BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf ·...

19
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a. Pengertian shalat Pengertian shalat dari bahasa Arab As-sholah, sholat menurut Bahasa / Etimologi berarti Do‟a dan secara terminology/istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam., yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepadaNya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaranNya atau mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau kedua- duanya. 6 Sebagaimana perintah-Nya dalam surah al-Ankabut ayat 45: 6 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,(Sinar Baru Algensindo), hlm. 53

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Shalat

a. Pengertian shalat

Pengertian shalat dari bahasa Arab As-sholah, sholat

menurut Bahasa / Etimologi berarti Do‟a dan secara

terminology/istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir

dan hakiki.

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan

perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam., yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut

syarat-syarat yang telah ditentukan.

Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa)

kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepadaNya

serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaranNya atau

mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang

kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau kedua-

duanya.6 Sebagaimana perintah-Nya dalam surah al-Ankabut

ayat 45:

6 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,(Sinar Baru Algensindo), hlm. 53

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

8

45. bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu

Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan

Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui

apa yang kamu kerjakan.7

Dari beberapa pengertaian diatas dapat disimpulkan bahwa

shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan

dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan

salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara‟.

b. Tujuan shalat

Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang

tidak dapat ditandingi oleh ibadah manapun juga, ia merupakan

tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan shalat.

Adapuntujuan didirikan shalat menurut al- Qur‟an dalam

surah al- Ankabut ayat 45

Artinya:… dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. …

7 Al Qur’an dan Terjemah (PT. Karya Toha Putra).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

9

Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung

unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan

melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar.

Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga

mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka

dirikan , maka mereka tidak akan berbuat jahat.

c. Syarat – syarat rukun wajib syahnya shalat

1. Syarat Wajib Shalat

a). Islam

b). Baligh

Sebagaimana dalam sabda Rasulullah yang

artinya: “dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw

bersabda, perintahkan anak- anakmu untuk shalat ketika

mencapai usia 7 tahun dan pukullah mereka jika (belum

mengerjakan shalat) ketika usia 10 tahun dan pisahkanlah

tidurnya (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

c). Berakal

Sebagai hadis yang artinya : “ telah diangkat pena itu dari

tiga perkara, yaitu anak-anak sehingga dewasa (baligh), dari orang

tidur sehingga ia bangun dan dari orang gila sehingga ia sehat

kembali”. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

d) Suci dari hadats dan najis, baik kecil maupun besar.

2. Syarat Sah Shalat

a). Suci dari hadats, baik hadats kecil maupun besar.

b). Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.

c). Menutup aurat. Aurat laki-laki antar pusar sampai litut

dan aurat perempuan adalah seluruh badannya kecuali muka dan

telapak tangan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

10

d).Telah masuk waktu shalat, artinya tidak sah bila

dikerjakan belum masuk waktu shalat atau telah habis waktunya8.

Sebagaiman diterangkan dalam surah An- Nisa ayat 103

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu),

ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.

kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu

(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan

waktunya atas orang-orang yang beriman.

e). Menghadap kiblat

3. Rukun Shalat

Rukun shalat bias juga disebut fardhu. Perbedaan antara

syarat dan rukun shalat adalah bahwa syarat merupakan sesuatu

yang harus ada pada suatu pekerjaan amal ibadah itu dikerjakan ,

sedangkan pengertian rukun atau fardu adalah sesuatu yang harus

ada pada suatu pekerjaan/amal ibadah pada waktu pelaksanaan suatu

pekerjaan /amal ibadah tersebut.

8 Buku siswa/Kementerian Agama, Jakarta: kementerian Agama

2015, hlm.17

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

11

Rukun Shalat ada 13 yaitu:

a). Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan shalat

karena Allah SWT

b). .Berdiri bagi yang mampu.

c). Takbirotul Ihram.

d). Membaca Surah Al-fatihah.

e). Ruku‟ dan Thuma‟ninah

f). I‟tidal dengan Thum‟ninah.

g). Sujud dua kali dengan thuma‟ninah.

h). Duduk diantara dua sujud dengan thum‟ninah.

i). Duduk yang terakhir.

j). Membaca Tasyahud pada waktu duduk akhir.

k). Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW9

pada tasyahud akhir setelah membaca tasyahud.

l). Mengucapkan Salam.

m). Thuma‟ninah pada setiap gerakan.

n). Tertib, maksudnya ialah melaksanakan ibadah

shalat harus berurutan dari rukun yang pertama sampai yang

terakhir.

4. hal – hal yang membatalkan shalat

a). Meninggalkan salah satu rukun shalat atau

memutuskan rukun sebelum sempurna dilakukan.

9 Buku siswa/Kementerian Agama, Jakarta: kementerian Agama

2015, hlm.19

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

12

b). Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat

seperti berhadats, terbuka aurat.

c). Berbicara dengan sengaja.

“ Pernahkami berbicara pada waktu shalat, masing-

masing dari kami berbicara dengan temannya yang ada di

sampingnya, sehingga turun ayat : dan berdirilah untuk Allah

(dalam shalatmu)dengan khusyu‟”. (HR. Jamaah Ahli Hadits

kecuali Ibnu Majah dari Zain bin Arqam).

d). Banyak bergerak dengan sengaja.

e). Makan dan minum.

f). Menambah rukun fi‟li, seperti sujud tiga kali.

g). Tertawa. Adapun batuk, bersin tidaklah

membatalkan shalat.

h). Mendahului imam sebanyak 2 kali, khusus bagi

ma‟mum.

d. Cara mengerjakan shalat

1. Menghadap ka‟bah.

2. Berdiri.

3. Kewajiban menghadap sutrah.

4. Niat.

5. Takbiratul Ihram.

6. Mengangkat kedua tangan

7. Bersedekap

8. Memandang tempat sujud

9. Membaca do‟a Iftitah

10. Membaca Ta‟awwudz

11. Membaca al- Fatihah

12. Membaca Amiin

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

13

13. Bacaan surah setelah al-Fatihah

14. Ruku‟

15. I‟tidal dari Ruku‟

16. Sujud

17. Bangun dari sujud

18. Duduk antara dua sujud

19. Duduk Tasyahud Awal dan Tasyahud Akhir

20. Salam

e. Macam – Macam Shalat Fardhu

1. Shalat Dhuhur

2. Shalat „Ashar

3. Shalat Maghrib

4. Shalat Isya‟

5. Shalat Subuh

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan

melalui pengalaman ( learning is defined as the modification

or strengthening of behavior through experience)10

.

Adapun belajar menurut Morgan, (dalam

Agus Suprijono, 2009;3) Adalah perubahan perilaku

yang bersifat permanen sebagai hasil dari

pengalaman.11

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto

10

Oemar Hamalik, proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), hlm.27

11 Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.3

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

14

(2011;85) belajar merupakan suatu perubahan dalam

tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah

kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang

lebih buruk.12

Dalam modul PLPG (2010) dijelaskan

bahwa belajar adalah proses bagi peserta didik dalam

membangun gagasan dan pemahaman sendiri.13

Maka

kegiatan pembelajaran seharusnya memberi

kesempatan pada peserta didik untuk melakukan

proses belajarnyasecara mudah, lancer dan

termoyivasi.

Dari beberapa pengertian diatas dapat

dipahami bahwa belajar merupakan proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan.

3. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Shalat

Pembelajan adalah proses belajar mengajar yang terdiri dari

dua kata belajar dan mengajar. Belajar menurut Fatah Syukur adalah

proses penyampaian pesan dari saluran atau media tertentu ke

12

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; PT REMAJA

ROSDAKARYA, 2011), HLM.85

13 PSG LPTK, Modus PLPG, (Semarang: IAIN, 2010), hlm. 56

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

15

penerima pesan atau disebut proses komunikasi.14

Pembelajaran

adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur

manusiawi, material fasilitas, pelengkap dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Shalat adalah suatu bentuk pengabdian seorang hamba kepada

Allah yaitu dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan

salam. Dan shalat ini adalah merupakan kewajiban bagi seorang

muslim. Orang yang selalu mendirikan shalat hatinya bersih (jernih)

jauh dari kotoran – kotoran dosa serta jauh dari perbuaan maksiat serta

segala perilakunya selalu memancarkan cahaya Ilahi. Sebagaimana

dalam al-Qur‟an:

Artinya: apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al

Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).

dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.15

14

Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: IAIN Press,2005),

hlm. 8

15 Al Qur’an dan Terjemah (PT. Karya Toha Putra).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

16

Dalam pembelajaran salat fardu mempunyai dimensi kognitif

dan psikomotor yang harus dicapai. Pada bab salat yang dibahas

adalah masalah macam-macam salat fardu, gerakan salat fardu, dan

bacaan salat. Apalagi salat adalah salah satu ibadah mahdoh yang

diwajibkan oleh Allah untuk itu dalam pelaksanaannya seseorang

diharuskan dapat mengerjakan secara praktek dengan baik dan benar.

Untuk itu dalam proses pembelajaran salat fardu metode demonstrasi

menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat mewujudkan

tujuan tersebut.

2. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demontrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan

cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan

melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun

melalui penggunaan media pelajaran yang relevan dengan

pokok pembahasan atau materi yang sedang disajikan.16

Konsep pendidikan pada dasarnya membuat

siswa memiliki kompetensi tamatan sesuai jenjang

sekolah, yaitu pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan

melaksanakan tugas atau mempunyai kemampuan untuk

mendekatkan dirinya dengan lingkungan alam,

lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan kebutuhan

daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan di negara kita

16

Jamal Makmur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif Kreatif dan

Inovatif (Yogyakarta: Diva Press, 2009), hlm. 142.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

17

dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan yang

menitikberatkan pada model belajar konvensional seperti

ceramah sehingga kurang mampu merangsang siswa

untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.

Suasana belajar seperti itu, semakin menjauhkan peran

pendidikan dalam upaya mempersiapkan warga negara

yang baik dan masyarakat yang cerdas (Djahiri, 1993)

Salah satu alternatif model pembelajaran yang

dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut

adalah model metode pembelajaran demonstrasi. Yang

dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara

mengajar, di mana guru melakukan suatu percobaan

tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta

menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil

pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievalusi oleh

guru.

Setiap orang selalu punya kewajiban untuk

melakukan tugas tertentu seperti halnya seorang guru di

tuntut agar menjalankan kewajiban itu sepenuh tanggung

jawab. Setiap kewajiban berisi tugas dan setiap tugas

harus di laksanakan. Tugas yang di laksanakan akan

dianggap selesai apabila tujuan yang hendak dicapai

sudah terwujud. Seorang guru tersebut harus merasa

yakin bahwa jalan yang harus ditempuhnya untuk sampai

kepada tujuan dapat dilakukan dengan cara atau metode

yang tepat dan cocok untuk diterapkan kepada peserta

didiknya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

18

Adapun cara atau metode yang terbaik untuk

diterapkan itu banyak sekali tergantung pada

karakteristik peserta didik masing-masing, salah satunya

adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi

merupakan metode yang sangat efektif dalam membantu

anak didik untuk menjawab kebutuhan belajarnya

dengan usaha sendiri berdasarkan fakta dan data yang

jelas dan benar yang diperolehnya dari demonstrasi.

b. Langkah-langkah dalam Penerapan

Metode Demonstrasi dalam

Pembelajaran Salat

Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam

penerapan metode demonstrasi antara lain :

1. Usahakan demonstrasi dapat diikuti dan diamati oleh

seluruh siswa.

2. Tetapkan tujuan demonstrasi sehingga siswa dapat

memahami masalah yang akan didemonstrasikan.

3. Siapkan alat atau media yang akan digunakan dalam

penerapan demonstrasi.

4. Selama demonstrasi berlangsung guru harus mengawasi

pekerjaan siswa. Bila perlu member saran atau pertanyaan

yang menunjang kesempurnaan jalannya demonstrasi.

5. Setelah demonstrasi selesai guru harus mengumpulkan

dan menganalisis hasil temuan atau masalah dari

penerapan metode demonstrasi, mendiskusikannya di

kelas dan mengevaluasi dengan tes dan tanya jawab

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

19

Agar penyampaian metode demonstrasi dalam pembelajaran

salat fardu dapat mencapai tujuan yang diharapkan guru perlu

memahami hal-hal berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan belajar itu meliputi rumusan tentang

apa yang akan diajarkan, cara mengajar, dan tingkat

penguasaan siswa terhadap bahan yang diajarkan. Secara

sederhana perencanaan pembelajaran itu memuat materi

yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran, strategi

pembelajaran, dan evaluasi yang digunakan untuk

mengukur keberhasilan pembelajaran.17

Perencanaan pembelajaran merupakan langkah

penting untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.

Apabila rencana pembelajaran disusun secara baik akan

menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

efektif dan efisien. Oleh sebab itu, perencanaan

pembelajaran memiliki beberapa manfaat.

b. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran.

Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana

disebutkan di atas dimaksudkan agar dapat dicapai

perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran

ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

17

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), hlm. 2.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

20

1. untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali

dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan

dengan adanya desain pembelajaran;

2. untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan

pendekatan sistem;

3. perencanaan desain pembelajaran diacukan pada

bagaimana seseorang belajar;

4. untuk merancang suatu desain pembelajaran diacukan

pada secara perorangan;

5. pembelajaran yang akan dilakukan akan bermuara pada

ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada

tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari

pembelajaran;

6. sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran

adalah mudahnya siswa untuk belajar;

7. perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua

variabel pembelajaran;

8. inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah

penerapan metode pembelajaran yang optimal untuk

mencapai tujuan yang telah diterapkan.18

Adapun pokok keterampilan yang hendak dicapai

dalam pembelajaran salat fardu antara lain :

1) Siswa dapat memahami dan melaksanakan tata cara salat.

2) Dapat menyebutkan macam-macam salat fardu.

18

Suwardi, Op.Cit., hlm. 29.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

21

3) Mampu melafalkan bacaan salat.

4) Mengetahui hal-hal yang membatalkan salat.

5) Mengetahui syarat sah dan rukun salat.

6) Mengetahui ketentuan waktu salat fardu.

1. Manfaat Mempelajari Salat Fardu

Sebagai seorang muslim sejati, bila mendengarkan

panggilan salat (adzan) setiap waktu salat merupakan sesuatu

yang membahagiakan kita. Betapa tidak dengan menunaikan

ibadah salat, amat banyak yang kita peroleh, dalam kehidupan

di dunia maupun di akhirat kelak. Disinilah letak pentingnya

bagi kita untuk membuka takbir rahasia salat sebagai salah

satu bagian terpenting dari ibadah sehari-hari yang merupakan

kewajiban bagi kita.

1) Menguatkan Jiwa

Dalam hidup ini tak sedikit kita dapati manusia

yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu

mengikuti apapun yang menjadi keinginannyaa meskipun

keinginannya itu merupakan suatu yang mungkar dan

mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di

dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu

dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikan, bukan

membunuh manusia yang membuat kita tidak mempunyai

keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.

Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami

kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

22

yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan

mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt. Sebagai

Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung

mengarahkan manusia pada kesesatan.

Allah memerintahkan kita memperhatikan

masalah ini dalam firman-Nya yang artinya :

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu Al-

Kitab (Al- Qur’an) dan didirikannya salat, sesungguhnya

salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan

mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat)

adalah lebih besar (keutamaan dari ibadah-ibadah yang

lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(QS. Al-Ankabut : 45).19

Dengan ibadah salat, maka manusia akan berhasil

mengendalikan hawa nafsunya membuat jiwanya menjadi

kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan

memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat

yang suci dan ini akan membuatnya mengetuk dan

membuka pintu-pintu langit sehingga dikabulkan oleh

Allah SWT.

2) Mendidik Kemauan

Salat mendidik seseorang untuk memiliki

kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan,

meskipun untuk melaksanakannya terhalang berbagai

kendala. Salat yang baik akan membuat seseorang terus

19

Al Qur’an dan Terjemah (PT. Karya Toha Putra) hlm. 635

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

23

mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun

peluang untuk menyimpangnya begitu besar. Karena itu,

Rasulullah SAW menyatakan: Salat itu tiang agama.

Dalam kaitan ini, maka salat akan membuat

kekuatan rohani seorang muslim semakin prima.

Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang

tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai

keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar,

dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim

tidak akan berputus asa meskipun penderita yang dialami

sangat sulit.

3) Menyehatkan Badan

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, salat

yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh

positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya

dinyatakan oleh Rasulullah SAW tetapi juga dibuktikan

pada dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang tidak

pernah meragukannya lagi. Mereka berkesempatan bahwa

pada gerakan salat mengandung unsure senam jasmani,

sehingga dapat menyehatkan tubuh, mencegah otot dan

pada bangun pagi atau waktu melaksanakan salat subuh

udara masih sejuk dan segar sehingga badan kita merasa

ada yang fresh di dalam tubuh kita. Dan apabila kita

melaksanakan salat secara berjamaah dapat kita rasakan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

24

terjalinnya persaudaraan antara kaum muslim dengan

muslimin yang lainnya.

B. Kajian Pustaka

Penelitian – peelitian sebelumnya yang menjadi

rujukan, antara lain:

1. Zairuddin, Penerapan metode demonstrasi

dalam pembelajaran sholat fardhu dalam

upaya meningkatkan ketrampilan ibadah

siswa pada kelas I MI Al- Watoniyyah 01

Pedurungan Semarang.20

2. Ana Rubaiah, Peningkatan hasil belajar Fiqh

materi sholat Fardhu menggunakan metode

demontrasi di kelas 2 MI Sultan Fatah

Bintoro Demak 2013.21

A. Hipotesa Tindakan

20

Zainuddin, Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran

sholat fardhu dalam upaya meningkatkan ketrampilan ibadah

siswa pada kelas I MI Al- Watoniyyah 01 Pedurungan

Semarang2010. Salatiga: STAIN Salatiga,2010, hlm.79

21 Ana Rubaiah, Peningkatan hasil belajar Fiqh materi sholat Fardhu

menggunakan metode demontrasi di kelas 2 MI Sultan Fatah Bintoro Demak

2013. IAIN Walisongo, 2010, hlm 55

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat a.eprints.walisongo.ac.id/6705/3/BAB II.pdf · 13. Bacaan surah setelah al-Fatihah 14. Ruku‟ 15. I‟tidal dari Ruku‟ 16. Sujud

25

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah

penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan ibadah salat

fardu pada siswa kelas 2 SD Islam Sultan Agung 4 Semarang

Tahun pelajaran 2015/2016.

Dengan metode demontrasi peserta didik terlibat dalam

proses pembelajaran secara langsung, karena itu akan tercipta

pembelajaran yang kondusif serta dapat memudahkan peserta

didik dalam menerima dan memahami pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Dengan pemahaman peserta didik

terhadap pelajaran maka hasil belajarpeserta didik dapat

meningkat.