BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat...

43
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS A. Deskripsi Pustaka 1. Manajemen Sebelum mengetahui lebih jauh apa itu manajemen kelas, disini akan dibahas terlebih dahulu istilah manajemen dan manajemen pendidikan, yang memang manajemen kelas adalah salah satu unsur yang terdapat dalam manajemen pendidikan. Kata manajemen awalnya hanya sangat popular di dunia bisnis komersial. Di dunia pendidikan sendiri lebih dikenal dengan istilah administrasi. Karena itu, di lingkungan institusi pendidikan dan administrasi kelas. Jika dititik proses kerja atau fungsi organiknya, administrasi dan manajemen boleh dikatakan sama. Meskipun ada apara ahli yang mengatakan bahwa manajemen merupakan inti dari kegiatan atau proses administrasi. Kini, kata manajemen semakin populer disemua lini, baik dilini bisnis, pemerintah, maupun pendidikan. Manajemen berasal dari kata dalam Bahasa Inggris “management”, dengan kata kerja “to manage” yang secar umum berarti mengurusi, mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina, atau memimpin 1 dan mengontrol suatu urusan atau “act of running and controlling a business”. 2 Pakar lainnya berpandangan bahwa akar kata manajemen berasal dari bahasa latin “mano” yang berarti tangan, menjadi “manus”, yang artinya bekerja secara hati-hati dengan mempergunakan tangan dan “agere” artinya meakukan sesuatu, sehingga menjadi “managiare” yang berarti melakukan sesuatu berkali-kali dengan 1 Euis Karwati. Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas (Classroom Management) Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 3. 2 Nur Hamiyah. Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2015, hlm. 2

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

MANAJEMEN KELAS PADA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

HADITS

A. Deskripsi Pustaka

1. Manajemen

Sebelum mengetahui lebih jauh apa itu manajemen kelas, disini

akan dibahas terlebih dahulu istilah manajemen dan manajemen

pendidikan, yang memang manajemen kelas adalah salah satu unsur yang

terdapat dalam manajemen pendidikan. Kata manajemen awalnya hanya

sangat popular di dunia bisnis komersial. Di dunia pendidikan sendiri lebih

dikenal dengan istilah administrasi. Karena itu, di lingkungan institusi

pendidikan dan administrasi kelas. Jika dititik proses kerja atau fungsi

organiknya, administrasi dan manajemen boleh dikatakan sama. Meskipun

ada apara ahli yang mengatakan bahwa manajemen merupakan inti dari

kegiatan atau proses administrasi. Kini, kata manajemen semakin populer

disemua lini, baik dilini bisnis, pemerintah, maupun pendidikan.

Manajemen berasal dari kata dalam Bahasa Inggris

“management”, dengan kata kerja “to manage” yang secar umum berarti

mengurusi, mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina, atau

memimpin1 dan mengontrol suatu urusan atau “act of running and

controlling a business”.2 Pakar lainnya berpandangan bahwa akar kata

manajemen berasal dari bahasa latin “mano” yang berarti tangan, menjadi

“manus”, yang artinya bekerja secara hati-hati dengan mempergunakan

tangan dan “agere” artinya meakukan sesuatu, sehingga menjadi

“managiare” yang berarti melakukan sesuatu berkali-kali dengan

1 Euis Karwati. Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas (Classroom Management) Guru

Profesional yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi, Alfabeta, Bandung, 2014,

hlm. 3. 2 Nur Hamiyah. Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, Prestasi

Pustaka, Jakarta, 2015, hlm. 2

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

8

menggunakan tangan. Maksudnya, dalam mengerjakan segala sesuatu hal,

manager tidak hanya bekerja secara sendiri, namun juga dibantu oleh

orang lain yang berfungsi untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang

diemban manager.3 Sedangkan manajemen menurut istilah adalah proses

mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara

efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.4

Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan

hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan

derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-

Qur‟an seperti firman Allah SWT:

مآء ف يدب ر االمر من الس ن ال االرض ث ي عرج الي دار ال م ن ي . و ت عد

Artinya:

“Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian

(urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya

(lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Q.S. As-

Sajdah: 5).5

Dari ayat di atas diketahui bahwa Allah SWT merupakan pengatur

alam. Akan tetapi, sebagai khalifah di bumi ini manusia harus mengatur da

mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagai mana Allah SWT

mengatur alam raya ini.6

Manajemen adalah rangkaian usaha untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dengan memanfaatkan orang lain.7 Manajemen dari

berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwasanya manajemen memiliki

beberapa unsur yang tidak bisa dikesampingkan, diantaranya perencanaa,

pengorganisasian, kepemimpinan serta pengawasan.

3 Euis Karwati. Donni Juni Priansa, op.cit, hlm. 3.

4 U . Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm. 2.

5 Ibid, hlm. 1.

6 Ibid, hlm. 2.

7 Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik Dan Model Pembelajaran, Alfabeta,

Bandung, 2015, hlm. 74.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

9

Menurut istilah, Nanang Fattah memberikan pengertian manajemen

sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan

mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan

organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut Oemar

Hamalik adalah suatu proses yang berkenaan dengan keseluruhan usaha

manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya,

dengan menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai

tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.8

Menurut Luther Gulick, manajemen dikatakan sebagai ilmu karena

manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang membahas

secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang

bekerja sama.9 Hasibun mengunkapkan bahwa manajemen adalah ilmu

dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya secara efektif dan efisiensi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.10

Dalam manajemen terdapat teknik-teknik yang kaya dengan

nilai-nilai kepemimpinan dalam mengarahkan, memengaruhi, mengawasi,

dan mengorganisasikan semua komponen yang saling menunjang untuk

tercapainya tujuan.11

Manjemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari

tindakan-tindakan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-

sasaran yang ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya. Pengertian lainnya manajemen adalah usaha

mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain, dengan

demikian manager mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang

lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

8 M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan; Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga

Pendidikan Yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), Holistica, Lombok, 2012, hlm. 4. 9 Jamal Ma‟mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan

Profesional, Diva Press, Jogjakarta, 2009, hlm. 70. 10

Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, Pustaka Rizki Putra,

Semarang, 2011, hlm. 7

11

U . Saefullah, op.cit, hlm. 3.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

10

pengendalian.12

James A.F. Stoner yang dikutip oleh U. Saefullah

mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,

dan penggunaan sumber daya organisasi ainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen sebagai seni pencapaian

tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain. 13

Manajemen adalah

serangkaian proses yang dilaksanakan dalam sebuah kegiatan guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan daharapkan.

Hilman menyatakan manajemen adalah fungsi untuk mencapai

sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu

untuk mencapai tujuan yang sama. Ricky W. Griffin berpendapat bahwa

manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran

(goals) secara efektiif dan efisien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai

sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tujuan yang

ada dilaksanakan secara benar dan terorganisir, dan sesuai dengan

jadwal.14

John D. Miller yang dikutip oleh S. Soumatul Ula memberi

pengertian manajemen sebagai salah sebagai suatau proses pengarahan dan

pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah diorganisasi

dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.15

Beberapa pakar mengguanakan kata manajemen sebagai kata enda

olektif (collective noun) yang menggamabarkan bahwa manajemen

merupakan suatu kelompok dalam organisasi. Pakar yang lain menyatakan

bahwa manajemen merupakan proses yang menunjukan penampilan dari

fungsi-fungsi khusus, dan banyak pakar yang berpendapat bahwa

manajemen merupakan suatu ilmu, seni, karir ataupun sebagai profesi.

Manajemen dipandang juga sebagai suatu disiplin pengajaran dan bidang

12

Fatah Syukur, op.cit, hlm. 8.

13

U . Saefullah, op.cit, hlm 3.

14

Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014,

hlm. 3.

15

S. Shoumatul Ula, Buku Pintar Teori-Teori Manajemen Pendidikan Efektif, BERLIAN,

Yogyakarta, 2013, hlm. 9.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

11

tertentu.16

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka

manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber

pendidikan, agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditentukan sebelumnya. Di samping itu manajemen bertugas

memadukkan sumber-sumber pendidikan secara keseluruhan dan

mengontrol/mengawasi agar tepat dengan tujuan pendidikan yang

melibatkan fungsi-fungsi pokok manajemen.

Banyak sekali pendapat para ahli tentang fungsi manajemen,

namun dari banyak fungsi-fungsi manajemen yang dirumuskan oleh para

tokoh maanjemen tersebut terdapat beberapa persamaan dan

perbedaannya.

Persamaan dari fungsi manajemen terseut terlihat pada beberapa

fungsi, yaitu: pengorganisasian, perencanaan dan pengendalian.

Sedangkan untuk perbedaannya terletak pada pilihan kata atau istilah yang

digunakan dalam menyebutkan fungsi manajemen.17

Adapun fungsi dari manajemen itu sendiri menurut George R.

Terry adalah Planing, Organizing, Actuating, dan Controling

(perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan

pengawasan).

1) Perencanaan

Perencanaan menurut Burhanuddin dkk. adalah suatu kegiatan

yang sistematis mengenai apa yang akan dicapai, kegiatan yang harus

dilakukan, langkah-langkah, metode-metode, pelaksanaan metode yang

dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pencapaian tujuan.

Sondang P Siagian menjelaskan perencanaan merupakan keseluruhan

proses pemikiran dan penentuan secara matang terhadap- hal-hal yang

akan dikerjakan pada masa yang akan dating dlam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditentukan, sedangkan menurut Roger A. Kauffman

perencanaan merupakan proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak

16

Euis Karwati. Donni Juni Priansa, op.cit, hlm. 4. 17

Mohamad Mustari, op.cit, hlm. 1.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

12

dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan utuk menncapai

tujuan itu seefisien mungkin.18

Perencanaan mempunyai beberapa

tingkatan, baik berjangka panjang (berdasarkan tahun dan jangka) dan

bersifat pendek (berdasarkan unit, minggu, hari).19

Jadi perencanaan (Planning) merupakan salah satu fungsi

manajemen yang penting, karea perencanaan memegang peranan yang

strategis dalam keberhasilan upaya pelayanan pendidikan. Dalam

perencanaan proses yang dilakukan sebagaimana menurut Bendavid-Val

langkah-langkah yang dilaksanakan: pengumpulan data dan analisis

masalah (berdasarkan data): penentuan tujuan, menentukan sasaran,

identifikasi pilihan-pilihan, penilaian perbandingan, rencana terpilih,

implementasi dan evaluasi.20

Secara garis besar, ada bebeerapa fungsi perencanaan sebagai

berikut:

a) Perencanaan memberikan arah mengenai bagaimana dan kapan

tindakan akan diambil serta pihak yang terlibat dalam tindakan

tersebut.

b) Perencanaan merupakan titik tolak untuk memulai kegiatan dan

akan lebih menjelaskan tujuan yang kan dicapai.

c) Perencanaan merupakan pegangan dan arah dalam pelaksanaan.

Dengan menentukan langkah-langkah lebih dahulu, kita akan

mengetahui apa yang akan kita kerjakan setahap demi setahap.

d) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai

alternative cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih

kombinasi cara yang baik.

e) Perencanaan mencegah, sedikitnya mengurangi pemborosan, baik

berupa pemborosan waktu, tenaga maupun material.

18

M. Sobry Sutikno, op.cit, hlm. 21.

19

Carolyn M. Evertson. Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar,

Kencana, Jakarta, 2011, hlm. 122.

20

Muhammad Rohman. Sofyan Amri, Manajemen Pendidikan, Prestasi Pustaka, Jakarta,

2012, hlm. 16.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

13

f) Perencanaan membenatu menghindari kesalahan dalam usaha.

g) Perencanaan memudahkan pengawasan. Denngan adanya rencana

yang menggariskan dan menentukan langkah-langkah yang harus

dikerjakan, petugas pengawasan dapat lebih mengikutinya dan

mengawasinya.

h) Dengan adanya perencanaan dapat diperoleh tindakan yang tepat

dan terkoordinasi dari berbagai unit kerja.21

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian menurut Afifudin mengartikan sebagai kegiatan

menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh

kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama. Siagian merumuskan

pengorganisasian sebagai keseluruhan kegiatan pengelompokan orang-

orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian

rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai

suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Sementara itu Malayu S.P, Hasbuan mendefinisikan pengorganisasian

sebagai proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan berbagai

macam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,

menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat

yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan

kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.22

Jadi pengorganisasian (Organizing) merupakan upaya untuk

menghimpun semua data yang dimiliki daerah dan memanfaatkannya

secra efisien guna mencapai tujuan (goals) yang telah ditetapkan. Dalam

pengorganisasian (organizing) harus pula diperhatikan adalah menentukan

siapa serta melakukan apa (staffing).23

Ada beberapa prinsip-prinsip dalam proses pengorganisasian yaitu

sebagai berikut:

a) Pengorganisasian harus mempunyai tujuan yang jelas

21

M. Sobry Sutikno, op.cit, hlm. 24. 22

Ibid, hlm. 38. 23

Muhammad Rohman. Sofyan Amri, op.cit, hlm. 18.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

14

b) Harus ada pembaguian kerja dan penugasan kerja

c) Asas kestuan komando, yaitu sebagai kesatuan pimponan dimana

setiap orang dibatasi menerima perintah dari satu orang atasannya

saja

d) Keseimbanagan antara tugas, tanggung jawab, dan kekuasaan

e) Prinsip kontinuitas, artinya segala pekerjaan tidak boleh terhenti

f) Prinsip koordinasi, yaitu suattu koordinasi yang sempurna harus

dipelihara dalam organisasi yang baik diantara anggota mauoun

diantara kelompok pekerja-pekerja dan satuan-satuan kerjanya.

g) Ouragnisasi harus mempunyai pimpinan yang mampu

menggerakan dan mengarahkan para anggotanya serta

mendelegasikan tugas, wewenang dan tanggung jawab anggotanya

sesuai dengn bakat, pengetahuan dan kemampuan mereka.

Pimponan juga tidak membedakan pentingnya petugas dalam suatu

unit kerja.

h) Prinsip kelayakan

i) Prinsip mengenal kode etik organisasi

j) Bahwa perlu adanya pertanggungjawaban terus menerus terhadap

hasil-hasil kerja yang diperoleh

k) Pengorganisasian harus fleksibel dan seimbang. Dalam arti bila

terjadi perubahan atau penambahan volume kerja maka struktur

organisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.24

3) Penggerakan Pelaksanaan

Penggerakan pelaksanaan (Actuating) manajemen perencanaan

pendidikan. Administrator/top manager melakukan koordinasi dalam

pelaksaan perencanaan. Seluruh komponen (bagian, bidang, seksi, kepala

sekolah) dan stake holder pelayanan pendidikan dipersatukan dalam meja

bundar untuk memperoleh suatu kompromi atau komitmen tentang

pemdidikan. Seluruh komponen peranan leadership dari

administrator/manager sangat penting penggerakan (actuating) ini. Fungi

24

M. Sobry Sutikno, op.cit, hlm. 42.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

15

manajemn penggerakan pelaksanaan (actuating) ini adalah termasuk di

dalamnya fungsi koordinasi (coordinating), pengarahan (directing),

kepemimpinan (leading). Agar semua komponen dapat melaksanakan

tugas sesuai dengan peranannya masing-masing, maka tugas administrator

adalah melakukan koordinasi dan mengarahkan seluruh komponen

manajemen agar terbentuk sinergi, dan menghindari overlapping

pelaksanaan tugasnya.25

4) Pengawasan/Pengendalian

Menurut Oteng Sutisna pengawasan adalah proses melihat apa

yang terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi, jika tidak maka

penyesuaian yang perlu dibuatnya. Sedangkan Hadari Nawawi

mengartikan pengawasan sebagai kegiatan mengukur tingkat efektivitas

kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu

dalam usaha mencapai tujuan.menurut George R. Terry pengertian

pengawasan adalah kegiatan lanjutan yang bersangkutan dengan ikhtiar

untuk mengidentifikasikan pelaksanaaan program yang harus sesuai

dengan rencana.26

Jadi pengawasan dan pengendalian (Controlling), merupakan

proses untuk mengamati secara terus menerus (berkesinambungan)

pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi

(perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan

fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas.27

Menurut Oteng

Sutisna yang dikutip oleh M. Sobry Sutikno ada karakteristik dari proses

pengawasan yang efektif, yaitu sebagai berikut:28

a) Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan

organisasi

b) Pengawasan hendaknya diarahkan pada penemuan fakta-fakta

tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan

c) Pengawasan mengacu pada tindakan perbaikan

d) Pengawasan yang dilakukan bersifat fleksibel yang preventif

25

Muhammad Rohman. Sofyan Amri , op.cit, hlm. 18. 26

M. Sobry Sutikno, op.cit, hlm. 58 27

Muhammad Rohman. Sofyan Amri , op.cit, hlm. 18. 28

M. Sobry Sutikno, op.cit, hlm. 64.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

16

e) Sistem pengawasan dapat dipakai oleh orang-orang yang terlibat

dalam pengawasan

f) Pelaksanaan pengawasan harus mempermudah tercapainya tujuan.

Oleh karena itu pengawasan harus bersifat membimbing supaya

para pelaksana dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam

melaksanakan pekerjaannya.

Karakteristik tersebut dapat diketahui keefektifan proses

pengawasan manajemen kelas, karakteristik tersebut juga menjadi kunci,

jika salah satu cirri tersebut tidak ada maka sebuah proses pengawasan

belum bisa dikatakan sebagai pengawasan yang efektif.

Manajemen pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik

tersendiri yang berbeda dengan ilmu manajemen lain. perbedaan

manajemen pendidikan dan manajemen lain terletak pada prinsip-prinsip

operasionalnya, dan bukan ada prinsip-prinsip yang sifatnya umum.29

Fokus yang diambil peneliti yaitu manajemen kelas merupakan komponen

atau bagian dari pada manajemen pendidikan itu sendiri yang mana sama-

sama mengelola dengan bersama-sama supaya apa yang menjadi tujuan

akhir bisa dicapai.

Di dalam manajemen pendidikan sendiri terdapat beberapa ruang

lingkup dan unsur-unsur di dalamnya. Diantaranya adalah manajemen

peserta didik, manajemen kurikulum, manajemen personil, manajemen

sarana dan prasarana, manajemen pembiayaan, manajemen tata laksana

pendidikan, manajemen humas pendidikan, manajemen kelas dan lain

sebagainya. Dengan demikian manajemen kelas tidak bisa terlepas dari

pembahasan manajemen pendidikan.

2. Manajemen Kelas

Sebelum memberikan pengertian tentang pengelolaan kelas berikut

ini adalah pengertian tentang kelas yang dikemukakan oleh Purnomo,

bahwa "Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan rombongan

29

Hikmat, Manajemen Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2014, hlm. 18.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

17

belajar (lingkungan emosional)".30

Lingkungan fisik meliputi : (1)

ruangan, (2) keindahan kelas, (3) pengaturan tempat duduk, (4) pengaturan

sarana dan alat pengajaran, (5) ventilasi dan pengaturan cahaya.

Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi: (1) tipe kepemimpinan

guru, (2) sikap guru, (3) suara guru, (4) pembinaan hubungan yang baik.31

Peneliti tidak hanya melihat dari segi sudut pandang proses saja, akan

tetapi juga melihat dari segi lingkan fisik kelas dimana disitulah akan

diketahui faktor-faktor pendukung maupun penghambat dari pelaksaan

manajemen kelas.

Kata kelas di dalam Dedaktik terkandung suatu pengertian umum

mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa, yang pada waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.32

Kelas juga dapat

diartikan sebagai suatu kelompok yang melakukan kegiatan belajar

bersama yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, dalam kelas tersebut

guru berperan sebagai manager utama dalam merencanakan,

mengorganisasikan, mengaktualisasikan dan melaksanakan pengawasan

atau supervisi kelas.33

Kelas menjadi komponen yang sangat penting

dalam dunia pendidikan, karena peranan guru yang paling utama itu

berlangsung di dalam kelas.

Sedangkan kelas dalam perspektif pendidikan dapat dipahami

sebagai sekelompok peserta didik yang berada pada waktu yang sama.

Dalam pengertian tersebut, terdapat tiga hal penting terkait dengan kelas,

Pertama, tidak disebut dengan kelas apabila peserta didik memperoleh

materi pelajaran dan guru yang sama, namun dilakukan dalam waktu yang

berbeda; Kedua, tidak disebut dengan kelas apabila peserta didik

mempelajari materi pelajaran yang berbeda; dan Ketiga, tidak disebut

dengan kelas apabila peserta didik memperoleh materi pelajaran dari guru

30

Purnomo, Strategi Pengajaran, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2005, hlm. 3. 31

Ibid, hal. 17. 32

Ibid. 33

Donni Juni Priansa, op.cit, hlm. 74.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

18

yang berbeda.34

Ciri-ciri dari kelas tersebut sangat mampu menjadi

patokan untuk membedakan kelas yang sesungguhnya dan kelas yang

hanya sebagai ruangan saja. Lebih lanjut lagi menurut salah satu tokoh,

Nawawi yang dikutip oleh Euis Karwati dan Donni Juni Priansa

menyatakan bahwa:

“Kelas dapat diklasifikasikan menjadi kelas dalam perspektif

sempit dan kelas dalam perspektif luas. Kelas dalam perspektif

sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh dinding, tempat sejumlah

peserta didik berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis

karena sekadar menunjukan pengelompokan peserta didik menurut

tingkat perkembangan, antara lain didasarkan pada batas umur

kronologis masing-masing. Sedangkan kelas dalam perspektif luas

adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari

masyarakat sekolah. Kelas merupakan suatu kesatuan organisasi

yang menjadi unit kerja, yang secara dinamis menyelenggarakan

berbagai kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai

suatu tujuan”.35

Adanya dua pembagian kelas ini, dapat dijadikan sebagai bahan

untuk mengetahui klasifikasi atau kriteria kelas yang terdapat di sekolah-

sekolah di sekitar kita. Pembagian kelas memiliki dua sudut pandang yang

berbeda, yaitu dari sudut pandang sempit dan sudut pandang luas yang

sama-sama mempunyai tujuan yang selaras.

Kelas harus dirancang dan dikelola dengan seksama agar member

hasil yang maksimal. Pendekatan atas pengelolaan kelas sangat tergantung

pada kemampuan, pengetahuan, sikap guru terhadap proses pembelajaran,

dan hubungan siswa yang mereka ciptakan. Ada empat jenis kelas yang

dapat kita amati yaitu sebagai berikut:

a. Kelas yang selalu gaduh, guru harus bergelut sepanjang hari untuk

menguasai kelas, tetapi tidak berhasil sepenuhnya. Petunjuk dan

ancaman sering diabadikan, dan hukuman tampaknya tidak efektif.

b. Jenis kelas yang termasuk gaduh, tetapi suasanya lebih positif. Guru

mencoba untuk membuat sekolah sebagai tempat yang menyenangkan

34

Ibid.. 35

Euis Karwati. Donni Juni Priansa, op.cit, hlm. 6.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

19

bagi siswanya dengan memperkenalkan permainan dan kegiatan yang

menyenangkan, membaca cerita, serta menyelenggarakan kegiatan

kesenian dan pameran kerajinan siswa.

c. Jenis kelas yang tenang dan disiplin, baik karena guru telah

menciptakan banyak aturan maupun meminta agar aturan tersebut

dipatuhi. Pelanggaran langsung dicatat dan diikuti dengan peringatan

tegas, dan perlu disertai dengan hukuman.

d. Jenis kelas yang menggeling dengan sendirinya. Guru menghabiskan

sebagian besar waktunya untuk mengajar dan tidak menegakkan

disiplin. Siswa mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas dengan

kemauannya sendiri tanpa harus dipelototi oleh guru. Siswa yang

tampak dalam hal tugas pekerjaan saling berinteraksi sehingga muncul

dari beberapa temat secara bersamaan. Akan tetapi suara tersebut dapat

dikendalikan dan para siswa menjadi giat serta tidak saling

mengganggu. Apabila suara timbul dan terrasa sedikit mengganggu,

guru member sedikit peringatan dan kelas menjadi tenang da

kondusif.36

Dengan demikian yang dimaksud dengan kelas tidak hanya kelas

yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding tempat para siswa

berkumpul bersama untuk mempelajari segala yang disajikan oleh

pengajar, tetapi lebih dari itu kelas merupakan satuan unit kecil siswa yang

berinteraksi dengan guru dalam proses belajar mengajar dengan beragam

keunikan yang dimiliki. Ragam keunikan yang dapat dijumpai dalam kelas

meliputi berbagai macam aspek seperti aspek fisik, psikis, latar keluarga,

bakat, minat, dan lain-lain. seluruh aspek tersebut perlu ditanggapi secara

positif sebagai faktor pemacu dalam mewujudkan situasi dinamis yang

dapat berlangsung dalam kelas. Sehingga segenap siswa diharapkan dapat

tumbuh dan berkembang secara efektif lagi terarah sesuai dengan tugas-

36

Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis; Paradigma Baru Pembelajaran

Menuju Kompetensi Siswa, Kanisius, Yogyakarta, 2007. Hlm. 41-42.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

20

tugas perkembangan mereka.37

Situasi semacam ini bagi mereka akan

mendorong terciptanya kerja sama sekaligus persaingan yang sportif

dalam meraih prestasi belajar.

Hubungan manusiawi yang efektif dapat menjadi motivator belajar

mereka, dan mereupakn faktor pendukung bagi penciptaan linghkungan

yang kondusif bagi pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk itu, tepat

apabila Nawawi menegaskan bahwa kelas yang memiliki hubungan

manusiawi efektif antar sesama murid dan antara murid-murid dengan

gurunya, akan mampu menciptakan perasaan bersatu dan perasaan

kebersamaan. Setiap anak merasa bersatu dengan teman-temannya sekelas,

sehingga berkembang sikap solidaritas yang tinggi antara siswa satu

dengan siswa yang lain. dalam kebersamaan ini siswa memiliki loyalitas

kelompok yang tinggi sebagai kelompok yang berbeda dari kelompok

yang lain. dengan demikian berkembanglah sikap tanggung jawab dalam

melaksanakan kegiatan kelas berupa kegiatan belajar bersama, bekerja dan

bermain bersama.38

Di Indonesia kelas yang ideal sesuai dengan peraturan

bahwa agar pelaksanaan kelas dapat efektif, sebuah kelas terdiri dari antara

30 sampai 40 orang peserta didik. Dengan jumlah ini nampaknya dapat

menimbulkan suasana kelas yang diinginkan.39

Doyle dalam Paul R.

Burden and David M. Byrd, mengungkapkan bahwa:

“Classroom Management refers to the action and strategies

teacher use to maintain order in classroom. Lebih lanjut

diungkapkan Burden dan Byrd bahwa Classroom management

focuses on ways to establish and maintain workable system for

classroom groups, rather than on ways to spot and punish

misbehavior disorders, or capture the attention of individual

student. Order mean that students are performing eithin acceptable

limits the actions necessary for a particular classroom event to be

successful.”

37

Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, TERAS, Yogyakarta, 2009, hlm. 69. 38

Ibid, hlm. 70 39

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif, PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm. 20.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

21

Manajemen pembelajaran (kelas) menunjuk pada kegiatan yang

menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya

proses pembelajaran.40

Bisa dikatakan manajemen pembelajaran atau

manajemen kelas adalah proses pengelolaan dalam kegiatan belajar

mengajar yang dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasianm

pelaksanaan, pengendalian dan penilaian dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan

Manajemen kelas menurut Mulyasa merupakan keterampilan guru

untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan

mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Nawawi

menyatakan bahwa manajemen kelas dapat diartikan sebagai kemampuan

guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan

yang seluas-luasnya pada setiap individu untuk melakukan kegiatan-

kegiatan yang kreatif dan terarah.41

Guru menjadi pusat dalam

pembelajaran di kelas, yang mana juga berperan sebagai pengatur situasi

selama proses pembelajaran, dan guru juga betperan sebagai fasilitator

dalam artian guru menjadi sumber pengetahuan yang berproses di dalam

kelas. Menurut Eggen & Kauchak yang dikutip oleh Nyayu Khodijah

manajemen kelas adalah

“Kombinasi strategi guru dan faktor organisasional kelas yang

membentuk lingkungan belajar yang produktif, yang mencakup

penetapan rutinitas, aturan-aturan sekolah dan kelas, respon guru

terhadap perilaku peserta didik.42

Raka, Joni, dkk, mengemukakan

bahwa manajemen kelas adalah penyediaan kondisi yang oiptimal

agar proses belajar mengajar berlangsung efektif artinya seorang

guru harus menyediakan kiondisi baik fisik maupun

sosioemosional sehinga siswa merasakan nyaman dan aman. Dalam

arti lain; esensi manajemen kelas adalah menyediakan/menciptkan

kondisi fisik, sosioemosional, serta melakukan tindakan korektif

terhadap tingkah laku menyimpang yang akan merusak

kenyamanan dan keamanan belajar mengajar.43

40

Didi Supriadie, Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2012, hlm. 162. 41

Donni Juni Priansa, op.cit, hlm. 74. 42

Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm.

184. 43

Didi Supriadie, Deni Darmawan, op.cit, hlm. 163.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

22

Manajemen kelas yang baik tidak hanya secara kasat mata atau

secara fisik saja akan tetapi juga melalui sosioemosional juga, karena

dalam manajemen kelas juga dibutuhkan sosioemosional supaya dalam

proses pembelajaran baik guru maupun peserta didik sama-sama merasa

nyaman dan aman dalam mencapai tujuan belajar mengajar.

Manajemen kelas memiliki arti penting dalam sebuah proses

pendidikan, dimana dengan adanya manajemen dalam sebuah proses

pembelajaran diharapkan mampu mewujudkan tujuan pembelajaran yang

sudah direncanakan. Sehingga langkah-langkah dalam proses

pembelajaran dimulai dari proses perencanaan, proses organisasi, proses

pelaksanaan, proses pengawasan hingga proses evaluasi mampu

mewujudkan pencapaian tujuan pembelajaran pada umumnya dan

efektifitas belajar bagi peserta didik pada kususnya. Tercapainya sebuah

tujuan pembelajaran tergantung dalam proses manajemennya itu sendiri,

karena manajemen menjadi proses sentral pada pembelajaran. Dengan

manajemen kelas yang baik tentunya juga akan berdampak pada kegiatan

pembelajaran terarah dan amapu menciptakan kondisi pembelajaran yang

optimal.

a. Konsep Dasar Manajemen Kelas

Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan

manajemen, karena itu mudah memberi arti universal yang dapat

diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran para ahli

mendefinisikan manajemen, kebanyakan menyatakan bahwa

manajemen suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau

keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam pelaksanaannya

dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjol

kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan

orang lain.44

manajemen sebagai proses ini tidak bisa berlangsung

44

Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,

Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 106.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

23

tanpa didasari kemampuan maupun keahlian yang dimiliki oleh guru,

karena guru menjadi pusat untuk mengatur kelas.

Konsep dasar yang perlu dicermati dalam manajemen kelas

adalah penempatan individu, kelompok, sekolah dan faktor lingkungan

yang mempengaruhinya.45

Tugas guru seperti mengontrol, mengatur

atau mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan yang kurang tepat

lagi untuk saat ini. Sekarang aktifitas guru yang terpenting adalah

memanaj, mengorganisir dan mengkoordinasikan segala aktifitas

peserta didik menuju tujuan pembelajaran. Mengelola kelas merupakan

keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan,

memahami, mendiagnosis, dan kemampuan bertindak menuju

perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas.

Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas

adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan

selektif dan kreatif.

Manajemen kelas adalah rentetan kegiatan guru untuk

menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif,

yaitu meliputi : tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan

ruangan dan peralatan, dan pengelompokan siswa atau kelompok.46

Untuk menumbuhkan dan mempertahankan bahkan meningkatkan

organisai kelas atau manajemen kelas juga harus didukung dari

beberapa komponen yang ada yaitu guru, peserta didik, lingkungan

kelas dan materi. Jika salah satu komponen tersebut tidak ada, maka

dapat dipastikan manajemen kelas dalam pembelajaran tidak bisa

dijalankan.

b. Tujuan Manajemen Kelas

Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk

meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Adapun kegiatan pengelolaan fisik dan pengelolaan

45

Ibid, hlm. 107. 46

Ibid.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

24

sosio-emosional merupakan bagian dalam pencapaian tujuan

pembelajaran dan belajar peserta didik. Ketercapaian tujuan

pengelolaan kelas seperti dikemukakan oleh A. C. Wraag dapat

dideteksi atau dilihat dari:

1) Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan

yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa. Artinya

perilaku yang diperlihatkan peserta didik seberapa tinggi, sberapa

baik, dan seberapa besar terhadap pola perilaku yang diperlihatkan

guru kepadanya di dalam kelas.

2) Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam

melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya.

Perilaku yang diperlihatkan guru berupa kinerja dan pola perilaku

orang dewasa dalam nilai dan norma balikannya akan berupa

peniruan dan percontohan oleh peserta didik baik atau buruknya

amat bergantung kepada bagaimana perilaku itu diperankan.47

Dalam sebuah kelas yang ideal, harus sudah terdapat sarana

dan prasarana atau fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar.

Fasilitas itu sangat penting artinya bagi siswa guna mempermudah

mereka dalam menguasai suatu materi. Tetapi ada kalanya penggunaan

fasilitas yang semrawut dapat menyebabkan suasana dalam kelas

menjadi tidak kondusif.48

Oleh sebab itu, manajemen kelas diperlukan

untuk mengatur penggunaan fasilitas dengan baik, sehingga hal itu

dapat mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai

dengan fasilitas yang ada.

Tujuan manjemen kelas menurut Dirjen PUOD dan Dirjen

Dikdasmen adalah sebagai berikut:

1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan

belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan

47

Ibid, hlm. 111. 48

Salman Rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas, Diva Press, Jogjakarta, 2011. hlm.

30.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

25

peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal

mungkin.

2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi

terjadinya interaksi pembelajaran.

3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang

mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai

dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam

kelas.

4) Membina dan membimbing peserta didik sesuai dengan latar

belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individual.49

Apabila tujuan dari manajemen kelas sudah tercapai, maka ada

dua kemungkinan yang akan dialami oleh peserta didik sebagai

indikator keberhasilan dari proses manajemen tersebut. Pertama,

sebuah manajemen kelas dapat dikatakan berhasil apabila sesudah itu

setiap peserta didik mampu untuk terus belajar dan bekerja. Siswa

tidak mudah menyerah dan pasif manakala mereka merasa tidak tahu

atau kurang memahami tugas yang harus dikerjakan. Setidaknya, siswa

masih menunjukan semangat dan gairahnya untuk terus mencoba dan

belajar, meski mereka menmghadapi hambatan dan problem yang sulit

sekalipun.

Kedua, sebuah manajemen kelas juga dapat dikatakan berhasil

apabila setiap peserta didik mampu untuk terus melakukan pekerjaan

tanpa membuang-buang waktu dengan percuma.50

Jadi setiap peserta

didik akan bekerja secepatnya supaya ia segera dapat menyelesaikan

tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan membuat peserta didik

mampu menggunakan waktu belajarnya seefektif dan seefisien

mungkin.

c. Pendekatan dalam manajemen kelas

1) Pendekatan Kekuasaan

49

Tim Dosen Dministrasi Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit, hlm. 111. 50

Salman Rusydie, op.cit, hlm. 32.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

26

Pendekatan kekuasaan dalam manajemen kelas dapat

dipahami sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku

peserta didik di dalam kelas. Peranan guru disini adalah untuk

menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.

Kedisiplinan akan menciptakan ketaatan dari peserta didik di

dalam kelas. Kedisiplinan yang diterapkan guru dilandasi oleh

kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati oleh seluruh

individu yang ada di kelas. Dengan demikian fungsi guru sebagai

individu yang berkuasa di dalam kelas perlu dipahami dan

diterapkan dengan baik, agar peserta didik dapat mencapai tujuan

belajar dan pembelajaran dengan baik.

2) Pendekatan Ancaman

Pendekatan ancaman dalam manajemen kelas merupakan

salah satu pendekatan untuk mengontrol perilaku peserta didik di

dalam kelas. Pendekatan ancaman di dalam kelas dapat

diimplementasikan melalui papan larangan, sindiran saat belajar,

dan paksaan kepada peserta didik yang membantah, yang

semuanya ditujukan agar peserta didik mengikuti apa yang

diinstruksikan oleh guru. Peranan guru dalam pendekatan ancaman

di kelas adalah memberikan kesadaran dan efek jera kepada peserta

didik agar ia mampu belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Penerapan pendekatan ancaman di dalam

kelas harus dilakukan secara hati-hati dan perlu juga diterapkan

kriteria ancaman yang diperbolehkan untuk peserta didik.

3) Pendekatan Kebebasan

Pendekatan kebebasan dalam manajemen kelas dipahami

sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik agar merasa

memiliki kebebasanuntuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa

yang dipahami dan ia inginkan, tanpa dibatasi oleh waktu dan

tempat. Peranan guru adalah mengusahakan dengan semaksimal

mungkin bahwa kebebasan peserta didik merupakan prioritas

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

27

dalam proses belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.

Namun demikian, pendekatan kebebasan harus dalam arahan yang

ketat dari guru agar proses belajar yang dilalui sesuai dengan apa

yang diharapka dan ditetpakan dalam tujuan belajar dan

pembelajaran. Selain itu, dalam pendekatan kebebasan belajar dan

pembelajaran dapat dilaksanakan secara fleksibel tanpa harus

dibatasi oleh adanya ruang kelas yang selama ini rutin

dipergunakan.51

4) Pendekatan Resep

Pendekatan resep (cook book) dalam manajemen kelas

dilaksanakan dengan member suatu daftar yang dapat

menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh

dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi

yang terjadi di dalam kelas. Dalam daftar yang telah tersusun

tersebut, dicantumkan tahap demi tahap apa yang harus dilakukan

oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk demi

petunjuk yang ada di dalam resep.

5) Pendekatan Pengajaran

Pendekatan pengajaran dalam manajemen kelas didasarkan

atas suatu anggapan bahwa pengajaran yang baik akan mampu

mencegah munculnya masalah yang disebabkan oleh peserta didik

di dalam kelas.. pendekatan pengajaran akan mampu mendeteksi

masalah yang mungkin akan ditimbulkan oleh perilaku peserta

didik di dalam kelas. Pendekatan pengajaran menganjurkan guru

bertingkah laku sebagai pengajar pembelajaran dalam rangka

mencegah dan menghentikan tingkah laku peserta didik yang

kurang baik di kelas. Peranan guru adalah merencanakan dan

mengimplementasikan pelajaran yang baik sehingga peserta didik

mampu untuk belajar dengan baik di kelas.

51

Euis Karwati. Donni Juni Priansa, op.cit, hlm. 12.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

28

6) Pendekatan Perubahan Tingkah Laku.

Pendekatan perubahan tingkah laku dalam manajemen

kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku

peserta didik di dalam kelas. Peranan guru adalah mengembangkan

tingkah laku peserta didik yang baik, dan mencegah tingkah laku

yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku

(behavior modification approach) ini bertolak dari sudut

pandangan psikologi behaviora. Pendekatan tigkah laku yang baik

atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau

hadiah yang menimbulkan perasaan sengan atau puas. Sebaliknya

tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas

diberi sanksi atu hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak

puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari oleh

peserta didik.52

7) Pendekatan Sosio-Emosional

Pendekatan sosio-emosional dalam manajemen kelas akan

tercapai secara optimal apabila hubungan antar pribadi yang baik

berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan

antara guru dengan peserta didik, serta hubungan antar peserta

didik. Dalam hal ini, guru merupakan kunci dalam pengembangan

hubungan tersebut, oleh karena itu, sudah seharusnya guru

mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan

hubungan antar pribadi dikelas, baik antara guru dengan peserta

didik maupun antar peserta didik. Untuk terciptanya hubungan

guru dengan peserta didik yang positif, sikap mengerti dan sikap

mengayomi dari guru terhadap peserta didik sangat diperlukan.

Sedangkan untuk terciptanya hubungan yang harmonis antar

pesreta didik, maka setiap peserta didik perlu diberikan

pemahaman tentang pentingnya saling memahami, menghargai dan

saling bekerja sama antar peserta didik. Dalam tatanan yang lebih

52

ibid. hlm. 13.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

29

teknis, hal tersebut bisa dilakukan melalui pembentukan kelompok

belajar yang komposisi peserta didiknya berubah ubah sesuai

materi pelajaran yang diberikan, sehingga setiap peserta didik

meiliki kesempatan yang ama untuk saling mengenal temannya.

8) Pendekatan Kerja Kelompok

Pendekatan kerja kelompok dalam manajemen kelas

memandang peran guru sebagai pencipta terbentuknya kelompok

belajar yang ada di kelas. Kelompok belajar tersebut membutuhkan

keterampilan guru untuk mmenerapkan strategi dalam menciptkan

kelompok belajar yang produktif dan efektif. Selain itu, guru perlu

mengembangkan kondisi kelompok belajar yang tetap produktif

dalam mengikuti setiap proses belajar dan pembelajaran yang

dilaksanakan di kelas. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru

harus dapat mempertahankan semngat yang tinggi, mengatasi

konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.53

9) Pendekatan Elektis atau Pluralistis

Pendekatan elektis atau disebut juga pendekatan pluralistis,

yaitu pengelolaan kelas dengan menggunakan berbagai pendekatan

yang memiliki potensi menciptakan proses belajar-mengajar agar

dapat berjalan secara efektif dan efisien. Guru memilih dan

menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan

kemampuan dan selama maksud dari penggunaanya untuk

pengelolaan kelas di sini dalah suatu set (rumpun kegiatan guru

untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang

memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara

efektif dan efisien.54

d. Fungsi manajemen kelas

Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan implementasi

dari fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh

53

Ibid. hlm. 14. 54

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar-Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm.

206.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

30

guru untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secar efektif.

Berikut ini disajikan fungsi manajemen kelas sebagai berikut:

1) Fungsi Perencanaan Kelas

Merencanakan adalah membuat suatu target yang ingin

dicapai atau diraih di masa depan. Dalam kaitannya dengan kelas,

merencanakan merupakan sebuah proses untuk memikirkan dan

menetapkan secara matanag tentang arah, tujuan, tindakan, sumber

daya, sekaligus metode atau teknik yang tepat untuk digunakan

guru di dalam kelas. Perencanaan kelas sangat penting bagi guru

karena berfungsi untuk:

a) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai di dalam

kelas

b) Menetapkan aturan yang harus diikuti agar tujuan kelas dapat

tercapai dengan efektif

c) Memberikan tanggung jawab secara individu kepada peserta

didik yang ada di kelas

d) Memperhatikan serta memonitor berbagai aktivitas yang ada di

kelas agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2) Fungsi Pengorganisasian Kelas

Setelah mendapat kepastian tentang arah, tujaun, tindakan,

sumber daya, sekaligus metode atau teknik yang tepat untuk

digunakan, lebih lanjut lagi guru melakukan upaya

pengorganisasian agar rencana tersebut dapat berlangsung dengan

sukses. Dalam kaitannya dengan kelas, mengorganisasikan berarti:

a) Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan kelas

b) Merancang dan mengembangkan kelompok belajar yang berisi

peserta didik dengan kemampuan yang bervariasi

c) Menugaskan peserta didik atau kelompok belajar dalam suatu

tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

31

d) Mendelegasikan wewenang pengelolaan kelas kepada peserta

didik.55

3) Fungsi Kepemimpinan Kelas

Kepemimpinan efektif di ruang kelas merupakan bagian

dari tangggung jawab guru di dalam kelas. Dalam hal ini, guru

memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan membimbing peserta

didik untuk dapat melaksanakan proses belajar dan pembelajaran

yang efektif sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran. Selain

itu, guru harus mampu memberikan keteladanan yang baik bagi

peserta didik sehingga peserta didik akan mengikuti apa yang

dilakuka guru. Dalam kepemimpinan, guru perlu menjaga wibawa

dan kredibilitas, dengan tanpa mengabaikan kemampuan fleksibel

dan adaptif dengan kebutuhan peserta didik.

Tabel 2.1

4) Fungsi Pengendalian Kelas

Mengendalikan kelas bukan merupakan perkara yang

mudah, karena di dalam kelas terdapat berbagai macam peserta

didik yang memiliki karakteristik yang berbeda. Kegiatan di dalam

kelas dimonitor, dicatat, dan kkemudian dievaluasi agar dapat

dideteksi apa yang kurang serta dpat direnungkan kira-kira apa

55

Euis Karwati. Donni Juni Priansa, op.cit, hlm. 21.

Perencanaan Kelas

Pengorganisasian Kelas

Kepemimpinan Kelas

Pengendalian Kelas

Fungsi

Manajerial

dalam

Manajemen

Kelas

Efektivitas

dan

Efisiensi

Manajemen

Kelas

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

32

yang perlu diperbaiki. Pengendalian merupakan proses untuk

memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai denga aktivitas

yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan

beberapa elemen, yaitu:

a) Menetapkan standar penampilan kelas

b) Menyediakan alat ukur standar penampilan kelas

c) Membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah

ditetapkan di kelas

d) Mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan-

penyimpangan yang tidak sesuai dengan tujuan kelas.56

e. Kegiatan utama manajemen kelas

Manajemen kelas merupakan proses pemberdayaan sumber

daya yang ada di dalam kelas, sehingga memberikan kontribusi dalam

pencapaian efektivitas pembelajaran. Sebagai sebuah proses, maka

dalam pelaksanaannya manajemen kelas memiliki berbagai kegiatan

yang harus dilakukan. Dalam manajemen kelas, guru melakukan

sebuah proses atau tahapan kegiatan yang mulai dari merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi, sehingga apa yang dilakukannya

merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling terkait. Kegiatan

manajemen kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri

dari:

1) Pengaturan Peserta Didik

Peserta didik adalah orang yang melakukan aktivitas dan

kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai objek dan arena

perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka

peserta didik bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai

subyek. Artinya peserta didik bukan barang atau objek yang hanya

dikenai akan tetapi juga merupakan objek yang memiliki potensi

dan pilihan untuk bergerak.

56

Ibid, hlm. 22-23.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

33

Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan

tidak sembarang, artinya dalam hal ini fugsi guru tetap memiliki

proporsi yang besar untuk dapat membimbing., mengarahkan serta

memandu setiap aktivitas yang harus dilakukan peserta didik.57

Oleh karena itu pengaturan orang atau peserta didik adalah

bagaimana mengatur dan menempatkan peserta didik dalam kelas

sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan

emosionalnya. Peserta didik diberikan kesempatan untuk

memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan

keinginannya.

2) Pengaturan Fasilitas

Aktivitas yang dilakukan guru maupun peserta didik di

dalam kelas sangat dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik

lingkungan kelas. Oleh karena itu, ligkungan fisik kelas berupa

sarana dan prasarana kelas harus dapat mempengaruhi dan

mendukung interaksi yang terjadi diruang kelas, sehingga

harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik, dari

permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa

belajar mengajar. Kriteria minimal yang perlu diciptakan dikelas

adalah aman, memiliki nilai estetis, bersih, sehat, dan nyaman,

selain itu adalah bahwa fasilitas yang ada di kelas dapat diatur

dengan baik sehingga dapat memiliki nilai guna yang optimal.

Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan

efektivitas belajar peserta didik sehingga peserta didik merasa

senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik. Pengaturan

peserta didik dan fasilitas kelaas dapat dilihat dalam gambar.58

Tabel 2.2

57

Ibid, hlm. 23. 58

Ibid, hlm. 24.

Kegiatan dalam

Manajemen

Kelas

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

34

Tim Dosen Jurusan Adapun kegiatan yang lebih terperinci yang

perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas adalah sebagai berikut:

1) Mengecek kehadiran siswa. Siswa dilihat keberadaannya satu

persatu terutama diarahkan untuk melihat kesiapannya dalam

mengikuti proses brlajar mengajar, kesiapan secara fisik terutama

mental karena dengan perhatian dari awal akan memberikan

dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam

kelas dengan baik.

2) Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil

pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang sudah hendakya dengan cepat

dikumpulkan dan diberikan komentar singkat sehingga rasa

penghargaan yang tinggi dapat memberikan motivasi atas kerja

yang sudah dilakukan.

3) Pendistribusian bahan dan alat. Apabila ada alat dan bahan belajar

yang harus didistribusikan maka secara adil dan proporsional setiap

siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktik atau

menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.

4) Mengumpulkan informasi dari siswa. Banyak informasi yang

berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yang dapat diperoleh

dari siswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa

Pengaturan Peserta Didik

(Kondisi Emosional)

Tingkah laku

Kedisiplinan

Minat/perhatian

Gairah belajar

Dinamika kelompok

Pengaturan Fasilitas

(Kondisi Fisik)

Ventilasi

Pencahayaan

Kenyamanan

Letak duduk

Penempatan peserta didik

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

35

maupun berkaitan dengan pekerjan-pekerjaan siswa yang sudah

harus dikerjakan.

5) Mencatat data. Data-data dari siswa baik secara perorangan

maupun kelompok yang menyangkut individu maupun pekerjaan

sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam

memberikan evaluasi akhir terhadap hasil pekerjaan siswa.

6) Pemeliharaan arsip. Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas

disimpan dan ditata dengan rapih dan dipelihara sebagai tanggung

jawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi

guru maupun siswa.

7) Menyampaikan materi pelajaran. Tugas utama guru adalah

memberikan informasi tentang bahan belajar yang harus dilakukan

siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan

informasi yang ada dalam kelas.

8) Memberikan tugas/PR. Penugasan adalah proses memberikan

tanggung jawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara

mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara mandiri.59

f. Faktor-faktor dalam manajemen kelas

Keberhasilan manajemen kelas dalam memberikan dukungan

terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, dipengaruhi oleh berbagai

faktor, antara lain:

1) Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting

terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang

menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung

meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai

pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.

Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:60

a) Ruangan Tempat Berlangsungnya Proses Belajar Mengajar

59

Diding Nurdin¸Pengelolaan Pendidikan dan Teori Menuju Implementasi, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2015, hlm. 240.

60

Euis Karwati. Donni Juni Priansa, op.cit, hlm. 28.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

36

Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua peseta

didik bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan, dan saling

mengganggu pada saat melaksanakan aktivitas belajar. Besarnya

ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah peserta

didik yang melakukan kegiatan, jika ruangan tersebut

mempergunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai

nilai pendidikan.

b) Pengaturan Tempat Duduk

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah

memungkinkan terjadinya tatap muka, dengn demikian guru dapat

mengontrol tingkah laku peserta didik. Pengaturan tempat duduk

akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.

c) Ventilasi dan Pengaturan Cahaya

Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit

mengatur karena sudah ada) adalah asset penting untuk terciptanya

suasana belajar yang nyaman oleh karena itu, ventilasi harus cukup

menjamin kesehatan peserta didik.

d) Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang

Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus

yang mudah dicapai kalau segara diperlukan dan akan diperlukan

bagi kepentingan belajar. Barang-batang yang karena nilai

praktisnya tinggi dan daoat disimpan di ruang kelas seperti buku

pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya,

hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu gerak kegiatan peserta didik.61

2) Kondisi Sosio-Emosional

a) Tipe Kepemimpinan

Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai

suasana emosional di dalam kelas. Apakah guru melaksanakan

61

Ibid, hlm. 29.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

37

kepemimpinannya dengan demokratis, otoriteratau adaftif.

Kesemuanya itu memberikan dampak kepada peserta didik.

b) Sikap Guru

Sikap guru dalam menghadapi peserta didik yang

melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap

bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku peserta

didik akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci,

bencilah tingah lakunya, bukan membenci peserta didiknya.

Terimalah peserta didik dengan hangat sehingga ia insyaf akan

kesalahannya. Berlakulah adil dalam bertindak. Ciptakan kondisi

yang menyebabkan peserta didik sadar akan kesalahannya sehingga

ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya.

c) Suara Guru

Suara guru, walaupun bukan faktor yang besar, turut

mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Suara yang

melingking tinggi atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah

sehingga tidak terdengar oleh peserta didik akan mengakibatkan

suasana gaduh, bisa jadi membosankan sehingga pelajaran

cenderung tidak diperhatikan.62

d) Pembinaan Hubungan Baik

Pembinaan hubungan baik antara guru dan peserta didik

dalam masalah pengelolaan kelas adalah hal yang sangat penting.

Dengan terciptanya hubungan bak guru-peserta didik diharapkan

peserta didik senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat,

bersikap optimistik, realistik dalam kegiatan belajar yang sedang

dilakukannya serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.

3) Kondisi Organisasional

Secara umum faktor kondisi organisasional yang mempengaruhi

pengelolaan kelas dibagi dua golongan, yaitu:

a) Faktor Internal Peserta didik

62

Ibid, hlm. 30.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

38

Berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku.

Kepribadian peserta didik dengan ciri-ciri khasnya masing-masing,

menyebabkan peserta didik berbeda dari peserta didik yang lainnya

secara individual. perbedaan secara individual ini dilihat dari segi

aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual dan psikologis.63

b) Faktor Eksternal Peserta didik

Berkaitan dengan masalah suasana lingkungan belajar,

penempatan peserta didik, pengelompokan peserta didik, jumlah

peserta didik dan sebagainya. Masalah jumlah peserta didik akan

mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah peserta didik di

dalam kelas, akan cenderung lebih mudah munculnya konflik yang

menyebabkan ketidaknyamanan, begitupun sebaliknya.64

g. Komponen-Komponen Ketrampilan Manajemen Kelas

Komponen-komponen ketrampilan manajemen kelas pada

umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu ketrampilan yang

berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar

yang optimal (bersifat preventif) dan ketrampilan yang berhubungan

dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Masing-masing

dijelaskan sebagai berikut:

1) Ketrampilan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar

a) Menunjukkan Sikap Tanggap

Guru memperlihatkan sikap positif terhadap setiap perilaku

yang muncul dari peserta didik dan memberikan berbagai

tanggapan secara proporsional terhadap perilaku tersebut, dengan

maksud tidak menyudutkan kondisi peserta didik, perasaan

tertekan dan memunculkan perilaku susulan yang kurang baik.

b) Membagi Perhatian

Kelas diisi oleh peserta didik yang bervariasi, akan tetapi

sejumlah peserta didik memiliki keterbatasan tertentu yang

63

Ibid, hlm. 31.

64

Ibid, hlm. 32.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

39

membutuhkan perhatian khusus dari guru. Namun demikian,

perhatian guru tidak hanya berfokus pada satu peserta didik atau

satu kelompok tertentu saja yang dapat menimbulkan

kecemburuan, perhatian guru harus terbagi dengan merata kepada

setiap peserta didik yang ada di dalam kelas.

c) Memusatkan Perhatian Kelompok

Munculnya kelompok informasi di kelas, atau

pengelompokan karena disengaja oleh guru dalam kepentingan

pembelajaran membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan

mengarahkan perilakunya, terutama ketika kelompok perhatiannya

harus terpusat pada tugas yang harus diselesaikan.

d) Memberikan Petunjuk dengan Jelas

Untuk mengarahkan kelompok pada pusat perhatian seperti

dijelaskna sebelumnya, serta untuk memudahkan peserta didik

menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya, maka tugas guru

adalah menyampaikan stiap pelaksanaan tugas-tugas tersebut

sebagai petunjuk pelaksanaan yang harus dilaksanakan peserta

didik secara bertahap dan jelas.

e) Mengatur

Permasalahan bisa terjadi dalam hubungan yang terbangun

baik antar peserta didik, maupun antara guru dengan peserta didik.

Permasalahan dalam hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks

pembelajaran,sehingga guru sebagai pemegang kendali kelas harus

mampu memberikan teguran yang sesuai dengan beban

permasalahan yang terjadi serta menyesuaikan dengan tugas dan

perkembangan peserta didi. Teguran yang disampaikan guru

kepada peserta didik tidak memberikan efek penyerta yang dapat

menimbulkan ketakutan bagi peserta didik, namun memberikan

kesadaran kepada peserta didik tentang masalah yang terjadi.

f) Memberikan Penguatan

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

40

Penguatan merupakan upaya yang diarahkan guru agar

prestasi dan perilaku yang baik dapat dipertahankan oleh peserta

didik atau bahkan mungkin ditingkatkan dan dapat ditularkan

kepada peserta didik lainnya. Penguatan yang dimaksudkan dapat

berupa pemberian hadiah (reward) yang bersifat moril maupun

metriil namun tidak berlebihan.65

2) Ketrampilan Pengendalian Kondisi Belajar

a) Memodifikasi Tingkah Laku

Modifikasi tingkah laku adalah menyesuaikan bentuk-

bentuk tingkah laku ke dalam tuntutan kegiatan pembelajaran

sehingga tidak muncul prototype pada diri peserta didik tentang

peniruan perilaku yang kurang baik.

b) Pengelolaan Kelompok

Kelompok belajar dikelas merupakan bagian dari

pencapaian tujuan pembelajaran dan strategi yang diterapkan oleh

guru. Kelompok juga bisa muncul secara informal seperti teman

bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan lain-lain.

Untuk kelancaran pembelajaran dan pencapaian tujuan

pembelajaran, maka kelompk yang ada di kelas itu harus di kelola

dengan baik oleh guru.

c) Menemukan dan Memecahkan Tingkah Laku yang

Menimbulkan Masalah

Permasalahan memiliki sifat akan selalu ada (perennial)

dan memberikan efek berkelanjutan (nurturan effect), oleh karena

itu permasalahan akan muncul di dalam kelas, yang berkaitan

dengan interaksi dan akan diikuti oleh dampak pengiring yang

beasar bila tidak diselesaikan secepatnya. Guru harus dapat

mendeteksi permasalahan yeng muncul serta secepatnya mempu

65

Euis Karwati. Donni Juni Priansa, op.cit, hlm. 33.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

41

mengambil langkah-langkah penyelesaian, sehingga permasalahan

akan cepat teratasi.66

3. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Sabilul Ulum

a. Pengertian pembelajaran

Istilah “pembelajaran” (instruction) itu menunjukkan pada

usaha siswa mempelajarai bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan

guru.67

Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi dan aliran

holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.

Selain itu istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi

yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala

sesuatu lewat berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak,

program televisi, gambar, audio, sehingga semua itu mendorong

terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar

mengajar, dari gruru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai

fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan

Gagne bahwa:

“Instruction is a set of event that effect learners in such a way

that learning is facilitated”.

Karenanya, menurutnya mengajar atau teaching merupakan

bagian dari pembelajaran (instruction), di mana peran guru lebih

ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen

berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau

dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.68

Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori,

kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal

inilah yang terjadi ketika seseorang sedang belajar, dan kondidi

66

Ibid, hlm. 34. 67

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008,

hlm. 216. 68

Hamruni, Strategi Pembelajaran, Insan Madani, Yogyakarta, 2012, hlm. 43.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

42

ininjuga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena belajar

merupakan proses alamiah setiap orang. Wenger mengatakan bahwa:

“Pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh

seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain.

pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan

oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi di

mana saja dan pada level yang berbeda-beda secara individual,

kolektif, ataupun sosial”.69

Saylor dalam Mulyasa mengatakan bahwa:

“Istruction is thus the implementation of curriculum plan,

usually, bur not necessarily, involving teaching in the tense of

student, teacher interaction in an educational setting”.70

Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta

didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan

diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku

khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang

hayat dan mewujudkan masyarakat belajar.71

Kesimpulan dari definisi pembelajaran adalah suatu proses

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan

perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal

ini pembelajaran dilakukan sengaja oleh pendidik untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan

sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik

dapat melakukan kegiatan belajar dan memperoleh hasil optimal

seperti dalam perubahan perilaku.72

Dalam istilah pembelajaran, siswa diposisikan sebagai subjek

belajar yang memegang peranan yang utama, sehingga dalam setting

prose belajar mengajar siswa dituntut beraktivitas secara penuh,

69

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2014, hlm. 2. 70

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2014, hlm. 100. 71

Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 215. 72

Nini Subini, Psikologi Pembelajaran,Mentari Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 8.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

43

bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan

demikian, kalau dalam istilah pengajaran atau teaching menempatkan

guru sebagai pamern utama dalam memberikan informasi, maka dalam

instruction guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, memanage

berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa.73

b. Pengertian Al-Qur’an Hadits

Ditinjau dari segi bahasa, secara umum dikettahui bahwa kata

al-qur‟an (القرآى) berasal dari kata qara‟a (قرأ) yang bersinonim dengan

kata al-jam‟u (الجوع) dan al-dlammu ( yang berarti (الضن

mengumpulkan atau kumpulan. Maka menurut Manna‟ Qathan, kata

qur‟an pada dasarnya bisa diartikan sebagai mengumpulkan huruf-

huruf dan kata-kata (alfadh) dalam suatu bacaan secara baik.74

Menurut Al-Lihyani lafadz al-Qur‟an ditulis dengan hurf hamzah di

tengahnya berdasarkan pola kata gufron dan merupakan pecahan

(Musytaq). Lafadz al-Qur‟an digunakan untuk menamai sesuatu yang

dibaca, yakni objek, dalam bentuk mashdar. Dari pendapat tersebut

sesuai dengan firman Allah SWT sebagai berikut:

وق رءان ن جع علي (٧١)إ ف تبع ق رءا ن (٧١)فإذا ق رأ ن “Sesungguhnya Kami-lah yang bertanggung jawab

mengumpulkan (dalam dadamu) dan membacakannya (pada

lidahmu). Maka apabila Kami telah menyempurnakan

bacaannya (kepadamu, dengan perantaraan jibril), maka

bacalah menurut bacaannya itu.” (Al-Qiyamah: 17-18).75

Menurut makna yang terkandung dari ayat diatas Qur‟an itu

diartikan sebagai bacaan, yakni kalam Allah yang dibaca dengan

berulang-ulang. Ayat-ayat tadi juga menjadi dalil bahwa kata Al-

Qur‟an itu sendiri adalah kalam Allah.

Adapun definisi Al-Qur‟an secara istilah (terminologi),

menurut Ali Ash-shabuni al-Qur‟an adalah kalam Allah yang bernilai

73

Hamruni, op.cit, hlm. 44. 74

M. Syakur Sf, „Ulum Al-Qur‟an, FAI Universitas Wahid Hasyim, Semarang, 2001, hlm.

1. 75

Nur kHolis, Pengantar Studi Al-Qur‟an Dan Hadits, TERAS, Yogyakarta, 2008, hlm. 24.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

44

mu‟jizat yang diturunkan kepada nabi terakhir (Khatam al-anbiya‟)

dengan perantara malaikat jibril as. yang tertulis pada mushhaf,

diriwayatkan secara mutawatir, dan bacaannya termasuk ibadah, yang

diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas.76

Menurut Safi‟ Hasan Abu Thalib al-Qur‟an adalah wahyu yang

diturunkan dengan lafadz Bahasa Arab dan maknannya dari Allah

SWT melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad

SAW, ia merupakan dasar dan sumber utama bagi syari‟at. Seperti

firman Allah SWT:

ل ق رءنن عربين لعلكم ت ع انن ان زل“Sesungguhnya telah diturunkannya berupa Al-Qur‟an

dengan bebahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (Q.S.

Yusuf : 2).77

Sedangkan menurut Zakaria al-Birri yang dikutip oleh Nur

Kholis, al-Qur‟an adalah kalam Allah SWT , yang diturunkan kepada

Rosul-Nya Muhammad SAW dengan lafadz bahasa Arab dinukil

secara mutawatir dan tertulis pada lembaran-lembaran mushaf. Al-

Ghazali menjelaskan al-Qur‟an adalah firman Allah SWT. Dari ketiga

definisi di atas, pada dasarnya mengacu pada maksud yang sama.

Definisi pertama dan kedua sama-sama menyebut bahwa al-Qur‟an

adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

dengan menggunakan bahasa Arab. Adapun bedanya dengan definisi

kedua lebih menegaskan bahwa al-Qur‟an dinukil secara mutawatir.

Adapun definisi ketiga, yang dikemukakan oleh al-Ghazali ternyata

hanya menyebutkan bahwa al-Qur‟an merupakan firman Allah SWT,

aka tetapi al-Ghazali dalam uraian selanjutnya menyebutkan bahwa al-

76

M. Syakur Sf, op.cit, hlm 6.

77

Nur Kholis, op.cit, hlm. 24

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

45

Qur‟an bukanlah perkataan Rosulullah, beliau hanya berfungsi sebagai

orang yang menyampaikan apa yang diterima dari Allah SWT.78

Drs. H. Basrah Lubis yang dikutip oleh Nur Kholis

menyatakan bahwa al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat jibril as. dan

sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Paara ahli kalam member

batasan al-Qur‟an dengan menyatakan bahwa al-Qur‟an adalah kalam

azali yang menetap pada zat Allah yang sebantiasa bergerak (tak

pernah diam) dan tak pernah ditimpa musibah. Sedangkan menurut

ikhtisar penulis, al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad SAW sebagai rosul terakhir di akhir zaman (ada

yang) melalui malaikat jibril as. yang dalam bentuknya sekarang

termaktub dengan jelas dalam Mushhaf „Usmani dengan menggunakan

bahasa Arab, keseluruhannya merupakan mu‟jizat, yang sampai pada

kita selaku umatnya dengan jalan mutawatir, jika dibaca maka

bacaannya dinilai ibadah, baik alam shalat maupun lainnya, dan

dihukum kafir orang yang mengingkarinya. Dengan demikian secara

sederhana apat dirumuskan bahwa cirri al-Qur‟an adalah kalam Allah

(للا كالم) , diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ( دعلىالونزل هحو ),

dengan (tidak semua) perantara malaikat jibril (جبريل ,(واسطت

menggunakan (sesuai) bahasa Arab ( عربيلواى ), merupakan mu‟jjizat

) bacaannya bernilai ibadah ,(الوعجزة) بتالوتهالوتعبد ) dan berdasarkan

riwayat mutawatir (الوتوتراة).79

Dengan memerrhatikan beberapa definisi di atas maka kita

pun telah sampai pada pemahaman bahwa kalam Allah yang

diturunkan kepada para nabi selain Nabi Muhammad SAW tidak dapat

disebut sebagai al-Qur;an. Begitu pula firman (kalam) yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW tetapi membacanya tidak termasuk

78

Ibid, hlm. 25.

79

Ibid, hlm. 7.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

46

kategori ibadah adalah bukan al-Qur‟an, tetapi hanya disebut dengan

Hadits Qudsi.

Menurut Ibn Manzhur, hadits berasal dari bahasa Arab, yaitu

dari kata al-hadits, jamaknya: al-ahadits dan al-hudtsan. Secara

etimologis, kata ini memiliki banyak arti, diantaranya: aljadid (yang

baru), lawan dari al-qadim (yang lama), dan al-khabar, yang berarti

kabar atau berita. Penjelasan Ibn Manzhur ini dinyatakan pula oleh

Mahmud Yunus, yang menyatakan bahwa kata al-hadits sekurang-

kurangnya mempunyai dua pengertian: jadid (baru), lawan kata qadim,

amaknya hidats dan hudatsa; khabar, berita atau riwayat, jamaknya

ahadits, hidtsan, dan hudtsan.

Secara terminologis, hadits dirumuskan dalam pengertian

yang berbeda-beda diantara para ulama. Perbedaan-perbedaan

pandangan itu lebih disebabkan oleh terbatas dan luasnya objek

tinjauan masing-masing yang tentu saja mengandung kecenderungan

pada aliran ilmu yang didalamnya. Ulama hadits mendefinisikan hadits

sebagai segala sesuatu yang diberritakan dari Nabi SAW, baik berupa

sabda perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi. Menurut

istilah ahli ushul fiqh, pengertian hadits ialah:80

ل ل من صدر عن اليب صلى الل علي و . رأ ر ال م غي “Hadits yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi

SAW, selain Al-Qur‟an Al-Karim, baik berupa perkataan,

perbuatan maupun taqrir Nabi yan bersangkutpaut dengan

hukum syara”.

Adapun menurut istilah para fuqaha, hadits adalah segala sesuatu yang

ditetapkan Nabi SAW yang tidak bersangkut paut dengan maslah-

masalah faedhu atau wajib.

Apabila ditinjau dari segi bentuknya, Ibn As-Subki

menyatakan hadits addalah segala sabda dan perbuatan Nabi

Muhammad SAW. Ibn As-Subki tidak memasukan taqrir Nabi sebagi

80

Badri Khaeruman, Ulum Al-Hadits, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm. 60.

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

47

bagian dari rumusan definisi hadits. Alasannya, taqrir telah tercakup

dalam af‟al, yakni segala perbuatan. Apabila kata taqrir dinyatakan

secar eksplisit, rumusan definisi akan menjadi ghair mani‟, yakni tidak

terhindar dari sesuatu yang tidak didefinisikan.81

Oleh Karena itu, definisi hadits yang dikemukakan oleh ahli

ushul yang hanya mencakup aspek hukum dari beberapa aspek hal

ihwal Nabi SAW, penggunaanya terbatas dalam lingkup pemvicaraan

tentang hadits sebagai sumber tasyri‟. Adapun definisi yang

dikemukakan oleh ahli hadits mencakup hal-hal yang bersifat lebih

luas.82

Jadi dari pengertian Al-Qur‟an dan Hadits di atas dapat

disimpilkan mengenai pengertian atau maksud dari mata pelajaran Al-

Qur‟an Hadits menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan

penanaman nilai-nilai Al-Qur‟an dan Hadits pada peserta didik sebagai

petunjuk dan pedoman dalam seluruh kehidupannya.

B. Penelitian Terdahulu

Berikut ini beberapa studi penelitian yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya yang relevan dengan peneliti ini, diantaranya yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan oleh Asep Aristiwibowo tahun 2012 yang

berjudul “Efektivitas Manajemen Pengelolaan Kelas Dalam Upaya

Mencapai KKM Mata Pelajaran SKI Pelajaran SKI Kelas VII Di

Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Undaan Kidul Undaan

Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012”., menjelaskan mengenai

manajemen kelas yang terjadi pada proses pembelajaran yang lebih

dikhususkan pada mata pelajaran SKI di kelas VII, dan pada penelitian

ini juga diharapkan mengetahui efektivitas manajemen kelas yang

81

Ibid, hlm. 61.

82

Ibid, hlm. 64.

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

48

terjadi di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Undaan Kidul

Undaan Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012.83

2. Penelitian ini dilakukan oleh Muhammad Arif Mustofa tahun 2011

yang berjudul “Manajemen Sekolah Dalam Pelaksanaan Kurikulum

KTSP (Studi Kasus Di MTs Asy‟ariyyah Tajungsari Tlogowungu

Pati”., menjelaskan manajemen sekolah dalam melaksanakan

kurikulum KTSP, kemudian juga mengetahui proses manajemen

sekolah di MTs Asy‟ariyyah Tajungsari Tlogowungu Pati. Pada

penelitian ini juga mengharapkan mengetahui faktor-faktor yang

menjadi pendukung maupun penghambat dalam melaksanakan

kurikulum KTSP.84

Dari penelitian sebelumnya memiliki persamaan dan perbedaan

dengan judul yang ditulis oleh peneliti, dari judul tersebut memliki

persamaan pada jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah

penelitian kualitatif kemudian dalam pengolahan datanya sama-sama

menggunakan analisis data deskriptif serta pembahasan penelitian yang

pertama ada kesamaan mengenai manajemen kelas dalam proses

pembelajaran. Sedangkan perbedaan yang terapat dari judul

sebelumnya dengan judul peneliti terdapat pada fokus penelitian

terdahulu tersebut yang pertama di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul

Muslimin Undaan Kidul Undaan Kudus, sementara Fokus penelitian

ini adalah tentang manajemen kelas dalam pembelajaran yang

diadakan di MA Sabilul Ulum Desa Mayonglor Kecamatan Mayong

Kabupaten Jepara dan memfokuskan pada proses pembelajaran yang

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kajian yang akan

dibahas dalam penelitian ini yang kedua proses manajemen kelas pada

pembelajaran mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits yang mana bertujuan

83

Asep Aristiwibowo, Skripsi Efektivitas Manajemen Pengelolaan Kelas Dalam Upaya

Mencapai KKM Mata Pelajaran SKI Pelajaran SKI Kelas VII Di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul

Muslimin Undaan Kidul Undaan Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012, STAIN Kudus, Kudus, 2012. 84

Muhammad Arif Mustofa, Skripsi Manajemen Sekolah Dalam Pelaksanaan Kurikulum

KTSP (Studi Kasus Di MTs Asy‟ariyyah Tajungsari Tlogowungu Pati, STAIN Kudus, Kudus, 2011.

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KELAS PADA …eprints.stainkudus.ac.id/96/5/5 BAB II.pdf · hakikat manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata

49

untuk meningkatkan hasil beajar siswa. Dan ini berbeda dengan

penelitian terdahulu yang kedua yang membahas manajemen sekolah

dalam merealisasikan kurikulum KTSP.

C. Kerangka Berfikir

Proses penyampaikan suatu materi pembelajaran perlu adanya

manajemen kelas, agar pembelajaran dapat berjalan sesuai yang

diharapkan, serta mampu mengembangkan hasil belajar. Guru berusaha

untuk mengatur agar proses pembelajaran dapat berjalan secara sistematis.

Usaha itu mengarah pada persiapan belajar, penyiapan sarana dan alat

peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi proses

pembelajaran, dan pengaturan waktu, sehingga proses pembelajaran

berjalan dengan baik dan tujuan kurikulum dapat tercapai.

Guru harus mampu melaksanakan kelas agar apa yang akan

disampaikan dalam proses pembelajaran dapat terealisasikan sesuai

dengan yang telah direncanakan. Dan dengan adanya manajemen kelas

pada proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Al-Qur‟an ini

diharapkan mampu meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

Dalam pelaksanaan manajemen kelas khususnya pada mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadits guru tidak hanya bisa mengandalkan

kemampuan secara pribadi saja, meskipun seorang guru harus mempunyai

kemampuan yang istimewa supaya mampu memaksimalkan manajemen

kelas. Selain guru, peserta didik juga ikut andil dalam keberhasilan

manajemen kelas karena peserta didik jika mampu mengikuti alur yang

diberikan oleh seorang guru itu akan menuntun kepada sebuah

keberhasilan dalam manajemen kelas, jika sebaliknya peserta didik kontra

atau tidak menginginkan sesuai alur guru, bisa ditebak manajemen

kelasnya tidak berhasil dan belum sesuai dengan harapan yang sudah

direncanakan sebelumnya. Komponen yang lain juga ikut andil dalam

penentuan keberhasilan manajemen kelas selain ada guru dan peserta

didik, ada juga lingkungan kelas dan fisik kelas.