BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

29
30 BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI TIMOR LESTE Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai Kerjasama Triangular yang diterapkan oleh Jepang dan Indonesia, di mana sebelumnya kerjasama ini didasari oleh keinginan Timor-Leste (TL) dalam Timor-Leste Strategic Development Plan 2011-2030 pada aspek pembangunan. Kerjasama ini terjalin sebagai upaya Timor- Leste dapat bersaing dengan negara-negara di dunia internasional. Oleh karena itu seperti yang penulis bahas pada bab sebelumnya bahwa untuk mendorong modernisasi dalam mencapai kepentingan bersama memanfaatkan KSST adalah langkah tepat. 2.1. Latar Belakang Terbentuknya Kerjasama Triangular antara Jepang, Indonesia dan Timor-Leste Kerjasama Triangular Jepang, Indonesia dan Timor-Leste merupakan salah satu bagian dari program Kerjasama Selatan-Selatan. KSS merupakan pelengkap kerjasama Utara-Selatan yang diinisiasi negara-negara Selatan secara mandiri untuk meningkatkan pertumbuhan pembangunan di negara masing-masing. KSS terbentuk setelah dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang kemudian membuahkan prinsip dasar dan gagasan pemikiran mengenai istilah “Selatan” untuk sebutan negara-negara berkembang dan “Utara” untuk

Transcript of BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

Page 1: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

30

BAB II

KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR DI TIMOR LESTE

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai Kerjasama Triangular yang

diterapkan oleh Jepang dan Indonesia, di mana sebelumnya kerjasama ini didasari

oleh keinginan Timor-Leste (TL) dalam Timor-Leste Strategic Development Plan

2011-2030 pada aspek pembangunan. Kerjasama ini terjalin sebagai upaya Timor-

Leste dapat bersaing dengan negara-negara di dunia internasional. Oleh karena itu

seperti yang penulis bahas pada bab sebelumnya bahwa untuk mendorong

modernisasi dalam mencapai kepentingan bersama memanfaatkan KSST adalah

langkah tepat.

2.1. Latar Belakang Terbentuknya Kerjasama Triangular antara Jepang,

Indonesia dan Timor-Leste

Kerjasama Triangular Jepang, Indonesia dan Timor-Leste merupakan salah

satu bagian dari program Kerjasama Selatan-Selatan. KSS merupakan pelengkap

kerjasama Utara-Selatan yang diinisiasi negara-negara Selatan secara mandiri

untuk meningkatkan pertumbuhan pembangunan di negara masing-masing. KSS

terbentuk setelah dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun

1955 yang kemudian membuahkan prinsip dasar dan gagasan pemikiran mengenai

istilah “Selatan” untuk sebutan negara-negara berkembang dan “Utara” untuk

Page 2: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

31

sebutan negara-negara maju. Konferensi tersebut juga mempromosikan pentingnya

kerjasama antar negara Selatan yang saling menguntungkan. Kesamaan latar

belakang dan permasalahan tersebut menjadikan KSS menjadi solid dan efektif.36

Seiring dengan perkembangan KSS dari waktu ke waktu kerjasama ini

kemudian melibatkan negara utara atau negara maju, institusi multilateral seperti

lembaga donor atau organisasi internasional seperti PBB. Negara maju melalui

lembaga donornya maupun institusi seperti PBB hanya berperan sebagai

pendukung saja, inisiatif kerjasama tetap harus dilakukan oleh negara-negara

selatan. Skema konfigurasi yang melibatkan negara selatan, negara maju dan

institusi multilateral inilah yang kemudian disebut sebagai kerjasama Triangular.37

Kerjasama Triangular merupakan salah satu penggerak dari KSS yang

melibatkan negara/lembaga donor dalam pelaksanaanya. Kerjasama triangular

merupakan jenis kerjasama dimana sesama negara berkembang saling memberi

bantuan teknis, akan tetapi sumber pendanaannya berasal dari negara maju. Dengan

demikian, kerjasama triangular menjadi sebuah koridor untuk menjembatani

Kerjasama Selatan-Selatan dengan Kerjasama Utara-Selatan.38

Adanya penambahan mekanisme kerjasama pembangunan melalui

kerjasama triangular ini tidak terlepas dari kesepakatan yang ditandatangani dalam

36 Fikry Cassidy, Joevi Roedyati, dkk. 2016. Kerjasama Selatan-Selatan sebagai Instrumen

Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

(BPPK) Kementerian Luar Negeri Indonesia. 37 John O. Kakonge, The Evolution of South-South Cooperation: A Personal Reflection, Global

Policy Essay, July 2014, hlm. 2. 38 Syamsul Hadi, Shanti Darmastuti, dkk. Studi Arah Kebijakan Indonesia dalam Kerjasama

Selatan-Selatan Laporan Akhir dan Policy Paper. CEACoS) FISIP UI. Universitas Indonesia, hlm.

24

Page 3: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

32

“Jakarta Commitment 2009” dengan 22 lembaga dan negara donor. Tujuan dari

kesepakatan ini adalah untuk menciptakan suatu posisi yang setara di antara

negara donor dan resipien dengan tujuan mengefektifkan pinjaman luar negeri agar

tepat sasaran pada pembangunan. Poin penting dalam Jakarta Commitment: Aid for

Development Effectivencess Indonesia’s Road to 2014 adalah perbaikan

mekanisme bantuan internasional dan penguatan KSS.39

Dalam Jakarta komitmen tersebut Indonesia dengan para mitra pembangunan

seperti negara ataupun lembaga donor, salah satunya JICA menyatakan akan

menyelaraskan bantuan luar negeri dengan prioritas pembangunan nasional negara

penerima bantuan. Hal tersebut berguna sebagai sarana untuk mewujudkan

komitmen dan juga untuk memastikan bahwa institusi pemerintahan Indonesia

memiliki kapasitas dalam mengambil kepemimpinan dan menjadi koordinator

bantuan dan proses pengelolaan bantuan.40

Melalui komitmen tersebut menunjukkan peran besar Indonesia dalam

pembanguanan global serta penguatan sinergi antar negara berkembang. Keaktifan

Indonesia tersebut menjadikan Indonesia berkembang sebagai middle income

country, masyarakat internasional mengharap kontribusi lebih dari Indonesia bagi

kesejahteraan global. Hal tersebut menjadikan Indonesia tidak hanya negara

penerima bantuan namun kini Indonesia juga mampu memberi bantuan atau sebagai

donor bagi negara-negara lain. Meskipun bantuan yang diberikan Indonesia adalah

39 Purwasito, Op. Cit., hlm.16 40 Pamflet JICA, Indonesia: Membangun Mitra dalam Pembangunan Internasional (Dukungan

JICA untuk Kerjasama Triangular..

Page 4: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

33

bantuan dalam bentuk pengembangan kapasitas melalui pelatihan.41 Sehingga pada

tahun 2010 dibentuk Tim Koordinasi Nasional (TIM KORNAS), untuk mengawasi

secara terpadu KSST yang sebelumnya dilaksanakan oleh masing-masing instansi,

dan sejak saat itu dimulailah langkah-langkah pembentukan badan bantuan yang

independen untuk memanfaatkan KSST secara lebih strategis.42

Sejalan dengan itu, Indonesia berkolaborasi dengan Jepang dan mengambil

peran yang lebih aktif dalam pembangunan internasional melalui KSST. Kegiatan

pelatihan untuk personil Timor-Leste ini merupakan bagian dari Indonesia Flagship

Program dalam kebijakan KSST Indonesia dengan memanfaatkan jejaring individu

JICA yang luas (khususnya di bidang teknik) dan pengetahuan di bidang

pertimbangan sosial-lingkungan. Dengan latar belakang kerjasama yang dibangun

atas dasar hubungan persahabatan serta untuk menciptakan kestabilan kawasan

antara kedua negara bertetangga, maka kerjasama ini diharapkan dapat memberikan

dampak yang nyata terhadap pembangunan sektor jalan di Timor-Leste yang lebih

baik dimasa depan.43

2.2. Kondisi Perekonomian dan Pembangunan Infrastruktur di Timor-Leste

Sebelum Kerjasama Triangular Berlangsung

41 Stanilaus, Op.Cit., hlm 190 42 Laporan lengkap JICA. 2018. “Tinjauan Pembangunan Indonesia dan Kerjasama Jepang:

Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan”. diakses dalam

https://libportal.jica.go.jp/fmi/xsl/library/public/index.html 43 Press Release JICA. Op., Cit. hlm. 2

Page 5: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

34

Perekonomian Timor-Leste digolongkan sebagai perekonomian dengan

tingkat pendapatan menengah kebawah oleh Bank Dunia. Sejak secara resmi

merdeka pada tahun 2002, Timor-Leste menghadapi tantangan yang tidak mudah.

Aspek sosial, ekonomi, dan politik serta keamanan dan penegakan hukum di Timor-

Leste masih menjadi pekerjaan rumah yang terus bermunculan layaknya sebuah

negara baru. Selama lima tahun pertama kemerdekaannya, Timor-Leste masih

menghadapi berbagai pergolakan secara terus menerus dan capaian pembangunan

dapat dikatakan rendah, terutama dengan terus meningkatnya jumlah penduduk

miskin dan berbagai gangguan keamanan konflik horisontal.44

Wilayah Timor-Leste sebagian besar merupakan pegunungan dimana hanya

sedikit wilayah yang relatif mendatar, terutama di sepanjang pantai. Kondisi

tipografi tersebut membuat pengelolaan lahan sulit dilakukan secara optimal

terutama bagi pertanian dan akses transportasi antar wilayah. Padahal, lebih dari

90% rumah tangga dan desa di Timor-Leste mengandalkan pertanian sebagai mata

pencaharian utama. Kesulitan akses pasar menyebabkan perkembangan

pembangunan di hampir seluruh distrik cenderung lambat, dimana aktifitas dan

penduduk sebagian besar berkonsentrasi di pusat kota.45

Maka dari itu diperlukan upaya untuk meningkatkan perekonomian Timor-

Leste, salah satunya adalah membangun infrastruktur jalan yang menunjang

mobilitas masyarakat di Timor Leste melalui kerjasama yang di lakukan dengan

44 Sonny Harry, 2012. “Timor-Leste Menatap Masa Depan“ . diakses dalam

https://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2012/03/120316_timor_analysis 45 Ibid.

Page 6: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

35

Indonesia dan Jepang. Kerjasama Triangular ini merupakan sebuah bentuk realisasi

dari KSS yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi

negara berkembang. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui terelebih

dahulu bagaimana kondisi perekonomian Timor-Leste secara menyeluruh sebelum

diadakannya kerjasama Triangular ini. Dimana diharapkan setelah Kerjasama

Triangular dilaksankan akan terjadi sebuah perubahan positif bagi perekonomian

Timor-Leste.

Berdasarkan data statistik dari International Monetary Fund pertumbuhan

Produk Domestik Bruto (PDB) Timor-Leste sebelum kerjasama Triangular pada

tahun 2009, yaitu sebesar US$2.634 Miliar dan meningkat pada 2010 sebesar

US$3.199 Miliar, artinya tumbuh tipis. Pendapatan Timor- Leste juga masih

bergantung pada penerimaan ekspor minyak bumi sebagai pembiayaan belanja

pemerintah Timor-Leste.46 Menyadari hal itu pemerintah perlu berupaya untuk

mencari terobosan baru untuk mengurangi ketergantuangan terhadap hasil minyak

bumi.

Pada 2011 pemerintah Timor-Leste akhirnya mengeluarkan kebijakan SDP

2011-2030 yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi melalui

pembangunan infrastruktur dimana sektor publik harus didorong. Dimana sektor

industri yang menerapkan teknologi tidak banyak menghasilkan pekerjaan. Hal

tersebut dikarenakan pengalaman yang terbatas dalam pengadaan dan

pembangunan infrastruktur telah menghambat proyek-proyek tersebut. Untuk itu

46 Key Indicators for Asia and the Pacific 2018. diakses dalam,

https://data.adb.org/sites/default/files/timor-leste-key-indicators-2018.pdf

Page 7: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

36

kerjasama Triangular ini dilakukan agar dapat mendorong sektor tersebut melalui

pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

2.3. Tahapan Proses Kerjasama Pembangunan Infrastruktur di Timor-Leste

Terbentuknya kerjasama Triangular antara Jepang, Indonesia dalam

pembangunan infrastruktur di Timor-Leste ini disadari oleh adanya kebutuhan

saling melengkapi. Pertama, Timor-Leste sebagai negara berkembang tentu

mempunyai keinginan agar dapat bersaing dengan negara-negara di dunia

internasional. Kurangnya jaringan jalan yang memadai dan terbatasnya kapasiatas

dalam kegiatan pemeliharaan jalan membuat jalan-jalan utama di Timor-Leste

sangat rentan mengalami kerusakan pada musim hujan. Oleh karena itu, Timor-

Leste memandang bahwa pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu

faktor penting dalam meningkatkan perkembangan sosial dan ekonomi.47

Kedua, dengan melihat kondisi Timor-leste yang telah dituangkan dalam

SDP, Jepang akhirnya memfokuskan pengembangan program kerjasama dalam

sektor jalan sebagai salah satu prioritas kerjasama di Timor-Leste dan sebagai

pengenalan bantuan modal baru yakni pinjaman Yen untuk sektor ini. Selain itu

KSST merupakan salah satu prioritas utama ODA Jepang yang diarahkan pada

47 Parlemen Nasional Timor Leste. 2011. “Timor-Leste Strategic Development Plan 2011-2030”.

diakses dalam http://timor-leste.gov.tl/wp-content/uploads/2011/07/Timor-Leste-Strategic-Plan-

2011-20301.pdf

Page 8: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

37

upaya prioritas pembangunan di negara penerima bantuan. JICA juga mengakui

pentingnya kerjasama ini terutama di kawasan Asia Tenggara.48

Ketiga, Indonesia memiliki keunggulan komparatif untuk melaksanakan

program ini, hal tersebut terlihat oleh adanya kesamaan latar belakang sebagai

negara berkembang. Selain itu Indonesia juga memiliki banyak pengalaman dalam

bidang Proyek Pinjaman dan Proyek Kerjasama Teknik.49

Berdasarkan pandangan tersebut, Program Kerjasama Triangular antara

Jepang, Indonesia dan Timor-Leste ini dibicarakan pada pertemuan para ahli

dibidang jalan pada Mei tahun 2010 di Bali. Pertemuan tersebut dilakukan untuk

mengidentifikasi tantangan, kapasitas, opsi dan tindakan selanjutnya dalam

mengatasi masalah tersebut. Pertemuan berikutnya yaitu pada rapat tahunan (Japan

Shoutheast Asia Meeting on South-South Cooperation) J-SEAM50 yang diadakan

di Manila pada Juli tahun 2010. Pertemuan tersebut kemudian menghasilkan

pembentukan tim khusus pencari fakta untuk dikirim ke Timor-Leste dalam rangka

menyiapkan formulasi program dari proyek kerjasama triangular ini.51

Pertemuan tersebut kemudian menghasilkan kesepakatan yang tertuang

dalam Memorandum of Understanding yang menegaskan bahwa kerjasama tersebut

48 Ibid. 49 Priyanto rahmatullah. “Triangular Cooperation On Road Sector Development”. Bappenas.

Jakarta. 50 J-SEAM adalah upaya untuk mempromosikan Kerjasama Selatan- Selatan berdasarkan kebutuhan

negara-negara penerima bantuan untuk kerjasama teknis. Hal tersebut bertujuan untuk merumuskan,

dan mengimplementasikan Kerjasama Selatan-Selatan yang dipersiapkan dengan baik,

meningkatkan kualitas, dan memeliha rajaringan antara JICA dan lembaga-lembaga anggota Asia

Tenggara. diakses dalam

https://www.jica.go.jp/english/our_work/thematic_issues/south/pdf/pamphlet01_01.pdf 51 Krismasari Dinur, dkk. 2013. “Republic of Indonesia Case Study for Indonesia’s Capacity of

South-South and Triangular Cooperation Main Report”. JICA & LPEM-FEUI. Jakarta.

Page 9: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

38

akan melayani kepentingan bersama dan berkontribusi dalam meningkatkan

kerjasama bilateral antara kedua negara di bidang pekerjaan umum dan

infrastruktur. Tujuan kerjasama tersebut untuk meningkatkan intensitas kerjasama

dalam pengembangan infrastruktur dan bidang yang terkait baik untuk

mempromosikan kerjasama konkret perusahaan kontraktor Indonesia dan Timor-

Leste, Konsultan maupun penyedia metirial dan peralatan.52

Tim tersebut terdiri dari ketiga perwakilan negara yang terlibat yaitu,

Kementerian Sekertaris Negara, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pekerjaan

Umum, Kedutaan Besar Indonesia dan JICA. Sebagai hasil dari pengiriman tim

pencari fakta, ditemukan bahwa pertama, kurangnya jaringan jalan dan kegiatan

pemeliharaan yang memadai, kedua, jalan-jalan utama sangat rentan terhadap hujan

lebat di musim hujan (kondisi: lebih dari 70% rusak parah, sekitar 22% dalam

kondisi rusak, dan hanya 8% dalam kondisi normal). Hal tersebut menunjukkan

bahwa hampir seluruh jaringan jalan berada dalam kondisi buruk dan sulit

dipelihara.53

Atas penemuan fakta tersebut, pada desember 2010 wakil dari ketiga

pemerintah tersebut sepakat utuk melaksanakan program pelatihan yang

dilaksanakan di Indonesia dan dilanjutkan pengiriman tim follow up ke Timor-

Leste. Kemudian menetapkan bidang-bidang pelatihan yang telah disesuaikan

dengan kebutuhan Timor-Leste yang meliputi aspek-aspek perencanaan/desain,

52 Memorandum of Understanding between the ministry of public worksof the republic of

indonesia and the ministry of infrastructure of the democratic republic of Timor-Leste concerning

Coopertaion on Public Works Infrastructure. 53 Priyanto. Op.Cit., hlm. 3

Page 10: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

39

konstruksi, pelaksanaan dan pemantauan, pekerjaan dan pemeliharaan di sektor

jalan. Program kerjasama ini dilakukan dalam dua tahap, tahap I yaitu pada 2011-

2012 sedangkan tahap II dilanjutkap pada tahun 2014-2017.54

Fokus utama pada program tahap I dalam mendukung rekonstruksi jalan

nasional no.1 Timor-Leste yang ditangani dalam kerjasama triangular ini adalah

terhubungnya dua kota besar di Timor-Leste yakni Ibu Kota Dili dan Baucau

dengan panjang jalan sekitar 114.1 km dengan lebar jalan sekitar 6 meter.55

Sedangkan tahap II dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan dari program

tahap I. Pada tahap ini program berfokus pada peningkatan kapasitas Direktorat

Jalan, Jembatan dan Pengendalian Banjir, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Komunikasi Timor-Leste. Agar terciptanya sistem pemeliharaan jalan nasional no.1

Timor-Leste yang merata dan dapat terus ditingkatkan, sehingga jalan nasional

tetap dalam kondisi yang baik.56

2.3.1. Tahapan Persiapan

Dalam mempererat kemitraan dengan negara-negara berkembang dan

memberikan sumbangsih terhadap stabilitas internasional, Jepang menyediakan

bantuan pembangunan resmi melalui Official Development Assistance57 (ODA).

54 Pamflet JICA, Pengembangan Infrastruktur Sektor Jalan, Kerjasama Selatan-Selatan Trianguar

Antara Indonesia, Timor Leste, dan JICA. hlm. 2 55

Draft Ex-Ante Evaluation Report. Op. Cit., hlm. 2 56 Yulia. Op. Cit., hlm. 73 57 Official Development Assistance ODA adalah berbagai kelompok, termasuk pemerintah,

organisasi internasional, organisasi non-pemerintah (LSM) dan perusahaan swasta, melakukan

kerjasama ekonomi untuk mendukung pengembangan sosial di negara-negara berkembang. Atau

disebut bantuan keuangan dan teknis yang diberikan pemerintah Jepang kepada negara-negara

berkembang sebagai bagian dari kerjasama ekonomi. Penjelasan lebih lanjutt dapat di lihat melalui

Page 11: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

40

Kegiatan ini telah diakui kesuksesannya dalam mempromosikan pertumbuhan

ekonomi berkesinambungan di berbagai negara Asia dan di berbagai belahan dunia.

ODA didefinisikan sebagai the Development Assistance Committe (DAC) of the

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).58

Syarat untuk memperoleh bantuan yaitu: Pertama, lembaga yang meminta

bantuan haruslah dari pemerintah atau lembaga pemerintah. Kedua, tujuan utama

yaitu untuk mendorong pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di

negara-negara berkembang. Ketiga, Bantuan lunak ini memiliki elemen grant

paling tidak sebesar 25%. (bantuan lunak dimaksudkan pinjaman dana dengan

termin lunak, tingkat suku bunga rendah, dan periode pinjaman lebih lama, elemen

grant lebih banyak sehingga memberikan manfaat bagi negara penerimanya). ODA

diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu: Pertama, Bantuan Bilateral diberikan

langsung ke negara-negara berkembang. Dua, Bantuan Multilateral disediakan

untuk organisasi internasional.59

a. Penunjukan JICA Sebagai Agen Pelaksanaan Proyek Pembangunan

Sejak tahun 1954 Jepang bergabung dalam Colombo Plan60, melalui ODA

Jepang menyediakan financial dan technical assistance untuk negara-negara

JICA annual report tahun 2012, diakses dalam

https://www.jica.go.jp/english/publications/reports/annual/2012/c8h0vm00002qe6vj-att/03.pdf

(05/1/2019, 21:45) 58 Laporan akhir “Kajian Persiapan Pembentukan Institusi KSS - Kerangka Kerja Kelembagaan”.

LM-FEUI & JICA 2012, Universitas Indonesia, Jakarta, hlm. 17, diakses dalam

http://open_jicareport.jica.go.jp/pdf/12087094.pdf 59 Ibid. 60 Colombo plan adalah kerjasama dalam pengembangan ekonomi dan pembangunan sosial di Asia-

Pasifik Colombo Plan disusun pada Commonwealth Conference yang diadakan di Kolombo, Ceylon

Page 12: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

41

berkembang dalam mendukung perdamaian dan pembangunan dunia internasional

serta menjamin kemakmuran dan ketahanan Jepang sendiri.61 ODA juga menjadi

instrumen penting untuk mendukung pendidikan, kesehatan, pembangunan

infrastruktur publik, pertanian dan pembangunan pedesaan, serta meningkatkan

ketahanan pangan. Hingga saat ini ODA merupakan sumber terbesar pembiayaan

eksternal dan sangat penting untuk pencapaian tujuan pembangunan dan target

Milenium Development Goals (MDGs).62

Melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dana yang

disalurkan dari ODA kemudian dikelola dalam memberi dukungan secara

menyeluruh terhadap peningkatan kebijakan dan institusi di negara berkembang,

untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan kapasitas,

serta perbaikan prasarana melalui KSS. Dukungan JICA pada KSS merupakan

bagian dari kebijakan bantuan luar negeri Jepang ke negara-negara berkembang.

Kebijakan ini menggariskan ODA Jepang haruslah diarahkan pada upaya self-help

dan mengikuti prioritas pembangunan di negara penerima bantuan.63

Dengan mengambil tagline ”Leading the world with trust” visi JICA yaitu

ingin membentuk ikatan kepercayaan di seluruh dunia dengan mitranya, bercita-

cita untuk dunia yang bebas, damai dan makmur dimana orang dapat berharap untuk

masa depan yang lebih baik dengan menggali potensi mereka yang beragam.

(saat ini Sri Langka), Januari 1950. diakses dalam https://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-

multilateral/Pages/Colombo-Plan.aspx (05/1/2019, 22:01) 61 LM-FEUI & JICA 2012. Op. Cit., hlm. 13 62 Hadi, Op. Cit., hlm. 23 63 “JICA’s Support for South-South Cooperation: Challenge to Inclusive and Dynamic Development

with New Partners”, handout yang dikeluarkan oleh Japan International Cooperation Agency

(JICA)

Page 13: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

42

Sedangkan misinya sesuai dengan Piagam Kerjasama Pembangunan adalah akan

bekerja untuk keamanan manusia dan pertumbuhan kualitas.64

Upaya JICA dalam memberikan dukungan secara efisien dan efektif

berpegangan pada kebijakan bantuan pemerintah Jepang, yang dikembangkan

dengan menghindari adanya bias dan memiliki perspektif yang lebih luas dari

sekedar yang bantuan seperti kerjasama teknik, pinjaman ODA dan bantuan hibah.

Pada intinya, JICA secara cepat melakukan perancangan dan pelaksanaan proyek

berdasarkan survei persiapan untuk mempelajari substansi bantuan yang diperlukan

di lokasi proyek sebelum menerima proposal bantuan dari negara mitranya.65

Bagan 2. 1 Evaluasi Pemberian Bantuan ODA Jepang oleh JICA

Sumber: Brosur JICA, 2008.

64 JICA, “Cooperation in Timor-Leste”, diakses dalam

https://www.jica.go.jp/easttimor/english/office/others/c8h0vm0000966y5o-att/brochure_en.pdf

(22:41, 8-2-2019) 65 Yulia. Op. Cit., hlm.

Page 14: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

43

Dalam melaksanakan program-programnya, JICA melakukan kerjasama

dengan pemerintah/kementerian terkait (melalui koordinasi dengan Kemenlu),

pemerintah daerah, sektor swasta, NGO, dan universitas-universitas. Pengelolaan

kerjasama pembangunan Jepang melibatkan banyak lembaga-lembaga di dalam

prosesnya. Perumusan strategi itu dilakukan oleh Overseas Economic Cooperation

Council (OECC) di bawah arahan dari Perdana Menteri Jepang. Dewan Kerjasama

Ekonomi Luar Negeri ini terdiri dari Ketua Sekertaris Kabinet, Menteri Luar

Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri

(METI).66

Setelah itu strategi tersebut dirumuskan lagi dalam bentuk kebijakan oleh

Biro Kerja sama Internasional di dalam Kementerian Luar Negeri (MOFA).

Tujuannya adalah memperkuat fungsi perencanaan kebijakan kementerian tersebut.

Selanjutnya implementasi kebijakan dilakukan sepenuhnya oleh JICA sebagai satu-

satunya lembaga yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan kerja sama

teknik, menyalurkan bantuan pinjaman dan bantuan hibah.67

66 Tim Koordinasi Nasional Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (Tim Kornas KSST). 2017.

“Pembentukan Single Agency Kerja Sama Selatan Selatan dan Triangular Indonesia.” Jakarta.

diakses melalui https://ktln.setneg.go.id/pdf/publikasi_01_12072018.pdf ( 67 Sebelum terjadi reformasi di tahun 2008, JICA hanya menangani kerja sama teknik, sementara

bantuan hibah disalurkan oleh MOFA, dan bantuan keuangan internasional dan hibah dikelola oleh

JIBIC. dalam Tim Kornas KSST. 2017. “Pembentukan Single Agency Kerja Sama Selatan Selatan

dan Triangular Indonesia.” Jakarta. hlm. 75

Page 15: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

44

Sumber: Tim Koordinasi Nasional Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular

(Tim Kornas KSST). 2017. “Pembentukan Single Agency Kerja Sama

Selatan Selatan dan Triangular Indonesia.” Jakarta.

Sejak tahun 1950an pembentukan JICA ini telah mengalami proses panjang.

Pada tahun tersebut, kerja sama pembangunan Jepang dilakukan oleh beberapa

lembaga yaitu Federation of Japanese Overseas Association, Japan Asian

Association, Japan Emigration Promotion. Ketiga lembaga ini membentuk

Overseas Technical Cooperation Agency (OTCA) pada tahun 1962, dan berubah

menjadi JICA sebagai lembaga publik khusus (special public institution) pada

tahun 1974. Pada tahun 2003 JICA diubah menjadi suatu Incorporated

Administrative Agency dalam upaya meningkatkan efektivitas, kualitas dan

Bagan 2. 2 Kerangka Kelembagaan Penyaluran Bantuan Pembangunan

Resmi (ODA) Jepang

Page 16: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

45

transparansi. Pada tahun 2008 JICA mendapat mandat yang lebih besar sebagai

satu-satunya agensi yang bertanggung menyalurkan bantuan pembangunan resmi

Jepang.68

Sumber: Tim Koordinasi Nasional Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular

(Tim Kornas KSST). 2017. “Pembentukan Single Agency Kerja Sama

Selatan Selatan dan Triangular Indonesia.” Jakarta.

Pelaksanaan proses bisnis dengan mitra kerjasama pembangunan dilakukan

melalui empat tahap yaitu: (1) Formulasi Strategi, (20 Formulasi Program, (3)

Penilaian Program, (4) Keputusan Penilaian Program, dan Implementasi. Pertama

68 Ibid.

Bagan 2. 3 Proses Bisnis dengan Negara Mitra

Page 17: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

46

Formulasi Strategi dilakukan oleh pemerintah Jepang dengan perumusan kebijakan

luar negeri, kebijakan-kebijakan kerjasama pembangunan, lelu kemudian

menghasilkan prioritas kebijakan kerjasama pembangunan. Pada tahap ini JICA

terlibat untuk merumuskan rencana regional, rencana khusus negara, isu-isu

spesifik dan rencana implementasi. Kemudian dilakukan dialog dengan pemerintah

negara mitra kerjasama pembangunan.69

Tahap selanjutnya adalah konsultasi yang kemudian menyepakati

permohonan dari negara mitra oleh pemerintah Jepang. Pada tahap ini, JICA

melakukan kajian fromulasi program. Tahap ketiga adalah penilaian program di

mana JICA melakukan penilaian setiap proposal program. Hasilnya diserahkan

kepada Pemerintah Jepang untuk dilakukan pengujian hasil penilaian tersebut. Pada

tahap keempat pemerintah Jepang akan mengambil keputusan yang selanjutnya

akan disampaikan kepada negara mitra dan ditindaklanjuti dengan perjanjian

internasional. Dokumen perjanjian tersebut kemudian disampaikan ke JICA untuk

tindak lanjut proses selanjutnya yaitu penerapan program kerjasma yang telah

disepakati. Tahap terakhir yaitu implementasi yang dilakukan oleh JICA bersama

dengan pemerintah negara mitra. JICA melakukan pengelolahan, monitoring,

evaluasi dan tindak lanjut program.70

Bentuk dari kerjasama ini merupakan Pinjaman ODA yang pertama kali bagi

Timor-Leste, pinjaman yen yang diberikan yaitu sekitar 5.3 miliar yen Jepang atau

69 Ibid. hlm. 77 70 Ibid. hlm. 78

Page 18: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

47

sekitar (USD 65 juta) untuk “Proyek peningkatan Jalan No.1 Nasional”.71 Pinjaman

ODA diberikan untuk mendukung negara-negara berkembang di atas tingkat

pendapatan tertentu dengan memberikan bunga rendah, dana jangka panjang dan

lunak terutama untuk pengembangan infrastruktur sosial ekonomi.

b. Kajian Tentang Pelaksanaan Program

Saat ini Timor-Leste tidak memiliki infrastruktur yang diperlukan untuk

mendukung negara modern dan produktif dimana orang-orangnya dapat terhubung

satu sama lain. Renaca Timor-Leste untuk menjawab tantangan dalam mendukung

pertumbuhan negara, meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja,

dan mengembangkan sektor swastanya yaitu dengan menetapkan prioritas

pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang baik dengan sendirinya akan

membawa Timor-Leste berkembang secara sosial dan ekonomi.72

Pemerintah Timor-Leste pada bulan juli 2011 mengeluarkan kebijakan

Rencana Pembangunan Strategis (SDP) 2011-2030. Dalam draft kebijakan SDP

disebutkan “The Timor-Leste Strategic Plan is a twenty year vision that reflects the

aspirations of the Timorese people to create a prosperous and strong nation. The

plan has been developed to inspire change, to support bold collective action and

plan for a better future”. Hal tersebut mencerminkan aspirasi ribuan rakyat Timor-

Leste yang diungkapkan selama konsultasi nasional pada 2010, dan dibuat

71Dinur Krismasari, Nakazawa Shigeki, dkk. 2012. Indonesia-Japan: Dynamic development for

prosperity: Practices of South-South and Triangular Cooperation (SSTC). JICA Indonesia

Offices: Jakarta. 72 Parlemen Nasional Timor Leste. 2011. “Timor-Leste Strategic Development Plan 2011-2030”.

diakses dalam http://timor-leste.gov.tl/wp-content/uploads/2011/07/Timor-Leste-Strategic-Plan-

2011-20301.pdf

Page 19: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

48

berdasarkan Rencana Pembangunan Nasional 2002. untuk menjawab kebutuhan

mendesak dalam membangun bangsa yang kuat dan menuju bangsa yang

sejahtera.73

Paket kebijakan strategis dalam SDP Timor-Leste tersebut terintegrasi untuk

mengimplementasikan pembangunan jangka pendek (satu hingga lima tahun),

jangka menengah (lima hingga sepuluh tahun) dan jangka panjang (sepuluh sampai

dua puluh tahun). Kebijakan tersebut selaras dengan PBB dalam Tujuan

Pembangunan Milenium MDGs, namun itu lebih dari serangkaian target. Kebijakan

Timor-Leste tersebut ditujukan untuk pembangunan jangka panjang, berkelanjutan,

dan inklusif.74

Rencana Pembangunan Strategis mencakup tiga bidang utama: Modal Sosial,

Pengembangan Infrastruktur, Pengembangan Ekonomi. Pengembangan Modal

Sosial berfokus pada pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat yang sehat dan

berpendidikan dalam memajukan pembangunan manusia. Kemudian

Pengembangan Infrastruktur untuk memastikan bahwa Timor-Leste memiliki

infrastruktur inti dan produktif untuk pembangunan berkelanjutan, tumbuh dan

terkoneksi. Ketiga yaitu Pengembangan Ekonomi untuk mencapai kesejahteraan,

ekonomi modern dan pekerjaan untuk masyarakat.75

73 Ibid. hlm. 8 74 Ibid. hlm. 10 75 Ibid. hlm. 11

Page 20: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

49

Sumber: Parlemen Nasional Timor Leste. 2011. “Timor-Leste Strategic

Development Plan 2011-2030”. Dili.

Setelah keluarnya SDP pemerintah Jepang kemudian meninjau kebijakan

tersebut untuk kemudian menentukan dukungan dalam rencana pembangunan

Timor-Leste. Dengan ditetapkannya pembangunan jalan nasional menjadi salah

satu prioritas utama Timor-Leste dalam pembangunannya. JICA dan Indonesia

kemudian melakukan studi kasus pertama membahas program “Infrastructure in

Roads Sector, South-South and Triangular Cooperation by the Goverment of

Indonesia, the Goverment of Timor-Leste and the Japan International Cooperation

Agency (JICA)” yang dilakukan di tahun 2011-2012 dan dilanjutkan 2014-2017.76

Pelaksanaan kerjasama dengan Indonesia merupakan permintaan Timor-

Leste yang memandang Indonesia memiliki kesamaan latar belakang bahasa,

76 Krismasari Dinur, dkk. 2013. “Republic of Indonesia Case Study for Indonesia’s Capacity of

South-South and Triangular Cooperation Main Report”. JICA & LPEM-FEUI. Jakarta.

Social Capital

• Educating and Training

• Health

• Social Inclusion

• Environment

• Culture and Heritage

Infrastructure Development

• Roads and Bridges

• Water and

• Sanitation

• Electricity

• Seaports

• Airports

• Telecomunication

Economic Deveopment

• Rural Development

• Agriculture

• Petroleum

• Tourism

• Private Sector Investment

Tabel 2. 1 Tiga Fokus Bidang Pembangunan dalam Strategic Development

Plan 2011-2030

Page 21: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

50

budaya, geografi dari pada negara lain. Hal tersebut menunjukkan Indonesia

sebagai inisiator dalam kerjasama ini memiliki keunggulan tersendiri dalam

memberikan bantuan dibidang pembangunan infrastruktur jalan. Selain itu

Indonesia memiliki banyak pengalaman di bidang tersebut, termasuk dalam

pelaksanaan berbagai proyek lunak dan kerjasama teknik yang telah di lakukan

dengan pemerintah Jepang. Jepang melalui JICA, menyarankan untuk

melaksanakan kerjasama tersebut menggunakan model kerjasama Triangular, yang

akan memperkuat kerjasama antar pemangku kepentingan yang disebut “Kerjasama

Kemitraan Segitiga”.77

Sumber: Krismasari Dinur, dkk. 2013. “Republic of Indonesia Case Study for

Indonesia’s Capacity of South-South and Triangular Cooperation Main

Report”. JICA & LPEM-FEUI. Jakarta.

Dengan dilakukannya program kerjasama triangular ini memperlihatkan

bahwa program ini diawali dengan adanya kebutuhan dan permintaan dari negara

77 Ibid. hlm. 27

Bagan 2. 4 Demand driven of Triangular Cooperation

Page 22: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

51

Timor-Leste sebagai beneficiary country penerima bantuan. Disisi lain Indonesia

sebagai pivotal country, telah menjalankan prinsip KSSnya yaitu prinsip demand

driven mengutamakan prioritas pembangunan nasional negara Timor-Leste. Selain

itu kerjasama ini selaras dengan kebijakan JICA yang mengarah pada upaya self-

help dan mengikuti prioritas pembangunan di negara penerima bantuan.

2.3.2. Tahapan Pelaksanaan Program

Pada desember 2010 kerjasama Triangular Jepang, Indonesia dan Timor-

Leste disetujui untuk tahap I dilakukan pada tahun 2011 hingga 2012. Kemudian

atas keberhasilan kerjasama pada periode pertama maka dilanjutkan tahap kedua

yaitu pada tahun 2014 hingga 2017. Pada tahap I ini program terbagi menjadi

beberapa bagian yakni dengan adanya tatap muka di kelas serta praktek di luar kelas

yaitu dengan adanya pelatihan kerja sebagai upaya untuk mengaplikasikan teori-

teori serta materi-materi yang sudah diberikan dalam tatap muka di kelas, adanya

studi kasus, adanya kunjungan lapangan, adanya praktek di laboratorium, adanya

wisata teknis, adanya follow up team dan adanya Road Sector Workshop.78

Selanjtnya program tahap II proyek ini dimulai pada Agustus 2014 dan

berakhir di bulan Maret 2017 yang terbagi menjadi 2 batch yang terdiri dari

program magang dan program pelatihan. Tahap ini dilakukan berdasarkan hasil

evaluasi pelaksanaan program tahap I yang terdiri dari “Action Plan” dari peserta,

FGD “Stake holder” dan Analisis Tim. Tujuan dari diadakannya program Tahap II

78

Laporan Akhir Program Pelatihan Infrastruktur Bidang Jalan dan Jembatan Tahap I. 2011-2012.

Kerjasama Selatan – Selatan Triangular antara Indonesia, Timor-Leste, dan JICA, Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (Pusdiklat Kemen PUPR RI).

hlm. 8

Page 23: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

52

ini adalah untuk terciptanya sistem pemeliharaan jalan nasional yang merata serta

pemeliharaan tersebut dapat ditingkatkan juga sistem pemeliharaan yang merata

dan dapat terus ditingkatkan sehingga jalan nasional tetap ada dalam kondisi yang

baik.79

a. Tahap I (2011-2012)

Program tahap I yaitu Program Pelatihan Pemeliharaan Jalan, tujuan

dilakukannya program tahap ini adalah untuk memperkuat kapasitas teknik dari

Direktorat Jalan, Jembatan dan Pengendalian Banjir, Kementerian Pekerjaan

Umum dan Komunikasi Timor-Leste melalui pelaksanaan program pelatihan yang

diadakan di Indonesia kemudian dilanjutkan dengan mengirim tim penindak lanjut

dari Indonesia ke Timor-Leste dibidang konstruksi dan pemeliharaan jalan dan

jembatan. Selain itu pada akhir pelatihan ini, peserta diharapkan mampu

meningkatkan pengetahuan dan kemampuanya dalam melakukan pekerjaan

rekonstruksi dan rehabilitasi jalan.80

Program yang akan dilakukan pada tahap I ini yaitu:81

1. Empat tahap pembangunan kapasitas

2. Misi team untuk menilai efektifitas pembangunan kapasitas

3. Seminar akhir untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan hasil program

79 Draft Ex-Ante Evaluation Report, 2014. Capacity Development Project On Road Maintenance

in TimorLeste. hlm. 10 80 Yulia. Op. Cit., hlm. 66 81 Krismasari. Op. Cit., hlm. 28

Page 24: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

53

Bagan 2. 5 Rangkaian Proses dan Program Pengembangan Kapasitas di

Bidang Jalan

Sumber: LPEM. 2013. dalam Krismasari Dinur, dkk. 2013. “Republic of Indonesia

Case Study for Indonesia’s Capacity of South-South and Triangular

Cooperation Main Report”. JICA & LPEM-FEUI. Jakarta.

Program pengembangan kapasitas di sektor jalan tersebut terdiri dari:82

1. Pengembangan Kapasitas Pelestarian dan Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan

a. Tahap pertama 2011 diadakan di Bandung dan Surabaya:

▪ Peserta kembali diperiksa oleh Divisi Peneliti Jalan dan Pengembangan di

Bandung;

▪ Pelatihan lapangan diadakan di Surabaya, karena kemiripan kondisi tanah

dengan Timor Leste, yang dilakukan oleh Pusat Jalan Nasional V;

82 Ibid.

Page 25: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

54

▪ Komposisi materi pelatihan adalah: 80% teori (3 minggu), 20% praktek

lapangan (2-3 hari);

b. Tahap kedua (2011) di Surabaya:

▪ Dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Wilayah IV dan

laboratorium di Surabaya, Pusat Jalan Nasional V;

▪ Komposisi materi pelatihan adalah: 80% teori (3 minggu), 20% praktek

lapangan (2-3 hari);

c. Tahap ketiga (2011) di Surabaya:

▪ Dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Wilayah IV dan

laboratorium di Surabaya, Pusat Jalan Nasional V;

▪ Komposisi materi pelatihan adalah: 80% teori (3 minggu), 20% praktek

lapangan (2-3 hari);

d. Tahap keempat (2012) di Surabaya:

▪ Komposisi materi pelatihan adalah: 20% teori (1 minggu), praktek

lapangan 80% yang terdiri dari Perencanaan (1 minggu), Konstruksi (1

minggu) dan Evaluasi perbaikan jalan (1 minggu).

2. Pengiriman Tim Teknis

Setelah tahap satu dan dua, dua tim teknis Indonesia dikirim ke Timor-Leste

untuk meninjau kembali hasil partisipasi peserta dan diskusi dengan Direktorat

Jenderal Pekerjaan Umum Timo-Leste mengenai kondisi atau lokasi jalan.

Kemudian setelah tahap tiga, tim teknis lain dikirim untuk memberikan kuliah

tentang implementasi pelajaran kursus, dan untuk meninjau kembali kurikulum

Page 26: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

55

pelatihan akhir. Terakhir setelah tahap empat, satu tim teknis sesuai dengan usulan

pada tahap empat ini dikirim meninjau implementasi rencana aksi.83

3. Seminar Final Kerjasama Triangular (26-27 November 2012)

Seminar Akhir Kerjasama Triangular yaitu pada 26-27 November 2012.

Acara ini dibagi menjadi dua: Hari pertama, Seminar untuk menyebarluaskan hasil

berjalannya program. Hari kedua, diadakan Forum Diskusi Grup untuk mengangkat

isu-isu penting dan mengumpulkan ide dan topik yang dibutuhkan dalam program

peningkatan kapasitas lebih lanjut. Pada akhirnya program rehabilitasi jalan ini

sangat relevan dengan urgensi dari Timor-Leste yang memproritaskan

pembangunan infrastruktur, terutama pada rehabilitasi jalan.84

b. Tahap II (2014-2017)

Selanjutnya program tahap II yaitu Integrasi Program, dimulai pada Agustus

2014 dan berakhir pada bulan Maret 2017 ini di bagi menjadi 2 batch yang terdiri

dari On The Job Training (OJT) progam dan magang. Tujuan program ini adalah

terciptanya sistem pemeliharaan jalan nasional yang merata dan dapat terus

ditingkatkan, sehingga jalan nasional tetap dalam kondisi yang baik.85

OJT dibagi menjadi beberapa sesi kuliah di Bandung, dari tanggal 18-22 Mei

2015 dan OJT tiga minggu di Bali. Fokus dari pelatihan ini adalah perawatan rutin,

pengumpulan data, dan teknik perbaikan kecil. Program pelatihan ini dihadiri oleh

10 peserta. Program ini tidak hanya menargetkan peningkatan pengetahuan peserta,

83 Ibid. hlm. 29 84 Ibid. hlm. 30 85 Yulia. Op. Cit., hlm. 73

Page 27: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

56

namun juga tantangan bagi pengalaman institusi Timor-Leste, oleh karena itu

magang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas Timor-Leste. Para peserta OJT

juga diharapkan memiliki pelatihan di masa depan dengan subyek yang berbeda,

misalkan penanganan kerusakan jalan karena erosi dan tanah longsor, survei

pemeliharaan jembatan, penggunaan peralatan perawatan jalan dan pemeliharaan

jembatan dan uji labolatorium jalan untuk rigid trotoar.86

Proyek ini dianggap sebagai salah satu proyek terbaik dalam kerjasama

Triangular, karena mulai dari perencanaan melibatkan semua pemangku

kepentingan, termasuk para mitra Timor-Leste untuk menjaga keharmonisan.

Sehingga proyek dirancang berdasarkan kebutuhan Timor-Leste. Proyek ini juga

dirumuskan mengunakan teknik PDCA (Plan-Do-Check-Action), pendekatan

struktur untuk mendefinisikan masalah, melibatkan orang yang tepat, menguji dan

memantau solusi dakam menjaga keberlanjutan proyek.87

86 Tim Kornas. 2015. “Annual Report of Indonesia’s South-South and Triangular Cooperation

(SSTC) 2015” 87 Ibid. hlm. 21

Bagan 2. 6 Kerangka Proyek (2014-2017)

Page 28: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

57

Sumber: JICA. Triangular Cooperation Fact Sheet.

Pada tahap II ini program yang dilakukan yaitu:88

1. Program pelatihan di Indonesia, untuk memperkuat kapsitas teknis dan

pengetahuan pemeliharaan jalan

2. Program magang di Indonesia, untuk meningkatkan manajemen administrasi,

untuk mempromosikan pendirian sistem pemeliharaan jalan di Timor-Leste

3. Pengiriman Tenaga Ahli Indonesia untuk memberikan nasehat dan

melaksanakan lokakarya di Timor-Leste

Setelah OJT dan magang, tenaga ahli Indonesia dikirim ke Timor-Leste untuk

mengorganisir seminar dan mendiskusikan tentang peningkatan rencana proyek

kedepan. Pada September 2015, pelaksanaan program magang yang berfokus pada

bidang pengembangan atau perencanaan dan strategi kebijakan, penganggaran,

kerangka hukum dan struktur organisasi dengan partisipasi 4 orang magang. Peserta

OJT diharapkan dapat merancang pemeliharaan jalan manual untuk Timor-Leste,

para peserta magang diharapkan dapat menyusun SOP untuk administrasi jalan.

Dari semua aktifitas tersebut diharapkan menghasilkan perbaikan struktur

organisasi dan pengembangan sumber daya manusia untuk Kementerian Pekerjaan

88 JICA. “The Capacity Development Project On Road Maintenance Of Timor-Leste With The Case

Of The National Road No. 1 Through Triangular Cooperation By Timor-Leste, Indonesia And

Japan” Triangular Cooperation Fact Sheet.

Page 29: BAB II KERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DALAM …

58

Umum dan Komunikasi Timor-Leste, selain itu mengumumkan regulasi sektor

jalan, khususnya pada pemeliharaan jalan dan manajemen jalan.89

Bagi Indonesia sendiri program ini akan memberikan citra yang lebih baik

dan peran internasional Kementerian Pekerjaan Umum yang telah mampu

melaksanakan pelatihan tingkat internasional. kelanjutan dari program ini dimasa

depan sangat penting untuk mendukung peningkatan kapasitas sumber daya

manusia di Timor-Leste dalam rangka mendukung infrastruktur pembangunan,

terutama di sektor jalan dan jembatan.90

89 Tim Kornas. 2015. Op. Cit., hlm. 22 90 Ibid.