BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan...
13
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori yang Relevan
2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda
2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan Sistem Ganda
Pendidikan sistem ganda merupakan upaya lembaga pendidikan untuk
melaksanakan kegiatan belajarnya di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan
sekolah. Kegiatan belajar selain dilakukan di lingkungan sekolah juga dilakukan
pada dunia kerja atau industri baik industri besar, sedang, kecil atau industri
rumah tangga. Menurut Departemen pendidikan dan Kebudayaan (dalam Made
Wena, 1996:15):
Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan
sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja serta
terarah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Sedangkan Soewarni (dalam Made Wena, 1996:16) mendefinisikan
pendidikan sistem ganda sebagai berikut:
Pendidikan sistem ganda (magang) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan
secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di
dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat profesional tertentu.
Hal senada dikemukakan oleh Pakpahan (dalam Made wena, 1996:16)
yang berpendapat sebagai berikut:
Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian kejuruan, yang memadukan secara sistematik dan
14
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada bidang pekerjaan
yang relevan, terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian
tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
sistem ganda merupakan gabungan dari sub sistem pendidikan di sekolah dan sub
sistem pendidikan di dunia industri yang dipadukan secara sistematis dan sinkron
sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Pendidikan sistem ganda merupakan realisasi kebijakan pemerintah
melalui konsep keterkaitan dan kesepakatan (Link and match) pada sistem
pendidikan yang merupakan perpaduan yang saling mengisi dan melengkapi
antara pendidikan di sekolah dan dunia usaha melalui praktek kerja industri.
Seperti yang diungkapkan Wardiman (dalam Made Wena, 1996:50) bahwa upaya
peningkatan mutu dan relevansi yang menjadi titik berat pembangunan
pendidikan kejuruan pada Pelita VI, akan didekati melalui kebijakan link and
match.
Pakpahan (dalam Made Wena, 1996:50) mengemukakan bahwa:
Tujuan link and match adalah untuk mendekatkan antara supply dan
demand mutu sumber daya manusia, terutama yang berhubungan dengan
kualitas ketenagakerjaan, dimana dunia pendidikan sebagai penyedia
sumber daya manusia dan dunia kerja serta masyarakat pada umumnya
sebagai pihak yang membutuhkan.
Pelaksanaan PSG memberikan kesempatan kepada peserta diklat untuk
menumbuhkan-kembangkan kreatifitas dan inovasi, memberikan pengalaman
kerja nyata, dan mampu mendorong kemandirian peserta diklat menjadi tenaga
profesional di dunia usaha dan industri. Sekolah dan dunia usaha atau industri
memiliki tanggung jawab bersama dalam penyelenggaran PSG meliputi
15
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perencanaan program, pelaksanaan, penilaian dan penentuan kelulusan peserta
didik serta upaya pemasaran tamatannya.
2.1.1.2 Manfaat Pendidikan Sistem Ganda
Kerjasama antara sekolah dengan dunia usaha/industri dilaksanakan
dengan prinsip saling membantu, saling mengisi dan saling melengkapi untuk
keuntungan bersama. Berdasarkan prinsip tersebut, pendidikan sistem ganda
memberi nilai tambah kepada pihak-pihak yang bekerjasama.
a. Manfaat bagi dunia usaha/industri
1) Perusahaan dapat mengenal langsung kualitas peserta didik yang belajar
dan bekerja di perusahaannya.
2) Keikutsertaan peserta didik dalam proses produksi selama pendidikan akan
lebih menguntungkan perusahaan.
3) Selama pendidikan melalui kerja industri peserta didik lebih mudah
dikendalikan dalam hal kedisiplinan maupun kepatuhan terhadap
perusahaan.
4) Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan perusahaan.
5) Memberi kepuasan bagi dunia usaha atau industri karena ikut berperan
serta dalam menentukan hari depan bangsa melalui Pendidikan sistem
ganda.
b. Manfaat bagi Lembaga atau Sekolah
1) Menjamin tercapainya tujuan pendidikan dalam rangka memberi keahlian
profesional bagi peserta didik.
16
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Memperingan tanggungan biaya pendidikan.
3) Ada relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan
kerja.
4) Memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan (sekolah) karena
lulusannya terjamin memperoleh bekal yang bermakna baik untuk
kepentingan tamatan, dunia kerja maupun kepentingan bangsa.
c. Manfaat bagi peserta didik
1) Hasil belajar akan lebih bermakna karena setelah tamat akan benar-benar
memiliki keahlian profesional sebagai bekal peningkatan taraf hidupnya.
2) Waktu pencapaian keahlian profesional akan lebih singkat. Setelah tamat
sekolah dengan sistem ganda tidak memerlukan latihan lanjutan untuk
mencapai tingkat keahlian siap pakai.
3) Keahlian profesional yang diperoleh dari pendidikan sistem ganda dapat
mengangkat harga diri dan meningkatkan rasa percaya diri. Selanjutnya
akan memotivasi mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya
pada tingkat yang lebih tinggi.
Pelaksanaan pendidikan sistem ganda jelas sangat bermanfaat bagi
berbagai kalangan. Mulai dari dunia usaha/industri, lembaga atau sekolah, sampai
manfaat bagi peserta didik sendiri. Agar adanya kesinambungan dan kelanjutan
manfaat dalam pelaksanaan pendidikan sistem ganda, maka perlu adanya
kerjasama dari berbagai kalangan, yang akhirnya dapat memberikan keuntungan
bersama.
17
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.1.3 Komponen-Komponen Pendidikan Sistem Ganda
Menurut Made Wena (1996:17) komponen – komponen Pendidikan
Sistem Ganda antara lain:
a. Kelembagaan
Dilihat dari segi kelembagaan pendidikan sistem ganda kejuruan terdiri
dua sub sistem yaitu sub sistem pendidikan di sekolah dan sub sistem
pendidikan di industri. Lembaga sekolah kejuruan sebgai salah satu sub
sistem dari sistem ganda memang secara khusus dirancang sebagai tempat
belajar. Tetapi lembaga sebagai bagian dari sistem ganda tidak secara khusus
dirancang sebagai tempat belajar tetapi dapat digunakan sebagai tempat
belajar. Oleh karena itu, agar dunia industri dapat digunakan sebagai tempat
belajar praktik secara maksimal oleh siswa maka seyogyanya pihak industri
mempu memerankan fungsi kependidikan.
b. Kurikulum
Kurikulum di sekolah dirancang secara komprehensif, yang meliputi
semua kegiatan belajar. Dengan demikian pengembangan kurikulum sekolah
didasari atas aspek-aspek psikologis karakteristik siswa. Sedangkan
kurikulum yang ada di industri hanya berupa tuntunan praktik (training
guideslines), yang jauh lebih sederhana dan lebih praktis dari kurikulum
sekolah. Jadi, dalam hal ini industri seyogyanya menyediakan tuntunan
praktik bagi para siswa, sehingga siswa tahu secara jelas apa yang harus
dilaukan dan bagaimana melakukannya.
18
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Materi pembelajaran
Materi di sekolah lebih ditekankan pada pembelajaran teori-teori
kejuruan; sedangkan materi di industri lebih ditekankan pada praktik kerja
tetapi berkaitan dengan tori-teori yang dipelajari di sekolah. Dengan demikian
sekolah harus mampu menggunakan dunia kerja sebagai pijakan dalam
perencanaan kurikulumnya, sehingga ada kaitan dengan apa yang diajarkan di
sekolah dengan apa yang dipelajari di industri.
d. Strategi Mengajar
Kegiatan mengajar di sekolah lebih sistematis karena pelajaran telah
disusun secara sistematis berdasarkan kaidah-kaidah teori pembelajaran.
Sedangkan pembelajaran di industri lebih menekankan pada proses belajar
mengajar keterampilan kerja tertentu. Dalam hal ini karakteristik bidang studi
di sekolah berbeda dengan karakteristik bidang studi yang dipelajari siswa di
industri. Agar kegiatan belajar praktik siswa di industri dapat mencapai
tujuan, maka strateri pembelajaran praktik harus disusun dan dikembangkan
dengan tetap berpijak pada karakteristik siswa dan ketersediaan sumber
belajar industri. Dengan kata lain harus dikembangkan desain pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan industri.
e. Kegiatan industri
Lebih bersifat usaha produksi barang, tetapi dibarengi dengan usaha
belajar mengajar di tempat, atau belajar melalui pengalaman praktik
langsung. Situasi dan kondisi yang demikian menuntut perlu adanya
perencanaan usaha belajar yang sistemik sistematis agar kegiatan belajar
19
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
praktik di industri tidak mengganggu kelancaran produksi barang, dan bila
mungkin usaha belajar siswa di industri justru dapat meningkatkan kegiatan
produksi barang.
f. Kegiatan belajar di industri
Bersifat belajar dalam situasi dunia nyata; sedangkan belajar di sekolah
berupa belajar pada situasi sekolah yang terkendali. Agar proses belajar pada
situasi dunia kerja yang nyata dapat mencapai hasil secara optimal, tentu
keterkaitan pembelajaran di sekolah dengan apa yang akan dipelajari di
industri harus betul-betul diperhatikan.
g. Dunia industri dan sekolah
Industri merupakan dunia orang dewasa, sedangkan dunia sekolah
merupakan dunia remaja. Kondisi dan situasi yang demikian jangan sampai
mengganggu proses belajar siswa di industri. Oleh karena itu pengendalian
secara psikologis situasi lingkungan perlu dilakukan agar siswa dapat
beradaptasi dengan mudah pada dua lingkungan belajar yang berbeda.
h. Kepentingan
Di industri terjadi konflik tujuan antara kepentingan produksi (prinsip
ekonomi) dan kepentingan latihan (prinsip pendidikan); sedangkan sekolah
prinsip pendidikan merupakan satu-satunya faktor determinannya. Penataan
yang sistematis perlu dilakukan pada industri agar konflik tujuan antara
kepentingan produksi dan lepentingan latihan/praktik tidak saling merugikan
satu dengan yang lainnya.
20
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i. Pengajar
Di sekolah gurulah yang bertanggung jawab terhadap program
pelaksanaan pembelajaran, sedangkan di industri pembelajaran praktik
sepenuhnya menjadi tanggung jawab instruktur. Sebagai tenaga pengajar
praktik instruktur seyogyanya memahami dan mampu mempraktikan metode-
metode pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran praktik di industri.
Dengan demikian pembelajaran praktik kerja di industri betul-betul dapat
meningkatkan kualitas kemampuan kerja siswa.
j. Tempat belajar
Belajar di sekolah sebagian besar dilakukan pada ruang kelas,
sedangkan belajar di industri hampir seluruhnya dilakukan di bengkel kerja.
Adanya perbedaan tempat belajar ini tentu pula akan mempengaruhi situasi
pembelajaran. Oleh karena itu keterkaitan yang selaras dan serasi antara
kedua tempat belajar tersebut seyogyanya diciptakan. Dengan demikian
proses belajar siswa pada kedua tempat belajar tersebut, dapat dilakukan
secara optimal.
Dari beberapa komponen tersebut, harus selalu adanya sinergitas antar
komponen sehingga dapat menciptakan pendidikan sistem ganda yang tepat guna
dan tepat sasaran. Baik itu dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam
tahap evaluasi pendidikan sistem ganda.
21
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.1.4 Bentuk-Bentuk Belajar Pendidikan Sistem Ganda
Nolker & Schoenfeldt (dalam Made Wena, 1996:21) mengemukakan
bahwa “dilihat dari bentuk belajar secara umum, bentuk-bentuk perjumpaan
antara pendidikan kejuruan dengan dunia kerja terdapat tiga bentuk utama yaitu
darmawisata, widyawisata ke pabrik dan praktikum.” Perjumpaan tersebut dapat
terlihat pada gambar 2.1 berikut ini:
Sumber: Made Wena (1996:21)
Gambar 2.1
Perjumpaan Lembaga Pendidikan Kejuruan Dengan Dunia Kerja
Pada umumnya darmawisata ditujukan untuk mengadakan perjumpaan
pertama dengan praktik kejuruan. Waktunya sangat terbatas, kadang berlangsung
hanya beberapa jam saja. Kegiatan ini biasanya banyak dilakukan oleh lembaga-
lembaga pendidikan. Pada pihak lain widyawisata bertujuan untuk membawa
peserta didik ke dunia industri untuk melakukan tugas-tugas yang sudah dipilih
sebelumnya. Kalau darmawisata lebih banyak dimaksudkan untuk memberi
orientasi mengenai satu cabang industri, widyawisata ke industri berfungsi
memberi wawasan mengenai realita pabrik yang komplek, dan waktunya lebih
lama dari darmawisata, mungkin sehari atau dua hari.
Darmawisata
Widyawisata ke pabrik
Praktikum
SEKOLAH
LINGKUNGAN
KERJA
22
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sedangkan praktikum atau yang sering disebut praktik industri adalah
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik berupa praktik langsung pada dunia
kerja yang nyata. Waktu untuk praktik beraneka ragam, ada sekolah yang
melakukan dua tiga bulan, ada satu atau dua semester, tergantung dari
kebutuhannya.
Dari ketiga bentuk perjumpaan antara lembaga pendidikan teknologi dan
kejuruan dengan dunia industri, bentuk perjumpaan yang berupa praktik industri
merupakan bentuk belajar yang paling bermanfaat bagi pembentukan
keterampilan peserta didik. Karena itulah maka kegiatan ini paling banyak
dilaksanakan, khususnya pada negara-negara yang pendidikan kejuruannya telah
maju. Seperti diungkapkan Weimann (dalam Made Wena, 1996:22) bahwa “the
didactic center of the path of vocational training is the mastery of life at work”,
dan hal ini hanya bisa dilakukan melalui praktik industri. Tanpa melakukan
kegiatan praktik industri secara sistematis, jelas suatu lembaga pendidikan
kejuruan tidak akan bisa membekali lulusannya dengan kemampuan kerja yang
optimal.
2.1.1.5 Tujuan Pendidikan Sistem Ganda
Segala kegiatan apapun bentuknya tentu mempunyai tujuan tertentu.
Demikian juga halnya diadakannya pendidikan sistem ganda di sekolah menengah
kejuruan. Pada dasarnya tujuan pokok pendidikan sistem ganda (PSG) adalah
untuk meningkatkan kualitas lulusan lembaga pendidikan kejuruan, dan
berdasarkan landasan hukum yang menjadi acuan pelaksanaan Program
23
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka tujuan
penyelenggaraan program PSG yang dirumuskan oleh Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan (1994:7) adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengan
tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja).
2. Memperkokoh " link and match " antara sekolah dengan dunia kerja.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas profesional.
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
Hal tersebut diatas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Suyanto
(dalam Made Wena, 1996:77) yang menjelaskan bahwa ada empat prinsip dari
sistem ganda (magang), yaitu:
1. Membuat setting dunia kerja dan masyarakat sebagai lingkungan belajar
bagi para siswa.
2. Menghubungkan pengalaman kerja dengan pengajaran akademik.
3. Memberi peran para siswa secara konstruktif sebagai pekerja disertai
tanggung-jawab rielnya. Dan sebagai peserta didik dalam waktu yang
bersamaan.
4. Menanamkan hubungan yang erat antara peserta didik dan pekerja dewasa
yang bertindak sebagai mentor.
Diihat dari tujuan-tujuan sistem ganda seperti yang diungkapkan di atas
secara jelas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari program pendidikan
sistem ganda adalah mengoptimalkan hasil pembelajaran pada pendidikan
kejuruan. Mengoptimalkan hasil pembelajaran berarti berusaha untuk mencapai
tujuan pendidikan kejuruan secara maksimal. Dengan kata lain berusaha
menghasilkan lulusan lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki keterampilan
yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
24
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.1.6 Praktek Kerja Industri sebagai Sub Komponen Sistem Ganda
Praktek Kerja Industri atau disingkat menjadi Prakerin adalah bentuk dari
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan
industri yang dilaksanakan di dunia usaha/industri. Dalam Kurikulum SMK
(Dikmenjur, 2008) disebutkan:
Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-
sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan
(IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan
sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan
berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release dan
sebagainya.
Lebih lanjut dalam Undang-Undang Prakerin Dikmendikti (2003)
diungkapkan bahwa:
Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah program wajib yang harus
dilaksanakan oleh sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan dan
pendidikan luar sekolah serta wajib diikuti oleh siswa/warga belajar.
Penyelenggaraan prakerin akan membantu peserta didik untuk
memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta membekali
siswa dengan pengalaman nyata sesuai dengan program studi yang
dipilihnya.
Dengan prakerin peserta didik dapat menguasai sepenuhnya kompetensi
yang dituntut kurikulum, dan mengenal lebih dini dunia kerja yang menjadi
dunianya kelak setelah menyelesaikan pendidikan. Lebih jauh lagi dapat
menumbuhkan disiplin, etos kerja serta kemandirian. Sehingga dapat mencetak
peserta didik yang bukan hanya siap untuk bekerja namun juga siap untuk
menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar.
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek kerja industri berdasarkan
Pedoman Pelaksanaan Prakerin (2011:10) adalah sebagai berikut:
25
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Membekali peserta diklat mengembangkan kepribadian, potensi
akademik dan dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui
pembelajaran program normatif, adaptif dan produktif.
2. Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta
menguasai kompetensi keahlian produktif terstandar,
menginternalisasikan sikap nilai dan budaya industri yang berorientasi
kepada standar mutu dan jiwa kewirausahaan serta membentuk etos
kerja yang kritis, produktif dan kompetitif.
Bertitik tolak dari tujuan prakerin, maka dapat dikatakan bahwa melalui
kegiatan prakerin siswa disiapkan agar dapat mengembangkan diri secara
menyeluruh dan memiliki kompetensi profesional dan sikap nilai yang baik.
2.1.1.7 Langkah - Langkah Pelaksanaan Prakerin
Praktek kerja industri dilaksanakan oleh siswa kelas 2 selama tiga bulan
dengan didahului pembekalan. Praktik tersebut dapat dilaksanakan pada industri
besar, menengah, kecil, home industry, ataupun unit produksi sekolah. Adapun
langkah-langkah pelaksanaan prakerin berdasarkan Pedoman Pelaksanaan
Prakerin (2011:15) adalah sebagai berikut:
a. Aspek Perencanaan
1) Pemetaan industri
2) Sosialisasi dana
3) Pembekalan siswa
Siswa yang akan melaksanakan prakerin harus diberikan pembekalan
terlebih dahulu tentang program yang akan dilaksanakan sehingga betul-
betul memahami apa yang harus mereka lakukan di dunia kerja.
Hal-hal yang menjadi fokus pembekalan antara lain:
26
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a) Pelaksanaan program prakerin yang dituangkan di dalam jurnal yang
mereka bawa.
b) Tata tertib/aturan yang berlaku di Dunia Kerja dimana mereka berada.
c) Menjaga/memelihara nama baik sekolah.
4) Penempatan siswa
5) Waktu pelaksanaan
Prakerin dapat dilaksanakan sekurang-kurannya tiga bulan sesuai dengan
pembelajaran kompetensi yang direncanakan akan diberikan di dunia
kerja. Di samping itu perlu juga mengadakan komunikasi dengan dunia
kerja, dengan tujuan untuk memastikan kesiapan dunia kerja dan
pembimbing, menerima peserta prakerin sesuai kompetensi yang
diharapkan.
b. Aspek Pelaksanaan
1) Kesesuaian penempatan dengan bidang studi siswa
Pelaksanaan Prakerin di industri dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan praktek sebagai pendalaman materi keahlian yang telah dipelajari
di sekolah. Pembelajaran praktek dilaksanakan dalam keadaan kerja
sebenarnya dan dilengkapi fasilitas peralatan dan sumber belajar yang ada
di industri. Siswa belajar pada kondisi nyata dunia kerja, dimana siswa
mendapatkan lingkungan belajar yang berbeda dengan lingkungan
sekolah. Jika siswa di dunia industri, siswa mendapatkan pengalaman serta
keterampilan yang tidak diperoleh di sekolah. Hal ini disebabkan oleh
karena lingkungan belajar yang berbeda antara sekolah dengan industri.
27
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Kesesuaian materi pelajaran dengan materi prakerin
3) Monitoring oleh pembimbing
Selama siswa melaksanakan Prakerin di industri, pihak sekolah
melaksanakan pengawasan atau monitoring terhadap siswa satu kali
sebulan. Kegiatan monitoring bertujuan untuk melihat kemajuan belajar
siswa, baik dari segi sikap maupun keterampilan. Kegiatan monitoring
dilaksanakan oleh guru pembimbing sekolah yang dipercayakan oleh
panitia Prakerin sebagai pelaksana monitoring siswa.
Monitoring yang dilaksanakan oleh guru yaitu meliputi monitoring
kompetensi yang dilaksanakan siswa di industri, kemajuan belajar siswa,
kehadiran, dan kendala-kendala yang ditemui di lapangan selama
pelaksanaan Prakerin. Monitoring kompetensi dilakukan untuk melihat
kesesuaian materi atau bimbingan yang dilakukan oleh pihak industri
terhadap siswa dengan pembelajaran yang diperoleh siswa di sekolah.
Sedangkan monitoring kemajuan belajar siswa dilakukan untuk
mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa di industri dan mengetahui
kemampuan yang diperoleh siswa selama di industri. Monitoring
kehadiran ditujukan bagi sikap siswa, termasuk kedisiplinan,
tanggungjawab dan sikap kerja selama Prakerin. Monitoring kendala-
kendala ditujukan untuk menerima masukan-masukan dari pihak industri
terhadap permasalahan siswa atau kendala yang ditemui pihak industri
selama pelasanaan Prakerin.
28
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4) Pembimbing
Pembimbing terdiri dari pembimbing internal yaitu guru produktif
yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran kompetensi, dan
pembimbing eksternal yaitu staf dari Dunia Kerja yang sekaligus bertindak
selaku instruktur pembimbing yang mengarahkan peserta didik dalam
melakukan pekerjaannya.
5) Penjemputan dan laporan
Semua kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik selama di Dunia
Kerja baik yang ada dalam jurnal ataupun pekerjaan lain yang diberikan
oleh instruktur pembimbing eksternal harus dicatat dan didokumentasikan
sebagai bahan untuk melakukan evaluasi terhadap program prakerin.
Seluruh kegiatan harus diketahui oleh pembimbing dengan cara
membubuhkan tanda tangan pada kolom yang tersedia.
c. Aspek Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan para siswa peserta Prakerin
dalam melaksanakan kegiatannya, maka perlu dilaksanakan evaluasi.
1) Evaluasi kegiatan Prakerin
Evaluasi kegiatan Prakerin para siswa dapat dilakukan oleh:
a) Pihak industri
b) Pihak sekolah, apabila dipandang perlu
Sistem penilaian siswa peserta Prakerin SMK Negeri 11 Bandung
dilakukan oleh pembimbing di perusahaan, ada beberapa aspek yang dinilai
yaitu:
29
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1) Kejujuran
2) Tanggungjawab
3) Kedisiplinan
4) Hubungan interpersonal
5) Kerjasama
6) Kemandirian
7) Penampilan
8) Kreativitas kerja
9) Etika kerja
10) Etos kerja
Komponen diatas diberikan pembobotan secara tertentu, sehingga
total bobot adalah nilai akhir.
2) Evaluasi program
Program prakerin yang sudah dilakukan peserta didik perlu
dievaluasi untuk melihat kesesuaian antara program dengan
pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan sebagai dasar untuk penyusunan
program tindak lanjut yang harus dilakukan baik terhadap pencapaian
kompetensi peserta didik maupun terhadap program prakerin.
Evaluasi dilakukan dengan cara:
a) Melakukan analisis hasil laporan yang dibuat oleh peserta didik dan
hasil penilaian yang yang dilakukan oleh pembimbing dari Dunia
Kerja.
b) Paparan hasil prakerin setiap peserta didik
30
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Tindak lanjut
Pelaksanaan prakerin, maka sekolah dapat mengumpulkan seluruh
peserta prakerin sesuai dengan program kehliannya, untuk berbagi
pengalaman tentang berbagai hal yang mereka dapatkan di dunia kerja,
baik yang berhubungan lansung dengan bidang pekerjaannya maupun
yang berkaitan dengan kehidupan sosial di lingkungan tempat
pelaksanaan prakerin.
Kegiatan ini bertujuan untuk:
a) Melatih peserta didik memecahkan masalah melalui proses berbagi
pengalaman dalam bidang pekerjaan yang sama.
b) Memperkaya pengalaman-pengalaman peserta didik dengan
menyerap pengalaman orang lain, khususnya yang sesuai dengan
bidang pekerjaannya.
c) Memberikan informasi kepada sekolah mengenai kondisi nyata
pelaksanaan prakerin, menjadi bahan pertimbangan untuk
peningkatan program prakerin selanjutnya.
Pelaksanaan diskusi:
a) Membagi peserta didik dalam kelompok kecil pada program
keahlian yang sama dan memberikan topik diskusi. Misalnya;
“Hambatan-hambatan yang dialami selama melaksanakan
prakerin”.
b) Menunjuk seorang ketua kelompok untuk mengatur jalannya proses
diskusi.
31
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c) Setiap anggota kelompok menyampaikan pengalaman-
pengalamannya, yang berkaitan dengan masalah berikut solusinya.
Setelah diskusi:
a) Ketua kelompok membuat kesimpulan tentang jalannya diskusi.
b) Melaporkan hasil diskusi dalam bentuk tertulis sesuai dengan topik
yang diberikan.
Dari masukan hasil diskusi peserta didik dan analisis antara
program serta penilaian pembimbing Dunia Kerja, disimpulkan menjadi
satu rumusan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menyatakan
bahwa peserta didik yang bersangkutan sudah menyelesaikan seluruh
aspek kompetensi, sehingga berhak untuk mengikuti uji kompetensi dan
sertifikasi serta perbaikan program Prakerin selanjutnya.
2.1.1.8 Evaluasi Pendidikan Sistem Ganda
Evaluasi pendidikan sistem ganda merupakan bagian integral dari
keseluruhan program pendidikan. Mengingat konsep pendidikan sistem ganda
dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan program melibatkan lembaga
pendidikan dan lembaga industri, maka evaluasi program sistem ganda memiliki
karakteristik yang berbeda dengan evaluasi pendidikan secara umum.
Menurut Made (1996:63-64), proses evaluasi dalam program pendidikan
sistem ganda harus dilakukan pada proses pendidikan di sekolah dan juga proses
pendidikan di industri. Evaluasi tersebut dilakukan baik pada tahap perencanaan,
maupun tahap pelaksanaan. Dengan demikian diharapkan program pendidikan
sistem pembelajaran ganda dapat selalu dikembangkan sesuai dengan hasil
32
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
evaluasi program yang dilakukan. Hasil evaluasi program tersebut disajikan
sebagai dasar dalam pengembangan maupun perbaikan program pendidikan
sistem ganda dapat dilihat pada bagan berikut :
Sumber: Made Wena (1996:63)
Gambar 2.2
Proses Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda
Evaluasi merupakan suatu proses pemikiran dan penilaian tingkat
kemajuan praktek kerja siswa didunia industri. Evaluasi dilakukan oleh
pembimbing industri yang kemudian akan ditindaklanjuti bersama agar
pelaksanaan prakerin selanjutnya dapat terlaksana lebih baik.
2.1.2 Kompetensi Keahlian Akuntansi sebagai Acuan Dalam Praktek
Kerja Industri
2.1.2.1 Pengertian Akuntansi
Menurut American Institute of Certifed Public Accountants (AICPA)
(Ajang Mulyadi, 2004:3) mengemukakan bahwa:
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang
tepat dan dinyatakan dengan uang, transaksi-transaksi, dan kejadian-
kejadian yang setidak-tidaknya bersifat keuangan dan penafsiran dari
hasil-hasilnya.
Proses Pendidikan di
Sekolah
Proses Pendidikan di
Industri
Proses Evaluasi
33
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sedangkan menurut Baridwan (2000:30) “akuntansi merupakan kegiatan
menyediakan data kuantitatif terutama bersifat keuangan dari kesatuan-kesatuan
usaha ekonomi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan ekonomi”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa akuntansi
merupakan kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan data
keuangan yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan bagi pihak yang
berkepentingan.
2.1.2.2 Mata Pelajaran Produktif Akuntansi
Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mata pelajaran diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif. Menurut Made
Wena (1996: 31) komponen normatif merupakan: “komponen yang menyangkut
tentang pembentukan watak atau kepribadian sebagai warga bangsa Indonesia”,
contohnya mata pelajaran pendidikan agama islam dan kewarganegaraan.
Sedangkan mata pelajaran adaptif menurut Made Wena (1996:31)
merupakan: “komponen yang menyangkut tentang pembekalan kemampuan untuk
mengembangkan diri secara berkelanjutan”, contohnya mata pelajaran IPA,
Penjaskes, bahasa dan sebagainya.
Untuk mata pelajaran produktif Made Wena (1996:31) mengemukakan
bahwa: “komponen produktif menyangkut bekal kemampuan keahlian tertentu
untuk bekerja”. Komponen produktif ini dibagi menjadi:
1) Teori kejuruan
2) Praktek dasar kejuruan untuk penguasaan teknik kerja secara baik dan benar,
dan
34
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Praktek keahlian kerja yang merupakan kulminasi kinerja (performance)
sebagai tenaga kerja terdidik dan sekaligus terlatih.
2.1.3 Minat
2.1.3.1 Pengertian Minat
Minat merupakan perasaan suka seseorang pada suatu hal. Dengan rasa
sukanya terhadap sesuatu hal tersebut, maka orang tersebut akan terdorong untuk
berbuat aktif bersungguh-sungguh. Sedangkan minat menurut Slameto (2009:191)
adalah:
Suatu rasa lebih suka atau suatu ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar
diri. Semakin kuat atau besar hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:19) menyebutkan
bahwa “minat merupakan kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa aktivitas. Orang yang berminat terhadap suatu aktivitas
itu secara konsisten dan rasa senang.” Berbeda halnya dengan apa yang
dikemukakan oleh Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab (2004:262)
menyebutkan bahwa “minat adalah sebagai suatu kecenderungan untuk
memberikan perhatian dan bertindak kepada orang lain, aktivitas atau situasi yang
menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.
Dari beberapa teori dan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat merupakan keinginan atau dorongan seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan dengan disertai perasaan senang dalam melakukannya. Makin tinggi
35
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keinginan tersebut maka makin tinggi minatnya. Sebaliknya makin rendah
keinginan maka makin rendah minat.
2.1.3.2 Jenis-Jenis Minat
Minat dapat timbul dengan sendirinya dalam diri maupun pengaruh
lingkungan. Berikut ini beberapa pengelompokan minat yang dikemukakn oleh
para ahli dari sudut pandangnya masing-masing.
Menurut jenisnya Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab
(2004:267) mengemukakan bahwa minat dapat dibagi menjadi empat jenis:
a. Expressed interest atau minat yang diekspresikan, adalah minat yang
diungkapkan dengan cara meminta kepada subjek untuk menyatakan atau
menuliskan kegiatan-kegiatan baik berupa tugas maupun bukan tugas yang
disenangi dan yang paling tidak disenangi.
b. Manifest interest atau minat yang nyata, adalah minat yang diungkapkan
dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung
terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subjek atau dengan mengetahui
hobinya.
c. Tested interest, adalah minat yang diungkapkan yang digunakan sebagai cara
untuk menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan. Nilai-
nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukan minat
yang tinggi pula terhadap sesuatu.
d. Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan
alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan-
36
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pertanyaan yang ditujukan kepada subjek, apakah ia senang atau tidak senang
terhadap sejumlah aktivitas atau suatu objek yang ditanyakan.
Saleh (Rini, 2011:34) mengelompokan minat sebagai berikut.
a. Minat Primitive atau minat biologis, yaitu minat yang berpusat pada
makanan, kesenangan, kenikmatan dan kebebasan aktifitas.
b. Minat Cultural atau minat sosial, yaitu minat yang timbul dan berkembang
melalui pengaruh kebudayaan atau berasal dari perbuatan belajar.
Minat yang timbul dalam diri sesorang atau siswa terdiri dari tiga jenis,
seperti yang dikemukakan oleh Surya (2004:122) bahwa beberapa minat yang
dapat timbul dalam diri individu diantaranya:
1. Minat volunter, yaitu minat yang timbul secara sukarela, timbul dengan
sendirinya tanpa ada pengaruh yang sengaja dari luar
2. Minat involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri karena adanya
pengaruh dari situasi yang diciptakan oleh pendidik atau guru.
3. Minat non volunter, yaitu jika minat itu ditimbulkan secara sengaja,
dipaksa atau diharuskan.
2.1.3.3 Pengukuran minat
Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap
minat seseorang, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nurkancana (dalam Asep
Supriyadi, 2007:36) bahwa pengukuran minat dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Observasi
Pengukuran dengan metoda observasi ini memiliki keuntungan karena
dapat mengamati minat seseorang dalam kondisi wajar. Observasi dapat
dilakukan dalam setiap situasi, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
37
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kelemahannya tidak dapat dilakukan dalam situasi santai, sehingga
percakapan dapat berlangsung secara bebas.
2. Interview
Interview banyak digunakan untuk mengukur minat, sebab biasanya siswa
gemar memperbincangkan hobinya atau aktivitas lain yang menarik
hatinya. Pelaksanaan interview sebaiknya dilakukan dalam situasi santai,
sehingga percakapan dapat berlangsung secara bebas.
3. Kuesioner
Dengan menggunakan kuesioner, guru dapat melakukan pengukuran
terhadap sejumlah siswa secara sekaligus
4. Inventori
Inventori adalah suatu metoda untuk mengadakan pengukuran atau
penilaian yang sejenis kuesioner, yaitu sama-sama merupakan daftar
pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya adalah kuesioner responden
menulis jawaban relatif panjang sedangkan pada inventori responden
memberikan jawaban dengan memberi lingkaran, tanda cek, mengisi
nomor, atau dengan tanda-tanda lain yang berupa jawaban singkat
2.1.3.4 Indikator-Indikator Minat
Indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisis kegiatan-kegiatan
yang dilakukan individu, atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan
motif yang dipelajari yang mendorong dan mengarahkan individu untuk
menemukan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan tertentu.
Sukartini (1986:65) mengemukakan bahwa analisis untuk mengetahui
indikator minat seseorang dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1. Keinginan untuk mengetahui atau memiliki suatu objek;
2. Objek-objek atau kegiatan yang disenangi;
3. Jenis-jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi;dan
4. Usaha-usaha untuk merealisasikan kegiatan atau rasa senang terhadap
sesuatu yang dimiliki.
Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Slameto (2010:180),
bahwa:
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai partisipasi dalam suatu
aktivitas. Anak didik yang memiliki minat pada subjek tertentu cenderung
untuk memberi perhatian yang lebih terhadap suatu objek tersebut.
38
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan indikator minat yang dikemukakan oleh Sukartini, maka
indikator minat berwirausaha pada penelitian ini adalah ketertarikan/
keingintahuan tentang kegiatan wirausaha, keinginan untuk menjadi wirausaha,
perasaan senang untuk terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan
wirausaha, dan kesediaan untuk mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan
wirausaha.
2.1.3.5 Wirausaha
Zimmerer (dalam Kasmir, 2011:20) mengartikan kewirausahaan sebagai
“suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).” Sedangkan Inpres
No. 5 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan kewirausahaan menjelaskan arti kewirausahaan sebagai berikut:
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah
kepada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi,
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar.
Pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh Joseph Schumpeter
adalah “Entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by
introducing new products and services, by creating new forms of organization, or
by exploiting new raw materials.” (Bygrave, 1994:1). Jadi menurut Joseph
Schumpeter Entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem
39
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Terlepas definisi-definisi tersebut, ada pakar lain yang konsep
kewirausahaan dilihat dari sisi yang sedikit berbeda. Winarto (Suherman, 2010:7)
menyebutkan bahwa “Entrepreneurship (kewirausahaan) adalah suatu proses
melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan
kemakmuran bagi individu dan member nilai tambah bagi masyarakat”. Sejalan
dengan hal itu Hisrich-Peter (Suherman, 2010:7) memaparkan:
Entrepreneurship is the process of creating something different with
value by devoting the necessary time and effort, assuming the
accompanying financial, psychic, and social risk, and receiving the
resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence
(Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan risiko serta menerima
balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi).
Sehubungan dengan hal itu Suryana (2003:10) mengatakan bahwa
Istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat
diartikan sebagai „the backbone of economy‟, yaitu syaraf pusat
perekonomian atau sebagai „tailbone of economy‟, yaitu pengendali
perekonomian suatu bangsa.
Secara etimologi, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha (start-up phase) atau suatu proses dalam mengerjakan suatu
yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative). Sementara itu
Drucker (Suherman, 2010:8) juga mengungkapkan bahwa Kewirausahaan adalah
suatu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Dari beberapa pengertian yang dinyatakan oleh beberapa ahli, dapat
diambil kesimpulan bahwa cakupan dalam diri seorang entrepreneur adalah:
40
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Sebagai manusia yang mempunyai sikap mental, wawasan, kreativitas,
inovasi, ide, motivasi, cita-cita, dan lain-lain.
2. Berusaha atau berproses untuk mengisi peluang dalam usaha jasa atau barang
(goods) untuk tujuan ekonomi.
3. Untuk mendapatkan laba dan pertumbuhan usaha.
4. Berhubungan dengan pembeli atau pelanggan yang membutuhkan jasa atau
barang yang dijualnya dengan selalu memberikan kepuasan.
5. Berani menghadapi segala risiko (sebagai risk taker), tetapi risiko tersebut
sudah diperhitungkan.
2.1.3.6 Karakteristik Wirausaha
Sikap dan perilaku dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh
seseorang. Sifat dan watak yang baik berorientasi pada kemajuan dan positif
merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha, agar
wirausahawan tersebut dapat mencapai kesuksesan. Buchari Alma (2009: 52-53)
mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri-ciri dan watak (karakteristik) kewirausahaan
Ciri-ciri Karakteristik
Percaya diri
Berorientasikan tugas dan hasil
Pengambil resiko
Keyakinan, kemandirian, individualitas,
optimisme.
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi
pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memilki tekad yang kuat,
suka bekerja keras, energik dan
memiliki inisiatif
Memiliki kemampuan mengambil
resiko dan menyukai tantangan.
41
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kepemimimpinan
Keorisinilan
Berorientasi ke masa depan
Jujur dan tekun
Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain dan
suka terhadap saran dan kritik yang
membangun.
Memiliki inovasi dan kreatifitas tinggi,
fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
Persepsi dan memiliki cara pandang /
cara berfikir yang berorientasi ke masa
depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu
sama dengan kerja.
Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10 karakteristik dari
entrepreneur, yaitu:
1. Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
2. Entrepreneur diciptakan, bukan dilahirkan atau diciptakan.
3. Entrepreneur selalu menjadi penemu/pencipta sesuatu.
4. Entrepreneur adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dengan
masyarakat.
5. Entrepreneur harus memenuhi the profile.
6. Kebutuhan Entrepreneur adalah uang.
7. Kebutuhan Entrepreneur adalah keberuntungan.
8. Ketidaktahuan merupakan kebahagiaan bagi entrepreneur.
9. Entrepreneur menginginkan keberhasilan, tetapi pengalaman menyatakan
tingkap kegagalan cukup tinggi.
10. Entrepreneur adalah pengambil resiko (gamblers).
42
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sukardi (1991) menyebutkan ada 9 karakteristik tingkah laku
wirausahawan yaitu:
1. Sifat instrumental
2. Sifat prestatif
3. Sifat keluwesan bergaul
4. Sifat kerja keras
5. Sifat keyakinan diri
6. Sifat pengambil risiko
7. Sifat swakendali
8. Sifat inovatif
9. Sifat kemandirian
Dari beberapa pendapat mengenai karakteristik seorang wirausaha yang
demikian banyak tersebut terlihat bahwa karakter tersebut merupakan karakter
unggul yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Akan tetapi, jika tidak semua
dapat anda miliki, tak jadi masalah, dengan memiliki sebagian pun cukup.
2.1.3.7 Jenis-Jenis Usaha untuk Berwirausaha
Banyak jenis usaha untuk memulai berwirausaha yaitu usaha jasa, usaha
perdagangan dan usaha industri. Dibawah ini contoh dari jenis-jenis usaha
tersebut:
a. Usaha jasa, contohnya: jasa pemesinan, jasa konstruksi, jasa perhotelan,
jasa pengangkutan, jasa pendidikan, dll.
43
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Usaha perdagangan, contohnya: supermarket, perdagangan barang,
perdagangan kendaraan, dll.
c. Usaha industri, contohnya: indsutri pemesinan, industri tekstil, industri
garmen, industri plastik, industri sepatu, industri obat/farmasi, industri
woodworking/moulding, dll.
2.1.3.8 Minat Berwirausaha
Teori tindakan beralasan yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein
(Suryana, 2006:11) bahwa
Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan
keputusan yang di teliti dan beralasan, dan dampaknya terbatas hanya pada
tiga hal. Pertama, prilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi
oleh sikap spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak
hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma subjektif (subjective norms)
yaitu keyakinan mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat.
Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif
membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku.
Intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar yaitu, Pertama sikap
individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal). Ke dua adalah persepsi
individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan yang
bersangkutan yang disebut norma subjektif.
Menurut Yanto (1996: 23-24) “minat wirausaha adalah kemampuan untuk
memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan
permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan
kekuatan yang ada pada diri sendiri”.
Sedangkan menurut Susatyo (2008: 121) “minat berwirausaha yaitu rasa
tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan
44
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keberanian mengambil resiko”. Santoso (1993: 19) menegaskan “minat wirausaha
adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau
berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa
belajar dari kegagalan yang dialami”.
Menurut pengertian diatas maka yang dimaksud dengan minat
berwirausaha yaitu keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras
atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi dengan
memanfaatkan peluang yang ada dengan menciptakan produk maupun
memodifikasi produk yang sudah ada.
2.2 Tinjauan Hubungan Prestasi Praktek Kerja Industri terhadap Minat
Berwirausaha
Dalam rangka menumbuhkan minat berwirausaha siswa diperlukan
beberapa tahapan yang tidak dapat ditinggalkan. Salah satunya yaitu tahapan
pendidikan yang harus ditempuh siswa selama belajar di sekolah. Pengetahuan
dan keterampilan yang didapat siswa di sekolah merupakan modal dasar yang
harus digunakan untuk berwirausaha, setelah selesai melaksanakan praktek kerja
industri maupun setelah lulus sekolah nantinya. Kemauan dalam bekerja
merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk minat siswa untuk
berwirausaha.
45
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Minat siswa untuk berwirausaha timbul karena adanya ketertarikan dan
rasa senang terhadap dunia usaha/bisnis yang diperoleh saat melaksanakan
praktek kerja industri. Minat terhadap sesuatu juga bisa timbul karena adanya
kebutuhan, misalnya karena ada kebutuhan untuk segera memiliki pekerjaan yang
layak sehingga mampu mendapatkan uang dan mensejahterakan kehidupannya,
atau kebutuhan untuk mencari uang agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.
Dari pengertian sebelumnya yang dimaksud dengan prestasi praktek kerja
industri adalah bukti usaha yang dicapai siswa yang diperoleh dari aktivitas atau
kegiatan tertentu dalam arti kegiatan praktek kerja industri. Pengertian ini
sekaligus memberikan pemahaman bahwa dalam prestasi praktek kerja industri
terdapat pengalaman tertentu yang telah diperoleh dari aktivitas atau kegiatan
individu selama praktek kerja industri.
Pengalaman yang diperoleh individu selama praktek kerja industri juga
menumbuhkan suatu minat tersebut. Karena secara fungsional minat juga
diperoleh karena adanya pengalaman yang kemudian dihubungkan dengan
perhatian terhadap suatu objek sehingga mempunyai minat terhadap objek
tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Drever (Bangsaku, 2008) yang
meninjau minat berdasarkan fungsi dan strukturnya, yaitu sebagai berikut:
Secara fungsional minat merupakan suatu jenis pengalaman perasaan
yang dianggap bermanfaat dan diasosiasikan dengan perhatian pada suatu
obyek tertentu. Sementara secara struktural minat merupakan suatu elemen
dalam diri individu baik bawaan maupun yang diperoleh lewat proses
belajar, yang menyebabkan seseorang merasa mendapatkan manfaat
terhadap suatu obyek tertentu atau merasa yang berhubungan dengan
obyek tertentu atau terhadap suatu pengetahuan tertentu.
46
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa minat dapat diperoleh
melalui proses belajar. Hal ini dapat dikaitkan dengan praktek kerja industri
sebagai proses belajar siswa dan minat berwirausaha sebagai minat yang diperoleh
lewat pengalaman praktek kerja industri.
Dengan adanya praktek kerja industri diharapkan dapat melengkapi
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di sekolah sekaligus sebagai latihan
kerja. Praktek kerja industri merupakan lahan latihan profesionalisme siswa yaitu
dengan proses penguasaan kompetensi kejuruan melalui bekerja langsung di
lapangan kerja. Bekerja bukan berarti harus mencari pekerjaan tetapi dapat juga
melakukan pekerjaan secara mandiri dengan kata lain berwirausaha.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam pelaksanaan program pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) maupun pada lembaga pendidikan kejuruan lainnya, pembelajaran praktik
memegang peran yang sangat penting. Melalui kegiatan pembelajaran praktik,
siswa akan dapat menguasai keterampilan kerja secara optimal. Hal tersebut
dipertegas oleh Starr, dkk (dalam Made Wena, 2010:100) “karena pendidikan
kejuruan mempunyai kaitan erat dengan dunia kerja atau industri, maka
pembelajaran dan pelatihan praktik memegang peranan kunci untuk membekali
lulusannya agar mampu beradaptasi dengan lapangan kerja”.
Nolker & Schoenfeldt (dalam Made Wena, 2010:101) menyebutkan:
Untuk mengajarkan praktik keterampilan dasar kejuruan perlu
digunakan strategi tertentu agar siswa paham, baik secara kognitif dan
sekaligus secara motorik langkah-langkah dasar suatu keterampilan kerja
kejuruan. Salah satu strategi pembelajaran untuk mengajarkan
47
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keterampilan dasar kejuruan adalah strategi pembelajaran pelatihan
industri (Training Within Industry/WTI) yang terdiri atas lima tahap
kegiatan pembelajaran, yaitu tahap persiapan, tahap peragaan, tahap
peniruan, tahap praktik dan tahap evaluasi.
Dalam strategi pembelajaran dan pelatihan praktik model TWI, kegiatan
evaluasi dilakukan pada tahap praktik. Tahap ini merupakan tahap akhir yang
penting bagi setiap proses pembelajaran dan pelatihan. Dengan dilakukan evaluasi
terhadap pembelajaran dan pelatihan praktik, siswa akan mengetahui kemampuan
secara jelas sehingga siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pelatihan.
Dalam kaitannya dengan prestasi pembelajaran siswa di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) khususnya dengan prestasi yang diraih siswa selama
mengikuti kegiatan praktek kerja industri diasumsikan sebagai gambaran
kemampuan siswa bekerja di industri yang dipilihnya. Pengalaman selama
mengikuti Prakerin hendaknya dijadikan salah satu bekal untuk membuka usaha
mandiri atau berwirausaha dengan bidang jurusan yang sesuai setelah lulus nanti,
setidaknya ada keinginan atau minat untuk berwirausaha.
Super dan Critier dalam T.O Karno (1986:5) mengemukakan bahwa:
“proses identifikasi dan proses belajar turut membentuk minat, maka kegiatan
belajar mengajar di sekolah pun dapat mempengaruhi pertumbuhan minat
terhadap suatu pekerjaan”. Sehubungan dengan hal tersebut, Yoesoef (dalam Iwan
Purwanto,2002:16) menyatakan bahwa:
Untuk membentuk sikap kewirausahaan, termasuk di dalamnya
minat berwirausaha, adalah mulai dengan tahap pemahaman teori, studi
kasus, dan pemberian motivasi; ketiga tahapan ini dapat dilakukan
dilingkungan sekolah. Sedangkan tahap keempat adalah dengan jalan
48
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
magang, yaitu belajar melalui perbuatan karena tidak semua yang perlu
diketahui dalam hidup ini dapat diajarkan melalui pendidikan di
lingkungan sekolah saja.
Dalam rangka menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha diperlukan
beberapa tahapan yang tidak dapat ditinggalkan adalah tatanan pendidikan yang
harus dimiliki siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
merupakan modal dasar yang harus digunakan untuk berwirausaha, setelah selesai
melaksanakan praktik kerja industri maupun setelah lulus sekolah nantinya.
Kemampuan dalam akuntansi merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk
minat siswa untuk berwirausaha.
Dengan adanya praktik kerja industri diharapkan dapat melengkapi
pengetahuan dan keterampilan yang diperolah di sekolah sekaligus sebagai latihan
kerja. Praktik kerja industri merupakan lahan pelatihan profesionalisme siswa
yaitu dengan proses penguasaan kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan
kerja. Bekerja bukan berarti harus mencari pekerjaan tetapi dapat juga melakukan
pekerjaan secara mandiri dalam arti berwirausaha. Melalui praktik kerja industri
siswa mempelajari berbagai kegiatan termasuk diantaranya siswa memperoleh
keterampilan misalnya yaitu kemampuan dalam mengelola keuangan.
Kreatifitas dan inisiatif dalam bekerja di industri juga melatih siswa
mengembangkan ide-idenya, semakin kreatif dan berinisiatif siswa dalam
mengembangkan idenya akan semakin berminat untuk berwirausaha, karena
dalam berwirausaha dituntut kreatifitas dan inisiatif yang tinggi dalam
menghadapi persaingan di dunia industri. Prestasi dan tanggungjawab terhadap
pekerjaan merupakan perilaku siswa dalam berinteraksi dengan orang lain, siswa
49
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang senantiasa memperhatikan prestasi dan tanggung jawab dalam bekerjanya
maka akan meningkatkan minat untuk berwirausaha.
Adapun indikator minat berwirausaha itu sendiri diantaranya
ketertarikan/keingintahuan tentang kegiatan wirausaha, keinginan untuk
berwirausaha, perasaan senang untuk terlibat dalam kegiatan yang berhubungan
dengan wirausaha dan kesediaan untuk mengikuti kegiatan yang berhubungan
dengan wirausaha. oleh karena itu model kerangka pemikiran penulis seperti
gambar 2.3:
Keterangan:
Variabel X adalah variabel bebas (independent)
Variabel Y adalah variabel terikat (dependent)
Menunjukan Pengaruh
Gambar 2.3
Model Kerangka Pemikiran Pengaruh Prestasi Prakerin
terhadap Minat Berwirausaha
Prestasi Praktek Kerja
Industri (Variabel X)
Minat Berwirausaha (Variabel Y)
Ketertarikan/keingintahuan
tentang kegiatan wirausaha
Keinginan untuk berwirausaha
Perasaan senang untuk terlibat
dalam kegiatan yang
berhubungan dengan wirausaha
Kesediaan untuk mengikuti
kegiatan yang berhubungan
dengan wirausaha.
50
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan model kerangka pemikiran pada gambar 2.3, maka secara
visualisasi paradigma penelitian untuk penelitian ini dapat digambarkan seperti
dibawah ini:
Keterangan:
X adalah Prestasi Prakerin sebagai variabel bebas (independent)
Y adalah Minat Berwirausaha sebagai variabel terikat (dependent)
Menunjukan Pengaruh
Gambar 2.4
Paradigma Penelitian
Dari paradigma penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi praktek
kerja industri berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Hal ini diperkuat dengan
penelitian sebelumnya mengenai pengaruh prestasi prakerin terhadap minat
berwirausaha yang terdapat dalam skripsi Dewangga (2011) yang menyimpulkan
bahwa prestasi prakerin berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Hal ini
mengandung arti, jika prestasi prakerin tinggi maka minat berwirausaha tinggi.
Namun sebaliknya, jika prestasi prakerin rendah maka minat berwirausahanya pun
rendah.
2.4 Kajian Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.2 merupakan hasil penelitian terdahulu yang memiliki tema yang
sama yaitu prestasi praktek kerja industri terhadap minat berwirausaha
diantaranya:
X Y
51
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Sebelumnya
No. Nama Peneliti/Judul Hasil Penelitian
1. Haryo Guntoro (2007)
Hubungan Prestasi Praktik
Kerja Industri Terhadap Minat
Berwirausaha Siswa Kelas II
Teknik Otomotif SMK Yapin
Bekasi Tahun Ajaran
2006/2007
Hasil penelitian diperoleh gambaran
bahwa prestasi praktik kerja industri
pada siswa kelas II SMK Yapin Bekasi
tergolong baik dengan rata-rata 7,7.
Minat berwirausaha siswa kelas II SMK
Yapin Bekasi tergolong tinggi.
Sebanyak 56% siswa memiliki minat
yang tinggi dan 36% dalam kategori
sangat tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa secara psikologis sebagian besar
siswa memiliki keinginan yang tinggi
untuk berwirausaha dan didukung
dengan usaha yang tinggi untuk
menjaga kondisi fisik serta mendapat
dorongan dari lingkungan baik
keluarga, sekolah dan masyarakat. Hasil
analisis korelasi product moment
diperoleh rxy = 0,502 > rtabel = 0,266,
yang berarti ada hubungan prestasi
praktik industri dengan minat
berwirausaha siswa.
2. Isky Fadli Fu’adi, Budiarso
Eko, Murdani (2009)
Jurnal PTM Volume 9, No. 2,
Desember 2009
Hubungan Minat Berwirausaha
Dengan Prestasi Praktik Kerja
Industri Siswa Kelas XII
Teknik Otomotif SMK Negeri
1 Adiwerna Kabupaten Tegal
Tahun Ajaran 2008/2009
Hasil penelitian diperoleh gambaran
bahwa minat berwirausaha siswa kelas
XII SMK Negeri 1 Adiwerna tergolong
tinggi. Sebanyak 34 siswa (50%)
memiliki minat yang tinggi, bahkan 30
siswa (44,12%) dalam kategori sangat
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi psikis sebagian besar siswa
memiliki keinginan yang tinggi untuk
berwirausaha dan didukung dengan
usaha yang tinggi untuk menjaga
kondisi fisik serta mendapat dorongan
dari kondisi lingkungan baik keluarga,
sekolah dan masyarakat. Prestasi
praktik kerja industri pada siswa kelas
52
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No. Nama Peneliti/Judul Hasil Penelitian
XII
SMK Negeri 1 Adiwerna tergolong baik
dengan rata-rata 82,8. Hasil analisis
korelasi product moment diperoleh rxy
= 0,662 dengan uji t = 7,183
3. Dewangga (2011)
Pengaruh Prestasi Prakerin
(Praktek Kerja Industri)
terhadap minat berwirausaha
siswa kelas XII pada jurusan
Akuntansi di SMK Negeri 1
Bandung Tahun Ajaran
2010/2011
Hasil perhitungan koefisien korelasi
dengan menggunakan rumus korelasi
product moment, didapatkan bahwa
harga rxy = 0,517 setelah
dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi korelasi, maka korelasi
berada pada rentang sedang. Sehingga
hipotesis (Ha) dapat diterima atau
prestasi Prakerin berpengaruh positif
terhadap minat berwirausaha. Hasil
perhitungan Koefisien Determinasi
(KD) diperoleh sebesar 26,73% artinya
penggaruh atau hubungan positif yang
diberikan oleh prestasi Prakerin
terhadap minat berwirausaha sebesar
26,73% artinya pengaruh atau hubungan
positif yang diberikan oleh prestasi
Prakerin terhadap minat berwirausaha
sebesar 26,73% dan sisanya 73,27%
dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti
faktor motivasi, cita-cita, keluarga,
instruktur (guru), teman pergaulan,
lingkungan dan lain sebagainya.
2.5 Hipotesis Penelitian
Sugiono (2010:64) mendefinisikan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi,
53
Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban empirik.
Jadi, pada prinsipnya pengertian tersebut menyatakan bahwa hipotesis
merupakan jawaban sementara, dimana pembuktian dan pengujian dilakukan
melalui bukti-bukti secara empiris, yakni melalui fakta-fakta di lapangan. Dan
berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis mengemukakan suatu hipotesis
atau dugaan sementara bahwa: “ Prestasi Praktek Kerja Industri (Prakerin)
berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha siswa”.