BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori yang akan dikaji dalam...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori yang akan dikaji dalam...
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Teori yang akan dikaji dalam penelitian ini diantaranya adalah Ilmu
Pengetahuan Alam di sekolah dasar, model Picture and Picture dan hasil belajar
dimana tiap-tiap teori akan dikaji secara lebih terperinci didalam pembahasan
berikut.
2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
2.1.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah. IPA didefinisikan sebagai
suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Beberapa pengertian
tentang IPA antara lain dikemukakan oleh para ahli. IPA adalah pengetahuan
khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi penyimpulan,
penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu
dengan cara yang lain ( Abdullah, 1998:18).
Selanjutnya Ahmad Susanto (2013:167) dalam bukunya yang berjudul
Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar IPA adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,
serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep ( Sri Sulistyorini, 2007:39)
Menurut (Iskandar 2001:2 ) IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada alam. IPA merupakan mata pelajaran di SD yang
dimaksud agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar yang diperolah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan, pada prinsipnya, mempelajari IPA
sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu
7
siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam
Suyitno, 2002:7) .Menurut Hendro Darmojo dalam Usman Samatowa, (2010:2)
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan
segala isinya.
Sedangkan IPA menurut Trianto (2014) mengatakan bahwa IPA adalah
suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui model ilmiah seperti observasi
dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan
jujur.Lebih terperinci lagi Nash adalah suatu cara atau model untuk mengamati
alam (Usman Samatowa, 2010:3). Sejalan dengan pemikiran Nash, Nokes dalam
(H. Abu ahmadi, 2008:1) menjelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis
yang diperoleh dengan model khusus.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang pengertian IPA, dapat ditarik
kesimpulan bahwa IPA dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan teorirasional
dan objektif tentang gejala-gejala kebendaan yang diperoleh melalui model ilmiah
khusus. Padahakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah,
dan sikap ilmiah.Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagaiproduk,
dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk
menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan
pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan
bacaan untuk penyebaran dan pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah
metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada
umumnya) yang lazim disebut model ilmiah.
2.1.1.2 Pembelajaran IPA di SD
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang penting untuk
dipelajari. Hal ini dikarenakan IPA adalah ilmu yang membahas tentang fakta dan
gejala alam, selain itu IPA juga berhubungan dengan cara mencari tau tentang
alam melalui tahapan yang sistematis. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan yang berupa fakta, konsep dan juga prinsip saja tetapi juga merupakan
8
suatu proses ilmiah untuk menemukan (KTSP Standar Isi 2006).
Menurut Permendiknas no 22 tahun 2006, menyatakan bahwa,
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didikuntuk menpelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembanganlebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Prosespembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untukmengembangkan kompetansi agar menjelajahi dan memahami alam secarailmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk memperoleh pemahaman yang lebihmendalam tentang alam sekitar. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekananpembelajaran salingtemas (sains, limgkungan, teknologi, dan masyarakat)yang diharapkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuatsuatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiahsecara bijaksana.Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan oleh manusia dalamkehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya melalui pemecahanmasalah-masalah yang dapat diidentifikasi.
Pembelajaran IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk
memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Ini akan membantu mereka
mengembangkan kemampuan untuk bertanya dan mencari jawaban berdasarkan
bukti serta mengembangkan cara berfikir bebas. Fokus program pengajaran IPA
di SD hendaknya ditujukan unutk memupuk pengertian, minat dan penghargaan
anak didik terhadap dunia dimana mereka hidup (Sumaji, dkk 1998:34). Sehingga
dengan adanya pendidikan IPA di SD, peserta didik dapat menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pemberian mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di SD dapat memberikan pengalaman belajar secara
langsung melalui pengembangan dan penggunaan keterampilan proses dan sikap
secara ilmiah.
Pembelajaran IPA secara khusus seperti sebagaimana secara umum yang
termasuk dalam taksonomi Bloom bahwa:
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan
tujuan utama dalam pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah
pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan
sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam
untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya
9
keterangan serta keteraturannya. Disamping hal itu pembelajaran sains
diharapkan pula memberikan keterampilan, kemampuan sikap ilmiah,
pemahaman, kebiasaan dan apresiasi. Di dalam mencari jawaban dari suatu
permasalahan. Karena ciri-ciri tersebut yang membedakan dengan
pembelajaran lainnya ( Trianto, 2014:143).
Dalam Sekolah Dasar, pembelajaran IPA sebagai disiplin ilmu yang
penerapannya di masyarakat membuat pelajaran IPA menjadi penting. Dalam
pembelajarannya harus mengetahui bagaimanakah cara yangtepat untuk
menyampaikan pelajaran IPA. Struktur kognitif anak tidak boleh dibandingkan
dengan struktur kognitif para ilmuan, sehingga anak-anak harus diberikan
keterampilan-keterampilan proses belajar IPA dengan memperhatikan tahap
perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar.
.
2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA
Pemberian mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik
memahami/menguasai konsep-konsep IPA dan saling keterkaitannya, serta
mampu menggunakan model ilmaih untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya, sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan penciptanya
(Sumaji dkk, 1998:35).
Mata pelajaran IPA dimasukkan dalam suatu kurikulum di sekolah,
mempunyai berbagai alasan diantaranya bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa.
Menurut Usman Samatowa (2010) menyatakan bahwa kesejahteraan materil suatu
bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA,
sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan disebut-sebut sebagai tulang punggung
pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah IPA. Bila IPA diajarkan
dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih
dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Mata pelajaran IPA mempunyai
nilai-nilai pendidikan yaitu membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Permendiknas RI no 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran
IPA diantaranya:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran alam ciptaan-Nya.
10
b. Mengembangkan pengetahuan dan pengembangan konsep-konsep IPAyang bermanfaat, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentangadanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segalaketeraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagaidasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
2.1.1.4 Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Hardy dan Fleer (1996: 15-16) sekurang-kurangnya ada 7 ruang
lingkup pemahaman IPA yang peru diperhatikan agar para guru memahami IPA
dalam perspektif yang lebih luas.
1. IPA sebagai kumpulan pengetahuan
IPA sebagai kumpulan pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai
konsep yang sangat luas . IPA dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai
pengetahuan yang telah ditemukan sejak zaman dahulu sampai penemuan
pengetahuan yang baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, teori, dan
generalisasi yang menjelaskan alam
2. IPA sebagai suatu proses penelusuran (investication)
IPA sebagai proses penelusuran umumnya sebagai suatu pandangan yang
menghubungkan gambaran IPA yang berhubungan erat dengan kegiatan
laboratorium beserta perangkatnya.
3. IPA sebagai kumpulan nilai
Pandangan ini menekankan pada aspek nilai ilmiah termasuk di dalamnya
nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan keterbukaan .
4. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia
IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara dimana manusia mengerti dan
memberi makna pada dunia disekeliling mereka , selain juga sebagai salah
satu cara untuk mengetahui dunia beserta isinya denga segala
keterbatasannya.
11
5. IPA sebagai Intitusi sosial
Ini berarti bahwa IPA seharusnya dipandang dalam pengertian sebagai
kumpulan para professional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih, dan
diberi penghargaan akan hasil karya.
6. IPA sebagai hasil kontruksi manusia
Pengetahuan ilmiah merupakan hasil kontruksi pemikiran manusia sehingga
dapat saja apa yang dihasilkan IPA memiliki sifat bias dan biasa saja.
7. IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari
Orang menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh IPA.
2.1.1.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA
Ruang lingkup yang dipelajari dalam IPA dalam rangka untuk mencapai
Standar sehingga dapat mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran dapat
ditetapkan melalui SK dan KD. Pencapaian SK dan KD didasrkan pada
pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, pengetahuan
sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa
SD Negeri Regunung 01, maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan
Picture and Picture pada mata pelajaran IPA tentang Peristiwa Alam. Adapun
perincian Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang digunakan sebagai
materi dalam pelaksanaan proposal penelitian kelas 5 semester II sebagai berikut
ini (KTSP 2006).
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)Kelas 5 semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.1 Memahami perubahan yangterjadi di alam dan hubungannyadengan penggunaan SDA.
1.1.1 Mengidentifikasi peristiwa alam diIndonesia dan dampaknya terhadapmakhluk hidup dengan lingkungannya.
1.1.2 Mengidentifikasi beberapa kegiatanmanusia yang dapat merubah permukaanbumi (pertanian, perkotaan, dsb).
12
Materi esensial:
Semua jenis aktivitas alam disebut peristiwa alam. Semua jenis bencana alam juga
disebut peristiwa alam. Jenis-jenis bencana alam diantaranya adalah gempa bumi,
banjir, tanah longsor, gunung meletus, tsunami dll.
Bencana alam mempunyai dampak yang berakibat bagi manusia, hewan dan
tumbuhan.Berbagai kegiatan manusia terhadap alam akan mempengaruhi
permukaan bumi, diantaranya adalah pembakaran hutan, penebangan liar dan
penambangan.
2.1.2 Model Pembelajaran Tipe Picture and Picture
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Tope Picture and Picture
pembelajaran picture and picture menurut Aziz Wahab ( dalam Nuraini
2008:11) adalah “Suatu metode pembelajaran di mana guru dalam mengajar
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran”. Sehingga siswa diajak
berfikir secara logis setelah melihat dan mengamati gambar yang di siapkan oleh
guru. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2013) model pembelajaran merupakan
landasan praktik pembelajaran hasil penurunan psikologi pendidikan dan teori
belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat
diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,
mengatur materi dan memberi petunujuk kepada guru di kelas.
Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2011:133), mengemukakan:
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas”. Model
pembelajaran mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu
peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Picture and
Picture sebagai model pembelajaran, harapannya model Picture and Picture dapat
membantu siswa dalam memecahkan masalah sehingga berpengaruh terhadap
13
hasil belajar siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture .
Picture and Picture adalah suatu model yang menggunakan gambar yang
dipasangkan atau diurutkan, menjadi urutan logis (Hamdani, 2010). Model
pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Dalam
pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga
harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan
kerja dan tugas.
Model Pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture ini menggunakan
media pembelajaran berupa gambar. Penekanan pada media Picture and Picture
ini adalah pada proses dan cara mereka berfikir dan mengurutkan yang tersedia.
Gambar-gambar yang tersedia menjadi faktor utama dalam pembelajaran.
Sehingga sebelum pembelajaran guru sudah mempersiapkan gambar yang akan
ditampilkan baik dalam kartu atau dalam bentuk charta dalam ukuran besar. Atau
jika disekolah sudah menggunakan ICT (information comunication technology)
dapat menggunakan power poit atau software.
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model
Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi vaktor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta
dalam ukuran besar.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa model Picture and Picture
penerapanya dalam kegiatan belajar mengajar mengutamakan kelompok-
kelompok dan menggunakan media menggunakan gambar, dimana gambar
tersebut dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Dari gambar
14
tersebut dipersepsikan menjadi simbol-simbol supaya lebih mudah
diterima/dipahami dan lebih mudah diingat siswa. Kemudian dari gambar tersebut
jika siswa sudah lebih mudah memahami dan mengingat maka pembelajaran
tentang materi tersebut akan lebih mudah disimpan dalam ingatan mereka
sehingga jika siswa mendapat pertanyaan atau soal-soal tentang materi tersebut
akan lebih mudah menjawab dan berdampak pada hasil belajar khususnya mapel
IPA dapat meningkat.
2.1.2.2 Langkah–langkah Model Pembelajaran Tipe Picture and Picture
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut
Agus, (2009;125) terdapat tujuh langkah yaitu:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang
menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus
dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-
indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting,
dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran.
Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena
guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang
selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam
pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh
tentang materi yang dipelajari.
c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang
ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan
15
menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi
yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat
memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau
demontrasi yang kegiatan tertentu.
d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena
penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa
terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa
memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar
yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di
modifikasi.
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut.
Siswa dilatih untuk mengemukan alasan pemikiran atau pendapat
tentang urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah
penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan
pendapatnya.
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau
materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses ini guru harus memberikan penekanan-penekanan
pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi,
menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal
tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah
ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah
ditetapkan.
g. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja
diterimanya.
Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru
membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa
belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan
gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut.
16
2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Picture and Picture
Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangannya,
menurut Istarani (2011:8) kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture adalah :
Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture And Picture:
a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu.
b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-
gambar mengenai materi yang dipelajari.
c. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru
untuk menganalisa gambar yang ada.
d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurutkan gambar.
e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar
yang telah dipersiapkan oleh guru
Kelemahan Model Pembelajaran Picture And Picture:
a. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.
b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
c. baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai
bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
d. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-
gambar yang diinginka
2.1.2.4 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture
pada IPA Dalam Proses Pembelajaran
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas berdasarkan
prosedur yang tepat dan sesuai. Sebelum kegiatan dilaksanakan langkah awal
ialah membuat perencanaan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
17
Setiap guru ada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara intreaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat,dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam suatu pertemuan
atau lebih. Guru Merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan, (BSNP No 41, 2007).
Langkah-langkah Pembelajaran:
a. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditunjukan untuk membangkitkan motifasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran (BSNP No 41, 2007).
b. Kegiatan Inti
Sesuai BSPN No 14 Tahun 2007 bahwa kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, menantang, memotivasi dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Kegiatan Akhir
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalan bentuk rangkuman atau
kesimpualan, penilaian atau refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut
(BSPN No 41, 2007).
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP .
Pelaksanaan pembalajaran adalah sebagai berikut:
A. Kegiatan awal
a. Membuka pembelajaran dengan salam
b. Melakukan absesnsi siswa
c. Melakukan apresepsi dan motifasi
B. Kegiatan inti
18
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b) Menyajikan materi sebagai pengantar
c) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan materi.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) mengamati setiap gambar gambar yang disediakan oleh
guru ataupun oleh temannya
b) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
yang logis.
c) siswa meju untuk mengurutkan atau menyusun gambar
menjadi urutan yang logis.
d) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan
gambar tersebut.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai
menanamkan konsep atau materi, sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
b) Memberikan pemahaman siswa yang masih salah tentang
materi yang telah dipelajari.
c) Memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari.
d) Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi
yang baru saja diterimanya
d. Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru:
a. Melakukan evaluasi akhir pembelajaran.
b. Melakukan refleksi
19
2.1.3 Hasil Belajar
2.1.3.1 Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Sedangkan Degeng (dalam Yatim Riyanto, 2010) menyatakan
bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang
sudah dimiliki si belajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar
siswa akan menghubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam
memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru.
Belajar juga diartikan sebagai proses perilaku berkat pengalaman dan
pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap bahkan meliputi segenap aspek
pribadi ( Ahmad Sabri, 2007:19).
Sedangkan Hamdani dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar
Mengajar, menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengar, meniru dan sebagainya.
Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak
terbatas pada keterampilan tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill,
persepsi, emosi, proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan
performansi (Riyanto, 2009 : 6)
Dari pendapat-pendapat tentang belajar yang telah dikemukakan oleh para
ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku atau performansi dengan serangkaian kegiatan yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.1.3.2 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Suprijono (2013:5) adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-
kerampilan. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi
20
guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru, adalah
bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa
menerimanya. Suprijono mengartikan (2009:7) hasil belajar sebagai perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja.
Lebih lanjut Sudjana (2009) menyatakan hasil belajar sebagai kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni: (a) keterampilan dan
kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita-cita. Berbeda
dengan Gagne yang membagi hasil belajar menjadi lima kategori, yakni: (a)
informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi kognitif; (d) sikap; (e)
keterampilan motoris.
Sardiman dalam Suprihatingrum (2013:38) menyatakan dengan
mengetahui hasil belajar, jika terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk
lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat
maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan
hasilnya terus meningkat.
Dari pengertian hasil belajar dapat disimpulkan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar
itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam
kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
2.1.3.3 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Menurut teori Gestal (2013:12) “belajar merupakan suatu proses
perkembangan”. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal,
siswa itu sendiri dan lingkungannya.
21
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Wasliman dan Baharuddin
(2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.
Sebagai berikut:
1. Faktor internal: Faktor internal merupakan faktor yang bersumber
dari dalam diri pesertadidik, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar
serta kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktor eksternal: Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Ruseffendi dalam Susanto (2013:14) mengindentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu: “kecerdasaan, kesiapan anak, bakat anak,
kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru,
suasana belajar, kompetensi guru dan kondisi masyarakat”. Dari kesepuluh faktor
yang dapat mempengaruhi keberasilan siswa belajar, terdapat faktor yang dapat
dikatakan hampir sepenuhnya tergantung pada siswa. Faktor-faktor itu adalah
kecerdasan anak, kesiapan anak dan bakat anak. Faktor yang sebagian
penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru, yaitu: kemampuan
(kompetensi), suasana belajar dan kepribadian guru.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Sudjana dalam Suprihatiningrum
(2013:15), bahwa :
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama,yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktorlingkungan”. Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yangdimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasilbelajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dan hasil belajarsiswa di sekolah itu sulit dipisahkan karena semua unsur tersebut akanterintegrasi dalam pembelajaran. Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi hasilbelajar pada dasarnya terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan(knowledge), penguasaan perilaku yang ditentukan (kognitif, afektif,psikomotorik) dan perbaikan kepribadian.
22
2.1.3.4 Ranah hasil Belajar
Cakupan evaluasi dalam ranah hasil belajar dalam konteks KTSP yang
diberlakukan. Hal ini merupakan penjabaran dari standar isi dan standar
Kompetensi kelulusan. Teknik penilain yang harus disesuaikan dengan
karakteristik indikator, SK, KD yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup
kemungkinan bahwa dalam satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik
penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan pembelajaran mengikuti
pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Benyamin S.Bloom dalam
Suprijono (2011:6-7) yang secara garis besar mengungkapkan tiga tujuan
pembelajaran yang merupakan kemampuan seseorang harus dicapai dan
merupakan hasil belajar kemudian membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang
tempat paling utama terutama dalam tujuan pembelajaran di SD. Aspek kognitif
dibedakan dalam enam jenjang yakni pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), Sintesis (synthesis),
evaluasi (evaluation). Aspek afektif memiliki empat jengang, yakni menerima
(receiving), menjawab (responding), menilai (valuing), organisasi (Organitation).
Sedangkan ranah psikomotor berkaitan dengan gerakan tubuh mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks. Perubahan gerakan tubuh ini merupakan
kemampuan-kemampuan motorik yang mengaitkan dan mengkoordinasikan
gerakan.
Objek yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah hasil belajar siswa
itu sendiri. Untuk menilai sesuatu diperlukan alat penilaian yakni alat yang
digunakan untuk mempermudah proses penialain. Alat penilain yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar dibedakan menjadi dua, yakni tekni tes dan non tes.
Menurut Mawardi (2010:19) teknik penilain tes dapat dilakukan dengan cara tes
Essay, tes objektif, tes menjodohkan dan tes pilihan ganda. Sedangkan teknik
penilaian non tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah afektif dan
psikomotor, berbeda dengan penilaian teknis tes lebih menekankan pada ranah
23
kognitif. Penilaian non tes meliputi pengamatan, wawancara, angket, daftar cek,
skala bertingkat dan portofolio.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Superman (2011) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Model Pembelajaran Picture and Picture Siswa Kelas 5 SD Negri Kemiri 02
Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo tahun 2011/2012.” Hasil penelitian
menunjukkan penerapan model Picture and Picture dengan KKM 6,5 dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas V semester 1 SD
kemiri 02 kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo tahun 2011/2012, hal ini dapat
dilihat dari kenaikan nilai hasil belajar setiap siklus dimana pra siklus ketuntasan
belajar siswa pada pra siklus ada 6 siswa atau 27,3% naik menjadi 16 siswa atau
72,7% pada siklus 1, Meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 19 siswa atau 86,4%.
Demikian jugaa terjadi pada keaktifan siswa dimana pada pra siklus keaktifan
siswa pada kategori baik dan baik sekali ada 7 siswa atau 31,8% naik menjadi 14
siswa atau 6,37% pada siklus 1 dan terakhir pada siklus 2 menjadi 20 siswa atau
90,9%. Dari hasil ini ketuntasan belajar dan keaktifan belajar siswa sudah
mencapai indikator 80% ke atas. Dengan kata lain hasil belajar siswa dengan
menggunakan model Picture and Picture telah tuntas atau mencapai KKM yang
diharapkan.
Fida Reni Susanti (2012) juga telah melakukan penelitian yang berjudul
“penggunaan model Picture and Picture Dengan Media Gambar untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan
Perkembangan Teknologo Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi di kelas IV
Tahun 2011/2012”. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa penggunaan
model Picture and Picture dengan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negri PojoknKecamatan
Pulokulon Kabupaten grobogan semster II tahun 2011/2012. Berdasarkan analisis
data diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Pada Kondisi awal siswa yang
sudah mencapai KKM 65 sebanayak 5 siswa dengan persentase 33,33% dan siswa
24
yang belum tuntas sebanyak 10 siswa dengan persentase 66,67%. Pada
pelaksanaan siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa dengan persentase 53,33
dan siswa yang belum tuntas sebanyak & siswa dengan persentase 46,67%. Pada
pelaksanaan siklus II jumlah siswa yang sudah tuntas meningkat sebanyak 15
siswa dengan presentase 100%. Dengan kata lain, penggunaan medel
pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, diperoleh hasil bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar. Meskipun demikian perlu dibuktikan lagi pada
penelitian tindakan kelas ini apakah penggunaan Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan berbagai masalah di atas maka penulis berusha mencari
pemecahan masalahnya dengan menerapkan model picture and Picture.
Pembelajaran ini mencoba menggunakan pembelajaran model Picture and Picture
dalam menyampaikan isi pembelajaran supaya siswa dapat memahami
pembelajaran yang disampaikan. Disamping itu agar siswa tidak jenuh dengan
rutinitas ceramah yang membosankan. Pembelajaran kooperative model Picture
and Picture merupakan suatu model pembelajaran yang membatu guru
mengaitkan materi dengan gambar-gambar yang sesuai dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Penerapan model Picture and Picture ini mempunyai
beberapa kelebihan diantaranya dapat menjadikan materi lebih terarah, siswa lebih
cepat menangkap materi, dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa,
tanggung jawab siswa nemingkat, dna pembelajaran lebih berkesan. Dengan
semua kelebihan model Picture and Picture maka hasil belajar siswa akan
meningkat dari sebelumnya.
25
Gambar. 22 Bagan kerangka berpikir
Dari bagan yang ada dalam gambar 2.2 terlihat jika diterapkanya model
Pembelajaran Picture and Picture akan melaksanakan 7 langkah-langkah Picture-
and picture yang sudah ada, setelah semua langkah-langkah sudah terlaksana
dengan baik akan memunculkan kelebihan sebagai berikut: (1) Materi yang
diajarkan lebih terarah. (2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar. (3) Dapat
meningkat daya nalar atau daya pikir siswa. (4) Dapat meningkatkan tanggung
jawab siswa. (5) Pembelajaran lebih berkesan. Dengan semua langkah-langkah
dan kelebihan Picture and Picture akan menghasilkan Siswa lebih aktif dalam
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran lebih bermakna, dan semua itu akan
menghasilkan hasil Beljar siswa lebih meningkat
Siswa lebih aktif dalampembelajaran dan kegiatan
pembelajaran lebihbermakna
Hasil belajar siswa lebihmeningkat
Kelebihan model Pictureand Picture
1. Materi yang diajarkanlebih terarah
2. Siswa lebih cepatmenangkap materi ajar
3. Dapat meningkat dayanalar atau daya pikirsiswa
4. Dapat meningkatkantanggung jawab siswa
5. Pembelajaran lebihberkesan
Penerapan Model Pembelajaran Picture and Pictue
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Menyajikan materi sebagai pengantar
Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambaryang berkaitan dengan materi
Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantianuntuk memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis
Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dariurutan gambar tersebut
Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulaimenanamkan konsep atau materi, sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai
Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkummateri yang baru saja diterimanya
26
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang diuraikan di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Model
pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar
IPA siswa kelas V SDN Regunung Kabupaten Semarang Semester II Tahun
2015/2016.