BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi -...

30
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa latin yakni Relegere, yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian itu juga sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi pada Tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Menurut the wold book dictionary, kata Religioucity berarti regious feeling or sentiment atau perasaan keagamaan. Religi lebih luas lebih mengarah pada masalah personalitas dan bersifat dinamis karna lebih menonjolkan eksistensinya sebagai manusia. Menurut Mangun Wijaya (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2010: 326-327) mengemukakan bahwa perbedaan agama dengan religiusitas agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian pada tuhan dengan hukum hukum yang resmi sedangkan religiussitas bersifat mengatasi lebih dalam dan lebih luas dari agama yang tampak, formal dan resmi ”. Menurut Ratnawati (dalam Saidah Arafah, 2005:17) mengemukakan bahwa “Religiusitas berkaitan dengan kebebasan orang untuk menjaga kualitas keberagamannya jika dilihat dari dimensi yang paling dalam dan personal yang sama sama sekali berada diluar kategori kategori ajaran agama. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Religiusitas adalah suatu perasaan keagamaan yang lebih mengarah pada eksistensinya sebagai manusia

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi -...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

5

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Religi

Religi berasal dari bahasa latin yakni Relegere, yang mengandung arti

mengumpulkan dan membaca. Pengertian itu juga sejalan dengan isi agama

yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi pada Tuhan yang terkumpul

dalam kitab suci yang harus dibaca. Menurut the wold book dictionary, kata

Religioucity berarti regious feeling or sentiment atau perasaan keagamaan. Religi

lebih luas lebih mengarah pada masalah personalitas dan bersifat dinamis karna

lebih menonjolkan eksistensinya sebagai manusia.

Menurut Mangun Wijaya (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2010: 326-327)

mengemukakan bahwa “ perbedaan agama dengan religiusitas agama lebih

menunjukkan pada kelembagaan kebaktian pada tuhan dengan hukum –

hukum yang resmi sedangkan religiussitas bersifat mengatasi lebih dalam

dan lebih luas dari agama yang tampak, formal dan resmi ”.

Menurut Ratnawati (dalam Saidah Arafah, 2005:17) mengemukakan

bahwa “Religiusitas berkaitan dengan kebebasan orang untuk menjaga kualitas

keberagamannya jika dilihat dari dimensi yang paling dalam dan personal

yang sama sama sekali berada diluar kategori – kategori ajaran agama”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Religiusitas adalah suatu

perasaan keagamaan yang lebih mengarah pada eksistensinya sebagai manusia

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

6

karena bersifat personalitas dan cakupannya pun lebih luas dari pada agama yang

hanya terbatas pada ajaran-ajaran dan pertautan-pertautan.

Religiusitas dalam Konteks ini meliputi beberapa unsur fundamental

yaitu: Aqidah, Syariah, Akhlak dan Ilmu Fiqh, empat hal dari unsur religi ini

tidak dapat dipisahkan karena sangat berkaitan dengan yang lainnya. Berikut

akan diuraikan hal yang berkaitan dengan empat unsur tersebut:

1. Aqidah

Aqidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminologi berarti landasan

yang mengikat, yaitu keimanan, itu sebabnya ilmu tauhid disebut ilmu aqoid

(jamak aqidah).

Aqidah menurut Azyumardi Azra (2002: 103-104) “ merupakan ajaran

tentang apa saja yang mesti dipercayai, diyakini dan diimani oleh setiap orang

islam. Oleh karena itu Aqidah merupakan ikat dan simpul dasar islam yang

pertama dan utama” .

Menurut Iman Rejono (1996: 67) “mengatakan aqidah adalah suatu yang

mengeraskan hati membenarkan yang membuat jiwa tenang dan menjadi

kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan”.

Dari pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa aqidah adalah

keyakinan dasar yang menguatkan atau meneguhkan jiwa sehingga jiwa

terbebas dari rasa kebimbangan atau keraguan di dalam Islam disebut dengan

iman.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

7

a. Ketauhidan

Kata ketauhidan adalah bentuk jadian dari kata dasar tauhid.Tauhid adalah

suatu kepercayaan atau keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Kepercayaan terhadap adanya Alam Gaib

Artinya setiap manusia yang beriman harus mempercayai adanya alam lain

dibalik alam semesta ini yakni alam gaib. Seperti alamnya para Malaikat, Jin dan

alam roh Manusia yang telah terlepas dari jasadnya yang bisa disebut alam baka,

dimana dalam alam tersebut manusia terlepas dari segala urusan yang bersifat

duniawi.

c. Iman Terhadap Takdir

Kepercayaan yang benar terhadap takdir Tuhan ini akan memberikan

sublime (nilai hidup yang tinggi) bagi seorang yang mempercayai takdir Tuhan

dengan sungguh-sungguh akan menerima keadaan dengan wajar dan bijaksana.

2. Syariah

Menurut Abu Ahmadi dan Salimi Noor (2008: 237) “mendefinisikan syariah

adalah tata cara atau tentang prilaku hidup manusia untuk mencapai keridhoan

Allah SWT”.

Adapun ruang lingkup syariah mencakup peraturan-peraturan sebagai

berikut:

a. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur, hubungan langsung

dengan Allah SWT. Yang terdiri atas:

1) Rukun islam: Mengucapkan sahdatain, mengerjakan shalat, zakat,

puasa dan haji.

2) Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun islam

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

8

b. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan

lainnya dalam hal tukar menukar harta, diantaranya: pinjam

meminjam, sewa menyewa dan kerjasama dagang.

c. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang

dengan orang lain dalam hubungan berkeluarga (nikah dan yang

berhubungan dengannya), perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah,

penyusunan pemeliharaan anak pergaulan suami dan istri serta hal-hal

lain.

d. Siyasah, yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan

(politik) diantaranya: persaudaraan, musyawarah, toleransi, tanggung

jawab dan lain-lain.

e. Akhlak, yaitu mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya: syukur,

sabar, tawadhu (rendah diri), pemaaf, tawakal, istiqomah berani dan

berbuat baik kepada orang tua.

Selain itu juga menurut Mohamad Idris Ramulyo (2004:9) “syariat

merupakan sasaran dari ilmu pengetahuan yang khusus disebut alfiqh.

Lebih jauh Syafi'I (dalam Mohamad Idris Ramulyo, 2004: 8) berpendapat

bahwa “ syariah merupakan peraturan-peraturan lahir dan bathin bagi umat islam

yang bersumber pada wahyu Allah dan kesimpulan-kesimpulan (deductions)

yang dapat ditarik dari wahyu Allah, dan sebagainya”. Peraturan-peraturan lahir

itu mengenai cara bagimana manusia berhubungan dengan Allah dan sesama

makhluk lainya.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, syariah adalah

tata cara atau peraturan-peraturan tentang perilaku hidup manusia secara lahir

dan bathin yang menyangkut bagaimana cara manusia berhubungan dengan

Allah dan dengan sesama makhluk lain untuk mencapai keridhoan Allah SWT

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

9

3. Akhlak

Secara Etimologi (arti Bahasa) akhlak berasal dari kata khalaqa, yang

kata asalnya berarti: perangkai, tabiat, adat, atau khalqun yang berarti kejadian,

buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak berarti perangkai, adat, tabiat,

sistem prilaku yang baik.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia “akhlak adalah kelakuan,

tabiat, tingkah laku, seorang muslim hendaknya mempunyai akhlak mulia;

misalnya anak itu akhlaknya buruk sehingga tidak disukai oleh teman-

temannya”.

Akhlak sering juga disebut dengan moral, diartikan sebagai ajaran baik

buruk perbuatan atau kelakuan. Lebih jelasnya akhlak merupakan sistem nilai

yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di atas bumi. Sistem nilai

yang dimaksud adalah ajaran islam dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul

sebagai sumber nilainya serta ijetihad (hukum islam).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah

tingkah laku, budi pekerti yang melekat pada jiwa seseorang untuk melakukan

suatu hal atau perbuatan.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

10

Hal-hal yang fundamental terkait dengan penelitian didalam akhlak

adalah sebagai berikut:

a. Akhlak Kepada Allah

1) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk

menyembahnya sesuai dengan perintahnya. Seseorang muslim

beribadah membuktikan ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah

Allah. Berakhlak kepada Allah dilakukan melalui media komunikasi

yang telah disediakan, antara lain ibdah sholat.

2) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam situasi dan

kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir

kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati (Q.S.Ar-

Ra'd:28).

3) Berdoa kepada Allah, yaitu senantiasa merendahkan diri kepadanya,

meminta dan memohon tentang segala sesuatu yang kita niatkan dan

semata-mata berniat kepadaNya.

4) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri kepada Allah SWT atas

segala sesuatu yang dilakukan. Bahwasanya manusia hanya bisa

berusaha dan Allah yang menentukan segalanya. Seperti Firman Allah

dalam Q.S. Hud: 56." Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah

Rabb-ku dan Rabb-mu. Tidak ada sesuatu binatang melata pun

melainkan dia-lah yang memegang ubun-ubunnya."

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

11

b. Akhlak kepada kedua orang Tua

Berbuat baik kepada kedua orang tua, (birul waalidaini) merupakan akhlak

yang paling mulia (mahmudah) sebab pada hakekatnya hanya kepada ayah

dan ibulah yang paling banyak berjasa kepada anak-anaknya. Sehingga

berbakti, mengabdi, dan menghormati kedua orang tua adalah merupakan

kewajiban bagi semua anak.

c. Akhlak dalam menerima ketentuan Allah

Akhlak dalam menerima ketentuan Allah adalah salah satu bagian dari

perilaku yang terpuji dan menduduki tempat yang utama dalam

menentukan kesempurnaan pribadi. Karena segala yang terjadi, sedang

terjadi, dan yang akan terjadi semua telah menjadi ketentuan Allah SWT,

termasuk sifat baik dan buruk.

d. Perasaan malu (Al-Haya)

Rasa malu bagi orang mukmin merupakan basis nilai-nilai keutamaan

dan menjadi dasar akhlak yang mulia (Akhlakul karimah). Sebab malu

kepada Allah akan menjadi dasar timbulnya perasaan malu terhadap

orang lain dan diri sendiri. Karena seorang mukmin yang malu kepada

Allah tidak akan mendurhakainya dengan melanggar larangan atau

melalaikan perintahnya.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

12

2.1.1 Religi Sebagai Sistem Kebudayaan

Istilah religi pada umumnya mengandung makna kecendrungan batin

manusia untuk berhubungan dengan kekuatan alam semesta, dalam mencari

nilai dan makna kekuatan alam semesta itu dianggap suci, dikagumi, dihormati

dan sekaligus ditakuti karena luar biasa sifatnya. Manusia percaya bahwa "yang

suci" itu ada dan diluar kemampuan dan kekuasaannya, sehingga manusia

meminta perlindunganNya dengan menjaga keseimbangan alam melalui

berbagai upacara. Istilah religi di sini menunjukan adanya hubungan antara

manusia dengan kekuasaan ghaib di luar kemampuanya, berdasarkan

kepercayaan atau keyakinan mereka yang termanifestasikan ke dalam tiga

wujud kebudayaan, yaitu sistem gagasan, sistem tindakan dan artefak.

Definisi Religi yang melihat sebagai suatu upaya simbolis dikemukakan

oleh J. Van Ball (1971: 242). “Religi adalah suatu sistem simbol-simbol yang

dengan sarana tersebut manusia berkomunikasi dengan jagat rayanya”.

Uraian di atas membuktikan kompleksnya pengertian religi, namun pada

prinsipnya religi harus memuat lima unsur yaitu :

1. Adanya emosi

2. Keyakinan

3. Upacara

4. Peralatan dan

5. Pemeluk atau para penganut

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

13

Hal yang terakhir ini cukup penting karena suatu upacara atau tindakan

simbolis tertentu seperti berdoa menandahkan tangan ke atas bukan hanya

sekedar gerakan kinetik tanpa arti. Gerakan tangan tersebut sering kali

merupakan gerakan simbolis yang sarat dengan makna.

Demikian definisi tentang “religi itu yakni definisi yang memberi

memuat hal-hal keyakinan, upacara dan peralatan, sikap dan prilaku, alam

pikiran dan perasaan di samping hal-hal yang menyangkut para penganutnya

sendiri” (Koentjaraningrat, 1977: 269-272).

Ada Empat Fungsi religi yaitu:

a. Membantu dan mendukung berlakunya nilai-nilai yang ada dan

mendasar dari kebudayaan suatu masyarakat.

b. Menyajikan berbagai penjelasan mengenai hakekat kehidupan manusia

dan lingkungan serta ruang dan waktu.

c. Religi memainkan peran yang besar bagi individu-individu karena

religi menyajikan penjelasan dan bertindak sebagai kerangka sandaran

bagi ketentraman dan penghiburan hati dalam keadaan kesukaran dan

kekacoan yang dihadapi manusia.

d. Religi mampu menyajikan berbagai faktor dan bidang kehidupan ke

dalam suatu pengorganisasian yang menyeluruh, sehingga

menciptakan rasa aman dan pencapaian tujuan kebenaran bersama.

2.1.2 Unsur Khusus dalam Sistem Religi

Semua aktifitas manusia yang bersangkutan dengan religi berdasarkan

atas suatu getaran jiwa, yang biasanya disebut emosi keagamaan (religious

emotion). Emosi keagamaan ini biasanya pernah dialami oleh setiap manusia,

walaupun getaran emosi itu mungkin hanya berlangsung untuk beberapa detik

saja, untuk kemudian menghilang lagi. Emosi keagamaan itulah yang

mendorong orang melakukan tindakan-tindakan riligi. Demikan juga benda-

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

14

benda, tindakan-tindakan atau gagasn-gagasan yang biasanya tidak keramat

(profane) tetapi apabila dihadapi oleh manusia yang dihinggapi oleh emosi

keagamaan sehingga ia seolah-olah terpesona, maka benda-benda, tindakan-

tindakan, dan gagasan-gagasan tadi menjadi keramat.

Suatu sistem riligi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri-ciri

untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikut-

pengikutnya. Dengan demikian, emosi keagamaan merupakan unsur penting

dalam suatu religi bersama dengan tiga unsur yang lain, yaitu (a) sistem

kayakinan; (b) sistem upacara keagamaan; (c) suatu umat yang mengatur religi

itu.

Sistem keyakinan secara khusus mengandung banyak subunsur.

Misalnya konsepsi tentang dewa-dewa yang baik mauppun yang jahat; sifat dan

tanda-tanda dewa; konsepsi tentang mahluk-mahluk halus lainnya seperti roh-

roh leluhur, roh-roh lain yang baik maupun yang jahat, hantu dan lain-lain;

konsepsi tentang dewa tertinggi dan pencipta alam; masalah terciptanya dunia

dan alam (kosmogoni); masalah mengenai bentuk dan sifat-sifat dunia dan alam

(kosmologi); konsepsi tentang hidup dan maut; konsepsi tentang dunia roh,

dunia akhirat dan lain-lain.

Sistem upacara keagamaan secara khusus mengandung empat aspek

yaitu: (a) tempat upacara keagamaan dilakukan; (b) saat-saat upacara

keagamaan dijalankan; (c) benda-benda dan alat upacara; (d) orang-orang yang

melakukan dan memimpin upacara.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

15

Aspek pertama berhubungan denga tempat-tempat keramat upacara

dilakukan, yaitu makam, candi, pura, kuil, gereja, langgar, surau, masjid dan

sebagainya. Apek kedua adalah aspek mengenai saat-saat beribadah, hari-hari

keramat dan suci dan sebagainnya. Aspek ketiga adalah tentang benda-benda

yang dipakai dalam upacara, termasuk patung-patung yang melambangkan

dewa-dewa, alat bunyi-bunyian seperti lonceng suci, seruling suci, genderang

suci dan sebagainya. Aspek keempat adalah aspek yang mengenai para pelaku

upacara keagamaan, yaitu para pendeta biksu, syaman, dukun dan lain-lain.

Upacara-upacara itu sendiri banyak juga unsurnya, yaitu: “ (a) bersaji, (b)

berkorban; (c) berdoa; (d) makan bersama makan yang telah disucikan

dengan doa; (e) menari tarian suci; (f) menyayi nyaian suci; (g) berprosesi

atau berpawai; (h) memainkan seni drama suci; (i) berpuasa; (j) intoksikasi

atau mengaburkan pikiran dengan obat bius sampai kerasukan, mabuk; (k)

bertapa; (l) bersemedi ” (Koentjaraningrat 2009 : 294-296).

2.2 Nilai

2.2.1 Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan

berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau

berguna bagi kehidupan manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan

dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila

sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar

dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan

tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam

pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

16

dapat menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan

UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan

hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan

UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai

arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan Nilai

Instrumental.

Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang

dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam

bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-

batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh

bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.

2.2.2 Macam-Macam Nilai

Menurut Munir dari pandangan C.A Van Peurson (dalam Ibrahim

Polontalo, 2005:15-16) “mengemukakan bahwa nilai logika dalam pemikiran

islam dibagi atas tiga tahap pemikiran manusia yakni mitos, ontologism dan

fungsional”.

Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu (a). Nilai logika

adalah nilai benar salah. (b). Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah. (c).

Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk. Berdasarkan klasifikasi di atas, kita

dapat memberikan contoh dalam kehidupan. Jika seorang siswa dapat menjawab

suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita

katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan siswa itu buruk karena jawabannya

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

17

salah. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan pada tempatnya kita

mengatakan demikian. Contoh nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu

pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan makanan,

nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan

merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya sangat indah,

tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak bisa

memaksakan bahwa luikisan itu indah. Nilai moral adalah suatu bagian dari

nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia. Moral

selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral.

Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah

yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.

Penjelasan mengenai nilai logika, estetika dan etika juga tercermin pada

ritual dayango dengan memiliki nilai benar salah dikalangan masyarakat terjadi

kontrofersi terhadap dayango, ada yang menilai bahwa dayango merupakan

perbuatan syirik dilain pihak dayango juga memiliki nilai kebenaran yang

mampu memberikan fakta empiris seperti mengobati penyakit dan talak bala.

Nilai keindahan dayango merupakan jati diri Gorontalo itu sendiri karena

dayango adalah ritual dari leluhur sebelumnya.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

18

2.3 Hakekat Kebudayaan

2.3.1 Pengertian Kebudayaan

Sebelum membahas pengertian kebudayaan sebaiknya akan dikemukakan

terlebih dahulu pengertian budaya.

Budaya menurut Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat (2005:18)

adalah “suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya

didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan,

nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang,

konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh

sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu

dan kelompok ”.

Dilihat dari sudut pandang bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari

kata bahasa sansekerta yaitu buddayah yang berarti bentuk jamak dari buddhi

yang berarti budi atau pekerti. Tetapi ada pula yang mengatakan bahwa

kebudayaan berasal dari kata budi yang artinya akal dari unsur rokhani

kebudayaan dan daya yang artinya pikiran dari unsur jasmani, sehingga

kebudayaan diartikan sebagai hasil ikhtisar manusia.

Adapun pengertian kebudayaan menurut bahasa Belanda diterjemahkan

dengan cultuur, sedangkan dalam bahasa Inggris yakni culture. Dari kedua

bahasa tersebut berasal dari bahasa latin yakni colore yang artinya mengolah,

mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan.

Pada masyarakat Indonesia, kebudayaan diartikan bermacam-macam.

Dimana oleh masyarakat umum, kebudayaan diartikan sebagai kesenian atau

berbagai hal yang berkaitan dengan kesenian. Sedangkan dikalangan akademisi,

kebudayaan diartikan sesuai dengan defenisi kebudayaan yang dipergunakan.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

19

Melihat hal tersebut diatas, bahwa pengertian kebudayaan yang tepat

amat sulit. Hal ini disebabkan oleh banyaknya orang yang membuat defenisi

tentang kebudayaan, sementara versi yang digunakannyapun berbeda-beda.

Menurut Sultan Takdir Alisyahbana (2011:5) ”bahwa kebudayaan adalah

manifestasi sebuah bangsa”.

Nani Tuloli (2001 : 187) “ Kebudayaan pada satu sisi dapat di lihat sebagai

suatu penyelesaian kelompok atas berbagai persoalan hidup manusia yang

mempola hubungan-hubungan manusia satu dengan yang lainnya dan

manusia dengan lingkungannya. Penerusan pola itu itu dapat diungkap

melalui berbagai cara atau sistem transformasi budaya. Berbagai sistem

transformasi budaya yang vertikal dapat dilaksanakan melalui sastra lisan.

Pada pihak lain sastra lisan juga adalah karya manusia yang mempunyai

posisi sebagai salah satu aspek budaya yang bersifat seni ”.

Cirri-ciri kebudayaan pada umumnya melekat pada sastra lisan. Ciri-ciri itu

antara lain:

1. Milik bersama seluruh masyarakat budaya(sastra itu);

2. Diturunkan dari generasi ke generasi, baik dalam bentuk asli maupun

yang berubah;

3. Berfungsi bagi kebutuhan dan kehidupan masyarakatnya;

4. Bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, tingkah laku dan hasil karya.

Robson (dalam Nani Tuloli 1978:7).

Kebudayaan menurut Geetz (dalam Budi Susanto 2000:35) diartikan

sebagai ”jaringan makna yang diciptakan oleh manusia, analisis dari makna ini

bukanlah merupakan ilmu yang eksperimental, melainkan sebuah ilmu

interpretatif untuk mencari makna”.

Sementara menurut Mansoer Pateda (2001 : 22) “ Kebudayaan tidak dengan

sendirinya terwujud, sebab keberadaan kebudayaan melalui suatu proses

dinamis hasil ketertarikan antar berbagai sistem. Dengan demikan

kebudayaan tidak pernah mencapai kemapanan abadi, suatu tahap

perkembangan yang telah mencapai kemapanan akan bersifat sementara

meskipun kemampuan itu berlangsung dalam waktu yang relatif lama.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

20

Kebudayaan merupakan hasil proses dinamis penghasil yang pleksibel yang

bukan abadi, dan karena itu tidak mungkin abadi ”.

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas tentang budaya maka penulis

menyimpulkan bahwa kebudayaan mempunyai hubungan dengan hasil

penelitian (dayango) dimana kebudayaan lahir dari hasil karya cipta manusia

yang kemudian di jalankan dalam kehidupan kesehariannya. Hubungannya

dengan dayango adalah dayango merupakan salah satu aspek budaya yang ada

di Gorontalo meskipun pelaksanaanya saat ini dilarang oleh pihak-pihak yang

berwajib.

2.4 Konsep Masyarakat

Pada dasarnya masyarakat bukan sekedar sekumpulan manusia semata

tanpa ikatan, akan tetapi terdapat hubungan fungsional antara satu dengan yang

lainnya. Setiap individu mempunyai kesadaran akan keberadaan di tengah-

tengah individu yang lainnya. Sistem pergaulan didasarkan atas kebiasaan

dalam kehidupan sehari-hari dapat terjalin dengan baik.

Definisi masyarakat menurut (Abdul Syani, 2007:30). “Masyarakat

berasal dari kata musyarak (arab) yang artinya bersama-sama, yang

kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup

bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya

mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat ”.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

21

Supaya dapat menjelaskan pengertian masyarakat secara umum,

maka perlu ditelaah tentang ciri-ciri dari masyarkat itu sendiri.

Menurut Soerjono Soekanto (dalam Abdul Syani, 2007:32) menyatakan

bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan

bersama manusia, maka masyarkat itu mampunyai ciri-ciri pokok

yaitu:

1) Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran

yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa

jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka

minimumnya ada dua orang yang hidup bersama.

2) Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia

tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati sepeti umpamanya

kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya

manusia, maka akan timbul, manusia-manusia baru. Manusia itu juga

dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai

keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasan-

perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem

komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur

hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.

3) Mereka sadar bahwa meraka merupakan suatu kesatuan.

4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan

bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota

kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya.

2.5 Ciri-Ciri Masyarakat

Ciri-ciri masyarakat dalam suatu bentuk kehidupan bersama menurut

Soerjono Soekanto ( dalam Abdul Syani 1995 : 47 ) adalah sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran

yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa

jumlah yang harus ada.

b. Bercampur untuk waktu yang lama. Kumpulan dari manusia tidaklah

sam dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi,

meja, dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia,

maka akan timbul manusia-manusia baru.

c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

22

d. Mereka merupakan satu system hidup bersama. System kehidupan

bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota

kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.

2.5.1 Karakteristik Sosial Masyarakat

Dalam kehidupan masyarakat, manusia dituntut untuk

mengedepankan kelompok dari pada kepentingan pribadinya sendiri. Dalam

tatanan implementasi, setiap individu harus menyadari bahwa dia merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari unsur kemasyarakatan sehingga setiap

tingkah laku perbuatannya harus melalui berbagai pertimbangan sehingga tidak

mengabaikan statusnya sebagai salah satu unsur dalam masyarakat.

Roucek dan Warren (dalam Shahab Kurnadi, 2007:11-12) “menyatakan

bahwa, masyarakat pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut: “ (1)

Punya sifat homogen dalam (mata pencahrian, nilai-nilai dalam

kebudayaan serta dalam sikab dan tingkah laku), (2) Kehidupan desa lebih

menenkankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi. Artinya, semua

anggota keluarga turut bersama-sama mematuhi kebutuhan ekonomi

rumah tangga, (3) Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan

yang ada. Misalnya, keterikatan annggota masyarakat dengan tanah atau

desa kelahirannya, (4) Hubungan sesama anggota mesyarakat lebih intim

dan awet dari pada kota serta jumlah anak yang ada dalam keluarga init

lebih besar ”.

Terbentuknya masyarakat dapat pula didorong oleh faktor sosial,

yaitu toleransi dan tolong menolong. Manusia dilahirkan sudah mempunyai

dua hasrat pokok yaitu; (1) hasrat untuk hidup bersama dengan manusia lain,

(2) hasrat untuk bersatu dengan suasana alam sekitarnya.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

23

Ada tiga alternatif corak dan arah hubungan individu dengan

masyarakat, yaitu:

a. Individu memiliki status yang relatif dominan terhadap masyarakat;

b. Masyarakat memiliki status yang relatif dominan teerhadap individu; dan

c. Individu dan masyarakat saling tergantung.

Masyarakat dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu:

(a) masyarakat dapat dilihat sebagai penduduk yang menghuni suatu daerah

tertentu, (b) masyarakat dapat dilihat sebagai kesatuan dari beberapa orang,

(c) masyarakat dapat dilihat sebagai corak-corak perhubungan yang terjadi

antar warganya (masyarakat), dan (d) dari corak hubungan yang terjadi terdapat

nilai-nilai budaya dan norma-norma aturan kaidah yang berfungsi mengatur

hubungan antar warga masyarakat tersebut.

J.L. Gillin dan J.P. Gillin (dalam Warsito 2012 : 116) mengatakan,

bahwa “masyarakat adalah kelompok manusia terbesar yang mempunyai

kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama”.

Menurut Abdul Syani ( 1995 : 46 ) “masyarakat merupakan wadah hidup

bersama dari individu – individu yang terjalin dan terikat dalam

hubungan interaksi serta interelasi sosial dalam studi masyarakat,

individu tidak di pandang sebagai orang tersendiri tanpa hubungan dengan

individu lain. Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi

manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu

untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

24

Menurut linton ( Dalam Harsojo 1999 : 126 ) “masyarakat adalah setiap

kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga

dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-

batas tertentu”.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat itu

timbul dari setiap kumpulan individu – individu atau kelompok yang telah

cukup lama hidup dan bekerja sama dan saling membutuhakan antara satu sama

lain.

Menurut Koentjaraningrat ( 2002 : 148 ) “masyarakat adalah kesatuan

hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu

yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama”.

Menurut Roucek dan Warren ( dalam Abdul Syani 1995 : 84 )

“masyarakat merupakan sekelompok manusia yang memiliki rasa kesadaran

bersama dimana mereka berdiam pada daerah yang bersama, yang sebagian

besar atau seluruh warganya memperlihatkan adanya adat kebiasaan dan

aktifitas yang sama pula”.

Masyarakat adalah orang – orang yang saling berinteraksi dalam suatu

ikatan atau sistem di mana mereka berada. Bisa dibilang juga bahwa

nmasyarakat adalah suatu jaringan yang menghubungkan antar entitas yang

saling tergantung antara satu individu dengan individu lainnya yang bersifat

teratur.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

25

Dengan demikian, berarti masyarakat dapat dilihat dari beberapa sudut

pandang, yaitu :

a. Masyarakat dapat dilihat sebagai penduduk yang menghuni suatu daerah

tertentu.

b. Masyarakat dapat dilihat sebagai kesatuan dari beberapa orang.

c. Masyarakat dapat dilihat sebagai corak-corak perhubungan yang terjadi

antara warganya ( Masyarakat ).

d. Dalam corak hubungan yang terjadi terhadap nilai-nilai budaya atau norma-

norma, aturan dan kaidah-kaidah yang berfungsi mengatur hubungan antara

warga masyarakat tersebut.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas, penulis

menarik kesimpulan bahwa yanng dikatakan masyarakat harus memenuhi

beberapa kriteria yaitu:

a. Adanya individu-individu yang berkelompok;

b. Adanya suatu wilayah atau daerah tertentu;

c. Adanya hubungan sosial antara anggota-anggota dalam jangka waktu yang

lama;

d. Adanya norma-norma atau aturan-aturan yang mengatur kehidupan

masyarakat; dan

e. Mempunyai pemimpin yang mengarahkan kehidupan masyarakat.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

26

2.6 Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas beragam

suku bangsa dan budaya. Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat

multikultural, karena masyarakatnya sangat majemuk dalam suku bangsa, ras,

klan, agama, mata pencaharian, adat-istiadat, golongan politik, dan sebagainya.

Walaupun masyarakat Indonesia sangat majemuk, tetapi hidup bersatu secara

damai dan berdampingan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat multikultural Indonesia ini oleh Mpu Tantular diungkapkan dengan

istilah Bhinneka Tunggal Ika, yang berbeda-beda tetapi tetap satu.

Multikultural merupakan suatu tantangan yang mengedepankan

majemuknya nilai-nilai, kelompok sosial, dan struktur sosial. Dalam kesadaran

pluralisme, manusia dihadapkan pada proses pembelajaran yang terus-menerus

bergulir sepanjang hidupnya terhadap sesuatu di luar pribadi dan identitas

monokulturnya. Dalam kedua konteks itu (manusia dan multikultur), banyak

perbenturan yang bisa terjadi. Tetapi, itu adalah impact yang tidak bisa

dihindari karena yang mau dicirikan manusia sebagai realitas-realitas human

being, manusia sebagai yang berakal budi. Konsep multikultural saat ini

menjadi kerinduan sosiologis ketika globalisme begitu deras mendera semua

bangsa dan negara, menjadi harapan ketika banyak bangsa mengalami krisis

identitas dan perpecahan, menjadi alternative di tengah chaos dan

ketidakpastian hidup. Kita merupakan dari situasi yang mencoba merekatkan

krisis identitas itu. Ketika multikultur menjadi bagian dari isu global, maka

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

27

sebagai manusia yang merindukan tatanan nilai harmoni, miltikultur manjadi

harapan baru dalam membangun reidentifikasi keindonesiaan kita.

Apa yang disebut sebagai multikultur sesunguhnya merupakan bagian

dari fakta sejarah manusia. Kondisi geografis, agraris, dan maritim menemukan

sinkretismenya dalam perilaku budaya profetis, moral, dan perilaku pergaulan

dalam persatuan nusantara. Fakta sejarah membuktikan bahwa kebersamaan dan

keberagaman itu telah lama terjalin dalam bingkai semangat kemanusiaan

sebagai bagian yang utuh dari hidup penuh nilai dan keberbedaan. Dalam

lingkup yang paling kecil, kenyataan historis itu dapat dilihat di Kubu

tambahan, Buleleng, bali tempat situs-situs yang mencerminkan kehidupan

multikultur tertandai dari abad ke 13.

Ketika isu multikultur merebak sebagai alternatif dan menjadi benang

merah terhadap kesadaran hidup dalam keberagaman etnis dan budaya, maka

sesunguhnya itu bukanlah hal baru bagi bangsa Indonesia. Multikultur tidak

hanya menempatkan keberagaman dalam konteks sinkretisme fisik, melainkan

telah tertanam dalam relasi-relasi rohani. Multikultur bagi mereka adalah

kesadaran yang memahami satu sama lain sebagai bagian utuh dari rasa

kemanusiaan, bagian utuh dari tatanan yang meletakkan satu dengan yang lain

saling memperkaya bangunan kebudayaan secara menyeluruh. Dalam

hubungan konteks kekinian, multikultur bukanlah suatu nilai dan tatanan baru

di negeri ini, karena ia adalah realitas sejarah bangsa Indonesia. Dalam ikhtiar

membangun rasa keindonesiaan ini, kita semua sangat membutuhkan kesadaran

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

28

sejarah itu, bahwa di tengah krisis identitas, chaos di segala lini kehidupan,

multikultur sangat perlu dikembalikan saat ini guna mendapat keharmonisan

tatanan kehidupan di tengah keberagaman.

Apabila kita mempersoalkan tentang dimana saat tertuju pada proses

pelaksanaan dan tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat

Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan manfaat dari

hasil pelajaran yang dilaksanakan. Para ahli banyak mengemukakan

pendapatnya tentang kelompok sosial dari sudut pandangan yang berbeda

namun mempunyai tujuan yang sama

Dewasa ini kita semua menerima pendapat bahwa dalam kehidupan

sehari-hari manusia tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Ia

selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga kepribadian individu,

kecakapan-kecakapannya, ciri-ciri kegiatannya baru menjadi kepribadian

individu yang sebenar-benarnya apabila keseluruhan system psycho-physik

tersebut berhubungan dengan lingkungannya.

Demikian kehidupan manusia dalam masyarakat mempunyai dua

macam fungsi yaitu berfungsi sebagai objek dan berfungsi sebagai subjek.

Demikian juga manusia lain ( Milieu ), juga barfungsi sebagai subjek dan objek.

Itulah sebabnya maka H. Bonner dalam bukunya Social Psychology

memberikan rumusan interaksi sosial sebagai berikut.

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih ,

dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

29

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Hal ini sebenarnya

merupakan keuntungan yang besar bagi manusia, sebab dengan adanya dua

macam fungsi yang dimiliki itu timbullah kemajuan-kemajuan dalam hidup

bermasyarakat. .

Berangkat dari pengertian para ahli di atas maka Ikatan primordial

pada dasarnya berakar pada identitas dasar yang dimiliki oleh para anggota

suatu kelompok etnis, seperti tubuh, nama, bahasa, agama atau kepercayaan,

sejarah dan asal-usul. Identitas dasar ini merupakan sumber acuan bagi para

anggota suatu kelompok etnik dalam melakukan intreaksi sosialnya. Oleh

karena itu, identitas dasar merupakan suatu acuan yang sangat mendasar

dan bersifat umum, serta menjadi kerangka dasar bagi perwujudan suatu

kelompok etnik.

Identitas dasar diperoleh secara askriptif dan tidak mudah untuk

mengingkarinya, identitas dasar muncul dalam interaksi sosial antar kelompok

etnik. Dalam interaksi tersebut para pelaku dari berbagai kelompok etnik akan

menyadari bahwa terdapat perbedaan kelompok di antara mereka. Identitas

dasar kemudian menjadi suatu pembeda antara berbagai kelompok etnik yang

sedang berinteraksi. Identitas dasar merupakan sumber adanya ikatan

primodial, suatu ikatan yang lahir dari hubungan-hubungan keluarga atau

hubungan darah (garis keturunan), hubungan ras, lingkungan kepercayaan atau

keagamaan, serta bahasa atau dialek tertentu. Suatu persamaan hubungan

darah, dialek, ras, kebiasaan dan sebagainya yang melahirkan ikatan

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

30

emosional yang kadang kadarnya berlebihan sehingga dapat menjadi sesuatu

yang bersifat destruksif. Ikatan-ikatan tersebut dapat dianggap sebagai

“warisan” dari sifat sosial yang telah ada suatu “kelangsungan yang

berkesinambungan” dan sebagian besar merupakan ikatan keluarga, namun

lebih dari itu merupakan warisan yang berasal dari kelahiran di tengah-tengah

masyarakat beragama tertentu, yang berbicara dalam dialek bahasa tertentu, dan

mengikuti praktik-praktik sosial tertentu.

Kehidupan sehari-hari merupakan identitas dasar suatu kelompok

etnik seringkali dimanipulasi. Identitas dasar dapat dinon-aktifkan,

diaktifkan, dipersempit dapat dimungkinkan karena identitas dasar itu bukanlah

sesuatu yang masih seperti batu melainkan cair, sehingga dapat mengalir dan

berkembang dalam rangka penyesuaian- penyesuaian dalam kehidupan.

Namun tidak jarang aliran identitas dasar menerjang dengan kuat bagaikan air

bah yang membobol bendungan-bendungan, serta merusak segala sesuatu yang

dilaluinya. Pada keadaan-keadaan tertentu identitas dasar yang mewujudkan

keberadaannya dalam bentuk ikatan-ikatan primordial melahirkan kohesi

emosional yang sangat kuat atau menjadi etnosentrisme yang berlebihan,

sehingga menjadi sumber malapetaka.

Berdasarkan dari beberapa pengertian masyarakat yang di kemukakan

diatas maka penulis menyimpulkan bahwa ternyata masyarakat mempunyai

hubungan erat dengan hasil penelitian (Dayango) dimana masyarakat yang

menjadi tonggak dan sumber penggerak dari dayango itu sendiri bahkan

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

31

masyarakat pulalah yang menciptakan dan melaksanakan kebudayaan ritual

dayango.

2.7 Penelitian Yang Relevan

Ipong Niaga dalam laporan penelitiannya mengenai ritual dayango

di Desa Liyodu, Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo pada tahun

2013 menyimpulkan bahwa:

Pertama, ritual dayango merupakan ritual kuno masyarakat Gorontalo,

terbentuk dari proses transformasi dialektis antara tiga elemen penting berupa:

mitos Ti bebe, konsep perbintangan dan kultur dilingkungan agraris tropis,

dayango menjadi ekspresi kolektif dari rasa perlunya berharmoni dengan

alam agar dapat memperoleh kehidupan yang tidak menderita. Dalam

bentuknya, ritual dayango terdiri dari mantra-mantra, sesajian, ekspresi-

ekspresi gerak, dan iringan tetabuhan, yang maka semuanya terdapat

unsure-unsur eksotisme, eritisme dan artistic.

Kedua, meski demikian , ritual bukanlah bentuk ekspresi seni, sebab

ekspresi-ekspresi artistikdalam ritual-ritual kuno yang dapat kita amati tidak

sama sekali membawa fungsi-fungsi artistikitu sendiri, melainkan fungsi

tersendiri berupa spiritualitas yang terbentuk berdasarkan struktur ritualnya

yang merujuk pada konsep religi yang mendasarinya. Dalam pada itu, religi

tidak mendasari dirinya dengan oposisi antara „yang baik‟ dan „yang buruk‟

atau „yang indah‟ dan „yang jelek‟ akan tetapi oposisi dalam religi

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

32

mengutamakan perbedaan yang hakiki tentang „yang abadi‟ dengan „yang

fana‟, „yang suci‟ dengan „yang profane‟, juga oposisi gender „yang laki-laki‟

dengan „yang perempuan‟, begitu pula oposisi tentang „ayah‟ dan „anak‟

menjadi elemen khas yang membentuk hierarki organisasi religi dan ritual

manusia secara umum di kemudian hari. Oleh karenanya, ritual kultur dan natur.

Kultur dan natur sendiri di pahami sebagai pola yang terbedakan berdasarkan

dinamika elementernya, kultur berbasis pada prinsip adaptasi dan natur berbasis

pada prinsip siklik.

Secara fundamental pula, kesemua oposisi tersebut, disadari atau tidak,

telah membentuk kerangka konstitutif utama dalam pemikiran manusia, yaitu

terbentuknya „orientasi‟ yang mencetuskan „direksi‟ (arahan). Orientasi

merupakan dasar-dasar subjektifitas dimana perspektif manusia telah

menentukan jenis-jenis perubahan di permukaan bumi yang terjadi akibat

adanya dinamika budaya. Alam merupakan materi yang bebas nilai, tetapi

pikiran manusia mengelompokannya dalam kategori-kategori klasifikasi yang

hanya di pahami oleh manusia itu sendiri. Inilah yang di maksud dengan

orientasi, ketika manusia menyadari keberadaannya dan secara mandiri manusia

menentukan tujuannya dan mengarahkan perjalanan sejarahnya. „orientasi‟

mencetuskan „direksi‟ dan akhirnya melahirkan tanda-tanda yang beragam yang

terangkum dalam jenis-jenis symbol budaya manusia. Semisal, orientasi „yang

didalam‟ dan „ yang diluar‟ menghasilkan direksi „keluar‟ dan „masuk‟, „yang

diatas‟ dan „yang dibawah‟ menghasilkan direksi „disembah‟ dan „menyembah‟.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

33

Ketiga, sistem religi yang selama ini di pahami sebagai suatu keyakinan

yang di turunkan lewat wahyu, ternyata di dalamnya sarat dengan system

pengetahuan yang berfungsi sebagai „konsep‟ yang menghubungkan antara

subjektifitas manusia dengan lingkungan ekologikalnya. Siklus alam yang tidak

bisa di kendalikan oleh kehendak manusia merupakan tembok pembatas

jangkauan pemikirannya, yang di sebut sebagai „takdir‟, sementara itu pikiran

dan hasil-hasil karya manusia berupaya keras untuk beradaptasi di tengah

gelombang besar tersebut. Pada kasus dayango, misalnya, ritual ini secara

eksplisit menggambarkan permohonan manusia kepada sang pencipta untuk

mengakhiri penderitaan akibat penyakit dan kekeringan. Sesajian-sesajian yang

di persembahkan memiliki relevansi dengan situasi alam yang sedang

melingkupinya.

Keempat, hubungan antara mitos dan rutual dalam system religi

memperlihatkan suatu transformasi dialektis yang membentuk korespondensi

setuap elemennya dalam konteksnya sendiri. Sebuah rasi bintang yang bernama

„malu‟o (ayam), identik dengan musim penyakit yang menyerang ternak ayam,

maka dibuatlah sesajian berupa ayam dan telur ayam. Begitu pula dalam mitos

yang memisahkan manusia dangan latti, dalam ritualnya kedua hal tersebut

„dipasangkan‟ kembali secara simbolik melalui gerak-gerak trans

merepresentasikan harmoni antara manusia dan alam.

Kelima, trasformasi mitos dan ritual berupa menjalin suatu hubungan

dialektis yang bersifat triadik antara manusia, tuhan dan roh; atau manusia,

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Religi - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5777/5/2013-2-2-87201-231409014-bab2-21022014102344.pdf · Pengertian Religi Religi berasal dari bahasa

34

tuhan dan media penghubung. Bahwa manusia ternyata tak bisa terbebas begitu

saja dari kematian dan penderitaan, adalah kesadaran mendasar yang

mendorong manusia untuk bisa mengakses kekuasaan tuhan agar bisa

memperoleh perasaan-perasaan aman dan terlindungi. Ilusi manusia untuk bisa

mengakses dunia lain yang lebih kuasa darinya, menjadi pendorong yang sangat

kuat dalam proses ritual.

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian saudara Ipong Niaga tentang

Ritual Dayango di Desa Liyodu, kecamatan bongomeme, kabupaten gorontalo

maka di ketahui bahwa ritual dayango adalah suatu ritual yang dilaksankan oleh

masyarakat gorontalo dimana terbentuk dari proses transformasi dialektis antara

tiga elemen penting berupa: mitos ti bebe, konsep perbintangan dan kultur di

lingkungan agraris tropis.

Adapun kesamaan penelitian ini dengan penelitian Ipong Niaga adalah

sama-sama meneliti ritual dayango akan tetapi, ada pula perbedaanya yakni:

perbedaan tempat penelitian, waktu penelitiannya, serta perbedaan

pendekatannya di mana penelitian yang dilakukan oleh ipong niaga yakni lebih

mengarah pada pelaksanaan ritual dayango dan konsep-konsep dasar yang

mendasarinya bila di bandingkan dengan penulis yakni penulis hanya

mendeskripsikan tahap-tahap pelaksanaan ritual dayango dan nilai-nilai yang

tekandung pada ritual dayango itu sendiri.