BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Hakikat...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Hakikat...
BAB II
KAJIAN TEORETIS
2.1. Hakikat Persepsi
2.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu kata perception, yang diambil dari bahasa
Latin perception, yang berarti menerima atau mengambil. Menurut Leavitt dalam Desmita
(2009 : 117), perception dalam pengertian sempit adalah penglihatan, yaitu bagaimana
seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, perception adalah pandangan, yaitu
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Perseptio adalah proses
mencapai kesadaran atau pemahaman lingkungan dengan mengorganisir dan menafsirkan
informasi sensorik. Semua persepsi melibatkan sinyal pada system saraf, yang pada
gilirannya hasil dari stimulasi fisik dari organ-organ indera.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu
stimulus yang diterima oleh individu melalaui alat reseptor yaitu indera. Alat indera
merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan
stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga
individu menyadari dan mengerti tentang apa yang di indera. Dengan kata lain persepsi
adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.
Persepsi merupakan keadaan integrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya.
Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu
akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) proses mengetahui atau
mengenali objek dan kejadiann objektif dengan bantuan indera, (2) kesadaran dari proses-
9
proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti
yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur
tangan, berasal dari kemampuann organisasi untuk melakukan pembedaan diantara
perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau
keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006:358).
Berikut beberapa definisi persepsi menurut para ahli yaitu:
a. Persepsi adalah proses yang dilakukan individu dalam mengelolah dan menafsirkan
kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka,
meskipun demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan
obyektif, (Herminta, 2008:2),
b. Bimo Walgito; persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang
dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti
oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di
sekitarnya.
c. Menurut Young; persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan
memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan
tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya.
Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah
dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan
dan lain-lain.
d. Davidoff; persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian
terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti
dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.
e. Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai
representasi dari obyek-obyek eksternal. Untuk itu, bisa dijelaskan bahwa persepsi
merupakan pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh panca indera (Fajar,
2009:149)
f. Bower; persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan
individu.
g. Gibson; persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti
terhadap lingkungan oleh individu.
h. Lindzey & Aronson; persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga
dikenallah persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam
diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi
orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain
yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai
orang lain sebagai objek persepsi tersebut.
i. Stephen P.Robins (1999:46); persepsi adalah suatu proses dimana individu
mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti
pada lingkungan mereka.
j. Desmita (2009:118), persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah
dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) oleh system
alat indera.
k. Samsunuwiyati & Lieke Indieningsih Kartono (2006:83); persepsi adalah pengaturan
stimuli menjadi satuan utuh, penuh arti dan penting.
l. Slameto (2010:102); persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia.
m. Krech; persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang
individu.
n. Leavitt; membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit
dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan,
bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikan
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Melalui persepsi, seseorang terus-menerus melakukan hubungan dengan lingkungan
dan orang lain. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar,
peraba, perasa dan penciuman. Persepsi tiap-tiap individu tentang sesuatu akan berbeda-
beda karena persepsi seseorang terhadap sesuatu akan mempengaruhi pikirannya. Persepsi
akan memungkinkan manusia memberi penilaian terhadap suatu kondisi tertentu karena
rangsangan (stimulus) yang diberikan. Penilaian seseorang mengenai rangsangan tersebut
dilakukan melalui proses kognitif.
Menurut Desmita (2009:119), proses kognitif yaitu proses mental yang
memungkinkan seseorang mengevaluasi, memaknai, dan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui inderanya. Proses kognitif ini yang mengarahkan pola pikir dan reaksi-
reaksi kognitif seseorang sehingga memberi perbedaan persepsi dari masing-masing
individu.
Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting. Hal ini
memungkinkan manusia untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Persepsi
diawali melalui sebuah penginderaan dari stimulus yang diterima seseorang, stimulus
tersebut dilanjutkan sebagai sebuah proses persepsi untuk kemudian diinterpretasikan.
Dengan persepsi manusia dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi
atau data yang senantiasa mengitarinya. Riset mengenai persepsi menunjukkan bahwa
individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama namun memahaminya secara berbeda.
Individu menginterpretasikan apa yang dilihat dan menyebutnya sebagai realitas.
Persepsi sebagai sebuah konstruk psikologis akan sulit diartian secara utuh atau
dijabarkan dengan tepat dalam sebuah rumusan. Namun, dari pendapat beberapa ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan tanggapan atau penilaian seseorang terhadap
rangsangan yang diterima melalui alat inderanya, dimana rangsangan itu dapat berupa
fenomena, benda mati maupun individu lain.
Persepsi masyarakat terhadap budi daya rumput laut yaitu suatu pandangan
masyarakat terhadap budi daya rumput laut itu sendiri. Bagaimana penafsiran masyarakat
terhadap budi daya rumput laut dan proses menerima dan menolak adanya budi daya
rumput laut yang merupakan suatu obyek yang ditawarkan kepada mereka.
2.1.2 Jenis-jenis dan Prinsip Persepsi
1. Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera
menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Persepsi visual; persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini
adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi
dan balita untuk memahami dunianya.
2. Persepsi auditori; persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu
telinga.
3. Persepsi perabaan; persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman; persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera
penciuman yaitu hidung.
5. Persepsi pengecapan; persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera
pengecapan yaitu lidah.
Kita dapat memperluas pandangan tentang persepsi sebagai mekanisme melalui
stimulus lingkungan, sehingga dicapai kesimpulan bahwa persepsi teramat penting bagi
pemahaman dan terbentuknya perilaku. Seseorang individu tidak bereaksi atau berperilaku
dengan cara tertentu, karena situasi yang terdapat di sekitarnya, melainkan karena apa yang
terlihat olehnya, atau apa yang diyakini olehnya tentang situasi tersebut.
2. Prinsip persepsi
Prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini
menggambarkan bahwa manusia, secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian
stimulus mana yang menjadi fokus atau bentuk utama dan mana yang menjadi latar.
Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa menurut
Muhyadi (1989) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) orang yang membentuk persepsi itu
sendiri, khususnya kondisi internal (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan,
pengalaman masa lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa
tertentu, 3) stimulus di mana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu dan
suasana.
Slameto (2010:103-105) mengemukakan lima prinsip dasar tentang persepsi, yaitu:
1) Persepsi itu relatif bukannya absolut
Manusia bukanlah instrumen ilmiah yang menyerap segala sesuatu persis
seperti keadaan yang sebenarnya tetapi dengan penerimaan dari inderanya dia dapat
menerka dann memberikan tanggapan mengenai rangsangan(stimulus) yang
diterimanya.
2) Persepsi itu selektif
Ada keterbatasan seseorang dalam menerima rangsang, oleh karenanya ada
kemungkinan seseorang hanya akan memberikan perhatian ke arah mana persepsi
itu memiliki kecenderungan.
3) Persepsi itu mempunyai tatanan
Seseorang tidak menerima rangsangan secara sembarangan, oleh karena itu
apabila rangsangan yang diterima kurang lengkap maka orang tersebut akan
melengkapi sendiri sehingga menjadi cukup jelas untuknya.
4) Persepsi dipengarui oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan)
Harapan dan kesiapan penerima akan sangat menentukan pesan mana yang
dia pilih untuk kemudian diinterpretasikan.
5) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau
kelompok lain sekalipun situasinya sama
Perbedaan persepsi antara satu individu dengan individu yang lain sangat
dipengaruhi oleh perbedaan kepribadian, sikap dan motivasi dari masing-masing
individu.
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dalam
diri individu sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri setiap
individu. Berikut beberapa uraian mengenai faktor internal dan faktor eksternal
diantaranya:
1. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat
dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
1) Fisiologis
Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh
ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap
lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang
berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
2) Perhatian
Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada
pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang
terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap
suatu obyek.
3) Minat
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak
energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual
vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu
dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
4) Kebutuhan yang searah
Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari
obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
5) Pengalaman dan ingatan
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana
seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu
rangsang dalam pengertian luas.
6) Suasana hati
Keadaan emosi mempengaruhi keadaan seseorang, mood ini menunjukan
bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana
seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari
lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat di dalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat
mengundang sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi
bagaimana seseorang merasakan atau menerimanya. Faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi persepsi adalah :
1) Ukuran dan penempatan dari obyek dan stimulus
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubugan suatu obyek, maka
semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu
dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk
perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
2) Warna dari obyek-obyek
Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah
dipahami dibandingkan dengan yang sedikit.
3) Keunikan dan kekontrasan stimulus
Stimulus luar yang penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya
yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik
perhatian.
4) Intensitas dan kekuatan dari stimulus
Stimulus dari luar akan memberi makna lebih apabila sering diperhatikan
dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan
daya tarik dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
5) Motion atau gerakan
Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang
memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
Selain beberapa faktor di atas, ada faktor lain yang berperan dalam persepsi. Bimo
Walgito (2004:90) menyatakan, beberapa faktor yang berperan yang merupakan syarat agar
terjadi persepsi, yaitu:
a. Objek atau stimulus yang dipersepsi
Objek dari luar diri seseorang baik berupa benda, kejadian, ataupun sikap
dari orang lain biasanya merupakan sumber stimulus dari orang lain biasanya
merupakan sumber stimulus bagi seseorang.
b. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf
Melalui alat indera yang dimiliki seseorang, stimuli yang ada diterima
seseorang. Dengan syaraf sebagai pusat kesadaran, seseorang akan
menginterpretasikan stimuli yang diterima.
c. Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok objek.
Ditambahkan oleh Stephen P.Robbins (1999:46) yang menyatakan, “karakteristik
sasaran yang diobservasi dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan”. Persepsi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor dari setiap individu. Sikap, kepribadian, motif,
kepentingan pribadi, pengalaman masa lalu, dan harapan merupakan beberapa faktor dari
individu yang bisa membentuk sekaligus membiaskan persepsi. Selain itu karakteristik dari
sasaran yang diobservasi juga dapat menjadi faktor yang berpengaruh besar terhadap
persepsi.
2.2 Hakikat Rumput Laut
2.2.1 Pengertian Rumput Laut
Rumput laut merupakan terjemahan harfiah dari “seaweed” dalam bahasa inggris
yang diartikan sebagai tumbuhan pengganggu. Rumput laut, sebenarnya adalah algae laut
(agar-agar atau ganggang) yang termasuk tumbuhan tingkat rendah (thallophyta) di laut.
Jadi, tumbuhan ini bukannlah rumput yang tumbuh di laut karena tidak termasuk rumput
(graminae) ataupun tumbuhan pengganggu yang merupakan tumbuhan tingkat tinggi
(spermatophyta) yang umumnya tumbuh di darat. Rumput laut juga tidak sama dengan
“lamun” (seagrasses) karena lamun termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh
menetap di perairan. Tanaman ini adalah ganggang multiseluler golongan divisi
thallophyta. Umumnya rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika diamati
rumput laut sangat beragam, mulai dari berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting
dahan bercabang-cabang. Rumput laut hidup di dasar samudera yang dapat tembus cahaya
matahari. Rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna lain.
Rumput laut yang dalam dunia ilmu pengetahuan dikenal sebagai Algae sangat
popular dalam dunia perdagangan akhir-akhir ini. Rumput laut dikenal pertama kali oleh
bangsa Cina kira-kira tahun 2700 SM. Pada saat itu rumput laut banyak digunakan untuk
sayuran dan obat-obatan. Pada tahun 65 SM bangsa Romawi memanfaatkannya sebagai
bahan baku kosmetik. Namun dengan perkembangan waktu pengetahuan tentang rumput
lautpun semakin berkembang. Spanyol, Perancis, dan Ingris menjadikan rumput laut
sebagai bahan baku pembuatan gelas.
Kapan pemanfaatan rumput laut di Indonesia tidak diketahui dengan jelas. Hanya
pada waktu bangsa Portugis datang ke Indonesia sekitar tahun 1292, rumput laut telah
dimanfaatkan sebagai sayuran. Baru pada masa sebelum perang dunia ke-2, tercatat bahwa
Indonesia telah mengekspor rumput laut ke Amerika Serikat, Denmark, dan Perancis.
2.2.2 Jenis-Jenis Rumput Laut
Berdasarkan pigmen (zat warna) yang dikandungnya, alga atau ganggang
dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah),
Phaeophyceae (ganggang cokelat), Cholorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae
(ganggang biru). Alga cokelat hidup di perairan yang dingin sedangkan alga merah hidup di
daerah tropis. Alga hijau dan alga biru banyak hidup dan berkembang biak di air tawar.
Namun, jenis ini kurang mempunyai arti sebagai bahan makanan. Sebaliknya, alga cokelat
dan alga merah cukup penting sebagai bahan pangan dan non pangan.
1. Kelompok alga cokelat / Brown Seaweed (Phaeophyceae)
Warna cokelat pada brown seaweed ini diperoleh dari phaeophyta. Jenis rumput
laut ini biasanya di jumpai di daerah subtropics dan kutub. Kelompok alga cokelat
yaitu:
1. Cystoseira sp
2. Dictyopteris sp
3. Dictyota bartayresiana Lamouroux
4. Hormophysa cuneiformis
5. Hormophysa triquetra (C. Agardh)
6. Hydroclathrus clatratus (C. Agardh)
7. Osen
8. Padina australis Hauck
9. Sargassum binderi
10. Sargassum cinereum (J.G. Agardh)
11. Sargassum crassifolium
12. Sargassum cristaefolium
13. Sargassum duplicatum (J.G. Agardh)
14. Sargassum echinocarpum
15. Sargassum plagyophyllum (Mertens)
16. Sargassum polycystum
17. Turbinaria conoides (J.G. Agardh)
18. Turbinaria decurens (Bory)
19. Turbinaria murayana
20.Turbinaria ornata (Turner) J. Agardh
2. Kelompok alga merah / Red Seaweed (Rhodophyceae)
Red seaweed mendapatkan merahnya dari Rhodophyta. Jenis ini tumbuh di
bagian laut yang paling dalam yaitu pada kedalaman 879 kaki. Warna merah pada
rumput laut ini adalah unsure vital yang menunjang kelangsungan hidupnya dan
mempunyai peranan yang serupa dengan klorofil yaitu menyerap cahaya biru dan ungu
matahari. Yang termasuk kelompok alga merah yaitu:
1. Acanthophora muscoides
2. Acantophora specifera
3. Actinotrichia fragilis (Forsskal)
4. Amphiora peruana
5. Amphiora beauvoisii Lamouroux
6. Amphiora rigida
7. Amphiora sp.
8. Ceratodityon variabilis
9. Chondrococcus hornemannii
10. Corallina sp.
11. Eucheuma denticulatum
12. Eucheuma edule
13. Eucheuma edule Koetzing
14. Eucheuma serra Agardh
15. Galaxaura filamentosa Chou
16. Galaxaura Kjellmanii Weber van Bosse
17. Galaxaura rugosa (Solander) Lamouroux
18. Galaxaura subfruticulosa Chou
19. Galaxaura subvefficillata Kjellman
20. Galaxaura vietnamensis Dawson
21. Gelidium latifolium
22. Gelidium sp.
23. Gigartina affinis Harvey
24. Gracilaria arcuata Zanardin
25. Gracilaria coronopifolia J. Agardh
26. Gracilaria eucheumioides
27. Gracilaria folifera (Forsskal) Boergese
28. Gracilaria gigas Harvey
29. Gracilaria salicornia
30. Gracilaria salicornia (C. Agardh) Dawson
31. Gracilaria Verrucosa
32. Halymenia durvilaea
33. Halymenia harveyana J. Agardh
34. Hypnea asperi Bory
35. Hypnea cervicornis J. Agardh
36. Jania adherens
37. Kappaphycus alvarezii (Doty)
38. Kappaphycus cottonii
39. Kappaphycus striatum
40. Laurencia elata
41. Laurencia intricata Lamouroux
42. Laurencia nidifica J. Agardh
43. Laurencia obtusa (Hudson) Lamouroux
44. Laurencia poitei
45. Liagora divaricata Tseng
46. Porphyglossum zolingerii
47. Porphyra sp.
48. Rhodymenia sp.
49. Rhodymenia palmata (Linnaeus) Greville
50. Titanophora pulchra Dawson
3. Kelompok alga hijau / Green Seaweed (Cholorophyceae)
Green seaweed banyak di jumpai di lautan yang dangkal dan biasanya dalam
bentuk lembaran. Ulva atau selada laut adalah jenis rumput laut dari jenis green
seaweed yang paling umum. Berbentuk seperti pita dengan kepanjangan yang bisa
mencapai 3 atau 4 kaki dan merupakan sumber makanan untuk hewan-hewan laut
seperti kerang, kura-kura ataupun ikan. Yang termasuk dalam kelompok alga hijau
yaitu:
1. Boergesenia forbessii (Harvey)
2. Bornetella nitida (Harvey)
3. Caulerpa brachypus (Harvey)
4. Caulerpa cupressoides
5. Caulerpa fergusonii (Muray)
6. Caulerpa lentillifera (J. Agardh)
7. Caulerpa lessonii (Bory)
8. Caulerpa racemosa (Fors)
9. Caulerpa racemosa var clavivera
10. Caulerpa racemosa var lamouraouxii
11. Caulerpa racemosa var macrophysa
12. Caulerpa racemosa var occidentales
13. Caulerpa racemosa var uvifera
14. Caulerpa racemosa var turbinata
15. Caulerpa serrulata
16. Caulerpa sertularioides
17. Caulerpa sp.
18. Caulerpa taxifolia
19. Chaetomorpha antennina
20. Chaetomorpha crassa
21. Codium decorticatum
22. Codium edule silva
23. Codium geppi Schmitt
24. Codium guinense Silva
25. Codium harveyi Silva
26. Dictyosphaeria cavernosa
27. Halimeda borneensis
28. Halimeda copiosa
29. Halimeda cunneata Hering
30. Halimeda cylindraceae Decaisne
31. Halimeda discoidea Decaisne
32. Halimeda distorta
33. Halimeda laccunalis Taylor
34. Halimeda gracilis
35. Halimeda macroloba Decaisne
36. Halimeda macrophysa Askenasy
37. Halimeda micronesica Yamada
38. Halimeda minima (W.R. Taylor)
39. Halimeda opuntia (Linnaeus)
40. Halimeda renschii Hauck
41. Halimeda simulans Howe
42. Halimeda tuna (Ellis and Solander) Lam.
43. Neomeris annulata Dickie
44. Tydemnia expeditionis Weber van Bosse
45. Udotea argentea Zanardini
46. Udotea flabellum (Ellis and Solander)
47. Ulva fascista Delile
48. Ulva lactuca Linnaeus
49. Ulva pertusa Kjellman
50. Ulva reticulata Forsskal
51. Ulva sp.
52. Ulva ventricosa J. Agardh
2.2.3 Manfaat Rumput Laut
Dari ratusan jenis rumput laut yang ada di Indonesia, banyak diantaranya yang
dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan, antara lain sebagai bahan makanan
dan sayuran. Pemanfaatan lain adalah sebagai bahan mentah untuk industri penghasil
agar-agar, keraginan, dan alginate yang diperlukan untuk bahan tambahan dalam
pengolahan makanan, minuman, farmasi, kosmetika dan tekstil di dalam dan di luar
negeri.
Kandungan kimia lain yang penting terdapat dalam rumput laut selain karbohidrat
yang berupa polisakarida seperti agar-agar, keraginan, dan alginat juga terdapat mineral,
protein, lemak, vitamin dan yodium. Secara tidak disadari bahwa sebenarnya manfaat dan
peran rumput laut ini telah ada pada kehidupan kita sehari-hari. Kita berhias dengan
minyak rambut, berkeramas dengan shampoo, menggosok gigi dengan odol, menikmati es
krim dan cokelat, berdandan dengan baju yang bermotif warna-warni dan menyemir
sepatu, semua bahan yang kita gunakan tersebut sedikit banyak mengandung campuran
rumput laut .
Mineral esensial yang dikandung rumput laut sangat banyak, antara lain besi dann
kalsium. Kandungan kalsium rumput laut sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan
susu, sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk mengurangi dann mencegah
gejala osteoporosis. Rumput laut mengandung berbagai vitamin yaitu vitamin A, B
kompleks, C, D, dan K. Kandungan vitamin tersebut member nutrisi pada kulit sehingga
kulit lebih lembab dan kencang. Vitamin C bisa membantu menangkal radikal bebas.
Kandungan protein dan serat rumput laut juga sangat tinggi. Serat pada rumput laut
bisa membuat perut terasa lebih kenyang. Selain itu, rumput laut bisa meluruhkan lemak-
lemak di perut, sehingga bahan ini banyak dimanfaatkan untuk produk pelangsing.
Manfaat luar biasa rumput laut lainnya adalah kemampuannya untuk membantu proses
memperbarui jaringan kulit yang rusak sehingga banyak pula dipakai sebagai produk anti
keloid.
Selain manfaat di atas, juga terdapat manfaat yang lain, yaitu :
a. Anti kanker, penelitian Harvard School of Public Health di Amerika mengungkap, wanita premonopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka.
b. Antioksidan dan klorofil pada rumput laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh.
c. Mencegah kardiovaskular, para ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh.
d. Makanan diet, kandugan serat (dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna shingga akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan.
e. Secara tradisional, rumput laut dipercaya dapat mengobati batuk, asma, bronchitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, influenza, dan arthritis.
f. Karena kandungan gizinya yang tinggi, maka mampu meningkatkan system kerja hormonal, limptik, dan juga saraf.
g. Meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, memperbaiki system kerja jantung dan peredaran darah, serta system pencernaan.
h. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok. i. Kaya akan kandungan serat yang dapat mencegah kanker usus besar, melancarkan
pencernaan, meningkatkan kadar air dalam feses.
2.3 Faktor-faktor Keberhasilan Budi Daya Rumput Laut
2.3.1 Pemilihan Lokasi
Keberhasilan budi daya rumput laut sangat ditentukan sejak penentuan lokasi. Hal
ini dikarenakan produksi dan kualitas rumput laut dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologi
yang meliputi kondisi substrat perairan, kualitas air, iklim, dan geografis dasar perairan.
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam penentuan lokasi yaitu faktor kemudahan
aksesibilitas, risiko masalah keamanan, serta konflik kepentingan pariwisata, perhubungan,
dan taman laut nasional.
1. Kondisi dasar perairan
Umumnya, dasar perairan berupa pasir kasar yang bercampur dengan pecahan
kacang. Kondisi substrat dasar seperti ini menunjukkan adanya pergerakan air yang
baik sehingga cocok untuk budi daya rumput laut.
2. Tingkat kejernihan air
Untuk budi daya rumput laut, keadaan perairan sebaiknya relatif jernih dengan
tingkat kecerahan tinggi. Kondisi seperti ini dibutuhkan agar cahaya matahari dapat
mencapai tanaman untuk proses fotosintesis.
3. Salinitas
Salinitas (kandungan garam NaCl dalam air) untuk pertumbuhan rumput laut
yang optimal berkisar 28-33 per mil. Oleh karena itu, lokasi budi daya diusahakan
yang jauh dari sumber air tawar seperti dekat muara sungai karena dapat menurunkan
salinitas air.
4. Suhu air
Suhu air yang optimal di sekitar tanaman yaitu berkisar 26-30�C.
5. Pergerakan air (arus dan ombak)
Lokasi untuk budi daya rumput laut harus terlindung dari arus (pergerakan air)
dan hempasan ombak yang terlalu kuat. Apabila hal ini terjadi, arus dan ombak akan
merusak dan menghanyutkan tanaman. Pergerakan air berkisar 0,2-0,4 m/detik.
Dengan kondisi seperti ini, akan mempermudah penggantian dan penyerapan hara yang
diperlukan oleh tanaman, tetapi tidak sampai merusak tanaman.
6. Pencemaran air
Hindari lokasi yang berdekatan dengan sumber pencemaran air, seperti industry
dan tempat bersandarnya kapal-kapal.
7. Kedalaman air
Lokasi budi daya dengan kedalaman air pada saat surut terendah minimal 0,40
m sampai kedalaman di mana sinar matahari masih dapat mencapai tanaman dan petani
mampu melakukan kegiatan. Metode budi daya yang kan digunakan akan sangat
ditentukan oleh kedalaman air di lokasi budi daya.
8. Aman dari predator dan competitor
Lokasi budi daya bukan merupakan tempat berkumpulnya predator rumput laut,
seperti ikan, penyu, bulu babi, dan herbivora lainnya. Dengan demikian, kerusakan
tanaman dapat ditekan, di samping itu juga dapat menghemat biaya pemeliharaan dan
perlindungan terhadap hama tanaman.
9. Bukan merupakan jalur pelayaran
Untuk keamanan dan keberlanjutan budi daya maka lokasi yang dipilih bukan
merupakan tempat yang menjadi jalur pelayaran.
2.3.2 Persiapan Penanaman
Persiapan penanaman rumput laut meliputi penyediaan peralatan budi daya sesuai
dengan metode yang akan digunakan serta penyediaan bibit yang baik. Peralatan yang
diperlukan harus disesuaikan dengan metode yang akan digunakan.
Secara garis besar, peralatan yang digunakan antara lain patok kayu, bambu, jangkar
(bila menggunakan metode rakit apung), tali polietilen (tambang plastik), tali raffia dan
pelampung. Persiapan penanaman yang paling penting yaitu pemilihan dan penanganan
bibit rumput laut sebelum ditanam. Untuk lokasi baru, biasanya bibit akan didatangkan dari
daerah lain yang sudah berkembang dan kemungkinan berasal dari tempat yang cukup jauh.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan yang baik sehingga tingkat kerusakan dan
kematian bibit tersebut bisa diminimalkan.
1. Kriteria bibit yang baik
Bibit yang akan ditanam harus berkualitas baik agar tanaman dapat tumbuh
sehat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan bibit tersebut dengan kriteria sebagai
berikut:
a) Bibit yang digunakan merupakan thallus muda yang bercabang banyak, rimbun,
dan berujung runcing.
b) Bibit tanaman harus sehat dan tidak terdapat bercak, luka atau terkelupas sebagai
akibat terserang penyakit ice-ice atau terkena bahan cemaran, sperti minyak.
c) Bibit rumput laut harus terlihat segar dan berwarna cerah, yaitu cokelat cerah dan
hijau cerah.
d) Bibit harus seragam dan tidak boleh tercampur dengan jenis lain.
e) Berat bibit awal diupayakan seragam, sekitar 100 g per ikatan / rumpun.
2. Pengepakan bibit
Sebelum diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain, bibit yang akan ditanam
sebaiknya dikemas supaya tidak mengalami kerusakan. Adapun pengepakan dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Masukkan bibit sehat dan segar ke dalam kantong plastik besar yang telah
dilubangi kecil-kecil menggunakan paku.
2. Kepadatan harus diperhatikan karena bibit harus tetap mempunyai ruang udara dan
harus dijaga tetap dalam keadaan lembap, meskipun tidak sampai membasahi
kertas karton yang digunakan untuk mengemas bibit.
3. Masukkan kantong plastik yang telah berisi bibit ke dalam kotak karton atau
kardus besar.
4. Apabila perlu ditumpuk, sebaiknya penumpukan kardus tidak lebih dari tiga
tumpuk untuk menjaga supaya tetap ada ruang udara dalam kardus atau karton.
3. Penanganan bibit dalam pengangkutan
Penanganan bibit selama pengangkutan dari tempat asal ke lokasi budi daya
dilakukan sebagai berikut:
a) Selama dalam pengangkutan, biarkan bibit tetap lembap/basah, tetapi tidak
sampai meneteskan air.
b) Usahakan agar tidak terkena air tawar, hujan, atau embun karena akan merusak
bibit.
c) Bibit tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
d) Selama perjalanan, usahakan bibit tidak terkena minyak dan kotoran lainnya.
e) Jauhkan bibit dari sumber panas, seperti mesin mobil atau perahu.
4. Penyimpanan bibit sebelum ditanam
Sebaiknya, bibit segera ditanam setelah sampai di lokasi budi daya. Lokasi
yang akan digunakan untuk tempat penanaman rumput lautpun harus sudah disiapkan,
termasuk peralatan, bahan dan tenaga kerja. Apabila karena sesuatu hal tidak bisa
segera ditanam atau waktunya tidak memungkinkan, sebaiknya bibit dikeluarkan dari
kantong plastik dan disiram air laut. Bibit rumput laut jangan direndam di dalam wadah
karena akan mengeluarkan lendir, kemudian membusuk dan mati. Cara lain yang bisa
dilakukan yaitu dengan memasukkan bibit ke dalam jarring plastik, kemudian
direndam di dalam laut. Dengan cara ini, lendir yang keluar langsung hanyut ke dalam
air sehingga tidak sempat merusak bibit.
2.3.3 Penanaman
Penanaman rumput laut dapat dilakukan menggunakan beberapa metode. Metode
budidaya yang akan dilakukan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut itu
sendiri. Sampai saat ini telah dikembangkan 5 metode budi daya rumput laut berdasarkan
pada posisi tanaman terhadap dasar perairan. Metode-metode tersebut meliputi, metode
lepas dasar, metode apung (rakit), metode long line dan metode jalur serta metode
keranjang (kantung).
Metode budidaya rumput laut yang telah direkomendasikan oleh Direktorat Jenderal
Perikanan, meliputi : metode lepas dasar, metode apung, metode long line dan metode jalur.
Namun, di dalam penerapan ke empat macam metode tersebut harus disesuaikan dengan
kondisi perairan di mana lokasi budidaya rumput laut akan dilaksanakan. Uraian keempat
macam metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode Lepas Dasar
Metode ini dilakukan pada dasar perairan yang berpasir atau berlumpur untuk
memudahkan penancapan patok/pacing, namun hal ini akan sulit dilakukan bila dasar
perairan terdiri dari batu karang.
Penanaman dengan metode ini dilakukan dengan cara merentangkan tali iris
yang telah berisi ikatan tanaman pada tali iris utama dan posisi tanaman budidaya
berada sekitar 30 cm di atas dasar perairan (perkirakan pada saat surut terendah masih
tetap terendam air). Patok terbuat dari kayu yang berdiameter 5 cm sepanjang 1 meter
dan runcing pada salah satu ujungnya.Jarak antara patok untuk merentangkan tali iris
sekitar 2,5 meter. Setiap patok yang berjajar dihubungkan dengan tali iris polyethylene
(PE) berdiameter 8 mm. jarak antara tali rentang sekitar 20 – 25 cm. Dengan demikian
untuk budidaya rumput laut dengan menggunakan metode lepas dasar berukuran
(50x10 )m2, dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :
a. Patok kayu (kayu gelam), panjang 1 meter diameter 5 cm sebanyak 275 buah.
b. Tali rentang, bahan PE berdiameter 4 mm sebanyak 870 m (10 kg)
c. Tali ris, bahan PE berdiameter 6 mm sebanyak 630 meter (15 kg)
d. Tali rapia, sejumlah 20 gulung besar
e. Bibit seberat 50-100 gram perikat sebanyak 500 – 1000 kg.
2. Metode rakit apung
Metode rakit apung adalah cara membudidayakan rumput laut dengan
menggunakan rakit yang terbuat dari bambu/kayu. Metode ini cocok diterapkan pada
perairan berkarang di mana pergerakan airnya didominasi oleh ombak. Ukuran setiap
rakit sangat bervariasi tergantung pada kesediaan material. Ukuran rakit dapat
disesuaikan dengan kondisi perairan tapi pada prinsipnya ukuran rakit yang dibuat
tidak terlalu besar untuk mempermudah perawatan rumput laut yang ditanam.
Untuk menahan agar rakit tidak hanyut terbawa arus digunakan jangkar (patok)
dengan tali PE yang berukuran 10 mm sebagai penahannya. Untuk menghemat areal
dan memudahkan pemeliharaan, beberapa rakit dapat digabung menjadi satu dan setiap
rakit diberi jarak setiap 1 meter. Bibit 50 – 100 gr diikatkan di tali plastik berjarak 20
– 25 cm pada setiap titiknya.
Pertumbuhan tanaman yang menggunakan metode apung ini, umumnya lebih
baik dari pada metode lepas dasar, karena pergerakan air dan intensitas cahaya cukup
memadai bagi pertumbuhan rumput laut. Metode apung memiliki keuntungan lain
yaitu pemeliharaannya mudah dilakukan, terbebas tanaman dari gangguan bulu babi
dan binatang laut lain, berkurangnya tanamanyang hilang karena lepasnya cabang-
cabang serta pengendapan pada tanaman lebih sedikit.
Kerugian metode ini adalah biaya lebih mahal dan waktu yang dibutuhkan
untuk pembuatan sarana budidayanya relatif lebih lama. Sedangkan bagi tanaman itu
sendiri adalah tanaman terlalu dekat dengan permukaan air, sehingga tanaman sering
muncul ke permukaan air, terutama pada saat laut kurang berombak. Munculnya
tanaman ke permukaan air dalam waktu lama dapat menyebabkan cabang – cabang
tanaman menjadi pucat karena kehilangan pigmen dan akhirnya akan mati.
3. Metode long line
Metode long line adalah metode budi daya dengan menggunakan tali panjang
yang dibentangkan. Metode budi daya ini banyak diminati oleh masyarakat karena alat
dan bahan yang digunakan lebih tahan lama, dan mudah untuk didapat. Teknik budi
daya rumput laut dengan metode ini adalah menggunakan tali sepanjang 50 – 100
meter yang pada kedua ujungnya diberi jangkar dan pelampung besar, setiap 25 meter
diberi pelampung utama yang terbuat dari drum plastik atau styrofoam. Pada setiap
jarak 5 meter diberi pelampung berupa potongan styrofoam/karet sandal atau botol
aqua bekas 500 ml.
Pada setiap pemasangan tali utama harus diperhatikan arah arus pada posisi
sejajar atau sedikit menyudut untuk menghindari terjadinya belitan tali satu dengan
lainnya. Bibit rumput laut sebanyak 50 – 100 gr diikatkan pada sepanjang tali dengan
jarak antar titik lebih kurang 25 cm. jarak antara tali satu dalam satu blok 0,5 m dan
jarak antar blok 1 meter dengan mempertimbangkan kondisi arus dengan kondisi arus
dan gelombang setempat. Dalam 1 blok terdapat 4 tali yang berfungsi untuk jalur
sampan pengontrolan (jika dibutuhkan).
4. metode jalur
Metode budi daya rumput laut di masing-masing daerah berkembang sesuai
dengan kebiasaan dan kondisi lokasi perairan di wilayah tersebut. Dari ketiga metode
budidaya yaitu lepas dasar, rakit apung, dan long line yang telah berkembang di
masyarakat beberapa metode baru salah satunya adalah metode jalur.
Metode ini merupakan kombinasi antara metode rakit dan metode long line.
Kerangka metode ini terbuat dari bambu yang disusun sejajar. Pada kedua ujung setiap
bambu dihubungkan dengan tali PE diameter 0,6 mm, sehingga membentuk persegi
panjang dengan ukuran 5 m x 5 m per petak. Satu unit terdiri dari 7 – 10 petak. Pada
kedua ujung setiap unit diberi jangkar seberat 100 kg. Penanaman dimulai dengan
mengikat bibit rumput laut ke tali jalur yang telah dilengkapi tali PE 0,2 cm sebagai
pengikat bibit rumput laut. Setelah bibit diikat kemudian tali jalur tersebut dipasangkan
pada kerangka yang telah tersedia dengan jarak tanam yang digunakan minimal 25 cm
x 30 cm.
2.3.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan pertumbuhan rumput laut diantaranya membersihkan lumpur dan
kotoran yang melekat pada rumput laut, menyulam tanaman yang rusak atau lepas dari
ikatan, mengganti tali, patok, bambu dan pelampung yang rusak, dan menjaga tanaman dari
serangan predator seperti ikan dan penyu.
1. Membersihkan lumpur dan kotoran
Lumpur akan melekat pada tanaman bila pergerakan air kurang atau kurangnya
arus/gelombang. Hal ini terjadi biasanya pada musim di mana kurang angin dan
tempatnya sangat terlindung. Dalam kondisi demikian, perlu dilakukan pemeliharaan
yang sungguh-sungguh. Lumpur yang melekat kan menyebabkan tanaman mudah
terserang beberapa jenis cacing atau nematode dan muncul gejala penyakit ice-ice.
2. Penyulaman tanaman
Penyulaman perlu dilakukan bila ada tanaman yang rusak sehingga jumlah
tanaman pada setiap tali iris tidak berkurang. Kerusakan tanaman dapat disebabkan
oleh gelombang besar atau dimakan binatang herbivora, seperti ikan baronang dan
penyu. Untuk menghindari serangan predator terhadap tanaman pada metode lepas
dasar, bisa dilakukan dengan cara memagari sekeliling blok tanaman dengan jaring.
Pada umumnya serangan ikan kan berkurang bila tanaman berada agak ke tengah dan
jauh dari karang hidup.
3. Monitoring pertumbuhan tanaman
Pertumbuhan tanaman dapat dipantau dengan cara sampling untuk mengukur
laju pertumbuhannya sehingga produksi dapat diprediksi. Pemantauan laju
pertumbuhan tanaman dengan cara sampling dilakukan satu kali dalam seminggu.
Sampling dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Timbang berat tanaman pada pertama kali sampling (pada usia 7 hari).
b. Timbang kembali tanaman yang sama pada hari ke-14, kemudian hitung laju
pertumbuhannya. Penimbangan sample dan penghitungan laju pertumbuhan
dilakukan berkali-kali setiap 7 hari. Pertumbuhan tanaman dikatakan baik bila laju
pertumbuhan hariannya tidak kurang dari 3%.