BAB II Komunikasi

19
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa, mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa, dengan efek apa (Laswell). Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu disekeliling kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya (Hybels dan Weafer II, 1992; Liliwen, 2003). Sedangkan menurut Karlfied Knapp (2003) komunikasi merupakan interaksi antar pribadi menggunakan system simbol linguistic, seperti simbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung atau tatap muka atau melalui media lain misalnya tulisan, oral dan visual. Dari ketiga pengertian diatas kelompok menyimpulkan komunikasi adalah proses interaksi antar pribadi sebagai pertukaran informasi, gagasan dan perasaan baik secara lisan atau tulisan.

Transcript of BAB II Komunikasi

Page 1: BAB II Komunikasi

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa, mengatakan apa

dengan cara apa, kepada siapa, dengan efek apa (Laswell).

Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan

perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun

tertulis dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun

penampilan diri, menggunakan alat bantu disekeliling kita sehingga sebuah pesan

menjadi lebih kaya (Hybels dan Weafer II, 1992; Liliwen, 2003).

Sedangkan menurut Karlfied Knapp (2003) komunikasi merupakan interaksi

antar pribadi menggunakan system simbol linguistic, seperti simbol verbal (kata-kata)

dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung atau tatap muka atau

melalui media lain misalnya tulisan, oral dan visual.

Dari ketiga pengertian diatas kelompok menyimpulkan komunikasi adalah

proses interaksi antar pribadi sebagai pertukaran informasi, gagasan dan perasaan

baik secara lisan atau tulisan.

2.2 Konsep Komunikasi Carl Roger

Menurut Carl Roger konsep dalam komunikasi yaitu memiliki kemampuan

dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup dan mengenai masalah.

Menurut Roger motivasi yang baik dan sehat adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri

adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi –

potensi psikologis yang unik. Tujuan dari aktualisasi diri adalah adaptasi secara sadar

dan rasional yang dipengaruhi oleh peristiwa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan

berubah sesuai dengan perkembangan hidup seseorang.

Konsep-konsep tersebut bila dihubungkan dengan dunia keperawatan dalam

berkomunikasi adalah :

1. Perawat harus mengenal diri sendiri sebelum mengenal orang lain

2. Komunikasi ditandai dengan sikap menerima, percaya dan menghargai.

Page 2: BAB II Komunikasi

5

3. Perawat bisa menciptakan suasana kondusif agar klien bisa berkomunikasi dengan

baik.

4. Perawat berkomunikasi dengan teknik terbuka

5. Altruism (panggilan jiwa) untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang

lain berempati dan simpati terhadap pasien.

6. Bertanggung jawab dan berpegang pada etika

Carl Roger mengemukakan berbagai teori komunikasi yang dikenal sebagai

model komunikasi Carl Roger yaitu konsep komunikasi “person centered care “, Carl

Roger mengedepankan penghargaan diri terhadap setiap individu. Proses tersebut

didasari bahwa setiap individu harus memahami dan memiliki pengertian untuk dapat

memahami orang lain dalam menentukan dan menangani masalah-masalah fisik yang

dapat mempermudah mengembangkan individu kedalam hidup yang lebih baik, dari

seorang individu masih anak-anak hingga dewasa dan proses diri akan berubah

menjadi masalah psikologis yang awalnya fisiologis.

Adapun prinsip-prinsip komunikasi menurut Carl Roger meliputi :

1. Perawat sebagai tenaga kesehatan harus paham, menghayati nilai yang dianut

pasien

2. Perawat sebagai tenaga kesehatan harus sadar pentingnya kebutuhan pasien

3. Perawat harus menciptakan suasana agar pasien berkembang tanpa rasa takut

4. Perawat menciptakan suasana agar pasien agar mempunyai motivasi mengubah

diri

5. Perawat harus menguasai perasaannya sendiri

6. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten

7. Perawat mampu mengekspresikan perasaan

8. Perawat harus dapat berperan sebagai role model

2.3 Komponen komunikasi

Komponen konseptual dalam komunikasi mengandung arti dan makna yang

memberikan pengertian tersendiri sesuai dengan konteks yang terkandung

didalamnya, antara lain :

Page 3: BAB II Komunikasi

6

1. Simbol/ verbal/ ujaran, maka komunikasi adalah pertukaran pikiran/ gagasan

secara verbal (Hoben, 1954).

2. Pengertian atau pemahaman, komunikasi merupakan proses yang dinamis dan

secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku (Anderson, 1959).

3. Interaksi/ hubungan/ proses sosial, interaksi adalah perwujudan komunikasi, tanpa

komunikasi tidak akan terjadi interaksi (Mead, 1963).

4. Pengurangan rasa ketidakpastian. Komunikasi timbul karena adanya kebutuhan-

kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, bertindak secara efektif, serta

mempertahankan atau memperkuat ego (Burnland, 1964).

5. Proses komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi

keahlian dan lain-lain.

6. Pengalihan/ penyampaian/ pertukaran. Penggunaan kata komunikasi menunjuk

pada pengalihan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya agar

menjadi bermakna.

7. Menghubungkan/ menggabungkan. Komunikasi adalah proses yang

menghubungkan satu bagian kehidupan dengan bagian lainnya sesuai tujuan yang

telah ditetapkan.

8. Kebersamaan. Komunikasi adalah proses yang membuat sesuatu yang semula

hanya dimiliki seorang menjadi milik dua orang atau lebih dengan harapan terjdi

persamaan persepsi dan pemahaman serta perilaku.

9. Saluran/ jalur/ alat. Komunikasi merupakan sarana untuk mengirim pesan dimana

sumber pesan dari komunikator diberikan ke komunican untuk diolah dan

diinterpretasikan.

10. Replikasi memori. Komunikasi adalah proses mengarahkan perhatian dengan

menggugah ingatan.

11. Tanggapan diskriminatif. Komunikasi adalah tanggapan pilihan atau terarah pada

suatu stimulus.

12. Stimuli. Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi

yang berisikan stimuli diskriminatif dari suatu sumber tenaga penerima.

Page 4: BAB II Komunikasi

7

13. Kesengajaan. Komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian pesan yang

disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah

laku piahak penerima

14. Waktu/ situasi. Komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu struktur

keseluruhan situasi atau waktu sesuai pola yang diinginkan.

15. Kekuasaan/ kekuatan. Komunikasi adalah suatu mekanisme yang mmenimbulkan

kekuatan atau kekuasaan.

2.4 Unsur komunikasi

Dalam komunikasi terdapat unsur-unsur yang berperan dalam proses interaksi.

Unsur-unsur tersebut adalah :

1. Pengirim (sender) atau sumber (resource) adalah individu, kelompok atau

organisasi berperan untuk transfering pesan.

2. Pesan (message) adalah gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang

lain.

3. Media dari komunikasi merupakan tempat dimana sumber menyalurkan pesan

kepada penerima

4. Penerima (receiver) adalah individu atau keompok yang menerima pesan.

5. Pengaruh (efek) merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan

dilakukan penerima pesan sebelum dan sesudah menerima pesan

6. Lingkungan merupakan situasi tertentu yang dapat mempengaruhi komunikasi

mulai dari sumber yang menyampaikan pesan sampai pada efek atau pengaruh

pesan terhadap penerima pesan.

2.5 Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang ditujukan untuk mengubah

perilaku dalam pencapai tingkat kesehatan yang optimal (Stuart. G.W, 1998)

Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk

membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologis, dan

belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain (Northhouse, 1998)

Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat yang menggunakan

pendekatan terencana mempelajari klien. Proses memfokuskan pada klien namun

Page 5: BAB II Komunikasi

8

direncanakan dan dipimpin oleh seorang professional (Keltner, Schecke, Bostom,

1991)

Hubungan interpersonal antara klien dan perawat dapat dikembangkan dengan

komunikasi terapeutik. Proses ini meliputi kemampuan khusus, karena perawat harus

memperhatikan pada berbagai interaksi dan tingkah laku non verbal.

Adapun Stuart dan Sundeen dalam Abdul Nasir dkk (2009) menyatakan

tujuan dari komunikasi terapeutik adalah:

1. Kesadaran diri, penerimaan diri dan meningkatkan kehormatan diri, seyogyanya

perawat menyadari bahwa kehadirannya dalam menerima, baik hanya

mendengarkan keluh kesah pasien tersebut begitu berarti, melalui komunikasi

terapeutik terbentuklah rasa percaya pasien kepada perawat.

2. Identitas yang jelas dan meningkatnya integritas pribadi. Dalam konteks diri pada

dasarnya setiap manusia membutuhkan pengakuan untuk menampakkan

perwujudan dirinya. Peran perawat salah satunya membantu meningkatkan

integritas pribadi pasien.

3. Keintiman hubungan interpersonal. Perawat dan pasien itu seumpama simbiosis

mutualisme, saling memberi dan menerima.

4. Meningkatkan kemampuan dan mencapai tujuan realistis.

Komunikasi terapeutik agar dapat berlangsung dengan baik perlu menerapkan

tehnik komunikasi yang tepat. Tiap-tiap individu tidak sama, oleh karena itu

diperlukan penerapan tehnik komunikasi yang berbeda pula. Berikut ini teknik

komunikasi terapeutik menurut Shives (1994), Stuart dan Sundeen (1950) dan Wilson

& Kneisel (1920) meliputi:

1. Mendengarkan (Listening)

Mendengarkan merupakan dasar dalam komunikasi yang akan mengetahui

perasaan klien. Teknik mendengarkan dengan cara memberi kesempatan klien

untuk bicara banyak dan perawat sebagai pendengar aktif. Ellis (1998)

menjelaskan bahwa mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian akan

menunjukkan pada orang lain bahwa apa yang dikatakannya adalah penting dan

dia adalah orang yang penting. Mendengarkan juga menunjukkan pesan ”anda

bernilai untuk saya” dan ”saya tertarik padamu”.

Page 6: BAB II Komunikasi

9

2. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening )

Memberikan inisiatif kepada klien, mendorong klien untuk menyeleksi

topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeutik apabila klien

menunjukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeutik

apabila perawat mendominasi interaksi dan menolak respon klien (Stuart dan

Sundeen, 1995).

3. Mengulang (Restating)

Merupakan teknik yang dilaksanakan dengan cara mengulang pokok

pikiran yang diungkapkan klien, yang berguna untuk menguatkan ungkapan klien

dan memberi indikasi perawat untuk mengikuti pembicaraan. Teknik ini bernilai

terapeutik ditandai dengan perawat mendengar dan melakukan validasi,

mendukung klien dan memberikan respon terhadap apa yang baru saja dikatakan

oleh klien.

4. Penerimaan (Acceptance)

Penerimaan adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah

laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti

persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa

menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Dikarenakan hal tersebut, perawat

harus sadar terhadap ekspresi nonverbal. Bagi perawat perlu menghindari

memutar mata ke atas, menggelengkan kepala, mengerutkan atau memandang

dengan muka masam pada saat berinteraksi dengan klien.

5. Klarifikasi

Klarifikasi merupakan teknik yang digunakan bila perawat ragu, tidak

jelas, tidak mendengar atau klien malu mengemukakan informasi dan perawat

mencoba memahami situasi yang digambarkan klien

6. Refleksi

Refleksi ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasikan apa

yang didengar, refleksi perasaan dengan cara memberi respon pada perasaan klien

terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaannya.

Teknik ini akan membantu perawat untuk memelihara pendekatan yang tidak

menilai (Boyd dan Nihart, 1998), dalam Nurjanah (2001).

Page 7: BAB II Komunikasi

10

7. Asertif

Asertif adalah kemampuan dengan cara meyakinkan dan nyaman

mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang

lain (Lindberg dalam Nurjanah, 2001). Tahap-tahap menjadi lebih asertif antara

lain menggunakan kata ”tidak” sesuai dengan kebutuhan, mengkomunikasikan

maksud dengan jelas, mengembangkan kemampuan mendengar, pengungkapan

komunikasi disertai dengan bahasa tubuh yang tepat, meningkatkan kepercayaan

diri dan gambaran diri dan menerima kritik dengan ramah.

8. Memfokuskan

Cara ini dengan memilih topik yang penting atau yang telah dipilih dengan

menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas dan

berfokus pada realitas

9. Membagi Persepsi

Merupakan teknik komunikasi dengan cara meminta pendapat klien

tentang hal-hal yang dirasakan dan dipikirkan.

10. Identifikasi tema

Merupakan teknik dengan mencari latar belakang masalah klien yang

muncul dan berguna untuk meningkatkan pengertian dan eksplorasi masalah yang

penting.

11. Diam

Diam dilakukan dengan tujuan untuk mengorganisir pemikiran,

memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu

respon. Diam tidak dilakukan dalam waktu yang lama karena akan

mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam juga dapat diartikan sebagai

mengerti atau marah. Diam disini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk

menanti orang lain untuk berpikir, meskipun begitu diam yang tidak tepat dapat

menyebabkan orang lain merasa cemas (Myers, 1999).

12. Informing

Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan

respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan

memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan dan memfasilitasi

Page 8: BAB II Komunikasi

11

klien untuk mengambil keputusan (Stuart dan Sundeen, 1995). Kurangnya

pemberian informasi yang dilakukan saat klien membutuhkan akan

mengakibatkan klien tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah

menasehati klien pada saat memberikan informasi.

13. Humor

Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu mengurangi

ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan

keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.

Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi

catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan

toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi

pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak

atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

Sedangkan Nurjanah (2001) menyatakan humor sebagai hal yang penting dalam

komunikasi verbal dikarenakan tertawa mengurangi stres ketegangan dan rasa

sakit akibat stres, serta meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan.

14. Saran

Teknik yang bertujuan memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah.

Teknik ini tidak tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal

hubungan.

15 Membuka diri

Teknik membuka diri merupakan pengalaman pribadi dan nyata tentang

diri sendiri yang diberikan secara sengaja kepada pihak lain. Ini menunjukan

bahwa perawat memahami pengalaman klien dan memperlihatkan bahwa

pengalaman klien tidak hanya dialaminya sendiri. Jenis teknik ini akan

memperlihatkan kedekatan hubungan perawat-klien dan melibatkan penghargaan

bagi klien. Anda memberikannya sebagai ekspresi kejujuran dan ini merupakan

aspek dari empati (Stuart dab Laraia,2005). Mebuka diri harus bersifat relevan,

tepat dan dapat menguntungkan klien. Gunakan teknik ini secara tepat dan tidak

berlebihan dengan tetap menempatkan klien sebagai fokus.

Page 9: BAB II Komunikasi

12

16. Menyampakan hasil observasi

Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan

hasil pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan

benar. Kesan yang disampaikan perawat kepada klien merupakan hasil

pengamatan yang mencerminkan kesan yang tidak biasa pada diri klien. Stuart &

Sundeen (1995) menganjurkan penyampaian hasil observasi kepada klien apabila

terdapat konflik antar verbal dan nonverbal. Penyampaian hasil pengamatan

kepada klien diharapkan dapat mengubah perilaku yang merusak pada diri klien,

tidak serta merta menyampaikan hasil yang didapat saat melakukan observasi dan

tidak bertujuan untuk memberikan penilaian.

17. Meringkas

Teknik ini merupakan pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan

secara singkat dalam rangka meningkatkan pemahaman dengan mengidentifikasi

poin–poin penting selama diskusi sekaligus terjadi proses klarifikasi atas ide

dalam pikirannya. Meringkas berarti memberi kesempatan untuk mengklarifikasi

komunikasi agar sama dengan ide dalam pikiran (Varcarolis, 1990 dan Nurjannah,

2001).

18. Memberikan penguatan

Penguatan (reinforcement) positif atas hal – hal yang mampu dilakukan

klien dengan baik dan benar merupakan bentuk pemberian penghargaan.

Bertujuan untuk meningkatkan motivasi kepada klien untuk berbuat yang lebih

baik lagi. Salah satu contoh dengan memberi salam pada klien dengan menyebut

namanya. Penghargaan dalam pelayanan keperawatan tidak berbentuk materi,

akan tetapi berbentuk dorongan psikologis atau inmaterial untuk memacu lebih

baik lagi.

19. Menawarkan Diri

Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan

orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Seringkali

perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, teknik komunikasi ini

harus dilakukan tanpa pamrih.

Page 10: BAB II Komunikasi

13

20. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan

Berikan kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik

pembicaraan. Perawat dapat menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan

merasakan bahwa ia diharapkan untuk membuka pembicaraan.

21. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Teknik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh

pembicaraan yang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang

sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya.

Perawat lebih berusaha untuk menafsirkan daripada mengarahkan diskusi/

pembicaraan.

22. Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk

melihat dalam suatu perspektif.

Perawat akan dapat menentukan pola kesukaran interpersonal dan

memberikan data tentang pengalaman yang memuaskan dan berarti bagi klien

dalam memenuhi kebutuhannya.

2.6 Tahapan Komunikasi

Komunikasi yang terjadi antara perawat dan klien mempunyai beberapa

tahapan antara lain tahap pra interaksi, tahap perkenalan, tahap orientasi, tahap kerja

dan tahap terminasi.

1. Tahap pra-interaksi

Tahap ini menjelaskan bagaimana kita mengkaji kemampuan diri sendiri,

dilakukan sebelum bertemu dengan klien. Menurut Abdul Nasir (2009) ada dua

unsur yang perlu dipersiapkan dalam tahap ini, pertama unsur dari diri sendiri dan

kedua unsur dari klien. Unsur diri sendiri mencakup pengetahuan perawat tentang

penyakit dan masalah klien, kecemasan dan ketakutan diri, analisa kekuatan diri,

dan waktu pertemuan baik saat pertemuan maupun lama pertemuan. Sedangkan

unsur dari klien yang harus diperhatikan adalah perilaku klien dalam menghadapi

penyakitnya, adat istiadat serta tingkat pengetahuan klien.

2. Tahap perkenalan

Pada tahap ini adalah tahap dimana pertama kali perawat bertemu dengan

klien sehingga perlu untuk memperkenalkan diri. Seperti yang dikatakan Suryani

Page 11: BAB II Komunikasi

14

(2006) bahwa dengan memperkenalkan dirinya, perawat telah bersikap terbuka

pada klien dan ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka dirinya.

tujuan utama yang dilakukan adalah membina hubungan saling percaya.

Adapun tujuan dalam tahap ini adalah membina hubungan rasa saling

percaya dengan menunjukkan penerimaan dan komunikasi terbuka dan yang

kedua adalah memodifikasi lingkungan yang kondusif sehingga membantu klien

mengekspresikan perasaan dan fikirannya.

3. Tahap orientasi

Pada tahap ini perawat menggali keluhan-keluhan yang dirasakan oleh

klien serta tanda dan gejala. Menurut Stuart G. W, 1998 tujuan pada tahap ini

untuk memvalidasi keakuratan data dan rencana yant telah dibuat dengan keadaan

klien saat ini, serta mengevaluasi tindakan yang lalu.

Pada tahap ini perawat dituntut untuk memiliki ketelitian yang tinggi

untuk menstimulasi klien agar memperoleh pengkajian yang akurat. Selain itu

kemampuan menilai komunikasi non-verbal juga dituntut dalam tahap orientasi

ini.

Adapun menurut Muhith ada tiga tugas perawat dalam tahap ini, yaitu

membuat kontrak dengan klien, mengeksplorasi pikiran dan perasaan serta

mengidentifikasi masalah keperawatan klien, dan terakhir menetapkan tujuan

yang akan dicapai.

4. Tahap kerja

Pada tahap kerja perawat ditugaskan untuk dapat meningkatkan

kemandirian klien karena proses kesembuhan merupakan tanggung jawab

bersama antara perawat dengan klien. Mengingat pentingnya tindakan

keperawatan guna meningkatkan kesembuhan klien, harus ada persamaan

persepsi, ide dan pikiran antara klien dan perawat. Intervensi keperawatan yang

harus dilakukan tidak selamanya dapat dilakukan secara keseluruhan pada tahap

ini.

5. Tahap terminasi

Pada tahap ini adalah tahap validasi apakan tujuan yang diharapkan yaitu

membantu kesembuhan klien tercapai atau tidak. Menurut Nurjannah I (2001) ada

Page 12: BAB II Komunikasi

15

dua macam terminasi, yaitu terminasi yang diajukan dengan tujuan bahwa akan

ada pertemuan berikutnya lagi baik dengan perawat yang sama maupun dengan

perawat lainnya. Sedangkan terminasi akhir dilakukan saat pasien meninggalkan

Rumah Sakit atau meninggal dunia. Adapun tindakan yang dilakukan pada tahap

ini adalah evaluasi subjektif, objektif dan tindak lanjut.

2.7 Hambatan komunikasi

Komunikasi tidak selalu berjalan dengan baik, didalam prosesnya terdapat

beberapa hambatan komunikasi yang dapat merusak interaksi perawat-klien. Adapun

hambatan-hambatan tersebut antara lain:

1. Hambatan fisik

Merupakan hal menyangkut ruang fisik dan lingkungan

2. Hambatan biologis

Merupakan hambatan karena ketidaksempurnaan anggota tubuh

3. Hambatan intelektual

Merupakan hambatan yang berhubugan dengan kemampuan pengetahuan

4. Hambatan psikis

Merupakan hambatan yang menyangkuy factor kejiwaan, emosional, tidak saling

percaya dan penilaian saling menghakimi

5. Kultural

Merupakan Hambatan yang berkatan denga nilai budaya dan bahasa.