BAB II LANDASAN TEORIeprints.umm.ac.id/71558/3/BAB II.pdf · 2021. 1. 20. · Transportasi...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORIeprints.umm.ac.id/71558/3/BAB II.pdf · 2021. 1. 20. · Transportasi...
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Transportasi
2.1.1 Pengertian Transportasi
Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh
manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. (sumber: wikipedia)
Pengertian Transportasi Menurut Para Ahli :
1. Salim (2000) Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam
transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu
pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah
tempat dari barang (comoditi) dan penumpang ke tempat lain.
2. Hasim Purba (2005) di dalam bukunya ”Hukum Pengangkutan Di
Laut”Pengangkutan (transportasi) adalah “kegiatan pemindahan orang
dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain baik melalui
angkutan darat, angkutan perairan maupun angkutan udara dengan
menggunakan alat angkutan. Jadi pengangkutan itu berupa suatu
wujud kegiatan dengan maksud memindahkan barang-barang atau
penumpang (orang) dari tempat asal ke suatu tempat tujuan tertentu.”
3. Miro (2005) Transportasi dapat diartikan usaha memindahkan,
mengerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu
tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih
bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Nasution (2008) adalah sebagai pemindahan
barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
4. Ridwan Khairindy (2007) Pengangkutan merupakan pemindahan
barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
6
5. H.M.N Purwosutjipto (2003) Beliau menyatakan bahwa
“Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut
dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk
menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu
tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim
mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan”.
Sedangkan menurut (Nasution, 2004) Transportasi diartikan sebagai
pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses
pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan
dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Dalam
hubungan ini terlihat bahwa unsur pengangkutan meliputi:
a. Ada muatan yang diangkut.
b. Tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya.
c. Ada jalan yang dapat dilalui.
d. Ada terminal asal dan terminal tujuan.
e. Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang
menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.
Pada dasarnya permintaan angkutan diakibatkan oleh hal- hal berikut:
1. Kebutuhan manusia untuk berpergian dari lokasi lain dengan tujuan
mengambil bagian di dalam suatu kegiatan, misalnya bekerja,
berbelanja, ke sekolah, dan lain- lain.
2. Kebutuhan angkutan barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi
di lokasi lain.
Secara garis besar, transportasi dibedakan menjadi 3 yaitu: transportasi
darat, air, dan udara. Pemilihan penggunaan moda transportasi tergantung dan
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Segi Pelayanan
b. Keandalan dalam bergerak
c. Keselamatan dalam perjalanan
d. Biaya
e. Jarak Tempuh
7
f. Kecepatan Gerak
g. Keandalan
h. Keperluan
i. Fleksibilitas
j. Tingkat Populasi
k. Penggunaan Bahan Bakar
Masing-masing moda transportasi menurut Djoko Setijowarno dan Frazila
(2001), memiliki ciri-ciri yang berlainan, yakni dalam hal:
a. Kecepatan, menunjukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
bergerak antara dua lokasi.
b. Tersedianya pelayanan (availability of service), menyangkut
kemampuan untuk menyelenggarakan hubungan antara dua lokasi.
c. Pengoperasiaan yang diandalkan (dependability of operation),
menunjukan perbedaan-perbedaan yang terjadi antara kenyataan dan
jadwal yang ditentukan.
d. Kemampuan (capability), merupakan kemampuan untuk dapat
menangani segala bentuk dan keperluan akan pengangkutan.
e. Frekuensi adalah banyaknya gerakan atau hubungan yang dijadwalkan
2.1.2 Kereta Api Sebagai Moda Transportasi
Menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 (BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1) :
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana,
sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan,
dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.
2. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik
berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian
lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait
dengan perjalanan kereta api.
8
3. Prasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api,
dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan.
4. Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel
yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta
api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan
bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.
5. Jaringan jalur kereta api adalah seluruh jalur kereta api yang terkait
satu dengan yang lain yang menghubungkan berbagai tempat sehingga
merupakan satu sistem.
6. Jalur kereta api khusus adalah jalur kereta api yang digunakan secara
khusus oleh badan usaha tertentu untuk menunjang kegiatan pokok
badan usaha tersebut.
2.2 Teori Kereta Api
2.2.1 Pengertian Kereta Api
Menurut (Nasution, 2004: 151) Kereta api adalah salah satu jenis
transportasi darat yang tersedia di masyarakat. Angkutan kereta api adalah jenis
angkutan yang bergerak di atas rel. Kereta api yang diciptakan dalam masa
revolusi industri merupakan alat angkutan untuk mengangkut barang dalam
jumlah besar dan jarak jauh. Satu gerbong barang dengan tekanan gandar 18 ton
dapat memuat puluhan ton barang; kereta penumpang mempunyai tempat duduk
untuk 90 orang dan satu lokomotif memiliki kapasitas sampai 5.000 tenaga kuda.
Dalam memberikan pelayanannya, kereta api dapat terdiri atas ratusan gerbong
atau kereta penumpang yang ditarik oleh beberapa lokomotif yang biasa
mengangkut ribuan ton barang atau ratusan penumpang.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007
tentang Perkeretaapian, perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri
atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria,
persyaratan dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. Dalam
pasal 3 disebutkan bahwa perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan untuk
memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan selamat,
9
aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien serta menunjang
pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong dan penggerak pembangunan
nasional. Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi memiliki
karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk
mengangkut, baik orang maupun barang secara massal, menghemat energi,
menghemat penggunaan ruang, mempunyai faktor kemanan yang tinggi, memiliki
tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien dibandingkan dengan moda
transportasi jalan untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu
lintasnya, seperti angkutan perkotaan (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007
tentang Perkeretaapian).
PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang menyelenggarakan pelayanan jasa angkutan kereta api. Pelayanan
adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa.
Pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis karena perbaikan
pelayanan publik di Indonesia cenderung berjalan di tempat. Pada intinya setiap
manusia sangat membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan
bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dihadapkan pada tanggung jawab
sebagai agen pembangunan yang mempunyai tanggung jawab sosial terhadap
kebutuhan. Namun, disisi lain PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dituntut sebagai
perusahaan yang mencari keuntungan untuk mempertahankan dan
mengembangkan usahanya sekaligus sebagai sumber pendapatan nasional.
Keunggulan Kereta Api:
1. Kereta api adalah tipe alat transportasi yang bersifat angkutan murah,
lebih sedikit dalam memakai energi, jangkauan operasionalnya
meliputi jarak dekat dan jarak jauh.
2. Perkeretaapian berdampak ekonomis dalam pemakian ruang, serta
tidak polutif sehingga mendukung kelestarian lingkungan hidup
manusia di masa mendatang.
3. Dalam segi operasional, kereta api memiliki keandalan keselamatan
perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit kendalanya.
10
4. Perubahan cuaca dan iklim hanya sedikit (tidak terlalu) mempengaruhi
angkutan kereta api.
2.3 Tinjauan Stasiun Kereta Api
2.3.1 Definisi Stasiun Kereta api
Merupakan salah satu sarana transportasi darat yang vital bagi masyarakat
baik sebagai penghubung antar-kota maupun dalam kota. Dalam hal ini, stasiun
kereta api memiliki peran yang tak kalah penting dari fungsi kereta api itu sendiri.
Fungsi stasiun kereta api tidak hanya sebagai halte pemberhentian belaka
melainkan sebagai fasilitas transit atau tempat kegiatan datang dan pergi para
penumpang, sehingga bangunan stasiun menjadi sarana penting pada setiap kota
yang dilalui perjalanan kereta api. Berdasarkan (UU. No. 13 tahun 1992) tentang
perkeretaapian, stasiun merupakan tempat kereta api berangkat dan berhenti untuk
melayani naik dan turunnya penumpang dan/atau bongkar muat barang dan/atau
untuk keperluan operasi kereta api yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
dan keamanan dan kegiatan penunjang stasiun serta sebagai tempat perpindahan
intra dan antarmoda transportasi. Stasiun kereta api sebagai prasarana transportasi
yang mendukung kelancaran sistem transportasi darat memiliki fungsi yang erat
kaitannya dengan faktor sosial dan ekonomi. Secara sosial stasiun menjadi
fasilitas publik dimana didalamnya berlangsung interaksi antar pengguna maupun
penyedia jasa. Dilihat dari sisi ekonomi, keberadaan stasiun kereta api mendukung
program kepariwisataan dimana stasiun memudahkan para pelancong
mengunjungi suatu daerah. Dengan menggunakan kereta api pengguna juga tidak
akan merasakan padatnya lalulintas seperti menggunakan bus maupun kendaraan
pribadi sehingga lebih dapat menghemat waktu dan biaya. Keberadaan stasiun
kereta api juga berkaitan erat dengan kelancaran perjalanan kereta api itu sendiri.
Jika suatu daerah memiliki stasiun yang baik maka hal tersebut berdampak juga
terhadap kelancaran proses bongkar muat barang serta menaikkan dan
menurunkan penumpang.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2011 Pasal 2,
stasiun kereta api merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan
11
dan pemberhentian kereta api. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2007 yang disebutkan dalam pasal 35 bahwa stasiun kereta api
berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani naik
turun penumpang, bongkar muat barang, dan/atau keperluan operasi kereta api.
Stasiun untuk keperluan naik turun penumpang sekurang-kurangnya dilengkapi
fasilitas sebagai berikut :
1. Keselamatan,
2. Keamanan,
3. Kenyamanan,
4. Naik turun penumpang,
5. Penyandang cacat,
6. Kesehatan,
7. Fasilitas Umum.
2.3.2 Fungsi Stasiun Kereta api
Utomo (2013), stasiun dapat dikategorikan menurut fungsi, ukuran, bentuk
dan letaknya.
Menurut fungsinya stasiun dikategorikan menjadi:
1. Stasiun Penumpang
Stasiun penumpang merupakan stasiun kereta api yang melayani
keperluan naik turun penumpang. Contohnya, Stasiun Kereta Api
Malang, Stasiun Kereta Api Sidoarjo, dan Stasiun Kereta Api
Surabaya Gubeng.
2. Stasiun Barang
Stasiun barang merupakan stasiun kereta api yang melayani keperluan
bongkar muat barang. Contohnya, Stasiun Jakarta Gudang.
Emplasemen stasiun barang dibuat khusus untuk melayani pengiriman
dan penerimaan barang. Sesuai dengan kegunaannya, emplasemen
stasiun barang biasanya terletak di dekat daerah industri, perdagangan,
atau pergudangan. Contoh emplasemen stasiun barang dapat dilihat
pada
12
Gambar 2.1
Gambar 2.1 Contoh Emplasemen Stasiun Barang.
Sumber: Utomo, 2013.
3. Stasiun Langsiran
Stasiun langsiran merupakan stasiun yang berfungsi untuk menyusun
rangkaian kereta api. Contohnya, Stasiun Kereta Api Bandung.
Berikut contoh emplasemen stasiun langsiran dapat dilihat pada
Gambar 2.2
Gambar 2.2 Contoh Emplasemen Stasiun Langsiran.
Sumber: Utomo, 2013.
13
2.3.3 Menurut Ukuran Stasiun Kereta api
Menurut ukurannya stasiun dikategorikan menjadi:
1. Stasiun Kecil
Stasiun kecil hanya melayani naik turun penumpang saja tanpa
pelayanan barang – barang kiriman dan tanpa ada kesempatan kereta
api yang saling bersilangan. Kereta api cepat antar kota tidak berhenti
di stasiun kecil. Contohnya, Stasiun Kereta Api Singosari. Berikut
contoh skema emplasemen stasiun kecil dapat dilihat pada
Gambar 2.3
Gambar 2.3 Contoh Skema Emplasemen Stasiun Kecil.
Sumber: Utomo, 2013.
2. Stasiun Sedang
Stasiun sedang umumnya terdapat di Kota kecil, di stasiun ini terdapat
jalan rel yang jumlahnya relative lebih banyak dibandingkan dengan
stasiun kecil. Contohnya, Stasiun Kereta Api Sidoarjo. Berikut contoh
skema emplasemen stasiun sedang yang dapat dilihat pada
Gambar 2.4
Gambar 2.4 Contoh Skema Emplasemen Stasiun Sedang.
Sumber: Utomo, 2013.
14
3. Stasiun Besar
Stasiun besar merupakan stasiun dimana semua kereta api berhenti.
Biasanya terdapat dikota besar. Stasiun besar ini melayani banyak
kereta api yang datang dan berangkat sehingga memiliki banyak jalan
rel. Contohnya, Stasiun Kereta Api Malang. Berikut contoh skema
emplasemen stasiun besar yang dapat dilihat pada
Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Contoh Skema Emplasemen Stasiun Besar.
Sumber: Utomo, 2013.
Penentuan klafisikasi kelas stasiun kereta api didasarkan kepada kriteria
dengan bobot pada masing-masing kriteria 100 angka kredit, kriteria yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas operasi, jenis peralatan yang dipergunakan untuk mendukung
operasi perjalanan kereta api.
b. Jumlah jalur, semakin banyak jalur yang masih aktif, maka semakin
tinggi bobot penilaiannya.
c. Fasilitas penunjang, semakin lengkap fasilitas penunjang, maka
15
semakin tinggi bobot penilaiannya.
d. Frekuensi lalu lintas, semakin banyak jumlah kereta api termasuk
semakin banyak kereta api yang berhenti, maka semakin tinggi bobot
penilaiannya.
e. Jumlah penumpang, semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin
semakin tinggi nilai pendapatan, maka semakin tinggi nilai bobot
penilaiannya; dan
f. Jumlah barang, semakin banyak jumlah barang dan mungkin semakin
tinggi nilai pendapatan, maka semakin tinggu bobot penilaiannya.
Penetapan klasifikasi stasiun kereta api didasarkan pada jumlah angka
kredit yang diperoleh stasiun yang bersangkutan.
Jumlah angka kredit untuk menetapkan klasifikasi stasiun adalah sebagai
berikut :
a. Kelas besar, jumlah angka kredit lebih dari 70;
b. Kelas sedang jumlah angka kredit lebih dari 50 s/d 70; dan
c. Kelas kecil jumlah angka kredit kurang dari 50.
Klasifikasi stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan PM. 33 Tahun 2011. Rincian angka kredit untuk masing- masing
komponen kriteria terdapat pada
Tabel 2.1 Rincian Angka Kredit Masing – Masing Komponen Kriteria
Sinyal (60%)
Fasilitas Operasi (25%) Telekomunikasi (20%)
Listrik (20%)
> 10 Jalur (100%)
Jumlah Jalur (20%) 6 - 10 Jalur (70%)
<6 Jalur (20%)
Perparkiran (30%)
Restoran (20%)
Penunjang (80%) Pertokoan (20%)
Perkantoran (20%)
Perhotelan (10%)
16
Fasilitas Penumpang (15%) Ruang Tunggu
Penumpang
(30%)
Parkir Kendaraan (20%)
Khusus (20%) Penitipan Barang (15%)
Pergudangan (15%)
Bongkar Muat Barang (10%)
Ruang ATM (10%)
> 60 KA (100%)
KA Berhenti (90%) 40 - 60 KA (70%)
Fasilitas Lalu Lintas
(Per Hari / 2 Arah)
(15%)
< 40 KA (20%)
> 80 KA (100%)
KA Langsung (10%) 50 - 80 KA (70%)
< 50 KA (20%)
> 50.000 (100%)
Jumlah Penumpang (Per Hari)
(20%)
10.000 - 50.000 (70%)
< 10.000 (20%)
> 150 TON (100%)
Jumlah Barang (Per Hari) (5%) 100 - 150 TON (70%)
< 100 TON (20%)
(Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan PM. 33 Tahun 2011.)
2.3.4 Menurut Bentuk Stasiun Kereta Api
Menurut bentuknya stasiun dikategorikan menjadi:
1. Stasiun Kepala atau Stasiun Siku-Siku
Pada stasiun kepala atau stasiun siku-siku letak gedung utama siku–
siku terhadap jalan rel yang berakhir di stasiun tersebut. Contohnya,
Stasiun Kereta Api Jakarta Kota. Berikut contoh skematik stasiun
kepala/stasiun siku-siku yang dapat dilihat pada
Gambar 2.6
17
Gambar 2.6 Skematik Stasiun Siku-siku.
Sumber: Utomo, 2013
2. Stasiun Sejajar
Letak gedung utama pada stasiun ini adalah sejajar terhadap jalan rel.
Berikut contoh skematik stasiun sejajar yang dapat dilihat pada
Gambar 2.7
Gambar 2.7 Skematik Stasiun Sejajar.
Sumber: Utomo, 2013
3. Stasiun Sejajar
Letak gedung utama pada stasiun ini adalah diantara jalan rel.
Contohnya, Stasiun Kereta Api Cikampek. Berikut contoh skematik
stasiun pulau yang dapat dilihat pada.
Gambar 2.8
18
Gambar 2.8 Skematik Stasiun Pulau.
Sumber: Utomo, 2013
4. Stasiun Semenanjung
Letak gedung utama pada stasiun ini bertemu diantara dua jalan
rel. Berikut contoh skematik stasiun semenanjung yang dapat
dilihat pada
Gambar 2.9
Gambar 2.9 Skematik Stasiun Semenanjung.
Sumber: Utomo, 2013
2.3.5 Menurut Letak Stasiun Kereta api
Menurut letaknya stasiun dikategorikan menjadi:
1. Stasiun Persilangan
Stasiun persilangan ini terletak di persilangan dua jalan rel. Berikut
contoh skematik stasiun persilangan yang dapat dilihat pada
Gambar 2.10
19
Gambar 2.10 Skematik Stasiun Persilangan.
Sumber: Utomo, 2013.
2. Stasiun Akhir
Stasiun akhir merupakan tempat mulai dan berakhirnya jalan rel.
Berikut contoh skematik stasiun akhir yang dapat dilihat pada
Gambar 2.11
Gambar 2.11 Skematik Stasiun Akhir.
Sumber: Utomo, 2013
3. Stasiun antara
Stasiun antara terletak pada jalan rel yang menerus. Berikut contoh
skematik stasiun antara yang dapat dilihat pada.
Gambar 2.12
20
Gambar 2.12 Skematik Stasiun Antara.
Sumber: Utomo, 2013
4. Stasiun Pertemuan
Stasiun yang menghubungkan tiga jurusan. Biasanya kombinasi dari
stasiun akhir dan stasiun antara. Berikut contoh skematik stasiun
pertemuan yang dapat dilihat pada
Gambar 2.13
Gambar 2.13 Skematik Stasiun Pertemuan.
Sumber: Utomo, 2013.
21
2.4 Standar Pelayanan Minimum
Sebuah stasiun harus memiliki standar pelayanan minimum, yang di maksut
standar pelayanan minimum adalah ukuran minimum pelayanan yang harus
dipenuhi oleh penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna
jasa, yang harus dilengkapi dengan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyedia layanan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan
yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 47 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 48 Tahun 2015.
Penyedia jasa kereta api harus memperhatikan standar pelayanan dan
fasilitas pada stasiun kereta api meliputi:
a. Loket
Pada setiap stasiun harus disediakan loket untuk kemudahan pengguna
jasa dalam membeli atau melakukan penukaran tiket. Jumlah loket
yang disediakan oleh setiap stasiun berbeda sesuai dengan jumlah
pengguna jasa setiap tahunnya dan waktu pelayanan rata – rata per
orang. Petugas loket hanya melayani satu orang antrian dengan
pembelian tiket maksimum 4 orang calon penumpang dan sesuai
dengan identitas penumpang. Loket yang dibuka harus mampu
melayani maksimum 180 detik per penumpang dan menyediakan
informasi tempat duduk yang masih tersedia.
b. Ruang tunggu
Calon penumpang memerlukan tempat yang nyaman untuk menunggu
kedatangan kereta api, oleh sebab itu setiap stasiun harus disediakan
ruang tunggu baik itu tertutup atau terbuka untuk penumpang dan
calon penumpang sebelum melakukan check in. Ruang tunggu yang
nyaman mempunyai kriteria yang luas dengan ukuran 0,64 m2 untuk
satu orang dan dilengkapi dengan pemberian tempat duduk.
22
c. Ruang Boarding
Ruang Boarding adalah ruang atau tempat yang disediakan untuk
orang yang telah melakukan verifikasi sesuai dengan identitas diri.
Ruang Boarding yang nyaman mempunyai kriteria yang luas dengan
ukuran 0,64 m2 untuk satu orang dan dilengkapi dengan pemberian
tempat duduk.
2.5 Coronavirus (COVID-19)
Coronavirus adalah Penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus
yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Cina, dinamai penyakit coronavirus
2019 (COVID-19) - 'CO' singkatan dari corona, 'VI' untuk virus, dan 'D' untuk
penyakit. Sebelumnya, penyakit ini disebut sebagai „2019 novel coronavirus‟ atau
„2019-nCoV.‟ Virus COVID-19 adalah virus baru yang dikaitkan dengan keluarga
virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan
beberapa jenis flu biasa.
Virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan
dari orang yang terinfeksi (dihasilkan melalui batuk dan bersin), dan menyentuh
permukaan yang terkontaminasi dengan virus. Virus dapat bertahan hidup di
permukaan selama beberapa jam, tetapi disinfektan sederhana dapat
membunuhnya. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan
mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa
memerlukan perawatan khusus. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki
masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit
pernapasan kronis, dan kanker lebih mungkin mengembangkan penyakit serius.
Gejala dapat termasuk :
a. Demam
b. Batuk
c. Sesak napas
Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia atau
kesulitan bernafas. Lebih jarang, penyakit ini bisa berakibat fatal.
23
Gejala-gejala ini mirip dengan flu (influenza) atau flu biasa, yang jauh
lebih umum daripada coronavirus baru. Inilah sebabnya mengapa pengujian
diperlukan untuk mengkonfirmasi apakah seseorang memiliki coronavirus baru.
Penting untuk diingat bahwa langkah-langkah pencegahan utama adalah sama -
sering mencuci tangan, dan kebersihan pernafasan (tutupi batuk atau bersin
dengan siku atau jaringan yang tertekuk, lalu buang jaringan ke tempat sampah
yang tertutup). Juga, ada vaksin untuk flu - jadi ingatlah untuk selalu mengikuti
perkembangan vaksinasi Anda dan anak Anda.
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah seseorang
terinfeksi Virus COVID-19. Cara terbaik untuk melindungi diri kita adalah
dengan menghindari kondisi atau tempat dimana Anda berpotensi terpapar virus
tersebut. Sebuah lembaga pencegahan penyakit di Amerika, Center for Disease
Control and Prevention (CDC) menyarankan Anda sejumlah hal-hal di bawah ini
untuk mencegah penyebaran penyakit pernapasan, yaitu:
a. Perbanyak cuci tangan menggunakan air dan sabun paling tidak
selama 20 detik, terutama sebelum Anda keluar kamar mandi;
sebelum makan; dan setelah Anda buang ingus, atau batuk, atau
bersin.
b. Jika air dan sabun tidak tersedia, gunakanlah pembersih tangan
alkohol dengan kandungan alkohol sebanyak minimal 60%.
c. Hindari menyentuh wajah sebelum Anda cuci tangan.
d. Hindari kontak dekat dengan orang-orang sakit.
e. Tinggal di rumah jika Anda sakit.
f. Tutupi mulut Anda saat batuk dan bersin dengan menggunakan tisu.
g. Perbanyak membersihkan barang-barang Anda serta perabotan di
rumah Anda.
Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan diberitahukan
dengan baik tentang virus COVID-19, penyakit yang disebabkannya dan
bagaimana penyebarannya. Lindungi diri Anda dan orang lain dari infeksi dengan
mencuci tangan atau sering menggunakan alkohol berbasis gosok dan tidak
24
menyentuh wajah Anda. Virus COVID-19 menyebar terutama melalui tetesan air
liur atau keluar dari hidung ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, jadi
penting bagi Anda untuk juga berlatih etiket pernapasan (misalnya, dengan batuk
ke siku yang tertekuk).
Berikut adalah empat tindakan pencegahan yang dapat Anda dan keluarga
lakukan untuk menghindari infeksi:
a. Cuci tangan
Sering-seringlah mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau
antiseptik berbasis alkohol.
b. Penutup mulut dan hidung
Tutup mulut dan hidung dengan siku atau jaringan tertekuk saat batuk
atau bersin. Buang tisu bekas segera.
c. Hindari kontak dekat
Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang memiliki gejala pilek
atau flu.
d. Mencari perawatan medis
Cari perawatan medis sejak dini jika Anda atau anak Anda mengalami
demam, batuk atau kesulitan bernapas.
Apa cara terbaik untuk mencuci tangan dengan benar ?
Langkah 1: Basahi tangan dengan air mengalir.
Langkah 2: Oleskan sabun yang cukup untuk menutupi tangan yang
Basah.
Langkah 3: Gosok semua permukaan tangan - termasuk punggung
tangan, di antara jari dan di bawah kuku - setidaknya
selama 20 detik.
Langkah 4: Bilas bersih dengan air mengalir.
Langkah 5: Keringkan tangan dengan kain bersih atau handuk sekali
Pakai.
Sering-seringlah mencuci tangan, terutama sebelum makan; setelah
meniup hidung, batuk, atau bersin; dan pergi ke kamar mandi. Jika sabun dan air
25
tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol dengan setidaknya
60% alkohol. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air, jika tangan tampak kotor.
Penggunaan masker medis disarankan jika Anda memiliki gejala
pernapasan (batuk atau bersin) untuk melindungi orang lain. Jika Anda tidak
memiliki gejala apa pun, maka tidak perlu memakai topeng. Jika masker dipakai,
mereka harus digunakan dan dibuang dengan benar untuk memastikan
efektivitasnya dan untuk menghindari risiko penularan virus. Penggunaan masker
saja tidak cukup untuk menghentikan infeksi dan harus dikombinasikan dengan
sering mencuci tangan, menutupi bersin dan batuk, dan menghindari kontak dekat
dengan siapa pun dengan gejala pilek atau flu (batuk, bersin, demam).