BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

13
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoretis Kajian teoretis ini terdiri dari tiga sub bab yaitu model pembelajaran Think Pair Share (TPS), media gambar dan sintaks pembelajaran Think Pair Share (TPS)berbantuan media gambar. Pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang berisi pengertian model pembelajaran think pair share menurut para ahli, media gambar berisi pengertian media gambar dari para ahli dan kelebihan gambar, dan sintaks pembelajaran think pair share (tps) berbantuan media gambar. 2.1.1 Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Model pembelajaran Think Pair Share(TPS) adalah model pembelajaran kooperatif yang bertujuan memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga tahapan penting yaitu (think), berpasangaan (pair), berbagi (share).Tahap pertama yaitu think, yaitu guru memberi soal pada siswa kemudian siswa diberi kesempatan berpikir secara mandiri mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru. Tahap kedua pair, yaitu siswa dibagi kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan dan bertukar pikiran untuk memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Tahapan yang ketiga share, yaitu setiap kelompok pasangan saling berbagi pendapat yang sudah didiskusikan dalam kelompok pasangan tadi dengan kelompok pasangan yang lain dalam satu kelas untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Cara berbagi pendapat dengan kelompok lain yaitu salah satu kelompok mencoba memberikan pendapat dari kelompoknya ke depan kelas, sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan dan saran kepada kelompok yang maju. Sugiyanto (2010) mengemukakan bahwa: Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoretis

Kajian teoretis ini terdiri dari tiga sub bab yaitu model pembelajaran Think

Pair Share (TPS), media gambar dan sintaks pembelajaran Think Pair Share

(TPS)berbantuan media gambar. Pada model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) yang berisi pengertian model pembelajaran think pair share menurut para

ahli, media gambar berisi pengertian media gambar dari para ahli dan kelebihan

gambar, dan sintaks pembelajaran think pair share (tps) berbantuan media

gambar.

2.1.1 Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Model pembelajaran Think Pair Share(TPS) adalah model pembelajaran

kooperatif yang bertujuan memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir,

menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga tahapan

penting yaitu (think), berpasangaan (pair), berbagi (share).Tahap pertama yaitu

think, yaitu guru memberi soal pada siswa kemudian siswa diberi kesempatan

berpikir secara mandiri mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru. Tahap

kedua pair, yaitu siswa dibagi kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan dan

bertukar pikiran untuk memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru.

Tahapan yang ketiga share, yaitu setiap kelompok pasangan saling berbagi

pendapat yang sudah didiskusikan dalam kelompok pasangan tadi dengan

kelompok pasangan yang lain dalam satu kelas untuk memecahkan masalah yang

telah diberikan oleh guru. Cara berbagi pendapat dengan kelompok lain yaitu

salah satu kelompok mencoba memberikan pendapat dari kelompoknya ke depan

kelas, sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan dan saran kepada

kelompok yang maju.

Sugiyanto (2010) mengemukakan bahwa:

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

7

pengajar dalam merancang dan melaksanakan aktivitas

pembelajaran.

Joyce & Weil dalam Rusman (2012:133) berpendapat bahwa:

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran

jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan

membimbing pelajaran dikelas atau yang lain.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan model pembelajaran

merupakan rencana pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Menurut Isjoni (2011:132) salah satu model pembelajaran yang

memberikan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain

adalah Think Pair Share menurut Isjoni.

Menurut suyitno (2012)

Model Think-Pair-Share (TPS), tumbuh dari pembelajaran

kooperatif.

Think-Pair-Share (TPS) dapat juga disebut sebagai model belajar

mengajar berpasangan. Model ini pertama kali dikembangkan oleh

Frank Lyman dari Universitas Maryland Think-Pair-Share (TPS)

sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong. Model ini

memberikan kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta

bekerjasama dengan siswa lain.

Menurut Trianto dalam Arends (1997) bahwa: “Think Pair Share

merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana

pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau

diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas

secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair

Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir,

untuk merespon dan saling membantu”.

Slavin (2010:257) menyatakan bahwa:

Ketika guru menyampaikan pelajaran kepada kelas, para siswa

duduk berpasangan dengan timnya masing-masing.

Guru memberikan pertanyaan kepada kelas. Siswa diminta untuk

memikirkan sebuah jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan

dengan pasangannya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap

jawaba. Akhirnya, guru meminta para siswa untuk berbagi jawaban

yang telah mereka sepakati dengan seluruh kelas.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

8

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa pada Think Pair Share

ada 3 tahap yaitu tahap Think atau peserta didik harus berpikir secara individu,

tahap Pair atau tahap berpasangan untuk bertukar pendapat dengan teman dan

tahap Share atau tahap presentasi hasil diskusi mereka yang kemudian akan

membuat para siswa dapat mengetahui pengetahuan dari kelompok lain. Sehingga

rasa toleransi, kepedulian antar sesama siswa akan tumbuh.

Ciri-ciri model think pair share menurut Suprijono (2010:91) adalah :

1) “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan

pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan

oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka

memikirkan jawabannya.

2) “Pairing”, pada tahap ini meminta peserta didik berpasang-

pasangan. Beri kesempatan kepada pasangan-pasangan itu

untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam

makna dari jawaban yang telah dipikirkan melalui

intersubjektif dengan pasangannya.

3) Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya

dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal

dengan “Sharing”. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi

Tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian

pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan

struktur dari pengetahuan yang dipelajari.

Menurut Suprijono (2010:91) tujuan Think Pair Share adalah:

1) “Think” guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait

dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru

memberi kesempatan kepada mereka memikrkan jawabannya

2) “Pairing” diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna

dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif

dengan pasangannya.

3) “Sharing” diharapkan terjadi Tanya jawab yang mendorong

pada pengonstruksian pengetahuan secara integrative. Peserta

didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang

dipelajari.

Menurut Isjoni dalam Jarolimek dan Parker (2010: 36) bahwa beberapa manfaat

yang dapat diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah:

1) Saling ketergantungan yang positif, 2) Adanya pengakuan dan

merespon perbedaan individu, 3) Siswa dilibatkan dalam

perencanaan dan pengelolaan kelas, 4) Suasana kelas yang rileks

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

9

dan menyenangkan, 5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan

bersahabat antara siswa dengan guru, 6) memiliki banyak

kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang

menyenangkan.

Solihatin(2009: 6) mengemukakan bahwa:

“Suasana belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan

berkembang diantar sesama anggota kelompok memungkinkan

siswa untuk mengerti dan memahami materi pelajaran dengan lebih

baik”.

Lie (2005: 46) mengemukakan kelebihan dari kelompok berpasangan yaitu 1)

meningkatkan partisipasi anak, 2) cocok untuk tugas sederhana, 3) lebih banyak

kesempatan untuk montribusi masing-masing anggota kelompok, 4) interaksi

lebih mudah, 5) lebih mudah dan cepat membentuknya

Model Think Pair Share merupakan teknik sederhana yang mempunyai

keuntungan dapat mengoptimalkan pertisipasi siswa mengeluarkan pendapat, dan

meningkatkan pengetahuan. Siswa meningkatkan daya pikir (think) lebih dulu,

sebelum masuk ke dalam kelompok berpasangan (pair), kemudian berbagi dalam

kelompok (share). Setiap siswa saling berbagi ide, pemikiran atau informasi yang

mereka ketahui tentang permasalahan yang diberikan oleh guru, dan bersama-

sama mencari solusinya.

Isjoni (2010: 112), mengatakan bahwa:

Model Think Pair Share adalah memberi siswa kesempatan untuk

bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Selain itu

dapat mengoptimalkan partisipasi siswa, yaitu memberi

kesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk

dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Trianto (mengutip simpulan

Arends) bahwa: “Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk

membuat variasi suasana pola diskusi kelas”. Think Pair Share dapat memberi

siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu (2011:

132).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

10

2.1.2 Media Gambar

Jhon D. Lateheru (1988: 41) mengatakan bahwa “Gambar adalah foto atau

sejenisnya yang menampakkan orang, tempat, dan benda. Foto dapat bersifat

visual konkrit yang menampilkan objek dengan bentuk dan wujud aslinya

sehingga tidak verbalistik”.

Gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat. Gambar

membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di

dalamnya dengan jelas, baik yang ditulis maupun yang diucapkan Amir Hamzah

S, (1981: 27).

Rudi Susiana (2008:15) mengatakan “media gambar diam adalah media

visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Biasanya

sama dengan bentuk foto yaitu gambar diam. Foto-foto yang menampilkan

gambar bentuk dan wujud yang sesuai dengan aslinya”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa gambar merupakan foto atau

sejenisnya didapat dan menampilkan bentuk dan wujud sesuai dengan aslinya

sehingga dapat dilihat dengan jelas dan membantu yang melihatnya mengingat

dan mengerti arti.

Kelebihan yang lain dari media gambar adalah :

a. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah

dibanding dengan media verbal semata,

b. Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-

anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya.

c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita,

d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat

usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah

pahaman dan,

e. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan

peralatan yang khusus.

Oleh sebab itu dengan menggunakan gambar-gambar yang diperoleh dari

internet kemudian diprint agar lebih mudah dibawa dan ditunjukkan kepada siswa

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

11

dalam proses belajar mengajar dengan tujuan siswa akan lebih mudah mengingat

materi pelajaran yang dipelajari sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas

yang diberikan guru sehingga hasil yang diperoleh akan memuaskan.

2.1.3 Penerapan Model Think Pair Share (TPS) dengan media gambar

Sintaks pembelajaran model Think Pair Share berbantuan media gambar terdapat

pada tabel 2.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

12

Tabel 2

Sintaks Pembelajaran Think Pair Share Berbantuan Media Gambar

No Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran

1 Tahap 1 Pendahuluan a. Guru menjelaskan aturan

main dan batasan waktu

untuk tiap kegiatan,

memotivasi siswa terlibat

pada aktifitas pemecahan

masalah

b. Guru menjelaskan

kompetensi yang harus

dicapai oleh siswa.

2 Tahap 2 Think a. Guru menggali

pengetahuan awal siswa

melalui kegiatan

demonstrasi dengan

menujukkan gambar-

gambar perkembangan

teknologi komunikasi

kepada siswa.

b. Guru memberikan lembar

kerja siswa (LKS) kepada

seluruh siswa

c. Siswa mengerjakan LKS

secara individu

3 Tahap 3 Pair a. Siswa dikelompokkan

dengan teman

sebangkunya

b. Siswa berdiskusi

denganpasangannya

mengenai jawaban tugas

yang telah dikerjakan

Tahap 4 Share a. Satu pasang siswa

dipanggil secara acak

untuk berbagi pendapat

kepada seluruh siswa di

kelas dengan dipandu oleh

guru

4 Tahap 5 Penghargaan a. Siswa dinilai secara

individu dan kelompok

Karena pembelajaran ini menggunakan TPS dengan berbantuan media

gambar, maka guru dalam memberikan materi dengan menunjukkan dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

13

memberikan gambar-gambar alat teknologi komunikasi kepada setiap kelompok

agar dalam menyelesaikan soal yang diberikan menjadi mudah dan jelas dalam

mengerjakan.

2.1.4 Belajar dan Hasil Belajar

Dalam belajar terdapat pengertian dari para ahli mengenai belajar, prinsip

belajar dn tujuan belajar. Pada hasil belajar terdapat pengertian hasil belajar dari

para ahli, dan faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

2.1.4.1 Belajar

Menurut Gagne dalam Suprijono (2009:2), “belajar adalah perubahan

disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas”.

Menurut Morgan dalam Suprijono (2009:3), “belajar merupakan

perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil pengalaman”.

Menurut Yamin (2007: 96) belajar merupakan proses orang memperoleh

kecakapan, keterampilan, dan sikap.

Menurut Ibrahim dan Syaodih (2010:35), “belajar merupakan serangkaian

upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap seta

kemampuan intelektual, sosial, afektif, maupun psikomotor”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses mendapatkan pengetahuan sebagai hasil pengalaman dan perubahan

tingkah lakunya dapat diamati.

Proses belajar yang berlangsung menyebabkan terjadinya perubahan dan

peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa , baik dari

segi kognitif, psikomotorik maupun afektif. Berdasarkan teori taksonomi Bloom

dalam Hermawan (2011:10.20,) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui

tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Dengan perincian

sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Ranah ini tertidi dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

14

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima,

menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi

dengan suatu nilai.

3. Ranah Psikomotor

Ranah ini meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-

benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Prinsip belajar yang pertama adalah perubahan perilaku. Perubahan

perilaku memiliki ciri-ciri seperti :

a. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup,

b. Permanen atau tetap,

c. Bertujuan dan terarah,

d. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

Prinsip belajar yang kedua adalah belajar merupakan proses. Belajar

terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Dan prinsip

belajar yang ketiga belajar merupakan bentuk pengalaman.

Tujuan belajar adalah untuk mendapat pengetahuan sehingga mampu

berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain dan

sebagainya.

2.1.4.2Hasil Belajar

Menurut Hermawan (2011:10.20), “hasil belajar mengacu pada sesuatu

yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang

dilakukan”.

Menurut Udin (2011:4.42), “hasil belajar dinilai melalui beragam cara dan

perwujudan menggunakan berbagai bentuk”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahawa hasil belajar

merupakan suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa setelah

mengalami aktivitas belajar. Dan hasil belajar tersebut digunakan oleh guru untuk

dijadikan ukuran dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor dari luar

(ekstern) yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik

dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,

menyenangkan), lingkungan social budaya, lingkungan keluarga, program seklah,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

15

guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru

merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut agar

mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, aktif dan

menantang.

Faktor dari dalam (intern) berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya

motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri. Faktor dari dalam diri

siswa yang mempengaruhi adalah motivasi.

Berdasarkan teori taksonomi Bloom dalam Hermawan (2011:10.20) hasil

belajar terdiri dari 3 ranah yaitu:

1). Ranah Kognitif

Ranah ini tertidi dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2). Ranah Afektif

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima,

menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi

dengan suatu nilai.

3). Ranah Psikomotor

Ranah ini meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-

benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

2.2 Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, dilakukan oleh

Ristina Prihatiningsih (2011) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Perkalian

Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Pelajaran

Matematika Siswa Kelas II SD Negeri 2 Jagalan Karangnongko Klaten Tahun

Pelajaran 2010/ 2011” menyimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil

belajar perkalian siswa kelas II SD Negeri 2 Jagalan Karangnongko Klaten Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Irma Wahyutin (2011) yang

berjudul “ Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Menjumlahkan Bilangan Bulat Bagi Siswa

Kelas IV SDN Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011” menyimpulkan

bahwa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

16

Pair Share dapat meningkatkan kemampuan menjumlah bilangan bulat siswa

kelas IV SD Negeri 01 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Nikmatu Rohmah (2010)

dengan judul meningkatkan hasil belajar IPS melalui media gambar pada siswa

kelas II SDN Turi 1 Kota Blitar mengatakan bahwa dengan menggunakan media

gambar dalam pembelajaran IPS meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Charlotte Ambat harun dan Siti

Nadiroh (2010) dengan penerapan Model Think Pair Share dalam Pembelajaran

Speaking di Kelas III Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III

Sekolah Dasar Laboratorium UPI Kampus Cibiru Kecamatan Cileunyi Kabupaten

Bandung) menyimpulkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

tersebut kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan ekspresif dan

pronunciation kata-kata bahasa inggris sudah baik. Hasil penelitian yang relevan

tersebut secara jelas digambarkan dalam tabel 3.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

17

Tabel 3

Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama

Peneliti

Mapel Variabel yang

diteliti

Tahun Subjek

Penelitian

1 Ristina

Prihatiningsih

Matematika Hasil Belajar

Perkalian

2011 Siswa Kelas 2

SD Negeri 2

Jagalan

Karangnongko

Klaten.

2 Irma

Wahyutin

Matematika Kemampuan

Menjumlahkan

Bilangan Bulat

2011 siswa kelas IV

SD Negeri 01

Jaten

Karanganyar.

3 Umi Nikmatu

Rohmah

IPS Hasil Belajar

IPS

2010 Siswa kelas II

SDN Turi 1

Kota Blitar.

4 Dra.

Charlotte

Ambat harun

Bahasa

Inggris

Pembelajaran

Speaking

2010 Siswa Kelas III

Sekolah Dasar

Laboratorium

UPI Kampus

Cibiru

Kecamatan

Cileunyi

Kabupaten

Bandung).

Dari penelitian di atas ada persamaan dengan apa yang dilakukan oleh

peneliti penggunaan model pembelajaran Think Pair Share. Perbedaanya adalah

mata mata pelajaran, variabel yang diteliti dan kelas yang diteliti tidak sama.

2.3 Kerangka Pikir

Menurut Uma dalam Sugiyono (2010:91), “ kerangka berpikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting”.

Penerapan Think Pair Share berbantuan media gambar dipandang akan

meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa karena model pembelajaran TPS

a. memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan mengenai materi yang diajarkan, karena secara tidak langsung

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3815/3/T1_292009193_BAB II.pdf · menjawab dan saling membantu satu sama lain serta mempunyi tiga

18

memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan guru,serta memperoleh

kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.

b. siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan

pemikirannya dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam

memecahkan masalah.

c. siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam

kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri 2 orang

d. siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya

dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.

e. memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses

pembelajaran.

Menggunakan media gambar memungkinkan siswa lebih memahami apa

yang dipelajari karena dengan gambar yang dilihat siswa akan lebih jelas dalam

mengingat materi yang diajarkan.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kerangka berpikir, maka ditetapkan hipotesis

penelitian sebagai berikut : “ melalui penerapan Think Pair Share berbantuan

media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang materi perkembangan

teknologi komunikasi pada siswa kelas 4 SD Negeri Candi Kecamatan Selomerto

Kabupaten Wonosobo Semester 2/2012-2013”