BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang...

27
11 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tua Sumadi Suryabrata (2000) mengatakan bahwa perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek, juga banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Suasana emosional di dalam rumah, sangat merangsang perkembangan otak anak yang sedang tumbuh dan mengembangkan kemampuan mentalnya. Sebaliknya, suasana tersebut bisa memperlambat perkembangan otak. Menurut Martin (2000), “memberi perhatian belajar pada anak dipahami sebagai tanggung jawab orang tua untuk memperhatikan dan membentuk anak dalam mengatasi masalah-masalah yang menghambat belajarnya. Tanggung jawab tersebut meliputi: bersedia menjadi pendengar aktif, membantu anak menyusun jadwal dan pelaksanaannya, memperhatikan kondisi fisik, memperhatikan kondisi psikis, mengenali dan mengembangkan gaya belajar anak”. Kartini Kartono (1996) menyatakan bahwa “perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek”. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati kepada seluruh anggota keluarga yang merupakan dasar pokok hubungan yang baik di antara

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

11

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Perhatian Orang Tua

Sumadi Suryabrata (2000) mengatakan bahwa perhatian merupakan

pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek, juga banyak

sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.

Suasana emosional di dalam rumah, sangat merangsang perkembangan otak

anak yang sedang tumbuh dan mengembangkan kemampuan mentalnya.

Sebaliknya, suasana tersebut bisa memperlambat perkembangan otak.

Menurut Martin (2000), “memberi perhatian belajar pada anak

dipahami sebagai tanggung jawab orang tua untuk memperhatikan dan

membentuk anak dalam mengatasi masalah-masalah yang menghambat

belajarnya. Tanggung jawab tersebut meliputi: bersedia menjadi pendengar

aktif, membantu anak menyusun jadwal dan pelaksanaannya,

memperhatikan kondisi fisik, memperhatikan kondisi psikis, mengenali dan

mengembangkan gaya belajar anak”.

Kartini Kartono (1996) menyatakan bahwa “perhatian itu merupakan

reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan

bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran

terhadap satu obyek”.

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati kepada seluruh anggota

keluarga yang merupakan dasar pokok hubungan yang baik di antara

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

12

anggota keluarga. Menaruh hati pada kejadian dan peristiwa yang terjadi di

dalam keluarga berarti mengikuti dan memperhatikan perkembangan

seluruh keluarga, lebih jauh lagi, mengarahkan seluruh perhatian untuk

mencari lebih mendalam sebab dan sumber permasalahan yang terjadi di

dalam keluarga juga terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap

anggota keluarga.

2.2. Faktor-faktor Pengaruh Perhatian Orang Tua

Ada banyak faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua, di

antaranya adalah faktor kondisi individu yang bersangkutan, faktor tersebut

dapat sangat mempengaruhi perhatian. Adapun faktor-faktor tersebut pada

umumnya menurut Sayekti Pujo Suwarno (1994) adalah sebagai berikut:

a. Jasmani, keadaan jasmani orang tua yang terganggu, misalnya:

sakit, lemah, lapar. b. Rohani, keadaan rohani orang tua yang terganggu misalnya:

terlalu banyak berpikir, kecewa, bingung, cemas dan sebagainya.

c. Kesibukan orang tua, kesibukan orang tua di luar rumah menyebabkan kurangnya perhatian terhadap anak sehingga anak

kurang mendapat kasih sayang, kurang pengawasan dalam

pergaulan.

d. Ekonomi, masalah ekonomi keluarga sangat penting, keluarga dengan keadaan ekonomi yang cukup, sangat mempengaruhi

orang tua dalam menarik perhatian anaknya, misalnya:

memberikan sarana dan prasarana pendidikan, kebutuhan kesehatan, rekreasi dan sebagainya. Sebaliknya keluarga dengan

keadaan ekonomi yang lemah, akan kurang memberikan

perhatian dalam hal memberikan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, rekreasi.

e. Keutuhan keluarga, keluarga yang pecah atau berantakan akan

mengakibatkan anak mengalami kebingungan serta tekanan

psikis. f. Lingkungan pendidikan, keluarga yang bertempat tinggal di

lingkungan yang sebagian besar berlatarbelakang pendidikan

tinggi, akan mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya agar kelak anak-anaknya dapat bersekolah sampai di perguruan

tinggi, namun sebaliknya keluarga yang berada di lingkungan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

13

yang tidak mengenal pendidikan akan mempengaruhi orang tua

untuk tidak menyekolahkan anaknya.

g. Kesadaran orang tua, kesadaran orang tua akan sangat

mempengaruhi perhatian terhadap anaknya. Orang tua yang ekonominya mampu, sehat jasmani dan rohaninya, serta keadaan

keluarga yang tentram, tetapi karena tidak ada kesadaran dari

orang tua untuk memperhatikan anaknya, maka anak akan berkembang seadanya. Sebaliknya walaupun ekonominya kurang

dan sebagainya, namun memiliki kesadaran yang tinggi dalam

memperhatikan anaknya, maka anak akan terkontrol dan mudah

diarahkan apabila terjadi penyimpangan. h. Lingkungan sosial, keluarga yang jauh dari lingkungan pabrik

industri akan berbeda perhatiannya terhadap anak dibanding

dengan keluarga yang dekat dengan lingkungan pabrik atau industri. Perhatian orang tua terhadap anaknya yang jauh dari

pabrik atau industri biasanya kurang. Orang tua yang tinggal di

kota cenderung lebih memperhatikan perkembangan anak dibandingkan orang tua yang tinggal di pedesaan.

Dengan demikian, besar kecilnya perhatian orang tua terhadap

anaknya dipengaruhi hal-hal yang saling berkaitan dengan pribadi,

kesehatan jasmani dan rohani, kesibukan, faktor ekonomi, keutuhan

keluarga, lingkungan pendidikan, kesadaran orang tua dan lingkungan

sosial.

2.3. Macam-macam Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian

menurut Sumadi Suryabrata (2000), yaitu sebagai berikut:

a. Atas dasar intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang

menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin, dapat dibedakan

menjadi: 1. Perhatian intensif. 2. Perhatian tidak intensif.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

14

b. Atas dasar timbulnya, perhatian dibedakan menjadi :

1. Perhatian spontan.

Merupakan perhatian yang timbul begitu saja, seakan-akan tanpa

usaha atau tanpa sengaja.

2. Perhatian sekehendak.

Merupakan perhatian yang timbul karena ada usaha disertai dengan

kehendak yang kuat.

c. Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan

menjadi:

1. Perhatian terpencar (deskriptif).

Adalah perhatian yang pada satu saat dapat tertuju pada

bermacam-macam obyek.

2. Perhatian terpusat (konsentratif).

Adalah perhatian yang pada satu saat hanya dapat tertuju pada

obyek yang sangat terbatas.

Ciri-ciri orang tua yang memberikan perhatian kepada anak yaitu

memberikan kasih sayang, baik berupa materi maupun spiritual, memenuhi

kebutuhan pendidikan yang meliputi sarana dan prasarana, memenuhi

kebutuhan kesehatan, baik berupa fisik maupun mental anak.

2.4. Bentuk Perhatian Orang Tua terhadap Belajar Anak

Perhatian orang tua, terutama dalam pendidikan anak sangatlah

diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua

terhadap aktivitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

15

kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan

kelak sebagai pemimpin masa depan. Bentuk perhatian orang tua terhadap

belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan

terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta

pemenuhan kebutuhan belajar anak.

1. Pemberian bimbingan dan nasihat

a. Pemberian bimbingan Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2002) dengan mengutip pendapat Stikes

& Dorcy, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk

menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat

menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya.” Di dalam

belajar anak membutuhkan bimbingan. Anak tidak mungkin tumbuh

sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Anak sangat

memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam masalah

belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih labil,

untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia

belajar. Dengan pemberian bimbingan ini anak akan merasa semakin

termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.

Dalam upaya orang tua memberikan bimbingan kepada anak yang

sedang belajar dapat dilakukan dengan menciptakan suasana diskusi di

rumah. Banyak keuntungan yang dapat diambil dari terciptanya situasi

diskusi di rumah antara lain; memperluas wawasan anak, melatih

menyampaikan gagasan dengan baik, terciptanya saling menghayati

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

16

antara orang tua dan anak, orang tua lebih memahami sikap pandang

anak terhadap berbagai persoalan hidup, cita-cita masa depan,

kemauan anak, yang pada gilirannya akan berdampak sangat efektif

bagi daya dukung terhadap kesuksesan belajar anak.

b. Memberikan nasihat

Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat

kepada anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk

memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman

dan pikiran sehat. Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak

belajar di rumah. Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui

kesulitan-kesulitan anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai

kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi

kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi

belajarnya.

2. Pengawasan Terhadap belajar

Orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam

masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan

apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa

saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan

lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala

sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang

maksimal.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

17

Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orang tua tidak hanya

ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga

terhadap kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang

pengalaman anak di sekolah sangat membantu orang tua untuk lebih

dapat memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi

masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas

sekolah.

3. Pemberian motivasi dan penghargaan

Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua

hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas

memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi

orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar.

Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua

menasihati kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya.

Dan untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua

mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar

bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau

kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan

motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar.

Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau

kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan

dari orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan

menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

18

baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari

berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur

waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu

tidak memberatkan anak.

Stephanie Daisy Imelda R. (2008) Mengemukakan beberapa hal

yang dapat dilakukan oleh orang tua pada anak yang prestasinya kurang,

yaitu :

1. Kenali kemampuan anak. Jangan menuntut anak melebihi

kemampuannya. Anak yang sering mendapat tuntutan yang

terlalu tinggi, akan mudah menjadi frustrasi dan akhirnya

menjadi mogok belajar. 2. Jangan membanding-bandingkan. Orang tua sebaiknya

jangan membanding-bandingkan anak dengan kakak atau

adiknya mengingat setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Anak yang sering dibanding-bandingkan dapat

kehilangan kepercayaan diri. Bangkitkanlah rasa percaya diri

anak dengan menghargai setiap usaha yang telah dilakukan. 3. Menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

4. Membantu anak mengatasi masalahnya. Bila anak memang

membutuhkan guru les, jangan dipaksakan anak dengan

kemampuannya sendiri hanya karena ayah dan ibunya dahulu tidak pernah les.

5. Tingkatkan semangat belajar anak. Kita dapat melakukan hal

ini dengan, misalnya memberi pujian, pelukan, belaian maupun ciuman.

6. Jangan mencela anak dengan kata-kata yang menyakitkan.

Orang tua harusmenghindari mencela anak dengan kata-kata,

"bodoh", "tolol", "otak udang", dan sebagainya. Anak yang sering mendapat label atau cap seperti itu pada akhirnya akan

mempunyai pandangan bahwa dirinya memang bodoh dan

tolol. 7. Mendidik adalah tanggung jawab bersama. Ayah dan Ibu

mempunyai tanggung jawab yang sama dalam mendidik

anak. 8. Jangan lupa berdoa agar anak kita mendapat hasil yang

terbaik.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

19

4. Pemenuhan kebutuhan belajar

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan

untuk menunjang kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa

ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan

lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak,

karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik.

Dalam hal ini Bimo Walgito (1990) menyatakan bahwa “semakin

lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan

sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap, maka hal ini

merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan

mengalami gangguan.”

Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan

berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak

terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat

belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka

anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Hal itu

dapat diketahui bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti

anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Kebutuhan belajar, seperti

buku termasuk unsur yang sangat penting dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar. Dengan dicukupinya buku yang merupakan salah satu

sumber belajar, akan memperlancar proses belajar mengajar di dalam

kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga akan dapat

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

20

meningkatkan semangat belajar bagi anak. Dengan demikian sudah

sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha

memenuhi kebutuhan belajar anak.

2.5. Belajar dan Prestasi Belajar

2.5.1. Belajar

Menurut Morgan dalam Sagala (2003), belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Menurut Gagne dalam Sagala

(2003), belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Garret dalam

Sagala (2003) berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang

berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun

pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan cara bereaksi

terhadap perangsang tertentu. Kemudian Crow dalam Sagala (2003)

mengemukakan bahwa belajar adalah upaya untuk memperoleh

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Kemudian Athur J.

Getes yang dikutip oleh Ki RBS. Fudyartanto (2002), menyatakan

bahwa “Belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan

latihan.”

Dalam kaitan dengan hal tersebut, Slameto (2003) yakni belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

21

Bertitik tolak dari berbagai pandangan sejumlah ahli tersebut

mengenai belajar, walaupun ada perbedaan pengertian, namun secara

eksplisit maupun implisit di antara mereka mempunyai kesamaan yaitu

definisi manapun, belajar itu selalu merujuk pada suatu proses

perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau

pengalaman tertentu.

2.5.2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar juga merupakan suatu hasil yang dapat dicapai

setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses

pembelajaran terhadap pengetahuan tertentu dan dinyatakan dengan

nilai serta dapat dilihat pada akhir setiap proses belajar. Prestasi belajar

berfungsi sebagai alat ukur dalam pencapaian tujuan suatu bidang studi.

Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli tentang prestasi belajar :

Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000) berpendapat

bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh

mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang

diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan

sesuatu dengan baik.

Abu Abdullah (2008) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah

merupakan bahan informasi dan inovasi pendidikan. Prestasi belajar ini

dapat menjadi pendorong bagi anak didik untuk meningkatkan minat

belajar.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

22

Suwarno (1997) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.

Syah (2008) prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari suatu mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes atau ujian, ulangan

mengenai sejumlah mata pelajaran.

Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan

belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer Adi Satrio,

(2005) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai.

Ngalim Purwanto (1998) menyatakan bahwa “Prestasi belajar

adalah tingkat kemampuan berpikir”. Pusat Pengujian Balitbang

Depdikbud menyatakan bahwa “Prestasi belajar tidak hanya meliput

aspek pengetahuan dan ketrampilan, namun meliputi pula aspek

pembentukan watak seorang siswa”.

Berdasarkan keenam definisi penulis menyimpulkan prestasi

belajar dapat diartikan dengan penguasaan pengetahuan, sikap dan

keterampilan oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata

pelajaran dan indikatornya ditunjukkan dengan nilai hasil tes yang

diberikan oleh guru.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

23

2.5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Djaali H (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi

belajar yaitu :

1. Faktor Dari Dalam Diri

a. Kesehatan, apabila kesehatan anak terganggu dengan sering

sakit kepala, pilek, deman dan lain-lain, maka hal ini dapat

membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar. Secara

psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik

juga dapat mempengaruhi proses belajar.

b. Intelegensi, faktor intelegensi dan bakat besar sekali

pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Menurut

Gardner dalam teori Multiple Intellegence, intelegensi memiliki

tujuh dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik,

matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial

interpersonal dan intrapersonal.

c. Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama

dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah

dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau

melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak

ataupun dari luar lingkungan.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

24

d. Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar,

bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar,

tempat serta fasilitas belajar.

e. Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama

dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah

dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau

melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak

ataupun dari luar lingkungan.

f. Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar,

bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar,

tempat serta fasilitas belajar.

2. Faktor Dari Lingkungan

a. Keluarga, situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan

anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan

dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan

orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.

b. Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas,

relasi teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga

mempengaruhi anak dalam proses belajar.

c. Masyarakat, apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang

berpendidikan dan moral yang baik, terutama anak-anak mereka.

Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat belajar.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

25

d. Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan

lalu lintas dan iklim juga dapat mempengaruhi pencapaian

tujuan belajar.

Sedangkan menurut Purwanto (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar sebagai berikut :

1. Faktor internal

a. Faktor psikis (jasmani), kondisi umum jasmani dan tegangan otot

yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam

mengikuti pelajaran, begitu pula sebaliknya.

b. Faktor psikologis (kejiwaan), faktor yang termasuk aspek

psikologis yang dapat mempengaruhi hasil belajar murid :

Intelegensi, Sikap, Bakat, Minat, Motivasi.

2. Faktor eksternal

a. Lingkungan sosial, lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf

administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar seorang anak.

b. Lingkungan non-sosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan

nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya rumah tempat tinggal

keluarga dan anak dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan anak.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

26

3. Faktor Pendekatan Belajar,

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal anak sebagaimana

yang telah dipaparkan di atas, faktor pendekatan belajar juga

berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran anak

tersebut. Cara guru dan orang tua dalam mendidik anak juga berpengaruh

besar terhadap minat dan perhatian anak terhadap materi yang sedang

dipelajari.

Menurut Muhibbin Syah (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah :

a. Faktor internal ( Faktor dari dalm siswa ) yaitu keadaan atau kondisi

jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor ekternal ( faktor dari luar siswa ) yaitu lingkungan siswa.

c. Faktor Pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiataan

pembelajaran materi pelajaran.

Menurut Sumadi Suryabrata (2000), secara garis besar faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi

dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal :

1. Faktor internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu :

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

27

a. Faktor fisiologis

Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang

berhubungan dengan kesehatan dan panca indera :

1. Kesehatan badan

Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu

memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan

fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam

menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara

kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan

pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya.

Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat

meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang

teratur.

2. Panca Indera

Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar

itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa

ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan

dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena

sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari

melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian,

seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental

akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran,

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

28

sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya

di sekolah.

b. Faktor psikologis

Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa, antara lain adalah :

1. Intelligensi

Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan siswa

mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang

dimiliki siswa. Menurut Binet (Winkle, 1997) hakikat inteligensi

adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan

suatu tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam

rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri

secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi ini sangat

mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa

yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih

besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi.

Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah

diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah.

Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan

taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi,

juga sebaliknya.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

29

2. Sikap

Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat

merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan

prestasi belajarnya.

3. Motivasi

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau

semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Faktor eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain di

luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih,

antara lain adalah :

1. Faktor lingkungan keluarga

a. Sosial ekonomi keluarga

Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih

berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik,

mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah.

b. Pendidikan orang tua

Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi

cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

30

pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang

mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.

c. Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota

keluarga.

Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat

berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara

langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak

langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis.

2. Faktor lingkungan sekolah

a. Sarana dan prasarana

Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP,

LCD akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di

sekolah; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan

sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar

mengajar.

b. Kompetensi guru dan siswa

Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih

prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja

yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila

seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan

baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas

dan tenaga pendidik yang berkualitas, yang dapat memenuhi rasa

ingintahuannya, hubungan dengan guru dan teman-temannya

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

31

berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim

belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong

untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.

c. Kurikulum dan metode mengajar

Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan

materi tersebut kepada siswa. Metode pembelajaran yang lebih

interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran

serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3. Faktor lingkungan masyarakat

a. Sosial budaya

Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan

mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik.

Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan

enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung

memandang rendah pekerjaan guru atau pengajar

b. Partisipasi terhadap pendidikan

Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung

kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan

anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan

lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu

pengetahuan.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

32

4. Pengukuran prestasi belajar

Dalam dunia pendidikan, menilai merupakan salah satu

kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah

satu proses belajar dan mengajar. Di Indonesia, kegiatan menilai

prestasi belajar bidang akademik di sekolah-sekolah dicatat dalam

sebuah buku laporan yang disebut rapor. Dalam rapor dapat

diketahui sejauhmana prestasi belajar seorang siswa, apakah siswa

tersebut berhasil atau gagal dalam suatu mata pelajaran. Didukung

oleh pendapat Sumadi Suryabrata, bahwa rapor merupakan

perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan

atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu.

2.6. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa

Dari serangkaian penelitian yang dilakukan oleh Tata Eliestiana

Dyah Armunanto (2004) menyimpulkan bahwa peranan orang tua dalam

lingkungan keluarga yang terpenting adalah memberikan pengalaman

pertama pada masa anak-anak, sebab pengalaman pertama merupakan faktor

penting dalam perkembangan pribadi anak. Disimpulkan pula bahwa siswa

yang mendapat perhatian baik dari orang tuanya mendapat prestasi belajar

lebih baik dibanding siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tua.

Perhatian orang tua memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar

anak di sekolah. Nila F. Moeloek (2007) menyatakan bahwa “kajian empiris

membuktikan bahwa peran keluarga dan orang tua berkaitan erat dan positif

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

33

dengan prestasi belajar anak.” Dalam sebuah artikel berjudul Agenda

Reformasi Pendidikan, dinyatakan bahwa:

Faktor orang tua dalam keberhasilan belajar anak sangat

dominan. Banyak penelitian baik di dalam maupun di luar negeri

menemukan kesimpulan tersebut. Faktor orang tua bisa

dikategorikan ke dalam dua variabel: variabel struktural dan variabel proses. Yang dapat dikategorikan variabel struktural antara lain latar

belakang status sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan

penghasilan orang tua. Sedangkan variabel proses adalah berupa perilaku orang tua dalam memberikan perhatian dan bantuan kepada

anaknya dalam belajar. Untuk bisa mewujudkan variabel kedua

tersebut tidak harus tergantung pada variabel pertama. Artinya, tidak

hanya keluarga "kaya" atau berpendidikan tinggi bisa menciptakan variabel proses. Contoh variabel proses antara lain: orang tua

menyediakan tempat belajar untuk anaknya; orang tua mengetahui

kemampuan anaknya di mana anak mempunyai nilai paling bagus; pelajaran apa anak paling tidak bisa; apa kegiatan anak yang paling

banyak dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah; orang tua

sering menanyakan tentang apa yang dipelajari anaknya; orang tua membantu anaknya dalam belajar.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Oji Kurniadi (2003), yang

dikutip surat kabar Pikiran Rakyat, menyatakan bahwa :

“Frekuensi komunikasi antara ayah dan anak akan berpengaruh positif dan dapat meningkatkan prestasi belajar anak-anaknya.

Artinya, semakin tinggi frekuensi komunikasi yang dilakukan, maka

prestasi belajar anak akan meningkat. Bahkan, dengan komunikasi akan mengurangi perpecahan atau pertentangan yang diharapkan

dapat meningkatkan prestasi belajar anak.”

Menurut hasil-hasil penelitian selama 30 tahun terakhir oleh National

Parent Teacher Asosiation, yang juga dikutif oleh Slameto (2003),

menyimpulkan tentang manfaat perhatian orang tua, terutama ayah,

hubungannya dengan pendidikan anak, adalah:

“...makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik, sosio-emosional, keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak

belajar sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi sering mendapat

nilai A (9-10), kehadiran sekolah lebih tertib/disiplin serta aktif dalam ekstrakurikuler, menyelesaikan dengan tepat dan benar PR,

bersikap lebih positif terhadap sekolah, masuk ranking yang lebih

tinggi dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi favorit.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

34

Kemudian Slameto mengutip pendapat Blokir, bahwa Ayah dapat

berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik sosial,

emosional maupun itelektualnya. Pada diri anak akan tumbuh

motivasi, kesadaran dirinya, dan identitas skill serta kekuatan/ kemampuan-kemampuannya sehingga memberi peluang untuk

sukses belajarnya, identitas gender yang sehat, perkembangan moral

dengan nilainya dan sukses lebih primer dalam keluarga dan kerja/kariernya kelak. Terhadap semua itu pengaruh peran ayah yang

paling kuat adalah terhadap prestasi belajar anak dan hubungan

sosial yang harmonis”.

Dikemukakan pula hasil penelitian US Departement Of Education

yang mengacu Wood Elementary Dad's Club (2002) diperoleh bahwa:

Siswa-siswa yang mendapat nilai A (Setara 9-10) ternyata 51%

ayah dan ibu yang berperan pada aras tinggi, atau 48% hanya ayah

saja yang berperan tinggi, atau 44% hanya ibu saja yang berperan tinggi, dan atau 27% baik ayah maupun ibu yang berperan pada aras

yang rendah. Sedangkan di kalangan siswa yang tinggal klas, 6%

saja yang baik ayah maupun ibu berperan tinggi, atau 9% hanya ibu saja yang berperan tinggi, dan atau 21% baik ayah maupun ibu yang

berperan rendah.

Perhatian orang tua pada aktivitas belajar anak dengan segala yang

berhubungan dengannya, dapat memberikan motivasi berprestasi yang

tinggi dan memunculkan simpati anak kepada orang tua yang pada akhirnya

dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri anak. Perhatian orang tua

sesungguhnya merupakan investasi kepada anak dalam meningkatkan

aktivitas belajar, dan membantu memaksimalkan perkembangan kepribadian

serta prestasi belajar. Senada dengan hal tersebut, Pramuji Wibowo (2007)

menyatakan sebagai berikut:

Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang tua

atau keluarga. Hal ini dikarenakan semenjak kecil anak

bersosialisasi, menerima pendidikan (pendidikan informal) pertama

kalinya adalah di dalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau

utama terhadap perkembangan pribadi anak. Belajar sebagai proses

interaksi untuk mencapai tujuan akan lebih efektif, bila ditunjang dengan motivasi yang tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

35

ekstrinsik, dan orang tua adalah hal yang signifikan dalam

membangkitkan motivasi seseorang.

Perhatian yang cukup dan perlakukan orang tua yang bijaksana

terhadap anak, akan berdampak pada kemampuan pengembangan potensi

diri anak yang melahirkan motivasi belajar yang tinggi dan kemampuan

berkonsentrasi dalam aktivitas belajarnya yang akhirnya berpengaruh

kepada pencapaian prestasi yang maksimal.

Dari beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh

perhatian orang tua sangat dominan terhadap keberhasilan belajar anak.

Dengan kata lain bahwa perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak,

terutama dalam hal pendidikan dan belajarnya, memiliki hubungan dan

pengaruh positif terhadap prestasi belajar yang dicapai anak di sekolah.

Dengan demikian, rasa bangga akan melingkupi perasaan anak, sehingga

anak semakin bersemangat dalam menjalankan kewajibannya sebagai

pelajar. Perhatian orang tua dalam pendidikan anaknya sangat diperlukan,

sebab dengan memberi perhatian, orang tua dapat menolong anak untuk

mengenali diri, mengembangkan potensi diri serta mampu mengatasi

masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan pribadinya sehingga

kegiatan belajar anak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian

diasumsikan bahwa prestasi belajarnya pun akan meningkat.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

36

2.7. Hasil Penelitian yang Relevan

Pudji Ratnawati, 2006. Dalam penelitian momen antara perhatian

orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Tulusrejo III

Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0,659 dengan N=20 Sedangkan dari tabel " r " product moment

dengan taraf signifikan 5% N=20, diperoleh angka sebesar 0,444. angka ini

menunjukkan batas signifikan, sedangkan " r " hitung diperoleh 0,659

berada di atas taraf signifikan 5 %. Berdasarkan hasil analisis data tersebut

maka hipotesis kerja diterima dan hipotesa nihil ditolak. Dengan demikian

ada hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar.

Siti Nur Ãzâ‚ 2004, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan tidak

terdapat hubungan positif yang signifikan antara perhatian orang tua

dengan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMPN 2 Temon Kulon Progo,

sebab ro < rt (0.037 < 0.202).

Apriyati, 2005, Hasil penelitiannya menunjukkan sebagai berikut :

tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara perhatian orang tua

dengan prestasi belajar IPA siswa kelas VI SD Waingapu 5.

Dengan adanya perbedaan penelitian tentang perhatian orang tua

dalam kegiatan belajar dengan prestasi belajar siswa maka peneliti

berkenan mengkaji ulang penelitian tersebut.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Perhatian Orang Tuarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1695/3/T1...bermacam-macam obyek. 2. Perhatian terpusat (konsentratif). Adalah perhatian

37

2.8. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori di atas, maka rumusan hipotesis dalam

penelitian ini adalah “Ada hubungan yang positif signifikan antara perhatian

orang tua dalam kegiatan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas

VII C SMP Negeri 7 Salatiga.”