BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PEMBANGKIT LISTRIK ...5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PEMBANGKIT LISTRIK...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PEMBANGKIT LISTRIK ...5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PEMBANGKIT LISTRIK...
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
2.1.1 Fungsi Pltu
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan,
karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.
PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam bahan
bakar menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas
dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Gambar 2.1 Proses konversi energi pada PLTU
Sumber : Materi Diklat PLTU Suralaya
uap
BOILER TURBI
NE
GENERAT
OR
bahan bakar poros listrik
energi kimia
menjadi
panas
energi panas
menjadi
mekanik
energi
mekanik
menjadi
6
Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan tersebut antara lain:
• Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar
• Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
• Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
• Kontinyuitas operasinya tinggi
• Usia pakai (life time) relatif lama
Namun PLTU mempunyai bebrapa kelemahan yang harus dipertimbangkan
dalam memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah :
• Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
• Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar
• Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
• Investasi awalnya mahal
Gambar 2.2. Tata letak PLTU Batubara
Sumber : Materi Diklat PLTU Suralaya
7
2.1.2 Prinsip Kerja
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :
Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran.
Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam
kumparan.
Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini
berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Gambar 2.3. menunjukkan
diagram sederhana PLTU dengan komponen utama dan siklus kerja sistem-
sistemnya.
Putaran turbin digunakan untuk memutar generator yang dikopel langsung
dengan turbin sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal
output generator.
8
Gambar 2.3. Siklus fluida kerja sederhana (air uap) PLTU
Sumber : Materi Diklat PLTU Suralaya
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh
kebocoran kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk
mengganti air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus.
Kriteria air penambah (make up water) ini harus sama dengan air yang ada dalam
siklus.
2.1.3 Siklus Rankine
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan
dengan diagram T – s (temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus
rankine ideal. Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut
9
Gambar 2.4. Diagram T – S siklus PLTU (siklus rankine)
Sumber : Materi Diklat PLTU Suralaya
• a - b : air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah
kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
• b - c : air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik
didih.
• c - d : air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isotermis, terjadi di boiler.
• d - e ; uap dipanaskan lebih lanjut hingga mencapai temperatur kerjanya.
Langkah ini terjadi di boiler dengan proses isobar.
• e - f : uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.
Langkah ini adalah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam
turbin.
• f – a : pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air
kondensat. Langkah ini adalah isobar isotermis, dan terjadi
didalam kondensor.
10
2.2 BAGIAN-BAGIAN PLTU
PLTU adalah mesin pembangkit yang terdiri dari komponen utama dan
instalasi peralatan penunjang. Komponen utama PLTU terdiri dari empat, yaitu
( i ) Boiler
(ii ) Turbin uap
(iii) Kondensor
(iv) Generator
Sedangkan peralatan penunjang terdiri dari
- Desalination plant (unit desal) untuk air laut
- Reverse Osmosis (RO)
- Pre Treatment untuk unit yang menggunakan pendingin air tanah/sungai
- Demineraliser plant (unit demin)
- Hidrogen plant (unit hidrogen) untuk unit yang menggunakan H2 sebagai
pendingin Generator
- Chlorination plant (unit chlorin) untuk air laut
- Auxiliary boiler
- Coal and ash handling
Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan
sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan
atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan
terganggunya seluruh sistem PLTU.
2.2.1 Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
merubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran
11
bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan
pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang
konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler
(boiler pipa air).
Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator
(pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada
kenyataannya dari boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.
Ditinjau dari bahan bakar yang digunakan, maka PLTU dapat dibedakan
menjadi :
- PLTU Batubara
- PLTU Minyak
- PLTU gas
- PLTU nuklir atau PLTN
Jenis PLTU batu bara masih dapat dibedakan berdasarkan proses
pembakarannya, yaitu PLTU dengan pembakaran batu bara bubuk (Pulverized Coal
/ PC Boiler) dan PLTU dengan pembakaran batu bara curah (Circulating Fluidized
Bed / CFB Boiler).
12
Gambar 2.5. Tata Letak PLTU Pulverizer
Sumber : Materi Diklat PLTU Suralaya
Perbedaan antara PLTU Batu bara dengan PLTU minyak atau gas adalah pada
peralatan dan sistem penanganan dan pembakaran bahan bakar serta limbah abunya.
PLTU batubara mempunyai peralatan bantu yang lebih banyak dan lebih komplek
dibanding PLTU minyak atau gas. PLTU gas merupakan PLTU yang paling
sederhana peralatan bantunya.
13
Gambar 2.6. Tata letak CFB Boiler Batubara
Sumber : Materi Diklat PLTU Suralaya
2.2.2 Turbin Uap
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam
uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap dengan tekanan dan
temperatur tinggi mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan
mengarah dengan tepat untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada
poros. Akibatnya poros turbin bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik).
Uap yang telah melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur turun
hingga kondisinya menjadi uap basah. Uap keluar turbin ini kemudian dialirkan
kedalam kondensor untuk didinginkan agar menjadi air kondensat, sedangkan
tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator.
2.2.3 Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses
perubahan nya dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan
14
yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai
pendingin mengalir di dalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut kondensor
tipe surface (permukaan). Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar
sehingga dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil
dari sumber yang cukup persediannya, yaitu dari danau, sungai atau laut.
Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga memudahkan
aliran uap keluar turbin untuk masuk kondensor karena gravitasi.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan
pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan
uap menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor
berada pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan
temperatur udara luar, maka temperatur air kondensat nya maksimum mendekati
temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan
berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.
2.2.4 Generator
Tujuan utama dari kegiatan di PLTU adalah menghasilkan energi listrik.
Produksi energi listrik merupakan target dari proses konversi energi di PLTU.
Generator dikopel langsung dengan turbin, akan menghasilkan tegangan listrik
manakala turbin berputar.
Proses konversi energi didalam generator adalah dengan memutar medan
magnet didalam kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi
kumparan yang dipasang pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua
ujung kumparan generator. Untuk membuat rotor agar menjadi medan magnet,
maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor. Sistem pemberian arus DC kepada rotor
agar menjadi magnet ini disebut eksitasi.
15
2.3 PLTU TENAYAN
PLTU Tenayan merupakan pembangkit listrik dengan menggunakan boiler
tipe CFB ( Circulating Fludized Bed). Berlokasi di jalan ringroad 70, Kelurahan
Kawasan Industri Tenayan, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. PLTU
Tenayan berkapasitas 2 X 110 MW menggunakan batubara sebagai bahan bakar
utamanya.
Gambar 2.7. PLTU Tenayan 2 x 110 MW
Sumber : Plant Project PLTU Tenayan
Dalam proses produksi PLTU Tenayan terdapat 4 siklus utama, yaitu :
a. Siklus air dan uap
b. Siklus udara bakar dan gas buang
c. Siklus Bahan bakar minyak dan batubara.
d. Siklus Air Pendingin Utama
16
Gambar 2.8. Siklus PLTU Tenayan
Sumber : Laporan Operasi PLTU Tenayan
2.3.1 Sistem Pendingin Utama
Sistem air pendingin utama merupakan sistem yang menyediakan dan
memasok air pendingin yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas
didalam kondensor dan memasok kebutuhan untuk “Auxiliary Cooling water heat
Exchanger”. Air pendingin utama (circulating water) merupakan media pendingin
untuk menyerap panas laten uap bekas dari turbin yang mengalir kedalam
kondensor. Tanpa aliran air pendingin utama yang cukup, vakum kondensor akan
rendah dan dapat mengakibatkan unit trip.
17
Gambar 2.9. Siklus Air Pendingin Utama PLTU Tenayan
Sumber : P&ID PLTU Tenayan
Ada 2 macam sistem air pendingin utama yang lazim diterapkan di PLTU yaitu
sistem terbuka dan sistem tertutup.
Pada PLTU Tenayan menggunakan system pendingin tertutup, bagian- bagian
utama pada system pendingin PLTU Tenayan yaitu :
1. Cooling tower
Cooling tower didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang berfungsi
mendinginkan air melalui kontak langsung dengan udara yang mengakibatkan
sebagian kecil air menguap. Cooling tower yang bekerja pada sistem pendinginan
udara biasanya menggunakan pompa sentrifugal untuk menggerakkan air melintasi
menara.
18
Gambar 2.10. Cooling Tower Unit 1 PLTU Tenayan
Sumber : Laporan Operasi PLTU Tenayan
A. Fungsi Cooling Tower
Semua peralatan pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui
kondensor, refrijeran akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air
menjadi panas. Air panas ini akan dipompakan ke cooling tower. Cooling tower
secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air tersebut dan
menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk dipergunakan kembali
di suatu instalasi pendingin atau dengan kata lain cooling tower berfungsi untuk
menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfer. Cooling tower mampu menurunkan suhu air lebih
rendah dibandingkan dengan peralatan - peralatan yang hanya menggunakan
udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam mobil, dan oleh karena itu
biayanya lebih efektif dan efisien energinya.
B. Prinsip Kerja Cooling Tower
Prinsip kerja cooling tower berdasarkan pada pelepasan kalor dan
perpindahan kalor. Perpindahan kalor pada cooling tower berlangsung dari air ke
19
udara. Cooling tower menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke
aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir, sehingga air yang
tersisa didinginkan secara signifikan.
Gambar 2.11. Skema Cooling Tower
Sumber : P&ID PLTU Tenayan
Prinsip kerja cooling tower dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari
bak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke cooling
tower. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan
udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower yang
terpasang pada bagian atas cooling tower, lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada cooling tower
juga dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika
terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut sedang
berlangsung.
C. Konstruksi Cooling Tower
Adapun konstruksi cooling tower jenis induced draft aliran counterflow
adalah sebagai berikut :
20
Gambar 2.12. Konstruksi Cooling Tower PLTU Tenayan
Sumber : Drawing PLTU Tenayan
Konstruksi cooling tower secara garis besar terdiri atas:
Fan
Fan merupakan bagian terpenting dari sebuah cooling tower karena
berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di
dalam menara untuk mendinginkan air. Jika fan tidak berfungsi maka kinerja
cooling tower tidak akan optimal. Fan digerakkan oleh motor listrik yang dikopel
langsung dengan poros kipas.
Kerangka Pendukung Cooling Tower
Kerangka pendukung cooling tower berfungsi untuk mendukung cooling
tower agar dapat berdiri kokoh dan tegak. Kerangka pendukung terbuat dari baja.
21
Casing Cooling Tower
Casing cooling tower harus memiliki ketahanan yang baik terhadap segala
cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari seng atau plastik.
Pipa Sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air
secara merata pada cooling tower, sehingga perpindahan kalor air dapat menjadi
efektif dan efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang - lubang kecil untuk
menyalurkan air.
Water Basin
Water basin berfungsi sebagai penampung air sementara yang jatuh dari
filling material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water basin terbuat
dari seng.
Inlet Louver
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubang -
lubang yang ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air yang
akan didistribusikan. Inlet louver terbuat dari seng.
Bahan Pengisi
Bahan pengisi merupakan bagian dari cooling tower yang berfungsi untuk
mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air masuk yang
mempunyai suhu yang cukup tinggi (33°C) akan disemprotkan ke bahan pengisi.
Pada bahan pengisi inilah air yang mengalir turun ke water basin akan bertukar
kalor dengan udara segar dari atmosfer yang suhunya (28°C). Oleh sebab itu,
bahan pengisi harus dapat menimbulkan kontak yang baik antara air dan udara
agar terjadi laju perpindahan kalor yang baik. Bahan pengisi harus kuat, ringan
dan tahan lapuk.
Bahan pengisi ini mempunyai peranan sebagai memecah air menjadi butiran
- butiran tetes air dengan maksud untuk memperluas permukaan pendinginan
22
sehingga proses perpindahan panas dapat dilakukan se-efisien mungkin.
Bahan pengisi ini umumnya terdiri dari 2 jenis lapisan:
a. 1st level packing
Bahan pengisi lapisan atas yang mempunyai celah sarang lebah lebih besar
dimaksudkan untuk pendinginan tahap pertama. Fluida yang akan
didinginkan pertama kali dialirkan ke lamella ini.
b. 2nd level packing
Bahan pengisi yang lebih lembut untuk second stage pendinginan.
Pabrikan package cooling tower umumnya merancang filling material
pada stage ini lebih tebal sehigga dapat menampung kapasitas fluida yang
lebih banyak.
Jenis bahan pengisi dapat dibagi menjadi:
a. Bahan pengisi jenis percikan (Splash fill)
Air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal, secara
terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi
permukaan bahan pengisi. Luas permukaan butiran air adalah luas permukaan
perpindahan kalor dengan udara. Bahan pengisi percikan dari plastik
memberikan
perpindahan kalor yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
b. Bahan pengisi jenis film (Film fill)
Bahan pengisi jenis film terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak
yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk
lapisan
film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat
berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Pada bahan
pengisi
film, air membentuk lapisan tipis pada sisi - sisi lembaran pengisi. Luas
permukaan dari lembaran pengisi adalah luas perpindahan kalor dengan udara
sekitar. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan kalor
23
yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis
splash.
Bahan pengisi film dapat menghasilkan penghematan listrik yang signifikan
melalui kebutuhan air yang lebih sedikit dan head pompa yang lebih kecil.
c. Bahan pengisi sumbatan rendah (Low-clog film fill)
Bahan pengisi sumbatan rendah dengan ukuran flute yang lebih tinggi, saat
ini dikembangkan untuk menangani air yang keruh. Jenis ini merupakan
pilihan
terbaik untuk air laut karena adanya penghematan daya dan kinerjanya
dibandingkan tipe bahan pengisi jenis percikan konvensional.
2. Circulating Water Pump (CWP)
Circulating water pump (CWP) merupakan pompa yang digunakan pada
system pendingin utama PLTU Tenayan, air dari water basin cooling tower
dipompakan melalui CWP kemudian masuk kedalam kondensor untuk
mendinginkan dan membantu proses kondensasi uap ekspansi dari turbin. Dari
kondensor kemudian melalui cooling tower untuk proses pendinginan dengan
media udara.
Design parameters
Type = KS11000-26
Number per one unit = 2 x 100 %
Capacity each = 10 333 m3/h
Developed head = 26 m
Pump efficiency = 88 %
Shaft horse power = 897 kW
Power consumption at 100% rating = 1000 kW
NPSH required = 6 m
24
Discharge valve
Type = HHXDF47FK-0.6MPa
hydraulic-control check
butterfly valve
Number for one unit = 2
Size = DN1200
Material = cast iron
Circulating water pump berlokasi di Gedung pompa CWP, berjumlah 4
pompa untuk 2 unit.
Gambar 2.13. Cooling Water Pump
Sumber : Laporan Assesment Hamon
3. Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor dengan media pendinginan air dari
cooling tower, uap yang digunakan untuk memutar turbin kemudian
dikondensasikan di dalam kondensor. Pada PLTU Tenayan menggunakan
kondensor dengan tipe N-6900 yang mempunyai efektivitas permukaan untuk
menukar kalor sebesar 6900 m2
Berikut data spesifikasi kondensor PLTU Tenayan :
25
Design parameters:
Condenser type = N-6900
Manufacturer = DONGFANG TURBINE CO.,LTD
Design heat duty = 167 MW
Circulating water quantity = 18 000 m3/h
Circulating water inlet temp. = 29 °C
Circulating water outlet temp. = 37 °C
Condensation pressure = 8.2 kPa
Condensation temperature = 42 °C
Cleanliness factor = 0.85
Tube dimensions = Ø 25 x 0.5 or Ø 25 x 0.7 - 8 320
Heat transfer surface = 6900 m2
Tube material = Stainless steel TP304
Tube sheet material = Stainless Steel cladded
Gambar 2.14. Drawing Kondensor PLTU Tenayan
Sumber : Drawing PLTU Tenayan
INLET OF COOLING
OUTLET OF COOLING
INLET OF COOLING WATER
OUTLET OF COOLING WATER
26
Gambar 2.15. Inlet Pipa Kondensor
Sumber : Drawing PLTU Tenayan
2.4 PERFORMA KINERJA COOLING TOWER
Performa kinerja cooling tower dievaluasi untuk membahas nilai rancangan,
identifikasi pemborosan energi, dan sarana perbaikan pada unit cooling tower.
Sehingga harapannya setelah dianalisa akan memberikan dampak atau hasil yang
lebih baik pada cooling tower PLTU Tenayan.
Gambar 2.16. Range dan Approach Temperatur pada Cooling Tower
Sumber : ASHRAE Handbook
27
Parameter untuk mengukur performa cooling tower adalah sebagai berikut :
2.4.1 Range
Range adalah perbedaan atau jarak antara temperature air masuk dan
keluar cooling tower. Nilai range yang tinggi menunjukkan bahwa cooling
tower mampu menurunkan suhu air secara efektif dan cara kinerjanya
baik. Akan tetapi range bukan ditentukan oleh cooling tower, tetapi oleh
proses yang dilayaninya. Range pada alat penukar kalor ditentukan seluruh
beban panas dan laju sirkulasi air melalui penukar panas dan menuju ke air
pendingin.
Range = suhu air masuk Cooling Tower – suhu air keluar Cooling Tower
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 = 𝑇𝑖𝑛 𝐴𝑖𝑟 − 𝑇𝑜𝑢𝑡 𝐴𝑖𝑟
2.4.2 Approach
Approach adalah perbedaan antara suhu air dingin keluar cooling tower
dan temperature wet bulb. Semakin rendah nilai approach maka semakin baik
kinerja cooling tower. Semakin dekat approach terhadap wet bulb maka
semakin mahal cooling tower karena akan meningkatkan ukuran cooling
tower tersebut. Approach merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja
menara pendingin.
Approach = Suhu air keluar Cooling Tower – Suhu wet bulb Cooling
Tower
𝐴𝑝𝑝𝑟𝑜𝑎𝑐ℎ = 𝑇𝑖𝑛 𝐴𝑖𝑟 − 𝑇𝑤𝑏
2.4.3 Efektifitas pendingin
Efektifitas pendingin adalah perbandingan antara range dan range ideal.
Semakin tinggi nilai perbandingan maka semakin tinggi efektifitas
perbandingan pada cooling tower.
Efektifitas pendingin = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑎𝑝𝑝𝑟𝑜𝑎𝑐ℎ+𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝑥 100%
28
2.4.4 Laju Aliran Massa Air (L)
Laju aliran massa air adalah jumlah aliran debit air dikalikan dengan massa
jenis air
𝐿 = 𝑄𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝜌𝑎𝑖𝑟
2.4.5 Laju Massa Udara (G)
Laju aliran massa udara adalah jumlah perkalian debit udara dengan massa
jenis udara
𝐺 = 𝑄 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑥 𝜌 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
2.4.6 Perbandingan Cair/Gas (L/G)
Perbandingan L/G menara pendingin merupakan perbandingan antara
laju alir massa air dan udara. Menara pendingin memiliki nilai desain
tertentu, pengaturan dapat dilakukan dengan perubahan beban kotak air atau
pengaturan sudut siripnya. Aturan pada termodinamika mengatakan bahwa
panas yang dibuang dari air harus sama dengan panas yang diserap oleh
udara sekitarnya.
Dalam perencanaan biasanya jumlah massa udara rata-rata per jam satuan
luas penampang G atau rasio L/G tidak diketahui. Oleh karena itu dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝐿
𝐺=
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
2.4.7 Kehilangan air akibat evaporator loss (WE)
Merupakan jumlah air yang hilang menguap pada saat proses pendinginan,
secara teori setiap 10.000.000 kCal kalor dilepas, akan mendapatkan jumlah
penguapan 1,8 m³. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑊𝐸 = 0,00085 𝑥 1,8 𝑥 𝐿 𝑥 (𝑇1 − 𝑇2)
Dimana T1 – T2 = perbedaan temperature inlet & outlet
Sumber : Perry’s Chemical Engineers Handbook (hal : 12 – 17)
29
2.4.8 Kehilangan air akibat drift loss (WD)
Jumlah banyaknya kehilangan air akibat dari drift loss pada cooling tower,
dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut :
𝑊𝐷 = 0,02% 𝑥 𝐿
2.4.9 Kehilangan air akibat blow down (WB)
Jumlah banyaknya air yang hilang akibat dari blow down cooling tower,
dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
𝑊𝐵 =𝑊𝐸
𝐶. 𝑂. 𝐶 − 1
2.4.10 Make up water Cooling Tower
Merupakan banyaknya air pengisi yang ditambahkan akibat loss dari
evaporasi, drift loss dan blow down
𝑀𝑎𝑘𝑒 𝑢𝑝 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟 = 𝑊𝐸 + 𝑊𝐷 + 𝑊𝐵
2.4.11 Kapasitas pendingin (cooling tower)
Kapasitas pendingin (cooling tower) adalah kemampuan menara
pendingin (cooling tower) dalam membuang panas ke lingkungan.
Kapasitas pendingin dapat dihitung sebagai berikut :
𝑄 = 𝐿 𝑥 𝐶𝑝 𝑥 ∆𝑇
2.4.12 Integrasi Stepwise
Untuk mencari besarnya laju kalor yang dipindahkan oleh seluruh bagian
Cooling Tower, dapat dituliskan dengan rumus sebagai beikut:
ℎ𝑐𝐴
𝐶𝑝𝑚= 4,19 𝐿∆𝑡 ∑
1
(ℎ𝑖 − ℎ𝑎)𝑚
30
2.5 DATA PARAMETER COOLING TOWER PLTU TENAYAN
2.5.1 Cooling Tower PLTU Tenayan
Cooling tower PLTU Tenayan pada masing – masing unit mempunyai 5 cell,
berikut data spesifikasi Cooling Tower PLTU Tenayan :
Gambar 2.17. layout cooling tower
Sumber : Drawing PLTU Tenayan
Original design conditions for one cooling tower
Circulating water flow rate = 20 000 m3/h
Hot water temperature (Inlet) = 43 °C
Cold water temperature (Outlet) = 33 °C
Heat duty = 230 MW
Cooling range = 10 °C
Approach = 8 °C
Wet bulb temperature = 25 °C
Dry bulb temperature = 32 °C
Technical data
Number of cells = 5 (one unit)
Number of fans = 5
31
Fan diameter = 30 ft
Absorbed power on fan motor shaft = 185 kW
Drift eliminators = YES
Fill = NO