BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab...
25
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 STARTUP
Perusahaan startup adalah istilah yang lazim digunakan untuk
mengacu kepada perusahaan yang didirikan oleh entrepreneur. Menurut
Anis Uzzaman (2015), startup merupakan sebuah perusahaan yang
didesain untuk berkembang dengan cepat. Baru dirintis tidak serta merta
membuat sebuah perusahaan menjadi startup. Hal yang paling penting
adalah berkembang dengan cepat. Semua hal yang berkaitan dengan
startupakan mengikuti perkembangan perusahaan tersebut.
Perkembangan startup di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat
menggembirakan. Setiap tahun bahkan setiap bulan banyak founder-
founder (pemilik) startup baru bermunculan. Menurut Yusra (2015),
sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1500 startup lokal yang ada
di Indonesia. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin naik
26
dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk
mendirikan sebuah startup.
Hal yang paling utama untuk mendirikan startup adalah tim yang
solid, karena dengan adanya tim yang solid bisa memunculkan ide-ide
baru yang kreatif dan inovatif. Dengan ide dan eksekusi yang tepat,
tentunya para founder tidak akan kesulitan menarik minat masyarakat
maupun mencari investor. Menurut Ries (2011), salah satu metodologi
untuk mendirikan dan mengelola startup adalah dengan metode Lean
Startup, yaitu menyediakan pendekatan ilmiah untuk menciptakan dan
mengelola startups dan mendapatkan produk yang diinginkan ke tangan
pelanggan lebih cepat. Metode ini Startup mengajarkan cara
mengendalikan dan mengarahkan startup, ketika berbalik, dan kapan
harus bertahan-dan mengembangkan bisnis dengan akselerasi
maksimum. Ini adalah pendekatan berprinsip untuk pengembangan
produk baru.
2.2 INDUSTRI RUMAH
Industri rumah atau yang biasa disebut home industri saat ini
sedang mulai menjamur dan berkembang pesat karena sebagai alternatif
dalam memulai bisnis yang baru. Industri rumah bagi sebagian orang
adalah sebuah pilihan karena lapangan pekerjaan yang menjadi sangat
27
menyempit. Namun, bagi sebagian orang memang sudah berniat
membangun sejak lama karena menganggap home industri adalah
sebuah pekerjaan yang menyenangkan, mudah, sekaligus
menguntungkan dengan bernagai alasan.
Menurut Muliawan (2008), Industri rumah sendiri adalah
rumah usaha produk barang atau jasa yang dikelola oleh tenaga kerja
yang terbatas, yaitu kurang dari 10 orang biasanya.Industri rumah bisa
juga disebut Usaha kecil.Industri rumah tangga tidak menyedot modal
yang banyak, cukup padat karya, dan memiliki pasar yang cenderung
stabil.Selain itu industri ini juga menyebar diberbagai wilayah di
Indonesia sehingga tidak terpusat seperti perusahaan-perusahaan attau
industri-industri besar yang terpusat dan mengandalkan investasi.
Definisi yang sejalan juga dijelaskan menurut Undang –
Undang No.20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
mengelompokan industri kedalam tiga kategori, yaitu industri mikro,
industri kecil, dan industri menengah. Untuk membangun industri rumah
tangga yang sukses perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor ini dapat pula menjadi acuan
pengusaha yang baru saja hendak memulai membangun industri
rumahan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
28
1. Modal
Bagi bentuk usaha apapun, modal merupakan faktor utama
yang harus dipenuhi.Untuk industri rumah tangga modal yang dimiliki
biasanya memang tidak cukup besar karena berasal dari patungan
beberapa orang maupun salah satu orang saja.Meski demikian, dengan
dibukanya peluang pinjaman modal dari pemerintah maupun bank,
industri rumahan tidak perlu menutup diri tetapi justru dapat
memanfaatkan kesempatan tersebut agar dapat melebarkan sayap
usahanya.Asalkan pengelolaan modal tersebut jelas dan menghasilkan.
2. Kreativitas
Industri rumahan merupakan bagian dari industri kreatif,
artinya industri ini mengandalkan kreativitas dalam mengembangkan
usahanya. Tanpa kreativitas dan ide-ide baru yang inovatif industri
rumah tangga khususnya yang menghasilkan benda-benda atau barang-
barang kerajinan dapat mengalami penurunan bahkan kebangkrutan. Hal
ini dikarenakan masyarakat atau pangsa pasar selalu menyenangi dan
menantikan hal-hal yang baru.
3. Pemasaran
Selain proses produksi, industri rumah tangga juga
membutuhkan teknik pemasaran yang tepat sasaran. Jika pemasaran
tidak berjalan dengan baik sebagus apapun kualitas barang yang
dihasilkan tidak akan memerikan keuntungan apapun jika tidak terjual
29
dipasar. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu factor
terpenting dalam industri rumahan tersebut.
4. Peluang Dan Kesempatan
Peluang dan kesempatan merupakan dua hal yang sebaiknya
tidak dilewatkan begitu saja apabila ingin membangun industri rumahan
yang berhasil. Kemampuan dalam membaca peluang perlu ditingkatkan
dan diasah semakin tajam. Sebagian besar pelaku industri yang sukses
adalah mereka yang mampu melihat peluang dengan baik dan
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya pula. Selanjutnya adalah
kesempatan, kesempatan dapat dilakukan memalui informasi. Misalnya
saja pameran-pamera, baik dalam maupun luar negeri dapat menjadi
sebuah kesempatan yang baik guna mengmbangkan industri rumahan
yang dijalankan tersebut.
Dengan memperhatikan keempat factor diatas industri rumaha
tangga merupakan industri yang dapat dibangun menjadi industri yang
emmberikan manfaat, keuntungan, dan kemakmuran baik bagi keluarga
khususnya maupun bagi perekonomian pada umunya. Selain itu industri
rumahan merupakan bentuk wirausaha yang dapat membantu pemerintah
mengatasi pengangguran.
Industri rumah tangga juga membangun kreativitas anak
bangsa dalam menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas
sekaligus mengenalkan sebagian kekayaan karya bangsa dan Negara.
Keyakinan, potensi, keahlian, dan kemampuan memanfaatkan peluang
30
dan tidak takut akan mencoba dan kegagalan merupakan hal-hal yang
menjadi acuan dalam membangun industri rumah tangga. Kriteria dalam
industri dapat dijelaskan menggunakan table UKM berdasarkan Asset
dan Omset :
Tabel 2.1 – Kriteria UKM berdasarkan Asset dan Omzet
No Uraian
Kriteria
Asset Omzet
1 Industri Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
2 Industri Kecil > 50 juta – 500 juta > 300 juta - 2,5 Milyar
3 Industri Menengah > 500 juta – 10 milyar > 2,5 milyar – 50 milyar
Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (2013)
Sebagai sebuah industri yang mengutamakan kreativitas dan
jalinan kekeluargaan, industri ini biasanya bergerak dalam bentuk-
bentuk industri kreatif yang menghasilakn kerajinan tangan, keperluan
rumah tangga, bahan makanan, atau makanan tradisional. Contoh
industri kreatif tersebut sebagai berikut:
31
2.2.1 INDUSTRI BAHAN MAKANAN
Bahan Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia.
Industri yang bergerak dibidang ini tentu menghasilan omset yang bisa
dikatakan tinggi karena barang yang dihasilkan menjadi kebutuhan yang
selalu dicari orang kebanyakan dan setiap hari. Industri bahan makanan
biasanya menghasilkan tahu, tempe, oncom, kue, dan lain sebagainya.
Tahu dan tempe misalnya, kedua bahan makanan tersebut
merupakan bahan makanan yang digemari oleh masyarakat. Dalam
proses pembuatannya baik industri tahu maupun industritempe sama-
sama menggunakan kacang kedelai. Harga kedelai sebagai bahan
bakumenjadi sorotan utama bagi pelaku industri ini. Oleh karena itu
ketika kedelai harganya melambung dan harus impor keluar negeri,
mereka sangat kawatir untuk melanjutkan usaha mereka. Disini peran
pemerintah penting guna menjaga stabilitas harga khususnya harga
kedelai dipasaran.
32
2.2.2 INDUSTRI JASA MAKANAN
Industri jasa makanan atau biasa disebut katering industri
meliputi tempat-tempat, institusi dan perusahaan yang menyediakan
makanan. Menurut Kardigantara (2006:4), jasa boga (katering) termasuk
dalam industri Commercial Catering yaitu maksud dan tujuan dari
perusahaannya adalah untuk mendapatkan profit melalui jasa layanan
katering yang bertujuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan
konsumen melalui produk (jasa) yang disediakan.
Produk katering yaitu makanan merupakan tolok ukur
kepuasan konsumen yang disesuaikan dengan kebiasaan dan
pengalaman dari konsumen tersebut yang menikmati produk Manajemen
katering mungkin didefinisikan sebagai tugas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan mengeksekusi. Setiap kegiatan
mempengaruhi persiapan dan pengiriman makanan, minuman, dan
layanan terkait di kompetitif tersebut, namun menguntungkan harga.
Manajemen katering dijalankan dalam banyak cara yang
beragam dalam masing-masing dari empat segmen. Pertama, segmen
komersial, tradisional dianggap operasi yang banyak menghasilkan
keuntungan, termasuk katering mandiri, restoran katering, dan rumahan
katering.
33
2.2.3 MAKANAN ORGANIK
Menurut Mckeith (2004) makanan organik ialah makanan yang
bebas dari bahan kimia. Makanan organik ditanam pada tanah yang
tidak disemprot dengan pupuk dan pestisida kimia. Sedangkan
menurut Astawan (2009) bahan pangan organik adalah semua bahan
pangan yang diproduksi dengan sesedikit mungkin atau bebas sama
sekali dari unsur-unsur kimia berupa pupuk, pestisida, hormon, dan
obat-obatan. Bahan pangan organik hanya menggunakan bibit lokal,
dan hanya menggunakan pupuk yang berasal dari alam berupa kotoran
hewan dan kompos (Waskito, Ananto, dan Rezza 2014).
Sesuai dengan SNI 01-6729-2002 tentang Sistem Pangan
Organik, organik merupakan suatu pelabelan dimana suatu produk
diproduksi dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh
otoritas atau lembaga sertifikasi resmi. Pertanian organik itu sendiri
didasari oleh menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintesis,
hal ini juga diperkuat oleh Waskito, Ananto, dan Rezza (2014) bahwa
produk organik adalah bahan-bahan makanan yang diproduksi dengan
tidak menggunakan bahan-bahan kimia (pestisida kimia, pupuk
sintesis, rekayasa genetika, antibiotic, hormone pertumbuhan, dll.).
Suatu sistem produksi pangan organik dirancang untuk ;
34
a) Mengembangkan keanekaragaman hayati dalam sistem
secara keseluruhan
b) Meningkatkan aktivitas biologis tanah
c) Menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang
d) Mendaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan
hewan untuk mengembalikan nutrisi ke lahan sehingga
meminimalkan penggunaan sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui
e) Mengandalkan sumberdaya yang dapat diperbaharui pada
sistem pertanian yang dikelola secara local
f) Mempromosikan penggunaan tanah
Makanan organik, pada dasarnya adalah semuajenis pangan
yang berasal dari organismehidup (hewan atau tumbuhan) dansaat ini
istilah organik digunakan secaraterbatas untuk produk-produk
tanamanyang tidak atau hanya sedikit menggunakanpestisida dan
pupuk buatan. Makanan organik diproduksi sesuai dan berdasarkan
standar produksi yang sudah ditentukan (Waskito, Ananto, dan Rezza
,2014)
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Apriani dan
Saty (2013), persepsi masyarakat terhadap makanan organik
khususnya sayuran organik, yakni memiliki gizi yang tinggi dan bebas
pestisida dan secara psikologis, kemudahan dalam memperoleh
sayuran organik juga sangat mempengaruhi keputusan konsumen .
35
2.2.4 ZAT GIZI MAKANAN ORGANIK
Info pangan organik website menguraikan bahwa makanan
organik tertentu seperti sayuran dan buah, kandungan mineralnya lebih
baik dibandingkan dengan makanan konvesional (Budi Sutomo,
2009). Seperti disebutkan oleh Prof Dr Ir Ali Khomsan yang dikutip
oleh Budi Sutomo (2009) dalam info pangan organic website
menjelaskan bahwa sayuran seperti selada, kubis, dan tomat
kandungan mineral kalsium, magnesium dan pospor jauh lebih tinggi
dibandungkan dengan sayuran anorganik. Seperti tomat organik,
kandungan kalsiumnya 23 mg sedangkan yang bukan hanya 5 mg.
Dari sisi kelezatan, pangan organik juga lebih lezat. Sayuran dan buah
organik lebih renyah, lebih manis dan lebih tahan lama. Sedangkan
yang bukan, kandungan airnya tinggi, sehingga rasanya kurang manis
dan lebih cepat busuk. Lebih baik mencegah dengan mengkonsumsi
makanan organik dari pada harus membayar lebih mahal untuk biaya
kesehatan akibatsakit yang ditimbulkan (Parlyna dan Munawarah,
2011). Adapun zat yang terkandung dalam makanan organik itu
sendiri seperti ;
1. Protein
Protein dalam tubuh merupakan asam amino esensial
yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk:
36
a) Pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum,
hemoglobin, enzim, hormone dan antibody.
b) Menggantikan sel-sel yang rusak
c) Memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh
d) Sumber energy ( Persatuan Ahli Gizi, 2008)
2. Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang
peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Didalam ketersediaanya tidak semua bahan
makanan bisa mengandung mineral yang bisa digunakan dan
dimanfaatkan oleh tubuh.
a) Sumber makanan yang mengandung mineral
b) Kalsium terdapat dalam susu dan keju
c) Natrium terdapat dalam garam dapur
d) Kalium terdapat dalam daging dan buah-buahan.
e) Fosfor, klorin, Mg dan sulfur terdapat dalam susu dan
daging
Fungsi umum mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut :
a) Memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan jalan
penggunaan mineral pembentuk asam (khlorin), fosfor
(belerang dan mineral), pembentuk basa (kapur, besi,
magnesium, kalium, dan natrium).
37
b) Mengkatalisasi reaksi dalam pemecahan karbohidrat,
lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein
dalam tubuh.
3. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang kompleks yang
dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya
tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus
didatangkan dari makanan.Vitamin termasuk kelompok zat
pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.Tiap
vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh.Karena
vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan
pengolahan.(Sunita, 2007).
Vitamin terbagi atas :
1. Vitamin yang larut dalam lemak :
a) Vitamin A
Berguna untuk pertumbuhan, penglihatan, reproduksi,
dan pemeliharaan kesehatan sel epitel.Sumber makanan
vitamin A pepaya, wortel, apel.
b) Vitamin D
Berperan dalam penyerapan dan metabolisme kalsium
dan fosfor, serta pembentukan tulang dan gigi.Tubuh
manusia mampu membuat vitamin D dengan pertolongan
sinar ultraviolet yang berasal dari matahari untuk kulit.
38
c) Vitamin E
Sebagai anti oksidan untuk berbagai substansi yang
larut dalam lemak, misalnya vitamin A dan asam lemak tak
jenuh. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
kerusakan saluran darah dan perubahan permeabilitas
saluran kapiler serta dapat menyebabkan kemandulan.
Sumber makanan : minyak sayuran, butiran padi-padian
yang utuh, sayuran berdaun hijau dan kecambah.
d) Vitamin K
Berperan dalam sistem pembekuan darah sumber
makanan pada daging domba, susu dan produk susu.
2. Vitamin yang larut dalam air:
a) Vitamin Bl
Berfungsi dalam metabolisme karbohidrat untuk
pembentukan energi. Sumber makanan Vitamin Bl
meliputi ragi, hati, daging babi, butiran padi-padian
utuh, kacang, sayuran hijau, ikan, susu, telur .
b) Vitamin B2
Berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, asam
amino dan asam lemak, juga penting untuk kesehatan
kulit, mata, dan syaraf. Sumber makan sumber makanan
vitamin sumber B2 adalah susu dan produk susu,
sayuran hijau, daging (terutama hati), ikan, butiran padi
39
dan kacang-kacangan.
4. Vitamin B6
Berperan dalam pembentukan protein dan asam
amino, serta pembentukan karbohidrat dan protein.Sumber
makanan baik adalah daging merah, telur, butiran padi-
padian yang utuh, dan sayur-sayuran hijau.
5. Vitamin Bl2
Berperan untuk membuat inti sel dan
pembentukan sel darah merah yang sehat. Sumber
makanan adalah hati dan daging, organ lain dari hewan,
telur, susu.
6. Vitamin C
Berfungsi meningkatkan daya tahan,
metabolisme lemak, protein, asam amino, besi, dan
tembaga.Menyempurnakan tulang dan gigi serta
pencegahan bisul dengan pendarahan.Sumber makanan
jeruk, tomat, dan rambutan.
7. Lemak
Lemak merupakan zat padat energi, dimana
kandungan energinya dua kali lipat karbohidrat dan
protein. Sumber makanan sumber lemak : daging
berlemak, margarin, minyak goreng, jerohan, keju, dan
lain-lain. (Dep. Kes RI, 2003).Fungsi lemak :Membentuk
40
jaringan tubuh dan sebagai pelarut, vitamin yang larut
lemak seperti vitamin A, D, E, K. Lemak jenuh yang ada
dalam daging organik sama dengan daging biasa, tetapi
presentasi nya lebih rendah
8. Phytonutrien
Menurut Soenardi (2014), Phytonutrien adalah
komposisi alami dari substansi kimia pada produk
berbahan organik. Ini terdapat pada buah segar dan
sayuran yang dapat melawan penyakit dan meningkatkan
kesehatan. Semua tumbuhan juga mengandung
phytonutrienyang secara alami berfungsi melawan hama
2.3 RESEP MASAKAN
Resep masakan adalah takaran yang digunakan untuk membuat
masakan (makanan & minuman) yang telah teruji ke akuratannya.Untuk
dapat membuat masakan tentunya yang memasak (Juru masak) harus
menyiapkan bahan-bahan terlebih dahulu untuk diolah menjadi masakan
siap saji.Ada berberapa faktor yang harus diketahui oleh seorang juru
masak ketika mengkreasikan sebuah resep masakan yaitu berapa lama
waktu yang dibutuhkan sebelum masakan yang dibuat mencapai titik
basi / rusak, jumlah kalori yang akan dihasilkan dalam setiap masakan,
41
durasi yang dibutuhkan untuk memasak makanan, dan media untuk
menyajikan hasil masakan.
2.3.1 MEMASAK
Memasak adalah proses menyiapkan makanan dengan
memberikan panas. Koki memilih danmengombinasikan bahan-bahan
menggunakan alat dan metode yang luas. Dalam proses, rasa, tekstur
,penampilan, dan sifat kimia dari bahan dapat berubah. Teknik memasak
dan bahan bervariasi di dunia merefleksikan lingkungan, ekonomi, dan
tradisi budaya yang unik. Koki sendiri juga bervariasi dalam
keahliandan pengalaman. Pengertian memasak pada dasarnya adalah
penggunaan panas pada bahan makanan agar bahan makanan tersebut
bisa dimakan.Intinya adalah bahwa memasak itu membuat bahan
makanan menjadi makanan yang siap dimakan dengan menggunakan
energi panas.
Tidak ada bukti jelas kapan memasak diciptakan. Menurut ahli
primata Richard Wrangham, memasak diciptakan sekitar 1,8 sampai 2,3
juta tahun yang lalu. Peneliti lain memperkirakan memasak baru
diciptakansekitar 40 hingga 10 ribu tahun yang lalu. Bekas api tidak
dapat digunakan sebagai bukti karena api liar akibatsambaran kilat
sering terjadi di Afrika Timur dan daerah liar lain, dan sulit menentukan
42
apakah api digunakanuntuk memasak, atau hanya untuk menghangatkan
dan menjauhkan hewan pemangsa. Mayoritas antropologis berpendapat
api masak bermula lebih kurang 250 ribu tahun lalu dari bukti perapian
kuno, oven tanah, tulanghewan yang terbakar, serta batu kapak
ditemukan di Eropa dan Timur Tengah.
Menurut Wongso (2009), terdapat beberapa metode memasak
diantaranya:
1. Roasting: memasak makanan dengan oven atau di atas api
dengan pemaparan terhadapa panas yang relatif lama.
2. Baking :memasak tanpa pemaparan langsung dengan api,
biasa dalam oven atau pada permukaan panas.
3. Boiling:memasak makanan dengan direbus dalam air
mendidih
4. Frying:memasak makanan dalam lemak atau minyak
panas, biasa di wajan datar.
43
2.4 ANALISA PASAR INDUSTRI
2.4.1 E-COMMERCE
Di era komputerisasi ini, perdagangan elektronik atau biasa
disebut E-Commerce (electronic commerce) adalah bagian dari e-
lifestyle dengan transaksi jual beli dilakukan secara online dari sudut
tempat mana pun (Hidayat, 2008:5)
Menurut Wong (2010:33) E – Commerce adalah pembelian,
penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik.
Seperti televisi, radio dan jaringan komputer atau internet.
Menurut Turban et al (2008, p129-p130) e-commerce memiliki
beberapa jenis dan dijelaskan di bawah ini:
1. Business to Business (B2B) yaitu dalam transaksi B2B baik
penjual maupun pembeli adalah organisasi bisnis.
2. Business to Consumer (B2C) yaitu dalam B2C, penjual adalah
perusahaan dan pembeli perorangan. B2C juga disebut e-tailing
3. Consumer to Consumer (C2C) yaitu dalam C2C, seseorang
menjual produk atau jasa ke orang lain. Istilah C2C digunakan
sebagai “Consumer-to-Consumer” (pelanggan-ke-pelanggan).
4. Consumer to Business (C2B) yaitu dalam C2B
consumermemberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa
44
tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk
atau jasa tersebut ke konsumen.
5. Government to Citizen (G2C) yaitusebuah entitas (unit)
pemerintah menyediakan layanan para warganya melalui
teknologi e-commerce
6. Mobile Commerce (M-commerce) yaitu e-commerce dilakukan
dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan menggunakan telepon
seluler untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini
disebut m-mobile.
Menurut Harris & Goodwin (2003, p39) definisi dari e-
Commerce hanya mengacu pada perdagangan barang dan jasa secara
online. Chaffey (2002), memperlakukan e-Commerce secara terbatas
hanya sebagai sebuah subset dari e-Business. Chaffey (2002, p8)
mendefinisikan yang terakhir sebagai konsep menyeluruh yang
mencakup berbagai macam fungsi bisnis dan struktur yang dilakukan
melalui internet: ketika bisnis telah terintegrasi dengan informasi dan
komunikasi teknologi (IKT) dalam operasinya, berpotensi mendesain
ulang proses bisnis atau benar-benar menciptakan kembali model
bisnisnya.
Dalam ide bisnis Selvcook kami fokus terhadap e-commerce
yang terkategorisasi B2C& M-commerce, dimana penjualan secara
online kami lakukan dengan memberdayakan jasa onlinebaik melalui
website dan atau mobile application.
45
2.4.2 ANALISIS 5 KEKUATAN PERSAINGAN
PORTER
Menurut Porter (2008), Five Forces Model atau yang lebih
dikenal dengan Porter Five Forces Analysis adalah suatu metode untuk
menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau lingkungan.
Porter Five Forces Analysis.menyediakan model yang memungkinkan
untuk organisasi menganalisis industri dengan cara mengambil kegiatan
pesaing dan memperhitungkan. Metode ini sangat berguna untuk
mengendalikan bisnis yang sedang dijalankan. Lebih penting lagi, dapat
mengetahui kondisi posisi kompetisi saat ini dan kompetisi mendatang.
Gambar 2.1 – 5 Kekuatan Persaingan Porter
Sumber : comindwork.com(Comindwork.com, 2015)
46
Ada 5 (lima) kekuatan bersaing dalam Porter Five Forces Analysis
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi peluang dan resiko,
yaitu:
1. Competitive Rivalry
Salah satu kunci keberhasilan untuk organisasi adalah
kemampuan untuk memahami tindakan pesaing dan strategi
pemasaran. Di dalam industri Five Forces Model sendiri, terjadi
persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Menurut Porter, intensity of rivalry antar perusahaan dalam satu
industri sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor seperti
diantaranya industri growth, , product differiencies, brand
identity, switching costs dan lain sebagainya. Persaingan saat ini
sudah memasuki tahap yang sangat keras.Hal ini ditandai dengan
semakin cepatnya pesaing memperoleh akses teknologi sehingga
dalam waktu yang relatif singkat dapat menghasilkan produk
yang lebih baik ketika awalnya produk tersebut dikatakan sebagai
inovasi.
2. Threat Of New Entrans
Jumlah potensi pendatang baru ke pasar bervariasi dan
merupakan faktor kunci yang dibutuhkan untuk landasan
pengukuran.jika pasar saat ini adalah salah satu yang memiliki
basis teknologi yang sama ,brand awareness atau loyalitas dan
merupakan salah satu yang memiliki saluran distribusi yang
47
mudah diakses untuk semua ukuran organisasi , maka biasanya
akan merasa mudah untuk saingan baru untuk memasuki pasar
yang lebih berani.
Hambatan masuk (entry barriers) merupakan berbagai
faktor yang akan menghambat pendatang baru (potential new
entrants) memasuki suatu industri di Five Forces Model.
Hambatan masuk yang rendah akan mengakibatkan suatu industri
mengalami penurunan profitabilitas dengan cepat karena semakin
meningkatnya persaingan di antara perusahaan dalam satu
industri. Sebaliknya dalam Five Forces Model hambatan masuk
industri yang tinggi, diasumsikan akan dapat mempertahankan
daya tarik industri untuk jangka waktu yang panjang. Sebagai
contoh, identitas merek (brand identity) yang kuat.
3. Threat of Substitutes
Substitutes dapat didefinisikan sebagai produk-produk
atau jasa yang memenuhi konsumen tertentu dibutuhkan tetapi
juga tersedia di pasar lain . Sebuah produk pengganti adalah
produk dari industri lainyang menawarkan manfaat bagi
konsumen sebanding dengan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan dalam industri.
The threat of Substitutionmempengaruhi lingkungan
yang kompetitif untuk organisasi dan mempengaruhi kemampuan
untuk mencapai profitabilitas karena konsumen bisa memilih
48
untuk membeli pengganti bukan produk industri.
4. Bargaining Power Of Suppliers
Setiap organisasi membutuhkan bahan baku dan ini
menciptakan hubungan penjual-pembeli menjadi kombinasi pasar
dan pemasok. Kekuatan distribusi dalam hubungan tersebut
bervariasi, tetapi jika itu terletak dengan pemasok maka dapat
menggunakan pengaruh ini untuk menetapkan harga dan
ketersediaan. Supplier Bargaining Power dikatakan tinggi
apabila:
a) Ada beberapa pemasok dan banyak pembeli
b) Biaya beralih dari produk yang satu pemasok untuk
pemasok lain
c) Pemasok dapat mulai menghasilkan produk pembeli
sendiri
d) Pembeli tidak sensitif terhadap harga dan tidak
berpendidikan tentang produk
e) Produk pemasok sangat dibedakan
f) Pembeli tidak mewakili sebagian besar penjualan
pemasok
g) Produk pengganti tidak tersedia di pasar
49
5. Bargaining Power Of Customers
Pelanggan juga memiliki daya tawar yang signifikan di
pasar dan sangat mudah dilakukan untuk mentransfer antara
produk yang berbeda tanpa merasakan kerugian biaya. Di pasar
di mana produk memiliki sedikit perbedaan , loyalitas merek
rendah atau tidak ada, dan produk tersedia dari beberapa
pemasok , pelanggan biasanya termotivasi untuk melakukan
pembelian berdasarkan harga daripada konsep loyalitas.
Hal ini memberikan pelanggan kekuatan tawar yang lebih besar
dari pemasok, yang hanya dapat memenangkan pelanggan baru
sementara karena tawaran mereka lebih baik pada titik waktu
tertentu.
Ada beberapa faktor utama untuk meningkatkan daya tawar
pelanggan, diantaranya sebagai berikut:
a) Pelanggan lebih terkonsentrasi daripada penjual
b) Pelanggan sangat mengetahui mengenai produk
c) Ada sedikit perbedaan antara produk
50
2.4.3 ANALISIS STP
Menurut Kotler (2005, p.339), seluruh strategi pemasaran harus
dibangun berdasarkan tiga langkah utama dalam pemasaran bersasaran
yaitu STP- Segmentation, Targeting dan Positioning seperti dibawah ini:
Gambar 2.2 – Analisis STP
Sumber : Kotler, Bowen dan Makens (2002,p.254)
1. Segmenting
Menurut Solomon dan Elnora (2003), Segmenting adalah
membagibagi pasar atau konsumen kedalam smaller groups dengan
kebutuhan yang berbeda, karakteristik, atau perilaku yang mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Menurut
Gitosudarno (2008), Segmentasi pasar adalah usaha untuk
mengelompokkan pasar, dari pasar yang bersifat heterogen menjadi
bagian-bagian pasar yang memiliki sifat yang lebih homogen.
Menurut Gitosudarmo (2000), manfaat segmentasi pasar adalah
sebagai berikut:
51
a) Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen
lainnya.
b) Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
c) Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya
paling besar.
d) Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan
dijadikan pasar sasaran.
Kotler, Bowen dan Makens (2002, pp. 255-261) menyatakan
bahwa segmentasi dapat dilakukan berdasarkan variable – variable di
bawah ini:
a) Segmentasi geografis (geographic segmentation)
Membagi pasar menjadi unit geografis yang berbeda-beda seperti
negara, daerah otonomi, kota, iklim, atau kawasan pemukiman.
b) Segmentasi demografis (demographic segmentation)
Membagi pasar menjadi berbagai kelompok berdasarkan variabel
seperti usia, jenis kelamin, siklus hidup keluarga, pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan. Variable
demografis lebih mudah diukur jika dibandingkan dengan jenis
variable lainnya (contoh : segmentasi usia konsumen).
c) Segmentasi perilaku (behavioral segmentation)
Mengelompokkan pembeli berdasarkan pengetahuan, sikap,
tingkat penggunaan atas sebuah produk atau jasa, serta manfaat
yang dicari oleh konsumen dalam membeli produk atau jasa.
52
d) Segmentasi psikografis (psychographic segmentation)
Membagi konsumen menjadi kelompok yang berbeda-beda
berdasarkan karakteristik gaya hidup dan kepribadian konsumen.
2. Targeting
Kotler & Armstrong (2008), mendefinisikan targeting sebagai
sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik
yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan. Sedangkan menurut
Keegan & Green (2008) adalah proses pengevaluasian segmentasi dan
pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara, propinsi, atau
sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan respon.
Setelah mengevaluasi berbagai segmen, perusahaan harusmemutuskan
segmen mana dan berapa segmen yang akan dilayani. Pasar sasaran
mencakup seperangkat pembeli yang memiliki kebutuhan atau karakteristik
umum yang ingin dilayani oleh perusahaan.
3. Positioning
Menurut Kotler dan Keller (2006:262), Positioning adalah tindakan
merancang apa yang ditawarkan perusahaan sehingga menempati nilai
yang berbeda dan ditempatkan dalam target pikiran pelanggan. Perusahaan
dapat menggunakan 7 atribut penetapan posisi (Kotler, Bowen, Makens,
2002, p.344) di bawah ini:
53
1. Penetapan posisi berdasarkan atribut produk
2. Penetapan posisi berdasarkan manfaat tertentu yang ditawarkan bagi
konsumen.
3. Penetapan posisi berdasarkan penggunaannya
4. Penetapan posisi berdasarkan siapa kelompok konsumen yang
mungkin menjadi pemakai dari produk atau jasa perusahaan.
5. Penetapan posisi berdasarkan pesaing (lebih baik dari posisi pesaing
saat ini)
6. Penetapan posisi berdasarkan kategori produk
7. Penetapan posisi berdasarkan mutu/ harga
2.4.4 ANALISIS TOWS
Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya
yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan
tantangan-tantangan yang dihadapi. SWOT adalah akronim untuk
Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities),
dan Ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut
Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk
mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam
pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan
54
eksternal (peluang dan ancaman).
Seiring dengan perkembangan waktu banyak model bisnis baru
beralih ke analisis TOWS. Perbedaan yang mendasar dalam analisis
SWOT dan analisis TOWS adalah analisis TOWS merupakan analisis
yang diawali dari mengeksplorasi pemikiran akan hal-hal yang akan
datang atau hal yang lebih dinamis yaitu dari faktor eksternal terlebih
dahulu baru diikuti dengan faktor internal. Hal ini diyakini akan
menghasilkan analisa yang lebih bisa memanfaatkan peluang dan dapat
mengantisipasi segala ancaman yang akan dating. Analisis TOWS dapat
dikatakan lebih visioner dari pada Analisis SWOT (Permana, 2013).
Matriks strategi TOWS merangkai perangkat pencocokan yang
penting membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu
strategi SO (Strengths-Opportunities), strategi WO (Weakness-
Opportunities), strategi ST (Strengths-Threaths) dan strategi WT
(Weakness-Threaths). Mencocokkankuncifaktor-faktor eksternal dan
internal merupakan bagian yang sulit dalam mengembangkan Matriks
TOWS dan memerlukan penilaian yang baik (David, 2004).Berikut akan
dijelaskan lebih lanjut:
1. Strengths & Opportunities (SO)
Perusahaan dapat menggunakan Kekuatan (Strengths) untuk
mengambilkeuntungan dari Peluang (Opportunities) yang ada.
Kekuatan adalah faktor internal yang dimiliki, baik bersifat individual,
55
kelompok ataupun proses bisnis organisasi. Faktor kekuatan ini dapat
menjadi potensi paling pentingdalam keberhasilan strategi perusahaan.
2. Strengths & Threats (ST)
Perusahaan dapat menggunakan Kekuatan (Strength) untuk menghadapi
adanya potensi dan Ancaman (Threats) yang nyata. Kekuatan juga
diperlukan dalam mengatasi ancaman kompetitor, dan dalam dunia
bisnis dimana perubahan atau dinamika pasar yang sangat cepat, akan
membuat perubahan yang cepat pula setiap pemain. Semisal kekuatan
perusahaan adalah jumlah jaringan bisnis yang tersebar luas, maka
pengelolaan dan pengawasan harus semakin intensif agar kompetitor
tidak memakan pangsa pasar berlebihan.
3. Weaknesses and Opportunities (WO)
Perusahaan dapat menggunakan Peluang (Opportunites) untuk
mengatasi kelemahan (Weakness).Selain kekuatan yang bisa
dikedepankan, kelemahan dalam perusahaan harus dapat diminimalkan,
agar tidak menjadi mangsa bagi pesaing dan pasar.Dengan adanya
peluang yang terbuka, maka kelemahan perusahaan dapat dikelola lebih
baik.
4. Weaknesses and Threats (WT)
Perusahaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan
menghindari Ancaman (Threats). Kelemahan yang ada harus dapat
menghindari ancaman nyata atau ancaman yang hanya memiliki
potensi. Kerjasama antar tim sangat diperlukan agar kelemahan ini
56
tidak membuat perusahaan sulit bersaing.
2.4.5 MARKETING MIX
Marketing mix atau bauran pemasaran menurut Kotler dan
Keller (2007) memiliki pengertian sebagai berikut : “Bauran pemasaran
adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mengejar tujuan perusahaannya”. Maka, dapat disimpulkan bahwa
bauran pemasaran merupakan satu perangkat yang terdiri dari produk,
harga, promosi dan distribusi, yang didalamnya akan menentukan
tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk
mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran. Menurut Alma
(2008:303) mendefinisikan bauran pemasaran yang digunakan dalam
analisis adalah konsep 7P yang terdiri dari 4P tradisional yaitu: produk
(product), Harga (Price), Lokasi (Place), dan promosi (Promotion).
Ditambah dengan 3P khusus untuk pemasaran jasa, yaitu: SDM
(People), Bukti Fisik/ Sarana dan Prasarana (Physicsal Evidence), dan
Proses (Process).
1. Product
Pada jaman sekarang ini, konsumen semakin banyak memiliki
alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk
melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor-faktor
57
kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga
sebelum memutuskan untuk membeli.
Dari faktor-faktor tersebut, keunggulan produk termasuk ke
dalam pertimbangan utama sebelum membeli. Keunggulan kompetitif
suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan
produk baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan
parameter jumlah penjualan produk.(Tjiptono, 2008).
2. Price
Sepatutnya dewasa ini harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk
layanan yang diberikan oleh penjual. Banyak perusahaan mengadakan
pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak
dicapainya.Adapun tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan
penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan stabilitas
harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya.(Engel & Blackwell,
2004).
3. Place
Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu
perusahaan dapat bereaksi terhadap perubahan situasi
ekonomi.Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-
dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus
(Christian A.D Selang, 2013). Keputusan pemilihan lokasi berkaitan
dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya
kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus mempertimbangkan
58
dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi,
demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang.
4. Promotion
Menurut Tjiptono (2007:209-210) yang dikutip oleh Selang (2013),
promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
5. People
Payne (2000:18) yang dikutip oleh Baso (2013), menyatakan bahwa
orang atau karyawan merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki
peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampain
produk ke tangan konsumen. Selain itu terdapat empat kriteria peranan
atau pengaruh dari aspek people yang mempengaruhi pelanggan, yaitu
peran: Contractors: people disini berinteraksi langsung dengan konsumen
dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli. Modifier: people tidak secara langsung
mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan
konsumen, misalnya: repsionis. Influencers: people mempengaruhi
konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung
kontak dengan konsumen. Isolated: people tidak secara langsung ikut
serta dalam marketing mix dan juga tidak sering bertemu dengan
59
konsumen. Misalnya: karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan
data processing (Lupiyoadi, 2001:63).
6. Proses
Proses dibedakan dengan dua cara (Selang, 2013) yaitu : Complexity,
dalam hal ini berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam
proses. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam
langkah tahap proses. Obyek utama dari pemasaran adalah
mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pasar. Oleh karena itu jasa
harus didesain untuk memenuhi keinginan tersebut. Desain jasa tersebut
disampaikan. Proses mencerminkan bagaimana semua elemen bauran
pemasaran dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa
diberikan kepada pelanggan. Dengan demikian, pemasar harus dilibatkan
ketika desain proses jasa dibuat, karena pemasar juga sering terlibat
dalam pengawasan kualitas jasa. Lupiyoadi (2001:64).
7. Physical Evidence
Dikutip oleh Selang (2013), perusahaan melalui tenaga pemasarnya
menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu
sebagai berikut : An attention-creating medium. Perusahaan jasa
melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik
semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya. As a
message-creating medium. Menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari
produk jasa. As effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna,
60
bercorak, dan desain untuk menciptakan sesuatu dari produk jasa yang
ditawarkan. (Hurriyati, 2005:64). Bentuk fisik di artikan oleh Zeithaml et
al (2009:168) merupakan suatu hal yang secara nyata mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan jasa yang di
tawarkan (Baso, 2013).
2.4.6 BRANDING
Menurut Maulana (2012), branding adalah kumpulan kegiatan
komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses
membangun dan membesarkan suatu brand/merek. Menurut Durianto,
dkk, (2004:54) “brand awareness (kesadaran merek), menunjukan
kesanggupan konsumen (atau calon pembeli) dalam mengingat kembali
(recognize) atau mengenali (recall) bahwa suatu merek merupakan suatu
bagian dari kategori produk tertentu”. Konsumen yang terbiasa
menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap
brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek atau
brand personality (Rangkuti, 2002:43). Citra merek menurut Keller
(2008:51) adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai
refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen
(Santoso,2013).
61
Oleh karena itu, Selvcook dalam hal ini akan melakukan
branding dengan mengkomunikasikan kepada konsumen melalui tagline
yang kami buat untuk membangun citra dan persona merek kami di mata
calon konsumen. Selain itu, dengan mengkomunikasikan tagline kami
tersebut, langkah lain yang kami tuju untuk membangun merek kami
adalah dengan mewujudkan logo perusahaan kami dengan konsep yang
sesuai dengan tema bisnis yang kami junjung serta eye-catching
sehingga akan membuat konsumen secara langsung maupun tidak
langsung dengan melihat logo tersebut akan mengingat Selvcook. Di
lain hal, melalui perantara komunitas, kami bersama dengan komunitas
akan mengangkat citra organik agar semakin diminati tidak hanya oleh
kalangan komunitas tersebut namun akan melebar ke lapisan masyarakat
lainnya.
2.4.7 PERILAKU KONSUMEN MENGKONSUMSI
MAKANAN
Perilaku konsumen pada dasarnya adalah bagaimana
memahami “Mengapa konsumen melakukan dan apa yang mereka
lakukan” (Schiffman dan Kanuk, 2008:6) mengemukakan bahwa studi
perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang
62
individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang
tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Konsumen memiliki
keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh
individu dariberbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan
keadaan sosial ekonomilainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi perilaku tersebut.
Perilaku makan atau kebiasan mengkonsumsi makanan adalah
cara individu atau kelompok individu memilih pangan apa yang
dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologi dan
social budaya. Perubahan kebiasaan makan dapat disebabkan oleh faktor
pendidikan gizi, dan kesehatan serta aktivitas pemasaran atau distribusi
pangan.
2.7 THE 9 BUILDING BLOCKS
Model bisnis didefinisikan sebagai gambaran dasar pemikiran
tentang bagaimana organisasi menciptakan dan memberikan nilai
(Osterwalder & Pigneur, 2010). Model bisnis diyakini dapat dijelaskan
dengan sangat baik melalui sembilan blok bangunan dasar yang
memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan
menghasilkan uang. Kesembilan blok tersebut adalah:
1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)
63
Menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang
ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan.Pelanggan merupakan
inti setiap model bisnis.Tanpapelanggan, tidak ada perusahaan yang
dapat bertahan lama.Sebuah model bisnis dapat didefinisikan
beberapabesar atau kecil Segmen Pelanggan.Sebuah organisasi harus
membuatkeputusan sadar tentang yang segmen untuk
melayani.Setelah keputusan ini dibuat, model bisnisdapat dirancang
dengan hati-hati di sekitar pemahaman yang kuat tentangkebutuhan
pelanggan tertentu.
2. Value Propositions (Proporsi Nilai)
Menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang
menciptakan nilai untuk pelanggan secara spesifik.Beberapa proposisi
nilai mungkin inovatif dan mewakili hal baru.Lainnya mungkin mirip
dengan penawaran pasar yang ada, tetapi dengan fitur dan atribut
yang ditambahkan.Value proposition membuat nilai tambah untuk
segmen pasar melalui pencampuran elemen-elemen yang sesuai
dengan kebutuhan segmen pasar. Nilai tambah dapat bersifat
kuantitatif (Misalnya: harga, kecepatan pelayanan) dan kualitatif
(Misalnya: desain, pengalaman pelanggan).
Beberapa elemen yang berkontribusi pada pembentukan nilai
tambah adalah:
a) Newness
Merupakan proposisi nilai yang sama sekali barudari
64
kebutuhan pelanggan sebelumnya. Hal ini sering terjadi ,tapi
tidak selalu terkait dengan teknologi.
b) Performance
Meningkatkan produk atau jasa kinerja memilikitradisional
menjadi cara yang umum untuk menciptakan nilai.
c) Customization
Produk atau jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan.Namun hal ini harus dilakukan secara tepat karena
berhubungan dengan kebutuhan pelanggan.
d) “Getting the Job Done”
Nilai dapat dibuat hanya dengan membantu
pelangganmendapatkan dan menyelesaian pekerjaan
tertentu sesuai dengan kebutuhan.
e) Design
Desain merupakan elemen penting namun sulit untuk
diukur.Sebuah produk dapat menonjol karena unggul di
desain.Dalam industri fashion dan industri elektronik,
desain dapat menjadi sangat pentingbagian dari Proposisi
Nilai.
f) Brand/Status
Pelanggan dapat menemukan nilai dalam tindakan
sederhana menggunakandan menampilkan merek tertentu.
Pembentukan brand ini sendiri butuh kejelian perusahaan
65
menetapkan pangsa pasar mereka.
g) Price
Sebagai tindakan untuk tetap memenangkan pasar, harga
yang bersaing merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan penjualan ketika produk dengan nilai yang
sama sudah ada lebih dahulu.
h) Cost Reduction
Membantu pelanggan untuk mengurangi biaya aktivitas
ataupun melakukan proses bisnis adalah salah satu cara
untuk menciptakan nilai.
i) Risk Reduction
Pelanggan dapat merasa mendapatkan nilai ketika
perusahaan mengurangi risiko pelanggan ketika membeli
produk atau jasa.
j) Accessibility
Membuat produk atau layanan untuk pelangganyang
sebelumnya tidak memiliki akses mudah adalah salah satu
cara untuk menciptakan nilai. Ini dapat dilakukan dari
inovasi, teknologi baru, atau kombinasikeduanya.
k) Convenience/Usability
Membuat hal-hal yang lebih nyaman atau lebih mudah
digunakan dan dapat menciptakan nilai substansial.Dalam
buku Business Model Generation (2010) contoh nya adalah
66
dengan iPod dan iTunes, Apple menawarkan kenyamanan
pelanggan dan belum pernah terjadi sebelumnya.mencari,
membeli, men-download, dan mendengarkan musik digital
sekarang mendominasi pasar.
3. Channels(Saluran)
Menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi
dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk
memberikan proporsi nilai. Tahap saluran ini diantaranya sebagai
berikut:
a) Awareness
Bagaimana kita meningkatkan kesadaran tentang perusahaan yang
ditawarkan untuk produk dan layanan.
b) Evaluation
Bagaimana caramembantu pelanggan mengevaluasi organisasi
sebagai bentuk dari Proposisi Nilai.
c) Purchase
Bagaimana cara yang paling memungkinkan untuk
pelangganmembeli spesifik produk dan layanan secara spesifik.
d) Delivery
Bagaimana cara memberikan nilai untuk pelanggan, tidak hanya
produk dan jasa yang diberikan.
67
e) After Sales
Bagaimana cara memberikan dukungan pelanggan pasca
pembelian
4. Customer Relationships (Hubungan Pelanggan)
Menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun
perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik.Ada beberapa
bentuk yang dapat dijadikan Customer Relationships. Diantaranya
sebagai berikut:
a) Personal assistance
Hubungan ini didasarkan pada interaksi manusia.Pelanggan dapat
berkomunikasi denganPersonal assistance untuk mendapatkan
bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian selesai. Hal
ini bisa terjadi penukaran pada titik penjualan, melalui call center,
melalui e-mail,atau melalui cara lain.
b) Dedicated personal assistance
Hubungan ini melibatkanperwakilan khusus untuk klien individu.
c) Self-service
Perusahaan mempertahankan adanya hubungan langsung dengan
pelanggan.Seperti menyediakan semua yang diperlukan bagi
pelanggan untuk membantu diri mereka sendiri.
d) Automated services
Jenis hubungan yang lebih canggih dari bentuk self-service
.Misalnya, profil pribadi online memberikanpelanggan akses ke
68
layanan yang disesuaikan.Secara otomatis layanan dapat mengenali
individu, karakteristik, dan menawarkan informasi yang berkaitan
dengan pesanan atau transaksi.
e) Communities
Banyak perusahaan saat ini mempertahankan komunitas onlineyang
memungkinkan pengguna untuk bertukar pengetahuan
danmemecahkan masalah masing-masing.
f) Co-creation
Banyak perusahaan yang melakukan hubungan, melampaui kerja
sama biasa seperti komunikasi antara pelanggan dengan vendor
untuk bersama-menciptakan nilai dengan pelanggan. Contohnya
adalah Amazon.com mengundang pelanggan untuk menulisulasan
dan dengan demikian menciptakan nilai bagi pecinta buku lainnya.
5. Revenue Streams (Arus Pendapatan)
Menggambarkan uang tunai yang diahasilkan perusahaan dari
masing-masing segmen pelanggan. Sebuah model bisnis dapat
melibatkan dua jenis Arus Pendapatan:
a) Pendapatan Transaksi yang dihasilkan dari pembayaran
pelanggan satu kali
b) Pendapatan Berulang dihasilkan dari pembayaran
berkelanjutan baik memberikan Proposisi Nilai untuk
pelanggan atau menyediakan dukungan pasca pembelian
pelanggan
69
6. Key Resources (Sumber Daya Utama)
Menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah
model bisnis dapat berfungsi. Key Resources dapat dikategorikan
sebagai berikut:
a) Physical : Kategori ini meliputi aset fisik seperti manufaktur
fasilitas, bangunan, kendaraan, mesin, sistem, sistem
penjualan , dan distribusi jaringan.
b) Intellectual : sumber daya intelektual seperti merek, milik
pengetahuan, paten dan hak cipta, kemitraan,dan database
pelanggan semakin penting komponen dari model bisnis yang
kuat
c) Human : Setiap perusahaan membutuhkan sumber daya
manusia, tetapiorang yang sangat menonjol dalam model
bisnis tertentu.
d) Financial :Beberapa model bisnis membutuhkan untuk
sumber daya keuangandan / atau jaminan keuangan, seperti
uang tunai, bariskredit, atau kolam opsi saham untuk
mempekerjakan karyawan inti dan lain – lain.
7. Key Activities (Aktivitas Kunci)
Menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan agar
model bisnisnya dapat bekerj. Key Activities dapat dikategorikan
sebagai berikut:
70
a) Production: Kegiatan ini berhubungan dengan merancang,
membuat, dan memberikan produk dalam jumlah besar dan /
atau kualitas unggul.
b) Problem Solving :Kegiatan utama dari jenis ini berhubungan
dengan solusi baru untuk masalah pelanggan individu.Operasi
konsultan, rumah sakit, dan lainnyaorganisasi pelayanan
biasanya didominasi olehkegiatan pemecahan masalah
c) Platform/network :model bisnis yang dirancang dengan
platform sebagai kunci sumber daya didominasi oleh platform
atau jaringan yang terkait aktivitas kunci.
8. Key Partnerships (Kemitraan Utama)
Menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat
model bisnis dapat bekerja.Hal ini dapat berguna untuk
membedakan antara tiga motivasi untuk menciptakan
kemitraan:
a) Optimization and economy of scale :bentuk kemitraan yang
paling dasar kuntuk pembeli-pemasok. Hubungan dirancang
untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya dan kegiatan.
b) Reduction of risk and uncertainty :Kemitraan dapat
membantu mengurangi risiko dalam kompetitif lingkungan
yang ditandai dengan ketidakpastian. Hal itu tidak biasa bagi
pesaing untuk membentuk aliansi strategis di satu daerah
lain.
71
c) Acquisition of particular resources and activities :Beberapa
perusahaan memiliki semua sumber daya atau melakukan
semuakegiatan yang dijelaskan oleh model bisnis
mereka.Sebaliknya, mereka memperluas kemampuan mereka
sendiri dengan mengandalkanpada perusahaan lain untuk
memberikan sumber tertentu ataumelakukan kegiatan
tertentu.
9. Cost Structure (Struktur Biaya)
Menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan model bisnis.Kesembilan pilar yang dikemas
dalam Nine Building Blocks tersebut menjadi Business Model
Canvas untuk mempermudah dalam mendefiniskan arah dan
tujuan model bisnis.Oleh karena itu dapat berguna untuk
membedakan antara dua kelas yang luas dari model bisnis
struktur biaya:
a) Cost driven : model bisnis cost-driven fokus pada
meminimalkan biaya sedapat mungkin. Pendekatan ini
bertujuan menciptakan dan memelihara paling sederhana dari
struktur biaya, menggunakan proposisi nilai harga rendah,
otomatisasi maksimum, dan outsourcing yang luas.
b) Value Driven:Beberapa perusahaan yang kurang peduli
dengan biayaimplikasi dari n model bisnis tertentu,dan bukan
fokus pada penciptaan nilai.
72
Struktur biaya dapat memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Fixed Cost :Biayayang tetap sama meskipun volume barang
atau jasa yang dihasilkan. Contohnya termasuk gaji, sewa, dan
fasilitas manufaktur fisik.
b) Variable Cost :Biaya yang bervariasi secara proporsional
dengan volumebarang atau jasa yang dihasilkan. Beberapa
bisnis, sepertifestival musik, ditandai dengan proporsi yang
tinggi oleh biaya variabel
c) Economies of scale :Biaya keuntungan bahwa bisnis
menikmati sebagai output yang mengembangkan perusahaan
besar, misalnya, mendapatkan keuntungan daritarif pembelian
massal yang lebih rendah. Hal ini dan faktor-faktor
lainmenyebabkan biaya rata-rata per unit untuk jatuh
meningkatkan output.
d) Economic of Scope :Biaya keuntungan bahwa bisnis
menikmati lebih besarlingkup operasi. Dalam sebuah
perusahaan besar,, kegiatan pemasaran atau saluran distribusi
yang samadapat mendukung beberapa produk.
73
Gambar 2.3 – Business Model Canvas
(Sumber : Business Model Generation, Alexander Osterwalder & Yves Pigneur )
2.8 BUSINESS PLAN
Studi kelayakan yang hasilnya positif akan diteruskan ke dalam
bentuk rancangan bisnis atau dapat disebut dengan business plan.
Menurut (Barringer, 2012) “ A business plan is a written narrative,
typical 25 to 35 pages long, that describes what a new business
intends to accomplish and how it intends to accomplish it. ”. Atau
dapat disebut juga ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian
perusahaan oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi
74
dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran serta
ketranpilan dan kemampuan manajer.
Menurut (Barringer, 2012) alasan penulisan business plan ada
dua internal dan eksternal:
1. Internal reason: Forces the founding team to
systematically think through every aspect of their new
venture
2. External reason: Communicates the merits of a new
venture to outsiders, such as investor and bankers
Dari pengertian di atas adalah pihak internal akan
menggunakannya sebagai suatu peta (road-map) menuju kesuksesan
bisnis. Sedangkan fungsi selanjutnya adalah ‘mengudang’ pihak
eksternal (investor) untuk berkabung dengan bisnis
tersebut.Sedangkan menurut (Hormozi et al., 2004) Tujuan dasar
business plan adalah untuk mendefinisikan bisnis dan menjelaskan
sedetil yang diperlukan mengenai bagaimana bisnis tersebut akan
beroperasi di pasar.
2.9 BREAK EVENT POINT (BEP)
Untuk mengukur layak atau tidaknya bisnis model dapat diukur
dari titik impas atau break even point. Break even point adalah suatu
75
cara atau suatu teknik yang digunakan oleh seorang petugas atau
manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume penjualan dan
volume produksi berapakah perusahaan tersebut tidak mengalami
kerugian dan tidak pula memperoleh laba (Sigit, 2002).
2.9.1 MANFAAT TITIK IMPAS (BEP)
Weston dan Bringham (2005) mengemukakan, “Analisis break-
even point atau analisis titik impas dapat membantu manajemen dalam
membuat berbagai keputusan., yaitu:
1. Mengambil keputusan untuk menghasilkan produk baru. Break-
even point dapat menolong menentukan seberapa besar penjualan
suatu produk harus dicapai agar perusahaan memperoleh laba.
2. Break-even point dapat digunakan untuk mempelajari akibat dari
perluasan secara umum terhadap tingkat operasi perusahaan.
Perluasan akan menyebabkan tingkat biaya tetap dan biaya
variable naik.
3. Pertimbangan untuk modernisasi dan otomatisasi, investasi tetap
dalam bentuk peralatan bertambah, otomatisasi ini dilakukan
untuk menurunkan biaya variable, terutama untuk tenaga kerja.
Break-even point dapat menbantu manajemen menganalisis
sebagau konsekuensi dari proyek tersebut.
76
2.10 ANALISA PESAING
Dalam industri pangan saat ini, persaingan merupakan hal yang
paling wajar terjadi. Banyak sekali industri ikut membangun
mengendalikan kebutuhan pangan khusus nya di Indonesia.Saat ini
produk makanan organik sangat bervariasi dengan model bisnis masing
– masing yang menarik, dikarenakan memang segmentasi terhadap
pencinta makanan organik semakin meningkat dan menunjukan
eksistensinya. Selvcook tidak bersaing langsung dengan semua
perusahaan dalam industry organik.
Hanya beberapa perusahaan dalam industri organik yang
menjadi para pesaing utama. Cravens (2000) menyatakan bahwa analisa
pesaing meliputi pendefenisian arena persaingan, penganalisisan group
strategis, pengambaran dan pengevaluasian tiap pesaing utama. Analisis
tersebut harus menunjukan kekuatan dan kelemahan pesaing.
Kesuksesan suatu bisnis akan mampu dicapai ketika perusahaan mampu
untuk memenangi persaingan dalam mendapatkan konsumen. Menurut
Koetler dan Keller analisa pesaing memiliki posisi yang penting, yaitu
POP (Point Of Parity) dan POD (Point of Difference) Analisa pesaing
Selvcook ini menampilkan perbandingan kelemahan dan kelebihan dari
pesaing industri pangan organik sejenis yang akan dijelaskan di BAB
IV.
77
2.11 ANALISA VRIN
Keunggulan bersaing adalah tercapainya tahap keunggulan
bersaing ketika perusahaan berhasil memformulasikan dan
mengimplementasikan poin-poin dari strategi yang dibuatnya.Menurut
Hitt, Ireland dan Hoskisson (2007,pp85-86) analisis VRiN adalah alat
analisis dimana kita menilai apa saja yang berupa sumber daya yang
Valuable rare Costly to Imitate dan Nonsubstitutable dalam perusahaan
untuk membangun inti kemampuan berkompetisi yang dicapai. Empat
kriteria keunggulan bersaing berkelanjutan tersebut sebagai berikut :
1. Valuable : Hal yang berhubungan dengan perusahaan dalam
menganalisis eksploitasi, kesempatan atau ancaman yang berasal
dari lingkungan eksternal
2. Rare : Kemampuan analisis perusahaan mengenai kemungkinan
perusahaan menganalisis adanya hal yang jarang yang dimiliki oleh
pesaing sejenis
3. Costly to imitate : Kemampuan yang tidak dimiliki perusahaan lain
dan tidak mampunyai perusahaan untuk mengembangkan strategi
yang dimilikinya
4. Non-Substitutable : Tidak adanya persamaan kemampuan strategi
dari perusahaan sejenis