BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

13
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mendukung dan mendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh dan berkembang tanpa matematika. Matematika tumbuh dan berkembang sendiri tanpa bantuan dari ilmu lain. Objek ilmu matematika adalah benda-benda abstrak. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. (Hasan Alwi, 2002:723). Pengertian lain menurut James and James yaitu mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, prosedur operasional dan logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya. 2.1.2 Model Pembelajaran SAVI 2.1.2.1 Pengertian SAVI Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistamatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar yang

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Matematika

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mendukung dan

mendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh dan

berkembang tanpa matematika. Matematika tumbuh dan berkembang sendiri

tanpa bantuan dari ilmu lain. Objek ilmu matematika adalah benda-benda

abstrak.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat

memegang peranan penting karena matematika dapat meningkatkan

pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif,

dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai sedini

mungkin oleh para siswa.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan

sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

(Hasan Alwi, 2002:723). Pengertian lain menurut James and James yaitu

mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai

bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan

yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi kedalam tiga bidang,

yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, prosedur

operasional dan logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep

yang berhubungan satu dengan yang lainnya.

2.1.2 Model Pembelajaran SAVI

2.1.2.1 Pengertian SAVI

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistamatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

diberikan untuk mencapai tujuan tertentu. Model berfungsi sebagai pedoman

bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

(Ending Mulyatiningsih,2011:127-128)

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan

karakteristik dari siswa dalam hal ini siswa SD. Siswa SD memiliki

kecenderungan lebih senang bermain dari pada belajar. Untuk menarik hati

siswa maka diperlukan model pembelajaran yang menyenangkan dan

mengikut sertakan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

berdasarkan aktifitas dirasakn lebih efektif dari pada belajar dengan

mendengarkan penjelasan dari guru. Belajar berdasarkan aktifitas berarti

bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra

sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/ pikiran terlibat dalam proses

pembelajaran. (Dave Meier, 2002:90) .

Dave Meier 2002 mengemukakan bahwa belajar dengan menggabungkan

gerakan fisik dengan aktivitas dan penggunaan semua indra dapat berpengaruh

besar pada pembelajaran. Dave Meier menyajikan suatu system lengkap untuk

melibatkan kelima indra dan emosi dalam proses belajar yang merupakan cara

belajar secara alami yang di kenal dengan model SAVI, yaitu somatis, auditori,

visual, dan intelektual.

Dave meier (2002:92-99) memberikan rincian dari keempat unsur tersebut

yaitu:

a. Somatic, yang berasal dari bahasa Yunani”soma” yang artinya tubuh.

Dalam hal ini somatis berarti belajar dengan indera peraba, melibatkan

fisik dan menggerakkan tubuh ketika belajar. Untuk merangsang hubungan

pikiran-tubuh guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat

membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara

fisik. Contoh sikap belajar dengan melibatkan fisik antara lain:membuat

model dalam proses atau prosedur, memerankan suatu proses,

menjalankan pelatihan belajar aktif seperti simulasi, permainan belajar .

b. Auditori, yang artinya suara. Tanpa di sadari telinga menangkap dan

menyimpan informasi yang telah di dengar. Pembelajaran auditori

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

merupakan belajar paling baik jika mendengar dan mengungkapkan kata-

ka belajar Auditori merupakan cara belajar standar bagi semua orang sejak

awal sejarah. Seperti kita ketahui sebelum manusia mengenal baca tulis

banyak informasi yang disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan.

Berikut contoh dari penggunaan sarana auditori dalam belajar antara

lain:membaca keras dari buku, mendengarkan kast, membincangkan

secara terpetinci tentang materi yang di pelajari,

c. Visual. Siswa akan lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang

dibicarakan. Siswa akan lebih memahami jika dapat melihat contoh dari

dunia nyata, diagram, peta gagasan,ikon dan gambar dari segala macam

hal yang sedang dipelajari. Setiap orang memiliki ketajaman visual yang

sangat kuat. Hal ini dikarenakan didalam otak terdapat lebih banyak

perangkat untuk memproses informasi visual dari pada semua indra yang

lainnya. Dave Meier(2002:98) menyatakan bahwa seseorang akan lebih

mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang di bicarakan. Ada

beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pembelajaran lebih

visual seperti cerita bergambar. Media tiga dimensi, bahasa tubuh,

mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan dan membicarakan situasi

tersebut.

d. Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan

manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan hubungan,

makna, rencana dan nilai-nilai dari hubungan tersebut. Intelektual adalah

bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan

membangun makna. Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran,

sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman,

menciptakan jaringan syaraf baru dan belajar. Intelektual menghubungan

pengalaman mental, fisik, emosional, dan intuitif tubuh untuk membuat

makna baru bagi dirinya sendiri.

Pengertian lain mengenai model pembelajaran SAVI yaitu Somatic artinya

belajar dengan bergerak dan berbuat. Auditori artinya belajar dengan berbicara

dan mendengar. Visual artinya belajar mengamati dan menggambarkan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

Intelektusal artinya belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan.

(Rusman,2012:373-374). Sedang menurut Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl

2012:130. Somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan

tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh

sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung).Auditori adalah belajar melalui

mendengar sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramah – kuliah,

diskusi, debat dan instruksi(perintah)ferbal. Visual adalah belajar melalui

melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kita suka

pertunjukan , peragaan atau menyaksikan video. Intelektual adalah bagian diri

yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna

Dari beberapa pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa SAVI

memiliki arti somatic yaitu belajar dengan mengikutsertakan indra perapa,

auditori yaitu belajar dengan mendengarkan informasi, visual yaitu belajar

dengan melihat atau mengamati dan intelektual yaitu belajar menggunakan

pikiran seperti menemukan dan memecahka masalah.

Dave Meier berpendapat bahwa prinsip dari model pembelajaran SAVI

sama dengan prinsip dari gerakan Accelerated Learning (AL), maka

prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:

1. Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh

2. Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.

3. Kerjasama membantu proses pembelajaran

4. Pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan

5. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan

balik.

6. Emosi positif sangat membantu pembelajaran.

7. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

2.1.2.2 Kelebihan model pembelajaran SAVI

Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui

penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

a. Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri

pengetahuannya.

b. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa

diperhatikan sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika.

c. Memupuk kerjasama karena siswa yang lebih pandai diharapkan dapat

membantu yang kurang pandai.

d. Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif

e. Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan

psikomotor siswa

f. Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa

g. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik.

h. Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat dan

berani menjelaskanjawabannya.

i. Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar

2.1.2.3 Langkah-langkah SAVI

Dave Meier(2002:106-108) mengemukakan bahwa model pembelajaran SAVI

ini dilaksanakan dalam empat tahap yaitu

a. Persiapan, tujuan tahap ini adalah untuk menimbulkan minat para

peserta didik, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman

belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi

optimal untuk belajar

b. Penyampaian, tujuan tahap ini adalah membantu peserta didik

menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik,

menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra dan cocok untuk

semua gaya belajar

c. Pelatihan, tujuan tahap ini adalah membantu peserta didik

mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru

dengan berbagai cara.

d. Penampilan hasil, tujuan tahap ini, membantu peserta didik

menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus

meningkat.

Dari masing-masing tahap di atas setiap tahap memiliki cakupan secara

spesifik seperti yang di kemukakan oleh Herdian 2009 dan dipertegas oleh

Dave Meier (2002:106-108)yaitu:

1. Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)

Tujuan pada tahap persiapan yaitu merangsang minat siswa sehingga

membuat aktif dan merasa nyaman dalam belajar. Berikut beberapa

unsur dalam persiapan belajar antara lain:

a. Memberikan sugesi positif

b. Memberikan tujuan yang jelas dan bermaknam

c. Membangkitkan rasa ingin tahu

d. Menciptakan lingkungan fisik yang positif.

e. Menciptakan lingkungan sosial yang positif

f. Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.

2. Tahap Penyampaian (kegiatan inti)

a. Pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh

b. Presentasi interaktif

c. Grafik dan sarana yang presentasi brwarna-warni

d. Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar

e. Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim

f. Latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)

g. Pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual

h. Pelatihan memecahkan masalah

3. Tahap Pelatihan (kegiatan inti)

a. Aktivitas pemrosesan siswa

b. Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali

c. Simulasi dunia-nyata

d. Permainan dalam belajar

e. Aktivitas pemecahan masalah

f. Refleksi dan artikulasi individu

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

g. Pengajaran dan tinjauan kolaboratif

h. Mengajar balik

4. Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)

a. Aktivitas penguatan penerapan

b. Materi penguatan prsesi

c. Pelatihan terus menerus

d. Umpan balik dan evaluasi kinerja

e. Aktivitas dukungan kawan

f. Perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung.

Untuk mengetahui berhasil atau tidak penggunaan model pembelajaran

SAVI maka dapat diketahui melalui nilai hasil belajar siswa.

2.1.3 Hasil Belajar

Pengertian hasil (produk) menunjuk pada suatu perolehan akibat

dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya

input secara fungsional

Belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap

dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya

penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002

:280).

Sedangkan menurut Slameto belajar adalah ”merupakan suatu proses

usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu

itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).

Dari beberapa pandangan mengenai pengertian belajar diatas dapat di tarik

kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan perilaku seseorang yang relative

permanen yang di akibatkan karena adanya interaksi dengan lingkungan.

Belajar bukan hanya di peroleh dari pendidikan formal namun dari

lingkungan sekitar pun siswa dapat memperoleh informasi. Dari pendidikan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

formal siswa dapat belajar dari ilmu pengetahuan yang di berikan oleh guru.

Dalam kehidupan sehari- hari siswa dapat memperoleh informasi dari orang

tua, keluarga dan lingkungan sekitar.proses belajar terjadi secara terus

menerus dalam rangka menjadikan manusia mandiri dan mampu beradaptasi

terhadap lingkungan.

Hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi

dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar

adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-peru bahan dalam

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui

usaha(bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relative lama

dan merupakan hasil pengalaman.

Hasil belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri

mahasiswa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan

perubahan, dalam aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. Kognitif

berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual

yang lebih sederhana. Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan

nilai. Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan

Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah di ajarkan. Hasil belajar

dapat dijelaskan dengan memahami 2 kata yang membentuknya, yaitu “hasil”

dan “ belajar “. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Purwanto,2011:38 - 45)

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis

ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Slametto, 2003:16).

Dengan demikian maka dapat di tarik kesimpulan bahwa hasil belajar

adalah hasil yang di capai dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

pendidikan. Hasil belajar diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan

pendidikan sehingga hasil belajar harus sesuai dengan tujuan.

Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan instrument pengumpulan

data. Tes merupakan salah satu instrument yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa. Tes hasil belajar dilakukan

untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang di ajarkan.

Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan atau

latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang di miliki individu atau

kelompok (purwanto, 20011,54)

2.1.4 Media pembelajaran

2.1.4.1 Pengertian media pembelajaran

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan

(Bovee, 1997). Pembelajaran adalah proses komunikasi antar pelajar,

pengajar, dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang

berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Menurut

gagne (1970) media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar

dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang untuk belajar.

Menurut Y.Miarso secara umum media adalah alat bantu yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah alat dan sumber belajar yang di gunakan oleh seorang

pengajar yang di gunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran untuk

merangsang dan mempermudah pengajar dalam menyampaikan materi

pembelajaran

Tujuan media pembelajaran

1. Mempermudah proses pembelajaran

2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran

3. Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

4. Membantu mengkonsentrasikan pembelajaran dalam proses

pembelajaran

Manfaat media pembelajaran

1. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga materi yang

di pelajarai lebih mudah di pahami

3. Siswa lebih benyak melakukan kegiatan belajar karena siswa tidak

hanya mendengarkan penjelasasn dari guru tetapi juga melakuka

aktivitas belajar seperti mangamati dan melakukan

2.1.4.2 Media tiga Dimensi

Media tiga dimensi adalah media yang dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang dan mempunyai dimensi panjang, lebar,dan tinggi/tebal Ada berbagai

macam media tiga dimensi seperti:Benda asli, benda model,alat tiruan,

diorama. Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam proses

pembelajaran adalah model dan boneka. Model adalah tiruan tiga dimensional

dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu mahal dan terlalu sulit

bila di bawa ke dalam kelas.

Kelebihan dalam menggunakan media tiga dimensi yaitu:dapat

memberikan pengalaman secara langsung,dapat dibuat dengan biaya yang

murah,, dapat mengembangkan konsep realisme siswa

2.1.5 Pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar

Model pembelajaran SAVI merupakan model pembelajaran yang mengajak

siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa mempraktikkan dan

menemukan sendiri materi yang akan di pelajari. Siswa mengamati,

melakukan dan menemukan dan menemukan materi berdasarkan dunia nyata.

Hal ini lebih dapat melekat dalam ingatan siswa.

Siswa akan lebih mudah mengingat materi. Dengan demikian maka hasil

belajar siswa akan meningkat karena siswa lebih memahami materi yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

secara langsung telah di praktikkan oleh siswa dan siswa ikut serta dalam

menemukan materi tersebut.

2.2 Hasil penelitian yang relevan

Judul :Penerapan pendekatan Somatic, Auditory, Visually, Intelectually

(SAVI) untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung campuran pada siswa

kelas 2 SDN Sumbersari 2 Malang oleh Dian Puspitasari. Tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini yaitu; 1) mendeskripsikan penerapan pendekatan

SAVI pada pembelajaran Matematika di kelas 2 SDN Sumbersari 2 Kota

Malang, 2) mendeskripsikan aktivitas siswa selama penerapan pendekatan

SAVI pada pembelajaran Matematika di kelas 2 SDN Sumbers2 SDN

Sumbersari 2 Kota Malang melalui penerapan pendekatan SAVI.Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan SAVI untuk

pembelajaran matematika siswa kelas 2 SDN Sumbersari 2 Kota Malang

dengan standar kompetensi "Melakukan perkalian dan pembagian bilangan

sampai dua angka" dapat dilaksanakan sesuai dengan tahap

persiapan,penampilan, pelatihan, dan penyampaian hasil. Keaktifan siswa

meningkat dari 40,74 pada awal siklus I menjadi 74,81 pada akhir siklus II.

Peningkatan aktivitas sebesar 44,27%. Hasil belajar juga meningkat dari rata-

rata 55,83 dan ketuntasan kelas 25,93% sebelum tindakan menjadi rata-rata

76,3 dan ketuntasan kelas mencapai 82,14% pada akhir siklus II. Peningkatan

hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 19,22%.

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model SAVI Dengan

Materi Pengukuran Pada Siswa Kelas III SDN Karangsono 02 Blitar oleh

Ririn Sumiasih. Penelitian dalam penulisan ini bertujuan untuk: 1) Untuk

mengetahui proses pembelajaran materi pengukuran dengan model

pembelajaran SAVI untuk sis-wa kelas III di SDN Karangsono 02 Blitar. 2)

Untuk mengetahui peningkatan ha-sil belajar siswa kelas III di SDN

Karangsono 02 Kabupaten Blitar pada materi pengukuran yang menggunakan

model pembelajaran SAVI.Hasil observasi awal ditemukan bahwa kegiatan

pembelajaran yang dila- kukan guru sangat membosankan. Dalam

pembelajaran guru hanya menggunakan buku paket dalam kegiatan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

pembelajaran. Sehingga siswa kurang aktif dalam ke- giatan pembelajaran.

Pembelajaran yang membosankan membuat siswa jenuh. Hasil ketuntasan

belajar siswa kelas III SDN Karangsono 02 Blitar hanya 24% dari 17 siswa

yang hasil belajarnya memenuhi KKM.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pembelajaran Matematika melalui

model SAVI pada materi pengukuran panjang dan berat Kelas III, terbukti

hasil belajar siswa menjadi meningkat yaitu dari pra tindakan 24%, pada

siklus I perte- muan 1 mencapai 35%, pertemuan 2 mencapai 60%, pada siklus

II pertemuan 1 mencapai 70%, pertemuan 2 mencapai 94% dengan kriteria

"Sangat baik". Dari pra tindakan sampai siklus II telah mencapai ketuntasan

belajar yang melebihi KKM.Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan

bahwa dalam pembelajaran matematika materi pengukuran panjang dan berat

dengan menggunakan model SAVI hasil belajar siswa meningkat. Disarankan

bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan model SAVI dengan materi yang

lain.

2.3 Kerangka berfikir

Dengan menggunakan model pembelajaran SAVI melalui media tiga

dimensi hasil belajar siswa meningkat. Karena pada model pembelajaran

SAVI merupakan model pembelajaran yang inovatif yang berbeda dengan

proses pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru. Pada model

pembelajaran SAVI siswa di tuntut aktif. Disini siswa mempraktikan sendiri

materi pembelajaran yang di pelajari. Siswa mempraktikan dan mencari tahu

tentang materi yang di ajarkan dengan menganalisis kegiatan yang telah di

lakukan.

Pada model pembelajaran ini siswa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran. Dengan ikut serta melakukan percobaan atau mecahkan

masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari maka ingatan siswa

akan lebih melekat dan lebih mudah di pahami. Siswa tidak mudah lupa

karena siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa lebih senang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8107/3/T1_292009065_BAB II.pdfmendorong perkembangan teknologi. Ilmu-ilmu dasar tidak dapat timbuh

memperoleh pengetahuan dengan bertindak langsung dari pada hanya

mendengarkan penjelasan dari guru. .

Pada pembelajaran SAVI lebih menekankan pada siswa dan sesuai

dengan tahapan berfikir siswa yaitu tahap berfikir konkrit. Dengan SAVI

siswa dapat melihat langsung dan ikut serta dalam pembelajaran. Siswa

tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya.

Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat

dan berani menjelaskanjawabannya.

Dengan menggunakan SAVI siswa belajar untuk bekerja sama dengan

teman. Siswa dapat mengetahui cara bekerja sama yang baik. Sikap gotong

royong juga di perlukan dalam pembelajaran ini. Semua siswa harus aktif

dalam kelompok. Tidak hanya beberapa siswa saja yang aktiif tetapi semua

siswa harus aktif. Apalagi dalam proses pembelajaran menggunakan media

benda tiga dimensi yang dapat di gunakan siswa untuk memperjelas materi

pembelajaran

2.4 Hipotesis

Penerapan model pembelajaran SAVI melalui media benda tiga

dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD N Klero 01 pada

mata pelajaran Matematika.