BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Entitasrepository.ump.ac.id/5857/3/Rozaq Nugroho Darmawan_BAB II...7...
-
Upload
doannguyet -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Entitasrepository.ump.ac.id/5857/3/Rozaq Nugroho Darmawan_BAB II...7...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Entitas
Dalam teori entitas Paton (Suwardjono, 2005) menyatakan bahwa
organisasi dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang
berdiri sendiri, bertindak atas nama sendiri dan kedudukan terpisah dari
pemilik atau pihak lain yang dinamakan dana dalam organisasi dan kesatuan
ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Dalam mekanisme keuangan negara di Indonesia, teori ataupun
konsep entitas telah diaplikasikan. Istilah entitas pelaporan masuk dalam
khasanah perundang-undangan melalui penjelasan pasal 51 ayat (2) dan ayat
(3) dari UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, yang
berbunyi: tiap-tiap kementrian negara/lembaga merupakan entitas pelaporan
yang tidak hanya wajib menyelenggarakan akuntansi, tetapi juga wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
berdasarkan dari ketentuan hukum atas makan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) dibakukan dan di pertegas eksitensi entitas pelaporan dan entitas
akuntansi yangt masing-masing menurut alur pikir proses dan dari sudut
pandang profesi diberi batasan sebagai berikut:
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
8
a. Entitas pelaporan adalah unit pemerintah yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundangan-
undangan wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban laporan
keuangan
b. Entitas akuntansi adalah unit pemerintah pengguna anggaran/pengguna
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan untuk di gabungkan pada entitas pelaporan
Manurut jensen dan Meckling (Jensen, 1976) bahwa hubungan
keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih (principal) menyewa
orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka
dengan mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada
agen.
2.2 Teori Keagenan
Dipandang dari sudut pandang pada teori keagenan tersebut.
Hubungan antara masyarakat dengan pemerintah adalah seperti hubungan
antara principal dan agent. Masyarakat adalah principal sedangkan
pemerintah adalah agent. Principal memberi peraturan wewenang kepada
agent dan memberikan sumberdaya kepada agent (dalam bentuk pajak dan
alin-lain). Sebagai wujud pertanggung jawaban atas wewenang yang
diberikan, agent memberikan laporan pertanggung jawaban terhadap
principal.
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
9
Karena tidak mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan oleh agent
(terjadi asimetri informasi) maka principal membutuhkan pihak ke tiga yang
mampu meyakinkan principal bahwa apa yang dilaporkan oleh agent itu
benar. Dalam posisi pihak ke tiga ini sebenarnya adalah akuntan sektor publik
diharapkan berperan besar.sedangkan itu (johanes, 1990) mengatakan bahwa
mengingat bahwa sebagian (atau bahkan sebagian besar) laporan yang
diberikan oleh pemerintah adalah bentuk informasi keuangan. Akuntan (dalam
hal ini sebagai auditor) mempunyai posisi penting dengan alasan bahwa : (1)
dia mempunyai akses terhadap informasi keuangan, (2) dia mempunyai akses
terhadap informasi terhadap manajemen, (3) dia independent, (4) dia telah
mendapat pelatihan profesional.
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent)
dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen
terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan
kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).
Teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1)
manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia
memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded
rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse).
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
10
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai
manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan
pribadinya (Eisenhardt dalam Ujihanto dan Pramuka, 2007).
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemilik (pemegang saham). Manajer berkewajiban memberikan
sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan
dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan
keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna eksternal
terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar
ketidakpastiannya. Ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu
munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information
asymmetry) (Ujihanto dan Pramuka, 2007).
2.3 Kompetensi aparatur pemerintah
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 10
menyatakan kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan
kurang baik dapat di ukur dari kriteria yang di gunakan. (Nadler, 1969)
sebagai salah satu orang yang yang pertama kali mencetuskan istilah
Humman Resource developmen (HRD) dalam samsudian, 2005 membedakan
antara pengertian Training,Education, dan Developmen sebagai berikut :
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
11
Training : Learning to present job. Education : Learning to prepare
the individual for a different but indetified job. Developmen : Learning for
growth of the individual but not related to a specific present or future job.
2.4 Penerapan Akuntabilitas Keuangan
Mashun dalam Mardiasmo (2006) Concept Statement No 1 tentang
Objektives of Financial menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar
pelaporan keuangan di pemerintah yang didasari oleh adanya hak masyarakat
untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya
dan penggunaanya.
2.5 Akuntansi Sektor Publik
Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan,
terutama pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Teori akuntansi sektor
publik sendiri sebenarnya masih diperanyakan apakah memang ada teori
sektor publik. Sektor swasta yang berkembang akuntansinya lebih pesat saja
oleh beberap ilmuan masih dipertanyakan apakah sampai saat ini benar-benar
memiliki teori akuntansi yang mapan. Suatu teori perlu didukung berbagai
riset yang didalamnya hipotesa-hipotesa yang teruji kebenarannya.
(mardiasmo, 2004) mengumkapkan bahwa teori memiliki tiga karakteristik
dasar yaitu: (1) kemampuan untuk menerangkan menjelaskan fenomena yang
ada ( the abiliti to explain), (2) kemampuan untuk memperediksi ( the ability
to predict), (3) kemampuan mengendalikan fenomena ( the ability to control
give phenomena).
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
12
Pada dasarnya terdapat tiga tujuan untuk mempelajari teori akuntansi
yaitu: 1) untuk memahami praktik akuntansin yang ada saat ini, 2)
mempelajari kelemahan dan kekurangan dan praktik akuntansi yang saat ini
dilakukan, dan 3) memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.
Pengembangan teori sektor publik untuk memperbaiki praktik yang
saat ini di lakukan. Hal ini terkait dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan yang relevan
dan dapat di andalkan.
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan
dapat di andalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor
publik. Hambatan tersebut adalah objektivitas, konsistensi,daya bandingtepat
waktu,ekonomis dalam penyajian laporan dan materialistik.
a. Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan
keuangan yang relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen
untuk melaporkan kinerja yang telah dicapai oleh manajemen selama
periode waktu tertentu kepada pihakeksternal yang menjadi stakeholder
organisasi.
Seringkali terjadi masalah dalam objektivitas laporan kinerja yang
disebabkan oleh adanya benturan kepentingan, yaitu antara kepentingan
manajemen dengan kepentingan stakeholder. Pihak manajemen tidak
selalu bertindak untuk kepentingan stakeholder, namun seringkali
manajemen bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka dan
mengamankan posisi mereka tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
13
terhadap stakeholder lain, misalnya karyawan, investor, kreditor dan
masyarakat.
b. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang
sama untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa
periode waktu secara berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan
keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun.
Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang sangat
penting karena organisasi memiliki orientasi jangka panjang, sedangkan
laporan keuangan hanya melaporkan kinerja selama satu periode. Oleh
karena itu, agar tidak terjadi keterputusan proses evaluasi kinerja
organisasi oleh pihak eksternal, maka organisasi perlu konsisten dalam
menerapkan metode akuntansinya.
c. Daya Banding
Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar
periode waktu dan dengan instansi lain sejenisnya. Dengan demikian daya
banding berarti laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan
kinerja organisasi dengan organisasi lain yang sejenis. Kendala daya
banding terkait dengan objektivitas karena semakin objektif suatu laporan
keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya karena dengan dasar
yang sama akan dapat dihasilkan laporan yang berbeda. Selain itu, daya
banding juga terkait dengan konsistensi. Adanya beberapa altematif
penggunaan metode akuntansi juga dapat menyulitkari tercapainya daya
banding.
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
14
d. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta
untuk menghindan tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Kendala
ketepatan waktu penyajian laporan terkait dengan lama waktu penyajian
laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan keputusan.
Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi, maka
semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan mungkin disajikan tidak
tepat waktu sehinga menghasilkan berbagai iiiformasi tersebut.
Laporan keuangan rnungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak
relevan untuk pengambilan keputusan meskipun disajikan lebih awal.
e. Ekonomis dalam Penyajian Laporan
Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak
informasi yang dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan.
Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan dapat berarti bahwa
manfaat yang diperoleh harus lebih besar dan biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan laporan tersebut.
f. Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputusan, atau
jika informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang
berbeda. Penentuan matenalitas mernang bersifat pertimbangan subjektif
(subjective judgment), namun pertimbangan tersebut tidak dapat dilakukan
menurut selera pribadi. Pertimbangan yang digunakan merupakan
profesiona1 judgment yang mendasarkan pada teknik tertentu.
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
15
2.6 Laporan keuangan sektor publik
Laporan keuangan sektor publik merupakan komponen penting untuk
menciptakan akuntabilitas sektor publik. adanya tuntutan yang semakin besar
terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik menimbulkan implikasi bagi
manajemen sektor publik untuk memberikan informasi terhadap publik, salah
satunya adalah informasi yang berupa laporan keuangan.
Meskipun demikian informasi keuangan bukan merupakan tujuan
akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan berfungsi memberikan
dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara efektif,
bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Selarna ini akuntansi identik
dengan pelaksnaan akuntabilitas keuangan saja.
Mardiasmo (2004) mengatakan bahwa sektor publik merupakan
organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor publik tersebut
menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian
manajemen lebih bervariasi.
Laporan keuangan organisasi sektor publik di buat tentunya
mempunyai tujuan dan fungsi, menurut (Mardiasmo, 2004) secara umum,
tujuan dan fungsi laporan keuanan adalah :
1. Kepatuhan dan pengelolaan. Laporan keuangan di gunakan untuk
memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak
otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai
dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah di terapkan.
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
16
2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif. Laporan keuangan di gunakan
sebagai sebuah bentuk pertanggung jawaban kepada publik. Laporan
keuangan di gunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi
menejemen, memberikan dasar uuntuk mengamati trend antar kurun
waktu, pencapaian atas tujuan yang telah di tetapkan, dan
membandingkannya dengan organisasi sejenis jika ada. Laporan keuangan
juga memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas
barang atau jasa yang di terima, serta memungkinkan bagi mereka untuk
menilai efisiensi dan efektifitas penggunaan sumberdaya organisasi
3. Perencanaan dan informasi otorisasi. Laporan keuangan berfungsi untuk
memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan
datang. Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan informasi
pendukung mengenai otoritas penggunaan data.
4. Kelangsungan organisasi. Laporan keuangan berfungsi untuk membantu
pembaca dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat
meneruskan penyediaan barang atau jasa di masa yang akan datang.
5. Hubungan masyarakat. Laporan keuangan bnerfungsi untuk memberikan
kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas
prestasi yang telah di capai kepada pemakai yang di pengaruhi karyawan
dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi
denga publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
6. Sumber fakta dan gambaran. Laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin
mengetahui organisasi secara lebih dalam.
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
17
2.7 Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik
Menurut (Jones, 1996) mengindetifikasikan terdapat sepuluh
kelompok pemakai laporan keuangan. Kesepuluh kelompok pemakai laporan
keuangan tersebut adalah Pembayar pajak, Pemberi dana bantuan, Investor,
Pengguna jasa, Karyawan, pemasok, Dewan legislatif, Manajemen, Pemilih,
Badan pengawas
Sedangkan menurut (Henley, 1992) mengklasifikasikan pengguna
laporan keuangan sektor publik menjadi dua belas kelomppok yaitu : anggota
terpilih, masyarakat sebagai pemilih atau pembayar pajak, pelanggan atau
klien, karyawan, pelanggan dan pemasok,pemerintah, pesaing, legurator,
pemberi pinjaman, donor dan sponor, investor atau partner bisnis, kelompok
penekan lainnya.
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (PP No 24 tahun 2005, 2005)
laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan untuk satu periode pelaporan.
2.8 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian sebelumnya, kerangka pemikiran yang mendasari
penulisan ini menggunakan beberapa landasan teori, dalam teori ini di
jelaskan bahwa suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri
sendiri, bertindak atas nama sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik
atau pihak laen yang menanamkan dana dalam organisasi dan kesatuan
ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Dari
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014
18
perspektif ini, akuntansi berkepentinggan dengan pelaporan keuangan
kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha memiliki
kesatuan pelopor yang bertanggung jawab kepada pemilik. Kesatuan usaha
merupakan pusat pertanggung jawaban dan laporan keuangan merupaakan
media pertanggungjawabannya. Berdasarkan kesepakatan antara pemilik dan
manajemen untuk mengelola dan mengendalikan harta perusahaan daam
upaya untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik ini didasarkan pada teori
keagenan (Agency Theory) dari Jensen & Meckling (Jensen, 1967).
Sedangkan teori-teori pendukung yang di gunakan dalam penulisan ini
di ambil dari teori Organizational Behaviour dari (Robbins,) yang mengkaji
prilaku-prilaku dari principal dan agen yang menyelenggarakan aktivitas
instansi pemerintah. Dari uraian kerangka pemikiran di atas maka dapat di
gambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 : Model Penelitian
2.9 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka dapat disusun
hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H1: Penerapan akuntansi sektor publik berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan
Penerapan Akuntansi Sektor Publik
Kualitas laporan keuangan
Penerapan Akuntansi Sektor Publik..., Rozaq Nugroho Darmawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2014