BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di...

29
BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATAN A. Sejarah Singkat Islam Pattani Awal hubungan antara Kerajaan Thailand dan kerajaan Pattani didasarkan pada kerangka sistem sungai di mana-pemerintah lemah dan negara mengakui supremasi raja Thailand. Dalam prakteknya, mereka mengirim upeti secara berkala dalam bentuk simbolis dari perak dan emas bunga (bunga mas) ke pengadilan Thailand. Hubungan kekuasaan tersebut berteori sebagai sistem mandala dimana kekuatan paling kuat di sekitar pusat dan surut yang lebih jauh itu adalah dari pusat. Ini berarti bahwa secara historis suatu negara bawahan seperti Pattani memiliki beberapa otonomi dalam pemerintahan sendiri sambil mempertahankan status anak sungai dengan Siam. 1 Dari abad kelima belas, ketika elit selatan wilayah ini masuk Islam, keinginan untuk memasukkan negara-negara selatan ke dalam Kerajaan Thailand telah konstan. Pattani adalah pelabuhan penting untuk perdagangan dan perdagangan dengan dunia luar. Sejarah awal penaklukan dari Melayu- Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan kerajaan Pattani sebagai bangsa jajahan atau bawahan dari Siam untuk 1 Thanet Aphornsuvan, History and Politics of the Muslim in Thailand (Bangkok: Thammasat University, 2003), 12. 19

Transcript of BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di...

Page 1: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

19

BAB II

KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATAN

A. Sejarah Singkat Islam Pattani

Awal hubungan antara Kerajaan Thailand dan kerajaan Pattani

didasarkan pada kerangka sistem sungai di mana-pemerintah lemah dan

negara mengakui supremasi raja Thailand. Dalam prakteknya, mereka

mengirim upeti secara berkala dalam bentuk simbolis dari perak dan emas

bunga (bunga mas) ke pengadilan Thailand. Hubungan kekuasaan tersebut

berteori sebagai sistem mandala dimana kekuatan paling kuat di sekitar pusat

dan surut yang lebih jauh itu adalah dari pusat. Ini berarti bahwa secara

historis suatu negara bawahan seperti Pattani memiliki beberapa otonomi

dalam pemerintahan sendiri sambil mempertahankan status anak sungai

dengan Siam.1

Dari abad kelima belas, ketika elit selatan wilayah ini masuk Islam,

keinginan untuk memasukkan negara-negara selatan ke dalam Kerajaan

Thailand telah konstan. Pattani adalah pelabuhan penting untuk perdagangan

dan perdagangan dengan dunia luar. Sejarah awal penaklukan dari Melayu-

Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan

kerajaan Pattani sebagai bangsa jajahan atau bawahan dari Siam untuk

1 Thanet Aphornsuvan, History and Politics of the Muslim in Thailand (Bangkok: Thammasat University, 2003), 12.

19

Page 2: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

20

memastikan itu bisa berfungsi sebagai pelabuhan masuk untuk perdagangan

luar negeri raja-raja Siam.2

Secara historis, ada dua jenis kekuasaan yang dilakukan oleh

pemerintah Thailand atas wilayah Pattani. Salah satunya adalah aturan

langsung dan aturan tidak langsung. Aturan yang terlibat langsung mengirim

pejabat Thailand untuk memerintah kerajaan Muslim; orang Siam dikenakan

pada kelompok penguasa lokal dan penduduk. Hasil dari awal perlawanan dan

ketidakpuasan para penguasa Pattani dan orang-orang yang cenderung untuk

memungkinkan peran yang lebih dan kepentingan dengan elit Muslim lokal

dan dengan demikian memberikan persyaratan lagi hubungan damai antara

kedua belah pihak.

Dengan periode Ayutthaya ke periode Bangkok awal, para penguasa

Thailand mengadopsi kebijakan memecah belah dan memerintah dalam

berurusan dengan negara-negara Muslim di Selatan. Setelah banyak

pemberontakan dari negara-negara Muslim, Bangkok dibagi menjadi kota-

kota kecil dan melimpahkan kewenangan atas negara-negara pengikut di

Selatan ke kota Thai-Buddha utama di daerah, yang bertindak atas nama

Bangkok. Songkhla dan Nakhonsrithammarat adalah kota yang dipilih.

Pengaturan ini mencerminkan keterbatasan birokrasi Bangkok dan keinginan

untuk menguasai negara-negara jajahan jauh dengan cara politik untuk

menciptakan berbagai kelompok yang kuat di kalangan elit lokal sehingga tak

2 Aphornsuvan, History and Politics of the Muslim in Thailand, 12.

Page 3: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

21

seorang elit cukup kuat untuk membuat pemberontakan berhasil melawan

Bangkok. Kebijakan tersebut membagi dan aturan terbukti efektif meskipun

ketidakefisienan birokrasi Siam.3

Sejarah kerajaan Ayutthaya mencatat bahwa tahun 1564 ketika

Ayutthaya kerajaan terpaksa menyerah ke Burma, sebuah unit pasukan

Melayu dari Pattani, yang diminta untuk datang untuk membantu Ayutthaya

terhadap Birma, melihat kesempatan dan memutuskan untuk berbalik

melawan raja Ayutthaya itu dengan mengelola merebut istana untuk

sementara waktu. Raja dievakuasi dari istananya sebelum mencoba kemudian

untuk mengusir pemberontak Melayu keluar dari Ayutthaya. Pemberontakan

lain terjadi antara 1630 dan 1633 di bawah Raja Prasat Thong, dan tawaran

terakhir pada tahun 1767, setelah karung Ayutthaya oleh Burma.4

Dimulai pada 1785 di bawah Raja Rama I, Pattani telah dimasukkan ke

dalam bagian integral dari Kerajaan sebagai akibat dari ekspansi ke arah

selatan dari Bangkok. Selain Kedah dan dependensinya, Bangkok juga

ditambahkan ke dua negara Kerajaan jajahan baru, Kelantan dan Trengganu.

Pemberontakan gagal terjadi di 1789-1791 setelah itu raja dari Patani

ditangkap dan dipecat. Pemberontakan lain terjadi pada tahun 1808, Pattani

dibagi menjadi tujuh Muang yang lebih kecil atau provinsi: Saiburi, Pattani,

3 Ibid., 12. 4 Ibid., 13.

Page 4: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

22

Nongchik, Yala, Yaring, Ra-ngae, dan Rahman. Pada saat ini, raja dari Pattani

berada di bawah pengawasan ketat dekat dan Bangkok.

Namun demikian, 'memecah belah dan memerintah' kebijakan tidak

berhasil dalam membuat wilayah Pattani menjadi negara patuh di bawah

pemerintahan Thailand. Selama abad kesembilan belas, tujuh provinsi lagi

berusaha untuk memberontak terhadap otoritas Thailand meningkat atas

wilayah tersebut.

Walaupun ada pemberontakan dan perlawanan dari penguasa Pattani di

periode Ayutthaya dan Bangkok, mereka konflik antara kelompok istimewa

dan kuat dari kedua belah pihak atas kontrol tenaga kerja dan kekayaan di

daerah tersebut. Tidak sampai sejarah modern negara-bangsa tidak konflik

mulai datang dari rasa rakyat identifikasi mereka agama dan budaya. Dengan

munculnya nasionalisme Thailand dan ekspansionisme selama Perang Dunia

II, Melayu-Muslim di Selatan yang mendalam menjadi sasaran kebijakan

“Thailand-icization” Bangkok. Sejak saat itu konflik daerah kuno berubah

menjadi gerakan separatis yang melibatkan semua Muslim di daerah itu, tidak

hanya kelas elit.5

Melayu-Muslim telah menjadi warga negara Thailand, bukan karena

pilihan mereka sendiri, tetapi oleh kekuatan sadar dan paksaan oleh

pemerintah Thailand dalam serangkaian tindakan yang dimaksudkan untuk

5 Thanet Aphornsuvan, History and Politics of the Muslim in Thailand (Bangkok: Thammasat

University, 2003), 14.

Page 5: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

23

menegakkan Thailand-icization provinsi Melayu, 1902-1944. Sebagai hasil

dari reformasi administrasi di bawah Raja Chulalongkorn (r. 1868-1910) di

tahun 1890-an, kerajaan-kerajaan tradisional, yang menikmati status otonom,

telah berubah menjadi propinsi di bawah kekuasaan langsung dari Bangkok.

Dalam kasus Pattani, reformasi dimulai pada tahun 1902 dan selesai pada

tahun 1906, bertepatan dengan kesepakatan akhir dengan Inggris, yang

meratifikasi batas-batas antara Siam dan British Malaya. Dengan reformasi

itu, raja dan royalti di Pattani telah dihapus dari posisi pengaruh dan bunga

dan digantikan oleh birokrat Thailand dari Bangkok.6

Penggabungan daerah Patani Greater (lebih besar) ke dalam sistem

administrasi Thailand pada tahun 1902 tidak hanya tindakan politik

sentralisasi kekuasaan oleh Bangkok, tapi apa yang lebih bermasalah dan

menghancurkan adalah intervensi ke dasar masyarakat Islam dengan praktek

Thai-Buddhis. Yang paling penting adalah penghapusan Syariah (hukum

Islam) dan adat Melayu (hukum adat Melayu), yang merupakan dasar praktek

Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum penggabungan wilayah Pattani

Raya, daerah itu diperintah oleh raja Melayu (raja). Meskipun berada di

bawah kekuasaan raja Pattani Thailand, raja masih memerintah berdasarkan

Syariah dan Adat Melayu. Lembaga-lembaga penting Islam adalah masjid,

atau masjid di kadi Thailand, dan pondok (sekolah agama). Masjid ini

berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan administrasi serta sebagai tempat

6 Aphornsuvan, History and Politics of the Muslim in Thailand, 14.

Page 6: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

24

praktek keagamaan dan balai desa. pondok ini merupakan pusat belajar bagi

masyarakat. Kedua lembaga sangat penting bagi keberadaan dan

kesejahteraan bagi semua umat Islam. Pelaksanaan sentralisasi administrasi di

wilayah ini pasti campur tangan dan diganti aturan lokal dan adat dengan

peraturan pusat dan peraturan. Segera setelah itu, ruang provinsi

menggantikan masjid lama, sebagai arti dari kedatangan pemisahan agama

dari politik. 7

Penghapusan Syariah datang sebagai hasil dari pelaksanaan undang-

undang Thailand di semua daerah di bawah kedaulatan pemerintah pusat

absolut. Reformasi hukum yang diperlukan sebelumnya bahwa hukum Islam

yang berlaku di seluruh wilayah muslim diganti dengan hukum sekuler

Thailand, kecuali untuk kasus-kasus keluarga dan warisan. Bahkan dalam

kasus hukum keluarga dan warisan, keputusan hakim Muslim belum final

sampai telah disetujui oleh hakim Thailand. Itu berarti hakim muslim di

pengadilan reformasi, tidak seperti sebelumnya praktek, memiliki kekuatan

sama sekali. Dan ketika kasus naik ke pengadilan tinggi, mereka harus

menerima keputusan oleh seorang hakim Thailand yang bukan muslim. Ini

terhadap kepercayaan Islam dan praktik.

Dari penggabungan awal Greater Pattani Daerah pada tahun 1902,

wilayah penting yang menjadi perhatian besar bagi negara Thailand itu di

bidang pendidikan, yang dianggap salah satu sarana yang diperlukan untuk

7 Ibid., 15.

Page 7: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

25

mencapai modernisasi. Di bagian lain Thailand, reformasi pendidikan

dilakukan oleh para biksu Buddha lokal dan kuil-kuil bersama dengan pejabat

pemerintah pendidikan. Masyarakat Muslim memiliki sistem mereka sendiri

dan bahasa pengantar. Mereka menggunakan bahasa Arab Melayu atau dalam

instruksi dan menulis sambil konten adalah Islam.8

Ketika reformasi pendidikan datang ke masyarakat Muslim, mereka

diminta untuk membaca dan menulis di Thailand dan konten itu berorientasi

pada mata pelajaran sekuler dan bahkan di Buddhisme. Reaksi langsung di

kalangan umat Islam adalah keengganan dalam hal mengirimkan anak-anak

mereka ke sekolah-sekolah umum. Orang Melayu memandang UU

Pendidikan sebagai "batas ketahanan". Mereka menuduh pemerintah Thailand

dari "mencoba untuk membasmi bahasa Melayu membenci dan mengubah

status alami dari generasi muda Melayu ke Siam."

Integrasi paksa-Melayu Muslim terus pada masa pemerintahan Raja

Rama VI Vajiruvudh atau (r.1910-1925) yang berkampanye intens untuk

menyatukan kerajaan Thailand bawah nasionalisme resmi. Melayu-Muslim di

Pattani menimbulkan tantangan untuk ide raja Thailand esensi yang

menekankan tritunggal bangsa, agama (Buddha) dan raja. Pemerintah

mengeluarkan program pendidikan wajib Thailand untuk menanamkan rasa

nasionalisme baru. Kebijakan tersebut dan praktek mempengaruhi-Muslim

Melayu di Selatan karena pendidikan mereka dilakukan di masjid-masjid dan

8 Ibid., 17.

Page 8: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

26

pondok. Syarat yang harus mengubah bahasa dan kurikulum untuk Thailand

tidak bisa diterima. Pada tahun 1910 dan 1911, pemberontakan pecah di

bawah kepemimpinan tertentu [pemimpin agama] para haji. Pemberontakan

1922 adalah lebih mencolok karena melibatkan beberapa pemimpin agama

dan kaum bangsawan Melayu termasuk mantan raja Pattani, Raja Abdul

Kadir. Tujuan dari pemberontakan itu adalah kemerdekaan.

Pada tahun 1923, pemerintah Bangkok terpaksa meninjau kembali

kebijakan pendidikan wajib, penetrasi birokrasi dan keterlibatan sosial, dan

ekonomi-Melayu Muslim. Kebijakan revisi memerintahkan pejabat tidak

melanggar agama Islam dan bukan pajak-Muslim Melayu di Pattani lebih

besar dari negara-negara Melayu di bawah Inggris, dan pejabat pemerintah

yang akan ditugaskan di sana harus jujur, sopan dan tegas. Untuk saat ini, elit

Melayu-Muslim di wilayah tersebut menemukan bahwa pernyataan politik

mereka otonomi dan hak agama terdengar oleh para pemimpin pemerintah

Thailand. Meskipun kebijakan umum asimilasi budaya dan konsolidasi

kekuasaan negara Thailand belum diberhentikan, struktur politik yang

berubah dan kondisi ekonomi di tahun 1930-an, baik di pemerintah pusat-

Thailand dan juga di provinsi Pattani, membawa suasana baru demokrasi dan

nasionalisme dari yang untuk sesaat tampaknya memberikan elit Muslim dan

penduduk beberapa harapan untuk masa depan yang lebih baik.9

9 Aphornsuvan, History and Politics of the Muslim in Thailand,.17.

Page 9: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

27

Runtuhnya kerajaan Pattani sebagai suatu kelompok etnik dan

berbahasa Melayu serta beragama Islam dipaksa menjadi suatu bagian yang

integral dari masyarakat Thai yang berbeda secara etnik, bahasa dan agama.

Penyatuan ini banyak membawa dampak politik, ekonomi maupun kultural.10

Rapuhnya Melayu Pattani di Thailand Selatan, lunturnya kekuatan politik dan

hilangnya peran elit tradisional mereka menimbulkan efek melemahkan umat.

Bahasa Melayu yang menjadi perekat identitas mereka dan media dalam

sistem pengajaran dihapuskan karena mendapat pengawasan dari penguasa

Thai.11

Muslim Thailand merasa dianiaya dan di bawah tekanan pembaharuan

oleh mayoritas (misalnya, mereka dipaksa mengambil nama-nama Thai).

Sangat tidak menyenangkan di selatan dengan tidak adanya perhatian

pemerintah terhadap perasaan kebangsaan (Melayu) dan keagamaan

penduduk. Pemerintah mencoba menghancurkan sekolah-sekolah Muslim dan

menggantinya dengan sekolah Thai. Pemerintah juga mencoba

menghancurkan sekolah-sekolah Muslim, tidak peduli terhadap perayaan-

perayaan Islam, menganiaya, menahan dan kadang-kadang malah membunuh

para pemimpin agama dan politik Muslim (antara 1973 dan 1975), sekitar

lima ratus Muslim dibunuh oleh pemerintah di selatan, dan terakhir tetapi

10 Tim Penyusun Studi Islam, Pengantar Studi Islam , 311. 11 Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004), 270.

Page 10: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

28

tidak sepele, pemerintah memerintah Muslimuntuk mengambil nama Thai

yang non Muslim: demi menipisnya identitas Islam mereka.12

B. Kondisi Umat Islam

a. Letak Geografis

Thailand merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara.

Secara geografis, kawasan Asia Tengggara merupakan kawasan antara benua

Australia dan Daratan China, Daratan India sampai Laut China. Dengan

begitu, Thailand cukup mudah untuk dijangkau para pelancong dari zaman ke

zaman untuk mencari penghidupan maupun penyebaran agama.13

Thailand nama resmi lain: (Prades Thai, Muang Thai; dahulu Siam).

Kerajaan konstitusional di Asia Tenggara. Di sebalah Barat laut berbatasan

dengan Burma, ditimur laut dengan Laos, di timur dengan Camboja, di

tenggara dengan Teluk Siam, di selatan (jazirah) dengan Malaysia, di barat

daya dengan Teluk Benggala. Luas: 514.000 km. penduduk: 4.9981.000.

Kepadatan penduduk: 98/km. ibu kota: Bangkok (nama resmi krung Thep) .

bahasa resmi: Thai (Siam). Agama: Buddhisme Hinaya, Islam, Kristen.

12 M. Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005), 2003. 13 Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2008 ), 211.

Page 11: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

29

Satuan mata uang: baht (100 satang). Thailand dapat dibagi dalam empat

macam permukaan bumi:

a. Tanah pegunungan Thai yang berbatasan dengan Burma yang berangsur

menurun ketinggianya

b. Daratan rendah yang terletak di tengah

c. Dataran pipih gunung (Per.:montagne de la table) berbentuk cekung yang

menempati Timur laut negeri; d. Semenanjung Thai di Jazirah Malaka.14

14 Hassan Shadili, Ensiklopedi Indonesia, Edisi khusus, jilid 6 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van

Hoeve, 1984), (SHI-VAJ), 3531.

Page 12: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

30

Peta Kerajaan Thai dengan kota‐kota penting.

Page 13: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

31

Provinsi di Thailand

Utara

Chiang Mai • Chiang Rai • Kamphaeng Phet •

Lampang • Lamphun • Mae Hong Son • Nakhon Sawan • Nan •

Phayao • Phetchabun • Phichit • Phitsanulok • Phrae •

Sukhothai • Tak • Uthai Thani • Uttaradit

Timur

Laut

Amnat Charoen • Buriram • Chaiyaphum •

Kalasin • Khon Kaen • Loei • Maha Sarakham • Mukdahan •

Nakhon Phanom • Nakhon Ratchasima • Nongbua Lamphu •

Nong Khai • Roi Et • Sakhon Nakhon • Sisaket • Surin • Ubon

Ratchathani • Udon Thani • Yasothon

Tengah

Ang Thong • Ayutthaya • Bangkok • Chainat •

Kanchanaburi • Lopburi • Nakhon Nayok • Nakhon Pathom •

Nonthaburi • Pathum Thani • Phetchaburi • Prachuap Khiri

Khan • Ratchaburi • Samut Prakan • Samut Sakhon • Samut

Songkhram • Saraburi • Sing Buri • Suphanburi

Selatan

Chumphon • Krabi • Nakhon Si Thammarat •

Narathiwat • Pattani • Phang Nga • Phattalung • Phuket •

Page 14: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

32

Ranong • Satun • Songkhla • Surat Thani • Trang • Yala

Timur

Chachoengsao15

Tabel.1. Provinsi di Thailand

Thailand merupakan tempat terletaknya beberapa wilayah geografis

yang berbeda. Di sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik

tertingginya berada di Doi Inthanon (2.576 m). Sebelah timur laut terdiri dari

Hamparan Khorat, yang dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah

tengah negara didominasi lembah sungai Chao Phraya yang hampir

seluruhnya datar, dan mengalir ke Teluk Thailand. Di sebelah selatan terdapat

Tanah Genting Kra yang melebar ke Semenanjung Melayu.

Cuaca setempat adalah tropis dan bercirikan monsun. Ada monsun

hujan, hangat dan berawan dari sebelah barat daya antara pertengahan Mei

dan September, serta monsun yang kering dan sejuk dari sebelah timur laut

dari November hingga pertengahan Maret. Tanah genting di sebelah selatan

15 http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Pattani#Sejarah

Page 15: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

33

selalu panas dan lembab. Kota-kota besar selain ibu kota Bangkok termasuk

Nakhon Ratchasima, Nakhon Sawan, Chiang Mai, dan Songkhla.

Kerajaan Thai berbatasan dengan Laos dan Myanmar di sebelah utara,

dengan Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dengan Myanmar dan Laut Timur

di barat dan dengan Laos dan Kamboja di timur. Koordinat geografisnya

adalah 5°-21° LU dan 97°-106° BT.16

Pattani terletak di Semenanjung Melayu dengan pantai Teluk Thailand

di sebelah utara. Di bagian selatan terdapat gunung-gunung dan atraksi

turisme seperti taman negara Budo-Sungai Padi yang yang berada di

perbatasan provinsi Yala (Jala) dan Narathiwat (Menara). Di sini juga terdapat

beberapa tumbuhan yang agak unik seperti palma Bangsoon dan rotan

Takathong. Di kawasan perbatasan dengan Songkhla dan Yala pula terdapat

sebuah taman rimba yang terkenal dengan gunung terjunnya, Namtok Sai

Khao.17

16 http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand#Geografi 17 http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Pattani#Sejarah

Page 16: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

34

Provinsi Luas (km2) Penduduk

(jiwa)

Muslim (%) Buddhis

(%)

Pattani

Yala

Narathiwat

Satun

2.109 km2

4.716 km2

4.227 km2

2.669 km2

423.562

256.064

419.141

153.657

77,75%

60,00%

80,00%

70,00%

22,22%

40,00%

20,00%

30,00%

Total 13.721 km2 1.252.424 71,94% 28,06%

Tabel 2. Wilayah Pattani Raya

SUMBER : Kementerian Dalam Negeri Thailand, 1979.18

b. Jumlah Penduduk Islam

Di Thailand, etnis Melayu Muslim memang merupakan kelompok

minoritas. Menurut sensus 1979, jumlah mereka adalah 977.282 jiwa atau

2,84% dari seluruh penduduk Thailand yang sekitar 45 juta jiwa.19 Dan ada

sekitar enam juta Muslim di Thailand pada tahun 1982. Namun angka resmi

18 Surin Pitsuawan, Islam di Muangthai: Nasionalisme Melayu Masyarakat Pattani, 13. 19 Moeflich Hasbullah, Asia Tenggara Konsentrasi Baru: Kebangkitan Islam, 260.

Page 17: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

35

jauh lebih kecil. Angka resmi hanya memberikan presentasi seluruh Muslim

dengan penduduk sekitar empat persen, padahal angka yang mungkin lebih

12%. Sebenarnya hal ini merupakan bagian dari usaha pemerintah Thai untuk

mengurangi pentingnya penduduk Muslim. Muslim hidup di seluruh Thailand,

tetapi ada tiga daerah pemusatan Muslim: selatan, dari perbatasan Malaysia

sampai Genting Tanah Kra (Isthmus of Kra); utara, di daerah Chiang Rai; dan

wilayah ibukota.

Wilayah selatan, dulu bukan bagian dari Thailand. Sebenarnya

Semenanjung Malaya berpenduduk Melayu yang dikelola dalam negara-

negara kecil. Orang-orang Melayu ini memeluk Islam sepanjang abad lima

belas, sebagaimana halnya dilakukan oleh hampir semua orang Melayu

lainnya. Sejak abad empat belas, Thailand memulai serangan dan penaklukan

Semenanjung Malaya dan memuncak pada 1767 M. dengan penaklukan

semua negara Muslim sampai ke Ligor (Nachom Sri Thammarat), jadi

memasukan negara-negara Muslim Jays (Chaiya), Grahi (Surat-Tsani) dan

Ligor dalam imperium Thai. Dari Ligor arang Thai memperluas

penaklukannya ke selatan menaklukkan lebih banyak orang Muslim, seperti

Bedelug (Pathalung), Senggora (Songkhala), dan Sentul (Satun).

Dari jumlah enam jutah Muslim di Thailand pada 1982 sekitar empat

juta adalah Muslim Melayu yang hidup di provinsi-provinsi selatan. Muslim

di Bangkok sekitar 800.000 orang, keturunan para tawanan yang dibawah dari

negara-negara Melayu. Bahwa 5.250.000 Muslim di Thailand pada 1976.

Page 18: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

36

Muslim merupakan separuh penduduk wilayah selatan, satu dari empat

wilayah kerajaan. Di wilayah ini (luas daerahnya 72.961 kilometer persegi),

sebenarnya Muslim merupakan minoritas di provinsi-provinsi Naratiwat,

Yala, Pattani, Satun, Songkhla, dan Krabi.

Harusnya ada sekitar 2.500 masjid di Thailand, tetapi pada 1976,

hanya 2.078 masjid terdaftar menurut Dekrit Raja 1947 mengenai masjid. Ada

414 masjid seperti itu di provinsi Pattani, 339 di provinsi Narrathiwat, 213 di

provinsi Songkhla, 196 di provinsi Yala dan 139 masjid di Ibukota Bangkok.

Berdasar wilayah, ada 1.695 masjid di selatan, 364 masjid di provinsi tengah,

18 masjid di timur-laut dan hanya ada satu masjid terdaftar di provinsi timur.20

Wilayah Penduduk dalam ribuan Masjid

terdaftar Jumlah muslim

Wilayah Selatan 5.534 2.820 51,0% 1695

Wilayah Tengah 13.459 1.210 9.0% 364

Wilayah Timur laut 15.584 930 6.0% 18

Wilayah Utara 9.696 290 3.0% 1

Jumlah

44.273 5.250 11,9% 2078

Tabel 2. Muslim di Thailand, 1976

20 Pitsuan, Islam di Muangthai: Nasionalisme Melayu Masyarakat Pattani, 202.

Page 19: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

37

B. Situasi Umat Islam

Jatuhnya rezim militer pada tahun 1973, dan ditegakkannya

demokrasi, yang berlangsung hingga 1976 saat Jenderal Kriangsak Chomanan

mengambil alih pemerintahan sipil merupakan era baru dalam dunia politik

Thai. Setiap lapisan masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam urusan

negara semua keburukan sosial, politik dan ekonomi yang telah ditutupi di

bawah rezim diktatur diangkat kepermukaan. Demikian pula halnya dengan

unek-unek yang selama ini terdapat di kalangan Melayu-Muslim. Berbagai

kelompok bermunculan, sebagai tanggapan atas suasana yang demokratis itu

dan berusaha untuk mengordinasikan urusan komunitas mereka. Dalam

periode tiga tahun itulah (1973-1976) tersingkap fakta-fakta tentang segala

penganiayaan, ketidakadilan dan korupsi resmi yang pada umumnya telah

dilakukan terhadap kaum Muslim. Seperti di kemukakan oleh seorang ahli

mengenai situasi itu, Arong Suthasat: “ Akar konflik yang terjadi di empat

provinsi (Melayu) itu adalah perbedaan kebudayaan dan rasa benci antara

yang memerintah dan yang di perintah”.21

Semakin hebat konflik antara pemerintah dan kaum Muslim, semakin

mendesak kebutuhan yang disarakan komunitas atas pimpinan yang lebih baik

dan lebih efektif. Seperti halnya dengan semua sektor lainnya dalam

kehidupan kenegararaan Thai, kaum muda dan terpelajar mengibarkan panji

pembaruhan politik. Para pemimpin tradisional yang memperoleh pendidikan

21 Ibid., 167.

Page 20: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

38

di pondok mendapatkan dirinya tidak berdaya dalam menghadapi perubahan-

perubahan cepat yang telah terjadi selama dua dasawarsa sebelumnya. Sedikit

banyaknya dapat dikatakan bahwa, upaya-upaya pemerintah untuk memasuki

lembaga-lembaga pendidikan Melayu-Muslim yang tradisional, telah berhasil.

Sebab, ketika datang saatnya untuk dengan sungguh-sungguh berurusan

dengan para pejabat pemerintah, rakyat berpaling kepada para mahasiswa

universitas dan tidak kepada para ulama tradisional.22

Dengan demikian, perubahan dalam kepemimpinan menimbulkan

perubahan dalam taktik dan bahkan dalam ideologi perjuangan komunitas

Melayu-Muslim untuk memeperoleh hak menentukan nasib sendiri.

Pemimpin-pemimpin muda lebih canggih dan berbicara “dalam bahasa yang

sama” dengan pejabat-pejabat pemerintah. Berbagai imbauan dan protes,

sekarang didasarkan atas asas-asas yang diserukan oleh pemerintah sendiri:

kebebasan, persamaan, dan jaminan hak-hak politik bagi semua warga negara

Thai tanpa memandang asal usul ras. Kalau dimasa lalu, pekik pemersatu

adalah Islam dan tekanan dilakukan pada perbedaan antara kebijakan

intergrasi pemerintah dan identitas golongan Melayu-Muslim, maka sekarang

yang dijadikan asas pedoman adalah persamaan dan kebebasan. Diantara para

pemimpin itu, agaknya ada yang berdalih: “apabilah orang-orang Melayu-

Muslim harus menjadi Thai-Muslim yang hidup dibawah pemerintahan

Thalandi, maka mereka harus mendapat perlakuan yang sama dengan orang-

22 Pitsuan, Islam di Muangthai: Nasionalisme Melayu Masyarakat Pattani, 168.

Page 21: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

39

orang Thai lainnya (yang Buddhis)”. Kegagalan pemerintah untuk menjamin

“perlaukuan yang sama” itulah, yang sekarang menjadi masalah yang sulit

antara para pemimpin Melayu yang lebih muda dan berpendidikan universitas

dan pemerintah.23

Ini tidaklah berarti bahwa semua pemimpin muda golongan Melayu-

Muslim dapat menerima status quo24 di bahwa kekuasaan Thai sebab

keberhasilan, atau apa yang tampaknya sebagai keberhasilan, pemerintah

dalam upaya pengintegrasiannya melalui pendidikan sekuler modern hanya

terbatas kepada pemuda-pemuda Muslim yang mau dan mampu

memanfaatkan kesempatan yang ditawarkan oleh pemerintah. Masih ada

orang lainnya dikalangan generasi muda yang tetap melalui jalur tradisional

dan melanjutkan pendidikan tinggi mereka diluar negeri, di negeri-negeri

Muslim di Timur Tengah.

Mengingat lingkungan dimana mereka tinggal, mata kuliah-mata

kuliah yang mereka ikuti (bagian terbesar merupakan ilmu-ilmu agama

Islam), dan indoktrinasi ideologi yang mereka serap dari lembaga-lembaga

perguruan tinggi Islam di dunia Arab, maka dapatlah dimengerti bila mereka

nantinya kembali ke Thai Selatan dengan membawa rasa kebanggaan etnik

23 Ibid,.168 24 Status quo adalah bentuk yang umum digunakan dari "statu quo" asli Latin - secara harfiah

"negara di mana" - merupakan istilah Latin yang berarti keadaan saat ini atau yang ada urusan. Untuk mempertahankan status quo adalah untuk menjaga hal-hal. cara mereka pada saat ini. Frase terkait status quo ante, harfiah "negara di mana sebelumnya", berarti "keadaan yang ada sebelumnya".(http://en.wikipedia.org/wiki/Status_quo)

Page 22: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

40

dan identitas Muslim yang lebih menggelora. Mereka percaya akan

kemampuan mereka untuk mengelola urusan komunitas mereka dan

mengharapkan akan memperoleh kesempatan untuk itu. Mereka lalu

dikecewakan oleh birokrasi negara dan pejabat-pejabat pemerintah yang tidak

mau memberikan kedudukan pimpinan kepada mereka. Maka tumbuhlah

suatu suasana kecurigaan yang mendalam. Pemuda-pemuda yang marah dan

tidak puas itu diterima dengan tangan terbuka sebagai pemimpin oleh

komunitas mereka yang tradisional, mengingat mereka telah mendapat

pendidikan yang baik dan menguasai ilmu-ilmu agama.25

Selain itu, mereka mempunyai ikatan-ikatan yang kuat dengan

gerakan-gerakan Islam di negara-negara lain, dan ikatan-ikatan itu sering

mereka manfaatkan. Kontak-kontak dengan mahasiswa-mahasiswa lain

selama mereka belajar di Timur Tengah, telah menyebabkan semakin

besarnya perhatian diberikan kepada penderita orang-orang Melayu-Muslim

di Thai Selatan. Karangan-karangan mengenai masalah kaum Muslim itu

semakin sering dimuat dalam harian-harian dan majalah-majalah, baik yang

sekuler maupun yang keagamaan. Organisasi-organisasi internasional

memberikan perhatian yang semakin besar di bandingkan dengan waktu-

waktu sebelumnya kepada nasib golongan minoritas ini. Orang-orang Melayu

dari Thai Selatan selalu diwakili dalam pertemuan-pertemuan seperti

Konperensi Liga Dunia Islam, Konperensi Para Menlu Islam, Konperensi

25Pitsuan, Islam di Muangthai: Nasionalisme Melayu Masyarakat Pattani. 169.

Page 23: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

41

Islam Asia, dan Konperensi Liga Arab. Persoalan ini telah menjadi pusat

perhatian banyak kelompok Islam. Berikut ini cuplikan dari Journual of the

Muslim World League:

Sambil menelusuri kembali latar belakang sejarah golongan Muslim di Thai Selatan, ia (Tan Sri Abdul Aziz bin Zain, wakil presiden Organisasi Kesejaterahan Muslim Malaysia) mengatakan, bahwa mereka itu dari ras Melayu dan menganut adat dan tradisi Melayu…. Karena tragedi sejarah mereka terpisah dari sesame (Melayu) dan menjadi bagian dari apa yang sekarang merupakan kerajaan Thai. Semenjak itu, orang-orang Melayu di Selatan menaruh dendam kesumat berkenaan dengan apa yang mereka anggap sebagai penggabungan secara paksa tanah air mereka dengan Negeri Thai yang Buddhis dan berbahasa Thai. Selama lebih dari satu abad, pemerintah Thai berusaha untuk mengasimilasi warganya yang Melayu melalui kebijakan integrasi nasional yang mengharuskan setiap warga Negara menempuh pendidikan Thai, mempunyai nama Thai dan kebudayaan Thai. Upaya-upaya ini oleh orang-orang Muslim dianggap sebagai usaha untuk menindas identitas mereka, adat Melayu, agama dan kebudayaan Islam mereka. Ia menunjukkan bahwa orang-orang Melayu itu telah memberi reaksi dengan berbagai cara, mulai dari protes sampai kepada perjuangan bersenjata. Sejak 1832, telah terjadi di serentetan pemberontakan yang dapat ditumpas. Orang-orang Muslim itu tidak pernah berhenti berharap dan berjuang untuk membebaskan tanah air mereka dari dominasi Thai, apakah itu melalui pemisahan diri atau otonomi. Walaupun pemerintah Thaitelah mengambil sejumlah tindakan untuk mengambil sejumlah tindakan untuk mengambil hatiorang-orang Muslim itu, namun mereka tidak melakukan sesuatu yang kongkrit untuk membantu golongan itu mengatasi kesenjangan ekonomi, social dan pendidikan antara orang-orang Muslim itu dan penguasa-penguasa mereka, pejabat-pejabat Thai, katanya (September 1978 : 36-37.) 26

Yang menarik dari artikel itu adalah bahwa ini merupakan ringkasan

pidato yang diucapkan oleh seorang pejabat tinggi agama dalam pemerintah

Malaysia. Gambaran yang dilukiskannya sangat suram dan dimaksudkan

untuk menimbulkan tanggapan emosional di kalangan umat Islam, baik yang

26 Ibid., 170.

Page 24: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

42

Arab maupun yang bukan Arab. Pemerintah Malaysia memerlukan sikap

muhibbah Thailand untuk membendung Partai Komunis Malaya di sepanjang

pebatasan bersama. Malaysia tidak ingin menimbulkan kemarahan Bangkok

dengan member dukungan kepada orang-orang Melayu-Muslim di Thai

Selatan. Apabila situasi memburuk dan penindasan dengan kekerasan

meningkat, Kuala Lumpur akan didesak oleh organisasi-organisasi Islam

internasional agar turun tangan untuk kepentingan minoritas Melayu itu.

Sesungguhnya pemerintah Malaysia telah mengecam keras pemerintah

Filipina yang menjalankan kebijakan penindasan di Mindanau dan Sulu di

bagian selatan di negara itu. Hubungan tetangga baik yang dipupuk melalui

ASEAN tidak akan mampu bertahan terhadap tekanan dari negara-negara

Muslim lainnya kepada Malaysia untuk turun tangan dalam masalah golongan

Melayu-Muslim di Thai Selatan. Dan itu pasti akan mengancam perdamaian

dan kestabilan di kawasan itu.

Satu cuplikan lain yang menarik adalah dari “Resolusi-resolusi dan

Rekomendasi-rekomendasi” Komperensi Islam Asia yang ke-1di Karachi,

tanggal 6-8 1978:

Pattani: Persoalan Pattani atau orang-orang Muslim di Thai Selatan telah dibahas dan latar belakang sejarah mereka dijelaskan, yakni ketika mereka memiliki sebuah kerajaan yang bebasdan merdeka, yang dikenal sebagai Kerajaan Melayu Pattani. Ditunjukkan bahwa dari segi agama, ras, etnik dan bahasa, mereka berbeda sama sekali dari rakyat Thai. Walaupun ada perbedaan ini, mereka bersediah hidup atas dasar koeksistensi27, asalkan nyawa dan kehormatan

27 http://www.artikata.com/arti-335571-koeksistensi.html

Page 25: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

43

mereka dilindungi dan mereka dapat menikmati hak-hak kewarganegaraan sepenuhnya berdasarkan persamaan dengan orang-orang Thai, dan ada jaminan sepenuhnya bagi keselamatan agama dan kebudayaan mereka (Juli 1978 ; 24). Kebangkitan Fundamentalisme28 Islam yang sedang terjadi di dunia

Muslim di dunia dewasa ini pasti akan terasa dampaknya di Thai Selatan.

Majelis Masjis Tertinggi se-dunia sudah memutuskan untuk meningkatkan

kegiatan-kegiatan dakwanya di negara-negara di mana terdapat minoritas

Islam, seperti Filipina dan Thailand Selatan.

Salah satu perubahan paling penting yang telah terjadi pada golongan

Melayu-Muslim di Thailand Selatan adalah terbentuknya berbagai kelompok

militan yang secara terang-terangan yang bertujuan “membebaskan” daerah

Melayu dari kekuasaan Thai. Sementara kelompok-kelompok itu beroperasi

sendiri-sendiri di bawah pimpinan masing-masing, dalm pertengahan 1970-an

ada upaya untuk mengordinasikan seluruh kegiatan mereka di bawah satu

organisasi induk: Organisasi Kesatuan Pembebasan Pattani (Pattani United

Libertion Organization - PULO). Sementara masih sulit untuk memperkirakan

besarnya dukungan pada organisasi ini, ia telah mendapat banyak sekali

Koeksistensi adalahkeadaan hidup berdampingan secara damai antara dua negara (bangsa) atau

lebih yg berbeda atau bertentangan pandangan politiknya. 28 http://id.wikipedia.org/wiki/Fundamentalisme Fundamentalisme adalah sebuah gerakan dalam sebuah aliran, paham atau agama yang

berupaya untuk kembali kepada apa yang diyakini sebagai dasar-dasar atau asas-asas (fondasi). Karenanya, kelompok-kelompok yang mengikuti paham ini seringkali berbenturan dengan kelompok-kelompok lain bahkan yang ada di lingkungan agamanya sendiri. Mereka menganggap diri sendiri lebih murni dan dengan demikian juga lebih benar daripada lawan-lawan mereka yang iman atau ajaran agamanya telah "tercemar".Kelompok fundamentalis mengajak seluruh masyarakat luas agar taat terhadap teks-teks Kitab Suci yang otentik dan tanpa kesalahan. Mereka juga mencoba meraih kekuasaan politik demi mendesakkan kejayaan kembali ke tradisi mereka.

Page 26: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

44

publikasi dan kredibilitas melalui kegiatan-kegiatan kekerasan dan

propaganda yang terus –menerus dilancarkannya di dalam dan di luar daerah

Melayu di Thai Selatan. Melalui organisasi inilah, bantuan dari luar negeri

disalurkan kepada berbagai kelompok yang menyatakan sedang

memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri sekarang.

Di atas telah disinggung bahwa, golongan Melayu-Muslim di Thailand

Selatan telah berganti pimpinan dan sedang bereksperiman dengan taktik-

taktik baru dan bahkan dengan ideologi baru untuk mencapai tujuannya, yakni

hak menentukan nasib sendiri. Dalam tahun-tahun belakangan ini, Partai

Komunis Thai (CPT) dan Partai Komunis Malaya (CPM) giat membantu

gerakan separatis Melayu itu. Walaupun berbagai organisasi yang

bersangkutan telah membantah hal itu, ada bukti-bukti yang menunjukkan

bahwa setidak-tidaknya tujuan bersama untuk mengacaukan daerah

perbatasan dan menghasut penduduk agar menentang pemerintah, telah lebih

mendekatkan mereka satu sama lain. Baik CPT maupun CPM memanfaatkan

kepekaan dan kebencian orang-orang Melayu-Muslim terhadap tindakan-

tindakan pemerintah yang sedang merongrong identitas kebudayaan mereka.

CPT, umpamanya, dalam pernyataannya untuk memperingati ulang tahun ke-

34 partai itu (1942-1976) menegaskan:29

Rakyat berbagai nasionalitas di Muangthai harus memperoleh hak-hak yang sama; harus saling menghormati, saling mendukung dan saling membantu; harus mempunyai hak untuk menggunakan

29 Pitsuawan, Islam di Muangthai : Nasionalisme Melayu Masyarakat Pattani, 172.

Page 27: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

45

bahasadan aksara sendiri dan melestarikan tradisi, adat-istiadat dan kebudayaan mereka yang halus. Kami menentang setiap diskriminasi dan penindasan terhadap golongan-golongan etnis akan dibentuk administrasi-administrasi otonom dalam lingkungankeluarga besar Negeri Thai. Pembangunan ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat harus dilaksanakan sepenuhnya (Journal of Contemporary Asia , Vol . 7 , No : 67).30 Paragraf itu ditulis khusus untuk menghimbau orang Melayu- Muslim.

Kata-katanya disusun dengan cermat untuk menggugah khayalan para

cendekiawan Muslim yang sedang memperjuangkan jenis program yang

serupa dari pemerintah Thai semenjak masa Haji Sulong.

Dengan demikian, di antara orang Melayu di Thai Selatan ada yang

mendapatkan sekutu-sekutu yang bersimpati dengan Partai Komunis Thai dan

Partai Komunis Malaya. Sudah jelas bahwa konflik-konflik ideologis pasti

akan terjadi kelak; tetapi untuk sementara waktu, tujuan bersama:

“pembebasan nasional” merupakan sumber inspirasi yang cukup ampuh untuk

mempersatukan ketiga kawan seperjaungan yang sebetulnya saling

bertentangan itu; seperti yang pernah terjadi sebelumnya, ketika orang-orang

Kurdi di Iran berjuang berdampingan dengan pasukan-pasukan pendukung

Khomeini sebelum jatuhnya rezim Shah; begitu musuh bersama dapat

disingkirkan, orang Kurdi memerangi bekas sekutunya.31

30 Journal of Contemporary Asia , Vol . 7 , No : 67 adalah sebuah jurnal yang dijadikan

penelitian, yang ditulis oleh Surin Pitsuan dalam bukunya yang berjudul Islam di Muangthai: Nasionalisme Melayu Masyarakat Pattani

31 Pitsuawan, Islam di Muangthai : Nasionalisme Melayu Masyarakat Pattani, 173.

Page 28: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

46

Semua perubahan situasi yang telah dikemukakan hingga disini pada

waktunya membantu meningkatkan konflik kekerasan antara orang-orang

Melayu dan pejabat-pejabat pemerintah. Walaupun massa rakyat masih

bersikap pasif dan belum menanggapi seruan “pembebasan”, namun

meningkatnya tindakan kekerasan, penindasan dan kesulitan ekonomi yang

diakibatkan oleh operasi-operasi politik militer, pada akhirnya akan memaksa

rakyat untuk, dalam waktu singkat, menentukan sikap.

Seorang penulis revolusioner terkenal, Franz Fanon, menulis dalam

bukunya yang termasyhur, The Wretched of the Earthe

Punggung orang pribumi sudah menekan tembok, pisau sudah siap menghujan lehernya..... ia tidak akan dapat berkhayal lagi. Setelah selama berabad-abad hidup dalam dunia angan-angan, setelah berlimang dalam alam mimpi yang paling ajaib, maka pada akhirnya si pribumi, dengan pistol di tangan, berhadapan muka dengan satu-satunya kekuatan yang menginginkan nyawanya-kekuatan kolonialisme. Dan banyak di antara kaum remaja negeri yang dijajah, yang dibesarkan dalam suasana desingan peluru dan kobaran api, akan mencemookan, dan tidak akan ragu-ragu lagi untuk mencaci makiroh nenek moyang mereka, kuda-kuda berkepala dua, mayat yang hidup kembali, dan jin-jin yang memasuki badan orang yang sedang menguap. Pribumi menemukan realitas dan mengubah menjadi pola adat istiadatnya, menjadi praktek kekerasan dan rencananya untuk merdeka (1968:58).32

Kesadaran politik massa rakyat merupakan fungsi dari partisipasi

mereka dalam penderitaan yang diakibatkan oleh struktur sosial-ekonomi dan

politik yang berlaku dalam masyarakat. Apabila nyawa dan harta benda

mereka dalam bahaya, mereka pasti akan menjadi dasar politik. Dengan

32 Ibid., 174.

Page 29: BAB II KEADAAN UMAT ISLAM DI THAILAND SELATANdigilib.uinsby.ac.id/8977/5/babii.pdf · Muslim di bawah sistem pemerintahan karena bertujuan untuk mengamankan ... para pemimpin agama

47

demikian mereka dapat memilih : menentukan sikap dan ikut dalam gerakan

untuk perubahan di bawah semacam pengarahan dan pengawasan, atau keseret

ke dalam konflik dalam keadaan tidak berdaya. Orang-orang Melayu di Thai

Selatan tampaknya sedang hidup di tengah-tengah perubahan-perubahan dan

tantangan-tantangan yang akan mempunyai implikasi-implikasi yang sangat

besar bagi masa depan mereka sebagai suatu golongan etnik.33

33 Ibid., 174.