BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

31
12 BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR A. Kerjasama Sekolah dan Masyarakat 1. Pengertian Kerjasama Sekolah dan Masyarakat Secara sederhana hubungan atau komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyimpanan berita dari seorang kepada orang lain. Hal ini bisa dilaksanakan secara intern, yaitu di dalam organisasi sekolah dengan pihak lain (ke luar) masyarakat lembaga/instansi yang lain (Yusak Burhanuddin, 1998: 90). Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang pengembangan putra-putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa yang mampu membina sendiri putra-putra mereka untuk dapat pertumbuhan dan perkembangan secara total, integratif, dan optimal seperti yang dicita-citakan oleh bangsa indonesia. Itulah sebabnya lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga pendidikan memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat (Made Pidarta, 2004: 180-181). Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu saran yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sitem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, pogram-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya, sekolah juga harus mengetahui

Transcript of BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

Page 1: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

12

BAB II

KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN

KEDISIPLINAN BELAJAR

A. Kerjasama Sekolah dan Masyarakat

1. Pengertian Kerjasama Sekolah dan Masyarakat

Secara sederhana hubungan atau komunikasi dapat diartikan

sebagai proses penyimpanan berita dari seorang kepada orang lain. Hal ini

bisa dilaksanakan secara intern, yaitu di dalam organisasi sekolah dengan

pihak lain (ke luar) masyarakat lembaga/instansi yang lain (Yusak

Burhanuddin, 1998: 90).

Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara

lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan

merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang

pengembangan putra-putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa

yang mampu membina sendiri putra-putra mereka untuk dapat

pertumbuhan dan perkembangan secara total, integratif, dan optimal

seperti yang dicita-citakan oleh bangsa indonesia. Itulah sebabnya

lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga

pendidikan memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat

(Made Pidarta, 2004: 180-181).

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan

suatu saran yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan

pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah

sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sitem sosial yang

lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki

hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau

pendidikan secara efektif dan efisien. Sekolah juga harus menunjang

pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya

kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk

memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, pogram-program, kebutuhan,

serta keadaan masyarakat. Sebaliknya, sekolah juga harus mengetahui

Page 2: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

13

dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat, terutama

terhadap sekolah. Dengan perkataam lain, antara sekolah dan masyarakat

harus dibina suatu hubungan yang harmonis (Mulyasa, 2012: 74-75).

Esensi hubungan sekolah dengan masyarakat adalah untuk

meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari

masyarakat, terutama dukungan moral dan finansial. Dalam arti yang

sebenarnya, hubungan sekolah dan masyarakat sudah didesentralisasikan

sejak lama. Oleh karena itu, hampir sama halnya dengan pelayanan siswa,

yang dibutuhkan adalah peningkatan intensitas dan ekstensintas hubungan

sekolah dan masyarakat (Rohiat, 2012: 67).

Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam upaya peningkatan

mutu pendidikan di sekolah. Peran serta masyarakat itu tidak hanya

berupa dukungan dana atau sumbangan fisik saja, tetapi bisa lebih dari

itu. Dukungan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan sekolah

melibatkan peran serta tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Penyertaan mereka dalam pengelolaan sekolah hendaknya dilakukan

secara intens dan terus-menerus dengan memperhatikan keterbukaan

sekolah untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab

masyarakat dalam meningkatkan mutu sekolah.

Perlibatan orang tua dan masyarakat dalam program sekolah

bertujuan antara lain untuk (1) memajukan kualitas pembelajaran dan

pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan

kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan

masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Untuk

merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang biasa dilakukan oleh

sekolah dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin

hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat. Hal tersebut

antara lain dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai

program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang

sedang dilakukan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat

mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan

(Mulyasa, 2012: 75).

Page 3: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

14

Orang tua merupakan salah satu aspek yang penting dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sebagai pihak yang sangat

berkepentingan dengan kemajuan belajar anaknya, orang tua sudah

selayaknya dilibatkan secara aktif oleh sekolah untuk membantu

peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Komitmen dan kerjasama

sangat diperlukan dalam upaya realisasi peran serta ini. Antara sekolah

dan orang tua idealnya saling berkomunikasi agar saling mengetahui

perkembangan anak dalam pembelajaran di sekolah maupun di rumah.

Sekolah yang berorintasi penuh kepada kehidupan masyarakat

disebut community school“ sekolah masyarakat” . sekolah ini berorientasi

pada masalah-masalah kehidupan dalam masyarakat seperti maslah usaha

manusia melestarikan alam, memanfaatkan sumber-sumber alam dan

manusia, masalah kesehatan, kewarganegaraan, penggunaan waktu

senggang, komunikasi, transport, dan sebagainya. Dalam kurikulum ini

anak dididik agar turut serta dalam kegiatan masyarakat. Pelajaran

mengutamakan kerja kelompok. Apa yang akan dikerjakan didasarkan

atas perencanaan bersama. Dengan sendirinya kurikulum itu fleksibel,

berbeda dari sekolah ke sekolah, dari tahun ke tahun dan tidak dapat

ditentukan secara uniform. Murid-murid mempelajari lingkungan

sosialnya untuk mengidentifikasikan masalah-masalah yang dapat

dijadikan pokok bagi suatu unit pelajaran, khususnya yang memberi

kesempatan kepada murid-murid untuk meningkatkan mutu kehidupan

dalam masyarakat sekitarnya (Nasution, 2011: 149).

Hubungan antara sekolah dengan masyarakat, paling tidak bisa

dilihat dari dua segi yaitu:

a. Sekolah sebagai partner dari masyarakat di dalam melakukan fungsi

pendidikan. Fungsi pendidikan di sekolah, sedikit banyak dipengaruhi

pula oleh corak pengalaman seseorang di lingkungan masyarakat.

Pengalaman pada berbagai kelompok pergaulan di dalam masyarakat,

jenis bacaan, tontonan serta aktivitas-aktivitas lainnya di tengah

masyarakat, kesemuanya membawa pengaruh terhadap fungsi

pendidikan yang dimainkan oleh sekolah terhadap diri seseorang.

Page 4: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

15

Kondusif tidaknya dan positif tidaknya pengalaman seseorang

dilingkungan masyarakat, tak dapat dielakan pengaruhnya terhadap

keberhasilan fungsi pendidikan di sekolah. oleh karena itu, sekolah

juga berkepentingan dengan perubahan lingkungan seseorang di

tengah-tengah masyarakatnya, antara lain bisa dilakukan dengan

melalui fungsi layanan konseling, penciptaan forum komunikasi antara

organisasi sekolah dengan organisasi serta lembaga-lembaga lainnya di

masyarakat. Sebaliknya, partisipasi sadar seseorang untuk senantiasa

belajar dari lingkungan masyarakat, sedikit banyak juga ditentukan

oleh tugas-tugas belajar serta pengarahan belajar yang dilancarkan di

sekolah. Fungsi sekolah untuk mengoptimal mungkin membelajarkan

anak asuhnya yang tak terbatas pada dinding kelas, tetapi juga dari

sumber-sumber belajar di lingkungan masyarakatnya, hal tersebut akan

secara langsung mencari partisipasi belajar seseorang di dalam

lingkungan sosial dan budaya sekelilingnya.

b. Sekolah sebagai prosedur yang melayani pesan-pesan pendidikan dari

masyarakat lingkungan. Fungsi pendidikan di sekolah, sedikit banyak

akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya serta fungsional tidaknya

pendayagunaan sumber-sumber belajar di masyarakat. Kekayaan

sumber-sumber belajar di tengah masyarakat, seperti adanya orang-

orang sumber, adanya perpustakaan umum, adanya museum, adanya

kebun binatang, adanya peredaran koran atau majalah serta sumber-

sumber belajar lainnya, di samping berfungsi sebagai medium

pendidikan bagi masyarakat luas, sumber-sumber tersebut bisa dan

juga berfungsi pula untuk didaya-gunakan bagi fungsi pendidikan

sistem persekolahan. Pendayagunaan sumber-sumber belajar

dimasyarakat bagi kepentingan fungsi pendidikan di sekolah,

peningkatannya bisa dilakukan dengan jalan penentuan strategi belajar

mengajar yang mengktifkan keterlibatan mental siswa di dalam

mengkaji sumber-sumber belajar di lingkungannya (Tim Dosen FIP-

KIP Malang, 1981: 148-150).

Page 5: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

16

Sekolah dan masyarakat merupakan dua jenis lingkungan yang

berbeda, namun keduanya tidak dapat dipisahkan bahkan saling

membutuhkan khususnya dalam upaya mendidik generasi muda. Agar

tercipta hubungan dan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat,

maka masyarakat perlu mengatahui dan memiliki gambaran yang jelas

tentang sekolah baik dari sarana dan prasarana maupun persoalan yang

sedang dihadapi sekolah, karena berbagai persoalan yang dihadapi sekolah

juga merupakan bagian dari persoalan masyarakat. Dengan demikian,

terdapat kerjasama serta situasi saling membantu antara sekolah dan

masyrakat.

2. Tujuan Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat

Mengenai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat

meninjaunya dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu

kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari

kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah

dan masyarakat bertujuan untuk:

a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.

b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

c. Memperlancar proses belajar mengajar.

d. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan

dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.

Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan

hubungannya dengan sekolah adalah untuk:

a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama

dalam bidang mental-spiritual.

b. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah

yang dihadapi oleh masyarakat.

c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.

d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin

meningkat kemampuannya.

Secara lebih konkret lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah

dengan masyarakat adalah:

Page 6: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

17

a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.

b. Mendapatkan dukungan dan bantuan morel maupun finansial yang

diperlukan bagi pengembangan sekolah.

c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan

pelaksanaan program sekolah.

d. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

e. Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan

sekolah dalam mendidik anak-anak.

Menurut Elsbree dan McNally, bermacam-macam tujuan seperti

dikemukakan di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok,

yaitu:

a. Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.

b. Untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.

c. Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam

membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Ketiga tujuan pokok tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak

Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan

kepada para pendidik, terutama guru-guru di sekolah, agar

pendidikan dan pengajaran tidak lagi subject centered, tetapi

hendaknya community life centered; tidak lagi berpusat pada buku,

tetapi berorientasi pada kebutuhan kehidupan di dalam masyarakat.

Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi

yang berhubungan dengan masyaraka, seperti antara lain:

1) Personel sekolah, terutama guru-guru, perlu mengetahui benar-

benar kondisi-kondisi masyarakat lingkungan hidup anak-anak

yang sangat penting bagi program pendidikan seperti lingkungan

alam tempat anak itu hidup, macam-macam masalah pendidikan

yang timbul di dalam masyarakat itu, adat-istiadat dan

kepercayaan masyarakat, keadaan penghidupan dan ekonomi

merek, kesempatan dan sarana rekreasi bagi anak-anak.

Page 7: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

18

2) Kepala sekolah dan guru-guru hendaknya selalu berusaha untuk

dapat bekerjasama dan memanfaatkan sumber-sumber di dalam

masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program sekolah.

dengan memandang masyarakat itu sebagai laboratorium untuk

belajar, berarti penting bagi guru-guru untuk mengetahui fasilitas-

fasilitas apa yang tersedia di dalam masyarakat yang diperlukan

dalam belajar, seperti minat masyarakat terhadap industri,

pertanian, perikanan.

3) Sekolah hendaknya dapat bekerjasama dengan organisasi-

organisasi dan instansi-instansi lain di dalam masyarakat yang

mempunyai tugas dan kepentingan yang sama terhadap

pendidikan anak-anak. Misalnya lembaga-lembaga keagamaan,

organisasi kepramukaan, kesenian, lembaga kesehatan,

perkumpulan-perkumpulan olah raga, kerjasama dengan

kepolisian. Semua itu dapat membantu pendidikan anak-anak,

baik pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah.

4) Guru-guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan

masyarakat dan selalu siap memahami dan mengkaji sumber-

sumber masyarakat yang dapat dimasukan kedalam rencana

perkembangan pendidikan. Dengan demikian, dapat diharapkan

bahwa pengajaran yang dapat diberikan kepada murid-murid

bukanlah bahan pengajaran yang diberikkan kepada murid-murid

bukanlah bahan yang statis dan usang, melainkan merupakan

bahan yang fungsional dan akurat bagi kebutuhan murid itu

sekarang dan kehidupan masa datang. Mengikut sertakan

masyarakat dalam merencanakan kebijakan dan program sekolah

adalah peting bagi perkembangan pendidikan, dan berarti pula

menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang kewajiban dan

tanggung jawabnya terhadap pendidikan pada umumnya.

b) Meningkatkan tujuan dan mutu kehidupan masyarakat

Di dalam masyarakat yang demokratis, sekolah seyogyanya

dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan

Page 8: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

19

bagi perubahan-perubahan masyarakat di dalam bidang-bidang

kehidupan ekonomi, kebudayaan, tekhnologi dan sebagainya, ke

tingkat yang lebih tinggi. Jadi di dalam hal ini, bukan sekolah yang

harus mengekor secara pasif kepada perkembangan masyarakat,

tetapi sebaliknya sekolahan justru yang harus memepelopori

bagaimana dan ke mana masyarakat itu harus dikembangkan.

c) Mengembangkan pengertian, antusiasme, dan partisipasi masyarakat

Hal tersebut penting, apalagi bagi masyarakat kita Indonesia,

yang pada umumnya masih belum begitu menyadari bahwa tuggas

dan tanggung jawab mendidik anak-anak adalah juga tugas dan

tanggung jawab masyarakat di samping sekolah dan pemerintah.

Seperti yang dikemukakan oleh mantan menteri P dan K Mashuri,

S.H sebgai berikut:

“sekolah itu hendaknya merupakan bagian integral dari

masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan azas pendidikan seumur

hidup, sekolah itu hendaknya mempunyai dwifungsi: mampu

memberikan pendidikan formal dan juga pendidikan informal, baik

untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa pria wanita” .

Dalam hubungannya dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat

terhadap pendidikan, Mantan menteri P dan K pernah pula

mengusulkan dalam salah satu tulisannya a.I. sebagai berkut: “Azas

pendidikan nasional Indonesia ialah pendidikan sepanjang umur

hidup manusia, dari sejak lahir sampai meninggal, bagi semua jenis

kelamin, umur, golongan, dan keyakinan.

Azas ini menetapkan, bahwa wadah pendidikan tidak hanya

terbatas pada sekolah, tetapi juga lembaga-lembaga lain tempat

bekerja, bermain, dan bergaul serta hidup pada umumnya, seperti

keluarga, pabrik, kantor, perkebunan, pusat-pusat rekreasi, olahraga,

dan seni, lembaga-lembaga permasyarakatan (Ngalim Purwanto,

2002: 189-193).

Untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan, maka perlu

diketahui terlebih dahulu apakan tujuan kegiatan tersebut. dalam hal

Page 9: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

20

ini, Bent dan Kronenberg mengemukakan tiga hal tujuan utama

hubugan sekolah dengan masyarakat yaitu:

1) Untuk mencegah kesalahpahaman antara masyarakat terhadap

sekolah ( To prevent misunderstanding ) .

2) Untuk memperoleh sumbangan-sumbangan finansial dan material

( To secure financial support )

3) Untuk menjalin kerjasama dalam pembuatan kebijaksanaan-

kebijaksanaan ( To secure cooperation in policy making ).

Karena itu sekolah hendaknya bekerjasana dengan masyarakat

dalam membina dan mewujudkan kehidupan sosial yang baik (

Yusak Burhanuddin, 1998: 93-94 ).

Dengan terselenggaranya hubungan antara sekolah dengan

masyarakat maka mutu pendidikan di sekolah akan meningkat, proses

pendidikan di sekolah akan terlaksana secara produktif, efektif, efisien

sehingga menghasilkan out-put yang berkualitas secara intelektual, spritual

dan sosial, serta mendapatkan bantuan dan dukungan morel maupun

finansial yang dibutuhkan bagi pengembangan sekolah. Selain itu,

mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.

3. Bentuk-Bentuk Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat

Sebagai lingkungan pendidikan yang terorganisasi secara

sistematis, sekolah merupakan wadah yang menempatkan anak dalam

kelompok-kelompok tertentu berdasarkan tingkat kemampuan dan

kesesuaian umur, sehingga anak mempunyai wilayah interaksi secara

intens dengan teman sebaya yang sedikit banyak memiliki kesamaan

wawasan dan kemampuan. Berbeda dengan sekolah, di dalam keluarga,

anak menempati posisi subordinat di bawah kendali orang tua dan tidak

mendapatkan hubungan sebaya sebagaimana yang ia dapatkan dalam

lingkungan sebaya di sekolah.

Pada dasarnya banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjalin

kerjasama antara keluarga dengan sekolah, di antaranya melalui cara-cara

sebagai berikut:

a. Kunjungan pihak sekolah (guru) kerumah anak didik

Page 10: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

21

Cara ini berdampak positif bagi anak karena merasa selalu

diperhatikan, dan juga bagi orang tua karena termotivasi untuk selalu

mengadakan kerjasama dengan sekolah. Bagi guru dan pihak sekolah

manfaat yang biasa diambil adalah adanya kesempatan untuk

melakukan observasi secara langsung dan melakukan wawancara.

b. Kunjuangan orang tua ke sekolah

Kalau ada acara yang diselenggarakan oleh sekolah yang

memungkinkan untuk dihadiri oleh orang tua maka akan berdampak

positif jika orang tua diundang untuk menghadiri acara tersebut.

Kegiatan tersebut biasa berupa class meeting yang berisi lomba-

lomba, pameran hasil karya dan lain sebagainya.

c. Case conference

Merupakan rapat atau konferensi tentang kasus tertentu yang

berkaitan dengan proses yang ada di sekolah dan keluarga. Kegiatan

ini biasanya dilaksanakan dalam konteks bimbingan dan konseling.

d. Badan pembantu sekolah

Adalah organisasi atau lembaga orang tua murid dan guru untuk

menjalin kerjasama secara terorganisasi antara keduanya. Sampai

sekarang ini organisasi semacam ini telah mengalami berbagai

perubahan karena disesuaikan dengan situasi pendidikan dan

masyarakat (Abdul Kadir, 2012: 180-181).

e. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dengan keluarga

Surat-menyurat ini diperlukan terutama pada waktu-waktu

yang sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak didik, seperti

surat peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih

giat, sering membolos, sering berbuat keributan, dan sebagainya.

Surat-menyurat ini juga sebenarnya sangat baik bila dilakukan

oleh orang tua kepada guru atau langsung ke kepala sekolah/madrasah

untuk memantau keadaan anaknya di sekolah.

f. Adanya daftar nilai atau raport

Raport yang biasanya diberikan setiap catur wulan kepada para

murid ini dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan

Page 11: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

22

orang tua. Sekolah dapat memberi surat peringatan atau meminta

bantuan orang tua bila hasil raport anaknya kurang baik, atau

sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu

pelajaran, agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau

minimal mampu mempertahankan apa yang sudah dapat diraihnya

(Hasbullah, 2012: 93-94).

Komunikasi yang terjalin antara guru dan orang tua tidak hanya

membicarakan kenakalan-kenakalan anak saja, tapi terlebih pada masalah

keseharian yang nampaknya sederhana, namun sebenarnya penting untuk

diketahui bersama. Anak akan merasa diperhatikan karena guru yang

perduli dengan perkembangannya dan tentunya anak akan bangga dengan

dirinya apabila prestasinya menjadi bahan pembicaraan antara guru dan

orang tuanya.

Agar kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat efektif,

mendapat respon yang positif dari masyarakat, sekolah dengan masyarakat

harus selalu dipelihara dengan baik karena sekolah akan selalu

berhubungan dengan masyarakat, tidak bisa lepas darinya sebagai partner

sekolah dalam mencapai kesuksesan sekolah itu sendiri. Sekolah semakin

tinggi di mata masyarakat jika sekolah mampu melahirkan peserta didik

yang cerdas, berkepribadian dan mampu mengaplikasikan ilmu yang

diperolehnya dalam memajukan masyarakat.

Stoop mengusulkan agar bentuk program itu memenuhi syarat

berikut (1981, h. 465): (1) jujur, (2) mulia, (3) mencakup segala yang

diperlukan, (4) komprehensif, (5) sensitif terhadap masyarakat, dan (6)

dapat dipahami oleh mereka. Program lembaga yang menyangkutkan

masyarakat dalam usaha meningkatkan pendidikan semuanya berifat mulia

dan jujur selama hal itu dilaksanakan secara terbuka. Keterbukaan ini

sangat diperlukan untuk mempertahankan kegairahan warga masyarakat

berpartisipasi. Mereka tidak akan segan-segan membantu demi

peningkatan pendidikan dan prestasi putra-putranya asal mereka tahu

dengan jelas dimanfaatkan untuk apa dana dan material yang telah mereka

Page 12: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

23

sumbangkan. Manajer perlu mempertahankan kejujuran atau keterbukaan

pemakaian dana dan material tersebut.

Jones (1969, h. 395-400) menyebutkan lima cara lembaga

pendidikan mengadakan kontak hubungan dengan masyarakat yaitu: (1)

melalui aktivitas-aktivitas kurikuler, (2) aktivitas-aktivitas para pengajar,

(3) ekstra kulikuler, (4) kunjungan masyarakat atau para orang tua ke

lembaga pendidikan, dan (5) melalui media masa. Kegiatan proses belajar

mengajar dapat dipakai alat untuk menghubungkan lembaga pendidikan

dengan masyarakat. Kegiatan itu bisa berupa mencari bahan-bahan

pelajaran di masyarakat, mengenai objek-objek di masyarakat, tanya

jawab tentang sesuatu dengan warga masyarakat, magang, dan melakukan

penelitian (Made Pidarta, 2004: 191-193).

Lembaga pendidikan memberikan layanan kepada masyarakat

terhadap kebutuhan-kebutuha mereka, termasuk sebagai agen pembaruan

terhadap masyarakat dengan penemuan-penemuan dan inovasi-

inovasinya. Sebaliknya masyarakat mengimbangi pemberian lembaga

pendidikan dengan ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab terhadap

kelangsungan hidup dan kemajuan lembaga. Kerjasama seperti ini

mengisyaratkan adanya informasi yang kontinu di antara lembaga

pendidikan dengan masyarakat. Tingkat partisipasi masyarakat dalam

proses pendidikan di sekolah memberikan pengaruh yang positif bagi

kemajuan sekolah, kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada

akhirnya akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-

anak di sekolah. Oleh karena itu, untuk lebih memaksimalkan tujuan

pendidikan yang ingin dicapai, diperlukan adanya hubungan antara

sekolah dengan masyarakat yang baik melalui partisipasi masyarakat.

Untuk memberi gambaran bahwa tidak sedikit usaha-usaha yang

dapat dilakukan sekolah untuk mengadakan kerjasama itu, kami

memberikan contoh. Tentu saja bukan maksudnya supaya tiap-tiap

sekolah mengadakan semua usaha yang tertera di bawah ini.

1. Mengadakan pertemuan dengan orang tua pada hari penerimaan murid

baru. Setiap tahun sekolah selalu mengadakan pendaftaran untuk

Page 13: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

24

menerima murid baru. Nah, kesempatan itu dapat digunakan oleh

kepala sekolah dan guru-guru mengadakan pertemuan dengan para

orang tua murid. Selain untuk pada pendaftaran, dapat juga dipakai

untuk menanyakan segala sesuatu tentang anak-anaknya oleh kepala

sekolah, llebih baik pula jika pada hari pertama masuk sekolah para

orang tua murid diminta datang untuk mengadakan pertemuan-

pertemuan dengan guru-guru. Dalam pertemuan itu kepala sekolah dan

guru-guru dapat merencanakan apa-apa yang perlu dibicarakan.

Umpamanya, pembicaraan tentang perlunya kerjasama dalam

mendidik anak-anaknya agar jangan sampai timbul salah paham;

mengadakan sekadar ceramah tentang cara-cara mendidik anak-anak

yang baru masuk sekolah itu, dan lain-lain.

2. Mengadakan surat-menyurat antara sekolah dengan keluarga. Surat-

menyurat itu perlu diadakan, terutama pada waktu-waktu yang sangat

diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak-anak. Seperti surat

peringatan dari guru kepada rang tua jika anaknya perlu lebih giat,

sering mangkir atau membolos, dan lain-lain. Alangkah baiknya pula

jika surat-menyurat timbul dari orang tua memerlukan keterangan-

keterangan bagaimana tingkah laku anaknya di sekolah, adakah

anaknya itu tidak menyusahkan guru dan sebagainya. Sebab, ternyata

banyak anak-anak yang menunjukkan tingkah laku yang berlawanan di

rumah dengan di sekolah.

3. Adanya daftar nilai raport yang setiap catur wulan atau semester

dibagikan kepada murid-murid pun dapat dipakai sebagai penghubung

antara sekolah dengan orang tua murid. Sekolah dapat memberi surat

peringatan atau meminta bantuan kepada orang tua yang hasil raport

anaknya kurang baik, atau sebaliknya jika anaknya mempunyai

keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar dapat lebih giat

mengembangkan bakatnya.

Untunglah orang tua zaman sekarang ini umumnya sudah

menginsafi apa ari dan maksud raport yang setiap catur wulan atau

semester harus ditandatangani itu.

Page 14: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

25

4. Kunjungan guru ke rumah orang tua murid, atau sebaliknya kunjungan

orang tua murid ke sekolah. Hal ini lebih menguntungkan dari pada

hanya mengadakan surat-menyurat saja. Tentu saja kunjungan guru ke

rumah orang tua murid itu dilakukan bilamana diperlukan, misalnya,

untuk membicarakan kesulitan-kesulitan yang dialami di sekolah

terhadap anak-anaknya atau mengunjungi murid yang sembuh dari

sakitnya untuk sekedar memberi hiburan. Umumnya, orang tua murid

akan merasa senang senang sekali atas kunjungan guru itu karena ia

merasa bahwa anaknya itu sungguh-sungguh diperhatikan. Bagi anak

sendiri merasa segan dan hormat kepada gurunya yang telah mengenal

keluarganya atau orang tuanya.

Demikian pula, kepala sekolah dapat memberi surat kepada orang

tua untuk datang ke sekolah bilamana ada sesuatu tentangnya anaknya,

yang perlu dibicarakan di sekolah atau bersama dengan guru.

5. Mengadakan perayaan, pesta sekolah atau pameran-pameran hasil

karya murid-murid. Pada umumnya tiap ahir tahun pelajaran, tiap-tiap

sekolah mengadakan ulang tahun atau perayaan kenaikan kelas, juga

perpisahan dengan anak-anak yang akan meninggalkan sekolah itu

karena sudah tamat. Dalam pernyataan-pernyataan tersebut, yang

dikunjungi oleh orang tua murid, sekolah dapat mempertunjukkan

kepandaian-kepandaian dan kecakapan murid-muridnya, seperti tarian-

tarian, olahraga, nyanyian-nyanyian, dan perlombaan menggambar.

Orang tua tentu akan gembira atas undangan mengunjungi perayaan-

perayaan semacam itu karena dengan demikian orang tua dapat

menyaksikan sendiri bagaimana kecakapan anak-anaknya dan dapat

mengetahui serba sedikit usaha-usaha dan kemajuan sekolah tempat

anaknya belajar.

Kesempatan itu dapat dipergunakan oleh kepala sekolah dan guru-

guru untuk berkenalan dan sekedarnya pembicaraan-pembicaraan

secara perseorangan ataupun secara kolektif. Sebaliknya, para orang

tua murid ada kesempatan untuk meminta keterangan-keterangan

Page 15: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

26

tentang kemajuan dan kesulitan-kesulitan anaknya kepada guru yang

bersangkutan.

6. Yang terpenting adalah mendirikan Perkumpulan Orang Tua Murid

dan Guru (POMG). Jika perkumpulan semacam ini sudah dapat

diusahakan, segala usaha yang telah diuraikan di muka lebih mudah

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, sekolah dapat

mengadakan pertemuan-pertemuan secara teratur untuk membicarakan

masalah-maslah mendidik yang masih banyak kesalah yang terdapat

pada orang tua. Adanya POMG dapat membentuk kelancaran jalannya

pengajaran di sekolah itu. Berbagai masalah pengajaran, seperti

pengumpulan uang untuk memperindah sekolah untuk menambah

ruangan baru, melengkapi kekurangan alat-alat pelajaran, mengadakan

perpustakaan sekolah, mengadakan pesta sekolah, mengadakan

karyawisata, dan lain-lain, dapat diusahakan dengan lebih mudah.

Semuanya itu dapat dimintakan bantuan dan permufakatan dengan

pengurus POMG (Ngalim Purwanto, 2011: 128-129).

Orang tua menjadi salah satu pemegang peranan penting dalam proses

perkembangan belajar anak. Oleh karena itu, belajar di sekolah tidak bisa

dipisahkan dari peran serta orang tua. Demi kepentingan anak, sekolah dan

orang tua harus mempunyai keterikatan yang baik, hubungan yang

harmonis sehingga anak pun dapat bertumbuh-kembang secara maksimal.

B. Disiplin Belajar

1. Arti, Tujuan dan Fungsi Disiplin Belajar

a. Pengertian Disiplin Belajar

Secara etimologis disiplin berasal dari bahasa latin yaitu desclipina

yang menunjukkan pada kegiatan belajar mengajar. Istilah tersebut sangat

dekat dengan istilah bahasa inggris, disciple yang berarti mengikuti orang

untuk belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin. Istilah bahasa

inggris lainnya yaitu discipline yang berarti tertib, taat, atau

mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, dan kendali diri (Tulus

Tu’u, 2004: 30).

Page 16: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

27

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundametal dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pecapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri.

Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan

segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para

pendidik. Keliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses

belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan

mengakibatkan kurang bermutunya hasil belajar yang dicapai peserta didik

(Muhibbin Syah, 2012: 63).

Definisi lain dari belajar adalah penembahan pengetahuan. Definisi ini

dalam praktek sangat banyak dianut di sekolah di mana guru-guru

berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin dan murid bergiat untuk

mengumpulkannya. Sering belajar itu disamakan dengan menhafal. Bukti

bahwa seorang anak belajar ternyata dari hasil ujian yang diadakan

(Nasution, 1986:38).

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak. Faktor-

faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau

lingkungannya.

1) Faktor-faktor dalam diri individu

Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau si pelajar yang

mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor-faktor

tersebut menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu.

2) Faktor-faktor lingkungan

Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar

diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada

pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Nana Syaodih

Sukmadinata, 2005: 162-163).

Page 17: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

28

Dari pengertian disiplin dan pengertian belajar di atas maka yang

dimaksud disiplin belajar dalam penelitian ini adalah sikap atau tingkah

laku siswa yang taat dan patuh untuk dapat menjalankan kewajibannya

untuk belajar, baik belajar di sekolah maupun belajar di rumah.

Disiplin diperlukan oleh siapapun dan di manapun, begitupun

seorang siswa dia harus disiplin baik itu disiplin dalam menaati tata tertib

sekolah, disiplin dalam belajar di sekolah, disiplin dalam mengerjakan

tugas, maupun disiplin dalam belajar di rumah, sehingga akan dicapai hasil

belajar yang optimal. Disiplin berperan penting dalam membentuk

individu yang berciri keunggulam. .

Untuk kebanyakan sekolah, disiplin merupakan titik masuk bagi

pendidikan karakter. Dari kedisiplinan yang dijalankan akan membentuk

pribadi yang kuat bertanggung jawab terhadap kemajuan dirinya.

Pendidikan karakter sangat berkaitan erat dengan kedisiplinan yaitu salah

satu kunci keberhasilan individu. Memang membangun pendidikan

karakter bagi para pelajar tidaklah mudah dan butuh proses yang ekstra

untuk memberikan bimbingan terhadap para pelajar.Jika tidak ada rasa

hormat terhadap aturan, otoritas, dan hak-hak orang lain, maka tidak ada

lingkungan yang baik bagi pengajaran dan pembelajaran. Banyak sekolah

berpaling kepada pendidikan karakter karena sekolah-sekolah tersebut

tertekan oleh penurunan yang dilihatnya dalam rasa hormat dan tanggung

jawab para siswa dan berharap pendidikan karakter dapat membalikkan

keadaan tersebut.

Pendidikan karakter menegaskan bahwa disiplin, apabila ingin

berhasil, harus mengubah anak-anak dari dalam diri. Disiplin harus

mengubah sikap mereka, cara mereka berpikir dan merasa. Disiplin

mengarahkan mereka untuk ingin berperilaku berbeda. Disiplin harus

membantu mereka mengembangkan kebaikan seringkali berubah rasa

hormat,emapati, penilaian yang baik,dan kontrol diri yang, pada pokoknya,

ketiadaannya mengarah kepermasalahan disiplin. Apabila kebaikan yang

tiadak ada tersebut tiadak dikembangkan, bersama-sama dengan komitmen

untuk mempraktikannya, maka permasalahan perilaku akan terjadi lagi.

Page 18: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

29

Ringkasnya, disiplin yang efektif harus berbasis karakter, disiplin ini harus

memperkuat karakter siswa, semata-mata bukan mengontrol perilaku

mereka.Disiplin terbagi menjadi dua kategori: pemecahan dan koreksi.

Strategi pemecahan yang baik sangat akan mereduksi frekuensi

permasalahan ini (Thomas Lickona, 2013: 175-176).

Menurut Tulus Tu’u (2004:33) menyebutkan unsur-unsur disiplin

adalah sebagai berikut.

1) Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.

2) Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya

kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan

dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan

dorongan dari luar dirinya.

3) Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina,

dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan

atau diajarkan.

4) Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang

berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan

memperbaiki tingkah laku.

5) Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran

perilaku.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa untuk membentuk

sikap disiplin siswa dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan

kebebasan dirinya dalam menaati dan mengikuti aturan yang ada.

Peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi

kehidupan siswa yang sedang menyelenggarakan pendidikan di sekolah.Di

dalam kehidupan sekolah peraturan dan tata tertib dimaksudkan untuk

menjaga terlaksananya kegiatan belajar mengajar siswa, disamping itu

juga untuk memenuhi kebutuhan setiap pribadi yang terlibat di dalamnya

karena mereka adalah individu yang mesti dipandang sebagai manusia

seutuhnya. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran

perilaku.

b. Fungsi Disiplin

Page 19: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

30

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin

menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku ,dan tata kehidupan

berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan

kelak ketika bekerja. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin

yaitu.

1) Menata Kehidupan Bersama

Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam

kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan

antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

2) Membangun Kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap

kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh

kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang,

tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

3) Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak

terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui

satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses

untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.

4) Pemaksaan

Dari pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran

diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat.

Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri,

bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin

dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.

5) Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-ha1 positif yang harus

dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi

yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi / hukuman sangat

penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa

untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman / sanksi,

Page 20: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

31

dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk

hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.

6) Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan

kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Ha1 itu dicapai dengan

merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan

bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu.

Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen.

Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang

aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini

adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan (Tulus Tu’u,

2004:38).

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa sekolah perlu

menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang

baik bagi proses pembelajaran yaituterciptanya kondisi aman, tenang,

tertib, teratur, dan saling menghargai. Apabila kondisi ini terwujud,

sekolah akan menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses

pendidikan.Dengan adanya disiplin maka proses belajar mengajar akan

lebih terarah dan dapat mencapai tujuan pendidikan secara maksimal.

2. Menumbuhkan Disiplin Peserta Didik

Disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan diri,

mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta

berusaha menciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi

kegiatan pembelajaran, sehingga mereka mentaati segala peraturan yang

ditetapkan.

Dalam rangka menyukseskan pendidikan karakter, guru harus mampu

menumbuhkan disiplin peserta didik, terutama disiplin diri (self-discipline).

Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola

perilakunya, meningkatkan standar peilakunya, dan melaksanakan aturan

sebagai alat untuk menegakan disiplin. Untuk mendisiplinkan peserta didik

perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional, yakni sikap demokratis, sehingga peraturan disiplin perlu

Page 21: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

32

berpedoman pada hal tersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik,

sedangkan guru tut wuri handayani. Soelaeman (1985:77) mengemukakan

bahwa guru berfungsi sebagai pengemban ketertiban, yang patut digugu dan

ditiru, tapi tidak diharapkan sikap yang otoriter.

Memperhatikan pendapat Reisman and Payne (1985:239-241), dapat

dikemukan sembilan strategi untuk mendisiplikan peserta didik, sebagai

berikut.

a. Konsep diri (self-concecpt), strategi ini menekankan bahwa konsep-

konsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari setiap

perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri, guru disarankan bersikap

empatik, menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta didik dapat

mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan

masalah.

b. Ketrampilan dalam berkomunikasi (communication skills), guru harus

memiliki ketrampilan komunikasi yang efektif agar mampu menerima

semua perasaan, dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.

c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical

consequences), perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta didik

telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Hal ini

mendorong munculnya perilaku-perilaku salah. Untuk itu, guru

disarankan: 1) menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah,

sehingga membantu peserta didik dalam mengatasi perilakunya, dan 2)

memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.

d. Klarifikasi nilai (values clarification), strategi ini dilakukan untuk

membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang

nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendirinya.

e. Analisis transaksional (transactional analysis), disarankan agar guru

belajar sebagai orang dewasa, terutama apabila berhadapan dengan

peserta didik yang menghadapi maslah.

f. Terapi realitas (relity therapy), sekolah harus berupaya mengurangi

kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Dalam hal ini guru harus

bersikap positif dan bertanggung jawab.

Page 22: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

33

g. Disiplin yang terintegrasi (assertive discipline), metode ini menekankan

pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan

mempertahankan peaturan. Prinsip-prinsip modifikasi perilaku yang

sistematik diimplementasikan di kelas, termasuk pemanfaatan papan tulis

untuk menuliskan nama-nama peserta didik yang berperilaku

menyimpang.

h. Modifikasi perilaku (behavior modification), perilaku salah disebabkan

oleh lingkungan, sebagai tindakan remediasi. Sehubungan dengan hal

tersebut, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.

i. Tantangan bagi disiplin (dare to discipline), guru diharapkan cekatan,

sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini

mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai

keterbatan pada hari-hari pertama di sekolah, dan guru perlu membiarkan

mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai

pemimpin (Mulyasa, 2014: 26-28).

Menurut Sudarwan Danim (2013: 169-170) Banyak tindakan yang

harus dilakukan oleh guru, sebanyak perilaku siswanya sendiri. Namun,

ketika guru mengajar di kelas dengan rombongan yang banyak, sering

tindakan itu pukul rata, teramsuk dalam kerangka mendisiplinkan

siswanya.

Ada beberapa teori yang diterapkan dalam mendisiplinkan siswa.

Teori-teori tersebut memberikan sebuah asumsi bahwa semua guru ingin

melakukan yang terbaik bagi siswanya. Namun, pendekatan yang berbeda

sering bertentangan dengan lainya, beberapa di antaranya berada dalam

posisi total. Isu utama yang tidak mereka setujui adalah tingkat di mana

siswa harus diberi semangat dalam memperbaiki sikapnya sendiri. Satu isu

ekstrem, yaitu pendekatan yang merekomendasi bahwa siswa harus

sepenuhnya bertanggung jawab dalam memperbaiki sikap mereka. Isu

ekstrem lainnya, yaitu pendekatan yang memperdebatkan bahwa guru

harus memegang kontrol total karena kepentingan siswa ada di dalamnya

sewaktu guru melakukan hal tersebut.

Page 23: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

34

Teori yang dipergunakan dan pendekatan yang diaplikasikan oleh

seorang guru harus beragam, dan mugkin berhubungan dengan beberapa

faktor. Faktor seperti kepercayaan guru kepada siswa berpengaruh kuat

terhadap model pendekatan paling nyaman, yang digunakan oleh guru.

Jika kurang lebih guru percaya bahwa siswa harus melakukan apa yang

diperintahkan kepada mereka sesegera mungkin, kelompok mengambil

keputusan yang mengikat semua anggota kelas. Jika guru percaya bahwa

siswa harus belajar cara bekerja sama dan membuat keputusan

berkelompok, mungkin guru menyukai model manajemen.

Kepercayaan guru tentang bagaimana seharusnya siswa bersikap,

akan memengaruhi tindakannya. Ada beberapa faktor yang mungkin

mempengaruhi pilihan pendekatan atau tindakan guru di kelas. Faktor-

faktor tersebut, yaitu:

a. usia dan kepribadian siswa

b. waktu dan energi yang guru miliki saat sikap tidak layak muncul

c. bentuk sikap tidak layak dari siswa

d. tujuan utama disiplin kelas.

Beberapa faktor di atas berubah menurut waktu dan tempat,

misalnya sikap tidak layak dari siswa dapat terjadi saat tugas individu, saat

guru menerangkan, atau kegiatan praktik. Hal lain yang sedikit sekali

berubah, yaitu kepribadian guru.

Perlunya kedisiplinan dalam pembelajaran di kelas, untuk itu

seorang guru perlu membina disiplin peserta didik. Oleh karena itu,

dirasakan kepada guru untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Memulai seluruh kegiatan dengan disiplin waktu, dan patuh/taat

aturan

b. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu

catatan kumulatif

c. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya

melalui daftar hadir di kelas

d. Mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan lingkungan peserta

didik

Page 24: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

35

e. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak

bertele-tele

f. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam

pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak

penyimpangan

g. Bergairah dan seamangat dalam melakukan pembelajarn, agar

dijadikan teladan oleh peserta didik

h. Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan menonton,

sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik

i. Menyesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan

memaksakan peserta didik sesuai dengan pemahaman guru, atau

mengukur peserta didik dari kemampuan gurunya; dan

j. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya

Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan tercipta iklim yang kondusif

bagi implementasi pendidikan karakter, sehingga peserta didik dapat

menguasai berbagai kompetensi sesuai dengan tujuan (Mulyasa, 2014: 173-

174).

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan pembinaan

kedisiplinan merupakan upaya guru dalam melakukan kontrol terhadap anak,

agar anak dapat menghindari perilaku-perilau negatif. Keberhasilan

melakukan disiplin ditentukan dengan cara-cara yang digunakan, akan tetapi

pendisiplinan secara otoriter bukanlah pendisiplinan yang tepat sebab anak

merasa terancam, bahkan anak bisa saja berontak dan tidak mau lagi belajar.

3. Cara Menanamkan Disiplin

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978: 93) cara menanamkan disiplin ada

tiga yaitu sebagai berikut:

a. Cara Mendisiplin Otoriter

Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku

yang diinginkan menandai semua jenis disiplin yang otoriter. Tekniknya

mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi standar

Page 25: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

36

dan sedikit, atau sama sekali tidak adanya persetujuan, pujian atau tanda-

tanda penghargaan lainnya bila anak memenuhi standar yang diharapkan.

Disiplin otoriter dapat berkisar antara pengendalian perilaku anak

yang wajar hingga yang kaku yang tidak memberi kebebasan bertindak,

kecuali yang sesuai dengan standar yang ditentukan. Disiplin otoriter

selalu berarti mengendalikan melalui kekuatan eksternal dalam bentuk

hukuman, terutama hukuman badan.

b. Cara Mendisiplin Permisif

Disiplin permisif sebetulnya berarti sedikit disiplin atau tidak

berdisiplin. Biasanya disiplin permisif tidak membimbing anak ke pola

perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman.

Beberapa orang tua dan guru, yang menganggap kebebasan

(permissiveness) sama dengan laissezfaire, membiarkan anak-anak

meraba-raba dalam situasi yang terlalu sulit untuk ditanggulangi oleh

mereka sendiri tanpa bimbingan atau pengendalian

Bagi banyak orang tua, disiplin permisif merupakan tes terhadap

disiplin yang kaku dan keras masa kanak-kanak mereka sendiri. Dalam

hal seperti ini, anak sering tidak diberi batas-batas atau kendala yang

mengatur apa saja yang dilakukan; mereka diijinkan untuk mengambil

keputusan sendiri dan berbuat kesehendaknya mereka sendiri.

c. Cara Mendisiplin Demokratis

Metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan

penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu

diharapkan. Meteode ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin

dari pada aspek hukumannya.

Bila anak masih kecil, mereka diberi penjelasan mengenai

peraturan yang harus dipatuhi dalam kata-kata yang dapat dimengerti.

Misalnya, bila ada peraturan bahwa mereka tidak boleh menyentuh

kompor di dapur, mereka diberitahu bahwa perbuatan itu akan menyakiti

mereka, atau diperlihatkan, dengan mendekatkan tangan tangan mereka

pada kompor, arti kata “sakit” dan mengapa mereka tidak boleh

menyentuh kompor. Dengan bertambahnya usia, mereka tidak saja diberi

Page 26: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

37

penjelasan tentang peraturan, melainkan juga diberi kesempatan untuk

menyatakan pendapat mereka tentang peraturan.

Disiplin demokratis menggunakan hukuman dan penghargaan,

dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan, dengan

penekanan yang lebih besar pada penghargaan. Hukuman tidak perah

keras dan biasanya tidak berbentuk hukuman badan. Hukuman hanya

digunakan bila terdapat bukti bahwa anak-anak secara sadar menolak

melakukan apa yang diharapkan dari mereka. Bila perilaku anak

memenuhi standar yang diharapkan, orang tua yang demokratis akan

menghargainya dengan pujian atau pernyataan persetujuan yang lain.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa cara

mendisiplin siswa ada tiga yaitu mendisiplin dengan cara otoriter,

mendisiplin siswa dengan cara permisif dan mendisiplin siswa dengan

cara demokratis. Mendisiplin dengan cara otoriter yaitu guru menentukan

aturan-aturan batasan yang harus ditaati oleh anak-anak, dan anak harus

tunduk dan patuh dan tidak ada pilihan lain. Akan tetapi dengan

mempergunakan sikap otoriter ini anak akan memperlihatkan reaksinya

missal: Menantang atau melawan karena anak merasa dipaksa.

Mendisiplin siswa pada cara permisif ini pengawasan menjadi

berkurang, anak sudah terbiasa mengatur dan nentukan sendiri apa yang

dianggapnya benar, pada umumnya kesadaran ini terjadi pada keluarga.

Sedangkah orang tua sendiri hanya mengawasi, menegor dan mungkin

memarahi.

Sedangkan mendisiplin siswa dengan cara demokrasi yaitu

dilakukan dengan cara memperhatikan dan menghargai kebebasan anak,

namun kebebasan disini tidak mutlak yaitu perlu adanya bimbingan yang

penuh pengertian antara anak dan guru atau orang tuanya.Dengan cara

dimokratis anak akan tumbuh rasa tanggung jawab untuk memperlihatkan

sesuatu tingkah laku dan memupuk kepercayaan dirinya, dan jika tingkah

lakunya tidak berkenan bagi teman-temanya maka anak mampu

menghargai tuntutan pada lingkungan sekolah.

Page 27: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

38

Ada empat faktor dominan yang mempengaruhi dan membentuk

disiplin yaitu:

1. Kesadaran diri

Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan

keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat kuat

bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadaran diri

akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan

disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.

2. Pengikutan dan ketaatan

Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang

mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya

kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang

kuat.

3. Alat pendidikan

Untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku

yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4. Hukuman

Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua hal,

yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua karena

adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi, dan

meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang

sesuai dengan harapan Tulus Tu’u (2004:48-49).

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwadisiplin sangat penting

dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi

pembentukan sikap, perilaku ,dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan

mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Di dalam kehidupan sekolah

peraturan dan tata tertib dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan

belajar mengajar siswa, disamping itu juga untuk memenuhi kebutuhan setiap

pribadi yang terlibat di dalamnya perlumenanamkan pendidikan pada anak

dengan adanya kedisiplinan agar proses dalam melatih dan mengajarkan anak

bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan harapan.

Page 28: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

39

Lebih lanjut Tu’u (2004:49-50) menambahkan masih ada faktor-faktor

lain yang berpengaruh dalam pembentukan disiplin yaitu:

a) Teladan

Teladan adalah contoh yang baik yang seharusnya ditiru oleh orang lain.

Dalam hal ini siswa lebih mudah meniru apa yang mereka lihat sebagai

teladan (orang yang dianggap baik dan patut ditiru) daripada dengan apa

yang mereka dengar. Karena itu contoh dan teladan disiplin dari atasan,

kepala sekolah dan guru-guru serta penata usaha sangat berpengaruh

terhadap disiplin para siswa.

b) Lingkungan berdisiplin

Lingkungan berdisiplin kuat pengaruhnya dalam pembentukan disiplin

dibandingkan dengan lingkungan yang belum menerapkan disiplin. Bila

berada di lingkungan yang berdisiplin, seseorang akan terbawa oleh

lingkungan tersebut.

c) Latihan berdisiplin

Disiplin dapat tercapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan.

Artinya melakukan disiplin secara berulang-ulang dan membiasakannya

dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwaapabila siswatidak

displin maka akan muncul perilaku yang tidak tertib, tidak teratur, tidak

terkontrol, dan mengganggu kegiatan pembelajaran. Suasana kondusif yang

dibutuhkan dalam pembelajaran menjadi terganggu. Dalam hal ini, penerapan

dan pelaksanaan peraturan sekolah, menolong para siswa agar dilatih dan

dibiasakan hidup teratur, dan bertanggung jawab. Disiplin sekolah apabila

dikembangkan dan diterapkan dengan baik, dan konsisten akan berdampak

positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka

belajar melakukan hal-hal yang lurus dan benar, dan menjauhi hal-hal yang

negatif.

Menurut Tulus Tu’u (2004:53) menyatakan bahwa pelanggaran disiplin

dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini:

1) Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap.

Page 29: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

40

2) Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang

dimonitor oleh kepala sekolah.

3) Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.

4) Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan

pemantapan disiplin sekolah.

5) Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan

implementasi disiplin sekolah.

6) Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin

sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.

7) Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa bermasalah

dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan mengabaikan tata

tertib sekolah.

Dalam penanggulangan disiplin, beberapa hal berikut ini perlu mendapat

perhatian, yaitu:

a. Adanya tata tertib. Dalam mendisiplinkan siswa, tata tertib sangat

bermanfaat untuk membiasakannya dengan standar perilaku yang sama

dan diterima oleh individu lain dalam ruang lingkupnya. Dengan standar

yang sama ini, diharapkan tidak ada diskriminasi dan rasa ketidakadilan

pada individu-individu yang ada di lingkungan tersebut. Di samping itu,

adanya tata tertib, para siswa tidak dapat lagi bertindak dan berbuat

sesuka hatinya.

b. Konsisten dan konsekuen. Masalah umum yang muncul dalam disiplin

adalah tidak konsistennya penerapan disiplin. Ada perbedaan antara tata

tertib yang tertulis dengan pelaksanaan di lapangan. Dalam sanksi atau

hukuman ada perbedaan antara pelanggar yang satu dengan yang lain.

Hal seperti ini akan membingungkan siswa. Perlu sikap konsisten dan

konsekuen orang tua dan guru dalam implementasi disiplin.

c. Hukuman. Hukuman bertujuan mencegah tindakan yang tidak baik atau

tidak diinginkan.

d. Kemitraan dengan orang tua. Pembentukan individu berdisiplin dan

penanggulangan masalah-masalah disiplin tidak hanya menjadi tanggung

Page 30: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

41

jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua atau keluarga (Tulus

Tu’u, 2004: 55-56).

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa disiplin diri

merupakan salah satu aspek yang perlu ditanamkan dan dikembangkan pada

diri anak, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam memasuki usia

remaja.Orang tua dan keluarga menduduki posisi kunci untuk menanamkan

dan mengembangkan disiplin dari anak, karena keluarga merupakan lembaga

pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat. Bentuk serta cara-cara

pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan

berkembangnya kepribadian, budi pekerti setiap manusia. Pendidikan yang

diterima dalam keluarga ini yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar

untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

C. Urgensi Hubungan Kerjasama Sekolah dan Masyarakat dengan Tingkat

Disiplin Belajar

Keterlibatan orang tua adalah indikator utama bagi kesuksesan sekolah.

tingkat pendapatan keluarga dan latar belakang pendidikan, menurut

penelitian, tidak terlalu penting bagi keberhasilan siswa dibandingkan minat

dan dukungan orang tua. Dan ketika sekolah dengan orang tua menyajikan

sebuah persatuan tentang masalah katakter menghormati aturan dan tanggung

jawab otoritas terhadap pekerjaan rumah, kejujuran pada tes dan makalah,

sportivitas pada kegiatan olahraga siswa mendapatkan kejelasan dan

informasi yang konsisten dan lebih cenderung untuk menganggapnya serius.

Dalam pembelaan agresif bagi anak-anak mereka, orang tua tersebut

tampaknya tidak menyadari bahwa intervensi mereka yang terus-menerus

cenderung akan menyakiti mereka dari pada membantu anak mereka dengan

menuntun mereka menjadi manipulatif, kurang menghormati pada semua

otoritas, dan tidak mau bertanggung jawab atas semua tindakan mereka.

Sekolah, pada beberapa hak juga sering bertindak merusak hubungan

kemitraan antara rumah dan sekola. Ketika sekolah gagal dalam menetapkan

standar yang tinggi pada pembelajaran dan sikap dan membiarkan anak-anak

dengan pekerjaan yang buruk dan berperilaku nakal, hal ini merusak

hubungan. Saat siswa menjadi korban kekejaman teman sebaya dan sekolah

Page 31: BAB II KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DENGAN ...

42

tidak merespon keluhan orang tua, hal ini merusak hubungan. Saat sekolah

menyatakan”kami ahli” dalam menyikapi pendidikan seksual dan gagal untuk

menangani dengan serius bersama orang tua tentang materi yang melanggar

moral dan kepercayaan agama hal ini merusak hubungan.

Untungnya banyak sekolah besar, khususnya sekolah yang berkomitmen

dengan pendidikan karakter, membuat upaya untuk membangun hubungan

kemitraan rumah dan sekolah. sekolah semacam ini menjangkau orang tua

dengan semangat kerendahan hati, bertanya “apa yang bisa sekolah lakukan

untuk membantu kita bekerja bersama untuk memberikan pendidikan yang

terbaik bagi anak-anakmu?”. Hubungan seperti ini, sekolah dan keluarga

mendukung dengan berbagai harapan mengenai pembelajaran anak-anak dan

perilaku (Thomas Lickona, 2013: 79-80).

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa orang tua merupakan

salah satu aspek yang penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar anakanya.

Sebagai pihak yang sangat berkepentingan dengan kemajuan belajar anaknya,

orang tua sudah selayaknya dilibatkan secara aktif oleh sekolah untuk

membantu peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Peran serta mereka tidak

hanya berupa dana, tetapi juga pemikiran atau tenaga dalam pembelajaran,

perencanaan pengembangan sekolah, dan pengelolaan kelas. Kerjasama

sangat diperlukan dalam meningkatan mutu pendidikan di sekolah. Karena

dengan adanya peran serta sekolah dengan orang tua anak-anak akan

terkontor belajarnya baik di sekolah ataupun di rumah.