BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama...

28
20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam literatur asing buku pelajaran diistilahkan dengan texbook. Buku pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional) yang berkaitan dengan bidang studi. 1 Hal senada juga dikemukakan oleh Mungin Eddy Wibowo bahwa buku pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan siswa sebagai sumber dan media pembelajaran (instruksional). 2 Dari uraian buku pelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan buku pelajaran PAI adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional) yang berkaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Buku-buku yang biasa digunakan di sekolah-sekolah (SD, SMP, SMU) di Indonesia terdiri atas 4 jenis, yaitu: 1) Buku pelajaran atau buku teks, 2) Buku bacaan, 3) Buku sumber, 4) Buku pegangan guru yang biasa mendampingi buku teks. 3 Adapun buku pelajaran atau buku teks terdiri atas buku pelajaran pokok dan buku pelajaaran pelengkap. Buku pelajaran pokok disediakan oleh pemerintah atau Departemen Penididkan Nasional. Sedangkan buku pelajaran pelengkap adalah buku-buku terbitan swasta yang dibeli oleh 1 Tatat Hartati, Potensi Buku Anak-anak, http//www.pikiranrakyat.com/ cetak/0504/17/ 0801.htm ., hlm. 1-2. 2 Mungin Eddy Wibowo, Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran, http//www. mailarchive.com/[email protected]/msy26683.htm , hlm.1. 3 Dedi Supriadi, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia; Problematika Penilaian, Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), hlm. 1.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dalam literatur asing buku pelajaran diistilahkan dengan texbook.

Buku pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang

tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional) yang berkaitan dengan

bidang studi.1 Hal senada juga dikemukakan oleh Mungin Eddy Wibowo

bahwa buku pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan siswa sebagai

sumber dan media pembelajaran (instruksional).2

Dari uraian buku pelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

yang dimaksud dengan buku pelajaran PAI adalah buku yang dijadikan

pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran

(instruksional) yang berkaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama

Islam (PAI).

Buku-buku yang biasa digunakan di sekolah-sekolah (SD, SMP,

SMU) di Indonesia terdiri atas 4 jenis, yaitu: 1) Buku pelajaran atau buku

teks, 2) Buku bacaan, 3) Buku sumber, 4) Buku pegangan guru yang biasa

mendampingi buku teks.3

Adapun buku pelajaran atau buku teks terdiri atas buku pelajaran

pokok dan buku pelajaaran pelengkap. Buku pelajaran pokok disediakan

oleh pemerintah atau Departemen Penididkan Nasional. Sedangkan buku

pelajaran pelengkap adalah buku-buku terbitan swasta yang dibeli oleh

1 Tatat Hartati, Potensi Buku Anak-anak, http//www.pikiranrakyat.com/ cetak/0504/17/

0801.htm., hlm. 1-2. 2 Mungin Eddy Wibowo, Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran, http//www.

mailarchive.com/[email protected]/msy26683.htm, hlm.1. 3 Dedi Supriadi, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia; Problematika Penilaian,

Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), hlm. 1.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

21

sekolah atau siswa berdasarkan pilihan setempat. Pengertian “setempat” di

sini bisa sekolah atau daerah.4

2. Peranan dan Manfaat Buku Pelajaran a. Peranan Buku Pelajaran

Di negara-negara miskin, dengan guru yang terbatas, buku pelajaran/buku teks menajdi sangat penting sekali, dan merupakan satu-satunya saarana untuk kurikulum. Tanpa buku pelajaran, ketrampilan, konsep dan bahan yang diperlukan kurikulum tidak dapat diajarkan. Tidak adanya sumber informasi lain yang lebih luas, menjadikan buku pelajaran atau buku teks lain sebagai sumber bahan dan informasi yang amat sangat penting sekali dan sering buku pelajaran dijadikan satu-satunya sumber bahan dan informasi pengajaran bagi guru. Lebih-lebih, baik guru maupun murid tidak mempunyai akses pada bahan ajar dan sumber belajar alternatif, buku pelajaran dijadikan satu-satunya dasaar untuk pengujian dan penilaian.5

Oleh karena itu, buku pelajaran dan bahan ajar lain mempunyai dampak langsung pada apa yang diajarkan di sekolah dan bagaimana bahan itu diajarkan, maka pengembangan dan materi kurikulum merupakan hal yang peka secara politis sangat penting. Jadi, adanya mekanisme untuk meninjau kembali dan mengawasi kualitas bahan ajar yang dipakai di kelas dalam kaitannya dengan relevansi, muatan, pendekatan pendidikan dan efektivitas, juga untuk memastikan penyediaan bahan ajar mencerminkan kebijakan pemerintah.6

b. Manfaat Buku Pelajaran Manfaat buku pelajaran antara lain:

1) Buku pelajaran membantu guru melaksanakan kuriulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.

4 Ibid., hlm. 2. 5 Pernille Askerud, “Penerbitan Untuk Pendidikan dan Pengadaan Buku”, dalam Philiph

G. Albach dan Damtew Teferra eds., P. Soemitro, terj. Bunga Rampai Penerbitan dan Pembangunan, (Jakarta: Grasindo, 2000), hlm. 134.

6 Ibid., hlm. 134-135.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

22

2) Buku pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran.

3) Buku pelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.

4) Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan dalam waktu yang lama.

5) Buku pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun guru berganti.

6) Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan-bahan standar pengajaran.

7) Buku pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap bila guru menggunakannya dari tahun ke tahun.7

3. Standar Penilaian Buku Pelajaran Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa buku pelajaran sangat

berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Agar keberadaan buku pelajaran yang digunakan di sekolah dapat efektif untuk menunjang pencapaian kompetensi dan bermakna terhadap prestasi belajar, maka buku-buku pelajaran harus memenuhi standar mutu.8

Menurut Depdiknas, bahwa standar penilaian buku pelajaran, meliputi materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan dan grafika, sedangkan aspek isi atau materi harus memperhatikan empat aspek, yaitu relevansi, adequasi, keakuratan dan proporsionalitas.9 Pendapat yang sama dikemukakan Maman Suryana, Tim Pengembang Bahasa Indonesia UNY menjelaskan penilaian kwalitas buku pelajaran meliputi 4 aspek yaitu isi atau materi pelajaran, penyajian materi, bahasa dan keterbacaan dan format buku atau grafika. Maman menegaskan, dalam hal isi atau materi pelajaran ada 4 hal yang perlu diperhatikan: kesesuian (relevansi), ketercukupan (adequasi), ketepatan (akurasi) dan keberimbangan (proporsionalitas).10

7 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 103. 8 Ibid. 9 Depdiknas, Standar Penilaian Buku Pelajaran, (Jakarta: Pusbuk, 2003), hlm. 10. 10 Maman Suryaman dalam Suara Merdeka, Menyelamatkan Anak dari Buku Tidak

Bermutu, http//www.suaramerdeka.com/harian/0401/29/kha 5.htm. hlm. 1.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

23

Sementara itu, menurut Mungin Eddy Wibowo, bahwa penilaian kwalitas buku pelajaran meliputi: isi materi, penyajian materi, bahasa dan keterbacaan, serta grafika. Dalam aspek isi materi pelajaran yang disajikan harus memperhatikan:a) relevansi dalam arti buku pelajaran harus relevan dengan kurikulum yang berlaku, kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan pada tingkat tertentu dan relevan dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa; b) kecukupan mengandung arti bahwa muatan materi harus memadai dalam rangka mencapai kompetensi; c) keakuratan dimaksudkan bahwa isi materi yang disajikan harus benar-benar secara keilmuan, mutakhir, bermanfaat bagi kahidupan, pengemasan sesuai dengan pengetahuan; d) proporsionalitas dimaksudkan bahwa uraian materinya memenuhi keseimbangan kelengkapan, keseimbangan kedalaman, dan seimbang antara materi pokok dengan materi pendukungnya.11

Dedi Supriadi mengemukakan bahwa penilaian kwalitas buku pelajaran pelengkap meliputi:aspek isi atau substansi, bahasa, grafika dan keamanan nasional. Aspek isi atau materi harus memperhatikan: a) mendukung isi pokok bahasan yang meliputi kesesuaian dengan kurikulum; b) kebenaran dan kelengkapan materi yang meliputi konsep, isi pokok bahasan, istilah, lambang dan notasi, contoh atau ilustrasi; c) organisasi atau sistematika; d) penyajian menarik dari sederhana ke kompleks, mudah dipahami serta mendorong keaktifan siswa untuk berfikir dan belajar; e) tata krama penulisan dan kepustakaan.12

Aspek bahasa yang harus diperhatikan meliputi paragraph, bentuk dan pilihan kata, penggunaan istilah, struktur kalimat dan ejaan. Adapun aspek grafika yang harus diperhatikan adalah:tipografi (jenis huruf, korp, spasi, lebar susunan, bentuk susunan atau kolom aksentuasi); tata letak (pola atau margin, keseimbangan dan kesesuian); kwalitas cetak (kerataan tinta, kerapatan cetak dan cetakan tembus); kwalitas penyelesaian (pengeleman, jahitan, pelipatan dan pemotongan); ilustrasi (jenis, daya

11 Mungin Eddy Wibowo, op. cit., hlm. 2. 12 Dedi Supriadi, op. cit., hlm. 176-177.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

24

tarik, anatomi); perwajahan sampul (daya tarik, tipografi dan ilustrasi); ukuran buku; kesesuaian jenis kertas dan kesesuaian jenis kertas sampul.

Dari aspek keamanan nasional yang harus diperhatikan adalah isi buku pelajaran tidak bertentangan dengan:a) tidak bertentangan dengan pancasila; b) tidak bertentangan dengan UUD 1945; c) tidak bertentangan dengan GBHN; d) tidak bertentangan dengan hukum, peraturan yang berlaku dan etika masyarakat; e)tidak mempertentangkan SARA.13

Dalam penelitian ini, penulis lebih mendasarkan pada pendapat Dedi Supriadi. Karena menurut Dedi Supriadi, bahwa buku pelajaran dikategorikan menjadi dua, yaitu buku pelajaran pokok dan buku pelajaran pelengkap. Dari masing-masing buku tersebut memiliki standar penilian tersendiri. Sedangkan buku pelajaran yang penulis teliti termasuk dalam kategori buku pelengkap, yang penilaianya mengacu pada lima kriteria kwalitas buku pelajaran, yaitu: mendukung isi pokok bahasan, kebenaran dan kelengkapan materi, organisasi atau sistematika, penyajian, tata krama penulisan dan kepustakaan.

4. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) Telah disebutkan dalam penegasan istilah bahwa pendidikan

agama Islam adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan.14

Depdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. dan dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain, dalam hubunganya

13 Ibid. hlm. 178-180. 14 Departemen Agama RI, Pedoman Umum: Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum

dan Sekolah Luar Biasa, (Jakarta: Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum, 2003), hlm. 2.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

25

dengan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan negara.15

5. Landasan Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah

mempunyai dasar landasan yang kuat. Dasar tersebut dapat ditinjau dari beberapa segi: a. Landasan Yuridis

Semangat keagamaan setelah bangsa Indonesia merdeka dari penjajahan, tercermin dalam batang tubuh UUD 1945, dalam alinea ketiga dan keempat. Dan sila pertama falsafah Negara Republik Indonesia (Pancasila), yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.16

Berdasarkan konstitusional terdapat dalam UUD 1945 Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2. Sedangkan berdasarkan operasionalnya terdapat dalam Tap MPR No.IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No.IV/MPR1978, juga ketetapan MPR Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR 1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pada intinya bahwa pelaksanaan Pendidikan Agama Islam secara langsung masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi.17

b. Landasan religius

Al-Qur'an dan al-Hadits adalah sumber dan dasar ajaran Islam yang orisinil. Banyak ayat-ayat al-Qur'an dan al-Hadits secara langsung maupun tidak langsung yang berbicara tentang kewajiban umat Islam melaksanakan pendidikan, khususnya pendidikan agama, sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 104:

15 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum Standar Kompetensi Mata

Pelajaran PAI SMP dan Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Puskur, 2003), hlm. 7. 16 PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama

Islam, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 59. 17 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 132-133.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

26

لوكتمن نة يأم كمعدر ويون إلى الخن ين عوهنيوف ورعون بالمرأمنكرالمأول والم مه لفئك104: انمرع ال( ونح(

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung". (QS. Ali Imran: 104)18

Hadits nabi Muhammad saw.:

اه رو( وأحسنوا ادام فإن اوالدكم هدية اليكم كمدوال اوارماك 19 )اجهابن م

"Hormatilah anak-anakmu dan perbaikilah pendidikannya, karena anak-anakmu karunia Allah bagimu". (HR. Ibnu Majah)

c. Landasan Psikologi Sejarah perkembangan manusia dari zaman purbakala, primitif

hingga sampai sekarang yang sering disebut era globalisasi dan era informasi, akan didapati bahwa manusia dari generasi ke generasi selanjutnya mempunyai sesuatu yang dianggapnya berkuasa, bahkan mencari sesuatu yang dianggapnya paling berkuasa yaitu Tuhan. Bermacam-macam benda dianggap sebagai Tuhan Yang Maha Esa seperti matahari, bulan, bintang, angin, patung, api dan sebagainya. Hingga akhirnya manusia menemukan kepercayaan bahwa Tuhan itu bukanlah benda yang dapat dilihat dan diraba oleh panca indera, melainkan hanya dapat dirasa dalam hati dan jiwa manusia serta dapat diterima oleh fikiran.20

6. Fungsi Pendidikan Agama Islam

18 Soenarjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 93. 19 Abi Abdillah Muhammad bin Yazid at-Tazwini, Sunan Ibnu Majah, Juz II, (Semarang:

Toha Putra, 1994), hlm. 1211. 20 Zakiah Daradjat, Pendidikan dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,

1982), hlm. 12.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

27

Fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah umum (SMP) sebagai

berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta

didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam keluarga. Pada

dasarnya dan yang pertama kewajiban menanamkan keimanan dan

ketaqwaan peserta didik menjadi tanggung jawab setiap orang dalam

keluarga. Sekolah berfungsi menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam

diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan, agar keimanan

dan ketaqwaan peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

di dunia dan akhirat.

c. Penyesuaian mental, untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya

baik fisik maupun sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai

dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan,

kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, pengalaman

ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk mencegah hal-hal yang negatif dari

lingkungan atau budaya asing yang dapat membahayakan dirinya dan

menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan non nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki

bakat di bidang keagamaan agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal, sehingga bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun

orang lain.21

7. Tujuan Pendidikan Agama Islam

21 Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., hlm. 134-135. Lihat juga dalam Departemen

Agama RI, op. cit.. hlm. 4-5. Dan Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 8.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

28

Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam keimanannya dan ketaqwaannya kepada Allah

SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang

lebih tinggi.22

Dari tujuan tersebut, dapat ditarik dari beberapa yang hendak

ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, yaitu: a) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama

Islam; b) dimensi pengetahuan (intelektual) serta keilmuan peserta didik

terhadap ajaran Islam; c) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang

dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran agama Islam; d)

dimensi pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah

diimani, dipahami, dan dihayati atau diinternalisasi peserta didik mampu

memotivasi dirinya untuk mengamalkan dan menaati ajaran dan nilai-nilai

agama dalam kehidupan pribadi, serta mengaktualisasikan dsn

merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT.23

B. Kurikulum Berbasis Kompetensi

1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi

22 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 8. Lihat juga Depatemen Agama RI,

op. cit. hlm. 4. Secara lebih luas menurut Quraish Shihab bahwa tujuan pendidikan (al-Qur'an) Islam adalah untuk membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah Allah, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan oleh Allah. Sedangkan Widagdo Supriono menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk dan memperkembangkan manusia beriman, bertakqwa, berilmu, bekerja dan berakhlak mulia di sepanjang hayatnya menurut tuntunan Islam. (Widagdo Supriono, “Ilmu Pendidikan Islam Teoritis dan Praktis”, dalam buku Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pelajar Pustaka, 2001), hlm. 41).

23 Muhaimin, dkk., op. cit., hlm. 78.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

29

Ada banyak definisi tentang kurikulum. Pada waktu akhir-akhir

ini Saylor dan Alexander memberikan definisi dalam diskusi tentang

kriteria dalam pengembangan kurikulum, bahwa semua kurikulum

berisi unsur-unsur tertentu yakni rumusan tujuan dan tujuan khusus,

seleksi dan organisasi isi, pola-pola belajar dan pembelajaran termasuk

program evaluasi mengenai hasil belajar.24

Definisi yang disampaikan oleh Saylor dan Alexander sejajar

dengan pendapat Hilda Taba bahwa "a curriculum is a plan for

learning". Sedangkan B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan

Shores memandang kurikulum sebagai "a sequence of potential

experiences is set up in the school for the purpose of disciplining

children and youth in group ways of thinking and acting".25 B. Othanel

Smith dkk. melihat kurikulum sebagai sejumlah pengalaman secara

potensial dapat diberikan kepada anak dan remaja, agar mereka dapat

berfikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.

Depdiknas menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.26

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,

ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

berfikir dan bertindak.27 Uraian mengenai definisi kompetensi banyak

sekali di antaranya adalah “Competency is knowledge, skill, ability or

characteristic associated with high performance on a job. Some

24 Max Darsono, Konsep Pendidikan Berorientasi Ketrampilan Hidup dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi, makalah disajikan pada Seminar Nasional di Semarang tanggal 27-2-2002, dalam rangka Dies ke-37 UNNES, hlm. 2.

25 F. Michael Connelly dan D. Jean Clandinin, Teacher as Curriculum Planners, (Amsterdam Vanue: Teacher College Press, 1988), hlm. 5.

26 Departemen Pendidikan Nasional, Kerangka Dasar Kurikulum 2004, (Jakarta: Depdiknas, 2004), hlm. 2. Lebih jelas baca buku-buku yang berbicara masalah kurikulum di antaranya bukunya Mohammad Ali yang berjudul Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru, 1985); bukunya S. Nasution yang berjudul Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001) dan sebagainya.

27 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 37-38.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

30

definitions of competency include motives, beliefs and values”. Dalam

hal ini, kompetensi diartikan sebagai perpaduan pengetahuan,

ketrampilan, kemampuan atau sifat-sifat yang lain dalam melakukan

seluruh pekerjaan/tugas. Beberapa definisi kompetensi mencakup

motivasi, kepercayaan dan nilai.28

Berdasarkan pengertian kurikulum dan kompetensi di atas,

kurikulum berbasis kompetensi dapat diartikan suatu konsep

kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan

melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi

tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa

penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.29

2. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi

Depdiknas mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara

individual maupun klasikal.

b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan

metode yang bervariasi.

d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainya

yang memenuhi unsur edukatif.

e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya

penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.30

Lebih lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasi

enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, yaitu:

28 Richard J. Mirable, “Everything You Wanted to Know about Competency Modeling”,

http:/www.umich.edu/~hraa/hra/glossary.htm, hlm. 73-77. Lihat juga dalam Michael A. Hoge et.al., The Fundamentals of Workforce Competency; Implications for Behavioral Helath, http://www.anapoliscoalition.org/pdfs/competency-foundations_4_12_04, pdf, hlm. 12-14.

29 E. Mulyasa, op. cit., hlm. 38-39. 30 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Puskur

Balitbang Depdiknas, 2002), hlm. 2.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

31

a. Sistem belajar dengan modul

Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu

satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional

dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik dan sebagai pedoman

untuk guru. Sedangkan tujuan utama sistem modul adalah untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik

waktu, dana, fasilitas maupun tenaga guna mencapai tujuan secara

optimal.

Pembelajaran dengan modul memiliki karakteristik sebagai

berikut: 1) Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk

pelaksanaan secara jelas; 2) Modul merupakan pembelajaran

individual; 3) pengalaman dalam modul disediakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran secara efektif, efisien dan aktif peserta didik; 4)

Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis; 5) Setiap

modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan dan

feed back peserta didik.31

b. Menggunakan keseluruhan sumber belajar

Tidak ada satu sumber belajarpun yang dapat memenuhi

berbagai kebutuhan pembelajaran, maka dalam proses belajar

diperlukan kesiapan mental dan kemauan, serta kemampuan untuk

menjelajahi aneka ragam sumber belajar yang ada dan mungkin ada.

c. Pengalaman lapangan

Kurikulum berbasis kompetensi lebih menekankan pada

pengalaman lapangan untuk mengakrabkan hubungan guru dengan

peserta didik. Hal ini didasari untuk memudahkan guru mengikuti

perkembangan yang terjadi selama peserta didik mengikuti

pembelajaran.

d. Strategi belajar individual personal

31 E. Mulyasa, op. cit., hlm. 43-44.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

32

Belajar individual personal adalah interaksi edukatif

berdasarkan keunikan peserta didik, yakni bakat, minat dan

kemampuan.

e. Kemudahan belajar

Kemudahan belajar dalam KBK diberikan melalui kombinasi

antara pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan

dan pembelajaran secara tim (team teaching).

f. Belajar tuntas

Belajar tuntas dilandasi oleh dua asumsi. Pertama, adanya

korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial

(bakat). Kedua, apabila pelajaran dilaksanakan secara sistematis, maka

semua peserta didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan.32

3. Prinsip-Prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi

Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat dan berbagai

perkembangan serta perubahan yang berlangsung dewasa ini, maka dalam

pengembangan kurikulum berbasis kompetensi perlu memperhatikan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Keimanan, Nilai dan Budi Pekerti Luhur

Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur yang dianut dan

dijunjung tinggi oleh masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap

dan arti kehidupannya. Oleh karena itu, hal tersebut perlu digali,

dipahami dan diamalkan oleh peserta didik melalui pengembangan

KBK.

b. Penguatan

Pengembangan KBK harus memperhatikan penguatan

integritas nasional, melalui pendidikan yang memberikan pemahaman

32 Ibid., hlm. 47-54.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

33

tentang masyarakat Indonesia yang majmuk dan kemajuan peradaban

dalam tatanan kehidupan dunia yang multi kultural dan multi bahasa.

c. Keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestika

Pengembangan KBK perlu memperhatikan keseimbangan

pengalaman belajar peserta didik antara etika, logika, estetika dan

kinestika.

d. Kesamaan memperoleh kesempatan

Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok

yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang memerlukan

bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak mendapat pendidikan

yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.

e. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi

KBK perlu mengembangkan kemampuan berfikir dan belajar

dengan mengakses, memilih dan menilai pengetahuan untuk mengatasi

situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian merupakan

kompetensi penting dalam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan

teknologi informasi.

f. Pengembangan ketrampilan hidup

KBK perlu memasukkan unsur ketrampilan, sikap dan perilaku

adaptif, kooperatif, kolaboratif dan kompetesi dalam menghadapi

tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif. Kurikulum

perlu mengintegrasikan unsur-unsur penting dalam menunjang

kemampuan untuk bertahan hidup.

g. Belajar sepanjang hayat

Pendidikan berlanjut sepanjang hayat manusia untuk

mengembangkan menambah kesadaran dan selalu belajar memahami

dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang. Kemampuan belajar

sepanjang hayat dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan non

formal, serta pendidikan alternatif yang diselenggarakan baik oleh

pemerintah maupun swasta.

h. Berpusat pada anak

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

34

Pengembangan KBK seyogyanya mampu mendirikan peserta

didik untuk belajar, bekerja sama dan menilai dirinya sendiri agar

membangun pemahaman dan pengetahuan. Penilaian berkelanjutan

dan komprehensif menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian

upaya tersebut.

i. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan

Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan

mulai dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Pendekatan dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan siswa

yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu

keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan

tanggung jawab bersama dari siswa, guru, sekolah, orang tua,

perguruan tinggi, dunia usaha dan industri serta masyarakat.33

C. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

1. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (SMP)

Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau kerakteristik tertentu

yang dapat membedakannya dengan mata pelajaran lainnya. Begitu juga

dengan mata pelajaran PAI di SMP memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran

dasar agama Islam.

b. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata

pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat

dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk

pembentukan moral dan kepribadian peserta didik yang baik. Oleh

karena itu, semua mata pelajaran memiliki tujuan tersebut harus seiring

dan sejalan dengan tujuan yang akan dicapai oleh mata pelajaran PAI.

c. Tujuan diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMP adalah

untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada

33 Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., hlm. 63-65.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

35

Allah SWT, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan yang cukup tentang

Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainya, sehingga

dapat dijadikan bekal untuk menerima berbagai ilmu atau mata

pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh hal-hal negatif yang

mungkin ditimbulkan oleh ilmu mata pelajaran tersebut.

d. PAI sebagai mata pelajaran tidak semata-mata mengantarkan peserta

didik menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan

bagaimana pserta didik mampu menguasai kajian keislaman sekaligus

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian tidak

hanya menekankan pada aspek kognitif, tetapi lebih menekankan

aspek afektif dan psikomotorik.

e. Mata pelajaran PAI berdasarkan dua sumber pokok, yaitu al-Qur'an

dan hadits (dalil naqli). Dengan melalui metode ijtihad (dalil aqli) para

Ulama’ mengembangkan prinsip-prinsip PAI lebih rinci dan mendetail.

f. Prinsip-prinsip PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam,

yaitu akidah, syari'ah dan akhlak. Akidah merupakan penjabaran dari

konsep iman, syari'ah merupakan penjabaran dari konsep Islam dan

akhlak merupakan penjabaran dari konsep ikhsan.

g. Tujuan akhir mata pelajaran PAI di SMP adalah terbentuk peserta

didik yang memiliki akhlak mulia. Sebagaimana misi utama diutusnya

nabi Muhammad saw.

h. PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap

peserta didik, terutama yang beragama Islam, atau yang beragama lain

yang didasari dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.34

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI di SMP

a. Pengertian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan

atau ditampilkan untuk satu mata pelajaran, kompetensi dalam mata

34 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003), hlm. 3-4..

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

36

pelajaran tertentu yang harus dimiliki oleh siswa atau kemampuan

yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran.

Kompetensi merupakan kebulatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan

yang dapat didemonstrasikan, ditunjukkan atau ditampilkan oleh

peserta didik sebagai hasil belajar. Sesuai dengan pengertian tersebut,

maka standar kompetensi PAI adalah standar kemampuan yang harus

dimiliki oleh peserta didik sebagai hasil dari belajar PAI.

Setiap standar kompetensi dapat dijabarkan menjadi beberapa

kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal

dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan atau

kemampuan minimal yang harus dapat ditampilkan oleh peserta didik

dari standar kompetensi untuk satu mata pelajaran. Dengan kata lain,

kompetensi dasar merupakan perincian lebih lanjut dari standar

kompetensi. 35

b. Pengurutan standar kompetensi

Penyebaran standar kompetensi PAI dipilih dari tema-tema

pokok dan esensial dalam kajian-kajian keislaman secara umum dan

menyeluruh. Selanjutnya tema-tema tersebut diurutkan dari yang

paling mendasar, misalnya dari pemahaman terhadap al-Qur’an,

kemudian akidah islam, akhlak karimah, kemudian tentang syari’ah

(hukum islam), dan pada akhiranya tema tentang sejarah peradaban

islam.36

35 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman KhususPengembangan Silabus Berbasis

Kompetensi SMP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003), hlm. 10. Disebutkan dalam Pedoman Umum Pengembangan Silabus SMP (2003: 20-21) bahwa lngkah-langkah merinci dan mengurutkan beberapa standar kompetensi mencakup: 1) Melaksanakan analisis standar kompetensi. Menganalisis berarti merinci, suatu standar kompetensi dapat dirinci menjadi beberapa sub kompetensi atau kompetensi dasar; 2) Mengurutkan rincian standar kompetensi. Dick dan Carey membedakan 2 pendekatan pokok dalam analisis dan urutan standar kompetensi di samping pendekatan ketiga yakni gabungan antara kedua pendekatan tersebut. Dua pendekatan tersebut yaitu: 1) Pendekatan prosedural (procedural approach) dipakai bila standar kompetensi yang diajarkan berupa serangkaian langkah-langkah secara urut dalam mengerjakan suatu tugas pembelajaran; 2) Pedekatan hierarkis menunjukkan hubungan yang bersifat subordinatif atu berjenjang antara beberapa standar kompetensi yang ingin dicapai.

36 Ibid. hlm. 16.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

37

c. Standar kompetensi PAI di SMP

Standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai

oleh peserta didik selama menempuh Pendidikan Agama Islam di

SMP. Untuk PAI di SMP 5 standar kompetensi sebagai berikut:

1) Mengamalkan ajaran al-Qur'an dan Hadits dalam kehidupan sehari-

hari.

2) Menerapkan aqidah Islam dalam kehidupan sehari-hari.

3) Menerapkan akhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam

kehidupan sehari-hari.

4) Menerapkan syari'ah (hukum) Islam dalam kehidupan sehari-hari.

5) Mengambil manfaat dari sejarah perkembangan Islam dalam

kehidupan sehari-hari.37

d. Penjabaran standar kompetensi menjadi kompetensi dasar

Telah dijelaskan di atas, bahwa standar kompetensi dapat

dirinci menjadi beberapa kompentesi dasar. Hal ini perlu dilakukan

dilakukan analisis kompetensi dengan menggunakan pertanyaan

sebagai berikut: kemampuan atau sub kompetensi apa saja yang harus

dikuasai siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi? Jawaban

atas pertanyaan tersebut berupa daftar lengkap pengetahuan,

ketrampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka

mencapai standar kompetensi. Setelah diperoleh daftar rincian,

kemudian diurutkan dengan pendekatan prosedural, hirarkis, dari

mudah kesukar, kongkrit ke abstrak, tematis atau terpadu. Untuk PAI

bisa digunakan pendekatan holistic atau integrasi.

e. Penentuan kompetensi dasar

Kompetensi dasar merupakan perincian atau penjabaran dari

standar kompetensi. Dalam hal ini kompetensi dasar dikelompokkan

ke dalam kemampuan, yaitu:

37 Ibid., hlm. 13.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

38

1) Kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMP meliputi: a)

Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan

mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku akhlak

peserta didik baik secara vertikal maupun secara horisontal; b)

mampu membaca al-Qur'an surat-surat pilihan sesuai dengan

tajwidnya, menyalin dan mengartikannya; c) mampu beribadah

dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari'ah Islam baik

ibadah wajib maupun sunnah; d) dapat meneladani sifat, sikap dan

kepribadian Rasulullah serta Khulafaur Rasyidin; e) mampu

mengambil manfaat dari sejarah peradaban Islam.38

2) Kemampuan dasar tiap kelas sebagaimana tercantum dalam standar

nasional. Adapun kemampuan dasar pada mata pelajaran PAI kelas

VII (1 SMP) sebagai berikut:

a) Al-Qur'an atau Hadits meliputi: membaca, mengartikan dan

menyalin surat-surat dan hadits-hadits pilihan; menerapkan

hukum bacaan alif lam syamsiyah dan alif lam qamariyah, nun

mati atau tanwin dan mim mati.

b) Keimanan meliputi: beriman kepada Allah dan memahami

sifat-sifatnya; meneladani Allah melalui Asma-Nya (Asma’ul

Husna);beriman kepada Malaikat Allah dan memahami tugas-

tugasnya..

c) Akhlak meliputi: berhati lembut, setia, kerja keras, tekun dan

lembut; berprilaku sabar dan tawakal; menghindari sifat hasad,

suuzan, khianat dan jubun.

d) Fikih atau Ibadah meliputi: melakukan thaharah (bersuci);

melakukan shalat wajib; melakukan salat berjama’ah;

melakukan macam-macam sujud; melakukan shalat Jum'at;

melakukan shalat jama' dan qasar; melakukan macam-macam

shalat sunnah.

38 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 11.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

39

e) Tarikh meliputi: mengambil manfaat dari perkembangan

masyarakat makkah sebelum dan sesudah Islam datang. 39

f. Penjabaran kompetensi dasar menjadi materi pokok

Materi pokok merupakan penjabaran lebih rinci dari

kompetensi dasar. Kompetensi dasar hanya membuat kemampuan

utama yang ingin dicapai, sedang materi pokok berisi tentang materi

pelajaran apa yang harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi

dasar. Jadi materi pokok berisi butir-butir pokok bahasan atau sub

pokok bahasan bahan ajar sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin

dicapai.

1) Pengertian materi pokok

Materi pokok adalah jabaran dari kompetensi dasar yang

berisi tentang materi yang akan diajarkan atau bahan ajar. Materi

pokok berisi butir-butir pokok bahasan atau sub pokok bahasan

bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin

dicapai. Dengan demikian, materi pokok PAI adalah materi yang

harus dipelajari siswa, sebagai sarana untuk mencapai kompetensi

dasar atau tujuan pembelajaran PAI. Bila kompetensi dasar dan

standar kompetensi dalam bentuk kata kerja, maka materi pokok

juga dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja; kata kerja yang

dibendakan atau dalam bentuk tema-tema.

Uraian ini diperlukan dalam rangka memberikan gambaran

secara jelas mengenai materi-materi yang harus dipelajari guna

mencapai kompetensi dasar yang sudah ditetapkan.

2) Klasifikasi materi pokok

Materi pokok PAI dapat diklasifikasi menjadi 5 aspek

kajian, yaitu: a) Aspek al-Qur'an dan hadits, yang menjelaskan

beberapa ayat dalam al-Qur'an sekaligus menjelaskan beberapa

hukum bacaannya yang terkait dengan ilmu tajwid dan juga

menjelaskan beberapa hadits nabi Muhammad saw; b) Aspek

39 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 5-18.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

40

keimanan (akidah Islam), yang menjelaskan berbagai konsep

keimanan yang meliputi: rukun iman dalam Islam; c) Aspek

akhlak, yang menjelaskan berbagai sifat terpuji yang harus diikuti

dan sifat tercela yang harus dihindari; d) Aspek hukum Islam

(syari'ah), yang menjelaskan berbagai konsep keagamaan yang

terkait dengan masalah ibadah dan muamalah; dan e). Aspek

tarikh, yang menjelaskan sejarah peradaban Islam yang bisa

diambil manfaatnya.40

Setelah materi pokok ditetapkan, perlu dirinci atau

diuraikan kemudian diurutkan untuk memudahkan kegiatan

pembelajaran. Dalam menguraikan materi pokok menjadi uraian

materi dalam bentuk materi pembelajaran, hal ini dipandang perlu

untuk menentukan jenis materi pembelajaran.

Ada 2 jenis klasifikasi materi pembelajaran, yaitu:

klasifikasi materi pembelajaran menjadi pengetahuan deklaratif

dan prosedural; dan klasifikasi materi pembelajaran menjadi 4 jenis

yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur.

a) Klasifikasi pertama, pembagian jenis materi pembelajaran

menjadi pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.

Pengetahuan deklaratif berisi informasi, konsep, generalisasi,

fakta dan sebagainya. Pengetahuan prosedural berisi

ketrampilan proses. Dalam rangka pengembangan silabus, isi

atau materi pembelajaran perlu dirumuskan dalam istilah

standar. Dalam istilah standar, 2 jenis pengetahuan tersebut

dapat dirinci sebagai berikut: 1) Standar deklaratif:

Pengetahuan deklaratif bersifat hirarkis; pengetahuan deklaratif

paling dasar adalah pembendaharaan kata dan yang paling

umum adalah konsep; fakta; urutan waktu; urutan sebab akibat;

episode; generlisasi; konsep dan prinsip. 2) Standar prosedural:

algoritma, strategi dan makroprosesor.

40 Ibid.. hlm. 37.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

41

b) Klasifikasi kedua, jenis materi pembelajaran dibedakan

menjadi 4 jenis yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur.

Materi jenis fakta adalah materi yang berupa nama-nama objek,

nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama

bagian atau komponen suatu benda dan sebagainya. Materi

konsep berupa pengertian, definisi, hakikat dan inti isi. Materi

jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium dan

paradigma. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah

mengerjakan sesuatu secara urut.

Materi yang harus disajikan dan harus dikuasai siswa perlu

diidentifikasi apakah termasuk fakta, konsep, prinsip, prosedur atau

gabungan lebih dari satu jenis materi pembelajaran adalah

mengacu pada kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui

apakah materi yang dipelajari berupa fakta, konsep, prinsip atau

prosedur.41

3) Penyusunan materi pokok dan penentuan materi pembelajaran

Pada bagian ini dibahas penyusunan materi pokok setelah

kopetensi dasarnya dirumuskan, beberapa prinsip-prinsip yang

harus diperhatikan dalam penentuan pokok sebagai berikut:

a) Relevansi: keselarasan antara materi pokok dengan kompetensi

dasar yang ingin dicapai.

b) Konsistensi: keajegan antara materi pokok dengan kompetensi

dasar dan standar kompetensi.

c) Adequasi (kecukupan): lengkapnya cakupan materi

pembelajaran yang diberikan untuk mencapai kemampuan yang

telah ditentukan. Contoh: standar kompetensinya adalah

menerapkan akhlak yang mulia dan menghindari akhlak yang

tercela dalam kehidupan sehari-hari. Dari standar kompetensi:

41 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum Pengembangan Silabus SMP,

(Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003), hlm. 30-32.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

42

berhati lembut, setia, kerja keras dan ulet; hasad, suuzhan,

khianat dan jubun.42

Dalam menentukan uraian materi pembelajaran harus

diperhatikan apakah materinya berupa fakta, konsep, prinsip

atau prosedur. Selain memperhatikan jenis uraian materi juga

harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan

dalam menentukan uraian materi pembelajaran, yaitu

menyangkut keluasan cakupan dan kedalaman materinya.

Keluasan cakuapan materi berarti menggambarkanberapa

banyak materi-materi yang dimasukkan dalam materi

pembelajaran, sedangakan kedalaman materi menyangkut

sebarapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya

harus dipelajari atau dikuasai oleh siswa.

Kecakupan (adequacy) atau memadainya materi juga

perlu diperhatikan dalam pengertian bahwa memadainya

cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan

sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar

yang telah ditentukan. Jadi cakupan atau ruang lingkup materi

perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan

diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit atau telah memadahi

sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.43

4) Urutan materi pokok

Dalam menentukan urutan materi pokok atau uraian

materi pembelajaran dapat menggunakan pendekatan:

prosedural yaitu materi yang dipelajari bersifat prosedur seperti

langkah-langkah mengerjakan sesuatu; hierarkis yaitu

berjenjang, dalam arti materi pembelajaran harus dipelajari

terlebih dahulu sebelum materi pembelajaran lainya;dari yang

mudah ke yang sukar; dari yang kongkrit ke abstrak; spiral

42 Ibid. 43 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 38.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

43

yaitu materi pembelajaran diberikan berulang-ulang, semakin

luas dan semakin mendalam; pendekatan webbed (terjala)

merupakan salah satu bentuk pendekatan terpadu atau tematis.

Dalam menyajikan materi pembelajaran, topik dari beberapa

mata pelajaran yang relevan disajikan secara terpadu atau

integrasi dengan menggunakan suatu tema sebagai titik sentral.

5) Pengembangan materi pokok

Guru diberi kebebasan untuk menentukan materi pokok

yang sesuai dengan karakteristik daerahnya. Terkait dengan

penerapan prinsip belajar dan mengajar kontekstual (contextual

teaching and learning), merupakan bentuk implementasi

penentuan materi pokok yang sesuai dengan daerahnya.

Adapun prinsip belajar mengajar kontekstual sebagai berikut:

menekankan pada pemecahan masalah; kegiatan mengajar

terjadi pada berbagai konteks; mengajar siswa untuk mampu

dan mengarahkan belajarnya sehingga menjadi pelajar yang

aktif dan terkendali; menekankan pengajaran dalam konteks

kehidupan siswa; mendorong siswa belajar dari satu dengan

lainya dan belajar bersama-sama; dan menggunakan penilaian

autentik.44

6) Materi pokok PAI kelas VII (SMP)

Materi pokok Pendidikan Agama Islam kelas VII

(SMP) berdasarkan standar nasional, mencakup 5 aspek

sebagai berikut:

a) Al Qur’an dan al Hadits meliputi: Surat Adh-Dhuha; Surat

al-Adiyat; hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif

Lam Qamariyah; hukum bacaan nun mati atau tanwin dan

mim mati; Hadits tentang rukun islam.

44 Ibid. hlm. 24-25.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

44

b) Akidah Islam meliputi: Iman kepada Allah; lima Asma’ul

Husna (al-Aziz, al-Wahhab, al-Fattah, al-Qayyum dan al-

Hadi); iman kepada malaikat Allah.

c) Akhlak meliputi: Berhati lembut, setia, kerja keras, tekun

dan ulet; sabar dan tawakal; hasad, suuzhan, khianat dan

jubun.

d) Hukum Islam meliputi: Thaharah (bersuci); shalat wajib;

shalat berjama’ah; macam-macam sujud;shalat jum’at;

shalat jama’ dan qashar; shalat sunah rawatib dan idain.

e) Tarikh meliputi: Masyarakat Makkah sebelum islam

datang dan masyarakat Makkah sesudah Islam datang.

g. Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator

Indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat

dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran.

Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi 3-6 butir

indikator atau lebih. Indikator adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-

tanda, perbuatan atau respon yang harus ditampilkan oleh siswa untuk

menujukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar. Indikator

menggunakan kata kerja yang operasional seperti bisa diukur dan

dibuat soal ujiannya. Kata kerja yang digunakan pada indikator

pencapaian bisa sama dengan kata kerja pada kompetensi dasar namun

cakupan materinya lebih sempit.

Adapun indikator-indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk

mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran PAI kelas VII (1 SMP)

sebagai berikut:

1) Al-Qur’an dan Hadits meliputi: membaca, mengartikan dan

menyalin Surat adh-Dhuha dan Surat al-Adiyat; menjelaskan

pengertian dan mempraktekkan bacaan alif lam syamsiyah dan alif

lam qamariyah pada ayat-ayat pilihan; menjelaskan pengertian dan

hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati;

mempraktekkan nun mati atau tanwin dan mim mati pada ayat-ayat

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

45

pilihan; membaca, mengartikan dan menyalin hadits tentang rukun

Islam.

2) Akidah Islam meliputi: menjelaskan pengertian iman kepada Allah

serta sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah; membaca dalil naqli

dan aqli tentang sifat-sifat Allah; menjelaskan arti al-Aziz, al-

Fattah, al-Qayyum dan al-Hadi; membaca dalil naqli dan bersikap

sesuai lima AsmaNya; menjelaskan iman kepada malaikat Allah;

menyebutkan nama-nama malaikat Allah dan tugas-tugasnya;

menjelaskan sifat-sifat malaikat; membaca dalil naqli tentang sifat-

sifat Allah; menjelaskan malaikat dan makhluk ghaib lainnya.

3) Akhlak meliputi: menjelaskan pengertian, membaca dan

mengartikan dalil naqli tentang sifat lembut, setia, kerja keras,

tekun dan ulet; menjelaskan manfaat berhati lembut, setia, kerja

keras, tekun dan ulet; menunjukkan semangat kerja keras, keuletan,

ketekunan dalam berusaha; hasil kerja yang baik; menjelaskan

pengertian, membaca dan mengartikan dalil naqli tentang sabar dan

tawakal; menjelaskan fungsi sabar dan tawakal dalam kehidupan;

menjelaskan pengertian, membaca dan mengartikan dalil naqli

tentang hasad, suuzhan, khianat dan jubun; menjelaskan akibat

negatif dari hasad, suuzhan, khianat dan jubun.

4) Hukum Islam (Syari’at) meliputi: menjelaskan macam-macam

najis dan hadats serta cara mensucikanya; menjelaskan pengertian

wudlu dan hal-hal yang membatalkannya; menjelaskan pengertian

tayamum dan hal-hal yang membatalkannya; menjelaskan mandi

besar dan cara-caranya; menunjukkan dalil naqli dan aqli tentang

wudlu dan tayamum serta mempraktekkannya; mejelaskan

pengertian, hokum, syarat wajib, syarat sah dan rukun shalat serta

hal-hal yang membatalkanya; mempraktekkan shalat wajib, dzikir

dan do’a setelah shalat; menunjukkan dalil naqli dan aqli tentang

shalat wajib; menjelaskan fungsi shalat wajib dalam kehidupan;

menjelaskan pengertian, hukum dan syarat-syarat berjama’ah;

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

46

membaca dan mengartikan dalil naqli dan aqli tentang shalat

berjam’ah. mempraktekkan dan menjelaskan fungsi shalat

berjama’ah dalam kehidupan; menjelaskan pengertian, hukum dan

sebab-sebab sujud sahwi, tilawah dan syukur; membaca dan

mengartikan dalil naqli tentang sujud sahwi, tilawah dan sukur

serta mempraktekkanya; menjelaskan pengertian, hukum, syarat

wajib, syarat sah mendirikan shalat jum’at serta sunah-sunahnya

dan hal-hal yang menghalangi shalat jum’at; menunujukkan dalil

naqli dan aqli tentang shalat jum’at serta menunujukkan fungsi

shalat jum’at dalam kehidupan; menjelaskan pengertian shalat

jama’ dan qashar serta sebab-sebabnya; membaca dan mengartikan

dalil naqli tentang shalat jama’ dan qashar; menjelaskan jama’

takdim dan takhir serta shalat-shalat yang boleh di qashar dan

dijama’ dan mempraktekkannya; menjelaskan pengertian shalat

sunah rawatib; membaca dan mengartikan dalil naqli tentang shalat

sunah rawatib; menjelaskan macam dan waktu shalat sunah rawatib

dan idain serta mempraktekkannya.

5) Tarikh meliputi: Menjelaskan keberagamaan masyarakat Makkah

sebelum Islam datang; menjelaskan kebudayaan dan mengambil

manfaat dari perkembangan masyarakat Makkah sebelum islam

datang;menjelaskan reaksi masyarakat Makkah terhadap

kedatangan Islam; menjelaskan cara-cara dakwah rasulullah SAW;

menyebutkan orang-orang pertama kali masuk Islam; mengambil

manfaat dari dakwah Rasulullah.

h. Penjabaran indikator menjadi butir soal

Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 butir soal atau

lebih. Misalnya untuk indikator-indikator di atas dapat diberikan

contoh soalnya sebagai berikut:

Contoh Pengembangan Indikator Menjadi Butir Soal:

indikator: membaca, mengartiakan dan menyalin Surat adh-Dhuha.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...20 BAB II LANDASAN TEORI A. Buku Pelajaran Pendidikan Agama

47

Butir soal: Bacalah Surat adh-Dhuha dengan benar; hafalkan Surat

adh-Dhuha; salinlah Surat adh-dhuha dengan benar lengkap dengan

syakalnya dan tulislah dengan tulisan yang indah; terjemahkan surat

adh-Dhuha dengan lengkap dan benar; terjemahkan surat adh-Dhuha

dengan menunjukkan kata perkata.45

45 Ibid., hlm. 10-16.