BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori yang akan dikaji dalam...

21
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori yang akan dikaji dalam penelitian ini diantaranya adalah Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar, model Picture and Picture dan hasil belajar dimana tiap-tiap teori akan dikaji secara lebih terperinci didalam pembahasan berikut. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah. IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Beberapa pengertian tentang IPA antara lain dikemukakan oleh para ahli. IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain ( Abdullah, 1998:18). Selanjutnya Ahmad Susanto (2013:167) dalam bukunya yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep ( Sri Sulistyorini, 2007:39) Menurut (Iskandar 2001:2 ) IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa- peristiwa yang terjadi pada alam. IPA merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksud agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperolah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan, pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori yang akan dikaji dalam...

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Teori yang akan dikaji dalam penelitian ini diantaranya adalah Ilmu

Pengetahuan Alam di sekolah dasar, model Picture and Picture dan hasil belajar

dimana tiap-tiap teori akan dikaji secara lebih terperinci didalam pembahasan

berikut.

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2.1.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui

serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah. IPA didefinisikan sebagai

suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Beberapa pengertian

tentang IPA antara lain dikemukakan oleh para ahli. IPA adalah pengetahuan

khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi penyimpulan,

penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu

dengan cara yang lain ( Abdullah, 1998:18).

Selanjutnya Ahmad Susanto (2013:167) dalam bukunya yang berjudul

Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar IPA adalah usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,

serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep ( Sri Sulistyorini, 2007:39)

Menurut (Iskandar 2001:2 ) IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-

peristiwa yang terjadi pada alam. IPA merupakan mata pelajaran di SD yang

dimaksud agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang

terorganisasi tentang alam sekitar yang diperolah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan, pada prinsipnya, mempelajari IPA

sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu

7

siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam

Suyitno, 2002:7) .Menurut Hendro Darmojo dalam Usman Samatowa, (2010:2)

IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan

segala isinya.

Sedangkan IPA menurut Trianto (2014) mengatakan bahwa IPA adalah

suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui model ilmiah seperti observasi

dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan

jujur.Lebih terperinci lagi Nash adalah suatu cara atau model untuk mengamati

alam (Usman Samatowa, 2010:3). Sejalan dengan pemikiran Nash, Nokes dalam

(H. Abu ahmadi, 2008:1) menjelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis

yang diperoleh dengan model khusus.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang pengertian IPA, dapat ditarik

kesimpulan bahwa IPA dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan teorirasional

dan objektif tentang gejala-gejala kebendaan yang diperoleh melalui model ilmiah

khusus. Padahakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah,

dan sikap ilmiah.Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagaiproduk,

dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk

menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan

pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa

pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan

bacaan untuk penyebaran dan pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah

metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada

umumnya) yang lazim disebut model ilmiah.

2.1.1.2 Pembelajaran IPA di SD

Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang penting untuk

dipelajari. Hal ini dikarenakan IPA adalah ilmu yang membahas tentang fakta dan

gejala alam, selain itu IPA juga berhubungan dengan cara mencari tau tentang

alam melalui tahapan yang sistematis. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan yang berupa fakta, konsep dan juga prinsip saja tetapi juga merupakan

8

suatu proses ilmiah untuk menemukan (KTSP Standar Isi 2006).

Menurut Permendiknas no 22 tahun 2006, menyatakan bahwa,

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didikuntuk menpelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembanganlebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Prosespembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untukmengembangkan kompetansi agar menjelajahi dan memahami alam secarailmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk memperoleh pemahaman yang lebihmendalam tentang alam sekitar. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekananpembelajaran salingtemas (sains, limgkungan, teknologi, dan masyarakat)yang diharapkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuatsuatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiahsecara bijaksana.Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan oleh manusia dalamkehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya melalui pemecahanmasalah-masalah yang dapat diidentifikasi.

Pembelajaran IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk

memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Ini akan membantu mereka

mengembangkan kemampuan untuk bertanya dan mencari jawaban berdasarkan

bukti serta mengembangkan cara berfikir bebas. Fokus program pengajaran IPA

di SD hendaknya ditujukan unutk memupuk pengertian, minat dan penghargaan

anak didik terhadap dunia dimana mereka hidup (Sumaji, dkk 1998:34). Sehingga

dengan adanya pendidikan IPA di SD, peserta didik dapat menumbuhkan

kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya

sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pemberian mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam di SD dapat memberikan pengalaman belajar secara

langsung melalui pengembangan dan penggunaan keterampilan proses dan sikap

secara ilmiah.

Pembelajaran IPA secara khusus seperti sebagaimana secara umum yang

termasuk dalam taksonomi Bloom bahwa:

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan

tujuan utama dalam pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah

pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan

sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam

untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya

9

keterangan serta keteraturannya. Disamping hal itu pembelajaran sains

diharapkan pula memberikan keterampilan, kemampuan sikap ilmiah,

pemahaman, kebiasaan dan apresiasi. Di dalam mencari jawaban dari suatu

permasalahan. Karena ciri-ciri tersebut yang membedakan dengan

pembelajaran lainnya ( Trianto, 2014:143).

Dalam Sekolah Dasar, pembelajaran IPA sebagai disiplin ilmu yang

penerapannya di masyarakat membuat pelajaran IPA menjadi penting. Dalam

pembelajarannya harus mengetahui bagaimanakah cara yangtepat untuk

menyampaikan pelajaran IPA. Struktur kognitif anak tidak boleh dibandingkan

dengan struktur kognitif para ilmuan, sehingga anak-anak harus diberikan

keterampilan-keterampilan proses belajar IPA dengan memperhatikan tahap

perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar.

.

2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA

Pemberian mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik

memahami/menguasai konsep-konsep IPA dan saling keterkaitannya, serta

mampu menggunakan model ilmaih untuk memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya, sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan penciptanya

(Sumaji dkk, 1998:35).

Mata pelajaran IPA dimasukkan dalam suatu kurikulum di sekolah,

mempunyai berbagai alasan diantaranya bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa.

Menurut Usman Samatowa (2010) menyatakan bahwa kesejahteraan materil suatu

bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA,

sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan disebut-sebut sebagai tulang punggung

pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah IPA. Bila IPA diajarkan

dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih

dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Mata pelajaran IPA mempunyai

nilai-nilai pendidikan yaitu membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Permendiknas RI no 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran

IPA diantaranya:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran alam ciptaan-Nya.

10

b. Mengembangkan pengetahuan dan pengembangan konsep-konsep IPAyang bermanfaat, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentangadanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segalaketeraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagaidasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.1.4 Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Hardy dan Fleer (1996: 15-16) sekurang-kurangnya ada 7 ruang

lingkup pemahaman IPA yang peru diperhatikan agar para guru memahami IPA

dalam perspektif yang lebih luas.

1. IPA sebagai kumpulan pengetahuan

IPA sebagai kumpulan pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai

konsep yang sangat luas . IPA dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai

pengetahuan yang telah ditemukan sejak zaman dahulu sampai penemuan

pengetahuan yang baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, teori, dan

generalisasi yang menjelaskan alam

2. IPA sebagai suatu proses penelusuran (investication)

IPA sebagai proses penelusuran umumnya sebagai suatu pandangan yang

menghubungkan gambaran IPA yang berhubungan erat dengan kegiatan

laboratorium beserta perangkatnya.

3. IPA sebagai kumpulan nilai

Pandangan ini menekankan pada aspek nilai ilmiah termasuk di dalamnya

nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan keterbukaan .

4. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia

IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara dimana manusia mengerti dan

memberi makna pada dunia disekeliling mereka , selain juga sebagai salah

satu cara untuk mengetahui dunia beserta isinya denga segala

keterbatasannya.

11

5. IPA sebagai Intitusi sosial

Ini berarti bahwa IPA seharusnya dipandang dalam pengertian sebagai

kumpulan para professional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih, dan

diberi penghargaan akan hasil karya.

6. IPA sebagai hasil kontruksi manusia

Pengetahuan ilmiah merupakan hasil kontruksi pemikiran manusia sehingga

dapat saja apa yang dihasilkan IPA memiliki sifat bias dan biasa saja.

7. IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari

Orang menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan

kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh IPA.

2.1.1.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA

Ruang lingkup yang dipelajari dalam IPA dalam rangka untuk mencapai

Standar sehingga dapat mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran dapat

ditetapkan melalui SK dan KD. Pencapaian SK dan KD didasrkan pada

pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, pengetahuan

sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa

SD Negeri Regunung 01, maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan

Picture and Picture pada mata pelajaran IPA tentang Peristiwa Alam. Adapun

perincian Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang digunakan sebagai

materi dalam pelaksanaan proposal penelitian kelas 5 semester II sebagai berikut

ini (KTSP 2006).

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)Kelas 5 semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.1 Memahami perubahan yangterjadi di alam dan hubungannyadengan penggunaan SDA.

1.1.1 Mengidentifikasi peristiwa alam diIndonesia dan dampaknya terhadapmakhluk hidup dengan lingkungannya.

1.1.2 Mengidentifikasi beberapa kegiatanmanusia yang dapat merubah permukaanbumi (pertanian, perkotaan, dsb).

12

Materi esensial:

Semua jenis aktivitas alam disebut peristiwa alam. Semua jenis bencana alam juga

disebut peristiwa alam. Jenis-jenis bencana alam diantaranya adalah gempa bumi,

banjir, tanah longsor, gunung meletus, tsunami dll.

Bencana alam mempunyai dampak yang berakibat bagi manusia, hewan dan

tumbuhan.Berbagai kegiatan manusia terhadap alam akan mempengaruhi

permukaan bumi, diantaranya adalah pembakaran hutan, penebangan liar dan

penambangan.

2.1.2 Model Pembelajaran Tipe Picture and Picture

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Tope Picture and Picture

pembelajaran picture and picture menurut Aziz Wahab ( dalam Nuraini

2008:11) adalah “Suatu metode pembelajaran di mana guru dalam mengajar

menggunakan gambar sebagai media pembelajaran”. Sehingga siswa diajak

berfikir secara logis setelah melihat dan mengamati gambar yang di siapkan oleh

guru. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2013) model pembelajaran merupakan

landasan praktik pembelajaran hasil penurunan psikologi pendidikan dan teori

belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat

diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,

mengatur materi dan memberi petunujuk kepada guru di kelas.

Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2011:133), mengemukakan:

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas”. Model

pembelajaran mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu

peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Picture and

Picture sebagai model pembelajaran, harapannya model Picture and Picture dapat

membantu siswa dalam memecahkan masalah sehingga berpengaruh terhadap

13

hasil belajar siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture .

Picture and Picture adalah suatu model yang menggunakan gambar yang

dipasangkan atau diurutkan, menjadi urutan logis (Hamdani, 2010). Model

pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Dalam

pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga

harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan

kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan

kerja dan tugas.

Model Pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture ini menggunakan

media pembelajaran berupa gambar. Penekanan pada media Picture and Picture

ini adalah pada proses dan cara mereka berfikir dan mengurutkan yang tersedia.

Gambar-gambar yang tersedia menjadi faktor utama dalam pembelajaran.

Sehingga sebelum pembelajaran guru sudah mempersiapkan gambar yang akan

ditampilkan baik dalam kartu atau dalam bentuk charta dalam ukuran besar. Atau

jika disekolah sudah menggunakan ICT (information comunication technology)

dapat menggunakan power poit atau software.

Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang

menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model

Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses

pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi vaktor utama dalam proses

pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan

gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta

dalam ukuran besar.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa model Picture and Picture

penerapanya dalam kegiatan belajar mengajar mengutamakan kelompok-

kelompok dan menggunakan media menggunakan gambar, dimana gambar

tersebut dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Dari gambar

14

tersebut dipersepsikan menjadi simbol-simbol supaya lebih mudah

diterima/dipahami dan lebih mudah diingat siswa. Kemudian dari gambar tersebut

jika siswa sudah lebih mudah memahami dan mengingat maka pembelajaran

tentang materi tersebut akan lebih mudah disimpan dalam ingatan mereka

sehingga jika siswa mendapat pertanyaan atau soal-soal tentang materi tersebut

akan lebih mudah menjawab dan berdampak pada hasil belajar khususnya mapel

IPA dapat meningkat.

2.1.2.2 Langkah–langkah Model Pembelajaran Tipe Picture and Picture

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut

Agus, (2009;125) terdapat tujuh langkah yaitu:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang

menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan

demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus

dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-

indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah

ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

b. Menyajikan materi sebagai pengantar

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting,

dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran.

Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena

guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang

selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam

pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh

tentang materi yang dipelajari.

c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan

dengan materi.

Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif

dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang

ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan

15

menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi

yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat

memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau

demontrasi yang kegiatan tertentu.

d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena

penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa

terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa

memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar

yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di

modifikasi.

e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut.

Siswa dilatih untuk mengemukan alasan pemikiran atau pendapat

tentang urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah

penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan

pendapatnya.

f. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau

materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam proses ini guru harus memberikan penekanan-penekanan

pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi,

menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal

tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah

ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah

ditetapkan.

g. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja

diterimanya.

Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru

membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa

belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan

gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut.

16

2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Picture and Picture

Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangannya,

menurut Istarani (2011:8) kelebihan dan kekurangan model pembelajaran

kooperatif tipe picture and picture adalah :

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture And Picture:

a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru

menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih

dahulu.

b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-

gambar mengenai materi yang dipelajari.

c. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru

untuk menganalisa gambar yang ada.

d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan

siswa mengurutkan gambar.

e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar

yang telah dipersiapkan oleh guru

Kelemahan Model Pembelajaran Picture And Picture:

a. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai

dengan materi pelajaran.

b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau

kompetensi siswa yang dimiliki.

c. baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai

bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

d. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-

gambar yang diinginka

2.1.2.4 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture

pada IPA Dalam Proses Pembelajaran

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas berdasarkan

prosedur yang tepat dan sesuai. Sebelum kegiatan dilaksanakan langkah awal

ialah membuat perencanaan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

17

Setiap guru ada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap

dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara intreaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat,dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam suatu pertemuan

atau lebih. Guru Merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang

disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan, (BSNP No 41, 2007).

Langkah-langkah Pembelajaran:

a. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditunjukan untuk membangkitkan motifasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran (BSNP No 41, 2007).

b. Kegiatan Inti

Sesuai BSPN No 14 Tahun 2007 bahwa kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan

secara Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, menantang, memotivasi dan

sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Kegiatan Akhir

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalan bentuk rangkuman atau

kesimpualan, penilaian atau refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut

(BSPN No 41, 2007).

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP .

Pelaksanaan pembalajaran adalah sebagai berikut:

A. Kegiatan awal

a. Membuka pembelajaran dengan salam

b. Melakukan absesnsi siswa

c. Melakukan apresepsi dan motifasi

B. Kegiatan inti

18

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b) Menyajikan materi sebagai pengantar

c) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang

berkaitan dengan materi.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a) mengamati setiap gambar gambar yang disediakan oleh

guru ataupun oleh temannya

b) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan

yang logis.

c) siswa meju untuk mengurutkan atau menyusun gambar

menjadi urutan yang logis.

d) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan

gambar tersebut.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a) Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai

menanamkan konsep atau materi, sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai.

b) Memberikan pemahaman siswa yang masih salah tentang

materi yang telah dipelajari.

c) Memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari.

d) Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi

yang baru saja diterimanya

d. Kegiatan akhir

Dalam kegiatan akhir, guru:

a. Melakukan evaluasi akhir pembelajaran.

b. Melakukan refleksi

19

2.1.3 Hasil Belajar

2.1.3.1 Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang. Sedangkan Degeng (dalam Yatim Riyanto, 2010) menyatakan

bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang

sudah dimiliki si belajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar

siswa akan menghubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam

memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru.

Belajar juga diartikan sebagai proses perilaku berkat pengalaman dan

pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang

menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap bahkan meliputi segenap aspek

pribadi ( Ahmad Sabri, 2007:19).

Sedangkan Hamdani dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar

Mengajar, menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengar, meniru dan sebagainya.

Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak

terbatas pada keterampilan tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill,

persepsi, emosi, proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan

performansi (Riyanto, 2009 : 6)

Dari pendapat-pendapat tentang belajar yang telah dikemukakan oleh para

ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan

tingkah laku atau performansi dengan serangkaian kegiatan yang menyangkut

pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.1.3.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Suprijono (2013:5) adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-

kerampilan. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi

20

guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru, adalah

bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa

menerimanya. Suprijono mengartikan (2009:7) hasil belajar sebagai perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja.

Lebih lanjut Sudjana (2009) menyatakan hasil belajar sebagai kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni: (a) keterampilan dan

kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita-cita. Berbeda

dengan Gagne yang membagi hasil belajar menjadi lima kategori, yakni: (a)

informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi kognitif; (d) sikap; (e)

keterampilan motoris.

Sardiman dalam Suprihatingrum (2013:38) menyatakan dengan

mengetahui hasil belajar, jika terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk

lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat

maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan

hasilnya terus meningkat.

Dari pengertian hasil belajar dapat disimpulkan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar

itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam

kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan

tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

2.1.3.3 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Menurut teori Gestal (2013:12) “belajar merupakan suatu proses

perkembangan”. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami

perkembangan. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal,

siswa itu sendiri dan lingkungannya.

21

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Wasliman dan Baharuddin

(2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.

Sebagai berikut:

1. Faktor internal: Faktor internal merupakan faktor yang bersumber

dari dalam diri pesertadidik, yang mempengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan

perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar

serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor eksternal: Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik

yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat.

Ruseffendi dalam Susanto (2013:14) mengindentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu: “kecerdasaan, kesiapan anak, bakat anak,

kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru,

suasana belajar, kompetensi guru dan kondisi masyarakat”. Dari kesepuluh faktor

yang dapat mempengaruhi keberasilan siswa belajar, terdapat faktor yang dapat

dikatakan hampir sepenuhnya tergantung pada siswa. Faktor-faktor itu adalah

kecerdasan anak, kesiapan anak dan bakat anak. Faktor yang sebagian

penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru, yaitu: kemampuan

(kompetensi), suasana belajar dan kepribadian guru.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Sudjana dalam Suprihatiningrum

(2013:15), bahwa :

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama,yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktorlingkungan”. Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yangdimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasilbelajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dan hasil belajarsiswa di sekolah itu sulit dipisahkan karena semua unsur tersebut akanterintegrasi dalam pembelajaran. Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi hasilbelajar pada dasarnya terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan(knowledge), penguasaan perilaku yang ditentukan (kognitif, afektif,psikomotorik) dan perbaikan kepribadian.

22

2.1.3.4 Ranah hasil Belajar

Cakupan evaluasi dalam ranah hasil belajar dalam konteks KTSP yang

diberlakukan. Hal ini merupakan penjabaran dari standar isi dan standar

Kompetensi kelulusan. Teknik penilain yang harus disesuaikan dengan

karakteristik indikator, SK, KD yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup

kemungkinan bahwa dalam satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik

penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan pembelajaran mengikuti

pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Benyamin S.Bloom dalam

Suprijono (2011:6-7) yang secara garis besar mengungkapkan tiga tujuan

pembelajaran yang merupakan kemampuan seseorang harus dicapai dan

merupakan hasil belajar kemudian membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang

tempat paling utama terutama dalam tujuan pembelajaran di SD. Aspek kognitif

dibedakan dalam enam jenjang yakni pengetahuan (knowledge), pemahaman

(comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), Sintesis (synthesis),

evaluasi (evaluation). Aspek afektif memiliki empat jengang, yakni menerima

(receiving), menjawab (responding), menilai (valuing), organisasi (Organitation).

Sedangkan ranah psikomotor berkaitan dengan gerakan tubuh mulai dari yang

sederhana sampai yang kompleks. Perubahan gerakan tubuh ini merupakan

kemampuan-kemampuan motorik yang mengaitkan dan mengkoordinasikan

gerakan.

Objek yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah hasil belajar siswa

itu sendiri. Untuk menilai sesuatu diperlukan alat penilaian yakni alat yang

digunakan untuk mempermudah proses penialain. Alat penilain yang digunakan

untuk mengukur hasil belajar dibedakan menjadi dua, yakni tekni tes dan non tes.

Menurut Mawardi (2010:19) teknik penilain tes dapat dilakukan dengan cara tes

Essay, tes objektif, tes menjodohkan dan tes pilihan ganda. Sedangkan teknik

penilaian non tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah afektif dan

psikomotor, berbeda dengan penilaian teknis tes lebih menekankan pada ranah

23

kognitif. Penilaian non tes meliputi pengamatan, wawancara, angket, daftar cek,

skala bertingkat dan portofolio.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Superman (2011) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui

Model Pembelajaran Picture and Picture Siswa Kelas 5 SD Negri Kemiri 02

Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo tahun 2011/2012.” Hasil penelitian

menunjukkan penerapan model Picture and Picture dengan KKM 6,5 dapat

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas V semester 1 SD

kemiri 02 kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo tahun 2011/2012, hal ini dapat

dilihat dari kenaikan nilai hasil belajar setiap siklus dimana pra siklus ketuntasan

belajar siswa pada pra siklus ada 6 siswa atau 27,3% naik menjadi 16 siswa atau

72,7% pada siklus 1, Meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 19 siswa atau 86,4%.

Demikian jugaa terjadi pada keaktifan siswa dimana pada pra siklus keaktifan

siswa pada kategori baik dan baik sekali ada 7 siswa atau 31,8% naik menjadi 14

siswa atau 6,37% pada siklus 1 dan terakhir pada siklus 2 menjadi 20 siswa atau

90,9%. Dari hasil ini ketuntasan belajar dan keaktifan belajar siswa sudah

mencapai indikator 80% ke atas. Dengan kata lain hasil belajar siswa dengan

menggunakan model Picture and Picture telah tuntas atau mencapai KKM yang

diharapkan.

Fida Reni Susanti (2012) juga telah melakukan penelitian yang berjudul

“penggunaan model Picture and Picture Dengan Media Gambar untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan

Perkembangan Teknologo Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi di kelas IV

Tahun 2011/2012”. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa penggunaan

model Picture and Picture dengan media gambar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negri PojoknKecamatan

Pulokulon Kabupaten grobogan semster II tahun 2011/2012. Berdasarkan analisis

data diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Pada Kondisi awal siswa yang

sudah mencapai KKM 65 sebanayak 5 siswa dengan persentase 33,33% dan siswa

24

yang belum tuntas sebanyak 10 siswa dengan persentase 66,67%. Pada

pelaksanaan siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa dengan persentase 53,33

dan siswa yang belum tuntas sebanyak & siswa dengan persentase 46,67%. Pada

pelaksanaan siklus II jumlah siswa yang sudah tuntas meningkat sebanyak 15

siswa dengan presentase 100%. Dengan kata lain, penggunaan medel

pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, diperoleh hasil bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil belajar. Meskipun demikian perlu dibuktikan lagi pada

penelitian tindakan kelas ini apakah penggunaan Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil belajar IPA.

2.3 Kerangka Berfikir

Berdasarkan berbagai masalah di atas maka penulis berusha mencari

pemecahan masalahnya dengan menerapkan model picture and Picture.

Pembelajaran ini mencoba menggunakan pembelajaran model Picture and Picture

dalam menyampaikan isi pembelajaran supaya siswa dapat memahami

pembelajaran yang disampaikan. Disamping itu agar siswa tidak jenuh dengan

rutinitas ceramah yang membosankan. Pembelajaran kooperative model Picture

and Picture merupakan suatu model pembelajaran yang membatu guru

mengaitkan materi dengan gambar-gambar yang sesuai dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Penerapan model Picture and Picture ini mempunyai

beberapa kelebihan diantaranya dapat menjadikan materi lebih terarah, siswa lebih

cepat menangkap materi, dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa,

tanggung jawab siswa nemingkat, dna pembelajaran lebih berkesan. Dengan

semua kelebihan model Picture and Picture maka hasil belajar siswa akan

meningkat dari sebelumnya.

25

Gambar. 22 Bagan kerangka berpikir

Dari bagan yang ada dalam gambar 2.2 terlihat jika diterapkanya model

Pembelajaran Picture and Picture akan melaksanakan 7 langkah-langkah Picture-

and picture yang sudah ada, setelah semua langkah-langkah sudah terlaksana

dengan baik akan memunculkan kelebihan sebagai berikut: (1) Materi yang

diajarkan lebih terarah. (2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar. (3) Dapat

meningkat daya nalar atau daya pikir siswa. (4) Dapat meningkatkan tanggung

jawab siswa. (5) Pembelajaran lebih berkesan. Dengan semua langkah-langkah

dan kelebihan Picture and Picture akan menghasilkan Siswa lebih aktif dalam

pembelajaran dan kegiatan pembelajaran lebih bermakna, dan semua itu akan

menghasilkan hasil Beljar siswa lebih meningkat

Siswa lebih aktif dalampembelajaran dan kegiatan

pembelajaran lebihbermakna

Hasil belajar siswa lebihmeningkat

Kelebihan model Pictureand Picture

1. Materi yang diajarkanlebih terarah

2. Siswa lebih cepatmenangkap materi ajar

3. Dapat meningkat dayanalar atau daya pikirsiswa

4. Dapat meningkatkantanggung jawab siswa

5. Pembelajaran lebihberkesan

Penerapan Model Pembelajaran Picture and Pictue

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Menyajikan materi sebagai pengantar

Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambaryang berkaitan dengan materi

Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantianuntuk memasang/mengurutkan gambar-gambar

menjadi urutan yang logis

Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dariurutan gambar tersebut

Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulaimenanamkan konsep atau materi, sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai

Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkummateri yang baru saja diterimanya

26

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang diuraikan di atas,

maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Model

pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar

IPA siswa kelas V SDN Regunung Kabupaten Semarang Semester II Tahun

2015/2016.