BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal...

39
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Kajian Pustaka A. Judul Desain Interior Rumah Budaya Korea di Yogyakarta dengan Atmosfer “K-pop”. B. Definisi Judul Devinisi judul Desain Interior Rumah Budaya Korea di Yogyakarta dengan Atmosfer K- pop bila dijelaskan secara umum tiap suku kata yang ada adalah: Desain : Adalah Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya saling kait mengait. (Setiawan, Eka. 2014. Pengertian Desain. Situs internet https://www.academia.edu//5337431/PENGERTIAN_DESAIN_kk_yeti , diakses 27/02/2016) Interior : Adalah bagian dalam suatu ruangan atau tatanan perabot di dalam ruang gedung dan sebagainya. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Dilengkapi Dengan Ejaan Yang Disempurnakan : Drs. Ahmad A.K. Muda, 2006 : 271) Rumah : Adalah bangunan untuk tempat tinggal; bangunan pada umumnya (seperti gedung). (http://kbbi.web.id/rumah. Diakses pada 20/09/2016 : 11:30). Budaya : Adalah pikiran; akal budi; adat istiadat; sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju); sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah (http://kbbi.web.id/budaya. Diakses pada 20/09/2016 : 11:35). Korea : Adalah sebuah semenanjung yang di Asia Timur (di antara Tiongkok dan Jepang). Korea terbagi menjadi dua negara, yakni Repubik Korea (Korea Selatan) dan Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) setelah perang dunia II pada tahun 1945. (Wikipedia)

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1. Kajian Pustaka

A. Judul

Desain Interior Rumah Budaya Korea di Yogyakarta dengan Atmosfer “K-pop”.

B. Definisi Judul

Devinisi judul Desain Interior Rumah Budaya Korea di Yogyakarta dengan Atmosfer K-

pop bila dijelaskan secara umum tiap suku kata yang ada adalah:

Desain : Adalah Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan

dimana titik beratnya adalah melihat sesuatu persoalan tidak secara terpisah

atau tersendiri melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah

dengan lainnya saling kait mengait. (Setiawan, Eka. 2014. Pengertian

Desain. Situs internet

https://www.academia.edu//5337431/PENGERTIAN_DESAIN_kk_yeti ,

diakses 27/02/2016)

Interior : Adalah bagian dalam suatu ruangan atau tatanan perabot di dalam ruang

gedung dan sebagainya. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Dilengkapi

Dengan Ejaan Yang Disempurnakan : Drs. Ahmad A.K. Muda, 2006 : 271)

Rumah : Adalah bangunan untuk tempat tinggal; bangunan pada umumnya (seperti

gedung). (http://kbbi.web.id/rumah. Diakses pada 20/09/2016 : 11:30).

Budaya : Adalah pikiran; akal budi; adat istiadat; sesuatu mengenai kebudayaan yang

sudah berkembang (beradab, maju); sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan

yang sudah sukar diubah (http://kbbi.web.id/budaya. Diakses pada

20/09/2016 : 11:35).

Korea : Adalah sebuah semenanjung yang di Asia Timur (di antara Tiongkok dan

Jepang). Korea terbagi menjadi dua negara, yakni Repubik Korea (Korea

Selatan) dan Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) setelah

perang dunia II pada tahun 1945. (Wikipedia)

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Yogyakarta : Adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta,

Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubawana

dan Adipati Paku Alam. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota

terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga di wilayah Pulau Jawa bagian

selatan setelah Bandung dan Malang menurut jumlah penduduk. (wikipedia).

K-pop : Merupakan kepanjangan dari Korean Pop (musik pop korea). Adalah jenis

musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan kelompok

musik pop Korea yang menembus batas dalam negeri dan populer di

mancanegara. Kegandrungan akan musik Korea merupakan bagian yang tak

terpisahkan daripada Deman Korea (Korean Wave) di berbagai negara.

(wikipedia)

1.2. Tinjauan Umum Tentang Korea

Gambar II.1 Peta Korea

(Sumber : http://nanilaie.info/?p=1278 )

Korea adalah sebuah semenanjung di Asia Timur (di antara Tiongkok dan Jepang). Korea

terbagi menjadi dua negara, yakni Republik Korea (Korea Selatan) dan Republik Rakyat

Demokratik Korea (Korea Utara) setelah Perang Dunia II pada tahun 1945.Korea Selatan kemudian

berkembang menjadi negara demokratis sementara Korea Utara berhaluan komunis. Bendera

Persatuan Korea sering digunakan untuk merepresentasikan Korea pada ajang olahraga

internasional, namun bendera tersebut bukan merupakan bendera resmi kedua negara.Karena

zaman dinasti-dinasti bersejarah sudah berakhir, istilah Korea saat ini didefinisikan berdasarkan

gabungan 2 identitas yang terbagi oleh Garis Demarkasi Militer pararel 38, yakni Korea Utara, dan

Korea Selatan. Semenanjung Korea di sebelah utara dibatasi oleh Republik Rakyat Tiongkok, dan

Rusia di sebelah timur laut, serta Jepang di sebelah tenggara yang dipisahkan dengan Selat Korea.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Sebutan "Korea" diambil dari nama dinasti Korea yang terkenal, yaitu Goryeo (935-1392).

Goryeo sendiri menamai negerinya dari kependekan nama salah satu Tiga Kerajaan Korea,

Goguryeo (37 SM-668 M). Dalam bahasa Tionghoa dilafalkan "Gao-li" dan penyebutan itu

menyebar ke para pedagang Timur Tengah, dan lama kelamaan menjadi "Korea". Kata "Korea"

secara umum di dunia internasional saat ini digunakan untuk menunjuk kedua negara Korea. Dalam

Bahasa Korea di Korea Selatan, "Korea" berarti "Han-Guk" (Korea Selatan; kependekan dari "Dae

Han Min Guk") sedangkan "Chosŏn" digunakan oleh Korea Utara untuk menyebut nama negara

mereka. (http://id.wikipedia.org/wiki/Korea)

1. Letak Geografis Korea

Korea terletak di Semenanjung Korea, yang membentang sepanjang 1.100 kilometer

dari utara ke selatan. Semenanjung Korea berada di timur laut benua Asia, di mana perairan

Korea bertemu dengan bagan paling barat Samudra Pasifik. Semenanjung ini berbatasan dengan

Cina dan Rusia di sebelah utara. Di sebelah timur terdapat Laut Timur, di mana Jepang terletak

diseberangnya. Di bagian barat terdapat Laut Kuning dan di samping daratan utama, wilayah

Korea juga mencakup kira-kira 3.200 pulau.

Wilayah Korea secara keseluruhan mencakup 223.098 kilometer persegi, hampir seluas

Inggris atau Ghana. Pegunungan Taebaeksan terbentang sepanjang pantai timur,di mana

deburan ombak telah menciptakan tebing-tebing curam dan pulau-pulau kecil yang berbatu-

batu. Lereng-lereng barat dan selatan yang pegunungan ini tidak terlalu curam, yang

membentuk daratan-daratan serta pulau-pulau di tepi pantai yang dikelilingi oleh teluk-teluk

kecil.

Daerah perbatasan Korea meliputi Yuwonjin, Propinsi Hamgyeongbuk-do disebelah

utara dengan titik koordinat 43⁰ 00‟42” N. Pulau Marado, Propinsi Otonomi khusus Jeju di

sebelah selatan dengan titik koordinat 33⁰ 06‟43” N. Pulau Dokdo, Propinsi Gyeongsangbuk-do

di sebelah timur dengan titik koordinat 131⁰ 52‟21” E. Dan Pulau Maando, Propinsi

Pyeonganbuk-do di sebelah barat dengan titik koordinat 124⁰ 11‟04” E.

2. Iklim

Korea memiliki empat musim yang berbeda. Musim semi dan musim gugur berlangsung

cukup pendek, Musim panas memiliki udara panas dan lembab, sedangkan pada musim dingin

udara terasa dingin dan kering dengan jumlah salju yang sangat banyak, terutama di daerah

pegunungan, namun tidak di sepanjang pantai selatan.

Suhu udara berbeda cukup jauh antara satu daerah dengan daerah lainnya di Korea,

dengan suhu rata-rata antara 6⁰C (43⁰F) da 16⁰C (61⁰F). Pada awal musim semi, angin dari

Siberia membawa serta debu kuning dari gurun-gurun pasir yang saljunya mencair di Cina serta

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

membawanya ke Semenanjung Korea dan Jepang. Sedangkan di musim gugur, dengan udaranya

yang kering namun segar serta langit berwarna biru kristal, merupakan musim yang disukai oleh

sebagian besar rakyat Korea.

3. Jumlah Penduduk

Pada akhir tahun 2007, jumlah penduduk Korea Selatan secara keseluruhan dperkirakan

mencapai 48.456.369 juta jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 498 jiwa per kilometer

persegi. Jumlah penduduk Korea Utara diperkirakan 23.200.238 juta jiwa. Jumlah penduduk

Korea mengalami peningkatan per tahun rata-rata sejumlah 3% sepanjang dekade 1960-an,

namun jumlah ini menurun hingga 2% pada dekade selanjutnya. Pada tahun 2005 tingkat

pertumbuhan penduduk berada pada titik 0,21% dan diperkirakan akan terus menurun hingga

0,02% pada tahun 2020.

4. Bahasa

Seluruh rakyat Korea berbicara dan menulis dalam bahasa yang sama, yang menjadi

faktor penentu dalam pembentukan identitas nasional. Bahasa Korea memiliki beberapa dialek

di samping dialek umum yang digunakan di Seoul. Hanya dialek dari Propinsi Jejudo saja yang

begitu berbeda sehingga sulit dipahami oleh penduduk dari propinsi lain.

Studi-studi linguistik dan etnologi telah mengklasifikasikan bahasa Korea dalam

keluarga bahasa Altaic, yang mencakup bahasa Turki, Mongol, dan Tungus-Manchu. Raja

Agung Sejong mempersiapkan serta membantu menciptakan alfabet Korea Hangeul pada abad

ke-15. Sebelum alfabet ini terbentuk, prosentasi jumlah penduduk Korea yang bisa membaca

relatif kecil. Hanya sedikit rakyat Korea yang mampu menguasai huruf-huruf Cina yang sulit,

yang digunakan oleh kaum kelas atas.

5. Bendera Nasional

Gambar II.2 Bendera Korea

(sumber : https://kioslambang.wordpress.com/tag/arti-bendera-korea-selatan/ )

Bendera kebangsaan Korea disebut Taegeukgi. Rancangan bendera ini melambangkan

prinsip-prinsip yin dan yang dalam filsafat Asia. Lingkaran di tengah bendera dibagi menjadi

dua bagian yang sama besar. Bagian atas yang berwarna merah melambangkan kekuatan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

kosmik yang bersifat proaktif. Sebaliknya, bagian bawah yang berwarna biru melambangkan

kekuatan-kekuatan yin yang bersifat responsif.

Kedua kekuatan ini membentuk konsep mengenai gerakan yang terus-menerus,

keseimbangan, serta harmoni yang menjadi ciri dari dunia tak terbatas. Lingkaran ini dikelilingi

oleh empat trigram, yakni atu trigram pada masing-masing sudutnya. Tiap trigram

melambangkan satu dari empat unsur alam semesta: langit, bumi, api, dan air.

6. Lagu Kebangsaan

Lagu kebangsaan Korea disebut Aegukga yang memiliki arti lagu yang mencintai

negara. Lirik Aegukga mulai digunakan pada tahun 1907, pada saat kedaulatan Korea dalam

keadaan darurat karena adanya serangan dari musuh luar negeri. Setelah pemerintah Korea

dibentuk, dimulai dari tahun 1948 lagu Aegukga yang dikomposisi oleh seorang musikus

bernama Ahn Ik-tae, Aegukga mulai digunakan pada acara-acara resmi pemerintah Korea dan

diperkenalkan dengancara dimuat di buku-buku pelajaran SD, SMP, SMU Korea. Lagu

Aegukga selalu dinyanyikan dengan sepenuh hati dan pada saat Aegukga diperdengarkan, para

pendengar akan berdiri.

7. Bunga Nasional

Gambar II.3 Bunga Nasional

(sumber : http://idekreati.blogspot.co.id/2012_05_01_archive.html)

Bunga Nasional Korea adalah Mugunghwa atau Bunga Mawar dari Sharon.

Mugunghwa melambangkan Korea dan mempunyai arti “bunga yang tidak pernah berhenti

berkembang” jika melihat dokumen lama, Bangsa Korea sangat menyayangi Mugunghwa. Di

dalam lagu kebangsaan “Aegukga” terdapat lirik “Mugunghwa yang berkembang di tanah air

sepanjang 1,000Km”. Setelah merdeka, Mugunghwa dinobatkan secara langsung untuk menjadi

bunga nasional Korea. Mugunghwa mempunyai daya tahan yang kuat terhadap polusi, oleh

karena itu Mugunghwa sungguh melambangkan keinginan bangsa Korea untuk berjaya

selamanya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

8. Agama

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2005, separuh penduduk Korea menjalankan

ibadah agama secara aktif. Diantaranya, yaitu Budha (10.726.463 jiwa), Protestan (8.616.438

jiwa), dan Katolik (5.146.147 jiwa). Undang-undang dasar Korea menjamin kebebasan berfikir,

kebebasan nurani, serta kebebasan beragama. (Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea.

2008. Fakta-Fakta Tentang Korea. Terj. Bayu Kristianto, M.A. Seoul : Kementrian

Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata)

1.3. Budaya dan Seni Korea

1. Pakaian Adat

Gambar II.4 Pakaian Adat Korea

(sumber http://alakorsel.blogspot.co.id/2015/11/hanbok-pakaian-tradisional-korea.html )

Rakyat Korea menenun kain dengan rami dan tanaman ararut (arrowroot) serta

beternak ulat sutera untuk menghasilkan kain sutera. Pada jaman tiga kerajaan, laki-laki

memakai jeogori (semacam jas), baji (celana panjang), dan durumagi (mantel luar) dengan

topi, ika pinggang, dan sepasang sepatu. Para wanita memaki jeogori (semacam jas pendek)

dengan dua pita panjang diikat untuk membentuk otgoreum (simpul), rok dengan panjang dari

pinggang sampai ke bawah yang menutupi sekelilng tubuh bernama chima, sebah durumagi,

beoseon (kaos kaki katun warna putih), dan sepatu berbentuk seperti perahu. Pakaian ini,

dikenal dengan nama Hanbok, telah diturunkan selama ratusan tahun dengan bentuk yang

hampi tidak pernah berubah baik untuk laki-laki maupun perempuan, kecuali dalam hal

panjang jeogori dan chima.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

2. Makanan Khas

Gambar II.5 Makanan Khas Korea

(sumber : http://www.lovethatkimchi.com/ )

Nasi merupakan makanan pokok bagi sebagian besar rakyat Korea. Nasi biasanya

disertai berbagai macam makanan sampingan, terutama sayur-sayuran dengan banyak bumbu,

sop, sayuran berkuah, dan daging. Makanan tradisional Korea tidak lengkap tanpa kimchi,

yakni campuran bermacam sayuran beracar seperti kubis cina, lobak,bawang hijau, dan

ketimun.

Jenis-jenis kimchi tertentu sengaja dibuat pedas dengan tambahan bubuk cabe merah,

sedangkan jenis yang lain dimasak tanpa bubuk cabe merah atau dimasukkan ke dalam cairan

gurih. Meski demikian, bawang putih selalu digunakan untuk memasak kimchi untuk

menambah kelezatan.

Selain kimchi, doengjang (pasta kedelai), dengan unsur-unsurnya yang mampu

melawan kanker, telah menarik perhatian para ahli gizi masa kini. Masyarakat korea pada jaman

dahulu biasa membuat doengjang di rumah dengan merebus buncis warna kuning,

mengeringkannya di tempat teduh, memasukannnya ke dalam air garam, dan mengawetkan

dengan menaruhnya di bawah sinar matahari. Akan tetapi, hanya sediit keluarga yang masih

menerapkan proses pembuatan seperti ini, sebagian besar cukup membeli doengjang buatan

pabrik. Di antara makanan-makanan berdaging, bulgogi (biasanya daging sapi) yang telah

dibumbui dan galgi (iga sapi atau babi) merupakan yang paling disukai baik oleh masyarakat

Kore sendiri maupun orang asing.

3. Perayaan

Gambar II.6 Perayaan Korea

(sumber : http://downloadramkor.blogspot.co.id/2015/04/hari-perayaan-di-korea.html )

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Di masa lampau, perayaan adalah upacara keagamaan yang mewah. Bahkan sebelum

masa Tiga Kerajaan, upacara ucapan syukur atas keberhasilan panen mulai dilaksanakan secara

resmi di kerajaan-kerajaan konfederasi yang lebih kecil. Upacara-upacara ini meliputi yeonggo

(upacara memanggil roh dengan menabuh genderang) dari Kerajaan Buyeo, dongmaeng

(pemujaan pada pendiri kerajaan) dari Kerajaan Goguryeo, dan Muncheon (Tarian Surga) dari

Kerajaan Dongye. Umumnya, perayaan-perayaan ini diselenggarakan pada bulan sepuluh,

menurut kalender bulan, setelah semua panen selesai.

Tradisi menikmati masa panen di musim gugur dan menyambut tahun baru dalam

kegembiraan terus berlanjut sampai masa kerajaan-kerajaan dan dinasti-dinasti berikutnya, dan

tiap kerajaan atau dinasti meakukan beberapa perubahan tertentu. Disebabkan oleh laju

kehidupan yang amat cepat, Korea pada masa kini telah banyak kehilangan libur tradisionalnya.

Amun beberapa hari libur masih tetap diperingati dengan penuh semangat. Salah satunya Seollal

(hari pertama dari tahun bulan yang baru), Daeboreum (bulan purnama pertama sesudah

Seollal), Damo (hari kelima pada bulan kelima tahun bulan), Chuseok (hari bulan purnama di

musim gugur yang jatuh pda hari ke-15 bulan delapan kalender bulan, dan merupakan hari raya

yang paling ditunggu bagi rakyat Korea masa kini) dan ari Kelahiran Sang Budha, yang jatuh

pada hari kedelapan pada bulan keempat kalender bulan, serta Hari Natal yang dirayakan tidak

hanya oleh umat Kristen namun juga sebagian anak muda. (Pelayanan Kebudayaan dan

Informasi Korea. 2008. Fakta-Fakta Tentang Korea. Terj. Bayu Kristianto, M.A. Seoul :

Kementrian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata)

4. Seni Rupa

Meski manusia mulai mendiami semenanjung Korea pada Zaman Paleolitikum,

peninggalan-peninggalan yang ada menunjukkan bahwa asal-usul seni rupa Korea mulai

mengacu pada Zaman Neolitikum (kira-kira 6.000 sampai 1.000 SM). Pahatan-pahatan batu

pada tebing di sisi sungai, yang disebut Bangudae di Ulsan di pantai tenggara Korea

memberikan deskripsi yang jelas mengenai binatang-binatang yang hidup di situ dan merupakan

seni yang menonjol dari Zaman Prasejarah. Nilai estetika masa ini juga bisa ditemui pada

makam dan pola berbentuk terung pada barang-barang tembikar untuk keperluan sehari-hari.

pada Zaman Perunggu (kira-kira 1.000-300 SM), berbagai macam barang dari perunggu

termasuk cermin, lonceng, dan anting-anting dihasilkan, yang sebagian besar bertujuan

menunjukkan kekuasaan raja atau dibuat untuk tujuan-tujuan keagamaan serta untuk

menimbulkan kekaguman.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

5. Kesusastraan

Kesusastraan Korea lazimnya dibagi secara kronologis menjadi periode klasik dan

modern. Kesusastraan klasik Korea berkembang dengan latar belakang kepercayaan-

kepercayaan tradisional rakyat. Kesusastraan Korea juga dipengaruhi oleh Taoisme,

Konfusianisme, dan Budhisme. Di antara ajaran-ajaran ini, agama Budha memiliki pengaruh

paling besar, diikuti oleh pengaruh-pengaruh Konfusianisme selama berkuasanya Dinasti

Joseon.

Kesusastraan modern berkembang sebagai hasil persentuhan dengan budaya Barat, yang

menyusul proses modernisasi. Tidak hanya pemikiran-pemkiran Kristen, namun juga berbagai

macam kecenderungan dan pengaruh artistik diimpor dari Barat. Seiring dengan perkembangan

“Pendidikan Baru” dan “Gerakan Bahasa dan Kesusastraan Nasional”, sistem penulisan huruf

Cina, yang telah lama merepresentasikan budaya kelas dominan, kehilangan fungsi sosio-

kultural yang selama ini dinikmatinya.

6. Seni Lukis

Gambar II.7 Lukisan Korea

(sumber : http://www.wikiwand.com/id/Lukisan_Korea )

Pelukis-pelukis Korea menunjukkan tingkat keterampilan tertentu yang terakumulasi

sejak masa Tiga Kerajaan, sebagian besar lukisan yang dibuat telah musnah karena dilukis di

atas kertas. Akibatnya, hanya mungkin bagi kita untuk mengapresiasi lukisan-lukisan dari masa

itu dengan jumlah sangat terbatas, seperti misalnya lukisan-lukisan pada dinding makam. Selain

lukisan-lukisan dinding Goguryeo, ubin-ubin lanskap Baekje dan Lukisan Kda Terbang dari

kerajaan Silla menjadi bukti kekhasan dan kualitas lukisan-lukisan dari masa Tiga Kerajaan.

Karya-karya ini menunjukkan garis-garis penuh energi dan berani serta koposisi yang sangat

teratur, yang merupakan ciri-ciri khusus periode ini.

Sedikit lukisan Kerajaan Silla Bersatu yang tersisa. Meski demikian, ilustrasi ajaran-

ajaran Avatamsaka yang dilukis menjadi saksi meningkatnya kualitas lukisan pada periode ini.

Garis-garis yang sangat halus dan hidup menjadi ciri lukisan-lukisan ilustrasi ini.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Lukisan-lukisan dekoratif maupun lukisan-lukisan agama Budha mencapai puncaknya

pada masa Dinasti Goryeo. Dalam eriode ini, bermacam jenis lukisan dibuat. Lukisan-lukisan

dari periode ini yang masih ada sampai sekarang terutama lukisan-ukisan agama Budha dari

abad ke-13 dan 14. Ciri-ciri utama lukisan ini meliputi sikap badan yang elegan, lipatan-lipatan

baju yang halus dan indah dengan warna-warna lebih lembut, yang kesemuanya menunjukkan

sedang berkembangnya ajaran agama Budha dalam kurun waktu ini.

7. Musik dan Tarian

Gambar II.8 Musik dan Tarian Korea

(sumber : http://cezzsykoreanophile.blogspot.co.id/2015/10/cheoyongmu.html )

Musik dan tarian merupakan sara beribadah, dan tradisi ini berlanjut terus selama

periode Tiga Kerajaan. Lebih dari 30 alat musik digunakan dalam periode ini, dan satu

khususnya patut dicatat adalah hyeonhakguem (sitar berbentuk seperti burung bangau berwarna

hitam), yang diciptakan oleh Wang San-ak dai Goguryeo dengan mengubah sitar bersenar tujuh

dari dinasti Jin dari Cina. Hal lain yang perlu dicatat adalah gayageum, sitar yang digunakan di

Kerajaan Gaya (42-562 M). Alat musik gayageum yang terdiri dari 12 senar masih dimainkan di

Korea Modern.

Goryeo mengikuti tradisi musik Silla pada tahun-tahun awalnya, namun selanjutnya

Goryeo mwmilki aliran-aliran yang lebih beragam ada tiga jenis musik di Goryeo-Dangak, yang

berarti musik dari Dinasti Tang di Cina, Hyangak atau musik pedesaan, dan Aak atau musik

istana. Beberapa jenis musik Goryeo merupakan Warisan dari Dinasti Joseon dan masih

digunakan dalam upacara-upacara masa ini, erutama upacara-upacara yang melibatkan

pemujaan nenek moyang.

Pengaruh-pengaruh Konfusius dan Budha sangat menonjol pada tarian tradisional.

Pengaruh Konfusianisme bersifat represif. Sedangkan pengaruh Budha mengijinkan sikap yang

lebih toleran seperti ditunjukan pada tarian-tarian istana yang sangat indah serta tarian-tarian

syaman yang ditunjukkan bagi orang yang telah meninggal.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Cheoyongmu (Tari Topeng) dari Kerajaan Silla, Hakchum (Tari Bangau) dari Kerajaan

Goryeo, dan Chunaengjeon (Tarian Brung Bulbul di Musim Semi) dari Dinasti Joseon – seluruh

trian ini telah dianggap sebagai “Kepemilikan Budaya Non-Material” oleh pemerintah sebagai

upaya untuk mendukung keberlangsungan hidupnya. Para penari profesional telah memperoleh

gelar “Harta Milik Budaya Manusia”. Gelar tertinggi yang diberikan kepada para pakar seni dan

kerajinan tradisional. (Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea. 2008. Fakta-Fakta Tentang

Korea. Terj. Bayu Kristianto, M.A. Seoul : Kementrian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata).

8. Olahraga

Gambar II.9 Taekwondo

(sumber : http://www.betterfamilies.com/15-fun-facts-about-tae-kwon-do/ )

Olahraga tradisional Korea yang mendapat perhatian dunia internasional seperti

Taekwondo, telah berakar dari zaman Tiga Kerajaan Korea. Sekarang terdapat lebih dari 50 juta

orang yang mempraktekkannya. Selain Taekwondo, banyak olahraga tradisional Korea masih

dipraktekkan seperti ssireum (bergulat), memanah dan taekkyeon. Dasar dari olahraga

tradisional ini membuat atlet-atlet Korea diakui dalam cabang-cabang olahraga internasional

seperti memanah, berkuda, ataupun gulat. Pesatnya prestasi atlet-atlet Korea juga dalam

olahraga musim dingin seperti skating, tenis meja, renang, sepak bola, basket, angkat besi, dan

voli. Korea Selatan selalu menempati peringkat 10 besar dalam Olimpiade Musim Panas

maupun musim dingin. ( wikipedia ).

1.4. Sejarah K-Pop di Korea Selatan

Musik pop Korea pra-modern sendiri pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat

masuknya musik pop Jepang yang juga turut memengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea.

Penjajahan Jepang atas Korea juga membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya

mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada tahun 1950-an dan 1960-an Sejarah

K-Pop di Korea Selatan pun berlanjut. Kala itu pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan

banyaknya pertunjukkan musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea

Selatan. Musik Pop Korea pada awalnya terbagi menjadi genre yang berbeda-beda, yaitu genre

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

“oldies” yang dipengaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock

diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Yong-pil. Dan yang ketiga adalah genre yang cukup

digemari adalah musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang.

Mulai saat itu Sejarah K-Pop di Korea Selatan mulai mengalami perubahan yang cukup

banyak. Musik yang dirasa oleh anak muda sangat indah dan pas ditelinga mereka mulai

digandrungi. Kemudian naiknya popularitas musik ini semakin menjadi dan melahirkan para bintang

K-Pop di industri musik Korea. Dengan gaya yang sedikit berbeda dari zaman dulu, musik K-Pop

pun semakin booming.

Salah satu grup yang cukup berpengaruh pada musik K-Pop adalah Seo Taiji and Boys. Pada

tahun 1992, mereka memulai debut penampilannya. Debut tersebut pun menjadi penanda dari awal

mula musik pop moderen di Korea yang memberi warna baru dengan aliran musik rap, rock, techno

Amerika. Awal yang baik dari grup Seo Taiji and Boys ternyata menularkan kesuksesan kepada grup

yang lainnya. Beberapa grup tersebut adalah Panic, dan Deux.

Sejarah K-Pop di Korea Selatan ini semakin berkembang dengan masuknya musik K-Pop

beraliran dance dan hip hop. Hal ini memang terasa wajar jika mengingat pasar utama dari musik ini

adalah kaum remaja. Seiring berjalannya waktu, mulai muncul grup “teen idol” yang sangat digilai

seperti CLON, H.O.T, Sechs Kies, S.E.S, dan g.o.d. Kebanyakan dari kelompok musik ini sudah

bubar dan anggotanya memilih untuk bersolo-karier.

1.5. Sejarah K-Pop di Indonesia

a. Masuknya K-Pop ke Indonesia

Berawal pada tahun 2002, drama Korea diperkenalkan di Indonesia lewat televisi-

televisi swasta. Salah satu judul yang sangat digandrungi saat itu yaitu „Endless Love‟, setelah

itu, tak kurang dari 50 judul drama Korea memenuhi industri hiburan di tanah air. Populernya

drama Korea tersebut membuat segala sesuatu berbau Korea diminati di Indonesia, salah satunya

dalam bidang musik. Tidak sedikit juga artis drama Korea yang turut berprofesi sebagai

penyanyi, karena pada umumnya drama-drama Korea menghadirkan original soundtrack,

bahkan dinyanyikan oleh si aktor atau aktrisnya sendiri. Kedinamisan musik Korea dengan

dramanya inilah yang menciptakan ketertarikan sehingga musik Korea juga diminati. Terlebih,

perpaduan antara cerita dalam drama dan musik sebagai latarnya, membuat penonton semakin

terhanyut dalam cerita.

Berangkat dari sinilah musik K-Pop merambah di Indonesia, kemudian ditambah dengan

artis-artis Korea yang memiliki fisik istimewa, tentu saja ini menambah histeria penggemarnya.

Boyband dan Girlband Korea umumnya memiliki jumlah personil yang banyak sehingga

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

penggemar lebih variatif memilih idolanya, dance yang kompak dipadu dengan wardrobe yang

berkonsep pun menjadikan K-Pop suatu suguhan musik yang tidak pernah membosankan.

b. Dampak Masuknya K-Pop di Indonesia

Budaya Korea ke Indonesia menimbulkan banyak pengaruh di Indonesia. Banyak

remaja Indonesia yang mengikuti genre musik Korea, sehingga banyak industri musik

Indonesia membuat boyband dan girlband yang mirip seperti boyband dan girlband asal Korea.

Contoh boyband dan girlband di Indonesia adalah Smash, Dragon boys, Hits, XO IX,

Cherrybell, 7 icons, dan masih banyak lainnya. Masuknya K-Pop ke Indonesia membuat

pergeseran musik melayu dan dangdut Indonesia. Perlahan namun pasti, “musik melayu”

seperti ST 12, Wali, Kangen Band, Hijau Daun, D‟Bagindas, dan Armada, mulai tergerus oleh

kehadiran boyband dan girlband yang mulai menjamur sejak pertengahan 2011 lalu.

1.6. Fasilitas Besaran Ruang

Ruangan- ruangan yang akan dipakai dalam perencanaan ini adalah.

1.6.1. Lobby

Lobby adalah ruang peralihan atau menghubungkan pintu masuk gedung

bioskop, hotel, atau apartemen, dengan ruangruang di dalamnya. Fungsinya sebagai

ruang tunggu atau tempat lalu lalang. Loby bisa juga merupakan ruangan peralihan yang

terbuka untuk umum dengan menghubungkan tempat-tempat pertemuan di dalam

bangunan tersebut. (“Pengertian Lobi”, 2014, http://arti-definisi-

pengertian.info/pengertian-lobi-lobbyinggris/, diakses pada 27/02/2016)

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Gambar II.10 Meja Resepsionis

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 189)

Gambar II.11 Ergonomi Stool di Lobby

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 128)

a. Fasilitas lobby

Di dalam area lobby terdapat fasilitas sebagai berikut.

1. Area tempat duduk, yang berfungsi sebagai ruang duduk dan ruang tunggu.

2. Area komunikasi.

3. Area resepsionis.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Lokasi dari harus dapat segera dilihat oleh pengunjung yang masuk dan staf

resepsionis harus dapat melihat dan mengontrol arah masuk pengunjung.

1.6.2. Art Shop

Art Shop adalah suatu tempat jual beli suatu barang dimana menjual barang-

barang khusus untuk mendukung suatu bangunan dengan luas area yang tidak terlalu

besar. Oleh karena itu dengan keterbatasan lahan biasanya retail shop memiliki desain

yang ergonomis agar pembeli merasa nyaman saat melakukan aktifitas belanja.

Gambar II.12 Hubungan Display/Visual

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 200)

Gambar II.13 Lebar Lintasan Publik Utama dan Kedua

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 201)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Gambar II.14 Standar Posisi Konter

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 202)

Gambar II.15 Standar Posisi Konter

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 203)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Gambar II.16 Area Penjualan Tipikal

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 203)

Gambar II.17 Area Penjualan Tipikal

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 204)

1.6.2.1. Sistem pelayanan

1. Self Service

Adalah sistem pelayanan dimana pengunjung bebas memilih dan

mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian membawanya ke kasir

untuk pembayaran.

2. Self Selection

Adalah jenis sistem pelayanan dimana pengunjung juga dapat

memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian dengan

dibantu oleh pramuniaga, produk dibawa ke bagian kasir untuk pembayaran.

3. Personal

Adalah jenis sistem pelayanan tertutup dimana segala segala bentuk

pembelian dilayani oleh pramuniaga, baik memilih maupun pengambilan

produk.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

1.6.2.2. Sistem display

1. Serambi Pamer

Untuk menarik perhatian, pada Area Penjualan biasanya dilengkapi

dengan serambi pamer. Pemilihan barang yang dipajang dengan

mempertimbangkan musim atau gaya. Suatu serambi pamer dapat

memberikan kesan yang efektif, kesan tersebut tentu saja berhubungan

dengan berbagai ide dan harga.

2. Display Interior

Menurut Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander

mengelompokkan display interior menjadi :

c. Merchandise Display, meliputi :

Open Display

Merupakan bentuk display yang memberikan kemungkinan pada

pembeli untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan

pelayan toko.

Closed Display

Berisi barang dagangan yang diperlihatkan dalam almari dinding

(wall case). Keuntungan utamnya adalah terjaganya barang

dagangan dari pencurian dan menjaga kondidi siap jual.

Architectural Display

Display ini memerlukan ketepatan penyusunan guna

menunjukkan bermacam-macam barang dagangan sesuai dengan

bangunan, seperti model bangunan perumahan, dapur, kamar

mandi secara menyeluruh. Keuntungan utamanya adalah dapat

memberikan gambaran yang utuh dan nyata lewat peragaan

dalam display ini.

d. Vendor Display

Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat

penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak pajang.

e. Store Sign and Decorations

Istilah Store Sign meliputi tanda pembayaran, kartu

hadiah/harga, hiasan tergantung, poster, bendera, spanduk dan alat

serupa. ( Delbert J. Duncan & Stanley D Hollander, 1977 : 468 ).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

1.6.2.3. Perlengkapan Display

Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa etalase dan

showroom. Macam-macam Etalase :

1. Etalase Sistem Terbuka. Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan

ruang pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior ruang

dalamnya. Penataan display tidak ada penghalang kasat mata dan arah

pandangan kurang terfokus.

2. Etalase Sistem tertutup Etalase mempunyai pembatas antara ruang display

dengan ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan

mempunyai pandangan visual lebih terfokus.

3. Etalase Khusus

a. Etalase Sudut

Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di persimpangan jalan dan

posisinya tepat di sudut.

b. Etalase Atas

Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan bertingkat.

Etalase ini berfungsi sebagai papan reklame.

c. Benam

Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih rendah daripada lantai

disekitarnya.

f. Etalase bertingkat

Etalase penggabungan antara etalase atas dan etalase benam dan lebih

lagi dengan sistem etalase terbuka. Sudut pandang kurang sesuai dengan

sudut pandang pengamat.

g. Etalase Arcade

Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan yang memanjang ke

belakang dengan bagian muka yang sempit, sehingga ada ruang yang

kurang efisien.

1.6.2.4. Prinsip Desain Sarana Penjualan

Desain sarana penjualan harus disederhanakan dan tak dipaksakan.

Maksudnya adalah dalam mendisplay materi, jika perlengkapannya lebih

menarik perhatian ini akan mengurangi daya tarik materi koleksi dan

melemahkan penjualan. (William P. Spence, 1979 : 412)

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Sistem display pada ruang pamer menyangkut beberapa hal,

diantaranya:

1. Faktor Penglihatan

Penampilan materi selain dipengaruhi faktor teknis, juga dipengaruhi faktor

penglihatan yaitu mudah tidaknya materi dapat dilihat/dinikmati. Hal ini

dipengaruhi oleh :

a. Ukuran barang detail krisisnya

b. Kontras benda-benda dengan latar belakangnya dan kontras sekitarnya

c. Penerangan dan kecerahan benda tersebut.

d. Warna cahaya yang menerangi benda tersebut

e. Waktu saat melihat. (Ahmad Natahamijaya, 1979:24)

2. Sistem Penyajian Materi Koleksi dan Penjualan

Pengelompokan benda-benda menurut jenis dan bentuknya dapat

mempermudah pemilihan sistem penyimpanan yang sesuai. Kelompok yang

ada misalnya : foto/lukisan, film/video kaset dan lain-lain. Berapa banyak

yang perlu untuk setiap kelompok tergantung dari jumlah benda yang ada

atau yang akan ada.

1.6.3. Perpustakaan

Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk

menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan

tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).

Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di

zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku,

tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai

sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur,

sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat

menemukannya.

Memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah

suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara

sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. ( Sugiyanto )

Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah

institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui

beragam cara interaksi pengetahuan.

Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan.

Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah

memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian

masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto

dkk,1997).

Secara umum dapat kami simpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu

institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan

mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh

pemakainya.

Gambar II.18 Toko Buku / Area Display

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 205)

1.6.4. Resto

Menurut Suarthana (2006 : 23) restoran adalah: ”tempat usaha yang komersial yang

ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum

di tempat usahanya”.

Menurut Sihite (2000 : 16) restoran adalah: “suatu tempat dimana seseorang yang

datang menjadi tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik

pagi, siang, ataupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati

hidangan itu harus membayar sesuai dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang

disediakan di restoran itu”.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa restoran adalah tempat usaha yang

melayani tamu yang datang dengan ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan

dan minuman yang bersifat komersial.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Gambar II.19 Standart Bar

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 218)

Gambar II.20 Gambar Standar Meja Cocktail

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 219)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Gambar II.21 Jarak Bersih Untuk Pelayanan Pramusaji dan Sirkulasi pada

Tempat Makan

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 228)

Gambar II.22 Jarak Antar Meja

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 229)

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Gambar II.23 Tempat Duduk Stan dan Jarak Bersih Sirkulasi

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 232)

a. Sistem Pelayanan

Table Service

Konsumen langsung memesan makanan pada waiters, setelah waiters

menghidangkan dan konsumen tersebut menikmati hidangan tersebut,

konsumen langsung membayar sendiri pada cashier atau melalui waiters.

Counter Service

Pelaksana counter service pada counter bar, dimana konsumen menikmati

hidangan langsung dihadapan counter.

Tray Service

Penyajian makanan dan minuman dengan menggunakan nampan/baki, dimana

konsumen memesan langsung kepada pelayan di counter, dan pelayan

menyajikan langsung pesanannya.

b. Jenis Menu Menurut Waktu Penyajian

Ala Carter Menu

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Daftar hidangan terdiridari berbagai pilihan makanan dengan harga masing-

masing. Makanan yang dipilih disajikan ke meja sesuai dengan urutan

penyajian.

Table D‟hote menu/Set Menu

Daftar hidangan yang terdiri dari satu paket makanan dengan harga

keseluruhan, disajikan satu demi satu.

Blue Plate Menu

Daftar hidangan terdiri dari satu paket makanan dengan pilihan soft drink.

Harga keseluruhan, semua disajikan di atas meja tamu.

Buffet Menu

Daftar beberapa paket untuk dipilih. Makanan disajikan di atas meja panjang

yang didesain semenarik mungkin, pengunjung tinggal memilih sendiri

hidangan yang akan dinikmati sesuai dengan selera masing-masing. (Soekrisno,

1996:70-71)

1.6.5. Ruang Audio Visual

Secara harfiah Audio berarti pendengaran atau penerimaan bunyi (kata benda),

visual adalah gambar atau yang dapat dilihat (kata keterangan). Audio Visual itu sendiri

adalah sebagai alat komunikasi yang dapat didengar dan dilihat. Perangkat yang

digunakan sebagai alat audio visual meliputi radio, televisi, telekomunikasi.

Audio Visual sebagai bentuk komunikasi massa yang dikelola sebagai komoditi

agar tersebar luas sesuai dengan sasaran yang dituju, dikemas adalam bentuk berbagai

komunikasi seperti TV Comercial, Video Clip, Video profile, Film ataupun animation

dan slide to slide.

Gambar bergerak dan bersuara atau yang lebih dikenal dengan nama film,

merupakan suatu bentuk komunikasi massa yang didalamnya terdiri dari produser,

pemain hingga seperangkat kesenian lain yang sangat mendukung seperti musik, seni

rupa, teater, dan seni suara. Semua unsur tersebut terkumpul menjadi komunikator dan

bertindak sebagai agen transformasi budaya.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 90) dinyatakan

bahwa pelayanan audio visual adalah kegiatan melayankan bahan multimedia kepada

pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam peprustakaan,

misalny film dengan proyektornya. Untuk keperluan kelompok, misalnya untuk mengajar

atau seminar, pustaka dan perlengkapannya dapat dipinjamkan keluar gedung

perpustakaan.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Pelayanan pandang dengar bertujuan dengan.

1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan

rekreasi.

2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan.

3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan.

4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui pustaka pandag dengar disamping lewat

bacaan.

Gambar II.24 Jarak duduk dan sirkulasi pada tempat audio visual

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 298)

Gambar II.25 Jarak duduk dan sirkulasi pada tempat audio visual

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. 2003 : 299)

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

1.7. Organisasi Ruang

1.7.1. Sirkulasi Ruang

Sirkulasi ruang terdapat lima macam, yaitu :

a. Sirkulasi Linier

Gambar II.26 Sirkulasi Linier

(Sumber : D.K.Ching, Francis, 2000: 265)

Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang.

Memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran.

b. Sirkulasi Grid

Gambar II.27 Sirkulasi Radial

(Sumber : D.K.Ching, Francis, 2000: 265)

Konfigurasi Radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah

pusat bersama.

c. Sirkulasi Jaringan

Gambar II.28 Sirkulasi Jaringan

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 2000: 265)

Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu

dalam ruang.

d. Sirkulasi Grid

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Gambar II.29 Sirkulasi Grid

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 2000: 265)

Konfigurasi Grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan

pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.

1.7.2. Pola Organisasi Ruang

Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014: 10-11) terdapat lima bentuk

organisasi ruang, yaitu:

a. Organisasi Terpusat

Gambar II.30 Organisasi Terpusat

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11) 68

Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari

sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas

dan dominan. Ruang pusat sebagai ruang pemersatu dari organisasi terpusat, pada

umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk mengumpulkan sejumlah

ruang sekunder di sekitar bentuknya.

b. Organisasi Linier

Gambar II.31 Organisasi Linier

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang mirip dalam

hal ukuran, bentuk dan fungsi. Dapat juga terdiri dari ruang-ruang linier yang

diorganisir menurut panjangnya sederetan ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk

dan fungsi. Masing-masing ruangan berhubungan langsung. Bentuk ini biasanya

mengadaptasi adanya perubahan perubahan topografi. Bentuk dapat lurus, persegi atau

melengkung. Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014: 10), bentuk linier

terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur dalam suatu deret dan berulang.

c. Organisasi Radial

Gambar II.32 Organisasi Radial

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)

Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linier.

Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah organisasi-

organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya. Dengan lengan-lengan

liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur

tertentu atau benda-benda lapangan lainnya. Menurut Andie Wicaksono dan Endah

Tisnawati (2014: 10), bentuk radial merupakan komposisi-komposisi dari bentuk-

bentuk linier yang berkembang keluar dari bentuk berpusat searah dengan jari-jarinya.

d. Organisasi Cluster/Mengelompok

Gambar II.33 Organisasi Cluster/Mengelompok

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)

Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan sebagai

dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Seringkali

penghubungnya berupa sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa

dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. Bentuk

organisasi bersifat luwes dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung

tanpa mempengaruhi karakternya.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

e. Organisasi Grid

Gambar II.34 Organisasi Grid

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11) 70

Terdiri dari beberapa ruang yang tersusun secara grid tiga dimensi atau bidang.

Organisasi grid membentuk hubungan antara ruang dari seluruh fungsi posisi dan

sirkulasi. Bentuk grid terdiri dari dua set jalan yang sejajar yang saling berpotongan

pada jarak yang sama dan menciptakan bujursangkar/ kawasan-kawasan segi empat.

Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014: 10), bentuk grid yaitu bentuk-

bentuk modular yang hubungannya satu sama lain diatur oleh grid-grid tiga dimensi

.

1.8. Furniture

Kata "furniture" berdasarkan Encyclopedia Americana adalah sebagai berikut : Furniture,

morable obyects in a room designated are that useful for men' activities (suatu obyek/benda didalam

ruangan yang didesain dengan tujuan untuk aktivitas manusia). Terdapat beberapa faktor keamanan

furniture pada anak yang perlu diperhatikan, diantaranya: i. Furniture dan elemen lain di dalam

kamar tidak mengandung benda tajam. ii. Memastikan furniture tidak terbalik dan sudut furniture

yang harus dibulatkan. iii. Menjauhkan furniture yang bisa dinaiki dari jendela. iv. Menghindari

peletakkan kontak dengan arus listrik yang mudah dijangkau. Tutup bagian depan stop kontak atau

menggantinya dengan model yang memunyai pengaman. (R.r Vicky, dkk, 2014: 12-13)

a. Sifat Perletakan

1. Bulit In : Jenis furniture yang perletakannya menempel pada dinding, misalnya almari, rak,

dan sebagainya.

2. Moveable : Jenis furniture yang bergerak bebas dan dapat dipindahkan.

b. Bentuk Furniture

1. Fungsional : Furniture yang didesain atas dasar kepentingan aman, pemanfaatan bahan, dan

teknik maksimal.

2. Tema : Kelompok furniture yang secara visual memberi suatu tema tertentu.

3. Khusus : Furniture yang direncanakan secara khusus guna suatu kepentingan, dalam hal ini

furniture dirancang khusus untuk anak-anak. Pemilihan furniture yang akan digunakan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

untuk anak-anak hendaknya menghindari bentuk yang runcing atau tajam, berserat kasar,

dan memiliki elemen yang membahayakan.

c. Penyusunan Letak Furniture Penyusunan letak funiture berdasarkan pada penentuan daerah aktif

dan pasif. Daerah aktif adalah daerah dimana terjadi kegiatan dengan frekuensi tinggi dan

bersifat cepat.

1.9. Unsur Pembentuk Ruang

Elemen Pembentuk Ruang adalah struktur wadah ruang kegiatan diidentifikasikan sebagai

lantai, dinding, dan langit-langit/Plafond yang menjadi satu kesatuan struktur dalam sehari-hari.

Elemen pembentuk ruang terdiri dari.

a. Lantai

Selain berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah, lantai berfungsi sebagai

pendukung beban dan benda-benda yang ada diatasnya seperti perabot,manusia sebagai civitas

ruang, dengan demikian dituntut agar selalu memikul beban mati atau beban hidup berlalu

lalang diatasnya serta hal-hal lain yang ditumpahkan diatasnya.(Mangunwijaya, 1980 : 329).

Kelangsungan kegiatan, pemilihan jenis pelapis lantai akan ditinjau dari macam atau

jenis kegiatannya, dan pada umumnya dikenal beberapa klasifikasi dari penyelesaian lantai

seperti berikut: untuk lantai keras sifat pemakaian lebih baik dan banyak menguntungkan,

karena pembersihan yang mudah. Sedangkan lantai yang jenisnya medium lebih bersifat hati-

hati. Syarat-syarat bentuk lantai antara lain.

1. Kuat, lantai harus dapat menahan beban,

2. Mudah dibersihkan,

3. Fungsi utama lantai adalah sebagai penutup ruang bagian bawah. lainnya adalah untuk

mendukung beban-beban yang ada di dalam ruang. (Ching,1996)

Elemen horizontal bawah juga dapat divariasikan dengan

dinaikkanatauditenggelamkan. Semakin banyak beda ketinggian elemen horizontal bawah

dengan sekitarnya, 'rasa' keterpisahan ruangnya semakin kuat.

b. Dinding

Dinding bangunan dari segi fisika bangunan memiliki fungsi antara lain.

1. Fungsi pemikul beban di atasnya, dinding harus kuat bertahan terhadap 3 kekuatan

pokok yaitu tekanan horizotal, tekanan vertikal, beban vertikal dan daya tekuk akibat

beban vertikal tersebut.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

2. Fungsi pembatas ruangan, pembatasan menyangkut penglihatan, sehingga manusia

terlindung dari pandangan langsung, biasanya berhubungan dengan kepentingan–

kepentingan pribadi atau khusus. (Mangunwijaya, 1980 : 339).

Warna dinding juga berpengaruh pada kesan ruang, warna-warna yang mengkilat lebih

banyak memantulkan sinar sebaliknya warna buram kurang memantulkan sinar. Warnawarna

yang terang memberikan kesan ringan dan luas pada suatu ruang, sedangkan warna gelap

memberikan kesan berat dan sempit (Suptandar, 1982; 46). Selain warna, dinding juga

merupakan bidang yang secara leluasa dapat dihias sesuai dengan selera. Cara menghias

dinding menurut Pamuji Suptandar (1985: 30);

1. Membuat motif-motif dekorsi dengan digambar, dicat, dicetak, diaplikasikan dan

dilukis secara langsung didinding.

2. Dinding ditutup atau dilapisi dengan bahan yang ornamentik atau dengan

memasang hiasan-hiasan yang ditempel pada dinding.

c. Plafond

Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata “ceiling”, yang

berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara

umum dapat dikatakan: Ceiling adalah sebuh bidang (permukaan) yang terletak di atas garis

pandang normal manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan

sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada dibawahnya. Fungsi ceiling

memiliki berbagai kegunaan yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur pembentuk

ruang (space) yang lain (seperti dinding atau lantai). antara lai.

1. Pelindung kegiatan manusia, dengan bentuknya yang palig sederhana, ceiling sekaligus

berfungsi sebagai atap.

2. Sebagai pembentuk ruang, ceiling bersama-sama dengan dinding dan lantai membentuk

suatu ruang dalam.

3. Sebagai skylight, di sini ceiling berfungsi untuk meneruskan cahaya alamiah kedalam

bangunan. Banyak digunakan pada plaza-plaza, gallery, sebagai penunjuk sirkulasi

menuju ke suatu tempat; atau pada hall suatu gedung. Pada dasarnya tempat-tempat

tersebut disediakan untuk membuat suasana, memberikan perasaan lega dan lapang dan

sebagai area transisi (peralihan) dari arah luar menuju ke dalam bangunan.

4. Untuk menonjolkan konstruksi pada gedung-gedung untuk dekorasi, ceiling mampu

mencerminkan struktur yang mendukung beban-beban.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

5. Merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagai instalasi, docting AC, kabel

listrik, gantungan armature, loudspeaker dan lain-lain. Di balik ceiling perlu ada rongga

guna kperluan pengontrolan-pengontrolan jika terjadi kerusakan pada instalasi-instalasi.

6. Sebagai bidang penempelan titik-titik lampu.

7. Sebagai penunjang unsur dekorasi ruang dalam, terutama pada bangunan-bangunan

umum: restaurant, hall/lobby hotel dan lain-lain.

8. Bentuk ceiling dalam suatu bangunan dapat memperlihatkan sifat/kesan ruang tertentu,

dengan membuat ketinggian atau garis-garis (material) serta struktur kesemuanya akan

dinikmati langsung oleh penghuni yang berada dibawanya.

Perbedaan tinggi dan bentuk ceiling dapat menunjukkan perbedaan visual atau zone-

zone dari ruang yang lebih luas, dan orang dapat merasakan adanya perbedaan aktivitas

dalam ruang tersebut.

1.10 Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang

a. Pintu

Menurut Ching (1996 : 220), pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita

sendiri, perabot, dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke

ruang lain dalam bangunan. Penempatan pintu berpengaruh pada sistem sirkulasi yang

dipergunakan, pengarahan atau pembimbingan jalan. Bukaan pintu yang terletak pada atau

berdekatan dengan sudut-sudut, dapat membuat jalur-jalur melintas disisi ruangan.

Menempatkan bukaan pintu beberapa kaki dari sudut memungkinkan perabot seperti unit

penyimpanan ditempatkan menempel di sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat

mengendalikan jalan keluar masuk cahaya, suara, udara, panas dan dingin. (Ching, 1996 :

112). Jalan masuk bisa dibuat lebar atau sempit. Itu tergantung dari kebijakan yang dianut

peritel. Kebijakan yang menganut “ingin menyenangkan dan melayani” akan mengatur lebar

jalan masuk yang membuat dua orang bisa berjalan beriringan masuk sambil berpapasan

dengan dua orang dari arah berlawanan yang juga berjalan beriringan. Sebaliknya, jika

kebijakannya adalah “melakukan efisiensi”, lebar jalan akan diatur cukup untuk dua orang

berjalan berpapasan secara pas-pasan. Jalan masuk yang lebar banyak dipakai oleh gerai kelas

atas, sementara jalan masuk yang sempit, banyak dipakai oleh gerai kelas menengah dan

bawah. (Ma‟ruf, 2005 : 206).

b. Jendela

Jendela dapat dilihat sebagai bagian yang terang pada dinding, jendela dapat

dikembangkan sampai ketaraf dimana jendela menjadi bidang dinding fisik. Jendela yang

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

transparan secara visual dapat menyatukan sebuah ruang interior dengan ruang luar atau

dengan ruang interior disebelahnya. (Ching, 1996 : 224). Jendela adalah salah satu bukaan

ruang yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang dalam dan ruang luar baik secara

visual maupun sebagai sirkulasi udara dan cahaya pada ruang tersebut. Susunan jendela yang

kecil dan tinggi memberi kesan sesak mengakibatkan perasaan seakan-akan tersekap dalam sel

tahanan. Lain halnya dengan jendela yang berukuran besar dan ditempatkan rendah akan

memberikan perasaan bebas. (Wilkening, 1989: 43)

1.11 Warna

Setiap warna memiliki efek berbeda pada setiap orang. Warna kombinasi yang dipilih secara

benar akan menciptakan harmoni. Sebaliknya, warna yang tidak dipilih dengan benar akan

menghasilkan agresi, ketidaknyamanan, dan kelelahan. Selain itu, warna membentuk karakter yang

dapat membantu mengatasi kesulitan dengan mengalihkan perhatian dari emosi negatif.

Dalam dunia interior, pengaplikasian warna baik dalam ruang ataupun furniture sangatlah

penting. Menurut R.r Vicky, dkk (2014: 23-26), terdapat efek psikologis yang dapat ditimbulkan dari

warna, diantaranya :

Merah

Merah merupakan sumber energi dan kegembiraan, meningkatkan tekanan darah dan

membuat jantung berdetak lebih cepat. Warna cat merah sempurna dapat diapliaksikan untuk

ruang makan, kamar tidur orang dewasa, ruang bermain anak-anak, ruang kerja, dan benda

didalam ruang yang membutuhkan aktivitas fisik yang tinggi.

Kuning

Kuning adalah warna kebahagiaan, harapan, dan membangkitkan kreativitas. Warna kuning

ini dapat diaplikasikan pada kamar mandi utama, meja makan, ruang baca, ruang belajar,

ruang kerja, ruang pertemuan sosial, dan tempat dimana diperlukan pembicaraan. Jangan

gunakan warna ini pada ruang istirahat serta pada anak dan orang dewasa yang hiperaktif,

agresif atau memiliki kelaianan perilaku.

Orange

Orange merupakan personifikasi kegembiraan dan energi yang berpengaruh menyingkirkan

kesepian dan ketakutan, meningkatkan nafsu makan, memberikan kreativitas, membuka

pikiran, memberikan energi dan kehangatan. Warna ini baik digunakan pada area bermain,

ruang latihan, sanggar tari, dan ruang olahraga, dan jangan digunakan pada ruang istirahat

atau area bersantai lainnya.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Biru Muda

Biru Muda adalah warna yang dapat memperlambat denyut jantung, menurunkan suhu

tubuh, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi stres otot. Biru membangkitkan perasaan

tenang dan dapat digunakan di kamar tidur, kamar mandi, ruang istirahat, klinik, ruangan

bagi mereka yang menderita insomnia dan mengalami syok.

Biru Tua

Biru tua adalah warna yang merangsang aktivitas hormonal di seluruh tubuh, proses-proses

yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri, dan kemampuan psikis. Gunakan warna

ini untuk area meditasi. Jangan gunakan warna ini pada ruang bermain atau pusat aktivitas

fisik.

Hijau

Hijau merupakan warna yang memberi efek menenangkan, jiwa muda, kedamaian, relaksasi,

warna dingin, dan semangat. Warna ini baik digunakan pada ruang istirahat, ruang makan,

dan ruang membaca, Jangan gunakan warna ini pada laboratorium atau ruangan yang

memerlukan pemikiran analitis.

Pink

Pink merupakan warna yang identik dengan dunia mimpi, rasa nyaman, serta mengurangi

pikiran suram, melankolis, dan stres. Warna ini dapat melarutkan hal-hal negatif serta

menceritakan tentang cinta dan gairah.

Ungu

Ungu adalah warna yang mencerminkan kemewahan, romantis, merangsang aktivitas otak,

memberikan rasa sejuk, tenang, kreatifitas, estetika, artistik, dan cita-cita. Di sisi lain, ungu

dapat menyebabkan depresi dan isolasi. Gunakan warna ini pada ruangan dengan aktivitas

artistik, estetik, dan imajinatif, ruang teater, dan ruang kelas untuk anak-anak. Jangan

gunakan warna ini di dalam ruangan yang digunakan untuk hiburan atau dimana kita

menginginkan adanya percakapan, atau di ruangan yang ditinggali oleh mereka yang

memiliki gangguan mental.

Hitam

Hitam adalah warna yang kaya, menarik, dan dipertanyakan, agresif, sinyal suasana hati

yang pesimis. Warna ini dapat diaplikasikan hanya ssebagai aksen karena penggunaan yang

berlebihan dapat mengakibatkan depresi.

Abu-Abu

Abu-abu merupakan warna yang membangkitkan perasaan tenang di sebuah ruangan, warna

netral yang elegan, tetapi dapat menyebabkan depresi bagi sebagian orang.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

Putih

Putih adalah warna yang netral dan mencerminkan semua cahaya dalam spektrum warna.

Putih memberikan efek ruang yang lebih luas, menenangkan, steril, dan terasa dingin. Warna

ini baik digunakan pada ruang yang berhubungan dengan profesi kesehatan, seperti ruang

praktik dokter, apotek, laundry, dan ruang kerja.

1.12 Interior sistem

c. Penghawaan

Penghawaan merupakan faktor penting dalam proses pergantian udara, udara kotor

dapat diganti dengan udara yang bersih melalui pintu maupun jendela. Tingkat kepuasan

penghawaan dapat dicapai dari proses mendinginkan udara mencapai temperatur dan

kelembaban distribusi udara dalam ruang dapat diperhatikan pada tingkat keadaan yang

diinginkan. Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya, yaitu.

1. Penghawaan Alami : Penghawaan yang bersumber dari alam.

2. Penghawaan Buatan : Penghawaan buatan diperlukan pada ruang serba guna karena

tidak memungkinkan perlubangan yang dapat mengakibatkan kebocoran suara sehingga

tercipta kondisi akustik yang tidak baik. (Pamudji Suptandar, 1982: 85)

Adapun jenis-jenis sistem penghawaan buatan, yaitu.

1) AC Central

Sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan di

distribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan

ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara / ducting AC.

2) AC Split

Kapasitas daerah pelayanannya kecil tetapi lebih besar dari AC Window dan

penempatannya pada dinding bagian dalam ruang biasanya digunakan pada ruang –

ruang kelas, ruang studio , ruang pengelola

3) Exhoust fan

Bekerja dengan cara mengeluarkan udara yang tidak diinginkan dalam ruangan seperti

udara panas dan bau.

d. Pencahayaan

Pencahayaan adalah suatu penerangan yang digunakan untuk menerangi bangunan

maupun ruangan. Perencanaan sistem pencahayaan harus disesuaikan dengan jenis bangunan atau

ruangan yang akan dibuat. Menurut R.r Vicky, dkk (2014: 104-118), sistem pencahayaan dibagi

menjadi 2, yaitu.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

1. Pencahayaan alami

Proses menempatkan jendela, bukaan, dan permukaan rekletif lainnya sehingga

pada siang hari ruangan tersebut dapat menyediakan cahaya alami yang efektif ke dalam

ruangan. Perhatian khusus diberikan pada pencahayaan alami saat merancang bangunan

dengan tujuan untuk memaksimalkan kenyamanan visual atau untuk mengurangi

penggunaan energi. Penggunaan energi pencahayaan buatan dapat dikurangi dengan

mengurangi instalasi lampu atau dengann mode lampu listrik otomatis (daylight

harvesting).

Pencahayaan alami siang hari terutama di daerah tropis dapat dimanfaatkan mulai

sekitar pukul 06.00-18.00. Penggunaan cahaya alami siang hari ini bermanfaat untuk

mengurangi konsumsi energi listrik dalam ruangan dan memberikan kenyamanan

fisiologis serta psikologis bagi pengguna.

2. Pencahayaan Buatan

Sistem pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu

(lampu lantai, lampu dinding, dan lampu plafon), armature dan peralatan yang

memendarkan cahaya. Pencahayaan buatan dalam ruangan terbagi menjadi pencahayaan

utama (general lighting), pencahayaan khusus (accent Lighting), pencahayaan tambahan

(task Lighting), dan pencahayaan yang bersifat dekoratif (decorative lighting). (Imelda

Akmal, 2006 : 22)

Pencahayaan buatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya.

a. Distribusi intensitas cahaya dari armatur.

b. Perbandingan antara keluaran cahaya dari lampu di dalam armatur.

c. Reflektansi cahaya dari langit-langit, dinding,dan lantai.

d. Pemasangan armatur (menempel atau digantung di plafon).

e. Dimensi atau ukuran luas ruangan.

Menurut sumbernya, cahaya dapat dibagi menjadi dua yaitu:

3. Cahaya langsung (direct lighting) yaitu cahaya yang bias sinarnya langsung mengarah

pada objek. Direct lighting biasanya digunakan agar ruangan berfungsi dengan baik

sehingga sangat bergantung pada intensitas cahayanya.

4. Cahaya tidak langsung (indirect lighting) yaitu cahaya yang bias sinarnya tidak langsung

mengarah pada objek. Indirect lighting biasanya digunakan untuk tujuan estetika dan

memfokuskan pada intensitas cahayanya. (R.r Vicky, dkk, 2014: 104111)

Pada sistem ini perlu diperhatikan ketidak nyamanan bagi pengguna antara lain:

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

1. Tidak menyebabkan keletihan pada mata

2. Tidak banyak membuang-buang sinar dengan percuma (efisien) dan sesuai kebutuhan

3. Sesuai dengan ruang tersebut dan suasana yang akan diciptakan

Untuk perhitungan instalasi penerangan suasana ruangan perlu diperhatikan pula refleksi

pencahayaan dari langit-langit dinding, mebel, lantai. Untuk keharmonisan ruangan dianjurkan

faktor refleksi lantai minimum 15 % langit-langit 60% dan dinding 30% serta mebel minimum

20% (Christina D, -dkk, 1991; 3)

c. Akustik

Menurut Satwiko (2004: 124), sistem akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang mutu

suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan dengan organ pendengar, suara,

atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang

mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya. Tujuan dari akustik yaitu.

1. Mengatur sistem tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan.

2. Mengurangi dan meniadakan bunyi yang sifatnya mengganggu.

3. Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatan dalam ruang khusus yang

menghendaki sistem akustik yang spesifik.

4. Tingkat kebisingan disetiap kamar atau ruang.

d. Sistem Keamanan

1. Sistem Pengamanan Terhadap Kegiatan Rumah Budaya Korea ini menggunakan Security

dan CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor

suatu ruang melalui monitor yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang

pada setiap sudut ruangan yang diinginkan.

2. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Rumah Budaya Korea ini menggunakan

smoke detektor yang bekerja bila suhu mencapai 700C, fire alarm system yang otomatis akan

berbunyi jika ada api atau panas pada suhu 1350C sampai 1600C, fire estinguisher, sprinkler

(Penempatan titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran

ringan. Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 meter dengan ketinggian ruang 3

meter. Kepala sprinkler yang dipasang dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh

lebih dari 2,25 meter dari dinding), dan hidrant kebakaran sebagai sistem keamanan terhadap

bahaya kebakaran.

3. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Asap Rumah Budaya Korea ini menggunakan

beberapa alat sebagai sistem keamanan terhadap bahaya asap, diantaranya:

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka A. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812012_bab2.pdf · perang dunia II pada ... terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga

a. Fire damper : Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap

dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi

kebakaran akan segera menutup pipa-pipa tersebut.

b. Smoke & heat ventilating : Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang

menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat

mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-

asap tersebut.

c. Vent & exhaust : Alat ini dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi

menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula

dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk

memberikan tekanan pada udara di dalam.