BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan · penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk...

35
12 BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Menurut Dr. Azhar Susanto, dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen Konsep dan pengembangannya (2004: 51), Perancangan adalah kemampuan untuk membuat beberapa alternatif pemecahan masalah.Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin, dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain Sistem Informasi (2005: 39), menyebutkan bahwa ”Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.” Berdasarkan dari dua definisi tersebut, perancangan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan/proses yang memeiliki tujuan untuk memecahkan permasalahan dengan merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah dengan sistem yang terbaik. B. Promosi 1. Pengertian Promosi Menurut Indriyo Gitosudarmo (2013: 19) dalam buku Teori, Kuesioner dan Analisis Data Untuk Pemasaran dan Perilaku Konsumen menyatakan bahwa Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan · penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk...

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Perancangan

Menurut Dr. Azhar Susanto, dalam bukunya yang berjudul Sistem

Informasi Manajemen Konsep dan pengembangannya (2004: 51), “Perancangan

adalah kemampuan untuk membuat beberapa alternatif pemecahan masalah.”

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin, dalam bukunya yang berjudul

Analisis & Desain Sistem Informasi (2005: 39), menyebutkan bahwa

”Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesain

sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi

perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.”

Berdasarkan dari dua definisi tersebut, perancangan dapat diartikan

sebagai suatu kegiatan/proses yang memeiliki tujuan untuk memecahkan

permasalahan dengan merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah

dengan sistem yang terbaik.

B. Promosi

1. Pengertian Promosi

Menurut Indriyo Gitosudarmo (2013: 19) dalam buku Teori, Kuesioner

dan Analisis Data Untuk Pemasaran dan Perilaku Konsumen menyatakan

bahwa “Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi

konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh

13

perusahaan kepada mereka dan kemudian menjadi senang lalu membeli produk

tersebut.”

Menurut Stanton (1993) dalam buku “Strategi Promosi Yang Kreatif

dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication” Promosi adalah

sinonim dalam penjualan. Maksudnya adalah memberikan informasi kepada

konsumen, menghimbau dan memengaruhi khalayak ramai (2009: 49).

Promosi pada hakikatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan

untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar

sasaran, untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang

paling pentung adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun

untuk mendorong orang untuk bertindak (dalam hal ini membeli).

2. Tujuan Promosi

Tujuan promosi merupakan awal dari segala kegiatan promosi. Setiap

perusahaan yang melakukan sesuatu kegiatan tentu mempunyai tujuan.

Demikian juga, perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan tujuan

utamanya untuk mencari laba.

Dalam buku Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis Kasus

Integrated Marketing Communication pada umumnya kegiatan promosi yang

dilakukan oleh perusahaan harus mendasarkan kepada tujuan sebagai berikut:

a. Modifikasi Tingkah Laku

Tujuan dari promosi ini adalah berusaha untuk mengubah tingkah

laku dan pendapat individu tersebut, dari tidak menerima suatu produk

menjadi setia terhadap produk.

14

b. Memberitahu

Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi

kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk

tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan,

keistimewaan, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan masalah penting

untuk meningkatkan permintaan primer sebab tahap ini sebagian orang tidak

akan tertarik untuk memilih dan membeli barang dan jasa sebelum mereka

mengetahui produk tersebut serta kegunaan dan lain sebagainya.

c. Membujuk

Hal ini dimaksudkan agar promosi dapat memberi pengaruh dalam

waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat

membujuk ini akan menjadi dominan jika produksi yang bersangkutan

mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk

tersebut.

d. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk

mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan dilakukan selama

tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan produk.

Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang

dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap,

menyukai, yakin dan kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan

produk tersebut.

15

Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi

yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan

tugas-tugas khususnya, sebagai berikut:

a) Personal Selling

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara

penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada

calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

b) Mass Selling

Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media

komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam

satu waktu. Metode ini merupakan alternatif yang lebih murah untuk

menyampaikan informasi ke audiens (pasar sasaran) yang jumlahnya

sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu

periklanan dan publisitas.

c) Sales Promotion

Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui

penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang

pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang

dibeli pelanggan.

d) Public Relation

Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari

suatu organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan

sikap berbagai kelompok terhadap organisasi tersebut.

16

e) Direct Marketing

Direct marketing merupakan sistem pemasaran yang bersifat

interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk

menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

Bila personal selling berupaya mendekati pembeli, iklan berupaya

memberitahu dan mempengaruhi pelanggan. Sales promotion berupaya

mendorong pembelian dan public relation membangun dan memelihara

citra perusahaan, maka direct marketing memadatkan semua kegiatan

tersebut dalam penjualan langsung tanpa perantara.

Setelah menentukan tujuan promosi, hal yang harus dilakukan

adalah menentukan sasaran promosi atau target audiens. Audiens

merupakan bagian penting dalam melakukan promosi. Banyak yang perlu

dipahami dari audiens, seperti kharakteristik, kebiasaan, tingkah laku,

sifat, pola hidup, trend dan lain-lain. Selanjutnya menentukan penggunaan

media promosi yang efektif dan tepat sasaran yang akan digunakan dalam

suatu promosi.

3. Media promosi

Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media

cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah.

a. Media Cetak

Media cetak yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan

dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun

hitam putih. Jenis-jenis media cetak terdiri atas: surat kabar, majalah,

tabloid, brosur, selebaran, dan lain-lain.

17

b. Media Elektronik

Media elektronik yaitu media dengan teknologi elektronik dan hanya

bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Jenis-jenis media elektronik

terdiri atas: televisi, radio, dan lain-lain.

c. Media Luar Ruang

Media luar ruang yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang

dipasang di tempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan, di pusat

keramaian, atau tempat-tempat khusus lainnya, seperti di dalam bis kota,

gedung, pagar tembok, dan sebagainya. Jenis-jenis media luar ruang

meliputi: billboard, baleho, poster, spanduk, umbul-umbul, transit (panel

bis), balon raksasa, dan lain-lain.

d. Media Lini Bawah

Media lini bawah yaitu media-media minor yang digunakan untuk

mengiklankan produk. Umumnya ada empat macam media yang digunakan

dalam media lini bawah (Khasali, 1992: 142), meliputi: pameran, direct

mail, point of purchase, merchandising schemes, dan kalender.

C. Buku

1. Pengertian Buku

Pengertian buku dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya karangan

Surianto Rustan, S.Sn. edisi 2009 menyatakan bahwa, buku berisi lembaran

halaman yang cukup banyak, sehingga lebih tebal dari pada booklet. Berbeda

dengan booklet yang bisa hanya dijilid dengan straples atau juga tidak dijilid

18

karena cuma terdiri dari beberapa lembar, pada buku penjilidan yang baik

merupakan keharusan agar lembar-lembar kertasnya tidak tercerai-berai.

Ensiklopedi Indonesia (1980: 538) memberikan pengertian buku secara

lebih luas dengan menyebutkan bahwa, dalam arti luas buku mencakup semua

tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran

papirus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala bentuknya: berupa

gulungan, dilubangi dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan

kulit, kain, karton dan kayu.

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi

satu pada salah satu ujungnya dan berisitulisan atau gambar. Setiap sisi dari

sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan

perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book

atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika

aksesnya online).

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa buku

adalah lembaran halaman yang cukup banyak yang mencakup semua tulisan

dan gambar yang ditulis dan dilukis dijilid menjadi satu.

2. Jenis-jenis Buku

a. Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif

biasanya dalam bentuk cerita. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata)

dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural

dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita

19

tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari,

dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

b. Cergam

Arswendo Atmowiloto (1986) mengungkapkan bahwa cergam sama

dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan

lain-lain.

c. Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar

tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan

cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks.

Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam

koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Story telling,

dimana ia mendefinisikan komik sebagai “tatanan gambar dan balon kata

yang berurutan, dalam sebuah buku komik.” Sebelumnya, di tahun 1986,

dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan eknis dan

struktur komik sebagai sequential art, “susunan gambar dan kata-kata untuk

menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”.

d. Ensiklopedia

Kata “ensiklopedia” diambil dari bahasa Yunani enkyklios paideia

yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya

ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua

lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan

dengan kamus dan ensiklopedia-ensiklopedia awal memang berkembang

20

dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan ensiklopedia ialah bahwa

sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri atau lemma dilihat

dari sudut pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim

saja, sedangkan sebuah ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih

mendalam dari yang kita cari.

Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi

penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun

menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.

e. Nomik

Nomik adalah singkatan dari novel komik. Nomik merupakan jenis

komik yang ceritanya lebih kompleks seperti sebuah novel.

f. Antologi (kumpulan)

Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa yunani yang

berarti “karangan bunga” atau “kumpulan bunga”, adalah sebuah kumpulan

dari karya-karya sastra.

Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk

syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga

dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel

pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan

karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan

dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.

KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan

dari seorang atau beberapa orang pengarang. Antologi dapat pula disebut

bunga rampai.

21

g. Dongeng

Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran

fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan

moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk

lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari

pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari

generasi kegenerasi.

h. Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan

seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal

lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita

tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian.

i. Catatan harian (jurnal/diary)

Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian

atau catatan harian itu sendiri, misalnya Bersaksi di Tengah Badai karya

Wiranto.

j. Novelet

Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk

dikatakan novel terlalu pendek. Jumlah halaman novelet diperkira berada di

antara 40-50 halaman.

k. Fotografi

Fotografi berasal dari 2 kata yaitu photo yang berarti cahaya dan

graph yang berarti tulisan atau lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah

proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai

22

istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan

gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang

mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer

untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

l. Karya ilmiah

Karya ilmiah menurut Bambang Dwiloka (2005) adalah karya

seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh

melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain

sebelumnya. Contoh karya ilmiah adalah tesis, skripsi, dan sebagainya.

m. Tafsir

Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-quran

agar maksudnya lebih mudah dipahami. Tafsir harfiah berarti tafsir kata

demi kata, tafsir mimpi adalah penggunaan ciri-ciri modern untuk

menguraikan arti mimpi.

n. Kamus

Kamus adalah buku acuan yg memuat kata dan ungkapan, biasanya

disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau

terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yg memuat

kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan

tentang makna dan pemakaiannya (KBBI).

23

o. Panduan (how to)

Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam,

berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di luar

negeri, dan sebagainya.

p. Atlas

Kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam

bentuk buku, atlas juga ditemukan dalam bentuk multimedia, misalnya

Google Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara,

statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi.

q. Ilmiah

Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan. Misalnya, buku

yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam bahasa

ilmiah.

r. Teks

Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang

merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu

untuk maksud–maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan

sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para

pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat

menunjang suatu program pengajaran (Tarigan dan Tarigan, 1986: 13).

Contoh buku teks adalah buku pelajaran, diktat, modul.

24

s. Mewarnai

Buku jenis ini identik dengan buku anak-anak, isinya biasanya

berupa garis-garis yang membentuk gambar. Fungsinya, adalah membantu

anak-anak untuk belajar mewarnai objek.

3. Coffee Table Book

Secara etimologi, coffee table book terdiri dari tiga kata dalam bahasa

inggris yaitu “coffee”, “table”, dan “book”. Dalam Kamus Inggris Indonesia

(John M. Echols dan Hasan Shadily), coffee berarti kopi, table berarti

meja/daftar/table/skema, dan book berarti buku/kitab. Ketiga kata tersebut

membentuk sebuah kata majemuk yang tidak bisa diartikan secara terpisah

yaitu “coffee table book”.

"A coffee-table book is a large expensive book with a lot of pictures,

which is designed to be looked at rather than to be read properly, and is

usually placed where people can see it easily”

Dalam bahasa Indonesia coffee table book diterjemahkan sebagai buku

mahal yang besar dengan banyak gambar, yang dirancang untuk dilihat

daripada harus membaca dengan benar, dan biasanya ditempatkan di mana

orang bisa melihatnya dengan mudah.

Berdasarkan jenis-jenis buku, dapat dikatakan bahwa coffee table book

merupakan jenis buku fotografi karena memang konten dari buku ini sebagian

besar berisi data foto. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa coffee

table book merupakan sebuah buku yang mahal, tebal dan besar yang berisi

banyak gambar/foto yang ditempatkan di mana orang bisa melihatnya dengan

mudah.

25

D. Kajian Desain

1. Pengertian Desain

Desain merupakan suatu proses yang dapat dikatakan telah seumur

dengan keberadaan manusia di bumi. Hal ini sering tidak kita sadari.

Akibatnya, sebagian dari kita berpendapat seolah-olah desain baru dikenal

sejak jaman modern dan merupakan bagian dari kehidupan modern.

Dalam bahasa sehari-hari kata desain sering di artikan sebagai sebuah

perancangan, rencana atau gagasan. Pengertian seperti ini tidak sepenuhnya

salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia dikatakan bahwa desain sepadan dengan kata perancangan. Namun

demikian, kata merancang/rancang atau rancang bangun yang sering

disepadankan dengan kata desain ini nampaknya belum dapat mengartikan

desain secara lebih luas.

Kata “Desain” yang sebenarnya merupakan kata baru yang merupakan

peng-Indonesia-an dari kata design (bahasa Inggris) tetap dipertahankan. Kata

desain ini menggeser kata rancang bangun karena kata tersebut tidak dapat

mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor profesi atau kompetensi

(Sachari, 2000). Pengertian desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang

dan konteksnya. Desain dapat juga diartikan sebagai suatu kreasi seniman

untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula. Desain juga dapat

merupakan pemecahan masalah dengan suatu target yang jelas (Archer, 1965).

Sedangkan menurut Alexander (1963) desain merupakan temuan unsur fisik

yang paling objektif atau desain merupakan tindakan dan inisiatif untuk

merubah karya manusia (Jones, 1970).

26

Pada awalnya, istilah „desain‟ di Indonesia merupakan kata baru dari

„design‟ (bahasa Inggris) untuk kata „rancang/rancangan/merancang‟, namun

kurang mengekspresikan sebuah keilmuan. Kemudian di kalangan keilmuan

seni rupa, dilakukan nama program studi di perguruan tinggi (FSRD) sehingga

desain dipergunakan luas dalam keilmuan maupun profesi. Oleh Ruskin dan

Morris (tokoh anti industri di Inggris) pada abad ke-19, kata „desain‟ diberi

bobot sebagai seni berketrampilan tinggi (art and craft).

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa desain

merupakan suatu proses perancangan seseorang yang memiliki tindakan dan

inisiatif sebagai suatu karya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

tertentu.

2. Unsur-Unsur Pada Desain

a. Garis (Line)

Garis adalah salah satu unsur desain yang menghubungkan antara

satu titik poin dengan titik poin yang lain. Bentuknya berbagai macam

seperti bentuk garis lurus, melengkung, putus-putus, zig-zag, meliuk-liuk,

bahkan tidak beraturan. Masing-masing memiliki pencitraan yang berbeda

(Anggaraini, 2014: 32).

b. Bentuk (Shape)

Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki diameter, tinggi, dan

lebar. Bentuk-bentuk dasar yang pada umumnya dikenal adalah bentuk

kotak (rectanngle), lingkaran (circle), segitiga (triangle), lonjong (elips),

dan lain-lain Berdasarkan sifatnya, bentuk terbagi atas bentuk geometrik,

bentuk natural dan bentuk abstrak (Anggaraini, 2014: 33).

27

c. Teksture (Texture)

Teksture adalah tampilan permukaan atau corak dari suatu benda

yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau di raba. Misalnya permukaan

karpet, baju, kulit kayu, cat dinding, cat kanvas, dan lain-lain (Anggaraini,

2014: 34).

d. Gelap Terang / Kontras

Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan yang

lainnya, terdapat perbedaan baik warna atau titik fokus. Gelap terang atau

kontras dapat digunakan dalam desain sebagai salah satu cara untuk

menonjolkan pesan atau informasi yang dapat juga menambah kesan

dramatis yang akan membantu nilai keterbacaan, fokus, dan titik berat suatu

desain (Anggaraini, 2014: 35).

e. Ukuran (Size)

Ukuran dapat diartikan sebagai perbedaan besar kecilnya suatu

objek. Pemilihan ukuran ini bertujuan agar semua desain yang dibuat dapat

terbaca dengan baik, sesuai dengan hierarki. Sehingga pesan yang ingin

disampaikan kepada konsumen, akan lebih mudah dibaca dan dimengerti

(Anggaraini, 2014: 36).

f. Warna (Colour)

Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Warna juga

salah satu elemen yang dapat menarik perhatian, meningkatkan mood,

menggambarkan citra sebuah perusahaan, dan lain-lain. Warna dibagi

menjadi warna primer (merah, biru. Kuning), warna sekunder (campuran

merah dan biru), warna tersier (campuran dari ketiga warna merah, kuning,

28

dan biru), dan warna netral (campuran ketiga warna dasar dalam proporsi

1:1:1, seperti hitam).

Dalam penggunaan warna dapat dibedakan menjadi dua, yaitu warna

yang ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang digunakan pada

lampu, layar monitor, televisi dan sebagainya. Adapula warna yang dibuat

dengan menggunakan unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang

digunakan dalam proses pencetakan kepermukaan benda padat seperti

kertas, logam, kain atau plastik, dan lain-lain (Anggaraini, 2014: 37-40).

3. Tipografi

Tidak dapat dipungkuri bahwa teks adalah bagian dari desain grafis

yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk menguasai desain grafis, harus

dipelajari pula tipografi, yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang

huruf cetak.

Di dalam desain grafis, Tipografi didefinisikan sebagai suatu proses

seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Huruf cetak

memang huruf yang akan dicetakkan pada suatu media tertentu, baik

menggunakan mesin cetak offset, mesin dekstop, cetak sablon pada body

pesawat terbang, bordir pada kostum pemain sepak bola, maupun publikasi di

halaman web. Desain komunikasi visual tidak bisa lepas dari tipografi sebagai

unsur pendukungnya.

Lazlo Moholy berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi.

Oleh karena itu, tipografi harus bisa berkomunikasi dalam bentuknya yang

paling kuat, jelas (clarity), dan terbaca (legibility) (Kusrianto, 2007: 202).

29

a. Sejarah Huruf

Huruf cetak timah yang ditemukan oleh Johan Guttenberg pada

tahun 1440 merupakan tonggak sejarah tipografi yang sangat berarti.

Bahkan dikatakan bahwa Guttenberg adalah Bapak Desain Grafis. Setelah

era tersebut, huruf-huruf latin yang kita pergunakan mulai di ciptakan satu

demi satu. Hingga kini telah ada jutaan jenis font digital. Tokoh-tokoh

tipografi terkenal dalam sejarah yang perlu kita ketahui diantaranya adalah

Bidot, Herbert Bayer, Giambattista Bodoni, Aldus Manutius, William

Casslon, Theodore Loe De Vinne, Robert estienne, Frederic William Goudy,

El Markovich Lissitzky, William Morris, Eric Rowton Gill, dan Stanley

Morrison.

b. Ciri-ciri huruf berdasarkan anatominya

Ada 4 kelompok huruf sesuai ciri-ciri anatominya (Kusrianto, 2007:

202-204), yaitu:

a) Oldstyle

Huruf Oldstyle diciptakan dalam periode tahun 1470. Ciri-ciri

huruf Oldstyle adalah diagonal stress, serif, serif pada huruf biasa

berbentuk miring, perbedaan antara bagian tipis dan tebal pada store

sedang.

Beberapa font yang kategorikan ke dalam kelompok oldstyle

adalah Bembo, Bauer Text, CG Cloister, ITC Usherwood, Claren-don,

Garamond, Goudy Oldstyle, Palatino (Palmspring), dll.

30

b) Modern

Dimulai pada adab ke-18 ketika Giambastita Bodoni menciptakan

karya-karyanya yang kita kenal sebagai font Bodoni hingga sekarang.

Ciri-ciri huruf Modern adalah Vertical stress, serif pada huruf kecil

berbentuk lurus, bagian tebal dan tipis pada stroke perbedaannya ekstrim.

Font-font yang termasuk dalam kelompok Modern di antaranya

Bodoni, Torino, Auriga, ITC Modern, ITCFenice, Bidot, Melior,

Bookman, dll.

c) Slab Serif

Masa kemunculan jenis huruf Slab Serif bervariasi dan ikut

menandai kemunculan huruf-huruf yang berfungsi lebih tepat sebagai

penarik perhatian yaitu sebagai header. Kelompok huruf Slab Serif

ditandai dengan bentuk serif yang tebal, serif pada huruf kecil berbentuk

horizontal dan tebal, vertical stress, bagian stroke yang tebal dan tipis

bedanya tidak terlalu besar. Contoh huruf Slab Serif antara lain Boton,

Aachen, Calvert, Clarendon, Serifa, Rockwell, dll.

d) Sans Serif

Pertama kali diciptakan oleh William Caslon IV pada tahun 1816.

Sans serif adalah huruftanpa serif (kait di ujung), pada semua ujung

huruf tanpa serif, pada stroke tebalnya sama, dan tanpa stress karena

tidak ada selish tebal tipis. Contoh huruf Sans Serif antara lain Franklin

Gothic, Helvetica, Univers, Formata, Futura, Optima, dll.

31

E. Layout Sebagai Salah Satu Elemen Desain

1. Layout

Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tataletak elemen-elemen

desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung

konsep/pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses/tahapan

kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya,

sedangkan layout pekerjanya (Rustan, 2009:0-1). Dalam membuat layout perlu

bagi seorang desainer yang baik untuk memulainya dengan membuat:

a. Konsep desain

Sebelum memulai suatu proyek desain, seorang desainer yang

bekerja pada sebuah perusahaan biasanya akan diberi creative brief tertulis

yang fungsinya sama dengan konsep desain.

b. Media dan spesifikasinya

Menentukan media dan spesifikasi apa yang akan digunakan seperti:

media apa yang cocok, bahan, ukuran, posisi, kapan, berapa lama dan di

mana saja karya desain tersebut akan didistribusikan /diperlihatkan kepada

target audiens.

c. Thumbnails dan dummy

Thumbnails adalah sketsa layout dalam bentuk mini. Thumbnails

berguna tidak hanya untuk memperkirakan letak elemen-elemen layout pada

suatu halaman tunggal namun termasuk juga urutan dan pengaturan halaman

untuk suatu karya desain publikasi yang lebih kompleks. Dummy atau mock-

up adalah contoh jadi suatu desain nantinya. Dummy berguna untuk look

dan feel-nya dan untuk mengantisipasi kesalahan.

32

d. Desktop Publishing

Saat ini sudah beredar banyak program desktop publishing di

pasaran, seperti InDesign, PageMaker, photoshop, FreeHand, Ilustrator,

CorelDraw, dll. Software tersebut diperuntukkan untuk membantu dalam

proses pembuatan layout seorang desainer nantinya yang semuanya saling

berkaitan.

e. Percetakan

Pada saat ini ada lima macam teknik cetak yang umumnya

digunakan, yaitu:

a) Offset

Teknik yang paling umum digunakan untuk mencetak brosur,

buku, majalah, tabloid, koran, kalender, dll.

b) Flexografi/cetak tinggi

Teknin banyak digunakan untuk mencetak di atas karton

gelombang atau untuk label kemasan produk.

c) Rotograve

Teknik ini umumnya untuk mencetak label berbahan plastik

untuk kemasan produk.

d) Sablon/cetak saring/screen printing

Teknik ini banyak digunakan untuk mencetak kaos, mug, kartu

nama.

33

e) Digital

Teknik ini cocok untuk kebutuhan mencetak dalam waktu singkat

dengan kuantitas yang tidak terlalu besar. Biasanya untuk banner, poster,

dll.

2. Elemen Layout

Layout memiliki banyak sekali elemen yang mempunyai peran berbeda-

beda dalam membangun keseluruhan layout. Untuk membuat layout yang

optimal, desainer perlu mengetahui peran masing-masing elemen tersebut

(Rustan, 2009:23).

a. Elemen Teks

a) Judul ( Head/heading/headline)

Suatu artikel biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata

singkat yang disebut judul. Judul diberi ukuran untuk menarik perhatian

pembaca dan membedakannya dari elemen layout lainnya.

b) Bodytext ( bodycopy/ copy/ copytext)

Isi/ naskah/ artikel/ merupakan elemen layout yang paling

memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut.

c) Subjudul (subhead/ crosshead)

Artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi

beberapa segmen sesuai topiknya. Subjudul berfungsi sebagai judul

segmen-segmen tersebut.

d) Caption

Caption biasanya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya

atau jenis hurufnya dengan bodytext dan elemen teks lainnya.

34

e) Callouts

Pada dasarnya sama seperti caption, kebanyakan callouts

menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan,

misalnya pada diagram.

f) Kickers (eyebrows)

Kickers adalah satu atau beberapa kata pendek yang terletak di

atas judul, fungsinya untuk memudahkan pembaca menemukan topik

yang diinginkan dan mengingatkan lokasinya saat membaca artikel

tersebut.

g) Initial Caps

Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada

paragraf. Initial caps juga berfungsi sebagai penyeimbang komposisi

suatu layout.

h) Lead Line

Beberapa kata pertama atau seluruh kata di baris paling awal pada

tiap paragraf, yang dibedakan atribut hurufnya. Fungsinya sama dengan

penanda antar paragraf lainnya: agar mudah menangkap paragraf

berikutnya.

i) Header dan Footer

Header adalah area di antara sisi atas kertas dan margin atas.

Footer adalah area di antara sisi bawah kertas dan margin bawah.

35

j) Running Head (running headline/runningtitle/running feet/runners)

Judul buku,bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan

informasi lainnya yang berulang-ulang pada tiap halaman dan posisinya

tidak berubah.

k) Catatan Kaki (footnote/referensi/sumber/resource)

Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagian tulisan tertentu

di dalam naskah.

l) Signature (mandatories)

Umum dijumpai di flier, brosur, poster, dll. Berisi alamat, nomer

telepon,atau orang yang bisa dihubungi atau informasi tambahan lainnya.

m) Nameplate

Nama surat kabar, majalah, tabloid,atau newsletter. Biasa dibuat

dalam ukuran yang besar diletakkan pada bagian atas halaman depan

pada surat kabar, newsletter, tabloid atau di cover depan majalah.

n) Masthead

Area pada halaman surat kabar/majalah/newsletter yang berisi

informasi tentang penerbitnya: nama-nama staff, kontributor, cara

berlangganan, alamat dan logo penerbit, dll.

b. Elemen Visual

a) Foto

Kekuatan terbesar dari fotografi pada media periklanan

khususnya adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk memberi

kesan sebagai „dapat dipercaya‟.

36

b) Artworks

Artworks adalah segala jenis karya seni bukan fotografi baik itu

berupa ilustrasi, kartun dan sketsa.

c) Informational Graphics (infographics)

Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survey dan penelitian

yang disajikan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan, peta,

dll.

d) Garis

Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat fungsional antara

lain membagi suatu area, penyeimbang berat dan sebagai elemen

pengikat sistem desain supaya terjaga kesatuannya.

e) Kotak (box/bingkai/border/frame)

Berisi artikel yang bersifat tambahan/suplemen dari artikel utama.

f) Inzet (inset/inline graphics)

Elemen visual yang berukuran kecil yang diletakkan di dalam

elemen visual yang lebih besar. Fungsinya memberi informasi

pendukung.

g) Point (bullets)

Suatu daftar/list yang mempunyai beberapa baris berurutan ke

bawah, biasanya di depan tiap barisnya diberi penanda angka atau poin.

c. Invisible Elements

a) Margin

Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang

yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout.

37

b) Grid

Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout.

Grid mempermudah kita menentukan di mana harus meletakkan elemen

layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih

untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman. Berikut ini

adalah jenis grid yang digunakan dalam me-layout:

i. Manuscript Grid (Grid 1 Kolom)

Adalah grid dengan struktur yang paling sederhana. Grid ini

hanya menggunakan satu kolom. Struktur utama grid ini ditentukan

oleh kotak satu kolom di tengah. Pada grid ini diletakkan seperti

catatan kaki, nomor halaman, dan informasi sekunder lainnya.

ii. Column Grid (Grid Kolom)

Column grid tersusun dengan menempatkan beberapa kolom

dalam formatnya dan penggunaannya lebih fleksibel. Column grid

banyak digunakan untuk layout publikasi dengan tingkatan yang lebih

kompleks atau ingin mengintegrasikan teks dengan ilustrasi. Semakin

banyak kolom yang dibuat, semakin dinamis gridnya.

iii. Modular Grid (Grid Modular)

Adalah column grid dengan penambahan divisi horizontal

(rows/baris). Dengan demikian akan terlihat pembagian yang

konsisten antara kolom dan barisnya. Pertemuan antara divisi vertikal

dan horizontal itulah yang disebut modul. Contohnya, layout pada

katalog produk, atau galeri foto pada suatu website.

38

iv. Hierarchical Grid

Hierarchical grid dapat ditemukan pada layout website.

Hierarchical grid, dirancang dengan mengandalkan intuisi dalam

peletakan elemen-elemennya dengan mengutamakan penyampaian

informasi sesuai dengan prioritas kepentingannya (hierarki).

3. Prinsip Layout

Prinsip-prinsip layout dapat dianalogikan sebagai suatu formula untuk

membuat suatu layout yang baik (Rustan, 2009:73).Berikut ini prinsip-prinsip

layout tersbut, yaitu:

a. Sequence

Sequence yakni urutan perhatian dalam layout atau aliran pandangan

mata ketika melihat layout. Layout yang baik dapat mengarahkan ke dalam

informasi yang disajikan pada layout yang diatur sesuai prioritas. Misalnya

dari informasi paling penting sampai yang kurang penting (Anggaraini,

2014: 75).

b. Emphasis

Emphasis yaitu penekanan di bagian-bagian tertentu pada layout.

Penekanan ini berfungsi agar pembaca dapat lebih terarah atau fokus pada

bagian yang penting. Emphasis dapat diciptakan dengan cara berikut:

a) Memberikan ukuran huruf yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-

elemen layout lainnya pada halaman tersebut.

b) Menggunakan warna yang kontras/berbeda dengan latar belakang dan

elemen lainnya.

39

c) Meletakkan hal yang penting tersebut pada posisi yang menarik

perhatian.

d) Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya

(Anggaraini, 2014: 76).

c. Keseimbangan (balance)

Merupakan teknik mengatur kesimbangan pada layout. Prinsip

keseimbangan dibagi menjadi dua jenis, yaitu keseimbangan simetris (sisi

yang berlawanan harus sama persis agar tercipta sebuah keseimbangan) dan

keseimbangan asimetris (obyek-obyek yang berlawanan tidak sama atau

seimbang) (Anggaraini, 2014: 76).

d. Unity

Unity yaitu menciptakan kesatuan pada desain keseluruhan. Seluruh

elemen yang digunakan harus saling berkaitan dan disusun secara tepat

(Anggaraini, 2014: 77).

F. Batik

1. Sejarah Batik

Motif-motif batik di Indonesia dapat ditemukan pada beberapa artefak

budaya, seperti pada candi-candi. Motif dasar lereng dapat ditemukan pada

patung emas Syiwa (dibuat abda IX) di Gemuruh, Wonosobo. Dasar motif

ceplok ditemukan pada pakain patung Ganesha di Candi Banon dekat Candi

Borobudur (dibuat abad IX). Batik juga ditemukan pada titik-titik dalam motif

pada patung Padmipani di Jawa Tengah (awal abad VIII-X). Motif liris

40

ditemukan pada patung Manjusri, Ngemplak, Semongan, Semarang (dibuat

abad X).

Batik semakin eksis pada masa kerajaan Majapahit dengan wilayah dan

kekuasaan yang sangat luas. Batik di Indonesia mulai terekam jelas sejak masa

Kerajaan Mataram Islam, yang bersumber dari keraton, seperti motif parang

rusak, semen rama, dll. Pada awalnya, batik digunakan sebagai hiasan pada

daun lontar yang berisi naskah atau tulisan agar tampak lebih menarik. Seiring

perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa asing, maka mulai

dikenal media batikmpada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan sebagai corak

kain yang berkembang sebagai busana tradisional, khusus digunakan di

kalangan ningrat keraton.

Sejarah perbatikan di Indonesia sering dikaitkan dengan kerajaan

Majapahit dan penyebaran ajaran islam di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan

dengan penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat Jombang yang

menggambarkan sosok Raden wijaya, raja pertama Majapahit (memerintah

1294-1309), memakai kain batik bermotif kawung. Oleh sebab itu, kesenian

batik diyakini telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit secara turun-

temurun. Wilayah Kerajaan Majapahit yang sangat luas menyebabkan batik

juga dikenal luas di Nusantara. Sejarah batik di Nusantara di kelompokkan

menjadi tiga kelompok besar yaitu:

a. Batik keraton (batik kalangan keraton, seperti keraton Yogya dan keraton

Solo) yang memiliki ragam khusus, hiasan bersifat simbolis, berlatarkan

budaya Hindu, Budha, dan Islam, serta memiliki warna-warna yang

41

cenderung netral atau kalem seperti soga (merah), indigo (biru), hitam,

cokelat, dan putih.

b. Batik pesisiran (batik Pekalongan, Indramayu, Cirebon, Garut, Lasem dan

Tegal) yang memiliki ragam hiasan natural dan dipengaruhi oleh berbagai

budaya asing karena pesisir (pantai) adalah tempat pertemuan berbagai

bangsa (pelabuhan). Warna-warna di dalam batik pesisiran sangat beraneka

ragam dan lebih berani tampil mencolok.

a) Batik Pekalongan

Batik Pekalongan termasuk batik pesisiran yang paling kaya akan

warna. Batik Pekalongan paling terasa pengaruhnya yang dibawa oleh

para pendatang keturunan Tionghoa, Belanda dan Arab. Motif-motifnya

bersifat bebas, meskipun sebagian motifnya masih banyak mengandung

ornamen batik Solo atau Yogya, namun sudah dimodifikasi dengan

variasi warna yang atraktif (Kusrianto, 2013: 211).

Dilihat dari proses dan desainnya, batik Pekalongan banyak

dipengaruhi oleh batik dari Demak. Awal abad xx, proses pembatikan

yang dikenal di Pekalongan adalah batik tulis dengan bahan mori buatan

dalam negari dan sebagian impor. Setelah Perang Dunia I baru dikenal

pembuatan batik cap dan pemakaian obat-obat buatan Jerman dan Inggris

(Wulandari, 2011: 25-26).

b) Batik Indramayu

Budaya membatik di Indramayu diperoleh dari pedagang

Tionghoa yang menjual pewarna alam dari daun nila/tom dari Lasem.

Dengan dipakainya pewarnanya dari Lasem ini, maka hasil kerajinan

42

batik Indramayu mempunyai kesamaan dengan batik yang dibuat di

daerah Lasem. Kesamaan ini meliputi motif-motif dan cara

pembuatannya (Kusrianto, 2013: 64).

c) Batik Cirebon

Batik tumbuh sangat subur di daerah Cirebon. Batik Cirebon

berkaitan erat dengan Kerajaan Kanoman, Kasepuhan, dan Keprabonan.

Batik Cirebon muncul di lingkungan keraton dan dibawa keluar oleh abdi

dalem yang bertempat tinggal di luar keraton. Batik di Cirebon sudah

dikenal sejak abad XIII. Motif laut pada batik Cirebon dipengaruhi oleh

alam pemikiran Cina karena Kesultanan Cirebon di masa lampau pernah

menyunting seorang putri dari Cina (Wulandari, 2011: 33-34).

d) Batik Garut

Garut adalah salah satu sentra pembuatan batik pesisiran yang

sangat maju.Industri batik di daerah Garut sempat terhenti pada masa

pendudukan jepang tahun 1942-1945. Namun pada tahun 1949, usaha

pembatikan pesisiran yang tumbuh pesat di Garut mulai bergerak

kembali dan dikerjakan oleh beberapa keluarga perajin (Wulandari, 2011:

34). Ragam hias pada batik Garutan lebih kaya dibandingkan dengan

batik Tasikmalaya dan Ciamis sehingga batik Garutan lebih terkenal

dibandingkan batik kedua daerah tetangganya.

Sebagian besar batik Garutan memperlihatkan pengaruh dari

Keraton Surakarta dan Yogyakarta, selain juga Keraton Cirebon. Pada

perkembangannya, pengaruh motif batik keturunan Tionghoa dan

43

keturunan Belanda juga masuk kebatik Garutan sekalipun tidak terlalu

dominan (Kusrianto, 2013: 65).

e) Batik Lasem

Menurut catatan sejarah, Lasem tempo dulu (1350-1375) adalah

sebuah kerajaan kecil dibawah Kerajaan Majapahit. Lasem menerima

pengaruh dari Jawa, Cina, Arab, Belanda, Champa (Vietnam Tengah),

Budha, Hindu, dan Islam. Itulah sebabnya batik Lasem merupakan batik

yang multikultur, bukan hanya batik bergaya Cina-Jawa meski ada

pengaruh dari keraton (Majapahit-Solo-Yogya). Batik Lasem mulai

diproduksi sejak tahun 1415 yang dikenalkan oleh putri Na Lui Ni dari

Champa. Na Lui Ni adalah istri salah seorang nahkoda kapal yang

dipimpin Laksamana Cheng Ho, yang bernama Bi Nong Hua. Usai

menemukan pujaan hatinya, sang nahkoda meminta izin pada Cheng Ho

untuk menetap di Lasem, yang kemudian disetujui (Kusrianto, 2013:

223-224).

f) Batik Tegal

Tegal adalah kota pelabuhan yang strategis. Letaknya di tengah-

tengah jalur pantai utara pulau Jawa antara Surabaya Jakarta. Pembatikan

mulai dikenal di Tegal semenjak akhir abad ke-19. Batik tulis Tegal atau

disebut Batik Tegalan dapat dikenali dari corak gambar atau motif

rengrengan besar atau melebar. Isen-isennya agak kasar diilhami oleh

flora dan fauna lingkungan. Ini dipadukan dengan warna spesifik yang

lembut atau kontras yang merupakan motif batik gaya pesisiran

(Kusrianto, 2013: 219).

44

Budaya busana batik di Tegal dibawa Raja Amangkurat I (Sunan

Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang

saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya

perajin batik. Pembatik ini akhirnya menetap di Tegal dan menurunkan

ilmunya pada anak cucunya dan meluas ke masyarakat (Kusrianto, 2013:

220).

c. Batik pedalaman (batik bali, lampung, abepura, dll). Batik pedalaman

memiliki motif, corak, dan ragam hiasan yang berbeda dengan batik keraton

maupun batik pesisiran. Batik-batik ini sangat eksis di daerah masing-

masing, tetapi sering dianggap bukan batik, bahkan sering disebut kain

bermotif karena corak dan warnanya yang keluar dari pakem (aturan) corak

dan warna batik, meskipun cara dan pembuatannya mengikuti proses

pembuatan batik. Namun diluar semua itu, keberadaan batik pedalaman ini

telah ikut mewarnai sejarah perkembangan batik di Nusantara (Wulandari,

2011: 51-52).

2. Pengertian Batik

Kata “batik” berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa: yaitu “amba”,

yang mempunyai arti “menulis” dan “titik” yang mempunyai arti “titik”, di

mana dalam pembuatan kain batik sebagian prosesnya dilakukan dengan

menulis dan sebagian dari tulisan tersebut berupa titik. Titik berarti juga tetes,

yang berarti dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin di atas

kain putih (Lisbijanto, 2013: 6-7)

Batik dalam pengertian dari cara pembuatan adalah bahan kain yang

dibuat dengan dua cara. Pertama, bahan kain dengan teknik pewarnaaan kain

45

yang menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain, atau

sering disebut wax-resist dyeing. Kedua, bahan kain dibuat dengan teknik

pewarnaan yang menggunakan motif-motif tertentu yang sudah lazim atau

mempunyai ciri khas sesuai dengan karakter masing-masing pembuatnya.

Batik merupakan bahan kain yang sangat erat dengan nilai budaya

masyarakat, sehingga batik tidak saja sebagai hasil produksi semata, tetapi juga

merupakan hasil budaya dari suatu masyarakat.

3. Jenis Batik Menurut Teknik Pembuatannya

a. Batik tulis

Batik tulis adalah kain batik yang cara membuatnya, khususnya

dalam membentuk motif atau corak batik dengan menggunakan tangan dan

alat bantu canting. Kain batik tulis mempunyai ciri khas yang tidak sama

persisi bentuknya setiap kain, sehingga membuat harga kain batik tulis ini

sangat mahal.

Batik tulis yang baik adalah kain batik yang halus cara membatiknya

dan mempunyai warna yang etnik. Kain batik tulis dahulu sering digunakan

oleh raja dan para pembesar keraton serta bangsawan sebagai simbol

kemewahan.

b. Batik cap

Batik cap adalah kain yang cara pembuatan corak dan motifnya

dengan menggunakan cap atau semacam stempel yang terbuat dari tembaga.

Namun kain batik cap ini kurang mempunyai nilai seni, karena hasil dari

proses ini terlihat sama persis setiap helainya dan kurang menarik bagi yang

46

memahami batik. Harga kain batik cap lebih murah karena cara

pembuatannya bisa dilakukan secara masal.

c. Batik lukis

Batik lukis adalah kain batik yang proses pembuatannya dengan cara

dilukis pada kain putih, dalam melukis juga menggunakan bahan malam

yang kemudian diberi warna sesuai dengan kehendak seniman tersebut.

Batik lukis ini sebenarnya merupakan pengembangan motif batik diluar

batik tulis dan batik cap. Harga batik lukis ini cukup mahal karena dibuat

dalam jumlah yang terbatas dan mempunyai ciri ekslusif.