BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1....

18
BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. Definisi Belajar John Deweydalam M.Ngalimin Purwanto ,(2001: 53) belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seorang melalui penguatan, sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen pada dirinya sebagai hasil pengalaman. Menurut Omar Hamalik, (2001: 30) Perubahan yang dihasilkan bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan, aspek afektif, maupun aspek psikomotorik. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengetahuan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar bukan merupakan tujuan melainkan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan, jadi belajar merupakan Langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh sehingga dapat dikatakan belajar suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan setiap jenis pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu terganggu dari proses yang dialami oleh siswa, baik ketika disekolah, lingkungan rumah maupun keluarga. Belajar mempunyai

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1....

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

BAB II

LANDASAN TEORI

A. BELAJAR DAN MENGAJAR

1. Definisi Belajar

John Deweydalam M.Ngalimin Purwanto ,(2001: 53) belajar merupakan

proses perubahan yang terjadi pada diri seorang melalui penguatan, sehingga

terjadi perubahan yang bersifat permanen pada dirinya sebagai hasil

pengalaman.

Menurut Omar Hamalik, (2001: 30) Perubahan yang dihasilkan bersifat

progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak

mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup

aspek pengetahuan, aspek afektif, maupun aspek psikomotorik. Belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengetahuan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Belajar bukan merupakan tujuan melainkan suatu proses untuk mencapai

suatu tujuan, jadi belajar merupakan Langkah-langkah atau prosedur yang

ditempuh sehingga dapat dikatakan belajar suatu kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan setiap

jenis pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian

tujuan pendidikan itu terganggu dari proses yang dialami oleh siswa, baik

ketika disekolah, lingkungan rumah maupun keluarga. Belajar mempunyai

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

pengertian yang sangat kompleks, sehingga banyak ahli yang mengemukakan

pengertia belajar dengan ungkapan dan pandangan yang berbeda-beda.

Sedangkan Sardiman A.M (1986: 56) pengertian luas belajar dapat

diartiakan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi

seutuhnya.kemudian dalam arti sempit, belajar dapat diartikan sebagai usaha

penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Dari berbagai pendapat mengenai belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa, belajar adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang

karena beraksi dengan keadaan

2. Ciri Pembelajaran

Menurut Darsono, dkk(2000: 51) pembelajaran dapat dikemukakan

sebagai berikut :

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara

sistematis.

b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa

dalam belajar.

c. Pembelajaran dapat menyediakan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu yang tepat dan menarik.

e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik

secara fisik dan psikomotorik.

3. Belajar Mengajar

Menurut Sadirman (1986: 56) belajar dan mengajar adalah dua kegiatan

yang tunggal tetapi memang memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan

sebagai sesuatu perubahan tingkahlaku karena hasil pengalaman yang

diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan menyediakan kondisi yang

merangsang serta mengarahkan kegiatan siswa untuk memperoleh

pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan

tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.

Sehubungan dengan itu seorang pengajar harus dapat memberikan pengertian

kepada siswa, bahwa belajar memiliki beberapa maksud antara lain agar:

a. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan,atau konsep yang

sebelumnya tidak pernah diketahui.

b. Dapat mengajarkan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berubah,

baik tingkah laku maupun ketrampilan.

c. Mampu mengombinasikan dua pengetahuan atau lebih ke dalam suatu

pengertian baru, baik pengetahuan, ketrampilan, konsep maupun sikap

atau tingkah laku.

d. Dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

Dengan melihat maksud belajar di atas maka faktor keaktifan siswa

sebagai subjek belajarsangan menentukan. Menjadi kegiatan belajar pada

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

masalalu banyak interaksi belajar yang berjalan secara searah. Dilain pihak

fungsi dan peranan guru menjadi dominan. Disisilain pihak siswa hanya

menyimak dan mendengarkan informasi atau pengetahuan dari guru. Ini

menjadi kondisi yang professional dan guru sangat aktif dan siswa sebaliknya

menjadikan pasif dan tidak kreatif.

Menurut Nasution mengajar adalah suatu usaha dari pihak guru, yakni

mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya bagi

anak untuk belajar.

Menurut Hasibuan dan Moejiono, mengajar adalah menciptakan sistem

lingkungan yang memungkinkan terjadi proses belajar lebih lanjut sehingga

belajar adalah melatih ketrampilan menyampaikan pengetahuan, membentuk

sikap dan memindahkan nilai-nilai.

Mengajar adalah kegiatan terorganisasi yang bertujuan membantu

membimbing siswa untuk mendapatkan, mengubah atau mendapatkan

keahlian, tingkah laku dan pengetahuan dengan cara penyajian konsep secara

bertahap sehingga terjadi proses belajar.

Mengajar menurut Hasibuan dan Sardiman, adalah penyampaian

pengetahuan kepada anak didik. Mengajar diartikan sebagai aktivitas

mengorganisasikan atau pengaturan lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

Proses belajar mengajar menurut Sumantri dan permana adalah sebuah

kegiatan yang utuh dan terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang

belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar.

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti faktor internal ( faktor yang berasal dari diri sendiri ) faktor eksternal (

faktor yang berasal dari luar ). Menurut Slameto faktor internal terdiri dari

faktor jasmani dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal terjadi dari

faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan dari guru, dan

bagimana cara guru tersebut mengajarkan pengetahuan terhadap anak-anak

didiknya, menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.

Faktor guru yang sangat berperan dalam proses belajar anak. Guru yang dapat

mengembangkan metode pengajar dan media pembelajaran sangat membantu

siswa dalam materi pembelajaran sehingga prestasi belajarpun meningkat.

Keberhasilan proses belajar mengajar apabila guru mengetahui faktor-faktor

yang mengetahui proses belajar mengajar.

4. Hasil Belajar

Oemar Hamalik menjelaskan bahwa (2001: 21) kegiatanbelajar

mengajar dikatakan efisien jika hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai

dengan usaha yang sekecil mungkin. Perwujudan perilaku belajar biasanya

dapar dilihat dari adanya perubahan-perubahan kebiasaan, ketrampilan dan

pengetahuan, sikap dan kemampuan yang biasanya disebut sebagi hasil belajar.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

Belajar dan mengajar sebagai aktivitas utama di sekolah meliputi 3 unsur

yaitu, tujuan belajar, pengalaman belajar mengajar dan hasil belajar. Hasil

belajar adalah hasi yang dicapai setelah mengalami proses belajar dalam waktu

tertentu untuk tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memiliki pengalaman belajarnya.

Hasil belajar dapat diperoleh mekanisme tertentu yang berupa hasil

penilaian belajar. Dalam hal ini Nana Sudjana menjelaskan bahwa:Nana Sujana

( 2001: 45) penelitian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap

hasil-hasil belajar yang dicapai dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan

bahwa obyek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkahlaku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang luas mencakup bidak kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh

sebab itu penulisan hasil belajar, peran tujuan intruksional yang berisi

kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dan dikuasai siswa menjadi

sebagai dasar dan acuan penelitian.

Menurut Nana Sujana adalah system pendidikan nasional rumusan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar yang

menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Ketiga ranah iniah yang digunakan dalam penelitian hasil belajar pada

kurikulum berbasis kompetensi.

Penilaian yang dilakukan dalam kurikulum 2004 adalah kurikulum

berbasis kopetensi yang berpijak dalam konsep belajar tuntas. Pencapaian hasil

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif

dilakukan melalui ulangan harian dan ujian dan aspek efektif dilakukan melalui

pengamatan pada lembar pengamatan dan kuesyoner, sedangkan aspek

psikomotorik dilakukan melalui ujian kurikulum atau menggunakan penilaian

ujuk kerja pada saat pembelajaran berlangsung.

5. METODE PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Metode pembelajaran menurutM. Ahmad Sabri (2007: 32) adalah

cara-cara atau teknik penyajian bahan pembelajaran yang akan

digunakan oleh guru pada saat akan menyajikan bahan pembelajaran,

baik secara individual atau secara kelompok.

Metode adalah jalan menuju tujuan, M. Mahfud (1999: 59).

Metode harus menunjang tercapainya pembelajaran dengan demikian

guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan

belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan alat efektif untuk mencapai

tujuan pengajaran. Setiap metode memiliki metode masing-masing

baik kelebihan dan kekurangan. Winarno Surachmad mengatakan

bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu latar belakang anak didik, tujuan yang akan dicapai,

situasi yang ada, fasilitas yang tersedia dan kualitas guru.

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah srategi, metode

atau prinsisp pembelajaran. Istilah metode memiliki makna yang lebih

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

luas dari pada strategi metode atau prosedur. Metode pembelajaran

mempunyai empat cirri khusus yanh tidak dipunyai oleh strategi

metode tertentu yaitu :

1. Rasional teoris yang disusun oleh perancangnya.

2. Tujuan pembelajaran yan akan dicapai.

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan secara berhasil.

4. Lingkungan belajar yang di lakukan agar tujuan pembelajaran itu

dapat tercapai.

Istilah mode belajar mengikuti pendekatan suatu model

pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada metode

pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa

memecahkan suatu masalah yang sudah disepakati oleh siswa dan

guru. Ketika guru sedang menerapkan pembelajaran tersebut,

seringkali siswa menggunakan macam-macam ketrampilan, prosedur

pemecahan masalah berpikir kritis Model pemecahan masalah

dikuasai oleh metode belajar kontekstual. Pada metode ini

pemebelajaran dimulai dengan menyajikan suatu masalah nyata yang

menyelesaikannya membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa.

Dalam pembelajaran model ini guru memandu siswa menguraikan

rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, yaitu guru

memberi contoh mengenai penggunaan ketrampilan dan strategi yang

dibutuhkan agar tugas-tugas dapat diselesaikan. Guru menciptakan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan

oleh siswa.

Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan

pembelajaran, pola urutannya dan sifat lingkungan belajarnya.

Sebagai contoh sifat pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah

pemebelajaran langsung suatu pembelajaran yang baik untuk

membantu siswa memberi ketrampilan dasar atau topik-topik yang

banyak yang berkaitan dengan peggunaan alat.

Sintaks (pola urutan) dari suatu metode pembelajaran adalah pola

yang menggambarkan suatu urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang

pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.

Sintaks dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukan dengan

jelas kegiatan-kegiatan yang harus dilakuan oleh guru atau siswa.

Sintaks dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki

komponen yang sama. Contoh sikap model pembelajaran diawali

dengan menarik perhatian siswa dan motivasi siswa agar terlibat

dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri

dengan tahap penutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan

merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan

bimbingan guru.

Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan pengelolaan dan

lingkungan belajar yang sedikit berbeda, misalnya metode

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan yang fleksibel

seperti tersedianya meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada

model-model seperti ini diskusi para siswa duduk dengan bangku

yang disusun melingkar atau tapal kuda, sedangkan metode

pembelajaran langsung siswa berhadap-hadapan dengan guru.

Dalam penjelasan Winarno Surahmad (2000: 78)Perlu diketahuai

bahwa tidak ada suatu metode pun yang dicapai dianggap paling baik

diantara metode-metode yang lain. Tiap metode memiliki karakteristik

tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok

bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak tepat untuk

situasi yang lain, demikian suatu metode yang dianggap baik untuk

suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu kadang-

kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru yang lain.

Adakalanya seseorang guru perlu menggunakan metode dalam

pengampaian suatu pokok bahasan tertentu. Dengan variasai beberapa

metode penyajian pengajaran menjadi lebih hidup, misalnya pada

awal pembelajaran guru memberikan uaraian dengan metode ceramah,

kemudian memeberikan contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri

dengan diskusi atau Tanya jawab disini bukan hanya guru yang aktif

berbicara melainkan siswa juga dituntut untuk berpartisipasi.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

B. Fungsi Metode Pembelajaran

Penggunaan metode pembelajaran dalam pembelajaran ditinjau

dari segi prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap

pembelajaran harus bertujuan, sehingga dalam proses pembelajaran

akan memerlukan cara dan teknik yang efektif yang

memungkinkan dapat tercapai tujuannya.

b. Sebagai gambaran aktifitas yang harus ditempuh oleh siswa dan

guru dalam kegiatan pembelajaran.

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan alat penilaian

pembelajaran. Karakteristik pembelajaran dapat dijadikan

pertimbangan untuk penilaian.

d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam

kegiatan pembelajaran, apakah dalam kegiatan pembelajaran

tesebut perlu diberikan bimbingan individu atau kelompok.

C. Model Pembelajaran Kartu Domino

Kartu domino ini bukanlah suatu kartu yang digunakan orang

untuk berjudi, melainkan suatu media pembelajaran yang bentuknya

dibuat seperti kartu domino untuk menarik minat siswa dalam

pembelajaran IPS.

Kartu domino merupakan suatu media pembelajaran yang dapat

digunakan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran IPS. Selain

itu kartu domino juga memungkinkan siswa untuk lebih kreatif dan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

proses belajar mengajar menjadi menarik, siswa dapat berpikir kritis

dalam pemecahan masalah yang muncul.

Dengan model pembelajaran Kartu Domino diharapkan siswa lebih

semangat dan menyenangkan dalam menerima pembelajaran yang

disampaikan oleh guru. http://citineu.blogspot.com/2010/04/penggunaan-

media-pembelajaran-kartu.html

Di dalam buku Paul Ginnis, (2008:115) model pembelajaran Kartu

Domino strategi memperoleh dan pendalaman pengetahuan lebih

diutamakan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat

pengetahuan itu, langkah langkah pembelajaran Kartu Domino :

1. Guru menjelaskan materi pembelajaran

2. Guru menyiapkan kartu, yag berukuran HVS, atau sesuai yang

diinginkan, masing-masing dibagi menjadi dua dengan garis seperti

kartu domino. Satu sisinya berisi pertanyaan, dan sisi lainnya berisi

jawaban. Pertanyaan dan jawaban pada tiap kartu tidak sesuai.

3. Kartu dibagikan, kepada siswa

4. Setiap orang dapat mulai membaca pertanyaanya. Seseorang di

ruangan memiliki jawabanya dia membacanya dan yang lain harus

menentukan apakah menurut mereka jawabannya benar salah dengan

mengangkat jari naik keatas, jika tidak seorang pun menawarkan, guru

menanya siapa yang mereka kira mungkin memiliki jawaban yang

benar, akibatnya, beberapa orang menawarkan jawaban dan kelas

berdebat mana yang benar.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

5. Siapapun yang memiliki jawaban benar menanyakan pertanyaan di

kartunya dan seterusnya. Ketika para siswa telah memainkan Kartu

domino mereka tetap memutuskan apakah jawaban siswa lain benar

atau salah.

a. Sebagai ganti guru yang membuat kartu, siswa dapat bekerja dalam

kelompok untuk membuat satu set Kartu Domino. Set-set yang

berbeda digunakan dengan kelas dan waktu yang berbeda untuk

merevisi topik yang sama. Kegiatan ini memperkuat ide bahwa

materi harus dibuka lagi dan dibua lagi agar tertanam.

b. Perbolehkan siswa mencari jawaban dalam catatan atau buku teks

mereka gunakan ini untuk menstimulasi riset dan untuk mengaris

bawahi ide bahwa mereka harus mengulang pekerjaan agar

tertanam.

c. Kartu Domino dapat dimainkan dalam kelompok kecil. Jika

kelompok telah membuat kartu mereka sendiri, mereka saling

bertukar set kartu tersebut.

d. Pertanyaan dan jawaban gambar dapat digunakan, misalnya:

menamai bagian alat, menandai diagram, mengidentifikasi alat

yang tetap untuk tujuan tertentu, memilih tujuan dan prosedur yang

benar atau salah.

e. Di level lanjut, buat pertanyaan dan jawaban yang tidak begitu

jelas, gunakan sedikit saja nuansa sudut dan detailnya untuk

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

menguji kemampuan siswa untuk membedakan antara poin-poin

terkecil dalam materi tersebut.

1. Kelebihan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode KartuDomino

a. Model ini berbeda dan menyenangkan, oleh karena itu materinya

diharapkan lebih mudah diingat.

b. Model ini menuntut siswa untuk berfikir, mengingat, memprediksi,

menghitung, mereka-reka.

c. Keguanan ini menuntut semua siswa di kelas ikut aktif . kegiatan ini

membantu siswa yang pemalu ikut serta secara terbuka.

d. Di level yang lebih lanjut, pertanyaanya dapat memiliki sudut tertentu

dan jawaban biasa mempunyai perbedaan kecil, memperkuat

kebutuhan untuk membaca dengan benar dan menjawab pertanyaan

dengan tepat. Ini adalah teknik ujian yang sangat penting.

2. Kelemahan pembelajaran dengan menggunakan model Kartu Domino

a. Terciptanya suasana kelas yang kurang kondusif.

b. Adanya siswa yang bergantung dengan siswa yang lain.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Nova Fitria Ningsih dalam penelitia yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil

Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Sejarah dengan model

pembelajaran Snow Ball Throwing di SMP Negeri 09 Salatiga Semester 2

tahun pelajaran 2011-2012. Kesimpulan dari penelitia tersebut pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Snow Ball Trhowing dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 73,7 menjadi 88,1

pada siklus II hal ini terbukti bahwa model pembelajaran snow ball trowing

pada pemelajaran IPS Sejarah dapat meningkatkan hasil belajar siswa

sehingga dapat mencapai KKM.

Perbedaan kesamaan skripsi Nova Fitria Ningsih dengan skripsi Retno

Susanti. Kesamaan : Sama-sama menggunakan lembar kertas kerja (kartu-

kartu). Perbedaan : Skripsi Nova Fitria Ningsih menggunakan metode

pembelajaran Snow Ball Trowing, lembar kertas kerja tidak ditulis soal dan

jawaban, penelitian dilakukan di SMP. Sedangkan skripsi Retno Susanti

sudah ditulis soal dan jawaban penelitian di lakukan di SMK, dengan

metode Kartu Domino.

2. Nova Fitriana Novitasari dalam penelitian yang berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Index Card Mach Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas VII-E pada mata pelajaran IPS Sejarah di SMP Negeri 09 Salatiga

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011-2012. Kesimpulan dari penelitian tersebut

pembelajaran menggunakan Model pembelajaran Index Card Mach dapat

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus pertama 88% menjadi 97%

prosentase kutuntasan. Perbedaan model pembelajaran Index Card Mach

dengan model pembelajaran Kartu Domino adalah kartu Index Card Mach

dilakukan di SMP, dalam pelaksanaannya menggunakan kartu-kartu soal

dan jawaban yang telah dibuat oleh guru, sedangkan model pembelajaran

Kartu Domino dilakukan di SMK dan kartu-kartu soal dan jawaban di buat

oleh siswa, perbedaan yang lainnya dalam skripsi Nova Fitriana Novitasari

dengan Retno Susanti yaitu skripsi Retno Susanti pembagian kartu yang

teratur, sedangkan skripsi Nova Fitria Novitasari pembagian kartu yang

tidak teratur,. Dari penelitian tersebut nampak bahwa ada relevansinya

dengan tema penelitian yang sedang diteliti. Sedangkan, kesamaan skripsi

Nova Fitriana Novitasari dengan skripsi Retno Susanti yaitu terdapat

kesamaan dalam menggunakan lembar kertas kerja atau kartu-kartu soal dan

jawaban.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

C. KERANGKA BERFIKIR

Gambar 1. Kerangka Berfikir

KEADAAN

AWAL

PERLAKUAN KEADAAN

AKHIR

BELUM

MENGGUNAKAN

MODEL KARTU

DOMINO

RENDAHNYA

KUALITAS

HASIL BELAJAR

PEMBELAJARAN

MENGGUNAK

AN MODEL

KARTU

DOMINO

SIKLUS 1

PENJELASAN

MATERI, SISWA

DIBAGI MENJADI 5

SETIAP SISWA

MEMBUAT KARTU

DOMINO YANG

BERISI

PERTANYAAN

DAN JAWABAN

YANG BERBEDA

KUALITAS

HASIL

BELAJAR IPS

MENINGKAT

SIKLUS 2

SISWA DIBERI

MATERI

MEMBENTUK

KELOMPOK

KECIL SETIAP

KELOMPOK

TERDIRI 2

ORANG DAN

MEMBAGI

KARTU DOMINO.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. BELAJAR DAN MENGAJAR 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2539/3/T1_152008007_BAB II.pdf · mengatur lingkungan sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya

D. HIPOTESIS TINDAKAN

Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : Hasil

belajar siswa kelas X-B program Akuntansi SMK PGRI 2 Salatiga

semesret 2 tahun ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan model pembelajaran kartu

Domino.