BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1...

15
BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 Definisi Manajemen Sekolah Dasar Manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, untuk mencapai tujuan organisasi, secara efisien dan efektif (Wahjosumidjo, 2000: 117). Menurut Scanlan dan Key, manajemen merupakan proses pengoordinasian dan pengintegrasian semua sumber, baik manusia, fasilitas, maupun sumber daya teknikal lain untuk mencapai tujuan khusus yang ditetapkan (Danim, 2007: 32). Sementara itu, manajemen sekolah adalah proses dan instansi yang memimpin dan membimbing penyelenggaraan pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah (Sagala, 2007:55). Sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar merupakan jenjang yang melandasi jenjang pendidikan menengah (Depdiknas, 2006: 10). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen atau pengelolaan sekolah dasar merupakan proses pendayagunaan sumber daya sekolah dasar melalui kegiatan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara lebih efektif dan efisien. Dari fungsi perencanaan sekolah tentunya diawali dari penentuan visi, misi dan tujuan sekolah yang telah dirancang dan dikembamngkan pada setiap tahun ajaran baru. Ini diawali sejak sekolah menentukan pembagian surat keputusan mengajar pada personil guru di kelas. Menentukan visi dan misi sekolah tentunya sangat tergantung dari kondisi dan situasi sekolah tersebut baik lingkungan sekolah, guru dan staf yang tersedia, sarana dan prasarana maupun stok holder yang sudah terbangun Pengorganisasian, peneliti beranggapan bahwa sebuah lembaga baik formal maupun non formal sangat tergantung pada pengorganisasian yang dibangun. Lembaga akan berjalan lancer sesuai tujuan yang dicanangkan tentunya diawali dengan pengorganisasian yang teratur pula. Sebaliknya pengorganisasian yang ala kadarnya juga berdampak sangat siknifikan terhadap kinerja sebuah organisasi. Pengorganisasian yang dibangun di sekolah tidak terlepas dengan ritinitas seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah mengadakan supervise secara teratur dan

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

BAB II

KAJIAN TEORI

2. Manajemen Sekolah Dasar

2.1 Definisi Manajemen Sekolah Dasar

Manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

menggerakkan, mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber

daya manusia, sarana dan prasarana, untuk mencapai tujuan organisasi, secara efisien dan efektif

(Wahjosumidjo, 2000: 117). Menurut Scanlan dan Key, manajemen merupakan proses

pengoordinasian dan pengintegrasian semua sumber, baik manusia, fasilitas, maupun sumber

daya teknikal lain untuk mencapai tujuan khusus yang ditetapkan (Danim, 2007: 32).

Sementara itu, manajemen sekolah adalah proses dan instansi yang memimpin dan

membimbing penyelenggaraan pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi dalam mewujudkan

tujuan pendidikan dan tujuan sekolah (Sagala, 2007:55). Sekolah dasar sebagai bagian dari

pendidikan dasar merupakan jenjang yang melandasi jenjang pendidikan menengah (Depdiknas,

2006: 10).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen atau

pengelolaan sekolah dasar merupakan proses pendayagunaan sumber daya sekolah dasar melalui

kegiatan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara

lebih efektif dan efisien. Dari fungsi perencanaan sekolah tentunya diawali dari penentuan visi,

misi dan tujuan sekolah yang telah dirancang dan dikembamngkan pada setiap tahun ajaran baru.

Ini diawali sejak sekolah menentukan pembagian surat keputusan mengajar pada personil guru di

kelas. Menentukan visi dan misi sekolah tentunya sangat tergantung dari kondisi dan situasi

sekolah tersebut baik lingkungan sekolah, guru dan staf yang tersedia, sarana dan prasarana

maupun stok holder yang sudah terbangun

Pengorganisasian, peneliti beranggapan bahwa sebuah lembaga baik formal maupun non

formal sangat tergantung pada pengorganisasian yang dibangun. Lembaga akan berjalan lancer

sesuai tujuan yang dicanangkan tentunya diawali dengan pengorganisasian yang teratur pula.

Sebaliknya pengorganisasian yang ala kadarnya juga berdampak sangat siknifikan terhadap

kinerja sebuah organisasi. Pengorganisasian yang dibangun di sekolah tidak terlepas dengan

ritinitas seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah mengadakan supervise secara teratur dan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

terprogram. Sebagai contoh yang perlu dilakukan seorang kepala sekolah terkait supervise

misalnya :

1. Supervisi Akademis :

a. Kelengkapan Administrasi :

1) Silabus2) Rencana Program Pembelajaran (RPP)3) Jadwal pelajaran4) Progam Tahunan5) Program Semester6) Program Bimbingan7) Daftar Nilai8) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)9) Daftar Penyerahan Rapor10) Buku Keliling11) Bank Soal12) Analisis Nilai Ulangan13) Analisis Soal Ulangan14) Batas Pelajaran15) Buku Remedial dan pengayaan16) Buku Daftar Kelas17) Absen18) Daftar Piket Siswa19) Buku Keuangan Siswa20) Buku Inventaris Kelas21) Buku Agenda/ rapat guru22) Buku Tamu23) Data Dinding dll

b. Peningkatan Penguasaan Metode Pembelajaranc. Peningkatan Penguasaan Model Model Pembelajarand. Peningkatan Penguasaan Sistem Penilaian Hasil Belajare. Pelaksanaan Pembelajaran

2. Supervisi Internal Manajerial :

a. Administrasi Tata Usahab. Kurikulumc. Kesiswaan/Ekstra Kurikulerd. Sarana/Prasaranae. Perpustakaanf. UKS

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

Sesuai dengan pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan dalam waktu dekat ini Penyusunan Program Supervisi di SDN Purwosari 1 ini bertujuan sebagai berikut :

1. Acuan bagi pelaksanaan kegiatan supervisi di lingkungan SD N Purwosari 12. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sebagai pendidik3. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang bermuara

pada peningkatan kualitas tamatan.4. Selain supervisi akademis , program supervisi ini juga dilengkapi dengan supervisi

manajerial pada setiap unit kegiatan di lingkungan SD N Purwosari 1 yang merupakan supervisi internal dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan unit kegiatan dan administrasi sekolah.

3. Supervisi Manajerial Internal

Pelaksanaan Supervisi Internal dalam bidang manajerial sekolah dilakukan pada setiap unit kegiatan yang ada dalam jajaran manajerial SD Tambakroto. Pelaksanaannya dilakukan bersama oleh Kepala Sekolah bersama dengan Pengawas pada setiap unit dengan target utama adalah pembenahan pada :

1. Kinerja Tim Pengembang Kurikulum dalam mereviu dan merevisi KTSP2. Perlunya dibentuk Tim Pengembang Kurikulum SD Negeri yang solid3. Peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana4. Peningkatan pengelolaan lingkungan dan Budaya Sekolah5. Peningkatan sistem informasi manajemen6. Peningkatan Kemitraan dan kerjasama dengan orang tua siswa dan pihak lain7. Peningkatan Manajemen Pengelolaan UKS dan Labor serta optimalisasi

pemakaiannya dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa8. Peningkatan kegiatan pengembangan diri meliputi layanan konseling dan

peningkatan kualitas kegiatan ekstra kurikuler

Fungsi penggerakan peneliti menyikapai bahwa keberadaan seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah vital keberadaannya. Seorang pemimpin harus meneladani kaedah pendidikanyang telah dicanangkan Ki Hajar Dewantoro yaitu Ing Ngarso sun Tuladha artinya sebagai pemimpin segala tingkah lakunya di lembaga menjadi tolak ukur dan contoh bawahannya.

Manajemen sekolah bukan merupakan terminologi baru dalam dunia akademik

kependidikan. Sebagai substansi tugas, manajemen sekolah telah ada sejak lembaga

persekolahan ada. Substansi prosesnya yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan telah dikembangkan sejalan dengan berjalannya substansi tugas (manajemen

akademik, manajemen keuangan, manajemen ketatalaksanaan sekolah, manajemen kemuridan,

manajemen bangunan dan perlengkapan sekolah, manajemen pelayanan khusus, manajemen

kehumasan, manajemen perpustakaan) meskipun belum bersistem (Danim, 2007: 33)

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

Pendapat ahli mengenai manajemen , menurut peneliti sangatlah beralasan. Ini

dikarenakan pengejawantahan manajemen mengandung makna yang luas dalam pengelolaan

sebuah organisasi Ini tertian dalam tugas = tugas seorang pemimpin dalam hal ini kepala

sekolah. Salah satu tugas kepala sekolah adalah memastikan bahwa sarana dan prasarana sekolah

dapat digunakan dengan baik dalam rangka menunjang pembuatan kebijakan dan pengambilan

keputusan yang tepat, penyusunan rencana kerja sekolah, pelaksanaan pembelajaran dan

pelaporan kinerja sekolah. Sarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam

pendidikan, misalnya : lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan

sebagainya. Prasarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya :

Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dan sebagainya.

Dalam keputusan Menteri P dan K No. 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3

(tiga) kelompok besar, yaitu: (1) bangunan dan perabot sekolah, (2) alat pelajaran yang terdiri

dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium; (3) media pendidikan yang dapat

dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak

menggunakan alat penampil.

Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang diperlukan di sekolah demi

kelancaran dan keberhasilan proses pendidikan sekolah adalah: (1) Ruang kelas; (2) Ruang

Perpustakan; (3) Ruang Laboratorium; (4) Ruang Keterampilan; (5) Ruang Kesenian; (6)

Fasilitas Olah raga. Sedangkan komponen-komponen sarana dan prasarana pendidikan adalah :

(1) Lahan; (2) Ruang; (3) Perabot; (4) Alat dan media pendidikan.

Dalam paradikma baru manajemen pendidikan ini Depdiknas melukiskan fungsi - fungsi

pendidikan yang didesentralisasikan ke sekolah (Mulyasa , 2006 : 20) Alurnya sebagai berikut :

INPUT PROSES OUTPUT

OUTPUT

P

Perencanaan dan evaluasi

Kurikulum

Pembelajaran

Ketenangan

Fasiitas

Keuangan

Kepesertadidikan

Hub. sekolah -masyarakat

Iklim sekolah

KBM PRESTASI SISWA

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

2.2 Fungsi Manajemen Sekolah

Fungsi manajemen sekolah adalah mengoptimalkan kemampuan menyusun rencana

sekolah dan rencana anggaran. Sekolah dikelola berdasarkan rencana sekolah dan rencana

anggaran. Masyarakat juga didorong untuk berpartisipasi mengelola sekolah. Berikut diuraikan

fungsi-fungsi pengelolaan sekolah yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

pengoordinasian, pengarahan, dan pengawasan dalam konteks kegiatan satuan pendidikan.

a. Fungsi Perencanaan

Perencanaan sekolah adalah proses menentukan sasaran alat, tuntutan-tuntutan, taksiran,

pos-pos tujuan, pedoman, dan kesepakatan yang menghasilkan program-program sekolah yang

terus berkembang (Sagala, 2007: 58).

b. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian sekolah merupakan kemampuan kepala sekolah bersama guru, tenaga

kependidikan, dan personel lainnya di sekolah dalam melakukan semua kegiatan manajerial

untuk mewujudkan hasil yang direncanakan dengan menentukan hasil yang direncanakan dengan

menentukan sasaran, menentukan struktur tugas, wewenang dan tanggung jawab (Sagala, 2007:

60).

Fattah (2006: 71) mengartikan pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi

.c. Fungsi Penggerakan (Actuating)

Berdasarkan seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan

fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih

banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen. Fungsi actuating justru

lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam

organisasi.

Menggerakkan (Actuating) menurut Terry berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Menggerakkan dalam organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personel sekolah lainnya melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat (Sagala, 2007: 60).

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

d. Fungsi Pengkoordinasian

Pengkoordinasian dalam organisasi sekolah adalah mempersatukan rangkaian aktifitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dengan menghubungkan, manyatupadukan, dan menyelaraskan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personel lainnya sehingga berlangsung secara tertib ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan (Sagala, 2007: 62).

Usaha pengkoordinasian dapat dilakukan malalui berbagai cara, antara lain dengan

melaksanakan penjelasan singkat, mengadakan rapat kerja, memberikan petunjuk pelaksanaan

dan petunjuk teknis serta memberikan balikan tentang hasil kegiatan (Suryosubroto, 2004: 24).

e.Tujuan Model Manajemen Pembelajaran Melalui Metode “Stop and Stop”

Model manajemen pembelajaran melalui metode “stop and stop” berbasis

pendidikan karakter untuk mengatur proses belajar mengajar, dalam rangka

tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Tujuan dalam

model manajemenpembelajaran melalui metode “stop and stop” yang

dilakukan oleh para guru atau pengajarantara lain :

1. Planning (Perencanaan) dalam proses pembelajaran pada pembuatan RPP

dan sudah tercantum metode yang diterapkan dan disusun secara jelas.

2. Organizing (Pengorganisasian) dalam penyediaan media atau alat peraga,

pengelompokan SK dan KD, perumusan dan penetapan metode serta

prosedur pembelajaran dapat dilakukan secara tepat.

3. Actuating (Penggerakan/Pelaksanaan) dalam proses pembelajaran dapat

dilakukan secara runtut dan baik berdasar pada RPP.

4. Controlling (Pengawasan) untuk memantau proses pembelajaran agar

sesuai dengan apa yang dilakukan pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

C.Manfaat Model Manajemen Pembelajaran Melalui Metode “Stop and

Stop”

1. Model manajemen pembelajaran melalui metode “Stop and Stop”berbasis

pendidikan karakter padasetiap sekolah akan mengoptimalkan proses

belajar mengajar atau pembelajaran secara efektif dan efisien.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

2. Model manajemen pembelajaran melalui metode “Stop and Stop”

pendidikan karakter di sekolah ini akan meningkatkan potensi kegiatan

belajar mengajar.

3. Model manajemen pembelajaran melalui “Stop and Stop” berbasis

pendidikan karakter di sekolah ini dapat memudahkan guru untuk

memahami tugas dan tanggungjawabnya dalam pembelajaran.

e. Fungsi Pengawasan

Pengawasan manajemen sekolah adalah usaha sistematis menetapkan standar prestasi

dengan perencanan sasarannya guna sistem informasi umpan balik (Sagala, 2007: 66)

2.3 Fokus Manajemen Sekolah

2.3.1 Input Sekolah

Menurut Sagala (2006: 140), input adalah segala sesuatu yang harus tersedia (perangkat

lunak maupun perangkat keras) karena dibutuhkan bagi berlangsungnya proses. Proses

pendidikan adalah berubahnya sesuatu yang merupakan input menjadi sesuatu yang lain dari

hasil proses yang disebut output.

Input sekolah dapat diidentifikasikan mulai dari manusia, uang, material/bahan-bahan,

metode-metode, dan mesin-mesin (Komariah dan Triatna, 2006: 2). Manusia yang dibutuhkan

sebagai masukan bagi proses pendidikan adalah siswa sebagai bahan utama atau bahan mentah.

Untuk menghasilkan manusia yang seutuhnya diperlukan input manusia yang memiliki potensi

untuk dididik, dilatih, dibimbing, dan dikembangkan menjadi manusia seutuhnya.

2.3.2 Proses Penyelenggaraan Sekolah

Proses penyelenggaraan sekolah merupakan kiat manajemen sekolah dalam mengelola

masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan atau output sekolah (Komariah dan

Triatna, 2006: 5). Menurut Slamet (dalam Komariah dan Triatna, 2006: 5) menyatakan bahwa

proses adalah berubahnya “sesuatu” menjadi “sesuatu yang lain”. Sesuatu yang berpengaruh

terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut

output.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

Proses sekolah dalam dimensi kepemimpinan adalah menghasilkan keputusan

kelembagaan yang terjadi sebagai keputusan partisipatif atau keputusan bersama antara kepala

sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, para ahli, dan orang-orang yang berkepentingan terhadap

pendidikan. Keputusan tentang bagaimana berlangsungnya sekolah yang didasarkan atas

partisipasi diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki bagi semua kelompok kepentingan

sekolah.

Penyelenggaraan sekolah dari dimensi kepemimpinan ini adalah terjadinya pemotivasian

terhadap staf agar mereka terus semangat bekerja dan menghasilkan karya yang berguna dan

bermutu. Di era global ini, dituntut keahlian yang harus terus dikembangkan seiring dengan

inovasi-inovasi yang ditemukan dalam bidang pendidikan.

Pengelolaan program sekolah adalah pengkoordinasian dan penyerasian program sekolah

secara holistik dan integratif yang meliputi:

a. Perencanaan, pengembangan, dan evaluasi program;

b. Pengembangan kurikulum;

c. Pengembangan proses belajar mengajar;

d. Pengelolaan sumber daya manusia (guru, konselor, karyawan, dan sebaginya).

e. Pelayanan siswa;

f. Pengelolaan fasilitas;

g. Pengelolaan keuangan;

h. Pengelolaan hubungan sekolah-masyarakat;

i. Perbaikan program (Komariah dan Triatna, 2006: 5)

2.3.3 Output Sekolah

Sekolah sebagai sistem, seharusnya menghasilkan output yang dapat dijamin

kepastiannya (Komariah dan Triatna, 2006: 5). Output dari aktivitas sekolah adalah segala

sesuatu yang kita pelajari di sekolah, yaitu seberapa banyak yang dipelajari dan seberapa baik

kita mempelajarinya. Output sekolah secara mudah dapat dikatakan sebagai siswa yang berhasil

keluar sebagai pemenang dari kegiatan menuntut ilmu yang diakhiri dengan ujian-ujian dan

menghasilkan suatu nilai penghargaan, berupa angka-angka nilai.

Pendidikan adalah investasi, sehingga keberadannya harus terkait dengan kembali hasil

atau keluaran yang bermanfaat atau menguntungkan secara finansial dan sosial (Komariah dan

Triatna, 2006: 6). Apabila ditinjau dari sudut lulusan, output sekolah adalah lulusan yang

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

berguna bagi kehidupan, yaitu lulusan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan

lingkungannya. Lulusan ini mencakup outcome, yaitu hasil dari investasi pendidikan yang

selama ini dijalani siswa untuk menjadi suatu yang berguna dan bermanfaat. Output pendidikan

dasar adalah siswa dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

2.3.4 Spesifikasi ModelManajemen Pembelajaran melalui Metode “Stop and

Stop”

Model manajemen pembelajaran melalui “Stop andstop”berbasis

pendidikan karakter di satuan pendidkan memiliki spesifikasi antara lain:

1.Penerapan proses manajemen yaitu: (perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan) pada pembelajaran dapat dijadikan acuan

untuk melakukan kegiatan belajar mengajar agar tujuan kegiatan belajar

mengajar dapat tercapai secara efektif dan efisien.

2.Pendidikan anak terintegrasi dalam pembelajaran dan pelaksanaannya

harus menggunakan metode yang tepatyang dilakukan pada proses

manajemen pembelajaran. Nilai pengajaran pada setiap mata pelajaran yang

dilakukan oleh setiap guru sangat membutuhkan metode, cara yang

terkandung dalam pembelajaran itu sendiribertujuan mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik,

dan berperilaku baik.

3.Penggunaan model pembelajaran melalui metode “stopand stop”diterapkan

pada semua pelajaran yang diselenggarakan oleh setiap satuan pendidikan

untuk satuan pendidikan di sekolah dasar.

Pola Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Metode “stop & stop” di Sekolah

Pengawasa oleh Kepala Sekolah

Tenaga kependidikan

GURU GURU GURU GURU GURU

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

2.4 Konsep Mutu

Mutu mempunyai pengertian yang bervariasi Seperti ang dikemukakn Nomi pfeffer dan

Anna Coote “ mutu merupakan konsep yang licin “ .Mutu mengimplementasikan hal -hal yang

berbeda masing masing orang.bahkan semua menyetujui untuk mengungkapkan upaya

peningkaan mutu pendidikan. Mutu sebuah ide yang dinamis. Memang makna mutu yang

demikian luas akan sedikit membingungkan pemahaman kita. Akan tetapi pemahaman kita

konsekwensi praktis yang siknifikan akan muncul dari perbedaan - perbedaan makna tersebut.

Denngan demikian mutu membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam. Devinisi relatif mutu

memiliki dua aspek yaitu ; Menysuaikan diri dengan spesivikasi dan kedua memenuhi kebutuhan

pelanggan. Mutu memilikisebuah sistem yang biasa disebut sistem jaminan mutu “ qualyty

assurance system “ ( Edward Sallis 2011 : 49 )

2.5 Hakekat Pembelajaran

Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah

lakuyang diinginkandengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif

mendifinisikn pmbelajara sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berfikir agar mengnal danmemahami sesuatu yang sedang dipelajari. Adapun humanistik

mendiskrifsikan pemblajaran sebgaimemberikan kebebsan kepada siswa untuk memilih bahan

pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.(Hamdani 2011: 23)

Salah satu pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi

dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya. Pada dasarnya semua siswa

memiliki gagasan atau pengetahuan awal yang sudah membangun dlam wujud skemata. Dari

pengetahuan awal dan pengalaman yang ada , siswa menggunaka informasi dari lingkungan

dlam rangka mengkontruksi interprestasi pribadi serta makna - maknanya. Makna dibangun

ketika guru memberikan permasalahan yang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang

sudah ada sebelumnya, memberi kesempatan kepada siswa menemukan dan menerapkan idenya

sendiri. Untuk membangun maknater sebut, proses belajar mengajar berpusat pada siswa.

Berbicara pda konsep pembelajaran maka di dalamnya tidak akan epas yang namanya belajar.

Belajar memiliki bentuk - bentuk sesuai karakter anak dan lingkungan belajarnya. Belajar

dibedakan menjadi lima bentuk yaitu : (1) Belajar responden, (2) Belajar kontiguitas, (3) belajar

operant, (4) belajar observasional dan (5) belajar kognitif .( Ratna Wilis Dahar : 4 ). Di sini peran

guru sangat sentral dan vital, sentral dibutuhkan kehadiran guru secara utuh dan karismatik, vital

PARA SISWA DI KELAS

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

sangat penting untuk membentuk karakter anak.Guru harus memiliki minat besar terhadap materi

yang mereka ajarkan dan menunjukkan minat yang jelas dan pengharapan yang tinggi bahwa

anak - anak juga akan menyukai pelajaran karena antosiasme guru itu menular. ( Barbara K.

Given 2007 : 217 )

2.6 Mutu Pendidikan

Dalam Peraturan Menteri Pendidikn Nasional Nomor 63 tahun 2009 tentang sistem

penjamin mutu Pendidikan pasal (1) ayat ( 1) memberikan pengertian bahwa mutu pendididkan

adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dpat diraih dari penerapan Sitem Pendidikan

Nasional .Standar mutu pendidikan di Indonesia ditetapkan dalam suatu standarisasi Nasional

dan dikenal dengan standar Nasioanl Pendidikan.

Standar Pendidikan Naioanal tersebut meliputi : (1) Standar Kompentensi Lulusan yang

mencakup Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan. ( 2) Standar isi adalah ruang lingkup materi

dan tingkat kompentensi yang dituangkan dalam kreteria tentang kompentensi tamatan,

kompentensi bahan kajian, kompenten, kompentensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran

yang harus dipenuhi oleh peserta didikpada jenjang dan jenis pendidikan tertentu; (3) Standar

proses adalah standar Nasioanal Pendidikan yanag berkaitan dengan pelaksanaan Pembelajaran

pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompentensi lulusan. (4). Standar

Pendidikan dan Tenaga Kependidikan adalah kreteria pendidikan dan kelayakan fisik maupun

mental ,serta pendidikan dalam jabatan. ( 5 ). Standar Sarana dan Prasarana adalah standar

Nasioanal Pendidikan yang berkaitan dengan kreteria monimal tentang ruang belajar, tempat

berolahraga, tempat ibadah, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi,

serta sumber belajar lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran ,termasuk

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. ( 6 ) Standar Pengelolaan adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan

pendidikan pada tingkat satuan pendidikan , Kab / Kota , Propinsiatau Nasional agar tercapai

efisiensindan efektifitas penyelenggaraan pendidikan . ( 7) . Standar pembiayaan adalah : Standar

yanag mengatur komponen dan besarnya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu

tahun ( 8 ) Standar Penilaian Pendidkan adalah ; Standar Nasioanl Pendidikan yang berkaitan

dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Selain pengertian mutu pendidikan yang diuraikan di ata, mutu pendidikan dapat juga

diartikan sebagai seseorang yang telah mencapai tujuan kurikulum ( obyektive of curriculum )

yang dirancang untuk pengelolaan pembelajaran peserta didik ( Suryadi 1993 ) . Konsep ini

lebih menekankan kepda pengawasan dalam pencapaian tujuan kurikulum pembelajaran ,

sehimgga indikator umumnya adalah semakin tujuan kurikulum tercapai maka dapat

dikategorikan suatu pendidikan yang bermutu.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

Mutu Pendidikan menurut Amtu ( 2011 : 22-23 ) , adalah berbagai indikator dan

komponen pendidikan yang saling bekaitan . Komponen dan variabel yang menentukan

terwujudnya mutu pendidikan yang baik secara umum masih dikaitkan dengan sistem ,

kurikulum, tenaga pendidikan, peserta didik, proses belajar mengajar, anggaran, sarana prasarana

pendidikdn lingkungaan belajar budya organisasi, kepemimpinan dan lain sebagainya.

Menurut Zahroh ( 1014: 58 ) mutu pendidikan harus mengutamakan siswa atau perbaikan

program sekolah yang dilakukan secara kreatif dan konstruktif oleh pihak pendidikan . Lembaga

pendidikan dikatakan bermutu jika Input , proses, dan output dapatmemenuhi persyaratan yang

dituntut oleh pengguna jasa pendidikan. Input yaitu segala sesuatu yang harus tersedia karena

dibutuhkan untuk berlangsungnya KBM , saran prasarana, program dan harapan ( visi misi dan

tujuan ) . Proses yaitu pengambilan keputusan proses pengelolaan kelembagaan , proses

pengelolaan program, proses belajar dan mengajar dan proses monitoring dan evaluasi. Output

yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses sekolah . Output sekolah dapat dikatakan

berkualitas / bermutu tinggi jika pristasi sekolah , kususnya pristasi belajar siswa menunjukkan

pencapaian yang tinggi. ( 1 ) Pristasi akademik berupa nilai ulangan umum ujian Nasional,

karya ilmiah, lomba akademik. dan (2 ) pristasi non akademik seperti kegiatan - kegiatan

ekstrakurikuler.

Ditegaskan lebih jauh bahwa mutu Pendidikan adalah kemampuan lembaga pendidikan

dalam mendayagunakan sumber sumber pendidikn untuk meningkatkan kemampuan belajar

seoptimal mungkin. Analisis konsep ini lebih menekankan kepada kinerja lembaga, yaitu

kecenderungan semakin efektif dalam mendayagunakan sumbr - sumber pendidikan dan semakin

baik hasil yang dicapai, maka dapat dikatakan pendidikan tesebut memiliki mutu yang baik.

2.7 Konsep Team Work Teacher ( Kelompok Kerja Guru )

Kelompok Kerja Guru sebenarnya sudah cukup lama mengemuka di kalangan kaum

pendidik.Ini kebanyakan guru menyebutnya KKG. KKG sering kita laksanakan pada setiap

Gugus Sekolah yang terbentuk atas beberapa lembaga Pendidikan atau Sekolah bergabung

menjadi satu dengan nama Gugus sekolah. Keberadaan Gugus Sekolah telah diakui memberi

manfaat yang signifikan bagi pengembangan sistem pembinaan profesional bagi Guru.bahkan

Kepala Sekolah maupun Pengawas Sekolah.

Prinsip pengembangan Gugus Sekolah melalui wadah KKG, KKKS dan KKPS adalah “

dari Guru, Oleh Guru dan untuk Guru “. Artinya semua kegiatan didesain untuk kepentingan dan

pengembangan kompentensi profesional Guru, dilakukan sepenuhnyaoleh para guru di bawah

fasilisator pihak terkait dan tentus saja segala hal yang dikembangkan di gugus sekolah

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

semuanya berasal dari guru. Melalui wadah KKG,KKKS dan KKPS semua guru yang ada dapat

saling berbagi dan saling mengisi , mereka yang mempunyai kelebihan berbagi dengan mereka

yang memiliki permasalahan kesulitan mengajar di bidang - bidang tertentu. Sehingga semua

permasalahan dan kesulitan akan bisa terpecahkan tanpa harus bertanya ke sana ke mari. Dalam

kegiatan yang dikembangkan guru di gugus sekolah dikenal dengan “ Tutor Sebaya “ atau istilah

“ peer teaching. “ ( Asep Rachmat , 2009 :

2.8 Penelitian Terdahulu

Rita Dunn, Andrea Honigsfeld dkk (2008) Impact of Learning-Style Instructional

Strategies on Students’ Achievement and Attitudes: Perceptions of Educators in Diverse

Institutions ( Dampak Pembelajaran Instruksional dan keragaman gaya dalam peningkatan

Pristasi anak ) Hasil dari penelitian ini menyatakan tentang gaya belajar yang diterapkan di

dalam masyarakat dan institusi mereka. Dari antara mereka materi diselidiki adalah dampak dari

gaya mengajar terhadap praktek, syllabi, dan nilai-nilai dan apakah hal tersebut mampu

membangun siswa atau instruksi untuk meningkatkan hasil, bagaimana hal itu meningkatkan

persepsi para siswa dan juga hasil belajar mereka, dan bagaimana itu mendukung profesi

pendidikan. Persaamaan dari penelitian saya adalah sama-sama mencari solusi bagaimana

pembelajaran yang baik guna meningkatkan pristasi anak. Perbedaannya Rita Dunn menekankan

pada gaya mengajar sementara saya menekankan pada pembentukan pokja guru.

Penelitianlain tentang peranan guru dalam pembelajaran yang dilakukan oleh Algozzine,

Gretes dan Queen (2007) yang berjudul “Beginning Teachers' Perceptions of Their Induction

Program Experiences”. ( Persepsi awal Program Induksi Guru ) Hasil dari penelitian yang

mereka lakakukan yaitu membahas tentang keberadaan seorang guru yang berkualitas di dalam

kelas sangat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Karena dengan adanya

guru yang berkualitas tersebut dapat membimbing siswa dalam memaksimalkan kualitas siswa

tersebut. Karena dalam pembinaan siswa di sekolah membutuhkan adanya tanggung jawab

seorang guru. Penelitian ini menekankan pada karakteristik induksi Guru pemula yang

berkualitas, sementara penelitian saya mencakup keberadaan semua guru dalam satu lembaga

pendidikan. Persamaannya mempunyai tujuan yang sama yaitu berusaha meningkatkan mut

pembelajran di Sekolah.

Hanushek (2005) dengan penelitiannya yang berjudul The Economics of School Quality, (

Dampak Ekonomi terhadap Mutu Sekolahan ) Dalam penelitian ini di jelaskan bahwa akhir-

akhir ini prestasi siswa dalam tes PISA sangat memprihatinkan. Sekolah yang berkualitas sangat

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi sekolah tersebut. Peningkatan kualitas sekolah erat kaitannya

dengan pengeluaran sekolah. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa untuk menjadi sekolah yang

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

berkualitas dengan meningkatkan kualitas guru yang dapat menghasilkan keuntungan yang

cukup besar dalam kinerja murid serta membuat kebijakan yang tepat untuk mengubah gaya guru

dalam mengajar. Dalam penelitian ini menekankan dari segi biaya seolah sedang penelitian saya

menekankan pada kekompakan kerja. Kesamaannya bermuara pada mutu Sekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh Theresia Sri Rahayau ( 2013 ) dengan penelitian yang

berjudul “ Evaluasi Program Pengembangan Profesional Guru Melalui KKG Di Gugus Imam

Bonjol Kec. Sidorejo Kota Salatiga “ guru Dalam Penelitian ini dijelaskan bahwa melalui

kegiatan KKG ( Team Work Theacher ‘ yang diadakan pada masing - masing gugus sekolah

membawa dampak positif guna peningkatan cara belajar dan mengajar yang baik. Ini membawa

dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Pada peneliti ini mengarah evaluasi program KKG /

POKJA Guru penelitian saya pengembangan POKJA Guru. Persamaannya pada Kelompok Kerja

Guru.

Arifah Haryati ( 2015 ) dengan penelitian yang berjudul “ Strategi Kepala Sekolah dalam

meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar “ Dalam Penelitian ini dijelaskan bahwa

melalui Setrategi Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Bijak dan transparan akan dapat

memperoleh mutu Pendidikan yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Sulasmi ( 2015 ) yang berjudul “ Strategi Peningkatan

Mutu Sekolah di SD Negeri 2 Jampiroso Temanggung “ Dalam penelitiannya membukikan

bahwa setrategi yang dikembangkan sekolah membawa peningkatan mutu sekolah sesuai

harapan . Penelitian yang dilakukan Arifah Haryati berfokus pada setrategi Kepala Sekolah

sementara saya pada setrategi semua Guru. Persamaanya bertujuan untuk meningkatkan mutu

Sekolah dan pembelajaran maupun prestasi siswa.

Pada awal sebelum Melakukan setrategi Pembelajaran guru banyak yang mengajar belum

optimal sebagaimana pada standar proses dan Permendikbud 103 tahun 2014 tentang

Pelaksanaan Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah, oleh karena itu diadakan

Solusi dan setrategi Pembelajaran dengan merancang model kelompok kerja guru sesuan

karakter, kemampuan maupun bidang penguasaan masing - masing guru, agar dalam

memberikan pembelajaran dan bimbingan bisa optimal yang mengarah ke dalam kemajuan

Pembelajaran dan Manajemen Sekolah.

2.9 Hipotesis Pengembangan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat disimpulkan

sementara (hipotesis) sebagai berikut : “Bahwa pengembangan manajemen Pendidikan dengan

model Team Work Theacher ( pokja guru ) .dapat meningkatkan kompetensi guru dalam

melakukan Kegiatan Pembelajaran secara optimal dan mengarahkan membimbing sesuai

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2. Manajemen Sekolah Dasar 2.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/2/T2_942014060_BAB II... · model manajemenpembelajaran melalui metode “stop

karakter dan kemampuan yag dimiliki guru di bidang yang dikuasai masing - masingdengan

sebaik - baiknya di SDN Purwosari 1 Tahun Pelajaran 2015/2016”.dan seterusnya.