BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin...

21
9 Universitas Indonesia BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Zvi Bodie (2008) menyatakan “an investment is the current commitment of money or other resources in the expectation of reaping future benefit”. Komitmen yang terjadi merupakan suatu komitmen yang mengorbankan aset di masa sekarang untuk mendapatkan hasil/manfaat di masa mendatang. Keputusan investasi dilakukan oleh seseorang didasari untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang melalui penambahan aset yang dimiliki. Tujuan investasi yang lain yaitu untuk mengurangi tekanan inflasi dan mendorong untuk menghemat pajak (Kamaruddin Ahmad, 2004). Investor dalam menempatkan dananya dapat memilih berinvestasi pada real assets atau financial assets. Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan, atau mesin. Sedangkan financial asset melibatkan surat-surat berharga seperti saham, obligasi, atau sertifikat deposito. Menempatkan dana pada financial asset dapat dilakukan secara langsung (direct investing) atau tidak langsung (indirect investing). Direct investing dapat dilakukan dengan membeli langsung pada efek yang terdiri dari tiga instrumen yaitu pada instrumen pasar uang, instrumen pasar modal, atau instrumen pasar turunan. Memilih direct investing akan membutuhkan waktu yang lebih banyak terutama jika berinvestasi langsung pada instrumen saham karena membutuhkan waktu dan pikiran yang lebih banyak dalam memonitor pergerakan harga saham. Alternatif investasi yang dapat diambil oleh investor yang mempunyai waktu terbatas dapat mengambil indirect financing melalui reksa dana. Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Transcript of BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

9 Universitas Indonesia

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

Zvi Bodie (2008) menyatakan “an investment is the current commitment of money

or other resources in the expectation of reaping future benefit”. Komitmen yang

terjadi merupakan suatu komitmen yang mengorbankan aset di masa sekarang

untuk mendapatkan hasil/manfaat di masa mendatang. Keputusan investasi

dilakukan oleh seseorang didasari untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik

di masa mendatang melalui penambahan aset yang dimiliki. Tujuan investasi yang

lain yaitu untuk mengurangi tekanan inflasi dan mendorong untuk menghemat

pajak (Kamaruddin Ahmad, 2004).

Investor dalam menempatkan dananya dapat memilih berinvestasi pada real

assets atau financial assets. Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset

merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan, atau mesin.

Sedangkan financial asset melibatkan surat-surat berharga seperti saham, obligasi,

atau sertifikat deposito.

Menempatkan dana pada financial asset dapat dilakukan secara langsung (direct

investing) atau tidak langsung (indirect investing). Direct investing dapat

dilakukan dengan membeli langsung pada efek yang terdiri dari tiga instrumen

yaitu pada instrumen pasar uang, instrumen pasar modal, atau instrumen pasar

turunan. Memilih direct investing akan membutuhkan waktu yang lebih banyak

terutama jika berinvestasi langsung pada instrumen saham karena membutuhkan

waktu dan pikiran yang lebih banyak dalam memonitor pergerakan harga saham.

Alternatif investasi yang dapat diambil oleh investor yang mempunyai waktu

terbatas dapat mengambil indirect financing melalui reksa dana.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 2: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

10

2.1.1 Return Investasi

Imbal hasil (return) adalah hasil yang diperoleh dari investasi yang dilakukan.

Return dapat berupa realized return (imbal hasil realisasi) dan expected return

(imbal hasil yang diharapkan).

Realized return dihitung berdasarkan data historis, dan digunakan sebagai salah

satu pengukur kinerja perusahaan. Realized return juga berguna sebagai

penentuan expected return dan risiko di masa yang akan datang. Expected return

adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa datang (Ross &

Westerfield, 2005). Bila realized return sifatnya sudah terjadi, expected return

sifatnya belum terjadi.

2.1.2 Risiko Investasi

Pengambilan keputusan investasi dilakukan oleh investor untuk meningkatkan

nilai asetnya. Pada horison waktu yang diambil tersebut, nilai aset yang

diinvestasikan kemungkinan dapat mengalami peningkatan atau penurunan. Hal

tersebut yang dapat dikatakan sebagai risiko investasi.

Sebagian besar investor lebih menyukai investasi dengan risiko yang kecil

daripada risiko yang besar. Investor baru akan mengambil risiko yang besar jika

investasi tersebut menjanjikan return yang lebih tinggi daripada investasi yang

berisiko kecil. Dalam hal ini investor menuntut tambahan kompensasi dengan

semakin tingginya risiko. Sikap investor terhadap risiko tersebut disebut risk

averse. Investor yang sangat risk averse akan menempatkan sebagian besar

dananya pada investasi bebas risiko seperti SBI. Sebaliknya investor yang toleran

terhadap risk averse akan lebih berani menempatkan sebagian dananya pada

instrumen investasi yang berisiko seperti saham.

Risiko dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu systematic risk dan

nonsystematic risk (Levy, 1990). Systematic risk adalah risiko yang timbul dari

luar kegiatan perusahaan dan berkaitan dengan kondisi pasar secara keseluruhan

seperti resesi ekonomi, inflasi, dan sebagainya. Risiko semacam ini tidak dapat

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 3: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

11

dihilangkan dengan diversifikasi (kombinasi beberapa aset/sekuritas dalam suatu

portofolio sehingga dihasilkan tingkat risiko yang lebih rendah). Sehingga

systematic risk sering disebut juga dengan undiversifiable risk.

Kebalikan dengan systematic risk, nonsystematic risk atau unsystematic risk dapat

dikurangi dengan membentuk portofolio yang well diversified. Karena risiko ini

unik untuk tiap perusahaan, maka hal buruk yang terjadi pada suatu perusahaan

dapat diimbangi dengan hal yang baik pada perusahaan lainnya. Risiko semacam

ini sering disebut juga diversifiable risk. Hubungan antara systematic risk dan

unsystematic risk dapat dilihat dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Systematic dan Unsystematic Risk

_

Jumlah Sekuritas

Unsystematic Risk

Systematic Risk

Total Risk

Sumber: Charles P Jones, Investments, New Jersey: John Wiley & Sons, 2004

2.1.3 Proses Investasi

Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi, tujuan

investasi, dan bagaimana merancang dan mengatur aktivitas-aktivitas dalam

proses keputusan investasi, yang akan menjadi dasar dalam setiap tahap

pembuatan keputusan investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi

adalah pemahaman hubungan antara tingkat imbal hasil (return) dengan risiko

investasi.

Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan

hubungan yang searah dan linier. Artinya semakin besar risiko yang harus

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 4: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

12

ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Pada dasarnya

investor adalah seorang yang tidak menyukai risiko (risk averter), padahal tidak

ada satupun jenis investasi yang tidak mengandung risiko, sehingga pada akhirnya

setiap investor harus mengatasi hal tersebut. Risiko tidak dapat dihilangkan

namun dapat diperkecil melalui diversifikasi.

2.1.4 Portofolio Investasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mengurangi risiko portofolio

investasi dapat dilakukan dengan mendiversifikasi aset. Penurunan tingkat risiko

tersebut dapat terjadi karena variasi tingkat return instrumen investasi dalam suatu

periode tertentu sehingga dengan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi

dalam suatu portofolio, tingkat return portofolio menjadi lebih stabil dan risikonya

berkurang. Ada beberapa jenis diversifikasi yang dapat dilakukan, diantaranya:

1. Simple diversification, dimana pemilihan sekuritas dilakukan secara acak untuk

mengurangi risiko nonsistematik sehingga risiko secara keseluruhan berkurang.

Dalam simple diversification tidak dilakukan diversifikasi sekuritas

berdasarkan perbedaan industri atau prosedur analisis. Biasanya risiko

nonsistematik tersebut tidak berkurang jika jumlah saham yang dimasukkan

dalam portfolio lebih dari 15 saham.

2. Diversifying accross industries, dimana pemilihan sekuritas dilakukan pada

jenis industri yang berbeda untuk mendapatkan diversifikasi yang lebih baik.

Pendekatan diversifying accross industry memberikan hasil yang tidak lebih

efektif dibandingkan dengan simple diversification dan penambahan jumlah aset

dalam portfolio diatas 15 saham biasanya tidak banyak mengurangi risiko.

3. Superfluous diversification, yaitu pendekatan dimana investor tidak

diharapkan melakukan diversifikasi pada jenis investasi yang terlalu banyak.

Hal tersebut didasari dengan pertimbangan bahwa diversifikasi pada lebih dari

15 jenis sekuritas akan menyita banyak waktu, tenaga, dan uang akibat biaya

transaksi dari analisis sehingga mengurangi return.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 5: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

13

4. Markowitz Diversification, dengan pendekatan yang lebih ilmiah melalui

prosedur analisis menggunakan faktor koefisien korelasi untuk membentuk

portofolio efisien. Semakin rendah koefisien korelasi diantara instrumen

investasi maka semakin rendah risiko portofolio yang diperoleh.

5. Single index model diversificaton, yang mengasumsikan bahwa instrumen

investasi secara bersama akan bergerak naik atau turun mengikuti pergerakan

pasar dimana investasi tersebut berada dengan tujuan memperkecil risiko

investasi secara keseluruhan.

2.1.5 Diversifikasi Markowitz

Pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Harry Markowitz, teori portofolio

Markowitz diversification digunakan untuk menentukan return portofolio yang

diharapkan, tingkat risiko portofolio yang relevan, serta portofolio yang optimal

dari aset yang berisiko.

Menurut Markowitz, diversifikasi dapat mengurangi risiko, tetapi tidak dapat

menghilangkannya secara keseluruhan. Markowitz menyatakan bahwa investor

seharusnya berupaya memaksimalkan return dan meminimalkan risiko.

Teori portofolio Markowitz didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut

(Fuller & Farrell, 1987):

1. Investor adalah risk averse yang mengharapkan utilisasi maksimum dari

portofolionya.

2. Investor memilih portofolio berdasarkan return rata-rata dan varian yang

diharapkan.

3. Investor hanya menggunakan single holding period.

4. Tidak ada pembatasan dalam borrowing dan lending pada tingkat investasi

bebas risiko (risk free rate).

5. Investor mempunyai ekspektasi yang sama terhadap return, varian dan

kovarian.

6. Tidak ada biaya transaksi dan pajak.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 6: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

14

Dalam menentukan pilihan portofolio dikenal prinsip dominasi (dominance

principle), menurut Sharpe dan Bailey prinsip dominasi tersebut didasarkan pada

asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Jika ada dua portofolio yang memiliki tingkat risiko sama namun memiliki

tingkat return berbeda maka dipilih portofolio yang memiliki tingkat return

lebih tinggi.

2. Jika ada dua portofolio yang memiliki tingkat return yang sama namun memiliki

tingkat risiko berbeda maka dipilih portofolio yang memiliki tingkat risiko

lebih rendah.

3. Jika ada dua portofolio yang memiliki tingkat return dan risiko yang berbeda

maka portofolio yang dipilih adalah portofolio yang memiliki tingkat return

lebih tinggi dan tingkat risiko lebih rendah.

Dengan menggunakan pendekatan metode ini, diharapkan investor mendapatkan

portofolio yang optimal, yaitu portofolio yang menghasilkan return yang lebih

tinggi pada tingkat risiko yang sama atau menghasilkan portofolio investasi yang

mengandung risiko lebih rendah dibandingkan dengan portofolio lain dengan

tingkat return yang sama sebagaimana dijelaskan dalam prinsip dominasi.

Kumpulan dari portofolio optimal tersebut akan membentuk efficient set, yang

bila diplot dalam sebuah grafik akan membentuk efficient frontier, yaitu

kumpulan titik-titik yang memiliki tingkat return maksimum untuk setiap tingkat

risiko tertentu (Francis, 1993). Grafik efficient frontier ditunjukkan pada gambar

2.2.

Garis Capital Allocation Line (CAL) menunjukkan kemungkinan kombinasi

portofolio antara aset bebas risiko (risk free assets) dan aset berisiko (risky

assets). Titik rf menunjukkan return dari aset yang bebas risiko (risk free assets).

Titik P menunjukkan portofolio optimal yang terdiri dari 100% aset berisiko

(risky assets). Sedangkan titik-titik sepanjang garis rf dan P menunjukkan

kombinasi portofolio efisien antara risky assets dan risk free assets.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 7: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

15

Gambar 2.2 Efficient Frontier

CAL

P

Sumber: Charles P Jones, Investments, New Jersey: John Wiley & Sons, 2004

Secara matematik, hubungan antara return portofolio (risky assets) dan return aset

bebas risiko (risk free assets) dapat dirumuskan sebagai berikut (Bodie & Kane,

2008)

E(rc) = rf + y[ E(rp) - rf ] (2.1)

E(rc) = rf + p

c

[ E(rp) - rf ] (2.2)

Dimana, E(rc) = expected return portofolio lengkap

E(rp) = expected return portofolio aset berisiko

rf = return aset bebas risiko

c = standar deviasi portofolio lengkap

p = standar deviasi portofolio aset berisiko

Expected return portofolio dapat dihitung menggunakan rata-rata tertimbang dari

sekuritas komponen portofolio, sesuai dengan persamaan sebagai berikut:

E(rp)= E(ri) . Wi (2.3)

Dimana, E(rp) = return portofolio

E(ri) = return individu

Wi = proporsi (bobot) aset individu

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 8: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

16

Sedangkan standar deviasi portofolio yang melambangkan tingkat risiko dapat

dihitung dengan persamaan berikut:

p = Wi

2

i

2 + Wj

2

j

2 + 2 WiWj ( ij i j)] (2.4)

Dimana, p = standar deviasi portofolio

Wi = proporsi (bobot) aset i

Wj = proporsi (bobot) aset j

i = standar deviasi aset i

j = standar deviasi aset j

ij = korelasi antara return aset i dan j

2.2 Reksa Dana

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa reksa

dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer

investasi. Investasi pada reksa dana menarik bagi para investor karena dengan

melakukan investasi tersebut investor tidak membutuhkan monitoring cost yang

besar, investasi dilakukan melalui perantara pihak lain yaitu manajer investasi.

Keuntungan lain yaitu investasi pada reksa dana bersifat likuid dimana unit

penyertaannya dapat dijual sesuai dengan waktu yang diinginkan oleh investor,

dan investor dapat memilih jenis reksa dana sesuai dengan preferensi masing-

masing investor.

2.2.1 Karakteristik Reksa Dana

Menurut Adler H Manurung pada bukunya “Reksa Dana Investasiku”, reksa dana

mempunyai beberapa karakteritik yang harus dapat dipahami oleh para investor

yaitu:

1. Reksa dana merupakan kumpulan dana dan pemilik

2. Reksa dana diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrumen

investasi

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 9: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

17

3. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi

4. Reksa dana merupakan instrumen jangka menengah dan jangka panjang

5. Reksa dana merupakan produk investasi yang beresiko

2.2.2 Jenis-Jenis Reksa Dana

Berdasarkan peraturan dari Bapepam & LK, reksa dana konvensional yang

diperdagangkan pada pasar modal Indonesia dibagi ke dalam empat jenis yaitu

reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa

dana campuran.

2.2.2.1 Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana pasar uang menempatkan dana investor 100% pada efek pasar uang.

Efek pasar uang didefinisikan sebagai efek-efek hutang yang berjangka kurang

dari satu tahun. Secara umum, instrumen atau efek yang masuk dalam kategori ini

meliputi deposito, SBI, obligasi, serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo

kurang dari satu tahun. Karena jatuh tempo instrumen-instrumen tersebut kurang

dari satu tahun, maka reksa dana pasar uang memiliki risiko serta return yang

rendah.

2.2.2.2 Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi

sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang

bersifat hutang. Jenis reksa dana ini umumnya berorientasi untuk memperoleh

pendapatan tetap dari bunga obligasi. Risiko dan return yang diperoleh dari

investasi pada reksa dana pendapatan tetap lebih tinggi dari reksadana pasar uang.

2.2.2.3 Reksa Dana Saham

Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-

kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat

ekuitas (saham). Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti obligasi yang lebih

berorientasi pada pendapatan bunga, efek saham umumnya memberikan potensi

hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 10: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

18

saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain

berupa dividen. Return yang didapatkan dari investasi reksa dana saham akan

lebih optimal jika dilakukan dalam horison waktu jangka panjang.

2.2.2.4 Reksa Dana Campuran

Tidak seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana

saham yang mempunyai batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan, reksa

dana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun

ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel. Secara definisi, reksa dana

campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan

efek hutang yang perbandingannya (alokasi) tidak termasuk dalam kategori reksa

dana pendapatan tetap dan reksa dana saham.

2.2.3 Pengelola Reksa Dana

Reksa dana dikelola oleh dua pihak, yaitu Manajer Investasi dan Bank Kustodian.

2.2.3.1 Manajer Investasi

Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, Manajer Investasi adalah

pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau

mengelola portofolio kolektif untuk nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana

pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan undang

– undang yang berlaku.

2.2.3.2 Bank Kustodian

Bank Kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan efek dan harta

lain yang berkaitan dengan efek, serta memberikan jasa lain seperti menerima

dividen, bunga dan hal lainnya, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili

pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Bank Kustodian bertindak sebagai

penyimpan kekayaan (safe keeper) serta administrator reksa dana.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 11: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

19

2.2.4 Bentuk Hukum Reksa Dana

Sesuai peraturan yang berlaku, di Indonesia terdapat dua bentuk hukum reksa

dana, yaitu reksa dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan reksa dana

berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Reksa dana PT akan menerbitkan

saham yang dapat dibeli oleh investor sehingga investor mempunyai kepemilikan

atas reksa dana PT tersebut. Sedangkan reksa dana KIK tidak menerbitkan saham,

tetapi unit penyertaan. Dengan mempunyai unit penyertaan ini investor

mempunyai kepemilikan atas kekayaan bersih reksa dana KIK tersebut.

2.2.5 Manfaat Reksa Dana

Secara singkat reksa dana memberikan banyak manfaat dan kemudahan kepada

investor, antara lain:

1. Akses kepada instrumen-instrumen investasi yang sulit untuk dilakukan

sendiri, seperti saham, obligasi, dan instrumen lainnya.

2. Pengelolaan investasi yang profesional oleh manajer investasi yang sudah

berpengalaman serta administrasi investasi yang dilakukan oleh Bank

Kustodian. Melalui reksa dana investor memberikan kepercayaan kepada

manajer investasi dan Bank Kustodian untuk mengelola dananya, memonitor

serta melakukan administrasi yang rumit.

3. Diversifikasi investasi yang sulit dilakukan sendiri karena keterbatasan dana,

namun dapat dilakukan oleh reksa dana melalui dukungan dana dari sekian

banyak investor yang berkumpul dalam satu wadah.

4. Hasil investasi dari reksa dana bukan merupakan objek pajak, karena

kewajiban pajak sudah dipenuhi oleh reksa dana. Selain itu pendapatan

instrumen investasi tertentu, seperti kupon dari obligasi, bukan merupakan

objek pajak bagi reksa dana, sehingga investor reksa dana pun dapat turut

memanfaatkannya.

5. Likuiditasnya tinggi, karena Unit Penyertaan (satuan investasi) reksa dana

dapat dibeli dan dicairkan setiap hari bursa melalui manajer investasi.

6. Dana investasi yang dibutuhkan relatif kecil dibandingkan jika kita melakukan

sendiri.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 12: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

20

2.2.6 Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah jumlah aktiva setelah dikurangi kewajiban-

kewajiban yang timbul selama reksa dana diperdagangkan. Aktiva reksa dana

berasal dari nilai portofolio reksa dana, yang dapat berupa kas, deposito, Surat

Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), saham, obligasi dan

efek lainnya. Sementara kewajiban reksa dana dapat berupa fee manajer investasi

yang belum dibayar, fee Bank Kustodian yang belum dibayar, fee pialang yang

belum dibayar, pembelian efek yang belum dilunasi dan pajak-pajak yang belum

dibayar.

Unit Penyertaan (UP) adalah satuan kepemilikan investor atas reksa dana.

Sedangkan NAB per Unit Penyertaan berarti nilai NAB dibagi dengan UP yang

beredar (outstanding). Secara singkat NAB/Unit dapat dijelaskan sebagai harga beli

per Unit Penyertaan jika investor ingin berinvestasi di reksa dana, sekaligus

sebagai harga jual per Unit Penyertaan jika investor ingin mencairkan investasinya.

Informasi NAB/Unit menjadi indikator untung ruginya investasi, dengan

mengetahui pada harga berapa investor membeli dan pada harga berapa investor

akan menjualnya.

2.2.7 Risiko Reksa Dana

Sebagai sebuah instrumen investasi, selain memberikan imbal hasil reksa dana

juga memiliki risiko. Risiko yang dijelaskan dalam prospektus umumnya terdiri

dari dua jenis, yaitu:

1. Risiko kerugian karena berkurangnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit

Penyertaan (NAB/Unit) yang disebabkan oleh turunnya nilai atau harga efek-

efek yang dimiliki reksa dana.

2. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas berkaitan dengan ketidakmampuan Manajer Investasi untuk

menyediakan uang tunai untuk melunasi penjualan kembali Unit Penyertaan.

Kemampuan manajer investasi untuk membeli kembali pencairan

(redemption) Unit Penyertaan milik investor sangat dipengaruhi oleh

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 13: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

21

likuiditas portofolio dari reksa dana yang dikelolanya. Penjualan kembali Unit

Penyertaan yang dilakukan secara bersamaan dapat menyulitkan manajer

investasi untuk menyediakan dana pembayaran tersebut secara cepat. Risiko

ini juga dikenal sebagai redemption effect.

2.3 Mengukur Kinerja Reksa Dana

Untuk mendapatkan produk reksa dana yang tepat, investor harus dapat lebih

selektif dalam menentukan pilihan produk yang tepat. Metode pengukuran reksa

dana digunakan sebagai alat bantu pemilihan produk reksa dana bagi investor.

Pengukuran kinerja reksa dana dapat dilakukan dengan Sharpe’s Measure,

Trenor’s Measure, Jensen’s Measure, dan Appraisal Ratio.

2.3.1 Sharpe’s Measure

Pengukuran kinerja metode Sharpe diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966

oleh William Sharpe. Pengukuran dengan metode Sharpe didasarkan pada excess

return atas risiko atau yang dikenal dengan reward-to-variability ratio. Excess

return didapat dari perbedaan atau selisih antara tingkat pengembalian rata-rata

investasi portofolio dengan investasi yang bebas risiko (riskless). Dalam

penelitian ini, investasi portofolio merupakan investasi pada masing-masing

produk reksa dana saham dan investasi tanpa risiko diasumsikan sebagai tingkat

suku bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sedangkan standar

deviasi portofolio yang dipakai merupakan nilai risiko total yang menggabungkan

risiko yang dapat didiversifikasi (unsystematic risk) dan risiko yang tidak dapat

didiversifikasi (systematic risk). Pengukuran dengan metode Sharpe

diformulasikan sebagai berikut:

Sj = Rj – Rf (2.5)

j

dimana:

Rj = tingkat pengembalian (return) rata-rata portofolio j selama jangka waktu

pengukuran

Rf = tingkat pengembalian rata-rata investasi bebas risiko selama jangka waktu

pengukuran

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 14: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

22

j = standar deviasi portofolio j selama jangka waktu pengukuran

Standar deviasi ( j) merupakan risiko fluktuasi yang dihasilkan karena berubah-

ubahnya tingkat pengembalian yang dihasilkan dari subperiode berikutnya selama

seluruh periode. Seperti telah disebutkan, dalam teori portofolio standar deviasi

merupakan risiko total yang merupakan penjumlahan dari risiko pasar

(systematic/market risk) dan risiko unit (unsystematic/unique risk). Dengan

membagi excess return dengan standar deviasi, Sharpe mengukur excess return

yang dihasilkan per unit total risiko yang diambil. Pengertiannya adalah sebagai

berikut investasi pada SBI tidak mengandung risiko dengan jaminan bunga

sebesar Rf dan investasi pada portofolio reksa dana saham mengandung risiko,

sehingga diharapkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari Rf.

Ada beberapa hal penting dalam hasil pengukuran kinerja berdasarkan Sharpe

Measure:

1. Sharpe Measure memperhitungkan kinerja reksa dana saham dengan

menghitung excess return setiap produk reksa dana saham untuk setiap total

risiko yang diperoleh.

2. Nilai Sharpe Measure yang semakin besar berarti memperlihatkan kinerja

reksa dana saham yang semakin baik.

3. Sangat memungkinkan untuk melakukan peringkat reksa dana saham

berdasarkan Sharpe Measure.

2.3.2 Treynor’s Measure

Pengukuran dengan metode Treynor juga didasarkan atas excess return (Rj–Rf),

seperti halnya Sharpe. Namun, dalam Treynor digunakan pembagi beta ( ) yang

merupakan risiko sistematik atau juga disebut risiko pasar. Beta didapat dengan

metode regresi linear antara excess return masing-masing reksa dana saham

dengan excess return pasar. Excess return masing-masing reksa dana saham

didapat dengan mengurangi return reksa dana saham dengan risk free dan excess

return pasar didapat dengan mengurangi return indeks dengan risk free. Return

indeks yang digunakan adalah return IHSG.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 15: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

23

Pengukuran dengan metode Treynor diformulasikan sebagai berikut:

Tj = Rj – Rf (2.6)

j

dimana:

Rj = tingkat pengembalian rata-rata portofolio j selama jangka waktu pengukuran

Rf = tingkat pengembalian rata-rata investasi bebas risiko selama jangka waktu

pengukuran

j = slop regresi garis lurus yang merupakan risiko sistematik dari portofolio

Pengukuran kinerja secara Sharpe dan Treynor merupakan pelengkap satu sama

lain, namun memberikan informasi yang bebeda. Portofolio yang tidak

terdiversifikasi akan mendapatkan peringkat yang tinggi untuk Treynor, namun

peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe. Portofolio yang

terdiversifikasi dengan baik akan mendapat peringkat yang sama untuk kedua

jenis pengukuran.

Perbedaan peringkat pada dua pengukuran di atas menunjukkan perbedaan baik-

buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis. Oleh

karena itu, kedua pengukuran tersebut sebaiknya dilakukan bersama. Seperti

halnya metode Sharpe, dengan mempertimbangkan risiko, semakin tinggi nilai

pengukuran Treynor semakin baik kinerja reksa dana.

2.3.3 Jensen’s Measure

Pengukuran metode Jensen didasarkan atas Capital Asset Pricing Model (CAPM).

Jensen menggunakan rumus berikut untuk menilai kinerja manajer investasi yang

didasarkan atas seberapa besar manajer investasi mampu memberikan tingkat

pengembalian di atas tingkat pengembalian pasar. Semakin tinggi nilai positif,

semakin baik kinerjanya.

j = (Rj – Rf) – j (Rm – Rf) (2.7)

dimana:

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 16: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

24

Rj = tingkat pengembalian portofolio

Rf = tingkat pengembalian investasi bebas risiko

Rm = tingkat pengembalian dari market (pasar)

j = risiko sistematik dari portofolio j

Dengan data tingkat pengembalian untuk masing-masing portofolio dan investasi

bebas risiko, serta data tingkat pengembalian dari market (IHSG) untuk setiap

periode yang sama, dapat dibuat diagram hubungan liniear.

(Rj – Rf) = + j (Rm – Rf)

sehingga regresi linear dari hubungan di atas dapat menentukan besarnya yang

merupakan perpotongan diagram (Rj – Rf) pada sumbu Y dan (Rm – Rf) pada

sumbu X.

Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk positif yang semakin tinggi

menunjukkan kinerja yang semakin baik (superior).

Ada tiga istilah penting yang perlu dijelaskan:

1. Standar deviasi ( ) memberikan gambaran mengenai besar kecilnya risiko

fluktuasi perubahan NAB per unit dari subperiode ke subperiode berikutnya,

dan disebut sebagai risiko total. Semakin besar nilai , semakin tinggi risiko

perubahan NAB per unit yang terjadi.

2. Beta ( ) adalah risiko pasar yang memberikan gambaran hubungan antara

excess return portofolio dengan excess return dari pasar. Portofolio dengan

= 1 mempunyai risiko yang sama dengan risiko pasar (IHSG), sehingga

diharapkan memperoleh return sama dengan yang dihasilkan oleh IHSG.

Portofolio < 1 mempunyai risiko yang lebih kecil dari risiko pasar, sehingga

potensi return yang didapat umumnya dibawah return yang dihasilkan IHSG.

Portofolio dengan > 1 mempunyai risiko yang lebih besar dari risiko pasar,

sehingga diharapkan mempunyai return di atas return IHSG.

3. R2 memberikan gambaran mengenai keakuratan pendekatan regresi linear

dalam menentukan dan . Semakin besar nilai R2, secara statistik semakin

dapat dipercaya nilai dan yang diperoleh.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 17: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

25

2.3.4 Appraisal Ratio

Pengukuran kinerja reksa dana secara Appraisal Ratio didasarkan pada perolehan

tingkat pengembalian portofolio di atas tingkat pengembalian pasar per unit risiko

dengan membagi alpha ratio dengan nonsystematic risk. Semakin tinggi nilai

Appraisal Ratio menunjukkan kinerja reksa dana semakin baik.

Ap = p (2.8)

(ep)

Dimana:

p = tingkat pengembalian di atas tingkat pengembalian pasar

(ep) = risiko nonsistematik portofolio

2.4 Pengukuran Scoring

Pengukuran scoring dilakukan melalui pendekatan matematis yang digunakan

untuk mengukur efisiensi produktivitas. Data Envelopment Analysis (DEA)

menggunakan pendekatan pemrograman matematis, dan dapat berupa bentuk

stokastik atau non-parametrik.

2.4.1 Data Envelopment Analysis

DEA pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes (1978).

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dibuat sebagai alat bantu untuk

evaluasi kinerja suatu aktivitas dalam sebuah organisasi. Pada dasarnya prinsip

kerja model DEA adalah membandingkan data input dan output dari suatu

organisasi data (decision making unit/DMU) dengan data input dan output lainnya

pada DMU yang sejenis. Perbandingan tersebut dilakukan untuk mendapatkan

suatu nilai efisiensi. Tidak seperti model-model parametric seperti analisis

regresi, DEA tidak memerlukan bentuk fungsional yang ditentukan sebelumnya,

yang berarti pemodelan yang digunakan akan bebas untuk membentuk frontier

(batas) dari DMU-DMU yang efisien. Batas yang dibentuk tersebut dinamakan

production frontier. DMU yang tidak berada pada production frontier, dinilai

tidak efisien.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 18: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

26

DEA mempunyai dua model dasar yaitu model CCR dan BCC. Model CCR

didasarkan pada asumsi constant returns to scale (CRS), dan model BCC

didasarkan asumsi variable returns to scale (VRS). CCR menggunakan asumsi

CRS, dimana bertambahnya nilai input akan menyebabkan adanya pertambahan

nilai pada output secara proporsional. Menurut Seiford & Zhu (1999) BCC tidak

dapat memberikan hasil yang feasible jika terdapat nilai nol pada data input dan

output. Oleh karena itu, model CCR merupakan model yang dapat diaplikasikan

pada semua jenis data.

2.4.2 Model CCR

Model CCR pertama kali ditemukan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes (1978).

Model ini memperkenalkan suatu ukuran efisiensi untuk masing-masing DMU

yang merupakan rasio maksimum antara output yang terbobot dengan input yang

terbobot. Masing-masing nilai bobot yang digunakan dalam rasio tersebut

ditentukan dengan batasan bahwa rasio yang sama untuk tiap DMU harus

memiliki nilai yang kurang dari atau sama dengan satu. Dengan demikian akan

mereduksi multiple inputs dan multiple outputs ke dalam suatu virtual input dan

virtual output tanpa membutuhkan penentuan awal nilai bobot. Oleh karena itu

ukuran efisiensi merupakan suatu fungsi nilai bobot dari kombinasi virtual input

dan virtual output. Ukuran efisiensi DMU dapat dihitung dengan menyelesaikan

permasalahan programming matematika berikut:

=

==m

i

ioi

s

r

ror

xv

yu

Maximize

1

1 (2.9)

1:

1

1

=

=

m

i

iji

s

r

rjr

xv

yu

tosubject ,

Untuk : njynjxmivsru rjijir ,...,1;0;,...,1;0;,...,1;0;,....,1;0 ====

Dimana : xij = nilai input ke i di unit j

vi = pembobotan untuk input ke i

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 19: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

27

yrj = nilai output ke r di unit j

ur = pembobotan untuk output ke r

Optimalisasi pemodelan CCR dapat berorientasi pada input dan pada output. CCR

berorientasi input (CCR-Input) bertujuan untuk meminimalkan input untuk

mendapatkan tingkat output tertentu. Sedangkan pemodelan CCR berorientasi

output (CCR-Output) bertujuan untuk memaksimalkan output dengan tingkat

input tertentu.

2.4.3 Model BCC

Pemodelan BCC membuat pemodelan dengan banyak input dan output menjadi

satu virtual input dan output. DMU yang beroperasi pada keadaan constant return

to scale, akan mengalami output yang bertambah proporsional dengan

penambahan input. DMU yang beroperasi dengan keadaan increasing return to

scale akan mengalami output yang bertambah dengan proporsi lebih besar

dibandingkan penambahan input, sedangkan DMU yang beroperasi dengan

keadaan decreasing return to scale akan mengalami output yang bertambah

dengan proporsi lebih kecil dibandingkan penambahan input.

=

==m

i

ioi

s

r

oror

B

xv

uyu

Maximize

1

1

~

(2.10)

nj

xv

uyu

tosubjectm

i

iji

s

r

orjr

,....,1;1:

1

1

~

=

=

=,

Untuk : redunrestrictumivsru oir :;,...,1;0;,....,1;0

~

==

Sama dengan pemodelan CCR, Optimasi pemodelan BCC dapat berorientasi pada

input dan pada output. BCC berorientasi input (BCC-Input) bertujuan untuk

meminimalkan input untuk mendapatkan tingkat output tertentu. Sedangkan

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 20: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

28

pemodelan BCC berorientasi output (BCC-Output) bertujuan untuk

memaksimalkan output.

2.4.4 Persyaratan Pemodelan DEA

Model DEA memerlukan beberapa kondisi untuk dapat menghasilkan hasil

pemodelan yang akurat dan tidak bias:

• Decision Making Unit (unit-unit yang diukur dalam pemodelan) harus

beroperasi pada lingkungan yang homogen.

• Input dan output yang digunakan harus mewakili aktivitas dari decision making

unit (DMU) yang diukur.

• Tiap DMU harus mempunyai data input dan output yang lengkap.

• Untuk menjaga tercukupinya degrees of freedom, jumlah DMU yang diukur

harus memenuhi persamaan di bawah ini :

{ })(3,max smsxmn + (2.11)

Dimana : n = jumlah minimum DMU

m = jumlah input dan s = jumlah output

2.4.5 Keunggulan Dan Keterbatasan DEA

DEA sebagai perangkat untuk mengukur kinerja memilki keunggulan-keunggulan

antara lain:

• Model DEA dapat mengukur banyak variabel input dan variabel output

• Tidak memerlukan asumsi mengenai bentuk fungsional dari variabel-variabel

yang diukur

• Variabel input dan output dapat memiliki satuan yang berbeda

• DMU dapat dibandingkan secara langsung dengan DMU lain yang sejenis

DEA juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki yaitu penentuan

input dan output sangat rawan terhadap subyektivitas karena ditentukan

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008

Page 21: BAB II LANDASAN TEORIlontar.ui.ac.id/file?file=digital/120421-T 25530-Evaluasi...Menurut Kamaruddin Ahmad (2004), real asset merupakan aset yang berwujud seperti tanah, gedung, kendaraan,

Universitas Indonesia

29

berdasarkan pertimbangan pihak yang akan melakukan pengukuran kinerja. DEA

mengukur efisiensi relatif. Karena itu bila DMU-DMU yang mempunyai efisiensi

tinggi tidak dimasukkan ke dalam pengukuran, DMU-DMU yang diukur akan

terlihat lebih efisien dari yang sebenarnya.

Evaluasi terhadap..., Febrina Indiastuti, FE UI, 2008