BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat...

22
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasi Pengertian evaluasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti penilaian; hasil. Menurut Bryan & White (1987), evaluasi adalah upaya untuk mendokumentasi dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi dan juga mengapa hal itu terjadi, evaluasi yang paling sederhana adalah mengumpulkan informasi tentang keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu program/rencana. Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an activity which can contribute greatly to the understanding and improvement of policy development and implementation” (evaluasi adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang besar nilainya dan dapat pula membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan beserta perkembangannya). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi dapat mengetahui apakah pelaksanaan suatu program sudah sesuai dengan tujuan utama, yang selanjutnya kegiatan evaluasi tersebut dapat menjadi tolak ukur apakah suatu kebijakan atau kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan, perlu diperbaiki atau dihentikan kegiatannya. Menurut PP No. 39 Tahun 2006, Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Menurut Ernest R. Alexander dalam Aminudin (2007), metode evaluasi dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu : 1) Before and after comparisons, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian dengan membandingkan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudahnya.

Transcript of BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1 Hakikat Evaluasi

Pengertian evaluasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti penilaian; hasil. Menurut

Bryan & White (1987), evaluasi adalah upaya untuk mendokumentasi dan melakukan penilaian

tentang apa yang terjadi dan juga mengapa hal itu terjadi, evaluasi yang paling sederhana adalah

mengumpulkan informasi tentang keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu

program/rencana.

Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is

an activity which can contribute greatly to the understanding and improvement of policy

development and implementation” (evaluasi adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan

pengertian yang besar nilainya dan dapat pula membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan

beserta perkembangannya). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi dapat

mengetahui apakah pelaksanaan suatu program sudah sesuai dengan tujuan utama, yang

selanjutnya kegiatan evaluasi tersebut dapat menjadi tolak ukur apakah suatu kebijakan atau

kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan, perlu diperbaiki atau dihentikan kegiatannya.

Menurut PP No. 39 Tahun 2006, Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi

masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.

Menurut Ernest R. Alexander dalam Aminudin (2007), metode evaluasi dapat diklasifikasikan

menjadi lima yaitu :

1) Before and after comparisons, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian dengan

membandingkan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudahnya.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

2) Actual versus planned performance comparisons, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian

dengan membandingkan kondisi yang ada (actual) dengan ketetapan perencanaan yang ada

(planned)

3) Experintal (controlled) model, metode yang mengkaji suatu obyek penelitian dengan melakukan

percobaan yang terkendali untuk mengetahui kondisi yang diteliti.

4) Quasi experimental models, merupakan metode yang mengkaji suatu obyek penelitian dengan

melakukan percobaan tanpa melakukan pengontrolan/pengendalian terhadap kondisi yang

diteliti.

5) Cost oriented models, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian yang hanya berdasarkan pada

penilaian biaya terhadap suatu rencana.

Menurut Scriven (1999) ada dua model evaluasi yaitu:

A. Goal Free Evaluation

Dalam melaksanakan evaluasi program, evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi

tujuan program, yang perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya

(kinerja) suatu program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi

(pengaruh) baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal yang negatif

(yang tidak diharapkan).

2.2 Evaluasi formatif-sumatif

Evaluasi formatif adalah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan ketika suatu program

tertentu sedang dikembangkan dan biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk

melakukan perbaikan. Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk memastikan tujuan yang

diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program. evaluasi

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

formatif dilakukan untuk memberikan informasi evaluatif yang bermanfaat untuk memperbaiki

suatu program. ada dua faktor yang mempengaruhi kegunaan evaluasi formatif, yaitu kontrol dan

waktu.

Evaluasi sumatif yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan dari

awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan pada saat akhir proyek sesuai dengan

jangka waktu proyek dilaksanakan. Untuk evaluasi yang menilai dampak proyek, dapat

dilaksanakan setelah proyek berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.

Menurut P.P No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada

berbagai tahapan yang berbeda, yaitu;

1) Evaluasi pada Tahap Perencanaan (ex-ante), yaitu evaluasi dilakukan sebelum ditetapkannya

rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan menentukan skala prioritas dari

berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya;

2) Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan (on-going), yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan

rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan

dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, dan

3) Evaluasi pada Tahap Pasca-Pelaksanaan (ex-post), yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah

pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian

(keluaran/hasil/dampak) program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin

dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran dan hasil dibandingkan

masukan), efektivitas (hasil dan dampak terhadap sasaran), ataupun manfaat (dampak terhadap

kebutuhan) dari suatu program.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

Menyikapi persoalan dalam penelitian ini, maka dapat dipaparkan mengenai defenisi

manajemen olaharaga. Menurut Suherman (2009: 2) bahwa manajemen olahraga adalah suatu

pendayagunaan dari fungsi-fungsi manajemen terutama dalam konteks organisasi yang memiliki

tujuan utama untuk menyediakan aktifitas, produk, dan layanan olahraga atau kebugaran

jasmani. Menurut pendapat Sukintaka (2009:2) menjelaskan bahwa dalam sebuah manajemen

yang ideal terdapat enam fungsi manajemen yaitu meliputi:

1) Pengorganisasian (Organizing) merupakan suatu kelompok kerjasama antara seseorang

dengan orang lain atau kelompok yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

2) Perencanaan (Planning) merupakan suatu tindakan teratur yang didasari dengan pemikiran

yang cermat sebelum melakukan usaha pencapaian tujuan.

3) Penentuan Keputusan (Decision Making) merupakan suatu aktifitas untuk mengakhiri

pertentangan mengenai sesuatu hal atau pemilihan terhadap bermacammacam alternatif

(choice making) selama kerja sama berlangsung. Tujuan akhir dari pengambilan keputusan

adalah untuk menentukan suatu tindakan sebagai cara untuk memecahkan suatu

permasalahan yang dihadapi (problem solving).

4) Pembimbingan atau Kepemimpinan (Directing) merupakan suatu aktifitas untuk

memberikan petunjuk atau perintah untuk mempengaruhi dan mengarahkan anggota dalam

suatu kegiatan atau kerja sama untuk agar melaksanakan tugas.

5) Pengendalian (Controlling) merupakan suatu aktifitas yang berusaha mengupayakan agar

tugas atau kerja sama yang dilakukan itu dapat berhasil sesuai dengan rencana, perintah,

petunjuk, serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku dan telah ditetapkan agar tidak terjadi

penyimpangan.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

6) Penyempurnaan (Improvement) merupakan suatu aktifitas yang berusaha untuk memperbaiki

dan menyempurnakan segala segi dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai hasil

kinerja yang lebih baik dari hasil kinerja yang sebelumnya.

Selanjutnya Stoner (2009:176-278) menambahkan lagi 2 fungsi manajemen lainnya

yaitu: (1) Penataan Staf dan Personalia (Staffing) merupakan fungsi manajemen yang

berhubungan dengan pengadaan atau rekrutmen, penempatan, pelatihan, dan pengembangan para

anggota organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan sumber daya manusia yang dimiliki.

(2) Penganggaran Keuangan (Budgeting) merupakan faktor yang sangat penting karena berkaitan

dengan penggunaan sumber dana yang dapat berpengarus pada laba rugi suatu organisasi.

Menurut pendapat Gunur (2010:11-12) agar dalam sebuah proses manajemen dapat berjalan

dengan baik maka ada beberapa sarana atau alat yang harus ada dan dipenuhi oleh seseorang atau

organisai. Sarana atau alat tersebut dikenal dengan istilah “Tool Of Management” atau “6 M”

yaitu meliputi: (a) manusia/man, (b) uang/money, (c) bahan/material, (d) metode/methods, (e)

alat/mechines, dan (f) pasar/market.

2.3 Evaluasi Penilaiaan

Evaluasi kebijakan menurut Samudro, dkk (1994) dilakukan untuk mengetahui :

1) proses pembuatan kebijakan

2) proses implementasi

3) konsekuensi kebijakan

4) efektivitas dampak kebijakan. Evaluasi pada tahap pertama, dapat dilakukan sebelum

dan sesudah kebijakan dilaksanakan, kedua evaluasi tersebut evaluasi sumatif dan

formatif, evaluasi untuk tahap kedua disebut evaluasi implementasi , evaluasi ketiga

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

dan keempat disebut evaluasi dampak kebijakan.

Sedangkan evaluasi menurut Limberry (dalam Santoso, 1992), analisis evaluasi

kebijakan mengkaji akibat-akibat pelaksanaan suatu kebijakan dan membahas

hubungan antara cara-cara yang digunakan dengan hasil yang dicapai.Dengan

demikian studi evaluasi kebijakan (Sudiyono, 1992) merupakan suatu analisis yang

bersifat evaluatif sehingga konsekuensinya lebih restrospeksi dibandingkan

prospeksi. Dan dalam mengevaluasi seorang analis berusaha mengidentifikasi efek

yang semula direncanakan untuk merealisir suatu keberhasilan.

Studi evaluasi ini mempunyai 2 (dua) pendekatan (Sudiyono,1992) yaitu :

1. Pendekatan kepatuhan, asumsinya apabila para pelaksana mematuhi semua petunjuk

atau aturan yang diberikan maka implementasi sudah dinilai berhasil. Kemudian

pendekatan ini disempurnakan lagi dengan adanya pengaruh : a) ekstern, kekuatan non

birokrasi dalam pencapaian tujuan, b) intern, program yang dimaksudkan untuk

melaksanakan suatu kebijakan sering tidak terdesain dengan baik sehingga perilaku yang

baik dari para pelaksana (birokrasi) tetap tidak akan berhasil dalam mencapai tujuan

kebijakan.

2. Pendekatan perspektif, “what’s happening (apa yang terjadi). Pendekatan ini

menggambarkan pelaksanaan suatu kebijakan dari seluruh aspek karena implementasi

kebijakan melibatkan beragam variabel dan faktor.

3. Dalam studi evaluasi, menurut Finsterbusch dan Motz (dalam Samudro dkk, 1994)

terdapat 4 (empat) jenis evaluasi yaitu :

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

a) single program after only, merupakan jenis evaluasi yang melakukan pengukuran

kondisi atau penilaian terhadap program setelah meneliti setiap variabel yang

dijadikan kriteria program. Sehingga analis tidak mengetahui baik atau buruk respon

kelompok sasaran terhadap program.

1. Single program befora-after, merupakan penyempurnaan dari jenis pertama yaitu adanya

data tentang sasaran program pada waktu sebelum dan setelah program berlangsung.

2. Comparative after only, merupakan penyempurnaan evaluasi kedua tapi tidak untuk yang

pertama dan analis hanya melihat sisi keadaan sasaran bukan sasarannya.

3. Comparative before-after, merupakan kombinasi ketiga desain sehingga informasi yang

diperoleh adalah efek program terhadap kelompok sasaran.

2.4 Program Evaluasi

Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang

tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program

sangat penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya adalah dengan

masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak

lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

Hal terpenting dan perlu ditekankan dalam menentukan program,yaitu

1) Realisasi atau implementasi suatu kebijakan

2) Terjadi dalam waktu yang relatif lama, karena merupakan kegiatan berkesinambungan

3) Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

Adapun kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi suatu program,

keputusan yang diambil diantaranya :

Menghentikan program, karena dipandang program tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak

dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan, Merevisi program, karena ada bagian-bagian

yang kurang sesuai dengan harapan. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program

menunjukkan segala sesuatunya sudah berjalan dengan harapan. Menyebarluaskan program,

karena program tersebut sudah berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di

tempat waktu yang lain. Secara umum alasan dilaksanakannya program evaluasi yaitu;

1. Pemenuhan ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya,

2. Mengukur efektivitas dan efesiensi program,

3. Mengukur pengaruh, efek sampingan program,

4. Akuntabilitas pelaksanaan program,

5. Akreditasi program,

6. Alat mengontrol pelaksanaan program,

7. Alat komunikasi dengan stakeholder program,

8. Keputusan mengenai program ;

a. Diteruskan

b. Dilaksanakan di tempat lain

c. Dirubah

d. Dihentikan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

Untuk mempermudah mengidentifikasi tujuan evaluasi program, kita perlu memperhatikan

unsur-unsur dalam kegiatan pelaksanaannya yang terdiri dari:

a. What yaitu apa yang akan di evaluasi

b. Who yaitu siapa yang akan melaksanakan evaluasi

c. How yaitu bagaimana melaksanakannya

Dengan memperhatikan pada tiga unsur kegiatan tersebut, ada tiga komponen paling sedikit

yang dapat dievaluasi: tujuan, pelaksana kegiatan dan prosedur atau teknik pelaksanaan.

Didalam evaluasi program pendidikan terdapat ketepatan model evaluasi yang berarti ada

keterkaitan yang erat antara evaluasi program dengan jenis program yang dievaluasi. Dan jenis

program ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. Program pemrosesan, maksudnya adalah program yang kegiatan pokoknya mengubah

bahan mentah (input) menjadi bahan jadi sebagai hasil proses (output).

b. Program layanan, maksudnya adalah sebuah kesatuan kegiatan yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan pihak tertentu sehingga merasa puas dengan tujuan program.

c. Program umum, maksudnya adalah sebuah program yang tidak tampak apa yang menjadi

ciri utamanya.

Seperti halnya penelitian, evaluasi program memerlukan proposal dan rancangan evaluasi.

Perbedaan antara proposal evaluasi program dan rancangan evaluasi program terletak pada

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

tekanan isinya. jika proposal merupakan usulan kegiatan maka, rancangan merupakan peta

perjalanan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh evaluator dalam melaksanakan evaluasi. Hal-

hal yang harus diperhatikan dalam merancang perencanaan evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan, merupakan sebuah proses penting bagi evaluasi program karena

melalui kegiatan ini akan dihasilkan gambaran yang jelas tentang kesenjangan antara hal atau

kondisi nyata dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan

sasarannya adalah siswa, kelas atau sekolah.

2. Menyusun proposal evaluasi program, dengan memperhatikan butir sebagai berikut:

a. Pendahuluan, menekankan garis besar bagian isi.

b. Metodologi yang berisi tiga hal pokok, yaitu penentuan sumber data, metode pengumpulan

data dan penentuan instrumen pengumpulan data.

c. Penentuan instrumen evaluasi yang menekankan pada alat apa yang diperlukan untuk

mengumpulkan data, hal tersebut biasanya harus disesuaikan dengan metode yang sudah

ditentukan oleh evaluator.

Secara garis besar evaluasi program dilaksanakan melalui beberapa tahapan: tahap

persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan evaluasi program dan tahap monitoring

pelaksanaan program.

Analisis data dalam evaluasi program pendidikan dapat dilaksanakan melalui tahapan sebagai

berikut :

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

1. Tabulasi data, merupakan sebuah pengolahan dan pemrosesan hingga menjadi tabel

dengan tujuan agar mudah saat melakukan analisis. Tabulasi ini berisikan variabel-

variabel objek yang akan diteliti dan angka-angka sebagai simbolisasi (label) dari

kategori berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti.

2. Pengolahan data, kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan setelah data terkumpul dan

ditabulasi. Dari pengolahan data ini dapat diperoleh keterangan/informasi yang

bermakna atas sekumpulan angka, simbol, atau tanda-tanda yang didapatkan dari

lapangan.

3. Pengolahan data dengan komputer, merupakan kemudahan bagi peneliti bila objek yang

diteliti memiliki variabel banyak dan sangat kompleks, hanya dengan memasukkan

coding sheet langsun memprosesnya maka hasilnya akan diperoleh cepat.

Tolak ukur hasil pendidikan dapat diketahui dengan adanya evaluasi, evaluasi pendidikan

dapat diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil belajar-mengajar, padahal antara

keduanya punya arti yang berbeda meskipun saling berhubungan. Mengukur adalah

membandingkan sesuatu dan satu ukuran (kuantitatif), sedangkan menilai berarti

mengambil satu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (kualitatif).

Adapun pengertian evaluasi meliputi keduanya.

Meskipun sekarang memiliki makna yang lebih luas, namun pada awalnya pengertian

evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. seperti definisi yang pertama

dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950) beliau mengatakan, bahwa evaluasi merupakan proses

pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan

pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya. Untuk

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach dan Stufflebeam,

definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan

tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.

2.5 Model Riset Evaluasi

Riset yang dilakukan menggunakan metodologi action research untuk meningkatkan

kerangka kerja dalam penerapan data dimana obyek tersebut menjadi kajian penelitian. Action

research adalah jenis metodologi riset yang dilakukan dengan secara aktif terjun langsung pada

pemberi kebijakan yang akan diteliti, dalam hal ini, penulis ikut bekerja di dalam Balai Pelatihan

Pendidikan Kejuruan. Teknik yang dilakukan dengan cara:

• mengobservasi praktisi Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan,

• action learning,

• interview tak terjadwal, dan

• studi informasi yang tersimpan.

Dengan melakukan action learning, penulis membuat dokumentasi terhadap setiap

interaksi dengan kegiatan di Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan. Untuk kriteria evaluasi

kinerja, riset yang penulis lakukan adalah membuat kerangka evaluasi yaitu:

• Selalu mencari cara untuk mengatasi latar belakang masalah sesegera mungkin.

• Selalu mencari cara untuk meningkatkan framework yang sudah ada untuk menunjukkan

bahwa riset memiliki hasil yang menguntungkan.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

Terdapat banyak model evaluasi program yang digunakan para ahli. Salah satunya adalah

model CIPP ( Context – input – process – product). Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam ,

model CIPP oleh Stufflebeam 1971 (dari Ward Mitchell Cates, 1990) . Model CIPP (1971)

melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses dan

dimensi Produk.

Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil

keputusan (decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah program.

Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komprehensif pada setiap

tahapan evaluasi yaitu tahap konteks, masukan, proses, dan produk. Untuk memahami hubungan

model CIPP dengan pembuat keputusan dan akuntabilitas dapat diamati pada visualisasi sebagai

berikut :

Tipe Evaluasi Konteks Input Proses Produk

Pembuat

Keputusan

Obyektif Solusi strategi

desain prosedur

Implementasi Dihentikan

Dilanjutkan

Dimidifikasi

Program Ulang

Akuntabilitas Rekaman

Obyektif

Rekaman pilihan

strategi desain

dan desain

Rekaman Proses

Akutual

Rekaman

pencapaian dan

keputusan ulang

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program

atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan

obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang

mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan (1983). Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai

suatu kesenjangan ( discrepancy view ) kondisi nyata ( reality ) dengan kondisi yang diharapkan

( ideality ). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan

dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks

memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan

on going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini

akan membantu dalam merencanakan keputusan, menentapkan kebutuhan dan merumuskan

tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu

kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang (

Isaac and Michael:1981)

Evaluasi input meliputi analisis personal yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan

sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk

mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, anternatif strategi

program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi

masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan

rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan

sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana

rencana penggunaan sumber-sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang

efektif dan efisien.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik

implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana

kejadian dan aktifitas. Setiap aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur

dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil

keputusan untuk menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna

untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang

ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh Worthen and

Sanders(1973), yaitu :

a. Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik untuk

dipertahankan,

b. Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan, dan

c. Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat implementasi

dilaksanakan.

Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan “judgement outcomes” dalam

hubungannya dengan konteks, input, dan proses, kemudian di interprestasikan harga dan jasa

yang diberikan ( Stuflebeam and Shinkfield : 1986). Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur

keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-

keputuasan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evauasi produk adalah mengukur dan

menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran dkembangkan dan di administrasikan secara

cermat dan teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan

saran sesuai standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan

penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai,

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan, dan menyusun

penafsiran secara rasional.

Analisis produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan

dengan hasil program yang dicapai. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes, prosentase, data

observasi, diagram data, sosiometri dan sebaginya yang dapat ditelusuri kaitanya dengan tujuan-

tujuan yang lebih rinci. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif tentang mengapa hasilnya

seperti itu.

Keputusan-keputusan yang diambil dari penilaian implementasi pada setiap tahapan evaluasi

program diklasifikasikan dalam tiga katagori yaitu rendah, moderat, dan tinggi.

Model CIPP merupakan model yang berorientasi kepada pemegang keputusan. Model ini

membagi evaluasi dalam empat macam, yaitu :

1) Evaluasi konteks melayani keputusan perencanaan, yaitu membantu merencanakan pilihan

keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan tujuan program.

2) Evaluasi masukan untuk keputusan strukturisasi yaitu menolong mengatur keputusan

menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil, rencana dan

strategi untuk mencapai kebutuhan, serta prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang

dimaksud.

3) Evaluasi proses melayani keputusan implementasi, yaitu membantu keputusan sampai

sejauh mana program telah dilaksanakan.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

4) Evaluasi produk untuk melayani daur ulang keputusan.Keunggulan model CIPP merupakan

system kerja yang dinamis.

Keempat macam evaluasi tersebut divisualisasikan sebagi berikut :

Bentuk pendekatan dalam melakukan evaluasi yang sering digunakan yaitu pendekatan

eksperimental, pendekatan yang berorientasi pada tujuan, yang berfokus pada keputusan,

berorientasi pada pemakai dan pendekatan yang responsive yang berorientasi terhadap target

keberhasilan dalam evaluasi.

Jenis konsep evaluasi diantaranya ; yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif

adalah evaluasi yang dilaksanakan selama program itu berjalan untuk memberikan informasi

yang berguna kepada pemimpin program untuk perbaikan program. Sedangkan evaluasi sumatif

dilakukan pada akhir program untuk memberikan informasi konsumen tentang manfaat atau

kegunaan program.

Bentuk kegiatan dalam evaluasi adalah evaluasi internal dan eksternal. Evaluasi internal

dilakukan oleh evaluator dari dalam proyek sedangkan eksternal dilakukan evaluator dari luar

institusi.

2.6 Pelatih dan Pelatihan

Menurut Irianto (2008:11), pelatih (coach) adalah seseorang yang bertugas memberikan

pelatihan. Melatih (coaching) merupakan penyedia bantuan yang diatur bagi atlit atau

sekelompok atlit dalam rangka menolongnya untuk mengembangkan diri dan meningkatkan

potensinya. Irianto (2008:11) menambahkan bahwa latihan (training) adalah proses

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

penyempurnaan dalam berolahraga melalui pendekatan ilmiah khususnya prinsip-prinsip

pendidikan secara teratur dan terencana, sehingga dapat mempertinggi kemampuan dan kesiapan

olahragawan. Seorang pelatih yang menangani anak usia dini sangat dituntut untuk memiliki

kreatifitas dan kesabaran yang sangat tinggi. Pelatih harus bersikap adil, mampu bergaul dan

berkomunikasi dengan anak-anak serta harus dapat memberikan motivasi dan dorongan atau

pujian (reward).

Pelatih yang memiliki sikap dan sifat demokratis dan tidak terlalu memaksakan kehendak

(mendesak) anakanak lebih cocok diterapkan pada kelompok pemula (Sneyers, 1992:11-13).

Program latihan bagi anak usia dini banyak ditekankan pada aktifitas praktek permainan yang

bersifat kelompok atau kerjasama, melatihkan kemampuan dalam memahami atau menguasai

teknik dasar, taktik, koordinasi, mental serta menerapkan dan mengajarkan permainan yang

sportif dan fair play. Tujuan utama latihan pada kelompok pemula adalah untuk menanamkan

perasaan senang terhadap olahraga dan untuk membiasakan diri anak terhadap teknik dasar

permainan, kerjasama tim dan menunjukkan bagaimana cara bermain yang baik, benar, sportif,

dan fair play.

Menurut Partini (2010:100) periodisasi pertumbuhan dan perkembangan manusia

berdasarkan perhitungan kalender Jawa yang disebut “windu“ yang berarti 8 tahun dibagi

menjadi 4 yaitu: (1) Masa kanak-kanak atau windu pertama yaitu manusia yang berumur 0,0-8,0

tahun, (2) Masa remaja atau windu kedua yaitu manusia yang berumur 8,0-16,0 tahun, (3) Masa

pemuda atau windu ketiga yaitu manusia yang berumur 16,0-24,0 tahun, dan (4) Masa kanak-

kanak atau windu keempat yaitu manusia yang berumur 24,0 tahun ke atas. Menurut Furqon

(2002: 5-6) permainan sepak bola mulai dikenalkan pada anak usia dini aat berusia antara 10-12

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

tahun dan masuk pada tahap spesialisai saat berumur 11-13 tahun dan diharapkan dapat

mencapai puncak prestasinya pada saat berusia 18-24 tahun.

2.7 Pengembangan Sekolah Sepak Bola

Dalam pengembangan sekolah sepak bola, tentu tidak lepas dari adanya kurikulum

latihan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar proses latihan di SSB berjalan secara sistematis dan

terarah berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh masing-masing SSB. Berdasarkan

kurikulum standar yang telah ditentukan secara nasional, tentu SBB bertanggung jawab untuk

mengembangkan kurikulum baik dari standar materi (content), proses penyampaiannya, maupun

sampai pada pelaksanaan latihan di lapangan. Melalui penjelasan bahwa materi tersebut ada

mafaat dan relevansinya terhadap siswa, SSB harus menciptakan suasana belajar dan latihan

yang menyenangkan dan melibatkan semua indera dan lapisan otak serta menciptakan tantangan

agar siswa tumbuh dan berkembang secara intelektual dengan menguasai ilmu pengetahuan,

terampil, memilliki sikap arif dan bijaksana, karakter dan memiliki kematangan emosional. Ada

tiga hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan ini:

a. Pengembangan kurikulum tersebut harus memenuhi kebutuhan siswa.

b. Bagaimana mengembangkan keterampilan pengelolaan untuk menyajikan kurikulum tersebut

kepada siswa sedapat mungkin secara efektif dan efisien dengan memperhatikan sumber

daya yang ada.

c. Pengembangan berbagai pendekatan yang mampu mengatur perubahan sebagai fenomena

alamiah di sekolah.

Untuk melihat progres pencapain kurikulum, siswa harus dinilai melalui proses test yang

dibuat sesuai dengan standar nasional dan mencakup berbagai aspek kognitif, affektif dan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

psikomotor maupun aspek psikologi lainnya. Proses ini akan memberikan masukan ulang secara

obyektif kepada orang tua mengenai anak mereka (siswa) dan kepada sekolah yang bersangkutan

maupun sekolah lainnya mengenai performan sekolah sehubungan dengan proses peningkatan

mutu pendidikan.

Sebuah organisasi sepak bola yang baik harus membangun seksi-seksi kelompok umur

yang spesifik, supaya benar-benar bisa menetapkan sasaran tertentu yang harus dicapai di setiap

kelompok umur tersebut, dan memungkinkan organisasi untuk melakukan pengawasan yang

lebih baik terhadap perkembangan pemain dan pelatihan yang mereka jalani.

1. Kelompok Umur 11/12

Tujuan utama dari kelompok umur ini adalah untuk mengembangkan keterampilan teknik

dasar permainan, sebagai berikut:

1. Kontrol bola.

2. Membawa bola (dengan masing-masing kaki).

3. Tendangan (langsung mengarah ke gawang atau tendangan pisang/melengkung (dari

luar kotak penalti).

4. Operan dalam dan luar kaki (juga dengan tendangan melengkung).

5. Crossing (panjang/pendek).

6. Sundulan bertahan dan menyerang.

7. Eksekusi (didalam kotak penalti).

8. Antisipasi

9. Improvisasi

Terapkan keterampilan-keterampilan teknik ini pada sebuah pertandingan, dalam posisi

bertahan atau menyerang Penetapan posisi baik untuk pemain bertahan maupun menyerang

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

akan mulai diperkenalkan pada tingkat umur ini. Pertandingan-pertandingan tingkat lokal dan

propinsi harus mulai diikuti untuk mendapatkan pengalaman bertanding.

2. Kelompok Umur 13/14

Pengembangan pada tingkat usia ini, akan difokuskan pada kecepatan reaksi dari penerapan

seluruh keterampilan teknik dalam situasi pertandingan dari 2 v 1 sampai 6 v 5. Konsentrasi

pada pengembangan keterampilan teknik yang setara untuk kedua belah kaki. Adalah sebuah

kebiasaan di dalam sepak bola, pada seluruh tingkatannya, bahkan para profesionalnya, untuk

melakukan peninjauan ulang dan latihan keterampilan teknik sebagai kegiatan rutin dalam

latihan. Pelatihan intensif dalam 4 aspek dasar sepak bola merupakan bagian dari U13/U14.

Hal-hal tersebut sudah seharusnya menjadi keputusan-keputusan yang otomatis.

a. Bermain bola di lapangan.

b. Meminimalkan jumlah sentuhan terhadap bola.

c. Menerima bola dan memindahkan titik serangan.

d. Penempatan diagonal-bertahan dan menyerang. Muncul untuk menerima bola.

Intensitas latihan baik dalam posisi bertahan maupun menyerang akan semakin

bertambah. Selain itu, para pemain di tingkat ini harus mulai belajar bermain di semua sektor

lapangan (bertahan, tengah dan menyerang). Berbagai tekanan serangan, sirkulasi bola dan

rotasi pemain (ketika bertahan) juga diperkenalkan di tingkat ini.

Pertandingan-pertandingan tingkat lokal dan propinsi, dan beberapa pertandingan tingkat

nasional harus diikuti untuk mendapatkan pengalaman bertanding.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Evaluasieprints.ung.ac.id/6561/5/2012-1-85201-831408041-bab2... · Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan

3. Kelompok Umur 15/16

Tujuan utama pengembangan di tingkat ini adalah latihan taktik dan teknik baik untuk setiap

individu pemain maupun keseluruhan tim, sebagai berikut:

a. Seperti kami telah sebutkan, selalu lakukan peninjauan ulang keterampilan teknik.

b. Temukan sektor terbaik (bertahan/tengah/penyerang) bagi setiap pemain dan asahlah

keahlian mereka di sektor tersebut.

c. Perencanaan (pola) taktik secara intensif.

d. Memperkuat siklus permainan dalam berbagai situasi, berbagai jenis tekanan dan

berbagai strategi.

e. Pemahaman menyeluruh mengenai bagaimana membangun serangan dari belakang

melalui jalur tengah maupun sayap.

Pertandingan-pertandingan tingkat lokal, propinsi, nasional dan beberapa pertandingan

tingkat internasional harus mulai diikuti untuk mendapatkan pengalaman bertanding.

4. Kelompok Umur 17/19

Tujuan utama di tingkat ini adalah untuk membangun pengetahuan taktik dan strategi untuk

diterapkan diberbagai sistem (3-5-2/4-4-2/4-2-4). Membangun pemahaman mengenai

berbagai jenis tekanan dan gerakan yang sesuai serta perputaran para pemain tengah. Seluruh

siklus permainan harus dipahami oleh keseluruhan tim.disarankan untuk terlibat dalam

seluruh jadwal pertandingan yang tersedia, baik secara local, provinsi.