BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik,...

60
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakekat Olahraga a. Pengertian Olahraga Olahraga saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup sebagian besar umat manusia. Olahraga yang sebelumnya hanya dipandang sebelah mata oleh para masyarakat lambat laun memperoleh nilai tersendiri di dalam masyarakat. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya para peneliti maupun ilmuwan yang menciptakan temuan-temuan terbarunya dalam bidang olahraga, tak hanya itu saja olahraga lambat laun mempunyai peranan tersendiri dalam bidang industri dan yang paling pokok adalah olahraga dapat dijadikan sebuah sarana untuk membentuk manusia yang utuh. Olahraga menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia pada dasarnya diciptakan untuk selalu bergerak dalam mencukupi segala macam kebutuhan hidupnya. Olahraga mempunyai unsur pokok berupa gerakan tubuh yang berarti itu sesuai dengan kodrat manusia yang ingin selalu bergerak, namun olahraga mempunyai sebuah kriteria tersendiri yang membedakan olahraga dengan gerakan tubuh pada umumnya. Olahraga merupakan serangkaian gerakan tubuh yang teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang bertujuan untuk meningkatkan derajat sehat dinamis (sehat dalam gerak) dan sehat statis (sehat dikala diam). Prestasi dalam kegiatan olahraga menjadi salah satu alasan seseorang tekun untuk terus berolahraga. Sejalan dengan Undang-Undang RI nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1 ayat 4 yang menyatakan bahwa Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Olahraga merupakan sebuah kegiatan fisik yang bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras dan sebagainya. Olahraga mempunyai peran penting dalam pembangunan sebuah bangsa. Di dalam kegiatan olahraga tergambar aspirasi dan nilai-nilai luhur suatu

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik,...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakekat Olahraga

a. Pengertian Olahraga

Olahraga saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gaya

hidup sebagian besar umat manusia. Olahraga yang sebelumnya hanya dipandang

sebelah mata oleh para masyarakat lambat laun memperoleh nilai tersendiri di

dalam masyarakat. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya para peneliti maupun

ilmuwan yang menciptakan temuan-temuan terbarunya dalam bidang olahraga,

tak hanya itu saja olahraga lambat laun mempunyai peranan tersendiri dalam

bidang industri dan yang paling pokok adalah olahraga dapat dijadikan sebuah

sarana untuk membentuk manusia yang utuh.

Olahraga menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia

pada dasarnya diciptakan untuk selalu bergerak dalam mencukupi segala macam

kebutuhan hidupnya. Olahraga mempunyai unsur pokok berupa gerakan tubuh

yang berarti itu sesuai dengan kodrat manusia yang ingin selalu bergerak, namun

olahraga mempunyai sebuah kriteria tersendiri yang membedakan olahraga

dengan gerakan tubuh pada umumnya. Olahraga merupakan serangkaian gerakan

tubuh yang teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan

kemampuan gerak yang bertujuan untuk meningkatkan derajat sehat dinamis

(sehat dalam gerak) dan sehat statis (sehat dikala diam).

Prestasi dalam kegiatan olahraga menjadi salah satu alasan seseorang tekun

untuk terus berolahraga. Sejalan dengan Undang-Undang RI nomor 3 Tahun 2005

tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1 ayat 4 yang menyatakan

bahwa “Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong,

membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial”. Olahraga

merupakan sebuah kegiatan fisik yang bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun

dan dimanapun. Tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras dan

sebagainya. Olahraga mempunyai peran penting dalam pembangunan sebuah

bangsa. Di dalam kegiatan olahraga tergambar aspirasi dan nilai-nilai luhur suatu

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

10

masyarakat, yang tercermin melalui hasrat untuk mewujudkan diri melalui

prestasi olahraga. Indikator kemajuan prestasi olahraga dapat tercermin dari

keberhasilan negara tersebut dalam meningkatkan prestasi olahraganya,

harapannya adalah olahraga di Indonesia dijadikan alat untuk mendorong gerakan

kemasyarakatan bagi lahirnya insan manusia unggul baik secara fisik, mental,

intelektual, sosialnya serta mampu membentuk manusia seutuhnya.

Pemahaman tentang konsep olahraga dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan

dan teknologi. Kosasih (1980: 20) istilah sport berasal dari bahasa latin

“disportare” atau “deporate” dalam Bahasa Italia menjadi “diporte” yang artinya

penyenangan, pemeliharaan, atau menghibur untuk bergembira. Istilah olahraga

dan sport berubah sepanjang waktu, namun memiliki pengertian yang sama yaitu

inti dari pengertiannya mengandung tiga unsur yaitu bermain, latihan fisik, dan

kompetisi. Wirjasantosa (1984: 21) berpendapat bahwa “olahraga berarti

memperkembangkan, memasak, mematangkan, menyiapkan manusia sedimikian

rupa, sehingga dapat melaksanakan gerakan-gerakan dengan efektif dan efisien”.

Nuansa usaha keras mengandung ciri permainan dan konfrontasi melawan

tantangan tercermin dalam definisi UNESCO tentang sport yaitu: setiap aktifitas

fisik berupa permainan yang berisiskan perjuangan melawan unsur-unsur dan

orang lain ataupun diri sendiri. Dari definisi di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa olahraga tidak digunakan untuk dalam pengertian olahraga

kompetitif yang sempit, karena pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan

aktifitas fisik yang resmi terorganisasi dan tidak resmi yang tampak dalam

kebanyakan cabang-cabang olahraga namun juga dalam bentuk yang mendasar

seperti senam, latihan kebugaran jasmani atau aerobik.

Olahraga mengandung unsur pokok berupa gerakan tubuh manusia. Gerak

merupakan kebutuhan hakiki bagi manusia. Kebutuhan gerak ini adalah gerak

spesifik dan dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan yang jelas. Gerak

adalah kebutuhan dasar manusia, sama halnya seperti makan dan minum. Salah

satu karakteristik mahkluk hidup di dunia ini termasuk manusia adalah melakukan

gerakan. Olahraga dan aktivitas fisik merupakan dua hal yang sulit untuk

dibedakan karena keduanya mempunyai unsur pokok yang sama berupa gerakan

tubuh manusia. Neilson (1978: 3) menyatakan bahwa “manusia berubah sangat

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

11

sedikit selama 50.000 tahun yang berkaitan dengan organisasi tentang struktur dan

fungsi yang dibawa sejak lahir”. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa

perubahan utama bukan terjadi pada manusianya tetapi pada kemampuan manusia

untuk selalu beradaptasi menghadapi perubahan yang terjadi pada lingkungannya.

Manusia berusaha untuk selalu merubah keadaan lingkungannya agar nyaman

ditinggali. Pada jaman primitif gerakan pada mulanya berupa naluri untuk

mempertahankan diri dari ancaman yang datang dari luar dan juga untuk dapat

mendapatkan makanan. Lambat laun gerakan itu berubah dari pelaksanaan gerak

yang tidak terencana menjadi gerakan yang terencana.

b. Ruang Lingkup Olahraga

Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional

Bab II Pasal 4 menetapkan bahwa keolahragaan naisonal bertujuan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia,

menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan

membina persatuan dan kesatuan bangsa memperkokoh ketahanan nasional, serta

mengangkat, harkat, martabat dan kehormatan bangsa. Kemudian pada Bab VI

Pasal 17 ruang lingkup olahraga itu sendiri mencakup tiga pilar yaitu olahraga

pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Ketiga pilar olahraga ini

dilaksanakan melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana,

sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dengan pembudayaan

pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan olahraga dengan menjadikan

olahraga sebagai sebuah gaya hidup pemassalan olahraga dilakukan melalui media

maupun sebuah kebijakan pemerintah yang mendorong berkembangnya olahraga,

selanjutnya pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan pusat-pusat

keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan olahraga unggulan

nasional sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak prestasi.

1). Olahraga Pendidikan

Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang

dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk

memperoleh pengetahuan kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

12

kebugaran jasmani. Olahraga pendidikan sebagai bagian dari proses

pendidikan secara umum yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik

satuan pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan

pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan

dibantu oleh tenaga olahraga membimbing terselenggaranya kegiatan

keolahragaan.

Di sekolah atau satuan pendidikan penjasorkes berperan penting, hal ini

berkaitan dengan dua hal yakni sisi pendidikan jasmani yang bersifat edukatif

dan dari sisi olahraga yang mengarah kepada aspek prestasi. Kedua hal ini

merupakan hal yang terkandung dalam penjasorkes, karena disitulah ditempa

pribadi peserta didik agar memiliki jasmani dan rohani yang sehat, bugar,

segar, dan sekaligus memungkinkan untuk meraih prestasi, tentu saja

termasuk prestasi dibidang olahraga. Disamping itu, masih ada dimensi

terpendam pendidikan jasmani yang bisa mengembangkan dan membentuk

kemampuan serta kepribadian setiap individu misalnya sikap semangat,

pantang menyerah, emosi, kejiwaan, tanggung jawab, toleransi, dan

sebagainya.

Penjasorkes merupakan pilar dalam membangun tingkat kebugaran,

karena dimensi gerak sebagai aktivitas utamanya memiliki implikasi nyata

bagi penumbuhan kesehatan baik itu individu, kelompok, maupun masyarakat

luas. Dengan demikian penjasorkes dapat menjadi salah satu alat untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang

sehat dan bugar baik dari aspek jasmani maupun rohani. Di sisi lain,

penjasorkes pada satuan pendidikan menjadi penting terutama jika dikaitkan

dengan proses pembibitan dan pembinaan dalam rangka peningkatan prestasi

olahraga. Melalui satuan pendidikan ini, jenjang-jenjang pembibitan dan

pembinaan prestasi olahraga akan terukur secara sistematis dan terfokus. Hal

ini penting diperhatikan karena dari proses yang panjang ini dapat melahirkan

juara sejati dari cabang olahraga yang menjadi fokus perhatiannya. Jika

pembibitan dan pembinaan dilakukan sejak usia dini, yakni sejak usia sekolah

dasar secara konsisten, terencana, dan berkelanjutan, bukan hal yang tidak

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

13

mungkin dapat lahir atlet-atlet terbaik dari setiap cabang olahraga yang ada

dalam kurikulum pendidikan jasmani.

Menurut Standar Isi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk tingkat

SMA-MA disebutkan bahwasannya ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagi berikut:

a). Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan,

eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan

manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola

basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela

diri, serta aktivitas lainnya.

b). Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh,

komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta

aktivitas lainnya.

c). Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan

tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta

aktivitas lainnya.

d). Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, senam

aerobic, serta aktivitas lainnya.

e). Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan di air,

keterampilan bergerak di air, dan renang, serta aktivitas lainnya.

f). Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan

lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

g). Kesehatan, meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan

tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih

makanan dan minuman yang sehat yang sehat, mencegah dan

merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan

aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan

aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

(Permendiknas No 22. 2006: 649).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap Pendidikan Jasmani

dan Olahraga penting karena dapat mendukung bagi pencapaian Millenium

Development Goals (MDGs) dibidang kesehatan, pendidikan, dan

kemiskinan, dalam hal ini penjasorkes dapat menjadi instrumen yang efektif

bagi peningkatan secara tidak langsung kesehatan dan kemiskinan. Misalnya,

olahraga dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kebugaran masyarakat.

Di Indonesia lebih dikenal dengan nama Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan (Penjasorkes). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

14

dalamnya terkandung 3 komponen isi yang seharusnya ada, yaitu:

Pendidikan Jasmani, Pendidikan Olahraga, dan Pendidikan Kesehatan.

a). Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang

terdapat dalam program pendidikan umum. Pendidkan jasmani

merupakan suatu proses pendidikan seorang individu maupun sebagai

anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui

berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan

kemampuan dan keterampilan jasmani, perumbuhan, kecerdasan dan

pembentukan watak. Dengan demikian dapat dikatakan di sini bahwa

pendidikan jasmani di sekolah bukan semata-mata ditekankan pada

pencapaian kesegaran fisik, pengembangan keterampilan, namun juga

menanamkan pentingnya hidup sehat dan pembentukan watak manusia

sejak masih kanak-kanak.

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang melibatkan

aktivitas fisik dengan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut

Lutan (1998: 113) menyatakan bahwa “ Pendidikan Jasmani adalah

proses pendidikan via aktivitas jasmani, permainan dan/atau cabang

olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai tujuan

pendididkan”. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup

aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral. Berkenaan dengan

aspek fisik, tujuan utama pendidikan jasmani adalah untuk memperkaya

perbendaharaan gerak dasar anak-anak dengan aktivitas fisik, sesuai

dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhannya.

Sebagai alat pendidikan, pendidikan jasmani bukan hanya

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan jasmani siswa, tetapi

memlalui aktivitas jasmani dikembangkan pola potensi lainnya, seperti

kognitif, afektif dam psikomotor anak. Pendidikan jasmani berperan

penting terhadap pencapaian tujuan belajar mengajar secara keseluruhan.

Melalui pendidikan jasmani diharapkan dapat merangsang

perkembangan dan pertumbuhan jasmani siswa, merangsang

perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang seimbang serta

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

15

keterampilan gerak siswa. Pendidikan jasmani lebih menekankan proses

pemebelajarannya pada penguasaan gerak manusia. Pemahaman yang

lebih mendalam terhadap kecenderungan dan hakikat gerak ini, misalnya

melalui teori gerak dan teori belajar gerak, maka memungkinkan guru

lebih memahami tentang kondisi apa yang perlu disediakan untuk

memungkinkan anak belajar secara efektif.

Tidak dipungkiri bahwa dalam menjalankan proses pendidikan

jasmani di sekolah, guru mengalami banyak kendala misalnya

keterbatasan sarana dan prasarana olahraga. Dengan kondisi tersebut,

guru penjasorkes dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Model-model

pembelajaran pun banyak dibuat untuk menanggulangi keterbatasan

tersebut. Salah satu bentuk pembelajaran tersebut berkonsep pada joyfull

learning atau belajar yang menyenangkan. Desain atau rancangan

pembelajaran tersebut kemudian dielaborasi konsepnya menjadi konsep

PAIKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (Kristiyanto, 2012: 15-16).

b). Pendidikan Olahraga

Pendidikan olahraga merupakan sebuah konsep hasil

pengembangan dari Penjasorkes diamana memiliki tujuan yang lebig

spesifik yaitu mengarah pada prestasi olahraga peserta didik. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Siedentop yang dikutip Sugiyanto dalam Lauh

(2013: 30) yang berpendapat bahwa,” model pendidikan olahraga dinilai

memiliki tujuan yang lebih ambisius dibanding dengan program olahraga

di dalam pendidikan jasmani. Pendidikan olahraga berusaha mendidik

murid untuk menjadi olahragawan yang kompeten, cerdas dan antusias.

Selanjutnya dijelaskan bahwa olahraga yang kompeten berarti memiliki

keterampilan yang memadai untuk berpartisispasi dalam pertandingan,

memahami dan dapat melakasanakan strategi sesuai dengan kompleksitas

permainan dan sebagi pemain yang berpengetahuan.

Olahragawan yang cerdas berarti mudah untuk memahami

peraturan, tatacara dan tradisi dalam olahraga serta dapat membedakan

anatara praktek olahraga yang baik dan yang buruk, baik pada anak-anak

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

16

maupun olahragawan profesional. Olahragawan yang antusias berarti

berpartisipasi dan berperilaku dalam cara memelihara, melindungi dan

mempertinggi budaya olahraga. Sebagai anggota kelompok olahraga

turut mengembangkan olahraga pada tingkat lokal, nasional dan

internasional.

Jika mengevaluasi dan menganalisisis dalam berbagai kejuaraan

dunia menunjukan bahwa hanya atlet tertentu cocok untuk olahraga

tertentu dan harus juga memiliki karakteristik psikologi dan mental yang

diperlukan. Selain itu juga memiliki kondisi fisik yang prima, memiliki

kecerdasan yang tinggi, memiliki teknik maupun taktik yang tinggi, serta

mempunyai pengalaman dalam berbagai tingkatan kompetisi. Prestasi ini

hanya didapat apabila pada masa kanak-kanak mempunyai pengalaman

gerak yang lengkap.

Pembinaan olahraga dilakukan secara sistematis, tekun dan

berkelanjutan pada pelajar SD, SMP dan SMA diharapakan member

pengalam gerak yang kompleks untuk bekal kehidupan kedepan nantinya

dan dapat menghasilkan prestasi yang tinggi. Dengan dimulainya

pembinaan olahraga pada usia muda, akan terwujud dalam proses awal

dari pembinaan olahraga sendiri yang dimulai dari pembinaan pelajar.

Usia anak SMP merupakan masa anak besar dan menginjak pada masa

adolosence dan merupakan masa yang ideal untuk menanamkan

kegemaran berolahraga pada cabang-cabang olahraga tertentu, karena

pada masa ini anak-anak masih mepunyai waktu dan kesempatan yang

cukup panjang, sehingga dapat meraih prestasi yang setinggi-tingginya.

Dalam penerapan olahraga pendidikan seorang guru Penjasorkes harus

memperhatikan porsi latihan yang akan diberikan kepada peserta didik.

Pada usia anak-anak, aktivitas fisik atau porsi latihan fisiknya harus

benar-benar diperhatikan dengan baik karena jika porsi yang diberikan

berlebihan hal ini dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan

anak itu sendiri. Program latihan atau pembelajaran aktivitas fisik yang

diberikan harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan masing-masing

anak. Rekomendasi yang diberikan oleh Federasi Sports Medicine

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

17

Australia dalam Giriwijoyo dan Sidik (2012: 76) untuk olahraga (lari)

aerobik bagi anak-anak sebagai berikut:

Tabel 2.1. Rekomendasi Aktivitas Fisik Aerobik (lari)

Usia di Bawah Jarak Lari Tidak Boleh Lebih Dari

12 tahun

15 tahun

15-16 tahun

16-18 tahun

18 tahun

5 km

10 km

20 km

30 km

Marathon

Sumber : Federasi Sports Medicine Australia

dalam Giriwijoyo dan Sidik (2012: 76)

c). Pendidikan Kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap aktivitas

kehidupan dimana kesehatan harus selalu dijaga dan ditingkatkan. Cara

termurah untk menjaga kesehatan adalah dengan berolahraga dan

menjaga pola hidup sehat. Menurut Lutan dkk (1992: 50-51) bahwa

upaya pembinaan kesehatan pada dasarnya hanya terdiri atas dua bidang

garapan yaitu: (1) pembinaan kesehatan pada faktor manusia dan (2)

pembinaan kesehatan pada faktor lingkungan.

Slogan yang berbunyi “kesehatan merupakan harta yang paling

berharga” adalah benar adanya. Banyak orang yang tidak perduli akan

kesehatan bahkan tidak mementingkan kesehatan untuk dirinya sendiri.

Ketidaktahuan akan cara yang benar untuk menjaga kesehatan menjadi

salah satu faktor penyebabnya. Kehidupan sekolah yang terlalu

membebankan kepada tugas-tugas berkombinasi pula dengan kehidupan

di rumah yang tidak menekankan pentingnya hidup sehat akan

berdampak buruk pada kesehatan itu sendiri. Kemajuan teknologi yang

semakin tidak terkendali akan memberikan efek yang buruk jika tidak

diimbangi dengan kemawasan diri akan pentingnya hidup sehat sehingga

anak-anak akan terfokus pada kemajuan teknologi dan tidak

menyediakan waktu luang untuk berolahraga. Hal ini dapat menyebabkan

kebugaran tubuh anak-anak sekarang akan cenderung semakin rendah.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

18

Seiring semakin rendahnya kesegaran jasmani, kian meningkat

kemalasan seseorang dalam melakukan gerak tubuh, lambat laun hal ini

dapat menimbulkan gejala penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan

gerak (hipokinetik) seperti kegemukan, tekanan darah tinggi, kencing

manis, nyeri pinggang bagian bawah. Selain itu penyakit jantung yang

biasanya menyerang manusia pada saat dewasa bisa saja beralih

menyerang pada masa kanak-kanak. Sejalan dengan itu, pengetahuan dan

kebiasaan makan yang tidak sehatpun semakin memperburuk masalah

kesehatan anak-anak. Dengan pola gizi yang tidak seimbang, mereka

menhadapkan diri mereka sendiri pada resiko penyakit degenerative

(menurunnya fungsi organ) yang semakin besar. Sangat penting untuk

menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohani oleh karena itu

pendidikan kesehatan menjadi krusial khsusunya untuk pelajar di

sekolah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Giriwijoyo dan Sidik

(2012: 28) bahwa

“ olahraga kesehatan meningkatkan derajat sehat dinamis (sehat

dalam gerak), pasti juga sehat statis ( sehat dikala diam), tetapi

tidak pasti sebaliknya, gemar berolahraga : mencegah penyakit,

hidup sehat dan nikmat. Malas berolahraga : mengundang

penyakit. Tidak berolahraga : menelantarkan diri”.

Sugiyanto (2013: 34) menyatakan bahwa, “pendidikan kesehatan

pada dasarnya merupakan kajian yang bersifat multi disiplin”. Isinya

diambil dari banyak bidang ilmu lain kedokteran, kesehatan masyarakat,

kejasmanian, psikologi, biologi dan sosiologi. Lingkup kajiannya pun

luas yang mencakup antara lain hakekat sehat dan penyakit, kegizian,

pencegahan cedera, pertolongan pertama pada kecelakaan, pencegahan

penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang, hakekat perilaku dan

kebiasaan hidup sehat dan pemeliharaan kesehatan. Aspek layanan yang

termasuk di dalamnya meliputi penanganan kehidupan sekolah yang

sehat melalui pembelajaran pendidikan kesehatan dan diaplikasikan

dalam bentuk organisasi UKS dan PMR.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

19

2). Olahraga Prestasi

Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan

olahragawan secara khusus, terprogram, berjenjang dan berkelanjutan melalui

kompetisi yang dilakukan selanjutnya para olahragawan yang memiliki

potensi untuk dapat ditingkatakan prestasinya akan dimasukan kedalam

asrama maupun tempat pelatihan khusus agar dapat dibina lebih lanjut guna

mendapatkan prestasi yang lebih tinggi dan dengan didukung bantuan ilmu

pengetahuan dan teknologi keolahragaan yang lebih modern. Pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah peningkatan kualitas

maupun kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan

kaedah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk

peningkatan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi

yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan keolahragaan.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kristiyanto (2012: 12) yang

menyatakan bahwa, “Dalam lingkup olahraga prestasi, tujuannya adalah

untuk menciptakan prestasi yang setinggi-tingginya. Artinya bahwa berbagai

pihak seharusnya berupaya untuk mensinergikan hal-hal dominan yang

berpengaruh terhadap peningkatan prestasi di bidang olahraga.

Sudut pandang teknologi berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip

teknik, termasuk mekanika gerak yang terbungkus dalam kajian ilmu

biomekanika olahraga, dalam bentuk efisiensi gerak, momentum, akselerasi,

dan sebagainya. Teknologi juga berarti pemutakhiran peralatan-peralatan

olahraga yang sesuai dengan kaidah mekanika gerak tubuh manusia agar

menimbulkan keamanan pada gerakan yang dilakukan oleh seorang

olahragawan. Telaahan penting yang diperlukan dalam peningkatan prestasi

olahraga juga berkaitan dengan kajian ilmu sosiologis. Kajian ilmu sosiologis

perlu dilakukan dalam upaya membantu mensosialisasikan olahraga kepada

berbagai tingkatan usia dan golongan. Teori struktural fungsionalisme,

konflik dan kritik perlu dimanfaatkan untuk memantapkan posisi olahraga di

dalam masyarakat sehingga masyarakat dapat mengakses dengan mudah

segala kebutuhan untuk berolahraga. Gerakan sosialisasi olahraga ini perlu

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

20

dilakukan agar masyarakat dapat memahami makna dan tujuan berolahraga

yang sebenarnya.

Teori-teori psikologi juga perlu dilakukan dalam peningkatan prestasi

olahraga nasional terutama mendorong atau memicu motivasi berprestasi

dalam bidang olahraga. Selain itu, pembelajaran kepribadian atlet juga perlu

dilakukan untuk memahami para atlet, sehingga pada saat yang sama atlet

dapat dikokohkan kepribadiannya melalui kekuatan fisik, emosionl, dan

intelektual secara utuh. Pedagogi dapat diperbantukan dalam peningkatan

prestasi olahraga melalui kaidah-kaidah didaktik dan metodik yang akurat

pada pembinaan olahraga usia dini dan olahraga di sekolah secra

proporsional, selain itu juga perlu penerapannya dalam olahraga masyarakat.

Karena itu, perlu diproporsikan secara tepat kedudukannya aktivitas jasmani

dan olahraga yang ada di sekolah dan di masyarakat.

Olahraga merupakan salah satu cara untuk mencapai kejayaan dan

kebanggaan suatu bangsa. Kejayaan olahraga nasional pernah ditorehkan

Indonesia pada perhelatan Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta dengan

menduduki peringkat kedua setelah Jepang. Namun beberapa tahun

belakangan ini kejayaan olahraga di Indonesia mulai mengalami kemunduran

prestasi. Bahkan ditingkat regional Asia Tenggara prestasi olahraga Indonesia

mengalami kemunduran dari tahun-ketahun.

Untuk mendapatkan atlet olahraga yang berprestasi, disamping proses

latihan yang terprogram dan terencana dengan menerapkan prinsip-prinsip

latihan, juga harus memperhatikan asupan gizi para atlet, selain itu harus pula

di barengi dengan pengadaan kompetisi-kompetisi secara rutin agar atlet

dapat menerapkan teknik dan taktik yang diperoleh selama pelatihan di arena

sesungguhnya dan itu dapat mengasah mental para atlet itu sendiri dalam

menghadapi kompetisi yang sesungguhnya. Semakin banyak jam terbang atlet

dalam suatu kompetisi maka akan semakin berpengalaman pula atlet itu

dalam megnhadapi situasi yang berubah-ubah dalam pertandingan.

Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk mengembangkan olahragawan

secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk

mencapai yang prestasi yang tinggi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

21

teknologi keolahragaan. Keterbatasan dari pemerintah menuntut cabang-

cabang olahraga lain yang belum menjadi prioritas pendanaan pemerintah,

perlu menggalang dana kolektif dari masyarakat dan swasta. Para pemerhati

olahraga di Indonesia perlu menyatukan suara guna membangun kejayaan

olahraga. Salah satunya dengan menetapkan sebuah badan yang benar-benar

independen dan hanya berfokus pada pembangunan olahraga di Indonesia

serta bebas dari segala kepentingan politik di dalamnya.

Pembinaan olahraga prestasi berbentuk segitiga atau sering disebut pola

piramida adan berporos pada proses pembinaan yang berkelanjutan.

Dikatakan berkelanjutan karena pola itu harus didasari cara pandang yang

utuh dalam memaknai program pemassalan dan pembibitan dengan program

pembinaan prestasinya. Program tersebut memandang arti penting

pemassalan dan pembibitan yang bisa jadi berlangsung dalam program

pendidikan jasmani yang baik, diperkuat dengan program pengembangannya

dalam kegiatan klub olahraga sekolah, dimatangkan dalam berbagai aktivitas

kompetisi intramural dan idealnya tergodok dalam program kompetisi

intersklastik, serta dimantapkan melalui pemuncakan prestasi dalam bentuk

training camp bagi para bibit atlet yang terbukti berbakat.

Pola ini dapat dipastikan agak berbeda dari yang ditempuh dalam

pembinaan olahraga di Indonesia pada umumnya, misalnya program PPLP

dan Ragunan, yang biasanya melupakan arti penting dari program penjas dan

program olahraga rekreasi, tetapi langsung diorientasikan kepada puncak

tertinggi model piramid. Secara tradisional, program pengajaran pendidikan

jasmani digambarkan sebagai lantai dasar dari sebuah segitiga sama kaki, atau

yang sering disebut sebagai bentuk piramid. Tepat di atasnya terdapat

program olahraga rekreasi, atau lazim pula disebut program klub olahraga,

sedangkan di puncak segitiga terletak program olahraga prestasi.

Membangun strategi pembinaan olahraga secara nasional memerlukan

waktu dan penataan sistem secara terpadu. Pemerintah dalam hal ini adalah

Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak dapat bekerja sendiri tanpa sinergi

dalam kelembagaan lain yang terkait dengan pembinaan sistem keolahragaan

secara nasional. Penataan olahraga prestasi harus dimulai dari pemassalan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

22

olahraga dimasyarakat yang diharapkan memunculkan bibit-bibit atlet

berpotensi dan ini akan didapat pada atlet yang dimulai dari usia sekolah.

Pembinaan olahraga prestasi harus berjangka waktu kehidupan atlet, dimulai

pada saat merekrut seorang anak untuk dikembangkan menjadi seorang atlet.

Dalam merekrut calon atlet, postur dan struktur tubuhnya harus dilihat apakah

tubuh (termasuk kemampuan jantung dan paru-paru) calon atlet itu bisa

dibentuk dengan latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya

endurance atau daya tahan.

Intelegensi juga harus diteliti pada saat merekrut calon atlet yang masih

anak-anak. Apakah anak itu cukup cerdas dalam menghadapi situasi yang

berubah-ubah dan dalam tempo waktu yang singkat serta dalam kondisi

tertekan pada saat pertandingan. Selain itu, apakah aspek psikologinya

tangguh untuk mendukungnya mempunyai mental juara sejati, bukan mental

pecundang yang sombong dan hanya berorientasi pada materi belaka. Setelah

semua aspek itu terpenuhi, pembinaan dilakukan menggunakan teknologi

olahraga untuk pembentukan fisik, psikologi dan rohani. Harus ada

keseimbangan juga antara latihan yang keras dan istirahat. Oleh karena itu

penataan harus dilakukan secara terpadu dan berjenjang sehingga hasil yang

dicapai merupakan produk yang sangat optimal.

Untuk dapat menggerakan pembinaan olahraga harus diselenggarakan

dengan berbagai cara yang dapat mengikutsertakan atau memberi kesempatan

seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan

olahraga secara aktif, berkesinambungan, dan penuh kesadaran akan tujuan

olahraga yang sebenarnya. Pembinaan olahraga seperti ini hanya dapat

terselenggara apabila ada suatu sistem pengelolaan keolahragaan nasional

yang terencana, terpadu, dan berkesinambungan dalam semangat

kebersamaan dari seluruh lapisan masyarakat. Pembinaan atlet usia pelajar

sering kali tidak terjadi kesinambungan dengan pembinaan cabang olahraga

prioritas. Hal ini bisa dilihat dari berbagai cabang olahraga yang merupakan

andalan untuk meraih medali emas tidak dibina secara berjenjang. Untuk itu

perlu dilakukan penyusunan program pembibitan atlet usia dini dengan

cabang olahraga yang menjadi prioritas. Sebagai langkah berikutnya perlu

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

23

melakukan kerja sama antara Menteri Pemuda dan Olahraga dengan Komite

Olahraga Nasional Indonesia Pusat serta induk organisasi cabang olahraga

untuk membicarakan cabang-cabang olahraga yang menjadi prioritas utama

baik didaerah, nasional maupun internasional.

3). Olahraga Rekreasi

Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat

dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai

dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan,

kebugaran dan kegembiraan. Pada pasal 19 Bab VI UU Nomor 3 Tahun 2005

dinyatakan bahwa “olahraga rekreasi bertujuan untuk memperoleh kesehatan,

kebugaran jasmani dan kegembiraan, membangun hubungan sosial dan atau

melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional”.

Selanjutnya dinyatakan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat

berkewajiban menggali, mengembangkan dan memajukan olahraga rekreasi.

Kristiyanto (2012: 6) berpendapat bahwa “ olahraga rekreasi terkait erat

dengan aktivitas waktu luang dimana orang bebas dari pekerjaan rutin. Waktu

luang merupakan waktu yang ridak diwajibkan dan terbebas dari berbagai

keperluan psikis dan sosial yang telah menjadi komitmennya”. Kegiatan yang

umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan

hobi dan kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan. Kegiatan

rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia.

Kegiatan tersebut ada yang diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu

tempat dan sebagainya. Secara psikologi banyak orang yang di lapangan

merasa jenuh dengan adanya beberapa kesibukan dari masalah, sehingga

mereka membutuhkan istirahat dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai

sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan,

mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan

merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka

rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai

pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

24

kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat memulihkan

kekuatan baik fisik maupun mental.

Beragam jenis olahraga rekreasi yang merupakan kekayaan asli dan jati

diri bangsa Indonesia perlu dilestarikan, dipelihara dan diperkenalkan kepada

generasi muda penerus, serta didokumentasikan dengan serius dan cermat,

sehingga aset budaya dan jati diri bangsa Indonesia tidak hilang atau diakui

oleh bangsa lain. Disamping itu, gerakan sport for all, yang menjadikan

olahraga sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan kualitas

sumber daya manusia, pendidikan, kesehatan dan kebugaran masayarakat

serta aspek lain yang dibutuhkan oleh pembentukan karakter dan jati diri

suatu bangsa, menjadikannya sebagai kekuatan yang ampuh dalam upaya

memepersatukan bangsa Indonesia dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Sejalan dengan semboyan sport for all di dunia internasional telah

semakin maju dan berkembang menjadi suatu gerakan global, yang

dampaknya secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi

perkembangan olahraga di Indonesia, dan ini terbukti dengan semakin subur

dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan olahraga,

baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

Atas dasar pemikiran bahwa potensi, manfaat dan kekayaan dari olahraga

rekreasi dan gerakan sport for all, tidak hanya dari aspek olahraga , kesehatan

dan budaya, akan tetapi juga dari aspek terkait yang lain dalam kehidupan

bangsa Indonesia, maka pengembangan olahraga rekreasi dan gerakan sport

for all di Indonesia, harus ditangani dengan serius baik oleh pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah, maupun oleh organisasi olahraga dan masyarakat

sendiri, melalui penetapan visi “ Indonesia Bugar 2020”

Guna mendukung upaya dan semangat kebangkitan bangsa Indonesia

yang dimulai sejak peringatan 100 tahun Kebangkitan nasional tahun 2008,

maka Kebangkitan Olahraga Nasional melalui upaya pemberdayaan dan

pengembangan olahraga rekreasi dan gerakan sport for all di Indonesia,

menjadi salah satu pemecahan masalah dan cara tepat untuk mendorong

percepatan Kebangkitan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang sehat, bugar,

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

25

produktif, kuat, mandiri, demokratis, berjati diri dan berdaya saing tinggi

dalam menghadapi era globalisasi.

Atas dasar pemikiran tersebut visi “ Indonesia Bugar 2020” harus

dijabarkan melalui penyelenggaraan even berskala nasional yaitu Kongres

Nasional Pengembangan Olahraga Rekreasi dan sport for all di Indonesia dan

sekaligus didukung oleh seluruh jajaran dan jejaring Olahraga Rekreasi di

Indonesia yang terhimpun dalam Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat

Indonesia (FORMI), yang akan mengidentifikasi dan menginventarisasi

segenap potensi yang terkait, serta menentukan peran, arah dan sasaran

pengembangan olahraga rekreasi dan sport for all di Indonesia.

2. Kebijakan Pembangunan Olahraga

a. Kebijakan

Setiap saat pemerintah selalu dihadapkan pada berbagai macam masalah mulai

dari yang sederhana sampai permasalahan yang rumit. Dibutuhkan sebuah kebijakan

untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. Syarat untuk memecahkan masalah yang

rumit adalah tidak sama dengan syarat untuk memecahkan masalah yang mudah.

Masalah yang sederhana memungkinkan analisis menggunakan metode-metode

konvensional, sementara masalah–masalah yang rumit menuntut analisis untuk

mengambil bagian aktif dalam mendefinisikan hakekat dari masalah itu sendiri.

Gambaran tentang pemecahan masalah bertolak belakang dari pandangan bahwa

kerja kebijakan bermula dari masalah-masalah yang sudah terartikulasi dan ada

dengan sendirinya. Semestinya, kebijakan bermula ketika masalah-masalah yang

telah diketahui kemudian membuat hipotesis tentang serangkaian tindakan yang

mungkin untuk dilakukan melalui kajian-kajian yang cermat tentang masalah-

masalah tersebut agar dapat merumuskan kebijakan yang harus ditetapkan dan

mengimplementasikan kebijakan tersebut dalam sebuah tindakan nyata.

Pendefinisian kebijakan mempunyai pengertian apa yang sebenarnya dilakukan,

ketimbang apa yang disuslkan dalam tindakan mengenai suatu persoalan tertentu.

Hal ini dilakukan karena kebijakan merupakan suatu proses yang mencakup pula

tahap implementasi dan evaluasi sehingga definisi kebijakan yang hanya

menekankan pada apa yang diusulkan kurang memadai. Definisi kebijakan publik

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

26

akan lebih tepat bila definisi tersebut mencakup pula arah tindakan atau apa yang

dilakukan dan tidak semata-mata menyangkut usulan tindakan (Winarno, 2014: 21).

Beberapa penulis besar dalam ilmu ini, seperti William Dunn, Charles Jones,

Lee Friedman, dan lain-lain, menggunakan istilah publik policy dan publik police

analysis dalam pengertian yang tidak jauh berbeda. Istilah kebijaksanaan atau

kebijakan yang diterjemahkan dari kata policy memang biasanya dikaitkan dengan

keputusan pemerintah, karena pemerintah yang mempunyai wewenang atau

kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat, dan bertanggung jawab melayani

kepentingan umum. Sejalan dengan pengertian publik itu sendiri dalam bahasa

Indonesia yang berarti pemerintah, masyarakat atau umum. Kebijakan (policy)

adalah solusi atas suatu masalah. Kebijakan seringkali tidak efektif akibat tidak

cermat dalam merumuskan masalah. Dengan kata lain, kebijakan mirip sebuah obat

yang menyembuhkan akan tetapi bisa mematikan akibat diagnose masalah atau

penyakitnya keliru.

Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan dalam Islamy (2002: 17) member arti

kebijakan sebagai “a projected program of goals, value and practice” (suatu

program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah). Sedangkan

Carl Friedrich dalam Wahab (2001: 3) menyatakan bahwa “kebijakan adalah suatu

tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-

hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau

mewujudkan sasaran yang diinginkan”.

Kajian tentang ilmu kebijakan menjadi penting untuk dipahami karena ilmu

kebijakan salah satunya diimplementasikan untuk kepentingan publik. James E.

Anderson dalam Bambang S. (1994: 23) mengatakan bahwa “publik policies are

those policies developed by governmental bodies and officials” (kebijakan publik

adalah kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-

pejabat pemerintah). Selanjutnya Anderson menjelaskan implikasi dari pengertian

kebijakan publik sebagi berikut:

1). Bahwa kebijakan publik itu selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan

tindakan yang berorientasi pada tujuan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

27

2). Bahwa kebijakan itu berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat-

pejabat pemerintah.

3). Bahwa kebijakan itu adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah

jadi bukan merupakan apa yang pemerintah bermaksud akan melakukan sesuatu

atau menyatakan akan melakukan sesuatu.

4). Bahwa kebijakan publik itu bisa bersifat positif dalam arti merupakan beberapa

bentuk tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu atau bersifat

negatif dalam arti merupakan keputusan pejabat pemerintah untuk tidak

melakukan sesuatu.

5). Bahwa kebijakan pemerintah dalam arti yang positif didasarkan atau selalu

dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang bersifat memaksa

(otoritif).

Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan

tahap dari proses kebijakan segera setelah penetapan undang-undang yang

merupakan produk dari sebuah kebijakan disahkan. Menurut Winarno (2014: 147)

“Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan undang-

undang di mana untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-

tujuan kebijakan atau program-program”. Implementasi pada sisi yang lain

merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai suatu

proses, suatu keluaran maupun suatu dampak.

b. Bentuk-Bentuk Kebijakan

Pemerintah haruslah mampu membuat kebijakan yang baik dan bermanfaat bagi

khalayak umum. Pada prinsipnya pemerintah ialah perwujudan rakyat yang

mempunyai tugas menjalankan pemerintahan atas dasar kehendak dan kebutuhan

rakyat dalam sebuah wilayah. Oleh karena itu, semua tindakan dan keputusan harus

dilatarbelakangi oleh kepentingan rakyat itu sendiri. Menurut kamus Besar Bahasa

Indonesia (2010) arti kebijakan adalah “kepandaian dan kemahiran. Kebijakan

sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana

pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak

(Pemerintah/Organisasi), pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai

garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran atau garis haluan”.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

28

Easton dalam Santosa (2008: 27) menjelaskan bahwa kebijakan adalah

“pengaplikasian nilai-nilai kepada seluruh masyarakat secara keseluruhan”. Pendapat

ini memperkuat definisi kebijakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karena

mengisyaratkan adanya sifat otoritarif yang dimiliki pemerintah. Kebijakan

pemerintah pada dasarnya tidak hanya berupa sebuah tindakan yang diambil dalam

sebuah kasus namun bisa bermakna lebih luas lagi. Kebijakan tersebut bisa berupa

ucapan seseorang pimpinan, dukungan, perhatian dan lain sebagainya. Setiap respon

atau tindakan yang dilakukan oleh seorang pimpinan bisa diartikan sebagai kebijakan

yang dia tetapkan bahkan meskipun pemerintah tidak melakukan sesuatu terkait

sebuah kasus namun dalam hal itu akan tetap menjadi sebuah kebijakan dimana akan

sangat mempengaruhi atau memberi dampak terhadap masyarakat. Hogwod dan

Gunn dalam Wahab (2001: 16), mengelompokan kebijakan ke dalam sepuluh

macam yaitu :

1). Policy as a Label for a Feld of Activity (Kebijakan sebagai Sebuah Label

atau Merk bagi Suatu Bidang Kegiatan Pemerintah).

2). Policy as an Expression of General Purpose ar Desired State of Affairs

(Kebijakan sebagai Suatu Pernyataan Mengenai Tujuan Umum atau

Keadaan Tertentu yang Dikehendaki).

3). Policy as Specific Proposals (Kebijakan sebagai Usulan-Usulan Khusus).

4). Policy as Decision of Government (Kebijakan sebagai Keputusan-

Keputusan Pemerintah).

5). Policy as Formal Authorization (Kebijakan sebagai Bentuk Otorisasi

atau Pengesahan Formal).

6). Policy as Programme (Kebijakan sebagai Program).

7). Policy as Output (Kebijakan sebagai Keluaran).

8). Policy as Outcome (Kebijakan sebagai Hasil Akhir).

9). Policy as Theory or model (Kebijakan sebagai Teori atau Model).

10). Policy as Process (Kebijakan sebagai Proses).

Proses pembuatan kebijakan merupakan proses kompleks yang melibatkan

banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu, beberapa ahli

politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses

penyusunan kebijakan publik ke dalam beberapa tahap. Tahap-tahapan kebijakan

publik menurut Dunn (1999: 24-25) dibagi menjadi tahap penyusunan agenda, tahap

formulasi kebijakan, tahap adopsi kebijakan, tahap implementasi kebijakan, dan

tahap evaluasi kebijakan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

29

Kebijakan pemerintah yang telah disahkan, tidak akan bermanfaat apabila tidak

diimplementasikan. Tujuan utama dari adanya kebijakan pemerintah adalah usaha

untuk mewujudkan kebijakan yang masih bersifat abstrak ke dalam realita nyata

sehingga apa yang menjadi permasalahan dalam kehidupan nyata dapat dipecahkan

dengan implementasi secara tepat dari kebijakan yang telah dibuat. Suatu kebijakan

pemerintah akan berhasil apabila dilaksanakan dan menghasilkan dampak positif

bagi masyarakat banyak. Kebijakan itu sendiri secara umum dapat dibedakan dalam

tiga tingkatan, yaitu:

1). Kebijakan Umum

Kebijakan umum adalah kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk

pelaksanaan baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif yang meliputi

keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan. Suatu hal yang perlu

diingat adalah pengertian umum di sini bersifat relatif. Maksudnya, untuk

wilayah negara, kebijakan umum mengambil bentuk undang-undang atau

keputusan presiden dan sebagainya. Sementara untuk provinsi, selain dari

peraturan yang diambil dari tingkat pusat juga ada keputusan gubernur atau

peraturan daerah yang diputuskan oleh DPRD. Agar suatu kebijakan umum

dapat menjadi pedoman bagi tingkatan kebijakan dibawahnya ada beberapa

kriteria yang harus dipenuhi.

Pertama, cakupan kebijakan itu meliputi keseluruhan wawasan. Artinya,

kebijakan itu tidak hanya meliputi dan ditujukan pada aspek tertentu. Kedua,

tidak berjangka pendek. Masa berlakunya atau tujuan yang ingin dicapai dengan

kebijakan tersebut berada dalam jangka panjang dan tidak mempunyai batasan

waktu tertentu. Ketiga, strategi kebijakan umum tidak bersifat operasional.

Seperti halnya pada pengertian umum, pengertian operasional atau teknis juga

bersifat relatif. Sesuatu yang dianggap umum untuk tingkat kabupaten mungkin

dianggap teknis atau operasional untuk tingkat provinsi dan sangat operasional

dalam pandangan tingkat nasional.

2). Kebijakan Pelaksanaan

Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan

umum. Untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan suatu

undang-undang atau keputusan menteri menjabarakan pelaksanaan keputusan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

30

presiden adalah contoh dari kebijakan pelaksanaan. Untuk tingkat provinsi,

keputusan bupati atau keputusan seorang kepala dinas yang menjabarkan

keputusan gubernur atau peraturan daerah bisa jadi suatu kebijakan pelaksanaan.

3). Kebijakan Teknis

Kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada dibawah

kebijakan pelaksanaan itu. Secara umum dapat disebutkan bahwa kebijakan

umum adalah kebijakan tingkat pertama, kemudian pelaksanaan adalah

kebijakan tingkat kedua, dan kebijakan teknis adalah kebijakan tingkat terbawah.

Wewenang membuat kebijakan hanya ada pada jabatan-jabatan yang

tinggi, Ini bisa dimengerti karena pada jabatan-jabatan tersebut terdapat fungsi

mengatur (regulasi) masyarakat. Pada jabatan-jabatan yang lebih rendah terdapat

fungsi pelaksanaan atau teknis. Meskipun birokrasi harus bersikap netral atau

bebas dari politik namun dalam kenyataannya mereka yang menduduki jabatan

tinggi tidak mudah begitu saja melepaskan diri dari politik. Tanpa pertimbangan

politik dapat timbul kelemahan dalam memperoleh dukungan masyarakat bagi

kebijakan yang dibuatnya. Seorang birokrat tidak boleh mewakili kepentingan

suatu partai, golongan, maupun kelompoknya namun dia harus dapat memahami

orientasi politik partai-partai yang ada, sehingga dapat mengambil keputusan

yang mewakili semua aspirasi dalam masyarakat. Sikap netral seorang pejabat

tidak boleh diartikan bahwa keputusan yang diambil harus lepas dari semua

kepentingan partai, karena ini akan berakibat ruang gerak untuk

mengindentifikasi alternatif kebijakan menjadi sempit, bahkan mungkin menjadi

tidak ada. Misalnya, jika dalam masyarakat ada perbedaan pendapat antara dua

atau tiga partai supaya netral maka dia mengambil kebijakan diluar ketiga

pendirian itu. Jika demikian halnya, tentu saja akan semakin parah, karena dalam

sistem multi partai yang ada, variasi perbedaan pendapat makin banyak.

c. Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Olahraga

Kebijakan pemerintah dibidang olahraga merupakan upaya-upaya memotivasi

dan memfasilitasi masyarakat agar menjadikan olahraga tidak hanya sebagai pengisi

waktu luang akan tetapi menjadikan olahraga sebagai sebuah gaya hidup dan

olahraga prestasi. Dalam rangka meningkatkan budaya berolahraga sebagai bagian

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

31

dari proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional, keberadaan dan peran

olahraga dalam kehidupan masyarakat harus mendapatkan kedudukan sejajar dengan

sektor pembangunan lainnya terutama untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran,

pergaulan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan terbitnya Undang-undang Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2005

tentang Sistem Keolahragaan Nasional, merupakan dasar bagi setiap Pemerintah

Daerah untuk selalu menaati dan melaksanakan isinya sehingga apa yang dicita-

citakan oleh Pemerintah Indonesia, khususnya dalam bidang olahraga dapat dicapai

secara maksimal. Sehingga dapat menjadikan bangsa Indonesia yang memiliki

kebugaran jasmani yang baik serta memiliki etos kerja tinggi. Hal inilah yang akan

mampu menyokong bangsa Indonesia agar tidak kalah saing dengan bangsa asing

dalam menghadapi era globalisasi seperti yang berjalan pada saat ini.

Selain Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005, Pemerintah

Pusat juga memiliki beberapa kebijakan yang tertuang baik itu dalam undang-

undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, maupun ADART KONI. Dibawah

ini dijabarkan beberapa dasar hukum yang menjadi landasan bagi pemerintah

maupun pelaku olahraga untuk membina olahraga prestasi menurut KONI (2014:

19):

1). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

2). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah

3). Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan

Keolahragaan.

4). Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan

Pekan dan Kejuaraan Olahraga

5). Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pendanaan

Keolahragaan

6). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 tentang

Program Indonesia Emas

7). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KONI Tahun 2013.

Pembangunan pemuda melalui olahraga merupakan hal penting yang harus

dilakukan oleh pemerintah karena pemuda merupakan tulang punggung masa depan

bangsa apabila pemudanya sehat dan memiliki karakter yang kuat maka dapat

dipastikan bangsa memiliki masa depan yang cerah. Pembangunan olahraga dapat

dilakukan dengan mengembangkan olahraga rekreasi, mengembangkan olahraga

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

32

prestasi, mengembangkan olahraga untuk difabel, mengembangkan olahraga

tradisional, melakukan pembinaan usia dini, kelas olahraga klub olahraga pelajar dan

mahasiswa, dan kelompok berlatih olahraga, serta melakukan bimbingan dan

kompetisi olahraga pelajar secara berjenjang dan teratur dalam rangkan menanamkan

disiplin, nilai-nilai sportifitas dan menggali bakat olahraga, meningkatkan kepedulian

masyarakat dan dunia usaha mengenai pentingnya dukungan pendanaan olahraga

terutama olahraga prestasi, meningkatkan keterrampilan dan keahlian tenaga kerja

pemuda, mengembangkan kewirausahaan pemuda, meningkatkan partisipasi

lembaga kepemudaan dalam pembangunan ekonomi, memperluas kesempatan

pemuda terdidik untuk berpartisispasi dalam pembangunan di pedesaan,

mengembangkan jaringan kerjasama pemuda antar daerah, antar provinsi dan antar

bangsa, meningkatkan peran aktif pemuda dalam penanggulangan masalah

penyalahgunaan narkoba, minuman keras (miras), penyakit HIV/AIDS serta penyakit

menular seksual, dan kriminalitas di kalangan pemuda.

d. Peraturan Daerah Tentang Olahraga

Otonomi berasal dari bahasa Yunani, Yaitu autos dan nomos. Autos artinya

sendiri, sedangkan nomos berarti hukum atau aturan. Sebagai istilah, pengertian

otonomi autos nomos atau autonomous dalam bahasa Inggris kata sifat yang berarti :

(1) keberadaan atau keberfungsian secara bebas atau independen (functioning or

existing independently); dan (2) memiliki pemerintahan sendiri (of or self-

government, as a state, group, etc.). Sedangkan pengertian otonomi (autonomy)

sebagai kata benda (noun) adalah (1) keadaan atau kualitas yang bersifat independen,

khususnya kekuasaan atau hak memiliki pemerintahan sendiri (the power or right of

having self-government); dan atau (2) negara, masyarakat, atau kelompok yang

memiliki pemerintahan sendiri yang independen (a self-governing state, community

or group). Beranjak dari rumusan pengertian otonomi tersebut dapat disimpulkan

bahwa otonomi daerah adalah kewenangan suatu daerah untuk menyelenggarakan

pemerintahan sendiri.

Indonesia pada dasarnya menganut pemahaman otonomi daerah yang bersifat

administratif, yaitu kebebasan untuk menyelenggarakan adminitrasi pemerintahan

sendiri yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Sistem Adminitrasi Negara

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

33

Republik Indonesia (SANKRI). Dengan demikian dalam konteks Indonesia,

pengertian otonomi daerah menunjukkan hubungan keterikatan antara daerah yang

memiliki hak untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan kesatuan lebih

besar yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bukan berarti daerah

otonom yang merdeka dan bebas berdiri sendiri bebas dari ikatan NKRI. Dengan

berlakunya otonomi daerah maka pemerintah daerah berhak untuk mengatur

daerahnya sendiri dan membuat kebijakan lokal yang bertujuan untuk pembangunan

dan pengembangan daerahnya. Salah satunya yaitu dengan menerbitkan Peraturan

Daerah (PERDA). Peraturan Daerah merupakan bentuk nyata implementasi

kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah dalam mengatasi permasalahan yang

ada maupun untuk mengembangkan potensi daerahnya.

Sejak disahkannya Undang-Undang No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah (direvisi pada tahun 2004) yang diimplementasikan sejak januari 2001, maka

beberapa kewenangan daerah dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah daerah

(PEMDA). Mulai saat itulah PEMDA mempunyai kewenangan yang luar biasa untuk

merencanakan, merumuskan, melaksanakan, serta mengevaluasi kebijakan-kebijakan

yang sesuai dengan keperluan dan tuntutan masyarakat setempat (Agustino, 2011:

69). Sejak masa itu Pemerintah Daerah (PEMDA) tidak lagi sekedar sebagai

pelaksana operasional kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dan ditentukan oleh

pusat seperti pada zaman orde baru yang bersifat top-down policy, tetapi telah

menjadi agen penggerak pembangunan. Sekarang, melalui otonomi daerah apapun

yang dilaksanakan pemerintah daerah dapat dengan mudah dinilai bahkan dikritisi

oleh masyarakat sendiri. Dalam konteks kebijakan publik, misalnya dapat ditanyakan

apakah kebijakan yang diformulasi dan diimplementasi mampu mengatasi persoalan-

persoalan yang dihadapi oleh daerah atau justru sebaliknya memutarbalikkan

keadaan masyarakat kearah yang lebih buruk. Berbicara kebijakan publik di daerah

tentu saja dituangkan dalam bentuk peraturan daerah.

Peraturan daerah merupakan bentuk legitimasi Pemda untuk mencapai tujuan

pembangunan daerah secara sah terhadap masyarakat lokal. Tujuan–tujuan

pembangunan daerah yang dilakukan untuk mengatasi persoalan masyarakat yang

dianggap penting sebagai contohnya yaitu pembinaan dan penyediaan sarana

prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan. Dalam Undang-Undang 32 tahun

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

34

2004 tentang Pemerintahan daerah, setidaknya ada 3 (tiga) jenis produk hukum

daerah otonom. Dua produk hukum hasil pengaturan sebuah produk hasil

pengurusan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh pakar otonomi daerah Hoessein

(2009: 151-156), bahwa:

“Produk hukum hasil pengaturan adalah peraturan daerah (perda) dan

Peraturan kepala daerah, sedangkan sebuah produk hukum hasil pengurusan

adalah keputusan kepala daerah. Perda adalah keputusan kepala daerah dengan

persetujuan DPRD, sedangkan peraturan kepala daerah adalah keputusan

kepala daerah tanpa persetujuan DPRD. Kedua produk hukum tersebut sebagai

norma hukum umum dan abstrak. Keputusan kepala daerah sebagai produk

hukum pengurusan adalah keputusan yang bersifat penetapan”.

Dalam hukum positif di Indonesia dibedakan beberapa produk hukum daerah

otonom, namun baik jenis maupun hierarkinya diatur secara berbeda dalam peraturan

perundang-undangan. Jenis dan kedudukan Perda dalam hierarki perundang-

undangan diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Perundang-undangan. Dalam ayat (1) pasal 7 mengatur jenis hierarki

Peraturan Perundang-undangan sebagai berikut:

1). Undang-Undang dasar Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)

2). Undang-undang (UU)/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

3). Peraturan Pemerintah (PP)

4). Peraturan Presiden (Perpres)

5). Peraturan Daerah (Perda)

Kelima produk diatas merupakan bentuk pertama kebijakan publik, yaitu

peraturan perundag-undangan yang terkodifikasi secara formal dan legal. Setiap

peraturan dari tingkat “Pusat” atau “Nasional” hingga tingkat “lokal” desa atau

kelurahan adalah kebijakan publik karena mereka adalah aparat publik atau

administrator yang dibayar oleh uang publik melalui uang pajak dan penerimaan

negara lainnya (Penerimaan Negara Bukan Pajak), dan karenanya secara hukum

formal bertanggung jawab kepada publik (Nugroho, 2008: 62). Pada hakekatnya

peraturan daerah dan kebijakan publik itu memiliki pengertian yang hampir sama.

Dimana keduanya merupakan suatu alat intervensi pemerintah (lokal) yang bertujuan

untuk mengubah kondisi yang ada atau mempengaruhi arah dan kecepatan dari

perubahan kondisi yang sedang berlangsung dalam masyarakat guna mewujudkan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

35

kondisi yang dicita-citakan. Intervensi itu dilakukan melalui suatu atau serangkaian

strategi kebijakan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Perda adalah produk hukum

daerah otonom yang bersifat pengaturan. Dalam hal ini perda dibuat untuk mengatur

orang atau sekelompok orang untuk mencapai keadaan yang diinginkan. Secara

prosedural, pembentukan perda didahului dengan penyampaian rancangan peraturan

daerah (Raperda) atas prakarsa kepala daerah atau prakarsa DPRD.

3. Pembinaan Olahraga

Model pembinaan bentuk segi tiga atau sering disebut pola piramid berporos pada

proses pembinaan yang berkesinambungan. Dikatakan berkesinambungan,karena pola

itu harus didasari cara pandang yang utuh dalam memaknai program pemassalan dan

pembibitan dengan program pembinaan prestasinya. Artinya, program tersebut

memandang penting arti pemassalan dan pembibitan yang bisa jadi berlangsung dalam

program pendidikan jasmani yang baik, diperkuat dengan program pengembangannya

dalam kegiatan klub olahraga sekolah, dimatangkan dalam berbagai aktivitas kompetisi

didalamnya dan idealnya terbentuk dalam program kompetisi, serta dimantapkan

melalui pemuncakan prestasi dalam bentuk pemusatan latihan bagi para bibit atlet yang

sudah terbukti berbakat.

Dengan demikian, corak ini dapat dipastikan berbeda dari yang ditempuh dalam

pembinaan olahraga di Indonesia umumnya, misalnya program PPLP dan Ragunan,

yang biasanya melupakan arti penting dari program penjas dan program olahraga

rekreasi, tetapi langsung diorientasikan kepada puncak tertinggi dari model piramid.

Secara tradisional, program pengajaran pendidikan jasmani digambarkan sebagai lantai

dasar dari sebuah segitiga sama kaki, atau yang sering disebut sebagai bentuk piramid.

Tepat di atasnya terdapat program olahraga rekreasi, atau lazim pula disebut program

klub olahraga, sedangkan di puncak segitiga terletak program olahraga prestasi.

Program pengajaran pendidikan jasmani adalah tempat untuk mengajarkan

keterampilan, strategi, konsep-konsep, serta pengetahuan esensial yang berkaitan

dengan hubungan antara kegiatan fisik dengan perkembangan fisik, otot dan syaraf,

kognitif, sosial serta emosional anak. Ini berarti bahwa program pendidikan jasmani

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

36

yang baik bertindak sebagai dasar yang kokoh dan solid untuk seluruh program olahraga

dan aktivitas fisik di sekolah dan masyarakat.

Pada tahap kedua, program olahraga yang bersifat rekreasi (dalam klub olahraga

sekolah) merupakan upaya pengembangan dan perluasan program pendidikan jasmani

yang sifatnya inklusif untuk semua anak. Pada program rekreasi inilah para siswa

diperkenankan untuk memilih cabang olahraga yang diminatinya, serta disesuaikan

dengan potensi atau bakat dirinya. Program ini di Indonesia lazim disebut program

ekstra-kurikuler, yang seharusnya menyediakan kegiatan-kegiatan olahraga di luar

struktur kurikulum dan program pendidikan jasmani.

Pada sekolah-sekolah di negara-negara yang menganut sistem olahraga melalui

persekolahan, program olahraga ekstra-kurikuler ini dikelola oleh klub-klub olahraga

yang dikembangkan di sekolah dengan sistem voluntir dan sekaligus bersifat wirausaha.

Klub tersebut didirikan oleh organisasi sosial yang beragam, dari mulai perkumpulan

orang tua, kepemudaan, klub olahraga murni, hingga para guru penjas sekolah yang

bersangkutan, yang mengelola klubnya dengan format kewirausahaan bekerja sama

dengan pihak sekolah. Dengan format tersebut, para pengelola menggalang kerjasama

dengan sekolah. Mereka mengajukan proposal kepada sekolah untuk menggunakan

fasilitas sekolah, dengan perjanjian kerjasama bagi hasil atau sewa kontrak, sedangkan

pihak pengelola menyediakan program, pelatih, serta mengelola dana yang dibayarkan

anak/siswa anggota klubnya. Dengan demikian, di sekolah tersebut bisa berdiri

bermacam-macam klub olahraga, dari mulai olahraga individual seperti atletik, senam

dan renang, olahraga beregu seperti cabang permainan (voli, basket, sepak bola, bola

tangan), olahraga beladiri hingga olahraga petualangan atau pencinta alam.

Program yang ditawarkan oleh klub-klub tersebut bervariasi dari yang sifatnya

rekreatif hingga ke tingkat persiapan untuk memasuki olahraga prestasi. Hal ini

biasanya ditunjang oleh kurikulum pengembangan yang jelas, yang biasanya merupakan

pengadopsian dari sistem pembinaan yang dikembangkan oleh setiap induk organisasi

olahraga. Dengan demikian, pada program klub olahraga ini setiap pesertanya secara

jelas terpetakan posisinya, apakah ia masuk level pemula, level lanjutan, atau level

mahir. Dengan sistem semacam itu, yang mana setiap level menunjukkan tingkat

penguasaan keterampilan tertentu yang juga sudah ditentukan, akan cukup jelas kapan

siswa dapat meningkat atau memperbaiki levelnya ke level berikut, serta persyaratan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

37

kompetensi apa yang harus dilewatinya melalui sebuah mekanisme ujian kenaikan

tingkat atau melalui kejuaraan. Di samping itu, cukup jelas juga kewenangan pelatih dan

penguji (wasit), yang untuk mampu menjalankan fungsinya pada level tertentu pun

harus pula memiliki kompetensi dan kewenangan pada peringkat tertentu, apakah ia

pelatih atau wasit pemula, pelatih atau wasit lanjutan, atau termasuk pelatih atau wasit

tingkat mahir (nasional) dan bahkan tingkat internasional. Tidak kalah pentingnya dari

sistem yang diberlakukan pada klub-klub sekolah di atas adalah (menciptakan) sistem

kompetisi yang teratur dan tersistem.

Kompetisi merupakan sebuah kewajiban bagi klub yang ada di sekolah, untuk

minimal menyelenggarakan kompetisi antar kelas di lingkungan sekolah tersebut,.

Bahkan kalau mungkin klub yang bersangkutan mampu menyelenggarakan program

kompetisi antar sekolah melalui cara kerja sama dengan klub cabang olahraga sejenis

yang ada di sekolah-sekolah lain untuk bertindak sebagai penyelenggara. Sifat

kompetisi dirancang dalam format yang sangat sederhana, sehingga tidak perlu

mengeluarkan biaya tinggi, tetapi mampu membangkitkan nilai kebanggaan pada para

pesertanya, serta yang paling penting adalah dimanfaatkannya kompetisi itu sebagai

ajang untuk membina nilai dan sifat-sifat luhur keolahragaan bagi para peserta. Dengan

demikian, siswa mampu menyelami dan menginternalisasi nilai-nilai sportivitas, fair

play, kejujuran, semangat pantang menyerah, menghargai keunggulan diri sendiri dan

lawan, serta membina semangat kerja sama, korp, serta menjunjung sikap hormat pada

orang lain. Pada tataran terakhir, program olahraga prestasi sebenarnya merupakan

kelanjutan dari dua program sebelumnya. Pada tataran ini, para guru penjas dan para

pelatih memanfaatkan tersedianya data mengenai potensi dan bakat anak dari masing-

masing sekolahnya untuk disalurkan pada program pemuncakan dalam bentuk tempat

pelatihan.

Tempat pelatihan adalah suatu program yang dirancang atas inisiatif masyarakat

olahraga, untuk menyediakan program yang selaras dengan misi peningkatan prestasi

tanpa harus kehilangan dasar pengembangan dan menelantarkan landasan di tahap

paling dasar, pendidikan jasmani. Program ini disediakan dalam bentuk sport centers,

yang formatnya bisa bervariasi di antara kabupaten atau kota, sesuai dengan

kemampuan dan ketersediaan fasilitas serta sumber daya manusianya. Idealnya tempat

pelatihan dalam format sport center ini dimiliki oleh setiap kota atau kabupaten,

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

38

didasarkan pembagian wilayah. Maksudnya, jika sebuah kabupaten atau kota terdiri dari

empat wilayah, maka minimal di satu wilayah terdapat satu sport centers, yang masing-

masing sport centers tersebut mampu menyediakan beberapa program tempat pelatihan

untuk cabang olahraga yang dijadikan andalan kabupaten atau kota tersebut. Setiap

sport centers dikelola oleh para profesional di bidangnya masing-masing, dengan

program dan kegiatan yang selalu direncanakan dan diperbaiki secara berkala, sehingga

mampu menampung para siswa potensial dan berbakat dari setiap jenjang sekolah.

Program tempat pelatihan ini dapat diibaratkan sebagai sebuah elite stream, yang

mendampingi dan melanjutkan program dari klub olahraga yang bisa juga disebut

sebagai recretional stream.

Istilah recreational stream dan elite stream sudah lama dikenal dalam sistem

pengembangan suatu cabang olahraga di negara maju. Recreational stream adalah

sebuah program yang disediakan bagi seluruh siswa yang berminat memasuki suatu

klub cabang olahraga tertentu, dengan tujuan memberikan pengenalan terhadap dasar-

dasar keterampilan gerak olahraga sekaligus menanamkan rasa kesukaan dan kecintaan

anak terhadap cabang olahraga yang diikutinya. Mengingat programnya ditujukan bagi

mayoritas anak, maka program yang ditawarkan pun dirancang agar bisa sesuai dengan

mayoritas anak; tidak terlalu sulit, dan memungkinkan anak bergerak maju sesuai

dengan tingkat kemampuannya tanpa harus dipaksakan. Peningkatan peringkat anak

ditentukan oleh tingkat penguasaannya terhadap paket yang sudah disediakan pada

peringkat itu. Jika seorang anak dipandang sudah mampu menguasai 70 s/d 80 persen

dari keterampilan yang disyaratkan, maka anak itu dapat meningkat ke peringkat

selanjutnya.

Di pihak lain, elite stream adalah program yang dirancang khusus untuk anak-

anak yang dianggap berbakat, terutama setelah diyakini berbakat melalui pengujian

pemanduan bakat, baik secara antropometrik, biomotorik, serta psikologik dari cabang

olahraga yang diikutinya. Program yang dirancang pada elite stream ini harus

memungkinkan anak meningkat prestasinya secara meyakinkan, karena programnya

sudah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan prinsip-prinsip training, termasuk pula

dalam hal intensitas, volume, durasi, serta frekuensinya. Dengan demikian, anak-anak

yang akan dilibatkan dalam elite stream adalah anak-anak atau siswa yang sudah

dipastikan mampu mengikuti secara ketat dan teratur program yang disediakan.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

39

Jika proses pembinaan di Indonesia sudah mengikuti alur seperti yang diuraikan

di atas, barulah kita bisa mengatakan bahwa pola pembinaan kita mengikuti pola

piramid. Dan hanya dengan cara seperti itulah prestasi olahraga Indonesia dapat

dibangkitkan kembali. Untuk itu, kualitas program pendidikan jasmani di sekolah perlu

diperbaiki, program pendidikan kepelatihan harus pula diperbaiki, terutama supaya para

lulusannya tidak terlalu bertumpu pada keharusan menjadi guru dan pegawai negeri. Di

samping itu, setiap induk organisasi pun harus diberdayakan, sehingga mereka mampu

mengerti dan sanggup membuat sistem bagi cabang olahraganya masing-masing, dan

yang terlebih penting dari itu semua, cara pandang kita terhadap pengelolaan olahraga

harus bersifat memberdayakan serta mensinergikan semua pihak guna memperoleh atlet

yang berkualitas tinggi dalam setiap cabang olahraga sangat perlu diadakan pembinaan

atlet. Peran ilmu pengetahuan dan pemanfaatan teknologi dalam bidang olahraga telah

terbukti memberikan kontribusi yang cukup besar. Oleh karena itu sistem pembinaan

olahraga prestasi harus dilakukan melalui pendekatan ilmiah dan upaya untuk

memajukan atau menyempurnakan atlet agar dapat berprestasi dengan baik.

Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh

kedepan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya menuju ke taraf internasional.

Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik, apabila ditunjang dan

ditumbuhkan dalam suatu sistem pembinaan mantap, yang diorganisasikan untuk

pembinaan olahraga secara terpadu dan kesinambungan.

Aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan olahraga menurut Soeharsono yang

dikutip Adisasmita dan Syarifuddin (1996: 88):

1). Aspek Olahraga

Menyangkut permasalahan: a) Pembinaan Fisik; b) Pembinaan Teknik; c)

Pembinaan Taktik; d) Kematangan Bertanding; e) Pelatih; f) Program

Latihan dan Evaluasi.

2). Aspek Medis

Menyangkut permasalahan; a) Fungsi organ tubuh meliputi : jantung, paru-

paru, syaraf, otot, indera dan lainnya; b) Gizi; c) Cidera; d) Pemeriksaan

Medis.

3). Aspek Psikologi

` Menyangkut permasalahan : a) Ketahanan Mental; b) Kepercayaan Diri; c)

Penguasaan Diri; d) Disiplin dan Semangat juang; Ketenangan, Ketekunan,

dan Kecermatan; e) Motivasi.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, maka untuk penanganan pembinaan

olahraga diperlukan pakar-pakar yang berkualitas sesuai dengan bidangnya, yaitu: pakar

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

40

dibidang keolahragaan, pakar dibidang psikologi keolahragaan dan pakar-pakar

dibidang ilmu lainnya yang sesuai untuk pembinaan keolahragaan. Karakteristik utama

untuk pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai

prestasi tinggi menuju ketaraf internasional. Perencanaan dapat dikembangkan dengan

baik, apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam satu sistem pembinaan yang berkualitas,

serta terorganisasi untuk penyelenggaraan pembinaan olahraga secara terpadu dan

berkesinambungan.

Pembibitan atlet merupakan upaya untuk menemukan individu-individu yang

memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang tinggi dikemudian hari. Jika

mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai kejuaraan dunia, menunjukkan bahwa

atlet tertentu yang cocok untuk olahraga tertentu, memiliki potensi fisik yang handal,

memiliki kemampuan teknik dan taktik yang baik dan memiliki pengalaman dalam

berbagai kompetisi. Ada baiknya sebelum membina atlet lebih lanjut, atlet diberikan

kesadaran bahwa prestasi puncak tidak akan tercapai bila atlet tersebut tidak

mempunyai kemampuan untuk mencapainya. Meskipun faktor-faktor yang lain sebagai

faktor pendukung mempunyai sumbangan atau peranan yang sangat penting, tetapi

sumbangan terbesar datang dari atlet itu sendiri menurut Soeharsono dalam buku

Adisasmita dan Syarifuddin (1996: 92). Diperkirakan sumbangan tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Dari atlet sekitar : 60-70%

b. Faktor penunjang lain : 30-40%

Pembinaan yang dilakukan secara sistematik, tekun dan berkelanjutan, diharapkan

akan mencapai prestasi yang maksimal. Proses pembinaan memerlukan waktu yang

cukup lama, yakni dari masa kanak-kanak atau usia dini hingga anak mencapai tingkat

efisiensi kompetisi yang tinggi. Menurut Harre sebagaimana dikutip Adisasmita dan

Syariffudin (1996: 70)” Pembinaan dimulai dari program umum mengenai latihan dasar

mengarah kepada pengembangan efisiensi olahraga secara komperhensif dan kemudian

berlatih yang dispesialisasikan pada cabang olahraga yang ditekuninya”.Pembinaan

prestasi olahraga merupakan suatu program yang terencana dan terstruktur secara rapi

serta berkelanjutan untuk mendapatkan atlet yang benar-benar matang sesuai usia

perkembangan atlet itu sendiri. Tanpa adanya pembinaan yang terstruktur dengan baik

dan dilakukan sepanjang waktu mustahil dapat diperoleh atlet yang dapat bertahan lama

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

41

di puncak prestasi. Husdarta (2010: 75) menyatakan bahwa atlet-atlet yang mampu

menghasilkan prestasi yang intensif hanyalah atlet-atlet yang :

a). Memiliki fisik prima

b). Menguasai teknik yang sempurna

c). Memiliki karakteristik psikologis dan moral yang diperlukan oleh cabang

olahraga yang ditekuninya

d). Cocok untuk cabang olahraga yang dilakukannya.

e). Sudah berpengalaman berlatih dan bertanding bertahun-tahun.

Untuk mendapatkan atlet yang berkualitas itulah diperlukan sebuah pembinaan.

Pembinaan Olahraga prestasi biasanya dibagi melalui tahapan-tahapan yang

berjenjang untuk mendapatkan atlet yang terbaik. Ambarukmi et.al, (2007: 5).

“Pembinaan atlet menuju puncak prestasi dilakukan berdasarkan piramida prestasi

olahraga terdiri atas 3 tahapan : (1) pemassalan (2) pembibitan (3) prestasi” . Hal

tersebut juga diperkuat dengan gambaran piramida pembinaan olahraga yang

digambarkan oleh Hidayatullah (2002: 5) di bawah ini.

Gambar 2.1.Piramida Pembinaan Olahraga

(Sumber : Hidayatullah, 2002: 5)

a. Pemassalan.

Pemassalan adalah mempolakan keterampilan dan kesegaran jasmani

secara multilateral dan landasan spesialisasi. Pemassalan olahraga bertujuan

untuk mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

42

menghayati langsung hakikat dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup,

khususnya jenis olahraga yang bersifat mudah, murah, menarik, bermanfaat dan

massal. Kaitannya dengan olahraga prestasi, tujuan pemassalan adalah

melibatkan atlet sebanyak-banyaknya sebagai bagian dari upaya peningkatan

prestasi olahraga. Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan

sekaligus merupakan landasan dalam proses pembibitan dan pemanduan bakat

atlet.

Pemassalan olahraga berfungsi untuk menumbuhkan kesehatan dan

kesegaran jasmani manusia Indonesia dalam rangka membangun manusia yang

berkualitas dengan menjadikan olahraga sebagai bagian dari pola hidup bangsa

Indonesia. Oleh karena itu, dalam pembangunan olahraga perlu selalu

meningkatkan dan memperluas pemassalan di kalangan bangsa Indonesia dalam

upaya membangun kesehatan dan kesegaran jasmani, mental dan rokhani

masyarakat serta membentuk watak dan kepribadian, displin dan sportivitas

yang tinggi, yang merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia

Indonesia. Pemassalan dapat pula berfungsi sebagai wahana dalam penelusuran

bibit-bibit untuk membentuk atlet berprestasi. Memasyarakatkan olahraga dan

mengolahragakan masyarakat merupakan bentuk upaya dalam melakukan

pemassalan olahraga. Dalam olahraga prestasi, pemassalan seharusnya dimulai

pada usia dini.

Pemassalan juga olahraga dapat diartikan sebagai upaya untuk

memperkenalkan suatu cabang olahraga kepada khalayak umum baik anak –

anak maupun dewasa sehingga mendorong terciptanya suatu ajang kompetisi

maupun kejuaraan di dalam masyarakat dan di situ akan terlihat para pemain

yang mempunyai bakat di bidang tersebut untuk selanjutnya dibina dalam suatu

klub atau organisasi untuk dapat mengembangkan kemampuannya sehingga

menghasilkan atlet yang dapat berprestasi di tingkat dunia. Berikut ini pendapat

para ahli antara lain, Ambarukmi et.al (2007: 6) berpendapat “Pemassalan

adalah menggerakan anak usia dini untuk berolahraga secara menyeluruh agar

diperoleh bibit-bibit olahragawan handal”. Sedangkan, menurut Adisasmita dan

Syarifuddin (1996: 36), “Pemassalan olahraga adalah suatu proses dalam upaya

mengikutsertakan peserta sebanyak mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

43

olahraga dalam rangka pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat yang dilakukan

dengan cara teratur dan terus-menerus”.

Dalam pemassalan olahraga diperlukan strategi pemassalan, adapun

strategi pemassalan menurut Adisasmita dan Syarifuddin (1996: 39) dapat

dilakukan dengan cara:

1). Menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan

diterapkan di sekolah-sekolah, maka di sekolah-sekolah itu perlu

disediakan sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan

kemampuan untuk masing-masing tingkatnya.

2). Menyiapkan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih olahraga yang

benar-benar memiliki kemampuan untuk menggerakkan olahraga pada

anak-anak usia muda di sekolah-sekolah.

3). Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi

anak-anak sekolah, baik dalam pertandingan antarklas, sekolah,

maupun antar perkumpulan.

4). Mengadakan domontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang

berprestasi

5). Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa.

6). Memberikan motivasi kepada para siswa untuk mau berolahraga.

7). Merangsang minat para siswa dengan melaui media masa, vidio,

televisi, radio dan lain-lain.

Dengan strategi pemassalan yang tepat akan dapat dilihat para calon bibit

atlet yang benar-benar berkualitas untuk selanjutnya diarahkan untuk dapat

berprestasi ke tingkat yang lebih tinggi. Karena pemassalan olahraga merupakan

dasar dari pembinaan prestasi olahraga maka diperlukan kebijakan yang tepat

dari pemerintah sebagai dasar dan diterapkan secara tepat oleh pelaku olahraga.

b. Pembibitan

Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan individu-individu

yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga di kemudian hari,

sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan olahraga.Pembibitan yang

dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari bibit. Ibaratnya seorang

petani yang akan menanam padi, ia tidak membawa cangkul mencari bibit ke

hutan, tetapi melakukan penyemaian bibit atau membuat bibit dengan cara

tertentu, misalnya dengan memetak sebidang tanah sebagai tempat pembuatan

bibit yang akan ditanam.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

44

Pembibitan dapat dilakukan dengan melaksanakan identifikasi bakat

(Talent Identification), kemudian dilanjutkan dengan tahap pengembangan bakat

(Talent Development). Dengan cara demikian, maka proses pembibitan

diharapkan akan lebih baik. Ditinjau dari sudut pertumbuhan dan perkembangan

gerak anak, merupakan kelanjutan dari akhir masa kanak-kanak, yaitu masa

adolesensi. Pelaksanaan pembibitan atlet ini menjadi tanggung jawab pengelola

olahraga pada tingkat eksekutif-taktik dan sekaligus bertanggung jawab pada

pembinaan di tingkat di bawahnya, yaitu pada tahap pemassalan olahraga. Di

sini disusun program yang mampu memunculkan bibit-bibit, baik di tingkat

kotamadya/kabupaten maupun di tingkat propinsi. Adanya kejuaraan-kejuaraan

yang teratur merupakan salah satu cara untuk merangsang dan memacu

munculnya atlet-atlet agar berlatih lebih giat dalam upaya meningkatkan

prestasinya.

Pembibitan atlet merupakan tahap lanjutan setelah terjadi pemassalan

olahraga. Dalam pembibitan atlet seorang pelatih harus dapat dengan jeli melihat

kemampuan tiap calon atlet mana yang berpotensi lebih untuk dapat

dikembangkan kemampuannya sehingga menghasilkan prestasi yang tinggi

nantinya. Karakteristik atlit bibit unggul menurut Adisasmita dan Syarifuddin

(1996: 60) adalah :

1). Tingkat atau derajat atau mutu (kualitas) bawaan sejak lahir.

2). Bentuk tubuh (poster tubuh) yang baik, sesuai dengan cabang olahraga

yang diminatinya.

3). Fisik dan mental yang sehat

4). Fungsi organ-organ tubuh yang baik seperti jantung, paru-paru, otot,

syaraf, dan lain-lain.

5). Kemampuan gerak dasar yang baik seperti kekuatan, kecepatan,

kelincahan, daya tahan, koordinasi, daya ledak, dan sebagainya.

6). Penyesuaian yang cepat dan tepat baik secara fisik maupun mental

terhadap pengalaman-pengalaman yang baru dan dapat membuat

pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk

dipergunakan apabila dihadapkan pada fakta-fakta atau kondisi-kondisi

yang baru atau dengan istilah lain “intelegensi tinggi”

7). Sifat-sifat kejiwaan (karakter) bawaan sejak lahir yang dapat

mendukung terhadap pencapaian prestasi yang prima, antara lain watak

berkompetitif tinggi, kemauan keras, tabah, ulet, tahan uji, pemberani,

dan semangat juangnya tinggi.

8). Kegemaran untuk berolahraga.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

45

Untuk memperoleh atlet yang dapat berprestasi tinggi dimulai dengan

pembibitan sejak usia dini dan pembibitan itu haruslah disesuaikan dengan

karakteristik cabang olahraga yang akan digelutinya. Di dalam pembibitan atlet

terdapat identifikasi bakat dan sebagian besar identifikasi bakat dilakukan pada

tingkat anak usia muda (yunior), meskipun kadang-kadang dilakukan pada tahun

awal pada saat individu memasuki atlet senior. Proses pengidentifikasian atlet-atet

berbakat harus menjadi perhatian tiap cabang olahraga.

Pembibitan dan pemanduan bakat hendaknya dilakukan pada usia dini karena

pada usia tersebut anak memasuki fase pengenalan, latihan dan spesialisasi dalam

olahraga, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2.2. Usia Permulaan Berolahraga, Spesialisasi, dan Prestasi Puncak

Menurut Berbagai Jenis Cabang Olahraga

Jenis Olahraga Mulai latihan

(dalam tahun)

Mulai spesialisasi

(dalam tahun)

Prestasi puncak

(dalam tahun)

Atletik 10-12 13-14 18-23

Senam (wanita) 6-7 10-11 14-18

Senam (pria) 6-7 12-14 18-24

Renang 3-7 10-12 16-18

Bola basket 7-8 10-12 20-25

Bola voli 11-12 14-15 20-25

Sepak bola 10-12 11-13 18-24

Tenis 6-8 12-14 22-25

Tinju 13-14 15-16 20-25

Anggar 7-8 10-12 20-25

Sumber: Bompa dalam Adisasmita dan Syarifuddin (1996: 64)

c. Pembinaan Prestasi

Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang dicapai dalam

suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagai macam latihan

maupun uji coba. Pertandingan/perlombaan tersebut dilakukan secara periodik

dan dalam waktu tertentu. Pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

46

merupakan puncak dari proses pembinaan , baik melalui pemassalan maupun

pembibitan. Dari hasil proses pembibitan yang baik akan terpilih atlet yang

berkualitas dengan indikasi terus meningkat prestasi olahraganya. Di sini peran

klub-klub olahraga untuk membina atlet agar dapat meningkatkan prestasinya di

kancah pertandingan olahraga yang lebih tinggi

Para pengelola olahraga pada dasarnya bertanggung jawab terhadap sistem

pembangunan olahraga secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengorganisasian

program pembinaan jangka panjang dapat dikemukakan bahwa (1) masa kanak-

kanak berisi program latihan pemula (junior awal) yang merupakan usia mulai

berolahraga dalam tahap pemassalan, (2) masa adolesensi berisi program latihan

junior lanjut yang merupakan usia spesialisasi dalam tahap pembibitan, dan (3)

masa pasca adolesensi berisi program latihan senior yang merupakan usia

pencapaian prestasi puncak dalam tahap pembinaan prestasi.

Pembinaan atlet berprestasi harus memperhatikan tahapan umur dari calon

atet tersebut. Setiap tahapan mempunyai spesifikasi tersendiri dan juga terdapat

perbedaan umur dalam perlakuan yang diperuntukan bagi calon atlet laki-laki

maupun perempuan. Hal tersebut merupakan pola pembinaan atlet jangka

panjang untuk memperoleh atlet-atlet berkualitas. Pembagian tahapan tersebut

dikenal dengan istilah long term athlete development dan menurut Balyi dapat

dijabarkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.3. Long Term Athlete Development (LTAD)

Stage Age Objective

1- Fundamentals Males 6-9

Females 6-8

Buid overall motor skills, speed,

power, endurance developed using fun

games, running, jumping, and

throwing techniquee are taught. No

more than once or twice per week

participation in single sport.

Participation in different sport three

or four times per week.

2- Learning to

Train

Males 9-12

Females 8-11

Build overall sport skill. Training-to-

competition ratio 70:30

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

47

3- Training to

Train

Males 12-16

Females 11-15

Build aerobic base, build strength

toward of the end of the phase, and

further develop sport-specific skills.

Training-to-to competitions ratio

60:40

4- Training to

Compete

Males 16-18

Females 15-17

Optimize fitness preparation an

sport, individual position-specific

skills as well as perfornance.

Training-to-competitions ratio 50:50

5- Training to Win Males 18 and

older

Females 17

and older

Final phase of athletic preparation.

Training-to-competition ratio 25:75

6- Retirement/

Retention

Retain athletes for coaching,

administration, officials.

Sumber : Istvan Balyi dalam Moshak (2013: 2)

Pembinaan yang dilakukan secara sistematik, tekun dan berkelanjutan,

diharapkan akan mencapai prestasi yang maksimal. Proses pembinaan

memerlukan waktu yang cukup lama, yakni dari masa kanak-kanak atau usia

dini hingga anak mencapai tingkat efisiensi kompetisi yang tinggi. Pembinaan

dimulai dari program umum mengenai latihan dasar mengarah kepada

pengembangan efisiensi olahraga secara komperhensif dan kemudian berlatih

yang dispesialisasikan pada cabang olahraga yang ditekuninya sehingga dapat

tercipta atlet yang unggul.

Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi atlet di

dalam pembinaanya. Faktor tersebut bisa berasal dari diri atlet itu sendiri juga

bisa berasal dari luar diri seorang atlet. Faktor yang berasal dari dalam diri atlet

dapat terdiri dari kemampuan atlet itu sendiri didalam kemampuan atlet terdapat

unsur keturunan dan motivasi. Faktor yang berasal dari luar diri atlet adalah

kualitas latihan. Kualitas latihan dapat terbagi menjadi beberapa unsur

penunjang antara lain: pengetahuan dan kepribadian pelatih, sarana dan

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

48

prasarana olahraganya, hasil penelitian, dan pertandingan yang pernah dijalani.

Untuk lebih jelasnya menurut Bompa dalam Adisasmita dan Syarifuddin (1996:

25) skema tentang faktor-faktor yang menunjang peningkatan atlet dapat

digambarkan seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.2. Faktor-Faktor yang Menunjang Peningkatan Prestasi Atlet

Sumber : Bompa dalam Adisasmita dan Syarifuddin (1996: 25)

4. Sarana dan Prasarana Olahraga

Olahraga telah dijadikan sebagai gerakan nasional dan merupakan implementasi

dari pembangunan olahraga di Indonesia. Sejalan dengan itu, maka dicetuskanlah

program “tiada hari tanpa olahraga” dengan harapan olahraga dapat tumbuh dan

mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat disegala lapisan, baik itu kalangan

masyarakat bawah maupun atas. Ketika olahraga telah menjadi sebuah kebutuhan yang

wajib dipenuhi oleh setiap individu layaknya kebutuhan makan dan minum maka

timbullah sebuah permassalan baru yaitu kebutuhan akan sarana dan prasarana olahraga

yang aman dan memenuhi standar baik kualitas maupun kuantitas guna menunjang

segala aktivitas olahraga yang akan dilakukan. Demi kenyamanan dan kelancaran dalam

melakukan aktivitas olahraga tersebut maka diperlukan pula sarana dan prasarana yang

baik serta memenuhi standar keolahragaan. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan

mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan

prasarana olahraga tersebut sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Sistem

Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005 pasal 67 ayat 2 yang menyebutkan bahwa

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

49

”Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai

dengan standar dan kebutuhan Pemerintah dan Pemerintah Daerah”.

Sarana dan prasarana olahraga merupakan salah satu unsur pokok dalam

melakukan aktivitas olahraga prestasi, adapun pengertian sarana dan prasarana olahraga

para ahli menyampaikan pendapatnya antara lain definisi dari Kristiyanto (2012: 28)

menyatakan, “Sarana olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk

kegiatan olahraga”. Sarana olahraga merupakan penunjang dalam kegiatan olahraga

tanpa adanya sarana olahraga kegiatan olahraga tidak akan dapat berjalan secara baik.

Dalam olahraga sendiri terdapat banyak alat yang digunakan baik untuk bermain,

berlatih maupun bertanding dalam event olahraga. Sedangkan Soepartono (1999/2000:

6) menyatakan bahwa:

“Istilah sarana olahraga adalah terjemahan dari Facilitie yaitu sesuatu yang dapat

digunakan atau dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani”.

Sarana olahraga dibedakan menjadi dua kelompok:

a. Peralatan (apparatus)

Peralatan ialah sesuatu yang digunakan contoh: peti lompat, palang tunggal,

gelang-gelang dan sebagainya.

b. Perlengkapan (device) :

1). Semua yang melengkapi kebutuhan prasarana misalnya: net, bendera untuk

tanda garis batas.

2). Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki

misalnya: bola, raket, pemukul”.

Prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang

digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan olahraga Kristiyanto

(2012: 28). Pada dasarnya prasarana olahraga merupakan sesuatu yang bersifat

permanen. Tanpa didukung dengan prasarana yang baik maka sulit untuk melakukan

aktivitas olahraga yang berkualitas dan bahkan sulit memperoleh prestasi olahraga yang

tinggi. Soepartono (1999/2000: 5) menyatakan bahwa “Prasarana olahraga adalah

sesuatu yang merupakan penunjang terlaksananya suatu proses pembelajaran

pendidikan jasmani”. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan

bahwa prasarana olahraga adalah gedung olahraga, ruang serbaguna, lapangan dan

kolam renang yang dapat digunakan untuk kegiatan olahraga. Sarana olahraga adalah

alat yang digunakan mempraktekkan setiap cabang olahraga guna mencapai tingkatan

keterampilan yang lebih baik dan mengarah kepada pencapaian prestasi yang setinggi-

tingginya. Sarana dan prasarana olahraga adalah suatu alat dan bangunan yang

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

50

dirancang sesuai dengan persyaratan tertentu yang digunakan sebagai alat bantu dan

tempat melaksanakan kegiatan olahraga.

Dengan budaya olahraga yang tinggi di lingkungan masyarakat maka sarana dan

prasarana olahraga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat

partisipasi masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga. Beranjak dari banyaknya

sarana dan prasarana olahraga yang tersedia dalam suatu wilayah, dan kemudahan untuk

mendapatkan sarana dan prasarana olahraga tersebut maka masyarakat akan semakin

mudah untuk melakukan aktivitas olahraganya, baik itu aktivitas olahraga yang

bertujuan untuk mengisi waktu luang atau olahraga rekreasi maupun aktivitas olahraga

yang ditujukan untuk memperoleh prestasi yang tinggi dalam bidang olahraga. Hal

tersebut bertolak belakang apabila didalam suatu lingkup wilayah ketersediaan sarana

dan prasarana olahraga kurang mencukupi dan letak sarana dan prasarana olahraga yang

sulit dijangkau oleh masyarakat dapat menimbulkan penurunan minat masyarakat dalam

melakukan aktivitas olahraga.

Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga,

seringkali tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana dan prasarana olahraga yang

mempunyai kualitas dan kuantitas yang memadai. Sarana dan prasarana olahraga yang

sering digunakan secara rutin dan dalam tempo waktu yang lama sering kali mengalami

penurunan secara bertahap baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu

diperlukan sebuah kesadaran serta tanggung jawab bersama untuk selalu merawat dan

menjaga sarana dan prasarana olahraga yang tersedia agar terus dapat dipakai untuk

melakukan aktivitas olahraga. Perawatan sarana dan prasarana olahraga yang telah

dibangun pemerintah menjadi secara pokok menjadi tanggung jawab pemerintah itu

sendiri. Hal ini dikarenakan pemerintah seringkali menganggarkan biaya untuk merawat

sarana dan prasarana olahraga yang dimilikinya. Disamping hal itu, perawatan akan

sarana dan prasrana olahraga harus juga menjadi tanggung jawab masyarakat yang

berada di sekitarnya dan juga tidak mengabaikan kelompok-kelompok, klub-klub

olahraga yang sering kali menggunakan sarana dan prasarana olahraga tersebut.

Sarana dan prasarana olahraga yang tersedia di Indonesia kurang memadai baik

dari sisi kualitas maupun kuantitasnya, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat

dikembangkan sebuah standar pelatihan bermutu tinggi. Indonesia telah merintis

pendirian pusat-pusat olahraga seperti pendirian Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

51

(PPLP), Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM), yang tersebar diseluruh

Indonesia. Pusat pelatihan tersebut idealnya harus ada disetiap provinsi yang berada di

Indonesia, yang nantinya diharapkan dapat melahirkan atlet nasional berprestasi tinggi.

Namun, dalam kenyataannya ketersediaan sarana dan prasarana olahraga menjadi salah

satu faktor penghambatnya. Sehingga dibutuhkan sebuah kebijakan dan tindakan

nyata dari pemerintah yang bertujuan untuk menyedikan, mengadakan, dan membangun

sarana dan prasarana olahraga agar dapat mendukung kegiatan pembinaan dan

pengembangan olahraga.

a. Jenis sarana dan prasarana olahraga

Secara garis besar sarana dan prasarana olahraga dibedakan menjadi dua

kategori yaitu sarana dan prasarana olahraga yang bersifat fisik dan sarana dan

prasarana olahraga yang bersifat nonfisik. Sebagai contoh sarana dan prasarana

olahraga yang bersifat fisik berupa stadion, gelanggang, lapangan, dan aula.

Sedangkan, sarana dan prasarana olahraga yang bersifat nonfisik mencakup

perkumpulan olahraga, pelatih dan guru pendidikan jasmani. Ketersediaan kedua

sarana dan prasarana olahraga tersebut baik itu dari segi kualitas maupun

kuantitasnya haruslah mencukupi selain diharapkan untuk dapat meningkatkan

partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga, juga nantinya

diharapkan mampu mengubah persepsi masyarakat tentang olahraga yang tadinya

kegiatan olahraga hanya berekreasi dan mengisi waktu luang lambat laun berubah

menjadi sebuah gaya hidup.

Sarana dan prasarana olahraga merupakan salah satu item dalam penjaminan

mutu keberhasilan pembangunan olahraga. Keberadaan, jenis, jumlah dan kualitas

dari sarana dan prasarana olahraga ini tergatung dari kebutuhan, kondisi, serta arah

kebijakan pemerintah daerah tersebut. Tidak semua sarana dan prasarana olahraga

mampu disediakan oleh suatu daerah. Suatu daerah akan membangun sarana dan

prasarana olahraga sesuai dengan tingkat anggaran yang dimiliki dan arah kebijakan

yang akan dijalankannya. Pembangunan sarana dan prasarana disuatu daerah akan

tergantung dari cabang olahraga apa yang menjadi unggulan daerah tersebut. Oleh

karena itu perlu sebuah kecermatan dan kejelian pemerintah dalam menentukan

kebijakan penyediaan sarana dan prasarana olahraga disuatu daerah agar kebijakan

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

52

yang ditetapkan benar-benar tepat sasaran sehingga dapat digunakan oleh seluruh

lapisan masyarakat.

Gedung olahraga merupakan salah satu prasarana olahraga yang sering

dijumpai dibanyak didaerah di Indonesia menurut, IAKS (Internationaler Abeitskreis

Sport-und Freizeiteinrichtungen) Koln dalam Harsuki (2012: 184), memperkenalkan

tiga tipe gedung olahraga sebagai berikut:

1). Gedung olahraga untuk penggunaan multifungsi (Sport Hall for Multi

Fungsional Use), yaitu suatu gedung olahraga yang melayani berbagai

macam penggunaan.

2). Gedung olahraga untuk penggunaan berbagai penggunaan olahraga (Sport

Hall for Games Use atau Game Hall), yaitu suatu gedung olahraga yang

dipergunakan terutama untuk olahraga senam, latihan fisik yang

menggunakan perlengkapan kecil (seperti bangku swedia, kotak lompatan,

parallel bar, uneven bar, ring, dan sebagainya), dan permainan guna

mengisi waktu luang.

3). Gedung olahraga yang serbaguna ( Sport Hall with Multi Purpose Use, atau

Multi Purpose Hall), yaitu adalah suatu gedung multifungsi atau gedung

permainan (Games Hall), khususnya untk masyarakat kecil, dengan

fasilitas tambahan yang memadai dapat digunakan dari waktu kewaktu

untk sosial dan artistic even serta kebudayaan lainnya.

Berpatokan dari hal di atas kemudian Harsuki menjabarkan lagi jenis sarana

dan prasarana olahraga dalam bukunya menjadi beberapa bagian, namun dalam hal

ini Harsuki mengganti istilah sarana dan prasarana olahraga menjadi fasilitas, berikut

penggolongan fasilitas olahraga yang dikemukakan oleh Harsuki (2012: 183):

1). Fasilitas Tunggal, artinya fasilitas itu umumnya hanya digunakan untuk

satu cabang olahraga saja, misalnya stadion baseball, bowling, volley,

kolam renang, lapangan golf, sirkuit motor dan mobil, trek lapangan balap

kuda dan lain-lain.

2). Fasilitas serba guna. Dapat dalam kategori indoors maupun outdoors.

Yang termasuk indoors, misalnya istana olahraga (Istora) di kompleks

Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, dapat dikategorikan serba guna,

karena dapat untuk bermain dan bertanding, bola basket, bola voli, bulu

tangkis, sepak takraw, olahraga bela diri, dan lain-lain. Untuk lapangan

terbuka, misalnya dapat digunakan untuk motor cross, show untuk

kendaraan, rekreasi, konser dan lain-lain. Termasuk dalam serba guna ini

juga antara alain gedung Fitnes Centre, yang dapat digunakan untuk

senam, tenis, renang, jogging dan lain-lain.

3). Fasilitas pada rumah klub (club house), seperti yang banyak kita jumpai di

negara-negara Eropa, diperlengkapi dengan fasilitas terbuka maupun

tertutup, dan diperlengkapi dengan kotak penyimpanan barang (locker),

toilet, shower, restoran, dan toko alat peralatan olahraga.

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

53

4). Fasilitas olahraga yang besar tidak hanya menyediakan ruangan untuk

berpraktek olahraga saja, tetapi juga menyediakan ruangan untuk para

penonton Misalnya Stadion Utama Gelora Bung Karno mempunyai

kapasitas tempat duduk untuk 100.000 orang, sedangkan Istana Olahraga

memiliki tempat duduk 10.000 orang. Sedangkan hall basket di Senayan

berkapasitas tempat duduk 3.000 orang.

b. Penyediaan sarana dan prasarana olahraga

Penyediaan sarana dan prasarana olahraga disuatu daerah menjadi tugas

pokok Pemerintah Daerah, karena Hal ini telah terdapat dalam Undang-Undang

Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 tahun 2005. Kualitas pelayanan publik

yang semakin baik dapat diartikan bahwa implementasi kebijakan telah

dilakukan sesuai aturan dan daya dukung atau sumber daya yang disediakan dari

aparatur pemerintah yang meliputi sarana dan prasarana pelayanan yang

memadai maupun transparansi pelayanan. Kebijakan publik yang baik tidak

terlepas juga dari proses perumusan kebijakan yang mencerminkan kebutuhan

masyarakat. Pemerintah sebagai pelaksana program-program kegiatan

pemerintahan berkewajiban untuk mampu meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat maupun kepada publik.

Era otonomi daerah memberikan kesempatan bagi pemerintah kabupaten/

kota untuk lebih mampu memeberikan kualitas pelayanan yang semakin baik

kepada masayarakat di wilayahnya. Disamping itu, pemerintah kabupaten/kota

juga mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam membuat suatu

kebijakan yang mengatur tentang penyediaan sarana dan prasarana olahraga. Hal

ini sejalan dengan isi Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN)

Nomor 3 Tahun 2005, Pasal 12 ayat 1 dan 2 menyatakan:

1). Pemerintah mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan

serta standarisasi bidang keolahragaan secara nasional.

2). Pemerintah daerah mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan

dan mengordinasikan pembinaan dan pengembangan keolahragaan serta

melaksanakan standarisasi bidang keolahragaan di daerah.

UUSKN Nomor 3 Tahun 2005 juga menjelaskan mengenai kewajiban

pemerintah untuk menyediakan prasarana olahraga hal tersebut tertuang dalam

Pasal 67 ayat 2 yang berbunyi “Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin

ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan

pemerintah dan pemerintah daerah”. Hal –hal yang diatur dalam Undang-

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

54

Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 tahun 2005 ini memperhatikan

asas desentralisasi, otonomi, peran serta masyarakat, keprofesionalan, kemitraan,

transparansi, dan akuntabilitas. Sistem pengelolaan, pembinaan, dan

pengembangan keolahragaan nasional diatur dengan semangat kebijakan

otonomi daerah guna mewujudkan kemampuan daerah dan masyarakat yang

mampu secara mandiri mengembangkan kegiatan keolahragaan. Dengan

demikian merupakan sebuah keharusan bagi pemerintah Kabupaten Pacitan

untuk menyusun suatu kebijakan dalam upaya penyediaan sarana dan prasarana

olahraga di Kabupaten Pacitan sesuai UUSKN Nomor 3 Tahun 2005.

1). Perencanaan sarana dan prasarana olahraga

Perencanaan merupakan proses awal untuk memutuskan tujuan dan cara

pencapaiannya. Perencanaan yang baik dan matang akan menghasilkan hasil

yang maksimal. Setiap tahapan demi tahapan dalam proses perencanaan

sarana dan prasarana olahraga haruslah dilewati. Penyususnan sebuah

perencanaan sarana dan prasarana olahraga hendaknya didasarkan pada latar

belakang yang jelas misalnya menyangkut kebutuhan dan tujuan yang hendak

dicapai oleh pembuat rencana. Menurut Terry dalam Harsuki (2012: 85)

bahwa :

“perencanaan yang pada dasarnya adalah penyusunan sebuah pola

tentang aktivitas-aktivitas masa yang akan datang yang terintregrasi dan

dipredeterminasi. Hal tersebut mengharuskan adanya kemampuan untuk

meramalkan, memvisualisasikan dan melihat ke depan yang dilandasi

dengan tujuan-tujuan tertentu”.

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sebuah

perencanaan. Salah satu dimensi yang tidak dapat disahkan dalam sebuah

perencanaan adalah dimensi waktu. Menurut Harsuki (2012: 87-88) bahwa

rencana yang dikaitkan dengan waktu dapat dibagi sebagai berikut :

a). Perencanaan jangka pendek (SR = Short Range) yang biasanya

mencakup waktu kurang dari 1 tahun.

b). Perencanaan jangka menengha ( IR = Intermediate Range) yang

meliputi waktu lebih dari 1 tahun akan tetapi kurang dari 5 tahun.

c). Perencanaan jangka panjang ( LR = Long Range ) yang meliputi

waktu kebih dari 5 tahun.

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

55

Perencanaan jangka panjang dalam hal ini menyangkut tentang

penyediaan sarana dan prasarana olahraga, hendaknya mengacu pada sebuah

Grand Design di suatu daerah atau wilayah yang di dalamnya juga mencakup

rencana pengembangan wilayah atau perkotaan sehingga akan terjadi

sinkronisasi antara penyediaan sarana dan prasarana olahraga dan

pengelolaan kota yang baik. Perencanaan tipe ini biasanya lebih bersifat

administratif dan berkenaan dengan perencanaan strategic perencanaan

jangka menengah lebih bersifat penunjang yang diarahkan untuk mencapai

tujuan utamanya yaitu terlaksananya perencanaan jangka panjang. Sedangkan

perencanaan jangka pendek, di dalamnya memuat tentang butir-butir operatif

mengenani hal-hal penting yang harus segera dilaksanakan sebagai langkah

awal untuk mensukseskan rencana jangka menengah.

Menurut International Olympic Committee dalam Harsuki (2012: 90),

pengembangan sebuah perencanaan menggunakan terminologi/tipe-tipe

perencanaan sebagai berikut:

a). Strategic Plan yang memberikan pengertian misi (mission), maksud

(goals) dan tujuan (objective) serta tujuan taktis (tactical end)

dengan apa mereka mencapai tujuannya dan memeberikan evaluasi.

b). Busines plan yang menjabarkan suatu strategic plan dengan cara

menerangkan bagaimana melangkah ke depan, memperhatikan

resiko, tantangan, aktivitas yang spesifik dan program, biaya dari

berbagai kegiatan, ketepatan waktu, tanggung jawab siapa berbagai

bagian yang harus melaksanakan perencanaan dan unsur lainnya

lagi.

Rencana strategik atau yang biasa disebut renstra merupakan sebuah

rencana yang dibuat sebagai acuan dalam menentukan tujuan jangka panjang

dengan memanaatkan berbagai suber daya yang dimiliki, oleh karena itu para

pembuat kebijakan harus menyiapkan berbagai rencana strategik yang akan

dilaksanakan. Pendekatan yang digunakan dalam proses perencanaan tersebut

dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Menurut Bangun, (2008: 78-

79) tahapan-tahapan perencanaan sebagai berikut :

a). Menetapkan tujuan

b). Merumuskan keadaan sekarang

c). Mengidentifikasi kemudahan – kemudahan dan hambatan-hambatan

d). Mengembangkan rencana

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

56

Unsur-unsur dalam sebuah perencanaan menurut Harsuki (2012: 91-93)

sebagai berikut:

a). Pernyataan deskriptif ( Descriptive Statement)

b). Pernyataan visi (Vision Statement)

c). Pernyataan misi (Mission Statement)

d). Filsafat yang jadi pedoman

e). Prinsip – prinsip pengoperasian (Operating Principles)

f). Tujuan (Objectives)

g). Tanda-tanda keberhasilan

h). Program

Kompleksitas dan dinamika perencanaan penyediaan sarana dan

prasarana olahraga semakin mengemuka pada era otonomi daerah yang

dewasa ini ditandai dengan pelimpahan wewenang yang besar kepada daerah

kabupaten/ kota. Dengan kata lain, kewenangan yang luas dan nyata telah

menimbulkan tantangan tersendiri yang perlu mendapatkan perhatian dalam

perencanaan penyediaan sarana dan prasarana olahraga. Sarana dan prasarana

olahrgaa yang bermutu didukung dengan program berkualitas yang dimulai

dengan sebuah perencanaan yang matang ada beberapa kriteria yang harus

dipenuhi dalam perencanaan sarana dan prasarana olahraga menurut Handoko

(1999: 32) adalah:

a). Melayani kebutuhan yang terindikasi

b). Konstruksi yang bermutu dan mempertimbangkan keselamatan

c). Multiguna

d). Lokasi strategis

e). Mudah dijangkau

f). Harga yang efektif

g). Mudah disupervisi

h). Pemeliharaan dan penjagaan efisien

i). Bisa diperluas

j). Memperhatikan segi keindahan

Perencanaan sarana dan prasarana olahraga yang dibuat oleh

pemerintah suatu kabupaten juga harus memperhatikan beberapa hala

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

57

diantaranya didasarkan pada potensi dan kemampuan yang dimiliki daerah

tersebut. Potensi setiap daerah berbeda-beda, karena secara khusus

karakteristik daerahnya juga berbeda mulai dari letak geografis, keadaan

sosial budaya, sehingga menuntut pemerintah untuk jeli melihat potensi-

potensi yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat. Dari aspek kemampuan

daerah juga perlu diperhatikan karena tidak mungkin sebuah daerah mampu

menyediakan semua jenis fasilitas yang diperlukan oleh masyarakat. Oleh

sebab itu perlu adanya suatu prioritas pada cabang-cabang olahraga unggulan

yang memang harus dipenuhi fasilitasnya dengan baik. Hal tersebut bisa

berdasarkan pada minat masyarakat maupun cabang olahraga yang

diunggulkan.

2). Ketersediaan sarana dan parasarana olahraga

Pada umumnya pemerintah lebih mementingkan pembangunan di

sektor ekonomi daripada pembangunan di sektor olahraga. Di lain pihak

masyarakat belum menjadikan olahraga sebagai gaya hidup. Tidak

tersedianya sarana dan prasarana olahraga yang memadai juga semakin

membuat masayarakat memandang sebelah mata pentingnya untuk selalu

berolahraga, dan hal ini dapat menurunnya tingkat kebugaran tubuh

masyarakat itu sendiri. Kegiatan positif seperti olahraga merupakan salah satu

upaya untuk melindungi generasi muda dari aktifitas yang bersifat destruktif.

Olahraga yang terarah dan terbina memerlukan waktu dan keseriusan dari

pihak-pihak yang berkompeten di bidang olahraga, sehingga waktu luang

pemuda dapat dialihkan kepada kegiatan olahraga dengan didukung sarana

dan prasarana olahraga yang memadai dan memenuhi standar tentunya.

Usaha untuk menyediakan sarana dan parasarana olahraga oleh

pemerintah hendaknya memperhatikan rasio penduduk dan konsep ruang

terbuka, dimana jumlah penduduk di suatu wilayah harus diimbangi dengan

ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk beraktifitas

olahraga bagi masyarakat. Setelah tersedia ruang terbuka sudah menjadi

kewajiban pemerintah untuk melengkapinya dengan sarana dan prasarana

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

58

yang dibutuhkan untuk berolahraga secara bertahap dari sarana dan prasarana

olahraga yang menjadi prioritas atau unggulan di daerah tersebut.

Dalam upaya penyediaan sarana dan prasarana olahraga untuk

masyarakat dibutuhkan suatu perangkat yang disebut evaluasi kebutuhan.

Menurut Harsuki (2012: 188) bahwa “secara ringkas dijelaskan bahwa

evaluasi kebutuhan inilah perangkat yang digunakan untuk menentukan

apakah fasilitas baru sudah diperlukan jika sudah diperlukan bagaimana tipe

dan spesifikasi sarana dan prasarana olahraga tersebut”. Selanjutnya

dijelaskan bahwa fokus dari evaluasi kebutuhan adalah sebagai berikut:

a). Harapan masyarakat

(1). Sejarah olahraga setempat

(2). Harapan dan kebutuhan masyarakat

b). Akses dan kesempatan

(1). Agar dikaji bagaimana masyarakat dapat mengakses fasilitas

(2). Memastikan seluruh komponen masyarakat memepunyai

kesempatan menggunkan fasilitas.

c). Demografi

Mempertimbangkan angka pertumbuhan penduduk yang dapat

memepengaruhi penggunaan sarana dan prasarana olahraga,

misalnya:

(1). Dalam 10 tahun menatang bagaimana perbandingan antara usia

muda dan usia lanjut

(2). Bagaimana kecenderungan perpindahan penduduk dari desa ke

kota.

d). Keberlanjutan

(1). Apakah dapat diperoleh pemasukan yang memadai untuk biaya

operasional

(2). Memastikan bahwa peralatan yang rusak maupun kadaluwarsa

dapat diganti, sehingga fasilitas selalu dapat digunakan sesuai

desain yang telah dirancang.

e). Memperhatikan lingkungan local

(1). Jika iklimnya panas, pertimbangkan pembangunan fasilitas

untuk aquatics.

(2). Jika iklimnya berangin, pertimbangkan fasilitas parasailing,

layang-layang dan lain-lain

f). Perubahan iklim

Selalu pertimbangkan pola cuaca, seperti banjir tahunan, angin

kencang dan lain-lain.

Selain faktor-faktor diatas dalam peyiapan prasarana olahraga harus

memperhatikan faktor lain juga. Faktor lain tersebut menurut Harsuki (2003:

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

59

384) dibedakan menjadi dua, karena berdasarkan sifatnya olahraga ada dua sifat

yaitu:

a). Horizontal, dalam arti menyebar atau meluas yang sesuai dengan

konsep “ Sport For All” atau dengan semboyan yang kita miliki “

Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”

yang tujuannya untuk kebugaran dan kesehatan.

b). Vertikal, dalam arti bersifat mengarah keatas dengan tujuan

mencapai prestasi tertinggi dalam cabang olahraga tertentu baik

untuk tingkat daerah, nasional maupun internasional.

Selanjutnya dijelaskan pula bahwa guna memenuhi dua arah kegiatan

tersebut, kebutuhan sarana dan prasarana olahraga perlu memperhatikan tiga

faktor, yaitu :

a). Kuantitas

Guna menampung kegiatan pemassalan olahraga perlu prasarana

olahraga yang jumlahnya mencukupi sesuai dengan kebutuhan

seperti yang ditentukan di dalam pedoman penyiapan sarana

prasarana olahraga tersebut haruslah tersebar merata diseluruh

wilayah.

b). Kualitas

Guna manampung kegiatan olahraga prestasi, prasarana olahraga

yang disiapkan perlu memenuhi kualitas sesuai dengan syarat dan

kebutuhan masing-masing cabang olahraga:

(1) Memenuhi standar ukuran internasional

(2) Kualitas bahan/ material yang dipakai harus memenuhi syarat

internasional.

c). Dana

Untuk menunjang kedua faktor diatas, diperlukan dana yang cukup

sehingga dapat disiapkan prasarana yang mencukupi jumlahnya

serta kualitasnya memenuhi syarat.

Membangun sarana dan prasarana olahraga hendaknya disesuaikan dengan

perkembangan jaman. Selain itu kuantitas sarana dan prasarana olahraga yang

diperbanyak, kualitas juga harus ditingkatkan agar adanya keselarasan antara

kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olaharaga. Kemudian pendanaan

juga harus dirancang secara cermat agar rencana pembangunan sarana dan

prasarana olahraga dapat terlaksana secara terarah dan terprogram sehingga

menghasilkan hasil pembangunan olahraga yang maksimal dan dapat mengikuti

perkembangan zaman.

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

60

Tabel 2.4. Pedoman Menpora Tentang Prasarana Olahraga

No Jumlah

Penduduk

Prasarana Perkiraan Jumlah

(m2)

Jumlah

Seuruhnya

Luas (m2)

Luas

(m2)

I 250-500 1. Taman bermain

2. Lapangan bulu

tangkis

3. Lapangan bola

voli

1

1

1

12.000 600 4x4x12x10x 1.152.000

II 2.500-

4.000

1. Lapangan bulu

tangkis

2. Lapangan bola

voli

3. Lapangan bola

basket

4. Lapangan tenis

1

1

1

1

16.000 2.100 4x4x12 403.200

III 30.000-

50.000

1. Lapangan bulu

tangkis

2. Lapangan bola

voli

3. Lapangan bola

basket

4. Lapangan tenis

5. Lapangan bola

dan lintasan

atletik

2

2

1

2

1

28.000 18.800 4x4x 300.800

IV 120.000

(Kecamatan)

1. Stadion

2. Gedung

olahraga

3. Kolam renang

4. Lapangan bola

voli

5. Lapangan basket

6. Lapangan tenis

1

1

1

2

2

2

41.500 27.500 4x 110.000

V 480.000

(Dati II)

1. Stadion

2. Gedung

olahraga

3. Kolam renang

1

1

1

81.000 33.900 1x 33.900

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

61

4. Lapangan bola

voli

5. Lapangan bola

basket

6. Lapangan tenis

2

2

4

480.000 4,2 m2/ orang 1.999.900

Sumber : Harsuki (2003: 383)

Selain hal tersebut di atas sarana dan prasarana olahraga juga mempunyai

standar tersendiri yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun

2007 pasal 89 tentang penyelenggaraan keolahragaan sebagai berikut:

a) Standar sarana dan prasarana olahraga terdiri atas standar sarana

olahraga dan standar prasarana olahraga.

b) Standar prasarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencakup persyaratan :

(1). Ruang dan tempat berolahraga yanag sesuai persyaratan teknis

cabang olahraga.

(2). Lingkungan terbebas dari polusi air, udara, dan suara.

(3). Keselamatan sesuai dengan persyaratan keselamatan bangunan.

(4). Keamanan yang dinyatakan dengan terpenuhinya persyaratan

sistem pengamanan.

(5). Kesehatan yang dinyatakan dengan tersedianya perlengkapan

medik dan kebersihan.

c) Standar sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencakup persyaratan:

(1). Perlengkapan dan peralatan yang sesuai persyaratan teknis cabang

olahraga

(2). Keselamatan yang sesuai dengan persyaratan keselamatan

perlengkapan dan peralatan.

(3). Kesehatan yang dinyatakan dengan dipenuhinya persyaratan

kebersihan dan higienis

(4). Pemenuhan syarat produk yang ramah lingkungan.

3). Pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga

Pembangunan sarana dan prasarana olahraga merupakan sebuah

keharusan agar dapat mendukung proses pemassalan olahraga bagi

masyarakat. Adanya sebuah perencanaan yang baik serta sistem penyediaan

yang maksimal harus diiringi pula dengan pola pemanfaatannya maka akan

berdampak negatif bagi perkembangan olahraga itu sendiri. Kesalahan dalam

pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga sebagai contohnya dengan

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

62

mengeluarkan kebijakan untuk memberikan ijin penggunaan prasarana

olahraga seperti stadion sepakbola untuk diluar kegiatan olahraga semisal

kampanye, konser dan lain-lain. Kebijakan seperti itu tidak baik bagi

kelangsungan prasarana olahraga karena prasarana yang digunakan bisa rusak

bahkan lambat laun bisa beralih fungsi.

Salah satu tujuan disediakannya sarana dan prasarana olahraga yaitu agar

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan geraknya

melalui olahraga sehingga tercipta sebuah masyarakat yang sehat dinamis dan

sehat statis. Pengguna sarana dan prasarana olahraga adalah pelaku olahraga

itu sendiri mulai dari pelaku olahraga prestasi, pelaku olahraga rekreasi,

maupun pelaku olahraga pendidikan. Pola pemanfaatan setiap ruang lingkup

olahraga berbeda tergantung dari hakekat dan tujuan masing-masing namun

dengan satu harapan bahwa olahraga dapat memasyarakat dan menjadi pola

hidup bagi setiap orang.

Pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga prestasi yang cenderung

menitikberatkan pada pencapaian prestasi tinggi sebagai tolak ukur

keberhasilan programnya. Hal ini menuntut diperlukan sebuah sarana dan

prasarana dengan kualitas yang memenuhi standar internasional. Sarana dan

prasrana olahraga prestasi biasanya hanya dimanfaatkan oleh segelintir

pelaku olahraga yang benar-benar berkompeten pada setiap cabang olahraga

dan masyarakat luas tidak dianjurkan untuk memakai sarana dan prasarana

tersebut karena bisa menimbulkan kerusakan apabila dipakai oleh orang yang

belum kompeten pada bidangnya.

Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan

merupakan kegitan yang bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan

kesehatan. Dari sekian banyak jenis dan bentuk kegiatan fisik, kegiatan

olahraga merupakan bentuk kegiatan fisik yang paling banyak memiliki

kelebihan. Selain berfungsi menjaga dan meningkatkan kesehatan, olahraga

juga berfungsi sebagai aktivitas untuk rekreasi dan sekaligus sebagai sarana

untuk mencapai prestasi yang tinggi dibidang olahraga. Sejalan dengan itu,

sebagai salah satu upaya dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan

kesehatan masyarakat serta pembudayaan perilaku hidup sehat masyarakat,

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

63

pemerintah menyelenggarakan berbagai program untuk meningkatkan

partisipasi olahraga masyarakat.

Badan Pusat Statistik dalam penelitiannya menemukan bahwa struktur

demografis masyarakat, pengetahuan masyarakat tentang manfaat olahraga,

selera atau preferensi, ketersediaan sarana dan prasarana olahraga, dan

lingkungan tempat tinggal merupakan faktor-faktor internal yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga.

Prestasi atlet terutama pada event internasional, motivasi guru/pelatih, dan

intervensi pemerintah juga diyakini sebagai faktor eksternal yang dapat

merangsang tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk berolahraga (Dirjen

Olahraga, 2004). Penelitian lainnya memperlihatkan bahwa ketersediaan

prasrana mempengaruhi motivasi mereka untuk melakukan olahraga. Hal ini

sekaligus menunjukkan bahwa partisipasi aktif olahraga tidak cukup hanya

menyerahkan sepenuhnya kepada kemauan orang per orang, tetapi perlu

didorong dengan menciptakan situasi yang meungkinkan masyarakat

melakukan olahraga, misalnya dengan memberikan sarana dan prasarana

olahraga yang memadai ( Dirjen Olahraga, 2004).

4). Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Olahraga

Sarana dan prasarana olahraga merupakan unsur utama yang harus

dipenuhi dalam kegiatan olahraga. Oleh karena itu pengelolaan sarana dan

prasarana sangat dibutuhkan untuk terus menjaga kelangsungan daripada

aktivitas olahraga tersebut. Dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana

olahraga dapat dijadikan sebagai lahan bisnis dan menghasilkan keuntungan

yang dapat diraih tergantung pada kualitas produk, pertandingan atau jasa

yang dijual, memiliki daya tarik dan ditampilkan pada saat tepat dan ditempat

strategis.

Pengelolaan sarana dan prasarana olahraga erat kaitannya dengan

bagaimana konsep managemen pengelolaan itu sendiri. Pengelolaan sarana

dan prasarana olahraga sebagaimana terdapat dalam managemen pada

umumnya. Harsuki (2012: 206-207) menyatakan bahwa “Managemen

olahraga pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu

Page 56: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

64

managemen olahraga pemerintah dan managemen olahraga swasta”.

Kemudian Terry dalam Harsuki (2012: 79) menerangkan bahwa fungsi

managemen dilasifikasikan dalam empat bagian yaitu: Perencanaan

(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerakan (Actuating),

Pengawasan (Controlling).

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional Pasal 38 ayat 1, menyatakan bahwa “ Pengelolaan olahraga pada

tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan

dibantu oleh komite olahraga kabupaten/kota”. Dengan demikian,

pengelolaan sarana dan prasarana olahraga yang dibangun dengan

menggunakan APBN perlu dikelola dengan baik karena sarana dan prasarana

olahraga merupakan aset yang dapat mendorong perkembangan olahraga di

suatu daerah terhadap olahraga di daerahnya masing-masing. Oleh karenanya

sarana dan prasarana olahraga perlu didokumentasikan dengan baik,

dipelihara dan dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan terintegrasi melalui

sebuah sistem pengelolaan yang jelas. Adapun ciri-ciri sarana dan prasarana

yang dikelola dengan baik menurut Harsuki (2012: 187) yaitu:

a) Beroperasi pada jam yang ditentukan setiap harinya dengan

memberikan pelayanan yang ramah.

b) Pelanggan baru diterima secara baik dan mereka mendapat petunjuk

sehingga dapat menggunakan fasilitas sebaik-baiknya.

c) Karyawan yang terlatih dengan baik, peran dan tanggung jawabnya

dapat dikenali oleh setiap pengguna.

d) Prosedur keselamatan PPK, pertolonggan darurat dan lain-lain telah

didokumentasikan dan siap untuk beroperasi.

e) Melalui pengoperasianya, fasilitas dapat menghasilkan manfaat

ekonomi.

Sarana dan prasarana olahraga perlu didayagunakan dan dikelola untuk

berbagai kepentingan olahraga. Pengelolaan tersebut bertujuan memberikan

layanan secara profesional berkaitan dengan penggunaan sarana dan prasarana

olahraga agar dapt berjalan secara lancar, efektif, dan efisien dalam waktu yang

lama. Adapun administrasi atau pengelolaan sarana dan prasarana olahraga

meliputi :

Page 57: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

65

a). Pemeliharaan sarana dan prasarana olahraga

Hisyam (1991: 31-32) berpendapat “Tujuan pemeliharaan atau

perawatan dalam kegiatan olahraga adalah untuk menentukan dan

meyakinkan bahwa alat-alat dalam keadaan aman dan memuaskan

untuk digunakan kegiatan-kegiatan tersebut”. Selanjutnya dijelaskan

bahwa prinsip-prinsip dalam pemeliharaan sarana dan prasarana

olahraga yaitu:

(1). Kebijaksanaan dan tata cara memelihara sarana olahraga harus

direncanakan untuk memperpanjang umur peralatan sedemikian

rupa sehingga mungkin akan menghasilkan modal lagi yang

maksimal.

(2). Pemeliharaan hendaknya direncanakan untuk menjamin

keselamatan bagi semua orang yang menggunakan alat-alat.

(3). Hanya orang-orang yang berhak hendaknya diberi kedudukan

sebagai pemimpin/ kepala tata usaha.

(4). Alat-alat seharus nya diawasi secara periodik untuk memperoleh

dan mencapai keselamatan dan kondisi alat-alat.

(5). Perbaikan dan pemulihan kembali kondisi peralatan dibenarkan

apabila alat-alat atau bahan yang diperbaiki atau dibangun

dengan biaya yang murah.

(6). Menutupi dan melindungi peralatan yang layak akan menolong

dan menjamin pemeliharaan secara ekonomis dan aman.

b). Invetarisasi Sarana dan Prasarana Olahraga

Inventarisasi adalah upaya untuk membuat catatan dan

membukukan tentang keberadaan sarana dan prasarana olahraga yang

dimiliki. Inventarisasi akan memudahkan dalam mengontrol

keberadaan sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki serta juga

dapat sebagai pertimbangan guna melengkapi sarana prasarana

olahraga yang belum dimiliki. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi

kekosongan pada sarana prasarana salah satu cabor olahraga tetapi

ada penumpukan sarana prasarana olahraga di cabang olahraga

lainnya.

Page 58: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

66

c). Perawatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Perawatan sarana dan prasarana olahraga sangat diperlukan

demi menjaga kelestarian sarana dan prasarana olahraga tersebut agar

dapat selalu digunakan untuk beraktivitas olahraga dan mempunyai

jangka pemakaian yang panjang. Tata cara dalam perawatan sarana

dan prasarana olahraga yaitu dengan :

(1). Pembersihan secara berkala seminggu sekali

(2). Perbaikan jika mengalami kerusakan

(3). Pengecatan kembali apabila ada sarana dan prasarana olahraga

yang catnya sudah mulai mengelupas

(4). Pergantian dengan yang baru apabila sarana dan prasarana

olahraga yang digunakan sudah terlalu sering dan tak layak

pakai.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti

mengenai Kebijakan Pemerintah tentang Ketersediaan Sarana dan Prasarana Olahraga

adalah penelitian yang dilakukan oleh :

Dalam buku tersebut berisi pengupasan secara lengkap mengenai pembangunan

olahraga. Pembangunan olahraga dalam buku ini dikaji dari berbagai dimensi

sebagaimana yang secara riil dan faktual selalu bersinggungan dengan seluruh aspek

perikehidupan bermasyarakat dan berisi tentang arah-arah kebijakan pemerintah

mengenai pembangunan olahraga ditinjau dari berbagai kategori baik itu olahraga

rekreasi, pendidikan, maupun prestasi.

Nama

Judul

Tahun

:

:

:

Agus Kristiyanto

Pembangunan Olahraga untuk Kesejahteraan Rakyat dan Kejayaan

Bangsa

2012

Page 59: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

67

C. Kerangka Berfikir.

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Berpikir

Kebijakan pemerintah tentang olahraga dapat dituangkan dalam bentuk Peraturan

Daerah (PERDA), Peraturan Bupati (PERBUP), Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) manupun instruksi yang ditetapkan pemerintah daerah agar olahraga di

daerah tersebut mengalami kemajuan dan dapat mengangkat harkat dan martabat daerah

dikancah olahraga nasional. Salah satunya kebijakan tentang pembinaan olahraga

prestasi dan penyediaan sarana prasarana olahraga Di dalam proses pembinaan olahraga

prestasi terdapat struktur bangunan berbentuk piramida yang terdiri dari 3 lantai, yang

saling berkaitan. Setiap lantai memiliki bagian masing-masing lantai pertama adalah

pemassalan olahraga, lantai kedua pembibitan atlet dan lantai ketiga pembinaan prestasi

Kebijakan Pemerintah

Tentang Olahraga Prestasi

Ketersediaan Sarana

Prasarana Olahraga Prestasi

RENSTRA

Perencanaan Sarana

Prasarana Olahraga Prestasi

Pemanfaatan Sarana

Prasarana Olahraga Prestasi

Perkembangan Olahraga

Prestasi Kabupaten Pacitan

Pegelolaan Sarana

Prasarana Olahraga Prestasi

Pembinaan

Prestasi

Pembibitan Atlet

PERDA

Pemassalan

Olahraga

RKPD

PERBUP

INSTRUKSI

RPJMD

Page 60: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Hakekat Olahraga · Olahraga mengandung unsur pokok berupa ... atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket ... spesifik yaitu mengarah pada

68

atlet. Dalam penyediaan sarana prasarana olahraga tersebut memuat tentang

perencanaan, ketersediaan, pemanfaatan, dan pengelolaan sarana dan prasarana prestasi

olahraga.

Sebuah kebijakan pemerintah memerlukan penyusunan rencana yang baik

mengenai hal-hal yang harus dijalankan untuk mendukung implementasi kebijakan

tersebut, misalnya dalam bentuk rencana strategis. Rencana tersebut merupakan sebuah

proyek nyata yang akan dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu dimana target-

target harus dapat dipenuhi sesuai batasan waktu yang sudah ditetapkan diawal rencana.

Dengan perencanaan yang matang maka diharapkan implementasinya juga baik dimana

akan terwujud suatu pembinaan dan ketersediaan sarana prasarana olahraga prestasi di

Kabupaten Pacitan. Sebuah kebijakan yang baik mengenai pembinaan olahraga

(pemassalan, pembibitan atlet, dan pembinaan atlet) dan penyediaan sarana prasarana

olahraga (perencanaan, ketersediaan, pemanfaatan, dan pengelolaan) harus pula diikuti

dengan implementasi yang baik pula agar apa yang diharapkan dari kebijakan tersebut

dapat dicapai secara maksimal.

Dengan adanya kebijakan mengenai mengenai pembinaan olahraga (pemassalan,

pembibitan atlet, dan pembinaan atlet) dan penyediaan sarana prasarana olahraga

(perencanaan, ketersediaan, pemanfaatan, dan pengelolaan) serta implementasi yang

baik akan kebijakan tersebut maka diharapkan olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan

dapat berkembang secara pesat sehingga dapat menghasilkan atlet-atlet berprestasi yang

nantinya dapat mengangkat harkat dan martabat nama Kabupaten Pacitan disetiap even

pertandingan olahraga yang digelar, baik itu ditingkat regional, nasional maupun

internasional.