BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu...

21
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Setiap peneliti memerlukan dasar pemikiran berupa teori yang akan mendukung keberhasilan suatu penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini tentang: 1) Ilmu pengetahuan alam; 2) Model pembelajara Team Game Tournament; 3) Media gambar; 4) Hasil belajar. 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Menurut Oemar Hamalik (2011:70) pemebelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapi tujuan pembelajaran. Menurut aliran behavioristik (dalam Hamdandi, 2011: 23) pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Sedangkan aliran kognitif, pembelajaran adalah sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Pembelajaran menurut Sanjaya ( 2006: 101) adalah proses penambahan informasi dan kemampuan/ kompetensi baru. Ketika seorang guru berpikir informasi dan kompetensi apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pembelajaran dapat disimpulkan adalah suatu proses untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi apa yang tepat untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari pada saat kegiatan belajar mengajar. Ilmu Pengetahuan Alam menurut Wahyana (dalam Trianto, 2012:136) adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

5

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Setiap peneliti memerlukan dasar pemikiran berupa teori yang akan

mendukung keberhasilan suatu penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam

penelitian ini tentang: 1) Ilmu pengetahuan alam; 2) Model pembelajara Team

Game Tournament; 3) Media gambar; 4) Hasil belajar.

2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut Oemar Hamalik (2011:70) pemebelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapi tujuan

pembelajaran.

Menurut aliran behavioristik (dalam Hamdandi, 2011: 23) pembelajaran

adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

lingkungan atau stimulus. Sedangkan aliran kognitif, pembelajaran adalah sebagai

cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal

dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari.

Pembelajaran menurut Sanjaya ( 2006: 101) adalah proses penambahan

informasi dan kemampuan/ kompetensi baru. Ketika seorang guru berpikir

informasi dan kompetensi apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu

juga berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai

secara efektif dan efisien.

Pembelajaran dapat disimpulkan adalah suatu proses untuk mencapai

tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi apa yang tepat untuk

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenal dan memahami apa yang

sedang dipelajari pada saat kegiatan belajar mengajar.

Ilmu Pengetahuan Alam menurut Wahyana (dalam Trianto, 2012:136)

adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun sistematik, dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

6

tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode

ilmiah dan sikap ilmiah.

Menurut Sapriati, dkk (2008:5.11) Ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah

hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang

terorganisasi secara logis sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari

pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,

penyusunan hipotesis yang diikuti pengujian gagasan-gagasan.

Menurut Rustaman, dkk (2008:1.5) IPA adalah produk, proses dan

penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat di dalamnya.

Produk IPA terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dapat melalui

proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific

methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry).

Berdasarkan teori yang dikemukakan para ahli tentanng IPA maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa IPA adalah hasil kegiatan manusia yang berupa

kumpulan pengetahuan, gagasan, dan konsep yang sistematis melalui metode

ilmiah dan bekerja ilmiah dan merupakan suatu penemuan sikap dan nilai yang

terdapat di dalamnya.

Hakikat pembelajaran IPA menurut Trianto (2012:141) adalah ilmu yang

lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah,

penyusunan hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan

teori dan konsep. Sedangkan menurut Alverman dalam (Samatowa, 2008: 9)

pembelajaran IPA menjadi berarti bila IPA diajarkan sedemikian, sehingga anak

menjalani suatu proses perubahan konsepsi.

Pembelajaran IPA yang dikutip oleh Tisno Hadisubroto dalam (Samatowa,

2008:5), Piaget mengatakan bahwa pengalaman langsung yang memegang

peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak.

Pengalaman langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak lahir)

samapi berumur 12 tahun. Efesiensi pengalaman langsung pada anak tergantung

pada konsistensi antara hubungan metode dan objek dengan tingkat

perkembangan kognitif anak. Sedangkan menurut piaget (dalam Nono Sutarno

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

7

2009:8.8) belajar sains merupakan proses konstruktivisme yang menghendaki

partisipasi aktif dari siswa.

Berdasarkan beberapa paparan teori yang dikemukakan para ahli

pembelajaran IPA maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah

suatu mata pelajaran sistematis yang melalui kegiatan observasi, perumusan

masalah, penyusunan hipotesis melalui eksperimen, penarikan simpulan, sehingga

anak dapat melakukan penemuan teori dan konsep dari apa yang telah dipelajari.

Sebelum pembelajaran dilakukan, guru merencanakan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam merumuskan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), guru sebaiknya menentukan Kompetensi dan Kompetensi

dasar yang akan dicapai. Dalam PTK ini Standar Kompetensi dan Kompetensi

yang digunakan pada pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 02 Lumajang

Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo, dapat dilihat pada tabel 2.1

Table 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi Kompetensi dasar

7. Memahami perubahan yang terjadi di

alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam

1.6 Mengidentifikasi peristiwa alam

yang terjadi di Indonesia dan

dampaknya bagi makhluk hidup

dan lingkungan

1.7 Mengidentifikasi beberapa

kegiatan manusia yang dapat

mengubah permukaan bumi

(pertanian, perkotaan,dsb)

2.1.2 Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu tipe

atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas

seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

8

tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas

belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model

Team Game Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih

menyenangkan disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama,

persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Team Game Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh Davied

Devries dan Keith Edward, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari

Johns Hopkins. Dalam model ini kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil

yang beranggotakan 4 sampai dengan 5 siswa yang berbeda-beda tingkat

kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya, kemudian siswa akan

bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecilnya.

Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) hampir sama seperti STAD

dalam setiap hal kecuali satu, sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan

individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu

siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam

kinerja akademik mereka yang lalu. Nur & Wikandari (2000) menjelaskan bahwa

Team Game Tournament (TGT) telah digunakan dalam berbagai macam mata

pelajaran, dan paling cocok digunakan untuk mengajar tujuan pembelajaran yang

dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar, seperti perhitungan dan

penerapan berciri matematika, dan fakta-fakta serta konsep IPA.

2.1.2.1 Pendekatan Kelompok Kecil dalam Team Game Tournament

Pendekatan yang digunakan dalam Team game tournament adalah

pendekatan secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil

dalam pembelajaran. Pembentukan kelompok kecil akan membuat siswa semakin

aktif dalam pembelajaran. Ciri dari pendekatan secara berkelompok dapat ditinjau

dari segi.

1) Tujuan Pengajaran dalam Kelompok Kecil

Tujuan pembelajaran dalam kelompok kecil yaitu; (a) memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan

masalah secara rasional, (b) mengembangkan sikap social dan semangat

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

9

bergotong royong (c) mendinamisasikan kegiatan kelompok dalam belajar

sehingga setiap kelompok merasa memiliki tanggung jawab, dan (d)

mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam kelompok tersebut (Dimyati

dan Mundjiono, 2006).

2) Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil

Agar kelompok kecil dapat berperan konstruktif dan produktif dalam

pembelajaran diharapkan: (a) anggota kelompok sadar diri menjadi anggota

kelompok; (b) siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab; (c)

setiap anggota kelompok membina hubungan yang baik dan mendorong

timbulnya semangat tim; dan (d) kelompok mewujudkan suatu kerja yang kompak

(Dimyati dan Mundjiono, 2006).

3) Guru dalam Pembelajaran Kelompok

Peranan guru dalam pembelajaran kelompok yaitu; (a) pembentukan

kelompok (b) perencanaan tugas kelompok, (c) pelaksanaan, dan (d) evalusi hasil

belajar kelompok.

2.1.2.2 Tahap-tahap Pembelajaran

Menurut Slavin (2008:166) model pembelajaran kooperatif tipe TGT

memiliki langkah-langkah (sintaks) sebagai berikut :

a) Presentasi kelas (class precentation)

Guru memperkenalkan materi pembelajaran yang diberikan

secara langsung atau mendiskusikan dalam kelas. Guru dalam hal

ini berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran mengacu pada apa

yang disampaikan oleh guru agar nantinya dapat membantu siswa

dalam mengikuti game dan turnamen.

b) Kelompok (teams)

Kelompok terdiri dari empat sampai lima orang yang

heterogen misalnya berdasar kemampuan akademik dan jenis

kelamin, jika memungkinkan suku, ras, atau kelas sosial. Tujuan

utama pembentukan kelompok adalah untuk meyakinkan siswa

bahwa semua anggota kelompok belajar dan semua anggota

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

10

mempersiapkan diri untuk mengikuti game dan turnamen dengan

sebaik-baiknya. Diharapkan tiap anggota kelompok melakukan hal

yang terbaik bagi kelompoknya dan adanya usaha kelompok

melakukan untuk membantu anggota kelompoknya sehingga dapat

meningkatkan kemampuan akademik dan menumbuhkan

pentingnya kerjasama diantara siswa dan meningkatkan percaya

diri.

c) Permainan (game).

Permainan (game) dibuat dengan isi pertanyaan-pertanyaan

untuk mengetes siswa yang didapat dari presentasi kelas dan

latihan kelompok. Game dimainkan dengan meja yang berisi tiga

murid yang mewakili tiga kelompok yang berbeda. Siswa

mengambil kartu bernomor dan berusaha untuk menjawab

pertanyaan sesuai dengan nomor. Aturannya membolehkan pemain

untuk menantang jawaban yang lain.

d) Pertandingan (tournament).

Setelah guru membuat presentasi kelas dan kelompok-

kelompok mempraktikkan tugas-tugasnya. Untuk turnamen

pertama guru mengelompokkan siswa dengan kemampuan serupa

yang mewakili tiap timnya. Kompetisi ini merupakan sistem

penilaian kemampuan yang mewakili tiap timnya. Kompetisi ini

merupakan penilaian kemampuan perorangan dalam STAD.

Kompetisi ini juga memungkinkan bagi siswa dari semua level di

penampilan sebelumnya untuk memaksimalkan nilai kelompok

mereka menjadi terbaik. Alur penempatan peserta turnamen

menurut Slavin (2008:168) dapat dilihat pada Gambar 2.1

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

11

Penempatan Peserta Turnamen

Gambar 2.1 Alur Penempatan Peserta Turnamen

e) Penghargaan Kelompok (team recognition).

Setelah mengikuti game dan turnamen, setiap kelompok akan

memperoleh poin. Rata-rata poin kelompok yang diperoleh dari game

dan turnamen akan digunakan sebagai penentu penghargaan kelompok.

Jenis penghargaan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Penghargaan kelompok dapat berupa hadiah, sertifikat, dan

sebagainya. Berikut contoh pencatatan dan penjumlahan skor untuk

satu tim menurut Slavin (2008:175), dapat dilihat pada tabel 2.2

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

12

Tabel 2.2

Pencatatan dan Penjumlahan Poin Game dan Tournamen

Pemain Tim Nilai Total

Nilai

Poin

Turnamen Game 1 Game 2

Erik Giants 5 7 12 20

Lisa Geniuses 14 10 24 60

Darry b. bomb 11 12 23 40

Berdasarkan contoh penjumlahan poin Game dan Tournamen pada

tabel 2.2, poin tournament 60 diberikan pada kelompok yang memiliki

total nilai paling tinggi, sedangkan poin tournament 20 diberikan pada

kelompok yang mendapat total nilai paling rendah. Berikut contoh

pehitungan poin Game dan Tournamen untuk empat pemain menurut

Slavin (2008:175), dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3

Perhitungan Poin Game dan Tournamen untuk Empat Pemain

Pemain dengan Poin yang Diperoleh

Skor Tertinggi 60

Skor Tengah Atas 40

Skor Tengah Bawah 30

Skor Rendah 20

Berdasarkan contoh pehitungan poin game dan tournament,

Penghargaan diberikan jika telah melewati kriteria pada tabel 2.4 (Salvin,

2008:175)

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

13

Tabel 2.4

Kriteria Penghargaan Kelompok

Kreteria (Rata-rata Kelompok) Predikat

40 Tim Baik

45 Tim Sangat Baik

50 Tim Super

2.1.2.3 Implementasi Metode Pembelajaran TGT

Hal yang harus diperhatikan dalam pengimplementasian, yaitu:

1) Pembelajaran terpusat pada siswa

2) Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi

3) Pembelajaran bersifat aktif

4) Pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa menjadi tim-tim

5) Dalam kompetisi diterapkan sistem point

6) Dalam kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal

kesetaraan dalam kinerja akademik

7) Kemajuan kelompok dapak diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas

yang diterbitkan secara mingguan

8) Dalam pemberian bimbingan guru mengacu pada jurnal

9) Adanya system penghargaan bagi siswa yang memperoleh point banyak

2.1.2.4 Kelebihan Model Pembelajaran TGT

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TGT Model pembelajaran

kooperatif Team Game Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang

merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:

1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas

2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam

4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

14

5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain

6) Motivasi belajar lebih tinggi

7) Hasil belajar lebih baik

8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

2.1.2.5 Kelemahan Model Pembelajaran Team Game Tournamen

Kelemahan model pembelajaran Team Game Tournamen adalah:

1) Bagi Guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan

heterogen dari segi akademis.

2) Bagi Siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit

memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.

2.1.2.6 Solusi kelemahan model Team Game Tournamen

Adanya kelemahan model pembelajaran Team Game Tournamen, perlu

dicari solusinya agar kelemahan tidak menganganggu kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model Team Game Tournamen

1) Bagi Guru

guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam

menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi

oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.

Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara

menyeluruh.

2) Bagi siswa

Mengatasi kelemahan yang ada, tugas guru adalah membimbing

dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar

dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

15

2.1.3 Media Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada materi tertentu kadang membutuhkan suatu

alat peraga agar materi tersebut mudah diterima oleh siswa. Pada kajian teori ini

akan dibahas mengenai media gambar.

2.1.3.1 Media

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami

bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.

Selanjutnya akan diuraikan pengertian media menurut istilah. Para ahli di

dalam memberikan batasan media berbeda-beda pendapat, tetapi arah dan

tujuannya sama, yang tidak lepas dari kata medium. Menurut Santoso S.

Hamidjojo dalam Amir Achsin (1980), media adalah semua bentuk perantara yang

dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima.

Assosiasi Teknologi dan Komunikasi (Association of Education and

Communication Technology/ AECT) di Amerika memberi batasan yaitu: Media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan

pesan/ informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.

Sementara Bringgs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset

adalah contoh-contohnya.

Selanjutnya Mc. Luhan dalam Arif S. Sadiman (1984) berpendapat bahwa

media adalah sarana yang juga disebut channel, karena pada hakekatnya media

memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan,

mendengarkan, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, dan waktu yang

hampir tak terbatas lagi.

Kaitannya dengan komunikasi interaksi dalam bentuk organisasi Dr.

Oemar Hamalik (1994) berpendapat bahwa media komunikasi adalah suatu media

atau alat bantu yang digunakan oleh suatu organisasi untuk mencapai efisiensi dan

efektivitas kerja dengan hasil yang maksimal.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

16

Dunia pendidikan kita mengenal peragaan atau keperagaan. Ada yang

lebih senang menggunakan istilah peragaan. Tetapi ada pula yang senang yang

menggunakan istilah komunikasi peragaan. Dewasa ini telah mulai dipopulerkan

istilah baru yakni “Media pendidikan”.

Beragamnya istilah dalam dunia pendidikan, yang mempunyai tekanan

sendiri-sendiri, maka akan lebih baik jika salah satu diantaranya “Media

pendidikan”. memiliki ciri-ciri:

1) Media pendidikan identik artinya dengan pengertiankeparagaan yang

berasal dari kata raga, suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar,

dan dapat diamati.

2) Tekanan utama terdapat pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan

didengar.

3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam

pengajaran, antara guru dengan siswa.

4) Media pendidikan sebagai alat bantu belajar mengajar, baik diluar kelas.

5) Berdasarkan (3) dan (4), maka pada dasarnya media pendidikan

merupakan suatu “perantara” (medium, media) dan digunakan dalam

rangka pendidikan.

6) Media pendidikan mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik,

yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.

7) Karena itu, sebagai tindakan operasional, dalam tulisan ini kita

menggunakan pengertian “media pendidikan”

Berdasarkan dari ciri-ciri umum media pendidikan tersebut, Dr. Oemar

Hamlik (1994) memberi batasan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik

digunakan dalam rangka mengaktifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan

siswa dalam prose pendidikan dan pengajaran disekolah”.

Berdasarkan pengertian media serta batasan-batasan yang dikemukakan

oleh para ahli , terdapat beberapa persamaan diantaranya, bahwa media adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

17

2.1.3.2 Media Gambar

Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat

membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan

berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi,

bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan

dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks (Arif S. Sadiman, 1984).

Berdasarkan Arif S. Sadiman tahun 1984, dapat disimpulakan bahwa

media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau

menyalurkan pesan dari sumber ke penerima (siswa). Pesan yang akan

disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media

gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau

diabaikan bila tidak digrafiskan.

2.1.3.3 Pemanfaatan Media Gambar Data Proses Belajar Mengajar

Di antara media pendidikan, gambar/ foto adalah media paling umum

dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati

di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah

gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.

Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan,

dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan

orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua

gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat

dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan

bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien.

2.1.3.4 Prinsip-prinsip pemakaian media gambar.

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu

dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan

inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

18

mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan

instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa

membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka

gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok.

2) Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian

gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan

keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu

dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran

gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan

sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril sangat

berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu

pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama

dikemudian hari.

3) Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan

banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang

mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik

daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-

pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan

mengakibatkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok gambar

yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi

visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan Perhatian pada

gagasan utama. Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan

bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar

hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan

konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu

diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain

berturut-turut secara lengkap.

4) Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-

gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita,

atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran

biologi. Para siswa mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

19

dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-

ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja tidak bisa mudah

dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di lingkungan hutan

tropis asing. Demikian pula istilah supermarket terdengar asing bagi

siswa-siswa yang hidup si kampung. Melalui gambar itulah mereka akan

memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal

5) Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa

akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan

tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis

keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam

membaca gambar-gambar itu.

6) Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar

baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan

gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi

para siswa. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik

dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip

serta menyeluruh.

2.1.3.5 Kelebihan Media Gambar

1) Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah

dibanding dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa,

anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat

mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas

lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau,

kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat

seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.

3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau

penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat

disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

20

4) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalah pahaman.

5) Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan

peralatan yang khusus.

2.1.3.6 Kelemahan Media Gambar

1) Gambar atau foto hanya menekankan presepsi indra mata.

2) Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk

kegiatan pembelajaran.

3) Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

Adanya kelemahan media gambar perlu dihindari, sebaiknya dalam

menggunkan gambar yang sedehana tidak terlalu kompleks tetapi sudah

menggambarkan materi yang akan di pelajari sehingga pembelajaran akan lebih

efektif, ukuran media gambar juga harus menyesuaikan jumlah siswa.

2.1.4 Hasil belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.

Belajar tertuju pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam

belajar. Sedangkan mengajar adalah pada apa yang seharusnya dilakukan

seseorang guru sebagai pengajar.

Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu

dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru.

Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa

mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya

intervensi orang lain sebagai pengajar.

Hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru),

seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

21

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya

(Sudjana, 2010 : 22).

Menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam

hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan

pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2010 : 22). Sedangkan menurut

Agus Suprijono (2012 : 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apersepsi dan ketrampilan.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan dan sikap yang

diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga

dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.5 Penerapan Model Team Game Tournamen Tehadap Hasil Belajar

Penggunaan model pembelajaran Team Game tournament (TGT)

berbantuan media gambar dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar IPA materi “Peristiwa Alam dan dampaknya” dan “Kegiatan Manusia

yang Mempengaruhi Permukaan Bumi” apabila penerapan pembelajaran sesuai

dengan langkah pembelajaran secara runtut. Langkah-langkah pembelajaran; 1)

melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi yang akan

dibahas; 2) memotivasi siswa; 3) menyampaikan langkah-langkah dalam

pembelajaran TGT; 4) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan

kegiatan yang akan dilakukan; 5) menjelaskan masalah pelajaran melalui

pengamatan gambar yang sudah ditetapkan; 6) mengemukakan masalah yang akan

dicari jawabannya, melalui pengamatan gambar untuk menentukan jawaban

melalui lembar tugas; 7) membagi siswa dalam kelompok diskusi; 8) membagikan

lembar tugas siswa yang akan di cari dalam kelompok; 9) membimbing siswa

dalam kegiatan diskusi; 10) setelah berdiskusi, siswa bersiap untuk melakukan

game; 11) kelompok mengirimkan wakilnya ke meja tournament untuk

mengambil kartu pertaanyaan untuk dijawab kelompok; 12) jika jawaban salah

maka kelompok lain yeng menjawab; 13) setelah selesai, setiap kelompok

menjumlahkan perolehan poin dan menulis dipapan tulis, kemudian diumumkan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

22

kelompok terbaik; 14) bertanya jawab mengenai hal yang belum dimengerti

siswa; 15) menyimpulkan hasil pembelajaran.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang penulis angkat ini

sesungguhnya telah banyak dilakukan, misalnya penelitian yang dilakukan oleh :

Aiyan, Stevianus. 2011..melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang

berjudul “Penggunaan Model TGT (Teams Games Turnamnet) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran

IPA DI SDN Sukoharjo I Kecamatan Klojen Kota Malang.”. Penelitian dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek

penelitian adalah siswa kelas V SDN Sukoharjo I Kecamatan Klojen Kota Malang

yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan

observasi selama proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua

siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut; hasil belajar siswa yang

merupakan pemahaman konsep IPA materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya secara

klasikal mengalami peningkatan dari 63,39 % pada pra tindakan menjadi 73,04 %

kemudian menjadi 82,13 % pada siklus II. Hasil belajar berupa keterampilan

proses bekerjasama meningkat dari 58.62 % pada siklus I kemudian mengalami

peningkatan menjadi 93.33 % pada siklus II. Dari hasil penelitian dan

pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN Sukoharjo I, Kecamatan Klojen,

Kota Malang.

Sucahyono, Aris Sandhi. 2011. melakukan penelitian dalam bentuk skripsi

yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model TGT (Teams Game

Tournaments) Bagi Siswa Kelas IV SDN Tondowulan II Jombang”. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif berdasarkan pada

temuan-temuan yang muncul dilapangan. Hasil penelitian tersebut adalah

prasiklus jumlah rerata skor 67,28 dan daya serap klasikal 28%, dan setelah

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

23

diadakan tindakan pada siklus I rerata skor meningkat 70,56 dan daya serap

klasikal meningkat menjadi 64%. Jumlah rerata skor dan daya serap mengalami

peningkatan lagi pada siklus II yaitu 85,32 dan 84%.

Mustikasari, Dwi Mariza. 2011. melakukan penelitian dalam bentuk

skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Team Games Tournament

(TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran IPS

di SDN Jatimulyo 1 Malang Kecamatan Lowokwaru Kota Malang”. Penelitian ini

menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan

deskritif kualitatif dan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS yang dilakukan melalui model

pembelajaran TGT pada kelas IV SDN Jatimulyo 1 Malang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum

tindakan sangat rendah dibawah KKM yaitu dengan rata-rata kelas 45,44; pada

siklus I sebesar 69,64 dan pada siklus II sebesar 83,003. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa (1) Model pembelajaran TGT pada

pembelajaran IPS dapat diterapkan dengan efektif pada siswa kelas IV SDN

Jatimulyo 1 Malang (2) Penerapan model TGT pada pembelajaran IPS dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Jatimulyo 1 Malang.

2.3 Kerangka Pikir

Alur pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian

dengan kondisi awal hasil belajar IPA siswa masih banyak yang di bawah KKM,

siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan pembelajaran yang kurang bermakna.

Memberikan tindakan dengan melakukan pembelajaran IPA dengan model

pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Sehingga pada akhirnya hasil

belajar diharapkan dapat meningkat. Kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar

2.2.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

24

Gambar 2.2

Kerangka Pikir

Siswa kurang aktif dalam

pembelajaran

Hasil belajar IPA siswa di

bawah KKM

Kegiatan pembelajaran

lebih bermakna

Kurang bermakna bagi

siswa

Hasil belajar IPA siswa meningkat

diatas KKM

kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:

1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas

2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam

4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa

5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain

6) Motivasi belajar lebih tinggi

7) Hasil belajar lebih baik

8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Diterapkan model pembelajaran

Team Games Tournament (TGT)

Siswa lebih aktif dalam

pembelajaran

Pembelajaran menggunakan metode konvensional

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8248/2/T1_292009287_BAB II.pdf · Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

25

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:

Penerapan model pembelajaran team games tournament (TGT) berbantuan

media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi

“Peristiwa Alam dan dampaknya” dan “Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi

Permukaan Bumi” pada siswa kelas 5 di SD Negeri 02 Lumajang Kecamatan

Watumalang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013.