BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian...

16
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan- ketakutan yang lain (Chaplin, 2000). Sukmadinata, dkk (2003) mengemukakan rasa cemas menunjukkan keadaan tidak tentramnya hati karena khawatir terhadap sesuatu yang belum diketahui dengan pasti dan rasa cemas dapat memperburuk kesehatan dan mengganggu ketenangan hidup. Kecemasan merupakan suatu keadaan emosional, suatu perasaan yang tidak menyenangkan sebagai reaksi terhadap ancaman dari suatu objek yang belum jelas (Chaplin, 2000). Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan ialah suatu kondisi atau perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang mengancam diri individu, dimana objek penyebab kecemasan itu tidak jelas. Sehingga menyebabkan individu merasa khawatir, was-was, dan tidak tahu terhadap apa yang terjadi di masa yang akan datang. Orang yang merasa cemas dapat diketahui dengan melihat gejala-gejala fisiologis maupun psikologis yang timbul oleh rasa cemas tersebut. Menurut Shadily (2002), ujian merupakan suatu pemeriksaan mengenai pengetahuan, keahlian atau kecerdasan seseorang (siswa) untuk

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional

2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan

keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk

ketakutan- ketakutan yang lain (Chaplin, 2000). Sukmadinata, dkk (2003)

mengemukakan rasa cemas menunjukkan keadaan tidak tentramnya hati

karena khawatir terhadap sesuatu yang belum diketahui dengan pasti dan

rasa cemas dapat memperburuk kesehatan dan mengganggu ketenangan

hidup. Kecemasan merupakan suatu keadaan emosional, suatu perasaan

yang tidak menyenangkan sebagai reaksi terhadap ancaman dari suatu objek

yang belum jelas (Chaplin, 2000).

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan ialah

suatu kondisi atau perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang

mengancam diri individu, dimana objek penyebab kecemasan itu tidak jelas.

Sehingga menyebabkan individu merasa khawatir, was-was, dan tidak tahu

terhadap apa yang terjadi di masa yang akan datang. Orang yang merasa

cemas dapat diketahui dengan melihat gejala-gejala fisiologis maupun

psikologis yang timbul oleh rasa cemas tersebut.

Menurut Shadily (2002), ujian merupakan suatu pemeriksaan

mengenai pengetahuan, keahlian atau kecerdasan seseorang (siswa) untuk

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

12

diperkenankan atau tidak dalam mengikuti pendidikan tingkat tertentu

sedangkan Sudjana (2005) menyatakan bahwa ujian adalah hasil belajar

siswa yang merupakan akibat dari suatu proses belajar siswa yang merupaka

akibat dari suatu proses belajar siswa selama menjalani pendidikannya.

Mahmud (1998) menyatakana bahwa ujian adalah suatu penilaian yang

dilakukan sebagai tes hasil dari suatu proses belajar mengajar. Sebagai

suatu penilaian, berarti ujian merupakan suatu tindakan yang tepat bila

siswa ingin menyelesaikan proses belajar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ujian

merupakan suatu proses pemeriksaan mengenai pengetahuan, keahlian atau

kecerdasan siswa sebagai akibat dari suatu proses belajarnya selama

menjalani pendidikan.

Menurut Lewis (Larinta, 2006) kecemasan menghadapi tes adalah

pengalaman buruk yang kurang menyenangkan yang dialami individu baik

disaat persiapan tes, menjelang dan selama pelaksanaan tes. Seseorang yang

menderita kecemasan yang tinggi dalam menghadapi tes menyebabkan

seseorang terhambat atau kurang dalam memperoses informasi dan tidak

dapat menemukan cara pemecahan masalah yang tepat.

Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP adalah

suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan

siswa mengalami perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam

tingkat yang berbeda-beda karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang

timbul pada saat menghadapi ujian nasional.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

13

2.1.2 Aspek-aspek Kecemasan Menghadapi Ujian

Menurut Bakar (dalam Nurhidayati, 2004) aspek-aspek yang

mempengaruhi kecemasan yaitu:

a. Aspek Fisiologis

Kecemasan mempunyai ciri-ciri seperti, tekanan darah meningkat,

kaki dan tangan terasa dingin, mudah berkeringat, jantung berdebar-debar,

muka tiba-tiba menjadi pucat, sering sakit perut, sulit tidur, mudah pusing,

nafsu makan berkurang, sering kali terasa mual, gangguan pada lambung,

dan sesak nafas.

b. Aspek Psikologis

Kecemasan dari aspek psikologis mempunyai ciri-ciri seperti, mudah

gelisah, tegang, bingung dan mudah marah terhadap apa yang akan terjadi,

merasa tidak berdaya, merasa tidak berguna. Mudah kehilangan perhatian

dan mudah tertekan, mudah kehilangan perhatian dan gairah, tidak percaya

diri, ingin lari dari kenyataan, merasa tidak tentram atau tidak aman dan

merasa tidak mampu menyesuaikan diri.

Ayurweda ( dalam Ramaniah, 2003) menyatakan karakteristik orang

yang mengalami kecemasan adalah :

a. Kehilangan percaya diri dalam mengambil keputusan

b. Mudah marah dan meledak

c. Pikiran berubah-ubah atau resah

d. Berfikir negative terutama terhadap kemampuan diri sendiri.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

14

Koeswara (1991) menyatakan bahwa kecemasan berfungsi sebagai

peringatan bagi siswa agar mengetahui adanya bahaya yang sedang

mengancam, sehingga siswa tersebut bisa mempersiapkan langkah-langkah

yang perlu diambil untuk mengatasi bahaya yang mengancam itu.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menggunakan aspek-aspek

kecemasan yang dikemukakan oleh Bakar ( dalam Nurhidayati, 2004) yaitu

aspek fisiologis dan aspek psikologis. Alasan penulis karena penulis

menggunakan aspek-aspek yang digunakan untuk mengungkapakan tingkat

kecemasan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi unian nasional .

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Ayurweda (dalam Ramainah, 2003) faktor utama yang

mempengaruhi kecemasan adalah :

a. Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal seseorang mempengaruhi

cara berfikir seseorang tentang dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini bisa

saja disebabkan pengalaman individu dengan kelurga, dengan sahabat,

dengan rekan kerja, dan lain-lain. Kecemasan wajar timbul jika seseorang

merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

b. Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika seseorang tidak mampu menemukan

jalan keluar untuk perasaan dalam hubungan personal. Ini benar terutama

jika seseorang menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang

lama sekali.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

15

c. Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat

menyebabkan timbulnya kecemasan. Ini biasanya terlihat dalam kondisi

seperti misalnya kehamilan, semasa remaja, dan waktu pulih dari suatu

penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini perubahan-perubahan lazim

muncul dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.

d. Keturunan

Sekalipun gangguan emosi ada yang ditemukan dalam keluarga-

keluarga tertentu, ini bukan merupakan penyebab penting dari kecemasan.

Freud (dalam Suryabrata, 2004) membagi lima macam faktor

kecemasan, diantaranya adalah :

a. Frustasi

Frustasi adalah proses yang menyebabkan merasa akan adanya hambatan

terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan atau menyangka bahawa akan

terjadi suatu hal yang menghalagi keinginannya.

b. Konflik

Konflik adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih yang

berlawanan atau bertentangan satu sama lain dan tidak mungkin dipenuhi

dalam waktu yang sama. Kecemasan timbul karena konflik yang timbul

dimana terdapat satu atau lebih kebutuhan harapan.

c. Ancaman

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

16

Ancaman adalah lingkungan yang mengancam atau membahyakan

keberadaan, kesejahteraan, dan kenyamanan seseorang.

d. Harga diri

Harga diri adalah suatu penilaian yang dibuat oleh individu tentang dirinya

sendiri dan dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan,

e. Lingkungan

Adanya lingkungan dari lingkungan dapat membuat individu

berkurang kecemasannya.

2.2 Self-Efficacy

2.2.1 Pengertian Self Efficacy

Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi

belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan yang

dirasakan untuk membentuk perilaku yang tepat untuk menghadapi rasa

takut dan halangan untuk mencapai keberhasilan seperti yang diharapkan.

Bandura (1977) mendefinisikan self-efficacy sebagai pertimbangan

seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan dan menampilkan

tindakan yang diperlukan dalam mencapai kinerja yang diinginkan. Hal ini

tidak tergantung pada jenis keterampilan atau keahlian yang dimiliki oleh

seseorang, tetapi berhubungan dengan keyakinan tentang apa yang dapat

dilakukan menyangkut seberapa besar usaha yang dikeluarkan seseorang

dalam suatu tugas dan seberapa lama individu akan bertahan. Keyakinan

yang kuat akan kemampuan diri menyebabkan seseorang terus berusaha

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

17

sampai tujuannya tercapai. Namun, apabila keyakinan akan kemampuan diri

tidak kuat, seseorang cenderung akan mengurangi usahanya bila menemui

masalah. Tingkat self efficacy individu juga berpengaruh terhadap stres serta

depresi yang dapat menguatkan situasi tertentu sebagaimana tingkat

motivasi yang tentu juga mempengaruhi pencapaian prestasinya.

Bandura (1994) menyebutkan bahwa self efficacy berhubungan

dengan keyakinan bahwa seseorang dapat mengatasi masalahnya. Saat

melakukan pengaturan diri dalam perilaku efektif dituntut suatu ketrampilan

self efficacy yang tinggi. Seseorang yang memiliki self efficacy yang tinggi

akan mempunyai kemampuan bertahan lebih lama dalam menyelesaikan

masalah yang sulit dibandingkan dengan seseorang yang memiliki self

efficacy yang rendah. Hal ini karena self efficacy merupakan suatu bentuk

kemampuan yang dimiliki individu tersebut sehingga self efficacy

cenderung merupakan suatu karakter dari individu tersebut.

Self efficacy bukan merupakan ketrampilan yang dapat dirasakan,

melainkan berkenaan dengan pernyataan; ”Apa yang diyakini atau

kepercayaan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan sesuatu dengan

ketrampilan yang dimilikinya dalam situasi tertentu atau kondisi tertentu”.

Self efficacy tidak terkait dengan keyakinan tentang melakukan suatu

tindakan khusus dan gerakan motoris sederhana, tetapi berkenaan dengan

keyakinan seseorang tentang kemampunnya dalam mengubah serta

menghadapi situasi yang penuh dengan tantangan (Sudrajat, 2005).

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

18

Feist dan Feist (2002) menyatakan bahwa self efficacy adalah

keyakinan siswa bahwa siswa memiliki kemampuan dalam mengadakan

kontrol terhadap pekerjakan siswa sendiri terhadap peristiwa lingkungan itu

sendiri.

Bandura (dalam Warsito,2004) menyatakan bahwa individu yang

memiliki self efficacy yang rendah akan menghindari semua tugas dan

menyerah dengan mudah ketika masalah muncul. Siswa menganggap

kegagalan sebagai kurangnya kemampuan yang ada. Dalam kaitannya

dengan keyakinan akan kemampuan ini, orang yang memiliki self efficacy

yang tinggi berusaha atau mencoba lebih keras dalam menghadapi

tantangan sebaliknya orang yang memiliki self efficacy yang rendah akan

mengurangi usaha mereka untuk bekerja dalam situasi yang sulit.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dinyatakan bahwa self

efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan siswa terhadap kemampuan

yang dimiliknya dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang

dihadapi, sehingga mampu mengatasi rintangan dan mencapai tujuan yang

diharapkannya.

2.2.2 Aspek –aspek self efficacy

Menurut Bandura (1997) aspek-aspek self efficacy adalah sebagai berikut :

a. Outcome Expectancy

Adalah suatu kemungkinan hasil dari suatu perilaku yaitu suatu

perkiraan laku, tindakan tertentu yang bersifat khusus. Outcome Expectancy

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

19

mengandung keyakinan sejauh mana perilaku tertentu akan menimbulkan

konsekuensi tertentu.

b. Efficacy Expectancy

Adalah harapan akan dapat membentuk perilaku secara tepat suatu

keyakian bahwa seseorang akan berhasil dalam brtindak sesuai dengan hasil

yang diharapkan. Aspek ini menunjukkan bahwa harapan seseorang

berkaitan dengan kesanggupan melakukan suatu perilaku yang dikehendaki

Efficacy expectancy tergantung pada situasi dan berupa persepsi dari hasil

suatu tindakan yang didapatkan melalui kehidupan, modeling, persuasi

verbal, dan keadaan emosi yang mengancam.

c. Outcome value

Adalah nilai yang mempunyai arti dari konsekuensi-konsekuensi

yang terjadi bila suatu pilihan dilakukan dan seseorang harus mempunyai

outcome value yang tertinggi untuk mendukung outcome expectancy yang

dimiliki.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Self Efficacy

Menurut Bandura (1997) ada empat faktor penting yang digunakan

individu dalam pembentukan self efficacy yaitu :

a. Master Experience ( pengalaman keberhasilan)

Keberhasilan siswa menguatkan keyakinan akan kemampuannya.

Sebaliknya kegagalan menyebabkan seseorang bertindak lebih hati-hati.

Jika pengalaman seseorang diperoleh berdasarkan keinginan mencapai

keberhasilan dengan mudah, maka siswa cenderung memperoleh hasil

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

20

dengan cepat dan mudah putus asa saat menghadapi suatu hambatan dan

kegagalan.

b. Vicarious Experience (meniru)

Vicarious Experience merupakan pengalaman orang lain yang

seolah-olah dialami sendiri. Hal ini menunjukkan pada proses menirukan

yang akan membangun harapan bahwa siswa dapat memperbaiki prestasi

yang dimiliki dengan belajar dari pengamatan.

c. Social Persuasion

Social Persuasion menunjuk pada suatu aktivitas dimana seseorang

mendapat dorongan untuk menimbulkan kepercayaan bahwa siswa dapat

mengalami kesuksesan dengan tugas-tugas yang spesifik.

d. Psyologicial & Emotional State ( Kondisi fisiologis & emosi)

Keadaan fisik dan emosi berpengaruh pada penilaian Self Efficacy

individu. Emosi berpengaruh yang negatif seperti kecemasan untuk

menyelesaikan tugas-tugas.

Bandura (dalam Tahalele, 2005) memaparkan mengenai perbedaan

ciri-ciri orang yan memepunyai self efficacy tinggi dengan orang yang

mempunyai self efficacy rendah, sebagai berikut:

a). Orang yang mempunyai self efficacy yang rendah (yang ragu-ragu akan

kemampuannya):

1. Menjauhi tugas-tugas yang sulit,

2. Berhenti dengan cepat bila menemui kesulitan,

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

21

3. Memiliki cita-cita yang rendah dan komitmen yang buruk untuk

tujuan yang mereka pilih

4. Berfokus pada akibat yang buruk dari kegagalan,

5. Mereka mengurangi usaha kareana lambat untuk memeperbaiki

keadaan dari kegagalan yang dialami, mudah untuk mengalami

stress dan depresi.

b). Orang yang mempunyai self efficacy yang tinggi ( yang mempunyai

kepercayaan yang kuat akan kemampuannya):

1. Mendekati tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dimenangkan,

2. Menyusun tujuan-tujuan yang menentang dan memelihara

komitmen untuk tujuan-tujuan tersebut,

3. Mempunyai usaha yang tinggi atau gigih,

4. Mereka berfikir strategis,

5. Berfikir bahwa kegagalan yang dialami karena usaha yang tidak

cukup sehingga diperlukan usaha yang tinggi dalam menghadapi

kesulitan,

6. Cepat memperbaiki keadaan setelah mengalami kegagalan,

7. Mengurangi stess.

2.3 Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi

Ujian

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menjadi

dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Secara lebih

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

22

rinci menurut Thornburg (Dariyo, 2004) masa remaja terbagi menjadi tiga

tahap, yaitu:

(a) remaja awal (usia 13-14 tahun), pada masa ini umumnya individu telah

memasuki pendidikan di bangku sekolah menegah tingkat pertama (SLTP);

(b) remaja tengah (usia 15-17 tahun) sedangkan masa remaja tengah,

individu sudah duduk di sekolah menengah atas (SMU); (c) ramaja akhir

(usia 18-21 tahun) pada masa ini remaja umumnya sudah memasuki

perguruan tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah bekerja.

Dalam kaitannya dengan masa perkembangan remaja, pada masa

remaja tujuan utama dari keseluruhan perkembanganya adalah pembentukan

identitas diri. Setiap individu harus melalui tugas-tugas perkembangan

sesuai dengan tahap perkembangannya. Keberhasilan individu dalam

menunaikan tugas perkembangannya, akan menentukan perkembangan

kepribadiannya. Seorang individu yang mampu menjalaninya dengan baik

akan timbul perasaan mampu atau yakin, berharga, dan optimis menghadapi

masa depannya, sebaliknya individu yang gagal akan merasakan bahwa

dirinya adalah orang yang tidak mampu, putus asa, ragu-ragu, rendah diri,

dan pesimis menghadapi masa depannya (Dariyo, 2004).

Lingkungan sosial seperti sekolah, memiliki arti penting bagi

perkembangan remaja. Sekolah menengah mempunyai pengaruh yang

sangat kuat dalam membentuk konsep-konsep para remaja tentang siapa

dirinya dan akan menjadi apa kelak. Sekolah menengah juga merupakan

jalan ke arah dunia yang lebih luas yang akan dimasuki oleh para remaja.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

23

Apa bila para remaja berhasil di sekolah menengah, masa depan tetap

terbuka. Sebaliknya apabila mengalami kegagalan dan meninggalkan

sekolah, maka akan berpengaruh bagi masa depannya. Berkaitan dengan hal

ini Gunarsa (2003) menyebutkan bahwa pada diri remaja mengalami

perubahan-perubahan yang tidak saja didalam dirinya, akan tetapi juga

perubahan dari luar dirinya, seperti perubahan sikap orang tua, anggota

keluarga lain, sikap guru-guru di sekolah, cara dan metodik mengajar guru

yang berbeda, dan kurikulum yang berubah.

Adanya perubahan sistem kurikulum pada evaluasi belajar dari

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) menjadi Ujian

Nasional (UN) sejak pada tahun ajaran 2002/2003, membawa pengaruh

pada diri siswa yang dapat berupa perasaan cemas. Hal ini dapat dilihat dari

fenomena banyaknya siswa yang tidak lulus dalam ujian nasional pada

tahun-tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh nilai standar kelulusan yang

ditetapkan relatif tinggi dan terus meningkat tiap tahunnya. Adanya

perubahan-perubahan tersebut diatas dapat menimbulkan kecemasan

tersendiri bagi siswa dalam menghadapi ujian nasional. Dari keadaan ini

siswa yang mengalami perasaan cemas, akan menganggap ujian nasional

sebagai sesuatu yang mengancam sehingga siswa merasa sulit untuk lulus.

Keadaan ini semakin membuat siswa merasa pesimis, tertekan, dan tidak

berdaya dalam menghadapi ujian nasional.

Salah satu aspek kepribadian yang menunjukkan sumber daya

manusia yang berkualitas adalah self-efficacy. Self-efficacy berfungsi

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

24

penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh seseorang.

Dengan self-efficacy individu akan dapat melakukan sesuatu sesuai dengan

keinginannya yang didasarkan pada cara pandang individu terhadap dirinya.

Terkait dengan menghadapi ujian nasional, sering kali siswa memilki

persepsi bahwa siswa tidak mampu untuk menghadapi ujian nasional

tersebut, sehingga timbulah perasaan cemas. Menurut Koswara, (1991)

kecemasan merupakan suatu fungsi peringatan bagi individu agar

mengetahui adanya bahaya yang mengancam, sehingga individu tertentu

bisa mempersiapakan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi

bahaya yang mengancam itu. Bandura (dalam de Clerg, 1994) menyatakan

bahwa kecemasan disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah

self efficacy.

Perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang

bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa

bebas melakukan hal yang disukainya bertanggung jawab atas

perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang dan

memiliki dorongan untuk berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan

kekurangannya.

Dalam kaitannya dengan ujian nasional, siswa yang memiliki self-

efficacy yang tinggi akan mensikapi ujian nasional sebagai tantangan yang

harus diselesaikan dengan baik dan penuh tanggung jawab, agar harapan-

harapannya dapat tercapai.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

25

Selain itu individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan

memiliki sikap positif mudah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan

sosialnya, tidak merasa takut dan khawatir serta menghadapi segala sesuatu

dengan tenang. Sebaliknya bagi siswa yang kurang memiliki self-efficacy

tang rendah, akan menganggap ujian nasional sebagai suatu ancaman yang

membuat siswa tersebut merasa cemas.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya keyakinan

diri atau self-efficacy yang dimiliki siswa akan lebih mendorong dan

menumbuhkan perasaan mampu serta yakin pada kemampuan dirinya, lebih

bersikap antisipatif ke arah masa depan dengan upaya mempersiapkan diri

sedini mungkin, sehingga siswa diharapkan tidak merasa cemas pada saat

menghadapi ujian nasional.

2. 4 Penelitian yang Relevan

Selain itu juga sejalan dengan hasil penelitian Nooriizki (2011)

menyatakan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara efikasi diri

dan kecemasan terhadap ujian nasional pada siswa kelas XII SMK PGRI 6

Malang.

Siswa yang mempunyai self-efficacy yang tinggi tentunya akan

mempunyai prestasi akademik yang tinggi pula. Penelitian Hadi Warsito

(2004) menunjukkan bahwa terdapat hubungan kausal positif signifikan

antara selfefficacy dengan prestasi akademik (r = 0,472). Hasil selanjutnya

juga menemukan bahwa self-efficacy berhubungan causal baik secara

langsung (r5 = 0,222), maupun secara tak langsung (r5 = 0,154), dengan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7390/2/T1_132009045_BAB II… · Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMP

26

prestasi akademik. Karena hubungan kausal langsung lebih kuat daripada

tak langsung, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik lebih

dipengaruhi secara langsung oleh self-efficacy.

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang telah

dikemukakan, maka hipotesa penelitian ini dirumuskan sebagai berikut ada

hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara self efficacy dengan

kecemasan menghadapi ujian nasional kelas IX SMP N Sumowono.