BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dayaeprints.ung.ac.id/3234/6/2013-1-20401-521309007-bab2... ·...

18
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan perkalian dari Tegangan (volt) dan arus (amphere). Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan : P = V x I P = Volt x Ampere x Cos φ P = Watt Gambar 2.1 Arah Aliran arus listrik 2.1.1 Daya Aktif Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Adapun persamaan dalam daya aktif sebagai berikut : Untuk satu phasa P=V I Cos φ Untuk tiga phasa P= 3 V I Cos φ ˜ Load V I

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dayaeprints.ung.ac.id/3234/6/2013-1-20401-521309007-bab2... ·...

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Daya

Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam

sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk

melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

perkalian dari Tegangan (volt) dan arus (amphere). Daya dinyatakan dalam P,

Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam I, sehingga

besarnya daya dinyatakan :

P = V x I

P = Volt x Ampere x Cos φ

P = Watt

Gambar 2.1 Arah Aliran arus listrik

2.1.1 Daya Aktif

Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk

melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Adapun

persamaan dalam daya aktif sebagai berikut :

Untuk satu phasa P = V ∙ I ∙ Cos φ

Untuk tiga phasa P = 3 ∙ V ∙ I ∙ Cos φ

˜ Load V

I

5

Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan

dalam bentuk kerja.

2.1.2 Daya Reaktif

Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk

pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka

akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang

menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor,dan lain – lain.

Satuan daya reaktif adalah Var.

Untuk satu phasa Q = V ∙ I ∙ Sin φ

Untuk Tiga phasa Q = 3 ∙ V ∙ I ∙ Sin φ

2.1.3 Daya Semu

Daya Semu (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh

perkalian antara tegangan dan arus dalam suatu jaringan. Satuan daya

semu adalah VA.

Gambar 2.2 Penjumlahan trigonometri daya aktif, reaktif dan semu

𝑆 = 𝑉 ∙ 𝐼

𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ 𝑐𝑜𝑠𝜑

= 𝜋𝑟2

𝑄 = 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ 𝑆𝑖𝑛𝜑

φ

6

2.2 Segitiga Daya

Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan

matematika antara tipe - tipe daya yang berbeda antara daya semu, daya aktif

dan daya reaktif berdasarkan prinsip trigonometri.

Gambar 2.3 segitiga daya

dimana berlaku hubungan :

S = V ∙ I

P = S ∙ Cos φ

Q = S ∙ Sin φ

2.3 Faktor Daya

Faktor daya (Cos ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan

antara daya aktif (Watt) dan daya semu (VA) yang digunakan dalam listrik

arus bolak balik (AC) atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya

dinyatakan dalam cos φ .

2.3.1 Faktor Daya Terbelakang (Lagging)

Faktor daya terbelakang (lagging) adalah keadaan faktor daya saat

memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Beban/ peralatan listrik memerlukan daya reaktif dari sistem

atau beban bersifat induktif

𝑆

𝑄

𝑃

7

2. Arus (I ) terbelakang dari tegangan (V), V mendahului I dengan

sudut φ

Gambar 2.4 Arus tertinggal dari tegangan sebesar sudut φ

2.3.2 Faktor Daya Mendahului (Leading)

Faktor daya mendahului (leading) adalah keadaan faktor daya saat

memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Beban/ peralatan listrik memberikan daya reaktif dari sistem atau

beban bersifat kapasitif

2. Arus mendahului tegangan, V terbelakang dari I dengan sudut φ

Gambar 2.5 Arus Mendahului Tegangan Sebesar Sudut

𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐷𝑎𝑦𝑎 =𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑃

𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢 𝑆

=𝑘𝑊

𝑘𝑉𝐴

=𝑉 ∙ 𝐼 ∙ 𝑐𝑜𝑠𝜑

𝑉 ∙ 𝐼

= 𝑐𝑜𝑠𝜑

V

I

V

I

8

Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga

dinyatakan dalam persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati

satu.

𝑇𝑎𝑛 𝜑 =𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑄)

𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑃)

=𝑘𝑉𝐴𝑅

𝑘𝑊

Karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen kVA dan

kVAR berubah sesuai dengan faktor daya), dapat juga di tulis sebagai berikut:

Daya Reaktif (Q) = Daya Aktif (P) x Tan φ

Sebuah contoh, rating kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki

faktor daya sebagai berikut :

Daya reaktif pada pf awal = Daya Aktif (P) x Tan φ1

Daya reaktif pada pf diperbaiki = Daya Aktif (P) x Tan φ2

Sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki faktor daya

adalah :

Daya reaktif (kVAR) = Daya Aktif (kW) x (Tan φ1 - Tan φ2)

2.4 Sifat Beban Listrik

Dalam suatu rangkaian listrik selalu dijumpai suatu sumber dan beban.

Bila sumber listrik DC, maka sifat beban hanya bersifat resistif murni, karena

frekuensi sumber DC adalah nol. Reaktansi induktif (XL) akan menjadi nol

yang berarti bahwa induktor tersebut akan short circuit. Reaktansi kapasitif

(XC) akan menjadi tak berhingga yang berarti bahwa kapasitif tersebut akan

open circuit. Jadi sumber DC akan mengakibatkan beban beban induktif dan

9

beban kapasitif tidak akan berpengaruh pada rangkaian. Bila sumber listrik

AC maka beban dibedakan menjadi 3 sebagai berikut :

2.4.1 Beban Resitif

Beban resistif yang merupakan suatu resistor murni. Beban ini

hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama

sekali. Tegangan dan arus se-fasa. Secara matematis dinyatakan :

R = V / I

Gambar 2.6 Arus dan tegangan pada beban resistif

2.4.2 Beban Induktif

Beban induktif adalah beban yang mengandung kumparan kawat

yang dililitkan pada sebuah inti biasanya inti besi, contoh :

motor – motor listrik, induktor dan transformator. Beban ini

mempunyai faktor daya antara 0 – 1 “lagging”. Beban ini menyerap

daya aktif (kW) dan daya reaktif (kVAR). Tegangan mendahului arus

sebesar φ°. Secara matematis dinyatakan :

Gambar 2.7 Arus, tegangan dan GGL insduksi-diri pada beban induktif

I V

𝑉 = 𝑉𝑀 × sin 𝜔𝑡

𝐼 = 𝐼𝑀 sin(𝜔𝑡 − 𝜃)

𝜃

𝑡

10

2.4.3 Beban Kapasitif

Beban kapasitif adalah beban yang mengandung suatu

rangakaian kapasitor. Beban ini mempunyai faktor daya antara

0 – 1 “leading”. Beban ini menyerap daya aktif (kW) dan

mengeluarkan daya reaktif (kVAR). Arus mendahului tegangan

sebesar φ°. Secara matematis dinyatakan :

Gambar 2.8 Arus, tegangan dan GGL induksi-diri pada beban kapasitif

2.5 Keuntungan Perbaikan Faktor Daya

Beberapa keuntungan meningkatkan faktor daya :

1. Tagihan listrik akan menjadi kecil (PLN akan memberikan denda jika pf

lebih kecil dari 0,85)

2. Kapasitas distribusi sistem tenaga listrik akan meningkat

3. Mengurangi rugi – rugi daya pada sistem

4. Adanya peningkatan tegangan karena daya menurun

5. Mengurangi besarnya tegangan jatuh

Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kW)

yang digunakan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring

dengan menurunnya pf sistem kelistrikan. Akibat menurunnya pf maka

akan timbul beberapa persoalan diantaranya :

𝑉 = 𝑉𝑀 × sin 𝜔𝑡

𝐼 = 𝐼𝑀 sin(𝜔𝑡 −𝜋

2)

𝜋

2

𝑡

11

1. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi – rugi daya

2. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR

3. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan (voltage drops)

Beberapa strategi untuk koreksi faktor daya adalah :

1. Meminimalkan operasi dari beban motor yang ringan atau tidak bekerja

2. Menghindari operasi dari peralatan listrik diatas tegangan rata – ratanya

3. Mengganti motor – motor yang sudah tua dengan energi efisien motor.

Meskipun dengan energi efisien motor, bagaimanapun faktor daya

diperngaruhi oleh beban yang variasi. Motor ini harus dioperasikan

sesuai dengan kapasitas rata – ratanya untuk memperoleh faktor daya

tinggi.

4. Memasang kapasitor pada jaringan AC untuk menurunkan medan dari

daya reaktif.

Selain itu, pemasangan kapasitor dapat menghindari :

- Trafo kelebihan beban (overload), sehingga memberikan tambahan

daya yang tersedia

- Voltage drops pada line ends

- Kenaikan arus / suhu pada kabel, sehingga mengurangi rugi – rugi.

Untuk pemasangan Capasitor Bank diperlukan :

- Kapasitor, dengan jenis yang cocok dengan kondisi jaringan

- Regulator, dengan pengaturan daya tumpuk kapasitor (Capasitor

Bank) otomatis

- Kontaktor, untuk switching kapasitor

12

- Pemutus tenaga, untuk proteksi tumpuk kapasitor.

Energi listrik digunakan berbanding lurus dengan biaya produksi

yang dikeluarkan. Semakin besar energi listrik yang digunakan maka

semakin besar biaya produksi yang dibutuhkan. Dengan menggunakan

power monitoring system dapat diketahui pemakaian energi listrik dan

kondisi energi listrik dari peralatan listrik sehingga menigkatkan efisiensi

dari energi listrik yang digunakan dalam pekerjaan dan meminimalkan

rugi – rugi pada sistem untuk penyaluran energi listrik yang lebih efisien

dari sumber listrik ke beban.

Gambar 2.9 Kompensasi daya reaktif

2.6 Metoda Pemasangan kapasitor bank

2.6.1 Global Compensation

PT. Primer Indokencana mengggunakan metoda pemasangan

global compensation, dengan metode ini kapasitor dipasang di induk

panel (PDU). Arus yang turun dari pemasangan model ini hanya di

penghantar antara panel PDU dan transformator. Sedangkan arus yang

lewat setelah PDU tidak turun dengan demikian rugi akibat disipasi

panas pada penghantar setelah PDU tidak terpengaruh. Terlebih

Daya Aktif

Daya Semu Daya reaktif

sesudah

Sebelum

Daya reaktif

Daya reaktif

13

instalasi tenaga dengan penghantar yang cukup panjang Delta

Voltagenya masih cukup besar.

Kelebihan dari pemasangan secara Global Compensation yaitu

sebagai berikut :

- Pemanfaatan kompensasi daya reaktifnya lebih baik karena semua

motor tidak bekerja pada waktu yang sama

- Biaya pemeliharaan rendah

Kekurangan dari pemasangan secara global compensation yaitu

sebagai berikut :

- Switching peralatan pengaman bisa menimbulkan ledakan

- Transient yang disebabkan oleh energizing grup kapasitor dalam

jumlah besar

- Hanya memberikan kompensasi pada sisi atasnya (upstream)

- Kebutuhan ruang

2.6.2 Group Compensation

Dengan metoda ini kapasitor yang terdiri dari beberapa panel

kapasitor dipasang dipanel SDP. Cara ini cocok diterapkan pada

industri dengan kapasitas beban terpasang besar sampai ribuan kva

dan terlebih jarak antara panel PDU dan SDP cukup berjauhan.

Kelebihan dari pemasangan secara Group Compensation yaitu

sebagai berikut :

- Biaya pemasangan rendah

14

- Kapasitansi pemasangan bisa dimanfaatkan sepenuhnya

- Biaya pemilaharaan rendah

Kekurangan dari pemasangan secara Group compesation yaitu

sebagai berikut :

- Perlu dipasang kapasitor bank pada setiap SDP atau

MV/LV bus

- Hanya memberikan kompensasi pada sisi atas

- Kebutuhan ruangan

2.6.3 Individual Compensation

Dengan metoda ini kapasitor langsung dipasang pada masing

masing beban khususnya yang mempunyai daya yang besar. Cara ini

sebenarnya lebih efektif dan lebih baik dari segi teknisnya. Namun

ada kekurangan nya yaitu harus menyediakan ruang atau tempat

khusus untuk meletakkan kapasitor tersebut sehingga mengurangi

nilai estetika. Disamping itu jika mesin yang dipasang sampai ratusan

buah berarti total cost yang di perlukan lebih besar dari metode diatas.

Kelebihan dari pemasangan secara Individual Compensation yaitu

sebagai berikut :

- Meningkatkan kapasitas saluran suplai

- Memperbaiki tegangan secara langsung

- Kapasitor dan beban ON/OFF secara bersamaan

- Pemeliharaan dan pemasangan unit kapasitor mudah

15

Kekurangan dari pemasangan secara Individual compenstion

yaitu sebagai berikut :

- Biaya pemasangan tinggi

- Membutuhkan perhitungan yang banyak

- Kapasitas terpasang tidak dimanfaatkan sepenuhnya

- Terjadi fenomena transient yang besar akibat sering dilakukan

switching ON/OFF

- Waktu kapasitor OFF lebih banyak dibanding waktu kapasitor ON

a) b)

Gambar 2.10 a) Global Compensation, b) Group Compensation,c) Individual

Compensation

16

2.7 Komponen-komponen Kapasitor bank

1. Main switch / load Break switch

Main switch ini sebagai peralatan kontrol dan isolasi jika ada

pemeliharaan panel . Sedangkan untuk pengaman kabel / instalasi sudah

tersedia disisi atasnya dari PDU. Main switch atau lebih dikenal load

break switch adalah peralatan pemutus dan penyambung yang sifatnya on

load yakni dapat diputus dan disambung dalam keadaan berbeban,

berbeda dengan on-off switch model knife yang hanya dioperasikan pada

saat tidak berbeban .Untuk menentukan kapasitas yang dipakai dengan

perhitungan minimal 25 % lebih besar dari perhitungan KVar terpasang

dari sebagai contoh :Jika daya kvar terpasang 400 Kvar dengan arus 600

Ampere , maka pilihan kita berdasarkan 600 A + 25 % = 757 Ampere

yang dipakai size 800 Ampere.

2. Kapasitor Breaker

Kapasitor Breaker digunkakan untuk mengamankan instalasi kabel

dari breaker ke Kapasitor bank dan juga kapasitor itu sendiri. Kapasitas

breaker yang digunakan sebesar 1,5 kali dari arus nominal dengan I m =

10 x Ir.Untuk menghitung besarnya arus dapat digunakan rumusI n = Qc

/ 3 . VL Sebagai contoh : masing masing steps dari 10 steps besarnya 20

Kvar maka dengan menggunakan rumus diatas didapat besarnya arus

sebesar 29 ampere , maka pemilihan kapasitas breaker sebesar 29 + 50 %

= 43 A atau yang dipakai 40 Ampere.Selain breaker dapat pula

digunakan Fuse , Pemakaian Fuse ini sebenarnya lebih baik karena

17

respon dari kondisi over current dan Short circuit lebih baik namun tidak

efisien dalam pengoperasian jika dalam kondisi putus harus selalu ada

penggantian fuse. Jika memakai fuse perhitungannya juga sama dengan

pemakaian breaker.

3. Magnetic Contactor

Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan kontrol.Beban

kapasitor mempunyai arus puncak yang tinggi , lebih tinggi dari beban

motor. Untuk pemilihan magnetic contactor minimal 10 % lebih tinggi

dari arus nominal (pada AC 3 dengan beban induktif/kapasitif).

Pemilihan magnetic dengan range ampere lebih tinggi akan lebih baik

sehingga umur pemakaian magnetic contactor lebih lama.

4. Kapasitor Bank

Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat

kapasitif yang akan berfungsi sebagai penyeimbang sifat induktif.

Kapasitas kapasitor dari ukuran 5 KVar sampai 60 Kvar. Dari tegangan

kerja 230 V sampai 525 Volt.

5. Reactive Power Regulator

Peralatan ini berfungsi untuk mengatur kerja kontaktor agar daya

reaktif yang akan disupply ke jaringan/ system dapat bekerja sesuai

kapasitas yang dibutuhkan. Dengan acuan pembacaan besaran arus dan

tegangan pada sisi utama Breaker maka daya reaktif yang dibutuhkan

dapat terbaca dan regulator inilah yang akan mengatur kapan dan berapa

18

daya reaktif yang diperlukan. Peralatan ini mempunyai bermacam macam

steps dari 6 steps , 12 steps sampai 18 steps.

Peralatan tambahan yang biasa digunakan pada panel kapasitor antara

lain :

- Push button on dan push button off yang berfungsi mengoperasikan

magnetic contactor secara manual.- Selektor auto – off – manual yang

berfungsi memilih system operasional auto dari modul atau manual dari

push button.

- Exhaust fan + thermostat yang berfungsi mengatur ambein temperature

dalam ruang panel kapasitor. Karena kapasitor , kontaktor dan kabel

penghantar mempunyai disipasi daya panas yang besar maka temperature

ruang panel meningkat.setelah setting dari thermostat terlampaui maka

exhust fan akan otomatic berhenti.

6. Setup C/K PFR

Capacitor Bank Agar Power Factor Regulator (PFR) yang terpasang

pada Panel Capacitor Bank dapat bekerja secara maksimal dalam

melakukan otomatisasi mengendalikan kerja capacitor maka diperlukan

setup C/K yang sesuai.

2.8 Menentukan Ukuran Kapasitor untuk Memeperbaiki faktor daya

Ukuran kapasior untuk memperbaiki faktor daya sistem pada titik-titik

tertentu dapat secara manual untuk sistem distribusi yang relatif kecil, KVAR

kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya cos φ1 sampai

dengan cosφ2. Ada beberapa Metode dalam mencari ukuran kapasitor untuk

19

perbaikan faktor daya seperti dengan metode perhitungan sederhana, metode

tabel kompensasi dan metode diagram.

2.8.1 Metode perhitungan sederhana

Dalam metode sederhana dapat kita mencari ukuran kapasitor

data yang diperlukan anatara lain ;

Daya Semu = S ( kVA)

Daya Aktif = P (kW)

Daya Reaktif = Q

Agar mempermudah mengingat simbol Daya reaktif kita

gunakan simbol QL ( Daya reaktif PF lama) dan QB (Daya Reaktif PF

baru). Jadi dapat kita simpulkan bahwa persamaan perhitungan

sederhana yaitu : Qc = QL − QB

2.8.2 Metode Tabel Kompensasi

Untuk menghitung besarnya daya reaktif dapat dilakukan melalui

tabel kompensasi, tabel ini menyajikan suatu data dengan input faktor

daya mula – mula sebesar Cos θ1 dan faktor daya yang diinginkan

Cos θ2 maka besarnya faktor pengali dapat dilihat melalui tabel

kompensasi. Berikut data tabel kompensasi :

P = V ∙ I ∙ faktor pengali

20

Tabel 2.1 Faktor pengali

Sebelum

Cos Ѳ 0,85 0,86 0,87 0,88 0,89 0,9 0,91 0,92 0,93 0,94 0,95 0,96 0,97 0,98 0,99 1

0,5 1,11 1,14 1,17 1,19 1,22 1,25 1,28 1,31 1,34 1,37 1,4 1,44 1,48 1,53 1,59 1,73

0,51 1,07 1,09 1,12 1,15 1,17 1,2 1,23 1,26 1,29 1,32 1,36 1,39 1,44 1,48 1,54 1,69

0,52 1,02 1,05 1,05 1,1 1,13 1,16 1,19 1,22 1,25 1,28 1,31 1,35 1,39 1,44 1,5 1,64

0,53 0,98 1,01 1,08 1,06 1,09 1,12 1,14 1,17 1,2 1,24 1,27 1,31 1,35 1,4 1,46 1,6

0,54 0,94 0,97 1 1,02 1,05 1,07 1,1 1,3 1,16 1,2 1,23 1,27 1,31 1,36 1,42 1,56

0,55 0,9 0,93 0,99 0,98 1,01 1,03 1,06 1,09 1,12 1,16 1,19 1,23 1,27 1,32 1,38 1,52

0,56 0,86 0,89 0,95 0,94 0,97 1 1,02 1,05 1,08 1,12 1,15 1,19 1,23 1,28 1,34 1,48

0,57 0,82 0,85 0,91 0,9 0,93 0,96 0,99 1,02 1,05 1,08 1,11 1,15 1,19 1,24 1,3 1,44

0,58 0,78 0,81 0,87 0,86 0,89 0,92 0,95 0,98 1,01 1,04 1,08 1,11 1,15 1,2 1,26 1,4

0,59 0,75 0,78 0,84 0,83 0,86 0,88 0,91 0,94 0,97 1,01 1,04 1,08 1,12 1,17 1,23 1,37

0,6 0,71 0,74 0,8 0,79 0,82 0,85 0,88 0,91 0,94 0,97 1 1,04 1,08 1,13 1,19 1,33

0,61 0,68 0,71 0,77 0,76 0,79 0,81 0,84 0,87 0,9 0,94 0,97 1,01 1,05 1,1 1,16 1,3

0,62 0,65 0,67 0,73 0,73 0,75 0,78 0,81 0,84 0,87 0,9 0,94 0,97 1,1 1,06 1,12 1,27

0,63 0,61 0,64 0,7 0,69 0,72 0,75 0,78 0,81 0,84 0,87 0,9 0,94 0,98 1,03 1,09 1,23

0,64 0,58 0,61 0,67 0,66 0,69 0,72 0,74 0,77 0,81 0,84 0,87 0,91 0,95 1 1,06 1,2

0,65 0,55 0,58 0,63 0,63 0,66 0,68 0,71 0,74 0,77 0,81 0,84 0,88 0,92 0,97 1,03 1,17

0,66 0,52 0,54 0,6 0,6 0,63 0,65 0,68 0,71 0,74 0,78 0,81 0,85 0,89 0,94 1 1,14

0,67 0,49 0,51 0,57 0,57 0,6 0,62 0,65 0,68 0,71 0,75 0,78 0,82 0,86 0,9 0,97 1,11

0,68 0,46 0,48 0,54 0,54 0,57 0,59 0,62 0,65 0,68 0,72 0,75 0,79 0,83 0,88 0,94 1,08

0,69 0,43 0,46 0,51 0,51 0,54 0,56 0,59 0,62 0,65 0,69 0,72 0,76 0,8 0,85 0,91 1,05

0,7 0,4 0,43 0,48 0,48 0,51 0,54 0,56 0,59 0,62 0,66 0,69 0,73 0,77 0,82 0,88 1,02

0,71 0,37 0,4 0,43 0,45 0,48 0,51 0,54 0,57 0,6 0,63 0,66 0,7 0,74 0,79 0,85 0,99

0,72 0,34 0,37 0,4 0,42 0,45 0,48 0,51 0,54 0,57 0,6 0,64 0,67 0,71 0,76 0,82 0,96

0,73 0,32 0,34 0,37 0,4 0,42 0,45 0,48 0,51 0,54 0,57 0,61 0,64 0,69 0,73 0,79 0,94

0,74 0,29 0,32 0,34 0,37 0,4 0,42 0,45 0,48 0,51 0,55 0,58 0,62 0,66 0,71 0,77 0,91

0,75 0,26 0,29 0,32 0,34 0,37 0,4 0,43 0,46 0,49 0,52 0,55 0,59 0,63 0,68 0,74 0,88

0,76 0,24 0,26 0,29 0,32 0,34 0,37 0,4 0,43 0,46 0,49 0,53 0,56 0,6 0,65 0,71 0,86

0,77 0,21 0,24 0,26 0,29 0,32 0,34 0,37 0,4 0,43 0,47 0,5 0,54 0,58 0,63 0,69 0,83

0,78 0,18 0,21 0,24 0,26 0,29 0,32 0,35 0,38 0,41 0,44 0,47 0,51 0,55 0,6 0,66 0,8

0,79 0,16 0,18 0,21 0,24 0,26 0,29 0,32 0,35 0,38 0,41 0,45 0,48 0,53 0,57 0,63 0,78

0,8 0,13 0,16 0,18 0,21 0,24 0,27 0,29 0,32 0,35 0,39 0,42 0,46 0,5 0,55 0,61 0,75

0,81 0,1 0,13 0,16 0,18 0,21 0,24 0,27 0,3 0,33 0,36 0,4 0,43 0,47 0,52 0,58 0,72

0,82 0,08 0,1 0,13 0,16 0,19 0,21 0,24 0,27 0,3 0,34 0,37 0,41 0,45 0,49 0,56 0,7

0,83 0,05 0,08 0,11 0,13 0,16 0,19 0,22 0,25 0,28 0,31 0,34 0,38 0,42 0,47 0,53 0,67

0,84 0,03 0,05 0,08 0,11 0,13 0,16 0,19 0,22 0,25 0,28 0,32 0,35 0,4 0,44 0,5 0,65

0,85 0 0,03 0,05 0,08 0,11 0,13 0,16 0,19 0,2 0,26 0,29 0,33 0,37 0,42 0,48 0,62

0,86 0 0,03 0,05 0,08 0,11 0,13 0,17 0,19 0,23 0,26 0,3 0,34 0,39 0,45 0,59

0,87 0 0,03 0,05 0,08 0,11 0,13 0,17 0,2 0,24 0,28 0,32 0,36 0,42 0,57

0,88 0 0,03 0,05 0,09 0,11 0,13 0,18 0,21 0,25 0,29 0,34 0,4 0,54

0,89 0 0,03 0,06 0,09 0,12 0,15 0,18 0,22 0,26 0,31 0,37 0,51

0,9 0 0,03 0,06 0,09 0,12 0,16 0,19 0,23 0,28 0,34 0,48

Tabel Kompensasi

Sesudah

21

2.8.3 Metode Diagram

Dalam menentukan besarnya kapasitor yang dibutuhkan

diperlukan diagram sebelum kompensasi dan sesudah kompensasi

maka dapat di gambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.11 Diagram Daya untuk menentukan Kapasitor

Dapat di peroleh persamaan sebagai berikut :

Qc = kW(Tanφ1 − Tanφ2)

kVAr

1

kVAr

2

Q

𝜑

Sebelum

Sesudah

k

W