ilmu pengetahuan menggunakan Bahasa Indonesia.

B. Bahasa Baku

Bahasa baku dan bahasa gaul memiliki perbedaan. Bahasa baku adalah

salah satu variasi bahasa yang diangkat dan disepakati sebagai ragam bahasa yang

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

9

akan dijadikan tolok ukur sebagai bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi

yang bersifat resmi, baik secara lisan maupun tulisan (Chaer dan Agustina, 2004:

190), sedangkan bahasa gaul apabila ditinjau dari segi bahasa Indonesia tidak

sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang diucapkan dengan nada

atau intonasi tertentu, sehingga terasa lucu, ringan, dan ekspresif (Siahaan, D.,

2007: 16). Alwi, dkk (2010: 20-21) mengungkapkan bahwa bahasa yang benar

adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang

dianggap baku, sedangkan bahasa yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat

menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa (sesuai situasi dan

kondisi). Alwi, dkk (2010: 14) mengemukakan bahwa ragam bahasa standar

memiliki sifat kemantapan dinamis yang berupa kaidah dan aturan yang tetap dan

tidak dapat berubah setiap saat serta sifat kecendekiaannya yang diwujudkan

dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan

penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal. Ragam bahasa baku

adalah ragam bahasa yang sama dengan bahasa resmi kenegaraan yang digunakan

dalam situasi resmi kenegaraan, termasuk dalam pendidikan, buku pelajaran,

undang-undang, dan lain sebagainya.

Fungsi bahasa baku menurut Alwi, dkk (2010: 14-16) adalah sebahai

berikut:

1. Fungsi pemersatu

Bahasa baku menghubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa.

Bahasa baku mempersatukan menjadi satu masyarakat bahasa dan meningkatkan

proses identifikasi penutur dengan seluruh masyarakat. Bahasa baku mampu

untuk menghilangkan perbedaan variasi dalam masyarakat dan membuat

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

10

terciptanya kesatuan masyarakat tutur dan memperkecil adanya perbedaan variasi

dialektal dan menyatukan masyarakat yang berbeda dialeknya.

2. Fungsi pemberi kekhasan

Bahasa baku memiliki kekhasan yang berbeda dari bahasa lainnya

sehingga memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang

bersangkutan. Bahasa Indonesia berbeda dari bahasa Melayu di Singapura dan

Brunei Darussalam.

3. Fungsi pembawa kewibawaan

Fungsi pembawa kewibawaan berhubungan dengan usaha orang untuk

mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan

bahasa baku. Pemakai ragam baku akan memiliki perasaan harga diri yang lebih

tinggi daripada yang tidak menggunakannya karena ragam bahasa baku tidak

dapat dipelajari dari lingkungan keluarga atau lingkungan hidup sehari-hari, tetapi

dapat dicapai melalui pendidikan formal. Ragam bahasa baku juga merupakan

lambang atau simbol suatu masyarakat tutur.

4. Fungsi sebagai kerangka acuan

Bahasa baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa

dengan adanya norma atau kaidah yang jelas dan menjadi tolok ukur bagi

tindakan pemakaian bahasa oleh penutur. Bahasa baku juga menjadi acuan bagi

fungsi estetika bahasa yang mencakup segala jenis pemakaian bahasa yang

menarik perhatian karena bentuknya yang khas, seperti dalam permainan kata,

iklan, dan tajuk berita.

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

11

C. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran di SD

Pada proses pembelajaran, terdapat dua hal yang tidak dapat dipisahkan,

yaitu belajar dan mengajar. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh

seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran), sedangkan mengajar

menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar (Sudjana,

2010: 28). Saat proses pembelajaran, terjadi interaksi antara guru dan siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan perubahan tingkah laku pada siswa melalui

berbagai pengalaman yang diperolehnya. Interaksi antara guru dan siswa

memerlukan komunikasi yang jelas. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

komunikasi yang digunakan oleh guru. Komunikasi akan menempatkan guru pada

posisi sebagai pemimpin, pembimbing, atau fasilitator belajar, apabila belajar

siswa tidak terarah maka pembelajaran menjadi tidak efektif.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan

sehingga dalam buku pelajaran, alat, media, dan sebagainya dibuat menggunakan

Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan untuk komunikasi dalam proses

belajar mengajar di kelas. Bahasa Indonesia digunakan untuk menjelaskan

berbagai materi, memberikan petunjuk, nasihat dan sebagainya kepada siswa. Di

sekolah dasar, penggunaan bahasa yang sederhana menyangkut (1) bahasa yang

jelas kata-katanya, ungkapan, maupun volume suaranya, (2) menggunakan

kalimat yang sederhana dan pendek, (3) mendefinisikan istilah-istilah yang baru,

(4) menghindari ungkapan yang kabur seperti kira-kira saja, barangkali, dan

sebagainya, serta (5) menggunakan waktu diam sejenak sebelum mengutarakan

hal yang penting (Murni, dkk, 2010: 90-91). Hal tersebut perlu dilakukan agar

siswa dapat mengerti dengan baik apa yang disampaikan oleh guru.

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

12

D. Kompetensi Guru

Kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan

proses dan hasil belajar siswa menurut Sudjana (2010: 19) dapat diguguskan

menjadi empat kemampuan, yaitu merencanakan program belajar mengajar,

melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar mengajar, menilai

kemajuan proses belajar mengajar, dan menguasai bahan pelajaran yang dibina.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007

(Kemendikbud, 2007) standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari

empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan

profesional yang terintegrasi dalam kinerja guru.

1. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman tentang peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya (Mulyasa, 2009:

75), sedangkan Mahsunah, dkk (2012: 27-28) menyatakan bahwa kompetensi

pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan

karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek, seperti fisik, moral, sosial,

kultural, emosional, dan intelektual yang berimplikasi bahwa seorang guru harus

mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

karena peserta didik memiliki karakter, sifat, dan ketertarikan yang berbeda.

Murni, dkk (2010: 32-33) mengemukakan bahwa pada kompetensi pedagogik,

guru harus menguasai beberapa kompetensi, diantaranya adalah:

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

13

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,

kultural, emosional, dan intelektual.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diajarkan.

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h. Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.

i. Memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Kompetensi pedagogik perlu dimiliki oleh guru agar dapat mengelola

kelas dan membimbing siswanya dengan baik. Guru harus mampu

mengoptimalkan potensi siswa dan mengaktualisasikan kemampuannya di kelas,

dan harus mampu melakukan penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan.

Penggunaan bahasa yang digunakan oleh guru akan mempengaruhi pembelajaran,

salah satunya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan siswa

menggunakan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi salah satu aspek yang

perlu dikuasai oleh guru untuk dalam melakukan pembelajaran di kelas karena

dengan Bahasa Indonesia dapat menyatukan dan memberi pemahaman kepada

siswa yang memiliki perbedaan bahasa daerah.

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

14

2. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia (Mulyasa, 2009: 117). Guru dituntut harus mampu membelajarkan peserta

didiknya tentang disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai

waktu, belajar bagaimana belajar, mematuhi aturan atau tata tertib, dan belajar

bagaimana harus berbuat (Mahsunah, dkk, 2012: 28). Kompetensi kepribadian

yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 16 Tahun 2007 (Kemendikbud, 2007) adalah sebagai berikut:

a. Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional

Indonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan

bagi peserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa.

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru, dan rasa percaya diri.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Guru harus mempunyai kemantapan kepribadian sebagai seorang guru.

Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi siswa untuk menjadi pribadi

yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam

masyarakat. Pengaruh tersebut dapat diberikan oleh guru dengan menunjukkan

kepribadian sebagai seorang guru yang mantap. Hal tersebut dapat dicontoh oleh

siswanya sehingga dapat terbentuk pribadi yang baik dalam diri siswa.

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

15

3. Kompetensi sosial

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh

dan merupakan suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Mahsunah, dkk (2012:

29), mengemukakan bahwa kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam

berkomunikasi, bekerjasama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang

menyenangkan. Menurut Murni, dkk (2010: 34), kompetensi sosial yang harus

dimiliki oleh guru adalah sebagai berikut:

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang

keluarga, dan status sosial ekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang

memiliki keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan

dan tulisan atau bentuk lain.

Guru sebagai suri tauladan bagi masyarakat dan siswa. Guru perlu

memiliki kemampuan sosial dengan orang lain atau masyarakat, dalam rangka

pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Kemampuan sosial yang baik akan

membuat hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar,

sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan

mendapat kesulitan.

4. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru

dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (Mahsunah, dkk, 2012: 29).

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

16

Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk

mencapai tujuan pembelajaran, sehingga guru dituntut untuk mampu

menyampaikan bahan pembelajaran, menguasai materi, dan mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan. Kompetensi profesional yang harus dimiliki

oleh guru (Murni, dkk, 2010: 34) adalah sebagai berikut:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata peajaran yang diajarkan.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diajarkan.

c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan

diri.

Guru mempunyai tugas untuk mengrahkan kegiatan belajar siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran sehingga guru dituntut untuk mengusai dan mampu

menyampaikan bahan pembelajaran. Pada saat pembelajaran, guru mempunyai

peranan dan tugas sebagai sumber materi. Guru haus senantiasa mendorong siswa

untuk bertanya, mengamati, melakukan eksperimen, serta menemukan fakta dan

konsep yang benar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat

kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat

kompetensi tersebut perlu dikuasai oleh guru agar memiliki kinerja yang baik,

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

17

mampu melakukan pembelajaran dengan baik profesional, serta mampu menjadi

contoh atau model bagi siswa dan masyarakat. Keempat kompetensi tersebut

dapat menunjukkan kematangan dan kelayakan guru sebagai seorang pengajar dan

pendidik. Di sekolah, guru tidak hanya berperan untuk mentransfer ilmu

pengetahuan, tetapi juga mendidik siswa agar menjadi manusia yang bermoral

dan berbudi pekerti.

E. Pentingnya Penguasaan Bahasa Indonesia oleh Pembelajar

Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu pendidikan dasar yang dapat

membentuk landasan yang kuat untuk tingkat pendidikan selanjutnya yang berarti

sekolah harus membekali lulusannya dengan keterampilan dasar yang memadai,

salah satunya adalah keterampilan berbahasa. Pembelajaran Bahasa Indonesia

dapat disisipkan pada setiap mata pelajaran. Tujuan dari pembelajaran Bahasa

Indonesia menurut Zulela (2012: 4-5) adalah sebagai berikut:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulisan.

b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

c. Memahami Bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan

efektif dalam berbagai tujuan.

d. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial.

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

18

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan karya sastra Indonesia sebagai khasanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Berdasarkan tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia di atas, terlihat

bahwa penguasaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sangat penting bagi

pembelajar agar siswa mampu menimba berbagai ilmu pengetahuan,

mengapresiasi seni, serta mengembangkan dirinya secara berkelanjutan.

Penguasaan Bahasa Indonesia dapat membuat seseorang menjadi makhluk sosial

budaya, membentuk pribadi menjadi warga negara, serta untuk memahami dan

berpartisipasi dalam proses pembangunan untuk masa kini dan masa mendatang

yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan informasi yang semakin canggih

(Zulela, 2012: 2). Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik akan memudahkan

siswa untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang beragam dan dengan latar

belakang yang berbeda karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan

untuk memudahkan dalam menimba ilmu karena di Indonesia Bahasa Indonesia

digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan.

F. Campur Kode

Campur kode adalah suatu keadaan berbahasa apabila orang mencampur

dua atau lebih bahasa dan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke

dalam bahasa yang lain, unsur-unsur yang menyisip tersebut tidak mempunyai

fungsi sendiri (Wijana dan Rohmadi (2013: 117). Pada campur kode, terdapat

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

19

sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi serta

keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur

hanyalah berupa serpihan-serpihan saja, tanpa fungsi atau keotonomiannya

sebagai sebuah kode (Chaer dan Agustina, 2004:114). Lebih lanjut, Chaer dan

Agustina mengatakan bahwa inti dari campur kode adalah terdapat satu bahasa

yang digunakan, tetapi di dalamnya terdapat serpihan-serpihan dari bahasa-bahasa

lain. Suwandi (2008: 88) mengemukakan bahwa campur kode memiliki ciri, yaitu:

1. Penggunaan dua bahasa atau lebih untuk itu berlangsung dalam situasi

informal, santai, atau akrab.

2. Tidak ada sesuatu dalam situasi berbahasa yang menuntut terjadinya campur

kode.

3. Campur kode dapat berupa pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dan

sebagainya.

Bentuk atau wujud campur kode menurut Wijana dan Rohmadi (2013:

171-178) adalah campur kode yang berwujud kata, campur kode yang berwujud

kelompok kata, campur kode yang berwujud kata ulang, campur kode yang

berwujud idiom, dan campur kode yang berwujud klausa. Lebih lanjut, Wijana

dan Rohmadi mengemukakan bahwa campur kode disebabkan oleh latar belakang

sosial budaya dan situasinya. Pemakaian ragam bahasa nonformal pada situasi

formal dapat berkenaan dengan tingkat kemampuan bahasa penutur seperti baru

bisa berbahasa Indonesia ragam tak formal dan belum dapat menggunakan ragam

formal (Chaer dan Agustina, 2004: 117-118). Pemakaian campur kode banyak

terjadi di Indonesia, seperti pemakaian Bahasa Indonesia yang dicampur dengan

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

20

bahasa daerah. Campur kode dapat dilatarbelakangi oleh berbagai hal, antara lain

kebiasaan, penegasan, latar belakang wilayah penutur, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa dalam campur kode

peristiwa tutur yang di dalamnya terdapat pencampuran dua bahasa atau lebih.

Campur kode dapat memiliki tujuan tertentu, contohnya adalah agar lawan bicara

lebih memahami apa yang dimaksudkan oleh penutur. Campur kode dapat

dipengaruhi oleh berbagai situasi dari penutur dan lawan bicaranya.

G. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian tentang campur kode dan alih kode telah dilakukan,

diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian Rulyandi, Rohmadi dan Sulistyo (2014) tentang alih kode dan

campur kode, menunjukkan hasil bahwa di kelas X SMA Muhammadiyah 4

Yogyakarta, guru dan siswa masih menggunakan dua bahasa (Jawa dan

Indonesia) sebagai alat komunikasi dalam situasi formal. Saat proses

pembelajaran berlangsung, guru menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa

Jawa sehingga terjadi alih kode dan campur kode serta dalam

pembelajarannya lebih banyak menggunakan Bahasa Jawa meskipun mata

pelajaran yang diajarkan adalah Bahasa Indonesia. Tujuan guru menggunakan

alih kode dan campur kode dalam pembelajaran adalah untuk memperlancar

komunikasi antara guru dan siswa, sehingga memudahkan siswa untuk

memahami materi pembelajaran. Wujud campur kode yang terjadi berupa

penyisipan kata, klausa, pengulangan kata, dan idiom atau ungkapan. Faktor

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

21

penyebab campur kode adalah penutur, lawan tutur, hadirnya penutur ketiga,

topik pembicaraan, dan untuk membangkitkan rasa humor.

2. Penelitian oleh Susmita (2015) tentang alih kode dan campur kode pada

pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru dan siswa di SMP

Negeri 12 Kerinci ditemukan bahwa terdapat alih kode dan campur kode

dalam proses pembelajaran. Guru dan siswa menggunakan Bahasa Indonesia

dan bahasa daerah (Kerinci, Melayu Jambi, Minangkabau) dalam

berkomunikasi saat proses pembelajaran. Wujud alih kode yang ditemukan

dalam penelitian ini berupa alih kode berupa klausa dan kalimat, sedangkan

campur kode berupa kata dan frasa. Faktor penyebab alih kode adalah

perubahan kalimat dan terpengaruh oleh lawan bicara, sedangkan faktor

penyebab campur kode adalah kebiasaan, penggunaan kosakata, dan humor.

Pembatasan terhadap alih kode dan campur kode perlu dilakukan untuk

memaksimalkan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah agar siswa dapat

berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Penelitian oleh Sumarsih, dkk (2014) tentang alih kode dan campur kode,

menemukan bahwa “code switching and code mixing in Indonesia have been

divided into three class, they are word class, phrase class, and sentence class,

and the highest number is word level which is 57,3%”. Banyak penutur Batak

Toba dan Mandailing menggunakan bahasa yang lain, yaitu Bahasa Indonesia

dan bahasa Inggris pada kesehariannya. Dari data tersebut menunjukkan

bahwa dalam penggunaan Bahasa Indonesia masih terdapat campur kode dan

alih kode, begitu pula sebaliknya saat menggunakan bahasa daerah, penutur

mencampurnya dengan Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

22

4. Penelitian oleh Ariffin dan Husin (2011) tentang alih kode dan campur kode

antara bahasa Malaysia dan bahasa Inggris di kelas. Mereka mengungkapkan

bahwa “code switching/ code mixing in both Bahasa Malaysia and emerged

as the instructiors’ code choicein the classrom, but students are not totally

linguistically equipped to support the policy”. Pada penelitian Ariffin dan

Husin alih kode dan campur kode sering digunakan untuk memberikan

instruksi pada siswa dan untuk mempermudah siswa dalam belajar Bahasa

Inggris. Penggunaan alih kode dan campur kode dalam pembelajaran

membuat siswa lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru, terutama

saat siswa belajar bahasa Inggris.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

campur kode dan alih kode merupakan kondisi yang sangat wajar terjadi dalam

situasi di mana penggunaan bahasa ibu masih mendominasi. Dalam penelitian ini

juga mengkaji tentang campur kode, namun penelitian ini tidak hanya terfokus

hanya pada pelajaran Bahasa Indonesia saja, tetapi pada mata pelajaran lain juga.

Penelitian ini lebih fokus pada penggunaan Bahasa Indonesia yang digunakan

oleh guru saat mengajar di kelas dan campur kode yang dilakukan oleh guru saat

pembelajaran. Campur kode yang dilakukan oleh guru ditelaah dan dikaji tentang

upaya guru mendorong siswa dalam berbahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan

di kelas dengan tingkatan yang berbeda (kelas rendah dan tinggi di SD).

H. Kerangka Pikir

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan dalam

pembelajaran di SD. Kemampuan guru dalam menggunakan Bahasa Indonesia

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan ...repository.ump.ac.id/4445/3/BAB II.pdf · A. Hakikat, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia . ... Alat untuk menjalankan

23

sangat dibutuhkan. Di samping untuk bisa memahamkan siswa tentang materi

yang dipelajari, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik oleh guru juga menjadi

teladan bagi siswa, namun pemakaian campur kode sangat mungkin terjadi dalam

penggunaan Bahasa Indonesia, apalagi jika penggunaan bahasa ibu masih

mendominasi proses komunikasi. Campur kode dapat disebabkan dari latar

belakang penuturnya, kebiasaan, agar lebih komunikatif, dan sebagainya. Peneliti

berusaha untuk menggali lebih dalam tentang campur kode yang digunakan oleh

guru, seperti alasan penggunaan, maksud campur kode, faktor penyebab, dan

sebagainya. Guru diharapkan mampu untuk memperbaiki dan menggunakan

Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat proses pembelajaran di sekolah.

Kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Penggunaan

Bahasa Indonesia

oleh guru

- Konsistensi

- Campur kode

- tidak konsisten

- ada campur

kode

- Konsisten

- tidak ada

campur kode

Penggunaan Bahasa Indonesia…, Purbaning Wahyu Diana, FKIP, UMP, 2017