BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN...
-
Upload
nguyenhuong -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN...
12
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Motivasi
2.1.1.1 Pengertian Motivasi
Hasibuan (2008:92) menyatakan bahwa motivasi berasal dari kata latin
movere yang berarti dorongan atau daya penggerak.
Menurut Robbins (2003:208) “Motivasi adalah kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan
individual.”
Menurut Robbins, terdapat tiga kunci dalam pengertian motivasi diatas,
yaitu intensitas, tujuan, dan ketekunan. Intensitas menyangkut seberapa kerasnya
seseorang berusaha. Akan tetapi intensitas ini tidak akan membawa hasil yang
diinginkan kecuali jika upaya itu diarahkan ke suatu tujuan yang menguntungkan
organisasi. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan kualitas dari upaya itu
mau pun intensitasnya. Upaya yang diarahkan menuju, dan konsisten dengan,
tujuan-tujuan organisasi adalah upaya yang seharusnya kita usahakan. Akhirnya,
motivasi memiliki dimensi ketekunan. Ini adalah ukuran tentang berapa lama
seseorang dapat mempertahankan usahanya. Individu-individu yang termotivasi
tetap bertahan pada pekerjaan cukup lama untuk mencapai tujuan mereka.
13
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengertian Motivasi menurut Rivai (2004:455) adalah:
Serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai
tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk
mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan.
Dorongan tersebut terdiri dari dua komponen, yaitu arah perilaku (kerja
untuk mencapai tujuan), dan kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha individu
dalam bekerja). Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa
lalu yang merupakan bagian dari hubungan internal dan eksternal perusahaan.
Selain itu motivasi dapat pula diartikan sebagai dorongan individu untuk
melakukan tindakan karena mereka ingin melakukannya. Apabila individu
termotivasi, mereka akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu,
karena dapat memuaskan keinginan mereka.
Motivasi menurut Mangkunegara (2009:61) adalah:
Merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap
mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang
memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.
Sikap mental karyawan haruslah memiliki mental yang siap sedia secara
psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya, karyawan dalam
bekerja secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan kondisi serta
berusaha keras mencapai target (tujuan utama organisasi).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja
merupakan dorongan yang timbul dalam diri karyawan yang diarahkan untuk
pencapaian tujuan organisasi tempat mereka bekerja.
14
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.1.2 Teori-Teori Motivasi
Teori-teori motivasi terbagi ke dalam dua tahapan, yaitu teori awal tentang
motivasi dan teori motivasi kontemporer
2.1.1.3.1 Teori awal tentang motivasi
A. Teori Hierarki Kebutuhan
Teori ini merupakan teori yang paling di kenal baik dan dikemukakan oleh
Abraham Maslow. Menurutnya, dalam diri setiap manusia ada lima jenjang
kebutuhan sebagai berikut:
1. Fisiologis, yaitu kebutuhan akan makan, minum, perlindungan, fisik,
seksual, dan kebutuhan jasmani lainnya.
2. Rasa Aman, yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan terhadap
kerugian fisik dan emosional, seperti ancaman, bahaya dan pertentangan.
3. Sosial, kebutuhan merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima dalam
kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk dicintai dan
mencintai.
4. Penghargaan, mencakup kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati
dan dihargai orang lain.
5. Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuatu sesuai
ambisinya; yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan
pemenuhan kebutuhan.
15
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Teori X dan Teori Y
Dikemukakan oleh Douglas McGregor yang mengemukakan dua
pandangan berbeda mengenai manusia: negatif ditadai sebagai teori X, dan positif
ditandai dengan teori Y.
Menurut Teori X (negatif) merumuskan asumsi sebagai berikut:
1. Karyawan sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada kesempatan dia akan
menghindari atau bermalas-malasan dalam bekerja.
2. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaannya, maka mereka harus
dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
3. Karyawan akan menghindari tanggung jawabnya dan mencari tujuan
formal bilamana dimungkinkan.
4. Kebanyakan karyawan menempatkan keamanan diatas faktor lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaannya dan akan menunjukkan sedikit ambisi.
Psikologis
Keamanan
Sosial
Penghargaan
Aktualisasi diri
Gambar 2.1
Hierarki Kebutuhan dari Maslow dalam Robbins (2008:215)
16
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebaliknya Teori Y (positif) memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Karyawan dapat memandang pekerjaan sebagai seuatu yang wajar, lumrah
dan alamiah seperti bermain atau istirahat.
2. Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika
mereka berkomitmen pada sasaran.
3. Rata-rata manusia dapat belajar untuk menerima, bahkan mengusahakan,
tanggungjawab.
4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif tersebar meluas dalam
populasi dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi
manajemen.
McGregor sendiri menganut keyakinan bahwa pengandaian teori Y lebih
sahih (valid) daripada teori X. Oleh karena itu, ia mengusulkan ide-ide seperti
pengambilan keputusan partisipatif, pekerjaan yang bertanggung jawab dan
menantang, dan hubungan kelompok yang baik sebagai pendekatan-pendekatan
yang akan memaksimalkan motivasi pekerjaan seorang karyawan.
C. Teori Dua Faktor (Teori Motivasi Higiene)
Dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg. Menurut pendapatnya,
hubungan seorang individu dengan pekerjaannya merupakan suatu hubungan
dasar dan bahwa sikapnya terhadap kerja dapat sangat menentukan sukses atau
kegagalan individu itu. Menurut Herzberg, pada diri manusia berlaku dua faktor
yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu faktor-faktor intrinsik di sebut
faktor motivasi (motivasional factor), dan faktor yang berhubungan dengan
17
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ketidakpuasan kerja yaitu faktor-faktor ekstrinsik atau faktor pemeliharaan
(hygiene factor).
1) Faktor Intrinsik (motivational factor) meliputi: dorongan berprestasi,
pengakuan, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kesempatan berkembang
dan tanggung jawab.
2) Faktor pemeliharaan meliputi: kebijaksanaan dan administrasi
perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, kondisi
tempat kerja, gaji, hubungan dengan rekan sekerja, kehidupan pribadi,
hubungan dengan bawahan, status, kemanan kerja.
Kehadiran faktor pemeliharaan tidak terlalu kuat dalam memberikan
motivasi kepada pegawai, tetapi menimbulkan ketidakpuasan bila faktor-faktor
tersebut tidak ada.
2.1.1.3.2 Teori Kontemporer Tentang Motivasi
A. Teori ERG
Clayton Alderfer mengemukakan ada tiga kelompok kebutuhan inti yaitu
eksistensi (existence), keterhubungan (relatedness) dan pertumbuhan (growth).
1. Kebutuhan Eksistensi berupa kebutuhan untuk bertahan hidup, kebutuhan
fisik
2. Kebutuhan keterhubungan adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan
orang lain yang bermanfaat seperti keluarga, sahabat, atasan, keanggotaan
di dalam masyarakat.
18
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan untuk menjadi produktif dan
kreatif, misalnya diberdayakan di dalam potensi tertentu dan berkembang
secara terus menerus.
B. Terori Kebutuhan McClelland
Teori ini dikemukakan oleh David McClelland dalam Robbins (2008:222),
menurutnya prestasi, kekuasaan dan kelompok pertemanan merupakan tiga
kebutuhan penting yang membantu memahami motivasi. Teori ini berfokus pada
tiga dorongan kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan akan prestasi (nAch-Need for achievement), kemampuan untuk
mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang telah ditentukan juga
perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan.
Dari riset mengenai kebutuhan akan prestasi, McClelland dalam
Robbins (2008:223) menemukan bahwa peraih prestasi tinggi
membedakan diri mereka dari orang lain berdasar hasrat mereka untuk
menyelesaikan apa yang dikerjakan dengan cara yang lebih baik. Mereka
mengupayakan situasi dimana mereka dapat mencapai tanggung jawab
pribadi untuk menemukan pemecahan terhadap masalah-masalah, dimana
mereka dapat menerima unpan balik yang cepat atas kinerja mereka
sehingga mereka dapat mengetahui dengan mudah apakah mereka menjadi
lebih baik atau tidak, dan di mana mereka dapat menentukan sasaran yang
cukup menanatang. Mereka menyukai tantangan dalam menyelesaikan
masalah dan menerima baik tanggung jawab pribadi atas sukses atau gagal,
19
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bukannya megnandalkan hal-hal yang bersifat kebetulan atau
mengandalkan tindakan orang lain.
Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja seseorang. Karena kebutuhan ini akan
mendorong seseorang untuk mengembangkan kretivitas dan mengarahkan
semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi
kerja yang optimal.(Hasibuan,2008:122)
2. Kebutuhan dalam kekuasaaan atau otoritas kerja (NPow-Need for power),
kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara yang
sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
Kebutuhan akan kekuasaan adalah hasrat untuk berpengaruh, dan
mengendalikan orang lain. Individu-individu dengan nPow yang tinggi
menikmati kekuasaan, bertarung untuk dapat mempengaruhi orang lain,
lebih menyukai ditempatkan di dalam situasi yang kompetitif dan
berorientasi status, dan cenderung lebih peduli akan prestise (gengsi) serta
memperoleh pengaruh atas orang lain daripada kinerja yang
efektif.(Robbins,2008:223)
Kebutuhan akan kekuasaan ini merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja seorang karyawan. Karen kebutuhan ini yang
mengerahkan semua kemampuan demi mencapai kekuasaan atau
kedudukan yang terbaik dalam organisasi (Hasibuan,2008:113)
3. Kebutuhan untuk berafiliasi (nAff-Needs for affiliation), hasrat untuk
bersahabat dan mengenal lebih dekat rekan kerja atau para karyawan.
20
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Individu dengan motif afiliasi yang tinggi berjuang keras untuk
mendapatkan persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif daripada situasi
kompetitif, dan sangat menginginkan hubungan yang melibatkan derajat
pemahaman timbal balik yang tinggi.
Menurut Hasibuan (2008:112) Kebutuhan akan afiliasi ini menjadi daya
penggerak yang akan memotivasi semangat kerja seseorang. Karena itu
kebutuhan ini yang merangsang gairah kerja seseorang karyawan, sebab setiap
orang menginginkan:
a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan
bekerja (sense of belonging)
b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya
penting (sense of impotance)
c. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement)
d. Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation)
Seseorang karena kebutuhan afiliasi tersebut akan memotivasi dan
mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya.
C. Teori Evaluasi Kognitif
Teori ini mengemukakan bahwa diperkenalkannya ganjaran-ganjaran
ekstrinsik, seperti upah, untuk upaya kerja yang sebelumnya secara intrinsik telah
memberi ganjaran karena adanya kesenangan yang dikaitkan dengan isi pekerjaan
itu sendiri, akan cenderung mengurangi tingkat motivasi keseluruhan.
21
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Teori Penetapan-Tujuan
Edwin Locke mengemukakan bahwa maksud-maksud untuk bekerja
kearah suatu tujuan merupakan sumber utama dari motivasi kerja. Artinya, tujuan
memberitahukan karyawan apa yang perlu dikerjakan dan betapa banyak upaya
akan dihabiskan. Tujuan yang khusus dan sulit menghantar ke kinerja yang lebih
tinggi.
E. Teori Penguatan
Merupakan suatu pendekatan perilaku bahwa penguatanlah yang
mengkondisikan perilaku. Teori ini mengabaikan keadaan internal dari individu
dan memusatkan hanya pada apa yang terjadi pada seseorang bila mengambil
suatu tindakan. Tidak mempedulikan apa yang mengawali perilaku.
F. Teori Keadilan
Individu membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan
masukan/keluaran orang lain dan kemudian berespon untuk mengahapus setiap
ketidakadilan.
G. Teori Harapan
Victor Vroom berpendapat bahwa kuatnya kecenderungan untuk bertindak
dalam suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan suatu pengharapan bahwa
tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan daya tarik dari keluaran
tersebut bagi individu.
22
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.1.4 Prinsip-Prinsip Dalam Motivasi
Menurut Mangkunegara (2009:6162) terdapat beberapa prinsip dalam
memotivasi kerja karyawan, yaitu:
1. Prinsip partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prinsip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih
mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil didalam
usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih
mudah dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai
bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap
pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
23
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai
bawahan, perhatian akan memotivasi pegawai bekerja sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh pemimpin.
2.1.2 Iklim Organisasi
2.1.2.1 Pengertian Iklim organisasi
Terdapat beberapa pengertian iklim organisasi, menurut Taiguri dan
Litwin dalam Wirawan (2007:121) yang dimaksud dengan iklim organisi adalah
“Kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung,
dialami oleh anggota organisasi; mempengaruhi perilaku mereka dan dapat
dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik organisasi”
Pengertian lain dari Litwin dan Stringer dalam Wirawan (2007:121) “Iklim
organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas
lingkungan organisasi. Unsur-unsurnya dapat dipersepsikan dan dialami oleh
anggota organisasi dan dilaporkan melalui kuesioner yang tepat.”
Robert Stringer dalam Wirawan (2007:122) mendefinisikan iklim
organisasi sebagai “Koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya
motivasi”
Menurut Wirawan sendiri (2007:122) pengertian iklim organisasi
didefinisikan secara lebih luas:
Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara individual dan
kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi
(misalnya pemasok, konsumen, konsultan dan kontraktor) mengenai apa
yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang
24
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota
organisasi yang kemudian menentukan kinerja organisasi.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan, bahwa iklim
organisasi merupakan suasana lingkungan internal organisasi yang dipersepsikan
oleh anggota organisasi dan mempengaruhi perilaku anggota organisasi dan dapat
berpengaruh terhadap kinerja dan produktivitas kerja karyawan.
1.1.2.2 Dimensi Iklim Organisasi
Menurut Wirawan (2007:128) yang dimaksud dengan dimensi iklim
organisasi adalah unsur, faktor, sifat, atau karakteristik variabel iklim organisasi.
Terdapat tujuh dimensi iklim organisasi, yaitu:
1. Keadaan lingkungan fisik. lingkungan fisik adalah lingkungan yang
berhubungan dengan tempat, peralatan, dan proses kerja. Persepsi
karyawan mengenai tempat kerjanya menciptakan persepsi karyawan
mengenai iklim organisasi.
2. Keadaan lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah interaksi antara
anggota organisasi. Hubungan tersebut dapat bersifat hubungan formal,
informal, kekeluargaan, atau professional. Semua bentuk hubungan
tersebut menentukan iklim organisasi.
3. Pelaksanaan sistem manajemen. Sistem manajemen adalah pola proses
pelaksanaan manajemen organisasi. Indikator faktor manajemen yang
mempengaruhi iklim kerja jumlahnya sangat banyak, misalnya,
25
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
karakteristik organisasi (lembaga pendidikan, rumah sakit, militer, dan
sebagainya) yang berbeda menimbulkan iklim organissi yang berbeda.
4. Produk. Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi.
Produk suatu organisasi sangat menentukan iklim organisasi.
5. Konsumen yang dilayani. Konsumen yang dilayani dan untuk siapa
produk ditujukan, mempengaruhi iklim organisasi.
6. Kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi. Persepsi mengenai kondisi
fisik dan kejiwaan anggota organisasi sangat mempengaruhi iklim
organisasi. Termasuk dalam kondisi fisik adalah kesehatan, kebugaran,
keenerjikan, dan ketangkasan.
7. Budaya Organisasi. Budaya suatu organisasi sangat mempengaruhi iklim
organisasinya. Baik budaya organisasi maupun iklim organisasi
mempengaruhi perilaku anggota organisasi yang kemudian mempengaruhi
kinerja mereka.
Dimensi Iklim organisasi dan definisinya menurut Ekvall dalam Wirawan
(2007:132):
1. Tantangan (challenge), keterlibatan dan komitmen karyawan terhadap
organisasi.
2. Kemerdekaan (freedom), Sampai seberapa tinggi karyawan diberi
kebebasan untuk bertindak.
3. Dukungan untuk ide-ide (support for ideas), sikap manajemen dan
karyawan terhadap ide baru.
26
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Kepercayaan (trust), Keamanan emosional dan kepercayaan hubungan
antar anggota dalam organisasi.
5. Semangat (liveliness), Dinamika dalam organsiasi.
6. Keintiman/humor (playfulness/humor), kemudahan yang ada dalam
organisasi.
7. Debat (debate), sampai seberapa tinggi perbedaan pendapat serta ide-ide
dan pengalaman ada dalam organsiasi.
8. Konflik (conflicts), Adanya tensi personal dan emosional.
9. Pengambilan resiko (risk taking), kemauan untuk menoleransi insekuriti
dalam organisasi.
10. Ide dan waktu (idea and time), waktu yang digunakan untuk
mengembangkan ide-ide baru.
Menurut Robert Stringer dalam Wirawan (2007:131) untuk mengukur
iklim organisasi terdapat enam dimensi yang diperlukan, yaitu:
1. Struktur. Struktur (structure) organisasi merefleksikan perasaan
diorganisasi secara baik dan mempunyai peran dan tanggung jawab yang
jelas dalam lingkungan organisasi. Struktur tinggi jika anggota organisasi
merasa pekerjaan mereka didefinisikan secara baik. Struktur rendah jika
mereka merasa tidak ada kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas
dan mempunyai kewenangan mengambil keputusan.
2. Standar-standar. Standar-standar (standards) dalam suatu organisasi
mengukur perasaan tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat
kebanggaan yang dimiliki oleh anggota organisasi dalam melakukan
27
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pekerjaan dengan baik. Standar-standar tinggi artinya anggota organisasi
selalu berupaya mencari jalan untuk meningkatkan kinerja. Standar-
standar rendah merefleksikan harapan yang lebih rendah untuk kinerja.
3. Tanggung jawab. Tanggung jawab (responsibility) merefleksikan
perasaan karyawan bahwa mereka menjadi “bos diri sendiri” dan tidak
memerlukan keputusannya dilegitimasi oleh anggota organisasi lainnya.
Persepsi tanggung jawab tinggi menunjukkan bahwa anggota organisasi
merasa didorong untuk memecahkan problemnya sendiri. Tanggung
jawab rendah menunjukkan bahwa pengambilan risiko dan percobaan
terhadap pendekatan baru tidak diharapkan.
4. Penghargaan. Penghargaan (recognition) mengindikasikan bahwa anggota
organisasi merasa dihargai jika mereka dapat menyelesaikan tugas secara
baik. Penghargaan merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan
kritik dan hukuman atas penyelesaian pekerjaan. Iklim organisasi yang
menghargai kinerja berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan
kritik. Penghargaaan rendah artinya penyelesaian pekerjaan dengan baik
diberi imbalan secara tidak konsisten.
5. Dukungan. Dukungan (support) merefleksikan perasaan percaya dan
saling mendukung yang terus berlangsung di antara anggota kelompok
kerja. Dukungan tinggi jika anggota organisasi merasa bahwa mereka
bagian tim yang berfungsi dengan baik dan merasa memperoleh bantuan
dari atasannya, jika mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas. Jika
dukungan rendah, anggota organisasi merasa terisolasi atau tersisih
28
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sendiri. Dimensi iklim organisasi ini menjadi sangat penting untuk model
bisnis yang ada saat ini, di mana sumber-sumber sangat terbatas.
6. Komitmen. Komitmen (commitment) merefleksikan perasaan bangga
anggota terhadap organisasinya dan derajat keloyalan terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Perasaan komitmen kuat berasosiasi dengan loyalitas
personal. Level rendah komitmen artinya karyawan merasa apatis
terhadap organisasi dan tujuannya.
Menurut Litwin dan Stringer dalam Wirawan (2007:133) mengemukakan
bahwa iklim organisasi terdiri atas sembilan dimensi, yaitu: struktur, tanggung
jawab, imbalan, risiko, kehangatan, dukungan, standar, konflik, dan identitas.
2.1.2.3 Faktor Penyebab Iklim Organisasi
Robert Stringer dalam Wirawan (2007:135) mengemukakan bahwa
terdapat lima faktor yang menyebabkan terjadinya iklim suatu organisasi, faktor-
faktor tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
Iklim Organisasi
Praktik Kepemimpinan Pengaturan Organisasi
Sejarah Organisasi Strategi Organisasi
Lingkungan Eksternal
Gambar 2.2
Faktor-faktor Penyebab Iklim Organisasi
(Stringer dalam Wirawan, 2007:135)
29
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Lingkungan eksternal. Walaupun lingkungan eksternal mempengaruhi
keenam dimensi iklim organisasi, terdapat pengaruh langsung yang paling
banyak terhadap tiga dimensi, yaitu: struktur, tanggung jawab, dan
komitmen. Ketiga dimensi lainnya, yaitu: standar, pengakuan, dan
dukungan lebih terpengaruh oleh faktor-faktor internal penentu iklim
organisasi berupa:
a. Kecepatan perubahan dalam suatu jenis industri merupakan lingkungan
eksternal yang paling menentukan. Perubahan meliputi semua etnis
perubahan: perubahan teknologi dan munculnya pelanggan, pesaing,
peraturan, produk, dan model bisnis baru. Perubahan setiap unsur ini
akan mempengaruhi bagaimana anggota organisasi berfikir mengenai
pekerjaan, hubungan, dan konsekuensi tindakan mereka.
b. Level konsolidasi dan regulasi tinggi industri tanpa adanya persaingan
dalam suatu industri sering menjadi pengaruh penting terhadap pola
iklim organisasi.
c. Ekonomi kuat dan pasar kerja yang baik mempengaruhi dimensi
komitmen iklim organisasi. Organisasi yang menekankan pada
kebanggaan karyawan, loyalitas personal, dan pencapaian tujuan
menciptakan lem yang diperlukan untuk kontinuitas dan kesuksesan.
2. Strategi Organisasi. Kinerja suatu perusahaan bergantung pada strategi
(apa yang diupayakan untuk dilakukan), energi yang dimiliki oleh
karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diperlukan oleh strategi
(motivasi), dan faktor-faktor lingkungan penentu dari level energi tersebut.
30
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Strategi yang berbeda menimbulkan pola iklim organisasi yang berbeda.
Strategi ini mempengaruhi iklim organisasi secara tidak langsung.
3. Pengaturan Organisasi. Pengaturan organisasi mempunyai pengaruh
paling kuat terhadap iklim organisasi.
4. Kekuatan Sejarah. Semakin tua umur suatu organisasi semakin kuat
pengaruh kekutan sejarahnya. Pengaruh tersebut dalam bentuk tradisi dan
ingatan yang membentuk harapan anggota organisasi dan mempunyai
pengaruh terhadap iklim organisasinya.
5. Kepemimpinan. Perilaku pemimpin mempengaruhi iklim organisasi yang
kemudian mendorong motivasi karyawan.
Sutermeister (1969:23) menyatakan bahwa faktor utama yang
mempengaruhi kondisi sosial (iklim organisasi) dalam sebuah organisasi adalah
organisasi formal, organisasi informal, pemimpin atau atasan, dan serikat pekerja.
1. Organisasi formal. Brown dalam Sutermeister (1969:23) menyatakan
bahwa “organisasi suatu perusahaan sangatlah mempengaruhi kondisi
sosial dari pekerjaan, yang pada gilirannya memainkan peranan penting
dalam memotivasi karyawan terhadap peningkatan atau penurunan prestasi
kerja.”
2. Organisasi Informal. Organisasi informal juga memiliki pengaruh
terhadap kondisi sosial pekerjaan. Bekerja adalah pengalaman, dan
kebanyakan pekerja dapat memenuhi kebutuhan sosial melalui
keanggotaan dalam kelompok kerja kecil. Seorang karyawan dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok informal seperti kelompok
31
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang memiliki pengawas bersama, kelompok yang terlibat dalam tugas
atau fungsi bersama, kelompok pertemanan yang terdiri dari karyawan
yang memiliki minat yang sama, dan kelompok kepentingan dari
karyawan yang berbagi kepentingan ekonomi umum dan berusaha untuk
mendapatkan beberapa tujuan yang berkaitan dengan organisasi yang lebih
besar.
3. Serikat pekerja. Menurut Sutermeister (1969:47-48), serikat pekerja yang
kuat dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja dan
produktivitas karyawan. Serikat pekerja dapat mempengaruhi informal
organisasi dan tujuannya, dengan bekerja mengarah pada tujuan organisasi
atau sebaliknya. Serikat pekerja dapat memberikan pengaruh yang
menguntungkan terhadap semangat kerja karyawan dan bekerja sama
dengan manajemen dalam meningkatkan produksi atau sebaliknya.
2.1.3 Produktivitas
2.1.3.1 Pengertian Produktivitas
Secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Menurut Sutermeister (1969:2) Produktivitas didefinisikan sebagai "output
per man per hour, quality considered." Produktivitas didefinisikan sebagai output
per orang per jam, tidak hanya menekankan pada kuantitas tapi kualitas juga turut
diperhatikan.
32
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sinungan (2009:16) mengelompokkan pengertian produktivitas ke dalam
tiga pengertian, yaitu:
1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio
daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan
produksi yang dipergunakan (input).
2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada
hari kemarin.
3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor
esensial, yakni: Investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi
serta riset, manajemen, dan tenaga kerja.
Sedangkan menurut formulasi National Productivity Board (NPBA)
Singapore dalam Sedarmayanti (2009:56), dikatakan bahwa “produktivitas adalah
sikap mental yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan.”
Perwujudan sikap mental, dalam berbagai kegiatan antara lain sebagai
berikut:
1. Yang berkaitan dengna diri sendiri dapat dilakukan melalui
peningkatan: pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi dan
kerukunan kerja.
2. Yang berkaitan dalam pekerjaan, dapat dilakukan melalui: manajemen
dan metoda kerja yang lebih baik, penghematan, ketepatan waktu,
sitem dan teknologi yang lebih baik.
Dengan mengadakan perbaikan tersebut, maka diharapkan akan dapat
menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan standar kehidupan yang
lebih tinggi.
Dari beberapa pengertian produktivitas tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa produktivitas tidak hanya dapat diartikan sebagai perbandingan antara
keluaran dan masukan tapi dapat pula diartikan sebagai sikap mental untuk
meningkatkan atau melakukan perbaikan terus menerus sehingga hasil yang
didapat hari ini akan lebih baik dari hari sebelumnya.
33
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Produktivitas tenaga kerja tidak berdiri sendiri tapi dipengaruhi oleh
banyak faktor, diataranya menurut Sutermeister (1969:3) terdapat 32 faktor yang
mempengaruhi produktivitas, tujuh diantaranya yaitu:
1. Technological development, raw materials, job layout, methods.
Pengembangan teknologi, bahan baku, tata letak dan metode kerja yang
baik akan membuat proses produksi menjadi efektif dan efisien sehingga
akan mengarah pada peningkatan produktivitas.
2. Employee’s job ferformance
Kinerja karyawan mempengaruhi produktivitas, kinerja karyawan ini
merupakan hasil kemampuan kali motivasi.
3. Abiliy
Kemampuan dianggap hasil dari pengetahuan dan keterampilan,
4. Skill
Keterampilan ditentukan oleh bakat, kepribadian, pendidikan, pengalaman,
pelatihan dan minat.
5. Knowledge
Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, pelatihan dan
minat.
34
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Motivation
Motivasi dianggap hasil dari interaksi kondisi fisik dari pekerjaan, kondisi
sosial pekerjaan dan kebutuhan individu. Motivasi ini mempengaruhi
kinerja karyawan yang selanjutnya mempengaruhi produktivitas.
7. Social conditions
Kondisi sosial dari pekerjaan mempengaruhi motivasi yang selanjutnya
dapat mempengaruhi produktivitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menurut
Sedarmayanti (2009:72), diantaranya adalah:
1. Sikap mental, berupa: motivasi kerja, disiplin kerja, etika Kerja
2. Pendidikan
Pendidikan lebih tinggi dapat membuat individu memiliki kesadaran yang
tinggi akan pentinnya produktivitas, tingginya kesadaran tersebut dapat
mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang
produktif.
3. Keterampilan
Pegawai yang terampil lebih mampu bekerja dan menggunakan fasilitas
dengan baik.
4. Manajemen
Manajemen yang tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi
sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang
produktif.
35
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Hubungan Industrial Pancasila (HIP) yang serasi dan dinamis
Penerapan Hubungan Industrial Pancasila dapat menciptakan ketenangan
kerja, menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis dan
menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga dapat meningkatkan
produktivitas.
6. Tingkat penghasilan
Tingkat penghasilan yang memadai dapat meningkatkan konsentrasi kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja.
7. Gizi dan kesehatan
Pemenuhan gizi dan kesehatan yang baik akan membuat pegawai kuat dan
bersemangat dalam bekerja yang dapat membuat produktivitas kerja
karyawan meningkat.
8. Jaminan sosial
Pemberian jaminan sosial yang cukup dapat menimbulkan semangat dan
rasa senang dalam bekerja yang kemudian dapat meningkatkan
produktivitas kerja pegawai.
9. Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong karyawan lebih
betah bekerja dan lebih meningkatkan tanggung jawabnya terhadap
pekerjaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.
36
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10. Saran produksi
Mutu dan sarana produksi yang baik dapat menekan pemborosan bahan
baku produksi yang kemudian penghematan tersebut mengarah pada
peningkatan produktivitas.
11. Teknologi
Ketepatan penggunaan teknologi memungkinkan ketepatan waktu dalam
penyelesaian proses produksi, jumlah produksi lebih bermutu dan lebih
banyak dan memperkecil tingkat pemborosan, dimana beberapa hal
tersebut dapat meningkatkan produktivitas.
12. Kesempatan berprestasi
Kesempatan berprestasi yang semakin terbuka akan menimbulkan
dorongan psikologis untuk meningkatkan kinerja.
Tjutju dan Suwatno (2009: 159) menyimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal beberapa diantaranya meliputi :
komitmen kuat terhadap visi dan misi intisusional, struktur dan desain pekerjaan,
motivasi, disiplin, dan etos kerja yang mendukung ketercapaian target. Dan
beberapa faktor eksternal diantaranya yaitu peraturan perundangan, kebijakan
pemerintah dan situasi politis.
Dari beberapa faktor diatas, dapat diketahui bahwa motivasi dan iklim
organisasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan.
37
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.3.3 Indikator Produktivitas Kerja
Gilmore dan Erich Fromm dalam Sedarmayanti (2009:79)
mengungkapkan bahwa terdapat indikator individu yang produktif yaitu:
1. Tindakannya konstruktif
2. Percaya pada diri sendiri
3. Bertanggung jawab
4. Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan
5. Mempunyai pandangan ke depan
6. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang berubah-ubah
7. Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imajinatif
dan inovatif)
8. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya
A.Dale Timpe dalam Sedarmayanti (2009:80) mengungkapkan tentang ciri
umum pegawai yang produktif adalah sebagai berikut:
1. Cerdas, yang berarti memiliki ketajaman fikiran.
2. Kompeten secara professional/teknis, kompetensi berarti kemampuan
untuk melakukan suatu kerja.
3. Kreatif dan Inovatif, kreatif berarti kemampuan untuk menciptakan
gagasan baru.
4. Memahami pekerjaan
38
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Belajar dengan “cerdik”, cerdik berarti tidak mudah macet dalam
pekerjaan atau selalu berusaha mencari jalan keluar dari setiap masalah
pekerjaan yang dihadapi.
6. Selalu mencari perbaikan, tatapi tahu kapan harus berhenti
menyempurnakan
7. Dianggap bernilai oleh pengawasnya
8. Memiliki catatan prestasi yang berhasil
9. Selalu meningkatkan diri.
2.1.3.4 Pengukuran Produktivitas
Menurut Sinungan (2008:23) secara umum pengukuran produktivitas
berarti perbandingan yang dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda.
1) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan
secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini
memuaskan - namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau
berkurang serta tingkatannya.
2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses)
dengan lainnya.
3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik
sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.
Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlulah
mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran
39
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
produktivitas. Paling sedikit ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda,
yakni produktivitas total dan produktivitas parsial.
1. Produktivitas total adalah perbandingan antara total keluaran (output) dengan
total masukan (input) persatuan waktu. Dalam menghitung produktivitas
total, semua masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi) terhadap total
keluran harus diperhitungkan.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
2. Produktivitas parsial adalah perbandingan dari keluaran dengan satu jenis
masukan atau input persatuan waktu, seperti upah tenaga kerja, kapital,
bahan, energi, beban kerja dan lain-lain.
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑠𝑖𝑎𝑙 = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑠𝑖𝑎𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
2.1.3.5 Manfaat Pengukuran Produktivitas
Setiap organisasi perlu mengetahui tingkat produktivitas pegawainya. Hal
ini dimaksudkan agar dapat mengukur tingkat perbaikan produktivitas kerja
pegawainya dari waktu ke waktu dengan cara membandingkan dengan
produktivitas standar yang telah ditetapkan oleh pimpinan. Kegiatan ini menjadi
penting agar organisasi itu dapat meningkatkan daya saing dari hasil kerja
pegawai terutama di era globalisasi yang semakin kompetitif.
Gasperez dalam Tjutju dan Suwatno (2009, 164) menyatakan bahwa
terdapat beberapa manfaat pengkuran produktivitas dalam suatu organisasi, antar
lain :
40
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Organisasi dapat menilai efisiensi konversi penggunaan sumber daya, agar
dapat meningkatkan produktivitas.
2. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui
pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka panjang mau
pun jangka pendek.
3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis organisasi dapat diorganisasikan
kembali dengan cara memberikan prioritas yang tepat, dipandang dari
sudut produktivitas.
4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat
dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat
produktivitas sekarang.
5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas organisasi dapat ditetapkan
berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitaas (productivity gap) yang
ada di antara tingkat produktivitas yang di ukur (actual productivity).
Dalam hal ini tingkat produktivitas akan memeberikan informasi dalam
mengidentifikasi masalah atau perubahan yang terjadi sebelum tindakan
korektif diambil.
6. Pengukuran produktivitas menjadi informasi yang bermanfaat dalam
membandingkan tingkat produktivitas dalam organisasi yang sejenis, serta
bermanfaat pula untuk informasi produktivitas organisasi pada skala
nasional maupun global.
41
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat
menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan
organisasi.
8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif
berupa upaya peningkatan produktivitas terus menerus.
Menurut Sedarmayanti (2009:) manfaat peningkatan produktivitas pada
tingkat individu dapat dilihat dari:
1. Meningkatnya pendapatan (income) dan jaminan sosial lainnya. Hal
tersebut akan memperbesar kemampuan (daya) untuk membeli barang dan
jasa atau pun keperluan hidup sehari-hari, sehingga kesejahteraan akan
lebih baik. Dari segi lain, meningkatnya pendatan tersebut dapat disimpan
yang nantinya bermanfaat untuk infestasi.
2. Meningkatnya hasrat dan martabat serta pengakuan terhadap potensi
individu.
3. Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi
2.1.4 Pengaruh Motivasi dan Iklim Organisasi terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan
Sedarmayanti (2009:72-77), menyatakan bahwa terdapat dua belas faktor
yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yaitu:
Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja,
pendidikan, keterampilan, manajemen, Hubungan Industrial Pancasila
42
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(HIP), tingkat pengahasilan, gizi dan kesehatan, jaminan sosial,
lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi, kesempatan
berprestasi.
Dari 12 faktor yang mempengaruhi produktivitas terdapat faktor motivasi
dan lingkungan dan iklim kerja. Motivasi merupakan dorongan yang timbul
dalam diri seseorang yang akan memacu karyawan tersebut untuk bekerja lebih
giat sehingga dapat mencapai tujuan pribadinya sehingga akan meningkatkan
produktivitas kerjanya. hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Rivai (2004:456), yaitu:
Pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras
sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan
produktivitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian
tujuan perusahaan.
Selain Motivasi, faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan adalah iklim kerja atau iklim organisasi. Suatu perusahaan memerlukan
iklim organisasi yang baik agar karyawan yang bekerja di dalamnya dapat merasa
senang dan lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.
Sesuai dengan kutipan dari Sedarmayanti (2009:75) “Lingkungan dan iklim kerja
yang baik akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa
tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah
peningkatan produktivitas.”
Sinungan mengemukakan (2008,39) bahwa:
Iklim organisasi yang sehat dapat mendorong sikap keterbukaan baik dari
fihak karyawan mau pun pihak pengusaha sehingga mampu
menumbuhkan motivasi kerja yang searah antara karyawan dan pengusaha
dalam rangka menciptakan ketentraman kerja dan kelangsungan usaha kea
rah peningkatan produktivitas kerja.
43
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari uraian tersebut, secara teori dapat diketahui bahwa motivasi dan iklim
kerja merupakan dua dari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan.
2.1.5 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Jenis
Penelitian Hasil Penelitian
1. Hana Puspita
Dewi
Pengaruh Sistem
Manajemen
Keselamtan dan
Kesehatan Kerja
(SMK3) dan Motivasi
Kerja terhadap
Produktivitas
Karyawan pada PT.
PINDAD (Persero)
Thesis Koefisien
Determinasi Motivasi
Kerja
(Kd)=(R2)x100%
diperoleh Kd=
0,6462x100%=41,
7%. Bahwa variasi
naik turunnya nilai
variabel
Produktivitas
karyawan secara
parsial ditentukan
oleh varibel motivasi
kerja sebesar 41, 7%.
Sedangkan sisanya
diterangkan oleh
faktor luar lain di
luar penelitian
2. Dede
Sumarna
Pengaruh
Pemberdayaan dan
Iklim Kerja terhadap
Produktivtas Kerja
Karyawan pada
Kantor PT TELKOM
Divisi regional III
Jabar & Banten.
Thesis R= 0,980 dan
Rsquare
menunjukkan 0,961
atau 96,1 persen, jadi
produktivitas kerja
karyawan
dipengaruhi oleh
pemberdayaan dan
iklim kerja dan
sisanya oleh sebab
lain.
44
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Masnurhadi
Bambang
Setiaji
Pengaruh Iklim
Organisasi dan
Kompensasi terhadap
Produktivitas Kerja
Karyawan di Rumah
Sakit DR.
MOEWARDI
SURAKARTA
Thesis Berdasarkan hasil
analisis menunjukkan
bahwa koefisien
regresi untuk variabel
iklim organisasi
adalah sebesar 0,484
dan t-hitung
sebesar 2,958 dengan
tingkat signifikansi
sebesar (0,004), atau
pada taraf
kepercayaan (99%).
Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh
positif variabel iklim
organisasi terhadap
produktivitas kerja
karyawan di
RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
Terdapat perbedaan dan persamaan yang diteliti penulis dengan penelitian
yang sudah ada. Persamaannya pada variable-variabel yang diteliti yaitu motivasi
kerja dan iklim organisasi. Perbedaanya pada dimensi penelitian, jumlah
indikator penelitian dan subyek penelitian yang digunakan. Berdasarkan
penelusuran diatas sejauh ini belum ditemui adanya penelitian yang identik
dengan penelitian penulis, sehingga penelitian ini memiliki orisinalitas yang
cukup tinggi.
45
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.2 Kerangka Pemikiran
Produktivitas sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Produktivitas dapat djadikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan untuk
bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, produktivitas perusahaan
salah satunya berasal dari individu yang melakukan kegiatan, Sedarmayanti
(2009:58) mengungkapkan bahwa “Produktivitas manapun bersumber dari
individu yang melakukan kegiatan. Namun individu yang dimaksud adalah
individu sebagai tenaga kerja yang memiliki kualitas kerja yang memadai.”
Menurut National Productivity Board (NPBA) Singapore dalam
sedarmayanti (2009:56), dikatakan bahwa “produktivitas adalah sikap mental
yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan.”
Produktivitas ini diukur dengan menggunakan indikator dari A. Dale
Timpe dalam Sedarmayanti (2009:80) yaitu:
1. Cerdas
2. Kompeten secara professional
3. Kreatif dan Inovatif
4. Memahami pekerjaan
5. Belajar dengan cerdik
6. Selalu mencari perbaikan
7. Berprestasi
8. Selalu meningkatkan diri.
46
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, menurut
Sedarmayanti (2009:72-77) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan yaitu:
Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja,
pendidikan, keterampilan, manajemen, Hubungan Industrial Pancasila
(HIP), tingkat pengahasilan, gizi dan kesehatan, jaminan sosial,
lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi, kesempatan
berprestasi.
Dari kedua belas faktor yang mempengaruhi produktivitas terdapat faktor
motivasi dan lingkungan dan iklim kerja. Motivasi kerja merupakan dorongan
yang timbul dalam diri karyawan untuk melakukan tindakan, motivasi ini penting
karena dengan motivasi maka diharapkan karyawan akan lebih antusias dalam
mencapai produktivitas kerja yang tinggi, hal ini sesuai dengan pendapat
Hasibuan (2008:92) bahwa “Motivasi penting karena dengan motivasi ini
diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk
mencapai produktivitas kerja yang tinggi.”
Melalui motivasi juga karyawan akan lebih giat dalam bekerja untuk
mencapai tujuan mereka yang akan meningkatkan produktivitas kerjanya yang
kemudian akan mempengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, sesuai dengan pendapat Rivai (2004:456), yaitu:
Pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras
sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan
produktivitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian
tujuan perusahaan.
Hasibuan (2008:97) mengungkapkan bahwa motivasi di dalam suatu
organisasi mempunyai maksud dan tujuan yang sangat luas dalam rangka
pengembangan organisasi tersebut, antara lain sebagai berikut:
47
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.
4. Meningkatkan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.
6. Mengefektifkan pengadaan karyawan
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Dari pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu tujuan dari
motivasi kerja adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.
Motivasi kerja diukur menggunakan dimensi dari teori kebutuhan
McClelland dalam Robbins (2008:222) yaitu:
1. Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan atau prestasi (Need for
achievement)
2. Kebutuhan dalam kekuasaaan atau otoritas kerja (Need for power)
3. Kebutuhan untuk berafiliasi (Needs for affiliation)
Selain motivasi, produktivitas kerja karyawan juga dapat ditingkatkan
dengan penciptaan iklim kerja yang baik. Dengan iklim kerja yang baik, maka
karyawan dapat bekerja dengan lebih baik dan bertanggung jawab, memiliki
semangat dan motivasi tinggi dalam bekerja, tidak mudah stress dan kepuasaan
48
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kerja mereka pun akan cenderung tinggi, memiliki prestasi kerja yang baik dan
dapat mencapai produktivitas kerja yang tinggi yang juga akan berpengaruh
terhadap produktivitas organisasi. Seperti di ungkapakan dalam Wirawan
(2007:123) bahwa “..Iklim organisasi mempengaruhi produktivitas anggota dan
selanjutnya mempengaruhi efektivitas dan efisiensi organisasi.”
Iklim organisasi yang kondusif akan mendorong sikap keterbukaan baik
dari fihak karyawan maupun fihak pengusaha sehingga mampu menumbuhkan
motivasi kerja yang searah antara karyawan dan pengusaha dalam rangka
menciptakan produktivitas kerja dan kelangsungan usaha kearah peningkatan
ketentraman kerja dan kelangsungan usaha kearah peningkatan produktivitas.
Sesuai dengan pendapat Sinungan (2008,39) bahwa:
Iklim organisasi yang sehat dapat mendorong sikap keterbukaan baik dari
fihak karyawan maupun pihak pengusaha sehingga mampu menumbuhkan
motivasi kerja yang searah antara karyawan dan pengusaha dalam rangka
menciptakan ketentraman kerja dan kelangsungan usaha kearah
peningkatan produktivitas kerja.
Iklim organisasi diukur dengan menggunakan dimensi iklim organisasi
dari Stringer (2007:131-133), yaitu:
1. Struktur
2. Standar-standar
3. Tanggung jawab
4. Penghargaan
5. Dukunga
6. Komitmen
49
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Iklim Organisasi
(X2)
1. Struktur
2. Standar-standar
3. Tanggung jawab
4. Penghargaan
5. Dukungan
6. Komitmen
(Stringer dalam
Wirawan, 2007:131)
Produktivitas Kerja
(Y)
1. Cerdas
2. Kompeten secara
professional/teknis
3. Kreatif dan Inovatif
4. Memahami
pekerjaan
5. Belajar dengan
cerdik
6. Selalu mencari
perbaikan
7. Berprestasi
8. Selalu meningkatkan
diri.
(Dale Timpe dalam
Sedarmayanti, 2009: 80)
Motivasi Kerja
(X1)
1. Kebutuhan akan
prestasi (nAch-Need
for achievement)
2. Kebutuhan akan
kekuasaan (nPow-
Need for power)
3. Kebutuhan untuk
berafiliasi (nAff-
Need for affiliation)
(McClelland dalam
Robbins, 2008:222-224)
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Motivasi Kerja dan Iklim Organisasi
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
50
Maya Nuriyah Agrivina, 2013 Pengaruh Iklim Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Megah Nusantara Perkasa Cibinong-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus diuji, hipotesis
penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap produktivitas
kerja karyawan.
2. Iklim organisasi memiliki pengaruh yang positif terhadap produktivitas
kerja karyawan.
3. Motivasi kerja dan Iklim organisasi memiliki pengaruh yang positif
terhadap produktivitas kerja karyawan.