BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016)...

18
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja pada karyawan sangat dibutuhkan, karena apa yang menjadi tujuan perusahaan akan sukar dicapai bila tidak ada disiplin kerja. Dengan adanya disiplin kerja yang baik, berarti akan dicapai pula suatu keuntungan yang berguna, baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan sendiri. Berikut beberapa pendapat mengenai disiplin kerja. Menurut (hamali, 2018) mengemukakan bahwa, “Disiplin Kerja adalah suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan peraturan, dan nilainilai tinggi dari pekerjaan dan perilaku”. Menurut Keith Davis dalam (Mangkunegara, 2017) Dicipline is management action to enforce organization standards”. Berdasarkan pendapat dari Keith Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Menurut Singodimedjo dalam (Syahyuni, 2018) mengatakan bahwa: Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan. Dari pengertian disiplin kerja yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin kerja ialah suatu keharusan karyawan dalam menaati norma-norma dan mematuhi peraturan yang berlaku

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016)...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Disiplin Kerja

2.1.1. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja pada karyawan sangat dibutuhkan, karena apa yang menjadi

tujuan perusahaan akan sukar dicapai bila tidak ada disiplin kerja. Dengan adanya

disiplin kerja yang baik, berarti akan dicapai pula suatu keuntungan yang berguna,

baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan sendiri. Berikut beberapa pendapat

mengenai disiplin kerja.

Menurut (hamali, 2018) mengemukakan bahwa, “Disiplin Kerja adalah suatu

kekuatan yang berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan

dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan peraturan, dan nilai–nilai

tinggi dari pekerjaan dan perilaku”.

Menurut Keith Davis dalam (Mangkunegara, 2017) “Dicipline is

management action to enforce organization standards”. Berdasarkan pendapat dari

Keith Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk

memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

Menurut Singodimedjo dalam (Syahyuni, 2018) mengatakan bahwa:

Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan

mentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin

karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin

yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian

tujuan perusahaan.

Dari pengertian disiplin kerja yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli

tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin kerja ialah suatu keharusan

karyawan dalam menaati norma-norma dan mematuhi peraturan yang berlaku

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

9

sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pendoman-pendoman

organisasi untuk mencapai tujuan.

2.1.2. Bentuk-bentuk Disiplin Kerja

Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan

tercermin pada suasana :

1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan

2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam

melakuakan pekerjaan.

3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya

4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan

karyawan

5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan

2.1.3. Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut (mangkunegara, 2017) ada tiga pendekatan disiplin yaitu pendekatan

disiplin modern, disiplin dengan tradisi, dan disiplin bertujuan.

1. Pendekatan disiplin modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau

kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

a. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara

fisik

b. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang

berlaku

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

10

c. Keputusan-keputusan yang semuanya terhadap kesalahan atau prasangka harus

diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapakan fakta-

faktanya.

d. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap kasus

disiplin.

2. Pendekatan disiplin dengan tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara

memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

a. Displin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada

peninjauan kembali bila telah diputuskan.

b. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus disesuaikan

dengan tingkat pelanggarannya.

c. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar maupun

kepada kepada pegawai lainnya.

d. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya harus

diberi hukuman yang lebih berat.

3. Pendekatan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa :

a. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dapat dipahami oleh semua pegawai

b. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku

c. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik

d. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap

perbuatannya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

11

2.1.4. Jenis-jenis Disiplin Kerja

Menurut Hertatik dalam (Pramularso, 2017) mengemukakan bahwa disiplin

kerja ada 5 jenis yaitu:

1. Disiplin diri Sikap disiplin dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri. Hal ini

merupakan manifestasi atau aktualisasi dari tanggung jawab pribadi yang berarti

mengakui dan menerima nilai-nilai yang ada di luar dirinya

2. Disiplin Kelompok Disiplin kelompok adalah patut, taat, dan tunduknya

kelompok terhadap peraturan, perintah, dan ketentuan yang berlaku, serta mampu

mengendalikan diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita

dan tujuan tertentu, serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan

standar-standar organisasional.

3. Disiplin preventif Disiplin preventifadalah disiplin yang ditujukan untuk

mendorong pegawai agar berdisiplin dengan menaati dan mengikuti berbagai

standar serta peraturan yang telah ditetapkan.

4. Disiplin korektif Disiplin korektif merupakan suatu upaya untuk memperbaiki

dan menindak pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang

berlaku.

5. Disiplin progresif Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih

berat terhadap pelanggaran yang berulang.

2.1.5. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut (Ganyang, 2018) banyak fator yang berpengaruh terhadap

kedisiplinan kerja karyawan. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Adanya tujuan yang jelas dari perusahaan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

12

Tujuan perusahaan menjadi sasaran yang harus dicapai oleh semua anggota

perusahaan yang bersangkutan. Kedisiplinan kerja akan merujuk kepada tujuan

perusahaan. Dengan demikian agar disiplin kerja karyawan dapat diwujudkan

dengan baik, maka tujuan ini harus disosialisasikan dan dipahami oleh setiap

karyawan.

2. Adanya peraturan yang dimiliki perusahaan

Peraturan yang dimiliki perusahaan harus dinyatakan secara konkrit dan tertulis,

sehingga lebih mudah disosialisasikan dan dilaksanakanoleh semua

karyawan.peraturan ini juga mencantumkan sanki yang pasti bagi para

pelanggarnya tanpa membedakan satu karyawan dengan karyawan lainnya.

Dengan demikian semua karyawan diharapkan akan taat terhadap peraturan yang

telah ditetapkan.

3. Perilaku kedisiplinan atasan

Karyawan akan mencontoh sikap dan perilaku dari atasannya. Jika atasan selalu

taat terhadap peraturan perusahaan, maka karywan akan mengikutinya.

Sebaliknya jika atasan sering melanggar peraturan misalkan berulang kali datang

ke tempat kerja secara terlambat atau pulang daritemapat kerja lebih awal, maka

karyawan tidak menutup kemungkinan akan mencari peluang untuk melakukan

tindakan sama seperti yang dilakukan atasannya.

4. Adanya perhatian dan pengarahan kepada karyawan

Atasan yang mampu memberikan perhatian secara pribadi kepada setiap

karyawan akan menimbulkan kondisi bahwa karywan merupakan bagian penting

dari perusahaan.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

13

5. Adanya pengawasan kepada karyawan

Tugas yang diberikan kepada karyawan perlu mendapatkan pengawasan dari

atasan. Hal ini untuk meyakikan bahwa tugas dilaksanakan secara benar dan tepat

waktu.pengawasan yang dilakukan atasan kepada karyawan baik secara berkala

maupun pada waktu yang tidak diinformasikan sebelumnya akan menunjang

terwujudnya kedisiplinan kerja setiap karyawan.

6. Adanya reward and punishment

Reward merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang berhasil

melaksanakan tugas dengan penuh kedisiplinan. Punishment merupakan sanki

yang diberikan kepada karyawan yang melanggar peraturan disiplin kerja yang

telah ditetapkan oleh perusahaan.

7. Besar kecilnya kompensasi

akan bekerja dengan disiplin jika kompensasi yang diterima sebagai balasan jasa

atas hasil kerjanya dinilai memadai atau layak. sebaliknya jika karyawan menilai

kompensasi yang diterimanya kurang layak akan memicu mereka untuk bersikap

dan berperilaku yang melanggar peraturan kedisiplinan diperusahaan.

2.1.6. Tujuan Disiplin Kerja

Menurut (Supomo & N,E 2018) menjelaskan bahwa tujuan umum melakukan

pembinaan disiplin kerja yaitu agar kelangsungan hidup perusahaan sesuai dengan

tujuan yang direncanakan organisasi. Sementara itu, tujuan khusus yang

direncanakan dari pembinaan disiplin kerja, antara lain:

1. Agar tenaga kerja menaati segala peraturan dan kebijakan ketenaga kerjaan

maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku;

2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya;

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

14

3.Dapat menggunakan dan memlihara sarana dan prasarana barang dan jasa

perusahan dengan sebaik-baiknya;

4. Dapat bertindak berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku pada perusahaan;

5. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan

harapan perusahaan ,baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2.2. Kinerja

2.2.1. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan kegiatan pengolahan sumber daya organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi, berikut beberapa pendapat mengenai kinerja.

Menurut Indra bastian dalam (Fahmi, 2016) menyatakan bahwa “ kinerja

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatab program

kebijaksanaan dalam mewujudkann sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang

tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.

Menurut (Dr.Kasmir, 2017) secara sederhana pengertian “ kinerja adalah hasil

kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan

tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu”.

Menurut (Erlangga, 2017) menyatakan bahwa “Manajemen kinerja

adalahkeseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan

atauorganisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja

diperusahaan tersebut”.

Menurut Mangkunegara dalam (Erri & Fajrin, 2018) mengungkapkan bahwa

“kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya”.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

15

Berdasarkan menurut ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

hasil kerja atau tinggkat pencapaian karyawan yang diperoleh dalam menyelesaikan

tugas yang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi atau

perusahaan

2.2.2. Elemen-elemen Kinerja Karyawan

Menurut Herman Pasolong dalam (Fahmi, 2016) kinerja mempunyai

beberapa elemen yaitu :

1. Hasil kerja di capai secara individual atau secara institusi, yang berarti kinerja

tersebut adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendiri atau kelompok.

2. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberi wewenang dan tanggung

jawab, yang berarti orang atau lembaga diberi hak dan kekuasaan untuk

ditindaklanjuti, sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan baik.

3. Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melaksanakan tugas

individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang diterapkan.

4. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral dan etika, artinya selain mengikuti

aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral

dan etika yang berlaku.

2.2.3. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut prawirosentono dalam (Ardial, 2018) terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai, anatara lain :

1. Efektivitas dan efisiensi

Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baikburuknya

kinerja diukur oleh efektivitas dan efisiensi. Dikatakan efektif bila mencapai

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

16

tujuan, dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai

tujuan.

2. Otoritas dan tanggung jawab

Wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalan suatu organisasi akan

mendukung kinerja pegawai tersebur. Kinerja pegawai akan dapat terwujud bila

pegawai mempunyai komitmen dengan organisasinya dan ditunjang dengan

disiplin kerja yang tinggi.

3. Disiplin

Secara umum, disiplin menujukan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada

didi pegawai terhadap peraturan dan ketepatan perusahaan. Disiplin meliputi

ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat anata perusahaan dan

pegawai.

4. Inisiatif

Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk

merencanakan suatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap inisiatif

sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan positif dari atasan, kalau memeang

dia atasan yang baik.

2.2.4. Kreteria-kreteria Kinerja Pegawai

Menurut Jakson dalam (priansa, 2017) mengemukakan bahwa terdapat 3

(tiga) yang berhubungan dengan kinerja yaitu:

1. Sifat

Kriteria berdasarkan sifat memusatkan diri pada karakteristik pribadi seseorang

karyawan, loyalitas, kendalan, kemampuan berkomunikasi, dan ketrampilan

memimpin merupakan sifat-sifat yang sering dinilai selama proses penilaian. Jenis

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

17

kriteria ini memusatkan diri pada cara kerja seseorang, bukan pada yang dicapai

atau tidak dicapai seseorang dalam pekerjaanya.

2. Perilaku

Kriteria berdasarkan perilaku terfokus pada cara pekerjaan dilaksanakan. Kriteria

ini penting sekali bagi pekerjaan yang membutuhkan hubungan antarpersonal

pegawai. Sebagai contoh, apakah pegawainya ramah atau menyenangkan.

3. Hasil

Kriteria berkenaan dengan hasil semakin popular dengan semakin populer dengan

semakin di tekannya produktivitas dan daya saing internasional. Kriteria ini

berfokus pada apa yang telah dicapai atau dihasilkan daripada bagaimana sesuatu

dicapai atau di hasilkan.

2.2.5. Manfaat Kinerja

Terdapat beberapa penilaian-penilaian kinerja Menurut (Sinambela, 2017),

adalah:

1. Manfaat bagi pegawai yang dinilai

a. Meningkatkan motivasi

b. Meningkatkan kepuasan kerja

c. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan

d. Adanya kesempatan berkomunikasi

e. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi.

2. Manfaat bagi penilai

a. Meningkatkan kepuasan kerja;

b. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecendrungan kinerja

pegawai

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

18

c. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer ataupun pegawai

d. Sebagai sarana meningkatkan motivasi pegawai

e. Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi pegawai.

3. Manfaat bagi perusahaan

a. Perbaiki seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan;

b. Meningkatkan kualitas komunikasi;

c. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan;

d. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan untuk

masing masing pegawai.

2.3. Konsep Dasar Operasional dan perhitungan

2.3.1. Kisi-kisi Oprasional Variabel

Konsep dasar operasional berisi kisi-kisi operasional variabel yang terdapat

dimensi-dimensi yang di dalam dimensi tersebut terdapat indikator-indikator yang

selanjutnya dapat dijadikan pernyataan-pernyataan kuesioner dalam penelitian tugas

akhir ini. Dimensi-dimensi tersebut diambil berdasarkan pendapat para ahli yang ada

di dalam buku maupun jurnal untuk dijadikan pedoman sesuai dengan materi dan

bahan yang bersangkutan dengan variabel disiplin kerja dan kinerja pegawai.

Berikut ini adalah tabel yang berisi kisi-kisi operasional variabel disiplin

kerja (X) dan variabel kinerja pegawai (Y) yang dijadikan sebagai pernyataan

kuesioner yang disebar di Pusat Pemanfaat Pengindraan Jauh - LAPAN, yaitu:

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

19

Tabel II.1

Kisi-kisi Oprasional Variabel Disiplin Kerja

Variabel

Penelitian Dimensi Indikator No item

Variabel X

(Disiplin kerja)

Rasa kepedulian

karyawan

1. Peduli akan pencapaian

perusahaan

2. Terciptanya tujuan

perusahaan bagian dari

pekerjaan

1,2

Pencapaian tujuan

perusahaan

Semangat dan

gairah bekerja 3. Gairah dalam

melaksanakan tugas

4. Inisiatif untuk

mengerjakan pekerjaan

3,4 Inisiatif karyawan

dalam bekerja

Tanggung jawab 5. Mengerjakan pekerjaan

dengan baik

6. Menyelesaikan pekerjaan

dengan baik

5,6 Melaksanakan

tugas

Rasa memiliki 7. Peduli dengan rekan kerja

8. Membantu masalah

pekerjaan rekan kerja

7,8 Rasa solidaritas

Meningkatkan

efisien

9. Berkerja dengan tingkat

efidiensi tinggi

10. Meyelesaikan pekerjaan

dengan sebaik mungkin

9,10

Produktivitas kerja

Sumber : (Sutrisno, 2016)

Tabel II.2

Kisi-kisi Oprasional Variabel Kinerja

Variabel

Penelitian Dimensi Indikator No item

Variabel Y

( kinerja )

Hasil kerja

1. Mencapai hasil kerja yang

baik

2. Memberikan hasil kerja

yang baik pada lembaga

1,2

Wewenang dan

tanggung jawab

3. Keleluasaan dalam

mengambil keputusan

4. Bekerja sesuai kewenangan

3,4

Aturan kerja

5. Pekerjaan dilakukan sesuai

prosedur

6. Pekerjaan dilakukan sesuai

ketentuan yang berlaku

5,6

Moral dan etika

7. Tidak bertentangan dengan

etika

8. Tidak bertolak belakang

dengan keyakinan

7,8

Sumber :(Fahmi, 2016)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

20

2.2.3. Uji Instrument Penelitian

Salah satu metode yang digunakan dalam sebuah penelitian adalah dengan

menggunakan kuesioner. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah memenuhi

kriteria kuesioner yang baik adalah dengan melihat validitas dan reliabilitas

instrumen data kuesioner tersebut. Uji instrument penelitian terdiri dari uji validasi

dan realibilitas, yang masing-masing memiliki penjelasan yaitu :

1. Uji Validitas

Validitas Menurut Priyatno dalam (Widiyanti & Fitriani, 2017) “uji validitas

item digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur

objeknya”. Item dikatakan valid jika ada korelasi dengan skor total.Pengujian

validitas item dalam SPSS menggunakan dua metode analisis, yaitu korelasi

pearson atau corrected item total correlation. Teknik uji validitas item dengan

korelasi pearson dilakukan dengan cara mengkorelasi skor item dengan skor total

item, kemudian pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria r tabel pada

tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel,

maka item dapat dinyatakan valid (demikian pula sebaliknya).

2. Uji Reliabilitas

Menurut Sujianto dalam (Jumiyati & Harumi, 2018) “reliabilitas instrumen

diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan pengukuran”.

Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Untuk

mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode

Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan Skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.

Berikut ini adalah Skala Alpha Cronbach’s.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

21

Menurut (Noor, 2014) Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun cara yang digunakan untuk

menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah mengukur reliabilitas

dengan uji statistic Cronbach Alpha. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah

reliable akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program

computer IBM SPSS Statistics 20.

Tabel II.3

Skala Alpha Cronbach’s

NilaiAlpha Cronbach’s Keterangan

0,00 - 0,20 Kurang reliabel

0,21-0,40 Agak reliabel

0,41-0,60 Cukup reliabel

0,61-0,80 Reliabel

0,81-1,00 Sangat reliabel

Sumber : (Jumiyati & Harumi, 2018)

2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan

Konsep dasar perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini sebagaian

dasar dalam mengelolah data penelitian sehingga menghasilkan penelitian yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, adalah :

1. Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2016) berpendapat bahwa, “populasi adalah wilayah

generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

22

tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”.

Menurut (Sugiyono, 2016) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan sampling jenuh,

yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.

2. Skala Likert

Menurut (Sugiyono, 2016) “skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian”. Untuk menganalisa

secara kuantitatif, setiap jawaban diberi bobot atau skor berikut ini:

Tabel II.4

Skala Likert

Simbol Keterangan Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

RR Ragu-ragu 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : (Sugiyono, 2016)

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

23

3. Uji Koefisien Korelasi

Menurut (Sugiyono, 2016) uji koefisien korelasi adalah “teknik yang

digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua

variabel berbentuk interval dan dari sumber data yang sama”. Berikut rumus

teknis korelasi product moment adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r = Koefisien korelasi yang dicari

∑x = Jumlah skor variabel bebas

∑y = Jumlah skor variabel terikat

∑x² = Jumlah variabel x setelah dikuadratkan

∑y² = Jumlah variabel y setelah dikuadratkan

∑xy = Jumlah skor variabel x setelah dikalikan dengan variabel y

n = jumlah subjek

Uji koefisien korelasi bertujuan untuk mencari kuat atau tidaknya hubungan

antara variabel (x) dan variabel (y). Kuat atau tidaknya hubungan dapat dilihat

pada interpretasi dari hasil uji korelasi sebagai berikut :

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 ∑𝑌

𝑛∑𝑋2 − ∑𝑥 ²} 𝑛∑𝑌2 − ∑𝑌 2}

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

24

Tabel II.5

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi

Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Tingkat Hubungan

0,00- 0,199 Sangat Rendah

0,20- 0,399 Rendah

0,20- 0,599 Sedang

0,60- 0,799 Kuat

0,80- 1,000 Sangat Kuat

Sumber :(Sugiyono, 2016)

4. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Sugiyono dalam (Widiyanti & Fitriani, 2017) “untuk mencari

pengaruh varians variabel dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung

besarnya koefisien determinasi”. Koefisien determinasi dihitung dengan

mengkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan, dengan rumus sebagai

berikut:

Dimana:

KD = Besarnya koefisien penentu (determinasi)

r = Koefisien korelasi

𝑲𝑫 = 𝒓𝟐 𝒙𝟏𝟎𝟎%

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplin Kerja 2.1.1 ...€¦ · Menurut siagian dalam (Sutrisno, 2016) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian

25

5. Uji Persamaan Regresi

Menurut (Sugiyono, 2016) “rumus koefisien regresi dapat digunakan untuk

melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel

independen dimanipulasi (dirubah-ubah)”. Teknik persamaan regresi yang

penulis gunakan untuk menguji hubungan antara variabel (x) dengan variabel (y)

adalah rumus persamaan regresi product moment dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Dimana:

Y = Nilai yang diprediksi

X = Nilai varabel independen

a = nilai konstanta atau bila X = 0

b = koefisien regresi, yaitu peningkatan atau penurunan Y yang didasarkan

pada variabel X

Keterangan :

Nilai b (koefisien regresi) dan a (konstanta)

n : Jumlah sampel

X : Nilai variabel bebas

Y : Nilai variabel terikat

Y = a + bX

𝑏 = 𝑛. ∑𝑥 − ∑𝑥. ∑𝑦

√𝑛. ∑𝑥2 − ∑𝑥 2 𝑎 =

𝑛∑𝑦 − 𝑏. ∑𝑥

𝑛