BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teorirepository.iainpekalongan.ac.id/1329/8/14. BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teorirepository.iainpekalongan.ac.id/1329/8/14. BAB II.pdf ·...
12
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Intensi Berwirausaha
a. Definisi Intensi Berwirausaha
Intensi adalah berupa harapan-harapan, keinginan-keinginan,
ambisi-ambisi, cita-cita, rencana-rencana seseorang.1 Teori lain yang
menjelaskan intensi adalah yaitu theory planned behavior yang
merupakan perluasan dari theory reasined action dengan
menambahkan perceived behavioral control yang merupakan persepsi
terhadap kemudahan atau kesulitan dalam pemenuhan kepentingan
keperilakuan. Teori ini memposisikan intensi sebagai penentu utama
dari sebuah perilaku dan merupakan aspek psikologis yang
berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan seseorang. Menurut teori
ini, intensi adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan
atau tidak melakukan suatu pekerjaan.2
Dilihat dari segi etimologi, kewirausahaan berasal dari kata
wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul,
teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak agung. Adapun
usaha berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Dengan
1 Fudyartanta, Psikologi Kepribadian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm.102.
2Sarwono Nursito dan Arif Julianto Sri Nugroho, “Analisis Pengaruh Interaksi Pengetahuan
Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Kewirausahaan” (Klaten: staf pengajar
Universitas Widya Dharma: Jurnal Kiat Bisnis, N0.2, Juni, V, 2013), hlm. 151.
13
demikian, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat
sesuatu.3
Istilah kewirausahaan diawali oleh Richard Cantillon dalam
Hendro, entrepreneurial is an innovator and individual developing
something unique and new. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh
ekonom J. B. Say untuk menggambarkan para pengusaha yang
mampu mengelola sumber-sumber daya yang dipunyai secara
ekonomis dari tingkat produktivitas yang rendah menjadi lebih tinggi.4
Menurut INPRES RI No.4 Tahun 1995: “Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar”.5
Definisi kewirausahaan dengan penekanan pada penciptaan
hal-hal baru dikemukakan oleh Joseph Schumpeter dalam Rusdiana
bahwa kewirausahaan adalah melakukan hal-hal baru atau melakukan
hal-hal yang sudah dilakukan dengan cara baru, termasuk penciptaan
3 Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktek (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm.45.
4 Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011), hlm. 29.
5 Saban Echdar, Manajemen Entrepreneurship (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2013), hlm.
19-20.
14
produk baru dengan kualitas baru, metode produksi, pasar, sumber
pasokan, dan organisasi.6
Wirausaha adalah orang yang ingin bebas, merdeka, mengatur
kehidupannya sendiri, dan tidak tergantung pada belas kasihan orang
lain. Mereka ingin menghasilkan uang sendiri. Mereka harus
menciptakan sesuatu yang benar-benar baru atau memberi nilai
tambah pada sesuatu yang mempunyai nilai untuk dijual atau layak
dibeli sehingga menghasilkan uang bagi dirinya sendiri dan bahkan
bagi orang lain yang disekelilingnya.7 Definisi tersebut tidak jauh
beda dengan yang dikemukakan oleh Thomas W.Zimmerer dalam
Suryana yang mengungkapkan bahwa kewirausahaan merupakan
proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah
dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam setiap hari.8
Konsep kewirausahaan juga dijelaskan dalam Islam,
sebagaimana hadits Nabi S.A.W sebagai berikut ini.
ث نا أب و عامر العقدي عن ممد بن عمار كشاكش قال سعت سعيدا حدر المقبي يدث عن أب هري رة عن النب صلى هللا عليه وسلم قال خي
)HR. damhA(ال ك يد العام ا
6 Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktek ... hlm. 46-47.
9Yuyus Suryana danKartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan ukses (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 16.
8 Suryana, Kewirausahaan, Cet. Ke-4, Edisi 3 (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 13.
15
Artinya: Nabi S.A.W bersabda: “Usaha yang paling baik adalah hasil
karya seseorang dengan tangannya jika ia jujur (bermaksud baik).”
(HR. Ahmad)
Nabi S.AW menyatakan bahwa usaha yang paling baik adalah
berbuat sesuatu dengan tangannya sendiri dengan syarat jika
dilakukan dengan baik dan jujur. Hadits di atas yang berarti usaha
seseorang dengan tangannya dapat dimaknai dengan wirausaha,
karena dengan melakukan sesuatu dengan tangannya berarti seseorang
dituntut dapat menciptakan sesuatu dan dapat memanfaatkan peluang
dan kemampuan yang dimiliki. Maksudnya seorang muslim
hendaknya melakukan wirausaha dengan menciptakan sesuatu
berdasarkan kemampuan yang dimiliki, bekarya tanpa henti untuk
berinovasi, memanfaatkan peluang yang ada, agar dapat mencapai
keuntungan yang optimal.9
Islam memang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit
terkait konsep tentang kewirausahaan. Dalam Islam digunakan istilah
kerja keras dan kemandirian (biyadihi). Setidaknya terdapat beberapa
ayat Al-Qur’an ataupun Hadits yang dapat dijadikan rujukan pesan
tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini, seperti: Amal yang
paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran
keringatnya sendiri. Bekerja keras merupakan esensi dari
9Ilfi Nur Diana, Hadis-Hadis Ekonomi, (Malang: UIN MALANG PRESS (Anggota
IKAPI), 2008), hlm. 211.
16
kewirausahaan. Prinsip kerja keras, menurut Wafiduddin adalah suatu
langkah nyata yang dapat menghasilkan kesuksesan (rezeki), tetapi
harus melalui proses yang penuh dengan tantangan. Dalam sejarahnya
Nabi Muhammad, istrinya dan sebagian besar sahabatnya adalah para
pedagang dan entrepreneur mancanegara yang pawai. Beliau adalah
praktisi ekonomi dan sosok teladan bagi umat. Oleh karena itu,
sebenarnya tidaklah asing jika dikatakan bahwa mental
entrepreneurship inheren dengan jiwa umat Islam itu sendiri. 10
Sebagai konsekuensi pentingnya kegiatan entrepreneurship,
Islam menekankan pentingnya pembangunan dan penegakkan budaya
entrepreneurship dalam kehidupan Muslim. Budaya entrepreneurship
Muslim itu bersifat manusiawi dan religius, berbeda dengan budaya
profesi lainnya yang tidak menjadikan pertimbangan agama sebagai
landasan kerjanya. Dengan demikian, pendidikan entrepreneur
Muslim akan memiliki sifat-sifat dasar yang mendorongnya untuk
menjadi pribadi yang kreatif dan andal dalam menjalankan usahanya
atau menjalankan aktivitas pada perusahaan tempat bekerjanya.11
10
Muhammad Anwar, Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi ( Jakarta: Prenada,
2014), hlm. 126-127. 11
Muhammad Anwar, Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi... hlm. 132.
17
Berikut adalah pandangan-pandangan tentang kewirausahaan
mengikut perspektif yang berbeda yaitu menurut bidang ekonomi,
manajemen, pelaku bisnis, psikologi, dan pemodal.12
1) Pandangan Ahli Ekonomi
Wirausaha adalah orang yang mengombinasikan faktor-faktor
produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, dan peralatan
lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari
sebelumnya.
2) Pandangan Ahli Manajemen
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti
keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan
produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru.
3) Pandangan Pelaku Bisnis
Wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam
menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan maksud memperoleh
keuntungan dengan cara mengenali peluang
4) Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari
dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka
bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar
kekuasaan orang lain.
12
Suryana, Kewirausahaan ... hlm.15.
18
5) Pandangan pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahterahan untuk
orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber
daya mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang
disenangi masyarakat.
Intensi kewirausahaan adalah faktor subjektif individu yang
nampak dalam bentuk suatu keinginan yang kuat untuk menjadi
seorang wirausahawan. Intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai
proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan pembentukan suatu usaha. Intensi kewirausahaan adalah
keadaan berfikir yang secara langsung dan mengarahkan perilaku
individu ke arah pengembangan dan implementasi konsep bisnis yang
baru.13
Seseorang dengan intensi untuk memulai suatu usaha akan
memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang
dijalankan dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai
usaha. Manifestasi dari hal tersebut ditunjukkan dalam kemauan yang
keras untuk memilih kewirausahaan sebagai pilihan pekerjaan dan
mempersiapkan diri untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, menurut
13
Sarwono Nursito dan Arif Julianto Sri Nugroho, “Analisis Pengaruh Interaksi
Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Kewirausahaan”.... hlm. 151.
19
Choo dan Wong dalam Sarwono, melalui intensi kewirausahaan dapat
diprediksi individu mana saja yang akan menjadi wirausahawan.14
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengambil kesimpulan
bahwa intensi berwirausaha adalah seberapa kuat keinginan atau niat
seseorang dalam mencoba dan berusaha merencanakan untuk
mencapai tujuan dalam pembentukan suatu usaha atau melakukan
kegiatan wirausaha.
Menurut Ajzen, “Terbentuknya intensi dapat diterangkan
dengan TPB (theory planned behavior)yang mengasumsikan manusia
selalu mempunyai tujuan dalam berperilaku”. Teori ini menyebutkan
bahwa intensi adalah fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu: sikap
berperilaku (attitude), norma subyektif (subjective norm), dan kontrol
perilaku (perceived feasible). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Sikap berperilaku (attitude), yang merupakan dasar bagi
pembentukan intensi. Menurut Saifuddin Azwar “Sikap terhadap
suatu perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku
tersebut akan membawa hasil yang diinginkan atau tidak
diinginkan”. Terdapat dua aspek pokok dalam sikap terhadap
perilaku, yaitu: keyakinan individu bahwa menampilkan atau
tidak menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat-
akibat atau hasil-hasil tertentu, dan merupakan aspek pengetahuan
individu tentang obyek sikap dapat pula berupa opini individu hal
14
Sarwono Nursito dan Arif Julianto Sri Nugroho, “Analisis Pengaruh Interaksi
Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Kewirausahaan”.... hlm. 151.
20
yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Semakin positif
keyakinan individu akan akibat dari suatu obyek sikap, maka akan
semakin positif pula sikap individu terhadap obyek sikap tersebut,
demikian pula sebaliknya.
2) Norma subyektif (subjective norm) yaitu keyakinan individu akan
norma, orang sekitarnya dan motivasi individu untuk mengikuti
norma tersebut. Terdapat dua aspek pokok dalam norma subjektif,
yaitu: keyakinan akan harapan-harapan norma referensi dan
motivasi kesediaan individu untuk melaksanakan atau tidak
melaksanakan pendapat atau pikiran pihak lain yang dianggap
penting bahwa individu harus atau tidak harus berperilaku.
3) Kontrol perilaku (perceived feasible), yang merupakan dasar bagi
pembentukan kontrol perilaku yang dipersepsikan. Kontrol
perilaku yang dipersepsikan merupakan persepsi terhadap
kekuatan faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit
suatu perilaku.15
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini,
aspek untuk untuk mengukur intensi berwirausaha ada 3 yaitu
sikap terhadap perilaku, norma subyektif dan kontrol perilaku.
15
Endi Sarwoko, “Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa”(Malang: Forum
Manajemen: Jurnal Ekonomi Bisnis Universitas Kanjuruhan Malang, No. 2, Juli, XVI, 2011),
hlm. 129-130.
21
b. Keuntungan dan Kelemahan Berwirausaha
Keuntungan menjadi wirausaha adalah :16
1) Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri
2) Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta
potensi seseorang secara penuh
3) Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan
secara maksimal
4) Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-
usaha konkrit
5) Terbuka kesempatan untuk menjadi bos
Kelemahan menjadi wirausaha adalah :
1) Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memikul berbagai
resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi secara baik, maka berarti
wirausaha telah menggeser resiko tersebut
2) Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang
3) Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil,
sebab dia harus berhemat
4) Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus
dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang
dihadapinya.17
16
Buchari Alma, Kewirausahaan, Cet. Ke-17 (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 4.
17 Buchari Alma, Kewirausahaan ... hlm.4.
22
c. Karakteristik Kewirausahaan
Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat
ke depan. Melihat ke depan bukan melamun kosong tapi melihat,
berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai
alternatif masalah dan pemecahannya. Para ahli mengemukakan
karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda. Geoffrey G
dalam Suryana mengemukakan karakteristik kewirausahaan sebagai
berikut.18
Tabel 2.1
Karakteristik Kewirausahaan
Ciri-ciri Watak
Percaya diri dan Optimis Memiliki kepercayaan yang kuat,
ketidaktergantungan, dan individualistis
Berorientasi tugas dan
hasil
Kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba atau hasil, mempunyai
dorongan yang kuat, tekad, kerja keras,
dan penuh inisiatif
Berani mengambil resiko Mampu mengambil resiko
Suka pada tantangan
Kepemimpinan Mampu memimpin, dapat bergaul
dengan orang lain, menanggapi saran
dan kritik
Keorisinilan Inovatif dan kreatif
Fleksibel dan serba bisa
Berorientasi pada masa
depan
Pandangan ke depan dan perseptif
18
Suryana, Kewirausahaan... hlm. 24.
23
Ahli lain mengemukakan delapan karakteristik kewirausahaan
sebagai berikut.19
1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas
usaha-usaha yang dilakukannya
2) Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resikoyang
moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu
rendah maupun tinggi
3) Confidence in their ability to succes yaitu memiliki kepercayaan
diri untuk memperoleh kesuksesan
4) Desire for immediate feedback yaitu selalu menghendaki umpan
balik dengan segera
5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras
untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih
baik
6) Future orientation yaitu berorientasi serta memiliki perspektif
dan wawasan jauh ke depan
7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
8) Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi
daripada uang.
19
Suryana, Kewirausahaan ... hlm. 24-25.
24
2. Pengetahuan Kewirausahaan
Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat
kembali kejadian-kejadian yang sudah pernah dialami, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.20
Pendidikan
diyakini dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki manusia.
Dengan pendidikan, kekuatan intelektual, daya moral maupun daya sosial
dapat dikembangkan. Selain itu melalui pendidikan pula, pengetahuan,
sikap dan keterampilan dapat ditingkatkan. Beberapa mata kuliah yang
diberikan bertujuan antara lain:21
a. Mengerti apa peranan perusahaan dalam sistem perekonomian
b. Keuntungan dan kelemahan berbagai bentuk perusahaan
c. Mengetahui karakteristik dan proses kewirausahaan
d. Mengerti perencanaan produk dan proses pengembangan produk
e. Mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan menciptakan kreativitas
f. Mampu mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber
g. Mengerti dasar-dasar: marketing, financial, organisasi, produksi.
h. Mampu memimpin bisnis dan menghadapi tantangan masa depan
Seorang wirausaha perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk
dapat mengarahkan dirinya guna memperoleh peluang usaha, menyusun
konsep usaha, membuat perencanaan, masuk pasar, beroperasi
(organisasi/sendiri), dan dengan demikian menikmati nilai tambah dan
20
Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali, 2009), hlm.50.
21 Buchari Alma, Kewirausahaan ... hlm.6.
25
mengembangkan diri. Menurut Hisrich dalam Nursito pengetahuan
kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahan yang
terdapat didalam diri individu.22
Pengetahuan wirausaha adalah pemahaman seseorang terhadap
wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang
menguntungkan dirinya dan konsumennya.23
Pengetahuan kewirausahaan
didefinisikan sebagai tingkat pengetahuan sebagai hasil belajar setelah
mengikut proses pendidikan kewirausahaan yang diperlukan untuk
memulai dan menjalankan usaha.24
Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus
memiliki kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh
sebab itu, ia harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Seperti yang
dikemukakan oleh Harris dalam Suryana wirausaha yang sukses pada
umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki
ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual yang meliputi
22
Sarwono Nursito dan Arif Julianto Sri Nugroho, “Analisis Pengaruh Interaksi
Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Kewirausahaan”... hlm.152.
23Kuntowicaksono, “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan Memecahkan
Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”,
(Semarang: Journal of Economic Education, No.1, I, 2012), hlm.49.
24Sarwono Nursito dan Arif Julianto Sri Nugroho, “Analisis Pengaruh Interaksi
Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Kewirausahaan”... hlm.154.
26
sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan.25
Kewirausahaan (entrepreneurship) bukan merupakan ilmu yang
ajaib yang mendatangkan uang dalam sekejap waktu, melainkan sebuah
ilmu, seni dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber
daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup,
mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dalam karir.26
Pembekalan
pengetahuan kewirausahaan kepada mahasiswa sangat perlu dilakukan.
Semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan mahasiswa akan semakin
terbuka wawasannya tentang kewirausahaan. Hasil-hasil penelitian
menyimpulkan bahwa pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap
minat berwirausaha. Proses pembelajaran yang selama ini hanya
dititikberatkan pada aspek pengetahuan semestinya diikuti dengan
pembelajaran keterampilan wirausaha di lapangan.
Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki
pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak
memiliki kemampuan dan pengetahuan tidak akan membuat seseorang
menjadi wirausaha sukses. Sebaliknya, memiliki pengetahuan dan
kemampuan tetapi tidak disertai kemauan tidak akan membuat wirausaha
mencapai kesuksesan. Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki
wirausaha adalah : (1) pengetahuan mengenai usaha yang akan
25
Suryana, Kewirausahaan ... hlm.5.
26 Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan ... hlm.5.
27
dimasuki/dirintis dan pengetahuan akan lingkungan usaha yang ada, (2)
pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, (3) pengetahuan tentang
manajemen dan organisasi bisnis.27
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kewirausahaan adalah
kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif dan dengan wawasan yang di dapat
bisa mengerti mengenai manajemen untuk usahanya. Dengan
pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh mahasiswa dari proses
pembelajaran melalui materi-materi pembelajaran maupun dari sumber
lainnya diharapkan dapat memberikan gambaran dan bekal mengenai
kewirausahaan yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan
mahasiswa tersebut untuk menentukan masa depan dan diharapkan dapat
mendorong mahasiswa progam studi ekonomi syariah untuk minat
berwirausaha.
3. Peran Orang Tua
Ada empat faktor yang mempengaruhi karakteristik wirauasaha,
yaitu education, personal value, age (dijelaskan tentang childhood family
environment) and work history. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa
lingkungan keluarga semasa kecil dengan adanya peran orang tua
didalamnya dapat mempengaruhi terbentuknya jiwa wirausaha pada
27
Suryana, Kewirausahaan... hlm.4-5.
28
anak. Ini dapat dilihat dari anak nomer berapa, orang tua, pekerjaan dan
status sosial.28
Memiliki seorang ibu dan ayah yang berwirausaha memberikan
inspirasi kepada anak untuk menjadi wirausahawan. Fleksibilitas dan
kemandirian dari wirausahawan telah mendarah daging pada anak sejak
dini. Anak terinspirasi untuk berwirausaha karena melihat kesungguhan
dan kerja keras ayah dan ibunya atau orangtuanya berusahayang
menghasilkan keuntungan. Anak juga terinspirasi karena memang dilatih
sejak kecil, diminta membantu mulai dari pekerjaan yang ringan atau
mudah sampai yang rumit dan komplek. Terlatih dan terinspirasi
sehingga mempengaruhi minatnya dalam berwirausaha. Melalui keluarga
pola pikir kewirausahaan terbentuk. Minat berwirausaha tumbuh dan
berkembang dengan baik pada seseorang yang hidup dan tumbuh di
lingkungan keluarga wirausahawan. Kenyataannya, sebagian besar
lingkungan keluarga belum kondusif dalam pembentukan minat anak
dalam berwirausaha. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
keterbatasan pengetahuan orangtua, pola pikir dalam keluarga menjadi
PNS atau karyawan lebih aman daripada menjadi wirausahawan, tidak
ada model wirausahawan dalam keluarga, dan lain sebagainya.29
Lingkungan keluarga terutama orang tua akan memberi corak
budaya, suasana rumah, pandangan hidup dan juga pola yang akan
28
Robert Hisrich, Kewirausahaan , (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 75-78
29 Eka Aprilianti, “Pengaruh Kepribadian Wirausaha,Pengetahuan Kewirausahaan, dan
LingkunganTerhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK” (Pangkalan Bun: Jurnal Pendidikan
Vokasi, No.3, November, II 2012), hlm. 314.
29
menentukan sikap dan perilaku terhadap anak-anaknya. Memiliki orang
tua yang mandiri atau berbasis wirausaha, kemandirian dan fleksibilitas
orang tua akan melekat pada diri anaknya sejak kecil. Orang tua yang
bekerja sebagai wirausaha akan mendukung dan mendorong
kemandirian, berprestasi, dan bertanggungjawab pada diri anaknya.30
Orang tua memiliki peran yang sangat penting bagi sikap individu.
Peran orang tua pun juga sangat penting bagi pembentukan intensi
berwirausaha. Terhadap pekerjaan orang tua, seringkali terlihat bahwa
ada pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha
sendiri cenderung anaknya jadi pengusaha pula. Keadaan ini seringkali
memberi inspirasi pada anak sejak kecil. Situasi seperti ini akan lebih
diperkuat lagi oleh ibu yang juga ikut berusaha. Orang tua ini cenderung
mensupport serta mendorong keberanian anaknya untuk berdiri sendiri.
Suasana dorongan ini sangat penting artinya bagi calon pengusaha.31
Dukungan orang tua dapat menjadikan anaknya menjadi sikap
berwirausaha pula. Dukungan orang tua sangat penting dalam
pengambilan keputusan pemilihan karir dan kesiapan bagi anak.
Penuturan beberapa pengusaha, menyatakan bahwa semua dukungan
keluarga yang diterima merupakan kunci keberhasilan.32
Hal ini
menjelaskan bahwa dukungan keluarga sangat penting untuk menjadikan
30
Tony Wijaya, “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi
Berwirausaha”(Yogyakarta: Jurusan Ekonomi Manajemen: Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, No. 2, September,IX,2007), hlm.120.
31 Buchari Alma, Kewirausahaan ... hlm. 8.
32 Robert Hisrich, Kewirausahaan ... hlm. 9.
30
anaknya berhasil dalam berwirausaha. Peran orang tua dalam hal ini
sangat penting untuk menunjang kesiapan dalam berwirausaha.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang
tua sangatlah penting dalam kesiapan berwirausaha anaknya. Oleh karena
itu, untuk mengetahui kesiapan berwirausaha diperlukan beberapa
indikator untuk mengetahui sejauh mana peran orang tua dalam
mengarahkan dan membentuk kepribadian anak.
Lebih lanjut Jamal Ma’amur Asmani dalam Yustina, orangtua dalam
menanamkan spirit entreprenurship anak-anaknya dapat melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:33
a. Anak didorong memanfaatkan segala sesuatu.
b. Mengajarkan pentingnya proses daripada hasil.
c. Merangsang sikap tidak takut gagal dan berani mengambil resiko.
d. Melatih anak berpikir kreatif.
e. Menanamkan pentingnya produktivitas.
Caecilia Vemmy S menyatakan dalam Yustina Evi, pengaruh
orang tua dalam pemilihan karir seorang anak dapat dilihat melalui :34
33
Yustina Evi Etriyani, “Pengaruh Kreativitas, Peran Orangtua,dan Efikasi Diri Terhadap
Intensi BerwirausahaSiswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
Smk Negeri 1 Pengasih”, Skripsi (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,2014), hlm.18.
34Yustina Evi Etriyani, “Pengaruh Kreativitas, Peran Orangtua,dan Efikasi Diri Terhadap
Intensi BerwirausahaSiswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
Smk Negeri 1 Pengasih” ... hlm.18.
31
a. Model Orang Tua
Seseorang yang menerima pengetahuan dan ketrampilan
kewirausahaan pada masa-masa awal akan membentuk sikap dan
persepsi mengenai kepercayaan akan kemampuan berwirausaha.
b. Interaksi Dalam Keluarga
Lingkungan keluarga mempunyai peranan yang paling besar
karena orang tua mempunyai hubungan yang paling intens dengan
seorang anak. Maka orang tualah yang sangat memberikan pengaruh
dan warna kepribadian pada seseorang anak.
4. Kreativitas
a. Definisi Kreativitas
Kreativitas itu adalah:35
1) Bukanlah semata-mata memecahkan masalah tetapi menciptakan
sesuatu yang lebih baik, orisinil, dan pemecahan masalah yang
kreatif.
2) Cara mengoptimalkan dan menggunakan pengetahuan anda untuk
mengatasi masalah yang belum ada jawaban yang pasti.
3) Kemampuan utama dan dasar menjadi wirausahawan yang sukses.
4) Cara untuk menghasilkan kesuksesan dengan penciptaan ide,
gagasan serta memunculkan sebuah inspirasi yang brilian.
5) Tidak bisa ditiru, dicangkok, atau dipaksakan pada orang lain
tetapi bisa dipelajari dan dilatih.
35
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan ... hlm.107.
32
6) Menggunakan cara yang berbeda dan lain dari yang orang lain
lakukan.
7) Kunci untuk merancang desain produk baru dan munculnya
teknologi baru.
8) Tanpa kreativitas berarti tidak ada penemuan (invention).
Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-
cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang.36
Secara sederhana, yang dimaksud dengan kreativitas adalah
menghadirkan gagasan baru. Kreativitas merupakan proses yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan. Kreativitas merupakan sumber yang
penting dari kekuatan persaingan karena adanya perubahan
lingkungan. Kreativitas akan muncul apabila wirausaha melihat
sesuatu yang telah dianggap lama dan berpikir sesuatu yang baru dan
berbeda. Dengan demikian, sukses kewirausahaan akan tercapai
apabila seseorang berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau
sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.37
Menurut Zimmerer dalam Rusdiana mendefinisikan kreativitas
sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan
menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang.
Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang wirausaha terletak pada
sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja yang
tinggi. Adapun semangat atau etos kerja yang tinggi seorang
36
Suryana, Kewirausahaan... hlm.2.
37 Suryana, Kewirausahaan... hlm. 3.
33
wirausaha terletak pada kreativitas dan rasa percaya kepada diri
sendiri untuk maju dalam berwirausaha. Seorang wirausaha yang
kreatif dapat menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan
usahanya. Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan
penambahan nilai, penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis.38
Menurut Mc. Pherson dalam Yuyus Suryana menyatakan
bahwa kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang
pengetahuan didalam pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk
berpikir secara lebih bebas dalam membangkitkan hal-hal baru atau
menghasilkan gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam
menghasilkan hal yang bermanfaat. Pengertian lainnya adalah
kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang
pengalaman berlainan untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih
baik.39
Dari pengertian diatas bahwa kreativitas merupakan
sekumpulan ide baik berupa pengetahuan maupun pengalaman yang
berada dalam pikiran manusia yang kemudian digabungkan menjadi
sesuatu hal yang sifatnya kreatif yang berguna baik pada dirinya
maupun orang lain atau organisasi dalam situasi atau kondisi yang
tidak menentu.
38
Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktek ... hlm.94-95.
39Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses... hlm.198.
34
b. Ciri-Ciri Kreativitas
Menurut analisis Guilford, ada lima sifat yang menjadi ciri
kemampuan berpikir kreatif, yaitu40
:
1) Fluency (Kelancaran), yaitu kemampuan untuk menghasilkan
banyak gagasan.
2) Fleksibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk mengemukakan
berbagai pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
3) Originality (keaslian), yaitu kemampuan untuk mencetus gagasan
dengan cara asli dan tidak klise.
4) Elaboration (penguraian), yaitu kemampuan untuk menguraikan
sesuatu secara lebih terpernci.
c. Hambatan Kreativitas
Kreativitas akan terhalang muncul oleh sebab:41
1) Fokus pada harus logis tidak boleh aneh-aneh, tidak boleh think
something different, seseorang takut berbeda pendapat apalagi
dengan atasan, padahal ide seseorang bisa menjadi sumber yang
sangat positif untuk kemajuan bisnis yang sering muncul dalam
bentuk intuisi.
2) Harus taat pada aturan, ini akan mengurangi kreativitas, sebab
kadang-kadang kreativitas akan muncul sebagai kemampuan
untuk mendobrak aturan yang ada, sehingga dapat ditemukan
jalan baru, sesuatu yang lebih efisien, lebih produktif, dsb.
40
Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktek... hlm.104-105.
41 Buchari alma, Kewirausahaan ... hlm. 73-74.
35
3) Tetap konstan pada praktek yang dilakukan selama ini, tidak ada
peluang mengadakan kreasi, selalu terikat pada hal rutin yang
sudah biasa.
4) Terlalu menekankan pada spesialisasi. Ini akan menyempitkan
kreativitas.
5) Menghindari dari sifat ambiguiti, sifat mendua, padahal sifat
ambiguiti bisa menjadi pendorong utama bangkitnya kreativitas
dengan cara boleh berpikir beda.
6) Takut salah dan takut gagal. Orang kreatif selalu ingin mencoba
sesuatu yang baru, hasilnya gagal. Walaupun demikian mereka
tidak melihat kegagalan itu sebagai akhir usahanya, tidak
menyebabkan ia berhenti. Ia menganggap ini sebagai pengalaman
berharga menuju sukses.42
5. Self Efficay
a. Definisi Self Efficacy
Bandura adalah tokoh yang memperkenalkan istilah efikasi
diri (self efficacy). Ia mendefinisikan bahwa efikasi diri adalah
keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan
tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
Sementara itu Baron dan Byrne mendefinisikan efikasi diri sebagai
evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya
untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi
42
Buchari alma, Kewiraushaan... hlm. 73-74.
36
hambatan. Self efficacy mengacu pada keyakinan akan kemampuan
individu untuk menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, dan
tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi.43
Efikasi diri pada dasarnya adalah hasil dari proses kognitif
berupa keputusan, keyakinan, atau pengharapan tentang sejauh mana
individu memperkirakan kemampuan drinya dalam melaksanakan
tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Menurut dia, efikasi diri tidak berkaitan dengan
kecakapan yang dimiliki, tetapi berkaitan dengan keyakinan individu
mengenai hal yang dapat dilakukan dengan kecakapan yang ia miliki
seberapapun besarnya.
Efikasi diri menekankan pada komponen keyakinan diri yang
dimiliki seseorang dalam menghadapi situasi yang akan datang yang
mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan, dan sering penuh
dengan tekanan. Meskipun efikasi diri memiliki suatu pengaruh sebab
musabab yang besar pada tindakan kita. Efikasi diri berkombinasi
dengan lingkungan, perilaku sebelumnya, dan variabel personal lain,
terutama harapan terhadap hasil untuk menghasilkan perilaku.44
Menurut Friedman dan Schustack dalam Ujam Jaenudin, self
efficacy ekspektasi keyakinan (harapan) tentang seberapa jauh
seseorang mampu melakukan satu perilaku dalam suatu situasi
43
Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, Cet. Ke-4 (Jogjakarta: AR-Ruzz
Media, 2014), hlm. 73-75.
44 Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi... hlm. 73-75.
37
tertentu. Self efficacy yang positif adalah keyakinan untuk mampu
melakukan perilaku yang dimaksud. Tanpa self efficacy, orang bahkan
enggan mencoba melakukan suatu perilaku. Bandura menyatakan self
efficacy menentukan apakah kita akan menunjukkan perilaku tertentu,
sekuat apa kita akan bertahan saat menghadapi kesulitan atau
kegagalan, dan cara kesuksesan atau kegagalan dalam satu tugas
tertentu mempengaruhi perilaku kita pada masa depan.45
Efikasi diri menyentuh hampir semua aspek kehidupan
manusia, apakah mereka berpikir secara produktif, pesimis, atau
optimis, seberapa baik mereka memotivasi diri dan bertahan dalam
menghadapi kesengsaraan, dan kerentanan mereka terhadap stres dan
depresi, dan pilihan-pilihan hidup yang mereka buat. Efikasi diri juga
merupakan determinan penting bagi pengaturan diri.46
Berdasarkan
uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri wirausaha
merupakan keyakinan individu bahwa ia akan atau tidak akan berhasil
melakukan peran dan tugas seorang pengusaha.
Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi sangat mudah
dalam menghadapi tantangan. Ia tidak merasa ragu karena memiliki
kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini
menurut Bandura akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit
45
Ujam Jaenudin, Teori-teori Kepribadian (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm.86.
46 Dede Rahmat Hidayat, Psikologi Kepribadian dalam Konseling (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), hlm.156.
38
dari kegagalan yang ia alami.47
Wirausaha sukses selalu yakin bahwa
mereka mampu membuat semua kegiatannya menjadi berhasil.
Mereka juga merasa mampu mengendalikan kesuksesan mereka yang
tidak tergantung kepada orang lain. Wirausaha sukses memiliki
ketahanan yang tinggi, kemampuan mengambil resiko dan
menanggung kerugian dan menangani ketidakpastian.
Persepsi tentang kelayakan sangat berkaitan dengan
kemampuan diri seorang pengusaha. Self Efficacy berhubungan
dengan pendirian bahwa seseorang dapat melakukan perilaku yang
diharuskan dengan berhasil, orang-orang yang yakin mereka
mempunyai kapasitas untuk melakukan, cenderung bertindak dengan
baik. Kemampuan diri yang tinggi menghasilkan inisiatif dan
ketekunan yang lebih baik sehingga meningkatkan kinerja, begitupun
sebaliknya.48
Manusia dengan efikasi diri yang lebih tinggi cenderung
memilih untuk berupaya mengerjakan tugas yang sulit, gigih dalam
upaya mereka, tetap tenang dan tidak cemas ketika menghadapi tugas,
dan mengelolapikiran mereka dalam pola analitis. Sebaliknya,
manusia yang mempertanyakan kapabilitas mereka terhadap
pencapaian dapat gagal bahkan dalam upaya menjalankan aktivitas
yang berharga, mudah menyerah ketika menghadapi situasi sulit,
47
Ujam Jaenudin,Teori-teori Kepribadian ... hlm.87.
48 Robert Hisrich, Kewirausahaan... hlm.74.
39
cenderung cemas, seringkali terganggu, serta gagal berpikir dan
berperilaku secara tenang dan analitis.49
b. Cara Untuk Mencapai Self Efficacy
Bandura dalam Fandi Rizki menjelaskan bahwa ada empat
cara untuk mencapai efikasi diri yakni:50
1) Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.
Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang
bahwa dirinya memang mempunyai kemampuan untuk mencapai
prestasi yang baik, sebaliknya pengalaman gagal berulang kali
dapat membuat seseorang meragukan kemampuan dirinya
sehingga menurunkan kepercayaan pada dirinya sendiri.
2) Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian
mencontoh atau belajar dari pengalaman tersebut. Jadi ada suatu
model yang menjadi panutan seseorang, model ini memiliki
kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat model bisa
sukses dengan melakukan usaha tertentu, maka seseorang menjadi
yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut.
3) Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan
performa seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.
49
Daniel Cervone dan Lawrence A. Pervin, Kepribadian: Teori dan Penelitian, edisi 10
(Jakarta:Salemba Humanika, 2012), hlm. 231.
50Fandi Rizki Ahmad Siregar, “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Faktor Keluargadan
Faktor Kepribadian Terhadap Minat Berwirausaha(Studi Kasus Pada Mahasiswa
KonsentrasiKewirausahaan S-1 Manajemen FakultasEkonomi dan Bisnis UniversitasSumatera
Utara)” Skripsi (Sumatera: Universitas Sumatera Utara,Medan,2015).
40
4) Apa perasaan seseorang tentang perilaku yang dimaksud (reaksi
emosional).
c. Aspek-aspek Self Efficacy
Menurut Bandura dalam Nur Ghufron, self efficacy pada diri tiap
individu akan berbeda antara satu individu dengan yang lainnya
berdasarkan tiga dimensi. Berikut ini adalah tiga dimensi tersebut:51
1) Dimensi Tingkat (level)
Dimensi ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika
individu merasa mampu untuk melakukannya. Apabila individu
dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat
kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin akan terbatas
pada tugas-tugas yang mudah, sedang, atau bahkan meliputi
tugas-tugas yang paling sulit, sesuai dengan batas kemampuan
yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang
dibutuhkan pada masing-masing tingkat.
2) Dimensi kekuatan
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan
atau pengharapan individu mengenai kemampuannya.
Pengharapan yang lemah mudah digoyahkan oleh pengalaman-
pengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya, pengharapan
yang mantap mendorong individu tetap bertahan dalam usahanya.
Meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang
51
Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi... hlm. 80-81.
41
menunjang. Dimensi ini berkaitan langsung dengan dimensi level,
yaitu makin tinggi taraf kesulitan tugas, makin lemah keyakinan
yang dirasakan untuk menyelesaikannya.
3) Dimensi generalisasi
Dimensi ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana
individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu dapat
merasa yakin terhadap kemampuan dirinya. Apakah terbatas pada
suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian dan
situasi yang bervariasi.52
B. Tinjauan Pustaka
Penulis menyadari penelitian ini bukan penelitian yang pertama kalinya
dilakukan. Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan intensi
berwirausaha telah banyak dilakukan. Namun demikian, penelitian ini
memiliki variasi yang berbeda. Beberapa penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan keputusan pembelian antara lain:
M. Pandu Lukito53
meneliti tentang “Pengaruh Efikasi Diri, Faktor
Kontekstual, dan Sikapterhadap Intensi Kewirausahaan”. Metode penelitian
yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Metode pengumpulan data
digunakan dengan wawancara, dengan daftar pertanyaan dan studi
dokumentasi. Analisis deskriptif dan pengujian hipotesis analisis regresi
berganda. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa secara serempak efikasi diri,
52
Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi... hlm. 80-81. 53
M. Pandu Lukito, “Pengaruh Efikasi Diri, Faktor Kontekstual, Dan SikapTerhadap
Intensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara” Skripsi, (Fakultas Ekonomi Dan BisnisUniversitas Sumatera
Utara, Medan2014).
42
faktor kontekstual, dan sikap berpengaruh signifikan terhadap intensi
kewirausahaan. Secara parsial efikasi diri dan sikap berpengaruh positif dan
signifikan terhadap intensi kewirausahaan, tetapi faktor kontekstual
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap intensi kewirausahan.
Penelitian yang dilakukan Wan Khairun Nabilla bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan
Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha mahasiswa/i Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian tersebut menggunakan
metode purposive random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif dan analisis linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.54
Nurul Hendriyani55
tertarik melakukan penelitian tentang “Pengetahuan
Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta
Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha (Survei pada Mahasiswa
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia).
Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah survey
eksplanatory. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate
54
Wan Khairun Nabilla, “Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaanterhadap
Minat Berwirausaha pada Mahasiswa/iProgram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera” Skripsi, (Fakultas Ekonomi Dan BisnisUniversitas Sumatera
Utara, Medan2016). 55
Nurul Hendriyani meneliti tentang “Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi
Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha (Survei pada
Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)” Skripsi,
(Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2013).
43
stratified random sampling. Analisis data menggunakan methode succesive
interval (MSI) dan uji persamaan regresi berganda.
Dengan metode tersebut diatas maka didapatkan hasil bahwa secara
simultan maupun secara parsial variabel pengetahuan kewirausahaan dan
persepsi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi
berwirausaha.
Ary Firiansyah Lubis meneliti tentang “Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan dan Lingkungan Eskternal terhadap Minat Berwirausaha
padaMahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara. Sampel penelitian yang ditarik
berdasarkan teknik purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda.
Hasil yang didapat yakni secara simultan menunjukkan variabel
pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan eksternal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa. Secara parsial,
variabel pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan eksternal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa.56
Tidak jauh dengan penelitian sebelumnya, Nur Hidayah melakukan
penelitian yang dilatarbelakangi oleh kalangan mahasiswa yang masih kurang
sangat disayangkan keinginan berwirausahanya dan kurangnya minat
mahasiswa untuk bekerja secara mandiri karena mahasiswa masih tergantung
56
Ary Firiansyah Lubis, “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eskternal
terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi ManajemenEkstensi Fakultas
Ekonomi DanBisnis UniversitasSumatera Utara” Skripsi, (Fakultas Ekonomi Dan
BisnisUniversitas Sumatera Utara,Medan, 2015).
44
pada lapangan pekerjaan yang ada. Penelitian ini merupakan penelitian ex
post facto. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified
random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi
sederhana untuk menguji hipotesis. Sehingga didapatkan hasil bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara efikasi diri terhadap intensi
berwirausaha mahasiswa.57
Fandi Rizki Ahmad Siregar meneliti tentang “Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Faktor Keluargadan Faktor Kepribadian terhadap Minat
Berwirausaha (Studi Kasus pada Mahasiswa Konsentrasi Kewirausahaan s-1
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara).58
Jenis penelitiannya adalah assosiatif. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, pengetahuan kewirausahaan,
faktor keluarga dan faktor kepribadian berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat berwirausaha. Secara parsial pengetahuan kewirausahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, faktor
keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, dan
faktor keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
berwirausaha.
57
Nur Hidayah, “Pengaruh Efikasi Diri terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2010-2012 FE UNY” Skripsi, (Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri, Yogyakarta,2014). 58
Fandi Rizki Ahmad Siregar, “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Faktor Keluargadan
Faktor Kepribadian terhadap Minat Berwirausaha” skripsi, (Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, Medan, 2015).
45
Skripsi dari Hanum Risfi Mahanani yang bertujuan untuk menguji
faktor internal dan faktor lingkungan eksternal terhadap minat berwirausaha
siswa. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode regresi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel lingkungan sosial dan keluarga serta variabel
lingkungan teknologi masing-masing berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat berwirausaha. Sedangkan untuk variabel baik itu percaya diri,
berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil risiko,
kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, inovasi dan kreatifitas, serta
lingkungan sekolah tidak ada pengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha. Dapat disimpulkan bahwa hanya dua variabel independen saja
yaitu lingkungan sosial dan keluarga dan lingkungan teknologi yang
berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha.59
Yustina Evi Etriyani meneliti tentang“Pengaruh Kreativitas, Peran
Orang Tua, dan Efikasi Diri terhadap Intensi Berwirausaha
Siswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkatoran SMK Negeri 1
Pengasih.60
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis regresi
sederhana untuk hipotesis pertama, kedua dan ketiga serta analisis regresi
59
Hanum Risfi Mahanani, “Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Lingkungan
Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Pada Siswa Sma Negeri 1 Semarang)” skripsi,
(Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang, 2014).
60 Yustina Etriyani Evi,“Pengaruh Kreativitas, Peran Orang Tua, dan Efikasi Diri terhadap
Intensi Berwirausaha Siswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkatoran SMK Negeri 1
Pengasih” Skripsi (Fakultas Pendidikan UNY, Yogyakarta, 2014).
46
ganda untuk hipotesis keempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
parsial, kreativitas, peran orang tua, dan efikasi diri berpengaruh positif dan
signifikan terhadap intesi berwirausaha siswa. Secara simultan, kreativitas,
peran orang tua, dan efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap
signifikan intesi berwirausaha siswa.
Hadi Sumarsono meneliti tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Intensi Wirausaha Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo”.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling. Digunakan analisis regresi OLS dengan dibantu menggunakan
aplikasi SPSS ver.12.0. Bahwa variabel latar belakang pendidikan, pelatihan,
gender,keinginan untuk pencapaian dan lingkungan kontekstual tidak
berpengaruh terhadap intensi wirausaha mahasiswa. Variabel efikasi diri
berpengaruh terhadap intensi wirausaha pada tingkat signifikansi 10%. Secara
keseluruhan variable independen yang digunakan dalam model hanya mampu
menjelaskan intensi wirausaha mahasiswa sebesar 14,5% (r2= 0.145).61
Penelitian yang dilakukan oleh Ananda Ahda Vilathuvahna dan Taufik
R.D.A Nugroho62
untuk mengetahui seberapa besar Intensi Kewirausahaan
Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Penentuan sampel menggunakan
metode accidental sampling. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa
karakteristik jiwa kewirausahaan mahasiswa UTM mayoritas bercita-cita
61
Hadi Sumarsono, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Wirausaha Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Ponorogo”, (Ponorogo: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi :
Jurnal Ekuilibrium, Nomor 2, Maret, XI, 2013). 62
Ananda Ahda Vilathuvahna Dan Taufik R.D.A Nugroho, “Intensi Kewirausahaan
Mahasiswa UniversitasTrunojoyo Madura”, (Madura: Jurnal Sosial Ekonomi Dan Kebijakan
Pertanian, No. 1, April, IV, 2015).
47
sebagai wirausaha sebesar 17% dan sisanya sebesar 83% bercita-cita sebagai
PNS, dosen, jurnalis dan lain-lain. Sedangkan dari 8 variabel yang memiliki
perbedaan yakni variabel efikasi diri, akses terhadap modal, latar belakang
pendidikan dan latar belakang orang tua yang berpengaruh terhadap intensi
kewirausahaan mahasiswa UTM karena memiliki nilai sig < 0,05.
Mahasiswa yang bernama Monry Fraick Nicky Gillian Ratumbuysang
meneliti tentang Peranan Orang Tua, Lingkungan, Dan Pembelajaran
Kewirausahaan Terhadap Kesiapan Berwirausaha. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel peranan orang tua tidak memiliki pengaruh
positif terhadap kesiapan berwirausaha mahasiswa. Sedangkan variabel
lingkungan dan pembelajaran kewirausahaan memiliki pengaruh positif
terhadap kesiapan berwirausaha mahasiswa. Secara simultan, pandangan
orang tua, lingkungan,dan pembelajaran kewirausahaan secara bersama-sama
memiliki peran positif terhadap kesiapan berwirausaha mahasiswa.63
Penelitian yang telah dilakukan oleh Kunto yang tujuan penelitian
untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengetahuan kewirausahaan,
kemampuan untuk memecahkan masalah terhadap minat kewirausahaan
siswa. Temuannya secara simultan, ada pengaruh pengetahuan
kewirausahaan, kemampuan untuk memecahkan masalah terhadap minat
kewirausahaan siswa. Secara parsial, tidak ada pengaruh pengetahuan
kewirausahaan terhadap minat kewirausahaan siswa. Terdapat pengaruh
63
Monry Fraick Nicky Gillian Ratumbuysang, “Orang Tua, Lingkungan, dan Pembelajaran
Kewirausahaan terhadap Kesiapan Berwirausaha”,( Kalimantan :Jurnal Pendidikan Vokasi, No.1,
Febuari, V, 2015).
48
kemampuan untuk memecahkan masalah kewirausahaan terhadap minat
kewirausahaan siswa.64
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak
pada variabel independen yang digunakan, lokasi, dan objek penelitian,
teknik sampling yang digunakan, dan tahun penelitian. Penelitian ini
menggunakan 4 variabel independen , yaitu pengetahuan kewirausahaan (X1),
peran orang tua (X2), kreativitas (X3), dan self eficacy (X4). Adapun objek
penelitian ini adalah Mahasiswa Progam Studi Ekonomi Syariah Angkatan
2012 dan 2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
proposional random sampling.
64
Kuntowicaksono, “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan Memecahkan
Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”,
(Semarang: Journal of Economic Education, No.1, 1, 2012).
49
No Peneliti Dan
Tahun
Penelitian
Judul
Variabel Penelitian Hasil Penelitian Sumber
1 M.Pandu Lukito
(2014)
Pengaruh Efikasi Diri,
Faktor Kontekstual, Dan
Sikap
Terhadap Intensi
Kewirausahaan Pada
Mahasiswa
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas
Sumatera Utara
X1= Efikasi Diri
X2=Faktor
Kontekstual
X3= Sikap
Y=Intensi
Berwirausaha
Hasil Penelitian Menunjukkan, Bahwa
Secara Serempak Efikasi Diri, Faktor
Kontekstual, Dan Sikap Berpengaruh
Signifikan Terhadap Intensi
Kewirausahaan Pada Mahasiswa Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Secara Parsial Efikasi Diri
Dan Sikap Berpengaruh Positif Dan
Signifikan Terhadap Intensi
Kewirausahaan Pada Mahasiswa Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara, Tetapi Faktor Kontekstual
Berpengaruh Positif Tetapi Tidak
Signifikan Terhadap Intensi Kewirausahaa
SkripsiUnivers
itas Sumatera
Utara
Medan
Program Studi
Strata-1
Manajemen
Fakultas
Ekonomi Dan
Bisnis
2 Wan Khairun
Nabilla (2015)
Pengaruh Efikasi Diri
Dan Pengetahuan
Kewirausahaan
Terhadap Minat
Berwirausaha Pada
Mahasiswa/I
Program Studi
Manajemen Fakultas
Ekonomi
Dan Bisnis Universitas
X1= Efikasi Diri
X2=Pengetahuan
Kewirausahaan
Y=Minat
Berwirausaha
Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa
Efikasi Diri Dan Pengetahuan
Kewirausahaan Secara Bersama-Sama
Berpengaruh Positif Dan Signifikan
Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa/I Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Fakultas
Ekonomi Dan
BisnisUniversi
tas Sumatera
UtaraMedan
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
49
50
Sumatera Utara
3 Nurul
Hendriyani
Pengetahuan
Kewirausahaan Dan
Persepsi Mahasiswa
Tentang Kewirausahaan
Serta Pengaruhnya
Terhadap Intensi
Berwirausaha (Survei
Pada Mahasiswa
Fakultas Pendidikan
Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pendidikan
Indonesia)
X1= Pengetahuan
Kewirausahaan
X2= Persepsi
Mahasiswa
Y= Intensi
Berwirausaha
Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa
Intensi Berwirausaha Mahasiswa Angkatan
2010 Fpeb Upi Tergolong Tinggi.
Berdasarkan Hasil Penelitian Diperoleh
Temuan Bahwa Secara Simultan Maupun
Secara Parsial Variabel Pengetahuan
Kewirausahaan Dan Persepsi
Kewirausahaan Berpengaruh Positif Dan
Signifikan Terhadap Intensi Berwirausaha
Mahasiswa Angkatan 2010 Fpeb Upi
Skripsi
Universitas
Pendidikan
Indonesia
4 Ary Firiansyah
Lubis (2015)
Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan Dan
Lingkungan
Eskternal Terhadap
Minat Berwirausaha
Pada
Mahasiswa Program
Studi Manajemen
Ekstensi Fakultas
Ekonomi Dan
Bisnis Universitas
Sumatera Utara
X1= Pengetahuan
Kewirausahaan
X2= Lingkungan
Eksternal
Y= Intensi
Berwirausaha
Hasil Penelitian Secara Simultan
Menunjukkan Variabel Pengetahuan
Kewirausahaan Dan Lingkungan Eksternal
Berpengaruh Positif Dan Signifikan
Terhadap Minat Berwirausaha Pada
Mahasiswa Program Studi Manajemen
Ekstensi Faklutas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Secara Parsial, Variabel
Pengetahuan Kewirausahaan Dan
Lingkungan Eksternal Berpengaruh Positif
Dan Signifikan Terhadap Minat
Berwirausaha Pada Mahasiswa Program
Studi Manajemen Ekstensi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Skripsi
Universitas
Sumatera
Utara
50
51
Variabel Dominan Dalam Penelitian Ini
Adalah Variabel Lingkungan Eksternal.
5 Nur Hidayah
(2014)
Pengaruh Efikasi Diri
Terhadap Intensi
Berwirausaha
Mahasiswa Program
Studi Pendidikan
Administrasi
Perkantoran Angkatan
2010-2012 Fe Uny
X= Efikasi Diri
Y=Intensi
Berwirausaha
Hasil Bahwa Terdapat Pengaruh Positif
Dan Signifikan Antara Efikasi Diri
Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Administrasi
Perkantoran Angkatan 2010-2012 Fe Uny.
Besarnya Pengaruh Efikasi Diri Terhadap
Intensi Berwirausaha Yaitu Sebesar 45,1%.
Skripsi
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Negeri
Yogyakarta
6 Fandi Rizki
Ahmad Siregar
(2015)
Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Faktor
Keluarga
Dan Faktor Kepribadian
Terhadap Minat
Berwirausaha
(Studi Kasus Pada
Mahasiswa Konsentrasi
Kewirausahaan S-1
Manajemen Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis
Universitas
Sumatera Utara)
X1= Pengetahuan
Kewirausahaan
X2= Faktor Keluarga
X3=Faktor
Kepribadian
Y= Intensi
Berwirausaha
Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa
Secara Simultan, Pengetahuan
Kewirausahaan, Faktor Keluarga Dan
Faktor Kepribadian Berpengaruh Positif
Dan Signifikan Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa Konsentrasi
Kewirausahaan S-1 Manajemen Fakultas
Ekomomi Dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara. Secara Parsial
Pengetahuan Kewirausahaan Berpengaruh
Positif Dan Signifikan Terhadap Minat
Berwirausaha, Faktor Keluarga
Berpengaruh Positif Dan Signifikan
Terhadap Minat Berwirausaha, Dan Faktor
Keluarga Berpengaruh Positif Dan
Signifikan Terhadap Minat Berwirausaha.
Skripsi
Fakultas
Ekonomi Dan
Bisnis
Universitas
Sumatera
UtaraMedan
7 Hanum Risfi Analisis Pengaruh X1= Faktor Internal variabel lingkungan sosial dan keluarga Skripsi
51
52
Mahanani
(2014)
Faktor Internal
Dan Faktor Lingkungan
Eksternal
Terhadap Minat
Berwirausaha
(Studi Pada Siswa Sma
Negeri 1 Semarang)
X2= Faktor eksternal
Y= Minat
Berwirausaha
serta variabel lingkungan teknologi
masing-masing berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat berwirausaha.
Sedangkan untuk variabel baik itu percaya
diri, berorientasi pada tugas dan hasil,
keberanian mengambil risiko,
kepemimpinan, berorientasi pada masa
depan, inovasi dan kreatifitas, serta
lingkungan sekolah tidak ada pengaruh
signifikan terhadap minat berwirausaha.
Fakultas
Ekonomika
Dan Bisnis
Universitas
Diponegoro
Semarang
8 Yustina Evi
Etriyani (2014)
Pengaruh Kreativitas,
Peran Orang Tua, Dan
Efikasi Diri Terhadap
Intensi Berwirausaha
Siswa Kompetensi
Keahlian Administrasi
Perkatoran Smk Negeri
1 Pengasih
X1= Kreativitas
X2= Peran Orang Tua
X3= Efikasi Diri
Y=Intensi
Berwirausaha
Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa
Secara Parsial, Kreativitas, Peran Orang
Tua, Dan Efikasi Diri Berpengaruh Positif
Dan Signifikan Terhadap Intesi
Berwirausaha Siswa. Secara Simultan,
Kreativitas, Peran Orangtua, Dan Efikasi
Diri Berpengaruh Positif Dan Signifikan
Terhadap Signifikan Intesi Berwirausaha
Siswa.
Skripsi
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Negeri
Yogyakarta
9 Hadi Sumarsono
(2013)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Intensi
Wirausaha Mahasiswa
Universitas
Muhammadiyah
Ponorogo
X1=Kebutuhan Akan
Prestasi
X2=Efikasi Diri
Kewirausahaan
X3=Akses Terhadap
Modal
X4=Akses Terhadap
Informasi
Menunjukkan Bahwa Variable Latar
Belakang Pendidikan, Pelatihan, Gender,
Keinginan Untuk Pencapaian Dan
Lingkungan Kontekstual Tidak
Berpengaruh Terhadap Intensi Wirausaha
Mahasiswa. Variabel Efikasi Diri
Berpengaruh Terhadap Intense Wirausaha
Pada Tingkat Signifikansi 10%. Secara
JurnalJurusan
Manajemen
Fakultas
EkonomiUniv
ersitas
Muhammadiy
ah Ponorogo
52
53
X5=Akses Terhadap
Jaringan Sosial
X6=Latar Belakang
Pendidikan
X7=Gender
X8=Latar Belakang
Keluarga
Y=Intensi Wirausaha
Keseluruhan Variable Independen Yang
Digunakan Dalam Model Hanya Mampu
Menjelaskan Intensi Wirausaha Mahasiswa
Sebesar 14,5% (R2= 0.145) Hasil
Penelitian Ini Dapat Digunakan Untuk
Mengembangkan Program Pendidikan
Yang Dapat Mendorong Semangat
Kewirausahaan Di Kalangan Mahasiswa.
10 Ananda Ahda
Vilathuvahna
Dan Taufik R D
A Nugroho
(2015)
Intensi Kewirausahaan
Mahasiswa Universitas
Trunojoyo Madura
X1 = Kebutuhan Akan
Prestasi
X2 = Efikasi Diri
X3, = Akses Terhadap
Modal
X4 = Akses Terhadap
Informasi
X5 = Akses Terhadap
Jaringan Sosial
X6 = Latar Belakang
Pendidikan
X7 = Gender
X8 = Latar Belakang
Orang Tua
Y=Intensi
Kewirausahaan
Bahwa Karakteristik Jiwa Kewirausahaan
Mahasiswa Utm Mayoritas Bercita-Cita
Sebagai Wirausaha Sebesar 17% Dan
Sisanya Sebesar 83% Bercita-Cita Sebagai
Pns, Dosen, Jurnalis Dan Lain-Lain.
Sedangkan Dari 8 Variabel Yang Memiliki
Perbedaan Yakni Variabel Efikasi Diri,
Akses Terhadap Modal, Latar Belakang
Pendidikan Dan Latar Belakang Orang Tua
Yang Berpengaruh Terhadap Intensi
Kewirausahaan Mahasiswa Utm.
Agriekonomik
a, Issn 2301-
9948
E Issn 2407-
6260
Volume 4,
Nomor 1
11 Monry Fraick
Nicky Gillian
Ratumbuysang(
Peranan Orang Tua,
Lingkungan, Dan
PembelajaranKewirausa
X1= Peranan Orang
Tua
X2= Lingkungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel peranan orang tuatidak memiliki
pengaruh positif terhadap kesiapan
Jurnal
Pendidikan
Vokasi, No.1,
53
54
2015) haan Terhadap
Kesiapan Berwirausaha
X3= Pembelajaran
Kewirausahaan
Y=Kesiapan
Berwirausaha
berwirausaha mahasiswa. Sedangkan
variabel lingkungan dan pembelajaran
kewirausahaan memiliki pengaruh positif
terhadap kesiapan berwirausaha
mahasiswa. Secara simultan, pandangan
orang tua, lingkungan,dan pembelajaran
kewirausahaan secara bersama-sama
memiliki peran positif terhadap
kesiapanberwirausaha mahasiswa.
Febuari, V,
2015).
Universitas
Lambung
Mangkurat
12 Kuntowicakson
o (2012)
Pengaruh Pengetahuan
Wirausaha Dan
Kemampuan
Memecahkan Masalah
Wirausaha Terhadap
Minat Berwirausaha
Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan
X1= Pengetahuan
Wirausaha
X2= Kemampuan
Memecahkan Masalah
Y= Minat
Berwirausaha
1)Secara Simultan Ada Pengaruh
Pengetahuan Kewirausahaan, Kemampuan
Untuk Memecahkan Masalah Terhadap
Minat Kewirausahaan Siswa.
2)Tidak Ada Pengaruh Secara Parsial
Pengetahuan Kewirau-Sahaan Terhadap
Minat Kewirausahaan Siswa
3) Terdapat Pengaruh Parsial Kemam-Puan
Untuk Memecahkan Masalah
Kewirausahaan Terhadap Minat
Kewirausahaan Siswa
Journal of
Economic
Education,
No.1, 1, 2012
Universitas
Negeri
Semarang
54
55
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel
yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang
telah dideskripsikan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa
tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis. Variabel yang diteliti antara lain intensi berwirausaha
sebagai variabel terikat, pengetahuan kewirausahaan, peran orang tua,
kreativitas dan self efficacy sebagai variabel bebas.
Perilaku berwirausaha sebelumnya diawali oleh adanya keinginan atau
disebut intensi. Hal ini sangat sesuai dengan karakteristik sampel dalam
penelitian ini, yaitu Mahasiswa Progam Studi Ekonomi Syariah STAIN
Pekalongan angkatan 2012 dan 2013. Pada masa ini Mahasiswa Progam Studi
Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan masih tergolong dalam usia dewasa
awal.
Peneliti menganggap bahwa banyak sekali faktor-faktor yang
mempengaruhi intensi berwirausaha. Dengan demikian berdasarkan teori
yang ada diketahui bahwa faktor-faktor seperti pengetahuan kewirausahaan,
peran orang tua, kreativitas, self efficacy menjadi beberapa faktor dari
banyaknya faktor yang ada dalam memprediksi intensi dan perilaku
wirausaha.
56
Pengetahuan kewirausahaan didefinisikan sebagai tingkat
pengetahuan sebagai hasil belajar setelah mengikut proses pendidikan
kewirausahaan yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan usaha.65
Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan,
kemampuan dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan
dan pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha sukses.
Sebaliknya, memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai
kemauan tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.66
Pengetahuan kewirausahaan sangatlah penting bagi wirausaha, agar
mereka tidak meraba-raba dalam melakukan bisnis dan siap menghadapi
tantangan yang akan mereka hadapi. Hasil-hasil penelitian terdahulu juga
menyimpulkan bahwa pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap
minat berwirausaha. Semakin meningkatnya pengetahuan kewirausahaan
seseorang maka akan meningkatkan minatnya untuk berwirausaha.
Berdasarkan theory of planned intensi berwirausaha dapat dipengaruhi
oleh tiga faktor, yakni, faktor perilaku, norma subyektif, dan faktor kontrol
perilaku. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan variabel peran orang
tua sebagai faktor norma subyektif, kreativitas sebagai faktor subyektif
perilaku, dan efikasi diri sebagai faktor kontrol perilaku. Peran orang tua
diduga menjadi faktor norma subyektif berdasarkan hasil observasi dan
65
Sarwono Nursito dan Arif Julianto Sri Nugroho, “Analisis Pengaruh Interaksi
Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Kewirausahaan”... hlm.154.
66 Suryana, Kewirausahaan... hlm. 4.
57
dengan pertimbangan bahwa keluarga terutama orang tua merupakan dasar
pembentukan mindset, sikap, maupun keinginan individu.67
Selama ini kewirausahaan selalu dihubungkan dengan sikap kreatif
dan inovatif, sehingga dapat dikatakan bahwa kreativitas merupakan sikap
yang wajib dimiliki seorang wirausaha. Tak jarang keberhasilan seorang
wirausaha dipengaruhi oleh kreativitasnya. Kreativitas akan membantu
seorang wirausaha menemukan masalah & peluang, memunculkan gagasan,
kemudian mengolah gagasan tersebut untuk mendapatkan keuntungan, dan
pada akhirnya untuk mempertahankan eksistensi seorang wirausaha.68
Efikasi diri adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya
dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil
tertentu. self efficacy mengacu pada keyakinan akan kemampuan individu
untuk menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, dan tindakan yang
diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi.69
Ketika “self efficacy” tinggi, kita merasa percaya diri bahwa kita dapat
melakukan respon tertentu untuk memperoleh reinforcement. Sebaliknya
apabila rendah, maka kita merasa cemas bahwa kita tidak mampu melakukan
67
Yustina Evi Etriyani, Pengaruh Kreativitas, Peran Orang Tua,dan Efikasi Diri Terhadap
Intensi Berwirausaha Siswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
Smk Negeri 1 Pengasih... hlm.5.
68 Yustina Evi Etriyani, “Pengaruh Kreativitas, Peran Orang Tua, dan Efikasi Diri Terhadap
Intensi Berwirausaha Siswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkatoran SMK Negeri 1
Pengasih ... hlm. 35.
69 Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi... hlm.73-74.
58
respon tersebut.70
Apabila mahasiswa memiliki efikasi diri yang tinggi dalam
melakukan suatu tindakan maka akan semakin tinggi pula kemungkinan
mahasiswa tersebut melakukan tindakan itu, sama halnya dengan efikasi
dalam berwirausaha, bahwa jika mahasiswa memiliki efikasi diri yang tinggi
untuk berwirausaha maka ia cenderung memiliki intensi berwirausaha yang
tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut dan penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka berpikir pada
gambar berikut ini.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
70
Syamsu Yusuf dan Achmad Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 135.
Pengetahuan
Kewirausahaan (X1)
Intensi
Berwirausaha (Y)
Peran Orang Tua (X2)
Kreativitas (X3)
Self Efficacy (X4)
59
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli
menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua
variabel atau lebih.71
Adapun Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H1 : Diduga pengetahuan kewirausahaan (X1) berpengaruh terhadap
intensi berwirausaha (Y) pada mahasiswa.
H2 : Diduga peran orang tua (X2) berpengaruh terhadap intensi
berwirausaha (Y) pada mahasiswa.
H3: Diduga kreativitas (X3) berpengaruh terhadap intensi
berwirausaha (Y) pada mahasiswa.
H4 : Diduga self efficacy (X4) berpengaruh terhadap intensi
berwirausaha (Y) pada mahasiswa.
H5 : Diduga pengetahuan kewirausahaan (X1), peran orang tua (X2),
kreativitas (X3), self efficacy (X4) berpengaruh secara simultan
terhadap intensi berwirausaha (Y) pada mahasiswa.
71
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta : Kencana Prenadamedia Group,
2013), hlm. 38.