BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan...

41
13 Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan sistem ganda merupakan upaya lembaga pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajarnya di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah. Kegiatan belajar selain dilakukan di lingkungan sekolah juga dilakukan pada dunia kerja atau industri baik industri besar, sedang, kecil atau industri rumah tangga. Menurut Departemen pendidikan dan Kebudayaan (dalam Made Wena, 1996:15): Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja serta terarah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Sedangkan Soewarni (dalam Made Wena, 1996:16) mendefinisikan pendidikan sistem ganda sebagai berikut: Pendidikan sistem ganda (magang) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat profesional tertentu. Hal senada dikemukakan oleh Pakpahan (dalam Made wena, 1996:16) yang berpendapat sebagai berikut: Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan, yang memadukan secara sistematik dan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

13

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori yang Relevan

2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda

2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan sistem ganda merupakan upaya lembaga pendidikan untuk

melaksanakan kegiatan belajarnya di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan

sekolah. Kegiatan belajar selain dilakukan di lingkungan sekolah juga dilakukan

pada dunia kerja atau industri baik industri besar, sedang, kecil atau industri

rumah tangga. Menurut Departemen pendidikan dan Kebudayaan (dalam Made

Wena, 1996:15):

Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan

pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan

sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian

yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja serta

terarah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

Sedangkan Soewarni (dalam Made Wena, 1996:16) mendefinisikan

pendidikan sistem ganda sebagai berikut:

Pendidikan sistem ganda (magang) adalah suatu bentuk

penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan

secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program

penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di

dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat profesional tertentu.

Hal senada dikemukakan oleh Pakpahan (dalam Made wena, 1996:16)

yang berpendapat sebagai berikut:

Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan

pendidikan keahlian kejuruan, yang memadukan secara sistematik dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

14

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian

yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada bidang pekerjaan

yang relevan, terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian

tertentu.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

sistem ganda merupakan gabungan dari sub sistem pendidikan di sekolah dan sub

sistem pendidikan di dunia industri yang dipadukan secara sistematis dan sinkron

sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Pendidikan sistem ganda merupakan realisasi kebijakan pemerintah

melalui konsep keterkaitan dan kesepakatan (Link and match) pada sistem

pendidikan yang merupakan perpaduan yang saling mengisi dan melengkapi

antara pendidikan di sekolah dan dunia usaha melalui praktek kerja industri.

Seperti yang diungkapkan Wardiman (dalam Made Wena, 1996:50) bahwa upaya

peningkatan mutu dan relevansi yang menjadi titik berat pembangunan

pendidikan kejuruan pada Pelita VI, akan didekati melalui kebijakan link and

match.

Pakpahan (dalam Made Wena, 1996:50) mengemukakan bahwa:

Tujuan link and match adalah untuk mendekatkan antara supply dan

demand mutu sumber daya manusia, terutama yang berhubungan dengan

kualitas ketenagakerjaan, dimana dunia pendidikan sebagai penyedia

sumber daya manusia dan dunia kerja serta masyarakat pada umumnya

sebagai pihak yang membutuhkan.

Pelaksanaan PSG memberikan kesempatan kepada peserta diklat untuk

menumbuhkan-kembangkan kreatifitas dan inovasi, memberikan pengalaman

kerja nyata, dan mampu mendorong kemandirian peserta diklat menjadi tenaga

profesional di dunia usaha dan industri. Sekolah dan dunia usaha atau industri

memiliki tanggung jawab bersama dalam penyelenggaran PSG meliputi

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

15

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perencanaan program, pelaksanaan, penilaian dan penentuan kelulusan peserta

didik serta upaya pemasaran tamatannya.

2.1.1.2 Manfaat Pendidikan Sistem Ganda

Kerjasama antara sekolah dengan dunia usaha/industri dilaksanakan

dengan prinsip saling membantu, saling mengisi dan saling melengkapi untuk

keuntungan bersama. Berdasarkan prinsip tersebut, pendidikan sistem ganda

memberi nilai tambah kepada pihak-pihak yang bekerjasama.

a. Manfaat bagi dunia usaha/industri

1) Perusahaan dapat mengenal langsung kualitas peserta didik yang belajar

dan bekerja di perusahaannya.

2) Keikutsertaan peserta didik dalam proses produksi selama pendidikan akan

lebih menguntungkan perusahaan.

3) Selama pendidikan melalui kerja industri peserta didik lebih mudah

dikendalikan dalam hal kedisiplinan maupun kepatuhan terhadap

perusahaan.

4) Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan perusahaan.

5) Memberi kepuasan bagi dunia usaha atau industri karena ikut berperan

serta dalam menentukan hari depan bangsa melalui Pendidikan sistem

ganda.

b. Manfaat bagi Lembaga atau Sekolah

1) Menjamin tercapainya tujuan pendidikan dalam rangka memberi keahlian

profesional bagi peserta didik.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

16

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Memperingan tanggungan biaya pendidikan.

3) Ada relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan

kerja.

4) Memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan (sekolah) karena

lulusannya terjamin memperoleh bekal yang bermakna baik untuk

kepentingan tamatan, dunia kerja maupun kepentingan bangsa.

c. Manfaat bagi peserta didik

1) Hasil belajar akan lebih bermakna karena setelah tamat akan benar-benar

memiliki keahlian profesional sebagai bekal peningkatan taraf hidupnya.

2) Waktu pencapaian keahlian profesional akan lebih singkat. Setelah tamat

sekolah dengan sistem ganda tidak memerlukan latihan lanjutan untuk

mencapai tingkat keahlian siap pakai.

3) Keahlian profesional yang diperoleh dari pendidikan sistem ganda dapat

mengangkat harga diri dan meningkatkan rasa percaya diri. Selanjutnya

akan memotivasi mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya

pada tingkat yang lebih tinggi.

Pelaksanaan pendidikan sistem ganda jelas sangat bermanfaat bagi

berbagai kalangan. Mulai dari dunia usaha/industri, lembaga atau sekolah, sampai

manfaat bagi peserta didik sendiri. Agar adanya kesinambungan dan kelanjutan

manfaat dalam pelaksanaan pendidikan sistem ganda, maka perlu adanya

kerjasama dari berbagai kalangan, yang akhirnya dapat memberikan keuntungan

bersama.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

17

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1.1.3 Komponen-Komponen Pendidikan Sistem Ganda

Menurut Made Wena (1996:17) komponen – komponen Pendidikan

Sistem Ganda antara lain:

a. Kelembagaan

Dilihat dari segi kelembagaan pendidikan sistem ganda kejuruan terdiri

dua sub sistem yaitu sub sistem pendidikan di sekolah dan sub sistem

pendidikan di industri. Lembaga sekolah kejuruan sebgai salah satu sub

sistem dari sistem ganda memang secara khusus dirancang sebagai tempat

belajar. Tetapi lembaga sebagai bagian dari sistem ganda tidak secara khusus

dirancang sebagai tempat belajar tetapi dapat digunakan sebagai tempat

belajar. Oleh karena itu, agar dunia industri dapat digunakan sebagai tempat

belajar praktik secara maksimal oleh siswa maka seyogyanya pihak industri

mempu memerankan fungsi kependidikan.

b. Kurikulum

Kurikulum di sekolah dirancang secara komprehensif, yang meliputi

semua kegiatan belajar. Dengan demikian pengembangan kurikulum sekolah

didasari atas aspek-aspek psikologis karakteristik siswa. Sedangkan

kurikulum yang ada di industri hanya berupa tuntunan praktik (training

guideslines), yang jauh lebih sederhana dan lebih praktis dari kurikulum

sekolah. Jadi, dalam hal ini industri seyogyanya menyediakan tuntunan

praktik bagi para siswa, sehingga siswa tahu secara jelas apa yang harus

dilaukan dan bagaimana melakukannya.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

18

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Materi pembelajaran

Materi di sekolah lebih ditekankan pada pembelajaran teori-teori

kejuruan; sedangkan materi di industri lebih ditekankan pada praktik kerja

tetapi berkaitan dengan tori-teori yang dipelajari di sekolah. Dengan demikian

sekolah harus mampu menggunakan dunia kerja sebagai pijakan dalam

perencanaan kurikulumnya, sehingga ada kaitan dengan apa yang diajarkan di

sekolah dengan apa yang dipelajari di industri.

d. Strategi Mengajar

Kegiatan mengajar di sekolah lebih sistematis karena pelajaran telah

disusun secara sistematis berdasarkan kaidah-kaidah teori pembelajaran.

Sedangkan pembelajaran di industri lebih menekankan pada proses belajar

mengajar keterampilan kerja tertentu. Dalam hal ini karakteristik bidang studi

di sekolah berbeda dengan karakteristik bidang studi yang dipelajari siswa di

industri. Agar kegiatan belajar praktik siswa di industri dapat mencapai

tujuan, maka strateri pembelajaran praktik harus disusun dan dikembangkan

dengan tetap berpijak pada karakteristik siswa dan ketersediaan sumber

belajar industri. Dengan kata lain harus dikembangkan desain pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan industri.

e. Kegiatan industri

Lebih bersifat usaha produksi barang, tetapi dibarengi dengan usaha

belajar mengajar di tempat, atau belajar melalui pengalaman praktik

langsung. Situasi dan kondisi yang demikian menuntut perlu adanya

perencanaan usaha belajar yang sistemik sistematis agar kegiatan belajar

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

19

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

praktik di industri tidak mengganggu kelancaran produksi barang, dan bila

mungkin usaha belajar siswa di industri justru dapat meningkatkan kegiatan

produksi barang.

f. Kegiatan belajar di industri

Bersifat belajar dalam situasi dunia nyata; sedangkan belajar di sekolah

berupa belajar pada situasi sekolah yang terkendali. Agar proses belajar pada

situasi dunia kerja yang nyata dapat mencapai hasil secara optimal, tentu

keterkaitan pembelajaran di sekolah dengan apa yang akan dipelajari di

industri harus betul-betul diperhatikan.

g. Dunia industri dan sekolah

Industri merupakan dunia orang dewasa, sedangkan dunia sekolah

merupakan dunia remaja. Kondisi dan situasi yang demikian jangan sampai

mengganggu proses belajar siswa di industri. Oleh karena itu pengendalian

secara psikologis situasi lingkungan perlu dilakukan agar siswa dapat

beradaptasi dengan mudah pada dua lingkungan belajar yang berbeda.

h. Kepentingan

Di industri terjadi konflik tujuan antara kepentingan produksi (prinsip

ekonomi) dan kepentingan latihan (prinsip pendidikan); sedangkan sekolah

prinsip pendidikan merupakan satu-satunya faktor determinannya. Penataan

yang sistematis perlu dilakukan pada industri agar konflik tujuan antara

kepentingan produksi dan lepentingan latihan/praktik tidak saling merugikan

satu dengan yang lainnya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

20

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i. Pengajar

Di sekolah gurulah yang bertanggung jawab terhadap program

pelaksanaan pembelajaran, sedangkan di industri pembelajaran praktik

sepenuhnya menjadi tanggung jawab instruktur. Sebagai tenaga pengajar

praktik instruktur seyogyanya memahami dan mampu mempraktikan metode-

metode pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran praktik di industri.

Dengan demikian pembelajaran praktik kerja di industri betul-betul dapat

meningkatkan kualitas kemampuan kerja siswa.

j. Tempat belajar

Belajar di sekolah sebagian besar dilakukan pada ruang kelas,

sedangkan belajar di industri hampir seluruhnya dilakukan di bengkel kerja.

Adanya perbedaan tempat belajar ini tentu pula akan mempengaruhi situasi

pembelajaran. Oleh karena itu keterkaitan yang selaras dan serasi antara

kedua tempat belajar tersebut seyogyanya diciptakan. Dengan demikian

proses belajar siswa pada kedua tempat belajar tersebut, dapat dilakukan

secara optimal.

Dari beberapa komponen tersebut, harus selalu adanya sinergitas antar

komponen sehingga dapat menciptakan pendidikan sistem ganda yang tepat guna

dan tepat sasaran. Baik itu dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam

tahap evaluasi pendidikan sistem ganda.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

21

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1.1.4 Bentuk-Bentuk Belajar Pendidikan Sistem Ganda

Nolker & Schoenfeldt (dalam Made Wena, 1996:21) mengemukakan

bahwa “dilihat dari bentuk belajar secara umum, bentuk-bentuk perjumpaan

antara pendidikan kejuruan dengan dunia kerja terdapat tiga bentuk utama yaitu

darmawisata, widyawisata ke pabrik dan praktikum.” Perjumpaan tersebut dapat

terlihat pada gambar 2.1 berikut ini:

Sumber: Made Wena (1996:21)

Gambar 2.1

Perjumpaan Lembaga Pendidikan Kejuruan Dengan Dunia Kerja

Pada umumnya darmawisata ditujukan untuk mengadakan perjumpaan

pertama dengan praktik kejuruan. Waktunya sangat terbatas, kadang berlangsung

hanya beberapa jam saja. Kegiatan ini biasanya banyak dilakukan oleh lembaga-

lembaga pendidikan. Pada pihak lain widyawisata bertujuan untuk membawa

peserta didik ke dunia industri untuk melakukan tugas-tugas yang sudah dipilih

sebelumnya. Kalau darmawisata lebih banyak dimaksudkan untuk memberi

orientasi mengenai satu cabang industri, widyawisata ke industri berfungsi

memberi wawasan mengenai realita pabrik yang komplek, dan waktunya lebih

lama dari darmawisata, mungkin sehari atau dua hari.

Darmawisata

Widyawisata ke pabrik

Praktikum

SEKOLAH

LINGKUNGAN

KERJA

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

22

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan praktikum atau yang sering disebut praktik industri adalah

kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik berupa praktik langsung pada dunia

kerja yang nyata. Waktu untuk praktik beraneka ragam, ada sekolah yang

melakukan dua tiga bulan, ada satu atau dua semester, tergantung dari

kebutuhannya.

Dari ketiga bentuk perjumpaan antara lembaga pendidikan teknologi dan

kejuruan dengan dunia industri, bentuk perjumpaan yang berupa praktik industri

merupakan bentuk belajar yang paling bermanfaat bagi pembentukan

keterampilan peserta didik. Karena itulah maka kegiatan ini paling banyak

dilaksanakan, khususnya pada negara-negara yang pendidikan kejuruannya telah

maju. Seperti diungkapkan Weimann (dalam Made Wena, 1996:22) bahwa “the

didactic center of the path of vocational training is the mastery of life at work”,

dan hal ini hanya bisa dilakukan melalui praktik industri. Tanpa melakukan

kegiatan praktik industri secara sistematis, jelas suatu lembaga pendidikan

kejuruan tidak akan bisa membekali lulusannya dengan kemampuan kerja yang

optimal.

2.1.1.5 Tujuan Pendidikan Sistem Ganda

Segala kegiatan apapun bentuknya tentu mempunyai tujuan tertentu.

Demikian juga halnya diadakannya pendidikan sistem ganda di sekolah menengah

kejuruan. Pada dasarnya tujuan pokok pendidikan sistem ganda (PSG) adalah

untuk meningkatkan kualitas lulusan lembaga pendidikan kejuruan, dan

berdasarkan landasan hukum yang menjadi acuan pelaksanaan Program

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

23

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka tujuan

penyelenggaraan program PSG yang dirumuskan oleh Direktorat Pendidikan

Menengah Kejuruan (1994:7) adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengan

tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan

tuntutan lapangan kerja).

2. Memperkokoh " link and match " antara sekolah dengan dunia kerja.

3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang

berkualitas profesional.

4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai

bagian dari proses pendidikan.

Hal tersebut diatas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Suyanto

(dalam Made Wena, 1996:77) yang menjelaskan bahwa ada empat prinsip dari

sistem ganda (magang), yaitu:

1. Membuat setting dunia kerja dan masyarakat sebagai lingkungan belajar

bagi para siswa.

2. Menghubungkan pengalaman kerja dengan pengajaran akademik.

3. Memberi peran para siswa secara konstruktif sebagai pekerja disertai

tanggung-jawab rielnya. Dan sebagai peserta didik dalam waktu yang

bersamaan.

4. Menanamkan hubungan yang erat antara peserta didik dan pekerja dewasa

yang bertindak sebagai mentor.

Diihat dari tujuan-tujuan sistem ganda seperti yang diungkapkan di atas

secara jelas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari program pendidikan

sistem ganda adalah mengoptimalkan hasil pembelajaran pada pendidikan

kejuruan. Mengoptimalkan hasil pembelajaran berarti berusaha untuk mencapai

tujuan pendidikan kejuruan secara maksimal. Dengan kata lain berusaha

menghasilkan lulusan lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki keterampilan

yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

24

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1.1.6 Praktek Kerja Industri sebagai Sub Komponen Sistem Ganda

Praktek Kerja Industri atau disingkat menjadi Prakerin adalah bentuk dari

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan

industri yang dilaksanakan di dunia usaha/industri. Dalam Kurikulum SMK

(Dikmenjur, 2008) disebutkan:

Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-

sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan

(IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan

sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan

berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release dan

sebagainya.

Lebih lanjut dalam Undang-Undang Prakerin Dikmendikti (2003)

diungkapkan bahwa:

Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah program wajib yang harus

dilaksanakan oleh sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan dan

pendidikan luar sekolah serta wajib diikuti oleh siswa/warga belajar.

Penyelenggaraan prakerin akan membantu peserta didik untuk

memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta membekali

siswa dengan pengalaman nyata sesuai dengan program studi yang

dipilihnya.

Dengan prakerin peserta didik dapat menguasai sepenuhnya kompetensi

yang dituntut kurikulum, dan mengenal lebih dini dunia kerja yang menjadi

dunianya kelak setelah menyelesaikan pendidikan. Lebih jauh lagi dapat

menumbuhkan disiplin, etos kerja serta kemandirian. Sehingga dapat mencetak

peserta didik yang bukan hanya siap untuk bekerja namun juga siap untuk

menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar.

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek kerja industri berdasarkan

Pedoman Pelaksanaan Prakerin (2011:10) adalah sebagai berikut:

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

25

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Membekali peserta diklat mengembangkan kepribadian, potensi

akademik dan dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui

pembelajaran program normatif, adaptif dan produktif.

2. Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta

menguasai kompetensi keahlian produktif terstandar,

menginternalisasikan sikap nilai dan budaya industri yang berorientasi

kepada standar mutu dan jiwa kewirausahaan serta membentuk etos

kerja yang kritis, produktif dan kompetitif.

Bertitik tolak dari tujuan prakerin, maka dapat dikatakan bahwa melalui

kegiatan prakerin siswa disiapkan agar dapat mengembangkan diri secara

menyeluruh dan memiliki kompetensi profesional dan sikap nilai yang baik.

2.1.1.7 Langkah - Langkah Pelaksanaan Prakerin

Praktek kerja industri dilaksanakan oleh siswa kelas 2 selama tiga bulan

dengan didahului pembekalan. Praktik tersebut dapat dilaksanakan pada industri

besar, menengah, kecil, home industry, ataupun unit produksi sekolah. Adapun

langkah-langkah pelaksanaan prakerin berdasarkan Pedoman Pelaksanaan

Prakerin (2011:15) adalah sebagai berikut:

a. Aspek Perencanaan

1) Pemetaan industri

2) Sosialisasi dana

3) Pembekalan siswa

Siswa yang akan melaksanakan prakerin harus diberikan pembekalan

terlebih dahulu tentang program yang akan dilaksanakan sehingga betul-

betul memahami apa yang harus mereka lakukan di dunia kerja.

Hal-hal yang menjadi fokus pembekalan antara lain:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

26

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a) Pelaksanaan program prakerin yang dituangkan di dalam jurnal yang

mereka bawa.

b) Tata tertib/aturan yang berlaku di Dunia Kerja dimana mereka berada.

c) Menjaga/memelihara nama baik sekolah.

4) Penempatan siswa

5) Waktu pelaksanaan

Prakerin dapat dilaksanakan sekurang-kurannya tiga bulan sesuai dengan

pembelajaran kompetensi yang direncanakan akan diberikan di dunia

kerja. Di samping itu perlu juga mengadakan komunikasi dengan dunia

kerja, dengan tujuan untuk memastikan kesiapan dunia kerja dan

pembimbing, menerima peserta prakerin sesuai kompetensi yang

diharapkan.

b. Aspek Pelaksanaan

1) Kesesuaian penempatan dengan bidang studi siswa

Pelaksanaan Prakerin di industri dilaksanakan dalam bentuk

kegiatan praktek sebagai pendalaman materi keahlian yang telah dipelajari

di sekolah. Pembelajaran praktek dilaksanakan dalam keadaan kerja

sebenarnya dan dilengkapi fasilitas peralatan dan sumber belajar yang ada

di industri. Siswa belajar pada kondisi nyata dunia kerja, dimana siswa

mendapatkan lingkungan belajar yang berbeda dengan lingkungan

sekolah. Jika siswa di dunia industri, siswa mendapatkan pengalaman serta

keterampilan yang tidak diperoleh di sekolah. Hal ini disebabkan oleh

karena lingkungan belajar yang berbeda antara sekolah dengan industri.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

27

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Kesesuaian materi pelajaran dengan materi prakerin

3) Monitoring oleh pembimbing

Selama siswa melaksanakan Prakerin di industri, pihak sekolah

melaksanakan pengawasan atau monitoring terhadap siswa satu kali

sebulan. Kegiatan monitoring bertujuan untuk melihat kemajuan belajar

siswa, baik dari segi sikap maupun keterampilan. Kegiatan monitoring

dilaksanakan oleh guru pembimbing sekolah yang dipercayakan oleh

panitia Prakerin sebagai pelaksana monitoring siswa.

Monitoring yang dilaksanakan oleh guru yaitu meliputi monitoring

kompetensi yang dilaksanakan siswa di industri, kemajuan belajar siswa,

kehadiran, dan kendala-kendala yang ditemui di lapangan selama

pelaksanaan Prakerin. Monitoring kompetensi dilakukan untuk melihat

kesesuaian materi atau bimbingan yang dilakukan oleh pihak industri

terhadap siswa dengan pembelajaran yang diperoleh siswa di sekolah.

Sedangkan monitoring kemajuan belajar siswa dilakukan untuk

mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa di industri dan mengetahui

kemampuan yang diperoleh siswa selama di industri. Monitoring

kehadiran ditujukan bagi sikap siswa, termasuk kedisiplinan,

tanggungjawab dan sikap kerja selama Prakerin. Monitoring kendala-

kendala ditujukan untuk menerima masukan-masukan dari pihak industri

terhadap permasalahan siswa atau kendala yang ditemui pihak industri

selama pelasanaan Prakerin.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

28

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) Pembimbing

Pembimbing terdiri dari pembimbing internal yaitu guru produktif

yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran kompetensi, dan

pembimbing eksternal yaitu staf dari Dunia Kerja yang sekaligus bertindak

selaku instruktur pembimbing yang mengarahkan peserta didik dalam

melakukan pekerjaannya.

5) Penjemputan dan laporan

Semua kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik selama di Dunia

Kerja baik yang ada dalam jurnal ataupun pekerjaan lain yang diberikan

oleh instruktur pembimbing eksternal harus dicatat dan didokumentasikan

sebagai bahan untuk melakukan evaluasi terhadap program prakerin.

Seluruh kegiatan harus diketahui oleh pembimbing dengan cara

membubuhkan tanda tangan pada kolom yang tersedia.

c. Aspek Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan para siswa peserta Prakerin

dalam melaksanakan kegiatannya, maka perlu dilaksanakan evaluasi.

1) Evaluasi kegiatan Prakerin

Evaluasi kegiatan Prakerin para siswa dapat dilakukan oleh:

a) Pihak industri

b) Pihak sekolah, apabila dipandang perlu

Sistem penilaian siswa peserta Prakerin SMK Negeri 11 Bandung

dilakukan oleh pembimbing di perusahaan, ada beberapa aspek yang dinilai

yaitu:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

29

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Kejujuran

2) Tanggungjawab

3) Kedisiplinan

4) Hubungan interpersonal

5) Kerjasama

6) Kemandirian

7) Penampilan

8) Kreativitas kerja

9) Etika kerja

10) Etos kerja

Komponen diatas diberikan pembobotan secara tertentu, sehingga

total bobot adalah nilai akhir.

2) Evaluasi program

Program prakerin yang sudah dilakukan peserta didik perlu

dievaluasi untuk melihat kesesuaian antara program dengan

pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan sebagai dasar untuk penyusunan

program tindak lanjut yang harus dilakukan baik terhadap pencapaian

kompetensi peserta didik maupun terhadap program prakerin.

Evaluasi dilakukan dengan cara:

a) Melakukan analisis hasil laporan yang dibuat oleh peserta didik dan

hasil penilaian yang yang dilakukan oleh pembimbing dari Dunia

Kerja.

b) Paparan hasil prakerin setiap peserta didik

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

30

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Tindak lanjut

Pelaksanaan prakerin, maka sekolah dapat mengumpulkan seluruh

peserta prakerin sesuai dengan program kehliannya, untuk berbagi

pengalaman tentang berbagai hal yang mereka dapatkan di dunia kerja,

baik yang berhubungan lansung dengan bidang pekerjaannya maupun

yang berkaitan dengan kehidupan sosial di lingkungan tempat

pelaksanaan prakerin.

Kegiatan ini bertujuan untuk:

a) Melatih peserta didik memecahkan masalah melalui proses berbagi

pengalaman dalam bidang pekerjaan yang sama.

b) Memperkaya pengalaman-pengalaman peserta didik dengan

menyerap pengalaman orang lain, khususnya yang sesuai dengan

bidang pekerjaannya.

c) Memberikan informasi kepada sekolah mengenai kondisi nyata

pelaksanaan prakerin, menjadi bahan pertimbangan untuk

peningkatan program prakerin selanjutnya.

Pelaksanaan diskusi:

a) Membagi peserta didik dalam kelompok kecil pada program

keahlian yang sama dan memberikan topik diskusi. Misalnya;

“Hambatan-hambatan yang dialami selama melaksanakan

prakerin”.

b) Menunjuk seorang ketua kelompok untuk mengatur jalannya proses

diskusi.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

31

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Setiap anggota kelompok menyampaikan pengalaman-

pengalamannya, yang berkaitan dengan masalah berikut solusinya.

Setelah diskusi:

a) Ketua kelompok membuat kesimpulan tentang jalannya diskusi.

b) Melaporkan hasil diskusi dalam bentuk tertulis sesuai dengan topik

yang diberikan.

Dari masukan hasil diskusi peserta didik dan analisis antara

program serta penilaian pembimbing Dunia Kerja, disimpulkan menjadi

satu rumusan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menyatakan

bahwa peserta didik yang bersangkutan sudah menyelesaikan seluruh

aspek kompetensi, sehingga berhak untuk mengikuti uji kompetensi dan

sertifikasi serta perbaikan program Prakerin selanjutnya.

2.1.1.8 Evaluasi Pendidikan Sistem Ganda

Evaluasi pendidikan sistem ganda merupakan bagian integral dari

keseluruhan program pendidikan. Mengingat konsep pendidikan sistem ganda

dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan program melibatkan lembaga

pendidikan dan lembaga industri, maka evaluasi program sistem ganda memiliki

karakteristik yang berbeda dengan evaluasi pendidikan secara umum.

Menurut Made (1996:63-64), proses evaluasi dalam program pendidikan

sistem ganda harus dilakukan pada proses pendidikan di sekolah dan juga proses

pendidikan di industri. Evaluasi tersebut dilakukan baik pada tahap perencanaan,

maupun tahap pelaksanaan. Dengan demikian diharapkan program pendidikan

sistem pembelajaran ganda dapat selalu dikembangkan sesuai dengan hasil

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

32

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

evaluasi program yang dilakukan. Hasil evaluasi program tersebut disajikan

sebagai dasar dalam pengembangan maupun perbaikan program pendidikan

sistem ganda dapat dilihat pada bagan berikut :

Sumber: Made Wena (1996:63)

Gambar 2.2

Proses Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda

Evaluasi merupakan suatu proses pemikiran dan penilaian tingkat

kemajuan praktek kerja siswa didunia industri. Evaluasi dilakukan oleh

pembimbing industri yang kemudian akan ditindaklanjuti bersama agar

pelaksanaan prakerin selanjutnya dapat terlaksana lebih baik.

2.1.2 Kompetensi Keahlian Akuntansi sebagai Acuan Dalam Praktek

Kerja Industri

2.1.2.1 Pengertian Akuntansi

Menurut American Institute of Certifed Public Accountants (AICPA)

(Ajang Mulyadi, 2004:3) mengemukakan bahwa:

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang

tepat dan dinyatakan dengan uang, transaksi-transaksi, dan kejadian-

kejadian yang setidak-tidaknya bersifat keuangan dan penafsiran dari

hasil-hasilnya.

Proses Pendidikan di

Sekolah

Proses Pendidikan di

Industri

Proses Evaluasi

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

33

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan menurut Baridwan (2000:30) “akuntansi merupakan kegiatan

menyediakan data kuantitatif terutama bersifat keuangan dari kesatuan-kesatuan

usaha ekonomi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan ekonomi”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa akuntansi

merupakan kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan data

keuangan yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan bagi pihak yang

berkepentingan.

2.1.2.2 Mata Pelajaran Produktif Akuntansi

Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mata pelajaran diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif. Menurut Made

Wena (1996: 31) komponen normatif merupakan: “komponen yang menyangkut

tentang pembentukan watak atau kepribadian sebagai warga bangsa Indonesia”,

contohnya mata pelajaran pendidikan agama islam dan kewarganegaraan.

Sedangkan mata pelajaran adaptif menurut Made Wena (1996:31)

merupakan: “komponen yang menyangkut tentang pembekalan kemampuan untuk

mengembangkan diri secara berkelanjutan”, contohnya mata pelajaran IPA,

Penjaskes, bahasa dan sebagainya.

Untuk mata pelajaran produktif Made Wena (1996:31) mengemukakan

bahwa: “komponen produktif menyangkut bekal kemampuan keahlian tertentu

untuk bekerja”. Komponen produktif ini dibagi menjadi:

1) Teori kejuruan

2) Praktek dasar kejuruan untuk penguasaan teknik kerja secara baik dan benar,

dan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

34

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Praktek keahlian kerja yang merupakan kulminasi kinerja (performance)

sebagai tenaga kerja terdidik dan sekaligus terlatih.

2.1.3 Minat

2.1.3.1 Pengertian Minat

Minat merupakan perasaan suka seseorang pada suatu hal. Dengan rasa

sukanya terhadap sesuatu hal tersebut, maka orang tersebut akan terdorong untuk

berbuat aktif bersungguh-sungguh. Sedangkan minat menurut Slameto (2009:191)

adalah:

Suatu rasa lebih suka atau suatu ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar

diri. Semakin kuat atau besar hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:19) menyebutkan

bahwa “minat merupakan kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa aktivitas. Orang yang berminat terhadap suatu aktivitas

itu secara konsisten dan rasa senang.” Berbeda halnya dengan apa yang

dikemukakan oleh Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab (2004:262)

menyebutkan bahwa “minat adalah sebagai suatu kecenderungan untuk

memberikan perhatian dan bertindak kepada orang lain, aktivitas atau situasi yang

menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.

Dari beberapa teori dan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

minat merupakan keinginan atau dorongan seseorang untuk melakukan suatu

kegiatan dengan disertai perasaan senang dalam melakukannya. Makin tinggi

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

35

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keinginan tersebut maka makin tinggi minatnya. Sebaliknya makin rendah

keinginan maka makin rendah minat.

2.1.3.2 Jenis-Jenis Minat

Minat dapat timbul dengan sendirinya dalam diri maupun pengaruh

lingkungan. Berikut ini beberapa pengelompokan minat yang dikemukakn oleh

para ahli dari sudut pandangnya masing-masing.

Menurut jenisnya Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab

(2004:267) mengemukakan bahwa minat dapat dibagi menjadi empat jenis:

a. Expressed interest atau minat yang diekspresikan, adalah minat yang

diungkapkan dengan cara meminta kepada subjek untuk menyatakan atau

menuliskan kegiatan-kegiatan baik berupa tugas maupun bukan tugas yang

disenangi dan yang paling tidak disenangi.

b. Manifest interest atau minat yang nyata, adalah minat yang diungkapkan

dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung

terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subjek atau dengan mengetahui

hobinya.

c. Tested interest, adalah minat yang diungkapkan yang digunakan sebagai cara

untuk menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan. Nilai-

nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukan minat

yang tinggi pula terhadap sesuatu.

d. Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan

alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan-

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

36

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pertanyaan yang ditujukan kepada subjek, apakah ia senang atau tidak senang

terhadap sejumlah aktivitas atau suatu objek yang ditanyakan.

Saleh (Rini, 2011:34) mengelompokan minat sebagai berikut.

a. Minat Primitive atau minat biologis, yaitu minat yang berpusat pada

makanan, kesenangan, kenikmatan dan kebebasan aktifitas.

b. Minat Cultural atau minat sosial, yaitu minat yang timbul dan berkembang

melalui pengaruh kebudayaan atau berasal dari perbuatan belajar.

Minat yang timbul dalam diri sesorang atau siswa terdiri dari tiga jenis,

seperti yang dikemukakan oleh Surya (2004:122) bahwa beberapa minat yang

dapat timbul dalam diri individu diantaranya:

1. Minat volunter, yaitu minat yang timbul secara sukarela, timbul dengan

sendirinya tanpa ada pengaruh yang sengaja dari luar

2. Minat involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri karena adanya

pengaruh dari situasi yang diciptakan oleh pendidik atau guru.

3. Minat non volunter, yaitu jika minat itu ditimbulkan secara sengaja,

dipaksa atau diharuskan.

2.1.3.3 Pengukuran minat

Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap

minat seseorang, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nurkancana (dalam Asep

Supriyadi, 2007:36) bahwa pengukuran minat dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Observasi

Pengukuran dengan metoda observasi ini memiliki keuntungan karena

dapat mengamati minat seseorang dalam kondisi wajar. Observasi dapat

dilakukan dalam setiap situasi, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

37

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kelemahannya tidak dapat dilakukan dalam situasi santai, sehingga

percakapan dapat berlangsung secara bebas.

2. Interview

Interview banyak digunakan untuk mengukur minat, sebab biasanya siswa

gemar memperbincangkan hobinya atau aktivitas lain yang menarik

hatinya. Pelaksanaan interview sebaiknya dilakukan dalam situasi santai,

sehingga percakapan dapat berlangsung secara bebas.

3. Kuesioner

Dengan menggunakan kuesioner, guru dapat melakukan pengukuran

terhadap sejumlah siswa secara sekaligus

4. Inventori

Inventori adalah suatu metoda untuk mengadakan pengukuran atau

penilaian yang sejenis kuesioner, yaitu sama-sama merupakan daftar

pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya adalah kuesioner responden

menulis jawaban relatif panjang sedangkan pada inventori responden

memberikan jawaban dengan memberi lingkaran, tanda cek, mengisi

nomor, atau dengan tanda-tanda lain yang berupa jawaban singkat

2.1.3.4 Indikator-Indikator Minat

Indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisis kegiatan-kegiatan

yang dilakukan individu, atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan

motif yang dipelajari yang mendorong dan mengarahkan individu untuk

menemukan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan tertentu.

Sukartini (1986:65) mengemukakan bahwa analisis untuk mengetahui

indikator minat seseorang dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:

1. Keinginan untuk mengetahui atau memiliki suatu objek;

2. Objek-objek atau kegiatan yang disenangi;

3. Jenis-jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi;dan

4. Usaha-usaha untuk merealisasikan kegiatan atau rasa senang terhadap

sesuatu yang dimiliki.

Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Slameto (2010:180),

bahwa:

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai partisipasi dalam suatu

aktivitas. Anak didik yang memiliki minat pada subjek tertentu cenderung

untuk memberi perhatian yang lebih terhadap suatu objek tersebut.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

38

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan indikator minat yang dikemukakan oleh Sukartini, maka

indikator minat berwirausaha pada penelitian ini adalah ketertarikan/

keingintahuan tentang kegiatan wirausaha, keinginan untuk menjadi wirausaha,

perasaan senang untuk terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan

wirausaha, dan kesediaan untuk mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan

wirausaha.

2.1.3.5 Wirausaha

Zimmerer (dalam Kasmir, 2011:20) mengartikan kewirausahaan sebagai

“suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan

menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).” Sedangkan Inpres

No. 5 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan

Membudayakan kewirausahaan menjelaskan arti kewirausahaan sebagai berikut:

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah

kepada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi,

dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka

memberikan pelayanan yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang

lebih besar.

Pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh Joseph Schumpeter

adalah “Entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by

introducing new products and services, by creating new forms of organization, or

by exploiting new raw materials.” (Bygrave, 1994:1). Jadi menurut Joseph

Schumpeter Entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

39

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan

menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.

Terlepas definisi-definisi tersebut, ada pakar lain yang konsep

kewirausahaan dilihat dari sisi yang sedikit berbeda. Winarto (Suherman, 2010:7)

menyebutkan bahwa “Entrepreneurship (kewirausahaan) adalah suatu proses

melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan

kemakmuran bagi individu dan member nilai tambah bagi masyarakat”. Sejalan

dengan hal itu Hisrich-Peter (Suherman, 2010:7) memaparkan:

Entrepreneurship is the process of creating something different with

value by devoting the necessary time and effort, assuming the

accompanying financial, psychic, and social risk, and receiving the

resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence

(Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan

menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan risiko serta menerima

balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi).

Sehubungan dengan hal itu Suryana (2003:10) mengatakan bahwa

Istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat

diartikan sebagai „the backbone of economy‟, yaitu syaraf pusat

perekonomian atau sebagai „tailbone of economy‟, yaitu pengendali

perekonomian suatu bangsa.

Secara etimologi, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk

memulai suatu usaha (start-up phase) atau suatu proses dalam mengerjakan suatu

yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative). Sementara itu

Drucker (Suherman, 2010:8) juga mengungkapkan bahwa Kewirausahaan adalah

suatu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Dari beberapa pengertian yang dinyatakan oleh beberapa ahli, dapat

diambil kesimpulan bahwa cakupan dalam diri seorang entrepreneur adalah:

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

40

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Sebagai manusia yang mempunyai sikap mental, wawasan, kreativitas,

inovasi, ide, motivasi, cita-cita, dan lain-lain.

2. Berusaha atau berproses untuk mengisi peluang dalam usaha jasa atau barang

(goods) untuk tujuan ekonomi.

3. Untuk mendapatkan laba dan pertumbuhan usaha.

4. Berhubungan dengan pembeli atau pelanggan yang membutuhkan jasa atau

barang yang dijualnya dengan selalu memberikan kepuasan.

5. Berani menghadapi segala risiko (sebagai risk taker), tetapi risiko tersebut

sudah diperhitungkan.

2.1.3.6 Karakteristik Wirausaha

Sikap dan perilaku dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh

seseorang. Sifat dan watak yang baik berorientasi pada kemajuan dan positif

merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha, agar

wirausahawan tersebut dapat mencapai kesuksesan. Buchari Alma (2009: 52-53)

mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan watak (karakteristik) kewirausahaan

Ciri-ciri Karakteristik

Percaya diri

Berorientasikan tugas dan hasil

Pengambil resiko

Keyakinan, kemandirian, individualitas,

optimisme.

Kebutuhan akan prestasi, berorientasi

pada laba, memiliki ketekunan dan

ketabahan, memilki tekad yang kuat,

suka bekerja keras, energik dan

memiliki inisiatif

Memiliki kemampuan mengambil

resiko dan menyukai tantangan.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

41

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kepemimimpinan

Keorisinilan

Berorientasi ke masa depan

Jujur dan tekun

Bertingkah laku sebagai pemimpin,

dapat bergaul dengan orang lain dan

suka terhadap saran dan kritik yang

membangun.

Memiliki inovasi dan kreatifitas tinggi,

fleksibel, serba bisa dan memiliki

jaringan bisnis yang luas.

Persepsi dan memiliki cara pandang /

cara berfikir yang berorientasi ke masa

depan.

Memiliki keyakinan bahwa hidup itu

sama dengan kerja.

Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10 karakteristik dari

entrepreneur, yaitu:

1. Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.

2. Entrepreneur diciptakan, bukan dilahirkan atau diciptakan.

3. Entrepreneur selalu menjadi penemu/pencipta sesuatu.

4. Entrepreneur adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dengan

masyarakat.

5. Entrepreneur harus memenuhi the profile.

6. Kebutuhan Entrepreneur adalah uang.

7. Kebutuhan Entrepreneur adalah keberuntungan.

8. Ketidaktahuan merupakan kebahagiaan bagi entrepreneur.

9. Entrepreneur menginginkan keberhasilan, tetapi pengalaman menyatakan

tingkap kegagalan cukup tinggi.

10. Entrepreneur adalah pengambil resiko (gamblers).

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

42

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sukardi (1991) menyebutkan ada 9 karakteristik tingkah laku

wirausahawan yaitu:

1. Sifat instrumental

2. Sifat prestatif

3. Sifat keluwesan bergaul

4. Sifat kerja keras

5. Sifat keyakinan diri

6. Sifat pengambil risiko

7. Sifat swakendali

8. Sifat inovatif

9. Sifat kemandirian

Dari beberapa pendapat mengenai karakteristik seorang wirausaha yang

demikian banyak tersebut terlihat bahwa karakter tersebut merupakan karakter

unggul yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Akan tetapi, jika tidak semua

dapat anda miliki, tak jadi masalah, dengan memiliki sebagian pun cukup.

2.1.3.7 Jenis-Jenis Usaha untuk Berwirausaha

Banyak jenis usaha untuk memulai berwirausaha yaitu usaha jasa, usaha

perdagangan dan usaha industri. Dibawah ini contoh dari jenis-jenis usaha

tersebut:

a. Usaha jasa, contohnya: jasa pemesinan, jasa konstruksi, jasa perhotelan,

jasa pengangkutan, jasa pendidikan, dll.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

43

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Usaha perdagangan, contohnya: supermarket, perdagangan barang,

perdagangan kendaraan, dll.

c. Usaha industri, contohnya: indsutri pemesinan, industri tekstil, industri

garmen, industri plastik, industri sepatu, industri obat/farmasi, industri

woodworking/moulding, dll.

2.1.3.8 Minat Berwirausaha

Teori tindakan beralasan yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein

(Suryana, 2006:11) bahwa

Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan

keputusan yang di teliti dan beralasan, dan dampaknya terbatas hanya pada

tiga hal. Pertama, prilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi

oleh sikap spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak

hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma subjektif (subjective norms)

yaitu keyakinan mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat.

Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif

membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku.

Intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar yaitu, Pertama sikap

individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal). Ke dua adalah persepsi

individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan yang

bersangkutan yang disebut norma subjektif.

Menurut Yanto (1996: 23-24) “minat wirausaha adalah kemampuan untuk

memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan

permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan

kekuatan yang ada pada diri sendiri”.

Sedangkan menurut Susatyo (2008: 121) “minat berwirausaha yaitu rasa

tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

44

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keberanian mengambil resiko”. Santoso (1993: 19) menegaskan “minat wirausaha

adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau

berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa

belajar dari kegagalan yang dialami”.

Menurut pengertian diatas maka yang dimaksud dengan minat

berwirausaha yaitu keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras

atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan

hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi dengan

memanfaatkan peluang yang ada dengan menciptakan produk maupun

memodifikasi produk yang sudah ada.

2.2 Tinjauan Hubungan Prestasi Praktek Kerja Industri terhadap Minat

Berwirausaha

Dalam rangka menumbuhkan minat berwirausaha siswa diperlukan

beberapa tahapan yang tidak dapat ditinggalkan. Salah satunya yaitu tahapan

pendidikan yang harus ditempuh siswa selama belajar di sekolah. Pengetahuan

dan keterampilan yang didapat siswa di sekolah merupakan modal dasar yang

harus digunakan untuk berwirausaha, setelah selesai melaksanakan praktek kerja

industri maupun setelah lulus sekolah nantinya. Kemauan dalam bekerja

merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk minat siswa untuk

berwirausaha.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

45

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Minat siswa untuk berwirausaha timbul karena adanya ketertarikan dan

rasa senang terhadap dunia usaha/bisnis yang diperoleh saat melaksanakan

praktek kerja industri. Minat terhadap sesuatu juga bisa timbul karena adanya

kebutuhan, misalnya karena ada kebutuhan untuk segera memiliki pekerjaan yang

layak sehingga mampu mendapatkan uang dan mensejahterakan kehidupannya,

atau kebutuhan untuk mencari uang agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Dari pengertian sebelumnya yang dimaksud dengan prestasi praktek kerja

industri adalah bukti usaha yang dicapai siswa yang diperoleh dari aktivitas atau

kegiatan tertentu dalam arti kegiatan praktek kerja industri. Pengertian ini

sekaligus memberikan pemahaman bahwa dalam prestasi praktek kerja industri

terdapat pengalaman tertentu yang telah diperoleh dari aktivitas atau kegiatan

individu selama praktek kerja industri.

Pengalaman yang diperoleh individu selama praktek kerja industri juga

menumbuhkan suatu minat tersebut. Karena secara fungsional minat juga

diperoleh karena adanya pengalaman yang kemudian dihubungkan dengan

perhatian terhadap suatu objek sehingga mempunyai minat terhadap objek

tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Drever (Bangsaku, 2008) yang

meninjau minat berdasarkan fungsi dan strukturnya, yaitu sebagai berikut:

Secara fungsional minat merupakan suatu jenis pengalaman perasaan

yang dianggap bermanfaat dan diasosiasikan dengan perhatian pada suatu

obyek tertentu. Sementara secara struktural minat merupakan suatu elemen

dalam diri individu baik bawaan maupun yang diperoleh lewat proses

belajar, yang menyebabkan seseorang merasa mendapatkan manfaat

terhadap suatu obyek tertentu atau merasa yang berhubungan dengan

obyek tertentu atau terhadap suatu pengetahuan tertentu.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

46

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa minat dapat diperoleh

melalui proses belajar. Hal ini dapat dikaitkan dengan praktek kerja industri

sebagai proses belajar siswa dan minat berwirausaha sebagai minat yang diperoleh

lewat pengalaman praktek kerja industri.

Dengan adanya praktek kerja industri diharapkan dapat melengkapi

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di sekolah sekaligus sebagai latihan

kerja. Praktek kerja industri merupakan lahan latihan profesionalisme siswa yaitu

dengan proses penguasaan kompetensi kejuruan melalui bekerja langsung di

lapangan kerja. Bekerja bukan berarti harus mencari pekerjaan tetapi dapat juga

melakukan pekerjaan secara mandiri dengan kata lain berwirausaha.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam pelaksanaan program pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) maupun pada lembaga pendidikan kejuruan lainnya, pembelajaran praktik

memegang peran yang sangat penting. Melalui kegiatan pembelajaran praktik,

siswa akan dapat menguasai keterampilan kerja secara optimal. Hal tersebut

dipertegas oleh Starr, dkk (dalam Made Wena, 2010:100) “karena pendidikan

kejuruan mempunyai kaitan erat dengan dunia kerja atau industri, maka

pembelajaran dan pelatihan praktik memegang peranan kunci untuk membekali

lulusannya agar mampu beradaptasi dengan lapangan kerja”.

Nolker & Schoenfeldt (dalam Made Wena, 2010:101) menyebutkan:

Untuk mengajarkan praktik keterampilan dasar kejuruan perlu

digunakan strategi tertentu agar siswa paham, baik secara kognitif dan

sekaligus secara motorik langkah-langkah dasar suatu keterampilan kerja

kejuruan. Salah satu strategi pembelajaran untuk mengajarkan

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

47

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keterampilan dasar kejuruan adalah strategi pembelajaran pelatihan

industri (Training Within Industry/WTI) yang terdiri atas lima tahap

kegiatan pembelajaran, yaitu tahap persiapan, tahap peragaan, tahap

peniruan, tahap praktik dan tahap evaluasi.

Dalam strategi pembelajaran dan pelatihan praktik model TWI, kegiatan

evaluasi dilakukan pada tahap praktik. Tahap ini merupakan tahap akhir yang

penting bagi setiap proses pembelajaran dan pelatihan. Dengan dilakukan evaluasi

terhadap pembelajaran dan pelatihan praktik, siswa akan mengetahui kemampuan

secara jelas sehingga siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran dan pelatihan.

Dalam kaitannya dengan prestasi pembelajaran siswa di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) khususnya dengan prestasi yang diraih siswa selama

mengikuti kegiatan praktek kerja industri diasumsikan sebagai gambaran

kemampuan siswa bekerja di industri yang dipilihnya. Pengalaman selama

mengikuti Prakerin hendaknya dijadikan salah satu bekal untuk membuka usaha

mandiri atau berwirausaha dengan bidang jurusan yang sesuai setelah lulus nanti,

setidaknya ada keinginan atau minat untuk berwirausaha.

Super dan Critier dalam T.O Karno (1986:5) mengemukakan bahwa:

“proses identifikasi dan proses belajar turut membentuk minat, maka kegiatan

belajar mengajar di sekolah pun dapat mempengaruhi pertumbuhan minat

terhadap suatu pekerjaan”. Sehubungan dengan hal tersebut, Yoesoef (dalam Iwan

Purwanto,2002:16) menyatakan bahwa:

Untuk membentuk sikap kewirausahaan, termasuk di dalamnya

minat berwirausaha, adalah mulai dengan tahap pemahaman teori, studi

kasus, dan pemberian motivasi; ketiga tahapan ini dapat dilakukan

dilingkungan sekolah. Sedangkan tahap keempat adalah dengan jalan

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

48

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

magang, yaitu belajar melalui perbuatan karena tidak semua yang perlu

diketahui dalam hidup ini dapat diajarkan melalui pendidikan di

lingkungan sekolah saja.

Dalam rangka menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha diperlukan

beberapa tahapan yang tidak dapat ditinggalkan adalah tatanan pendidikan yang

harus dimiliki siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa

merupakan modal dasar yang harus digunakan untuk berwirausaha, setelah selesai

melaksanakan praktik kerja industri maupun setelah lulus sekolah nantinya.

Kemampuan dalam akuntansi merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk

minat siswa untuk berwirausaha.

Dengan adanya praktik kerja industri diharapkan dapat melengkapi

pengetahuan dan keterampilan yang diperolah di sekolah sekaligus sebagai latihan

kerja. Praktik kerja industri merupakan lahan pelatihan profesionalisme siswa

yaitu dengan proses penguasaan kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan

kerja. Bekerja bukan berarti harus mencari pekerjaan tetapi dapat juga melakukan

pekerjaan secara mandiri dalam arti berwirausaha. Melalui praktik kerja industri

siswa mempelajari berbagai kegiatan termasuk diantaranya siswa memperoleh

keterampilan misalnya yaitu kemampuan dalam mengelola keuangan.

Kreatifitas dan inisiatif dalam bekerja di industri juga melatih siswa

mengembangkan ide-idenya, semakin kreatif dan berinisiatif siswa dalam

mengembangkan idenya akan semakin berminat untuk berwirausaha, karena

dalam berwirausaha dituntut kreatifitas dan inisiatif yang tinggi dalam

menghadapi persaingan di dunia industri. Prestasi dan tanggungjawab terhadap

pekerjaan merupakan perilaku siswa dalam berinteraksi dengan orang lain, siswa

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

49

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang senantiasa memperhatikan prestasi dan tanggung jawab dalam bekerjanya

maka akan meningkatkan minat untuk berwirausaha.

Adapun indikator minat berwirausaha itu sendiri diantaranya

ketertarikan/keingintahuan tentang kegiatan wirausaha, keinginan untuk

berwirausaha, perasaan senang untuk terlibat dalam kegiatan yang berhubungan

dengan wirausaha dan kesediaan untuk mengikuti kegiatan yang berhubungan

dengan wirausaha. oleh karena itu model kerangka pemikiran penulis seperti

gambar 2.3:

Keterangan:

Variabel X adalah variabel bebas (independent)

Variabel Y adalah variabel terikat (dependent)

Menunjukan Pengaruh

Gambar 2.3

Model Kerangka Pemikiran Pengaruh Prestasi Prakerin

terhadap Minat Berwirausaha

Prestasi Praktek Kerja

Industri (Variabel X)

Minat Berwirausaha (Variabel Y)

Ketertarikan/keingintahuan

tentang kegiatan wirausaha

Keinginan untuk berwirausaha

Perasaan senang untuk terlibat

dalam kegiatan yang

berhubungan dengan wirausaha

Kesediaan untuk mengikuti

kegiatan yang berhubungan

dengan wirausaha.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

50

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan model kerangka pemikiran pada gambar 2.3, maka secara

visualisasi paradigma penelitian untuk penelitian ini dapat digambarkan seperti

dibawah ini:

Keterangan:

X adalah Prestasi Prakerin sebagai variabel bebas (independent)

Y adalah Minat Berwirausaha sebagai variabel terikat (dependent)

Menunjukan Pengaruh

Gambar 2.4

Paradigma Penelitian

Dari paradigma penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi praktek

kerja industri berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Hal ini diperkuat dengan

penelitian sebelumnya mengenai pengaruh prestasi prakerin terhadap minat

berwirausaha yang terdapat dalam skripsi Dewangga (2011) yang menyimpulkan

bahwa prestasi prakerin berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Hal ini

mengandung arti, jika prestasi prakerin tinggi maka minat berwirausaha tinggi.

Namun sebaliknya, jika prestasi prakerin rendah maka minat berwirausahanya pun

rendah.

2.4 Kajian Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.2 merupakan hasil penelitian terdahulu yang memiliki tema yang

sama yaitu prestasi praktek kerja industri terhadap minat berwirausaha

diantaranya:

X Y

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

51

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Sebelumnya

No. Nama Peneliti/Judul Hasil Penelitian

1. Haryo Guntoro (2007)

Hubungan Prestasi Praktik

Kerja Industri Terhadap Minat

Berwirausaha Siswa Kelas II

Teknik Otomotif SMK Yapin

Bekasi Tahun Ajaran

2006/2007

Hasil penelitian diperoleh gambaran

bahwa prestasi praktik kerja industri

pada siswa kelas II SMK Yapin Bekasi

tergolong baik dengan rata-rata 7,7.

Minat berwirausaha siswa kelas II SMK

Yapin Bekasi tergolong tinggi.

Sebanyak 56% siswa memiliki minat

yang tinggi dan 36% dalam kategori

sangat tinggi. Hal ini menunjukkan

bahwa secara psikologis sebagian besar

siswa memiliki keinginan yang tinggi

untuk berwirausaha dan didukung

dengan usaha yang tinggi untuk

menjaga kondisi fisik serta mendapat

dorongan dari lingkungan baik

keluarga, sekolah dan masyarakat. Hasil

analisis korelasi product moment

diperoleh rxy = 0,502 > rtabel = 0,266,

yang berarti ada hubungan prestasi

praktik industri dengan minat

berwirausaha siswa.

2. Isky Fadli Fu’adi, Budiarso

Eko, Murdani (2009)

Jurnal PTM Volume 9, No. 2,

Desember 2009

Hubungan Minat Berwirausaha

Dengan Prestasi Praktik Kerja

Industri Siswa Kelas XII

Teknik Otomotif SMK Negeri

1 Adiwerna Kabupaten Tegal

Tahun Ajaran 2008/2009

Hasil penelitian diperoleh gambaran

bahwa minat berwirausaha siswa kelas

XII SMK Negeri 1 Adiwerna tergolong

tinggi. Sebanyak 34 siswa (50%)

memiliki minat yang tinggi, bahkan 30

siswa (44,12%) dalam kategori sangat

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

kondisi psikis sebagian besar siswa

memiliki keinginan yang tinggi untuk

berwirausaha dan didukung dengan

usaha yang tinggi untuk menjaga

kondisi fisik serta mendapat dorongan

dari kondisi lingkungan baik keluarga,

sekolah dan masyarakat. Prestasi

praktik kerja industri pada siswa kelas

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

52

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Nama Peneliti/Judul Hasil Penelitian

XII

SMK Negeri 1 Adiwerna tergolong baik

dengan rata-rata 82,8. Hasil analisis

korelasi product moment diperoleh rxy

= 0,662 dengan uji t = 7,183

3. Dewangga (2011)

Pengaruh Prestasi Prakerin

(Praktek Kerja Industri)

terhadap minat berwirausaha

siswa kelas XII pada jurusan

Akuntansi di SMK Negeri 1

Bandung Tahun Ajaran

2010/2011

Hasil perhitungan koefisien korelasi

dengan menggunakan rumus korelasi

product moment, didapatkan bahwa

harga rxy = 0,517 setelah

dikonsultasikan dengan tabel

interpretasi korelasi, maka korelasi

berada pada rentang sedang. Sehingga

hipotesis (Ha) dapat diterima atau

prestasi Prakerin berpengaruh positif

terhadap minat berwirausaha. Hasil

perhitungan Koefisien Determinasi

(KD) diperoleh sebesar 26,73% artinya

penggaruh atau hubungan positif yang

diberikan oleh prestasi Prakerin

terhadap minat berwirausaha sebesar

26,73% artinya pengaruh atau hubungan

positif yang diberikan oleh prestasi

Prakerin terhadap minat berwirausaha

sebesar 26,73% dan sisanya 73,27%

dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti

faktor motivasi, cita-cita, keluarga,

instruktur (guru), teman pergaulan,

lingkungan dan lain sebagainya.

2.5 Hipotesis Penelitian

Sugiono (2010:64) mendefinisikan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi,

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan Pendidikan ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0808400_chapter2(1).pdf · 2.1.1 Pendidikan Sistem Ganda 2.1.1.1 Konsep Dasar Pendidikan

53

Ismaya, 2012 Pengaruh Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII pada Jurusan Akuntasi di SMK Negeri II Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban empirik.

Jadi, pada prinsipnya pengertian tersebut menyatakan bahwa hipotesis

merupakan jawaban sementara, dimana pembuktian dan pengujian dilakukan

melalui bukti-bukti secara empiris, yakni melalui fakta-fakta di lapangan. Dan

berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis mengemukakan suatu hipotesis

atau dugaan sementara bahwa: “ Prestasi Praktek Kerja Industri (Prakerin)

berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha siswa”.