BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Membaca Pemahaman · PDF filekeseluruhan bahan bacaan sampai...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Membaca Pemahaman · PDF filekeseluruhan bahan bacaan sampai...
9
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Membaca Pemahaman
Pada uraian di bawah ini akan dijelaskan mengenai (a) arti dan tujuan
membaca pemahaman, (b) pengajaran membaca pemahaman, (c) tujuan dan
langkah pengajaran membaca pemahaman. Adapun penjelasannya sebagai
berikut. Membaca pemahaman sering disebut dengan istilah membaca intensif
atau membaca cermat. Membaca pemahaman menurut Tarigan (1983 : 56) adalah
jenis membaca yang merupakan rincian membaca intensif yang bertujuan untuk:
1) standar- standar atau norma- norma, 2) resensi kritis, 3) drama tulis, dan 4)
pola- pola fiksi.
Adapun yang mengatakan bahwa membaca intensif atau membaca
pemahaman adalah perbuatan membaca yang dilakukan dengan hati- hati dan
teliti. Biasanya cara membacanya lambat dengan tujuan untuk memahami
keseluruhan bahan bacaan sampai ke bagian- bagian yang paling kecil.
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat mengatakan bahwa
membaca pemahaman adalah aktivitas membaca yang dilakukan dalam hati untuk
memahami isi pokok wacana secara tepat dan mendalam.
Pengajaran Membaca Pemahaman
Dalam pelaksanaan pengajaran membaca ada beberapa prinsip yang dapat
dijadikan pedoman oleh para pengajar dalam melaksanakan tugasnya. Adapun
10
prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman tersebut diantaranya: 1) Belajar
membaca merupakan suatu proses yang sangat rumit dan peka terhadap berbagai
pengaruh eksteren. Pengaruh tersebut dapat bersumber dari lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. 2) Belajar membaca pada hakikatnya bersifat individual.
Setiap individu memiliki kondisi, daya mental, perbendaharaan pengetahuan dan
pengalaman yang berbeda, maka pengajar hendaknya memiliki sikap yang tepat
dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca. 3) Bahan
bacaan yang disajikan hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 4)
Membaca pada dasarnya merupakan proses memahami makna tuturan tertulis. 5)
Pengajaran membaca harus dapat membina siswa untuk menguasai topik dan
menangkap ide pokok,pemanfaatan judul untuk memahami masalah topik bacaan.
6) Pengajaran membaca harus mampu membina kebiasaan membaca siswa
sebagai suatu kegiatan yang mengasyikkan.
Tujuan Membaca Pemahaman
Tujuan pengajaran membaca pemahaman dapat dijabarkan Rohim
(1996:11) sebagai berikut. 1) Para siswa dapat menngajukan pertanyaan mengenai
isi bacaan yang dibacanya. 2) Para siswa dapat menemukan pokok-pokok pikiran
yang terdapat dalam teks. 3) Para siswa dapat menyusun ringkasan. 4) Para siswa
dapat mengungkapkan kembali isi wacana dengan kata- katanya sendiri secara
tepat dan sistematis. Tujuan Pengajaran Membaca Pemahaman dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Mata Pelajaran Bahasa Bahasa Indonesia SD/MI.
Sesuai dengan standar kompetensi kurikulum KTSP untuk keterampilan
membaca dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas III dapat dijabarkan menjadi
11
tiga jenis keterampilan membaca yaitu membaca indah, membaca pemahaman,
dan membaca kalimat berhuruf Bahasa Indonesia yang secara keseluruhan
memiliki tujuan siswa mampu membaca dan memahami isi teks bacaan dalam
berbagai ragam bahasa. Untuk membaca pemahaman tujuan yang hendak dicapai
adalah memahami isi bacaan, mencari kata sukar dan menceritakan kembali
dengan ragam bahasa tertentu.
Tingkatan membaca pemahaman
1) Pemahaman literat adalah kemampuan pembaca mengenal dan menangkap
bahan bacaan yang tertera secara tersurat (eksplesit).
2) Pemahaman interpretatif adalah pemahaman isi bacaan yang tidak secara
langsung dinyatakan dalam teks bacaan. Pemahaman ini menuntut
pembaca untuk mampu menafsirkan fakta dan informasi dalam bacaan.
3) Pemahaman kritis adalah pemahaman isi bacaan yang dilakukan pembaca
dengan berpikir secar kritis terhadap isi bacaan. Dalam pemhaman ini
pembaca tidak hanya menginterpretasikan isi bacaan tetapi juga
memberikan penilaian.
4) Pemahaman kreatif adalah pemahaman terhadap bacaan yang dilakukan
dengan kegiatan membaca melalui berpikir secara interpretatif dan kritis
untuk memperoleh pandangan baru, gagasan-gagasan segar dan
pemikiran-pemikiran yang orisinil, pemahaman ini menuntut pembaca
mampu berimajinasi,merenungkan kemungkinan-kemungkinan yang baru
dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya serta
informasi-informasi yang diolahnya dari bacaan.
12
Penilaian membaca pemahaman
Berkaitan dengan penilaian membaca pemhaman, Tampubolon (1990;244)
dalamAndini Nunik (2010;24) mengemukakan bahwa pemahaman terhadap
bacaan diukur dengan persentasebdari jawaban benar tentang isi bacaan. Maksud
dari persentase pemahaman ini adalah persentase jawaban yang benar dengan
pertanyaan yang tersedia. Adalah misalnya, jika ada sepuluh pertanyaan dan
jawaban yang benar adalah enam, maka persentase pemahaman adalah 6/8 X
100% = 75%.
Interval persentase tingkat penguasaan Keterangan
83%-100% Baik sekali
75%-82% Baik
60%-74% Cukup
42%-59% Kurang
0%-39% Gagal
2. Jenjang Pemahaman Dalam membaca
Terdapat beberapa macam pandangan terhadap jenjang pemahaman
sebagai fungsi hakiki membaca. Smith (otto,et,al.1979:152-153) sebagai
Carrell dalam penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa organisasi retorik
suatu teks berpengaruh pada membaca pemahaman (Lee,1986), Pengenalan latar
belakang budaya yang relevan dengan teks,dan struktur retorik teks membantu
dalam membaca,(Tudor, 1988 dan 1989;Eskey,1986; Mandler dan
Johson,1977,Stein dan Glenn,1979;serta Dintefaas dalam Freedle dan Fine,1983).
13
Dalam hubungan dengan jenjang pemahaman ini,Barret ( Otto,et.al.1979:153)
membagi atas 4 taksonomi,yaitu (1) pemahaman literal (2) pemahaman
menyimpulkan (3) pemahaman mengevaluasi, dan (4) pemahaman
mengapresiasi.masing-masing jenjang pemahaman tersebut dijabarkan ke dalam
kemampuan- kemampuan bawahan yang lebih kecil.
Rockey (1987:16-17) membagi jenjang pemahaman itu menjadi tiga
kategori,meliputi (1) kemampuan mengenal atau mengungkapkan kembali ,(2)
kemampuan menyimpulkan ,(3) kemampuan mengevaluasi.
Jenjang pemahaman yang dikemukakan oleh Turner (dalam Alexander,1988),
yaitu pemahaman literal,pemahaman inferensial,dan pemahaman evaluatif.
3. Pengukuran Membaca Pemahaman
Sebagai kegiatan pengajaran ,membaca pemahaman bisa diukur. Banyak
aspek yang dapat diukur dalam membaca pemahaman. sebanyak aspek yang
terlibat didalam membaca pemahaman itu sendiri. Dalam membaca pemahaman,
pertanyaan bacaan sangat penting. Pertanyaan biasa berfungsi sebagai alat
mengajar (teaching device) dan bisa pula sebagai alat tes (testing device)
(abbas,1978. Dengan pertanyaan dapat dikembangkan kemampuan pemahaman
baik secara literal, inferensial maupun evaluative. Dengan pertanyaan pembaca
dapat menggali lebih jauh makna isi, atau informasi dari teks yang dibaca.
Dalam tes membaca pemahaman ada dua unsur yang diukur yaitu unsur
utama dan unsur penunjang. Menurut Valencia (saukah, 1990) unsur utama
berkaitan dengan bagian yang disebut sebagai bagian penciptaan makna, sedang
14
unsur penunjang terdiri atas (a) pengenalan topik, (b) pengetahuan dan strategi
metakognitif, dan (c) sikap dan kebiasaan membaca serta persepsi diri. Bagian
penciptaan makna, adalah satu-satunya bagian pengukuran membaca
pemahaman yang dijadikan indikator kemampuan memahami teks, sedangkan
bagian penunjang hanya sebagai alat pengumpul data untuk membantu
memperjelas hasil bagian utama.
Dalam membaca pemahaman terdapat beberapa macam bentuk tes yang
bisa digunakan. Bentuk-bentuk tes tersebut ialah: tes esai, tes pilihan ganda, tes
cloze, short context technique, recall taks, dan membuat ringkasan. Tes esai
biasanya dimuat langsung di bawah teks. Keunggulan tes esai ini dapat mengukur
pemahaman pembaca secara mendalam terhadap teks yang dipahami., dan mudah
menyusunnya. Pembaca mempunyai kebebasan dalam memberikan jawaban.
Namun kelemahan tes esai ini ialah terbatasnya aspek yang dapat diukur karena
jumlah pertanyaan terbatas dan diperlukan waktu yang banyak dalam mengoreksi
(Anderson, 1979).
Tes pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes yang juga dapat digunakan
untuk pemahaman. Menurut Oller (1979) tes pilihan ganda ini selain dapat
mengukur pemahaman juga dapat mengukur inteligensi. Banyak aspek dari teks
yang dapat diukur dengan menggunakan tes pilihan ganda ini. Pengoreksian serta
administrasian tes mudah dan dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak lama.
Tes Cloze adalah salah satu bentuk tes membaca pemahaman yang bersifat
integrative. Tes ini dibuat dengan cara menghilangkan kata-kata dari suatu teks
yang utuh berdasarkan formula tertentu. Kelemahan tes ini ialah bahwa tes ini
15
pada umumnya lebih banyak berkaitan dengan tes tata bahasa dan kosa kata
daripada pemahaman. Untuk mengukur kemampuan pemahaman inferensial dan
evaluative sukar dengan menggunakan tes ini (Stevenson, 1981).
Bentuk tes membaca pemahaman lainnya ialah short context technique
yang dikemukakan oleh Jafarfur (1987). Tes ini dibuat dengan menggunakan
bahan stimulus yang diikuti pertanyaan s