BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …repository.unpas.ac.id/12223/4/BAB II.pdf ·...

27
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Cadangan Devisa Cadangan devisa (foreign exchange reserves) adalah simpanan mata uang asing oleh bank sentral atau otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan. Menurut Rachbini (2000:113), cadangan devisa adalah alat pembayaran luar negeri yang antara lain berupa emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya dalam valuta asing kepada pihak luar negeri. Secara teoritis, cadangandevisa adalah aset eksternal yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Likuid 2. Dalam denominasi mata uang asing utama 3. Dibawah kontrol otoritas moneter 4. Dapat dengan segera digunakan untuk penyelesaian transaksi internasional. Cadangan devisa meliputi emas moneter (monetary gold), hak tarik khusus (Special Drawing Rights), posisi cadangan di IMF (International Monetary

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …repository.unpas.ac.id/12223/4/BAB II.pdf ·...

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Cadangan Devisa

Cadangan devisa (foreign exchange reserves) adalah simpanan mata uang

asing oleh bank sentral atau otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank

sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency)

seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu

mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di

bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan. Menurut Rachbini

(2000:113), cadangan devisa adalah alat pembayaran luar negeri yang antara lain

berupa emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya dalam valuta asing kepada

pihak luar negeri.

Secara teoritis, cadangandevisa adalah aset eksternal yang memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Likuid

2. Dalam denominasi mata uang asing utama

3. Dibawah kontrol otoritas moneter

4. Dapat dengan segera digunakan untuk penyelesaian transaksi

internasional.

Cadangan devisa meliputi emas moneter (monetary gold), hak tarik khusus

(Special Drawing Rights), posisi cadangan di IMF (International Monetary

12

Fund), cadangan dalam valuta asing (foreign exchange), dan tagihan lainnya

(other claims). Yang menjadi sumber cadangan devisa tersebut tentunya sumber

daya alam yang melimpahruah dan yang dapat diperdagangkan ke luar negeri.

Sumber daya alam yang dimaksud seperti kopi, minyak, gas, karet, kayu, emas,

dan lain-lain.

Neraca pembayaran adalah segala transaksi yang dilakukan oleh suatu

negara dalam hubungan ekonominya dengan negara lain, baik berupa barang, jasa

maupun modal, dicatat secara sistematik di dalam suatu daftar atau catatan yang

disebut neraca pembayaran internasional (balance of payment). Hubungan neraca

pembayaran dengan cadangan devisa ini dapat melambangkansaldo neto neraca

pembayaran yang mencerminkan surplus atau defisitnyaneraca pembayaran suatu

negara. Jika bertanda negatif, artinya terjadi kenaikan cadangan devisa, maka

neraca pembayaran surplus. Dan Jika bertanda positif, artinya terjadi penurunan

cadangan devisa, maka neraca pembayaran defisit.

Devisa diperlukan untuk membiayai impor dan membayar utang luar

negeri, pengelolaannya dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23

Tahun 1999 pasal 13. Pengelolaan itu dilakukan dengan melalui berbagai jenis

transaksidevisa yaitu menjual, membeli, dan atau menempatkan devisa, emas dan

surat-surat berharga secara tunai atau berjangka termasuk pemberian pinjaman.

13

Sedangkan menurut Bank Dunia, peranan cadangan devisa adalah:

1. Untuk melindungi negara dari gangguan eksternal. Krisis keuangan pada akhir

1990-an membuat para pembuat kebijakan memperbaiki pandangannya atas

nilai dari cadangan devisa sebagai proteksi untuk melindungi negara dari

krisis mata uang.

2. Tingkat cadangan devisa merupakan faktor penting dalam penilaian kelayakan

kredit dan kredibilitas kebijakan secara umum, sehingga negara dengan

tingkat cadangan devisa yang cukup dapat mencari pinjaman dengan kondisi

yang lebih nyaman.

3. Kebutuhan likuiditas untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar.

Posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila

mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya tiga bulan. Jika

cadangandevisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor,

maka hal itu dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat

menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan. Bukan saja

negara tersebut akan kesulitan mengimpor barang-barang yang dibutuhkannya

dari luar negeri, tetapi juga bisa menurunkan kredibilitas posisi cadangan devisa

itu menipis dan semakin tipis, maka dapat terjadi “serbuan” terhadap valuta asing

di dalam negeri. Menghadapi keadaan demikian, sering terjadi pemerintah yang

bersangkutan akhirnya terpaksa melakukan devaluasi.

Menurut Tjahjono, cadangan devisa suatu negara dipengaruhi oleh

transaksi berjalan dan impor. Perkembangan transaksi berjalan suatu negara perlu

14

diwaspadai dengan cermat, karena defisit transaksi berjalan yang berlangsung

dalam jangka panjang dapat menekan cadangan devisa. Oleh karena itu defisit

transaksi berjalan sering kali dipandang sebagai signal ketidakseimbangan makro

ekonomi yang memerlukan penyesuaian nilai tukar atau kebijakan makro ekonomi

yang ketat.

Dalam rumus cadangan devisa dapat dilihat sebagai berikut :

Cdvt = (Cdvt1 + Tbt + Tmt) ……………………………………… (2.3)

Keterangan:

Cdvt = Cadangan Devisa Tahun Tertentu

Cdvt1 = Cadangan Devisa Sebelumnya

Tbt = Transaksi Berjalan

Tmt = Transaksi Modal

Sistem devisa mengatur pergerakan lalu lintas devisa (valuta asing) dari

suatu negara ke negara lain. Pada dasarnya sistem devisaterbagi atas tiga sistem,

yaitu:

a. Sistem devisa kontrol

b. Sistem devisa semi bebas

c. Sistem devisa bebas

15

Adapun pembahasan dari sistem devisa diatas sebagai berikut:

a. Sistem Devisa Kontrol

Pada sistem devisakontrol,devisa pada dasarnya dimiliki oleh negara.

Karena itu devisa yang dimiliki oleh masyarakat harus diserahkan pada

negara, dan setiap penggunaan devisa harus memperoleh ijin dari suatu

negara. Sistem ini pernah diterapakan di Indonesia berdasarkan UU No. 32

tahun 1964.

Devisa ini juga terbagi atas 2 (dua), yaitu:

- Devisa Hasil Ekspor (DHE)

- Devisa Umum (DU)

Setiap perolehan devisa baik itu dari devisa hasil ekspor (DHE) maupun

devisa umum (DU), wajib diserahkan kepada negara seperti ke Bank

Indonesia (BI). Dan setiap penggunaan devisa tersebut, baik impor

maupun keperluan lainnya, harus memperoleh ijin juga dari Bank

Indonesia. Dengan kewajiban seperti ini, Bank Indonesia dapat memantau

dan memperkirakan secara pasti jumlah cadangan devisa.

b. Sistem Devisa Semi Bebas

Pada sistem devisa semi bebas, untuk perolehan dan penggunaan devisa-

devisa tertentu wajib diserahkan dan mendapatkan ijin dari negara,

sementara untuk jenis devisa lainnya dapat secara bebas digunakan dan

diperoleh. Dalam arti, perolehan dan penggunaan devisa hasil ekspor

(DHE) wajib diserahkan ke dan memperoleh ijin dari bank Indonesia,

16

sementara untuk devisa umum (DU) dapat secara bebas diperoleh dan

dipergunakan. Sistem devisa ini pernah diterapkan di Indonesia

berdasarkan Perpu No. 64 Tahun 1970 menggantikan UU No. 32 Tahun

1964.

c. Sistem Devisa Bebas

Sistem devisa bebas mulai diterapkan di Indonesia dengan PP No. 1 Tahun

1982 menggantikan baik UU No. 32 Tahun 1964 maupun perpu No. 64

tahun 1970. Dengan peraturan ini, masyarakat dapat secara bebas

memperoleh dan menggunakan devisa. Hal ini berlaku baik bagi devisa

dalam bentuk devisa hasil ekspor dan devisa umum. Tidak ada pengaturan

mengenai kewajiban bagi penduduk untuk melaporkan devisa diperoleh

dan dipergunakannya. Kebebasan ini yang kemudian disalahartikan

dengan tidak wajib lapor, meskipun di negara-negara lain kewajiban

pelaporan ini masih diberlakukan.

2.1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.Masalah

pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam

jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa

sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu

diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.

17

Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan

produksi yang sebenarnya.

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan

pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila

jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun

tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.Berkelanjutan pertumbuhan

ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja

meningkat.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi

• Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)

• Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil

per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai

pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi

dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor

produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:

a. Kenaikan penawaran tenaga kerja.

b. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia.

c. Kenaikan produktivitas.

18

Ada lima Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

sebagai berikut:

• Faktor sumber daya manusia.

• Faktor sumber daya alam.

• Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi.

• Faktor budaya.

• Sumber daya modal.

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil

pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur

tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita

dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga

produktivitasnya.Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan

negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.

Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia

atau lembaga internasional lainnya.Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis,

khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan

perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal),

Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651.

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita

dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi

tersebut, yaitu :

19

(1) Proses,

(2) Output per kapita, dan

(3) Jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu

gambaran ekonomi pada suatu saat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting

untuk mengetahui hasil pembangunan yang dilaksankan, khususnya dalam bidang

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana kinerja/aktivitas dari

berbagai sektor ekonomi menghasilkan pendapatan/nilai tambah masyarakat pada

suatu periodetertentu. Untuk mengetahui fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut

secara rill dari tahun ke tahun, digunakan PDRB atas dasar harga konstan secara

berkala. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan

perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan

kinerja pembangunan yang dilaksanakan. Laju pertumbuhan ekonomi pada satu

tahun tentu dapat dilihat dengan menggunakan rumus berikut :

R (t-1,t) = PDBt – PDBt-1 x 100%

PDBt-1 Keterangan :

R = tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinyatakn dalam persen

PDBt = pendapatan nasional pada tahun t

PDBt-1 = pendapatan nasional pada tahun t ( tahun sebelumnya )

20

2.1.3 Teori Nilai Tukar (KURS)

Nilai tukar adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur

atau dinyatakan dalam mata uang yang lainnya. Kurs memainkan peranan penting

dalam keputusan-keputusan pembelanjaan karena kurs dapat memungkinkan kita

menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang

sama. Apabila kondisi yang lainnya tetap, depresiasi mata uang dari suatu negara

terhadap segenap mata uang lainnya (kenaikan harga valuta asing bagi negara

yang bersangkutan) menyebabkan ekspornya lebih murah dan impornya lebih

mahal. Sedangkan apresiasi (penurunan harga valuta asing di negara yang

bersangkutan) membuat ekspornya lebih mahal dan impornya lebih murah.

Perubahan nilai tukar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor sebagai

berikut:

1. Teori Apresiasi

Pengertian dari apresiasi adalah menguatnya nilai tukar suatu mata uang

tertentu lainnya, dan kenaikan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata

uang asing yang terjadi di pasar uang. Mengapa Jepang

perekonomiannya tangguh bisa mengalami downturn? Banyak faktor

penyebab dari itu semua. Namun, beberpa kuncinya adalah sebagai

berikut:

a. Mata uang yang mengalami apresiasi (yendaka tajam).

b. Akibat yendaka terjadi relokasi industry besar-besaran.

c. Tingkat kepercayaan (confidence level) atas perekonomian merosot

yang ditunjukkan dengan harga saham rendah.

21

d. Harga tanah ikut merosot.

e. Saham dan tanah merupakan barang yang paling sering dipakai

sebagai jaminan kredit bank.

f. Secara demografis, peduduk Jepang mengalami stagnasi.

2. Teori Depresiasi

Beberapa pengertian dari depresiasi, yaitu sebagai berikut:

a. Penurunan nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing yang

terjadi di pasar uang.

b. Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya

selama manfaatnya dengan cara rasional dan sistematis,

pengalokasian harga perolehan diperlukan agar dapat dilakukan

penandingan yang tepat antara pendapatan dan biaya, sebagaimana

diminta oleh prinsip penandingan.

c. Melemahnya nilai tukar mata uang terhadap mata uang tertentu

lainnya secara bertahap. Depresiasi dalam ilmu akuntansi juga

disebut sebagai penyusutan. Penyusutan adalah proses penyisihan

sejumlah uang (biaya) atas harta/aset yang dipakai untuk

menghasilkan pendapatan atau bisa diartikan sebagai jumlah biaya

yang dikumpulkan dalam periode tertentu sebagai harta/aset yang

dipakai dalam proses untuk medapatkan pendapatan, akan tetapi ini

bukan pengumpulan sejumlah dana untuk mengganti aset.

22

3. Teori Revaluasi

Revaluasi kebalikan dari devaluasi, adalah kebijakan menaikan nilai

mata uang dalam negeri atas mata uang asing. Kebijakan ini diambil

ketika pemerintah ingin mendorong tingkat impor dan menurunkan

ekspor. Dengan revaluasi nilai barang-barang dalam negeri menjadi

lebih mahal dan nilai barang-barang luar negeri menjadi lebih murah.

Akibatnya impor naik. Dampak negatif dari revaluasi adalah membuat

barang lokal menjadi lebih murah di pasar internasional, akibatnya

perusahaan-perusahaan dalam negeri akan mengalami tekanan untuk

menurunkan harga barng-barangnya, meningkatnya produktivitas, dan

promosi agar barang-barangnya dapat bersaing di pasar internasional dan

dalam negeri.

4. Teori Devaluasi

Devaluasi adalah kebijakan menurunkan nilai mata uang dalam negeri

atas mata uang asing. Misalnya, US$ 1 = Rp 400,00 kemudian menjadi

US$ 1 = 650,00 (devaluasi pada tanggal 15 November 1978). Dampak

dari kebijakan devaluasi nilai mata uang asing terhadap rupiah menjadi

naik. Akibatnya, harga barang-barang impor menjadi sangat tinggi jika

dinilai dengan rupiah. Harapan pemerintah, dengan kebijakan ini impor

dapat dikurangi.Sebaliknya barang-barang yang di ekspor ke luar negeri

menjadi turun nilainya jika mata uang importirnya bukan rupiah

(sekalipun dilihat dari rupiah tidak turun). Namun, devaluasi juga

mempunyai dampak negatif, yaitu dengan adanya devaluasi membuat

23

harga-harga di dalam negeri menjadi naik. Dan juga, orang-orang

Indonesia yang mempunyai utang luar negeri dalam bentuk mata uang

asing menjadi terpukul sebab utang tersebut menjadi membengkak jika

dilihat dari rupiah.

5. Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)

Sistem kurs ini ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa

upaya stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem kurs

mengambang dikenal dua macam kurs mengambang, yaitu:

a. Mengambang bebas (murni) dimana kurs mata uang ditentukan

sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan

pemerintah. Sistem ini sering disebut clean floating exchange rate, di

dalam sistem ini cadangan devisa tidak diperlukan karena otoritas

moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi kurs.

Sistem ini berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem fixed.

Dalam sistem ini, otoritas moneter secara teoritis tidak perlu

mengintervensi pasar sehingga sistem ini tidak memerlukan

cadangan devisa yang besar. Sistem ini berlaku di Indonesia saat ini.

b. Mengambang terkendali (managed or dirty floating exchange rate)

dimana otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs

pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa biasanya

dibutuhkan karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual

valas untuk mempengaruhi pergerakan kurs. Dalam sistem ini,

otoritas moneter tidak menentukan untuk mempertahankan satu nilai

24

tukar tertentu. Namun, otoritas moneter secara kontinyu

melaksanakan intervensi berdasarkan pertimbangan tertentu,

misalnya cadangan devisa yang menipis. Untuk mendorong ekspor,

otoritas moneter akan melakukan intervensi agar nilai mata uang

menguat.

2.1.4 Teori Utang Luar Negeri

Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total

utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut.

Penerima utang luar negeri bisa pemerintah, perusahaan, atau perorangan.Bentuk

utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain,

atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.

Utang dalam konteks ini sebagai utang negara berdasarkan Undang-undang

Nomor 1 Tahun 2004 merupakan jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah

pusat/kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab

yang lain yang dianggap sah.

Sejak krisis ekonomi tahun 1997, Indonesia terus menerus dibelit oleh

utang. Kurang lebih separuh dari anggaran negaranya adalah untuk pembayaran

utang. Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total

utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut.

Utang luar negeri pemerintah memakan porsi anggaran negara (APBN)

yang terbesar dalam satu dekade terakhir.Jumlah pembayaran pokok dan bunga

utang hampir dua kali lipat anggaran pembangunan, dan memakan lebih dari

25

separuh penerimaan pajak. Pembayaran cicilan utang sudah mengambil porsi 52%

dari total penerimaan pajak yang dibayarkanrakyat sebesar Rp 219,4 triliun.

Jumlah utang negara Indonesia kepada sejumlah negara asing (negara donor) di

luar negeri pada posisi finansial 2006, mengalami penurunan sejak 2004 lalu

sehingga utang luar negeri Indonesia kini tersisa USD 125.258 juta atau sekitar

Rp. 1.250 triliun lebih.

Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia melakukan pelunasan utang

kepada IMF. Pelunasan sebesar 3.181.742.918 dolar AS merupakan sisa pinjaman

yang seharusnya jatuh tempo pada akhir 2010. Ada tiga alasan yang dikemukakan

atas pembayaran utang tersebut, adalah meningkatnya suku bunga pinjaman IMF

sejak kuartal ketiga 2005 dari 4,3 persen menjadi 4,58 persen; kemampuan Bank

Indonesia (BI) membayar cicilan utang kepada IMF; dan masalah cadangan

devisa dan kemampuan kita (Indonesia) untuk menciptakan ketahanan.

Sejak krisis, angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia (BPS) bahwa 17,7

persen atau 39 juta penduduk Indonesia tergolong kategori penduduk miskin.

Pengangguran sebanyak 10,4 persen. Di antara 100 juta angkatan kerja

menganggur, 10,5 jutapengangguran terbuka. pelunasan tersebut berdampak

ekonomis dan politis.

26

Adanya perbaikan ekonomi makroditandai dengan:

a. Rendahnya angka inflasi pada September 2006 yang hanya mencapai 0,38

persen yang membuat ekspektasi inflasi tahun 2006 kembali satu digit

dibawah 8 persen.

b. Pembayaran utang yang berimbang (balance of payment) yang membaik.

c. Nilai tukar rupiah yang cukup stabil, yaitu sebesar Rp.9.200 per USD.

Angka-angka tersebut cukup menjanjikan bagi peningkatan perekonomian

di suatu negara.

2.1.5 Teori Ekspor

Ekspor adalah proses transaksi perdagangan barang atau komoditas dari

suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan

dengan skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing

di tingkat internasional. Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah,

modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya.

Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi.

Ada dua sistem ekspor yang digunakan dalam perdagangan di dalam

negeri, yaitu:

1. Ekspor Langsung

Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui

perantara/eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor.

Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan.

27

Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan kontrol terhadap distribusi

lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk produk dalam

skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta proteksionisme.

2. Ekspor Tidak Langsung

Ekspor tidak langsung adalah teknik di mana barang dijual melalui

perantara/eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut. Melalui,

perusahaan manajemen ekspor (export management companies) dan perusahaan

pengekspor (export trading companies). Kelebihannya, sumber daya produksi

terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara langsung. Kelemahannya,

kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara

lain kurang.

Umumnya, industri jasa menggunakan ekspor langsung sedangkan

industri manufaktur menggunakan keduanya.

Menurut Undang-Undang Kepabean Nomor 17 Tahun 2006, ekspor

merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari dalam ke luar pabean, sedangkan

impor merupakan kegiatan memasukkan barang dari luar ke dalam pabean.

Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh

suatu negara kemudian diperdagangkan kepada negara lain dengan tujuan

mendapatkan devisa. Setianto (2014:99) mengatakan, bahwa Lipsey memiliki

pendapat jika suatu negara dapat mengekspor barang-barang yang dihasilkan ke

negara lainnya yang tidak dapat dihasilkan oleh negara pengimpor. Ekspor sangat

penting bagi perekonomian Indonesia untuk dua hal, yakni sebagai sumber utama

28

devisa yang diperlukan terutama untuk pendanaan impor kebutuhan industri

dalam negeri dan masyarakat, dan sebagai salah satu penggerak pertumbuhan

ekonomi, yang berarti peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan

kemiskinan. Dengan demikian, ekspor merupakan bagian penting dari

perdagangan internasional. Sukirno (2000:19) mengatakan bahwa terdapat tiga

faktor yang menentukan tingkat ekspor suatu negara, yaitu:

1) Daya Saing dan Keadaan Ekonomi Negara Lain

Dalam perdagangan internasional, kemampuan suatu negara menjual

barang ke luar negeri tergantung pada kemampuannya menyaingi barang-barang

yang sejenis di pasar internasional. Besarnya pangsa pasar barang tersebut di luar

negeri ditentukan oleh pendapatan penduduk di negara tujuan ekspor.

2) Proteksi Negara Lain

Adanya proteksi terhadap barang impor di negara lain akan berpengaruh

terhadap penurunan tingkat ekspor suatu negara.

3) Valuta Asing

Meningkatnya kurs mata uang negara pengimpor terhadap mata uang

negara pengeksporakan berpengaruh pada peningkatan daya beli negara

pengimpor sehingga volume ekspor negara pengekspor juga akan meningkat.

29

2.2 Penelitian Sebelumnya

Dalam kaitannya perkembangan sektor finansial suatu negara, terdapat

banyak hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sumber referensi oleh

penulis:

Penelitian Ketut Edo Kurniawan (2013), Pengaruh produksi Karet,

Kurs Dollar Amerika Serikat dan Ekspor Karet Terhadap Cadangan

Devisa Indonesia Tahun 1995-2012

Karet merupakan salah satu komoditi ekspor terbesar Indonesia.Kegiatan

ekspor banyak membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia, salah

satunya adalah memasarkan hasil alam Indonesia.Lewat perdagangan

antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia menjual barang keluar

negeri. Transaksi ini dapat menambah devisa negara. Dengan demikian

kekayaan negara akan bertambah karena devisa merupakan salah satu

sumber penerimaan negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ada pengaruh secara serempak maupun parsialvariabel yang

berpengaruh paling dominan terhadap cadangan devisa Indonesia, antara

produksi karet, kurs dollar Amerika Serikat dan ekspor karet. Untuk

memecahkan masalah digunakan teknik analisis linier berganda dengan

rangkaian pengujian yaitu: uji asumsi klasik, uji f dan uji t. Berdasarkan

hasil olahan data, diketahui bahwa variabel ekspor karet berpengaruh

signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia, sedangkan produksi karet

30

dan kurs dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh signifikan terhadap

cadangan devisa Indonesia periode 1995-2012.

Penelitian RenyAgustina (2014), Pengaruh Ekspor, Impor, Nilai

Tukar, dan Tingkat Inflasi terhadap Cadangan Devisa Indonesia

Tahun 2008-2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Ekspor, Impor, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Inflasi terhadap

Cadangan Devisa Indonesia baik secara simultan maupun parsial pada

periode 2008 sampai 2012. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 57 data

yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah cadangan devisa Indonesia, sedangkan variabel

independennya adalah ekspor, impor, nilai tukar rupiah, dan tingkat inflasi.

Untuk melihat pengaruh variabelindependen terhadap variabel dependen,

peneliti melakukan penggujian analisis regresi linier berganda yang

terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh dapat diketahui bahwa secara simultan Ekspor, Impor,

Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Cadangan

Devisa Indonesia. Namun secara parsial, Ekspor berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Cadangan Devisa Indonesia, Nilai Tukar Rupiah

berpengaruh negatif signifikan terhadap Cadangan Devisa Indonesia

sedangkan Impor dan Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh terhadap

Cadangan Devisa Indonesia.

31

Penelitian Ida Bagus PutuPurnama Putra (2013), Pengaruh Tingkat

inflasi, Utang Luar Negeri, dan Suku Bunga Kredit Terhadap

Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1996-2011

Perdagangan internasional berperan penting untuk memenuhi kebutuhan

negara. Terjadinya perdagangan internasional, maka diperlukan devisa.

Devisa disimpan atau yang lazim disebut cadangan devisa penting bagi

negara terutama digunakan untuk pembangunan ekonomi suatu negara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serempak dan

parsial tingkat inflasi, utang luar negeri dan suku bunga kredit terhadap

cadangan devisa. Penelitian ini dilakukan di wilayah Indonesia dengan

mengunakan data sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik

analisis linear berganda. Hasil analisis data menunjukkan secara serempak

tingkat inflasi, utang luar negeri dan suku bunga kredit berpengaruh

signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia Tahun 1996-2011, dengan

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,964 berarti 96,4 persen variasi (naik

turunnya) cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2011 dipengaruhi oleh

variasi (naik turunnya) tingkat inflasi, utang luar negeri dan suku bunga

kredit, sedangkan sisanya sebesar 3,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Secara parsial tingkat

inflasi tidak berpengaruh, utang luar negeri berpengaruh positif dan

siginifikan, dan suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2011.

32

2.3 Kerangka Pemikiran

Cadangan devisa bertambah ataupun berkurang tampak dalam neraca lalu

lintas moneter. Cadangan devisa disimpan dalam neraca pembayaran (BOP).

Cadangan devisa lazim diukur dengan rasio cadangan resmi terhadap impor, yakni

jika cadangan devisa cukup untuk menutupi impor suatu negara selama 3 (tiga)

bulan, lazim dipandang sebagai tingkat yang aman, dan jika 2 (dua) bulan atau

kurang maka akan menimbulkan tekanan terhadap neraca pembayaran.

Laju pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah dalam

pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam

jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa

sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu

diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.

Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertumbahan

produksi yang sebenarnya. Dengan demikian, perkembangan ekonomi adalah

lebih lambat dari potensinya, (Sadono Sukirno, 1994:10).

Nilai tukar adalah sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau

dinyatakan dalam mata uang yang lainnya. Kurs memainkan peranan penting

dalam keputusan-keputusan pembelanjaan karena kurs dapat memungkinkan kita

menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara kedalam satu bahasa yang sama.

Apabila kondisi yang lainnya tetap, depresiasi mata uang dari suatu negara

terhadap segenap mata uang yang lainnya (kenaikan harga valuta asing bagi

33

negara yang bersangkutan) menyebabkan ekspornya lebih murah dan impornya

lebih mahal.sedangkanapresiasi (penurunan mata uang asing di negara yang

bersangkutan) menyebabkan ekspornya lebih mahal dan impornya lebih murah.

Utang luar negeri merupakan sebuah pinjaman yang dilayangkan oleh

Indonesia terhadap negara-negara yang mampu memberikan pinjaman. Negara-

negara tersebut seperti Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan lain-lain sebagai

kreditor, adapun seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia juga

memberikan pinjaman terhadap Indonesia. Utang sering kali menjadi

permasalahan yang pelik dalam lingkup nasional, karena telah tertanam dalam

benak mayoritas masyarakat sebuah doktrin general yang memberikan sinyal

buruk terhadap utang, khususnya utang negara. Namun ternyata utang merupakan

salah satu bagian penting dalam menetapkan kebijakan fiskal (APBN), dimana

juga merupakan bagian dari suatu sistem besar yang disebut pengelolaan ekonomi.

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari

suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan

dengan skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing

di tingkat internasional. Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah,

modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya.

Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi.

Dari kerangka pemikiran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan

variabel bebas terhadap variabel tidak bebas sebagai berikut:

a. Pengaruh laju pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap cadangan devisa

Indonesia

34

Cadangan devisa Indonesia akan bertambah jika Indonesia melakukan

ekspor ke negara lain. Ekspor meningkat jika produksi di dalam negeri

juga meningkat, kemudian hasil perdagangan ekspor akan disimpan ke

dalam cadangan devisa. Tetapi, peningkatan cadangan devisa Indonesia

tidak terpaku dalam perdagangan ekspor saja, melainkan cadangan devisa

didapat dari utang luar negeri, pariwisata, pertukaran pelajar Indonesia,

pertukaran tenaga kerja, dan lain-lain. Agar terus berjalan dan terus

meningkat kedalam cadangan devisa, barang yang diproduksi lebih besar

setiap tahunnya oleh Indonesia dan akan meningkatkan pendapatan

nasional, sehingga cadangan devisa akan meningkat. Laju pertumbuhan

ekonomi Indonesia meningkat, maka cadangan devisa Indonesia

akanmenurun, dan sebaliknya. Karena laju pertumbuhan ekonomi tidak

sepenuhnya dapat meningkatkan cadangan devisa. Dapat disimpulkan

bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mempunyai hubungan

negatif.

b. Pengaruh nilai tukar terhadap cadangan devisa Indonesia

Nilai tukar/kurs mempunyai pengaruh atau sangat berpengaruh terhadap

cadangan devisa. Pemerintah dalam upaya mempertahankan nilai tukarnya

yang rentanakanberfluktuasi akibat perdagangan internasional telah

beberapa kali melakukan devaluasi guna mempertahankan kinerja

perdagangan luar negeri. Devaluasi adalah kebijakan yang diambil oleh

pemerintah untuk menurunkan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap

mata uang negara lain.

35

c. Pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa Indonesia

Hubungannya apabila Indonesia mempunyai utang terhadap negara lain,

yang negara tersebut memberikan utang kepada Indonesia dan negara yang

memberikan pinjaman itu sebagai kreditor, maka cadangan devisa

Indonesia akan menurun. Karena cadangan devisa adalah tempat untuk

menyimpan uang negara lain, seperti dolar, euro, poundsterling, dan lain

sebagainya. Namun tidak demikian, apabila menurut teori dapat dikatakan

bahwa, jika Indonesia mempunyai pinjaman terhadap negara lain sebagai

kreditor, maka justru cadangan devisaakan meningkat yang disebabkan

oleh penyimpanan uang akan bertambah. Indonesia meminjam uang ke

negara lain bukan berarti utang dapat berkurang, melainkan utang

bertambah, dengan bertambahnya utang dari negara lain kemudian

disimpan kedalam cadangan devisa dan dipergunakan untuk kebutuhan

yang penting. Dapat disimpulkan bahwa, utang luar negeri terhadap

cadangan devisa Indonesia mempunyai hubungan positif.

d. Pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa Indonesia

Hubungan ekspor mempunyai pengaruh terhadap cadangan devisa

Indonesia. Jika ekspor meningkat, maka cadangan devisa Indonesia akan

meningkat. Jika sebaliknya, apabila ekspor menurun, maka

cadangandevisa Indonesia akan menurun. Dengan meningkatkan hasil

produksi di Indonesia, maka akanmenningkatkanperekonomian di

Indonesia dan uang yang dihasilkan akan besar yang masuk ke dalam

cadangan devisa Indonesia. Dan bila hasil produksi di Indonesia menurun,

36

maka uang yang di hasilkan dalam perdagangan ekporakan menurun.

Ekspor mempunyai hubungan positif terhadap cadangan devisa.

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:99), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan definisi diatas,

hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji

kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan

diketahui setelah dilakukan penelitian.

Berdasarkan paradigma penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mempunyai hubungan negatif

terhadap cadangan devisa Indonesia. Jika laju pertumbuhan ekonomi

Indonesia meningkat, maka cadangan devisaakan turun, dan sebaliknya.

2. Kurs atau nilai tukar mempunyai hubungan negatif terhadap cadangan

devisa Indonesia. Jika nilai tukar meningkat, maka cadangan devisaakan

menurun, begitupun sebaliknya.

3. Utang luar negeri mempunyai hubungan positif terhadap cadangan devisa.

Jika utang luar negeri meningkat, maka cadangan devisa Indonesia juga

akan meningkat. Dan bila utang luar negeri menurun maka cadangan

devisa Indonesia akan menurun.

37

4. Ekspor mempunyai hubungan positif terhadap cadangan devisa Indonesia.

Apabila ekspor meningkat di Indonesia, maka cadangan devisa Indonesia

juga akan meningkat. Dan jika ekspor di Indonesia menurun, maka

cadangan devisa di Indonesia juga menurun, dikarenakan uang yang

dihasilkan dari perdagangan ekspor akan disimpan terlebih dahulu ke

dalam cadangan devisa Indonesia. Jika meningkat uang yang dihasilakn

juga besar, dan jika ekspor menurun uang yang dihasilkan juga menurun.