BAB II KONDISI KEMISKINAN DAERAH KOTA...

21
LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018 II-Kondisi kemiskinan-1 BAB II KONDISI KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA 2.1. Kondisi Umum Daerah 2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta pada tahun 2013 hingga tahun 2017 mengalami cenderung menurun dibandingkan tahun 2013 (6,25%). Namun dilihat kondisi setahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta mengalami kenaikan, yaitu pada tahun 2016 sebesar 5,32% dan pada tahun 2017 naik menjadi sebesar 5,33%. Kondisi ini relevan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi nasional, namun kondisi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah terjadi stagnan pada angka 5,27%. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Sumber : BPS Nasional, Buku “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi - Provinsi di Indonesia Menurut lapangan usaha”, 2018 Gambar 2.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 2013-2017 (%) Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kota-kota lainnya se Jawa Tengah pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi kota Surakarta menempati posisi ketiga tertinggi setelah Kota Semarang (5,64%) dan Kota Tegal (5,46%). Selengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 6,25 5,28 5,44 5,32 5,33 5,11 5,27 5,47 5,27 5,27 5,71 5,21 5,01 5,06 5,19 4,70 4,90 5,10 5,30 5,50 5,70 5,90 6,10 6,30 2013 2014 2015 2016 2017 Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

Transcript of BAB II KONDISI KEMISKINAN DAERAH KOTA...

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-1

BAB II KONDISI KEMISKINAN DAERAH

KOTA SURAKARTA

2.1. Kondisi Umum Daerah

2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta pada tahun 2013 hingga tahun 2017

mengalami cenderung menurun dibandingkan tahun 2013 (6,25%). Namun dilihat

kondisi setahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta mengalami

kenaikan, yaitu pada tahun 2016 sebesar 5,32% dan pada tahun 2017 naik

menjadi sebesar 5,33%. Kondisi ini relevan dengan kondisi pertumbuhan

ekonomi nasional, namun kondisi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah

terjadi stagnan pada angka 5,27%. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Sumber : BPS Nasional, Buku “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi- Provinsi di Indonesia Menurut lapangan usaha”, 2018

Gambar 2.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta

Tahun 2013-2017 (%)

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kota-kota lainnya se Jawa

Tengah pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi kota Surakarta menempati posisi

ketiga tertinggi setelah Kota Semarang (5,64%) dan Kota Tegal (5,46%).

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

6,25

5,285,44

5,32 5,33

5,11

5,27

5,47

5,275,27

5,71

5,21

5,015,06

5,19

4,70

4,90

5,10

5,30

5,50

5,70

5,90

6,10

6,30

2013 2014 2015 2016 2017

Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-2

Sumber : BPS Nasional, Buku “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi- Provinsi di Indonesia Menurut lapangan usaha”, 2018

Gambar 2.2 Posisi Relatif Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta

dan Kota Lainnya di Jawa Tengah Tahun 2017 (%)

2.1.2. PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator

untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu.

Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar harga berlaku (harga-harga pada tahun

penghitungan) dan atas dasar harga konstan (harga-harga pada tahun yang

dijadikan tahun dasar penghitungan) untuk dapat melihat pendapatan yang

dihasilkan dari lapangan usaha (sektoral) maupun dari sisi penggunaan.

Selama lima tahun terakhir (2013-2017) struktur perekonomian Kota

Surakarta didominasi oleh 5 (lima) kategori lapangan usaha, diantaranya:

konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda

Motor, informasi dan komunikasi, Industri Pengolahan; dan Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-

masing lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Kota Surakarta.

Sektor terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Surakarta pada tahun

2017 dihasilkan oleh lapangan usaha konstruksi, yaitu sebesar

Rp.10.967.643,65 juta; selanjutnya lapangan usaha Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor sebesar Rp.9.211.200,08 juta

mengalami kenaikan dibanding tahun 2013 sebesar Rp.6.839.466,39 juta rupiah;

disusul oleh lapangan usaha Informasi dan komunikasi sebesar

Rp.4.553.522,76 juta; Kontribusi kategori Industri pengolahan sebesar

5,185,21

5,32 5,33

5,46

5,64

5,27

5,19

4,90

5,00

5,10

5,20

5,30

5,40

5,50

5,60

5,70

KotaMagelang

KotaSalatiga

KotaPekalongan

KotaSurakarta

Kota Tegal KotaSemarang

Kota Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-3

Rp.3.478.887,13 juta; Berikutnya lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum sebesar Rp.2.402.558,56 juta.

Salah satu sektor yang penyumbang PDRB terrendah yaitu sektor

Pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp.204.257,51 juta, salah satu

penyebab utama adalah adalah berkurangnya luas lahan pada lapangan usaha

tersebut. Lambatnya kenaikan harga produk lapangan usaha tersebut

dibandingkan produk lain juga menjadi penyebab turunnya peranan lapangan

usaha.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-4

Tabel 2.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Kota Surakarta Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah)

Kategori Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

A Pertanian, Kehutanan, danPerikanan 156.759,32 167.748,49 182.751,51 195.392,73 204.257,51

B Pertambangan dan Penggalian 600,78 697,25 770,26 779,11 800,26

C Industri Pengolahan 2.440.165,97 2.789.563,68 3.002.990,09 3.243.802,39 3.478.887,13

D Pengadaan Listrik dan Gas 58.562,30 60.379,07 64.963,06 74.052,94 82.618,04

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

49.564,92 52.562,74 55.285,78 57.524,26 61.412,83

F Konstruksi 7.707.302,44 8.591.705,73 9.410.744,97 10.191.821,93 10.967.643,65

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

6.839.466,39 7.307.631,60 7.889.988,82 8.486.444,94 9.211.200,08

H Transportasi dan Pergudangan 713.390,43 831.699,95 936.398,98 987.244,08 1.118.656,74

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

1.614.045,03 1.826.367,28 2.015.814,83 2.242.400,85 2.402.558,56

J Informasi dan Komunikasi 3.201.750,06 3.453.784,47 3.715.658,93 3.943.522,76 4.553.522,76

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.065.842,54 1.173.873,01 1.310.074,81 1.467.497,02 1.598.052,78

L Real Estat 1.148.116,83 1.296.580,03 1.436.443,80 1.554.663,91 1.673.192,64

M,N Jasa Perusahaan 208.386,73 235.080,88 272.952,59 305.638,45 328.367,83

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.772.641,71 1.888.650,12 2.086.163,83 2.249.744,30 2.350.648,03

P Jasa Pendidikan 1.534.635,46 1.734.114,99 1.877.495,85 2.016.243,19 2.191.776,48

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 296.594,32 346.392,98 385.675,46 416.091,63 454.831,32

R,S,T,U Jasa lainnya 273.487,25 305.614,62 326.200,52 358.401,66 387.712,83

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 29.081.312,47 32.062.446,90 34.970.374,09 37.791.266,18 41.066.139,47

Sumber : BPS Kota Surakarta, Buku"Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Lapangan Usaha 2013-2017", 2018

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-5

PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan mengalami peningkatan

yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha

yang sudah bebas dari pengaruh inflasi. Nilai PDRB atas dasar harga

konstan pada tahun 2017 sebesar Rp. 31.562.980,46 juta rupiah. Secara

rinci PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Kota Surakarta Tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-6

Tabel 2.2. PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Kota Surakarta Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah)

Kategori Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

A Pertanian, Kehutanan, danPerikanan 125.292,13 127.634,25 129.926,80 131.448,34 136.489,99

B Pertambangan dan Penggalian 562,50 549,59 535,17 532,82 530,74

C Industri Pengolahan 2.044.003,66 21.841.053,67 2.263.993,97 2.347.880,69 2.446.405,47

D Pengadaan Listrik dan Gas 61.821,35 63.499,68 65.092,81 69.156,76 72.109,52

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

47.384,05 48.594,69 49.454,24 50.640,12 53.518,10

F Konstruksi 6.767.584,32 7.014.333,33 7.390.395,31 7.865.547,96 8.255.938,75

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

6.193.415,14 6.458.014,08 6.723.422,13 7.029.200,29 7.415.193,59

H Transportasi dan Pergudangan 695.071,27 753.350,60 816.507,78 859.855,02 908.893,25

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.288.357,53 1.377.875,81 1.463.048,48 1.537.527,02 16.053.085,59

J Informasi dan Komunikasi 3.204.036,98 3.490.330,91 3.723.082,11 3.949.332,65 4.302.733,75

K Jasa Keuangan dan Asuransi 872.109,50 907.659,83 965.841,37 1.046.410,12 1.091.006,81

L Real Estat 1.094.700,86 1.164.923,59 1.249.065,08 1.328.972,87 1.397.574,02

M,N Jasa Perusahaan 177.726,37 189.915,26 207.530,85 224.829,61 233.751,42

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.506.447,18 1.524.921,96 1.623.466,15 1.661.471,93 1.682.112,54

P Jasa Pendidikan 1.060.271,81 1.144.903,75 1.223.370,41 1.269.371,34 1.326.726,85

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 238.715,15 268.758,62 285.590,16 305.638,62 326.332,40

R,S,T,U Jasa lainnya 254.181,54 264.987,02 273.171,04 288.553,84 308.354,68

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 25.631.681,32 26.984.358,61 28.453.493,87 29.966.373,01 31.562.980,46

Sumber : BPs Kota Surakarta, Buku"Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Menurut Lapangan Usaha 2013-2017", 2018

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-7

2.1.3. Inflasi

Inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang

dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Inflasi yaitu indikator

ekonomi yang sering dicermati karena terkait langsung dengan kemampuan

daya beli dari uang yang dimiliki oleh masyarakat, terutama mereka yang

berpenghasilan tetap. Perubahan harga secara umum (inflasi/deflasi) untuk

barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat di ukur dengan perubahan Indeks

Harga Konsumen (IHK). Laju inflasi tahun kalender 2017 (Januari - Desember

2017) sebesar 3,10%, dalam kurun waktu lima tahun mengalami fluktuatif

dengan angka tertinggi pada tahun 2013 sebesar 8,32% dan angka terendah

pada tahun 2016 sebesar 2,15%, seperti terlihat pada gambar berikut.

Sumber: BPS Kota Surakarta, 2017

Gambar 2.3 Perkembangan Laju Inflasi Kota Surakarta Tahun

2013-2017 (%)

2.1.4. Indeks Gini

Salah satu indikator yang dipergunakan untuk menilai ketimpangan

pemerataan pendapatan di suatu wilayah adalah dengan menggunakan Indeks

Gini. Besarnya nilai Indeks Gini adalah 0 (nol) hingga 1 (satu) yang mengandung

arti bahwa sama sekali tidak terjadi ketimpangan ketika capaian indeks Gini

ketika bernilai 0 (nol) dan ketimpangan dapat dikatakan tinggi apabila capaian

Indeks Gini ketika bernilai 1 (satu). Ketimpangan pemerataan pendapatan

menggunakan Indeks Gini dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori, yaitu : (1)

8,32 8,01

2,562,15

3,10

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

2013 2014 2015 2016 2017

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-8

ketimpangan rendah (<0,3), (2) ketimpangan sedang (0,3-<0,4)dan (3)

ketimpangan tinggi (>0,4-1). Indeks gini Kota Surakarta dalam periode tahun

2011 sampai dengan tahun 2015 terjadi fluktuatif dan posisi terendah pada tahun

2011 sebesar 0,33. Indeks gini Kota Surakarta selama tahun 2011 hingga tahun

2015 termasuk dalam kategori sedang. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar

berikut.

Sumber: BPS , 2016 Gambar 2.4

Perkembangan Indeks Gini Kota Surakarta tahun 2011-2015

Posisi relatif indeks gini Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 0,35 berada

di bawah rata-rata Jawa Tengah sebesar 0,38 dan Nasional sebesar 0,41.

Namun dibandingkan kota lainnya di Jawa Tengah, Kota Surakarta masih lebih

tinggi dibandingkan Kota Magelang, Kota Semarang dan Kota Pekalongan,

secara rinci dapat dilihat pada Gambar berikut.

Sumber: BPS , 2016

Gambar 2.5 Posisi Relatif Indeks Gini Kota Surakarta dan Kota Lainnya di

Jawa Tengah Tahun 2015

0,33

0,37

0,35

0,36

0,35

0,31

0,32

0,33

0,34

0,35

0,36

0,37

0,38

2011 2012 2013 2014 2015Indeks Gini

0,3

2

0,3

3

0,3

4

0,3

5

0,3

5

0,3

8

0,38

0,41

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

KotaPekalongan

KotaSemarang

KotaMagelang

KotaSurakarta

Kota Tegal KotaSalatiga

Kabupaten Jateng Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-9

2.1.5. Indeks Pembangunan Manusia

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator untuk

mengetahui status kemampuan dasar penduduk, yang dihitung BPS dari

beberapa komponen, meliputi Angka Harapan Hidup, Angka Harapan Lama

Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah, dan Pengeluaran Per Kapita untuk mengukur

akses terhadap sumberdaya untuk mencapai standar hidup layak. IPM Kota

Surakarta terus meningkat tiap tahunnya, yaitu pada tahun 2013 sebesar 78,89,

meningkat menjadi sebesar 80,85 pada tahun 2017. Kondisi tersebut relevan

terhadap realisasi Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, seperti terlihat pada

gambar berikut:

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2018

Gambar 2.6 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota

Surakarta Tahun 2013- 2017

Realisasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Surakarta tahun

2017 sebesar 80,85, merupakan ketiga tertinggi di seluruh wilayah Jawa Tengah

setelah Kota Semarang sebesar 82,01 dan Kota Salatiga sebesar 81,68. Secara

rinci terlihat pada gambar berikut.

78,89 79,3480,14 80,76 80,85

68,0268,78 69,49 69,98 70,52

68,31 68,90 69,55 70,18 70,81

60,00

65,00

70,00

75,00

80,00

85,00

2013 2014 2015 2016 2017

Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-10

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2018

Gambar 2.7 Posisi Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Surakarta dan Kab/Kota Lainnya di Jawa Tengah Tahun 2017

Kondisi indikator pembentuk IPM Kota Surakarta sebagai berikut :

a) Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan

banyak tahun yang dapat ditempuh oleh masyarakat sejak lahir yang

mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. Kualitas

kesehatan masyarakat Kota Surakarta secara umum semakin

membaik berdasarkan rata-rata usia harapan hidup yang semakin

panjang. Angka Harapan Hidup Kota Surakarta dalam kurun waktu

2013-2017 menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu dari

sebesar 76,97 pada tahun 2013 menjadi sebesar 77,06 pada tahun

2017, kondisi tersebut relevan dengan Jawa Tengah dan Nasional.

Secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut.

64

,86

65

,04

65,8

6

66

,44

66

,89

67

,35

67

,52

67

,72

68

,29

68

,34

68

,39

68

,40

68

,66

68,8

7

68

,90

68

,95

70

,12

70

,41

70,6

2

70

,75

70

,79

71

,31

72

,40

72

,64

73

,20

73

,77

73

,84

73

,95

74

,25

75,2

2

75

,56

77

,84

80

,85

81

,68

82

,01

70,5270,81

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

Bre

bes

Pe

ma

lan

g

Banja

rnegara

Te

ga

l

Wo

no

so

bo

Ba

tan

g

Blo

ra

Purb

alin

gga

Ke

bu

me

n

Te

ma

ng

gu

ng

Ma

ge

lan

g

Pe

ka

lon

ga

n

Wo

nogiri

Gro

bogan

Cila

ca

p

Re

mb

an

g

Pa

ti

De

ma

k

Kendal

Ba

nyu

ma

s

Je

pa

ra

Pu

rwo

rejo

Sra

gen

Boyola

li

Se

ma

ran

g

Ko

ta P

eka

lon

ga

n

Kudus

Ko

ta T

eg

al

Kla

ten

Ka

ran

ga

nya

r

Su

ko

ha

rjo

Ko

ta M

ag

ela

ng

Ko

ta S

ura

ka

rta

Ko

ta S

ala

tig

a

Kota

Sem

ara

ng

Kabupaten/Kota Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-11

Sumber: BPS Kota Surakarta, 2017

Gambar 2.8 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Surakarta

Tahun 2013-2017

Posisi relatif angka harapan hidup di antara kota-kota di Provinsi Jawa

Tengah, Kota Surakarta menempati posisi kedua tertinggi setelah

Kota Semarang, seperti terlihat pada gambar berikut.

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2017

Gambar 2.9 Posisi Relatif Angka Harapan Hidup Kota Surakarta dan Kota Lainnya di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017

b) Harapan Lama Sekolah

Harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke

atas, digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem

pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk

lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai

76,97 76,99 77,00 77,03 77,06

73,2873,88 73,96 74,02 74,08

70,40 70,59 70,78 70,90 71,06

66,00

68,00

70,00

72,00

74,00

76,00

78,00

2013 2014 2015 2016 2017

Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

K O T A P E K A L O N G A N

K O T A T E G A L K O T A M A G E L A N G

K O T A S A L A T I G A

K O T A S U R A K A R T A

K O T A S E M A R A N G

74,1

9

74,2

3

76,6

6

76,9

8

77,0

6

77,2

1

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-12

oleh setiap anak. Capaian harapan lama sekolah di Kota Surakarta

dalam kurun waktu 2013-2017 menunjukkan kecenderungan

meningkat, yaitu dari sebesar 13,64 (tahun 2013) menjadi 14,51

(tahun 2017), kondisi tersebut relevan dengan Jawa Tengah dan

Nasional, seperti terlihat pada gambar berikut.

Sumber: BPS Kota Surakarta, 2017

Gambar 2.10 Perkembangan Harapan Lama Sekolah di Kota Surakarta

Tahun 2013-2017

Posisi relatif harapan lama sekolah di antara kota-kota se Jawa

Tengah, harapan lama sekolah Kota Surakarta menempati posisi

ketiga tertinggi setelah Kota Salatiga dan Kota Semarang, secara

dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2017

Gambar 2.11 Posisi Relatif Harapan Lama Sekolah Kota Surakarta dan Kota Lainnya di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017

13,6413,92

14,1414,50 14,51

11,8912,17

12,38 12,45 12,57

12,1012,39 12,55 12,72 12,85

10,00

10,50

11,00

11,50

12,00

12,50

13,00

13,50

14,00

14,50

15,00

2013 2014 2015 2016 2017

Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

K O T A P E K A L O N G A N

K O T A T E G A L K O T A M A G E L A N G

K O T A S U R A K A R T A

K O T A S E M A R A N G

K O T A S A L A T I G A

12,7

7

12,8

8 13,5

5

14,5

0

14,7

0

14,9

8

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-13

c) Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun belajar penduduk usia

15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam Pendidikan Formal

(tidak termasuk tahun yang mengulang). Angka rata-rata lama

sekolah bermanfaat untuk melihat kualitas penduduk dalam hal

mengenyam Pendidikan Formal. Rata-rata lama sekolah di Kota

Surakarta mengalami kenaikan, yaitu dari 10,25 tahun pada tahun

2013 menjadi sebesar 10,38 tahun pada tahun 2017, kondisi tersebut

relevan dengan Jawa Tengah dan Nasional. Secara rinci dapat dilihat

pada gambar berikut :

Sumber: BPS Kota Surakarta, 2017

Gambar 2.12 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta

Tahun 2013-2017

Dibandingkan kota-kota lain di Jawa Tengah, posisi Rata-rata lama

sekolah Kota Surakarta menempati posisi kedua tertinggi setelah Kota

Semarang, seperti terlihat pada Gambar berikut.

10,25 10,33 10,36 10,37 10,38

6,80 6,93 7,03 7,15 7,27

7,61 7,73 7,84 7,95 8,10

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

11,00

2013 2014 2015 2016 2017

Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-14

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2017

Gambar 2.13 Posisi Relatif Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta dan Kota

Lainnya di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017

d) Pengeluaran Per Kapita

Pengeluaran perkapita di Kota Surakarta mengalami kenaikan dari

Rp12.820 ribu (tahun 2013) menjadi Rp13.986 ribu (tahun 2017).

Kondisi tersebut relevan dengan kondisi pengeluaran per kapita

Provinsi Jawa Tengah maupun Nasional. Secara rinci dapat dilihat

pada Gambar berikut.

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2017

Gambar 2.14 Perkembangan Pengeluaran per Kapita Kota Surakarta

Tahun 2013 – 2017

Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan capaian pengeluaran per

kapita di antara kota-kota di Provinsi Jawa Tengah, capaian

K O T A T E G A L K O T A P E K A L O N G A N

K O T A S A L A T I G A

K O T A M A G E L A N G

K O T A S U R A K A R T A

K O T A S E M A R A N G

8,2

9

8,5

6 10,1

5

10,3

0

10,3

8

10,5

0

12.820 12.907

13.60413.900 13.986

9.618 9.640 9.930 10.153 10.377

9.858 9.903 10.150 10.420 10.644

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

11.000

12.000

13.000

14.000

15.000

2013 2014 2015 2016 2017

Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-15

pengeluaran per kapita Kota Surakarta menempati posisi ketiga.

Pengeluaran per kapita kota-kota di Provinsi Jawa Tengah dapat

dilihat pada Gambar berikut.

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2017

Gambar 2.15

Posisi Relatif Pengeluaran Per Kapita Kota Surakarta dan Kota-Kota Lainnya di Provinsi Jawa Tengah Tahun

2017 (Ribu Rupiah)

2.2. Kondisi Umum Kemiskinan

Kondisi umum kemiskinan Kota Surakarta terdiri dari 4 indikator, meliputi:

1) Persentase Penduduk Miskin (P0); 2) Jumlah Penduduk Miskin; 3) Indeks

Kedalaman Kemiskinan (P1); 4) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2).

2.2.1. Persentase Penduduk Miskin

Persentase penduduk miskin di Kota Surakarta tahun 2013 hingga tahun

2017 terus menurun dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun 2013 sebesar 11,74%

dan pada tahun 2017 menurun menjadi sebesar 10,65%. Kondisi tersebut

relevan dengan Jawa tengah, sedangkan Nasional berfluktuatif. Secara rinci

dapat dilihat pada Gambar berikut ini.

K O T A M A G E L A N G

K O T A P E K A L O N G A N

K O T A T E G A L K O T A S U R A K A R T A

K O T A S E M A R A N G

K O T A S A L A T I G A

11.5

25

11.8

00

12.2

83

13.9

86

14.3

34

14.9

21

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-16

Sumber : BPS Jawa Tengah, 2018

Gambar 2.16 Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta Tahun 2013–

2017

Berdasarkan posisi relatif, persentase penduduk miskin Kota Surakarta

tahun 2017 sebesar 10,65% berada di atas rata-rata Nasional (10,64%) dan

berada di bawah rata-rata Jawa Tengah (13,01%). Dibandingkan dengan

kabupaten/kota se Jawa Tengah, Kota Surakarta menempati urutan ke 11

terendah setelah Kota Semarang, Kota Salatiga, Kota Pekalongan, Kudus,

Semarang, Kota Tegal, Jepara, Sukoharjo, Kota Magelang dan Tegal.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Sumber : BPS Jawa Tengah, 2018

Gambar 2.17 Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta

Tahun 2017

11,74

10,95 10,89

10,8810,65

14,44

13,58 13,58

13,27

13,01

11,47 10,9611,22

10,70 10,6410,00

10,50

11,00

11,50

12,00

12,50

13,00

13,50

14,00

14,50

15,00

2013 2014 2015 2016 2017

Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

4,6

25,0

77,4

77,5

97,7

88,1

18,1

28,7

58,7

59,9

010,6

510,8

011,1

011,3

811,4

611,9

612,2

812,4

212,6

112,9

013,0

413,2

713,4

113,8

113,9

414,0

214,1

517,0

517,2

117,3

718

,35

18,8

019,1

419,6

020,3

213,01

10,64

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

Ko

ta S

em

ara

ng

Ko

ta S

ala

tig

a

Ko

ta P

eka

long

an

Ka

b.

Ku

du

s

Ka

b.

Se

mara

ng

Ko

ta T

ega

l

Ka

b.

Je

pa

ra

Ka

b.

Su

ko

ha

rjo

Ko

ta M

ag

ela

ng

Ka

b.

Te

ga

l

Ko

ta S

ura

ka

rta

Ka

b.

Ba

tang

Ka

b.

Ke

nd

al

Ka

b.

P a

t i

Ka

b.

Te

man

gg

un

g

Ka

b.

Bo

yo

lali

Ka

b.

Ka

rang

an

ya

r

Ka

b.

Mag

ela

ng

Ka

b.

Pe

ka

long

an

Ka

b.

Won

og

iri

Ka

b.

Blo

ra

Ka

b.

Gro

bog

an

Ka

b.

De

mak

Ka

b.

Pu

rwore

jo

Ka

b.

Cila

cap

Ka

b.

Sra

gen

Ka

b.

Kla

ten

Ka

b.

Ba

nyum

as

Ka

b.

Ba

nja

rne

ga

ra

Ka

b.

Pe

mala

ng

Ka

b.

Re

mba

ng

Ka

b.

Pu

rbalin

gga

Ka

b.

Bre

bes

Ka

b.

Ke

bu

men

Ka

b.

Won

osob

o

Kab/Kota Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-17

2.2.2. Jumlah Penduduk Miskin

Perkembangan jumlah penduduk miskin Kota Surakarta pada tahun 2013

hingga tahun 2017 terus mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2013 sebesar

59.700 jiwa sampai dengan tahun 2017 menurun menjadi sebesar 54.890 jiwa

atau turun sebanyak 4.810 jiwa.

Sumber : BPS Jawa Tengah, 2018

Gambar 2.18 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta

Tahun 2013-2017 (jiwa)

Sedangkan posisi relatif jumlah penduduk miskin Kota Surakarta tahun

2017 sebanyak 54.890 jiwa menempati posisi terendah ke 5 terendah

dibandingkan dengan kabupaten/kota se Jawa Tengah, setelah Kota Salatiga,

Kota Magelang, Kota Tegal dan Kota Pekalongan.

Sumber : BPS Jawa Tengah, 2018

Gambar 2.19 Posisi Relatif Penduduk Miskin Kota Surakarta

Tahun 2017

59.700

55.923 55.700 55.900

54.890

52.000

53.000

54.000

55.000

56.000

57.000

58.000

59.000

60.000

61.000

2013 2014 2015 2016 2017

Kota Surakarta

9.5

50

10.6

30

20.1

10

22.5

10

54.8

90

64.4

50

76.6

90

79.6

60

80.8

60

81.4

50

86.7

70

98.6

50

98.9

80

106.0

70

106.7

80

111.5

80

111.8

80

115.1

90

116.3

90

123.0

40

124.0

10

141.7

30

141.8

00

152.6

20

156.8

30

157.1

50

159.1

60

164.9

90

171.8

80

180.9

50

225.0

00

233.4

50

238.3

20

283.2

50

343.4

60

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

Ko

ta S

ala

tig

a

Ko

ta M

ag

ela

ng

Ko

ta T

ega

l

Ko

ta P

eka

long

an

Ko

ta S

ura

ka

rta

Ka

b.

Ku

du

s

Ka

b.

Su

ko

ha

rjo

Ka

b.

Se

mara

ng

Ko

ta S

em

ara

ng

Ka

b.

Ba

tang

Ka

b.

Te

man

gg

un

g

Ka

b.

Pu

rwore

jo

Ka

b.

Je

pa

ra

Ka

b.

Ke

nd

al

Ka

b.

Ka

rang

an

ya

r

Ka

b.

Pe

ka

long

an

Ka

b.

Blo

ra

Ka

b.

Re

mba

ng

Ka

b.

Bo

yo

lali

Ka

b.

Won

og

iri

Ka

b.

Sra

gen

Ka

b.

P a

t i

Ka

b.

Te

ga

l

Ka

b.

De

mak

Ka

b.

Ba

nja

rne

ga

ra

Ka

b.

Mag

ela

ng

Ka

b.

Won

osob

o

Ka

b.

Kla

ten

Ka

b.

Pu

rbalin

gga

Ka

b.

Gro

bog

an

Ka

b.

Pe

mala

ng

Ka

b.

Ke

bu

men

Ka

b.

Cila

cap

Ka

b.

Ba

nyum

as

Ka

b.

Bre

bes

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-18

2.2.3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata

kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis

kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi kesenjangan

pengeluaran penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan. Perkembangan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta terjadi fluktuasi dan

cenderung meningkat (semakin senjang) dalam kurun waktu lima tahun terakhir,

yaitu pada tahun 2013 sebesar 1,63 menurun menjadi 1,48 pada tahun 2014,

pada tahun 2015 meningkat menjadi 1,74, kemudian pada tahun 2016 menurun

kembali menjadi 1,34, dan pada tahun 2017 kembali naik menjadi 1,87.

Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2017

Gambar 2.20 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota

Surakarta Tahun 2013 – 2017

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta pada tahun 2017

sebesar 1,87 berada di atas rata-rata Jawa Tengah (1,83) dan di bawah rata-rata

Nasional (2,214). Dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya se Jawa

Tengah, Kota Surakarta menempati posisi ke-16 tertinggi setelah Wonosobo,

Kebumen, Pemalang, banjarnegara, Rembang, Banyumas, Brebes,

Purbalingga, Klaten, Purworejo, Demak, Grobogan, Cilacap, Boyolali dan

Sragen. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1,63 1,48

1,74

1,34

1,87

2,374

2,087

2,4402,370

2,214

1,89

1,75

1,97

1,74 1,83

1,00

1,20

1,40

1,60

1,80

2,00

2,20

2,40

2,60

2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7

Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-19

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2017

Gambar 2.21 Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota

Surakarta Tahun 2017

2.2.4. Indeks Keparahan kemiskinan (P2)

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) merupakan satuan indeks yang

memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk

miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di

antara penduduk miskin. Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2013-2017) Kota Surakarta terjadi

fluktuasi dan cenderung meningkat (semakin timpang), yaitu pada tahun 2013

sebesar 0,34 menurun menjadi 0,30 pada tahun 2014, selanjutnya pada tahun

2015 naik menjadi 0,40, kemudian menurun pada tahun 2016 menjadi 0,35, dan

pada tahun 2017 kembali naik menjadi 0,44. Selengkapnya dapat dilihat pada

Gambar di bawah ini.

0,5

4

0,8

5

0,9

2

0,9

3

0,9

8

1,0

0

1,1

0

1,2

7

1,3

0

1,4

2

1,4

4

1,5

1

1,5

3

1,6

7

1,6

9

1,7

3

1,8

0

1,8

1

1,8

5

1,8

7

1,9

3

1,9

6

1,9

8

2,0

3

2,2

0

2,2

5

2,4

6

2,7

9

3,0

6

3,1

9

3,2

4

3,2

5

3,5

2

3,6

2

3,8

5

2,214

1,83

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

Ko

ta S

em

ara

ng

Ko

ta S

ala

tig

a

Ko

ta P

eka

long

an

Ka

b.

Su

ko

ha

rjo

Ka

b.

Je

pa

ra

Ka

b.

Ku

du

s

Ka

b.

Se

mara

ng

Ka

b.

Te

ga

l

Ko

ta M

ag

ela

ng

Ko

ta T

ega

l

Ka

b.

P a

t i

Ka

b.

Ba

tang

Ka

b.

Blo

ra

Ka

b.

Mag

ela

ng

Ka

b.

Ke

nd

al

Ka

b.

Pe

ka

long

an

Ka

b.

Won

og

iri

Ka

b.

Te

man

gg

un

g

Ka

b.

Ka

rang

an

ya

r

Ko

ta S

ura

ka

rta

Ka

b.

Sra

gen

Ka

b.

Bo

yo

lali

Ka

b.

Cila

cap

Ka

b.

Gro

bog

an

Ka

b.

De

mak

Ka

b.

Pu

rwore

jo

Ka

b.

Kla

ten

Ka

b.

Pu

rbalin

gga

Ka

b.

Bre

bes

Ka

b.

Ba

nyum

as

Ka

b.

Re

mba

ng

Ka

b.

Ba

nja

rne

ga

ra

Ka

b.

Pe

mala

ng

Ka

b.

Ke

bu

men

Ka

b.

Won

osob

o

Kab/Kota Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-20

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2017

Gambar 2.22 Grafik Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Kota Surakarta Tahun 2013 – 2017

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Surakarta tahun 2017 sebesar

0,44 berada di bawah rata-rata Jawa Tengah (0,48) dan Nasional (0,573), serta

menempati posisi ke-14 tertinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota se Jawa

Tengah, setelah Wonosobo, Pemalang, Kebumen, Rembang, Banyumas,

Banjarnegara, Brebes, Purbalingga, Klaten, Demak, Grobogan, Purworejo, dan

Boyolali, secara rinci dapat dilihat pada Gambar berikut.

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2017

Gambar 2.23 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Surakarta Tahun

2017

0,34

0,30

0,40

0,35

0,44

0,59

0,51

0,650,63

0,573

0,48

0,44

0,54

0,44 0,48

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

0,45

0,50

0,55

0,60

0,65

0,70

2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7

Kota Surakarta Jawa Tengah Nasional

0,1

2

0,1

7

0,2

0,2

1

0,2

1

0,2

2

0,2

5

0,2

7

0,3

1

0,3

1

0,3

1

0,3

2

0,3

5

0,3

6

0,3

8

0,3

9

0,4

2

0,4

2

0,4

3

0,4

3

0,4

3

0,4

4

0,5

3

0,5

4

0,5

6

0,5

9

0,6

1

0,6

8

0,7

8

0,8

4

0,8

5

0,8

9

0,9

9

1,0

0

1,1

0,573

0,48

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Ko

ta S

em

ara

ng

Ka

b.

Su

ko

ha

rjo

Ko

ta P

eka

long

an

Ka

b.

Ku

du

s

Ko

ta S

ala

tig

a

Ka

b.

Je

pa

ra

Ka

b.

Se

mara

ng

Ka

b.

Te

ga

l

Ka

b.

Mag

ela

ng

Ka

b.

Blo

ra

Ka

b.

Ba

tang

Ko

ta M

ag

ela

ng

Ka

b.

P a

t i

Ka

b.

Pe

ka

long

an

Ko

ta T

ega

l

Ka

b.

Ke

nd

al

Ka

b.

Cila

cap

Ka

b.

Sra

gen

Ka

b.

Won

og

iri

Ka

b.

Ka

rang

an

ya

r

Ka

b.

Te

man

gg

un

g

Ko

ta S

ura

ka

rta

Ka

b.

Bo

yo

lali

Ka

b.

Pu

rwore

jo

Ka

b.

Gro

bog

an

Ka

b.

De

mak

Ka

b.

Kla

ten

Ka

b.

Pu

rbalin

gga

Ka

b.

Bre

bes

Ka

b.

Ba

nja

rne

ga

ra

Ka

b.

Ba

nyum

as

Ka

b.

Re

mba

ng

Ka

b.

Ke

bu

men

Ka

b.

Pe

mala

ng

Ka

b.

Won

osob

o

Kab/Kota Jawa Tengah Nasional

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2018

II-Kondisi kemiskinan-21

2.2.5. Kinerja Persentase Penduduk Miskin

Persentase penduduk miskin Kota Surakarta saat ini data yang tersedia

dari Badan Pusat Statistik masih data tahun 2017 sebesar 10,65%. Data tahun

2017 dibandingkan target tahun 2018 sebesar 8,34% dengan kinerja sebesar

72,30% atau status perlu upaya keras, artinya persentase realisasi dibandingkan

target dengan kinerja kurang dari atau sama dengan 75%.

Tabel 2.3. Kinerja Persentase Penduduk Miskin

Kota Surakarta Tahun 2018

Realisasi Target 2018

Kinerja Status 2013 2014 2015 2016 2017 2018

11,74 10,95 10,89 10,88 10,65 N/A 8,34 72,30 Perlu upaya keras

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta