BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang...

15
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Tujuan utama sebuah perusahaan merupakan menghasilkan laba yang maksimum, sehingga sangat penting untuk perusahaan menghitung besarnya laba yang diperoleh. Besarnya laba yang diperoleh akan mencerminkan apakah perusahaan tersebut sudah bekerja secara efesien. Efesiensi dapat di ukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan besarnya modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Pengertian rentabilitas atau profitabilitas, Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (1996: 35) mengemukakan bahwa: “Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tesebut atau dengan kata lain profitabiltas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. Demikian pula dijelaskan oleh Wasis dalam bukunya Perbankan Pendekatan Manajerial (1993: 117) sebagai berikut: Profitability atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam hal ini adalah bank, untuk memperoleh laba”.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Profitabilitas

Tujuan utama sebuah perusahaan merupakan menghasilkan laba yang

maksimum, sehingga sangat penting untuk perusahaan menghitung besarnya laba yang

diperoleh. Besarnya laba yang diperoleh akan mencerminkan apakah perusahaan

tersebut sudah bekerja secara efesien. Efesiensi dapat di ukur dengan membandingkan

laba yang diperoleh dengan besarnya modal yang digunakan untuk memperoleh laba

tersebut.

Pengertian rentabilitas atau profitabilitas, Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan (1996: 35) mengemukakan bahwa:

“Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang

menghasilkan laba tesebut atau dengan kata lain profitabiltas dapat diartikan sebagai

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”.

Demikian pula dijelaskan oleh Wasis dalam bukunya Perbankan Pendekatan

Manajerial (1993: 117) sebagai berikut:

“Profitability atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam hal ini adalah

bank, untuk memperoleh laba”.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

12

Pada penelitian ini Return on Asset (ROA) digunakan sebagai proksi menghitung

profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan memanfaatkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan

laba melalui pengoperasian aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki

oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan

memperbesar laba.

Mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei

2004 dimana ROA didefinisikan sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐴 =Laba Sebelum Pajak

Total Asset 𝑥 100

Total assets merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro pada BI,

penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan, pendapatan

yang masih akan diterima, biaya dibayar dimuka, uang muka pajak, aktiva tetap dan

penyusutan aktiva tetap lain-lain. Bank dengan total asset relatif besar akan

mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total revenue yang relatif besar

sebagai akibat penjualan produk yang meningkat. Dengan meningkatnya total revenue

tersebut maka akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan akan

lebih baik (Mawardi, 2005).

ROA merupakan rasio keuangan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA

suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan

semakin lebih baik pula posisi bank terebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

13

2001:120). Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia ROA bank ditetapkan minimal

1,25% dan juga merupakan indikator kepercayaan masyarakat kepada perbankan

terhadap pengelolaan aset bank (Mintarti, 2009).

2.1.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembanga usaha

bisnis dan menampung risiko kerugian. Besarnya modal suatu bank akan berpengaruh

pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efesien menjalankan kegiatannya, dan

dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat (khususnya untuk masyarakat

peminjam) terhadap kinerja bank. Penggunaan modal bank juga dimaksudkan untuk

memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, dan sebagai

alat untuk ekspansi usaha. Kepercayaan masyarakat akan terlihat dari besarnya dana

giro,deposito, dan tabungan yang melebihi jumlah setoran modal dari para pemegang

sahamnya. Unsur kepercayaan ini merupakan masalah penting dan merupkan faktor

keberhasilan pengelolaan suatu bank (Sinungan,2000).

Pemodalan (Capital Adequacy) menunjukkan kemampuan bank dalam

mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam

mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat

berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Prastiyaningtyas, 2010).Capital

Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan

bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. CAR

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

14

menunjukkan sejauh mana penurunan Asset Bank masih dapat ditutup oleh Equity

bank yang tersedia, semakin tinggi CAR semakin baik kondisi sebuah bank (Tarmidzi

Achmad, 2003).

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tentang “Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar”,

bank wajib memenuhi kewajiban penyediaan modal minimum dengan

memperhitungkan baik risiko pasar maupun risiko kredit adalah minimal sebesar 8%.

Mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004,

secara matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐶𝐴𝑅 =Modal Bank

Aktiva Tertimbang menurut Risiko 𝑥 100

2.1.3 BOPO

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sering

disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Siamat,

2005). Peter Drucker, dalam Hanafi (1999), menyatakan bahwa efisiensi adalah

kemampuan menggunakan sumber daya yang tidak perlu. Efisiensi akan lebih jelas jika

dikaitkan dengan konsep perbandingan output-input. Output merupakan hasil suatu

organisasi, dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan

output tersebut. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

15

dikeluarkan bank yang bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Studi Empiris

Guru et al. (2002) menyimpulkan bahwa biaya operasional yang tinggi akan

mengakibatkan menurunnya tingkat profitabilitas bank. Keberhasilan bank didasarkan

pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan

rasio BOPO (Kuncoro dan Suhardjono,2002). Hal ini disebabkan setiap peningkatan

operasi akan berakibat pada menurunnya laba sebelum pajak dan akhirnya akan

menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan. Perusahaan yang

bergerak dibidang perbankan, melakukan efisiensi operasi, yaitu untuk mengetahui

apakah bank dalam opersinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan

dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham

(Hanley, 1997).

BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan

operasional. Rasio biaya operasi digunakan untuk mengukur tingkat dan distribusi

biaya bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Karena kegiatan utama bank pada

prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara yaitu menghimpun dana dan

menyalurkan dana, maka biaya dan pendapatan operasional didominasi oleh biaya

bunga dan hasil bunga. Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut

dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka

keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar (Adyani, 2011). “A lower value

indicates greater efficiency” (Gup dan Kolari, 2005).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

16

Rasio BOPO bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional

dalam menutup biaya operasional. Jika rasio BOPO semakin meningkat mencerminkan

kurangnya bank dalam mengelola usahanya (SE,Intern BI,2004). Bank Indonesia

menetapkan rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90%

hingga mendekati 100%, maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efesien dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya.

𝐵𝑂𝑃𝑂 =Biaya Operasional

Pendapatan Operasional x 100%

2.1.4 Non Performing Loan (NPL)

Menurut peraturan bank Indonesia nomer 5 tahun 2003, risiko adalah potensi

terjadinya peristiwa (event) yang dapat menimbulkan kerugian. Oleh karena situasi

lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami perkembangan pesat peraturan

Bank Indonesia tersebut, salah satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yang

didefinisikan : risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi

kewajiban. Menurut Ayuningrum (2011), credit risk adalah risiko yang diahadapi bank

karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman terhadap masyarakat. Adanya

berbagai sebab, membuat debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya

kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain.

Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan kerugian dengan

tidak diterimanya penerimaan yang sebelumnya sudah diperkirakan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

17

Pada penelitian ini rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai

suatu risiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukan

bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang

diberikan oleh bank (Herdiningtyas,2005). Sehingga semakin tinggi rasio ini akan

semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah

semakin besar, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

besar.

Agar nilai bank terhadap rasio ini baik Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio

NPL net dibawah 5%. Semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang

ditanggung bank. Bank dengan NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik

pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,sehingga berpotensi terhadap

kerugian bank (Mawardi,2005).Secara sistematis NPL dapat dirumuskan sebagai

berikut (Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

𝑁𝑃𝐿 =Kredit Bermasalah

Tot𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 x100%

2.1.5 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Pengelolaan likuiditas merupakan salah satu masalah yang kompleks dalam

kegiatan operasional bank, hal tersebut dikarenakan dana yang dikelola bank sebagian

besar adalah dana dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek dan dapat ditarik

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

18

sewaktu-waktu. Likuiditas suatu bank berarti bahwa bank tersebut memiliki sumber

dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban (Siamat, 2005).

Pada umumnya aktivitas suatu bank diarahkan pada usaha untuk meningkatkan

pendapatan dengan meminimalkan risiko. Secara konvensional banyak bank

mengutamakan aktivitas perkreditan sebagai sarana mencapai tujuan tersebut, namun

ternyata banyak bank yang mengalami kepailitan karenanya. Aktivitas perkreditan

dapat mendominasi penggunaan dana suatu bank karena perkreditan mempengaruhi

aktivitas bank, penilaian atas tingkat kesehatan bank, tingkat kepercayaan nasabah

serta tingkat pencapaian laba. Permasalahan yang sering timbul dalam penanaman dana

di bidang perkreditan akan menyangkut : besarnya dana yang dapat digunakan

(sensitive atau tidak), pengaturan komposisi jenis kredit (pihak luar, pihak dalam,

dijamin atau tidak), komposisi berdasarkan jatuh temponya (pendek, menengah atau

panjang), penyiapan sumber dana manusia dalam Assets Liability Management

Commitee (ALCO) yang menampung kebersamaan proses manajemen untuk mencapai

level tinggi serta pola yang stabil dalam pertumbuhan NIM, ROA,ROE, ROI (Imam

R.1999 dalam Januarti, 2002).

Menurut Dendawijaya, Lukman (2001) Loan to Deposit Ratio (LDR)

menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana

yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit

dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang

ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

19

kredit. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank.

Bank Indonesia menetapkan batas toleransi LDR berkisar antara 70% sampai 110% .

Perhitunga LDR adalah sebagai berikut :

𝐿𝐷𝑅 =𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

Dana Pihak Ketiga 𝑥 100 %

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Profitabilitas

Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan

modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko

kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta

membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di

Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR.

Semakin besar CAR maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain,

semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank

(Kuncoro dan Suharjono,2002).

Dendawijaya (2001), CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh

seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan surat berharga,

tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping

memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

20

pinjaman (utang), dan lain-lain. . CAR menunjukkan sejauh mana penurunan asset

bank yang masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR

maka semakin baik kondisi bank (Tarmidzi, 2003). Dengan kata lain, CAR adalah

rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk

menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang

diberikan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) , Mawardi (2005)

dan Merkusiwati (2007) menunjukkan hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Return On Asset (ROA).Kemudian menurut Zimmerman (2000);

capital/modal merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan sebagai dasar

pengukuran kinerja bank, yang tercermin dalam komponen CAMEL rating (Capital,

Asset, Management, Earning, Liquidity). Oleh karena itu besarnya modal suatu bank

akan mempengaruhi jumlah aktiva produktif, sehingga semakin tinggi asset utilization

(Koch, 2000) maka modal harus bertambah besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

semakin besar CAR, maka ROA juga akan semakin besar, dalam hal ini kinerja

keuangan bank menjadi semakin meningkat atau membaik.

Dari beberapa argumentasi diatas, secara umum dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset (ROA)

2.2.2 Pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

21

Biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya operasional merupakan biaya

yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya

(seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi

lainnya).pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank, yaitu

pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan

pendapatan operasi lainnya.

Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi

kerugian akibat ketidakefisienan bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang

diperoleh juga akan meningkat. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien

bank dalam menjalankan aktivitas usahanya sehingga semakin sehat bank tersebu

(Herdiningtyas, 2005).

Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan

total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO.

Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional

dalam menutup biaya operasional. Rasio yang semakin meningkat mencerminkan

kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan

pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang

efisien dalam mengelola usahanya(SE. Intern BI, 2004). Bank Indonesia menetapkan

angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karen jika rasio BOPO

melebihi 90% hingga mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat

dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

22

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) dan Mintarti (2007)

menunjukkan hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset

(ROA).

H2: Rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset

(ROA)

2.2.3 Pengaruh Net Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas

Risiko, menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003 adalah

potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank.

Risiko akan selalu melekat pada dunia perbankan, hal ini disebabkan karena faktor

situasi lingkungan eksternal dan internal perkembangan kegiatan usaha perbankan

yang semakin pesat. Salah satu risiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia

adalah risiko kredit, yang didefinisikan : risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan

counterparty memenuhi kewajiban. Sementara menurut Susilo, et al.(1999), risiko

kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam

bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai hal, debitur mungkin saja

menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok

pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain. Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah

kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian dengan tidak diterimanya

penerimaan yang sebelumnya sudah diperkirakan. Manajemen piutang merupakan

hal yang sangat penting bagi perusahaan yang operasinya memberikan kredit, karena

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

23

makin besar piutang akan semakin besar resikonya (Riyanto, 1997). Penelitian yang

dilakukan oleh Usman (2003) menunujukan pengaruh negatif Non Performing Loan

(NPL) terhadap perubahan laba, semakin tinggi NPL maka semakin besar risiko

yang disalurkan bank sehingga semakin rendah pendapatan sehingga laba yang

diproksikan dengan Return On Asset (ROA) menurun.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawardi, (2005),

menyimpulkan bahwa NPL secara signifikan berpengaruh negatif terhadap ROA.

Sehingga jika semakin besar NPL, akan mengakibatkan menurunnya ROA, yang

juga berarti kinerja keuangan bank yang menurun. Begitu pula sebaliknya, jika NPL

turun, maka ROA akan semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan bank dapat

dikatakan semakin baik.

Dari beberapa argumentasi diatas, secara umum dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

H3 : Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Return On Asset (ROA)

2.2.4 Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Profitabilitas

Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu menunjukkan kemampuan suatu bank di

dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank

maupun dana yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat (Kusuno, 2003). LDR

mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

24

likuiditasnya, dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit

dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan

yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk

memberikan kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga.

Semakin tinggi nilai rasio LDR menunjukkan semakin rendahnya kemampuan

likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah akan semakin besar (Adyani, 2011), sebaliknya semakin rendah rasio

LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga

hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba. Jika rasio berada pada standar

yang ditetapkan bank Indonesia, maka laba akan meningkat (dengan asumsi bank

tersebut menyalurkan kreditnya dengan efektif). Meningkatnya laba, maka Return On

Asset (ROA) juga akan meningkat, karena laba merupakan komponen yang

membentuk ROA.

Penelitian yang dilakukan oleh Suyono, (2005), yang menyatakan bahwa LDR

berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Usman, (2003), dimana LDR berpengaruh positif terhadap laba bank.

Karena laba merupakan komponen yang membentuk ROA, maka dapat disimpulkan

bahwa secara tidak langsung LDR juga berpengaruh positif terhadap ROA. Kemudian

Haryati, (2001), menyatakan bahwa tingkat likuiditas bank mempunyai pengaruh

terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Penelitian yang dilakukan

oleh Deyoung & Nolle (1996), dengan menggunakan studi deskriptif diperoleh hasil

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang kegiatan operasi bank, ... kurangnya bank dalam mengelola usahanya ... 18 sewaktu-waktu

25

bahwa Loan berpengaruh positif terhadap ROA dan ROA berpengaruh positif

terhadap karakter lain yang dimiliki oleh bank. Dan menurut Sugianto, et, al, (2002),

LDR dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesehatan bank.

Dari beberapa argumentasi diatas, secara umum dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

H4 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset (ROA)