BAB II Kalsinasi
-
Upload
mirnawati-dewi -
Category
Documents
-
view
314 -
download
7
Transcript of BAB II Kalsinasi
-
8/10/2019 BAB II Kalsinasi
1/5
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pra-Olahan
Bijih dari alam (run of mine)pada umumnya ditemukan tidak hanya dalam
bentuk oksida besi namun dapat pula tercampur dengan pengotorpengotor lain
ataupun dalam bentuk berikatan dengan air kristal atau karbonat. Sebelum
dilakukan proses ekstraksi, maka terlebih dahulu bijih dipersiapkan, baik secarafisik maupun secara kimia. Proses preparasi bijih seperti ini biasa dikenal dengan
istilah proses pra-olahan. Tujuan dari proses pra-olahan adalah mengubah
senyawa logam menjadi bentuk senyawa lain yang lebih sesuai untuk proses
berikutnya. Proses pra-olahan dilakukan pada temperatur tinggi sebelum
mencapai titik leleh. Pada proses ini bijih mengalami dua perubahan baik
perubahan bentuk ataupun perubahan sifat. Terdapat beberapa macam tahap pada
proses pra-olahan, yaitu:
1.
Drying, proses penghilangan kandungan air atau moisture pada bijih
dan terjadi pada temperatur yang tidak terlalu tinggi.
2. Kalsinasi, proses penghilangan kandungan air kristal pada suatu bijih,
temperatur yang digunakan dalam proses ini lebih tinggi dari pada
proses dryingtapi tidak melebihi temperatur leleh.
3. Roasting, proses pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara
dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen
kimia dan pemanasan ini tidak mencapai titik leleh (didih).
4. Aglomerasi, proses penggumpalan dari material halus menjadi lebih
besar ukurannya, yang terdiri dari beberapa jenis yaitu: Bricketing,
Nodulizing, Sintering, danPelletizing.
2.2 Batu Kapur
Batu kapur atau limestone (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri
dari mineral kalsit (kalsium karbonat). Sumber utama dari kalsit adalah organisme
-
8/10/2019 BAB II Kalsinasi
2/5
4
laut yang mengeluarkanshelldi air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagi
cooze.
Batu kapur dapat terbentuk dengan beberapa cara, yaitu secara organik,
secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di
alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau
rumah kerang dan siput, foraminefera atau ganggang. Batu kapur dapat
berwarna putih susu, abu muda, abu tua, cokelat bahkan hitam tergantung
keberadaan mineral pengotornya.
Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur
adalah aragonit. Yang merupakan mineral metastabil karena pada kurun waktu
tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum
ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah siderit (FeCO3), ankerit
(Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3).
Batu kapur pada umumnya ditambang dengan metode tambang terbuka.
Kegiatan tambang menggunakan breaker atau memecah batu kapur besar
menjadi kecil atau dengan sistem peledakan. Penggalian dengan menggunakan
backhoe, sedangkan pengangkutan menggunakan dump truck.
Gambar 2.1Batu Kapur
2.3 Kalsinasi
Kata kalsinasi berasal dari bahasa Latin yaitu calcinare yang artinya
membakar kapur. Proses Kalsinasi yang paling umum adalah diaplikasikan untuk
-
8/10/2019 BAB II Kalsinasi
3/5
5
dekomposisi kalsium karbonat (batu kapur, CaCO ) menjadi kalsium oksida
(kapur bakar, CaO) dan gas karbon dioksida (CO2). Produk dari kalsinasi biasanya
disebut sebagai kalsin, yaitu mineral yang telah mengalami proses pemanasan.
Proses Kalsinasi dilakukan dalam sebuah tungku atau reaktor yang disebut dengan
kiln atau calciners dengan berragam desain, seperti tungku poros, rotary kiln,
tungku perapian ganda dan reaktor fluidized bed. Normalnya proses kalsinasi
dilakukan di bawah temperatur leleh (melting point) dari bahan produk. Untuk
batu kapur, proses kalsinasi umumnya dilakukan pada temperatur antara 900C
1000C. Kalsinasi merupakan proses endotermikyang berarti memerlukan panas
dan juga lebih endotermik daripada proses drying. Contoh aplikasi dari proses
kalsinasi di antaranya adalah:
1.
Dekomposisi mineral karbonat seperti pada kalsinasi kalcium karbonat
(limestone) menjadi kalsium oksida dan gas karbon dioksida.
2. Dekompisisi mineral hidrat seperti pada kalsinasi bauxsit yang
bertujuan untuk membuang air kristal
3. Dekomposisi zat mudah menguap yang terkandung pada petroleum
coke.
Secara skematik shaft funace atau tungku tegak yang umum digunakan untuk
proses kalsinasi diperlihatkan pada gambar dibawah. Bahan baku yang terdiri
dari batu kapur dan kokas dimasukan dari bagian atas furnace. Sedangkan,
udara dihembuskan dari bagian bawah. Kapur bakar hasil kalsinasi di tarik
keluar dari bagian bawah. Tungku kalsinasi dapat dibagi dalam tiga zona,
yaitu zonapreheating, zona reaction, dan zona cooling.
1. Preheating Zone
Pada daerah ini muatan padat batu kapur dan kokas akan
mengalami pemanasan sampai temperatur sekitar 800C oleh gas
panas yang bergerak berlawanan dari bawah ke bagian atas tungku.
Pada daerah ini, belum terjadi reaksi kalsinasi maupun reaksi
pembakaran dari kokas.
2.
Reaction Zone
-
8/10/2019 BAB II Kalsinasi
4/5
6
Pada daerah ini terjadi reaksi pembakaran kokas dan dekomposisi dari
batu kapur. Kapur kabar mengalami pemanasan berlebih dan diperkirakan
menjacapai temperatur 1000 C. Gas yang meninggalkan daerah reaksi
bertemperatur sekitar 900 celcius. Temperatur gas yang keluar ini, 100C
lebih tingg dari pada temperatur material yang masuk pada daerah ini.
3.
Cooling Zone
Pada daerah ini kapur bakar didinginkan dengan udara yang bergerak
berlawanan dari bagian bawah tungku. Pada daerah ini kapur bakar
didinginkan sampai temperatur sekitar 100 celcius. Agar terjadi
pembakaran sempurna dari kokas, maka udara yang dihembuskan
mencapai 25 persen berlebih dari yang diperlukan.
Gambar 2.2Zona Kalsinasi Shaft Furnace
Selama proses kalsinasi, Batu kapur, CaCO akan terurai menjadi kapur bakar
dengan rumus kimia CaO (kalsium oksida) dan gas karbon dioksida, CO
sesuai dengan reaksi berikut:
CaCO CaO + CO (g), H = 177,8 kJ
Proses kalsinasi meliputi pelepasan air, karbon dioksida atau gas-gas lain yang
terikat secara kimiawi. Komposisi batu kapur dan kapur bakar berubahan
setelah dilakukan kalsinasi menjadi kapur bakar. Batu kapur sebelum diproses
memiliki kandungan CaCO sebesar 95,2 persen, MgCO sebesar 0,9 persen,
dan air 2,7 persen. Sedangkan setelah mengalami proses kalsinasi, kapur bakar
memiliki kandungan CaO sebesar 97,0 persen, kandungan MgO 0,8 persen.
-
8/10/2019 BAB II Kalsinasi
5/5
7
Air yang terkandung dalam batu kapur hilang selama kalsinasi. Namun
demikian, kandungan SiO pada kapur bakar menjadi relatif lebih tinggi.