BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Hakikat...

33
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Hakikat Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu kata perception, yang diambil dari bahasa Latin perception, yang berarti menerima atau mengambil. Menurut Leavitt dalam Desmita (2009 : 117), perception dalam pengertian sempit adalah penglihatan, yaitu bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, perception adalah pandangan, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Perseptio adalah proses mencapai kesadaran atau pemahaman lingkungan dengan mengorganisir dan menafsirkan informasi sensorik. Semua persepsi melibatkan sinyal pada system saraf, yang pada gilirannya hasil dari stimulasi fisik dari organ-organ indera. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalaui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang di indera. Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadiann objektif dengan bantuan indera, (2) kesadaran dari proses- 9

Transcript of BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Hakikat...

BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1. Hakikat Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu kata perception, yang diambil dari bahasa

Latin perception, yang berarti menerima atau mengambil. Menurut Leavitt dalam Desmita

(2009 : 117), perception dalam pengertian sempit adalah penglihatan, yaitu bagaimana

seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, perception adalah pandangan, yaitu

bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Perseptio adalah proses

mencapai kesadaran atau pemahaman lingkungan dengan mengorganisir dan menafsirkan

informasi sensorik. Semua persepsi melibatkan sinyal pada system saraf, yang pada

gilirannya hasil dari stimulasi fisik dari organ-organ indera.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu

stimulus yang diterima oleh individu melalaui alat reseptor yaitu indera. Alat indera

merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan

stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga

individu menyadari dan mengerti tentang apa yang di indera. Dengan kata lain persepsi

adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.

Persepsi merupakan keadaan integrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya.

Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu

akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.

Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) proses mengetahui atau

mengenali objek dan kejadiann objektif dengan bantuan indera, (2) kesadaran dari proses-

9

proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti

yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur

tangan, berasal dari kemampuann organisasi untuk melakukan pembedaan diantara

perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau

keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006:358).

Berikut beberapa definisi persepsi menurut para ahli yaitu:

a. Persepsi adalah proses yang dilakukan individu dalam mengelolah dan menafsirkan

kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka,

meskipun demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan

obyektif, (Herminta, 2008:2),

b. Bimo Walgito; persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang

dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti

oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di

sekitarnya.

c. Menurut Young; persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan

memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan

tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya.

Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah

dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan

dan lain-lain.

d. Davidoff; persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian

terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti

dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.

e. Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai

representasi dari obyek-obyek eksternal. Untuk itu, bisa dijelaskan bahwa persepsi

merupakan pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh panca indera (Fajar,

2009:149)

f. Bower; persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan

individu.

g. Gibson; persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti

terhadap lingkungan oleh individu.

h. Lindzey & Aronson; persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga

dikenallah persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam

diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi

orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain

yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai

orang lain sebagai objek persepsi tersebut.

i. Stephen P.Robins (1999:46); persepsi adalah suatu proses dimana individu

mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti

pada lingkungan mereka.

j. Desmita (2009:118), persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah

dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) oleh system

alat indera.

k. Samsunuwiyati & Lieke Indieningsih Kartono (2006:83); persepsi adalah pengaturan

stimuli menjadi satuan utuh, penuh arti dan penting.

l. Slameto (2010:102); persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau

informasi ke dalam otak manusia.

m. Krech; persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang

individu.

n. Leavitt; membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit

dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan,

bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikan

bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.

Melalui persepsi, seseorang terus-menerus melakukan hubungan dengan lingkungan

dan orang lain. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar,

peraba, perasa dan penciuman. Persepsi tiap-tiap individu tentang sesuatu akan berbeda-

beda karena persepsi seseorang terhadap sesuatu akan mempengaruhi pikirannya. Persepsi

akan memungkinkan manusia memberi penilaian terhadap suatu kondisi tertentu karena

rangsangan (stimulus) yang diberikan. Penilaian seseorang mengenai rangsangan tersebut

dilakukan melalui proses kognitif.

Menurut Desmita (2009:119), proses kognitif yaitu proses mental yang

memungkinkan seseorang mengevaluasi, memaknai, dan menggunakan informasi yang

diperoleh melalui inderanya. Proses kognitif ini yang mengarahkan pola pikir dan reaksi-

reaksi kognitif seseorang sehingga memberi perbedaan persepsi dari masing-masing

individu.

Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting. Hal ini

memungkinkan manusia untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Persepsi

diawali melalui sebuah penginderaan dari stimulus yang diterima seseorang, stimulus

tersebut dilanjutkan sebagai sebuah proses persepsi untuk kemudian diinterpretasikan.

Dengan persepsi manusia dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi

atau data yang senantiasa mengitarinya. Riset mengenai persepsi menunjukkan bahwa

individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama namun memahaminya secara berbeda.

Individu menginterpretasikan apa yang dilihat dan menyebutnya sebagai realitas.

Persepsi sebagai sebuah konstruk psikologis akan sulit diartian secara utuh atau

dijabarkan dengan tepat dalam sebuah rumusan. Namun, dari pendapat beberapa ahli di atas

dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan tanggapan atau penilaian seseorang terhadap

rangsangan yang diterima melalui alat inderanya, dimana rangsangan itu dapat berupa

fenomena, benda mati maupun individu lain.

Persepsi masyarakat terhadap budi daya rumput laut yaitu suatu pandangan

masyarakat terhadap budi daya rumput laut itu sendiri. Bagaimana penafsiran masyarakat

terhadap budi daya rumput laut dan proses menerima dan menolak adanya budi daya

rumput laut yang merupakan suatu obyek yang ditawarkan kepada mereka.

2.1.2 Jenis-jenis dan Prinsip Persepsi

1. Jenis-jenis persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera

menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Persepsi visual; persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini

adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi

dan balita untuk memahami dunianya.

2. Persepsi auditori; persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu

telinga.

3. Persepsi perabaan; persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.

4. Persepsi penciuman; persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera

penciuman yaitu hidung.

5. Persepsi pengecapan; persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera

pengecapan yaitu lidah.

Kita dapat memperluas pandangan tentang persepsi sebagai mekanisme melalui

stimulus lingkungan, sehingga dicapai kesimpulan bahwa persepsi teramat penting bagi

pemahaman dan terbentuknya perilaku. Seseorang individu tidak bereaksi atau berperilaku

dengan cara tertentu, karena situasi yang terdapat di sekitarnya, melainkan karena apa yang

terlihat olehnya, atau apa yang diyakini olehnya tentang situasi tersebut.

2. Prinsip persepsi

Prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini

menggambarkan bahwa manusia, secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian

stimulus mana yang menjadi fokus atau bentuk utama dan mana yang menjadi latar.

Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa menurut

Muhyadi (1989) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) orang yang membentuk persepsi itu

sendiri, khususnya kondisi internal (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan,

pengalaman masa lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa

tertentu, 3) stimulus di mana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu dan

suasana.

Slameto (2010:103-105) mengemukakan lima prinsip dasar tentang persepsi, yaitu:

1) Persepsi itu relatif bukannya absolut

Manusia bukanlah instrumen ilmiah yang menyerap segala sesuatu persis

seperti keadaan yang sebenarnya tetapi dengan penerimaan dari inderanya dia dapat

menerka dann memberikan tanggapan mengenai rangsangan(stimulus) yang

diterimanya.

2) Persepsi itu selektif

Ada keterbatasan seseorang dalam menerima rangsang, oleh karenanya ada

kemungkinan seseorang hanya akan memberikan perhatian ke arah mana persepsi

itu memiliki kecenderungan.

3) Persepsi itu mempunyai tatanan

Seseorang tidak menerima rangsangan secara sembarangan, oleh karena itu

apabila rangsangan yang diterima kurang lengkap maka orang tersebut akan

melengkapi sendiri sehingga menjadi cukup jelas untuknya.

4) Persepsi dipengarui oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan)

Harapan dan kesiapan penerima akan sangat menentukan pesan mana yang

dia pilih untuk kemudian diinterpretasikan.

5) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau

kelompok lain sekalipun situasinya sama

Perbedaan persepsi antara satu individu dengan individu yang lain sangat

dipengaruhi oleh perbedaan kepribadian, sikap dan motivasi dari masing-masing

individu.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dalam

diri individu sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri setiap

individu. Berikut beberapa uraian mengenai faktor internal dan faktor eksternal

diantaranya:

1. Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat

dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

1) Fisiologis

Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh

ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap

lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang

berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

2) Perhatian

Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk

memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada

pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang

terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap

suatu obyek.

3) Minat

Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak

energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual

vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu

dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

4) Kebutuhan yang searah

Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari

obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

5) Pengalaman dan ingatan

Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana

seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu

rangsang dalam pengertian luas.

6) Suasana hati

Keadaan emosi mempengaruhi keadaan seseorang, mood ini menunjukan

bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana

seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari

lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat di dalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat

mengundang sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi

bagaimana seseorang merasakan atau menerimanya. Faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi persepsi adalah :

1) Ukuran dan penempatan dari obyek dan stimulus

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubugan suatu obyek, maka

semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu

dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk

perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

2) Warna dari obyek-obyek

Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah

dipahami dibandingkan dengan yang sedikit.

3) Keunikan dan kekontrasan stimulus

Stimulus luar yang penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya

yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik

perhatian.

4) Intensitas dan kekuatan dari stimulus

Stimulus dari luar akan memberi makna lebih apabila sering diperhatikan

dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan

daya tarik dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

5) Motion atau gerakan

Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang

memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

Selain beberapa faktor di atas, ada faktor lain yang berperan dalam persepsi. Bimo

Walgito (2004:90) menyatakan, beberapa faktor yang berperan yang merupakan syarat agar

terjadi persepsi, yaitu:

a. Objek atau stimulus yang dipersepsi

Objek dari luar diri seseorang baik berupa benda, kejadian, ataupun sikap

dari orang lain biasanya merupakan sumber stimulus dari orang lain biasanya

merupakan sumber stimulus bagi seseorang.

b. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf

Melalui alat indera yang dimiliki seseorang, stimuli yang ada diterima

seseorang. Dengan syaraf sebagai pusat kesadaran, seseorang akan

menginterpretasikan stimuli yang diterima.

c. Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas

individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok objek.

Ditambahkan oleh Stephen P.Robbins (1999:46) yang menyatakan, “karakteristik

sasaran yang diobservasi dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan”. Persepsi dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor dari setiap individu. Sikap, kepribadian, motif,

kepentingan pribadi, pengalaman masa lalu, dan harapan merupakan beberapa faktor dari

individu yang bisa membentuk sekaligus membiaskan persepsi. Selain itu karakteristik dari

sasaran yang diobservasi juga dapat menjadi faktor yang berpengaruh besar terhadap

persepsi.

2.2 Hakikat Rumput Laut

2.2.1 Pengertian Rumput Laut

Rumput laut merupakan terjemahan harfiah dari “seaweed” dalam bahasa inggris

yang diartikan sebagai tumbuhan pengganggu. Rumput laut, sebenarnya adalah algae laut

(agar-agar atau ganggang) yang termasuk tumbuhan tingkat rendah (thallophyta) di laut.

Jadi, tumbuhan ini bukannlah rumput yang tumbuh di laut karena tidak termasuk rumput

(graminae) ataupun tumbuhan pengganggu yang merupakan tumbuhan tingkat tinggi

(spermatophyta) yang umumnya tumbuh di darat. Rumput laut juga tidak sama dengan

“lamun” (seagrasses) karena lamun termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh

menetap di perairan. Tanaman ini adalah ganggang multiseluler golongan divisi

thallophyta. Umumnya rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika diamati

rumput laut sangat beragam, mulai dari berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting

dahan bercabang-cabang. Rumput laut hidup di dasar samudera yang dapat tembus cahaya

matahari. Rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna lain.

Rumput laut yang dalam dunia ilmu pengetahuan dikenal sebagai Algae sangat

popular dalam dunia perdagangan akhir-akhir ini. Rumput laut dikenal pertama kali oleh

bangsa Cina kira-kira tahun 2700 SM. Pada saat itu rumput laut banyak digunakan untuk

sayuran dan obat-obatan. Pada tahun 65 SM bangsa Romawi memanfaatkannya sebagai

bahan baku kosmetik. Namun dengan perkembangan waktu pengetahuan tentang rumput

lautpun semakin berkembang. Spanyol, Perancis, dan Ingris menjadikan rumput laut

sebagai bahan baku pembuatan gelas.

Kapan pemanfaatan rumput laut di Indonesia tidak diketahui dengan jelas. Hanya

pada waktu bangsa Portugis datang ke Indonesia sekitar tahun 1292, rumput laut telah

dimanfaatkan sebagai sayuran. Baru pada masa sebelum perang dunia ke-2, tercatat bahwa

Indonesia telah mengekspor rumput laut ke Amerika Serikat, Denmark, dan Perancis.

2.2.2 Jenis-Jenis Rumput Laut

Berdasarkan pigmen (zat warna) yang dikandungnya, alga atau ganggang

dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah),

Phaeophyceae (ganggang cokelat), Cholorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae

(ganggang biru). Alga cokelat hidup di perairan yang dingin sedangkan alga merah hidup di

daerah tropis. Alga hijau dan alga biru banyak hidup dan berkembang biak di air tawar.

Namun, jenis ini kurang mempunyai arti sebagai bahan makanan. Sebaliknya, alga cokelat

dan alga merah cukup penting sebagai bahan pangan dan non pangan.

1. Kelompok alga cokelat / Brown Seaweed (Phaeophyceae)

Warna cokelat pada brown seaweed ini diperoleh dari phaeophyta. Jenis rumput

laut ini biasanya di jumpai di daerah subtropics dan kutub. Kelompok alga cokelat

yaitu:

1. Cystoseira sp

2. Dictyopteris sp

3. Dictyota bartayresiana Lamouroux

4. Hormophysa cuneiformis

5. Hormophysa triquetra (C. Agardh)

6. Hydroclathrus clatratus (C. Agardh)

7. Osen

8. Padina australis Hauck

9. Sargassum binderi

10. Sargassum cinereum (J.G. Agardh)

11. Sargassum crassifolium

12. Sargassum cristaefolium

13. Sargassum duplicatum (J.G. Agardh)

14. Sargassum echinocarpum

15. Sargassum plagyophyllum (Mertens)

16. Sargassum polycystum

17. Turbinaria conoides (J.G. Agardh)

18. Turbinaria decurens (Bory)

19. Turbinaria murayana

20.Turbinaria ornata (Turner) J. Agardh

2. Kelompok alga merah / Red Seaweed (Rhodophyceae)

Red seaweed mendapatkan merahnya dari Rhodophyta. Jenis ini tumbuh di

bagian laut yang paling dalam yaitu pada kedalaman 879 kaki. Warna merah pada

rumput laut ini adalah unsure vital yang menunjang kelangsungan hidupnya dan

mempunyai peranan yang serupa dengan klorofil yaitu menyerap cahaya biru dan ungu

matahari. Yang termasuk kelompok alga merah yaitu:

1. Acanthophora muscoides

2. Acantophora specifera

3. Actinotrichia fragilis (Forsskal)

4. Amphiora peruana

5. Amphiora beauvoisii Lamouroux

6. Amphiora rigida

7. Amphiora sp.

8. Ceratodityon variabilis

9. Chondrococcus hornemannii

10. Corallina sp.

11. Eucheuma denticulatum

12. Eucheuma edule

13. Eucheuma edule Koetzing

14. Eucheuma serra Agardh

15. Galaxaura filamentosa Chou

16. Galaxaura Kjellmanii Weber van Bosse

17. Galaxaura rugosa (Solander) Lamouroux

18. Galaxaura subfruticulosa Chou

19. Galaxaura subvefficillata Kjellman

20. Galaxaura vietnamensis Dawson

21. Gelidium latifolium

22. Gelidium sp.

23. Gigartina affinis Harvey

24. Gracilaria arcuata Zanardin

25. Gracilaria coronopifolia J. Agardh

26. Gracilaria eucheumioides

27. Gracilaria folifera (Forsskal) Boergese

28. Gracilaria gigas Harvey

29. Gracilaria salicornia

30. Gracilaria salicornia (C. Agardh) Dawson

31. Gracilaria Verrucosa

32. Halymenia durvilaea

33. Halymenia harveyana J. Agardh

34. Hypnea asperi Bory

35. Hypnea cervicornis J. Agardh

36. Jania adherens

37. Kappaphycus alvarezii (Doty)

38. Kappaphycus cottonii

39. Kappaphycus striatum

40. Laurencia elata

41. Laurencia intricata Lamouroux

42. Laurencia nidifica J. Agardh

43. Laurencia obtusa (Hudson) Lamouroux

44. Laurencia poitei

45. Liagora divaricata Tseng

46. Porphyglossum zolingerii

47. Porphyra sp.

48. Rhodymenia sp.

49. Rhodymenia palmata (Linnaeus) Greville

50. Titanophora pulchra Dawson

3. Kelompok alga hijau / Green Seaweed (Cholorophyceae)

Green seaweed banyak di jumpai di lautan yang dangkal dan biasanya dalam

bentuk lembaran. Ulva atau selada laut adalah jenis rumput laut dari jenis green

seaweed yang paling umum. Berbentuk seperti pita dengan kepanjangan yang bisa

mencapai 3 atau 4 kaki dan merupakan sumber makanan untuk hewan-hewan laut

seperti kerang, kura-kura ataupun ikan. Yang termasuk dalam kelompok alga hijau

yaitu:

1. Boergesenia forbessii (Harvey)

2. Bornetella nitida (Harvey)

3. Caulerpa brachypus (Harvey)

4. Caulerpa cupressoides

5. Caulerpa fergusonii (Muray)

6. Caulerpa lentillifera (J. Agardh)

7. Caulerpa lessonii (Bory)

8. Caulerpa racemosa (Fors)

9. Caulerpa racemosa var clavivera

10. Caulerpa racemosa var lamouraouxii

11. Caulerpa racemosa var macrophysa

12. Caulerpa racemosa var occidentales

13. Caulerpa racemosa var uvifera

14. Caulerpa racemosa var turbinata

15. Caulerpa serrulata

16. Caulerpa sertularioides

17. Caulerpa sp.

18. Caulerpa taxifolia

19. Chaetomorpha antennina

20. Chaetomorpha crassa

21. Codium decorticatum

22. Codium edule silva

23. Codium geppi Schmitt

24. Codium guinense Silva

25. Codium harveyi Silva

26. Dictyosphaeria cavernosa

27. Halimeda borneensis

28. Halimeda copiosa

29. Halimeda cunneata Hering

30. Halimeda cylindraceae Decaisne

31. Halimeda discoidea Decaisne

32. Halimeda distorta

33. Halimeda laccunalis Taylor

34. Halimeda gracilis

35. Halimeda macroloba Decaisne

36. Halimeda macrophysa Askenasy

37. Halimeda micronesica Yamada

38. Halimeda minima (W.R. Taylor)

39. Halimeda opuntia (Linnaeus)

40. Halimeda renschii Hauck

41. Halimeda simulans Howe

42. Halimeda tuna (Ellis and Solander) Lam.

43. Neomeris annulata Dickie

44. Tydemnia expeditionis Weber van Bosse

45. Udotea argentea Zanardini

46. Udotea flabellum (Ellis and Solander)

47. Ulva fascista Delile

48. Ulva lactuca Linnaeus

49. Ulva pertusa Kjellman

50. Ulva reticulata Forsskal

51. Ulva sp.

52. Ulva ventricosa J. Agardh

2.2.3 Manfaat Rumput Laut

Dari ratusan jenis rumput laut yang ada di Indonesia, banyak diantaranya yang

dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan, antara lain sebagai bahan makanan

dan sayuran. Pemanfaatan lain adalah sebagai bahan mentah untuk industri penghasil

agar-agar, keraginan, dan alginate yang diperlukan untuk bahan tambahan dalam

pengolahan makanan, minuman, farmasi, kosmetika dan tekstil di dalam dan di luar

negeri.

Kandungan kimia lain yang penting terdapat dalam rumput laut selain karbohidrat

yang berupa polisakarida seperti agar-agar, keraginan, dan alginat juga terdapat mineral,

protein, lemak, vitamin dan yodium. Secara tidak disadari bahwa sebenarnya manfaat dan

peran rumput laut ini telah ada pada kehidupan kita sehari-hari. Kita berhias dengan

minyak rambut, berkeramas dengan shampoo, menggosok gigi dengan odol, menikmati es

krim dan cokelat, berdandan dengan baju yang bermotif warna-warni dan menyemir

sepatu, semua bahan yang kita gunakan tersebut sedikit banyak mengandung campuran

rumput laut .

Mineral esensial yang dikandung rumput laut sangat banyak, antara lain besi dann

kalsium. Kandungan kalsium rumput laut sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan

susu, sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk mengurangi dann mencegah

gejala osteoporosis. Rumput laut mengandung berbagai vitamin yaitu vitamin A, B

kompleks, C, D, dan K. Kandungan vitamin tersebut member nutrisi pada kulit sehingga

kulit lebih lembab dan kencang. Vitamin C bisa membantu menangkal radikal bebas.

Kandungan protein dan serat rumput laut juga sangat tinggi. Serat pada rumput laut

bisa membuat perut terasa lebih kenyang. Selain itu, rumput laut bisa meluruhkan lemak-

lemak di perut, sehingga bahan ini banyak dimanfaatkan untuk produk pelangsing.

Manfaat luar biasa rumput laut lainnya adalah kemampuannya untuk membantu proses

memperbarui jaringan kulit yang rusak sehingga banyak pula dipakai sebagai produk anti

keloid.

Selain manfaat di atas, juga terdapat manfaat yang lain, yaitu :

a. Anti kanker, penelitian Harvard School of Public Health di Amerika mengungkap, wanita premonopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka.

b. Antioksidan dan klorofil pada rumput laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh.

c. Mencegah kardiovaskular, para ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh.

d. Makanan diet, kandugan serat (dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna shingga akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan.

e. Secara tradisional, rumput laut dipercaya dapat mengobati batuk, asma, bronchitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, influenza, dan arthritis.

f. Karena kandungan gizinya yang tinggi, maka mampu meningkatkan system kerja hormonal, limptik, dan juga saraf.

g. Meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, memperbaiki system kerja jantung dan peredaran darah, serta system pencernaan.

h. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok. i. Kaya akan kandungan serat yang dapat mencegah kanker usus besar, melancarkan

pencernaan, meningkatkan kadar air dalam feses.

2.3 Faktor-faktor Keberhasilan Budi Daya Rumput Laut

2.3.1 Pemilihan Lokasi

Keberhasilan budi daya rumput laut sangat ditentukan sejak penentuan lokasi. Hal

ini dikarenakan produksi dan kualitas rumput laut dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologi

yang meliputi kondisi substrat perairan, kualitas air, iklim, dan geografis dasar perairan.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam penentuan lokasi yaitu faktor kemudahan

aksesibilitas, risiko masalah keamanan, serta konflik kepentingan pariwisata, perhubungan,

dan taman laut nasional.

1. Kondisi dasar perairan

Umumnya, dasar perairan berupa pasir kasar yang bercampur dengan pecahan

kacang. Kondisi substrat dasar seperti ini menunjukkan adanya pergerakan air yang

baik sehingga cocok untuk budi daya rumput laut.

2. Tingkat kejernihan air

Untuk budi daya rumput laut, keadaan perairan sebaiknya relatif jernih dengan

tingkat kecerahan tinggi. Kondisi seperti ini dibutuhkan agar cahaya matahari dapat

mencapai tanaman untuk proses fotosintesis.

3. Salinitas

Salinitas (kandungan garam NaCl dalam air) untuk pertumbuhan rumput laut

yang optimal berkisar 28-33 per mil. Oleh karena itu, lokasi budi daya diusahakan

yang jauh dari sumber air tawar seperti dekat muara sungai karena dapat menurunkan

salinitas air.

4. Suhu air

Suhu air yang optimal di sekitar tanaman yaitu berkisar 26-30�C.

5. Pergerakan air (arus dan ombak)

Lokasi untuk budi daya rumput laut harus terlindung dari arus (pergerakan air)

dan hempasan ombak yang terlalu kuat. Apabila hal ini terjadi, arus dan ombak akan

merusak dan menghanyutkan tanaman. Pergerakan air berkisar 0,2-0,4 m/detik.

Dengan kondisi seperti ini, akan mempermudah penggantian dan penyerapan hara yang

diperlukan oleh tanaman, tetapi tidak sampai merusak tanaman.

6. Pencemaran air

Hindari lokasi yang berdekatan dengan sumber pencemaran air, seperti industry

dan tempat bersandarnya kapal-kapal.

7. Kedalaman air

Lokasi budi daya dengan kedalaman air pada saat surut terendah minimal 0,40

m sampai kedalaman di mana sinar matahari masih dapat mencapai tanaman dan petani

mampu melakukan kegiatan. Metode budi daya yang kan digunakan akan sangat

ditentukan oleh kedalaman air di lokasi budi daya.

8. Aman dari predator dan competitor

Lokasi budi daya bukan merupakan tempat berkumpulnya predator rumput laut,

seperti ikan, penyu, bulu babi, dan herbivora lainnya. Dengan demikian, kerusakan

tanaman dapat ditekan, di samping itu juga dapat menghemat biaya pemeliharaan dan

perlindungan terhadap hama tanaman.

9. Bukan merupakan jalur pelayaran

Untuk keamanan dan keberlanjutan budi daya maka lokasi yang dipilih bukan

merupakan tempat yang menjadi jalur pelayaran.

2.3.2 Persiapan Penanaman

Persiapan penanaman rumput laut meliputi penyediaan peralatan budi daya sesuai

dengan metode yang akan digunakan serta penyediaan bibit yang baik. Peralatan yang

diperlukan harus disesuaikan dengan metode yang akan digunakan.

Secara garis besar, peralatan yang digunakan antara lain patok kayu, bambu, jangkar

(bila menggunakan metode rakit apung), tali polietilen (tambang plastik), tali raffia dan

pelampung. Persiapan penanaman yang paling penting yaitu pemilihan dan penanganan

bibit rumput laut sebelum ditanam. Untuk lokasi baru, biasanya bibit akan didatangkan dari

daerah lain yang sudah berkembang dan kemungkinan berasal dari tempat yang cukup jauh.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan yang baik sehingga tingkat kerusakan dan

kematian bibit tersebut bisa diminimalkan.

1. Kriteria bibit yang baik

Bibit yang akan ditanam harus berkualitas baik agar tanaman dapat tumbuh

sehat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan bibit tersebut dengan kriteria sebagai

berikut:

a) Bibit yang digunakan merupakan thallus muda yang bercabang banyak, rimbun,

dan berujung runcing.

b) Bibit tanaman harus sehat dan tidak terdapat bercak, luka atau terkelupas sebagai

akibat terserang penyakit ice-ice atau terkena bahan cemaran, sperti minyak.

c) Bibit rumput laut harus terlihat segar dan berwarna cerah, yaitu cokelat cerah dan

hijau cerah.

d) Bibit harus seragam dan tidak boleh tercampur dengan jenis lain.

e) Berat bibit awal diupayakan seragam, sekitar 100 g per ikatan / rumpun.

2. Pengepakan bibit

Sebelum diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain, bibit yang akan ditanam

sebaiknya dikemas supaya tidak mengalami kerusakan. Adapun pengepakan dapat

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Masukkan bibit sehat dan segar ke dalam kantong plastik besar yang telah

dilubangi kecil-kecil menggunakan paku.

2. Kepadatan harus diperhatikan karena bibit harus tetap mempunyai ruang udara dan

harus dijaga tetap dalam keadaan lembap, meskipun tidak sampai membasahi

kertas karton yang digunakan untuk mengemas bibit.

3. Masukkan kantong plastik yang telah berisi bibit ke dalam kotak karton atau

kardus besar.

4. Apabila perlu ditumpuk, sebaiknya penumpukan kardus tidak lebih dari tiga

tumpuk untuk menjaga supaya tetap ada ruang udara dalam kardus atau karton.

3. Penanganan bibit dalam pengangkutan

Penanganan bibit selama pengangkutan dari tempat asal ke lokasi budi daya

dilakukan sebagai berikut:

a) Selama dalam pengangkutan, biarkan bibit tetap lembap/basah, tetapi tidak

sampai meneteskan air.

b) Usahakan agar tidak terkena air tawar, hujan, atau embun karena akan merusak

bibit.

c) Bibit tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.

d) Selama perjalanan, usahakan bibit tidak terkena minyak dan kotoran lainnya.

e) Jauhkan bibit dari sumber panas, seperti mesin mobil atau perahu.

4. Penyimpanan bibit sebelum ditanam

Sebaiknya, bibit segera ditanam setelah sampai di lokasi budi daya. Lokasi

yang akan digunakan untuk tempat penanaman rumput lautpun harus sudah disiapkan,

termasuk peralatan, bahan dan tenaga kerja. Apabila karena sesuatu hal tidak bisa

segera ditanam atau waktunya tidak memungkinkan, sebaiknya bibit dikeluarkan dari

kantong plastik dan disiram air laut. Bibit rumput laut jangan direndam di dalam wadah

karena akan mengeluarkan lendir, kemudian membusuk dan mati. Cara lain yang bisa

dilakukan yaitu dengan memasukkan bibit ke dalam jarring plastik, kemudian

direndam di dalam laut. Dengan cara ini, lendir yang keluar langsung hanyut ke dalam

air sehingga tidak sempat merusak bibit.

2.3.3 Penanaman

Penanaman rumput laut dapat dilakukan menggunakan beberapa metode. Metode

budidaya yang akan dilakukan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut itu

sendiri. Sampai saat ini telah dikembangkan 5 metode budi daya rumput laut berdasarkan

pada posisi tanaman terhadap dasar perairan. Metode-metode tersebut meliputi, metode

lepas dasar, metode apung (rakit), metode long line dan metode jalur serta metode

keranjang (kantung).

Metode budidaya rumput laut yang telah direkomendasikan oleh Direktorat Jenderal

Perikanan, meliputi : metode lepas dasar, metode apung, metode long line dan metode jalur.

Namun, di dalam penerapan ke empat macam metode tersebut harus disesuaikan dengan

kondisi perairan di mana lokasi budidaya rumput laut akan dilaksanakan. Uraian keempat

macam metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode Lepas Dasar

Metode ini dilakukan pada dasar perairan yang berpasir atau berlumpur untuk

memudahkan penancapan patok/pacing, namun hal ini akan sulit dilakukan bila dasar

perairan terdiri dari batu karang.

Penanaman dengan metode ini dilakukan dengan cara merentangkan tali iris

yang telah berisi ikatan tanaman pada tali iris utama dan posisi tanaman budidaya

berada sekitar 30 cm di atas dasar perairan (perkirakan pada saat surut terendah masih

tetap terendam air). Patok terbuat dari kayu yang berdiameter 5 cm sepanjang 1 meter

dan runcing pada salah satu ujungnya.Jarak antara patok untuk merentangkan tali iris

sekitar 2,5 meter. Setiap patok yang berjajar dihubungkan dengan tali iris polyethylene

(PE) berdiameter 8 mm. jarak antara tali rentang sekitar 20 – 25 cm. Dengan demikian

untuk budidaya rumput laut dengan menggunakan metode lepas dasar berukuran

(50x10 )m2, dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :

a. Patok kayu (kayu gelam), panjang 1 meter diameter 5 cm sebanyak 275 buah.

b. Tali rentang, bahan PE berdiameter 4 mm sebanyak 870 m (10 kg)

c. Tali ris, bahan PE berdiameter 6 mm sebanyak 630 meter (15 kg)

d. Tali rapia, sejumlah 20 gulung besar

e. Bibit seberat 50-100 gram perikat sebanyak 500 – 1000 kg.

2. Metode rakit apung

Metode rakit apung adalah cara membudidayakan rumput laut dengan

menggunakan rakit yang terbuat dari bambu/kayu. Metode ini cocok diterapkan pada

perairan berkarang di mana pergerakan airnya didominasi oleh ombak. Ukuran setiap

rakit sangat bervariasi tergantung pada kesediaan material. Ukuran rakit dapat

disesuaikan dengan kondisi perairan tapi pada prinsipnya ukuran rakit yang dibuat

tidak terlalu besar untuk mempermudah perawatan rumput laut yang ditanam.

Untuk menahan agar rakit tidak hanyut terbawa arus digunakan jangkar (patok)

dengan tali PE yang berukuran 10 mm sebagai penahannya. Untuk menghemat areal

dan memudahkan pemeliharaan, beberapa rakit dapat digabung menjadi satu dan setiap

rakit diberi jarak setiap 1 meter. Bibit 50 – 100 gr diikatkan di tali plastik berjarak 20

– 25 cm pada setiap titiknya.

Pertumbuhan tanaman yang menggunakan metode apung ini, umumnya lebih

baik dari pada metode lepas dasar, karena pergerakan air dan intensitas cahaya cukup

memadai bagi pertumbuhan rumput laut. Metode apung memiliki keuntungan lain

yaitu pemeliharaannya mudah dilakukan, terbebas tanaman dari gangguan bulu babi

dan binatang laut lain, berkurangnya tanamanyang hilang karena lepasnya cabang-

cabang serta pengendapan pada tanaman lebih sedikit.

Kerugian metode ini adalah biaya lebih mahal dan waktu yang dibutuhkan

untuk pembuatan sarana budidayanya relatif lebih lama. Sedangkan bagi tanaman itu

sendiri adalah tanaman terlalu dekat dengan permukaan air, sehingga tanaman sering

muncul ke permukaan air, terutama pada saat laut kurang berombak. Munculnya

tanaman ke permukaan air dalam waktu lama dapat menyebabkan cabang – cabang

tanaman menjadi pucat karena kehilangan pigmen dan akhirnya akan mati.

3. Metode long line

Metode long line adalah metode budi daya dengan menggunakan tali panjang

yang dibentangkan. Metode budi daya ini banyak diminati oleh masyarakat karena alat

dan bahan yang digunakan lebih tahan lama, dan mudah untuk didapat. Teknik budi

daya rumput laut dengan metode ini adalah menggunakan tali sepanjang 50 – 100

meter yang pada kedua ujungnya diberi jangkar dan pelampung besar, setiap 25 meter

diberi pelampung utama yang terbuat dari drum plastik atau styrofoam. Pada setiap

jarak 5 meter diberi pelampung berupa potongan styrofoam/karet sandal atau botol

aqua bekas 500 ml.

Pada setiap pemasangan tali utama harus diperhatikan arah arus pada posisi

sejajar atau sedikit menyudut untuk menghindari terjadinya belitan tali satu dengan

lainnya. Bibit rumput laut sebanyak 50 – 100 gr diikatkan pada sepanjang tali dengan

jarak antar titik lebih kurang 25 cm. jarak antara tali satu dalam satu blok 0,5 m dan

jarak antar blok 1 meter dengan mempertimbangkan kondisi arus dengan kondisi arus

dan gelombang setempat. Dalam 1 blok terdapat 4 tali yang berfungsi untuk jalur

sampan pengontrolan (jika dibutuhkan).

4. metode jalur

Metode budi daya rumput laut di masing-masing daerah berkembang sesuai

dengan kebiasaan dan kondisi lokasi perairan di wilayah tersebut. Dari ketiga metode

budidaya yaitu lepas dasar, rakit apung, dan long line yang telah berkembang di

masyarakat beberapa metode baru salah satunya adalah metode jalur.

Metode ini merupakan kombinasi antara metode rakit dan metode long line.

Kerangka metode ini terbuat dari bambu yang disusun sejajar. Pada kedua ujung setiap

bambu dihubungkan dengan tali PE diameter 0,6 mm, sehingga membentuk persegi

panjang dengan ukuran 5 m x 5 m per petak. Satu unit terdiri dari 7 – 10 petak. Pada

kedua ujung setiap unit diberi jangkar seberat 100 kg. Penanaman dimulai dengan

mengikat bibit rumput laut ke tali jalur yang telah dilengkapi tali PE 0,2 cm sebagai

pengikat bibit rumput laut. Setelah bibit diikat kemudian tali jalur tersebut dipasangkan

pada kerangka yang telah tersedia dengan jarak tanam yang digunakan minimal 25 cm

x 30 cm.

2.3.4 Pemeliharaan

Pemeliharaan pertumbuhan rumput laut diantaranya membersihkan lumpur dan

kotoran yang melekat pada rumput laut, menyulam tanaman yang rusak atau lepas dari

ikatan, mengganti tali, patok, bambu dan pelampung yang rusak, dan menjaga tanaman dari

serangan predator seperti ikan dan penyu.

1. Membersihkan lumpur dan kotoran

Lumpur akan melekat pada tanaman bila pergerakan air kurang atau kurangnya

arus/gelombang. Hal ini terjadi biasanya pada musim di mana kurang angin dan

tempatnya sangat terlindung. Dalam kondisi demikian, perlu dilakukan pemeliharaan

yang sungguh-sungguh. Lumpur yang melekat kan menyebabkan tanaman mudah

terserang beberapa jenis cacing atau nematode dan muncul gejala penyakit ice-ice.

2. Penyulaman tanaman

Penyulaman perlu dilakukan bila ada tanaman yang rusak sehingga jumlah

tanaman pada setiap tali iris tidak berkurang. Kerusakan tanaman dapat disebabkan

oleh gelombang besar atau dimakan binatang herbivora, seperti ikan baronang dan

penyu. Untuk menghindari serangan predator terhadap tanaman pada metode lepas

dasar, bisa dilakukan dengan cara memagari sekeliling blok tanaman dengan jaring.

Pada umumnya serangan ikan kan berkurang bila tanaman berada agak ke tengah dan

jauh dari karang hidup.

3. Monitoring pertumbuhan tanaman

Pertumbuhan tanaman dapat dipantau dengan cara sampling untuk mengukur

laju pertumbuhannya sehingga produksi dapat diprediksi. Pemantauan laju

pertumbuhan tanaman dengan cara sampling dilakukan satu kali dalam seminggu.

Sampling dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Timbang berat tanaman pada pertama kali sampling (pada usia 7 hari).

b. Timbang kembali tanaman yang sama pada hari ke-14, kemudian hitung laju

pertumbuhannya. Penimbangan sample dan penghitungan laju pertumbuhan

dilakukan berkali-kali setiap 7 hari. Pertumbuhan tanaman dikatakan baik bila laju

pertumbuhan hariannya tidak kurang dari 3%.