BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No....

19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 19 BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Jual Beli Jual beli dalam bahasa arab disebut al baymenurut bahasa adalah tukar menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Sayyid Sabiq dalam Ahmad Wardi Muslich mengartikan jual beli secara bahasa adalah tukar-menukar secara mutlak. 26 Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa jual beli secara bahasa adalah tukar-menukar apa saja, baik antara barang dengan barang, barang dengan uang, atau uang dengan uang. Sedangkan menurut istilah jual beli merupakan suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, sesuai dengan perjanjian ketentuan yang telah dibenarkan syara>’dan disepakati. 27 Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa jual beli secara umum adalah akad mu’awwada}h (timbal balik), yakni akad yang dilakukan oleh dua pihak yaitu penjual dan pembeli, yang obyeknya bukan manfaat. 28 Jual beli merupakan suatu bentuk akad penyerahan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Menurut Hanafiah pengertian jual beli secara definitif yaitu tukar-menukar harta benda atau sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu 26 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat…, 173. 27 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 69. 28 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat..., 174.

Transcript of BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No....

Page 1: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

BAB II

KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian Jual Beli

Jual beli dalam bahasa arab disebut al bay’ menurut bahasa adalah

tukar menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Sayyid Sabiq dalam Ahmad

Wardi Muslich mengartikan jual beli secara bahasa adalah tukar-menukar

secara mutlak.26 Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa jual beli secara

bahasa adalah tukar-menukar apa saja, baik antara barang dengan barang,

barang dengan uang, atau uang dengan uang.

Sedangkan menurut istilah jual beli merupakan suatu perjanjian

tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di

antara kedua belah pihak, sesuai dengan perjanjian ketentuan yang telah

dibenarkan syara>’dan disepakati.27 Dari beberapa definisi diatas dapat

dipahami bahwa jual beli secara umum adalah akad mu’awwada}h (timbal

balik), yakni akad yang dilakukan oleh dua pihak yaitu penjual dan pembeli,

yang obyeknya bukan manfaat.28

Jual beli merupakan suatu bentuk akad penyerahan sesuatu dengan

sesuatu yang lain. Menurut Hanafiah pengertian jual beli secara definitif

yaitu tukar-menukar harta benda atau sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu

26 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat…, 173. 27 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 69. 28 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat..., 174.

Page 2: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat.29 Didalam kitab

terjemahan Fath}ul Qari>b dijelaskan bahwa jual beli adalah memiliki

sesuatu harta dengan mengganti sesuatu atas dasar izin syara>’atau sekedar

memiliki manfaatnya saja yang diperbolehkan syara>’dengan melalui

pembayaran yang berupa uang.30

Menurut Ibrahim Muhammad al-Jamal, jual beli ialah tukar menukar

harta secara suka sama suka atau memindahkan milik dengan pertukaran

menurut cara yang diizinkan agama.31 Sedangkan Imam Taqi al-Din

mendefinisikan jual beli adalah saling tukar harta, saling menerima dapat

dikelola (tasarruf) dengan i>jab> dan qabu>l),dengan cara yang sesuai

dengan syara>’.32

Para ulama mujtahid sepakat bahwa jual beli dihalalkan, sedangkan

riba diharamkan. Para imam madhhab sepakat bahwa jual beli itu dianggap

sah apabila dilakukan oleh orang yang sudah baligh, berakal, kemauan

sendiri, dan berhak membelanjakan hartanya. Oleh karena itu jual beli tidak

sah jika dilakukan oleh orang gila.33

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa inti jual beli

ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai

nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima dan

29 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,

2013), 101. 30 Achmad Sunarto, Terjemah Fathul Qorib (Surabaya: Al-Hidayah, 1991), 334. 31 Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqh Al-Mar’ah Al-Muslimah, Terj. Anshori Umar Sitanggal

“Fiqih Wanita” (Semarang: CV Asy-Syifa, 1986), 490. 32 Imam Taqiyuddin Abu, Terjemah Kifayah Al-Akhya>r (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), Juz I, 239. 33 Syeikh al-‘allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqih Empat Mazhab

(Bandung: Hasyimi Press, 2010), 214.

Page 3: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

yang benda-benda dan pihak lain sesuai dengan perjanjian atau ketentuan

yang telah dibenarkan syara>’dan disepakati yang dimaksud sesuai dengan

ketetapan hukum ialah memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun dan

hal-hal yang ada kaitannya dengan jual beli, maka bila syarat-syarat dan

rukunya tidak dipenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara>’. Yang

dimaksud dengan benda dapat mencakup pada pengertian barang dan uang.34

Sedangkan sifat benda tersebut harus dapat dapat dinilai yakni

benda, benda yang berharga dan dapat dibenarkan penggunanya menurut

syara>’ benda itu adakalanya bergerak (dipindahkan) dan adakalanya tetap

(tidak dapat dipindahkan), yang dapat dibagi-bagi, adakalanya tidak dapat

dibagi-bagi, harga yang ada perumpamaannya (misli) dan tak ada yang

menyerupainya dan yang lain-lainnya, penggunaan harta tersebut dibolehkan

sepanjang tidak dilarang syara>’.35

B. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli merupakan akad yang dibolehkan berdasarkan al-Qur’a>n,

sunnah, dan ijma’ para ulama. Dilihat dari aspek hukum, jual beli hukumnya

mubah kecuali jual beli yang dilarang oleh syara>’ adapun dasar hukum dari

al-Qur’a>n antara lain.36

34 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah...,69. 35 Ibid. 36 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat..., 177.

Page 4: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Padahal Allah telah mengh}alalkan jual beli dan mengharamkan

riba. (al-Baqarah ayat 275).37

“Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah

penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang

demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu.

dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha

mengetahui segala sesuatu”. (al-Baqarah : 282).38

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”

(al-Nisa>’ ayat 29).39

“Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu

beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada

Yusuf.” (al-Yusuf ayat 20)40

Hadis yang diriwayatkan oleh Rifa’ah Ibn Rafi’ tentang dasar hukum

jual beli sebagai berikut:

و سلم عن أفضل الكسب ف قال ب يع سئل النب صلى الله عليه : عن رفاعة بن رافع قال رور وعم (ماكار واحلرواه البز )ل الرجل بيده مب

37 Departemen Agama RI, Al-Qur’a>n dan Terjemah…, 69.

38 Ibid, 70. 39 Ibid, 122. 40 Ibid, 351.

Page 5: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

“Dari Rifa’ah Ibn Rafi’ Rasulullah saw. ditanya salah seorang

sahabat mengenai pekerjaan (profesi) apa yang paling baik. Rasulullah saw.

menjawab: Setiap jual beli yang diberkati dan usaha tangan manusia sendiri”

(HR. Al-Bazzar dan Al-Hakim).41

kaidah fiqh:

ة حت ي قوم دليل على البطالن والتحري ال صل ف ألعقود والمعا مالت الصح

“Pada dasarnya semua akad dan muamalah itu hukumnya sah sampai

ada dalil yang membatalkan dan mengharamkannya”.42

ث نا أيوب عن نافع عن ابن عمر رضي الل ث نا حاد بن زيد حد عمان حد ث نا أبو الن هما حد ه عن عان باليار ما ل ي ت فرقا أو ي قول أحدها لصاحبه اخت ر قال النب صل قال ى الله عليه وسلم الب ي

ا قال أو يكون ب يع خيار ورب

“Telah menceritakan kepada kami Abu An-Nu'man telah

menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid telah menceritakan kepada

kami Ayyub dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma berkata; Nabi

shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua orang yang melakukan jual beli

boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan)

dalam jual beli selama keduanya belum berpisah". Atau Beliau bersabda:

"(Selama belum berpisah) seorang dari rekannya". Atau Beliau bersabda:

"Jual beli menjadi khiyar (terjadi dengan pilihan)”. (H.R. Bukhari No. 1967)43

Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya

jual beli, karena hal ini sangat dibutuhkan oleh manusia pada umumnya.

Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari tidak semua orang memiliki apa yang

dibutuhkannya. Apa yang dibutuhkannya terkadang berada ditangan orang

lain. Dengan jalan jual beli, maka manusia saling tolong menolong untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, roda kehidupanm

41 Ibn Hajar Al-Asqalani, Bulu@ghul Mara@m, (Bandung: Mizan, 2010), cet-I, 316. 42 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh…, 283. 43Kitab Sembilan Imam hadist, Lidwa Pusaka i-software www.lidwapusaka.com.

Page 6: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

ekonomi akan berjalan dengan positif karena apa yang mereka lakukan akan

mengantungkan kedua belah pihak.44

C. Rukun dan Syarat Jual Beli

Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga

jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara>’. Dalam menentukan rukun jual

beli terdapat perbedaan pendapat ulama Hanafiyah dengan jumhur ulama.

1. Rukun jual beli

Rukun jual beli menurut ulama Hanafiyah hanya satu, yaitu

i>jab> (ungkapan membeli dari pembeli) dan qabu>l) (ungkapan

menjual dari penjual). Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam

jual beli itu hanyalah kerelaan kedua belah pihak untuk melakukan

traksaksi jual beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu

merupakan hati yang sulit untuk diindra sehingga tidak kelihatan,

maka diperlukan indikasi yang menunjukkan kerelaan dari kedua

belah pihak. Indikasi yang menunjukkan kerelaan kedua belah

pihak yang melakukan transaksi jual beli menurut mereka boleh

tergambar dalam i>jab> dan qabu>l), atau melalui cara saling

memberikan barang dan harga barang.45

Dalam hal ini rukun jual beli meliputi i>jab> dan qabu>l),

‘a>qid atau orang-orang yang berakad (penjual dan pembeli),

ma’qud ‘alaih (obyek akad). Rukun yang pertama adalah i>jab>

44 Ibid, 179. 45 Abdul, Rahmad Ghazali, dkk, Fiqh Muamalat..., 71.

Page 7: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

dan qabu>l), merupakan ikatan kata antara penjual dan pembeli.

Jual beli belum dikatakan sah sebelum i>jab> dan qabu>l

dilakukan sebab i>jab> qabu>l menunjukkan kerelaan. Pada

dasarnya i>jab> dan qabu>l dilakukan dengan lisan, tetapi jika

tidak memungkinkan boleh dilakukan dengan surat-menyurat yang

mengandung arti i>jab> qabu>l.46

Rukun yang kedua adalah ‘a>qid atau orang yang melakukan

‘aqh, yaitu penjual dan pembeli. Dalam hal ini penjual dan pembeli

harus orang yang memiliki ahliyah (kecakapan), dan Wila>yah

(kekuasaan).47

Rukun jual beli yang ketiga adalah benda-benda atau barang

yang diperjual belikan (ma’qu>d ‘alaih), meliputi barang yang

dijual (mab>i’) dan harga/uang.48

Rukun jual beli yang keempat adalah tempat akad, syarat yang

berkaitan dengan tempat adalah i>jab> dan qabu>l harus terjadi

dalam satu majelis. Apabila i>jab> dan qabu>l berbeda

majelisnya, maka akad jual beli tidak sah.49

2. Syarat-syarat jual beli

Adapun syarat-syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli

yang dikemukakan jumhur ulama di atas sebagai berikut:

a. Syarat-syarat orang yang berakad

46 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah..., 70. 47 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat..., 186. 48 Hendi Suhendi, Fiqh..., 71. 49 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat..., 189.

Page 8: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Para ulama fiqh sepakat bahwa orang yang melakukan

akad jual beli itu harus memenuhi syarat:

1) Berakal. Oleh sebab itu, jual beli yang dilakukan anak kecil yang

belum berakal dan orang gila, hukumnya tidak sah.

2) Yang melakukan akad itu adalah orang-orang yang berbeda.

Artinya, seseorang yang tidak dapat bertindak dalam waktu yang

bersamaan sebagai penjual sekaligus sebagai pembeli.50

b. Syarat-syarat yang terkait dengan i>jab> qabu>l

Para ulama fiqh mengemukakan bahwa syarat i>jab> dan

qabu>l itu sebagai berikut:

1) Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal, menurut

jumhur ulama, atau telah berakal menurut Ulama Hanafiyah,

sesuai dengan perbedaan mereka dalam syarat-syarat orang yang

melakukan akad yang disebutkan di atas.

2) Qabu>l sesuai dengan i>jab>.

3) I>jab> dan qabu>l dilakukan dalam satu majelis. Artinya, kedua

belah pihak yang melakukan jual beli hadir dan membicarakan

topik yang sama.

c. Syarat-syarat nilai tukar (harga barang)

Para ulama fiqh mengemukakan syarat-syarat sebagai berikut:

1) Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya.

50 Abdul, Rahmad Ghazali, dkk, Fiqh Muamalat..., 71.

Page 9: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

2) Boleh diserahkan pada waktu akad, sekalipun secara hukum

seperti pembayaran dengan cek dan kartu kredit.

3) Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan

barang (al-muqayadhah) maka barang yang dijadikan nilai tukar

bukan barang yang diharamkan oleh syara>’.

d. Syarat yang mengikatnya jual beli

Secara rinci perbandingan tersebut adalah berbagai berikut:

1) Menurut Hanafiyah

Menurut Hanafiyah, Ada 23 syarat jual beli yaitu sebagai

berikut:

a) ‘A>qid (orang yang melakukan akad) harus berakal dan

mumayyiz.

b) ‘A>qid harus berbilang.

c) Para pihak yang melakukan akad jual beli harus mendengar

pembicaraan pihak lain.

d) I>jab> dan qabu>l harus sesuai (cocok).

e) I>jab> dan qabu>l harus dinyatakan dalam satu majelis.

f) Obyek akad jual beli (mab>i’) harus berupa harta (ma>l).

g) Obyek akad (mab>i’) harus berupa ma>l mutaqawwim.

h) Obyek akad harus dimiliki oleh si penjual.

i) Obyek akad harus ada (maujud) pada waktu akad

dilaksanakan.

Page 10: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

j) Obyek akad harus bisa diserahkan pada waktu

dilaksanakannya akad.

k) Imbalan (harga) harus ma>l mutaqawwim.

l) Obyek akad dan harga harus diketahui.

m) Jual beli tidak boleh dibatasi dengan waktu.

n) Jual beli harus ada manfaat dan faedahnya bagi kedua belah

pihak.

o) Jual beli harus terhindar dari syarat yang merusak.

p) Dalam jual beli benda bergerak, benda harus diserahkan.

q) Harga pertama harus diketahui.

r) Harus saling menerima dan harus sama dalam jual beli benda

ribawiyah.

s) Terpenuhinya syarat salam dalam jual beli salam.

t) Dalam jual beli utang kepada selain mudin (orang yang

berpiutang), salah satu penukaran bukan utang.

u) Barang yang dijual merupakan hak milik si penjual.

v) Di dalam barang yang dijual tidak ada hak orang lain.

w) Di dalam akad jual beli tidak ada syarat khiya>r.51

2) Menurut Malikiyah

Menurut Malikiyah, ada 11 syarat yang harus dipenuhi

dalam akad jual beli, yaitu sebagai berikut:

a) Penjual dan pembeli harus mumayyiz.

51 Ahmad Wardani Muslich, Fiqh Muamalat..., 195.

Page 11: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

b) Penjual dan pembeli harus menjadi pemilik atas barang, atau

wakil dari pemilik.

c) Penjual dan pembeli harus orang yang memiliki kebebasan

(mukhtar).

d) Penjual harus cerdas dalam mengelolah hartanya.

e) I>jab> dan qabu>l harus bersatu dalam satu majelis.

f) I>jab> dan qabu>l tidak boleh terpisah.

g) Mab>i’ dan tsaman (harga) harus benda yang tidak dilarang

oleh shyara>’.

h) Benda yang dijual harus suci.

i) Benda harus bermanfaat menurut shyara>’.

j) Benda yang menjual obyek akad harus diketahui, tidak

majhul.

k) Benda yang menjadi obyek akad harus bisa diserahkan.52

3) Menurut Syafi’iyah

Menurut Syafi’iyah, ada 22 syarat yang harus dipenuhi

dalam akad jual beli, yaitu sebagai berikut:

a) ‘\A>qid harus memiliki sifat cerdas, yakni baligh dan

berakal.

b) Tidak ada paksaan tanpa hak.

c) Islamnya pembeli dalam pembelian mushhaf dan sebagainya,

seperti hadis, fiqh dan lain-lain.

52 Ibid, 196.

Page 12: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

d) Pembeli bukan ka>fir h}arbi> dalam pembelian alat

perlengkapan perang yang digunakan untuk memerangi kaum

muslimin.

e) Para pihak mengucapkan khita>bnya kepada temannya,

bukan ditunjukan kepada orang lain.

f) Khita>b menggunakan jumlah (kalimat) mukha>thab.

g) Qabu>l harus diucapkan oleh orang yang langsung

mendengarkan i>jab.

h) Orang yang mulai pembicaraan hendaknya menyebutkan

harga dan barang.

i) Penjual dan pembeli menghendaki dengan sungguh-sungguh

arti kata-kata yang diucapkan. Apabila hati tidak sesuai

dengan ucapan, seperti akad main-main maka akadnya tidak

sah.

j) Kecakapan (ahliyah) penjual dan pembeli harus tetap ada

sampai selesainya qabu>l.

k) Antara i>jab> dan qabu>l tidak boleh terpisah dengan waktu

yang lama.

l) I>jab> dan qabu>l tidak boleh diselingi dengan pembicaraan

dengan orang lain, walaupun sedikit, karena hal itu berarti

berpaling dari qabu>l.

m) Orang yang menyatakan i>jab> tidak boleh mengubah

pembicaraannya sebelum pihak lain menyatakan qabu>l.

Page 13: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

n) Para pihak yang melakukan akad jual beli harus

mendengarkan ucapan pihak lainnya.

o) I>jab> dan qabu>l harus betul-betul sesuai dan tidak boleh

berbeda.

p) Sighat i>jab> dan qabu>l tidak boleh dikaitkan dengan

sesuatu yang tidak dikehendaki oleh akad.

q) Akad jual beli tidak boleh dibatasi dengan waktu.

r) Ma’qud ‘alaih (obyek ‘a>qid) harus suci.

s) Obyek akad harus bermanfaat menurut shyara>’.

t) Obyek akad harus barang yang bisa diserahkan.

u) Obyek akad harus dimiliki oleh ‘a>qid, atau ia memperoleh

kekuasaan (wilayah). Oleh karena itu, jual beli fud{uli

menurut Syafi’iyah hukumnya batal.

v) Ma’qu>d ‘alaih harus diketahui oleh para pihak yang

melakukan akad, baik bendanya, kadarnya, maupun

sifatnya.53

4) Menurut Hanabilah

Menurut Hanabilah, ada 11 syarat yang harus dipenuhi

dalam akad jual beli, yaitu sebagai berikut.

a) ‘A>qid harus memiliki sifat cerdas dalam mengelola harta

kekayaan kecuali dalam urusan kecil.

53 Ibid, 197.

Page 14: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

b) Adanya persetujuan (kerelaan) dari para pihak yang

melakukan akad, dan ikhtiya>r (kebebasan), atau tidak ada

paksaan kecuali dengan hak.

c) I>jab> dan qabu>l harus menyatu dalam satu majelis.

d) I>jab> dan qabu>l tidak boleh terpisah.

e) Akad tidak boleh dibatasi dengan waktu, dan tidak

digantungkan dengan selain kehendak Allah SWT.

f) Obyek akad harus berupa ma>l (harta).

g) Obyek akad harus dimiliki oleh penjual dengan milik yang

sempurna.

h) Obyek akad harus bisa diserahkan pada waktu akad.

i) Obyek akad harus diketahui baik oleh penjual maupun

pembeli.

j) Harga juga harus diketahui oleh para pihak yang melakukan

akad, baik pada waktu akad, atau sebelumnya.

k) Baik harga, barang, maupun orang yang melakukan akad

harus terhindar dari hal-hal yang menghalangi keabsahan

akad, seperti riba, atau syarat yang tidak selaras dengan

tujuan akad dan sebagainya.54

D. Jual Beli yang Dilarang

54 Ibid, 198.

Page 15: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

Di antara keagungan Islam dan keindahannya bahwa mu’amalah

yang diharamkan tidaklah terlalu banyak, berbeda dengan mu’amalah yang

dibolehkan jumlahnya tidak terbatas, karena memang hukum asal mu’amalah

adalah mubah. Para ulama menjelaskan secara umum faktor penyebab

mu’amalah yang diharamkan ada 3 hal : 55

1. Kezaliman

Manakala sebuah mu’amalah mengandung kezaliman terhadap

salah satu pihak atau pihak manapun juga niscaya diharamkan.56

Berdasarkan firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu". (al-Nisa>' : 29).57

Kezaliman menafikan suka sama-suka dan termasuk juga

memakan harta orang lain dengan jalan yang batil. Di antara bentuk-

bentuk jual beli yang diharamkan karena mengandung kezaliman,

yaitu :

a. Ghisy, yaitu dengan cara menyembunyikan cacat barang atau

dengan cara menampilkan barang yang bagus dan menyelipkan

diselanya barang yang jelek.

55 Yusuf Al-Subaily, Fiqh Perbankan Syariah : Pengantar Fiqh Muamalat dan Aplikasinya dalam

Ekonomi Modern Aplikasinya dalam Ekonomi Modern, terj. Erwandi Tarmizi, (t.t. : t.p., t.t.) 19. 56 Ibid. 57 Departemen Agama RI, Al-Qur’a>n dan Terjemahanya…, 122.

Page 16: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

b. Najsy, secara bahasa berarti membangkitkan. Secara istilah

memiliki beberapa bentuk :

1) Seseorang menaikkan harga pada saat lelang sedangkan dia

tidak berniat untuk membeli, baik ada kesepakatan sebelumnya

antara dia dan pemilik barang atau perantara, maupun tidak.

2) Penjual menjelaskan kriteria barang yang tidak sesungguhnya.

c. Menjual, membeli dan menawar barang yang terlebih dahulu dijual,

dibeli, dan ditawar oleh orang lain.

d. Ihtikar (menimbun barang) yaitu menahan barang yang

merupakan kebutuhan orang banyak dengan tidak menjualnya agar

permintaan bertambah dan harga menjadi naik, saat itulah

kemudian ia menjualnya.

e. Menjual barang yang digunakan untuk maksiat. Menjual barang

yang mubah kepada pembeli yang diketahui akan menggunakannya

untuk berbuat mungkar diharamkan, seperti menjual anggur kepada

pabrik minuman keras dan menjual senjata kepada perampok.58

2. Gharar (samar)

Gharar menurut bahasa berarti resiko, tipuan dan menjatuhkan

diri atau harta ke jurang kebinasaan. Menurut istilah gharar berarti

jual beli yang tidak jelas kesudahannya. Jadi, asas gharar adalah

58 Yusuf Al-Subaily, Fiqh Perbankan Syariah : Pengantar Fiqh Muamalat dan Aplikasinya dalam

Ekonomi Modern Aplikasinya dalam Ekonomi Modern…, 22.

Page 17: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

ketidakjelasan atau samar. 59 Ketidakjelasan itu bisa terjadi pada

barang atau harga.

a. Ketidakjelasan pada barang disebabkan beberapa hal:

1) Fisik barang tidak jelas misalnya penjual berkata, “aku menjual

kepadamu barang yang ada di dalam kotak ini dengan harga

Rp.100.000,- dan pembeli tidak tahu fisik barang yang berada di

dalam kotak tersebut.

2) Sifat barang tidak jelas. Misalnya penjual berkata, “aku jual

sebuah mobil kepadamu dengan harga 50juta rupiah” dan

pembeli belum pernah melihat mobil tersebut dan tidak tahu

sifatnya.

3) Ukurannya tidak jelas misalnya penjual berkata, “aku jual

kepadamu sebagian tanah ini dengan harga 10 juta rupiah”.

Sedangkan pembeli belum mengetahui berapa ukuran tanah

tersebut.

4) Barang bukan milik penjual, seperti menjual rumah yang bukan

miliknya.

5) Barang tidak dapat diserah terimakan, seperti menjual jam

tangan yang hilang.

b. Ketidakjelasan pada harga disebabkan beberapa hal:

59 Ibid., 22-23.

Page 18: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

1) Penjual tidak menentukan harga misalnya penjual berkata, “aku

jual mobil ini kepadamu dengan harga sesukamu”. Kemudian

mereka berpisah dan harga belum ditetapkan oleh kedua belah

pihak.

2) Penjual memberikan 2 pilihan dan pembeli tidak menentukan

salah satunya misalnya penjual berkata, “saya jual mobil ini

kepadamu jika tunai dengan harga 50juta rupiah dan jika tidak

tunai dengan harga 70juta rupiah”. Kemudian mereka berpisah

dan pembeli membawa mobil tanpa menentukan harga yang

mana disetujuinya.

3) Tidak jelas jangka waktu pembayaran misalnya penjual berkata,

“saya jual motor ini dengan harga 5juta rupiah dibayar kapan

anda mampu”.60

E. Obyek jual beli

Obyek jual beli adalah barang-barang tertentu yang dapat ditentukan

wujudnya dan jumlahnya serta tidak dilarang menurut hukum yang berlaku

untuk diperjual belikan.

Syarat obyek jual beli sebagai berikut:

1. Barang yang dijual harus maujud (ada). Oleh karena itu, tidak sah

jual beli barang yang tidak ada (ma’dum) atau yang dikhawatirkan

tidak ada.

60 Ibid.

Page 19: BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAMdigilib.uinsby.ac.id/3010/5/Bab 2.pdf · (H.R. Bukhari No. 1967)43 Para ulama dan seluruh umat Islam sepakat tentang dibolehkannya jual beli,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

2. Barang yang dijual harus ma>l mutaqawwim. Pengertian ma>l

mutaqawwim sebagai mana yang sudah dijelaskan dalam uraian yang

lalu adalah setiap barang yang bisa dikuasai secara langsung dan

boleh diambil manfaatnya dalam keadaan Ikhtiya>r. Dengan

demikian tidak sah jual beli ma>l yang ghairu mutaqawwim, seperti

babi, darah dan bangkai.

3. Barang yang dijual harus barang yang sudah dimiliki. Dengan

demikian tidak sah menjual barang yang belum dimiliki oleh

seseorang, seperti rumput yang tumbuh ditanah milik perseorangan

dan kayu bakar.

4. Barang yang dijual harus bisa diserahkan pada saat dilakukannya

akad jual beli. Obyek yang tidak bisa diserahkan, walaupun barang

tersebut milik penjual, seperti kerbau yang hilang, burung diudara,

dan ikan dilaut.61

61 Ahmad Wardani Muslich, Fiqh Muamalat..., 189